VIRUS RABIES
KELOMPOK 2:
SALSABILA AYUNINGTYAS SUKMA C031191006
MUHAMMAD HUSAIN RAMADHAN C031191007
NURUL IZZATUL ANNISA AR C031191008
RASYA AFDOL RAMADHAN C031191009
ANNISA C031191010
Morfologi RABV yakni virus berbentuk seperti peluru dengan ukuran 180 x
75 µm, inti heliks nukleokapsid (NC) atau ribonucleoprotein (RNP), ber-amplop
dengan protein struktural. Adapun protein struktural partikel lyssavirus tersusun atas
nukleokapsid protein (N), fosfoprotein (P), protein matriks (M), glikoprotein (G), dan
RNA-dependent RNA polimerase atau protein besar (L) (Fooks dan Jackson, 2020).
RABV merupakan agen penyebab rabies klasik pada hewan dan manusia.
RABV adalah virus yang sangat neurotropik pada inang mamalia yang selalu
menyebabkan ensefalomielitis setelah infeksi terbentuk dan telah mencapai otak.
RABV didistribusikan di seluruh dunia dengan inang reservoir mamalia tertentu
yang terdiri dari berbagai spesies karnivora dan kelelawar. Enam dari 16 yang
termasuk dalam genus Lyssavirus telah diakui mampu menyebabkan ensefalomielitis
seperti rabies di manusia. Namun, dari ke-16 virus dari genus lyssavirus, hanya
RABV yang memiliki banyak reservoir inang sedangkan lyssavirus lainnya secara
eksklusif terkait dengan reservoir kelelawar (Fooks dan Jackson, 2020).
Siklus infeksi dan replikasi virus rabies ke membran sel induk semang terjadi
melalui beberapa tahapan yaitu adsorpsi (perlekatan virus), penetrasi (virus entry),
pelepasan mantel (uncoating/envelope removal), transkripsi (sinthesis MRNA),
translasi (sintesis protein), processing (G-protein gikoslasi), replikasi (produksi
genomic RNA dari intermediate strand), perakitan (assembly) dan budding
(Pudjiatmoko, 2014).
DAFTAR PUSTAKA
Fooks, Anthony R dan Jackson, Alan C. 2020. Rabies Scientific Basic of The Disease
And Its Management Fourth Edition. Elsevier : UK.