BAB 1
PEDAHULUAN
Telah dijelaskan pada bagaian terdahulu bahwa tumpuan terdiri 3 jenis yaitu tumpuan
sendi, rol, dan jepit, sedangkan muatan dibedakan atas muatan terpusat dan muatan terbagi
merata. Tumpuan merupakan tempat perletakan balok yang akan meneruskan gaya-gaya ke
pondasi.
Modul ini secara khusus akan membahas tentang penerapan prinsip dalil
kesetimbangan dalam perhitungan reaksi tumpuan balok tunggal dua konsol. Dalam bagian
ini juga akan dijelaskan cara penyelesaian perhitungan momen dan gaya lintang, serta
penggambaran bidang momen dan gaya lintang balok tunggal dua konsol.
TUJUAN
Kegiatan Belajar 2
1
Modul – Mekanika Dasar/Analisis Struktur Dasar
Sebelum membahas tetang balok tunggal dua konsol, terlebih dahulu akan
diuraikan beberapa konsep yang terkait dengan pendalaman materi balok tunggal dua
konsol, konsep dimaksud antara lain :
N = G : kg
A
B
G : kg
Bila mana besaran-besaran yang belum diketahui dapat dicari atau diselesaikan
cukup dengan dalil kesetimbangan, maka konstruksi tersebut termasuk konstruksi statis
tertentu. Konstruksi yang termasuk konstruksi statis tertentu antara lain balok tunggal dua
konsol.
3. Dalil Kesetimbangan.
V 0 ......................................................................................... (3.2)
Kegiatan Belajar 2
2
Modul – Mekanika Dasar/Analisis Struktur Dasar
∑ H =0 ........................................................................................ (3.3)
Di mana :
M = Momen
V = Gaya-gaya vertical
H = Gaya-gaya horizontal
Dari persamaan di atas dapat dinyatakan bahwa jumlah momen pada titik tumpuan
harus sama dengan nol, jumlah aljabar gaya-gaya pada arah vertical harus sama dengan
nol, dan jumlah aljabar gaya-gaya pada arah horizontal harus sama dengan nol. Dengan
demikian terdapat tiga variable yang akan diselesaikan dengan tiga buah persamaan. Secara
matematis variabel tersebut dapat diselesaikan dengan cara persamaan linier.
G a m b a r k o n s
diketahui dan akan diselesaikan dengan menggunakan dalil kesetimbangan adalah besaran
reaksi perletakan, besaran momen, dan besaran gaya lintang.
Untuk menghitung besara-besaran tersebut di atas dilakukan dengan urutan
pekerjaan sebagai berikut.
1. Perhitungan Besaran Reaksi Perletakan.
Kegiatan Belajar 2
3
Modul – Mekanika Dasar/Analisis Struktur Dasar
- RBV . L + P (a + L) + Q. ½.L = 0
Karena pembebanan pada konstuksi simetris, maka penyelesaian perhitungan
Momen terjadi apabila sebuah gaya bekerja mempunyai jarak tertentu dari titik yang
akan menahan momen dan besarnya momen adalah besarnya gaya dikalikan dengan
jaraknya. Satuan momen adalah satuan berat jarak (tm, kgm, kcm, dsb).
Bidang momen adalah besarnya momen yang bekerja pada segmen balok atau titik
yang ditinjau dan hasil tersebut nantinya akan digambarkan dalam bentuk gambar bidang
momen agar dapat dibaca dengan mudah.
Momen yang akan digambarkan terbagi dalam dua jenis yaitu momen positip dan
momen negatip. Momen positip bekerja pada serat bawah sedangkan momen negatip
bekerja pada serat atas balok.
Untuk penentuan tanda momen perlu dibuat kesepakatan bahwa apabila gaya
bekerja terhadap titik potongan tertentu searah dengan putaran jarum jam maka tandanya
akan positip dan gambar bidang momen diarsir vertikal sebaliknya apabila gaya bekerja
terhadap titik potongan tertentu berlawanan arah jarum jam maka tandanya akan negatif
dan gambar bidang momen diarsir secara horizontal.
Penyelesaian perhitungan momen sebagai berikut:
MC = 0 (Karena jarak P ke titik c atau ujung batang = 0)
MA = - P. a
MB = - P (a + L) – Q. ½.L
MD = - P . (a + L + a) + RAV. (L + a) - Q (1/2.L + a)
Menentukan Besaran dan letal Mmaksimum dilakukan sebagai berikut.
Buat potongan antara titik A dan B sejauh x dari titik C)
Mx = - P . x + Rav . (x – a) – q (x – a) . ½ (x – a)
Kegiatan Belajar 2
4
Modul – Mekanika Dasar/Analisis Struktur Dasar
Dari hasil penurunan humus ini akan diperoleh nilai x yang merupakan letak/tempat
Mmaksimum berada. Dengan memasukkan harga x kepersamaan di atas akan diperoleh
besaran Mmaksimum.
Untuk menentukan letal/tempat M = 0 digunakan humus ABC sebagai berikut;
−b±√ b2 −4 ac
X 12=
2a
Kegiatan Belajar 2
5
Modul – Mekanika Dasar/Analisis Struktur Dasar
P q t/m P
A B
a L a
P q t/m P
Av=1/2ql Bv=1/2ql
a L a
+½qL
D=0
+P
P
P
-P
Gb. Gaya
Lintang
-½qL
M min
= - q.a
-q.a
1/8 q.l
Gb. Bidang
Momen
Kegiatan Belajar 2
6
Modul – Mekanika Dasar/Analisis Struktur Dasar
LATIHAN
Selamat Mengerjakan !
Ket Gambar :
-L =8m
-a =2m
-q = 2 ton/m’
- P1 = 2 ton
- P2 = 1 ton
Ditanya:
- Hitung dan lukis diagram momen
- Besaran dan letak momen Max
- Letak momen = 0
- Hitung dan lukis diagram gaya lintang
- Letak gaya lintang = 0
Kegiatan Belajar 2
7
Modul – Mekanika Dasar/Analisis Struktur Dasar
RANGKUMAN
1. Tumpuan dibedakan atas tumpuan rol, sendi, dan jepit
2. Muatan dibedakan atas muatan terpusat dan muatan terbagi merata.
3. Bila besaran-besaran yang belum diketahui dapat diselesaikan cukup hanya dengan
dalil kesetimbangan, maka konstruksi tersebut dikatagorikan sebagai konstruksi
statis tertentu. Dalil kesetimbangan dimaksud adalah : ∑M=0 , V 0 ,
dan ∑ H =0 .
4. Perhitungan reaksi perletakan di A (RAV) dilakukan dengan cara: ∑ MB=0
Artinya semua gaya dimomenkan ke titik B, demikian pula sebaliknya untuk
menghitung RBV..
5. Besaran momen adalah gaya dikali jarak. Momen bertanda positip apabila
perputaran gaya searah dengan perputaran jarum jam atau pengaruh gaya terhadap
titik potong tertentu mengakibatkan balok melentur kebawah, akan menjadi momen
negatip sebaliknya.
6. Gaya lintang terjadi jika ada gaya yang bekerja tegak lurus ke batang. Besaran gaya
lintang adalah besarnya gaya vertikal pada titik tinjauan. Gaya lintang bertanda
positip jika gaya sebelah kiri potongan arahnya keatas dan sebelah kanan berarah ke
bawah, menjadi negatip sebaliknya.
7. Penggambaran momen dilakukan dengan cara ; (1) lukis garis netral, (2) pada garis
netral lukis besaran momen yang telah dihitung, selanjutnya hubungkan garis
tersebut satu dengan lainnya. Penggambaran gaya lintang relatif sama dengan
penggambaran momen.
TES FORMATIF
1. Jelaskan perbedaan antara tumpuan rol, sendi, dan jepit
2. Jelaskan perbedaan muatan terpusat dan muatan terbagi merata.
3. Uraikan dengan bahasa sendiri pengertian konstruksi statis tertentu
4. Tuliskan persamaan dalil kesetimbangan
5. Sebuah konstruksi balok tunggal dua konsol, L = 8 m, a = 2 m, q = 2 ton/m’, P1
= 1 ton, dan P2 = 2ton
Kegiatan Belajar 2
8
Modul – Mekanika Dasar/Analisis Struktur Dasar
I
A.
B.
C.
Ada sejumlah istilah untuk balok statis tertentu, yakni balok tunggal, balok sederhana
(simple beam), balok di atas dua tumpuan. Ketiga istilah ini maknanya sama, jadi ketiga
istilah ini dapat digunakan untuk menjelaskan pengertia balok statis tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Gunawan dan Margaret (1994) Mekanika Teknik 1, Delta Teknik Group, Jakarta
2. Heinz Frick (1983) Mekanika Teknik 1, statika dan kegunaannya, Yayasan Kanisius,
Yogyakarta
3. Wesli (2010) Mekanika Rekayasa, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Kegiatan Belajar 2
9