MENGGUNAKAN MYRIO
Disusun oleh:
NIM. 3.32.18.3.09
NIM. 3.32.18.3.21
2021
TRACKING POSISI ROBOT ODOMETRY
MENGGUNAKAN MYRIO
Disusun oleh:
NIM. 3.32.18.3.09
NIM. 3.32.18.3.21
2021
i
PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Kami menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir dengan judul Tracking
Posisi Robot Odometry Menggunakan MyRIO yang dibuat untuk melengkapi
Sebagian persyaratan menjadi Ahli Madya pada Program Studi Teknik
Elektronika, Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang, sejauh yang
kami ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari tugas akhir yang sudah
dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapat gelar Ahli Madya di
lingkungan Politeknik Negeri Semarang maupun diperguruan tinggi atau instansi
manapun, kecuali bagian yang sumber informasinta dicantumkan sebagaimana
mestinya.
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Tugas akhir dengan judul Tracking Posisi Robot Odometry Menggunakan MyRIO
dibuat untuk melengkapi persyaratan menjadi Ahli Madya pada Program Studi
Teknik Elektronika, Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang dan
disetujui untuk diajukan dalam sidang ujian tugas akhir.
Mengetahui:
Ketua Program Studi Teknik Elektronika,
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Tugas akhir dengan judul Tracking Posisi Robot Odometry Menggunakan MyRIO
telah dipertahankan dalam ujian wawancara dan diterima sebagai syarat untuk
menjadi Ahli Madya pada Program Studi Teknik Elektronika Jurusan Teknik
Elektro Politeknik Negeri Semarang pada tanggal <tgl ujian>.
Tim Penguji:
Ketua, Sekretaris,
Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Elektro,
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir dengan judul Tracking Posisi Robot Odometry
Menggunakan MyRIO tepat pada waktunya. Tugas akhir ini disusun untuk
memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan Program Diploma III
Jurusan Teknik Elektro di Politeknik Negeri Semarang.
Penulis menyadari tugas akhir ini masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu,
dapat dikembangkan pada tugas akhir atau penelitian berikutnya. Penulis berharap
semoga tugas akhir ini dapat menjadi media pembelajaran dan dikembangkan dalam
kehidupan sehari-hari.
v
ABSTRAK
Pada saat ini dunia robotika semakin berkembang pesat, yaitu teknologi line
tracer dan odometry dengan menggunakan rotary encoder. Robot navigasi
odometri dibuat untuk pengujian pengendalian posisi pada robot omni dengan
metode odometri menggunakan MyRIO. Sistem odometry bertujuan untuk
memperkirakan posisi relatif terhadap posisi awal robot omni untuk
memperkirakan perubahan posisi dari waktu ke waktu. Alat ini menggunakan
sensor rotary encoder untuk mencacah pergerakan robot omni pada koordinat x
dan y pada proses perhitungan odometri dan sensor kompas HMC5883L untuk
membaca heading robot dan mengatur motor sehingga robot tetap berjalan lurus.
Penggerak robot omni menggunakan motor DC PGM35B, mikrokontroler NI
MyRIO-1900 sebagai sistem antarmuka dan software LabVIEW digunakan untuk
memasukkan set point. Untuk memperoleh hasil pergerakan robot yang baik pada
sistem odometry, kendali PID diterapkan untuk mengendalikan kecepatan putar
masing-masing motor DC pada roda robot omni. Untuk menguji kinerja metode
odometri dalam melakukan proses kendali posisi, terdapat dua jenis pola
pengujian trajectory, yaitu persegi dan segitiga siku. Dari hasil pengujian ini,
diperoleh nilai kesalahan di bawah 5%.
vi
ABSTRACT
At this time the world of robotics is growing rapidly, namely line tracer and
odometry technology using a rotary encoder. Odometric navigation robot is made
for testing position control on omni robot with odometry method using MyRIO.
The odometry system aims to estimate the position relative to the omni robot's
initial position to estimate the change in position from time to time. This tool uses
a rotary encoder sensor to count the movement of the omni robot at the x and y
coordinates in the odometry calculation process and the HMC5883L compass
sensor to read the robot's heading and adjust the motor so that the robot continues
to run straight. The omni robot drive uses a PGM35B DC motor, the NI MyRIO-
1900 microcontroller as the interface system and LabVIEW software is used to
enter the set point. To obtain good robot movement results on the odometry system,
PID control is applied to control the rotational speed of each DC motor on the
omni robot wheel. To test the performance of the odometry method in carrying out
the position control process, there are two types of trajectory test patterns, namely
square and right triangle. From the results of this test, the error value is below
5%.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iv
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
NI LabVIEW .......................................................................................... 12
NI MyRIO-1900 .................................................................................... 16
viii
Rotary encoder ....................................................................................... 19
Motor DC ............................................................................................... 27
Mikrokontroler ....................................................................................... 36
Komputer ............................................................................................... 37
ix
Tampilan Front Panel LabVIEW ......................................................... 45
LAMPIRAN .......................................................................................................... 58
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbandingan Tinjauan Pustaka .............................................................. 7
Tabel 2.3 Deskripsi Sinyal Primer atau Sekunder pada Konektor MXP A dan B 18
Tabel 2.4 Deskripsi Sinyal Primer atau Sekunder pada Konektor MXP C .......... 19
Tabel 2.5 Prinsip Kerja Motor Driver L298N untuk keluaran motor A ............... 24
Tabel 2.6 Prinsip kerja Motor Driver L298N untuk keluaran motor B ................ 24
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Perhitungan jarak tempuh robot pada sistem odometry ...................... 9
Gambar 2.2 Ilustrasi posisi robot pada sumbu Kartesian pada sistem odometry.. 10
Gambar 2.5 Tampilan alat pada LabVIEW (a) blok diagram dan (b) front panel 13
Gambar 2.9 Sinyal Primer dan Sekunder pada Konektor MXP A dan B ............. 17
Gambar 2.10 Sinyal Primer dan Sekunder pada Konektor C di MXP .................. 18
Gambar 2.12 Rangkaian tipikal penghasil pulsa pada rotary encoder .................. 20
xii
Gambar 3.2 Rangkaian Keseluruhan..................................................................... 33
Gambar 3.6 (a) Catu daya dan (b) Soket catu daya NI MyRIO-1900 ................ 35
xiii
Gambar 3.28 Pegawatan Catu Daya .................................................................... 47
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Konstruksi Alat
Lampiran 11 Datasheet
xv
DAFTAR SINGKATAN
ENC = Encoder
GND = Ground
IC = Integrated Circuit
I/O = Input/Output
Kd = penguat derivatif
Ki = penguat integral
Kp = penguatan proporsional
TP = Titik Pengukuran
ZN = Ziegler-Nichols
xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dari tahun ke tahun dunia robotika semakin berkembang. Berbagai hal dilakukan
untuk mengembangkan teknologi di bidang robotika, salah satunya yakni di
Indonesia terdapat suatu kontes bernama Kontes Robot Indonesia. Kontes ini juga
sebagai wadah bagi mahasiswa untuk mengimplementasikan gagasan dan ide-
idenya menjadi suatu robot yang fungsional sesuai dengan tema pada kontes
tersebut.
Kontes Robot Indonesia atau disingkat KRI diselenggarakan setiap tahun sebagai
ajang seleksi bagi perguruan tinggi untuk mengikuti kontes yang bertaraf Asia
Pasifik bernama Abu Robocon Contest. Setiap tahun tema kontes berubah-ubah
sesuai dengan negara penyelenggara kontes tersebut. Untuk tahun 2021 Abu
Robocon Contest diselenggarakan di China.
Tema untuk 2021 adalah “Throwing Arrows Into Pots – The ABU Robocon 20th
Anniversary Game”, terdiri dari robot manual dan otomatis . Adapun yang menjadi
perhatian dalam proyek akhir ini adalah sistem tracking robot odometry. Pada
dasarnya line scan system atau biasa disebut line follower adalah sistem odometry
yang sering digunakan. Namun apabila menimbang efisiensi gerak dan waktu maka
sistem ini kurang efektif. Line follower sesuai namanya hanya mengikuti garis yang
telah ditentukan pada aturan lapangan perlombaan. Sehingga robot tidak dapat
bergerak dengan bebas. Oleh karena itu penulis berupaya memberikan alternatif
penyelesaian berupa sistem odometry robot yang berlandaskan pada jarak, jumlah
putar roda dan juga lintasan yang dihasilkan oleh robot ketika bergerak.
Dari uraian tersebut, maka muncul gagasan untuk membuat “Tracking Posisi Robot
Odometry Menggunakan MyRIO” sebagai sarana dan prasarana penunjang
kegiatan riset robot khususnya tim robot Politeknik Negeri Semarang. Pada tugas
akhir ini digunakan sensor rotary encoder dan sensor kompas HMC5883L agar
dapat membaca heading robot dan mengatur motor sehingga robot tetap berjalan
lurus. Sistem akuisisi data untuk menampilkan dan mengendalikan menggunakan
software LabVIEW sedangkan sebagai pemroses masukan dan luaran yang akan
dihasilkan menggunakan hardware MyRIO. Pengaplikasian Tugas akhir ini secara
1
2
nyata digunakan di KRI 2021 agar robot dapat menentukan posisi atau jarak dengan
objek yang paling efektif dan efisien secara strategi dan dapat diketahui posisi robot
secara berkelanjutan. Sehingga peluang untuk memperoleh poin tinggi dalam
kontes dapat semakin terbuka.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
dibuat rumusan masalah sebagai berikut :
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, batasan masalah dari tugas akhir
ini adalah:
a) Menggunakan dua buah sensor rotary encoder sebagai pembaca putaran atau
jarak roda.
b) Mengaplikasikan kendali Propotional Integral Derivative (PID) untuk
mengatur dan mempertahankan posisi robot dengan tepat dan akurat.
c) Mikrokontroler yang digunakan adalah NI MyRIO dan menggunakan
LabVIEW sebagai pemrogramannya
d) Menggunakan sensor kompas HMC5883L sebagai penunjuk arah posisi robot
agar dapat membaca heading robot dan mengatur motor sehingga robot tetap
berjalan lurus.
BAB I PENDAHULUAN
Bab II Tinjauan pustaka berisi tentang teori dasar yang mendukung pembuatan
tugas akhir
Bab III Kegiatan pelaksanaan berisi tentang uraian tahapan penyelesaian tugas
akhir yang memuat tentang tahap perancangan, tahap pembuatan, dan tahap
pengukuran.
4
BAB V KESIMPULAN
Bab V berisi tentang kesimpulan secara keseluruhan dari kegiatan kerja serta
buku laporan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
Trajectory Tracking pada Robot Omni dengan Metode Odometry (Fahmizal, dkk,
2019), menggunakan Arduino Due dan Arduino Mega sebagai pemroses dan di
program menggunakan Inverse Kinematics. Sensor rotary encoder digunakan
sebagai masukan berfungsi untuk mencacah pergerakan robot omni pada koordinat
x dan y. Sebagai keluaran, 4 buah Motor DC sebagai penggerak roda omni dan
komputer untuk memprogram kinematika robot. Untuk menguji kinerja metode
odometry dalam melakukan proses trajectory tracking, terdapat tiga jenis pola
pengujian trajectory, yaitu persegi panjang, segitiga sama sisi, dan segitiga sama
kaki diperoleh nilai kesalahan di bawah 5%.
Perancangan Robot Auto Line Follower yang Menerapkan Metode Osilasi Ziegler-
Nichols Untuk Tuning Parameter PID pada Kontes Robot Indonesia (Bagus Ilyas
Setiawan, 2013), menggunakan Arduino Mega sebagai pemroses, sensor garis
sebagai umpan balik PID, mikrokontroler slave sebagai pengolah data tracer,
mikrokontroler master untuk menjalankan algoritma PID dan motor DC sebagai
5
6
Pemetaan Posisi Dan Sistem Navigasi Mobile Robot Dalam Ruang Menggunakan
Sensor Perpindahan Jenis Optical Laser (Rahardhita Widyatra Sudibyo, dkk, 2019),
menggunakan mikrokontroler ARM STM32F103 sebagai pemroses. Sebagai
masukan, digunakan rotary encoder untuk pembacaan jarak dan sensor gyroscope
L3G4200D berfungsi untuk untuk memperoleh arah hadap robot dan mengoreksi
error arah hadap robot. Sebagai keluaran, fugunakan 3 motor DC untuk
menggerakkan 3 roda omni. Pengukuran akurasi heading pada robot dilakukan
dengan menempatkan dua titik sensor yang berbeda-beda pada badan robot yang
dimaksudkan untuk mendapatkan posisi ideal untuk menekan kesalahan pembacaan
heading.
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan di atas maka diusulkan suatu alat yang
berjudul Tracking Posisi Robot Odometry Menggunakan MyRIO. Alat ini
7
NI MyRIO ✓
Masukan
Sensor Rotary
✓ ✓ ✓
Encoder
Sensor Optial Mouse ✓
Sensor Proximity ✓
Kompas ✓ ✓
Sensor IMU ✓
Sensor Ultrasonik ✓ ✓
Keluaran
Motor DC ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
Sistem Kendali
PID ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
Odometry ✓ ✓ ✓
Aplikasi Antar Muka
LabView ✓
ArduinoIDE ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
8
Sistem Odometri
𝑝𝑢𝑙𝑠𝑒 (𝑦)
𝑦 tempuh = 𝑟𝑒𝑠𝑜𝑙𝑢𝑠𝑖 𝑒𝑛𝑐KW(y) (2.3)
Untuk mengetahui orientasi arah robot omni (θ), koordinat posisi saat ini
(x_saat_ini,y_saat_ini) relatif terhadap pergerakan posisi awal (x_awal, y_awal),
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 , maka orientasi robot (θ) dapat
diperoleh dengan Persamaan (2.4). Sedangkan panjang jarak tempuh dari posisi
saat ini terhadap posisi awal dapat dicari menggunakan Persamaan (2.5).
𝑌 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ
θ = 𝑡𝑎𝑛−1 𝑋 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ (2.4)
Secara lengkap, perubahan koordinat dan orientasi pada sistem odometry tiap waktu
ke waktu ditunjukkan pada Gambar 2.2. Nilai perubahan tersebut terdiri atas
perubahan posisi orientasi dan koordinat robot terhadap koordinat global robot,
dengan θ merupakan arah orientasi robot dan target bearing (β) yaitu sudut antara
posisi robot saat ini terhadap titik tujuan. Untuk menentukan nilai β dan heading
error robot (α), digunakan Persamaan (2.6) dan Persamaan (2.7). Selanjutnya, jarak
tujuan dapat dihitung menggunakan Persamaan (2.8).
𝑌 𝑡𝑢𝑗𝑢𝑎𝑛 − 𝑌 𝑠𝑎𝑎𝑡_𝑖𝑛𝑖
𝛽 = 90⁰ − [𝑡𝑎𝑛−1 𝑋 𝑡𝑢𝑗𝑢𝑎𝑛 − 𝑋 𝑠𝑎𝑎𝑡_𝑖𝑛𝑖 ] (2.6)
𝛼 = 𝛽– 𝜃 (2.7)
Gambar 2.2 Ilustrasi posisi robot pada sumbu Kartesian pada sistem odometry
(Sumber : Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi (JNTETI).
Universitas Gadjah Mada)
Kendali PID merupakan jenis pengendali yang bekerja secara kontinyu untuk
menghitung nilai kesalahan sebagai beda antara set point yang diinginkan dan
variabel proses terukur. Komponen utama kendali PID terdiri dari pengendali
proportional (P), pengendali integral (I) dan pengendali derivative (D). Gambar 2.3
menunjukkan blok diagram kontrol PID yang umum digunakan di industri. Kontrol
Proportional (P), Integral (I), dan Derivatif (D) dapat digunakan bersamaan secara
paralel ataupun digunakan terpisah dengan tidak menggunakan salah satu
komponen P, I atau D.
Persamaan nilai keluaran dari kontrol PID, dapat diperoleh dengan persamaan (2.1).
𝑡 𝑑
u(𝑡) = 𝐾𝑝 𝑒(𝑡) + 𝐾𝑖 ∫0 e(𝜏)𝑑𝜏 + 𝐾𝑑 𝑑𝑡 𝑒(𝑡) (2.1)
Persamaan (2.1) menjelaskan bahwa nilai keluaran u(t), merupakan jumlah dari
gain proportional (Kp), gain integral (Ki), dan gain derivative (Kd) yang masing-
masing dipengaruhi oleh error (e) dalam selang waktu (t) tertentu.
1) Proportional Control
Kontrol proporsional memiliki output yang sebanding atau proporsional dengan
besar sinyal kesalahan (selisih antara nilai yang diinginkan dengan nilai aktualnya,
error). Setiap perubahan pada sinyal input menyebabkan sistem langsung
mengeluarkan sinyal keluar sebesar konstanta pengalinya. Persamaan kontrol
proporsional dirumuskan menggunakan Persamaan (2.2).
2) Integral Control
Pengontrol integral berfungsi untuk menghilangkan steady-state error menjadi nol.
Jika sebuah plant tidak mempunyai unsur integrator (1/s), pengontrol proposional
tidak mampu menjamin output sistem akan tepat sesuai respon yang diinginkan,
sehingga dibutuhkan pengontrol integral. Persamaan kontrol integral dirumuskan
dengan Persamaan (2.3).
𝑡
𝑢(𝑡) = 𝐾𝐼 ∫0 e(𝑡)𝑑𝑡 (2.3)
Ki merupakan gain integral, e adalah error, dan u merupakan nilai keluaran relatif
terhadap waktu (t).
3) Derivative Control
Besar output dari pengontrol derivatif memiliki sifat seperti operasi diferensial pada
umumnya. Pengontrol derivatif menggunakan kecepatan perubahan sinyal
kesalahan sebagai parameter pengontrol. Apabila tidak ada perubahan sinyal error,
maka output dari kontrol derivative tidak akan berubah. Persamaan kontrol
derivatif dirumuskan dengan Persamaan (2.4).
12
𝑑
𝑢(𝑡) = 𝐾𝐷 𝑑𝑡 𝑒(𝑡) (2.4)
Kd merupakan gain derivatif, e adalah error, dan u merupakan nilai keluaran relatif
terhadap waktu (t). Karakteristik penguatan pengendali PID ditunjukkan pada Tabel
2.2.
NI LabVIEW
(a) (b)
Gambar 2.1 Tampilan alat pada LabVIEW (a) blok diagram dan (b) front panel
(Sumber: LabVIEW 2019)
14
Pada Gambar 2.5 merupakan tampilan fungsi dari pemrograman LabVIEW karena
LabVIEW menggunakan data flow sehingga alat yang di tampilkan berupa ikon-
ikon yang mempunyai dua bagian yaitu alat yang terdapat pada front panel yang
berfungsi sebagai kontrol ataupun sebagai indikator, sedangkan alat pada blok
diagram berfungsi untuk melakukan pemrograman dengan pemanfaatan
gerbanggerbang, FPGA interface, instrument I/O dan lain sebagainya.
Front panel adalah penghubung antara pengguna dengan program aplikasi. Front
panel seperti yang terdapat pada Gambar 2.6 terdapat kontrol sebagai masukan dan
indikator sebagai keluaran. Kontrol adalah instrumen masukan yang menyuplai
data dari blok diagram sedangkan indikator adalah instrumen mekanisme keluaran
yang menampilkan data dari blok diagram, mencakup numerik, tombol tekan, LED,
grafik dan lain sebagainya.
Blok diagram adalah tempat melakukan pemrograman, perintah dan fungsi source
code berupa ikon-ikon. Pada blok diagram seperti pada Gambar 2.7 mengeksekusi
program yang terdapat pada front panel. Tersedia function palette yang berisi
15
fungsi-fungsi untuk memanipulasi masukan. Pada blok diagram, tool palette juga
dipakai untuk mengatur dan menghubungkan ikon.
Tipe data yang tersedia dalam LabVIEW yaitu numerik, boolean dan string. Tipe
data dari sebuah simbol dapat diketahui dari warna kabel ketika dihubungkan pada
ikon lainnya. Untuk tipe data numerik ditandai dengan warna oranye (untuk
bilangan float) atau biru (untuk bilangan integer), tipe data Boolean ditandai dengan
warna hijau dan tipe data string ditandai dengan warna merah muda.
manajemen memori dan deklarasi tipe data setiap variabel seperti dalam bahasa
pemograman teks.
d. Mempersingkat waktu pembuatan program. LabVIEW didesain sebagai sebuah
bahasa program paralel (multicore) yang mampu menangani beberapa instruksi
sekaligus dalam waktu bersamaan. Hal ini sangat sulit dilakukan dalam bahasa
program teks, karena biasanya bahasa program teks mengeksekusi instruksinya
secara berurutan per baris, satu demi satu. Dengan LabVIEW, pengguna dapat
membuat aplikasi eksekusi paralel ini secara mudah dengan menempatkan
beberapa struktur loop secara terpisah dalam blok diagram.
NI MyRIO-1900
Pada board MyRIO terdapat beberapa peripheral umum yang dapat digunakan
seperti bluetooth, wifi, LED, accelerometer, push button, USB, analog input, dan
output. Dapat juga dihubungkan ke sebuah integrated circuit (IC) untuk membuat
sistem yang lebih kompleks. MyRIO ditunjukkan pada Gambar 2.8, sinyal
primer dan sekunder pada konektor MXP A dan B ditunjukkan pada Gambar 2.9,
dan sinyal primer dan sekunder pada konektor C di MXP ditunjukkan pada
Gambar 2.10. Deskripsi sinyal primer atau sekunder pada konektor MXP A dan B
ditunjukkan pada Tabel 2.3.
17
Gambar 2.5 Sinyal Primer dan Sekunder pada Konektor MXP A dan B
(Sumber: Datasheet NI MyRIO-1900)
18
Tabel 2.3 Deskripsi Sinyal Primer atau Sekunder pada Konektor MXP A dan B
Berikut merupakan sinyal pada konektor Mini System Port (MSP) C. Beberapa
pin membawa fungsi sekunder serta fungsi primer. Sinyal primer dan sekunder
pada konektor C di MXP ditunjukkan pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4 Deskripsi Sinyal Primer atau Sekunder pada Konektor MXP C
Rotary encoder
Sw.n
fc = (2.1)
60
Dimana fc adalah frekuensi cut-off filter, sw adalah kecepatan piringan dan n adalah
jumlah slot pada piringan.
Kompas HMC5883L
Sensor kompas yaitu sensor yang memiliki respon terhadap rotasi atau putaran, jadi
sensor ini akan memiliki nilai yang berbeda saat dia berada dengan posisi hadap
yang berbeda. Kompas digital ini hanya memerlukan supply tegangan sebesar 5
Vdc dengan konsumsi arus 15mA. Pada HMC5883L, arah mata angin dibagi dalam
bentuk derajat yaitu : Utara (0⁰), Timur (90⁰), Selatan (180⁰), dan Barat (270⁰). Cara
untuk mendapatkan informasi arah dari modul kompas digital ini yaitu dengan
membaca data interface IC pada pin SDA dan SCL. Data yang diperoleh dari
kompas digital ini merupakan sudut yang dibentuk terhadap mata angin arah utara
(0⁰). Sebagai contoh, bila pembacaan adalah 60⁰U, berarti sudut kompas
membentuk sudut 60⁰ terhadap mata angin utara. Misalnya apabila sensor ini
menghadap ke utara dengan ke selatan, maka hasilnya saat posisi menghadap ke
utara akan berbeda dengan pada saat sensor menghadap ke posisi selatan, begitulah
cara kerja sensor kompas. Sensor kompas yang dipakai kali ini adalah sensor
kompas HMC5882L yang mana sensor ini jauh lebih murah dibanding sensor
kompas yang lain. Sensor Kompas HMC5883L dapat ditunjukkan pada Gambar
2.13.
Pada dasarnya sensor kompas membaca nilai X dan Y sensor terhadap medan
magnet sehingga didapatkan nilai heading seperti persamaan di atas. Heading
sensor dapat ditunjukkan pada Gambar 2.14.
Merupakan sebuah motor driver berbasis IC L298 dual H-bridge. Motor driver ini
berfungsi untuk mengatur arah ataupun kecepatan motor DC. Diperlukannya
rangkaian motor driver ini karena pada umumnya motor DC akan bekerja dengan
membutuhkan arus lebih dari 250 mA. Untuk beberapa IC seperti keluarga
ATMega tidak bisa memberikan arus melebihi nilai tersebut. Motor Driver L298N
dapat ditunjukkan pada Gambar 2.15.
Prinsip kerja motor driver ini sesuai dengan bentuk rangkaian transistornya yang
berupa H-bridge. H-bridge Transistor ditunjukkan pada Gambar 2.16.
Motor driver ini bekerja untuk menggerakan maksimal 2 motor DC terpisah atau
bisa digunakan untuk 1 motor stepper bipolar 2 fasa, menggunakan masukan logic-
level dari Arduino atau jenis kit mikrokontroler yang lain. Pin-pinnya terdiri dari:
Prinsip kerja motor driver L298N untuk keluaran motor A ditunjukkan pada Tabel
2.5 dan prinsip kerja motor driver L298N untuk keluaran motor B ditunjukkan
pada Tabel 2.6.
24
Tabel 2.5 Prinsip Kerja Motor Driver L298N untuk keluaran motor A
Masukan Logika
Keluaran Motor
IN1 IN2
0 1 Motor A berputar searah jarum jam (CW)
1 0 Motor A berputar berlawanan arah jarum jam (CCW)
1 1 Motor A tidak berputar
1 1 Motor A tidak berputar
Tabel 2.6 Prinsip kerja Motor Driver L298N untuk keluaran motor B
Masukan Logika
Keluaran Motor
IN1 IN2
0 1 Motor B berputar searah jarum jam (CW)
1 0 Motor B berputar berlawanan arah jarum jam (CCW)
1 1 Motor B tidak berputar
1 1 Motor B tidak berputar
(Sumber:http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/6507/BAB%20I
I.pdf?sequence=9&isAllowed=y)
Baterai ion litium (biasa disebut Baterai Li-ion atau LIB) adalah salah satu anggota
keluarga baterai isi ulang (rechargable battery). Di dalam baterai ini, ion litium
bergerak dari elektroda negatif ke elektroda positif saat dilepaskan, dan kembali
saat diisi ulang. Baterai Li-ion memakai senyawa litium interkalasi sebagai bahan
25
elektrodanya, berbeda dengan litium metalik yang dipakai di baterai litium non-isi
ulang. Baterai ion litium umumnya dijumpai pada barang-barang elektronik
konsumen. Baterai ini merupakan jenis baterai isi ulang yang paling populer untuk
peralatan elektronik portabel, karena memiliki salah satu kepadatan energi terbaik,
tanpa efek memori, dan mengalami kehilangan isi yang lambat saat tidak
digunakan. Selain digunakan pada peralatan elektronik konsumen, LIB juga sering
digunakan oleh industri militer, kendaraan listrik, dan dirgantara. Litium besi fosfat
(LFP), litium mangan oksida (LMO), dan litium nikel mangan kobalt oksida
(NMC) memiliki kepadatan energi yang lebih rendah, tetapi hidup lebih lama dan
keselamatannya lebih kuat. Bahan kimia ini banyak dipakai oleh peralatan listrik,
perlengkapan medis, dan lain-lain. NMC adalah pesaing utama di industri otomotif.
Litium nikel kobalt alumunium oksida (NCA) dan litium titanat (LTO) adalah
desain khusus yang ditujukan pada kegunaan-kegunaan tertentu. Dengan dimikian
dapat disimpulkan bahwa Baterai Li-On memiliki keunggulan yang baik seperti
memiliki daya yang lebih besar, Perawatan lebih mudah dan tidak memiliki efek
memori, lebih tahan lama bisa sampai ratusan kali isi ulang, dan sangat cocok untuk
perangkat alat elektronik dan alat-alat elektronika yang membutuhkan daya yang
lebih besar dan hemat pemakaian. Baterai Li-Ion (Lithium-Ion) dapat ditunjukkan
pada Gambar 2.17.
LM2596 merupakan modul yang sering disebut dengan DC Buck Converter yang
mempunyai fungsi sebagai penurun tegangan DC ke DC dengan menggunakan
metode switching yang mampu menurunkan tegangan DC maksimal hingga 3A
yang mempunyai range DC 3.2V-46V dengan selisih minimum input - output 1.5V
DC. Modul LM2596 memiliki beberapa varian dari IC seri ini yang dapat
dibedakan dalam dua kelompok yaitu seri adjustable dimana tegangan keluarannya
dapat diubah, dan seri fixed voltage output dimana tegangan keluarannya sudah
tetap atau final. Faktor keunggulan menggunakan modul step down LM2596 jika
dibandingkan dengan menggunakan step down tahanan resistor atau potensiometer
adalah besar tegangan keluaran output yang dihasilkan lebih stabil meskipun
dengan kata lain tegangan input naik turun. Berikut merupakan modul LM2596
yang ditunjukkan pada Gambar 2.18 dan rangkaian step down yang ditunjukkan
pada Gambar 2.19.
Motor DC
Motor DC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan sumber tegangan
DC. Motor DC atau motor arus searah sebagaimana namanya, motor DC digunakan
pada penggunaan khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau
percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan yang luas. Untuk mengubah energi
mekanik diperlukan tegangan searah pada kumparan medan untuk mensuplai motor
DC. Kumparan medan pada motor DC yang tidak dapat bergerak atau berputar
disebut stator, dan kumparan motor dc yang dapat bergerak disebut rotor (kumparan
jangkar). Berputarnya kumparan jangkar di medan magnet dapat menyebabkan
tegangan (GGL) berubah arah setiap setengah putaran. Arus searah mempunyai
prinsip kerja yaitu membalikan fasa tegangan dari gelombang yang memiliki nilai
yang positif dengan menggunakan komutator, maka dengan memberikan beda
tegangan pada kedua terminal tersebut, motor dapat berputar pada satu arah, dan
apabila polaritas tegangan dibalikan maka dapat membalikkan arah putar motor.
Arah putaran motor ditentukan oleh polaritas dari tegangan yang di berikan pada
kedua terminal sedangkan kecepatan motor ditentukan dari besar beda tegangan
kedua terminal. Bentuk motor DC ditunjukan pada Gambar 2.20 dan rangkaian
sederhana motor DC ditunjukkan pada Gambar 2.21.
Setiap arus yang melewati konduktor dapat menimbulkan medan magnet disekitar
konduktor. Kuatnya medan magnet yang ditimbulkan bergantung pada besarnya
arus yang mengalir di dalam konduktor dan arah aliran arus pada konduktor
menjadi penentu arah medan magnet. Konduktor pengalir arus dalam medan
magnet ditunjukkan pada Gambar 2.22 dan prinsip kerja motor DC ditunjukkan
pada Gambar 2.23.
Kumparan ABCD terletak dalam medan magnet seragam dengan kedudukan sisi
aktif AD dan CB yang terletak lurus searah fluksi magnet. Sedangkann sisi AB dan
DC di tahan pada bagian tengahnya, sehingga apabila sisi AD dan CB berputar
karena adanya gaya Lorentz, maka kumparan ABCD dapat berputar. Hasil
perkalian gaya dengan jarak pada suatu titik tertentu disebut momen, sisi aktif AD
dan CB akan berputar pada porosnya karena pengaruh momen putar (T). Setiap sisi
kumparan aktif AD dan CB pada Gambar 2.23 akan mengalami momen putar yang
dapat dinyatakan dengan Persamaan (2.1).
T=Fxr (2.1)
Dimana :
Motor DC memiliki tiga komponen utama untuk dapat berputar sebagai berikut.
1) Kutub Medan
Motor DC memiliki kutub medan yang stasioner dan dynamo yang menggerakkan
bearing pada ruang diantara kutub medan. Kutub medan di gambarkan secara
sederhana bahwa suatu interaksi antara dua kutub magnet dapat menyebabkan
30
perputaran pada motor DC. Motor DC sederhana memiliki dua kutub yaitu kutub
utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi bukaan diantara
kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih besar atau lebih komplek
terdapat satu atau lebih elektromagnet. Elektromagnet menerima listrik
dariasumber daya dari luar sebagaia penyedia struktur medan.
2) Kumparan Motor DC
3) Komutator Motor DC
Karakteristik yang dimiliki motor DC dapat di gambarkan melalui kurva daya dan
kurva torsi per kecepatannya. Kurva tersebut di analisa batasan kerja dari motor
serta daerah kerja optimum dari motor tersebut. Kurva torsi dan kecepatan dapat
ditunjukkan pada Gambar 2.24.
Dari gambar 2.24 diatas terlihat hubungan antara torsi dan kecepatan suatu motor
DC tertentu. Dari grafik terlihat bahwa torsi berbanding terbalik dengan kecepatan
putaran. Dengan kata lain terdapat trade off antara besar torsi yang dihasilkan motor
dengan kecepatan putaran motor.
BAB 3 PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1 Tahap Perancangan Sistem
Proses pembuatan benda kerja pada tugas akhir ini memerlukan rancangan dan
bahan tertentu sebagai pertimbangan untuk sistem dan komponen yang akan
digunakan.
Rancangan sistem perlu dibuat diagram blok berisi perangkat dan komponen yang
digunakan. Diagram blok sistem terdiri dari masukan, pemroses dan keluaran.
Komponen masukan alat ini adalah encoder. Pemroses menggunakan NI MyRIO-
1900. Pada bagian keluaran menggunakan Motor DC PGM35B. Diagram blok
sistem dapat dilihat pada Gambar 3.1.
32
33
Perancangan Rangkaian
Pada tugas akhir ini, perancangan rangkaian elektronika disusun dalam sebuah
papan utama seperti pada Gambar 3.2.
Pengawatan Encoder
Pin encoder yang digunakan yaitu VCC, GND, ENC.A dan ENC.B pada masing-
masing encoder. Gambar pengawatan pin encoder dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Keterangan sambungan:
Pin driver motor yang digunakan yaitu PWM, IN1, IN2, IN3, IN4, OUT1, OUT2,
VCC dan GND pada masing-masing driver motor. Gambar pengawatan pin driver
motor dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Keterangan sambungan:
Pengawatan Motor DC
Pin yang digunakan yaitu positif (+) dan negatif (-) pada masing-masing motor.
Gambar pengawatan motor DC dapat dilihat pada Gambar 3.5.
Keterangan sambungan:
(a) (b)
Gambar 3.6 (a) Catu daya dan (b) Soket catu daya NI MyRIO-1900
36
Catu daya motor menggunakan baterai 18650 yang berfungsi sebagai supply driver
motor L298N. Keluaran dari driver motor yang digunakan untuk sumber tegangan
pada motor ditunjukkan pada Gambar 3.8.
Keterangan sambungan:
Mikrokontroler
Kompas HMC5883L
Komputer
Pembuatan desain mekanik dibuat dengan bahan dasar akrilik dengan ketebalan
2 mm yang telah didesain dan dipotong sedemikian rupa guna memudahkan dalam
perakitan alat, menyalurkan sumber tegangan, dan menghemat tempat. Proses
pembuatan dimulai dengan menentukan ukuran, letak dan titik untuk penempatan
semua komponen agar dapat bekerja sesuai yang diinginkan. Membuat desain
menggunakan inventor untuk desain akrilik, kemudian memotong akrilik sesuai
dengan desain yang telah dibuat.
Pembuatan Mekanik
Pada proses pembuatan perangkat keras, bagian mekanik yang dibuat berupa
kerangka robot navigasi odometry, dibuat dari bahan akrilik dan besi. Desain
alat tampak samping ditunjukkan pada Gambar 3.13 dan desain alat keseluruhan
ditunjukkan pada Gambar 3.14.
Perangkat lunak yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah software LabVIEW.
Software LabVIEW adalah software yang digunakan sebagai sarana dalam
pengolahan data input, output dan pengendalian. Software LabVIEW mensimulasi
suatu program sistem.
Diagram Alir
a. While Loop
Struktur While Loop berfungsi untuk mengulang program secara terus menerus.
Program akan berhenti ketika tombol fungsi stop dijalankan. Struktur While Loop
ditunjukkan pada Gambar 3.16.
Struktur Time Loop berfungsi untuk mengeksekusi satu atau lebih subdiagram
secara berurutan setiap perulangan loop pada periode yang telah tentukan. Struktur
Timed Loop ditunjukkan pada Gambar 3.17.
Diagram Disable Structure adalah struktur yang dapat memiliki satu atau lebih
subdiagram, salah satunya dieksekusi saat runtime. Diagram Disable Structure
dapat dilihat pada gambar 3.19
Pin encoder digunakan untuk membaca pulsa encoder motor. Pin yang digunakan
adalah pin 17 (DIO 3) dan pin 19 (DIO 4) pada konektor A untuk membaca pulsa
encoder motor 1 sedangkan pin 17 (DIO 3) dan pin 19 (DIO 4) pada konektor B
untuk membaca pulsa encoder motor 2. Pengenalan pin encoder ditunjukkan pada
Gambar 3.20.
g. Grafik Odometry
Differential Drive adalah sistem penggerak dua roda dengan akuator independen
untuk setiap roda. Program Differential Drive ditunjukkan pada Gambar 3.24.
45
j. Program Keseluruhan
Program keseluruhan tracking posisi robot odometry menggunakan myRIO
ditunjukkan pada gambar 3.25.
Tampilan Front Panel pada software LabVIEW ditunjukkan pada gambar 3.26
Cara kerja keseluruhan dari sistem ini adalah awal mula encoder bernilai 0 atau
robot terletak pada koordinat (0,0). Selanjutnya memasukkan nilai SP dengan
koordinat (x,y) menggunakan software LabVIEW yang diproses oleh NI MyRIO
1900. Kendali tersebut menghasilkan output nilai berupa PWM, kemudian MyRio
akan menerjemahkan nilai PWM tersebut untuk menggerakkan motor DC melalui
driver motor sehingga robot bergerak menuju SP yang dikehendaki. Encoder
membaca output pulsa dari hasil putaran motor, nilai pembacaan output pulsa
encoder dikonversikan menjadi posisi. Agar robot dapat berjalan lurus dan sesuai
dengan tujuan set poin maka digunakan sensor kompas untuk membaca heading
robot. Error yang terbaca berkurang seiring dengan bergeraknya sensor oleh motor
DC. Sensor akan berhenti bergerak jika nilai posisi terbaca sama dengan nilai
SP. Hasil pembacaan posisi oleh encoder dan SP dibandingkan sehingga
didapatkan presentase error. Data set point, posisi pembacaan encoder, dan
persentase error ditampilkan secara grafik pada front panel LabVIEW.
Alat ukur yang digunakan dalam pengukuran “Tracking Posisi Robot Odometry
Menggunakan Myrio” adalah multimeter. Multimeter digunakan untuk mengukur
tegangan yang masuk dan keluar pada rangkaian. Jenis multimeter yang
digunakan adalah multimeter digital Dekko DM 148C. Spesifikasi multimeter
digital:
Produk : Dekko DM 148C
Tegangan DC : 200mV / 2V / 20V / 200V / 500 V
Tegangan AC : 2V / 20V / 200V / 600 V
Arus DC : 200µA / 2mA / 200mA / 2A / 10A
Arus AC : 200µA / 2mA / 200mA / 2A / 10A
Resistansi : 200Ω / 2KΩ / 20KΩ / 200KΩ / 2MΩ / 20MΩ
Uji Temperature : -20 ̊C – 750 ̊C
Multimeter Dekko DM 148C ditunjukkan pada Gambar 3.27
47
Catu daya merupakan komponen yang digunakan untuk sumber tenaga rangkaian.
Dalam pembuatan “Tracking Posisi Robot Odometry Menggunakan Myrio”
menggunakan catu daya utama dari 4 buah baterai 18650 yang dipasang seri yang
kemudian diturunkan menjadi 12V DC menggunakan modul LM2596 dan
diturunkan menjadi 5V DC menggunakan regulator 7805. Pengukuran catu daya
ditunjukkan pada Gambar 3.28
Pengukuran Motor DC
Pengukuran Encoder
Berdasarkan tabel diatas, telah dilakukan empat kali percobaan pengukuran yang
mengahsilkan pola persegi. Perbandingan pembacaan keluaran encoder dan nilai
seharusnya ditunjukkan pada Gambar 3.32.
Hasil heading robot didapat dari perbandingan jarak tempuh robot dan sensor
encoder ditunjukkan pada tabel 3.6
Berdasarkan pengukuran tegangan pada encoder, didapatkan data seperti pada table
3.4. Ketika encoder aktif, tegangan pada sumber terukur 3.3 V.
Berdasarkan pengukuran tegangan dan arus motor DC didapatkan data seperti pada
tabel 3.3. Ketika motor DC saat bergerak, tegangan pada motor terukur 13,64V dan
ketika motor DC saat berhenti tegangan terukur 0V.
52
53
Pulsa Pulsa
Enc Error %
Keluaran Seharusnya
Ex 206.897 0 100.00%
Ey 3931.03 4137.93 5.00%
Pulsa Pulsa
Enc Error %
Keluaran Seharusnya
Ex 4241.38 4137.93 2.44%
Ey 3972.41 4137.93 4.17%
Pulsa Pulsa
Enc Error %
Keluaran Seharusnya
Ex 4272.41 4137.93 3.15%
Ey 237.931 0 100.00%
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.1, Tabel 4.2, Tabel 4.3, dan Tabel
4.4, maka dapat diperoleh error pengujian encoder x dan y dengan set point
(0,0), (0,400), (400,400), (400,0). Keempat titik tersebut jika ditarik garis
lurus membentuk pola persegi yang ditunjukkan pada gambar
54
5.2 SARAN
Berdasarkan tugas akhir yang telah dibuat, masih terdapat kekurangan pada
alat. Untuk itu perlu dilakukan beberapa penambahan agar sistem dapat
bekerja lebih optimal dengan cara sebagai berikut :
1. Robot dilengkapi dengan sensor ultrasonik agar dapat mengetahui
halangan sehingga robot tidak akan menabrak, yang disebabkan oleh
pemberian set point yang berlebihan.
55
DAFTAR PUSTAKA
Albab, A. N., & Rahmawati, E. (2019). Rancang Bangun Sistem Navigasi Mobile
Robot Berbasis Sensor Rotary Encoder Menggunakan Metode Odometry.
Jurnal Inovasi Fisika Indonesia, Universitas Negeri Surabaya, 23-27.
https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/inovasi-fisika-
indonesia/artic le/view/28493
Akbar, A. E., Waru, D., & Ponco, S. (2013). Implementasi Sistem Navigasi Wall
Following Menggunakan Kontroler PID dengan Metode Tuning pada Robot
Kontes Robot Cerdas Indonesia (KRCI) Divisi Senior Beroda. Jurnal
Mahasiswa Teknik Elektro, Universitas Brawijaya, 3-7.
http://elektro.studentjournal.ub.ac.id/index.php/teub/article/view/25
Fahmizal, et al. (2019). Trajectory Tracking pada Robot Omni dengan Metode
Odometry. Jurnal Nasional Teknik Elektro dan Teknologi Informasi,
Universitas Gadjah Mada, 35-44.
https://acadstaff.ugm.ac.id/karya_files/trajectory-tracking-pada-robot-omni-
dengan-metode-odometry-08c7bd3218a4ec51f8a6c7fd10e4e59c
56
57
Fahmizal. 2018. Heading Control on Differential Drive Wheeled Mobile Robot with
Odometry for Tracking Problem. https://otomasi.sv.ugm.ac.id/mobile-robot/.
Diunduh pada 10 September 2021.
58