Anda di halaman 1dari 26

BAB VI

SYARAT KHUSUS INSTALASI LISTRIK

PASAL 1. UMUM

Syarat-syarat Khusus Teknis Pekerjaan Listrik yang diuraikan disini adalah persyaratan yang harus
dilaksanakan oleh Kontraktor dalam hal pengerjaan instalasi maupun pengadaan material dan peralatan,
dalam hal ini Syarat-syarat Umum Teknis Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal adalah bagian dari Syarat-syarat
Teknis ini.

Dalam hal ini Syarat-syarat Teknis Umum Pekerjaan Mekanikal/Elektrikal adalah bagian dari Syarat-Syarat
Khusus Teknik ini.

PASAL 2. LINGKUP PEKERJAAN.

Yang dicakup dalam pekerjaan ini adalah pengertian bekerjanya sistem listrik sebagai suatu sistem
keseluruhan maupun bagian-bagiannya, seperti yang tertera pada gambar-gambar maupun yang
dispesifikasikan untuk instalasi di dalam area pelabuhan Pontianak yang terlingkup pada pekerjaan ini.

Termasuk pekerjaan ini adalah pengadaan barang/material, instalasi, testing/pengujian, pengesahan


terhadap seluruh material berikut pemasangan/instalasinya oleh KONSUIL (Sertifikasi Laik Operasi/SLO),
LMK dan/atau Badan Keselamatan Kerja, serta serah-terima, pemeliharaan dan garansi selama 12 (dua
belas) bulan.

Ketentuan-ketentuan yang tidak tercantum di dalam gambar maupun pada spesifikasi/syarat-syarat teknis
tetapi perlu untuk pelaksanaan pekerjaan instalasi secara keseluruhan harus juga dimasukkan ke dalam
pekerjaan ini.

Pekerjaan ini meliputi :

3.1 Pekerjaan di Dalam Power House.

3.1.1 Pengadaan, pemasangan dan penyetelan 1 (satu) set cubicle/panel tegangan menengah
(TM) 20 kV HVMDP, termasuk FAT (factory acceptance test), SAT (site acceptance test)
meliputi megger, hi-pottest dengan mobil unit gangguan PLN (sertifikasi PLN), setting relay,
secondary injection test, functional test dan energizing. Konfigurasi sesuai gambar rencana
dan BoQ.

3.1.2 Pengadaan, pemasangan dan penyetelan 1 (satu) set cubicle/panel tegangan menengah
(TM) 6,6 kV MVMDP, termasuk FAT (factory acceptance test), SAT (site acceptance test)
meliputi megger, hi-pot test dengan mobil unit gangguan PLN (sertifikasi PLN), setting relay,
secondary injection test, functional test dan energizing. Konfigurasi sesuai gambar rencana
dan BoQ.

3.1.3 Pengadaan dan pemasangan 2 (tiga) unit trafo distribusi 20 kV/6,6kV dengan kapasitas
masing-masing 5000 kVA, oil immersed- conservator type lengkap dengan double action
bucholz relay, temperature relay dan temperature gauge beserta pengkabelan kontrol ke
shunt tripcoilCBdi dalam transformer protection cubicle HVMDP.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 1
Pelabuhan Pontianak
3.1.4 Pengadaan dan pemasangan kabel-kabel tegangan menengah (TM) 20 kV jenis N2XSY untuk
menghubungkan HVMDP dengan trafo distribusi 5000 kVA dan dari trafo 5000 kVA dengan
MVMDP.

3.1.5 Pengadaan dan pemasangan 1 (satu) unit automatic battery charger 110 VDC/20 ADC dan 1
(satu) set battery bank 9 x 12 VDC/38 Ah jenis sealed lead acid battery, lengkap berikut
battery rack untuk penyediaan daya penting (essential supply) bagi sistem proteksi dan
kontrol yang ada di dalam HVMDP dan MVMDP.

3.1.6 Pengadaan dan pemasangan seluruh terminasi kabel tegangan menengah 20 kV sesuai
dengan jenis kabel dan bushing trafo.

3.1.7 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi penerangan normal dan darurat, stop kontak,
lengkap dengan panel-panel daya/penerangan dan alat-alat bantu yang diperlukan. Termasuk
dalam pekerjaan ini adalah instalasi kabel daya 110 VDC dan 220 VAC untuk HVMDP dan
MVMDP.

3.1.8 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi pentanahan, baik pentanahan sistem listrik
maupun badan (body) peralatan listrik.

3.1.9 Pengadaan dan pemasangan seluruh instalasi sistem interlock antara HVMDP dengan MVMDP
sesuai dengan cara kerja sistem yang diinginkan.

3.1.10 Pengadaan dan pemasangan instalasi cable ladder dan di sekitar trafo lengkap dengan
material bantu yang dibutuhkan. Cable ladder ini ditanahkan dengan BC 50 mm2 menuju
pentanahan sistem listrik.

3.1.11 Pengujian seluruh kabel tegangan menengah 20 kV meliputi continuity test, megger dan
hi-pot test dengan mobil unit gangguan PLN (sertifikasi PLN) dan energizing.

3.1.12 Pengadaan dan pemasangan instalasi tata udara (air conditioner) lengkap dengan instalasi
pemipaan refrigerant dan drain, kabel daya, bracket. Termasuk di dalam pekerjaan ini adalah
pengisian refrigerant dan pengujian fungsional.

3.1.13 Pengadaan dan pemasangan instalasi penangkal petir jenis konvensional, lengkap berikut 2
(dua) titik pentanahan dan bak kontrolnya.

3.1.14 Pengadaan dan pemasangan instalasi fire alarm termasuk pengujian yang disyaratkan.

3.2 Pekerjaan di Dalam Gardu PLN.

3.2.1 Pengadaan, pemasangan dan penyetelan 1 (satu) set cubicle/panel tegangan menengah
(TM) 6,6 kV, termasuk FAT (factory acceptance test), SAT (site acceptance test) meliputi
megger, hi-pot test dengan mobil unit gangguan PLN (sertifikasi PLN), setting relay,
secondary injection test, functional test dan energizing. Konfigurasi sesuai gambar rencana
dan BoQ.

3.2.2 Pengadaan, pemasangan dan penyetelan 1 (satu) set cubicle/panel tegangan menengah
(TM) 6,6 kV, termasuk FAT (factory acceptance test), SAT (site acceptance test) meliputi
megger, hi-pot test dengan mobil unit gangguan PLN (sertifikasi PLN), setting relay,
secondary injection test, functional test dan energizing. Konfigurasi sesuai gambar rencana
dan BoQ.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 2
Pelabuhan Pontianak
3.2.3 Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel daya tegangan menengah 20 kV jenis N2XSEYBY
yang menghubungkan HVMDP-PLN dengan panel TM PLN.

3.2.4 Pengadaan dan pemasangan instalasi pentanahan HVMDP-PLN dan kabel. Pentanahan ini
bisa digabung dengan sistem pentanahan panel TM PLN.

3.3 Pekerjaan di Luar Power House.

3.3.1 Pengadaan dan pemasangan seluruh kabel daya tegangan menengah 20 kV jenis N2XSEYBY 3
x 185 mm2 (3 jalur) yang menghubungkan MVMDP di Power House ke unit crane QCC-04.

3.3.2 Pengadaan dan pemasangan kabel daya tegangan rendah 600/1000 V jenis NYFGbY 4 x 16
mm2 yang menghubungkan LVMDP eksisting dengan PP-GUCC.

3.3.3 Pengadaan dan pemasangan seluruh terminasi kabel tegangan menengah 20 kV sesuai
dengan jenis kabel yang diterminasi. Hasil terminasi ini dipasangkan ke terminal trafo, HVMDP-
PLN, HVMDP dan MVMDP.

3.3.4 Pengadaan dan pemasangan seluruh jointing kabel tegangan menengah 20 kV antara kabel
N2XSEYBY untuk container crane dengan flexible trailing cable dari Crane Reel System (CRS).
Jointing dilakukan di dalam jointing pit.

3.3.5 Pembuatan Box Culvert antara Power House dengan dengan jointing pit di area dermaga.

3.3.6 Pengujian seluruh kabel tegangan menengah 20 kV yang dipasang meliputi continuity test,
megger dan hi-pot test dengan mobil unit gangguan PLN (sertifikasi PLN) dan energizing.

PASAL 4. GAMBAR-GAMBAR.

Gambar-gambar elektrikal menunjukkan secara khusus teknik pekerjaan listrik yang di dalamnya
dicantumkan besaran-besaran listrik dan mekanis serta spesifikasi tertentu lainnya. Pengerjaan dan
pemasangan peralatan-peralatan harus disesuaikan dengan kondisi lapangan.

Gambar-gambar arsitektur, struktur, mekanikal/elektrikal dan kontrak lainnya haruslah menjadi referensi
untuk koordinasi dalam pekerjaan secara keseluruhan. Kontraktor harus menyesuaikan peralatan
terhadap perencanaan dan memeriksanya kembali. Setiap kekurangan/kesalahan perencanaan harus
disampaikan kepada Ahli, Direksi/Pengawas atau pihak lain yang ditunjuk untuk itu.

PASAL 5. KETENTUAN-KETENTUAN INSTALASI.

5.1 Peralatan Instalasi Tegangan Rendah.


Meliputi pengadaan dan pemasangan power receptacle outlet (stop-kontak), saklar, panel
daya, kabel, alat-alat bantu dan semua peralatan lain yang diperlukan untuk mendapatkan
penyelesaian yang memuaskan dari sistem instalasi daya tegangan rendah 220/380 V dan
penerangan.

5.1.1 Kotak-kotak (doos) Outlet.


a. Jenis.
Kotak-kotak outlet harus sesuai dengan persyaratan VDE, PUIL 2000 atau standar lain.
Kotak-kotak ini bisa berbentuk single/multi gang box empat persegi atau segi delapan.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 3
Pelabuhan Pontianak
Ceiling box dan kotak-kotak lainnya yang tertutup rapi harus dipasang dengan baik dan
benar.

b. Ukuran.
Setiap kotak outlet harus diberi bukaan untuk konduit hanya di tempat yang
diperlukan.Setiap kotak harus cukup besar untuk menampung jumlah dan ukuran
konduit, sesuai dengan persyaratan, tetapi tidak kurang dari ukuran yang ditunjuk atau
dipersyaratkan.

c. Tipe Tahan Cuaca (Weatherproof Type).


Kotak-kotak outlet di tempat-tempat tersebut di bawah ini harus dari tipe yang diberi
gasket tahan cuaca :
- tempat-tempat yang kena matahari.
- tempat-tempat yang kena hujan.
- tempat-tempat yang kena minyak.
- tempat-tempat yang kena udara lembab.
- tempat-tempat yang ditunjuk di dalam gambar.

d. Outlet Pada Permukaan Khusus.


Kotak outlet untuk stop kontak dan saklar-saklar yang dipasang pada partisi, blok beton,
frame besi, bata atau dinding kayu harus berbentuk persegi dan harus mempunyai
sudut dan sisi-sisi tegak.

5.1.2 Saklar dan Stop Kontak.


a. Bahan Doos.
Kecuali tercatat atau disyaratkan lain, maka kotak-kotak outlet untuk saklar dinding
dan receptacles outlet harus dari bahan galvanized steel dan tidak boleh berukuran
lebih dari 101 mm x 101 mm untuk peralatan tunggal dan 119 mm x 119 mm untuk
dua peralatan dan kotak-kotak multi gang untuk lebih dari dua peralatan.

b. Cara Pemasangan.
Saklar-saklar harus dari jenis rocker mechanism dengan rating minimum 10 A/250 V.
Saklar pada umumnya dipasang rata terhadap permukaan tembok (inbouw), kecuali
ditentukan lain pada gambar.
Jika tidak ditentukan lain, bingkai saklar harus dipasang pada ketinggian 160 cm di atas
lantai yang sudah selesai. Saklar-saklar tersebut harus dipasang pada doos (kotak)
yang sesuai. Sambungan hanya diperbolehkan antara kotak yang berdekatan.
Stop kontak harus dipasang rata terhadap permukaan dinding dengan ketinggian 110
cm atau 30 cm dari permukaan lantai yang sudah selesai atau sesuai dengan petunjuk
Direksi/Pengawas.

Saklar dan Stop Kontak ex PANASONIC, BERKER, CLIPSAL.

c. Jumlah Kutub.
Stop kontak satu fasa harus dari jenis tiga kutub (fasa, netral dan pentanahan) dengan
rating minimum 10 A/220 V.
Cara pemasangan harus disesuaikan dengan peraturan PUIL 2000 dan diberi saluran
pentanahan.

d. Pendukung dan Pengikat.


Kotak-kotak pelat baja harus didukung atau diikat dengan cukup supaya mempunyai
bentuk yang tetap.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 4
Pelabuhan Pontianak
5.1.3 Kabel-kabel.
Kabel pada instalasi daya dan penerangan bertegangan rendah meliputi kabel tegangan
rendah, kabel kontrol, accessories, peralatan-peralatan dan barang-barang lain yang
diperlukan untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta operasi dari semua
sistem dan peralatan.

a. Syarat Kabel Instalasi Tegangan Rendah (sampai 600 volt).


Kabel tegangan rendah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL 2000, IEC,
VDE , SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi dan peralatan (mesin),
kecuali untuk peralatan khusus seperti disyaratkan atau dianjurkan oleh pabrik
pembuatnya.
Semua kabel dengan luas penampang 16 mm2 ke atas harus berurat banyak dan dipilin
(stranded).
Ukuran kabel daya/instalasi terkecil yang diijinkan adalah 2,5 mm2.
Kecuali disyaratkan lain, kabel tanah harus dari jenis NYFGbY dan kabel instalasi di
dalam bangunan dari jenis NYY, NYM dan NYMHY (untuk kabel kontrol).
Semua kabel instalasi di dalam bangunan harus berada di dalam konduit atau dipasang
di atas cable tray/cable rack dan diklem/diikat dengan pengikat kabel (cable tie) sesuai
dengan kebutuhannya.
Semua konduit, kabel-kabel dan sambungan elektrikal untuk instalasi di dalam
bangunan harus diadakan secara lengkap.
Faktor pengisian konduit oleh kabel-kabel maksimum adalah sebesar 40 %.

Kabel merek SUPREME, KABELINDO, KABELMETAL, TRANKA (4 BESAR).

c. Instalasi Kabel Penerangan dan Stop Kontak.


Kabel-kabel listrik untuk penerangan dan stop kontak untuk extension dan daya harus
diadakan dan dipasang lengkap, mulai dari sambungan panel daya ke saklar dan titik
cahaya serta stop kontak, sebagaimana ditunjukkan di dalam gambar.
Kabel yang digunakan sebagai kabel instalasi penerangan dan stop kontak harus dari
jenis NYM dan diletakkan di dalam konduit PVC high-impact heavy gauge. Luas
penampang kabel NYM yang digunakan minimum 2,5 mm2, kecuali tercatat lain.

d. Splice/Pencabangan.
Tidak diperkenankan adanya pencabangan (splice) ataupun sambungan - sambungan di
dalam pipa konduit.Sambungan atau pencabangan harus dilakukan di dalam
kotak-kotak cabang atau kotak sambung yang mudah dicapai serta kotak saklar dan
stop kontak.
Dalam membuat pencabangan atau sambungan, konektor harus dihubungkan pada
konduktor-konduktor dengan baik sedemikian rupa, sehingga semua konduktor
tersambung dan tidak ada konduktor telanjang yang kelihatan dan tidak bisa lepas oleh
getaran.

f. Kabel Kontrol.
Di tempat-tempat yang ditunjuk pada gambar atau disyaratkan, kabel kontrol motor,
starter dan peralatan-peralatan lain harus terbuat dari tembaga jenis stranded annealed
copper yang fleksibel.
Isolasi harus dari PVC, tahan lembab dan ozon dengan rating tegangan sampai 600 V.
Ukuran konduktor harus sesuai dengan yang diperlukan (minimum 2,5 mm2 untuk
panjang lebih dari 30 m) untuk mendapatkan operasi yang memuaskan dari peralatan
yang dikontrol, dengan pertimbangan-pertimbangan mengenai panjang sirkuit dan

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 5
Pelabuhan Pontianak
sebagainya.

Kabel merek SUPREME, KABELINDO, KABELMETAL, TRANKA (4 BESAR).

g. Bahan Isolasi.
Semua bahan isolasi untuk splice, connection dan lain-lain seperti karet, PVC, varnished
cambric, asbes, gelas, tape sintetis, resin, splice case, composition dan lain-lain harus
dari tipe yang disetujui untuk penggunaan, lokasi, tegangan kerja dan lain-lain yang
tertentu dan harus dipasang dengan cara yang disetujui, menurut anjuran perwakilan
pemerintah atau pabrik pembuatnya.

h. Pemasangan Kabel.
1. Pemasangan di Permukaan.
Semua kabel harus dipasang di dalam konduit PVC high-impact heavy gauge,
dipasang di permukaan pelat beton langit-langit dengan klem pendukung yang
sesuai.
Semua kabel harus dipasang lurus/sejajar dengan rapi dan teratur. Pembelokan
kabel harus dilakukan dengan jari-jari lengkungan tidak boleh kurang dari
syarat-syarat pabrik (minimum 15 kali diameter kabel).

Konduit ex CLIPSAL, EGA, DOUBLE H.

2. Pemasangan di Dalam Dinding.


Kabel instalasi penerangan dan stop kontak yang dipasang di dalam dinding harus
diletakkan di dalam konduit PVC high-impact heavy-gauge dengan ukuran
minimum 3/4".
Penarikan kabel menuju titik saklar atau stop kontak harus dilakukan setelah pipa
selesai ditanam.

3. Pemasangan Menembus Dinding.


Setiap penembusan kabel pada dinding harus melalui sparing kabel yang terbuat
dari pipa PVC dengan ukuran yang cukup terhadap penampang kabel.

i. Penggunaan Warna Kabel.


Penggunaan warna kabel NYY, NYM dan NYFGbY untuk tegangan fasa, netral dan nol
harus mengikuti peraturan yang disebutkan oleh PUIL 2000, yaitu :
1. Sistem tegangan 220 V, 1 fasa :
hitam : fasa
biru : netral
kuning/hijau : pentanahan

2. Sistem tegangan 220/380 V, 3 fasa :


merah : fasa R
kuning : fasa S
hitam : fasa T
biru : netral (N)
kuning/hijau : pentanahan (G)

j. Pendukung Kabel.
Setiap kotak tarik (pull box) termasuk kotak-kotak yang ada di atas panel daya dan
panel daya motor, harus diberi cukup banyak klem dan peralatan pendukung
lain-lainnya. Kabel dipasang dengan cara yang rapi dan teratur yang memungkinkan
pengenalan, sehingga tidak ada kabel yang membentang tanpa pendukung.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 6
Pelabuhan Pontianak
k. Konduit Tertanam.
Pull box yang dihubungkan pada konduit tertanam/tersembunyi harus juga dipasang
secara tertanam dan penutupnya rata terhadap dinding atau langit-langit.

5.1.4 Kabinet Panel Daya.


Semua kabinet harus dibuat dari plat baja dengan ketebalan minimum 1,7 mm untuk panel
yang dipasang menempel di dinding dan minimum 2 mm untuk jenis floor standing.
Permukaan panel dipoles merata (hairline brushed) dan harus dijaga agar tidak
rusak/tergores pada saat transportasi dan pemasangan. Panel harus memenuhi IP55
menurut EN60529.

Kabinet harus mempunyai ukuran yang proporsional seperti dipersyaratkan untuk panel daya
yang besarnya menurutkebutuhan, sehingga untuk jumlah dan ukuran kabel yang dipakai
tidak perlu sesak. Frame/rangka panel harus ditanahkan secara efektif. Pada kabinet harus
ada cara-cara yang baik untuk memasang, mendukung dan menyetel panel daya serta
penutupnya. Kabinet dengan through feeder harus diatur dengan baik, rapi dan benar.

a. Finishing.
Semua rangka, penutup, cover plate dan pintu panel listrik seluruhnya harus dibuat dari
bahan plat baja dengan ketebalan tidak kurang dari 1,7 mm. Engsel pintu harus dari
jenis tersembunyi (hidden hinges).

b. K u n c i.
Setiap kabinet harus dilengkapi dengan kunci "catch and flat key lock".Jenis kunci untuk
setiap kabinet harus dari tipe "common key", sehingga kunci untuk setiap kabinetnya
adalah sama. Pada masing-masing kabinet harus disediakan dua anak kunci.

c. Tinggi Pemasangan Panel.


Pemasangan panel sedemikian rupa, sehingga setiap peralatan di dalam panel dengan
mudah masih dapat dijangkau. Tergantung pada tipe/macam panel, bila dibutuhkan
alas/pondasi/penumpu/penggantung, Kontraktor harus menyediakan dan memasang,
sekalipun tidak tertera pada gambar.

d. L a b e l.
Semua kabinet panel daya, panel kontrol, switch, fuse unit, isolator switch group,
pemutus daya (CB) dan peralatan-peralatan lainnya harus diberi label sesuai dengan
fungsinya untuk mengindikasikan/mengidentifikasikan penggunaan/nama alat tersebut.
Label ini terbuat dari bahan karet dengan huruf-huruf hitam.

5.1.5 Sistem Race Way dalam Bangunan.


Yang dimaksud dengan race way adalah tubing conduit dan flexible conduit beserta
perlengkapannya dan semua barang yang diperlukan untuk melengkapi instalasi kabel daya
dalam bangunan, penerangan dan kontrol.

a. Ukuran.
Semua race way harus mempunyai ukuran yang cukup untuk bisa melayani dengan
baik jumlah dan jenis kabel sesuai dengan VDE, PUIL 2000 dan lain-lain. Diameter
minimum konduit adalah 3/4" menurut ukuran pasaran dengan faktor pengisian kabel
maksimum 40 %.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 7
Pelabuhan Pontianak
b. Bahan.
Konduit untuk instalasi daya dan penerangan di bangunan gardu baru harus dari bahan
uPVC high-impact heavy gauge.

c. Pemasangan.
1. Race Way yang Ditanam di Dinding.
Penanaman konduit di dalam dinding beton yang sudah jadi dilakukan dengan
jalan membobok dinding beton dengan pahat.
Kedalaman dan lebar pembobokan harus dilakukan secukupnya, sesuai dengan
ukuran dan jumlah konduit yang akan dipasang.
Kontraktor diwajibkan untuk mengembalikan kondisi dinding sesuai dengan kondisi
semula.
Selama dilakukannya pengerjaan plesteran ulang, ujung-ujung konduit harus
ditutup untuk mencegah masuknya air atau kotoran-kotoran lainnya.

2. Race Way yang Dipasang di Permukaan.


Race way yang dipasang di permukaan beton (exposed) harus dipasang sejajar
atau tegak-lurus dengan dinding bagian struktur atau pertemuan bidang-bidang
vertikal dengan langit-langit.
Apabila beberapa pipa berjalan sejajar pada dinding atau langit-langit, harus
digunakan klem-klem khusus untuk pipa sejajar.
Ujung-ujung pipa pada peralatan harus dipasang dengan sekrup dengan kuat.
Semua ujung pipa yang bebas harus ditutup/dilengkapi dengan bahan yang sesuai.
Untuk mempermudah pengenalan, maka ujung permukaan pipa harus dicat
dengan warna sebagai berikut :
a. Pipa penerangan dan daya : orange
b. Pipa fire alarm : merah

3. Race Way yang Dipasang di Dalam Tanah.


Race way/sparing yang dipasang di dalam tanah (di bawah paving block, jalan
aspal dan jalan beton) atau ditanam di dalam beton harus dari jenis pipa GIP atau
BSP sesuai dengan gambar rencana.
Diameter pipa sebagai berikut :
- 6” untuk kabel TM 20 kV N2XSEYBY 3 x 185 mm2,
- 4” untuk kabel TM 20 kV N2XSEYBY 3 x 35 mm2 dan N2XSEYBY 3 x 50 mm2
- 4” untuk kabel TR NYFGbY 4 x 16 mm2

4. Race way Melintas/Menembus Dinding.


Bila pipa melintas tembok, penyekat ruangan, lantai, langit-langit dan lain-lain, maka
lubang harus ditutup dengan baik sehingga tidak mungkin dapat dilalui oleh debu,
lembab (uap air), api dan asap.

5. Pentanahan.
Setiap peralatan yang beroperasi dengan tegangan lebih besar dari tegangan ekstra
rendah (50 VAC) harus ditanahkan secara efektif.
Bahan-bahan logam/metal dari peralatan-peralatan listrik yang terbuka, termasuk
pelindung kabel (sheath/armour), konduit, saluran metal, rack, tray, doos, stop
kontak, armatur, saklar dengan penutup metal harus dihubungkan dengan
konduktor kontinyu untuk pentanahan.Penggunaan konduit metal sebagai
satu-satunya konduktor pentanahan tidak diperbolehkan.
Dalam hal ini harus digunakan konduktor pentanahan tersendiri yang terbuat dari

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 8
Pelabuhan Pontianak
tembaga dengan daya hantar yang tinggi.
Luas penampang minimum konduktor pentanahan adalah 6 mm2 dan dimasukkan
ke dalam konduit. Penyambungan konduktor pentanahan harus menggunakan
penyambung mekanis yang disetujui oleh Direksi/Pengawas.

Tahanan pentanahan yang disyaratkan adalah sebagai berikut :


a. Pentanahan netral trafo maksimum 1 ohm.
b. Pentanahan netral bus-bar dan panel maksimum 2 ohm.

5.1.6 Cable Ladder.


a. Bahan.
Cable ladder dari jenis heavy duty, bahan dari besi lunak/pelat hitam SPHC dengan
sisi-sisi di tekuk ke dalam dengan ketebalan pelat tidak kurang dari 1,8 mm.
Jarak antar rung 30 cm. Keseluruhan permukaan digalvanis secara elektrolisa
(electrogalvanized) atau hot dipped yang memenuhi standar ASTM B633.

Cable ladder ex THREE ABADI, CABLEPORT, NOBI.

b. Penggantung/penyangga.
Untuk cable ladder yang dipasang menggantung, penggantung cable ladder harus
dibuat dari batang besi lunak yang digalvanisir dengan diameter minimum 6 mm.
Ujung penggantung diulir untuk memungkinkan pengaturan levelling cable ladder.

5.1.7 Peralatan Penerangan.


1. Umum
Peralatan penerangan meliputi armatur, lampu-lampu, accessories, peralatan serta
alat-alat lain yang diperlukan untuk operasi yang lengkap dan sempurna dari semua
peralatan penerangan.
Armatur harus seperti yang disyaratkan dan ditunjuk pada gambar-gambar.

2. Kualitas dan Pengerjaan.


Semua material dan accessories, baik yang disebut secara umum maupun khusus
harus dari kualitas terbaik.
Pengerjaan harus kelas satu dan menghasilkan armatur setara dengan standar
komersil yang utama.
Armatur harus sesuai dengan gambar dan skedul, atau seperti yang dipersyaratkan di
bawah ini.

3. Jenis Armatur.
a. Armatur Lampu Flourescent (TL).
Lampu TL (neon) harus dengan warna cool day light (TL-D 54).
Armatur inbouw (pemasangan terbenam) dan outbouw (pemasangan
permukaan) harus dibuat dari pelat besi dengan ketebalan minimal 0,7 mm,
diproses anti karat dan electrostatic powder coating finished yang tidak akan
pudar atau berubah warna menjadi kuning kotor.
Setiap armatur harus dilengkapi dengan terminal pentanahan dan harus
ditanahkan secara efektif melalui kabel pentanahan yang ditarik menuju ke titik
pentanahan panel (setiap kabel menuju armatur menggunakan kabel NYM 3 x
2,5 mm2).
Untuk twin lamp atau TL ganda harus dirangkai secara lead-lag untuk
meniadakan efek stroboskopis.
Masing-masing lampu menggunakan satu set ballast dan starter yang terpisah,

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 9
Pelabuhan Pontianak
tidak diperkenankan menggunakan satu ballast untuk dua lampu TL secara
bersamaan.

Ballast harus dari tipe low losses. Perlengkapan lain seperti starter, ballast,
pemegang lampu harus memenuhi standar PLN/SII/LMK.

Armatur ex PHILIPS, ARTOLITE, HOLOPHANE.


Fitting ex PHILIPS, VOSLOH.
Ballast, starter dan lampu TL (neon) ex PHILIPS.

b. Armatur Lampu Tahan Air (Waterproof).


Armatur lampu tahan air akan dipasang di dinding luar bangunan gardu baru,
dari jenis outdoor type yang tahan panas, tahan cuaca (tahan lembab), baik
untuk badan maupun kaca pelindung armatur.
Badan armatur (armature housing) dan penutup belakang (rear cover) terbuat
dari bahan fiberglass yang diperkuat dengan polyester.
Lampu yang digunakan adalah TLD 18/54, cool daylight,
Keseluruhan peralatan lampu, yaitu ballast secara lengkap harus dipasangkan di
dalam armature.

Armatur ex PHILIPS, ARTOLITE, HOLOPHANE.


Fitting ex PHILIPS, VOSLOH.
Ballast, starter dan lampu TL (neon) ex PHILIPS.

c. Lampu Darurat.
Untuk armatur darurat digunakan emergency kit dengan kapasitas penyalaan
batere minimum 2 jam (setelah pengisian 16 jam).
Jenis batere yang digunakan harus Ni-Cad, yang diletakkan di dalam armatur
bersama dengan electronic emergency kit board (inverter dan charger).
Emergency kit board harus mempunyai battery charger dengan mode single rate
constant current dan inverter yang menghasilkan keluaran gelombang sinus
dengan frekuensi tinggi.
Emergency kit board harus bekerja secara electronis (solid state) dengan rugi-
rugi daya yang rendah.

Lampu darurat ex PNE, PHILIPS, KRISBOW.

4. Pemasangan.
Semua armatur dan perlengkapannya harus dipasang oleh tukang yang
berpengalaman dan ahli, dengan cara-cara yang disetujui Direksi/Pengawas.
Harus disediakan pengikat, penyangga, penggantung dan bahan-bahan lain yang
diperlukan agar diperoleh hasil pemasangan yang baik. Pengikat, penyangga dan
penggantung harus sudah termasuk di dalam harga armatur yang ditawarkan.
Barisan armatur yang menerus harus dipasang sedemikian rupa, sehingga betul-betul
lurus dan rapi.
Armatur yang dipasang merata terhadap permukaan (surface mounted) tidak boleh
mempunyai sela-sela di antara bagian-bagian armatur dan permukaan - permukaan di
sebelahnya. Setiap badan (rumah) lampu harus ditanahkan (grounded).
Pada waktu diselesaikannya pemasangan armatur, peralatan tersebut harus siap
untuk bekerja dengan baik dan berada dalam kondisi sempurna serta bebas dari
semua cacat/kekurangan.
Pada waktu pemeriksaan akhir, semua armatur dan perlengkapannya harus menyala
secara lengkap.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 10
Pelabuhan Pontianak
5.2 Kabel Daya Tegangan Menengah.
Kabel daya instalasi tegangan menengah yang digunakan meliputi kabel tegangan
menengah jenis kabel N2XSY dan N2XSEYBY, accessories, peralatan-peralatan dan
barang-barang lain yang perlu untuk melengkapi dan menyempurnakan pemasangan serta
operasi dari semua sistem instalasi tegangan menengah.

5.2.1 Syarat-syarat.
a. Kabel tegangan menengah yang digunakan harus memenuhi persyaratan PUIL, IEC,
VDE, SPLN dan LMK untuk penggunaan sebagai kabel instalasi daya tegangan
menengah 20 kV.

Kabel ex SUPREME, KABELMETAL, KABELINDO, TRANKA (4 Besar).

b. Kabel harus memiliki karakteristik listrik sebagai berikut:


Insulation sheath: XLPE
Conductor: compact circular stranded copper conductor.
Screen : Cu tape +polyester binder
Outer/inner sheath : PVC
Rated voltage : 12/20 kV
Test voltage :30 kV/min

c. Sebelum pemesanan kabel dan alat-alat bantu lainnya yang akan digunakan, harus
diajukan sertifikat pengujiannya terlebih dahulu kepada Direksi/Pengawas.

5.2.2 Terminasi dan Penyambungan Kabel TM.


a. Kabel tegangan menengah akan masuk ke dalam panel TM (MVMDP) melalui bagian
bawah panel. Untuk itu sistem terminasi panel harus sesuaidengan kebutuhan ini.

b. Terminasi kabel daya tegangan menengah ini harus dilakukan dengan silicone rubber
termination kit - cold pour system.

Pemasangan terminasi harus dilakukan oleh tenaga yang benar-benar ahli dan
dilakukan sesuai dengan anjuran pabrik pembuatnya.

c. Apabila diperlukan penyambungan kabel di dalam tanah, harus dilakukan dengan alat
penyambung khusus (jointing kit) tegangan menengah jenis epoxy resin - cold pour
system.

Penyambungan kabel di dalam tanah harus dilakukan oleh tenaga yang benar-benar
ahli dengan cara dan metode penyambungan mengikuti anjuran pabrik pembuat
jointing kit yang digunakan sehingga diperoleh hasil penyambungan yang andal, tahan
terhadap lembab, mempunyai sifat isolasi yang tinggi dan mempunyai kekuatan
mekanis yang tinggi.

d. Resin yang digunakan harus dari jenis penuangan dingin (cold pour) dengan waktu
pengerasan yang singkat, tahan kelembaban, mempunyai nilai isolasi yang tinggi,
mempunyai ketahanan mekanis yang tinggi, dan mampu menempel dengan baik pada
peralatan-peralatan penyambungan/terminasi.

Terminasi ex RAYCHEM, 3M.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 11
Pelabuhan Pontianak
5.3 Panel Tegangan Menengah (HVMDP-PLN, HVMDP, MVMDP).
Konfigurasi panel tegangan menengah yang digunakan di dalam power house baru sesuai
dengan gambar rencana (diagram satru garis).

Panel ini harus dibuat untuk memenuhi hal-hal berikut :


 menjamin kelangsungan pelayanan daya
 menjamin keselamatan operator
 memberikan kemudahan operasi dan perawatan yang minimum
 menjaminkemudahan instalasi dan menyederhanakan pekerjaan sipil.

Persyaratan teknis yang harus dipenuhi oleh panel TM ini antara lain :

5.3.1 Standar.
Panel tegangan menengah harus dirancang, dibuat dan diuji berdasarkan
rekomendasi-rekomendasi/standar-standar berikut :
 IEC 129, 265, 298, 420 dan 694
 BS 5227
 standar PLN
 PUIL 2000
 VDE 0670 parts 2, 3, 6 dan 1000
 NF C644000
 SEN 362103
 NEN 10298

Sertifikat pengujian dari LMK-PLN (Lembaga Masalah Kelistrikan - PLN) terhadap panel
tegangan menengah harus dilampirkan pada saat panel tiba di lokasi proyek dan diserahkan
ke Direksi/Pengawas.
Adalah merupakan tanggung-jawab Kontraktor untuk memahami rekomendasi-rekomendasi
dan standar-standar tersebut. Setiap penggantian atau perubahan peralatan panel agar
memenuhi rekomendasi-rekomendasi dan standar-standar di atas adalah mutlak di luar
tanggung-jawab Pemberi Tugas.
Pada umumnya persyaratan yang dibuat di dalam spesifikasi teknis ini adalah berdasarkan
standar IEC. Standar atau rekomendasi yang setara, sebagaimana didaftarkan di atas, dapat
digunakan.

5.3.2 Bahasa dan Unit Satuan.


Dalam pengajuan shop drawing dan as built drawing. Kontraktor hendaknya menggunakan
bahasa Indonesia dan/atau bahasa Inggris dengan satuan ukuran/dimensi dalam sistem
MKS.

5.3.3 Kondisi Lingkungan.


Panel dan peralatannya harus dirancang dan dibuat berdasarkan kondisi lingkungan berikut :
 ketinggian : kurang dari 1.000 m
 temperatur : abs. maks. 37,7 oC
abs. min. 19,0oC
 relative humidity.
Peralatan listrik harus tropicalized dan harus bisa beroperasi dengan baik pada
kelembaban relatif 100 %.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 12
Pelabuhan Pontianak
5.3.4 Panel HVMDP-PLN.
Panel HVMDP-CC-PLN merupakan indoor free standing, metal enclosure, fully
withdrawable, galvanized metal sheet, alumunium gland plate dengan karakteristik listrik
sbb. :
 operational/service voltage : 20 kV
 rated voltage : 24 kV – 50/60 Hz
 insulated voltage level 50 Hz, 1 minute : 50 kV rms
 impulse 1,2/50 us : 125 kV p
 short time (1 second) withstand current : 16 kA
 electrodynamic withstand current : 36,5 kA
 rated busbar current : 1250 A
 phase : 3
 arc extinguishing media : SF6
 motorization voltage : 110 VDC
 close coil voltage : 110 VDC
 trip coil voltage : 110 VDC
 heater voltage : 220 VAC – 50 Hz
 CB aux contact : 6 NO + 6 NC
 earthing switch aux contact : 2 NO + 2 NC
 tebal pelat panel : min 2,5 mm
 in/out going cable entry : bottom
 access : front
Konfigurasi Panel :
- 1 unit Incoming Cable Connection Cubicle for Incoming Feeder from PLN.
- 2 unit Single Isolation Circuit Breaker Unit Cubicle for Outgoing Feeder to HVMDP.

TOTAL : 3 unit cubicle


LOKASI : Gardu PLN

Panel ex SCHNEIDER, SIEMENS, ABB.

5.3.5 Panel HVMDP.


Panel HVMDP merupakan indoor free standing, metal enclosure,fully withdrawable,
galvanized metal sheet, alumunium gland plate dengan karakteristik listrik sebagai berikut :
 operational/service voltage : 20 kV
 rated voltage : 24 kV – 50/60 Hz
 insulated voltage level 50 Hz, 1 minute : 50 kV rms
 impulse 1,2 / 50 us : 125 kV p
 short time (1 second) withstand current : 16 kA
 electrodynamic withstand current : 36,5 kA
 rated busbar current : 1250 A
 phase : 3
 arc extinguishing media : SF6
 motorization voltage : 110 VDC
 close coil voltage : 110 VDC
 trip coil voltage : 110 VDC
 heater voltage : 220 VAC – 50 Hz
 CB aux contact : 6 NO + 6 NC
 earthing switch aux contact : 2 NO + 2 NC
 tebal pelat panel : min 2,5 mm
 in/out going cable entry : bottom
 access : front

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 13
Pelabuhan Pontianak
Konfigurasi Panel :
- 2 unit Isolating Switch Cubicle for Incoming Feeder from HVMDP-PLN.
- 1 unit Single Isolation Circuit Breaker Unit - Right Outgoing Line Cubicle for Totalization
metering.
- 2 unit Single Isolation Circuit Breaker Unit Cubicle for 5000 kVA Transformer Protection.
- 2 unit Single Isolation Circuit Breaker Unit Cubicle for 1250 kVA Transformer Protection.
- 1 unit Single Isolation Circuit Breaker Unit Cubicle for Spare

TOTAL : 8 unit cubicle


LOKASI : Power House

Panel ex SCHNEIDER, SIEMENS, ABB.

5.3.6 Panel MVMDP.


Panel MVMDP-CC merupakan indoor free standing, metal clad, fully withdrawable,
galvanized metal sheet, alumunium gland plate dengan karakteristik listrik sebagai berikut :
 operational/service voltage : 6,6 kV
 rated voltage : 7.2 kV, 50/60 Hz
 insulated voltage level 50 Hz, 1 minute : 20 kV rms
 impulse 1,2/50 us : 60 kV p
 short time (1 second) withstand current : 40 kA – 3 sec
 rated busbar current : 1250 A
 phase : 3
 arc extinguishing media : SF6
 motorization voltage : 110 VDC
 close coil voltage : 110 VDC
 trip coil voltage : 110 VDC
 heater voltage : 220 VAC – 50 Hz
 CB aux contact : 6 NO + 6 NC
 earthing switch aux contact : 2 NO + 2 NC
 tebal pelat panel : min 2,5 mm
 in/out going cable entry : bottom
 access : front

Konfigurasi Panel :
- 3 unit Single Isolation Circuit Breaker Unit Cubicle for Incoming Feeder from 5000 kVA
Transformer
- 1 unit Single Isolation Circuit Breaker Unit - Right Outgoing Line Cubicle for Totalization
metering
- 1 unit Single Isolation Circuit Breaker Unit Cubicle for Outgoing Feeder to QCC-04
- 4 unit Single Isolation Circuit Breaker Unit Cubicle for Spare

TOTAL :98 unit cubicle


LOKASI : Power House

Panel ex SCHNEIDER, SIEMENS, ABB.

5.3.7 Syarat Teknis.


a. Sistem Pentanahan.
Saklar pentanahan ditempatkan di dalam ruang kabel dan dioperasikan dari depan
panel. Kecepatan gerak dari saklar tidak tergantung dari kecepatan gerak tangan
operator. Fasilitas pengunci padlock harus diberikan untuk mengunci kontak
pentanahan pada kedua posisi (open dan close).

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 14
Pelabuhan Pontianak
Posisi dari kontak pentanahan harus tampak dengan jelas dari depan panel.

b. Fasilitas Interlock.
Panel harus dilengkapi dengan fasilitas interlock secara mekanis untuk menghindari
kesalahan-kesalahan sebagai berikut :
 menutup kontak pentanahan bila CB/LBS/IS dalam posisi pelayanan.
 menutup CB,LBS atau IS bila kontak pentanahan dalam posisi menutup.
 dapat dibukanya pelat penutup ruang fuse pada saat feeder trafo belum
ditanahkan (untuk keperluan penggantian HRC fuse) dan sebelum handel LBS dile-
pas.
 LBS untuk trafo dapat dioperasikan kembali tanpa menutup kembali ruang fuse.
 dapat dibukanya pelat penutup ruang CB/LBS/IS untuk feeder incomer sebelum
CB/LBS/IS yang bersangkutan diposisikan pada pentanahan.

c. Capacitive Voltage Devider.


Capacitive voltage devider dipasang dekat kontak pentanahan, dihubungkan ke lampu
indikator dari potensial tester yang ditempatkan di bagian depan panel.

d. Pelat Penutup Panel.


Panel dilengkapi dengan pelat penutup bagian depan untuk masing-masing ruang
(ruang kabel, ruang fuse dan ruang CB/LBS/IS) secara terpisah, sehingga pembukaan
penutup tersebut cukup dilakukan untuk ruang yang diperlukan.

e. Ventilasi.
Panel harus mempunyai ventilasi secara natural, atau bila dengan cara lain harus
mendapat persetujuaan terlebih dahulu dari Direksi/Pengawas.
Setiap hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam hal pendinginan tersebut, harus
diberitahukan dengan jelas kepada Direksi/Pengawas.

f. Pabrikasi.
Panel harus sudah dirangkai dipabrik pembuat kecuali bila tidak memungkinkan dari
segi pengangkutan, bisa dipisah-pisah sesuai dengan kebutuhan untuk perangkaian
kembali di lokasi secara mudah dan singkat.

g. Load Break Switch (LBS) – Transformer Protection Cubicle.


LBS harus bermedia pemutusan bunga api SF6 yang tidak memerlukan pemeliharaan
khusus dan mempunyai ketahanan listrik yang tinggi.
Enclosure harus dari jenis yang dirancang "sealed for life" sebagaimana disebutkan
dalam standar IEC dengan kebocoran di bawah 0,1 % per tahun. Ketahanan tersebut
paling-tidak 20 tahun.
Pengoperasian LBS secara manual dengan handel yang dipasangkan di bagian depan
panel (front drive).
LBS yang dipasangkan di dalam transformer protection cubicle harus dilengkapi dengan
shunt trip solenoid 220 V, 50 Hz yang akan dihubungkan dengan saklar gangguan trafo
di DGPT-2/Bucholz Relay.
LBS harus mempunyai indikasi positive break, sebagaimana disebutkan di dalam IEC
129.

Karakteristik lain yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :


 opening time : 50 ms
 closing time : 80 ms
 arcing time : 12 ms
 mechanical endurance :10.000 operation

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 15
Pelabuhan Pontianak
 electrical endurance :
* 100 breaking operation at In (pf = 0.7)
* 3 breaks at 7 x fuse rated current (pf = 0.2)

h. Isolating Switch (IS).


IS harus bermedia pemutusan bunga api SF6 yang tidak memerlukan pemeliharaan
khusus dan mempunyai ketahanan listrik yang tinggi.
Enclosure harus dari jenis yang dirancang "sealed for life" sebagaimana disebutkan
dalam standar IEC dengan kebocoran di bawah 0,1 % per tahun. Ketahanan tersebut
paling-tidak 20 tahun.
Pengoperasian IS secara manual dengan handel yang dipasangkan di bagian depan
panel (front drive).
IS harus mempunyai indikasi positive break, sebagaimana disebutkan di dalam IEC 129.

Karakteristik lain yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut :


 opening time : 50 ms
 closing time : 80 ms
 mechanical endurance : 10.000 operation

i. Circuit Breaker untuk HVMDP-PLN dan HVMDP.


CB harus bermedia pemutusan bunga api SF6 yang tidak memerlukan pemeliharaan
khusus dan mempunyai ketahanan listrik yang tinggi.
Enclosure harus dari jenis yang dirancang "sealed for life" sebagaimana disebutkan
dalam standar IEC 56, edisi 1987 appendix EE, VDE 0670, BS 5311, UTE C 64-100/101.
Tekanan gas SF6 di dalam enclosure 0,5 bar, kebocoran di bawah 0,1 % per tahun.
Ketahanan tersebut paling-tidak 20 tahun.
Jenis CB fully withdrawable, 3 pole, independent type, breaking capacity 16 kArms – 1
sec, making capacity 40 kApeak, short time withstand current 16 kA – 3 sec.
Rated operation O – 0.3 sec – CO – 15 s – CO, opening time 50 ms, breaking time 65
ms, closing time 70 ms.
Stored energy mechanism, pengisian pegas harus bisa dilakukan secara manual dan
otomatis melalui charging motor – 110 VDC.
Dilengkapi dengan UVT dan shunt trip untuk keperluan electrical interlocking antara
HVMDP dengan MVMDP di sisi transformer protection cubicle.
Terdapat tiga posisi CB di cubicle, yaitu posisi service (pelayanan), posisi test dan posisi
tertarik sepenuhnya (fully withdrawable). Pada posisi test, fungsi operasi ON-OFF masih
bisa diaktifkan tetapi kutub-kutubnya dalam kondisi bebas tegangan dan bebas arus.
Rack-in dan rack-out harus bisa dilakukan dengan mudah tanpa alat bantu. Terdapat
mekanisme pencegah rack-in/rack-out pada saat kutub CB masih menutup
(ON/CLOSE).
Perintah trip pada saat terjadinya gangguan dilakukan oleh electronic relay yang
dipasang terpisah dari CB. Tegangan trip solenoid adalah 110 VDC.

k. Circuit Breaker untuk MVMDP.


CB harus bermedia pemutusan bunga api SF6 yang tidak memerlukan pemeliharaan
khusus dan mempunyai ketahanan listrik yang tinggi.
Enclosure harus dari jenis yang dirancang "sealed for life" sebagaimana disebutkan
dalam standar IEC 56, edisi 1987 appendix EE, VDE 0670, BS 5311, UTE C 64-100/101.
Tekanan gas SF6 di dalam enclosure 0,5 bar, kebocoran di bawah 0,1 % per tahun.
Ketahanan tersebut paling-tidak 20 tahun.
Jenis CB fully withdrawable, 3 pole, independent type, breaking capacity 40 kArms –

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 16
Pelabuhan Pontianak
3sec.

Rated operation O – 0.3 sec – CO – 15 s – CO, opening time 50 ms, breaking time 65
ms, closing time 70 ms.
Stored energy mechanism, pengisian pegas harus bisa dilakukan secara manual dan
otomatis melalui charging motor – 110 VDC.
Dilengkapi dengan UVT dan shunt trip untuk keperluan electrical interlocking antara
HVMDPdengan MVMDP di sisi transformer protection cubicle.
Terdapat tiga posisi CB di cubicle, yaitu posisi service (pelayanan), posisi test dan posisi
tertarik sepenuhnya (fully withdrawable). Pada posisi test, fungsi operasi ON-OFF masih
bisa diaktifkan tetapi kutub-kutubnya dalam kondisi bebas tegangan dan bebas arus.
Rack-in dan rack-out harus bisa dilakukan dengan mudah tanpa alat bantu. Terdapat
mekanisme pencegah rack-in/rack-out pada saat kutub CB masih menutup
(ON/CLOSE).
Perintah trip pada saat terjadinya gangguan dilakukan oleh electronic relay yang
dipasang terpisah dari CB. Tegangan trip solenoid adalah 110 VDC.

l. HRC Fuse.
Fuse tegangan menengah digunakan untuk melindungi trafo daya dan trafo pengukuran
dari gangguan hubung-singkat.
Fuse tersebut dipasang di dalam ruang fuse pada panel tegangan menengah
transformer protection cubicle dan metering.
Jenis fuse yang digunakan untuk proteksi trafo daya adalah High Rupturing Capacity
(HRC) dengan rating(jenis SOLEFUSE, UTE NFC standard 13.200 atau jenis Fusearc CF)
:
- 6,3 A untuk proteksi trafo pengukuran
- 31,5A untuk proteksi trafo distribusi400 kVA – 20 kV/400 V
- 125 A untuk proteksi trafo distribusi1000 kVA – 6,6 kV/400 V
- 125 A untuk proteksi trafo distribusi1000 kVA – 6,6 kV/550 V
- 200 A untuk proteksi trafo distribusi1600 kVA – 6,6 kV/400 V

Untuk fuse yang dipasangkan di dalam distribution transformer protection cubicle harus
dilengkapi dengan striker pin yang akan membuka semua kutub LBS transformer
protection secara serentak apabila salah satu atau ketiga fuse link terputus akibat arus
gangguan pada sisi primer trafo yang dilindungi.
Dimensi fuse harus sesuai dengan fuse base dan harus dari merk yang sama dengan
merek panel TM yang digunakan.
Fuse dibuat berdasarkan IEC publ. 420.
Lama waktu antara beroperasinya striker pin dengan putusnya fuse link harus lebih
dari 100 ms, bila dialirkan suatu arus pengujiaan sebesar 0,8 x min, breaking current
atau arus sebesar 600-second fusing current.

5.4 Trafo Daya 5000 kVA.

5.4.1 Standar.
Trafo dirancang, dibuat dan diuji berdasarkan pada standar IEC-76, IEC-44, IEC-726,
UTE-Perancis, VDE/DIN Jerman, NEMA-USA, B.S - British, SPLN 50/82 Indonesia.

5.4.2 Kondisi Lingkungan


Trafo harus mampu beroperasi pada lingkungan yang korosif dan kondisi alam tropis,
dengan kondisi lingkungan sebagai berikut :
- temperatur lingkungan maksimum : 40 oC
- temperature rata-rata maksimum harian : 35 oC

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 17
Pelabuhan Pontianak
- temperatur lingkungan minimum : 25 oC
- ketinggian tidak lebih dari : 1000 m dpl
- tegangan kontrol: 220/280 VAC + 10 %,
3 fasa, 4 W, 50 Hz + 5%
110 VDC + 10 %

5.4.3 Belitan.
Belitan primer (MV) dan belitan sekunder (LV) menggunakan konduktor tembaga yang tidak
menyerap kelembaban dan harus sesuai untuk penggunaan di daerah tropis dengan
temperatur lingkungan tidak lebih dari 40 oC. Inti belitan harus dilindungi terhadap korosi.

5.4.4 Insulating Material.


Turn Insulation HV/LV : Paper & Oil
Insulation between cover & LV : Press Board

5.4.5 Konstruksi.
a. Tangki.
- Tangki trafo harus dibuat dari low carbon steel dari kualitas terbaik.
Ketebalan dinding dan penutup atas harus mampu menahan tekanan
sampai 8 kg/cm2.
- semua sambungan harus dilas dua kali (double welded) dan pengelasan
harus bebas dari stress. Tangki harus diperkuat dengan stiffener untuk
menjamin kekokohannya sehingga tidak rusak akibat goncangan selama
transportasi dan pengisian minyak secara hampa udara.
- Harus disediakan manhole dengan ukuran yang memadai untuk mencapai
kawat, belitan dan bagian bawah dari bushing. Semua penutup yang bisa
dibuka harus dilengkapi dengan gasket tahan cuaca dan tahan minyak
trafo.
- Tangki trafo harus dilengkapi dengan roda baja dua arah untuk menggeser
trafo
- Tangki harus dilengkapi dengan jacking pads, lifting eyes, pulling lugs
memudahkan pemindahan trafo. Semua bagian yang berat harus dilengkapi
dengan eye bolts untuk memudahkan penanganannya.

b. Inti Besi.
Inti besi trafo harus dibuat dari bahan high grade non-aging, low loss, high
permeability, grain oriented, cold rolled silicon steel lamination yang khusus
dibuat untuk bahan inti besi. Susunan inti harus secara kokoh diikat pada
posisinya sehingga tidak akan bergeser dan rusak pada saat transportasi atau
pemindahan trafo maupun pada saat hubung-singkat.

c. Kumparan.
- Kumparan harus dibuat dari bahan electrolytic copper solid conductor, fully
insulated for rated voltage.
- Ukuran konduktor sisi tegangan tinggi dan tegangan rendah harus dipilih sesuai
dengan spesifikasi IEC dengan ukuran standar yang ditetapkan oleh IEC
- Semua kawat yang keluar dari kumparan/belitan menuju bushing harus
disangga secara kokoh untuk mencegah kerusakan akibat getaran dan stress
hubung-singkat.

d. Tapping.
Sadapan (tap) yang dioperasikan secara manual dalam kondisi tanpa beban harus
dipasang di sisi tegangan tinggi. Trafo harus mampu dioperasikan pada beban
penuh di setiap tap dan tegangan pada setiap tap tidak boleh bervariasi lebih dari
10% dari tegangan masing-masing tap.

e. Minyak Trafo.
Tangki trafo harus diisi dengan minyak isolasi jenis mineral. Untuk setiap trafo
harus disediakan cadangan minyak sebanyak 10% dari kapasitas penuh,

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 18
Pelabuhan Pontianak
ditempatkan di dalam wadah (misalnya drum) yang tahan cuaca dan tidak bocor
untuk penyimpanan di luar ruang. Minyak mineral harus dari jenis yang mudah
didapat di Indonesia dengan harga ekonomis, misalnya Shell Diala B.

f. Tangki Konservator.
Konservator harus dipasang di bagian atas trafo dan disangga oleh braket yang
kokoh. Volume konservator paling tidak 8 % dari volume minyak di dalam tangki
utama. Konservator dihubungkan ke tangki oleh pipa melalui double float (double
action) Bucholz relay. Untuk mencegah masuknya udara lembab harus dipasang
silica gel di posisi yang cukup rendah agar dapat dicapai dengan mudah.

g. Pengecatan.
Semua struktur baja harus dibersihkan secara menyeluruh dengan sand blasting
atau dengan bahan kimia sehingga menghasilkan permukaan yang halus dan
dilapisi dengan cat dasar berkualitas tinggi dan diikuti dengan filler (dempul).
Pengecatan akhir harus dilakukan dua kali dengan cat enamel abu-abu.
Permukaan dalam yang kontak dengan minyak trafo harus dicat pernis yang tahan
panas dan tidak larut di dalam minyak..

h. Inspeksi di Pabrik.
Trafo akan diperiksa dan diuji di pabrik pembuat sebelum dinyatakan layak untuk
dikirim ke lokasi proyek. Seluruh biaya yang diperlukan untuk pengujian oleh Pemberi
Tugas dan pihak-pihak yang ditunjuk harus sudah termasuk di dalam harga trafo yang
ditawarkan.
Sertifikat uji harus diserahkan kepada Pemberi Tugas sebelum dikeluarkan
persetujuan untuk dikirim ke lokasi proyek. Untuk aksesori (bushing dan minyak,
bucholz relay, pressure relay dll), salinan pengujian oleh pembuat harus
diserahkan.

i. Jenis Pengujian yang Dilakukan.


1. Routine Test.
Routine test akan dilakukan terhadap seluruh trafo di pabrik, sesuai dengan
standar IEC yang terbaru, meliputi :
- pengukuran tahanan belitan
- pengukuran perbandingan tegangan dan vector group (TTR test)
- pengukuran impedance voltage
- pengukuran rugi-rugi daya
- dielectric test
- dan lain sebagainya sesuai standar pabrik

b. Type Test
Type test akan dilakukan terhadap 1 (satu) unit trafo 5000 kVA yang dipilih secara
acak, meliputi :
- Full Wave Impulse Withstand Test (on one limb)
- Temperature Rise Test

j. Instalasi, Testing dan Commissioning di Lapangan.


Kontraktor harus memasang trafo di lokasinya di dalam ruang trafo. Seluruh peralatan
pemasangan dan biaya yang diperlukan harus sudah termasuk di dalam harga
penawaran.
Sebelum dilakukan energizing, Kontraktor harus melakukan pengujian awal, termasuk
treatment minyak trafo dan melakukan megger yang diperlukan.

Pemasukkan tegangan (energizing) diijinkan setelah seluruh prosedur pengujian awal


disaksikan oleh Pemberi Tugas, Direksi/Pengawas Lapangan dan dinyatakan siap untuk
energizing.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 19
Pelabuhan Pontianak
k. Garansi.
Seluruh trafo harus diberikan garansi selama 1 (satu) tahun sejak serah
terima kedua terhadap kerusakan akibat kesalahan pembuatan. Seluruh
biaya untuk perbaikan atau penggantian suku cadang harus ditanggung oleh
Kontraktor.

l. Spesifikasi Teknis/Rating Trafo 5000 kVA (2 unit)

Type : oil filled with conservator and bucholz relay


1. Jumlah fasa :3
2. Frekuensi : 50 Hz
3. Kapasitas : 5000 kVA
4. Bahan kumparan : Tembaga
5. Pendinginan : ONAN
6. Tegangan primer : 20 kV
7. Tegangan sek. : 6,6kV
8. Tapping voltage : 5 step @ 2,5 % (off load) di sisi 20 kV
9. Vector group : Dd0
10. Karakteristik listrik :
Insulation class primary winding : 24 kV
Basic impulse voltage primary winding : 125 kV
11. Power frequency test voltage for 1 minute :
- primary winding : 50 kV
- secondary winding : 20 kV
12. Kelas isolasi :A
13. Batas kenaikan temperatur (di atas temperatur lingkungan maskimum) :
- minyak : 50 oC
- belitan : 55 oC
14. Exciting current : 1,7 %
15. No load losses : max 5400 W + toleransi IEC
16. Full load losses : max 31000 W + toleransi IEC
17. Imp. voltage : 7,5 % at principle tap, 75 oC
18. Efficency : min 99,28 % (beban penuh, pf = 1,75 oC)
19. Voltage regulation : max 0,9 % (full load pf=1) ;
max 5,14% (full load pf = 0,8)
20. Duty Cycle : continuous
21. Noise level at 2 m dist. : 62 dB
22. Perlengkapan standar :
- name plate dan rating plate
- HV indoor type bushing (elastimold)
- 1.1 kV LV outdoor porcelain bushing
- 5 step off load tap changer
- oil filling valve
- oil drainage valve
- lifting lugs dan lifting for complete transformer
- grounding terminal
- skid base
- pressure relief device with contact
- oil level indicator with contact
- oil thermometer with contact
- double action bucholz relay
- marshaling kiosk
- conservator + dehydrating breather

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 20
Pelabuhan Pontianak
- panel type radiator + shut off valve
- ladder

Trafo ex TRAFINDO, UNINDO, ALSTHOM.

5.5 Trafo kering (Cast Resin Transformator)


5.5.1 Umum.
a. Trafo kering ini digunakan untuk menurunkan tegangan catuan 6.6 kV – 50 Hz melalui
reel system menjadi tegangan rendah yang akan digunakan sebagai catuan sistem
kontrol QCC.
b. Trafo ini ditempatkan di dalam ruang genset QCC-2 dan QCC-3.
c. Untuk keamanan, setiap trafi ditempatkan di dalam housing yang dirancang khusus
untuk kapasitas trafo tertentu (1000 kVA dan 1600 kVA).
d. Trafo merupakan trafo tiga fasa, dua belitan, operasi kontinyu, pemasangan dalam
ruang, derajat perlindungan IP 00, kelas isolasi F, pendinginan AN.
e. Trafo diisolasi dengan epoxy resin/quatz powder mixture yang ramah lingkungan,
menghasilkan trafo yang bebas pemeliharaan, tahan lembab, tropicalized, flame
retardant dan self-extinguished. Tidak terbentuk gas yang berbahaya pada saat terjadi
bunga api di belitan.
f. Trafo harus memenuhi standar IEC 726, IEC 60076-11,EN 60076-11 DAN VDE 0532-
76-11.
g. Trafo harus dirancang untuk mampu meredam harmonisa tegangan orde 3, 5 dan 7 serta
mampu meredam gangguan frekuensi tinggi.
h. Rating daya 1000 kVA, 6.6kV/400 V (utk QCC-2) dan 1600 kVA, 6.6 kV/400V untuk QCC-
3

5.5.2 Pembebanan Lebih dan Hubung-singkat.


a. Trafo harus mampu mengalirkan arus nominal (rated current) pada tegangan 105 %
rating tanpa terjadi pemanasan lebih.
b. Trafo harus mampu beroperasi secara memuaskan dalam menyalurkan daya kVA
nominalnya tanpa pemanasan yang merusak pada setiap nilai tegangan dalam batas +
10 % dari nilai tegangan nominal pada setiap posisi tap changer.
c. Trafo harus dirancang untuk beroperasi pada frequency 50 Hz, +3 %, - 5%.
d. Trafo dengan dua batas tegangan dan frekuensi operasi harus mampu beroperasi
pada kVA nominalnya tanpa pemanasan yang membahayakan pada kedua nilai
tegangan atau frekuensi tersebut atau kedua-duanya.
e. Trafo harus mampu dibebani lebih sesuai dengan standar IS 6600 kecuali disyaratkan
lain. Off load tap changer, terminal bushing dan peralatan lainnya harus dirancang
untuk mampu dibebani sesuai batas maksimum yang diijinkan. Beban lebih 50 %
secara singkat harus juga mampu ditahan oleh trafo.
f. Trafo harus mampu menahan gaya mekanis dan termal yang timbul akibat hubung-
singkat masif 3 fasa, fasa-fasa, fasa-fasa-tanah, fasa-tanah di terminal keluaran trafo
tanpa terjadi kerusakan. Temperatur belitan sesaat sebelum terjadinya gangguan
tersebut harus dipertimbangkan sama dengan temperatur yang terjadi pada kondisi
batas beban lebih yang diijinkan.
Dalam hal ini catuan daya PLN dianggap sebagai infinite bus dan sisi sekunder TR

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 21
Pelabuhan Pontianak
ditanahkan secara solid.

5.5.3 Kerapatan Fluks Magnetik.


a. Kerapatan fluks magnet maksimum di dalam inti besi pada frekuensi dan tegangan
normal dan pada saat terjadi tegangan kurang atau lebih sampai batas yang diijinkan
tidak boleh melebihi nilai maksimum inti besi yang digunakan.
b. Kerapatan fluks magnetic paling tidak 1,7 Tesla pada 100 % tegangan nominal dan
1,9 Tesla pada 110 % tegangan nominal.
c. Variasi tegangan yang akan mempengaruhi kerapatan fluks pada setiap posisi tap
changer harus diperhatikan selama perencanaan trafo.
d. Trafo harus tahan terhadap fluks lebih (overfluxing) 110 % dari kerapatan fluks
maksimum pada tegangan nominal (rating).

5.5.4 Rangkaian Magnetik.


a. Inti harus terbuat dari bahan high grade,low loss, high permeability, cold rolled non-
ageing grain oriented silicon steel laminations.
b. Ketebalan laminasi maksimum 0,3 mm. Lapisan isolasi permukaan laminasi harus
tahan karat dan mempunyai resistansi antar laminasi yang tinggi. Isolasi harus tahan
temperatur pengerasan sampai 850 oC.Isolasi harus tahan terhadap media pendingin
yang panas.
c. Penampang inti besi dibuat dengan bentuk bertingkat (stepped) dengan jumlah
tingkat sesuai dengan kapasitas trafo.
d. Leg dan yokes diikat secara kuat dengan insulating heat shrink tape sehingga
menghasilkan bentuk yang kompak, rendah getaran dan rendah kebisingan.
e. Struktur isolasi antara inti besi dengan baut dan antara inti dengan pelat klem harus
mampu menahan tegangan 2000 VAC selama 1 menit.
f. Rancangan rangkaian magnetik harus sedemikian rupa sehingga bisa dicegah
terbentuknya muatan statis, terjadinya jalur hubung-singkat antarlaminasi atau antara
laminasi dengan struktur pengikat (klem) serta mencegah terjadinya pemanasan
setempat akibat arus pusar.
g. Semua bagian metal yang digunakan untuk menahan inti besi harus di shot atau sand
blasting setelah dirangkai.

5.5.5 Belitan.
a. Konduktor belitan primer dan sekunder dibuat dari electrolityc copper berkualitas
tinggi dengan rugi-rugi yang rendah.
b. Rapat arus belitan primer dan sekunder maksimum 3 A/mm2
c. Sisi sekunder bertegangan rendah harus sesuai untuk pentanahan netral secara
langsung (solidly grounded).
d. Pengikatan belitan dan koneksi harus mampu menahan guncangan yang terjadi
selama transportasi dan akibat hubung-singkat, beban puncak yang berulang-ulang
dan kondisi transien lainya selama dioperasikan.
e. Konduktor harus disilangkan (transposed) pada interval tertentu untuk mengurangi
arus pusar, meratakan pembagian arus antarfasa dan panas di sepanjang belitan.
f. Setelah belitan dan inti besi selesai disusun secara lengkap harus segera dikeringkan
dalam kondisi hampa udara untuk menghilangkan kelembaban Setelah proses
pengeringan selesai harus segera dilakukan proses impregnasi dengan resin..
g. Bila digunakan konduktor persegi, lebar konduktor tidak boleh lebih dari 6 kali tebal
konduktor.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 22
Pelabuhan Pontianak
h. Belitan tidak boleh memiliki sisi tajam yang bisa berusak isolasinya atau menimbulkan
stress tegangan yang tinggi pada dielektrik.
i. Belitan harus disangga oleh dried and high — pressure compressedwedge type
insulation spacers pada interval-interval yang cukup rapat.
j. Semua koneksi belitan dengan mur-baut harus dikencangkan dengan baik. Kabel dari
belitan menuju terminal dan bushing harus disangga secara kokoh untuk mencegah
kerusakan pada saat terjadinya hubung-singkat atau getaran.

5.5.6 Off-load Tap Changer (OLTC)


a. OLTC dipasang di sisi belitan primer 6,6 kV, 5 step pada -5 %, - 2,5 %, 0 %, + 2,5 %
dan + 5 %.
b. OLTC dari jenis rotary 3 pole gang operated. Posisi rotary handle pemindah harus
pada ketingian yang mudah dicapai secara aman. Dilengkapi dengan petunjuk arah
putar, mekanisme pengunci dan papan nama dari anodized alumunium plate.
c. Kemampuan hantar arus OLTC adalah 100 A.

5.5.7 Pengukuran Temperatur.


a. Temperatur kedua belitan diukur oleh RTD, Kabel RTD dibawa keluar dan
dihubungkan ke scrolling type of digital temperature scanner.
b. Setiap scanner mempunyai kontak bebas tegangan (5A – 220 VAC) untuk perintah
alarm dan trip. Setting alarm dan trip di lapangan harus bisa dilakukan secara bebas,
tidak saling bergantung. Dilengkapi dengan penunjuk temperatur maksimum yang
bisa direset secara manual.
c. Pemasangan harus sedemikian rupa agar mudah dibaca dari puntu luar melalui
jendela kaca.

5.5.8 Pentanahan Internal.


Semua bagian metal kecuali laminasi, baut inti dan seluruh pelat metal yang
digunakan untuk klem harus ditanahkan secara internal. Titik netral belitan sekunder
harus dibawa keluar melalui bushing.

5.5.9 Spesifikasi Teknis.


a. General Characteristics.
Design standard : IEC 60076-1 to IEC 60076-5
Transformer type : Cast resin dry type
Service condition : indoor
Number of phase : 3
Frequency : 50 Hz
Primary & secondary winding :copper conductor

b. Technical Specifications.
Capacity : 1000 kVA (QCC-1), 1600 kVA (QCC-3)
Primary voltage : 6600 V (6.6 kV)
Secondary voltage : 400 V
Vector group : Dyn 5
Cooling : AN
Temperature rise (winding) :100oC
No load losses at nominal voltage : 1300 W (1000 kVA)
1800 W (1600 kVA)
On load losses at principal tapping : 11000 W (1000 kVA)

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 23
Pelabuhan Pontianak
13000 W (1600 kVA)
Impedance voltage : 6 %
Off load current at nominal voltage : 1.2 %
Temperature insulation class : F (150 oC)
Off load tap changer : - 5% / -2.5% / 0 / + 2.5 % / + 5%

c. Accessories.
- Name Plate and Rating Plate
- 3 HV plug-in bushing (top entry)
- 4 LV Cable Connection Lug / Bar (top entry)
- Off Load Tap Changer Links
- Thermal protection Relay –RTD (alarm & trip)
- Temperature indicator (dial type)
- Lifting Lugs
- Grounding Terminal
- Bidirectional Rollers
- Jacking Pads

5.5.10 Pengujian di Pabrik (FAT)


a. Routine Tests
- Trafo harus sudah dirakit secara lengkap, termasuk fiting-fitingya dan sudah
dijamin bahwa seluruh bagian/komponen sudah dipasang dengan baik.
- Pengukuran tahanan setiap belitan pada setiap posisi OLTC
- Pengukuran perbandingan tegangan pada setiap tap OLTC
- Pemeriksaan kebenaran vector group
- Pengukuran tegangan impedansi pada frekuensi nominal di posisi tap tengah,
minimum dan maksimum (pengujian hubung-singkat)
- Pengukuran rugi-rugi beban pada arus nominal
- Pengukuran impedansi urutan nol pada tap tengah dengan frekuensi nominal
- Pengukuran rugirugi tanpa beban
- Pengujian ketahanan tegangan selama 1 menit pada frekuensi nominal
- Pengujian ketahanan tegangan lebih induksi
- Induced over voltage withstand test.
- Pemeriksaan polaritas, pemeriksaan name plate, pemeriksaan alat ukur dan
melakukan kalibrasi dan pengujian fungsi proteksi RTD.
b. Type test
- Temperature rise test.
- Impulse test.

5.6 Battery Charger.


Battery charger akan digunakan untuk mengisi muatan battery bank 110 VDC – 38 AH
sebagai sumber daya CB spring charging (motorizing), relaying dan control di HVMDP,
MVMDP.

5.6.1 Jenis.
Jenis battery charger adalah Current Limiting - Constant Voltage dengan I-U
Characteristics, kapasitas 100 VDC – 20 A, mempunyai mode operasi sebagai berikut :

- Mode otomatis
 Float at a Constant Voltage of 2.23 to 2.27 volt per cell for Lead Acid cell and
1.40 to 1.45 volt per cell for Nickel Cadmium cell
 Boost at a Constant Voltage of 2.30 to 2.45 volt per cell for Lead Acid cell and
1.50 to 1.65 volt per cell for Nickel Cadmium cell

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 24
Pelabuhan Pontianak
 Automatic selection of the Float and Boost is under the control of an electronic
control device accordingly to the following process:
A. Boost Charge is initiated automatically by the following conditions:
i. Initial switchizng on the charger
ii. Restoration of mains to the charger after Brown-out
iii. Battery falling below approximately 90% of the float voltage setting
B. Boost Charge is terminated automatically and float charge will be initiated in the
following ways:
i. Charged battery prior to Boost initiation
The battery voltage reaches to approximately 90% of preset boost voltage
level within a set time. The setting is controlled by the DIP switch setting.
ii. Fully or partially discharged battery prior to Boost initiation. If the battery
voltage does not rise to 90% level within the preset timing, the Boost
continues under voltage control until the battery voltage reaches 90% level. At
this stage a Boost solid state timer us then activated which controls the
Boost for a preset time to complete the charge

- Mode Manual
Manual switching between Auto and Manual modes can be done by incorporating
with a selector switch is mounted on the front of the panel or inside the cubicle.
5.6.2 Current Limit
In 'Float', 'Auto Boost' and 'Manual' modes, the maximum output current is limited 110% of
the nominal charger current rating.

5.6.3 Ambient Temperature and Output Characteristics:


Normal Rating : at 45°C
De-rated to 70% : at 50°C
Operating Range : 0°C — 50°C
Maximum Humidity : 90% at 20°C ; 80% at 25°C ; 50% at 40°C
DC Output Regulation : Output Voltage Regulation of ±1% and output current
Stability of ±2% against simultaneous variation of:
- Load current 0% to 100%
- Input voltage ±10% and frequency ±5%
Float Voltage Range : Adjustable up to 125% of nominal voltage
Boost Voltage Range : Adjustable up to 140% of nominal voltage
Float Voltage Stability : ±0.5% from no-load to full load with AC input voltage Variation
of ±10%
Output Ripple Voltage : Less than 3% RMS value of the nominal DC voltage with
battery connected having a capacity not less than 5 times of charger rated current
Overload protection : Limiting circuit provides protection down to output short circuit,
in boost and float operation
Soft start feature : Provides sufficient time for the Current limit to operate on start
up even under short Circuit condition
Control and indication.
Control - On the front of the cubicle door
 On / Off Circuit Breaker
 Voltmeter for Charger DC Voltage
 Ammeter for Charger Current

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 25
Pelabuhan Pontianak
Indication - Alarm Sensing is fitted as standard with LED indicators to monitor the
following functions:

 AC Supply On • High Volt


 Mains Fail • Low Volt
 Charge Fail • Float Charge
 Boost Charge (Only applicable for Vented Lead Acid and Alkaline Nickel
Cadmium Cell)
 Earth Fault (Only applicable for Floating System)
 Low Electrolyte Level (Only applicable for Alkaline Nickel Cadmium Cell)

Remote Indication
Facilities for General Remote Alarms monitoring is provided via a set of voltage
free changeover contact.

Battery Charger ex TECHFILL, SIEMENS, SCHNEIDER.

PASAL 6. PENGUJIAN DAN PENYETELAN PERALATAN DAN SISTEM.

6.1. Pekerjaan ini meliputi ketentuan-ketentuan dasar untuk mengadakan pengujian (testing),
penyetelan serta commissioning dari seluruh peralatan listrik yang dipasang.

6.2. Semua testing, kalibrasi dan penyetelan dari peralatan-peralatan dan kontrol yang tergabung
dalam pekerjaan renovasi sistem listrik ini serta penyediaan semua instrumentasi dan tenaga
kerja harus dilaksanakan oleh Kontraktor.
Kontraktor harus menempatkan seorang ahli listrik yang berpengalaman untuk melaksa-
nakan pengujian dan commissioning test.

6.3. Pengujian-pengujian yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor di bawah pengawasan


Direksi/Pengawasantara lain :
a. Pengujian tahanan isolasi kabel baru yang dipasang, baik perbagian (section) maupun
keseluruhan (overall), termasuk hi-pot test untuk kabel-kabel tegangan memengah
b. Pengujian pentanahan panel.
c. Pengujian kontinuitas konduktor.
d. Pengujian fungsi kontrol manual dan otomatis pada panel-panel daya.
e. Pengujian keseimbangan pembebanan (phasing-out)
f. Load testing.
g. Penyetelan semua peralatan pengaman (overcurrent dan overload) dan mencatat data
setelan yang dilakukan.
h. Semua instalasi listrik yang baru harus mendapat pengesahan (SLO) dari PLN atau
badan resmi yang ditunjuk Direksi/Pengawas.

6.4 Hasil-hasil pengujian harus sesuai dengan syarat-syarat teknis yang telah diuraikan di atas
atau standar-standar yang berlaku dan dicatat serta dibuatkan berita acara pengujiannya.

Rencana Kerja dan Syarat-syarat Teknis


Pembangunan Power House dan Pemasangan Daya Baru 2 MVA berikut Kelengkapannya di Cabang 26
Pelabuhan Pontianak

Anda mungkin juga menyukai