Anda di halaman 1dari 10

PROJECT BASED LEARNING, MODEL PEMBELAJARAN BERMAKNA DI MASA

PANDEMI COVID 19

Sumber gambar: https://www.tes.com/lessons/XeCi_yKBaKEkYw/project-based-and-experimental-learning dan https://suarapendidikan.com/7-pesan-mendikbud-


soal-belajar-dari-covid-19/

Pendahuluan

WHO menetapkan virus Corona sebagai sebuah pandemi. Istilah pandemi menurut KBBI
dimaknai sebagai wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang
luas. Saat ini virus Covid 19, (Covid-19 adalah singkatan dari Corona Virus Disease 2019 yang
berarti virus corona Covid-19 ini pertama kali muncul di tahun 2019) sudah meluas menjangkiti
hampir semua negara di dunia. Corona virus adalah keluarga besar virus yang bisa menyebabkan
penyakit, mulai dari flu biasa hingga penyakit pernapasan paling parah, seperti Sindrom
Pernapasan Timur Tengah (MERS) dan Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS). Sejak pertama
kali virus ini terdeteksi di Wuhan, China, pada Desember 2019, wabah ini telah berkembang
sangat cepat. WHO lalu melabeli wabah virus corona Covid-19 ini sebagai pandemi global.

Gejala-gejala COVID-19 yang paling umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering.
Beberapa pasien mungkin mengalami rasa nyeri dan sakit, hidung tersumbat, pilek, sakit
tenggorokan atau diare, Gejala-gejala yang dialami biasanya bersifat ringan dan muncul secara
bertahap. Beberapa orang yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun dan tetap merasa
sehat. Sebagian besar (sekitar 80%) orang yang terinfeksi berhasil pulih tanpa perlu perawatan
khusus. Sekitar 1 dari 6 orang yang terjangkit COVID-19 menderita sakit parah dan kesulitan
1
bernapas. Orang-orang lanjut usia (lansia) dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah
ada sebelumnya seperti tekanan darah tinggi, gangguan jantung atau diabetes, punya
kemungkinan lebih besar mengalami sakit lebih serius.

WHO melalui situs resminya www.who.int menyebutkan beberapa cara untuk


mengurangi risiko terinfeksi atau menyebarkan COVID-19 dengan cara melakukan beberapa
langkah pencegahan:
1. Seringlah mencuci tangan Anda dengan air bersih mengalir dan sabun, atau cairan
antiseptik berbahan dasar alkohol.
2. Jaga jarak setidaknya 1meter dengan orang yang batuk-batuk atau bersin-bersin.
3. Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut.
4. Pastikan Anda dan orang-orang di sekitar Anda mengikuti etika batuk dan bersin
5. Tetaplah tinggal di rumah jika merasa kurang sehat.
6. Tetap ikuti informasi terbaru tentang hotspot-hotspot COVID-19 hindari bepergian ke
tempat-tempat tersebut.

Kesehatan lahir dan batin siswa, guru, kepala sekolah dan seluruh warga sekolah menjadi
pertimbangan utama dalam pelaksanaan kebijakan menjaga jarak agar rantai penyebaran
terputus dan merupakan salah satu pertimbangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republilk Indonesia mengeluarkan Surat Edaran no. 4 tahun 2020. Poin 2 dalam SE no.4 tahun
2020 menyebutkan bahwa:
a. Belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk
memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan
menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun keluiusan;
b. Belajar dari Rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain
mengenai pandemi Covid-19;
c. Aktivitas dan tugas pembelajaran Belajar dari Rumah dapat bervariasi antarsiswa, sesuai
minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/
fasilitas belajar di rumah;

2
d. Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan baiik yang bersifat kualitatif
dan berguna

Implikasi dari SE Mendikbud no.4/2020 membuat sekolah melakukan pembelajaran dari


rumah untuk para peserta didik, untuk bisa menghasilkan pembelajaran bermakna sesuai point
2a maka guru harus memilih model pembelajaran yang tepat agar menjadi pembelajaran yang
bermakna. Pembelajaran dari rumah terus berlanjut sampai dengan 2 Mei 2020 yang merupakan
hari Pendidikan Nasional dimana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan memberikan amanah
sebagai pembina pada kegiatan upacara memperingati Hari Pendidikan tersebut. Dalam
pidatonya Mendikbud menyebutkan pendidikan yang efektif membutuhkan kolaborasi dari guru,
siswa dan orangtua, beliau juga menyebutkan saat pandemi Covid 19 ini adalah saat yang tepat
untuk melakukan inovasi dan bereksperimen. Dapat diambil kesimpulan bahwa beliau sudah
menyebutkan pembelajaran yang tepat dalam masa pandemi Covid 19 ini adalah suatu
pembelajaran yang melakukan kolaborasi, inovasi dan eksperimen. Selanjutnya Mendikbud juga
memberikan 7 tips belajar dari rumah yang antara lain menyebutkan untuk membagi kelas dalam
kelompok kecil dan mencoba model/metode Project Based Learning karena melatih siswa
berkolaborasi, gotong royong dan empati.

Model pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning yang disebutkan oleh
Mendikbud adalah salah satu model pembelajaran yang membuat siswa aktif dan mandiri dalam
pembelajaran. Model pembelajaran berbasis proyek adalah model pembelajaran yang dapat
digunakan untuk menerapkan pengetahuan yang sudah dimiliki, melatih berbagai keterampilan
berpikir, sikap, dan keterampilan konkret. Sedangkan pada permasalahan kompleks, diperlukan
pembelajaran melalui investigasi, kolaborasi dan eksperimen dalam membuat suatu proyek,
serta mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam pembelajaran. Dengan menerapkan
model pembelajaran berbasis proyek diharapkan melatih kemandirian, kolaborasi dan
eksperimen didalam diri siswa atau peserta didik.

Manajemen Pembelajaran Project Based Leaning di Masa Pandemi Covid 19

Project Based Learning adalah salah satu model pembelajaran konstruktif yang
berpotensi memberdayakan kemampuan kognisi tingkat tinggi. Dalam artikelnya, Irham

3
Ramadhani dan Motlan mengutip pernyataan dari Mansoor dan Moss (1997) yang berpendapat
bahwa Project Based Learning adalah pendekatan kolaboratif untuk belajar dan mengajar yang
menempatkan peserta didik dalam situasi di mana mereka menggunakan bahasa otentik untuk
mencapai tujuan tertentu. Sebagai bagian dari proses, siswa merencanakan proyek, bekerja
dalam tugas yang kompleks, dan menilai kinerja dan kemajuan mereka. Sebuah proyek dirancang
di sekitar isu-isu, pertanyaan atau kebutuhan yang diidentifikasi oleh peserta didik. Sebagai
model pembelajaran, pembelajaran berbasis proyek mempunyai langkah-langkah sebagai
berikut:

1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal agar siswa
mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.
2. Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada,
disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
3. Menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat penting
agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target.
4. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring terhadap
pelaksanaan dan perkembangan proyek. Siswa mengevaluasi proyek yang sedang
dikerjakan.
5. Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan berbagai data
lain dari berbagai sumber.
6. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan
sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata
pelajaran lain.

Pembelajaran dimasa covid 19 ini tentunya membutuhkan penyesuaian dalam


pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek, karena pemberlakuan SE mendikbud no 4 tahun
2020 yang membuat guru dan peserta didik tidak bisa langsung bertemu untuk melakukan proses
pembelajaran. Pelaksanaan project based learning biasanya dilakukan secara berkelompok atau
berkolaborasi antar siswa, namun di masa pandemi kolaborasi dapat dilakukan antara siswa
dengan orang tua agar terjadi pelibatan antara guru, siswa dan orang tua. Kondisi pandemi covid

4
19 ini membuat guru dan siswa terpaksa melakukan pembelajaran jarak jauh yang berlaku untuk
semua jenjang pendidikan. Pembelajaran jarak jauh ini dilakukan dengan memperhatikan
beberapa prinsip utama yaitu

1. Mengedepankan keselamatan dan kesehatan lahir batin seluruh warga sekolah dalam
pelaksanaan belajar dari rumah
2. Belajar dari rumah memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa
terbebani pencapaian ketuntasan kurikulum
3. Mengedepankan pola interaksi dan atau komunikasi yang positif antara pendidik dengan
siswa dan orang tua
4. Materi pada belajar dari rumah selain yang ada dalam kurikulum dapat berupa pendidikan
kecakapan hidup tentang Covid-19, pendidikan karakter sesuai dengan jenjang pendidikan
5. Aktivitas dan penugasan selama belajar dari rumah tidak menjadi beban baru sehingga
dapat bervariasi antar sekolah, antar daerah dengan mempertimbangkan kesenjangan
akses dalam pelaksanaan

Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek dilakukan bersama guru, siswa dan


orangtua sebagai satu tim. Karena menempatkan posisi orangtua sebagai bagian dari tim maka
diawal kegiatan guru perlu melakukan beberapa langkah berikut untuk menyamakan persepsi
dan memperlancar kegiatan pembelajaran berbasis proyek:

1. Menjelaskan tujuan kegiatan pembelajaran berbasis proyek dan peran orangtua dalam
pembelajaran tersebut hal ini perlu dilakukan untuk meyakinkan orangtua bahwa mereka
tidak diharapkan menjadi guru karena tidak semua orang tua bisa mendampingi full,
sebagian orang tua masih harus pergi bekerja dan melakukan pekerjaan dari rumah.
Beritahu tahu orang tua bahwa guru tetap akan membantu proyek yang dikerjakan siswa
dengan terus berkomunikasi dan tidak memberi mereka beban berlebihan. Orangtua juga
perlu diberitahu jenis teknologi yang guru gunakan dan yang mungkin digunakan oleh anak-
anak mereka. Untuk keluarga yang tidak memiliki akses ke teknologi atau internet, beri
pemahaman bahwa kegiatan memerlukan akses ke smartphone atau ponsel pintar,

5
perlengkapan seni dasar atau bahan untuk membuat sesuatu meskipun itu hanya pena dan
kertas.
2. Menjelaskan manfaat melakukan pembelajaran berbasis proyek di rumah yaitu membuat
anak aktif dan tidak hanya terpaku pada lembar kerja atau layar handphone. Proyek adalah
cara yang bagus untuk membuat anak terlibat dalam pembelajaran otentik dan membangun
keterampilan yang bermanfaat. Guru juga dapat menunjukkan bahwa proyek merupakan
peluang yang baik bagi keluarga untuk melakukan berbagai hal bersama dan sebaliknya
proyek juga dapat membuat anak mandiri.
3. Menjelaskan cara mendukung anak-anak mereka yaitu dengan memberikan pemahaman
kepada orangtua bahwa setiap anak mempunyai gaya yang berbeda dalam belajar, beberapa
tips bisa diberikan untuk mempermudah orangtua dalam mendampingi anaknya belajar di
rumah yaitu temukan area dan atur untuk mengerjakan tugas sekolah, meskipun itu sudut
ruangan. Selanjutnya biarkan anak melatih keterampilan presentasi mereka dan
mengajukan pertanyaan serta mendapatkan umpan balik dengan cara bekerja sama dengan
siswa lain menggunakan aplikasi teleconference ataupun dengan bertanya orang lain yang
lebih tua. Tips ketiga adalah membuat jadwal harian dan mingguan, dan mematuhi tenggat
waktu sebagai bagian dari keterampilan manajemen diri

Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek di masa pandemi Covid 19 dilakukan


menggunakan dengan memilih media yang tepat karena pembelajaran tidak dilakukan secara
tatap muka tapi dilakukan menggunakan metode pembelajaran jarak jauh. Pelaksanaan
pembelajaran dari rumah yang merupakan pembelajaran jarak jauh menekankan pada konsep
pembelajaran dengan menggunakan suatu media yang memungkinkan terjadi interaksi antara
pengajar dan pembelajar, dengan tidak menimbulkan beban baru karena kondisi pembelajaran
yang terjadi adalah bukan kondisi normal. Maka perlu ada yang media yang mendukung
pembelajaran jarak jauh menggunakan model pembelajaran berbasis proyek. Media yang dipilih
haruslah media yang dikenal umum, mudah digunakan, menjembatani komunikasi gurudan
siswa, dan free/tidak berbayar selain tentu saja mempertimbangkan kondisi dan lokasi guru,
siswa dan orangtua (susah sinyal, ekonomi dan tingkat pemahaman terhadap teknologi). Media
dengan kriteria tersebut dipilih karena pembelajaran berbasis proyek merupakan pembelajaran

6
dalam kurun waktu tertentu yang terjadwal dan terencana dimana siswa membuat laporan
perkembangan proyeknya dan guru memantau siswa disertai dengan dokumen pendukung yang
sesuai.

Ada beberapa media/platform pembelajaran berbasis teknologi yang dapat dipilih


dengan kriteria dikenal umum, mudah digunakan, dapat menjadi alat komunikasi dan tidak
berbayar (hanya menggunakan kuota) untuk menunjang pembelajaran berbasis proyek yang
dilakukan dimasa belajar dari rumah yaitu: google suite (google drive, google form, google site
dan google classroom), Edmodo, Lark suite, Kelas Maya dari Rumah Belajar, email dan media
video conference (webex, zoom, google meet, whats app, telegram). Pemilihan media
pembelajaran yang tepat akan membantu siswa dan orangtua untuk melaporkan perkembangan
proyek dan berkonsultasi terhadap proyek yang dikerjakan. Hal ini penting karena langkah ke 3
(menyusun jadwal sebagai langkah nyata dari sebuah proyek) dan ke 4 (memonitor kegiatan dan
perkembangan proyek) dalam project based learning membutuhkan komunikasi intens antara
guru, siswa dan orangtua.

Seperti model pembelajaran lainnya maka model pembelajaran berbasis proyek juga
melakukan serangkaian penilaian terhadap proses dan hasil akhir pembelajaran siswa. Penilaian
dilakukan pada proyek yang membutuhkan pemantauan atau monitoring yang ketat
membutuhkan penilaian autentik yang mengedepankan penilaian proses namun tidak pula
mengabaikan penilaian akhir. Penilaian autentik yang dilakukan adalah penilaian portofolio.
Portofolio dapat didefinisikan sebagai kumpulan karya siswa yang disusun secara sistematis
dengan terorganisir sebagai hasil dari usaha pembelajaran yang telah dilakukannya dalam kurun
waktu tertentu. Dari hasil karya tersebut guru dapat melihat bagaimana perkembangan
kemampuan siswa baik dalam aspek pengetahuan, sikap maupun keterampilan sebagai bahan
penilaian. Penilaian portofolio berdasarkan fungsinya dibedakan menjadi 2 jenis yaitu protofolio
formatif dan fungsi sumatif. Portofolio sebagai fungsi formatif merupakan penggunaan protofolio
untuk melihat perkembangan capaian siswa dibandingkan dengan target kompetensi pada kurun
waktu tertentu pada fungsi formatif kriteria penilaian tidak perlu didefinisikan secara ketat.
Penilaian dengan fungsi sumatif bertujuan untuk memberi nilai atas capaian hasil kerja siswa,

7
seringkali hasil penilaian sumatif dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan yang mempunyai
dampak langsung kepada siswa, seperti sebagai dasar penentuan kelulusan atau alat seleksi.
Untuk penilaian sumatif, terutama yang bersifat high stakes, validitas dan reliabilitas atau
konsistensi penilaian merupakan hal penting, oleh karena itu kriteria penilaian yang eksplisit dan
jelas menjadi hal yang penting.

Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui pemahaman, kemampuan


mengaplikasikan, kemampuan penyelidikan dan kemampuan siswa memberikan informasi
tentang sesuatu yang menjadi penyelidikannya pada materi tertentu secara jelas. Pada penilaian
proyek ada 3(tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu:

a. Kemampuan pengelolaan yaitu kemampuan siswa dalam memilih topik apabila belum
ditentukan oleh guru, mencari informasi dan mengelola waktu pengumpulan data serta
penulisan laporan,
b. Relevansi yaitu kesesuaian dengan mata pelajaran dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran)
c. Keaslian yaitu proyek yang dilakukan siswa harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan terhadap proyek siswa.

Penilaian proyek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan, sampai hasil akhir
proyek. Untuk itu, pendidik perlu menetapkan hal-hal atau tahapan yang perlu dinilai, seperti
penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data, dan penyiapan laporan tertulis. Laporan
tugas atau hasil penelitian juga dapat disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat
menggunakan alat/instrumen penilaian berupa daftar cek atau skala penilaian. Pada saat
penilaian inilah guru menggunakan media yang tepat untuk memberikan rubrik, menerima
laporan atau melakukan layanan konsultasi terhadap siswa. Contoh: rubrik penilaian atau
kuesioner penyelesaian tugas siswa menggunakan google form, komunikasi pemantauan dan
layanan konsultasi pengerjaan proyek siswa menggunakan grup what’s app atau video
conference, dokumentasi kegiatan siswa dengan email, pengorganisasian kelas menggunakan
kelas maya, google class atau Edmodo, penyelesaian tugas atau laporan siswa menggunakan
google slide atau google site ataupun menggunakan lark docs. Selanjutnya, semua hasil siswa

8
dihimpun menjadi sebuah portofolio siswa yang disimpan pada drive atau cloud isalnya
menggunakan google drive, lark suite drive ataupun penyimpanan cloud lainnya yang tidak
berbayar. Semua pemilihan media menggunakan pertimbangan kondisi dan kemampuan
teknologi guru, siswa dan orang tua.

Kesimpulan

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa project based learning merupakan suatu
model pembelajaran yang sesuai untuk digunakan pada kegiatan belajar dari rumah karena
melalui project based learning siswa diajak untuk berkolaborasi, mandiri dan bereksplorasi,
penilaian yang digunakan pun sesuai dengan surat edaran mendikbud no 4 tahun 2020 yaitu
penilaian berbasis portofolio dengan menyesuaikan kondisi siswa (kesenjangan akses). Proses
pembelajaran dilakukan dengan mengedepankan pola interaksi dan atau komunikasi yang positif
antara pendidik dengan siswa dan orang tua karena itu perlu memilih media yang tepat dalam
pembelajaran dan penilaian. Project based learning membuat siswa berkembang karena ketika
siswa belajar dengan caranya sendiri, mereka mengembangkan kemampuan untuk
memfokuskan diri dan merenung. Bekerja dengan cara mereka sendiri juga memberi siswa
kesempatan untuk memikul tanggung jawab pribadi atas apa yang mereka pelajari. Tidak salah
Menteri Pendidikan Nadiem Makarim memilih project based learning sebagai model
pembelajaran dimasa pandemi covid 19 karena sudah saatnya murid, guru dan orang tua
berinovasi dengan melakukan banyak tanya, banyak coba, dan banyak karya.

Referensi Bacaan

Bruce Joyce, Marsha Weil, Emily Calhoun. Model of Teaching (Model-model Pengajaran)
terjemahan. Penerbit: PT Pustaka Pelajar. Edisi ke delapan. 2011
Chusnul Chotimah, M.Ag,Dr dan Dr. Muhammad Fathurrohman, M.Pd.I. Paradigma Baru Sistem
Pembelajaran. Penerbit: Ar-Ruzz Media. Cetakan I. 2018
Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Model-model Pembelajaran. Penerbit:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017.
Kathryn Geldard dan David Geldard, Penerjemah: Tonny Setiawan. Menangani Anak dakam
Kelompok. Penerbit Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Cetakan 1, 2013

9
Kurniawan Arizona, Zainal Abidin, Rumansyah Rumansyah. Pembelajaran Online Berbasis
Proyek Salah Satu Solusi Kegiatan Belajar Mengajar Di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal
Ilmiah Profesi Pendidikan. Volume 5 Edisi 1,2020. ISSN (Online): 2620-8326
http://jipp.unram.ac.id/index.php/jipp/article/view/111/99
M.Nur Gufron dan Rini Risnawita. Gaya Belajar Kajian Teoritik. Penerbit: Pustaka Pelajar.
Cetakan II, Januari 2013.
Moch. Agus Krisno Budiyanto., M.Kes, DR. H.. SINTAKS 45 Metode Pembelajaran Dalam Student
Centered Learning (SCL), Universitas Muhammadiyah Malang Press. Malang. Cetakan
Pertama, Juli 2016.
Novan Ardy Wiyani. Desain Pembelajaran Pendidikan. Penerbit: Ar-Ruzz Media. Cetakan I, 2013
https://www.edutopia.org/article/how-teachers-can-support-pbl-home (diakses 14 mei 2020)
https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/05/pidato-mendikbud-dalam-peringatan-hari-
pendidikan-nasional-tahun-2020 (diakses 11 mei 2020)
https://kumparan.com/pandangan-jogja/kemendikbud-berbagi-7-tips-belajar-jarak-jauh-guru-
tak-semudah-itu-1tMkpwj7QiF/full (diakses 11 mei 2020)
https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa-for-public (diakses 11 mei 2020)
Mervin L. Silberman, Dr. Active Learning. 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Edisi Revisi. Penerjemah
Raisul Muttaqien. Penerbit Nuansa Cendikia. Bandung. Cetakan XV, Maret 2019.
Theresia Widyantini. Penerapan Model Project Based Learning (Model Pembelajaran Berbasis
Proyek) dalam Materi Pola Bilangan Kelas VII (sebuah artikel). Pusat Pengembangan Dan
Pemberdayaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika. 2014.
Ungguh Muliawan. 45 Model Pembelajaran Spektakuler Buku Pegangan Teknis Pembelajaran di
Sekolah. Jasa Penerbit: AR-RUZZ MEDIA. Jogjakarta. Cetakan I, 2016.

*) Ditulis oleh: Cecilia Yuliana (Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Muda, LPMP
Lampung, 2020)

10

Anda mungkin juga menyukai