Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN OLEH SISWA SMAN 1 CIMAHI

PADA PEMBELAJARAN TATAP MUKA 100% DI MASA PANDEMI COVID-19

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Penelitian Kualitatif Kesehatan

Dosen : Neng Ayu Rosita, S,ST., M,Kes.

Disusun oleh :

Nama : Puspita Arum Hanindyari


NIM : P17336119434
Tingkat : 4

D-IV PROMOSI KESEHATAN


POLTEKKES KEMENKES BANDUNG
Jl. Babakan Loa No. 10, Cimahi Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejak Desember 2020 pandemi covid-19 mulai merebak hingga seluruh aktivitas
kehidupan dilakukan secara on-line tanpa terkecuali Indonesia. Pemerintah
mengeluarkan aturan seluruh masyarakat harus memenuhi dan taat terhadap
protokoler kesehatan untuk sementara mengurangi aktivitas di luar rumah dan jika
harus beraktivitas harus menggunakan masker, cuci tangan serta menjaga jarak.
Kehidupan dengan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat yang terintegritas di
masa pandemi diharapkan dapat mengurangi korban. Sehingga Pembelajaran Jarak
Jauh atau PJJ bagi siswa menjadi solusi untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-
19.
Setahun berjalan, Bank Dunia melakukan sebuah studi terbaru terhadap
efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh di Indonesia selama pandemi covid-19.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diketahui bahwa efektivitas belajar anak-anak di
Indonesia selama PJJ paling besar hanya 40 persen. Dari asumsi efektivitas 40 persen
tersebut, Bank Dunia mengukur potensi learning loss, yaitu mencapai 0,9 tahun di
setiap satu semester pembelajaran. Learning loss yang kian meningkat setelah adanya
pandemi akan semakin memburuk jika PJJ berlangsung hingga dua tahun maka
diperkirakan kerugian dunia pendidikan akan menjadi lebih besar. Akan sulit mengejar
ketertinggalan. Untuk itu perlu adanya skema terbaik untuk membuka sekolah. Begitu
juga dengan pernyataan Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi
(Mendikbudristek), Nadiem Makariem, bahwa efektivitas PJJ di seluruh dunia menurun.
Di Indonesia sendiri efektivitas PJJ menurun karena memiliki berbagai masalah seperti
konektivitas yang belum memadai. Selain itu, diakuinya masih banyak masyarakat yang
tidak memiliki gawai untuk mendukung PJJ. Menurut Nadiem, dua kendala tersebut
merupakan masalah fundamental yang selama ini belum terselesaikan.

Maka mulai tahun ajaran baru 2021/2022, Pembelajaran Tatap Muka Terbatas
atau PTM Terbatas dilaksanakan secara bertahap di Indonesia. Dimulai dari daerah
zona hijau terlebih dahulu. PTM terbatas berjalan dengan ketat di mana setiap warga
sekolah wajib memiliki hasil PCR Test negatif Covid-19. Berjalan selama kurang lebih
3 bulan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan Riset dan Teknologi
(Kemendikbudristek) mencatat terdapat 15.456 siswa dari 1.303 sekolah terkonfirmasi
positif Covid-19 selama menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas. Di mana
4,55 persen Sekolah Menengah Atas (SMA) dilaporkan menjadi klaster penularan
Covid-19 selama menggelar PTM terbatas. Angka ini setara 109 SMA. Terdapat 797
guru dan 1.934 siswa SMA yang terkonfirmasi positif Covid-19. Data tersebut
menunjukkan bahwa penularan Covid-19 di SMA menjadi yang terbesar di antara
tatanan tingkat Pendidikan yang lain. Sehingga PTM Terbatas kembali menjadi PJJ
sebelum akhirnya PTM terbatas kembali berjalan secara bertahap.
Pada akhirnya PTM 100% mulai dilaksanakan setelah gelombang 3 Covid-19
mereda. Termasuk Kota Cimahi, pelaksanaan PTM sekolah 100 persen di Kota Cimahi
sudah disetujui Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Cimahi dan sudah dituangkan dalam
Surat Edaran (SE) Nomor 037/2022 tentang PPKM Level 3 Kota Cimahi. Sehingga PTM
100% di Kota Cimahi dapat dilaksanakn terhitung sejak tanggal 28 Maret 2022. Setelah
sebelumnya PJJ menjadi pilihan karena terdapat 121 orang siswa dan guru yang
terpapar Covid-19 dengan siswa SMA menjadi penyumbang terbanyak sejumlah 53
siswa terpapar Covid-19.
SMAN 1 Cimahi telah menjadi sampel dan percontohan PTM terbatas sejak awal
tahun ajaran baru 2021/2022. SMAN 1 Cimahi yang terletak di Jalan Pacinan No. 22A
ini memiliki luas tanah sebesar 2,952 m 2 dengan 27 rombongan kelas yang
menampung 939 orang siswa dan tersedia 33 ruang kelas. Lokasinya berdekatan
dengan Kantor DPRD Kota Cimahi, alun-alun kota dan pasar tradisional dengan jarak
paling jauh sekitar +1 km.
Melihat kondisi sekolah yang sempit dengan jumlah siswa yang banyak, maka
dalam pelaksanaan PTM 100% ada potensi kerumunan dan tanpa jaga jarak di dalam
wilayah sekolah. Lokasi sekolah yang dekat dengan pusat keramaian kota Cimahi juga
menjadi aspek yang harus diperhatikan oleh pihak sekolah dan siswa ketika
melaksanakan PTM agar tidak terjadi penambahan kasus Covid-19. Sehingga,
kepatuhan siswa SMAN 1 Cimahi dalam menerapkan protokol kesehatan di wilayah
SMAN 1 Cimahi perlu diperhatikan.
Dengan melihat fenomena yang ada, maka penulis ingin menganalisis penerapan
protokol kesehatan oleh siswa SMAN 1 Cimahi pada Pembelajaran Tatap Muka 100%
di Masa Pandemi Covid-19.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana gambaran penerapan protokol kesehatan oleh siswa SMAN 1
Cimahi pada Pembelajaran Tatap Muka 100% di Masa Pandemi Covid-19?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran penerapan


protokol kesehatan oleh siswa SMAN 1 Cimahi pada Pembelajaran Tatap Muka 100%
di Masa Pandemi Covid-19.
1.3.2 Tujuan Khusus

a. Diketahuinya pengetahuan tentang penerapan protokol kesehatan oleh


siswa SMAN 1 Cimahi pada Pembelajaran Tatap Muka 100% di Masa
Pandemi Covid-19.
b. Diketahuinya pengetahuan siswa SMAN 1 Cimahi tentang pengertian Covid-
19
c. Diketahuinya pengetahuan siswa SMAN 1 Cimahi mengenai protokol
kesehatan.
d. Diketahuinya kepatuhan siswa SMAN 1 Cimahi dalam menerapkan protokol
kesehatan di wilayah sekolah.
e. Diketahuinya faktor yang mempengerahui kepatuhan siswa SMAN 1 Cimahi
dalam menerapkan protokol kesehatan di wilayah sekolah.

1.4 Kegunaan Penelitian


1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat menjadi landasan dalam pengembangannya


diharapkan bisa memberikan masukan untuk peningkatan kesadaran dan kepatuhan
dalam menerapkan protokol kesehatan di tengah masa pandemi.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Peneliti mampu menerapkan protokol kesehatan bagi siswa SMAN 1 Cimahi


pada pembelajaran tatap muka 100% di masa pandemi Covid-19. Serta peneliti
mempunyai pengetahuan dan wawasan mengenai protokol kesehatan yang sesuai.
SUBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Subjek Penelitian
3.1.1 Populasi penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMAN 1 Cimahi sebanyak
939 siswa.

3.1.2 Sampel penelitian

Jumlah sampel penelitian ini disesuaikan dengan jumlah sampel yang


direkomendasikan oleh Riemen yaitu 3-10 partisipan (1986; dalam Creswell,
1998). Dengan Teknik purposive sampling. Terdapat 6 orang informan yang terdiri
dari 2 orang siswa kelas 10, 2 orang siswa kelas 11, 2 orang siswa kelas 12.

3.1.3 Kriteria Informan

A. Informan Kunci

Informan kunci sebaiknya orang yang bersedia berbagi konsep dan


pengetahuan dengan peneliti, dan sering dijadikan tempat bertanya oleh
peneliti. Untuk itu sebaiknya dalam pengumpulan data peneliti sebaiknya
memulainya dari informan kunci untuk mendapatkan gambaran yang utuh dan
menyeluruh tentang masalah yang diamati. Dengan demikian terdapat empat
kriteria dalam menentukan informan kunci (Martha & Kresno, 2016):

1. Harus menjadi peserta aktif dalam kelompok, organisasi, atau budaya


yang diteliti, atau telah melalui tahap enkulturasi
2. Harus terlibat dalam budaya yang diteliti “saat ini”. Penekanan “saat ini”
sangat penting, karena jangan sampai informan kunci lupa dengan
masalah yang akan diteliti
3. Harus memiiki waktu yang memadai. Informan kunci tidak cukup hanya
memiliki kemauan, namun dapat memberikan informasi kapan pun saat
dibutuhkan
4. Harus menyampaikan informasi dengan bahasa sendiri (natural).
Sebaiknya informan yang menyampaikan informasi dengan “bahasa
analitik” dihindari karena informasi yang dihasilkan sudah tidak natural.

B. Informan Utama

Informan utama dalam penelitian kualitatif mirip dengan “aktor utama” dalam
sebuah kisah atau cerita. Dengan demikian informan utama adalah orang yang
mengetahui secara teknis dan detail tentang masalah penelitian yang akan
dipelajari. Maka siswa yang menjadi informan utama di penelitian ini memiliki
kriteria sebagai berikut:

1. Siswa aktif SMAN 1 Cimahi pada tahun ajaran 2022/2023.


2. Siswa aktif SMAN 1 Cimahi yang bersedia untuk berpartisipasi dalam
penelitian.
3. Siswa aktif SMAN 1 Cimahi yang hadir di hari pelaksanaan penelitian.

3.2 Metode Penelitian


3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus. Studi
kasus menurut Kumar (1999) adalah suatu pendekatan untuk meneliti fenomena
sosial melalui analisis kasus individual secara lengkap dan teliti, serta memberikan
suatu analisis yang intensif dari banyak rincian khusus yang sering terlewatkan oleh
metode penelitian lain. Pollit & Hungler (1999) memaknai studi kasus sebagai metode
penelitian yang menggunakan analisis mendalam, yang dilakukan secara lengkap dan
teliti terhadap seorang individu, keluarga, kelompok, lembaga, atau unit sosial lain.

3.2.2 Identifikasi Variabel

Variabel Kualitatif terdapat variabel yang tidak bisa dikatifikasikan. Nilai variabel
kualitatif bukan berupa angka, tetapi bentuk kategori mutually exclusive. Dengan
demikian peneliti mengkategorikan siswa yang terlibat pada PTM 100% di SMAN 1
Cimahi. Berdasarkan Judul “Penerapan protokol kesehatan oleh siswa SMAN 1
Cimahi pada Pembelajaran Tatap Muka 100% di Masa Pandemi Covid-19”. Variabel
Kualitatif penelitian ini adalah siswa SMAN 1 Cimahi. Satu unsur yang dapat
dimasukkan ke dalam kategori partisipan PTM 100% di SMAN 1 Cimahi, sehingga
dapat dikatakan bahwa selain siswa SMAN 1 Cimahi bukan kategori penelitian ini.

3.2.3 Tata Cara Kerja dan Teknik Pengumpulan Data

A. Tata Cara Kerja

B. Teknik pengumpulan

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis meliputi:

1. Wawancara (Interview), menurut Nasution (2016) wawancara adalah


alat yang digunakan untuk mengungkapkan kenyataan yang ada
tentang apa yang dirasakan dan diikirkan narasumber melalui Tanya
jawab sehingga memperoleh gambaran dari pengalaman narasumber
(Nasution, 2016). Oleh karena itu, demi mendapatkan data yang akurat,
penulis melakukan wawancara kepada siswa SMAN 1 Cimahi.
2. Observasi, menurut Nasution (2016) observasi dilakukan untuk
memperoleh data/ informasi terkait apa yang dilakukan manusia dalam
kenyataan, sebagai alat pengumpul data, maka observasi harus
dilakukan secara sistematis artinya segala pencatatan harus dilakukan
sesuai prosedur dan aturan-aturan yang lain (Nasution, 2016). Dalam
penelitian ini, penulis mendatangi dan mengamati secara langsung
keadaan yang ada di SMAN 1 Cimahi, sehingga data yang diperoleh
mampu dipahami lebih jelas dan mendapatkan keterangan yang
banyak.

3.2.4 Pengolahan dan Analisis Data

A. Pengolahan Data

Pada Jenis penelitian kualitatif ini, pengolahan data tidak harus dilakukan
setelah data terkumpul atau pengolahan data selesai. Dalam hal ini, data
sementara yang terkumpulkan, data yang sudah ada dapat diolah dan
dilakukan analisis data secara bersamaan. Pada saat analisis data, dapat
kembali lagi ke lapangan untuk mencari tambahan data yang dianggap perlu
dan mengolahnya kembali.

Suyanto dan Sutinah (2006: 173), mengatakan pengolahan data dalam


penelitian kualitatif dilakukan dengan cara mengklasifikasikan atau
mengkategorikan data berdasarkan beberapa tema sesuai fokus penelitannya.
Pengolahan data pada penelitian ini terdiri dari:

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada


penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data kasar yang muncul dari
catatan-catatan lapangan (Miles dan Huberman (1992:16)).

Langkah-langkah yang dilakukan adalah menajamkan analisis,


menggolongkan atau pengkategorisasian ke dalam tiap permasalahan
melalui uraian singkat, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasikan data sehingga dapat ditarik dan diverifikasi. Data yang
di reduksi antara lain seluruh data mengenai permasalahan penelitian.

Data yang di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih spesifik dan
mempermudah peneliti melakukan pengumpulan data selanjutnya serta
mencari data tambahan jika diperlukan. Semakin lama peneliti berada di
lapangan maka jumlah data akan semakin banyak, semakin kompleks dan
rumit. Oleh karena itu, reduksi data perlu dilakukan sehingga data tidak
bertumpuk agar tidak mempersulit analisis selanjutnya.

2. Penyajian Data

Setelah data di reduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian data.


Penyajian data merupakan sebagai sekumpulan informasi tersusun yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan
tindakan. (Miles dan Huberman, 1992 : 17). Penyajian data diarahkan agar
data hasil reduksi terorganisaikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga
makin mudah dipahami. Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk
uraian naratif, bagan, hubungan antar kategori serta diagram alur.

Penyajian data dalam bentuk tersebut mempermudah peneliti dalam


memahami apa yan terjadi. Pada langkah ini, peneliti berusaha menyusun
data yang relevan sehingga informasi yang didapat disimpulkan dan
memiliki makna tertentu untuk menjawab masalah penelitian. Penyajian
data yang baik merupakan satu langkah penting menuju tercapainya analisis
kualitatif yang valid dan handal.

Dalam melakukan penyajian data tidak semata-mata mendeskripsikan


secara naratif, akan tetapi disertai proses analisis yang terus menerus
sampai proses penarikan kesimpulan. Langkah berikutnya dalam proses
analisis data kualitatif adalah menarik kesimpulan berdasarkan temuan dan
melakukan verifikasi data.

3. Menarik kesimpulan atau verifikasi

Tahap ini merupakan tahap penarikan kesimpulan dari semua data yang
telah diperoleh sebagai hasil dari penelitian. Penarikan kesimpulan atau
verifikasi adalah usaha untuk mencari atau memahami makna/arti,
keteraturan, pola-pola, penjelasan, alur sebab akibat atau proposisi.
Sebelum melakukan penarikan kesimpulan terlebih dahulu dilakukan
reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan atau verifikasi dari
kegiatan-kegiatan sebelumnya.

Sesuai dengan pendapat Miles dan Huberman, proses analisis tidak sekali
jadi, melainkan interaktif, secara bolak-balik diantara kegiatan reduksi,
penyajian dan penarikan kesimpulan atau verifikasi selama waktu penelitian.
Setelah melakukan verifikasi maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan
hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk narasi. Penarikan kesimpulan
merupakan tahap akhir dari kegiatan analisis data.Penarikan kesimpulan ini
merupakan tahap akhir dari pengolahan data.

B. Teknik Analisis Data

Pengolahan data dilakukan berdasarkan pada setiap perolehan data dari


catatan lapangan, direduksi, dideskripsikan, dianalisis, kemudian ditafsirkan.
Prosedur analisis data terhadap masalah lebih difokuskan pada upaya
menggali fakta sebagaimana adanya (natural setting), dengan teknik analisis
pendalaman kajian (verstegen) Untuk memberikan gambaran data hasil
penelitian maka dilakukan prosedur sebagai berikut :

1. Tahap penyajian data: data disajikan dalam bentuk deskripsi yang


terintegrasi.
2. Tahap komparasi: merupakan proses membandingkan hasil analisis
data yang telah deskripsikan dengan interprestasi data untuk menjawab
masalah yang diteliti. Data yang diperoleh dari hasil deskripsi akan
dibandingkan dan dibahas berdasarkan landasan teori, yang
dikemukakan pada tinjauan pustaka.
3. Tahap penyajian hasil penelitian: tahap ini dilakukan setelah tahap
komparasi, yang kemudian dirangkum dan diarahkan pada kesimpulan
untuk menjawab masalah yang telah dikemukakan peneliti.

3.2.5 Instrumen Penelitian

A. Instrumen Pertanyaan Wawancara Penelitian

Instrumen pertanyaan yang digunakan dalam wawancara penelitian ini


adalah wawanncara terstrruktur yang dapat mengarahkan jawaban dari
informan.

B. Instrumen Observasi Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam observasi penelitian ini adalah


observasi semi-terstruktur untuk melihat pola perilaku objek penelitian.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian


3.3.1 Tempat Penelitian

Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di Lingkungan SMAN 1 Cimahi tepat di


Jalan Pacinan No. 22A Kelurahan Pahandut Kecamatan Pahandut Kota Palangka
Raya.
3.3.2 Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan peneliti untuk penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal
dikeluarkannya izin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 1 (satu) minggu, 3 hari
pengumpulan data dan 4 hari pengolahan data yang meliputi penyajian dalam bentuk
laporan dan proses bimbingan berlangsung.
DAFTAR PUSTAKA

DPRD Jawa Barat. 2021. PTM di SMAN 1 Cimahi Siap Dilaksanakan.


https://dprd.jabarprov.go.id/berita/ptm-di-sman-1-kota-cimahi-siap-dilaksanakan
(Diakses pada 28 Juli 2022)

Sekolah Kita Kemendikbud. 2022. Data SMAN 1 Cimahi.


https://sekolah.data.kemdikbud.go.id/index.php/chome/profil/9fb139bc-7500-
4656-abff-b5ba8a1e5be3 . (Diakses pada 28 Juli 2022)

Pratama, Ilham Putra. 2021. World Bank: Efektivitas Belajar Anak Indonesia Selama PJJ
Hanya 40%. https://www.medcom.id/pendidikan/news-pendidikan/DkqXB68b-
world-bank-efektivitas-belajar-anak-indonesia-selama-pjj-hanya-
40#:~:text=Berdasarkan%20hasil%20penelitian%20tersebut%2C%20efektivitas,d
i%20setiap%20satu%20semester%20pembelajaran. (Diakses pada 28 Juli 2022)

Ramadhan, Bilal. 2022. Siswa dan Guru Positif Covid-19 di Cimahi Jadi 121 Orang.
https://www.republika.co.id/berita/r7r12x330/siswa-dan-guru-positif-covid19-di-
cimahi-jadi-121-orang. (Diakses pada 28 Juli 2022)

Ryan, Nicholas Aditya. 2021. Nadiem Sebut Efektivitas Pembelajaran Jarak Jauh di
Seluruh Dunia Menurun.
https://nasional.kompas.com/read/2021/05/05/13484081/nadiem-sebut-
efektivitas-pembelajaran-jarak-jauh-di-seluruh-dunia-menurun?page=all.
(Diakses pada 28 Juli 2022)

Syahril, Ari Ramadhan. 2022. Cimahi Kembali Berlakukan PTM 100 Persen Mulai Pekan
Depan. https://jabar.suara.com/read/2022/03/25/114431/cimahi-kembali-
berlakukan-ptm-100-persen-mulai-pekan-
depan#:~:text=SuaraJabar.id%20%2D%20Pemerintah%20Kota%20Cimahi,terba
tas%20dengan%20kapasitas%2050%20persen. (Diakses pada 28 Juli 2022)

Yuniar, Angga. 2021. 15 Ribu Siswa dari 1.303 Sekolah Positif Covid-19 selama Gelar
PTM Terbatas. https://www.merdeka.com/peristiwa/15-ribu-siswa-dari-1303-
sekolah-positif-covid-19-selama-gelar-ptm-terbatas.html. (Diakses pada 28 Juli
2022)
LAMPIRAN

1. Instrumen Pertanyaan Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

ANALISIS PENERAPAN PROTOKOL KESEHATAN OLEH SISWA SMAN 1 CIMAHI


PADA PEMBELAJARAN TATAP MUKA 100% DI MASA PANDEMI COVID-19

I. Jadwal Wawancara

1. Tanggal, Hari :

2. Waktu Mulai dan Selesai :

II. Identitas Informan

Jenis Kelamin :

Usia :

Kelas :

Pendidikan Terakhir :

III. Pertanyaan penelitian

Covid-19
1. Apa persepsi Anda tentang Covid-19?
2. Bagaimana perasaan Anda ketika Pandemi Covid-19 melanda Indonesia?
3. Apa yang Anda lakukan selama masa Pandemi Covid-19 berlangsung?
4. Apa yang Anda harapkan pada situasi Covid-19 ini?
PTM
5. Bagaimana tanggapan Anda setelah dimulainya PTM 100% di SMAN 1
Cimahi?
6. Apa perbedaan yang kamu rasakan saat PJJ dengan PTM?
7. Sistem pembelajaran mana yang lebih Anda sukai antara PJJ dan PTM?
8. Menurut Anda, apakah SMAN 1 Cimahi sudah siap untuk melaksanakan PTM
100%?
9. Menurut Anda, apakah fasilitas yang disediakan oleh SMAN 1 Cimahi sudah
memadai untuk melaksanakan PTM 100%?
10. Apa kendala yang Anda rasakan selama PTM berlangsung?
Protokol Kesehatan
11. Apakah Anda selalu memakai masker di lingkungan sekolah?
12. Menurut Anda, apakah masker masih penting untuk digunakan pada saat ini?
13. Apakah anda sering mengganti masker dalam sehari?
14. Jika iya, diganti berapa kali setiap berapa jam sekali?
15. Apakah anda selalu mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun?
16. Pada waktu kapan saja Anda mencuci tangan dengan air mengalir dan
sabun?
17. Apakah anda lebih sering memakai handsanitizer atau mencuci tangan
dengan air mengalir dan sabun?
18. Menurut Anda, apakah upaya sekolah dalam penyediaan sanitasi sudah
efektif?agar siswa tetap menjaga jarak di sekolah sudah efektif?
19. Apakah Anda selalu menjaga jarak?
20. Bagaimana cara Anda menjaga jarak di wilayah sekolah?
21. Menurut Anda, apakah upaya sekolah agar siswa tetap menjaga jarak di
sekolah sudah efektif?
22. Apakah Anda sering berkerumun?
23. Bagaimana caranya Anda menghindari kerumunan?
24. Menurut Anda, apakah upaya sekolah agar siswa tetap menghindari
berkerumunan di sekolah sudah efektif?
25. Apakah Anda sering bepergian selain pergi ke sekolah?
26. Apakah Anda langsung pulang ke rumah setelah selesai jam pembelajaran di
sekolah?
27. Apakah Anda sudah melaksanakan vaksinasi hingga dosis berapa?
28. Dari protokol kesehatan 6M, menurut Anda mana yang paling mudah untuk
dilakukan?
29. Dari protokol kesehatan 6M, menurut Anda mana yang paling mudah untuk
dilakukan?
30. Apa harapan Anda untuk sekolah untuk meningkatkan efektivitas protokol
kesehatan di wilayah SMAN 1 Cimahi?

2. Instrumen Observasi

Tema Observasi : Penerapan Protokol Kesehatan Oleh Siswa Sman 1 Cimahi Pada
Pembelajaran Tatap Muka 100% Di Masa Pandemi Covid-19
Lokasi Observasi :

Observer :

Subjek Observasi :
Indikator Observasi :

1. Perilaku informan dalam memakai masker di wilayah SMAN 1 Cimahi

2. Perilaku informan dalam mencuci tangan di wilayah SMAN 1 Cimahi

3. Perilaku informan dalam menjaga jarak di wilayah SMAN 1 Cimahi

4. Perilaku informan dalam menghindari kerumunan di wilayah SMAN 1 Cimahi

Anda mungkin juga menyukai