Anda di halaman 1dari 45

MENGAJAR SERU, KREATIF DAN INTERAKTIF

ALA MISS SUNTEA


GURU BELAJAR MURID SENANG
VIRTUAL MEETING ALA VIDEO GAME
BOSEN PAKE ZOOM ATAU GOOGLE MEET?
GATHER TOWN. ALTERNATIF PENGGANTI ZOOM
RAMAH ANAK
Oleh: Santi Kusuma Dewi.S.Pd
Gather Town sendiri secara sederhana adalah platform
yang menggabungkan video cail dengan peta 2D,
memungkinkan pengguna berjalan-jalan dan berbicara
dengan orang lain. Secara tampilan dan konten di
dalamnya video game jadul dengan kualitas video 8-bit.
Platform Gather Town dikembangkan oleh perusahaan
Gather Presence Inc, resmi rilis pada 3 April 2021.
Gather Town bisa digunakan secara gratis dengan
beberapa ketentuan. Akun gratis bisa digunakan untuk
maksimal 25 peserta dan batas waktu 2 jam. Semua
pengguna Gather Town juga bisa berbagi dokumen untuk
berkolaborasi buat tugas atau pekerjaan. Selain itu, bisa
menyisipkan link video YouTube yang bisa ditonton
bersama.
Kelebihan Gather Town dibandingkan Zoom dan Google
Meet adalah memposisikan sebagai platform yang tidak
sekedar digunakan hanya untuk virtual meeting. Pengguna
Gather Town akan diajak seolah-olah sedang bermain
game saat melakukan virtual meeting.
CARA MENGGUNAKAN GATHER TOWN UNTUK VIRTUAL
MEETING
Langkah langkahnya ada di bawah ini:
*Untuk pengguna gratis tinggal buka situs
https://gather.town/. *Kemudian, pilih "Launch Gather"
untuk memulai virtual meeting. *Pilih "Create new space".
Lalu akan muncul halaman untuk diisi nama Space yang
kamu buat beserta password nya. Pilih juga map yang
sudah tersedia.
*Selanjutnya, kamu akan diminta untuk membuat avatar
dalam garis 8-bit. tsi nama dan pilih gara rambut dan
kostum yang digunakan.
*Periksa juga kamera, mikrofon, dan speaker untuk
memastikan bisa digunakan. lalu, tekan "Join the
Gathering".
*Viola! kamu sudah berada di ruang virtual layaknya video
game jadul. Untuk mengundang teman bisa tekan opsi
"Participant" dan pilih “Invite”. Copy link dan bagikan ke
teman atau kolega kamu.
*Untuk menambahkan item, pilih ikon palu "Build" dan
tekan "Open object picker”.
AJARKAN SOPAN-SANTUN HINGGA DISIPLIN VIRTUAL
Dengan menggunakan Gather Town, Guru dapat menunjuk
ketua kelas mengatur barisan teman-temannya di luar
kelas virtual sebelum masuk ruangan.
Siswa jika ingin bertanya bisa mengacungkan tangan dari
mejanya, atau maju menemui meja guru untuk bicara
secara privasi seperti di dunia nyata. Hal-hal ini yang tidak
mungkin dilakukan secara baik di ZOOM,
MURID BELAJAR, GURUNYA JUGA BELAJAR
Yuk Bapak/Ibu Guru kita buat kelas Tatap Muka nanti
lebih menyenangkan dan bermakna dengan Blended
Learning. Jangan balik lagi ngajar hanya pakai LKS dan
Teacher centered lagi ya.
You can change the world. Start now! Start from you,
yourself!
SIAPKAH GURU DAN ORANG TUA MENJADI DIGITAL
IMMIGRANT UNTUK ANAK KITA YANG SUDAH MENJADI
DIGITAL NATIVE? PANIK GAK?YA PANIK LAH!
Oleh: Santi Kusuma Dewi, S.Pd
Istilah Digital Natives dan Digital Immigrants diciptakan
oleh seorang konsultan pendidikan bernama Marc
Prensky pada tahun 2001 dalam artikelnya yang berjudul
Digital Natives, Digital Immigrants.
Menjadi generasi Digital Natives bagi anak-anak kita
adalah hal lumrah, karena memang zaman yang berbeda
antara Generasi Digital Natives dan Digital immigrants
membuat mereka saling beradaptasi.
LALU APA YANG HARUS KITA LAKUKAN SEBAGAI GURU
DAN ORANG TUA?
Sudahkah kita menginstal YouTube Kids bagi anak-anak
kita yang menghabiskan banyak waktu melihat video
seharian?
Sudahkah kita memahami Parental Control di Play Store
atau gadget kita?
Sudahkah menyempatkan waktu belajar atau menginstal
Aplikasi Parental Control di Smartphone mereka?
Sejauh ini kita hanya baru sebatas membanggakan diri
karena bisa dan mampu membelikan mereka Smartphone
terbaru, tenang bisa menyediakan fasilitas Wi-Fi di rumah
asal mereka tidak keluar rumah, punya banyak waktu
untuk olshop dan WhatsApp Group asal mereka tidak
nangis dan duduk manis melihat video di YouTube.
ITU SEMUA TIDAK CUKUP UNTUK MEMPERSIAPKAN
MEREKA MENJADI GOOD DIGITAL NATIVES.
Kita harus mau belajar dan menyempatkan waktu untuk
menjadi Digital Immigrants yang baik. Sebagai pengawas
dan filter atas teknologi yang akan anak didik kita serap.
“Mengajak anak-anak untuk kritis dan selektif ketika
menggunakan media digital menjadi pilihan bijak,
daripada sekedar melarang. “
Dear Misa Santi, The Greatest Teacher I've Ever Met,
You are the best teacher I've ever met in my life. The way
you teach is super fun and friendly, so it's easy for me and
my friends to understand. You're also very kind, friendly,
and have a beautiful face. You are very cool.
I'm pleased how you spread your positive and inspiring
energy in every lesson you give to us. All of that mokes
us, especially me, feel excited to make my dreams come
true
You also understand students quite well. And I dont know
why you remind me of Mrs. Gruwell in the film 'The
Freedom Writers’. If you have free time you can watch it, I
highly recommend the film And maybe you'll know the
reason why
Bapak/Ibu Guru hobi nonton film, yuk belajar dari film
SUPER 30
Kisah nyata perjuangan seorang guru matematika
bernama Anand Kumar
Anand ingin mematahkan stigma bahwa yang bisa
menjadi raja hanyalah keturunan raja, rakyat miskin akan
selalu hidup dalam kemiskinan.
Dengan mengorbankan harta dan uang yang dia miliki, dia
mendirikan sekolah gratis untuk 30 Siswa dari Keluarga
Miskin.
Anand Kumar adalah seorang ahli matematika India
kelahiran tahun 1973 di Patna, Bihar India. *Setelah lulus,
ia mengembangkan dan menulis makalah tentang Number
Theory, yang kemudian diterbitkan oleh Spectrum
Matematika dan The Gazette Mathematic.
*Karena kontribusinya ini, perguruan tinggi terkemuka di
Inggris, Universitas Cambridge menjamin Kumar masuk
tapi karena tidak punya biaya dia gagal ke Inggris
Pada awal tahun 2000, ia kedatangan siswa miskin yang
meminta pembinaan untuk Indian Institute of Technology.
Hal ini melatar belakangi Kumar untuk
memulai program terkenal, Super-30
SUPER 30 PROGRAM
Dia memilih 30 siswa miskin yang dia fatih untuk masuk
IIT melawan siswa dari keluarga kaya raya dan mampu
membuat mereka berhasil lolos.
Faktor ekonomi dan pendidikan tidak menghalangi
seseorang untuk berprestasi dan berkontribusi.
ANAND KUMAR
KALAU SISWA KITA DARI KELUARGA TIDAK MAMPU
SEBAGAI GURU APAKAH KITA HANYA BERDIAM DIRI
SAJA?
Menjadi tanggung jawab kita sebagai guru untuk
membantu mereka mengangkat derajat ayah ibu mereka
MAKE YOUR STUDENTS DARE TO DREAM AND PREPARE
THEM TO CHANGE THE WORLD
Film ini patut kita lihat,yah sekedar pilihan selain
menghabiskan waktu melihat Drama Korea ataupun Ikatan
Cinta.
MUDAHNYA MEMBUAT LKS INTERAKTIF DENGAN
LIVEWORKSHEET
Paperless Society adalah cara kita peduli dan melindungi
Bumi dari kerusakan.
SEKOLAH ADALAH SALAH SATU PENYUMBANG
SAMPAH KERTAS TERBESAR.
Yuk simak gimana mudahnya bikin LKS interaktif untuk
siswa selama pandemi!
BAGAIMANA CARA an MUDAH UNTUK MEMBUAT LKS
INTERAKTIF ?
Caranya adalah dengan menggunakan live worksheet
yang dapat diakses di alamat https:
//www.liveworksheets.com/
Langkah - langkah membuat LKS interaktif di Live
Worksheet :
1. Ketik https: //www.liveworksheets.com/ di browser.
2. Klik Teacher Access di bagian kanan atas lalu klik
register / daftar.
3. Lengkapi isian formulir registernya sesuai data Anda.
Kemudian klik register
4. Masuk ke email yang Anda daftarkan tadi dan buka
email masuk dari Live Worksheet. Klik link aktivasinya.
5. Masuk ke alamat https: //www.liveworksheets. com/
lagi dan klik teacher access lalu masukkan alamat
email/username dan passwordnya. Kemudian klik tulisan
“enter”.
6. Ubah setting pilihan bahasa menjadi Bahasa Indonesia
di bagian kanan atas untuk memudahkan
7. Klik make interactive worksheet pada bagian menu lalu
klik get started
8. Upload LKS yang kita buat seperti biasa di microsoft
word. Tapi sebelum upload harus ubah menjadi pdf atau
jpg. Ukuran file maks. 5 MB.
9. Modifikasi LKS yang kita upload dengan format
interaktif. Anda dapat melihat video tutorial yang
disediakan di website Live Worksheet.
KALAU BUKAN KITA YANG MENJAGA BUMI, LALU SIAPA
LAGI
Belajar Baik
Praktik Baik
Hidup Baik
ALLOW IMAGINATIONS TO LEAD: IGNITING THE
CREATIVE SPARK IN ENGLISH WRITING
by Santi Kusuma Dewi, S. Pd
"If you can dream it, you can do it" ~Walt Disney ~
Summary :
Major changes in technology have had an influence on
education. Teachers cannot neglect the impact of new
technologies and fail to incorporate them in their
teaching practice because that would not cater to many
students needs. Ignoring technological advances would
also entail not benefiting from an array of online
teaching resources and academic material. The question
that arises then is: why not make use of the tools at our
fingertips? I reflected upon my own teaching practice and
decided it was time I tried something innovative in my
classes. I have been exploring different online tools and
have chosen Storybird as part of the new media to
exploit in creative writing lessons. In this article, I will
share the experience of using this website (www.
storybird.com) in the classes I teach and describe the
effect it had on learners writing process. Bringing
technology into the classroom may not be a viable idea
for all teachers due to the fact that technical glitches
may arise and that some teachers may not be as
computer-literate as their students. Nevertheless, it is a
sound decision to overcome certain fears and undertake
the challenge of innovation in your classes not only for
your students benefit but also for your own. The students
engagement with the task motivated me even further to
maintain these sorts of practices because it also
compelled me to learn something new and continue
growing as a professional.
Perubahan besar dalam teknologi berdampak pada
pendidikan. Guru tidak dapat mengabaikan dampak
teknologi baru dan gagal menerapkannya dalam praktik
mengajar karena hal itu tidak akan memenuhi kebutuhan
banyak siswa. Mengabaikan kemajuan teknologi juga
berarti tidak mendapatkan manfaat dari berbagai sumber
pengajaran dan materi akademik online. Pertanyaan yang
muncul kemudian adalah: mengapa tidak menggunakan
alat-alat yang ada di ujung jari kita?
Saya merenungkan praktik mengajar saya sendiri dan
memutuskan inilah saatnya saya mencoba sesuatu yang
inovatif di kelas saya. Saya telah menjelajahi berbagai
perangkat online dan memilih Storybird sebagai bagian
dari media baru untuk dimanfaatkan dalam pelajaran
menulis kreatif. Dalam artikel ini, saya akan berbagi
pengalaman menggunakan situs web ini (www.
Storybird.com) di kelas yang saya ajar dan menjelaskan
pengaruhnya terhadap proses menulis peserta didik.
Langkah pertama adalah menjelajahi sendiri alat online.
Saya mengakses situs web dan memastikan saya
memiliki perintah yang baik tentangnya sebelum
mempresentasikannya kepada siswa. Yang saya anggap
menarik tentang Storybird adalah ia menggabungkan seni
dan tulisan. Saya disuguhi karya seni yang disajikan
secara berurutan seolah-olah merupakan bagian dari plot
cerita. Namun, saya memutuskan gambar mana yang
akan dipilih, cara mengurutkan, dan cerita apa yang ingin
saya ceritakan. Artinya, setelah memilih beberapa karya
seni, saya bisa mulai menulis cerita saya. Situs ini
memberi saya pilihan untuk menulis Picture Book,
Longform Story, Comic, or Flash Fiction.
Sebelum membawa ide ke kelas, saya membuat dua akun
kelas Storybird, satu untuk setiap kelompok siswa yang
saya ajar. Alasan untuk melakukan ini adalah bahwa
setiap akun kelas bersifat pribadi; hanya guru dan siswa
di kelas tersebut yang dapat membaca apa yang telah
ditulis oleh teman sekelasnya setelah mereka
menerbitkannya. Tidak ada orang luar yang memiliki
akses ke akun atau dapat menghubungi siswa. Untuk
melindungi privasi siswa, yang terbaik adalah memiliki
satu akun per grup dan tidak mencampur ruang kelas
virtual.
Setelah menulis teks Storybird sendiri, saya
menunjukkannya kepada siswa untuk memberi mereka
gambaran tentang apa yang akan mereka kerjakan. Saya
kemudian memandu mereka untuk masuk ke akun mereka
sendiri dengan nama pengguna dan sandi yang
disediakan oleh situs. Siswa harus mengubah kata sandi
asli ini; informasi tentang itu ada di kartu yang saya
masukkan ke dalam buku catatan komunikasi mereka
sehingga orang tua dapat mengaksesnya. Dalam Storybird
ada beberapa tawaran bentuk penulisan seperti Picture
Book, Longform Story, Comic, and Flash Fiction. Saya
mengadakan survey terlebih dahulu untuk memberikan
kesempatan siswa menentukan bentuk tulisan yang akan
mereka buat.
'Now before you start to write your own story, let's choose
which forms of texts you like to use'
Dari hasil survey didapatkan bahwa lebih dari 50% siswa
memilih Picture Book karena mereka menganggap ini
bentuk yang paling mudah.
Para siswa sangat antusias menggunakan website, dan
mereka siap untuk berperan aktif dalam usaha menulis
baru ini. Berkat tutorial online dan berbagai alat yang
disediakan Internet, tidak sulit untuk menggunakan
Storybird. Namun, beberapa siswa mengalami kendala
menemukan ide untuk penulisan cerita mereka.
'Miss, It's hard for me to get an idea what my story will tell
about,' said one of my students.
I said to the students, 'Dont look at your smartphone, the
whiteboard or a computer, just stare out of the window, let
your mind wander and think about what you can see.
Whether you like it or not, you will start to have ideas.'
Untuk mempertahankan antusiasme siswa, saya
memutuskan untuk tidak menilai tugas Storybird pertama
mereka dan meminta mereka menulis dalam bentuk
Picture Book sepuluh halaman berdasarkan karya seni
yang paling menginspirasi mereka. Saya bahkan
menyertakan tutorial untuk mendorong otonomi mereka.
Sangat menyenangkan untuk melihat seberapa serius
siswa mengambil proyek baru ini. Motivasi menulis cerita
naratif ini diterjemahkan menjadi motivasi untuk
menggunakan bahasa Inggris karena siswa menuangkan
ide-ide kreatifnya. Mereka tidak hanya mempelajari
kosakata baru dan struktur tata bahasa, tetapi juga
mendaur ulang yang mereka ketahui.
Para siswa menulis cerita Storybird pertama mereka di
sekolah. Mereka membutuhkan tiga sesi untuk
menyelesaikan tugas. Ketika beberapa dari mereka
selesai lebih awal, mereka bertanya kepada saya apakah
mereka dapat menulis cerita lain menggunakan situs web
sementara teman sekelas mereka menyelesaikan tugas
mereka. Hal ini tidak terjadi ketika mereka menulis di atas
kertas; begitu mereka menyelesaikan sebuah tulisan, saya
mendorong revisi, dan ketika mereka menyelesaikannya,
mereka menyerahkan kertas mereka dan kemudian
melakukan sesuatu yang lain. Mereka tidak pernah
meminta untuk terus menulis.
Setelah menggunakan Storybird, beberapa dari mereka
bahkan bertanya apakah mereka bisa menulis dalam
bahasa Indonesia. Karena mereka telah memenuhi tugas
yang saya berikan dalam bahasa Inggris, saya pikir
mereka harus diizinkan untuk menulis dengan
menggunakan Bahasa Indonesia karena mereka memiliki
dorongan batin untuk melakukannya. Saat saya memberi
tahu rekan kerja dan otoritas sekolah tentang hasil
penggunaan Storybird, mereka sangat senang. Salah satu
dari mereka bahkan menyaksikan bagaimana, ketika saya
masuk ke kelas dan menyapa siswa, mereka bertanya
kepada saya kapan mereka akan menggunakan Storybird
lagi. Ini memotivasi, baik untuk siswa saya maupun untuk
saya pribadi
Untuk tugas keduanya lebih terarah dan memiliki tujuan
yang berbeda. Kali ini, siswa menulis tentang teks naratifi.
Mereka menggunakan Storybird saat membuat koneksi
yang bermakna dan menggunakan struktur bahasa
tertentu yang telah mereka pelajari. Dalam hal ini, mereka
diminta untuk menulis cerita menggunakan karya seni
yang diberi label "Faraway Land". Meskipun guru harus
menggunakan tag yang sesuai untuk konteks mereka dan
untuk pengalaman siswa, saya memberi siswa saya
pilihan untuk menemukan sebagian dari cerita, atau
semuanya, jika beberapa dari mereka tidak ingin berbagi
detail tentang sesuatu yang benar-benar terjadi pada
mereka. Misalnya, mereka dapat menulis teks naratif
tentang persahabatan, fabel atau cerita dengan tokoh-
tokoh tertentu yang mereka kehendaki. Karya mereka
harus memiliki minimal sepuluh halaman dan maksimal
20 halaman. Selain itu, mereka harus menggunakan
tenses yang sesuai dan setidaknya lima item kosakata
yang telah mereka pelajari, dan mereka juga harus
menyertakan deskripsi pendek tentang biografi penulis
(yang baru-baru ini mereka pelajari) setidaknya satu kali.
(Tentu saja, guru lain mungkin mengubah persyaratan ini,
jika sesuai.) Dampak dari kegiatan ini luar biasa. Para
siswa sangat antusias dengan tugas ini sehingga
beberapa dari mereka rela berada di waktu istirahat untuk
menyelesaikan ceritanya, bahkan ketika saya tidak ada.
'I can't stop writing my story Miss,' stated one of my
students.
'Yes, I do feel the same. I have a lot of ideas that I want to
write them using Storybird,' another student replied.
Beberapa respon dari siswa inilah yang membuat saya
merasakan adanya semangat dan antusiasme yang luar
biasa tentang menulis. Yang awalnya mereka mengalami
kesulitan dalam hal menulis tetapi sekarang mereka
menemukan keseruan dalam menulis.
Peran saya dalam proyek ini adalah sebagai fasilitator
berkeliling untuk melihat apakah siswa memerlukan
bantuan dengan situs web atau dengan cara
mengekspresikan ide-ide tertentu dalam bahasa Inggris.
Namun, para siswa saling membantu dan tidak hanya
mengandalkan bantuan saya untuk memajukan tulisan
mereka. Memiliki peran yang lebih kuat, aktif, dan otonom
membuat siswa lebih percaya diri saat menggunakan
bahasa Inggris. Dan selain menulis narasi mereka sendiri
dalam bahasa Inggris, siswa membaca narasi yang
dipublikasikan di situs web, mendapatkan eksposur
tambahan ke bahasa tersebut.
Mengajar menulis kreatif di kelas bahasa Inggris, saya
berusaha untuk memaksimalkan kesempatan belajar
melalui keterlibatan pelajar yang bermakna. Siswa tidak
hanya sangat termotivasi untuk menulis dalam bahasa
Inggris melalui perangkat teknologi, tetapi mereka juga
dapat mengontrol pengalaman belajar mereka.
Untuk memanfaatkan penggunaan Storybird, saya harus
merasa nyaman dengan situs webnya dan memastikan
kami memiliki elemen yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas yaitu, konektivitas yang tepat dan
satu netbook per siswa. Membawa teknologi ke dalam
kelas mungkin bukan ide yang tepat untuk semua guru
karena fakta bahwa gangguan teknis dapat muncul dan
beberapa guru mungkin tidak melek komputer seperti
siswa mereka. Namun demikian, merupakan keputusan
yang tepat untuk mengatasi ketakutan tertentu dan
melakukan tantangan inovasi di kelas Anda tidak hanya
untuk keuntungan siswa tetapi juga untuk Anda sendiri.
Keterlibatan siswa dengan tugas memotivasi saya lebih
jauh untuk mempertahankan praktik semacam ini karena
hal itu juga mendorong saya untuk mempelajari sesuatu
yang baru dan terus berkembang sebagai seorang
profesional.
Dalam praktik mengajar saya, saya tidak mengikuti
metode tertentu; sebaliknya, saya menggunakan
kombinasi strategi yang menurut saya memperkaya dan
berhasil. Dengan menggunakan Storybird sebagai satu
alat lagi untuk mengajar menulis kreatif di kelas bahasa
Inggris, saya berusaha untuk memaksimalkan
kesempatan belajar melalui keterlibatan pelajar yang
bermakna. Siswa tidak hanya sangat termotivasi untuk
menulis dalam bahasa Inggris melalui perangkat
teknologi, tetapi mereka juga dapat mengontrol
pengalaman belajar mereka.
Untuk memanfaatkan penggunaan Storybird, saya harus
merasa nyaman dengan situs webnya dan memastikan
kami memiliki elemen yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas yaitu, konektivitas yang tepat dan
satu netbook per siswa. Membawa teknologi ke dalam
kelas mungkin bukan ide yang tepat untuk semua guru
karena fakta bahwa gangguan teknis dapat muncul dan
beberapa guru mungkin tidak melek komputer seperti
siswa mereka. Namun demikian, merupakan keputusan
yang tepat untuk mengatasi ketakutan tertentu dan
melakukan tantangan inovasi di kelas Anda tidak hanya
untuk keuntungan siswa tetapi juga untuk Anda sendiri.
Keterlibatan siswa dengan tugas memotivasi saya lebih
jauh untuk mempertahankan praktik semacam ini karena
hal itu juga mendorong saya untuk mempelajari sesuatu
yang baru dan terus berkembang sebagai seorang
profesional.
BELAJAR SAMBIL BERMAIN
MUDAHNYA MEMBUATGAME DENGAN WORDWALL
Mari kita rubah kebiasaan kita ke siswa :
Ayo kerjakan tugasnya!
Ayo bermain game!
APA SIH WORDWALL?
Aplikasi berbasis website ini dapat digunakan untuk
membuat media pembelajaran seperti kuis, menjodohkan,
memasangkan pasangan, anagram, acak kata, pencarian
kata, mengelompokkan, disb.
SEMUA ORANG BISA JADI GURU,
Tapi tidak semua mau jadi Guru Yang Baik
TUNJUKKAN KARYAMU ATAU NILAIMU?
Pandemi bikin kita sering sekali sebagai guru memberi
anak-anak proyek nih, tapi gimana ya bisa nunjukkin ke
semua orang? Biasanya dulu pake MADING SEKOLAH.
Minta siswa ngumpulin VIDEO tapi memori hape gurunya
gak support, pengin brain storming biasanya ngasih
STICKY NOTES ke mereka, sekarang terpisah jarak.
Terus solusinya gimana nih?
EdTech apa nih yang bisa dipakai guru untuk bisa unjuk
karya siswa.
LET'S CHECK THIS OUT!
LURUSIN NIAT DULU
Dikutip dari Bisnis.com 20 feb 2019, Adapun jumlah
padlet kebutuhan kertas untuk tahun ajaran 2018-2019
mencapai 88.215,09 ton, terdiri dari tingkat SD dan
SMP mencapai lebih dari 40 ribuan ton, SMP 26.900 ton,
SMA, SMK serta Madrasah Aliyah mencapai 18.577 ton.
Kebutuhan akan kertas ini terus meningkat dan terus
meluas. Sebagai catatan, kebutuhan kertas dunia
mencapai 394 juta ton dan diperkirakan meningkat
meniadi 490 juta ton pada 2020.
For Your Information, Diperlukan 1 batang pohon usia 5
tahun untuk memproduksi 1 rim kertas.
Pandemi ngajarin kita buat jadi "PAPERLESS SOCIETY’, ini
merupakan kebiasaan baik untuk Save The Earth
TERUS GIMANA SOLUSINYA?
Guru dan Orang tua punya banyak pilihan untuk
mengumpulkan tugas dan karya siswa melalui berbagai
macam pilihan dari LMS, Email, bahkan Social Media.
Saya akan memperkenalkan PADLET nih, dimana kita bisa
mendisplay karya dan tugas siswa dengan sangat menarik
dan interaktif.
Padlet bisa di unduh untuk HP Android atau IOS. Bisa juga
dengan mudah diakses melalui www.padlet.com
BISA APA AJA NIH SI ‘PADLET'?
Dengan Padlet kita bisa memajang karya siswa baik
gambar, video, tulisan dan lain-lain. Display yang sangat
menarik membuat karya siswa terpajang rapi.
Selain upload tugas, guru dan siswa bisa saling
berinteraksi di kolom komentar dan guru bisa memberikan
grade kepada siswa langsung dibawah karya yang di
upload
BEBERAPA CONTOH KARYA SISWA DI PADLET
Guru bisa mengajak diskusi siswa dengan Padlet. Yang
paling penting adalah kita bisa mengikut sertakan orang
tua dengan berbagi link. Sehingga orang tua bisa
mengapresiasi karya anak, serta melihat karya siswa
lainnya
KEBIASAAN BAIK SELAMA PANDEMI
Selain tujuan awal tadi agar nanti kedepannya kita bisa
jadi ‘Paperless Society’. Kita perlu menekankan kepada
para siswa untuk berani dan percaya diri menunjukkan
hasil karya mereka.
AYO BERANI BELAJAR HAL BARU UNTUK MASA DEPAN
PENDIDIKAN INDONESIA
SURAT UNTUK MAS MENTERI NADIEM MAKARIM
Salam hormat Mas Menteri,
Menjadi pahlawan diantara para pahlawan tim medis
pejuang Covid 19 tidaklah mudah, sebagai guru yang
dikenal dengan sebutan pahlawan tanpa tanda jasa, kita
dibenturkan dengan kenyataan yang sulit. Ramadhan kali
ini membuat manusia menjadi manusia seutuhnya harus
lebih sabar dan mengerti keadaan. Meyakinkan siswa-
siswa didik kita bahwa kita mampu membalikan keadaan.
Saya masih ingat jelas bahwa kita adalah agent of
change, jadi selama ramadhan ini, saya mengajak siswa-
siswa menggalang dana. Dengan memanfaatkan kekuatan
media sosial, kami membuat akun instagram dengan
nama @celenganrindukita. Menggerakan kebaikan di hati
tiap orang untuk membantu melalui donasi dengan
kekuatan media sosial. Mengajari mereka tentang arti
berbagi dan peduli. Kegiatan donasi ini tetap berjalan di
tengah pandemi, dimana para siswa saya tetap belajar
secara daring dan dalam pekan ini sudah mulai
melaksanakan Penilaian Akhir Tahun. Terima kasih mas
menteri, lewat bantuan anda, semua orang tua sekarang
mau jadi guru. Terima kasih juga sudah dengan baik
mendorong kami untuk mau melek teknologi. Bahagia
sekali melihat teman sejawat mulai belajar sedikit demi
sedikit tentang beberapa platform pembelajaran, padahal
biasanya mereka hanya berpegang pada buku pegangan
guru saja. Saya dulu dianggap aneh di sekolah karena
mengajarkan siswa-siswa bermain coding (padahal saya
guru bahasa inggris) atau mengajak mereka keliling dunia
dengan Google Earth. Beban yang kita pikul pasti berat,
pesan saya untuk mas menteri, jangan lelah membawa
perubahan untuk wajah pendidikan kita, anda tidak
sendiri. Kami,guru, siap membantu mewujudkan
perubahan itu. Terima kasih.
Salam hormat,
Ttd
Santi Kusuma Dewi, S.Pd
Berbagi Semangat Mendidik Di Tengah Pandemi Melalui
Celengan Rindu Kita
Sebagai seorang guru, saya menyebut diri saya seorang
penjual mimpi. Tiap pagi saya membawa mimpi-mimpi
yang akan saya tawarkan kepada anak didik saya. Saya
letakkan mimpi-mimpi itu dikantong. Dengan wajah ceria,
memberikan para peserta didik semangat untuk berani
bermimpi. Para murid tidak harus membayar mimpi-mimpi
yang saya jual dengan uang tetapi mereka harus
membayar dengan tiga hal : tanggung jawab, disiplin, dan
kerja keras. Tetapi pandemi Covid 19 ini merubah semua
hal itu. Saya tidak bisa menatap wajah para calon
pemimpin bangsa di masa depan setiap pagi seperti
biasanya dan menawarkan mimpi-mimpi yang ada di
kantong saya karena kami harus terpisah jarak dan ruang
karena kami harus melaksanakan pembelajaran dari
rumah selama masa pandemi.
Hampir lebih dari 8 bulan lamanya, kami hanya bertatap
muka melalui layar hp, laptop atau komputer. Kami para
guru merindukan saat-saat dimana kami bisa melakukan
interaksi langsung dengan para siswa. Tetapi malu
rasamya ketika harus mengeluh atau saling menyalahkan
ketika saya ingat para petugas medis dan saudara-
saudara kita diluar sana tengah berjuang berjibaku
dengan penyakit yang mematikan dengan pengorbanan
yang jauh lebih besar dengan tantangan jauh lebih pelik.
Masalah yang kita hadapi tak sebanding dengan ujian
mereka. Hal ini juga yang menyebabkan saya tidak ingin
menyerah dengan keadaan. Meyakini bahwa kita bisa
membalik keadaan, menjadi pejuang diantara para
pejuang Covid 19. Meski sekarang saya lebih sering
merasa menjadi generasi yang menunduk. Menatap layar
ponsel smartphone kami menunggu tugas yang dikirimkan
para siswa, menjadi guru dan mengoreksi selama 24 jam
kerja yang tidak biasanya kami lakukan di sekolah.
Sebagai guru, saya tidak boleh hanya berdiam diri begitu
saja, pendidikan harus terus berlangsung meskipun
dengan keterbatasan. Meskipun kami harus terpisah dari
para peserta didik. Saya harus terus menemukan cara
bagaimana pendidikan bisa tetap terus berlanjut. Hal
inilah yang membuat saya terus berjuang untuk tetap
mengajar meskipun dengan keterbatasan di tengah
pandemi Covid 19 ini .
Memang tidak mudah bagi seorang guru tidak bertatap
muka dengan para peserta didiknya. Hal inilah yang
membuat para guru harus mengasah otak berani keluar
dari zona nyaman dalam mengajar dan melakukan banyak
inovasi pembelajaran yang menyenangkan yang bisa
dilakukan selama siswa berada di rumah.
Berbagai inovasi belajar mulai saya lakukan, pemanfaatan
teknologi yang telah saya lakukan sejak 5 tahun yang lalu
akhirnya bisa saya realisasikan. Saya tak lagi dipandang
aneh oleh teman sejawat karena mengajarkan para
peserta didik dengan beberapa aplikasi pendidikan.
Beberapa tahun silam, saya merasa menjadi minoritas
karena seringnya mengajarkan para peserta didik
mengenal teknologi. Sekarang saya merasa bersyukur
meski tak pantas rasanya bersyukur ditengah pandemi
seperti ini. Saya melihat rekan sejawat mulai mau melek
teknologi, mau mengupgrade diri, memaksimalkan dana
sertifikasi guru yang mereka terima untuk peningkatan
kualitas guru. Saya yakin suatu hari nanti Indonesia bisa
menjadi negara yang memiliki peran digital ekonomi yang
sangat kuat. Mungkin lewat pandemi inilah kita bisa
merubah wajah pendidikan Indonesia. Beberapa
terobosan digitalisasi dunia pendidikan mulai
bermunculan. Meski tak disangkal, beberapa daerah di
Indonesia tentu mengalami kesulitan untuk mengakses
teknologi karena minimnya sarana dan lemahnya
perekonomian keluarga. Saya sangat berharap bantuan
dana pendidikan yang diamanahkan kepada pemerintah
masing-masing daerah dapat dimaksimalkan untuk
pengadaan sarana digital pendidikan seperti jaringan
internet dan bantuan tablet atau komputer untuk sekolah-
sekolah di pelosok dan yang terpenting pelatihan guru
mengenal teknologi pendidikan yang saat ini sangat maju.
Tapi sebelum harapan saya terwujud, saya tidak ingin
berpangku tangan dan pandemi ini tak lantas membuat
kita berhenti berjuang. Mencoba banyak cara mengajar
yang menyenangkan di tengah pandemi menjadi
tantangan yang sangat saya nantikan. Seperti ketika
engajari para peserta didik mengenal 'left' dan 'right'
materi Direction dalam pelajaran Bahasa Inggris
menggunakan coding di code.org merupakan hal yang
sangat disukai para peserta didik. Sama halnya ketika
mengajak para peserta didik mengeksplorasi dunia,
menjelajah dan melihat lebih dekat kota-kota di seluruh
dunia melalui Google Earth. Membuat rencana masa
depan bertajuk 'My Life Map' dan mengunggah hasil karya
siswa sebagai Showcase di padlet.com, dimana mereka
dapat menggoreskan cita-cita mereka di masa depan
mereka nanti, memberikan semangat tersendiri bagi siswa
ditengah pandemi seperti saat ini. Melakukan 'home visit'
bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar karena
permasalahan psikologis atau masalah sarana prasarana
juga wajib kami lakukan sebagai guru.
Tak hanya itu tak lupa pula saya mengasah sisi
humanisme para peserta didik dengan memanfaatkan
kekuatan media sosial, dengan membuat akun Instagram
bernama 'Celengan Rindu Kita '. Melalui akun Instagram
inilah saya mengajak para siswa menggalang donasi
membantu saudara-saudara kita yang terdampak pandemi
ini. Melalui wadah 'Celengan Rindu Kita' saya dan para
peserta didik belajar tentang indahnya berbagi ditengah
kesulitan. Beberapa peserta didik rela menyisihkan uang
jajan mereka untuk memberikan donasi meski hanya
sedikit nominal rupiah yang mereka berikan tetapi
pelajaran yang kita berikan akan berdampak besar untuk
masa depannya kelak.
Bagi saya sebagai guru bahasa inggris, membuat para
peserta didik menguasai materi yang saya ajarkan
bukanlah menjadi hal utama. Mendidik mereka menjadi
manusia diantara para manusia, menjadi pembeda
diantara yang sama adalah yang lebih penting.
Mengajarkan kepada mereka tentang arti berbagi,
menguatkan mereka tentang arti berjuang di tengah
pandemi, mengingatkan mereka untuk tidak mengeluh di
masa pandemi ini dan lebih banyak mengucap syukur
merupakan aktivitas yang saya lakukan sebagai guru
setiap hari. Mari kita terus berjuang ditengah kesulitan
dan keterbatasan, untuk rekan-rekan guru di seluruh
Indonesia, kita tidak sendiri, kita akan mengatasi
permasalahan ini bersama-sama. Saya yakin dan sangat
yakin para pembuat keputusan di pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia kita tercinta ini berjuang
pula memberikan solusi yang terbaik. Tahun ini saat yang
tepat bagi kita bukan berjuang untuk kemerdekaan tetapi
berjuang demi keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa.
Salam hormat dan selamat berjuang untuk seluruh guru,
siswa dan wali siswa di Indonesia.
YUK AJAK ANAK BELAJAR CODING!
melalui www.code.org
Kenapa harus belajar coding? Sejak kapan harus mulai
mengenal coding?
For your information,
- Bill Gates belajar coding kelas 8 (SMP kelas 2) - Mark
Zuckerberg belajar computer sejak kelas 6 SD
- Sejak pandemi, pengguna game online naik 75%, 41%
adalah remaja dan anak-anak
Sebagai guru dan orang tua, kenapa kita tidak ubah
mindset anak dari gamer jadi programmer
GAME DEVELOPER ATAU COMPUTER PROGRAMMER?
Sangat disayangkan ketika berbagai negara berlomba
mengenalkan coding pada anak, pemerintah malah
menghapuskan mata pelajaran Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK). Lalu apa yang bisa kita lakukan?
YUK MENGENAL CODE.ORG
Code.Org adalah sebuah organisasi nirlaba berdiri sejak
2013 yang mempunyai misi agar setiap orang dapat
belajar ilmu komputer khususnya pemrograman.
Code.Org juga ingin agar jumlah wanita dan anak anak
dari negara tertinggal dapat semakin banyak mempelojari
ilmu komputer.
Gak ada yang susah asal mau mencoba
Bagaimana memulainya?
● Berikut adalah contoh untuk memulai mengakses
salah satu fitur “game” yang ada.
● Buka url: code.org
● Pilih Bahasa: Bahasa Indonesia * Klik klik “Jam
Kode”
● Ada berbagai macam studi kasus didalamnya
● Contoh:
● Pilih “Pemrograman dengan Anna dan Elsa’
Ada berbagai pilihan game, anak akan
ditunjukkanbagaimana game tersebut dibuat dengan
coding
Senang banget ketika bisa menyelesaikan tantangan tiap
level apalagi paling excited pas bisa bikin snowflake ala
Elsa atau tahu bagaimana Minecraft diciptakan
Certificate of Completion
"Setelah selesai 20 level apa yang didapat? Anda
mendapatkan sertifikat penyelesaian.
Saya guru Bahasa Inggris yang mengenalkan anak pada
coding. Kok bisa?
Sudah jadi tanggung jawab kita sebagai orang tua dan
guru untuk menyiapkan anak-anak kita menjadi Netizen
yang bijak dalam penggunaan teknologi.
Saya menggunakan coding untuk mengajar materi
‘Directions’ , lumayan ‘left or right’ nya bisa pake coding
ngenalinnya.
Tapi Gurunya gak bisa coding lho?
Murid nya hapenya gak ada atau gak support nih,gak ada
paketan pula, plus memorinya pasti besar?
Kita kurangi yuk hal-hal yang sudah bikin kita pesimis di
awal. Asal tahu aja bapak/ibu guru atau ayah bunda,
besar kapasitas untuk game Mobile Legend atau PUBG di
hp anak kita jauh lebih besar, daripada hanya sekedar
membuka website Code.org
Yang masih minim fasilitas bisa kok Bapak/Ibu Guru
mengenalkan istilahnya dulu lewat gambar atau pesan
suara di grup WA.
Keliling Dunia Selama Pandemi??? Bisa kok pakai Google
Earth
Covid 19 membuat kita tidak bisa kemana-mana
But we won't stop moving
Ada aplikasi seru dari Google yang bisa digunakan guru
dalam pembelajaran, yakni Google Earth
Bisa kita akses melalui smartphone atau desktop
FITUR Search Destination
Ketik nama negara atau tempat yang ingin dikunjungi,
kemudian aplikasi akan menunjukan peta tempat tersebut
dan menampilkan wilayahnya secara 3D.
FITUR LUCKY DRAW
Fitur lucky draw atau undian adalah sejenis permainan
yang membawa pengguna ke tempat yang dipilih oleh
aplikasi. Pengguna akan dibawa ke suatu tempat yang
tidak diketahui sebelumnya.
FITUR KNOWLEDGE CARD
Anda bisa menjelajahi wilayah atau tempattempat dengan
tampilan infromasi yang disediakan Google Earth.
Informasi tersebut bersifat informasi umum seputar
wilayah, landmarks dari wilayah atau negara, dan
kekayaan flora serta faunanya.
FITUR 'VOYAGER'
Fitur ini memungkinkan pengguna untuk memilih
petualangannya sendiri dalam menjelajahi dunia. Berbagai
keindahan alam bisa dilihat dalam sub menu yang
tersedia, mulai dari pemandangan alam hingga fitur
interaksi seperti games.
Mata pelajaran yang bakal seru pakai aplikasi ini
- IPS
- IPA
- Bahasa Indonesia
- Bahasa Inggris
dengan kreatititas kita sebagai guru banyak fitur yang bisa
mendukung pembelajaran kita.
Kita yakin kita bisa membalikkan keadaan.
Pandemi tidak akan menghalangi kita untuk mengajar,
belajar, bermimpi dan menginspirasi
Mari berbagi inspirasi mengajar, kita buat Pembelajaran
Jarak Jauh ini menjadi saat yang menyenangkan di masa
Pandemi
if you don't have wings, it doesn't mean that you can't fly
YUK BELAJAR LEWAT STATUS WHATSAPP
KOK BISA? GIMANA CARANYA?
MENURUT DATA DIGITAL REPORT 2020 DARI WE ARE
SOCIAL DAN HOTSUITE, TERCATAT 83 PERSEN
PENGGUNA INTERNET DI INDONESIA MERUPAKAN
PENGGUNA WHATSAPP.
SELAMA PANDEMI, BANYAK SEKALI GURU, SISWA DAN
ORANG TUA YG MENGGUNAKAN WHATSAPP
Hampir setiap hari para siswa mengakses akun
whatsapp ,entah untuk chat, mengirim tugas atau melihat
status dari teman teman di kontak mereka.
BERAPA KALI DALAM SEHARI NGECEK STATUS WA
TEMAN KITA?
TERNYATA ADA KEGIATAN SEHARI-HARIMU YANG
TANPA SADAR DAN SECARA TIDAK SENGAJA, SANGAT
BERPENGARUH TERHADAP CARA BELAJAR KITA, LHO!
APAKAH KAMU PERNAH MENGIDOLAKAN SESEORANG?
ATAU MENDENGARKAN LAGU SETIAP HARI? SAMPAI
STREAMING FILM DI KALA BOSAN? HAL-HAL DIATAS
PAST! SUDAH DAN SELALU KITA LAKUKAN, BUKAN? DAN
TAUKAH KAMU DARI HOBi ATAU KEBIASAAN KECIL KITA
YANG KITA LAKUIN TIAP HARI, TERNYATA BISA
MENINGKATKAN KECERDASAN KITA LHO
SEHEBAT ITUKAH PENGARUH STATUS WA?
STATUS WA SAAT INI TIDAK CUMAN SEKEDAR UNTUK
MENUNJUKKAN EXSISTENSI TAPI JUGA BISA JADI
AJANG PROMOSI ATAU ALAT KAMPANYE SEMATA.
Nah sebagai guru kita kudu jeli nih liat peluang, kan
secara siswa kita tuh hobi liat status wa. Tanpa paksaan
dan tanpa dia sadari. olam bawah sadar mereka akan
mengajak mereka belajar dari hal-hal baik yang kita share
di status wa.
HATI-HATI YA JANGAN JADI KREATIF TAP! SISWA GAK
BUTUH ATO GAK PAHAM. KNOW YOUR STUDENTS FIRSTI
Share materi SINGKAT dengan gambar
dan warna yang eye catching
Share link kuis yang bisa dimainkan online kayak QUIZZIZ
atau KAHOOT, link video berdurasi pendek berkaitan
dengan pelajaran, ajak mereka jalan jalan pake GOOGLE
EARTH atau virtual tour website, bisa juga nih ajak mereka
main escape room yang lagi disukai anak anak
LEARNING FROM HOME CAN BE DIFFICULT, BUT IT CAN
BE SO FUN.
Yuk teman guru kita isi hburan siswa kita yang gak bisa
kemana-mana ini dengan share dan bikin status challenge
yang menyenangkan. Gak apa-apa kok sekali kali status
promo jualan kita atau status masakan kita diselingi
materi yang seru buat anak-anak.
GURU YANG BAIK, SELALU BELAJAR JADI BAIK

Anda mungkin juga menyukai