Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK 1

MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS XII IPS/MIPA


SMA SINAR DHARMA TAHUN PELAJARAN 2021-2022
Tanggal: Nama: Nilai KD. 4.5
RABU, 29 1. ANGELICA/01
SEPTEMBER 2. HENRY/08
2021 3. YULIUS/17
4. ERIKA/05

KD. 4.5 Menyeleksi ragam informasi sebagai bahan teks editorial baik secara lisan maupun
tulis

PENGERTIAN DASAR

Teks editorial = Tajuk Rencana adalah teks (kolom khusus) dalam surat kabar yang merupakan pendapat (pandangan,
opini) redaksi terhadap suatu peristiwa yang aktual, fenomenal, dan kontroversial pada saat surat kabar itu diterbitkan.
Selain itu, redaksi surat kabar juga menyampaikan solusi atau saran berkaitan dengan isu yang diulas dalam editorial.
Bahkan, hampir tidak lupa redaksi surat kabar juga memberikan simpulan atas ulasan tersebut.

Aktivitas 2
Instruksi dan ketentuan!
1. Peserta didik dikelompokkan, dan tiap kelompok terdiri atas 3/4 orang.
2. Setiap kelompok bekerja sama mencari teks editorial.
3. Teks editorial bersumber dari laman berita resmi, baik media cetak atau eletronik (televisi).
4. Teks editorial yang ditemukan disalin ke format ms.word yang sudah disediakan oleh guru.
5. Peserta didik secara berkelompok mendiskusikan teks editorial itu.
6. Peserta didik menjawab pertanyaan yang sudah di siapkan di LKPD
7. Peserta didik mempresentasikan hasil kerjanya.
JUDUL TEKS EDITORIAL: MITIGASI RISIKO TATAP MUKA

SUMBER:
https://www.kompas.id/baca/opini/2021/09/28/mitigasi-risiko-pembelajaran-tatap-
muka/?status=sukses_login&status_login=login

Mitigasi risiko pembelajaran tatap muka perlu diperkuat untuk mencegah penularan Covid-19 di sekolah.
Mitigasi ini dimulai sejak di rumah, untuk memastikan warga sekolah aman dari Covid-19 ketika ke sekolah.

Kebutuhan untuk pembelajaran tatap muka di sekolah tak terelakkan setelah lebih dari setahun sekolah
ditutup, dan pembelajaran dilaksanakan secara jarak jauh. Semakin lama sekolah ditutup, semakin besar
risikonya bagi anak-anak terutama mereka yang terkendala mengikuti pembelajaran jarak jauh.

Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) dan Badan
PBB untuk Anak-anak (Unicef) pun selalu mengingatkan negara-negara agar memprioritaskan pembukaan
sekolah ketika laju penularan Covid-19 sudah terkendali atau melandai. Ancaman generasi yang hilang karena
kerugian belajar (learning loss) dan anak putus sekolah semakin besar jika sekolah tak segera dibuka kembali.

Meski begitu, keselamatan dan kesehatan warga sekolah tetap prioritas. Sekolah harus dipastikan dibuka
dengan aman. Temuan kasus Covid-19 saat pembelajaran tatap muka (PTM) (Kompas, 27/9/2021)
menunjukkan PTM di masa pandemi tetap berisiko meski persyaratan-persyaratan PTM tersebut telah
terpenuhi.

Temuan kasus Covid-19 saat PTM tersebut juga bukan pertama kali. Tahun lalu muncul kasus serupa ketika
sekolah-sekolah di zona tertentu diperbolehkan dibuka kembali. Kasus Covid-19 di sekolah bisa memicu
peningkatan kasus di masyarakat.

Belajar dari kasus-kasus tersebut, mitigasi risiko PTM harus diperkuat. Syarat kasus Covid-19 yang melandai
dan protokol kesehatan selama PTM harus dibarengi dengan upaya mencegah kasus Covid-19 sampai di
sekolah.

Pengukuran suhu sebelum warga sekolah memasuki kompleks sekolah tidak bisa mendeteksi orang tanpa
gejala. Sementara tidak semua sekolah bisa menyelenggarakan tes Covid-19 kepada warga sekolah sebelum
pelaksanaan PTM karena alasan biaya.

Karena itu, strategi mitigasi harus dimulai sejak di rumah. Apakah warga sekolah mempunyai riwayat kontak
dengan orang yang terkonfirmasi Covid-19. Sekolah hendaknya mempunyai catatan riwayat warga sekolah
tersebut, termasuk mereka yang mempunyai penyakit penyerta, mereka yang tinggal di zona merah, juga
mereka yang perjalanan dari rumah ke sekolah melintasi zona merah.

Pemetaan tersebut menjadi acuan untuk menetapkan siapa saja yang aman mengikuti PTM. Pengetahuan dan
kesadaran akan pentingnya protokol kesehatan dan pelacakan (tracing) di masyarakat serta pengawasan dan
evaluasi berkala pelaksanaan PTM yang aman menjadi penentu.

Idealnya, semua warga sekolah juga telah mendapatkan vaksin Covid-19 sebelum pelaksanaan PTM untuk
mengurangi risiko sakit berat ketika terinfeksi virus korona. Meski daya tahan anak-anak pada umumnya
lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa, mereka mempunyai kemampuan sama menyebarkan Covid-
19 dan berpotensi terkena long Covid-19 jika terinfeksi.

Data Ikatan Dokter Anak Indonesia menunjukkan, jumlah kasus Covid-19 pada anak dan angka kematian
anak akibat Covid-19 di Indonesia masih tinggi. Ini menjadi lonceng pengingat agar kita semua mencegah
penularan Covid-19 dan memastikan anak-anak tetap aman ketika masuk sekolah kembali.

Diskusikanlah bersama kelompok anda teks editorial tsb, jawablah pertanyaan-pertanyan berikut, dan
buktikanlah jawaban anda berdasarakn teks dengan menuliskan baris dan paragaraf!/skor maksimal 14
NO. Pertanyaan Jawaban
1. Apa masalah yang Masalah yang diulas dalam teks editorial itu adalah risiko pembelajaran
diulas dalam teks tatap muka di masa pandemi Covid-19.
editorial itu?/skor 2
2. Sebutkan 3 pendapat
penulis terkait ulasan - Belajar dari kasus-kasus tersebut, mitigasi risiko PTM harus
yang disampaikan diperkuat. Syarat kasus Covid-19 yang melandai protokil kesehatan
dalam teks editorial selama PTM harus dibarengi dengan upaya mencegah kasus Covid-
tersebut!/skor 6 19 sampai di sekolah.
- Sekolah hendaknya mempunyai catatan riwayat warga sekolah
tersebut, termasuk mereka yang mempunyai penyakit penyerta,
mereka yang tinggal di zona merah, juga mereka yang perjalanan
dari rumah ke sekolah melintasi zona merah. Pemetaan tersebut
menjadi acuan untuk menetapkan siapa saja yang aman mengikuti
PTM.
- Pengetahuan dan kesadaran akan pentingnya protokol kesehatan
dan pelacakan (tracing) di masyakarat serta pengawasan dan
evaluasi berkala pelaksanaan PTM yang aman menjadi penentu.

3. Sebutkan alternatif Alternatif solusi untuk permasalahan diatas mungkin dengan cara
solusi terkait pembelajaran tatap muka secara bergantian seperti yang dijelaskan pada
permasalahan yang artikel tersebut sudah baik. Selain itu juga pihak sekolah juga harus tetap
diulas oleh melaksanakan pembelajaran tatap muka dengan peraturan prokes yang
penulis!/skor 2 sudah ada. Atau bisa juga dengan penyediaan alat bantuan brlajar bagi
peserta didik yang kesulitan dalam pembelajaran jarak jauh.

4. Kepada siapa penulis Dalam artikel tersebut penulis berpihak kepada pelajar yang kesulitan
berpihak dalam ulasan untuk melakukan pembelajaran jarak jauh. Dan prioritas pendidik yang
teks editorial lebih penting untuk generasi yang akan mendatang.
tersebut!/skor 1
5. Siapa sasaran penulis Sasaran penulis atas ulasan teks editorial tersebut adalah warga sekolah.
atas ulasan teks
editorial itu?/skor 1
6. Apa simpulan penulis Simpulan penulis atas masalah yang diulas dalam teks editorial itu adalah
atas masalah yang semakin sekolah ditutup dengan waktu yang lama maka semakin besar
diulas dalam teks anak-anak berkendala dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh. Ini dapat
editorial itu?/skor 2 menimbulkan sebuah ancaman yang disebabkan oleh “learning loss” dan
putus sekolah jika sekolah tidak segera dibuka kembali.

Di sisi lain, keselamatan dan kesehatan tetap menjadi prioritas paling


utama. Dipastikan kembali bahwa setiap sekolah yang dibuka wajib
dibarengi dengan protokol kesehatan ketat selama PTM yang bertujuan
untuk mencegah penyebaran virus Covid-19. Selain itu, tidak semua sekolah
dapat menyelenggarakan tes Covid-19 kepada warga sekolah karena alasan
biaya, maka dari itu strategi mitigasi harus dimulai sejak di rumah.

Setidaknya, sekolah juga memiliki catatan terkait kondisi dan situasi warga
sekolah sehingga hal itu bisa dijadikan sebagai patokan atau pertimbangan
bahwa siapa saja yang dapat mengikuti PTM di masa pandemi Covid-19.

Walaupun daya tahan tubuh anak-anak jauh lebih tinggi dibandingkan


dengan orang dewasa, akan tetapi mereka juga dapat menyebarkan virus
Covid-19. Ikatan Dokter Anak Indonesia menyatakan bahwa jumlah angka
terinfeksi dan kematian pada anak yang disebabkan oleh virus Covid-19 di
Indonesia masih terbilang tinggi. Oleh karena itu, ini menjadi sebuah
peringatan agar kita selalu mencegah penularan virus Covid-19 dan selalu
pastikan bahwa semua anak tetap aman ketika berlangsungnya PTM di
sekolah.

Anda mungkin juga menyukai