Anda di halaman 1dari 7

ETIKA, BUDAYA NUSANTARA DAN

REAKTUALISASI PANCASILA
Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila

Disususn Oleh :

AZLI AZUMAR NASUTION ( 0501223131 )


ASRYATUN NISA Br GINTING ( 0501221024 )
CINDY ALYA TANTRI ( 0501221068 )

PROGRAM STUDI S1 EKONOMI ISLAM FAKULTAS EKONOMI DAN


BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2022
A. Pengertian Etika, Budaya dan Reaktualisasi Pancasila

1. Etika

Etika berasal dari kata ethos yang berarti kesusilaan atau adat. Etika

adalah kelompok filsafat praktis (filsafat yang membahas bagaimana

manusia bersikap terhadap apa yang ada) dan dibagi menjadi dua

kelompok. Etika merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang

ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah ilmu yang

membahas tentang bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran

tertentu atau bagaimana kita bersikap dan bertanggung jawab dengan

berbagai ajaran moral.

2. Budaya

Budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi

pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat

istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh

manusia sebagai anggota masyarakat. ( E. B. Tylor ). Kebudayaan adalah

sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. ( Selo Soemardjan dan

Soelaiman Soemardi ).

3. Reaktualisasi Pancasila

Reaktualisasi pancasila adalah penyegaran kembali nilai-nilai

pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terutama dalam

menghadapi berbagai permasalahan masa kini dan masa depan.


B. Pancasila Sebagai Intisari Etika Budaya Nusantara

Pancasila sebagai dasar etika tercermin dalam sila-silanya, yaitu:

1. Sila pertama

1. Menghormati setiap orang atau warga negara atas berbagai

kebebasannya dalam menganut agama dan

kepercayaannya masing-masing, serta menjadikan ajaran-

ajaran sebagai anutan untuk menuntun ataupun

mengarahkan jalan hidupnya.

2. Tidak memaksakan suatu agama pada orang lain.

2. Sila kedua

1. Tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan suku,

agama, warna kulit, dan lain sebagainya.

2. Tidak melakukan diskriminatif

3. Menjadi manusia yang disiplin, tepat waktu dalam hal

apapun.

4. Hidup bersih dan sehat mencerminkan bahwa kita beradab.

3. Sila ketiga

1. Mengutamakan kepentingan bangsa dan Negara di atas

kepentingan pribadi.

2. Menjaga nama baik bangsa dan Negara.

3. Menjalin komunikasi dengan sesama saudara, teman, dari

berbagai daerah.
4. Menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

pemersatu.

5. Ikut serta dalam kegiatan gotong royong.

4. Sila keempat

1. Menyelesaikan masalah dengan musyawarah.

2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.

3. Menghornati hasil musyawarah.

4. Ikut serta dalam pemilhan umum.

5. Sila kelima

1. Menghargai hasil karya orang lain.

2. Berusaha menolong orang lain sesuai kemampuan.

3. Bersikap adil dalam melakukan sesuatu.

Sila-sila dalam pancasila merupakan satu kesatuan integral dan

integratif menjadikan dirinya sebagai referensi kritik sosial kritis,

komprehensif, serta sekaligus evaluatif bagi etika dalam kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, ataupun bernegara. Konsekuensi dan

implikasinya ialah bahwa norma etis yang mencerminkan satu sila akan

mendasari dan mengarahkan sila-sila lain.

C. Reaktualisasi Nilai-Nilai Pancasila

Reaktualisasi nilai-nilai Pancasila adalah bagaimana cara

mengamalkan, meralisasikan 4 kembali nilai-nilai yang tersurat dan

tersirat dalam sila-sila Pancasila sebagai dasar Negara, ideologi nasional,

falsafah bangsa, pandangan hidup bangsa, akar budaya bangsa dalam


kehidupan berbangsa, berbudaya, dan bernegara di dalam kerangka

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Uraian tentang reaktualisasi nilai-nilai Pancasila dalam

pembangunan yang mencakup semua aspek kehidupan bangsa

Indonesia, yaitu meliputi aspek:

1. Bidang Posisi dan Lokasi Indonesia

Segala Kegiatan Pembangunan yang mencakup masalah

penempatan, pemeliharaan dan pengembangan yang berkaitan

dengan posisi dan lokasi keseluruhan wilayah Indonesia harus

senantiasa mempertimbangkan sila-sila Pancasila secara

konsisten.

2. Bidang Kekayaan Alam Pembangunan yang melibatkan kekayaan

alam indonesia yang mencakup perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan, dan evaluasi pembangunan tentang pengadaan,

pengolahan, pendayagunaan, dan pemanfaatan, pengembangan,

serta pelestarian segala sumber daya alam Indonesia harus

senantiasa mempertimbangkan pengamalan sila-sila Pancasila

secara konsisten.

3. Bidang Kemampuan Penduduk Pembangunan Sumber Daya

Manusia (SDM) bagi bangsa Indonesia sangat mendesak dan

tidak bias titawar lagi. Dengan pembangunan SDM yang tinggi

akan menjadikan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang


terhormat di mata dunia, sehingga menjadi bangsa yang disegani

oleh bangsa lain.

4. Bidang Ideologi Pembangunan dalam rangka memperkokoh dan

mempertebal ideologi berbangsa dan bernegara tidak boleh

menyimpang, apalagi bertentangan ideologi bangsa Indonesia

yaitu Pancasila. Sejarah telah membuktikan bahwa hanya

Pancasila yang dapat mempersatuan bangsa Indonesia.

5. Bidang Politik Pendidikan dan pembangunan di bidang politik bagi

bangsa Indonesia harus berlandaskan Pancasila, sehingga tidak

dapat digantikan dengan landasan yang lain, termasuk paham

barat dan timur.

6. Bidang Ekonomi Pembangunan di bidang ekonomi harus selalu

berakar dan bersumber pada Pancasila secara konsisten.

7. Bidang Sosial Budaya Pembangunan di bidang sosial budaya juga

harus berakar dari kehidupan bangsa Indonesia yang

berlandaskan Pancasila. Aktualisasinya tidak boleh menyimpang

dari pengamalan sila-sila Pancasila secara konsisten.


DAFTAR PUSTAKA

1. Ubaedillah, 2015. Pendidikan Kewarganegaraan (Civic Education)

2. Yewangoe, AA, dkk. 2010. Indonesia Satu, Indonesia beda,

Indonesia bisa. PT Gramedia perpustakaan utama.

3. KAELAN.2010. PENDIDIKAN PANCASILA

YOGYAKARTA,PARADIKMA

Anda mungkin juga menyukai