Anda di halaman 1dari 4

PENYAKIT INFEKSIUS I

VIRUS RABIES

KELOMPOK 2:
SALSABILA AYUNINGTYAS SUKMA C031191006
MUHAMMAD HUSAIN RAMADHAN C031191007
NURUL IZZATUL ANNISA AR C031191008
RASYA AFDOL RAMADHAN C031191009
ANNISA C031191010

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Virus Rabies

Rabies merupakan penyakit yang disebabkan oleh Virus rabies (RABV).


RABV adalah virus single straded RNA dari genus Lyssavirus (dari bahasa Yunani
lyssa berarti "kemarahan") dalam famili Rhabdoviridae (dari bahasa Yunani rhabdos
yang berarti "batang") dan dari ordo Mononegavirales (MNV). Lyssaviruses sama
seperti rhabdovirus lainnya, terutama terdiri dari protein (67%-74%), lipid (20%–
26%), karbohidrat (3%), dan RNA (2%–3%), sebagai komponen integral (persen dari
total massa) dari strukturnya (Fooks dan Jackson, 2020).

Morfologi RABV yakni virus berbentuk seperti peluru dengan ukuran 180 x
75 µm, inti heliks nukleokapsid (NC) atau ribonucleoprotein (RNP), ber-amplop
dengan protein struktural. Adapun protein struktural partikel lyssavirus tersusun atas
nukleokapsid protein (N), fosfoprotein (P), protein matriks (M), glikoprotein (G), dan
RNA-dependent RNA polimerase atau protein besar (L) (Fooks dan Jackson, 2020).

Gambar 1. Struktur Virus Rabies

RABV merupakan agen penyebab rabies klasik pada hewan dan manusia.
RABV adalah virus yang sangat neurotropik pada inang mamalia yang selalu
menyebabkan ensefalomielitis setelah infeksi terbentuk dan telah mencapai otak.
RABV didistribusikan di seluruh dunia dengan inang reservoir mamalia tertentu
yang terdiri dari berbagai spesies karnivora dan kelelawar. Enam dari 16 yang
termasuk dalam genus Lyssavirus telah diakui mampu menyebabkan ensefalomielitis
seperti rabies di manusia. Namun, dari ke-16 virus dari genus lyssavirus, hanya
RABV yang memiliki banyak reservoir inang sedangkan lyssavirus lainnya secara
eksklusif terkait dengan reservoir kelelawar (Fooks dan Jackson, 2020).

Sampai saat ini sudah dikenal 7 genotip Lyssavirus dimana genotip 1


merupakan penyebab rabies yang paling banyak di dunia. Virus ini bersifat labil dan
tidak viable bila berada diluar inang. Virus menjadi tidak aktif bila terpapar sinar
matahari,sinar ultraviolet, pemanasan 1 jam selama 50 menit, pengeringan, dan
sangat peka terhadap pelarut alkalis seperti sabun, desinfektan, serta alkohol 70%.
Reservoir utama rabies adalah anjing domestic (Tanzil, 2014).

Siklus infeksi dan replikasi virus rabies ke membran sel induk semang terjadi
melalui beberapa tahapan yaitu adsorpsi (perlekatan virus), penetrasi (virus entry),
pelepasan mantel (uncoating/envelope removal), transkripsi (sinthesis MRNA),
translasi (sintesis protein), processing (G-protein gikoslasi), replikasi (produksi
genomic RNA dari intermediate strand), perakitan (assembly) dan budding
(Pudjiatmoko, 2014).
DAFTAR PUSTAKA

Fooks, Anthony R dan Jackson, Alan C. 2020. Rabies Scientific Basic of The Disease
And Its Management Fourth Edition. Elsevier : UK.

Pudjiatmoko. 2014. Manual Penyakit Hewan Mamalia. Direktorat Kesehatan Hewan:


Jakarta.

Tanzil, Kunadi. 2014. Penyakit Rabies dan Penatalaksanaannya. E-Journal WIDYA


Kesehatan Dan Lingkungan. 1(1) : 61-67.

Anda mungkin juga menyukai