Anda di halaman 1dari 4

Diah Catur Pamungkas

2010101059

Pulau Kasiak Bungus/K2 EP

PENDIDIKAN KESADARAN BELA NEGARA

“DARI TIDAR MENCINTAI INDONESIA, MENDAMAIKAN DUNIA”

Gerakan Nasional Revolusi Mental (Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S)

Bangsa Indonesia memerlukan revolusi mental karena sudah terlalu lama membiarkan
praktik berbangsa dan bernegara dengan cara yang kurang berintegritas, minimnya etos kerja,
daya juang, daya saing serta lunturnya gotong royong.

Presiden menetapkan Inpres No. 12/2016 tentang Gerakan Nasional Revolusi Mental
guna memperbaiki mental dan karakter bangsa menuju Indonesia maju, ada 5 yaitu: Gerakan
Indonesia Melayani, Gerakan Indonesia Bersih, Gerakan Indonesia Tertib, Gerakan Indonesia
Mandiri, dan Gerakan Indonesia Bersatu.

Revolusi mental merupakan gerakan untuk mengubah cara pandang, cara pikir, sikap,
perilaku, dan caara kerja bangsa Indonesia yang mengacu pada nilai-nilai integritas, etos kerja,
gotong royong dengan berlandaskan Pancasila sehingga bangsa Indonesia menjadi negara yang
maju, modern, makmur, sejahtera, dan bermatabat.

Tiga nilai strategis instrumental revolusi mental:

1. Nilai Integritas
Integritas merupakan konsistensi dalam berpikir, berkata, dan bertindak sesuai dengan
nilai-nilai, ukuran-ukuran, prinsip-prinsip, dan harapan. Bentuk nilai dari nilai integritas
yaitu jujur, dapat dipercaya, berpegang teguh dengan prinsip-prinsip kebenaran, moral,
dan etika.
2. Nilai Etos Kerja
Sikap yang berorientasi pada pencapaian hasil yang terbaik, semangat tinggi, memiliki
daya saing, dan daya juang kuat, optimis, serta selalu produktif, inovatif, dan mandiri
dalam mewujudkan keyakinan untuk meraih tujuan yang dicita-citakan.
3. Nilai Gotong Royong
Keyakinan mengenai pentingnya melakukan kegiatan secara bersama-sama, kolaborasi,
dan bersifat sukarela supaya kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan cepat, efektif, dan
efisien.

Prioritas nasional revolusi mental dan pembangunan kebudayaan:

1. Revolusi mental dan pembinaan ideologi Pancasila.


2. Meningkatkan pemajuan dan pelestarian kebudayaan.
3. Memperkuat moderasi beragama.
4. Meingkatkan literasi, inovasi, dan kreativitas.

Tentang Bela Negara

Dalam UU No. 22/2002, bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai
oleh kecintaan kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD NRI 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Bela negara di Perguruan Tinggi:

1. Pembelajaran tentang bela negara.


2. Konten atau penerapan aksi bela negara dalam kehidupan sehari-hari.
3. Agen perubahan dan menerapkan ilmu yang diperoleh di lingkungan masyarakat.

Untuk lebih memperkokoh kedaulatan, meningkatkan daya saing dan mempererat persatuan
bangsa, perlu dilakukannya revolusi mental (Ir. Joko Widodo).

Indonesia Berkebudayaan (Yudi Latief, M.A.,Ph.D)


Karakter atau jati diri bagi suatu negara sangat penting. Dalam pertempuran sehebat
apapun, negara kalau tidak punya keberanian tidak akan mampu memenangkan pertempuran.

Kita punya senjata sosial, kekuatan karakter atau kekuatan sosial sangat penting bagi
Indonesia. Kembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan membangun nilai, membangun
tata kelola, membangun kesejahteraan, dengan itu kita akan bisa mengembangkan kehidupan
dengan durasi yang panjang, bahagia, dan sejahtera bagi kehidupan kita bersama. Denga itu
negara-negara lain tidak berani mengacak-acak negara kita.

Pendidikan Kesadaran Bela Negara Universitas Tidar (Prof. Dr.Cahyo Yusuf, M.Pd)

History Universitas Tidar

1979, Universitas Tidar Magelang (PTS)

2014, Universitas Tidar (PTN)

Reformasi – Revolusi

1. Reform: menata ulang


Perubahan suatu subsistem yang telah ada (kurang mapan). Membuat lebih baik dengan
menempatkan secara tepat.
2. Revolusi: perubahan cepat
Perubahan mendasar dalam suatu bidang (pendidikan).

Persiapan diri-Pendidikan

1. Peningkatan ilmu pengetahuan.


2. Peningkatan pengalaman (kognisi, afeksi, psikomotor).
3. Peran diri-pelaku kehidupan.

Peringkat kewirausahaan Indonesia

 8 Maret 2018, wirausaha Indonesia baru 3%.


 4 Oktober 2019,Indonesia peringkat dua dari bawah di ASEAN.
 Pengusaha di Indonesia baru 2%, masih butuh 4jt wirausaha baru (mendorong penguatan
struktur ekonomi).

(KH. Yahya C. Tsaquf)

Jati diri bangsa Indonesia pada dasarnya adalah jati diri yang diwarnai dengan Bhinneka
Tunggal Ika. Kalau kita lihat sekarang dari jati diri Bhinneka Tunggal Ika ini, kita punya
berbagai macam manifestasi ekspresi budaya tradisi yang kesemuanya berakar dari Bhinneka
Tunggal Ika yang kalau orang Jawa itu namanya selamatan pakai macam uborampe. Dari
selamatan itu banyak sekali elemen-elemen yang bisa ditarik garis lurus dari Bhinneka Tunggal
Ika kita ini. Bangsa yang dari sananya tahu kalau kita berbeda-beda dan tahu kita harus hidup
bersama secara rukun dan harmonis, ini adalah warisan yang langka.

Kalau kita perhatikan sejarah dari berbagai macam bangsa yang lain Eropa, Amerika
Timur Tengah, dan lain sebagainya ini adalah kebangsaan yang nyaris tidak kita temukan
padanannya di tempat lain. Diantara sekian banyak orang yang berbeda-beda terpaksa harus
campur gara-gara globalisasi, batas-batas antar kelompok itu semakin tidak efektif bahkan
semakin tidak relevan baik batas sosial maupun batas-batas fisik. Orang-orang dari Afrika bisa
bertengkar dengan orang Amerika. skala 1 tempat di dunia ini berpotensi melahirkan pengaruh
yang meluas ke seluruh dunia.

Kita berhadapan dengan kenyataan umat manusia ini terpaksa harus hidup bersama
walaupun berbeda-beda. Dunia sekarang ini belum menemukan apa yang bisa menjadi landasan
untuk kita semua bisa hidup secara damai berdampingan walaupun berbeda-beda. Diantara
bangsa-bangsa yang ada, tidak ada yang punya otoritas moral yang lebih kuat dari Indonesia
untuk menawarkan solusi bagi keadaan ini selain bangsa Indonesia karena kita punya warisan
tradisi Bhinneka Tunggal Ika. Secara umum realitas bangsa Indonesia adalah bangsa yang bisa
hidup secara damai di tengah-tengah berbagai macam perbedaan.

Di Indonesia ini kita bisa bicara di warung kopi, di gardu-gardu, kita menemukan realitas
tentang kebhinekaan itu.Ini keharusan imperatif untuk mencintai dan membela Indonesia bukan
hanya karena kita punya identitas Indonesia. Bahwa membela dan mencintai Indonesia ini adalah
imperatif kemanusiaan, bahwa kita harus mempertahankan integritas Indonesia ini, kita harus
memperjuangkan keindonesiaan ini karena umat manusia membutuhkan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai