GURU BELAJAR MURID SENANG VIRTUAL MEETING ALA VIDEO GAME BOSEN PAKE ZOOM ATAU GOOGLE MEET? GATHER TOWN. ALTERNATIF PENGGANTI ZOOM RAMAH ANAK Oleh: Santi Kusuma Dewi.S.Pd Gather Town sendiri secara sederhana adalah platform yang menggabungkan video cail dengan peta 2D, memungkinkan pengguna berjalan-jalan dan berbicara dengan orang lain. Secara tampilan dan konten di dalamnya video game jadul dengan kualitas video 8-bit. Platform Gather Town dikembangkan oleh perusahaan Gather Presence Inc, resmi rilis pada 3 April 2021. Gather Town bisa digunakan secara gratis dengan beberapa ketentuan. Akun gratis bisa digunakan untuk maksimal 25 peserta dan batas waktu 2 jam. Semua pengguna Gather Town juga bisa berbagi dokumen untuk berkolaborasi buat tugas atau pekerjaan. Selain itu, bisa menyisipkan link video YouTube yang bisa ditonton bersama. Kelebihan Gather Town dibandingkan Zoom dan Google Meet adalah memposisikan sebagai platform yang tidak sekedar digunakan hanya untuk virtual meeting. Pengguna Gather Town akan diajak seolah-olah sedang bermain game saat melakukan virtual meeting. CARA MENGGUNAKAN GATHER TOWN UNTUK VIRTUAL MEETING Langkah langkahnya ada di bawah ini: *Untuk pengguna gratis tinggal buka situs https://gather.town/. *Kemudian, pilih "Launch Gather" untuk memulai virtual meeting. *Pilih "Create new space". Lalu akan muncul halaman untuk diisi nama Space yang kamu buat beserta password nya. Pilih juga map yang sudah tersedia. *Selanjutnya, kamu akan diminta untuk membuat avatar dalam garis 8-bit. tsi nama dan pilih gara rambut dan kostum yang digunakan. *Periksa juga kamera, mikrofon, dan speaker untuk memastikan bisa digunakan. lalu, tekan "Join the Gathering". *Viola! kamu sudah berada di ruang virtual layaknya video game jadul. Untuk mengundang teman bisa tekan opsi "Participant" dan pilih “Invite”. Copy link dan bagikan ke teman atau kolega kamu. *Untuk menambahkan item, pilih ikon palu "Build" dan tekan "Open object picker”. AJARKAN SOPAN-SANTUN HINGGA DISIPLIN VIRTUAL Dengan menggunakan Gather Town, Guru dapat menunjuk ketua kelas mengatur barisan teman-temannya di luar kelas virtual sebelum masuk ruangan. Siswa jika ingin bertanya bisa mengacungkan tangan dari mejanya, atau maju menemui meja guru untuk bicara secara privasi seperti di dunia nyata. Hal-hal ini yang tidak mungkin dilakukan secara baik di ZOOM, MURID BELAJAR, GURUNYA JUGA BELAJAR Yuk Bapak/Ibu Guru kita buat kelas Tatap Muka nanti lebih menyenangkan dan bermakna dengan Blended Learning. Jangan balik lagi ngajar hanya pakai LKS dan Teacher centered lagi ya. You can change the world. Start now! Start from you, yourself! SIAPKAH GURU DAN ORANG TUA MENJADI DIGITAL IMMIGRANT UNTUK ANAK KITA YANG SUDAH MENJADI DIGITAL NATIVE? PANIK GAK?YA PANIK LAH! Oleh: Santi Kusuma Dewi, S.Pd Istilah Digital Natives dan Digital Immigrants diciptakan oleh seorang konsultan pendidikan bernama Marc Prensky pada tahun 2001 dalam artikelnya yang berjudul Digital Natives, Digital Immigrants. Menjadi generasi Digital Natives bagi anak-anak kita adalah hal lumrah, karena memang zaman yang berbeda antara Generasi Digital Natives dan Digital immigrants membuat mereka saling beradaptasi. LALU APA YANG HARUS KITA LAKUKAN SEBAGAI GURU DAN ORANG TUA? Sudahkah kita menginstal YouTube Kids bagi anak-anak kita yang menghabiskan banyak waktu melihat video seharian? Sudahkah kita memahami Parental Control di Play Store atau gadget kita? Sudahkah menyempatkan waktu belajar atau menginstal Aplikasi Parental Control di Smartphone mereka? Sejauh ini kita hanya baru sebatas membanggakan diri karena bisa dan mampu membelikan mereka Smartphone terbaru, tenang bisa menyediakan fasilitas Wi-Fi di rumah asal mereka tidak keluar rumah, punya banyak waktu untuk olshop dan WhatsApp Group asal mereka tidak nangis dan duduk manis melihat video di YouTube. ITU SEMUA TIDAK CUKUP UNTUK MEMPERSIAPKAN MEREKA MENJADI GOOD DIGITAL NATIVES. Kita harus mau belajar dan menyempatkan waktu untuk menjadi Digital Immigrants yang baik. Sebagai pengawas dan filter atas teknologi yang akan anak didik kita serap. “Mengajak anak-anak untuk kritis dan selektif ketika menggunakan media digital menjadi pilihan bijak, daripada sekedar melarang. “ Dear Misa Santi, The Greatest Teacher I've Ever Met, You are the best teacher I've ever met in my life. The way you teach is super fun and friendly, so it's easy for me and my friends to understand. You're also very kind, friendly, and have a beautiful face. You are very cool. I'm pleased how you spread your positive and inspiring energy in every lesson you give to us. All of that mokes us, especially me, feel excited to make my dreams come true You also understand students quite well. And I dont know why you remind me of Mrs. Gruwell in the film 'The Freedom Writers’. If you have free time you can watch it, I highly recommend the film And maybe you'll know the reason why Bapak/Ibu Guru hobi nonton film, yuk belajar dari film SUPER 30 Kisah nyata perjuangan seorang guru matematika bernama Anand Kumar Anand ingin mematahkan stigma bahwa yang bisa menjadi raja hanyalah keturunan raja, rakyat miskin akan selalu hidup dalam kemiskinan. Dengan mengorbankan harta dan uang yang dia miliki, dia mendirikan sekolah gratis untuk 30 Siswa dari Keluarga Miskin. Anand Kumar adalah seorang ahli matematika India kelahiran tahun 1973 di Patna, Bihar India. *Setelah lulus, ia mengembangkan dan menulis makalah tentang Number Theory, yang kemudian diterbitkan oleh Spectrum Matematika dan The Gazette Mathematic. *Karena kontribusinya ini, perguruan tinggi terkemuka di Inggris, Universitas Cambridge menjamin Kumar masuk tapi karena tidak punya biaya dia gagal ke Inggris Pada awal tahun 2000, ia kedatangan siswa miskin yang meminta pembinaan untuk Indian Institute of Technology. Hal ini melatar belakangi Kumar untuk memulai program terkenal, Super-30 SUPER 30 PROGRAM Dia memilih 30 siswa miskin yang dia fatih untuk masuk IIT melawan siswa dari keluarga kaya raya dan mampu membuat mereka berhasil lolos. Faktor ekonomi dan pendidikan tidak menghalangi seseorang untuk berprestasi dan berkontribusi. ANAND KUMAR KALAU SISWA KITA DARI KELUARGA TIDAK MAMPU SEBAGAI GURU APAKAH KITA HANYA BERDIAM DIRI SAJA? Menjadi tanggung jawab kita sebagai guru untuk membantu mereka mengangkat derajat ayah ibu mereka MAKE YOUR STUDENTS DARE TO DREAM AND PREPARE THEM TO CHANGE THE WORLD Film ini patut kita lihat,yah sekedar pilihan selain menghabiskan waktu melihat Drama Korea ataupun Ikatan Cinta. MUDAHNYA MEMBUAT LKS INTERAKTIF DENGAN LIVEWORKSHEET Paperless Society adalah cara kita peduli dan melindungi Bumi dari kerusakan. SEKOLAH ADALAH SALAH SATU PENYUMBANG SAMPAH KERTAS TERBESAR. Yuk simak gimana mudahnya bikin LKS interaktif untuk siswa selama pandemi! BAGAIMANA CARA an MUDAH UNTUK MEMBUAT LKS INTERAKTIF ? Caranya adalah dengan menggunakan live worksheet yang dapat diakses di alamat https: //www.liveworksheets.com/ Langkah - langkah membuat LKS interaktif di Live Worksheet : 1. Ketik https: //www.liveworksheets.com/ di browser. 2. Klik Teacher Access di bagian kanan atas lalu klik register / daftar. 3. Lengkapi isian formulir registernya sesuai data Anda. Kemudian klik register 4. Masuk ke email yang Anda daftarkan tadi dan buka email masuk dari Live Worksheet. Klik link aktivasinya. 5. Masuk ke alamat https: //www.liveworksheets. com/ lagi dan klik teacher access lalu masukkan alamat email/username dan passwordnya. Kemudian klik tulisan “enter”. 6. Ubah setting pilihan bahasa menjadi Bahasa Indonesia di bagian kanan atas untuk memudahkan 7. Klik make interactive worksheet pada bagian menu lalu klik get started 8. Upload LKS yang kita buat seperti biasa di microsoft word. Tapi sebelum upload harus ubah menjadi pdf atau jpg. Ukuran file maks. 5 MB. 9. Modifikasi LKS yang kita upload dengan format interaktif. Anda dapat melihat video tutorial yang disediakan di website Live Worksheet. KALAU BUKAN KITA YANG MENJAGA BUMI, LALU SIAPA LAGI Belajar Baik Praktik Baik Hidup Baik ALLOW IMAGINATIONS TO LEAD: IGNITING THE CREATIVE SPARK IN ENGLISH WRITING by Santi Kusuma Dewi, S. Pd "If you can dream it, you can do it" ~Walt Disney ~ Summary : Major changes in technology have had an influence on education. Teachers cannot neglect the impact of new technologies and fail to incorporate them in their teaching practice because that would not cater to many students needs. Ignoring technological advances would also entail not benefiting from an array of online teaching resources and academic material. The question that arises then is: why not make use of the tools at our fingertips? I reflected upon my own teaching practice and decided it was time I tried something innovative in my classes. I have been exploring different online tools and have chosen Storybird as part of the new media to exploit in creative writing lessons. In this article, I will share the experience of using this website (www. storybird.com) in the classes I teach and describe the effect it had on learners writing process. Bringing technology into the classroom may not be a viable idea for all teachers due to the fact that technical glitches may arise and that some teachers may not be as computer-literate as their students. Nevertheless, it is a sound decision to overcome certain fears and undertake the challenge of innovation in your classes not only for your students benefit but also for your own. The students engagement with the task motivated me even further to maintain these sorts of practices because it also compelled me to learn something new and continue growing as a professional. Perubahan besar dalam teknologi berdampak pada pendidikan. Guru tidak dapat mengabaikan dampak teknologi baru dan gagal menerapkannya dalam praktik mengajar karena hal itu tidak akan memenuhi kebutuhan banyak siswa. Mengabaikan kemajuan teknologi juga berarti tidak mendapatkan manfaat dari berbagai sumber pengajaran dan materi akademik online. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah: mengapa tidak menggunakan alat-alat yang ada di ujung jari kita? Saya merenungkan praktik mengajar saya sendiri dan memutuskan inilah saatnya saya mencoba sesuatu yang inovatif di kelas saya. Saya telah menjelajahi berbagai perangkat online dan memilih Storybird sebagai bagian dari media baru untuk dimanfaatkan dalam pelajaran menulis kreatif. Dalam artikel ini, saya akan berbagi pengalaman menggunakan situs web ini (www. Storybird.com) di kelas yang saya ajar dan menjelaskan pengaruhnya terhadap proses menulis peserta didik. Langkah pertama adalah menjelajahi sendiri alat online. Saya mengakses situs web dan memastikan saya memiliki perintah yang baik tentangnya sebelum mempresentasikannya kepada siswa. Yang saya anggap menarik tentang Storybird adalah ia menggabungkan seni dan tulisan. Saya disuguhi karya seni yang disajikan secara berurutan seolah-olah merupakan bagian dari plot cerita. Namun, saya memutuskan gambar mana yang akan dipilih, cara mengurutkan, dan cerita apa yang ingin saya ceritakan. Artinya, setelah memilih beberapa karya seni, saya bisa mulai menulis cerita saya. Situs ini memberi saya pilihan untuk menulis Picture Book, Longform Story, Comic, or Flash Fiction. Sebelum membawa ide ke kelas, saya membuat dua akun kelas Storybird, satu untuk setiap kelompok siswa yang saya ajar. Alasan untuk melakukan ini adalah bahwa setiap akun kelas bersifat pribadi; hanya guru dan siswa di kelas tersebut yang dapat membaca apa yang telah ditulis oleh teman sekelasnya setelah mereka menerbitkannya. Tidak ada orang luar yang memiliki akses ke akun atau dapat menghubungi siswa. Untuk melindungi privasi siswa, yang terbaik adalah memiliki satu akun per grup dan tidak mencampur ruang kelas virtual. Setelah menulis teks Storybird sendiri, saya menunjukkannya kepada siswa untuk memberi mereka gambaran tentang apa yang akan mereka kerjakan. Saya kemudian memandu mereka untuk masuk ke akun mereka sendiri dengan nama pengguna dan sandi yang disediakan oleh situs. Siswa harus mengubah kata sandi asli ini; informasi tentang itu ada di kartu yang saya masukkan ke dalam buku catatan komunikasi mereka sehingga orang tua dapat mengaksesnya. Dalam Storybird ada beberapa tawaran bentuk penulisan seperti Picture Book, Longform Story, Comic, and Flash Fiction. Saya mengadakan survey terlebih dahulu untuk memberikan kesempatan siswa menentukan bentuk tulisan yang akan mereka buat. 'Now before you start to write your own story, let's choose which forms of texts you like to use' Dari hasil survey didapatkan bahwa lebih dari 50% siswa memilih Picture Book karena mereka menganggap ini bentuk yang paling mudah. Para siswa sangat antusias menggunakan website, dan mereka siap untuk berperan aktif dalam usaha menulis baru ini. Berkat tutorial online dan berbagai alat yang disediakan Internet, tidak sulit untuk menggunakan Storybird. Namun, beberapa siswa mengalami kendala menemukan ide untuk penulisan cerita mereka. 'Miss, It's hard for me to get an idea what my story will tell about,' said one of my students. I said to the students, 'Dont look at your smartphone, the whiteboard or a computer, just stare out of the window, let your mind wander and think about what you can see. Whether you like it or not, you will start to have ideas.' Untuk mempertahankan antusiasme siswa, saya memutuskan untuk tidak menilai tugas Storybird pertama mereka dan meminta mereka menulis dalam bentuk Picture Book sepuluh halaman berdasarkan karya seni yang paling menginspirasi mereka. Saya bahkan menyertakan tutorial untuk mendorong otonomi mereka. Sangat menyenangkan untuk melihat seberapa serius siswa mengambil proyek baru ini. Motivasi menulis cerita naratif ini diterjemahkan menjadi motivasi untuk menggunakan bahasa Inggris karena siswa menuangkan ide-ide kreatifnya. Mereka tidak hanya mempelajari kosakata baru dan struktur tata bahasa, tetapi juga mendaur ulang yang mereka ketahui. Para siswa menulis cerita Storybird pertama mereka di sekolah. Mereka membutuhkan tiga sesi untuk menyelesaikan tugas. Ketika beberapa dari mereka selesai lebih awal, mereka bertanya kepada saya apakah mereka dapat menulis cerita lain menggunakan situs web sementara teman sekelas mereka menyelesaikan tugas mereka. Hal ini tidak terjadi ketika mereka menulis di atas kertas; begitu mereka menyelesaikan sebuah tulisan, saya mendorong revisi, dan ketika mereka menyelesaikannya, mereka menyerahkan kertas mereka dan kemudian melakukan sesuatu yang lain. Mereka tidak pernah meminta untuk terus menulis. Setelah menggunakan Storybird, beberapa dari mereka bahkan bertanya apakah mereka bisa menulis dalam bahasa Indonesia. Karena mereka telah memenuhi tugas yang saya berikan dalam bahasa Inggris, saya pikir mereka harus diizinkan untuk menulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia karena mereka memiliki dorongan batin untuk melakukannya. Saat saya memberi tahu rekan kerja dan otoritas sekolah tentang hasil penggunaan Storybird, mereka sangat senang. Salah satu dari mereka bahkan menyaksikan bagaimana, ketika saya masuk ke kelas dan menyapa siswa, mereka bertanya kepada saya kapan mereka akan menggunakan Storybird lagi. Ini memotivasi, baik untuk siswa saya maupun untuk saya pribadi Untuk tugas keduanya lebih terarah dan memiliki tujuan yang berbeda. Kali ini, siswa menulis tentang teks naratifi. Mereka menggunakan Storybird saat membuat koneksi yang bermakna dan menggunakan struktur bahasa tertentu yang telah mereka pelajari. Dalam hal ini, mereka diminta untuk menulis cerita menggunakan karya seni yang diberi label "Faraway Land". Meskipun guru harus menggunakan tag yang sesuai untuk konteks mereka dan untuk pengalaman siswa, saya memberi siswa saya pilihan untuk menemukan sebagian dari cerita, atau semuanya, jika beberapa dari mereka tidak ingin berbagi detail tentang sesuatu yang benar-benar terjadi pada mereka. Misalnya, mereka dapat menulis teks naratif tentang persahabatan, fabel atau cerita dengan tokoh- tokoh tertentu yang mereka kehendaki. Karya mereka harus memiliki minimal sepuluh halaman dan maksimal 20 halaman. Selain itu, mereka harus menggunakan tenses yang sesuai dan setidaknya lima item kosakata yang telah mereka pelajari, dan mereka juga harus menyertakan deskripsi pendek tentang biografi penulis (yang baru-baru ini mereka pelajari) setidaknya satu kali. (Tentu saja, guru lain mungkin mengubah persyaratan ini, jika sesuai.) Dampak dari kegiatan ini luar biasa. Para siswa sangat antusias dengan tugas ini sehingga beberapa dari mereka rela berada di waktu istirahat untuk menyelesaikan ceritanya, bahkan ketika saya tidak ada. 'I can't stop writing my story Miss,' stated one of my students. 'Yes, I do feel the same. I have a lot of ideas that I want to write them using Storybird,' another student replied. Beberapa respon dari siswa inilah yang membuat saya merasakan adanya semangat dan antusiasme yang luar biasa tentang menulis. Yang awalnya mereka mengalami kesulitan dalam hal menulis tetapi sekarang mereka menemukan keseruan dalam menulis. Peran saya dalam proyek ini adalah sebagai fasilitator berkeliling untuk melihat apakah siswa memerlukan bantuan dengan situs web atau dengan cara mengekspresikan ide-ide tertentu dalam bahasa Inggris. Namun, para siswa saling membantu dan tidak hanya mengandalkan bantuan saya untuk memajukan tulisan mereka. Memiliki peran yang lebih kuat, aktif, dan otonom membuat siswa lebih percaya diri saat menggunakan bahasa Inggris. Dan selain menulis narasi mereka sendiri dalam bahasa Inggris, siswa membaca narasi yang dipublikasikan di situs web, mendapatkan eksposur tambahan ke bahasa tersebut. Mengajar menulis kreatif di kelas bahasa Inggris, saya berusaha untuk memaksimalkan kesempatan belajar melalui keterlibatan pelajar yang bermakna. Siswa tidak hanya sangat termotivasi untuk menulis dalam bahasa Inggris melalui perangkat teknologi, tetapi mereka juga dapat mengontrol pengalaman belajar mereka. Untuk memanfaatkan penggunaan Storybird, saya harus merasa nyaman dengan situs webnya dan memastikan kami memiliki elemen yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas yaitu, konektivitas yang tepat dan satu netbook per siswa. Membawa teknologi ke dalam kelas mungkin bukan ide yang tepat untuk semua guru karena fakta bahwa gangguan teknis dapat muncul dan beberapa guru mungkin tidak melek komputer seperti siswa mereka. Namun demikian, merupakan keputusan yang tepat untuk mengatasi ketakutan tertentu dan melakukan tantangan inovasi di kelas Anda tidak hanya untuk keuntungan siswa tetapi juga untuk Anda sendiri. Keterlibatan siswa dengan tugas memotivasi saya lebih jauh untuk mempertahankan praktik semacam ini karena hal itu juga mendorong saya untuk mempelajari sesuatu yang baru dan terus berkembang sebagai seorang profesional. Dalam praktik mengajar saya, saya tidak mengikuti metode tertentu; sebaliknya, saya menggunakan kombinasi strategi yang menurut saya memperkaya dan berhasil. Dengan menggunakan Storybird sebagai satu alat lagi untuk mengajar menulis kreatif di kelas bahasa Inggris, saya berusaha untuk memaksimalkan kesempatan belajar melalui keterlibatan pelajar yang bermakna. Siswa tidak hanya sangat termotivasi untuk menulis dalam bahasa Inggris melalui perangkat teknologi, tetapi mereka juga dapat mengontrol pengalaman belajar mereka. Untuk memanfaatkan penggunaan Storybird, saya harus merasa nyaman dengan situs webnya dan memastikan kami memiliki elemen yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas yaitu, konektivitas yang tepat dan satu netbook per siswa. Membawa teknologi ke dalam kelas mungkin bukan ide yang tepat untuk semua guru karena fakta bahwa gangguan teknis dapat muncul dan beberapa guru mungkin tidak melek komputer seperti siswa mereka. Namun demikian, merupakan keputusan yang tepat untuk mengatasi ketakutan tertentu dan melakukan tantangan inovasi di kelas Anda tidak hanya untuk keuntungan siswa tetapi juga untuk Anda sendiri. Keterlibatan siswa dengan tugas memotivasi saya lebih jauh untuk mempertahankan praktik semacam ini karena hal itu juga mendorong saya untuk mempelajari sesuatu yang baru dan terus berkembang sebagai seorang profesional. BELAJAR SAMBIL BERMAIN MUDAHNYA MEMBUATGAME DENGAN WORDWALL Mari kita rubah kebiasaan kita ke siswa : Ayo kerjakan tugasnya! Ayo bermain game! APA SIH WORDWALL? Aplikasi berbasis website ini dapat digunakan untuk membuat media pembelajaran seperti kuis, menjodohkan, memasangkan pasangan, anagram, acak kata, pencarian kata, mengelompokkan, disb. SEMUA ORANG BISA JADI GURU, Tapi tidak semua mau jadi Guru Yang Baik TUNJUKKAN KARYAMU ATAU NILAIMU? Pandemi bikin kita sering sekali sebagai guru memberi anak-anak proyek nih, tapi gimana ya bisa nunjukkin ke semua orang? Biasanya dulu pake MADING SEKOLAH. Minta siswa ngumpulin VIDEO tapi memori hape gurunya gak support, pengin brain storming biasanya ngasih STICKY NOTES ke mereka, sekarang terpisah jarak. Terus solusinya gimana nih? EdTech apa nih yang bisa dipakai guru untuk bisa unjuk karya siswa. LET'S CHECK THIS OUT! LURUSIN NIAT DULU Dikutip dari Bisnis.com 20 feb 2019, Adapun jumlah padlet kebutuhan kertas untuk tahun ajaran 2018-2019 mencapai 88.215,09 ton, terdiri dari tingkat SD dan SMP mencapai lebih dari 40 ribuan ton, SMP 26.900 ton, SMA, SMK serta Madrasah Aliyah mencapai 18.577 ton. Kebutuhan akan kertas ini terus meningkat dan terus meluas. Sebagai catatan, kebutuhan kertas dunia mencapai 394 juta ton dan diperkirakan meningkat meniadi 490 juta ton pada 2020. For Your Information, Diperlukan 1 batang pohon usia 5 tahun untuk memproduksi 1 rim kertas. Pandemi ngajarin kita buat jadi "PAPERLESS SOCIETY’, ini merupakan kebiasaan baik untuk Save The Earth TERUS GIMANA SOLUSINYA? Guru dan Orang tua punya banyak pilihan untuk mengumpulkan tugas dan karya siswa melalui berbagai macam pilihan dari LMS, Email, bahkan Social Media. Saya akan memperkenalkan PADLET nih, dimana kita bisa mendisplay karya dan tugas siswa dengan sangat menarik dan interaktif. Padlet bisa di unduh untuk HP Android atau IOS. Bisa juga dengan mudah diakses melalui www.padlet.com BISA APA AJA NIH SI ‘PADLET'? Dengan Padlet kita bisa memajang karya siswa baik gambar, video, tulisan dan lain-lain. Display yang sangat menarik membuat karya siswa terpajang rapi. Selain upload tugas, guru dan siswa bisa saling berinteraksi di kolom komentar dan guru bisa memberikan grade kepada siswa langsung dibawah karya yang di upload BEBERAPA CONTOH KARYA SISWA DI PADLET Guru bisa mengajak diskusi siswa dengan Padlet. Yang paling penting adalah kita bisa mengikut sertakan orang tua dengan berbagi link. Sehingga orang tua bisa mengapresiasi karya anak, serta melihat karya siswa lainnya KEBIASAAN BAIK SELAMA PANDEMI Selain tujuan awal tadi agar nanti kedepannya kita bisa jadi ‘Paperless Society’. Kita perlu menekankan kepada para siswa untuk berani dan percaya diri menunjukkan hasil karya mereka. AYO BERANI BELAJAR HAL BARU UNTUK MASA DEPAN PENDIDIKAN INDONESIA SURAT UNTUK MAS MENTERI NADIEM MAKARIM Salam hormat Mas Menteri, Menjadi pahlawan diantara para pahlawan tim medis pejuang Covid 19 tidaklah mudah, sebagai guru yang dikenal dengan sebutan pahlawan tanpa tanda jasa, kita dibenturkan dengan kenyataan yang sulit. Ramadhan kali ini membuat manusia menjadi manusia seutuhnya harus lebih sabar dan mengerti keadaan. Meyakinkan siswa- siswa didik kita bahwa kita mampu membalikan keadaan. Saya masih ingat jelas bahwa kita adalah agent of change, jadi selama ramadhan ini, saya mengajak siswa- siswa menggalang dana. Dengan memanfaatkan kekuatan media sosial, kami membuat akun instagram dengan nama @celenganrindukita. Menggerakan kebaikan di hati tiap orang untuk membantu melalui donasi dengan kekuatan media sosial. Mengajari mereka tentang arti berbagi dan peduli. Kegiatan donasi ini tetap berjalan di tengah pandemi, dimana para siswa saya tetap belajar secara daring dan dalam pekan ini sudah mulai melaksanakan Penilaian Akhir Tahun. Terima kasih mas menteri, lewat bantuan anda, semua orang tua sekarang mau jadi guru. Terima kasih juga sudah dengan baik mendorong kami untuk mau melek teknologi. Bahagia sekali melihat teman sejawat mulai belajar sedikit demi sedikit tentang beberapa platform pembelajaran, padahal biasanya mereka hanya berpegang pada buku pegangan guru saja. Saya dulu dianggap aneh di sekolah karena mengajarkan siswa-siswa bermain coding (padahal saya guru bahasa inggris) atau mengajak mereka keliling dunia dengan Google Earth. Beban yang kita pikul pasti berat, pesan saya untuk mas menteri, jangan lelah membawa perubahan untuk wajah pendidikan kita, anda tidak sendiri. Kami,guru, siap membantu mewujudkan perubahan itu. Terima kasih. Salam hormat, Ttd Santi Kusuma Dewi, S.Pd Berbagi Semangat Mendidik Di Tengah Pandemi Melalui Celengan Rindu Kita Sebagai seorang guru, saya menyebut diri saya seorang penjual mimpi. Tiap pagi saya membawa mimpi-mimpi yang akan saya tawarkan kepada anak didik saya. Saya letakkan mimpi-mimpi itu dikantong. Dengan wajah ceria, memberikan para peserta didik semangat untuk berani bermimpi. Para murid tidak harus membayar mimpi-mimpi yang saya jual dengan uang tetapi mereka harus membayar dengan tiga hal : tanggung jawab, disiplin, dan kerja keras. Tetapi pandemi Covid 19 ini merubah semua hal itu. Saya tidak bisa menatap wajah para calon pemimpin bangsa di masa depan setiap pagi seperti biasanya dan menawarkan mimpi-mimpi yang ada di kantong saya karena kami harus terpisah jarak dan ruang karena kami harus melaksanakan pembelajaran dari rumah selama masa pandemi. Hampir lebih dari 8 bulan lamanya, kami hanya bertatap muka melalui layar hp, laptop atau komputer. Kami para guru merindukan saat-saat dimana kami bisa melakukan interaksi langsung dengan para siswa. Tetapi malu rasamya ketika harus mengeluh atau saling menyalahkan ketika saya ingat para petugas medis dan saudara- saudara kita diluar sana tengah berjuang berjibaku dengan penyakit yang mematikan dengan pengorbanan yang jauh lebih besar dengan tantangan jauh lebih pelik. Masalah yang kita hadapi tak sebanding dengan ujian mereka. Hal ini juga yang menyebabkan saya tidak ingin menyerah dengan keadaan. Meyakini bahwa kita bisa membalik keadaan, menjadi pejuang diantara para pejuang Covid 19. Meski sekarang saya lebih sering merasa menjadi generasi yang menunduk. Menatap layar ponsel smartphone kami menunggu tugas yang dikirimkan para siswa, menjadi guru dan mengoreksi selama 24 jam kerja yang tidak biasanya kami lakukan di sekolah. Sebagai guru, saya tidak boleh hanya berdiam diri begitu saja, pendidikan harus terus berlangsung meskipun dengan keterbatasan. Meskipun kami harus terpisah dari para peserta didik. Saya harus terus menemukan cara bagaimana pendidikan bisa tetap terus berlanjut. Hal inilah yang membuat saya terus berjuang untuk tetap mengajar meskipun dengan keterbatasan di tengah pandemi Covid 19 ini . Memang tidak mudah bagi seorang guru tidak bertatap muka dengan para peserta didiknya. Hal inilah yang membuat para guru harus mengasah otak berani keluar dari zona nyaman dalam mengajar dan melakukan banyak inovasi pembelajaran yang menyenangkan yang bisa dilakukan selama siswa berada di rumah. Berbagai inovasi belajar mulai saya lakukan, pemanfaatan teknologi yang telah saya lakukan sejak 5 tahun yang lalu akhirnya bisa saya realisasikan. Saya tak lagi dipandang aneh oleh teman sejawat karena mengajarkan para peserta didik dengan beberapa aplikasi pendidikan. Beberapa tahun silam, saya merasa menjadi minoritas karena seringnya mengajarkan para peserta didik mengenal teknologi. Sekarang saya merasa bersyukur meski tak pantas rasanya bersyukur ditengah pandemi seperti ini. Saya melihat rekan sejawat mulai mau melek teknologi, mau mengupgrade diri, memaksimalkan dana sertifikasi guru yang mereka terima untuk peningkatan kualitas guru. Saya yakin suatu hari nanti Indonesia bisa menjadi negara yang memiliki peran digital ekonomi yang sangat kuat. Mungkin lewat pandemi inilah kita bisa merubah wajah pendidikan Indonesia. Beberapa terobosan digitalisasi dunia pendidikan mulai bermunculan. Meski tak disangkal, beberapa daerah di Indonesia tentu mengalami kesulitan untuk mengakses teknologi karena minimnya sarana dan lemahnya perekonomian keluarga. Saya sangat berharap bantuan dana pendidikan yang diamanahkan kepada pemerintah masing-masing daerah dapat dimaksimalkan untuk pengadaan sarana digital pendidikan seperti jaringan internet dan bantuan tablet atau komputer untuk sekolah- sekolah di pelosok dan yang terpenting pelatihan guru mengenal teknologi pendidikan yang saat ini sangat maju. Tapi sebelum harapan saya terwujud, saya tidak ingin berpangku tangan dan pandemi ini tak lantas membuat kita berhenti berjuang. Mencoba banyak cara mengajar yang menyenangkan di tengah pandemi menjadi tantangan yang sangat saya nantikan. Seperti ketika engajari para peserta didik mengenal 'left' dan 'right' materi Direction dalam pelajaran Bahasa Inggris menggunakan coding di code.org merupakan hal yang sangat disukai para peserta didik. Sama halnya ketika mengajak para peserta didik mengeksplorasi dunia, menjelajah dan melihat lebih dekat kota-kota di seluruh dunia melalui Google Earth. Membuat rencana masa depan bertajuk 'My Life Map' dan mengunggah hasil karya siswa sebagai Showcase di padlet.com, dimana mereka dapat menggoreskan cita-cita mereka di masa depan mereka nanti, memberikan semangat tersendiri bagi siswa ditengah pandemi seperti saat ini. Melakukan 'home visit' bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar karena permasalahan psikologis atau masalah sarana prasarana juga wajib kami lakukan sebagai guru. Tak hanya itu tak lupa pula saya mengasah sisi humanisme para peserta didik dengan memanfaatkan kekuatan media sosial, dengan membuat akun Instagram bernama 'Celengan Rindu Kita '. Melalui akun Instagram inilah saya mengajak para siswa menggalang donasi membantu saudara-saudara kita yang terdampak pandemi ini. Melalui wadah 'Celengan Rindu Kita' saya dan para peserta didik belajar tentang indahnya berbagi ditengah kesulitan. Beberapa peserta didik rela menyisihkan uang jajan mereka untuk memberikan donasi meski hanya sedikit nominal rupiah yang mereka berikan tetapi pelajaran yang kita berikan akan berdampak besar untuk masa depannya kelak. Bagi saya sebagai guru bahasa inggris, membuat para peserta didik menguasai materi yang saya ajarkan bukanlah menjadi hal utama. Mendidik mereka menjadi manusia diantara para manusia, menjadi pembeda diantara yang sama adalah yang lebih penting. Mengajarkan kepada mereka tentang arti berbagi, menguatkan mereka tentang arti berjuang di tengah pandemi, mengingatkan mereka untuk tidak mengeluh di masa pandemi ini dan lebih banyak mengucap syukur merupakan aktivitas yang saya lakukan sebagai guru setiap hari. Mari kita terus berjuang ditengah kesulitan dan keterbatasan, untuk rekan-rekan guru di seluruh Indonesia, kita tidak sendiri, kita akan mengatasi permasalahan ini bersama-sama. Saya yakin dan sangat yakin para pembuat keputusan di pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia kita tercinta ini berjuang pula memberikan solusi yang terbaik. Tahun ini saat yang tepat bagi kita bukan berjuang untuk kemerdekaan tetapi berjuang demi keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa. Salam hormat dan selamat berjuang untuk seluruh guru, siswa dan wali siswa di Indonesia. YUK AJAK ANAK BELAJAR CODING! melalui www.code.org Kenapa harus belajar coding? Sejak kapan harus mulai mengenal coding? For your information, - Bill Gates belajar coding kelas 8 (SMP kelas 2) - Mark Zuckerberg belajar computer sejak kelas 6 SD - Sejak pandemi, pengguna game online naik 75%, 41% adalah remaja dan anak-anak Sebagai guru dan orang tua, kenapa kita tidak ubah mindset anak dari gamer jadi programmer GAME DEVELOPER ATAU COMPUTER PROGRAMMER? Sangat disayangkan ketika berbagai negara berlomba mengenalkan coding pada anak, pemerintah malah menghapuskan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Lalu apa yang bisa kita lakukan? YUK MENGENAL CODE.ORG Code.Org adalah sebuah organisasi nirlaba berdiri sejak 2013 yang mempunyai misi agar setiap orang dapat belajar ilmu komputer khususnya pemrograman. Code.Org juga ingin agar jumlah wanita dan anak anak dari negara tertinggal dapat semakin banyak mempelojari ilmu komputer. Gak ada yang susah asal mau mencoba Bagaimana memulainya? ● Berikut adalah contoh untuk memulai mengakses salah satu fitur “game” yang ada. ● Buka url: code.org ● Pilih Bahasa: Bahasa Indonesia * Klik klik “Jam Kode” ● Ada berbagai macam studi kasus didalamnya ● Contoh: ● Pilih “Pemrograman dengan Anna dan Elsa’ Ada berbagai pilihan game, anak akan ditunjukkanbagaimana game tersebut dibuat dengan coding Senang banget ketika bisa menyelesaikan tantangan tiap level apalagi paling excited pas bisa bikin snowflake ala Elsa atau tahu bagaimana Minecraft diciptakan Certificate of Completion "Setelah selesai 20 level apa yang didapat? Anda mendapatkan sertifikat penyelesaian. Saya guru Bahasa Inggris yang mengenalkan anak pada coding. Kok bisa? Sudah jadi tanggung jawab kita sebagai orang tua dan guru untuk menyiapkan anak-anak kita menjadi Netizen yang bijak dalam penggunaan teknologi. Saya menggunakan coding untuk mengajar materi ‘Directions’ , lumayan ‘left or right’ nya bisa pake coding ngenalinnya. Tapi Gurunya gak bisa coding lho? Murid nya hapenya gak ada atau gak support nih,gak ada paketan pula, plus memorinya pasti besar? Kita kurangi yuk hal-hal yang sudah bikin kita pesimis di awal. Asal tahu aja bapak/ibu guru atau ayah bunda, besar kapasitas untuk game Mobile Legend atau PUBG di hp anak kita jauh lebih besar, daripada hanya sekedar membuka website Code.org Yang masih minim fasilitas bisa kok Bapak/Ibu Guru mengenalkan istilahnya dulu lewat gambar atau pesan suara di grup WA. Keliling Dunia Selama Pandemi??? Bisa kok pakai Google Earth Covid 19 membuat kita tidak bisa kemana-mana But we won't stop moving Ada aplikasi seru dari Google yang bisa digunakan guru dalam pembelajaran, yakni Google Earth Bisa kita akses melalui smartphone atau desktop FITUR Search Destination Ketik nama negara atau tempat yang ingin dikunjungi, kemudian aplikasi akan menunjukan peta tempat tersebut dan menampilkan wilayahnya secara 3D. FITUR LUCKY DRAW Fitur lucky draw atau undian adalah sejenis permainan yang membawa pengguna ke tempat yang dipilih oleh aplikasi. Pengguna akan dibawa ke suatu tempat yang tidak diketahui sebelumnya. FITUR KNOWLEDGE CARD Anda bisa menjelajahi wilayah atau tempattempat dengan tampilan infromasi yang disediakan Google Earth. Informasi tersebut bersifat informasi umum seputar wilayah, landmarks dari wilayah atau negara, dan kekayaan flora serta faunanya. FITUR 'VOYAGER' Fitur ini memungkinkan pengguna untuk memilih petualangannya sendiri dalam menjelajahi dunia. Berbagai keindahan alam bisa dilihat dalam sub menu yang tersedia, mulai dari pemandangan alam hingga fitur interaksi seperti games. Mata pelajaran yang bakal seru pakai aplikasi ini - IPS - IPA - Bahasa Indonesia - Bahasa Inggris dengan kreatititas kita sebagai guru banyak fitur yang bisa mendukung pembelajaran kita. Kita yakin kita bisa membalikkan keadaan. Pandemi tidak akan menghalangi kita untuk mengajar, belajar, bermimpi dan menginspirasi Mari berbagi inspirasi mengajar, kita buat Pembelajaran Jarak Jauh ini menjadi saat yang menyenangkan di masa Pandemi if you don't have wings, it doesn't mean that you can't fly YUK BELAJAR LEWAT STATUS WHATSAPP KOK BISA? GIMANA CARANYA? MENURUT DATA DIGITAL REPORT 2020 DARI WE ARE SOCIAL DAN HOTSUITE, TERCATAT 83 PERSEN PENGGUNA INTERNET DI INDONESIA MERUPAKAN PENGGUNA WHATSAPP. SELAMA PANDEMI, BANYAK SEKALI GURU, SISWA DAN ORANG TUA YG MENGGUNAKAN WHATSAPP Hampir setiap hari para siswa mengakses akun whatsapp ,entah untuk chat, mengirim tugas atau melihat status dari teman teman di kontak mereka. BERAPA KALI DALAM SEHARI NGECEK STATUS WA TEMAN KITA? TERNYATA ADA KEGIATAN SEHARI-HARIMU YANG TANPA SADAR DAN SECARA TIDAK SENGAJA, SANGAT BERPENGARUH TERHADAP CARA BELAJAR KITA, LHO! APAKAH KAMU PERNAH MENGIDOLAKAN SESEORANG? ATAU MENDENGARKAN LAGU SETIAP HARI? SAMPAI STREAMING FILM DI KALA BOSAN? HAL-HAL DIATAS PAST! SUDAH DAN SELALU KITA LAKUKAN, BUKAN? DAN TAUKAH KAMU DARI HOBi ATAU KEBIASAAN KECIL KITA YANG KITA LAKUIN TIAP HARI, TERNYATA BISA MENINGKATKAN KECERDASAN KITA LHO SEHEBAT ITUKAH PENGARUH STATUS WA? STATUS WA SAAT INI TIDAK CUMAN SEKEDAR UNTUK MENUNJUKKAN EXSISTENSI TAPI JUGA BISA JADI AJANG PROMOSI ATAU ALAT KAMPANYE SEMATA. Nah sebagai guru kita kudu jeli nih liat peluang, kan secara siswa kita tuh hobi liat status wa. Tanpa paksaan dan tanpa dia sadari. olam bawah sadar mereka akan mengajak mereka belajar dari hal-hal baik yang kita share di status wa. HATI-HATI YA JANGAN JADI KREATIF TAP! SISWA GAK BUTUH ATO GAK PAHAM. KNOW YOUR STUDENTS FIRSTI Share materi SINGKAT dengan gambar dan warna yang eye catching Share link kuis yang bisa dimainkan online kayak QUIZZIZ atau KAHOOT, link video berdurasi pendek berkaitan dengan pelajaran, ajak mereka jalan jalan pake GOOGLE EARTH atau virtual tour website, bisa juga nih ajak mereka main escape room yang lagi disukai anak anak LEARNING FROM HOME CAN BE DIFFICULT, BUT IT CAN BE SO FUN. Yuk teman guru kita isi hburan siswa kita yang gak bisa kemana-mana ini dengan share dan bikin status challenge yang menyenangkan. Gak apa-apa kok sekali kali status promo jualan kita atau status masakan kita diselingi materi yang seru buat anak-anak. GURU YANG BAIK, SELALU BELAJAR JADI BAIK