Triana Wulandari (2016) Sejarah Bencana Gempa Di Sumatra
Triana Wulandari (2016) Sejarah Bencana Gempa Di Sumatra
SEJARAH
B E N C A N A G E M PA
di
Sumatera
S E J A R A H B E N C A N A G E M PA di
Sumatera
3 SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 4
SEJARAH
BENCANA GEMPA
di
Sumatera
SEJARAH
BENCANA GEMPA
di
Sumatera
DITERBITKAN OLEH
DIREKTORAT SEJARAH
DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
4
7 126
8 158
10 168
78
Kata Pengantar
TRIANA WULANDARI —Direktur Sejarah
Dalam dekade terakhir wilayah Indonesia gempa bumi, akan terus menjadi momok
mengalami peristiwa gempa bumi yang menakutkan pada masa sekarang
yang berdampak terhadap kehidupan dan mendatang. Semua tahu gempa bumi
penduduk. Peristiwa gempa bumi tidak sendiri merupakan bencana yang sulit
hanya berdampak pada kerusakan material untuk dicegah dan diperkirakan kapan
dan infrastruktur fisik yang dibangun untuk terjadinya, namun memiliki pola wilayah
menunjang aktivitas kehidupan masyarakat, yang sama. Wilayah yang sebelumnya
namun gempa bumi juga mengakibatkan mengalami bencana gempa bumi maka
jatuhnya korban jiwa, bahkan skala korban kemungkinan besar akan terjadi lagi tanpa
yang mencapai ratusan ribu jiwa telah diketahui kapan kejadiannya berulang.
menjadi bencana kemanusian terbesar di Oleh sebab itu mengingat kembali dan
muka dunia. upaya terus mengingatkan dari sebuah
Kepulauan Indonesia yang berada rentetan peristiwa gempa bumi setidaknya
diantara pertemuan 4 lempeng bumi dapat mengantisipasi dan mengurangi
besar, yaitu: Lempeng Hindia dan Australia, resiko dampak terjadinya gempa pada umat
Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pacific. manusia.
Gerakan dari tabrakan dan pergeseran Di masa lampau masyarakat yang tingga
lempeng-lempeng besar iinlah yang di daerah rawan gempa bumi sebenarnya
membuat banyak gempabumi. Salah satu sudah mempunyai cara-cara yang arif dalam
zona aktif tersebut ada Zona tumbukan dua mengingatkan resiko gempa. Munculnya
lempeng, yakni ada di sepanjang Palung dongeng, legenda, mitos, tutur, babad,
laut Sumatra. Tercatat dalam dekade terakhir hikayat yang terkait dengan sebuah
gempa bumi di Pulau Sumatera yang muncul gempa bumi dan hidup ditengah-tengah
dari tahun 2000 di Bengkulu dan diikuti oleh masyarakat sebenarnya adalah cara-cara
gempa tahun 2002 di Pulau Simelue. Dua bagaimana masyarakat lewat kearifan lokalnya
tahun kemudian kemudian, pada tanggal 26 memberikan informasi tentang bahaya
Desember 2004, terjadilah gempa di Aceh gempa bumi dan bagaimana memitigasnya.
yang berkekuatan M 9.2 disertai gelombang Sayangnya tidak semua informasi yang
tsunami yang sangat besar mengakibatkan terekam dalam memori kolektif masyarakat
korban lebih dari 200 ribu orang di seluruh terurai secara kronologis berdasarkan ruang
wilayah Laut Andaman. Banyaknya korban dan waktu. Sehingga ketika terulang kejadian
jiwa dan kerugian materiil akibat peristiwa gempa bumi masih banyak memakan korban
S E JA RA H BENCANA GEMPA DI SU MATER A 7
L ATA R B E L A K A N G
Lebih jauh, dalam peristiwa alam yang tsunami yang dapat memperparah bencana
kemudian menjadi peristiwa bersejarah itu yang terjadi. Kedua, secara akademik gempa
pada hakekatnya terdapat dimensi tafsir bumi masih merupakan salah satu bencana
dan pemaknaan yang luas, baik dari dimensi alam yang dipandang masih penuh ‘misteri’.
sosial, ekonomi, politik, kemanusiaan, Dibandingkan dengan beberapa macam
religius, filosofis, maupun dinensi kultural bencana alam lainnya, hingga kini akademisi
dan akademik. Peristiwa bencana alam masih belum dapat menyusun teori untuk
yang telah menjadi peristiwa bersejarah memprediksi keterjadian gempa bumi. Aspek
tersebut memiliki esensi, makna dan hakekat lain yang hingga kini masih menarik untuk
yang diantaranya dapat dijadikan sebagai dikaji adalah terkait aspek penganggulangan
pengalaman hidup, sumber informasi dan bencana gempa bumi. Oleh karena itu,
pengetahuan yang berharga untuk masa kini perlu kajian yang lebih mendalam mengenai
dan masa depan. Pengetahuan mengenai bencana gempa bumi, khususnya kajian-kajian
bencana alam berdasar pengalaman masa yang berusaha menyusun model antisipasi
lampau tersebut diharapkan dapat berfungsi penanggulangan dampak bencana secara
sebagai bekal bagi masyarakat Indonesia tepat.
dalam menghadapi atau menanggulangi Pulau Sumatera merupakan wilayah
ancaman dan tantangan bencana alam yang di Kepulauan Indonesia yang unik dalam
sama di masa yang akan datang. perulangan kehadiran gempa bumi baik
Berpangkal dari latar pemikiran tersebut, dalam skala kecil maupun dalam skala
maka perlu pengkajian mengenai bagaimana yang besar. Secara akademik, pemilihan
peristiwa bencana alam yang sudah terjadi di Sumatera dapat dijadikan sebagai model
Indonesia dapat disusun dalam suatu kerangka pemahaman dan kajian yang diharapkan
pemikiran yang dapat dijadikan sebagai d a p at m e m b e r i ka n m a n f a at untuk
sumber pengetahuan, khususnya dalam memahami permasalahan gempa bumi
rangka mitigasi bencana. Secara spesifik, di Indonesia secara keseluruhan. Lebih
tulisan ini hendak mengkaji peran kearifan lokal jauh, penyusunan kajian sejarah bencana
di Indonesia dalam usaha mitigasi bencana gempa bumi tidak hanya menjadi penting
gempa bumi. Peran kearifan lokal dalam dari segi akademis-teoritis semata, namun
mitigasi bencana gempa bumi didasarkan juga dari segi praktis dan pragmatis. Kajian
atas beberapa pertimbangan praktis maupun sejarah bencana gempa bumi di Indonesia
akademik. Pertama, secara praktis, masyarakat diharapkan dapat memberikan bahan
telah menilai bencana alam gempa bumi pada informasi bagi pemerintah pusat dan
masa kini sebagai salah satu bencana alam daerah sebagai dasar penyusunan kebijakan
yang secara berulang terjadi dan dipandang terkait penanggulangan bencana gempa
membawa dampak kerusakan yang dahsyat bumi. Selain itu, kajian sejarah bencana
bagi kehidupan manusia dan lingkungan gempa bumi juga diharapkan bermanfaat
sekitarnya. Terlebih, ketika terjadi di dasar sebagai sumber informasi mengenai usaha
lautan, gempa bumi dapat menimbulkan penanggulangan bencana gempa bumi bagi
bencana tidak hanya dari gempa bumi itu kalangan pendidik di sekolah, perguruan
sendiri namun juga berpotensi memicu tinggi dan masyarakat pada umumnya.
10 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
Secara spesifik, tulisan ini ingin mengulas Pembahasan lebih rinci akan diberikan
mengenai peran kearifan lokal dalam mengenai rincian peristiwa-peristiwa gempa
upaya mitigasi bencana. Kearifan lokal bumi yang secara fenomenal tersebar
dipandang dapat berperan penting dalam di beberapa wilayah di Pulau Sumatera.
proses mitigasi bencana. Sesuai dengan Diantaranya yang terpenting ialah gempa
latar permasalahan tersebut di atas, maka bumi di daerah Aceh, Nias, Tapanuli-
maksud dan tujuan penyusunan kajian ini Sibolga, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
pada dasarnya adalah ingin menjelaskan dan Sumatera Selatan. Berikutnya, dalam
beberapa segi persoalan pokok sebagai Bab III akan dibahas mengenai segi-segi
berikut. Pertama, mengapa gempa bumi yang berkaitan dengan jejak-jejak kearifan
dapat terjadi sehingga bisa membawa lokal yang memuat persoalan mitigasi
bencana. Kedua, bagaimakah peristiwa bencana gempa di lingkungan masyarakat
gempa bumi secara historis terjadi di wilayah Sumatera. Beberapa segi yang
wilayah Pulau Sumatera. Ketiga, kearifan disajikan antara lain berupa khasanah
lokal apa saja yang dimiliki masyarakat di cerita-cerita rakyat yang bersifat mitologis,
daerah Sumatera yang dapat berperan folkloris dan legendaris. Selain itu juga akan
dalam proses mitigasi bencana alam yang dipaparkan khasanah seni arsitektural dalam
dihadapi sepanjang sejarah kehidupannya. bentuk bangunan rumah maupun banguan
Terakhir, nilai-nilai kearifan budaya lokal apa tempat tinggal, penataan lingkungan,
saja yang dapat direvitalisasi secara strategis penataan kemasyarakatan, dan penataan
bagi kelangsungan kehidupan masyararakat dari segi nilai-nilai kultural serta religius.
pada masa kini dan mendatang. Termasuk didalamnya antara lain berbagai
Sesuai dengan latar permasalahan bentuk adat-istiadat dan sistem sosial dan
dan rumusan persoalan yang menjadi budaya pada umumnya. Terakhir, pada
fokus penyusunan buku ini, maka secara Bab IV akan disajikan mengenai segi-segi
bertutut-turut akan diuraikan sebagai pengembangan strategi revitalisasi nilai-
berikut. Dalam Bab I, akan dikemukakan nilai kearifan lokal sebagai modal sosial
Pendahuluan yang membahas segi-segi dan budaya dalam menghadapi tantangan
latar belakang permasalahan, rumusan bencana di masa yang akan datang.
persoalan yang menjadi fokus kajian, dan
gambaran umum mengenai gempa bumi GAMBARAN UMUM SEJARAH BENCANA
di Indonesia. Selanjutnya akan dibahas GEMPA DI INDONESIA
mengenai substansi pokok kajian yang Secara umum telah diakui bahwa gempa
berkaitan dengan geologi jalur gempa bumi bumi merupakan salah satu bencana alam
di Sumatera. Tercakup di dalamnya uraian yang paling berbahaya dalam membawa
mengenai segi-segi yang berkaian dengan kehancurkan kehidupan manusia dan
sebab, jenis dan tipologi gempa bumi yang lingkungan sekitarnya dalam waktu singkat.
terjadi di Sumatera secara komprehensif. Nenek moyang berbagai bangsa di dunia
Selanjutnya, dalam Bab II akan lebih dan juga bangsa Indonesia, pada masa
ditekankan mengenai penggambaran segi- awal umumnya tidak dapat mengetahui,
segi kesejarahan gempa bumi di Sumatera. memahami atau menyadari secara pasti
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 11
tentang apa itu gempa bumi dan mengapa adanya kemarahan roh-roh halus penjaga
gempa dan peristiwa alam lainnya dapat lingkungan alam sekitar terhadap penduduk
terjadi dan dapat membawa bencana bagi penghuni setempat yang mungkin kurang
manusia. Mereka hanya dapat mencoba peduli kepada mereka. Oleh karena
menafsirkan segala gejala alam semesta itu, solusinya, perlu dilakukan upacara
yang terjadi di lingkungan sekitarnya melalui penyerahan sesaji sesuai dengan yang apa
alam pikiran yang berbasis pada pandangan dikehendaki oleh para roh penjaga alam
mistis, magis, fokloris, supranatural dan tersebut (Tarling, 1992: 508-509).
irasional sesuai dengan pandangan dan Mirip dengan apa yang disebutkan
strategi budaya masyarakat dan zamannya diatas, Historiografi Jawa tradisional yang
(Van Peursen, 2000: 30-50). merupakan salah satu sumber lokal sejarah
Sebagai contoh, nenek moyang orang Jawa juga menyajikan fakta-fakta historis
Indian-penduduk asli Amerika, percaya mengenai bencana yang dibungkus dengan
bahwa yang menjadi penyebab gempa bumi cara pandang dunia mistis, religis-magis,
adalah binatang kura-kura, sementara nenek- dan kosmologis-kosmogonis. Salah satunya
moyang orang Mongolia mempercayai sebagaimana yang tercermin dalam Babad
binatang katak sebagai penyepabnya, karena Tanah Djawi (Ng. Kertapradja, 1987). Untuk
kedua binatang itu dipercayai sebagai memahami fakta dan data yang terkandung
penggendong bumi, maka ketika kedua di dalamnya diperlukan kemampuan untuk
binatang tersebut bergerak-gerak karena menafsirkan makna dibalik simbol atau tanda
sesuatu hal, maka akibatnya bumi menjadi dan pertanda serta lambang yang termuat
ikut bergoyang. Tidak berbeda dengan dalam teks secara tepat dan arif (Kertapradja,
orang Indian dan Mongolia, nenek-moyang 1987). Sebagai contoh, dikemukakan tentang
orang Afrika Selatan juga percaya bahwa adanya pralaya atau maha pralaya pada masa
binatang sapi merupakan binatang yang ketika kerajaan Mataram Kuna pindah ke
dipercaya menjadi penyebab gempa, karena Jawa Timur yaitu sekitar abad ke-10. Diduga
menurut keparcayaan mereka, bumi diyakini istilah atau perlambang tersebut memuat
terletak diujung tanduk sapi, sehingga rawan makna tentang terjadinya bencana alam yang
tergoyang apabila sapinya banyak berulah patut diduga menjadi penyebab peristiwa
bergerak kesana-kemari. Berbeda dengan perpindahan dan pergantian kekuasaan
ketiga bangsa tersebut, orang Yunani kuna kerajaan pada masa itu (IDAS I, 2012: 190).
percaya bahwa yang menjadi sebab gempa Sumber sejarah lokal juga mengemukakan
adalah Poseidon yang menjadi pemegang peristiwa lain misalnya pada tahun 1672
bumi sehingga tangan Poseidon lah yang ketika Gunung Merapi di Jawa Tengah
menentukan nasib bumi (Don dan Leet, disebutkan meletus yang diikuti dengan
1964: 31-33). terjadinya gempa dan turunnya hujan lebat
Sementara itu sebagian nenek moyang di luar musim. Peristiwa tersebut terjadi pada
bangsa Indonsia yang ada di sebagian saat Sunan Amangkurat I yang sudah berusia
daerah, memberi tafsiran terjadinya bencana lanjut sedang menderita sakit, sementara
gempa bumi, gunung meletus, epidemi, kerajaan Mataram tengah menghadapi
serta bencana alam lainnya sebagai pertanda krisis, diiringi dengan datangnya bencana
12 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
kelaparan serta epidemi. Tanda-tanda gempa Indonesia mempunyai sejarah yang cukup
dan gunung meletus tersebut dimaknai panjang dan rumit. Menurut kajian tersebut,
sebagai isyarat bagi terjadinya disintegrasi Indonesia memiliki unsur-unsur geologi
kerajaan Mataram pada masa itu (Ricklefs, atau unsur geodinamika yang rumit dan
2001; 96). tidak stabil. Disebutkan bahwa unsur-unsur
Baru pada masa kemudian yaitu pada geodinamika tersebut sangat berperan
abad ke-19 ketika manusia mulai memasuki dalam pembentukan kepulauan dan wilayah
zaman modern, mulai muncul pemahaman maritim Indonesia. Unsur geodinamika yang
secara rasional dan ilmiah bahwa gempabumi dimaksud terletak pada keberadaan kerak
dan bencana alam lainnya pada dasarnya benua dan kerak samudra yang bergerak
merupakan bagian dari gejala alam yang secara dinamis yang disebut sebagai
disebabkan oleh faktor-faktor alam yang kegiatan tektonis. Pergerakan tektonis
dapat diketahui dan dijelaskan melalui kajian tersebut melibatkan interaksi pergerakan
ilmiah. Perkembangan tersebut didorong oleh tiga lempeng yang disebut Lempeng Indo-
lahirnya ilmu yang mempelajari gempa bumi Australia di selatan, Lempeng Eurasia di
sebagai obyek kajian seismografi. Berdasar utara, dan Lempeng Pasifik di timur. Sebagai
hasil penyelidikan kajian ilmiah pada masa itu, akibat pergerakan interaktif atas lempeng-
mulai ditemukan penjelasan bahwa gempa lempeng tersebut, wilayah Indonesia
bumi merupakan suatu getaran bumi. Getaran menjadi sangat aktif dan sangat labil
bumi yang sangat kuat dan berlangsung lama secara tektonis. Kegiatan tektonis tersebut
dapat menyebabkan kehancuran kehidupan juga menyebabkan terjadinya cekungan-
manusia dan lingkungan sekitarnya (Don & cekungan sedimentasi laut maupun darat.
Leet, 1964: 36-47). Dijelaskan lebih lanjut dalam IDAS (2012)
bahwa pada masa Paleozoik, keadaan
ASAL-USUL TERBENTUKNYA KEPULAUAN geografi Indonesia belum terbentuk seperti
INDONESIA sekarang ini. Wilayah Indonesia pada masa
Kajian ilmu Paleogeografis dan Paleogeologis itu masih merupakan bagian dari Samudera
telah memberikan pemahaman mengenai yang disebut Tehtys. Samudera ini disebutkan
mengapa Pulau Sumatera dan pulau-pulau sangat luas, bahkan meliputi hampir seluruh
lain di kepulauan Indonesia menjadi salah bumi. Kemudian pada periode berikutnya,
satu wilayah yang banyak terjadi bencana pada masa Mesozoik sekitar 65 juta tahun
gempa bumi, tsunami dan letusan gunung yang lalu telah terjadi kegiatan tektonik
berapi serta bencana alam lainnya. Pulau berupa pergerakan lempeng-lempeng
Sumatera dan pulau-pulau di Indonesia Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik, yang
merupakan kepulauan yang berada di disebut sebagai “fase tektonis”. Aktivitas
wilayah tektonik dan vulkanik. Menurut tersebut telah menyebabkan terpecah-
IDAS (2012), wilayah Indonesia merupakan pecahnya Benua Eurasia menjadi pulau-
kepulauan besar yang terdiri dari 17,508 pulau yang terpisah satu dengan yang
pulau terletak di antara dua benua, yaitu Asia lainnya. Sebagian pecahan-pecahan tersebut
di utara dan Australia di selatan. Berdasar bergerak ke selatan dan membentuk pulau
kajian Paleogeografi, pembentukan pulau di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi,
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 13
serta pulau-pulau Nusa Tenggara Barat dan tahun yang lalu tidak jauh berbeda selama
Kepulauan Banda. Hal yang sama terjadi kurun masa itu. Akan tetapi seluruh Sumatera
juga pada benua yang disebut Gondwana dan Jawa hampir seluruhnya merupakan
(Australia), sebagian pecahannya bergerak wilayah sedimentasi laut. Sementara itu
ke utara membentuk pulau-pulau Papua, Kalimantan sebagian besar masih merupakan
Timor, Kepulauan Nusa Tenggara Timur, dan daerah cekungan sedimentasi daratan, dan
sebagian Maluku Tenggara. Sulawesi semakin mengarah pada bentuk
Lebih lanjut IDAS (2012) menjelaskan seperti sekarang. Pada sekitar 13 juta tahun
bahwa pada awal masa Kenozoik atau yang lalu atau masa Miosen Akhir, sebagian
masa Eosen sekitar 55 juta tahun yang lalu, Sumatera masih berupa laut, sementara
sebagian Kepulauan Indonesia seperti Kalimantan sudah hampir seluruhnya berupa
Sumatera, Jawa dan Kalimantan masih daratan, Adapun Jawa dan Sulawesi hampir
menyatu dengan Benua Eurasia di utara. seluruhnya berupa daratan. Sementara itu,
Sedangkan sebagian kepulauan lainnya daratan Papua semakin luas meski sebagian
seperti Papua, masih menyatu dengan masih berupa cekungan laut dangkal.
benua Australia di selatan. Sementara kondisi Tanda-tanda peningkatan perkembangan
paleografi awal Masa Miosen, digambarkan kemudian terjadi pada sekitar 5 juta tahun
mulainya laut dalam yang memisahkan yang lalu atau disebut masa Pliosen. Pada
kepulauan yang berasal Benua Eurasia masa tersebut telah terjadi kegiatan tektonis
di utara dan kepulauan yang berasal dari yang sangat kuat sehingga menyebabkan
benua Gondwana (Australia) di selatan terbentuknya rangkaian perbukitan strukural,
makin mendangkal. Pada sekitar periode 30 seperti dalam bentuk perbukitan sesar dan
juta tahun yang lalu, atau pertengahan masa perbukitan lipatan yang diiringi dengan
Oligosen, sebagian besar dari Kepulauan munculnya rangkaian gunung api aktif di
Indonesia masih berupa lautan dengan sepanjang perbukitan tersebut. Kegiatan
cekungan sedimentasi dan hanya sebagian tektonis dan vulkanis ini kemudian berlanjut
kecil berupa daratan yang membentuk di sepanjang Pulau Jawa dengan arah barat-
pulau-pulau. Akan tetapi pada awal Miosen, timur hingga sampai di Kepulauan Nusa
laut dalam yang memisahkan kepulauan Tenggara dan Kepulauan Banda. Pergerakan
yang berasal dari Benua Eurasia di utara kegiatan pembentukan gunung api ini
dan kepulauan yang berasal dari Gondwana juga terus berlanjut secara memanjang
(Australia) di selatan semakin mendangkal. ke Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.
Pendangkalan tersebut diikuti oleh proses Pada akhirnya bersamaan dengan kegiatan
kenaikan muka laut atau transgresi. pergerakan kelahiran gunung berapi tersebut
Akibatnya sebagian besar daratan Sumatera, terjadi pula perkembangan pembentukan
Kalimantan, dan Jawa yang semula masih daratan yang semakin luas sejak masa
tenggelam menjadi laut dangkal. Sulawesi Pliosen hingga awal Pleistosen yang terjadi
pada saat itu sudah mulai terbentuk, pada sekitar 1,8 juta tahun yang lalu, atau
sementara Papua sudah mulai bergeser ke disebut juga sejak masa Pliosen hingga masa
utara. Kondisi perkembangan paleografis awal Pleistosen. Pada masa inilah puncak
sepanjang Masa Miosen atau sekitar 15 juta perkembangan pembentukan Kepulauan
14 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
Indonesia terjadi pada kedudukan sebagai banyak ditemukan dalam berbagai sumber
pulau-pulau yang kemudian terwujud seperti tertulis. Lebih-lebih sejak pertengahan abad
dalam bentuk yang sekarang ini. ke-20 sampai masa kini data-data sejarah
Dari gambaran sejarah dari perspektif gempa bumi makin mudah untuk diperoleh
kajian Paleografis dan Paleogeologis seiring dengan perkembangan era informasi.
tersebut di atas maka dapat dipahami
tentang adanya hubungan antara kondisi GEMPABUMI DI INDONESIA PADA MASA
geografis dan geologis tektonis dan vulkanis KOLONIAL
yang dimiliki Pulau Sumatra dan pulau- Menurut Encylopaedi van Nederlandsh-
pulau lain yang terbentang dari Indonesia Indie (1917:2), terdapat beberapa peristiwa
bagian barat sampai Indonesia bagian bencana gempa bumi yang terjadi di
timur. Perkembangan keberadaan wilayah Indonesia pada masa pemerintahan Hindia
Kepulauan Indonesia sebagai wilayah tektonis Belanda. Peristiwa bencana gempa bumi
dan vulkanis erat terkait dengan seringnya tersebut terjadi hampir di seluruh wilayah
terjadi bencana gempa bumi, tsunami, Hindia Belanda, baik itu di wilayah barat,
letusan gunung api dan juga bencana tengah, dan timur. Di wilayah Indonesia
alam lainnya. Perkembangan geografis bagian barat antara lain terjadi di Padang
tersebut diatas dengan demikian mampu (1826), Tapanuli (1892), Kerinci (1900),
menggambarkan fenomena kesejarahan Simeuleu (1907) dan Bengkulu (1914). Di
bencana gempa bumi di kepulauan wilayah Indonesia bagian tengah antara lain
Indonesia semenjak masa lampau. Gambaran terjadi di Maos (1823), Wonosobo (1824),
umum sejarah kegempabumian di Indonesia Cirebon (1847), Semarang (1856), Ambarawa
semenjak masa pra-sejarah dan masa sejarah (1865), Jawa Tengah dan Yogyakarta (1867),
juga menjadi lebih jelas kesinambungannya. Salatiga (1872), Cianjur (1879) dan Sukabumi
Demikian juga halnya sejarah gempa dari (1900). Di wilayah Indonesia bagian timur
masa kuna, masa kolonial, dan masa setelah antara lain terjadi di Ambon (1644, 1674,
kemerdekaan hingga masa kini. 1835, 1898), Maluku (1857), Seram (1890),
Sesuai dengan perkembangan kajian Kupang (1881) dan Sangir (1913).
seismografi, yang sudah berlangsung Dari data tersebut di atas, dapat disimak
sejak masa kolonial, pencatatan peristiwa betapa banyak bencana gempa bumi
kegempaan dan bencana yang ditimbulkan yang pernah melanda wilayah Indonesia.
pada masa kolonial dapat ditelusuri melalui Hal tersebut dapat menjelaskan mengapa
sumber dokumentasi yang ada pada masa bahwa gempa bumi telah menjadi salah
itu. Sejak awal abad ke-19 sampai awal abad satu bencana alam yang sering terjadi
ke-20, pencatatan gempabumi di Indonesia di Indonesia. Kajian terhadap dampak
dalam batas tertentu tersedia dalam bentuk gempa yang terjadi di Indonesia menjadi
dokumen arsip, laporan pemerintah, surat menarik untuk dilakukan. Khususnya kajian
kabar, majalah, dan tulisan monografis pada terkait dampaknya terhadap kehidupan
periode tersebut. Pada periode kemerdekaan masyarakat Indonesia sejak masa lampau.
sampai masa kini, catatan mengenai bencana Kajian gempa bumi dari perspektif sejarah
gempa bumi dan bencana alam lainnya lebih diharapkan dapat mengungkap bagaimana
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 15
lempeng yang tertekan akan termampatkan massa di tepian barat Sumatra ke arah
sebesar beberapa meter. Karena massa baratdaya searah dengan sumbu palung.
batuan mempunyai batas maksimal Sebagian besar pemampatan kerak bumi
untuk dapat menahan tekanan ini maka terjadi pada tepian Sumatra di bawah wilayah
akumulasi tekanan ini harus dilepaskan perairan barat, di mana di atasnya terdapat
secara periodik. Ibaratnya seperti per yang gugusan pulau-pulau busur luar, yaitu mulai
ditekan maka pada akhirnya akan bergerak dari Pulau Simelue, Nias, Siberut, Sipora,
melenting. Proses ini disebut sebagai Pagai, sampai ke Pulau Enggano. Kerak Lautan
proses deformasi elastik. Proses pergerakan Hindia menunjam mulai dari batas palung
lempeng ini juga membuat kerak bumi ke bawah. Bidang batas kontak lempeng
menjadi makin terbelah-belah. Jalur-jalur pada zona penunjaman ini disebut sebagai
belahannya disebut sebagai jalur rekahan zona subduksi. Tekanan akibat pemampatan
bumi (“fractures”); apabila jalur rekahan ini lempeng ini terkonsentrasi pada bagian
bergerak maka disebut sebagai jalur sesar atas dari zona subduksi ini karena bidang
atau patahan. Sebagian besar akumulasi kontaknya terkunci mulai dari palung sampai
tekanan atau energi elastik dilepaskan pada kedalaman sekitar 30-50 km, yaitu di bawah
pergerakan pada batas lempeng lautan yang gais pantai barat Sumatera. Kuncian ini yang
menunjam dan lempeng benua di atasnya; menyebabkan gerakan lempeng terakumulasi
sebagian lagi dilepaskan dalam pergerakan di zona kuncian menjadi akumulasi energi
sesar baik pada lempeng benua ataupun elastik. Dari waktu kewaktu akumulasi tekanan
pada lempeng lautan. Pergerakan bumi terus meningkat sampai akhirnya melewati
inilah yang membangkitkan gempabumi batas maksimal daya kuncian (“coefficient
atau gelombang seismik. Itulah sebabnya friction”) dari bidang kontak tersebut
kenapa di wilayah Sumatra sering terjadi sehingga massa batuan di atas bidang kontak
gempabumi. bergerak tiba-tiba melenting berlawanan
arah dengan arah tekanan, yaitu ke arah luar
Ada sumber gempa di bawah laut dan ada atau Lautan Hindia. Gerak lentingan inilah
yang di darat yang membangkitkan gelombang kejut atau
Kerak lautan Hindia menabrak tepian kerak dikenal sebagai gempabumi. Bidang kontak
benua Sumatera kemudian menunjam di bagian atas zona subduksi disebut sebagai
di bawahnya dengan kecepatan 5 - 6 cm megathrust, sehingga gempanya disebut
per-tahun Jawa (Bock, 2003; Chlieh et al., sebagai gempa megathrust.
2008; Tregoning et al., 1994). Arah gerakan Tekanan lateral yang mendorong
lempeng samudra ini tidak tegak lurus massa batuan di tepian barat Sumatera ke
terhadap palung Sumatera tapi miring ke arah baratdaya dalam proses yang sangat
arah utara sehingga disepanjang tepian panjang pada akhirnya menyebabkan
Sumatera tekanan lempeng ini terbagi terbentuknya jalur sesar besar di daratan
menjadi dua macam tekanan, yaitu tekanan yang membelah dua Pulau Sumatera di
yang memampatkan massa batuan dengan sepanjang zona pegunungan Bukit Barisan
arah kurang lebih tegak lurus palung, dan yang membentang mulai dari wilayah Aceh
tekanan yang mendorong secara lateral sampai Selat Sunda. Jalur sesar besar ini
18 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
dikenal sebagai Sesar Sumatera. Jadi Sesar gempabumi adalah sebuah bidang (sesar)
Sumatera terbentuk karena alam perlu bukan berupa titik (ledak) seperti bom.
mengakomodasi pergerakan lempeng yang Proses akumulasi tekanan regangan
lateral. pada jalur sesar ataupun pada zona
Sesar adalah bidang atau zona rekahan subduksi dan peristiwa pelepasan tiba-tiba
pada kerak bumi dimana bagian bumi di dari tekanannya ini disebut sebagai proses
kedua sisi rekahan tersebut bergerak relatif siklus gempa. Jadi masing-masing sesar
terhadap satu dengan yang lainnya. Pada mempunyai siklus gempa dengan perioda
Sesar Sumatra bagian bumi sebelah barat ulang gempa tertentu. Lamanya perioda
bergerak secara lateral ke arah baratdaya ulang gempa tergantung dari kecepatan
sekitar 1-2 cm pertahun relatif terhadap gerak relatif dua blok yang terpisahkan oleh
bagian bumi di timurnya. Seperti halnya jalur sesar tersebut dan besarnya karakteristik
yang terjadi pada megathrust, dua bagian besar gempa yang dikeluarkan. Makin cepat
bumi pada kedua sisi patahan tersebut gerakannya akan makin sering gempanya;
terekat satu sama lain oleh tekanan dan makin besar karakteristik gempanya
gaya friksi permukaannya sehingga ketika akan membuat semakin lama waktu yang
dua sisi itu terus bergerak secara perlahan- dibutuhkan untuk mengumpulkan energi
lahan bidang sesarnya tetap merekat kuat regangannya; Demikian pula sebaliknya.
sehingga tekanan pada bidang ini akan Orang dapat memperkirakan tingginya
terus meningkat sampai akhirnya akumulasi kemungkinan terjadi gempa lagi di masa
tekanan melampaui gaya rekat atau daya datang apabila mengetahui kapan gempa
kunciannya sehingga bidang rekahan besar terakhir dan berapa lama siklus atau
tersebut pecah dan bergerak secara tiba- kisaran waktu perioda ulangnya.
tiba melepaskan semua tekanan (Yeats et Sebagai informasi tambahan, akibat
al., 1997), dimana bagian bumi sebelah adanya gradient geothermal atau kenakan
barat akan melenting ke arah baratdaya suhu bumi dengan bertambahnya
sedangkan bagian bumi sebelah timur akan kedalaman, maka pada kedalaman sekitar
melenting ke tenggara. Peristiwa pecahnya 30 sampai 50 kilometeran, suhu disekitar
dan pergerakan tiba-tiba pada bidang bidang kontak zona subduksi mencapai 300-
patahan menimbulkan gelombang kejut 400°C sehingga di bawah kedalaman ini
(shock waves) yang kemudian menjalar sesuai dengan hukum termodinamika tidak
ke semua arah dan menggetarkan bumi lagi memungkinkan terjadinya akumulasi
di sekitarnya yang dirasakan sebagai energi elastik. Dengan kata lain di bawah
gempabumi. Proses pensesaran inilah yang kedalaman ini lempeng yang menunjam
menjadi sumber utama dari gempa-gempa bergeseran dengan lempeng di atasnya
di daratan Sumatera. Setelah gempa terjadi tanpa terkunci, sehingga umumnya tidak
bidang sesar kembali mengunci dan secara berpotensi untuk menghasilkan gempa-
perlahan tapi pasti kembali mengakumulasi gempa besar. Zona subduksi di bagian yang
tekanan regangan untuk satu saat nanti lebih dalam ini dikenal sebagai zona Benioff.
kembali dilepaskan sebagai gempabumi. Menerus ke bawah, pada kedalaman antara
Jadi perlu dipahami bahwa sumber 150-200 km, suhu bumi bertambah panas
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 19
dekat dengan sumber gempa pembangkit Kedua gempa ini menghasilkan tsunami
tsunami tersebut. besar yang melanda wilayah perairan
Perlu digarisbawahi bahwa sebelum Sumatra barat dan Bengkulu, termasuk Kota
terjadi gempa-tsunami aceh tahun 2004, Padang. Di khatulistiwa, gempa besar terkhir
sebagian besar penduduk Sumatera dan terjadi tahun 1935 dengan kekuatan gempa
bahkan seluruh Indonesia tidak mengenal M 7.7. Gempa ini menyebabkan kerusakan
tsunami. Padahal bencana gempa-tsunami yang cukup parah di Telo, kota Kecamatan
ini sebenarnya sudah berkali-kali terjadi di Kep. Batu dan juga wilayah sekitarnya. Di
dimasa lalu. Namun kelihatannya sejarah beberapa tempat di Kep. Batu dilaporkan
bencana masa lalu ini, walaupun sebenarnya juga adanya kenaikan airlaut ketika gempa,
tercatat dalam laporan-laporan dahulu, tidak namun tidak dilaporkan adanya kerusakan
terpublikasikan dengan baik ke masyarakat serius dan korban jiwa akibat gelombang
luas sehingga masyarakat tidak dapat laut yang naik ini. Di utara khatulistiwa,
mengambil pelajaran dari pengalaman masa gempa dan tsunami besar pernah terjadi
lalunya. di wilayah Nias-Simelue pada tahun 1861
Di Selatan khatulistiwa, di wilayah pesisir dengan kekuatan diperkirakan lebih dari
pantai Sumatra barat dan Bengkulu gempa M8.5. dalam laporan tercatat bahwa tsunami
besar pernah terjadi tahun 1833 dan pada gempa 1861 ini cukup besar (Newcomb and
tahun 1797 dengan kekuatan M8.9 dan M8.7. McCann, 1987; Wichmann, 1918).
22 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
Kemudian pada tahun 1907 terjadi dari udara, artinya jalur sesar dapat dilihat
bencana tsunami besar di wilayah Simelue lebih jelas pada foto udara, peta citra satelit
dan Nias. Meskipun gempa megathrust 1907 atau peta topografi dengan resolusi cukup
tidak terlalu besar (M7.6) namun tsunami yang tinggi. Sesar Sumatra yang mempunyai
dibangkitkan mencapai tinggi gelombang mekanisme pergerakan sesar geser atau
lebih dari 10 meter di pantai barat dan Utara pergerakan mendatar mempunyai bidang
Simelue, yang untuk wilayah ini dua kali lebih yang tegak lurus permukaan sehingga
besar dari tinggi tsunami yang terjadi pada nampak dari atas berupa kelurusan jalur
waktu peristiwa tsunami Aceh tahun 2004 di rekahan yang membelah bumi, ditandai
wilayah ini yang hanya mencapai 5 meteran. oleh tebing-tebing bidang sesar, kelurusan
Konon, bencana tsunami tahun 1907 ini lembah dan punggungan bukit, dan juga
menelan korban lebih dari separuh penduduk pergeseran alur-alur sungai di sepanjang
Pulau Simelue. Bencana tsunami tahun 1907 jalurnya (Gambar 6 dan 7). Oleh karena itu,
inilah yang kemudian melahirkan istilah jalur sesar ini dapat dipetakan (McCalpin,
“SMONG”, bahasa lokal penduduk Simelue 1996; Sieh and Natawidjaja, 2000; Yeats et
untuk tsunami. Para orang tua yang selamat al., 1997).
dari tsunami tahun 1907 , bahkan ada yang Peta sesar aktif adalah peta dari lokasi
masih hidup pada tahun 2004, menceritakan jalur sesar di permukaan bumi yang
tragedi bencana alam ini pada anaknya. Inti merupakan proyeksi garis pertemuan
nasehatnya sederhana: “apabila nanti air laut antara bidang sesar dan permukaan
tiba-tiba surut sampai jauh ke tengah maka tanah. Namun pemetaan jalur sesar yang
itulah tandanya smong akan datang, larilah masih aktif tidak selalu mudah. Misalnya di
cepat ke bukit, selamatkan jiwa dan tinggalkan landskap yang semuanya dilandasi oleh
saja harta benda”. Terbukti, pesan para orang lapisan geologi tua, tidak ada lapisan muda,
tua ini telah menyelamatkan banyak jiwa waktu maka identifikasi keaktifan suatu jalur sesar
terjadi tsunami Aceh tahun 2004. menjadi tidak mudah karena tidak ada
referensi keaktifan pergerakan. Kemudian,
Gempabumi darat di Pegunungan Bukit bentukan-bentukan landskap yang
Barisan berhubungan dengan pergerakan sesar
Memetakan jalur sesar aktif juga tidak selalu ada karena tergantung dari
Seperti yang sudah diuraikan di atas, mana yang lebih dominan antara laju-gerak
Sesar Sumatra terbentuk karena adanya sesar dan kecepatan erosi dan sedimentasi.
pergerakan lateral akibat arah penunjaman oleh karena itu, untuk sesar-sesar dengan
lempeng yang miring (Katili and Hehuwat, laju gerak (“sliprate”) yang rendah maka
1967; Sieh and Natawidjaja, 2000). Jalur indikasi bentukan alamnya bisa tidak
Sesar Sumatra yang masih aktif bergerak terlihat dipermukaan karena sudah tererosi
ini sebenarnya kasat mata apabila orang atau tertimbun sedimentasi (Burbank and
memahami bentukan morfologi bentang Anderson, 2001). Sesar disebut aktif atau
alam yang berkaitan proses pergerakan sesar berpotensi menghasilkan gempa apabila
dan proses-proses alam di permukaan. Akan memperlihatkan indikasi pergerakan pada
lebih mudah kalau kita dapat melihatnya masa Holosen (Tabel 1). Apabila hanya
24 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
diketahui ada indikasi pergerakan pada punggungan Sumatra atau Pegunungan Bukit
Zaman Kuarter maka disebut sebagai sesar Barisan. Keberadaannya menjadi ancaman
kapabel, atau berpotensi aktif. bencana gempa untuk wilayah yang dilaluinya,
Sieh and Natawidaja [2000] adalah yang terutama untuk wilayah dengan populasi dan
pertama memetakan Sesar Sumatra dengan infrastruktur yang padat (Natawidjaja and
cukup detil berdasarkan analisa geomorfologi Triyoso, 2007a).
dari peta topografi skala 1:50.000 dan foto
udara stereo skala 1:100.000; juga dibantu Sejarah gempa
oleh citra landsat sehingga sudah memadai Dalam kurun waktu sejarah 200 tahun
untuk diaplikasikan ke mitigasi bencana. terakhir, sudah banyak bencana gempa
Jalur sesar ini dipetakan dengan bantuan besar yang terjadi di sepanjang Sesar
GIS (Geographic Information System) Sumatra (Gambar 8). Dokumentasi dari
sehingga hasilnya menjadi lebih akurat dan sejarah gempabumi yang terjadi dari jalur
luwes penggunaannya. Jalur Sesar Sumatra patahan gempa bumi sangat penting untuk
sepanjang 1900 km melintas disepanjang mengevaluasi potensi bencananya. Catatan
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 27
sejarah gempa di sepanjang Sesar Sumatra di sepanjang Sesar Sumatra. Artinya sesar
relatif cukup baik untuk kurun 100 tahun berpotensi mengeluarkan 1-2 kali gempa
terakhir. Tidak mudah untuk mengumpulkan besar setiap dekade. Potensi ini termasuk
data catatan kejadian gempa ini karena sangat tinggi.
datanya tersebar di berbagai media. Ada Meskipun demikian, sejarah gempabumi
yang informasinya cukup banyak ada juga dan lokasi geografis jalur sesar ini tidak
yang sangat sedikit. Di beberapa wilayah banyak diketahui oleh masyarakat, sehingga
Sumatra sudah pernah dilakukan studi ancaman bencana yang serius ini belum
lapangan dengan menelusuri jejak-jejak dari mendapat perhatian yang cukup dan
bencana gempa masa lalu dari para saksi belum diperhitungkan dalam rencana
mata yang masih hidup tentang kerusakan pembangunan wilayah (RTRW) ataupun
dan fenomena dari gempa-gempa tersebut. dalam peraturan standar bangunan (building
Dari data ini kita dapat menganalisa di mana code). Gempa-gempa besar terakhir adalah
segmen sesar yang pecah dan bergerak gempa Liwa tahun 1994 (M6.9), gempa
ketika gempabumi terjadi kemudian dibuat di utara Danau Kerinci tahun 1995 (M7.0),
peta sejarah kegempaan dan lokasi dari gempa kembar di Singkarak-Solok pada
masing-masing kejadian gempanya seperti tanggal 6 Maret tahun 2007 (M6.3 dan M6.4),
terlihat pada Gambar 5 (Natawidjaja et gempa di selatan Danau Kerinci tahun 2009
al., 1995; Natawidjaja, 1994; Untung et (M6.6), dan gempa Takengon di dekat Danau
al., 1985). Sejak tahun 1890-an sudah Lot Tawar pada tahun 2012 (M6.4).
sebanyak 21 kali gempa besar yang terjadi
28 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
Hanya tiga bulan setelah gempa antenna GPS, sehingga alat penerima
26 Desember 2004, terjadi lagi gempa data GPS (“receiver”) mencatat jarak
megathrust segmen Nias-Simelue, yaitu antara antenna dengan satelit-satelit yang
pada tgl 25 Maret 2005 dengan kekuatan tertangkap sinyalnya. Posisi dari satelit-satelit
Mw 8.7. Uniknya, gempa 2005 kembali tersebut setiap saat dapat diketahui dengan
mengangkat Pulau Simelue namun sekarang sangat akurat, sehingga posisi dari lokasi
bagian selatannya yang terangkat sampai GPS setiap saat dapat diketahui. Dengan
1.5 meter (Gambar 15). Jadi bagian selatan cara ini maka besarnya laju dan arah dari
Pulau Simelue tidak ikut terangkat ketika pemampatan kerak (tekanan tektonik) pada
gempa tahun 2004, tapi terangkat ketika saat sebelum gempabumi dapat dihitung.
gempa tahun 2005. Sehingga akhirnya Demikian juga apabila terjadi gempa maka
kombinasi dua gempa tahun 2004 dan 2005 besarnya pergerakan dari lokasi GPS dapat
mengangkat seluruh Pulau Simelue dari diketahui. Orang dapat juga mengukur
ujung utara sampai selatan secara merata pergerakan dengan cara mengukur titik-titik
sebesar 1.5 meter. monument geodesi yang telah dipasang di
Dokumentasi besarnya pengangkatan dan berbagai lokasi dengan peralatan mobile
penurunan tanah ini dibuat berdasarkan GPS. Dengan cara ini maka orang dapat
pengukuran teliti dari posisi koral-koral menghitung besarnya pergerakan pada
berjenis koral masif mikroatol sebelum dan waktu gempa, yaitu jarak dari titik monument
setelah gempa. Koral ini dapat dipakai untuk sebelum dan setelah gempabumi.
mengukur besar perubahan muka laut (akibat Di Pulau Nias, gempa 2005 mengangkat
gempa) karena bagian pertumbuhannya bagian pantai barat Nias sampai 3(tiga)
sangat sensitif terhadap perubahan muka meter (Gambar 18 Pelabuhan Sirombu
airlaut. Batas atas pertumbuhan koral jenis termasuk yang terangkatsampai 3 meter
ini tidak dapat melebihi tinggi air laut surut sehingga setelah gempa pelabuhan ini
paling rendah dalam setahunnya. setelah sudah tidak bisa berfungsi lagi (Gambar
permukaan koral mikroatol mencapai batas 19). Namun pantai timur Nias, termasuk
airlaut maka akan tumbuh ke samping. Jadi Kota Gunung Sitoli, tidak mengalami
pada prinsipnya kita besar pengangkatan pengangkatan, bahkan wilayah di lebih
atau penurunan diukur dari beda tinggi ke timurnya lagi sebaliknya mengalami
rekaman jejak muka laut pada koral sebelum penurunan atau penenggelaman seketika.
dan setelah gempa (Gambar 16). Kondisi ini menyebabkan wilayah Pulau
Selain dari koral mikroatol dan citra Nias seperti menjungkit searah jarum
satelit, pergerakan mukabumi ini juga jam dengan sumbu putar di pantai
terekam di statsiun-statsiun GPS (kontinyu) timur Nias terus ke utara melewati selat
(Gambar 17). Alat GPS ini dapat merekam antara Pulau Bangkaru dan P. Banyak
pergerakan bumi dari titil lokasi antenna (Gambar 20). Wilayah yang yang termasuk
GPS dengan sangat akurat (ketelitian sub- mengalami penurunan akibat gempa
mm pertahun). Prinsipnya, sejumlah satelit adalah Desa Haloban dan Pulau Bale
GPS yang mengitari bumi memancarkan yang turun mendadak masing-masing
gelombang yang dapat ditangkap oleh sebesar 70 centimeter dan 100 centimeter,
36 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
Indrapuri yang mulai didirikan di masa Aceh Darussalam yang menurut penelitian
Kerajaan Samudra Pasai, dan kemudian sejarah adalah satu kerajaan yang benar-
direnovasi lagi ketika masa pemerintahan benar didirikan baru, bukan terusan dari
Aceh Darussalam pada Abad 17. Oleh Kerajaan Samudra Pasai. Demikian juga
karena itu, dalam masa sejarah wilayah Aceh bencana tsunami tahun 2004 mengakibatkan
sudah mengalami tiga kali bencana besar perubahan besar pada tatanan sosial
tsunami termasuk yang terakhir tahun 2004. dan politik di tanah rencong ini. Sejarah
Yang sangat menarik, siklus bencana juga mencatat tentang kedatangan para
tsunami terlihat berkaitan erat dengan penjelajah terkenal di Aceh sebelum tsunami
perubahan zaman. Bencana tsunami 1450, yaitu: Marcopolo dan Ibnu batutah.
tahun 1450-an Masehi berkaitan dengan Bahkan Syekh maulana Malik Ibrahim,
keruntuhan dan menghilangnya kerajaan penghulu Wali Sanga berdiam di Aceh,
Samudra Pasai digantikan oleh Kerajaan sebelum pergi ke tanah Jawa pada tahun
38 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
ATAS
Kegiatan survey pengukuran pengangkatan tektonik oleh
Tim Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan California
Institute of Technology. Karang laut di zona pasang-surut di
utara Pulau Simelue yang terangkat 110 cm ketika gempa
Aceh tahun 2004.
BAWAH
Wilayah Pelabuhan Sinabang di selatan Pulau Simelue yang
terangkat sampai 1.5 meter ketika gempa tahun 2005 (Photo
diambil oleh D.H. Natawidjaja dan K.Sieh dari helicopter)
40 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
ATAS
Gambar 16A Mempergunakan
koral porites mikroatol untuk
mengukur naik dan turunnya
daratan/pantai. Prinsipnya: koral
mati kalau berada di atas muka
laut. A. Koral tidak terangkat
seluruhnya sehingga hanya
bagian atasnya saja yang mati.
Besar naiknya pantai diukur dari
bagian atas mikroatol sampai
bagian koral yang masih hidup.
B. Koral terangkat seluruhnya
sehingga mati total. Besarnya
pengangkatan diukur dari
bagian atas koral mati sampai
muka air-laut (surut). C. Pantai
turun sehingga koral mikroatol
tenggelam. Besarnya pantai turun
diukur dari permukaan koral
ke muka laut. (dimodifikasi dari
Briggs et all (2006).
BAWAH
Gambar 16B Contoh koral
mikroatoll yang terangkat ketika
gempa tahun 2004.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 41
ATAS
Gambar 18 Photo pantai Nias yang terangkat 3
meter. Terumbu karang yang banyak tumbuh pada
paparan pasang-surut ini kebanyakan mati karena
terangkat ke atas air (foto diambil dari helicopter oleh
D.H.Natawidjaja dan K.Sieh tahun 2005)
BAWAH
Gambar 19 Pelabuhan Sirombu di pantai barat Nias
terangkat sampai 3 meter ketika gempabumi tahun
2005 sehingga tidak berfungsi lagi.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 43
BAWAH
Rumah-rumah yang ambruk di
Gunung sitoli ketika Gempa Nias
tahun 2005 (Foto Eka T.Putranto -
Badan Geologi).
46 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
1390-an Masehi. Yang menjadi masalah, yang menjadi sumber gempa di daratan. Ada
kenapa sejarah tsunami ini hilang sehingga segmen Sesar Tripa yang membelah bumi
masyarakat tidak tahu akan bencana tsunami. mulai dari wilayah Kutacane ke Blangkejeran
kemudian sampai ke wilayah Perlak. Segmen
Sumber gempa di daratan Aceh Tripa ini ke utara disambung oleh Segmen
Setelah bencana gempa-tsunami tahun Sesar Aceh ke arah Lhok Kuala dan terus ke
2004, semua orang menjadi paham tentang Tangse. Di Tangse jalur sesar bercabang dua,
bahaya siklus bencana tsunami; Namun yang satu menuju arah Kota Banda Aceh dan
belum banyak yang memahami bahwa yang lainnya melewati lereng barat Gunung
sebenarnya wilayah Aceh tidak hanya rawan Seulimeun terus menuju ke Kota Sabang.
oleh bencana gempa tsunami dari lepas Selain itu, ada Sesar Batee yang mengiris
pantai tapi juga oleh jalur-jalur Sesar Sumatra Bumi aceh mulai dari pantai barat kemudian
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 47
Gambar 25 Lokasi
jalur-jalur sesar aktif
di daratan Nanggroe
Aceh Darussalam
(dikembangkan dari
Sieh and Natawidjaja,
2000).
bersatu dengan Segmen Sesar Aceh wilayah kekuatan dari Mw 6.0 sampai M 7.2 (Gambar
pegunungan Bukit Barisan. Kemudian ada 26). Gempa darat terakhir terjadi tahun
Sesar Oreng yang menuju ke arah Kota Lhok 2013 (Mw6.1) di Takengon dekat Danau
Seumawe, dan Sesar-sesar di wilayah Danau Lot Tawar. Apabila jalur-jalur gempa bumi
Lot Tawar dan Kota Takengon. ini tidak diperhitungkan dalam mitigasi
Lokasi jalur-jalur gempa darat ini bencana, desain tata ruang serta penetapan
ditandai oleh tingkat seismisitas yang peraturan kode bangunan tahan gempa,
tinggi dari data rekaman berbagai jaringan maka di masa datang dapat terjadi lagi
alat seismograf (Gambar 25). Selain itu, bencana yang memakan banyak korban.
sebenarnya sudah banyak laporan atau
catatan tentang bencana gempa darat
merusak sejak awal abad 19 dengan kisaran
48 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
Mungkin jumlah korban yang sedikit inilah gempa dahulu dari data penelitian koral
yang membuat bencana tsunami ini tidak mikroatol (Natawidjaja et al., 2006).
diangap peristiwa yang terlalu penting oleh Tsunami besar yang dibangkitkan oleh
masyarakat setempat; tidak seperti halnya gempa merusak banyak lokasi di wilayah
bencana smong di Simelue pada tahun 1907. Bengkulu, Pulau Cinco, Indrapura, Padang,
dan Pariaman. Tsunami yang terjadi di Padang
Gempa-tsunami tahun 1833 menghanyutkan banyak kapal bersama
Tahun 1833 terjadi lagi gempa besar yang jangkarnya dan sebagian kapal hilang terbawa
guncangannya terasa sampai 5 menit di arus. Di pantai, hempasan tsunami mencapai
Bengkulu dan sekitar 3 menit di Padang. ketinggian 3-4 m. Dermaga dan bangunan
Goncangan sangat kuat di wilayah sepanjang pelabuhan di Bengkulu tersapu ludes oleh
pantai dari Bengkulu sampai Pariaman tsunami, dan beberapa kapal terhempas
dan juga di kepulauan Pagai. Di Pariaman ke darat. Di Pariaman, dilaporkan tsunami
goncangan demikian kuat sehingga tidak didahului surutnya air laut. Gelombang
ada orang yang bisa berdiri. Kerusakan menghempaskan kapal-kapal dari tempat
besar terjadi di Padang dan Bengkulu, tapi tambatnya. Di Pulau Cinco, tsunami menyapu
yang lebih parah di Bengkulu. Dilaporkan beberapa rumah dan orang. Di Indrapura, di
seluruh struktur bangunan rusak berat, utara Kota Bengkulu, tsunami yang dahsyat
termasuk benteng dan menara hancur total. menerjang daratan membanjari daratan
Di Padang, rumah-rumah kayu tetap berdiri, rendah, dan satu kampung luluh-lantak.
tapi banyak rumah tembok rusak parah. Di Seorang ibu beserta anaknya terbawa
Sumatra bagian timur, kerusakan bangunan tsunami dan hilang, tapi banyak orang yang
dilaporkan sampai ke Kota Palembang. bisa menyelamatkan diri dengan memanjat
Guncangan juga dilaporkan terasa sampai ke pohon, menunggu sampai pagi. Namun
Singapura dan Jawa. Terjadi banyak rekahan disebutkan tidak ada korban meninggal di
tanah selebar 2 kaki di Pariaman, dan juga Bengkulu dan hanya satu orang di Padang.
banyak retakan-retkan tanah di sepanjang Pusat Kota Bengkulu memang termasuk
pantai antara Pariaman dan Padang, dan cukup aman terhadap tsunami karena
di pinggiran sungai di Padang. Lama lokasinya cukup tinggi dari muka laut. Kota
goncangan gempa dan luasnya cakupan Padang seperti halnya yang dilaporkan ketika
serta hebatnya kerusakan yang ditimbulkan, gempa-tsunami tahun 1797 korbannya sedikit
mengindikasikan bahwa sumber gempanya karena ketika itu perumahan yang berada di
sangat besar. Fakta bahwa kerusakan lebih sepanjang pantai masih sedikit dan pusat kota
parah terjadi di Bengkulu dari pada di Padang masih berada di wilayah bagian utara sungai,
mengindikasikan bahwa sumber gempanya sampai sekitar 1 km ke arah darat. Tsunami
lebih dekat ke Bengkulu, atau berasal dari juga dilaporkan sampai di Pulau Seychelles
segmen megathrust yang berada di bawah yang berada sekitar 5000 km dari pantai
Kepulauan Pagai, tidak sampai ke Siberut barat Sumatra ke arah lautan Hindia, tinggi
(pulau yang berhadapan dengan Padang). tsunaminya sekitar 1-2 meter, seperti tsunami
Petunjuk sejarah ini dikonfirmasi dengan yang terjadi di sana ketika gempa-tsunami di
penelitian paleoseismologi atau kejadian Aceh-Andaman tahun 2004.
52 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
pada tahun 1797. Meskipun demikian catatan kejadian gempabumi. Angka menunjukan
besar pengangkatan dalam centimeter. Grafis
sejarah menunjukkan bahwa gelombang
diambil dari Sieh, Natawidjaja dkk (2008).
laut mencapai ketinggian 3-4 meter di Pantai
Padang, yang tentunya cukup untuk menyapu setelah gempa. Runtuhnya dam alam di puncak
wilayah pantai sampai beberapa ratus meter Gunung Kaba di Bengkulu menyebabkan
ke darat. Tapi kelihatannya tidak melanda banjir di lembah-lembah di lereng sebelah
banyak perumahan yang di daerah hulu tenggaranya. Banjir bandang ini menyebabkan
sungai seperti terlihat di peta tahun 1828 hilangnya 90 orang penduduk. Satu kampung
(Gambar 28). tenggelam oleh banjir yang dalamnya sampai
Dua gunung berapi, Marapi dan Kerinci, 20 kaki (~6 meter) dan meninggalkan timbunan
dilaporkan memperlihatkan kenaikan aktivitas lumpur sedalam 7 kaki (2 m lebih).
54 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
ATAS
Gambar 32 Pengangkatan koral-koral di zona pasang
surut yang terjadi pada gempa tahun 2007 di pantai
barat Pulau Pagai selatan (foto diambil dari helicopter
oleh D.H.Natawidjaja dan K.Sieh tahun 2007).
BAWAH
Gambar 33 Contoh lokasi yang sangat rawan terhadap
tsunami di wilayah Pariaman karena lokasi perumahan
penduduk terperangkap ditengah aliran sungai dan
pantai (Foto D.H. Natawidjaja dan K.Sieh, 2007).
56 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
akumulasi energinya dan belum selesai akan sangat sukar untuk menyelamatkan
memuntahkan semuanya. Gempa tahun diri karena terperangkap diantara pantai
2007 yang kemudian diikuti oleh gempa dan sungai besar di belakangnya. Kondisi
tahun 2010 merupakan bagian pelepasan seperti ini sudah terjadi di desa, dekat
energi dari segmen Mentawai ini (Gambar Pelabuhan Sikakap di Pulau Pagai selatan,
32). Gempa 2010, walaupun skala dimana ketika dilanda tsunami tahun 2010,
magnitudonya hanya Mw 7.7 (=7.7 SR) sekitar 100 orang dari 200 orang penghuni
namun membangkitkan tsunami dengan desa sekaligus tewas.
ketinggian mencapai 15 meter. Hal ini
disebabkan karena gempa 2010 adalah Gempa darat: Sesar Sumatra di tanah minang
gempa khusus yang disebut sebagai gempa Sama seperti wilayah Aceh, selain ancaman
tsunami (“tsunami earthquake”) atau disebut gempa-tsunami dari perairan barat, wilayah
juga gempa perlahan atau “slow earthquake” Provinsi Sumatera Barat juga dilalui oleh
atau disebut juga “silent earthquake”. Tipe jalur Sesar Sumatra yang melewati wilayah
gempa ini biasa terjadi di dekat wilayah Bonjol, Bukittingg--Padang Panjang,
palung laut dalam dan goncangannya kemudian membelah lereng barat Gunung
tidak keras tapi gerakan gempanya jauh Merapi terus ke Danau Singkarak, Danau
lebih besar dari gempa normal sehingga Diatas dan Dibawah, dan menerus terus ke
mengangkat dasar laut dan sekaligus selatan (Gambar 34). Sesar Sumatra ini dapat
volume air yang lebih besar. Gempa 2010 dikenali dari kenampakan bentang alam di
memakan korban jiwa sampai 500 orang. sepanjang jalurnya. Jalur ini ditandai oleh
Dari memetakan luas sumber gempa kenampakan bentang alam khusus akibat
dan besarnya akumulasi energi regangan interaksi antara proses pergerakan tektonik
dapat diperkirakan bahwa setelah dikurangi dengan proses erosi dan sedimentasi.
besar akumulasi yang dilepaskan pada Bentang-alam jalur sesar di wilayah
kejadian gempabumi tahun 2007 dan 2010 Sumatra Barat ini berupa gawir-gawir sesar
masih tersisa kekuatan gempa sebesar di dataran dan kelurusan dan pembelokan
sekitar M 8.8 (8.8 SR) di bawah Pulau lembah-lembah sungai yang dalam di
Siberut, Sipora, dan Pagai Utara (Gambar wilayah Sungai Ngarai Sianok. Fenomena
32). Segmen Mentawai yang akan menjadi spektakuler dari pergerakan sesar adalah
sumber gempa-tsunami di masa datang Danau Singkarak yang terkenal sangat indah.
ini lokasinya persis berada di depan Kota Danau ini terbentuk karena pergerakan
Padang dan Pariaman. Inilah yang menjadi sesar dengan arah berlawanan pada dua
alasan utama kenapa Kota Padang menjadi jalur segmen sehingga setiap kali ada
fokus mitigasi tsunami dalam satu dekade gempa akan terjadi bukaan dan penurunan
terakhir ini sampai sekarang. Perhatian tanah di lokasi danau ini (Gambar 35). Setiap
lebih harus di berikan pada lokasi- lokasi gempa akan menambah besar dan panjang
yang mempunyai potensi rawan tsunami danau. Apabila dirataratakan kecepatan
yang sangat besar. Seperti contohnya pada pergerakan sesar yang membuka danau ini
foto di Gambar 33, apabila suatu saat nanti adalah sekitar 14 mm pertahun. Proses ini
dilanda gelombang tsunami penduduknya sudah terjadi sekitar 2 juta tahun lamanya
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 57
sehingga terbentuklah danau indah yang memecahkan segmen Sumani dan Sianok.
sekarang panjangnya mencapai sekitar 30 Jadi gempa 2007 adalah perulangan gempa
kilometeran (Sieh dan Natawidjaja, 2000). pada segmen yang sama dari gempa tahun
Dari Selatan Danau Singkarak sampai 1926.
Solok, jalur Sesar Sumatra dicirikan oleh Gempa Singkarak 6 Maret 2007
kenampakan bukit-bukit yang memanjang Pada pagi hari 6 Maret 2007, dua gempa
dengan tinggi beberapa meter sampai besar (Mw 6.4 dan 6.3) terjadi pada dua buah
puluhan meter. Terus selatan, jalur sesar segmen Sesar Sumatra di wilayah Danau
melewati lereng timur Gunung Talang Singkarak, Sumatra Barat (Gambar 37). Gempa
kemudian berakhir melengkung searah pertama terjadi ~pukul 10:50am, dan gempa
jarum jam di bagian timur Danau Diatas. kedua terjadi pukul ~12:50 siang. Durasi
Lokasi ini menandai ujung selatang dari goncangan dari gempa utama yang pertama
segmen Sumani. Jadi Danau singakarak sekitar 20 detik. Dilaporkan oleh banyak
terbentuk diantara segmen Sianok dan orang di Padang dan Padang Panjang bahwa
Sumani, sedangkan Danau Diatas dan gempa yang pertama didahului oleh gempa
Dibawah diantara segmen Sumani dan pendahuluan yang cukup kuat beberapa
Suliti (Gambar 34). Danau Diatas ini juga puluh menit sebelum gempa utama. Artinya
merupakan kaldera gunung api tua, jadi gempa utama yang pertama didahului oleh
proses pembentukannya tidak hanya gempa-gempa “pre-shock”.
berkaitan dengan proses tektonik tapi juga Dua gempa besar beruntun ini
kombinasi dengan proses vulkanik. menyebabkan korban jiwa lebih dari 70
Sudah banyak kejadian gempabumi orang dan merusakan banyak rumah dan
merusak yang terjadi di sepanjang jalur bangunan. Orang yang kebetulan berada di
Sesar Sumatera ini, seperti terlihat pada hotel bertingkat tinggi di Padang melaporkan
titik-titik episenter gempa darat data katalog bahwa gempa ini goncangannya terasa
gempa yang didokumentasikan sejak sangat menakutkan. Mereka merasakan
awal Abad 19 (Gambar 36). Tiga gempa bahwa bangunan hotel berguncang dan
terbesar tercatat dalam sejarah terjadi pada mengeluarkan suara berderit-derit, kemudian
tahun 1926, 1943, dan terakhir tahun 2007 ada terlihat beberapa retakan pada dinding.
(Gambar 37). Uniknya, tiga bencana gempa Goncangan juga terasa sampai di Singapore,
bumi ini merupakan gempa kembar karena terutama oleh orang-orang yang berada di
masing-masing terjadi dalam dua pukulan bangunan tingkat tinggi. Hal ini membuat
gempa utama secara beruntun, hanya orang lebih waspada tentang efek merusak
dipisahkan oleh jeda waktu sekitar 3 sampai dari gempa besar pada kota-kota metropolis
5 jam. Gempa yang pertama selalu dimulai meskipun jauh dari sumbernya.
dari selatan, baru kemudian menyusul Jalur rekahan sesar dari gempa yang
gempa kedua dari segmen di utaranya. pertama (Mw6.4) ditemukan di wilayah
Gempa tahun 1926 memecahkan segmen selatan dari Danau Singkarak sepanjang
Sumani dan Sianok, gempa tahun 1941 15 km. Pergerakan tanah pada patahan
memecahkan segmen Suliti dan Sumani, dan bervariasi dari beberapa cm sampai sekitar
yang terakhir gempa tahun 2007 kembali 24 cm dengan arah pergerakan horisontal –
58 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
ATAS
Gambar 36 Data episenter
gempabumi di wilayah Sumatera
Barat dari berbagai Katalog
Gempabumi.
BAWAH
Gambar 37 Lokasi episenter gempa
6 Maret 2007 dan lokasi patahan
gempa dari sejarah gempa yang
terjadi pada tahun 1926 dan 1943
di wilayah ini. Ke tiga kejadian
gempa ini sama-sama mempunyai
gempa yang kembar. Pada tahun
1926, gempa pertama terjadi
di segmen patahan Sumani di
selatan D.Singkarak, kemudian
3 jam kemudian gempa kedua
terjadi di segmen patahan Sianok
di utaranya D. Singkarak. Pada
tahun 1943, gempa pertama terjadi
pada segmen Suliti di Selatannya
D. Dibawah, disusul oleh gempa
kedua, 4 jam kemudian, yang terjadi
pada segmen Patahan Sumani di
utaranya D. Dibawah. Terlihat bahwa
sumber gempa-gempa ini dikontrol
oleh segmentasi sesar. Data dari
Natawidjaja dkk (1995) dan Untung
dkk (1985)
60 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
Gambar 41 Longsoran/amblasan
yang terjadi di tepi timur dari danau
Singkarak. (photo: Danny Hilman –
survey Maret 2007)
terjadi pada badan jalan kereta api yang Di ujung utara Danau Singkarak
terletak di sebelah timur dari jalur utama ditemukan banyak rekahan berarah utama-
rekahan gempa. Badan jalan kereta api yang timurlaut. Kenampakan jalur rekahan nya yang
berarah utara-selatan terlihat mengalami melengkung dengan arah gerak vertikal dan
pemampatan (”buckling”) dan deformasi ke arah danau menunjukkan bahwa rekahan
menyamping (”shearing”) di beberapa ini dipengaruhi ketidak stabilan lereng
tempat, terutama di sepanjang 3.5 km sewaktu digoncang gempa. Keberadaan
di dekat Desa Sumani di Selatan danau rekahan ini kemungkinan berkaitan dengan
Singkarak (Gambar 39). Penduduk setempat mekanisme pensesaran normal yang
memberi kesaksian bahwa pada waktu membentuk Danau Singkarak dalam kurun
gempa badan jalan kereta api ini bergerak waktu 2 (dua) juta tahun lamanya. Rumah-
(bergoyang) ke kanan dan kiri berulang- rumah yang dilalui rekahan ini menjadi rusak
ulang dengan sangat kuat. berat (Gambar 40). Di bagian barat danau
62 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
ATAS
Gambar 43 Kenampakan tebing Sesar Sumatra di Desa Koto
Gadang. Di depannya dibangun percontohan rumah tahan
gempa (photo: Danny Hilman ketika survey bulan Juni 2007)
BAWAH
Gambar 44 jalur rekahan gempa yang memotong jalan dan
kanal di samping mesjid Koto Gadang.
64 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
ATAS
Gambar 46 Jalur rekahan gempa yang melewati mesjid dan sekolah dasar di
Koto Gadang. Garis putus-putus merah adalah jalur rekahan. (photo: Danny
Hilman)
BAWAH
Gambar 47 Kerusakan yang terjadi pada rumah di lokasi 100 mter dari jalur
rekahan gempa. Rumah hamper ambruk karena konstruksi tiangnya tidak
seimbang dibandingkan dengan beban lantai 2 dan atapnya. (photo: Danny
Hilman ketika survey bulan Juni 2007)
66 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
Gadang ini dulu pernah rusak berat juga Koto Gadang. Pada gempa tahun 2007 ini
ketika gempa tahun 1926. Namun karena juga tidak ada banyak kerusakan di utaranya
ketidaktahuan, mesjid didirikan lagi di Koto Gadang. Artinya, ada kemungkinan
lokasi sama. Sekarang mesjid besar Koto bahwa segmen sesar dari utara Koto
Gadang sudah dibangun kembali tapi Gadang sampai daerah Bonjol belum
lokasinya digeser sekitar 20 meter menjauhi pernah bergerak, atau masih menyimpan
jalur sesar. Lokasi dari Sekolah Dasar Koto energi gempa yang cukup besar, sehingga
Gadang yang berada di sebelah mesjid patut diwaspadai kemungkinannya terjadi
juga persis berada di jalur rekahan gempa lagi gempa besar pada segmen di uatara
sehingga mengalami rusak parah dan tidak Koto Gadang ini dikemudian hari.
bisa dipakai lagi (Gambar 46). Untungnya
ketika gempabumi kedua terjadi (pkl 12:50) PRINSIP MITIGASI BENCANA GEMPABUMI
anak sekolah sudah pulang sehingga Undang Undang Republik Indonesia Nomor
tidak ada korban jiwa. Sayangnya, sekolah 24 Tahun 2007 yang dikeluarkan pada bulan
ini setelah gempa masih dibangun lagi April 2007 merupakan awal dari era baru
ditempat yang sama. dalam mitigasi bencana alam di Indonesia.
Kerusakan lain yang banyak terjadi Di masa sebelumnya, usaha mitigasi bencana
adalah akibat gerakan tanah yang dipicu alam belum dilaksanakan sepenuhnya secara
oleh goncangan gempa. Gerakan tanah ini sistematis, terorganisasi, dan bertanggung
biasanya terjadi pada wilayah tanah yang jawab. Sekarang mitigasi bencana alam
kurang stabil, seperti pada lereng-lereng bukan lagi sekadar anjuran dan himbauan,
bukit dan pinggiran sungai atau danau. tapi sudah merupakan kewajiban untuk
Sisanya yang rusak adalah bangunan dan melaksanakannya. Namun karena pada
rumah-rumah yang konstruksinya kurang masa sebelumnya kegiatan pengkajian alam
baik atau tidak tahan digoncang meskipun Indonesia sebagian besar untuk eksplorasi
letaknya cukup jauh dari jalur sesar gempa sumber daya alam, sedikit sekali dilakukan
(Gambar 47). Sebuah hotel paling besar pengkajian potensi bencana alamnya, maka
di Bukit Tinggi (Novotel) dikabarkan tidak sekarang ini data potensi sumber bencana
bisa beroperasi setelah gempa. alam di Indonesia masih minim. Dengan mulai
Wilayah kerusakan gempa tahun 2007 ini maraknya usaha mitigasi bencana alam hal ini
sangat mirip dengan dokumentasi laporan menjadi kendala utama. Sayangnya banyak
kerusakan yang pernah terjadi pada gempa orang yang beranggapan bahwa data sumber
tahun 1926, yaitu dari Kota Solok sampai bencana sudah cukup sehingga hanya
dengan Koto Gadang. Baik gempa 1926 dan perlu untuk menuangkannya saja dalam
gempa 2007 sama-sama terjadi dalam dua pelaksanaan mitigasi bencana alam.
gempa besar yang terjadi beruntun pada Satu falsafah dasar dalam mitigasi
segmen sesar yang sama dan juga dimulai bencana alam adalah bahwa dengan lajunya
dari selatan, hanya kekuatan gempa 1926 pertumbuhan penduduk dan pembangunan
diperkirakan lebih besar. Baik pada gempa maka ancaman bencana alam menjadi
tahun 1926 dan gempa tahun 2007 tidak semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena
dilaporkan adanya kerusakan serius di utara akan semakin banyak populasi manusia
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 67
yang tadinya tidak atau sedkit dihuni. Jadi Fault Avoidance Zone) dari patahan aktif:
20 meter di kanan-kiri jalur patahan. Grafis
tujuan sangat penting dalam mengurangi
di adopsi dari ”Planning for Development
dampak bencana alam adalah dengan
of Land on or Close to Active Faults” di
memasukkan faktor bencana alam dalam New Zealand oleh Kerr dan Nathan (2003)
perencanaan pembangunan dan perluasan dan Becker dan Saunders (2005).
wilayah. Disamping itu juga membuat
usaha-usaha untuk mengurangi kerawanan tingkat bahayanya sangat tinggi tapi kalau
bencana bagi wilayah yang kadung ada di wilayah tersebut tidak dihuni manusia
wilayah rawan bencana. dan tidak ada infrastruktur maka risikonya
Mitigasi bencana alam adalah usaha menjadi nol. Sebaliknya, walaupun tingkat
untuk menghindari atau meminimalkan bahayanya sedang-sedang saja tapi kalau
efek bencana dari kejadian alam terhadap berada di wilayah yang populasinya padat
manusia dan lingkungan hidupnya. dan infrastruktur yang rawan maka risikonya
Dalam hal ini dua faktor utama yang harus dapat menjadi tinggi. Mitigasi bencana biasa
diperhitungkan adalah tingkat bahaya atau juga disebut sebagai usaha pengurangan
“hazards” dan tingkat risiko atau “risks”. risiko bencana (“disaster risk reduction”).
Bahaya adalah kuantifikasi kekuatan atau Jadi mitigasi bencana hanya dapat
tingkat ancaman dari suatu bencana; dilakukan dengan efisien dan efektif apabila
Sedangan risiko adalah seberapa besarnya berbagai faktor bahaya dan risikonya sudah
efek yang dapat ditimbulkan oleh adanya teridentifikasi dan terkuantifikasi dengan
bahaya. Jadi walaupun di satu wilayah baik.
68 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
gempa (seismic hazard) yang dibuat dengan hazard analysis” - PSHA). Metoda DSHA
sebaik-baiknya. Peta seismic hazard yang adalah peta zonasi goncangan gempa
kualitasnya kurang baik akan membuat yang dibuat berdasarkan efek goncangan
peraturan kode bangunannya kurang tepat, maksimal dari satu sumber gempabumi
dan pada gilirannya akan membahayakan atau jalur sesar aktif yang paling yang
keselamatan publik apabila estimasi paling berpotensial untuk menimbulkan
hazardnya dibawah yang seharusnya. bencana di wilayah yang bersangkutan. Cara
Sebaliknya estimasi seismic hazard yang ini terutama baik dilakukan untuk wilayah
terlalu tinggi akan membuat biaya konstruksi yang kebetulan dilintasi atau berada dekat
membengkak tidak perlu. dengan jalur sesar aktif. Metoda PSHA
Pada intinya besar goncangan gempa adalah peta zonasi gempa yang dibuat
berbanding lurus dengan kekuatan berdasarkan gabungan efek dari semua
gempa di sumber (magnitudo gempa - sumber gempabumi yang ada di wilayah
SR) dan berbanding terbalik dengan jarak bersangkutan yang di jumlahkan dengan
dari lokasi ke sumber. Jadi makin besar memakai perhitungan probabilitas. Artinya,
kekuatan gempanya akan makin besar semua gempabumi yang dapat terjadi pada
goncangannya, sebaliknya makin jauh setiap sumber gempanya diperhitungkan
jarak dari lokasi ke sumber gempa akan dan dikuantifikasikan.
makin kecil goncangannya. Faktor lain
yang mempengaruhi besar goncangan Peta Probabilistic Seismic Hazards
adalah kondisi tanah/geologi di lokasi Indonesia pertama kali mempunyai peta
yang bersangkutan. Tanah gembur hazard gempa pada tahun 1983, yaitu
misalnya akan memberikan amplifikasi dalam Peraturan Perencanaan Tahan Gempa
pada gelombang seismik yang datang; Indonesia untuk Gedung (PPTI-UG 1983).
sebaliknya tanah keras dapat meredam Peta gempa ini kemudian diperbaharui
gelombang seismik yang datang. Besaran pada tahun 2002 dengan keluarnya Tata
seismic hazard biasanya dinyatakan dalam Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
besar percepatan gravitasi (g). Besar Bangunan Gedung SNI 03-1726-2002.
koefisien seismic hazard pada tanah Terakhir, pada tahun 2010, peta zonasi
fondasi batuan dasar umumnya dinyatakan gempa PSHA dari SNI 03-1726-2002 ini
dalam “Peak Ground Accelleration (PGA)”. direvisi kembali oleh tim nasional yang terdiri
Sedangkan besar koefisien seismic hazard dari para ahli lintas instansi dari berbagai
untuk bangunan (yang mempunyai keilmuan terkait bidang kegempaan di
frekuensi tertentu) biasanya dinyatakan bawah koordinasi Kementerian Pekerjaan
dalam “spectral acceleration (SA)” Umum. Tim ini sering disebut sebagai
Ada dua jenis metoda pembuatan Tim 9, beranggautakan sebagai berikut;
peta seismic hazard; Yang pertama adalah Ketua Prof.DR. Masyhur Irsyam, MSE., PhD.
yang dibuat dengan cara deterministik (Geoteknik Kegempaan-ITB), Wakil Ketua
(“deterministic seismic hazard analysis”- DR. Wayan Sengara, MSCE., PhD. (Geoteknik
DSHA), dan yang kedua adalah dengan Kegempaan-ITB), Sekretaris Fahmi Aldiamar,
cara probabilistik (“probabilistic seismic MT. (Geoteknik Kegempaan-PU), Anggota
70 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
DR. Danny Hilman Natawidjaja (Geologi- semakin tinggi nilai hazardnya tapi semakin
LIPI), Prof. DR. Sri Widiyantoro (Seismologi- kecil kemungkinan terjadinya dalam satu
ITB), DR. Wahyu Triyoso (Seismologi-ITB), Ir. perioda tertentu.
Engkon Kertapati (Geologi-Badan Geologi), Terlihat dalam peta PSHA bahwa untuk
DR. Irwan Meilano (Crustal Deformation- Pulau Sumatra wilayah yang mempunyai
ITB), Drs. Suhardjono (Seismologi- nilai seismic hazard tinggi adalah di
BMKG), Ir. M. Asrurifak, MT. (Geoteknik bagian sebelah barat, yaitu mulai dari
Kegempaan-ITB), dan Ir. M. Ridwan, Dipl. zona pegunungan bukit barisan. Terlihat
E. Eng. (Geologi-PU). Tim 9 merupakan Tim bahwa untuk daratan, indeks seismic hazard
Nasional yang pertama kalinya terbentuk tertinggi adalah di sepanjang jalur Sesar
untuk Revisi Peta Zonasi Gempa Indonesia. Sumatra (Gambar 49a-b, 50, 51). Indeks
Sebelumnya peta zonasi gempa indonesia seismic hazard untuk pulau-pulau di busur
dibuat oleh perseorangan atau kelompok- barat Sumatra juga tinggi karena letaknya
kelompok saja sehingga peta gempa yang berada di atas zona sesar megathrust.
dihasilkan menjadi banyak versi dan tanpa Di Aceh, (hampir) semua wilayah
standar kualitas yang jelas. Peta PSHA tahun mempunyai indeks seismic hazard lebih
2010 dari Tim 9 kemudian diadopsi dan besar atau sama dengan 0.2 g untuk PSHA
dituangkan kedalam SNI 03-1726-2012 dengan return period 500 tahun atau 0.3g
tentang Tatacara Perencanaan Ketahanan untuk PSHA dengan return period 2500
Gempa untuk Struktur Gedung dan Non tahun. Wilayah di sepanjang jalur Sesar
Gedung yang dikeluarkan oleh Badan Sumatra dan di pantai barat, termasuk Kota
Standarisasi Nasional (BSN). SNI-03-1726- Banda Aceh dan Sabang, bahkan mencapai
2012 ini menggantikan SNI 03-1726-2002. 0.4g untuk PSHA dengan return period
Peta PSHA biasa direpresentasikan 500 tahun atau 0.6g untuk PSHA dengan
dalam beberapa level probabilitas hazard. return period 2500 tahun. Pulau Simelue
Yang paling umum adalah level probabilitas yang berada di atas megathrust mempunyai
dengan perioda ulang (“return period”) indeks seismic hazard 0.6g untuk PSHA
500 tahun dan 2500 tahun (Gambar 49a,b). dengan return period 500 tahun atau 1.2g
Peta PSHA dengan perioda ulang 500 tahun untuk PSHA dengan return period 2500
berarti nilai hazardnya (yang dinyatakan tahun.
dalam percepatan gravitasi g) mempunyai Di Sumatera Barat, wilayah pesisir barat
kemungkinan terlampaui 10% dalam 50 termasuk Kota Padang dan Pariaman
tahun. Dengan kata lain berarti sekitar 90% mempunyai indeks seismic hazard 0.3
kemungkinannya nilai hazard tersebut tidak sampai 0.4g untuk PSHA dengan return
akan terlampaui dalam masa 50 tahun. Peta period 500 tahun atau 0.5 sampai 0.6g
PSHA dengan perioda ulang 2500 tahun untuk PSHA dengan return period 2500
artinya nilai hazardnya (yang dinyatakan tahun. Untuk wilayah di Pegunungan Bukit
dalam percepatan gravitasi g) mempunyai Barisan di zona Sesar Sumatera, termasuk
kemungkinan terlampaui 2% dalam 50 Kota Bukit Tinggi, Padang Panjang, dan
tahun. Jadi semakin besar level probabilitas Solok; indeks seismic hazard-nya mencapai
atau perioda ulang yang dipakai akan kisaran dari 0.7 sampai 1.0g untuk PSHA
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 71
ATAS
Gambar 49a Peta zonasi bahaya gempa
Indonesia dalam Probabilistic Seismic Hazard
Analysis (PSHA) dengan perioda ulang 500
dengan return period 500 tahun atau lebih tahun (probabilitas terlampaui 10% dalam
dari 1.0g untuk PSHA dengan return period 50 tahun) . Indeks seismic hazard dinyatakan
dalam satuan percepatan gravitasi (g). Peta
2500 tahun. Indeks hazard untuk wilayah
ini dipublikasikan pada pertengahan tahun
jalur Sesar Sumatera di Aceh lebih rendah
2010 dan kemudian menjadi bagian dari SNI
dibanding di Sumatera Barat ini karena laju 03-1726-2012 tentang Tatacara Perencanaan
gerak sesar-nya diasumsikan lebih rendah Ketahanan Gempa untuk Struktur Gedung
yang di wilayah Aceh sewaktu pembuatan dan Non Gedung.
peta PSHA pada tahun 2010. Namun
BAWAH
penelitian terakhir menunjukkan bahwa laju
Gambar 49b. Peta zonasi bahaya gempa
gerak Sesar Sumatera di wilayah Aceh sama
Indonesia dalam Probabilistic Seismic
besarnya dengan yang di Sumatera Barat, Hazard Analysis (PSHA) dengan perioda
bahkan bisa lebih besar (Bradley, accepted ulang 2500 tahun (probabilitas terlampaui
Nov.2016; Natawidjaja, in progres 2015). 2% dalam 50 tahun).
72 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
KIRI
Gambar 51a Detil zonasi gempa PSHA
dengan return period 500 tahun untuk
wilayah rovinsi Sumatera Barat sesuai
dengan Peta PSHA Indonesia tahun
2010 (SNI 03-1726-2012).
KANAN
Gambar 51b Detil zonasi gempa PSHA
dengan return period 2500 tahun
untuk wilayah rovinsi Sumatera Barat
sesuai dengan Peta PSHA Indonesia
tahun 2010 (SNI 03-1726-2012).
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 75
I Tidak terasa
IV Terasa di dalam rumah seperti ada truk berat lewat, atau sep- RENDAH
erti ada barang berat yang membentur dinding. Benda yang (Kerusakan Ringan)
tergantung bergoyang, sendok dalam gelas menimbulkan 0.015-0.02
bunyi, pintu & jendela berayun, dinding dan rangka rumah
berbunyi.
Sejarah Bencana
Gempa Bumi Di
Sumatera
S E J A R A H G E M PA B U M I D I A C E H
ATAS
Gambar 2.1 Peta Administrasi Provinsi
Aceh (Badan Informasi Geospasial)
BAWAH
Gambar 2.2 Peta Kejadian Gempa
Merusak di Provinsi Aceh (BMKG, 2015)
78 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA
Gambar 2.6. (a) Grafik Seismogram berada sekitar 82 km. Gempabumi ini
yang tercatat di Kota Osaka di terjadi di sekitar utara dari Pulau Aceh
Jepang (Kanamori dkk, 2010). (b)
di Kabupaten Aceh Besar (BWRA, 2016;
Peta intensitas gempa dalam skala
IRIS, 2016);
MMI yang dipetakan oleh Newcomb
dan McCann (1987).
5.
Pa d a 2 N o v e m b e r 2 0 0 2 , t e r j a d i
gempabumi dengan kekuatan 7.4 Mw
dengan kedalaman sumber 31 km,
lokasi di dekat Kepulauan Nias di Provinsi dengan pusat gempa berada di sekitar
Sumatera Utara dan Pulau Simeulue di timur dari pantai Pulau Simeulue (Gambar
Provinsi Aceh. 4). Pada peristiwa gempabumi ini,
2. G empabumi pada 23 Agustus Tahun terdapat sekitar 1.875 rumah masyarakat
1936 yang terjadi di sekitar sebelah barat yang rusak, 2 orang meninggal dunia,
dari Pantai Aceh Besar dengan kekuatan dan 127 orang menderita luka-luka
7.3 Ms dengan kedalaman sumber (Tim Editor Atlas dan Geografi, 2007).
sekitar 40 km (www.earthquakes24.com). Gambar 2.7 Peta Gempabumi 2
Gempabumi tersebut dapat dirasakan November 2002 di Pulau Simeulue dan
hingga ke Binjai di Sumatera Utara. disertai dengan Peta sebaran intensitas
Sebuah tsunami kecil terjadi menyusul gempabumi dalam skala MMI. Tanda
peristiwa gempabumi tersebut. Akibat bintang melambangkan lokasi sumber
gempabumi tersebut diperkirakan terjadi gempabumi (Sumber: USGS, 2002).
tsunami kecil yang melanda di sekitar 6.
Pa d a 2 6 D e s e m b e r 2 0 0 4 t e r j a d i
sumber gempabumi yang berdekatan gempabumi 9.1 Mw yang disertai
(Murty dan Rafiq, 1991). Jumlah korban tsunami dahsyat yang merusak sebagian
jiwa diperkirakan 9 jiwa (Soetardjo dkk, b e s a r ko t a - ko t a p a n t a i d i A c e h ,
1985). seperti Banda Aceh, Calang, Teunom,
3. Gempabumi pada Juni Tahun 1963 Meulaboh, Sinabang, dan beberapa
(BWRA, 2016); kota kecamatan lainnya di Aceh. Jumlah
4. Gempabumi pada 4 April 1983 dengan korban jiwa diperkirakan mencapai
6.5 Mb dengan sumber gempabumi 230.000 jiwa yang terdata di lebih dari
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 81
ATAS
Gambar 2.8 Masjid Baiturrahim di
Kecamatan Meuraxa-Banda Aceh,
Masjid yang bertahan pada
waktu terjadi gempa besar di Aceh
pada tahun 2004.
TENGAH
Gambar 2.9 Foto Longsoran Tanah
akibat Gempa di Aceh Tengah
tahun 2004.waktu terjadi gempa
besar di Aceh pada tahun 2004.
BAWAH
Gambar 2.11 Permukiman
Relokasi Korban Bencana gempa
tahun 2004 di Provinsi Nangroe
Aceh Darussalam
Gambar 2.12
Sebaran intensitas
gempabumi yang
terjadi pada 11
April 2012 yang
dicatat oleh USGS
(USGS, 2012).
10. Pada 2 Juli 2013, terjadi gempabumi report.com, 2013). Getaran gempabumi
di darat di sekitar Kota Takengon di tersebut turut dirasakan hingga ke Banda
Kabupaten Aceh Tengah dengan Aceh yang berjarak sekitar 320 km dari
kekuatan 6,1 Mw yang mengakibatkan sumber gempabumi.
kerusakan di dua Kabupaten,
yaitu Kabupaten Aceh Tengah dan Melihat uraian di atas, maka dapat dipastikan
Bener Meriah. Sumber gempabumi bahwa gempabumi memiliki catatan
diperkirakan berada pada kedalaman sejarah yang cukup panjang di Aceh dan
sekitar 10 km dan dikategorikan sebagai telah mengakibatkan ratusan ribu jiwa
g e m p a b u m i d a n g ka l . D i l a p o r ka n meninggal dunia akibatnya. Akibat dari
sejumlah kerusakan parah akibat gempabumi di Aceh terutama yang terjadi
gempabumi tersebut serta 39 warga pada 26 Desember 2004 dan 2 Juli 2013
dilaporkan tewas akibat gempabumi akan diuraikan lebih lanjut pada bagian
tersebut dan sekitar 4000 unit rumah selanjutnya. Catatan panjang gempabumi
lebih mengalami kerusakan dengan di Aceh tersebut tidak terlepas dari kondisi
berbagai tingkat kerusakan (Earthquake- tektonik yang senantiasa aktif dan dinamis.
84 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA
sebagian desa-desa pantai yang berada di Tahun 1843 dan Tahun 1852
(Newcomb dan McCann, 1987).
Pulau Nias dan Pulau Batu di Sumatera Utara.
Diperkirakan terdapat korban jiwa dalam
jumlah ribuan orang karena gempabumi 1861, dan 26 April 1861. Gambar 24 berikut
yang disertai tsunami tersebut. Bidang runtuh menggambarkan intensitas goncangan
akibat gempabumi tersebut diduga memiliki gempabumi tersebut yang sumbernya
kemiripan dengan gempabumi yang terjadi diperkirakan berada di sekitar Kepulauan
di Tahun 2005. Setelah peristiwa gempabumi Nias (Newcomb dan McCan, 1987). Semakin
16 Pebruari 1861, tercatat beberapa kali gelap arsiran pada gambar tersebut
gempabumi yang selisih waktunya tidak memperlihatkan semakin kuat intensitas
terlalu jauh namun juga dirasakan oleh gempabumi yang dirasakan pada wilayah
masyarakat di sekitar Kepulauan Nias, seperti yang diarsir.
gempabuimi pada 9 Maret 1861, 7 April
86 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA
Gempabumi Nias 25 Maret 2005 di Aceh dan Pulau Batu di bagian selatan
Gempabumi berkekuatan 8,6 Mw terjadi dari Kepulauan Nias. Tercatat setidaknya 915
pada sekitar Pukul 23.00 WIB pada 25 jiwa meninggal dunia akibat gempabumi
Maret 2005 dengan episenter gempabumi ini dan ribuan rumah dan fasilitas publik
berada pada kedalaman sekitar 30 km rusak akibat gempabumi yang disertai
dan berada di sekitar Kepulauan Banyak oleh tsunami tersebut. Jumlah korban
di Provinsi Aceh (EERI, 2005). Gempabumi jiwa terbesar tercatat berada di Kota
tersebut menimbulkan kerusakan yang Gunungsitoli.
cukup parah pada sebagian kota-kota di Banyak warga pada saat terjadinya
Kabupaten Singkil di Provinsi Aceh dan di gempabumi tersebut sedang beristirahat
Kepulauan Nias. Meskipun epicenternya karena telah menjelang tengah malam.
berada di Kepulauan Banyak, namun bidang Gempabumi tersebut dirasakan oleh warga
runtuh yang diakibatkan oleh gempabumi berlangsung sekitar 2 menit.
tersebut meliputi wilayah yang cukup luas Gambar 25, memperlihatkan bidang
di Kepulauan Nias. Gempabumi ini juga keruntuhan (rupture area) yang terjadi
disertai oleh gelombang tsunami yang karena Gempabumi 28 Maret 2005
menjalar hingga mencapai Pulau Simeulue tersebut. Tanda bintang menandakan
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 87
seperti untuk kawasan wisata, lapangan Hal serupa juga ditemukan di Sirombu
bola, dan lahan pelabuhan. Gambar 27 di Kabupaten Nias Barat. Gambar 28
memperlihatkan perbandingan garis pantai memperlihatkan majunya garis pantai di
di sekitar Pantai Lahewa di Kabupaten Nias lokasi sekitar Pelabuhan Sirombu setelah
Utara sebelum dan sesudah terjadinya gempabumi 2005. Akibat kenaikan daratan
gempabumi tahun 2005 tersebut. tersebut, elevasi dermaga Pelabuhan
G a m b a r d i at a s m e m p e r l i h at ka n Sirombu yang lama tidak sesuai lagi untuk
bagaimana daratan utama Pulau Nias maju didarati oleh Kapal karena telah terlalu
disebabkan karena naiknya daratan akibat tinggi dan berada di daratan. Untuk
gempabumi. Bagian muara juga mengalami menanggulangi hal tersebut saat ini telah
kemajuan ke arah laut. Pada gambar bagian dibangun pelabuhan baru yang dermaganya
bawah dapat juga dilihat penambahan telah menyesuaikan dengan bentuk garis
jumlah rumah warga di tahun 2013. pantai yang baru.
90 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA
Gambar 2.22
Perbandingan garis
pantai di Lahewa-
Kabupaten Nias Utara
sebelum terjadinya
gempa 2005 (atas) dan
2013 (gambar bawah).
Gambar 2.23
Perubahan garis pantai
di Pantai Sirombu
akibat peristiwa uplift
yang dipicu oleh
Gempabumi 8,6 Mw
pada 28 Maret 2005.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 91
ATAS
Gambar 2.24 Peta Kejadian gempa yang
merusak di Sumatera Utara
BAWAH
Gambar 2.25 Peta Dampak Peta di
Sumatera Utara
92 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA
SEJARAH GEMPABUMI SUMATERA BARAT ketinggian > 3000 m di atas permukaan laut
DAN JAMBI (dpl). Luas areal yang mempunyai ketinggian
Data Kondisi Fisik Wilayah Provinsi Sumatera 0 sampai 100 m dpl meliputi 1.286.793 ha
Barat dan Provinsi Jambi (30.41%), daerah dengan ketinggian 100 –
500 m dpl mencapai 643.552 ha (15,21%),
Provinsi Sumatera Barat: antara 500 – 1.000 m dpl seluas 1.357.045
Secara geografis, Provinsi Sumatera Barat ha (32,07%), antara 1.000 – 1.500 m dpl
terletak antara 98o 36’-101o 53’ Bujur Timur terdapat 767.117 ha (18,13%), daerah
dan 0 54’ Lintang Utara sampai dengan 3
o o
dengan ketinggian 1.500 – 2.000 m dpl
30’ Lintang Selatan, dengan luas daratan tercatat 113.116,6 Ha (2,67%), dan sisanya
+ 42.297,30 Km dan luas perairan (laut) +
2
daerah dengan ketinggian di atas 2.500 m
52.882,42 Km2 dengan panjang garis pantai dpl.
wilayah daratan + 375 Km ditambah panjang Kondisi topografi tersebut di atas,
garis pantai Kepulauan Mentawai + 1.003 potensi sumberdaya alam yang terdapat di
sehingga total garis pantai keseluruhan Sumatera Barat memiliki berbagai variasi
+ 1.378 Km. Perairan laut ini memiliki intensitas dan penggunaannya. Di dataran
180 pulau-pulau besar dan kecil. Secara rendah intensitas penggunaan lahan lebih
administratif, Provinsi Sumatera Barat terdiri maksimal, sementara itu pada dataran tinggi
dari 19 Kabupaten/Kota (12 Kabupaten dan intensitas penggunaan lahan dihadapkan
7 Kota) yang mempunyai 179 Kecamatan pada faktor pembatas lahan. Untuk
dengan 259 Kelurahan dan 760 Nagari, pemanfaatan lahan secara optimal, harus
dengan batas-batas sebagai berikut: seksama memperhatikan kondisi lahan dan
sebelah Utara dengan Provinsi Sumatera lingkungan. Sehingga tidak terjadi kerusakan
Utara, sebelah Timur dengan Provinsi Riau berdampak negatif untuk masa kini dan
dan Jambi, sebelah Selatan dengan Provinsi yang akan datang. Dataran tinggi sebagian
Bengkulu, dan sebelah Barat berbatasan besar merupakan jajaran perbukitan dan
dengan Samudera Hindia. Peta administrasi pegunungan termasuk rantai Pegunungan
Provinsi Sumatera Barat seperti gambar. Bukit Barisan yang membentang dari Utara
Letak geografis Sumatara Barat tepat hingga Selatan Pulau Sumatera. Lahan
dilalui oleh garis khatulistiwa (garis lintang yang ada pada kawasan perbukitan dan
nol derajat) tepatnya di Kecamatan Bonjol pegunungan tersebut dengan kelerengan di
Kabupaten Pasaman. Karena itu Sumatera atas 40% tercatat 1.017.000 Ha.
Barat mempunyai iklim tropis dengan Provinsi Sumatera Barat adalah salah satu
rata-rata suhu udara 25,78˚C dan rata-rata gerbang masuk ke wilayah barat Indonesia
kelembaban yang tinggi yaitu 86,67% yang didukung oleh prasarana transportasi
dengan tekanan udara rata-rata berkisar darat, laut dan udara yang memadai, seperti
994,69 mb. Pengaruh letak ini, maka menurut jalan nasional Trans Sumatera, Bandara
ketinggiannya, wilayah di Provinsi Sumatera Internasional Minangkabau, dan pelabuhan
Barat sangat bervariasi mulai dari dataran laut internasional Teluk Bayur. Namun secara
rendah di pantai dengan ketinggian 0 m geologis Provinsi Sumatera Barat merupakan
hingga dataran tinggi (pegunungan) dengan daerah rawan gempa bumi, terutama di
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 93
jalur gunung berapi. Hal ini terkait dengan (tujuh) Kota yaitu Kota Padang, Kota Solok,
kondisi fisik Pulau Sumatera sebagai Great Kota Sawahlunto, Kota Payakumbuh, Kota
Sumatra Fault di sepanjang pesisir barat Bukittinggi, Kota Padang Panjang dan
Sumatera dan Mentawai Fault di kepulauan Kota Pariaman. Kabupaten Pasaman Barat,
Mentawai yang saling mendesak sehingga Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten
terjadi gerakan di lempeng besar dan micro Dharmasraya merupakan kabupaten baru.
plate. Kondisi ini menjadi rentan terhadap Pada akhir tahun 2003 terjadi pemekaran 3
bencana alam seperti tanah longsor, letusan (tiga) kabupaten yaitu Kabupaten Pasaman,
gunung berapi, dan gempa bumi yang Kabupaten Solok dan Kabupaten Sawahlunto
berpotensi munculnya gelombang tinggi Sijunjung masing-masing dipecah menjadi
dan/atau tsunami. dua kabupaten baru yaitu Kabupaten
Wilayah administrasi Provinsi Sumatera Pasaman dan Pasaman Barat, Kabupaten
Barat terdiri dari 19 (sembilan belas) Solok dan Solok Selatan, serta Kabupaten
Kabupaten dan Kota yaitu Kabupaten Sawahlunto Sijunjung dengan Kabupaten
Padang Pariaman, Kabupaten Agam, Dharmasraya.
Kabupaten Pa s a m a n , Kabupaten
Pasaman Barat, Kabupaten Lima Puluh 2.3.2 Potensi Bencana Gempabumi
Kota, Kabupaten Sawahlunto-Sijunjung, Sejak Gempabumi besar disertai tsunami
Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok, yang melanda di provinsi Aceh tanggal
Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten 26 Desember 2004, masyarakat mulai
Tanah Datar, Kabupaten Pesisir Selatan dan memahami dan menyadari akan potensi
Kabupaten Kepulauan Mentawai, serta 7 gempa dan tsunami yang dapat terjadi di
94 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA
Gambar 2.17
Peta Administratif
Sumatera Utara
1. Kabupaten Kerinci 3.355,27 Km2 (6,67%) Secara topografis, Provinsi Jambi terdiri atas
2. Kabupaten Bungo 4.659 Km2 (9,25%) 3 (tiga) kelompok variasi ketinggian :
3. Kabupaten Merangin 7.679 Km2 (15,25%) 1.
D aerah dataran rendah 0-100 m
4. Kabupaten Sarolangun 6.184 Km2 (69,1%), berada di wilayah timur sampai
(12,28%) tengah. Daerah dataran rendah ini
5. Kabupaten Batanghari 5.804 Km2 (11,53%) terdapat di Kota Jambi, Kabupaten
6. Kabupaten Muaro Jambi 5.326 Km2 Tanjung Jabung Barat, Kabupaten
(10,58%) Tanjung Jabung Timur, sebagian
7. Kabupaten Tanjab Barat 4.649,85 Km2 Kabupaten Batanghari, Kabupaten
(9,24%) Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten
8. Kabupaten Tanjab Timur 5.445 Km2 Sarolangun dan Kabupaten Merangin
(10,82%) 2. D aerah dataran dengan ketinggian
9. Kabupaten Tebo 6.641 Km2 (13,19%) sedang 100-500 m (16,4%), pada wilayah
10. Kota Jambi 205,43 Km2 (0,41%) tengah. Daerah dengan ketinggian
11. Kota Sungai Penuh 391,5 Km2 (0,78%) sedang ini terdapat di Kabupaten Bungo,
Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun
Secara administratif, jumlah kecamatan dan dan Kabupaten Merangin serta sebagian
desa/kelurahan di Provinsi Jambi tahun 2010 Kabupaten Batanghari; dan
sebanyak 131 Kecamatan dan 1.372 Desa/ 3. Daerah dataran tinggi >500 m (14,5%),
Kelurahan, dimana jumlah Kecamatan dan pada wilayah barat. Daerah pegunungan
Desa/Kelurahan terbanyak di Kabupaten ini terdapat di Kabupaten Kerinci, Kota
Merangin yaitu 24 Kecamatan dan 212 Desa/ Sungai Penuh serta sebagian Kabupaten
Kelurahan. Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten
Sarolangun dan Kabupaten Merangin.
96 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA
Provinsi Jambi memiliki topografi wilayah pengaruh sangat penting secara nasional
yang bervariasi mulai dari ketinggian 0 terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan
meter dpl di bagian timur sampai pada keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya,
ketingian di atas 1.000 meter dpl, ke arah dan/atau Iingkungan, termasuk wilayah yang
barat morfologi lahannya semakin tinggi ditetapkan sebagai warisan dunia. Kawasan
dimana di bagian barat merupakan kawasan strategis nasional yang berada di Provinsi
pegunungan Bukit Barisan yang berbatasan Jambi ditetapkan dengan pertimbangan dari
dengan Provinsi Bengkulu dan Sumatera sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
Barat yang merupakan bagian dari kawasan lingkungan hidup.
Taman Nasional Kerinci Seblat.
POTENSI BENCANA GEMPABUMI
POTENSI WILAYAH Di Provinsi Jambi potensi bencana akibat
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) gempabumi tektonik relatif sangat kecil.
Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Provinsi Jambi tidak dilewati sistem patahan
Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Strategis besar Sumatra sehingga kecil kemungkinan
Nasional adalah wilayah yang penataan terdapat pusat gempa di wilayah Jambi,
ruangnya diprioritaskan karena mempunyai n a m u n m a s i h s a n g at m u n g k i n b i s a
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 97
merasakan gempa-gempa dari wilayah Peristiwa seperti ini pada suatu saat dapat
te rde kat seperti Sumatra Barat da n menimpa kawasan Provinsi Sumatera Barat.
Bengkulu. Jambi juga jauh dari Samudra Karena kawasan ini berada di atas bagian
Hindia yang merupakan zona subduksi lempeng yang dimaksud. yaitu pertemuan
curam yang seringkali menimbulkan Lempeng Australia di selatan, Lempeng
tsunami. Namun untuk gempabumi Euro-Asia di bagian barat dan Lempeng
vulkanik, masih sangat mungkin akan Samudra Pasifik di bagian timur.
terjadi, kita masih ingat pada semburan Tidak hanya bencana gempa, tsunami,
asap dan debu vulkanik dari gunung Kerinci angin ribut, banjir, kekeringan, semburan
pada April 2009 lalu. Guncangan gempa lumpur, tanah longsor yang akan menimpa
vulkanik bersumber dari Kerinci sebagai kawasan ini. Tetapi juga peristiwa lain seperti
salah satu pilar pegunungan Bukit Barisan letusan gunung berapi atau gempa bumi
aktif tidak bisa diremehkan. Lingkaran aktif yang setiap saat akan mengancam jiwa
gunung api Indonesia atau yang dikenal masyarakat. Oleh karena itu kesiapsiagaan
dengan cincin api sangat berpotensi semua pihak dalam mengantisipasi bencana
menimbulkan letusan dahsyat. alam sangat diperlukan. Terutama untuk
Indonesia terletak di wilayah pertemuan mengurangi dampak yang ditimbulkan.
tiga lempeng tektonik yang sangat besar, Gempa bumi merupakan gelombang
yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan yang dipancarkan dari suatu sumber
lempeng Pasific. Masing-masing lempeng elastik yang dilepaskan secara mendadak.
ini bergerak sesuai dengan arahnya masing- Energi elastik tersebut terakumulasi secara
masing selama jutaan tahun. Lempeng bertahap di lokasi sumber gempa dengan
Indo-Australia terhubung pada lempeng kecepatan yang tidak terlalu sama besarnya.
Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Hingga saat ini belum ada ahli yang bisa
Nusatenggara, dan dengan bagian Pasific menetapkan kapan terjadinya suatu gempa.
di utara Papua dan Maluku utara. Di sekitar Para ahli atau ilmuan mencoba untuk
titik pertemuan lempeng tersebut umumnya meramalkan gempa, umumnya dilakukan
terjadi akumulasi energi tabrakan yang melalui dua cara. Pertama mempelajari
dapat terkumpul sehingga pada suatu saat sejarah gempa besar di daerah tertentu dan
lapisan bumi yang di tabrak tidak sanggup kedua memantau laju penumpukan energi
lagi menahannya, patah atau terlepas di suatu lokasi. Namun, Lembaga Penelitian
yang berakibat terjadinya gempa bumi. Geologi AS (United States Geological Study/
Pelepasan energi sesaat ini menimbulkan USGS) menilai metode ini tidak selalu akurat,
berbagai dampak terhadap bangunan gempa yang multiplikator adalah salah satu
karena percepatan gelombang seismik, penghambatnya. Maka dengan mengacu
tsunami, longsor, dan liquefaction. Besarnya pada dasar bencana alam khususnya gempa
dampak gempa bumi terhadap bangunan bumi yang tidak dapat diketahui kapan dan
bergantung pada beberapa hal; diantaranya dimana terjadinya, diperlukan manejemen
adalah skala gempa, jarak episentrum, dan mitigasi bencana guna mempersiapkan
mekanisme sumber, jenis lapisan tanah dan mengurangi dampak yang ditimbulkan
dilokasi bangunan dan kualitas bangunan. dari bencana alam gempa tersebut.
98 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA
Padang Panjang pada puluhan tahun silam. • 1885 29 Juli, Air Bangis, Pasaman,
Akibat gempa ini, ratusan orang meninggal 6.8 SR 6 Februari, Siberut, Selat
dunia dan ribuan rumah roboh. Gempa Mentawai, 130 Km, 7.5 SR, 3 Juni
menimbulkan bencana di sekitar Danau Kambang, Pesisir Selatan, 40Km,
Singkarak, Bukit Tinggi, Danau Maninjau, 7.6 SR
Padang Panjang, Kabupaten Solok, Sawah • 1922 10 April, Padang-Pariaman
Lunto, dan Alahan Panjang. Gempa susulan • 1926 28 Juni, Padang Panjang, 6, 5. SR
mengakibatkan kerusakan pada sebagian • 1943 9 Juni, Singkarak, Solok, 50 Km,
Danau Singkarak. 7.6 SR
Menurut catatan ahli gempa wilayah • 1977 8 Maret , Pasaman, 22 Km, 6.0 SR
Sumatera Barat memiliki siklus 200 tahunan 1981 13 November, Padang, 5, 4
gempa besar yang pada awal abad ke-21 SR.
telah memasuki masa berulangnya siklus. • 2004 16 Februari, Padang Panjang, 56
Berdasarkan data sejarah Gempa Bumi Km, 5.1 SR
Sumatera, dalam 100 tahun terakhir, sudah • 2004 22 Februari , Pesisir Selatan, 42
sekitar 20 gempa besar dan merusak Km, 6, 0 SR, 9 April, Bayang,
terjadi di Zona patahan ini. Gempa pertama Pesisir Selatan, 66 Km, 5.4 SR, 10
tercatat pada masa Perang Paderi (1803- April, Siberut , Selat Mentawai,
1838). 19 Km, 6.7 SR
Gempa besar juga pernah terjadi pada • 2007 6 Maret, Solok, 19 Km, 6.4 SR
14 tahun lalu di Kerinci (Sungai Penuh) • 2007 1 2 September, Pagai Selatan-
dengan skala 7 SR. Akibatnya, 84 orang Enggano, 34Km, 8.4 SR 12
tewas, 558 orang luka berat dan 1.310 September, Lunang, Pesisir
orang luka ringan, serta 7 ribu rumah rusak. Selatan, 35 Km, 7.9 SR, 25
Berikut adalah sejarah gempa yang pernah Februari, Pagai Selatan, 25 Km,
terjadi di Sumatera Barat dan Jambi sejak 6.5 SR, 16 Agustus, Siberut
abad 17 yang dihimpun dari berbagai Selatan, Mentawai, 20 Km, 6.7 SR
sumber. • 2009 30 September, Padang Pariaman,
81 Km, 7.9 SR 1 Oktober, Kerinci,
Catatan Sejarah Gempa yang pernah terjadi 10 SR, 6.6 SR, 6 April 4, Barat
di Sumatera, dari tahun 416–201 Daya Siberut, Mentawai, 31 Km,
7.8 SR
SUMATERA BARAT • 2010
25 Oktober, Pagai Selatan,
• 1797 10 Februari, Padang, Selat Mentawai, 21 Km, 7.7 SR
Mentawai, Tsunami
• 1833 2 4 November, Pagai Selatan- JAMBI
Muko-Muko, 75 KM, 8.3 SR • 1995 6 Oktober , Jambi, 33 KM,6.8 SR
• 1861 1 6 Fe b r u a r i , Ts u , S i b e r u t , • 2009 1 Oktober, Kerinci , 10 SR, 6.6 SR
Mentawai, 70 KM, 8.5 SR
• 1861 25 September, Pesisir Selatan,
6.5 SR
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 101
Berikut adalah rincian masing-masing gempa melaporkan ada 3-4 kali gelombang
di atas: ”pasang-surut” di pelabuhan. Satu laporan
menyatakan bahwa tsunami naik sampai
Gempa bumi Sumatera 1797 sepertiga bukit atau Semenanjung Apenberg
Merupakan gempa bumi pertama dari (Gunung Padang) (Gbr 2.3) yang tinggi
serangkaian gempa bumi besar yang terjadi totalnya 104 m. Artinya tinggi tsunami
pada bagian segmen Sumatera di sesar mencapai 30 meteran. Laporan itu juga
megathrust Sunda. Gempa ini memicu menyebutkan bahwa Bukit Appenberg
gelombang tsunami yang menyebabkan tersebut memecahkan gelombang tsunami.
kerusakan parah di Kota Padang. Kapal-kapal Laporan lain menyebutkan bahwa ketika
Inggris seberat 150-200 ton didorong hingga tsunami tinggi air laut mencapai sekitar 50
sejauh 1 km ke pedalaman Batang Arau. kaki di atas normal. Di Padang, gelombang
Semua laporan dari gempa dan tsunami ”pasang-surut” tsunami membuat dasar
tahun 1797 terfokus pada akibat tsunami sungai terlihat kering dan meninggalkan
di wilayah muara sungai sampai pelabuhan banyak ikan mati . Semua perahu di sungai
(Muaro Padang). Ini tidak berarti bahwa berpindah ke atas tanah kering. Ada kapal
limpasan tsunami hanya terlihat di wilayah ini. besi dari Inggris seberat 150 -200 ton yang
Walaupun dilaporkan kerusakan di Padang ditambatkan ke sebuah pohon di dekat
cukup parah tapi yang meninggal hanya dua muara sungai terbawa gelombang tsunami
orang. sampai 0.75 mil ke arah hulu dan kemudian
Guncangan: Lama guncangan yang terdampar ke daerah Pasar Burung.
terasa di Padang berlangsung satu menit. Kapal ini merusak beberapa rumah
Laporan du Puy [1845] mengindikasikan saat terhanyut. Semua rumah di tepi laut
bahwa gempa ini adalah yang terkuat dikabarkan tenggelam oleh air bah.
dalam ingatan penduduk Padang waktu Di Air Manis, di sebuah kampung kecil
itu. Namun laporan lain dari du Puy tahun di tepi pantai sebelah barat bukit Apenberg
1847 menyebutkan bahwa ada gempa yang (Gunung Padang), tinggi tsunami cukup
lebih kuat yang terjadi 40 tahun sebelumnya untuk menenggelamkan orang yang
(~1757). Banyak rumah yang ambruk. Di berusaha memanjat pohon-pohon untuk
permukaan tanah muncul banyak rekahan menghindar. Pohon-pohon ini kemungkinan
dengan bukaan 3 – 4 inci. sekitar 4-5 meter untuk dapat menahan
Tsunami: Cerita tutur yang masih beban rata-rata orang dewasa. Fakta bahwa
tersimpan dalam ingatakan masyarakat glombang tsunami bisa membawa kapal
mengatakan, beberapa orang yang berusaha besi Inggris seberat 150-200 ton artinya
memanjat pohon untuk menghindari tsunami bahwa tinggi tsunami (=”flow depth”)
di Air Manis keesokan harinya ditemukan paling tidak 5 meteran mengingat tinggi
sudah menjadi mayat di atas pohon. Seluruh pinggiran sungai sekitar 2 meter dan ”draft”
kota terendam air dan beberapa rumah bawah kapal mungkin sekitar 3 meteran.
dilaporkan hanyut terbawa gelombang. Jadi dari dua catatan kejadian ini dapat
Di Padang dilaporkan tsunaminya juga disimpulkan bahwa tinggi gelombang
menggenangi ”seluruh” kota. Orang tsunami diperkirakan sekitar 5 meteran.
102 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA
Laporan lain ada yang menyebutkan bahwa menyebabkan kerusakan parah di Maladewa,
tinggi gelombang sekitar 30 meter di tepi Sri Lanka, dan Seychelles. Selain itu, tsunami
bukit Apenberg dan sekitar 50 kaki (15 juga dilaporkan mencapai Australia bagian
m) di tempat lainnya di sepanjang pantai. utara, Teluk Benggala, dan Thailand meskipun
Jika cerita ini benar maka seharusnya dalam intensitas kecil. Besarnya gempa
tsunami sebesar ini menghancurkan ini telah diestimasi dengan menggunakan
seluruh perumahan penduduk di Padang catatan pengangkatan microatoll karang.
dan menyebabkan kematian yang lebih Namun bencana ini tidak terdokumentasi
banyak lagi. Perkiraan yang dapat dipercaya dengan lengkap sehingga tidak diketahui
adalah bahwa tinggi maksimum gelombang dengan pasti dampak dan korbannya.
tsunami, kurang lebih setinggi 5 sampai Sebelumnya pada tahun 1797, juga terjadi
10 meter. Getaran gempa di Padang gempa bumi berkekuatan 8,5 sampai 8,7
berlangsung selama satu menit, laporan Skala Richter yang juga menimbulkan
pada tahun 1845 dan 1847 menyebutkan tsunami di pesisir Sumatera Barat.
bahwa gempa ini adalah gempa terkuat
yang tercatat dalam memori penduduk B e r i ku t a d a l a h p e n u t u ra n d a r i J . C .
Padang, atau gempa terkuat selama empat Boelhauwer seorang komandan militer
puluh tahun. Belanda di Pariaman (J.C. Boelhouwer,
Gempa pada 1 Oktober 1822 Herinneringen van mijn verblijf op Sumatra
Gempa di Sumatera Barat,di Padang terasa Westkust gedurende jaren 1831-1834
3 kali goncangan keras, terdengar suara (Kenangan-kenangan di Sumatra Barat
gemuruh di bawah tanah antara Gunung dalam tahun-tahun 1831-1834)) (1841)
Talang dan Gunung Merapi. Meski tidak ada …di akhir November 1833, terjadi gempa
laporan secara rinci ,namun gempabumi ini besar yang menggoncang daerah Pariaman
dilaporkan menimbulkan kerusakan parah dan Padang. “Pada malam harinya kami
dan korban jiwa cukup banyak. mengalami ketakutan hebat yang membuat
kami khawatir akan hidup kami. Bahkan orang
Gempa bumi Sumatera 1833 pribumi yang paling tua pun tidak pernah
Gempa bumi Sumatera 1833 adalah gempa mengingat hal seperti itu pernah terjadi”,
bumi yang terjadi pada 25 November 1833 demikian tulis J.C.
di lepas pantai barat Sumatera sekitar pukul Boelhauwer , “Saya dan orang lain tidak
22.00 WIB dengan perkiraan kekuatan dapat tinggal lebih lama di dalam rumah dan
8,8 sampai 9,2 Mw. Gempa ini disebabkan bahkan kami tidak dapat berdiri di halaman.
pecahnya segmen palung Sumatera Seluruh alam terasa dalam huruhara,
sepanjang 1.000 km di tenggara area ini segala sesuatunya terguncang dan jatuh
mengalami hal yang sama pada Gempa berpecahan. Tidak ada satupun di atas meja
bumi Samudra Hindia 2004. Gempa ini atau kursi yang tetap tinggal pada tempatnya.
kemudian memicu terjadinya tsunami yang Di beberapa tempat tanah terbelah selebar
menerjang pesisir barat Sumatera dengan dua kaki atau lebih. Laut bergolak dan terus
wilayah terdekat dari pusat gempa adalah bergolak makin dahsyat. Tidak ada perahu di
Pariaman hingga Bengkulu. Tsunami juga pelabuhan Pariaman yang tetap tertambat di
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 103
dermaga. Semuanya terhanyut jauh dan esok merusakkan wilayah Bengkulu, Pulau Cinco,
paginya kami menemukan perahu-perahu Indrapura, Padang, dan Pariaman. Laporan
itu terpencar dimana-mana. Beberapa hari menyebutkan tidak ada korban meninggal
kemudian, masih terasa beberapa gempa di Bengkulu dan hanya satu orang yang
lagi, walau dengan goncangan yang lebih meninggal di Padang.
kecil. Di Padang sejumlah rumah batu, Guncangan: Guncangan sangat kuat
termasuk gereja, rusak parah. Gereja malah tersasa di wilayah sepanjang pantai dari
tak bisa dipakai lagi. Dalam perjalanan saya Bengkulu sampai Pariaman dan juga di
ke Padang, saya menemukan beberapa parit Pulau-pulau Pagai. Di Pariaman goncangan
perlindungan yang rusak berat di pantai”.. sangat kuat sehingga tidak ada orang yang
“Di Bengkulu, sebagaimana kami dengar bisa berdiri. Kerusakan besar terjadi di
kemudian, seluruh dermaga hancur, kecuali Padang dan Bengkulu, tapi yang lebih parah
kantor bea cukai.” adalah di Bengkulu, dimana seluruh struktur
Tampaknya gempa yang terjadi pada bangunan rusak berat. Benteng dan menara
waktu itu, yang juga menimbulkan tsunami, mengalami kerusakan berat sehingga harus
tidak kurang dahsyatnya dari yang terjadi di hancurkan total. Di Padang, rumah-rumah
minggu lalu. Sebelum itu, waktu Boelhauwer kayu tidak rusak tapi banyak rumah tembok
belum lama berada di Sumatra Barat, telah rusak berat. Di bagian Sumatra bagian timur
terjadi pula gempa. kerusakan bangunan dilaporkan sampai ke
“Pada suatu malam ketika saya bertamu Kota Palembang. Rekahan tanah selebar
di rumah seorang pejabat Belanda di Padang 2 kaki dijumpai di Pariaman, dan juga
terasalah gempa yang menyebabkan seorang banyak retakan-retakan tanah di sepanjang
nona yang duduk di atas bangku-bangku akan pantai antara Pariaman dan Padang dan di
meluncur ke bahagian lain seandainya tidak pinggiran sungai di Padang.
lekas dipegang oleh beberapa pemuda. Ada Ts u n a m i : Ts u n a m i di Pa d a n g
yang cepat memegang lampu dan ada yang mengakibatkan banyak kapal yang terbawa
memegang gelas-gelas di atas meja. Gempa hanyut bersama jangkar yang ditambatkan,
itu berulang beberapa kali. Itulah gempa dan sebagian hilang. Di pantai hempasan
yang pertama kali saya alami, seolah-olah kita tsunami mencapai ketinggian 3-4 meter.
dibuaikan. Kata orang yang telah mengalami Peta kuno Kota Padang pada tahun 1828
gempa, gempa kali ini adalah musuh yang kuat memperlihatkan perumahan yang masih
selama saya berada di Sumatra”, demikian tulis sedikit di sepanjang pantai, dan pusat
Boelhouwer (ibid.). kota masih berada di wilayah bagian utara
Gempa pada 26 Agustus 1835 sungai, sampai sekitar 1 kilometer ke arah
Gempa terjadi di Padang. Dampaknya darat. Dermaga dan bangunan pelabuhan
berupa kerusakan ringan dan retakan pada di Bengkulu tersapu tsunami, dan beberapa
bangunan di Padang. Guncangan gempa kapal terhempas ke darat. Di Pariaman,
terasa berlangsung sampai 5 menit di dilaporkan tsunami didahului oleh surutnya
Bengkulu dan sekitar 3 menit di Padang. air laut. Gelombang menghempaskan kapal-
Guncangan terasa sampai sejauh Singapura kapal dari tempat tambatannya ke samping
dan Jawa. Terjadi tsunami besar yang kiri dan kanan. Di Pulau Cinco, gelombang
104 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA
lebih tiga menit. Seluruh penduduk Padang namun air laut menerjang daratan dan
berlari menjauhi tempat tinggal mereka yang membawa hanytu rumah dan penduduknya.
berada di sepanjang sungai dan mencoba Di Indrapoera ada juga beberapa
untuk mencapai daerah dataran yang lebih kerusakan yang disebabkan oleh laut dan
tinggi di dalam kota. beberapa orang meninggal. Pada Benkoelen
Selama bulan Agustus, September dan [Bengkulu], semua bangunan mengalami
Oktober beberapa orang telah mengamati banyak kerusakan, begitu banyak sehingga
terjadinya panas dan kelembaban yang menara dan benteng harus dirobohkan;
ekstrim; pada tanggal 24 November situasi dermaga dengan bangunan penyimpanan
alam ditandai oleh keheningan yang dan kantor pabean dihanyutkan gelombang
mendalam, tidak ada yang memperhatikan, laut, dua kapal milik pemerintah dan
namun tiba-tiba terjadi gerakan mengerikan beberapa kapal swasta lainnya dihempaskan
yang diikuti dengan akibat yang luar biasa. di pantai, namun tidak ada orang meninggal
Segala sesuatu yang berada di dalam rumah di sana. Guncangan terasa jauh ke laut.
digulingkan, terutama rumah dari batu Kapten ‘Mercury’ mengatakan bahwa di
yang mengalami kehancuran besar dengan dekat pulaupulau Pagai, ratusan mil lepas
robohnya dinding dan runtuhnya pilar batu. pantai, ia mengalami guncangan seakan
Di laut ada juga banyak keributan. Kapal- kapalnya menghantam tebing.
kapal di pelabuhan Padang terlempar dari Para ahli mengasumsikan bahwa gempa
jangkanya, beberapa di antaranya hilang. ini pindah dari tenggara ke timur laut.
Terjadi gemuruh di dalam tanah Gelombang pertama yang merupakan
m e n d a h u l u i g e ra ka n t a n a h , d i m a n a gelombang terkuat terjadi besamaan
lumpur dan asap belerang muncul dari dengan naiknya air pasang purnama, tiga
rekahan tanah. Beberapa jam sebelum hari sebelum bulan purnama. Atmosfer dan
kejutan pertama, salah satu yang terlihat cuaca tampaknya tidak banyak terpengaruh
di sepanjang pantai adalah terdamparnya dan stasiun cuaca melihat tidak adanya
ikan dalam jumlah sangat besar dan pada perubahan. Pada malam dan hari berikutnya
hari berikutnya banyak ikan mati yang terjadi guncangan dengan kekuatan
diamati di lokasi yang sama. yang bervariasi dan terjadi hingga akhir
Ada catatan bahwa gunung Merapi di November.
Kabupaten Agam yang biasanya aktiv terlihat Berikut adalah penuturan lain dari saksi
diam selama gempabumi berlangsung mata:
dimana sebelumnya gunung itu banyak Padang. Severe quakes, lasting 3 minutes,
mengeluarkan debu volkanik dan erupsi which reocurred over the following days.
volkanik. Setelah gerakan gempabumi Direction SSW-NNE. Apart from the damage
y a n g p e rt a m a b e b e ra p a p e n g a m at to buildings, cracks also appeared in the
mendengarkan suara letusan besar yang earth, from which water and “sulfurous
terdengar hingga ke kota Padang yang steam” arose. Each quake was accompanied
berjarak 90 km. by a subterranean crashing noise. A tidal
Di beberapa lokasi dan tempat lain, wave that broke here did considerable
kerusakan tidak terjadi demikian parah, damage.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 107
Indrapura and Pulu Tjingko [Cinco tiba surut dan kemudian kembali dalam
island]. Severe shaking. The damage caused bentuk gelombang pasang yang kuat, yang
here by the tidal wave was significant, and merobek banyak kapal dari jangkarnya.
people also lost their lives. From the Gunung Getaran gempa terjadi terus selama
Singalang (volcano) people heard a loud beberapa hari.
boom, which, as at the Merapi volcano (which Di Provinsi Rau, Divisi Lubuk Sikaping,
was initially blamed for the explosion), was pada saat gempa terjadi, penduduk yang
followed by an eruption. diartikan sebagai pemberontak oleh
Priaman. The most intense quakes. Cracks penjajah Belanda menyerang Benteng
of two or more feet in breadth appeared Amerongen secara mendadak karena
in the earth. The sea drew back and then mereka menafsirkan getaran gempa tersebut
returned in the form of a powerful tidal sebagai pertanda baik untuk saatnya
wave, which tore numerous ships from their menyerang penjajah.
anchors. The shaking continued for many Cat at a n s e o ra n g p e d a g a n g a s a l
days. Pariaman,Sumatera Barat
Province of Rau, Division of Lubuk Muhammad Saleh Datuak Urang Kayo Basa,
Sikaping. The Amerongen Fort was forcibly Riwajat hidoep dan perasaian saja (huruf
attacked by rebellious natives during the time Jawi) (1914).
of the earthquake itself; they interpreted the Pedagang terkaya Pariaman pada abad
shaking as a good sign. ke-19 yang kapal-kapal dagangnya berlayar
sampai ke Susoh, dalam momoirnya, menulis
Gempa hebat terjadi di Padang yang bahwa di bulan Februari 1861 terjadi lagi
berlangsung selama 3 menit, dan terulang gempa hebat, dengan episentrum di sekitar
terus selama hari-hari berikutnya. Arah pulau Nias, yang juga menimbulkan tsunami:
guncangan dari tenggara menuju timur “…pasar Singkil tenggelam, terbenam karena
laut. Selain kerusakan bangunan, retakan gelora naik yang disertai dengan gempa
juga muncul di tanah, dimana air dan “uap bumi. Di laut dekat Tarumun [Trumon, Aceh
belerang” muncul. Setiap gempa disertai Barat—Suryadi] Gosong Djawi-djawi…[yang]
dengan suara gemuruh dari dalam tanah. penuh ditanami orang nyiur kini hilang
Gelombang pasang tsunami yang terjadi lindang dengan tidak meninggalkan kesan”,
menimbulkan kerusakan besar. demikian ditulis oleh . Salleh menceritakan
Di Indrapura dan Pulu Tjingko terjadi bahwa banyak orang di Singkil dan daerah
gempa besar. Kerusakan yang disebabkan sekitarnya mengungsi ke Ujung Bawang.
oleh gelombang pasang sangat hebat, Makam Syekh Daud Sunur, pengarang
dengan korban jiwa yang juga besar. Dari SyairSunuryang terkenal, di dekat pasar
gunung berapi Singalang orang mendengar Singkil juga habis disapu tsunami.
ledakan keras, demikian juga terjadi di Gempa pada 5 Juli 1904
Gunung Merapi yang awalnya berupa suara Lokasi gempa di Siri Sori, Sumatera Barat.
ledakan, yang kemudian diikuti oleh erupsi. Akibat gempa ini terjadi tsunami di Pantai
Di Pariaman gempa yang terjadi sangat Siri Sori. Tidak ada laporan korban.
kuat. Terjadi rekahan lebar. Air laut tiba-
108 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA
KANAN
Gambar 2.35 Gedung Joang terletak di Jl. Samodera, Kota Padang yang terdiri dari 2
lantai, konstruksi lantai dasar hancur akibat gempa bumi, hingga kini tidak diperbaiki
TENGAH
Gambar 2.36 Gedung pertokoan di Simpang Haru Padang ambruk
KANAN
Gambar 2.37 Salah satu bangunan di Jl K. Sulaiman Padang
Kerugian terbesar dialami akibat kerusakan bangunan dan perumahan milik
masyarakat yang mencapai 74 persen dari total Rp21,58 triliun. Boleh dikatakan
hampir semua bangunan teknik sipil terletak diatas muka tanah, seperti bangunan
gedung, menara, bendungan, prasarana transportasi dan bangunan kuno warisan
budaya luluh lantak dari akibat goncangan gempa yang disebutkan di atas.
ATAS
Gambar 2.38 Peta Kejadian Gempa
yang merusak di Sumatera bara
BAWAH
Gambar 2.39 Peta Dampak gempa di
Sumatera Barat
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 111
ATAS
Gambar 2.40 Peta Kejadian gempa
merusak di Provinsi Jambi
BAWAH
Gambar 2.41 Peta Dampak gempa di
Provinsi Jambi
112 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA
penduduk dan bangunan di Pulau Pagai, orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak
Kepulauan Mentawai sampai setinggi 1 berat, 65.380 rumah rusak sedang, & 78.604
meter, 21 tewas. rumah rusak ringan.
Provinsi Sumatera Barat berada di
Gempa pada 16 Agustus 2009 antara pertemuan dua lempeng benua
Gempabumi dengan skala 6,9 SR pada besar (lempeng Eurasia dan lempeng Indo-
kedalaman 32 km, berada di darat, di Pulau Australia) dan patahan (sesar) Semangko.
Siberut bagian selatan, Provinsi Sumatra Di dekat pertemuan lempeng terdapat
Barat. Gempa ini menyebabkan setidaknya patahan Mentawai. Ketiganya merupakan
7 orang luka-luka. Getaran sangat keras daerah seismik aktif. Menurut catatan ahli
dirasakan di Padang. gempa wilayah Sumatera Barat memiliki
siklus 200 tahunan gempa besar yang pada
Gempa pada 30 September 2009 awal abad ke-21 telah memasuki masa
Lokasi gempa dekat dengan Padang berulangnya siklus.
Pariaman dengan skala 7,6 SR. Sejauh ini,
informasi menyebutkan dampak gempa Bencana terjadi sebagai akibat dua gempa
telah menelan korban 75 orang tewas, yang terjadi kurang dari 24 jam pada lokasi
ribuan rumah rusak. Gedung perkantoran, yang relatif berdekatan. Pada hari Rabu 30
mal dan hotel juga banyak yang rusak. September 2009 terjadi gempa berkekuatan
Getaran gempa terasa hingga ke Malaysia 7,6 pada Skala Richter dengan pusat gempa
dan Singapura. (episentrum) 57 km di barat daya Kota
Pariaman (00,84 LS 99,65 BT) pada kedalaman
Gempa Bumi Sumatera Barat 2009 (hiposentrum) 71 km. Pada hari Kamis 1
Gempa Bumi Sumatera Barat 2009 terjadi Oktober 2009 terjadi lagi gempa kedua
dengan kekuatan 7,6 Skala Richter di lepas dengan kekuatan 6,8 Skala Richter, kali ini
pantai Sumatera Barat pada pukul 17:16:10 berpusat di 46 km tenggara Kota Sungaipenuh
WIB tanggal 30 pada pukul 08.52 WIB dengan kedalaman
September 2009. Gempa ini terjadi di 24 km. Setelah kedua gempa ini terjadi
lepas pantai Sumatera, sekitar 50 km barat rangkaian gempa susulan yang lebih lemah.
lautKota Padang. Gempa menyebabkan Gempa pertama terjadi pada daerah patahan
kerusakan parah di beberapa wilayah di Mentawai (di bawah laut) sementara gempa
Sumatera Barat seperti Kabupaten Padang kedua terjadi pada patahan Semangko di
Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir daratan. Getaran gempa pertama dilaporkan
Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, terasa kuat di seluruh wilayah Sumatera
Kota Padangpanjang, Kabupaten Agam, Barat, terutama di pesisir. Keguncangan juga
Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. dilaporkan dari Pematang Siantar, Medan,
Menurut data Satkorlak PB, sebanyak 1.117 Kuala Lumpur, Bandar Seri Begawan, Lembah
orang tewas akibat gempa ini yang tersebar Klang, Jabodetabek, Jakarta, Singapura,
di 3 kota & 4 kabupaten di Sumatera Barat, Pekanbaru, Jambi, Pulau Batam , Palembang
korban luka berat mencapai 1.214 orang, dan Bengkulu. Dilaporkan bahwa pengelolaan
luka ringan 1.688 orang, korban hilang 1 sejumlah gedung bertingkat di Singapura
114 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA
mengevakuasi stafnya. Kerusakan parah terjadi meningkat menjadi 6.234 jiwa. Pertolongan
di kabupaten-kabupaten pesisir Sumatera yang sangat dibutuhkan oleh korban gempa
Barat, bagian selatan Sumatera Utara serta terutama adalah kekurangan obat-obatan,
Kabupaten Kerinci (Jambi). Sementara Bandar air bersih, listrik, dan telekomunikasi, serta
Udara Internasional Minangkabau mengalami mengevakuasi korban lainnya.
kerusakan pada sebagian atap bandara Khususnya di kota Padang, kerusakan
(sepanjang 100 meter) yang terlihat hancur yang terjadi tidak hanya pada bangunan
dan sebagian jaringan listrik di bandara juga baru, tetapi juga terhadap bangunan kuno
terputus. Sempat ditutup dengan alasan yang memiliki nilai-nilai warisan budaya
keamanan, bandara dibuka kembali pada lama. Sebanyak 52 unit dari 74 unit Benda
tanggal 1 Oktober 2009. Cagar Budaya (BCB) di kawasan lama
Kerusakan rumah maupun kebakaran. Pondok Kota Padang rusak. Jika dinilai
Sejumlah hotel di Padang rusak, dan upaya dengan rupiah, maka kerusakan aset
untuk mencapai Padang cukup susah bersejarah itu mencapai miliaran rupiah.
akibat terputusnya komunikasi. Korban Untuk itu perlu suatu pengamatan di
tewas akibat gempa terus bertambah, lapangan untuk meneliti tingkat karakteristik
dikhawatirkan mencapai ribuan orang. bangunan kuno yang mengalami kerusakan
Namun, hingga tanggal 4 Oktober 2009, dan kehancuran itu. Umumnya bangunan
angka resmi yang dikeluarkan Badan kuno itu memiliki konstrusi bangunan dari
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahan kayu dan atau estetika pada pavilion.
adalah 603 orang korban tewas dan 343
orang dilaporkan hilang. Pada tanggal
13 Oktober 2009, angka korban tewas
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 115
ATAS
Gambar 2.43. Peta pusat gempa yang terjadi
pada tanggal 10 April 2016 (Sumber: Repro
dari BMKG Bengkulu)
BAWAH
Gambar 2.44 Peta tumbukan dua lempeng
yang menjadi sumber gempa dan tsunami
di Sumatera, terutama di daerah Bengkulu
(Sumber: Repro dari BMKG Bengkulu)
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 117
1979 contohnya, 3 menelan korban sekitar instalasi air bersih, jalan dan jembatan,
106 orang meninggal, luka berat dan ringan saluran drainase, perkantoran pemerintahan,
serta banyak rumah penduduk, sarana sekolah, pasar dan rumah sakit mengalami
dan prasarana umum, seperti rumah sakit, kerusakan yang tidak sedikit.
jalan raya, sekolah, dan sarana vital lainnya Gempa besar berikutnya yang melanda
mengalami kerusakan, baik berat maupun Bengkulu dan daerah-daerah sekitarnya
ringan. Hal itu menimbulkan persoalan pada tanggal 30 September 2009. Gempa
bagi pemerintah dan masyarakat Bengkulu. ini berpusat di Samudera Hindia pada
Dampak yang ditimbulkan oleh gempa jarak 57 kilometer arah Barat Daya Kota
dahsyat itu, telah menimbulkan trauma dan Pariaman dengan kekuatan 7,6 Skala
kecemasan tersendiri dalam diri hampir Richter.4 Melihat dari ciri-ciri dari gempanya,
sebagian besar korban, misalnya setelah maka disimpulkan bahwa gempa tersebut
beberapa bulan peristiwa tersebut, masih diklasifikasikan sebagai gempa bumi
banyaknya warga masyarakat yang takut aktivitas subduksi menengah yang terjadi
tinggal di dalam rumah dan memilih tinggal pada litosfer dekat dengan bidang kontak
dalam tenda-tenda darurat. Di samping itu, antar lempeng Indoaustralia dan Euresia.
trauma yang cukup membekas justru dialami Peristiwa Gempa Bengkulu
oleh anak-anak. Ini bisa dilihat saat terjadi Pada 4 Juni 2000, gempa tektonik
gempa susulan, banyak anak-anak berlarian berkekuatan 7,3 skala richter telah
keluar rumah sambil menangis histeris. mengguncang Bengkulu. Gempa itu
Peristiwa gempa seperti yang pernah merupakan gempa terbesar selama 20
terjadi di daerah Mukomuko memporak- tahun terakhir, yaitu sejak gempa tahun
porandakan bangunan, aktivitas kehidupan 1979. Apalagi gempa ini diikuti beberapa
masyarakat. Tercatat Mukomuko setelah gempa susulan. Pusat gempa terletak 4.7 LS
gempa tahun 2000, pada tahun 2003 dan 102 BT, sekitar 100 km barat daya kota
kembali diguncang gempa. Gempa berulang Bengkulu dan 33 km di bawah permukaan
pada tanggal 12 September 2007. Gempa laut. Gempa tersebut telah mengakibatkan
tahun 2007 dapat dikatakan merupakan 88 orang meninggal dunia, 959 terluka,
gempa terbesar ke-3 dalam beberapa 2.207 luka ringan. Kerusakan sarana dan
dekade terakhir yang pernah melanda prasarana seperti instalasi air bersih, jalan
Bengkulu. Gempa pada tahun 2007 berpusat dan jembatan, saluran drainase, gedung
4.7 LS dan 102 BT, sekitar 100 km barat perkantoran pemerintah, sekolah, pasar dan
daya kota Bengkulu dan 33 km di bawah rumah sakit di Kabupaten Bengkulu Selatan,
permukaan laut. Akibat gempa itu menelan Kodya Bengkulu, Kabupaten Bengkulu
korban sebanyak 88 orang meninggal Utara dan Kabupaten Rejang Lebong,
dunia, 959 terluka, 2.207 luka ringan. Begitu mengalami kerusakan mulai dari yang
pula dengan sarana dan prasarana seperti ringan sampai berat. Kemudian gempa besar
berikutnya terjadi pada tahun 2003, dengan
3 G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin (Editor),
4 Drs. Danang Wintoro Jati, Dipl. UM, MUP, Sejar-
Jejak Langkah Pak Harto 29 Maret 1978 – 11
ah Bencana Gempa di Sumatera Barat, (Padang :
Maret 1983, (Jakarta: PT. Citra Kharisma Bunda).
Laporan. 2016). hal. 13.
hal. 236.
118 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA
kekuatan 5,2 Skala Richter. Gempa ini meskipun kemudian dibatalkan. 5 Pusat
tidak menimbulkan korban atau kerusakan gempa tersebut dapat dilihat pada peta
terhadap berbagai fasilitas yang ada di gempa berikut:
Bengkulu. Dalam tahun 2003, daerah ini Gempa berikutnya terjadi tahun 2009,
sudah diguncang gempa sebanyak 819 kali. disusul tahun 2010, dan tahun 2015.
Ini semakin membuktikan, bahwa daerah Gempa bumi yang terjadi pada hari Sabtu,
ini memang merupakan Bengkulu sebagai tanggal 15 Agustus 2015 jam 15:19:32 WIB.
wilayah gempa. Menurut informasi dari Badan Metereologi,
Pada Maret 2006 juga terjadi gempa Klematologi dan Geofisika (BMKG), pusat
dengan kekuatan 5,1 Skala Richter. Gempa gempa bumi yang terjadi pada tanggal 15
ini hanya menimbulkan kepanikan, dan Agustus tersebut berada pada koordinat
tidak ada korban jiwa maupun kerusakan 3,77° LS dan 101,75°BT, dengan magnituda
prasarana umum. Peristiwa gempa bumi besar 5,2 SR pada kedalaman 18 km, berjarak 62
yang terjadi secara berturut-turut di wilayah km Barat daya Bengkulu Utara. Sedangkan
Bengkulu mulai dari tahun 2000, kemudian menurut GFZ, Jerman, pusat gempa bumi
gempa yang lebih besar pada tahun 2007 berada pada koordinat 3,73° LS dan
dengan kekuatan getaran 8,4 skala richter 101,80° BT, dengan magnituda 5,3 Mw pada
berpusat (epicentrum) di daerah Mentawai. kedalaman 63 km.6
Gempa terjadi pada tanggal 12 September Gempa bumi yang terkini di Bengkulu
2007 pukul 18.10 WIB. Pusat gempa terletak terjadi pada hari minggu, tanggal 10 April
kira-kira 10 km di bawah tanah, sekitar 105 2016. Berdasarkan informasi dari BMKG
km lepas pantai Sumatra, atau sekitar 600 km kejadian gempa bumi tersebut terjadi pada
dari ibukota Jakarta. Gempa ini diikuti oleh pukul 09:14:34 WIB, pusat gempa bumi
serangkaian gempa susulan, yang berkekuatan berada di Samudera Hindia pada koordinat
sekitar 5 through 6 Mw pada patahan yang 4,37° LS dan 102,07° BT dengan magnitudo
sama. Gempa utama tersebut juga disusul 5,8 SR (Skala Richter) pada kedalaman 61
dengan gelombang pasang yang kemudian km, berjarak sekitar 67 km barat daya Kota
membanjiri sedikitnya 300 rumah penduduk Bengkulu. Menurut USGS, pusat gempa bumi
dan bangunan publik di Pulau Pagai. berada di Samudera Hindia pada koordinat
Rata-rata air di Kepulauan Mentawai naik 4,144° LS dan 102,269° BT dengan magnitudo
sampai setinggi 1 meter. Kemudian gempa 5,7 Mw (moment magnitude) pada kedalaman
besar kedua terjadi dengan kekuatan 7.8 Mw, 55,3 km, berjarak sekitar 39 km selatan Kota
esok harinya pada tanggal 13 September Bengkulu.7 Kemudian pada tanggal 2 Juni
2007 di daerah Kepulauan Mentawai, 2.526° 2016, kembali lagi terjadi gempa yang relatif
LS 100.963° BT sekitar 188 km dari Padang,
5 http://news.okezone.com/
Sumatra Barat, di kedalaman 10 km. Gempa
amp/2007/09/12/1/46564/tahun-2000-
ini menimbulkan gelombang pasang di
bengkulu-pernah-digoyang-gempa-besar-yang-
Thailand dan menurut pengamatan ilmiah
menewaskan-85-orang.
lainnya di Samudra Hindia setelah gempa
kedua ini memicu peringatan tsunami, 6 Data BMKG Bengkulu 2015
9 http://www.republika.co.id/berita/
shortlink/91392 10 Ibid
120 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA
sangat berat. 11 Apalagi gempa itu diikuti terbesar di dunia setelah gempa tahun 1797
oleh tsunami dahsyat yang menghantam yang terjadi pada kisaran abad ke 19, yang
daerah sepanjang pantai Provinsi Bengkulu. pusatnya diperkirakan berada di bagian Utara
Menurut Danny Hilman Natawijaya dari hasil Pulau Siberut. Menurut laporan republika.
penelitiannya terhadap gempa yang terjadi co.id gempa yang terjadi itu merupakan
di Bengkulu mengatakan, ada satu kampung Magnetudo terbesar yang pernah terjadi di
yang tersapu bersih oleh tsunami. Bahkan Pantai bagian Barat Pulau Sumatera. Gempa ini
dikatakannya seorang ibu bersama anaknya diikuti dengan tsunami yang menelan korban
hilang terbawa tsunami. Tidak hanya itu, relatif besar, bahkan gempa ini goncangannya
lanjut Danny, tsunami itu sampai di pulau terasa sampai Singapura dan Malaysia. Tidak
Seychelles yang berada sekitar 5000 km hanya daerah-daerah tersebut, gempa dan
dari pantai Barat Sumatera yang berada tsunami juga menyebabkan kerusakan parah
di lautan Samudera Hindia. Tsunami yang di Maladewa, dan Sri Lanka. Gelombang
terjadi di pulau Seychelles sama tingginya raksasa juga dilaporkan mencapai Australia
dengan tsunami yang terjadi di Aceh pada bagian utara, Teluk Benggala, dan Thailand
saat gempa dan tsunami pada tahun 2004.12 meskipun dalam intensitas kecil.13
Gempa yang terjadi tahun 1833 tersebut, Sumber-sumber gempa yang potensial di
dikategorikan ke dalam 10 peristiwa gempa wilayah Sumatera di masa masa mendatang
tetap menghantui masyarakat, para ahli
11 http://news.okezone.com/
sampai saat ini belum bisa menentukan
read/2007/09/12/1/46564/tahun - 2000-
seberapa besar gempanya dan kapan itu
bengkulu - pernah-digoyang-gempa-be-
sar-yang-menewaskan-85-orang terjadi. Beberapa titik potensi gempa di
wilayah Bengkulu yang muncul, terutama
12 Danny Hilman Natawidjaya, Gempa dan Tsu-
nami di Sumatera dan Upaya Untuk Mengem-
bangkan Lingkungan Hidup yang Aman Dari 13 http://global.liputan6.com/
Bencana Alam, laporan penelitian (tidak read/2138765/25-11-1833-alam-heningla-
diterbitkan), Desember 2007. lu-gempa-dahsyat-guncang-sumatera
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 121
ATAS
rumah penduduk. Berdasarkan data pada
Gambar 2.46 Masjid Palik yang terletak di tanggal 10 Juni 2000 jumlah korban
Kecamatan Palik, Kabupaten Argo Makmur, menurut wilayah, tercatat di Kabupaten
Bengkulu. Masjid ini sebelum dibangun Bengkulu Selatan meninggal 59 orang, luka
kembali sempat mengalami kehancuran berat 340 orang dan perumahan penduduk
pada waktu bencana gempa bengkulu pada
yang rusak 4193 rumah. Di Kabupaten
tahun 2007
Bengkulu Utara meninggal 3 orang, luka
BAWAH berat tidak ada, dan perumahan penduduk
Foto 2.47 Bangunan rumah yang terletak yang rusak 504 rumah. Sementara di Kodya
di Desa Bintunan, Kecamatan Batik Enau, Bengkulu meninggal 38 orang dan luka
Kab. Bengkulu Utara. Rumah penduduk ini berat 121 orang, dan perumahan dan
hancur akibat Bencana Bempa Bengkulu
gedung yang rusak 1569 bangunan.
Tahun 2007 dan sampai tahun 2016 belum
Menurut catatan Stasiun Klimatologi
diperbaiki dan ditinggalkan penghuninya
Pulau Baai, sampai dengan Sabtu, 17 Juni
sejak tahun 1900-an, yaitu mulai dari Kaur, 2000, tercatat gempa susulan sebanyak 1927
Manna, Kota Bengkulu, Ketahun hingga getaran dengan kekuatan yang cenderung
Mukomuko. Semenjak munculnya perkiraan melemah. Gempa pada tanggal 4 juni 2000
beberapa titik potensi gempa, tidak berapa itu telah merusak dan memutuskan sarana
lama, tepatnya pada tahun 1912 daerah dan prasarana umum, seperti rumah sakit,
Bengkulu kembali diguncang gempa jalan raya, sekolah, dan sarana vital lainnya.
sebesar 8,9 SR yang diikuti oleh terjangan Hal itu menimbulkan persoalan baru bagi
tsunami hingga 30 km lebih. pemerintah dan masyarakat Bengkulu.
Peristiwa gempa dimata masyarakat Sebagai gambaran peristiwa gempa
Bengkulu tergambar dalam peristiwa gempa 12 September 2007 telah menimbulkan
122 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA
ATAS
Gambar 2.50 Peta
Administratif
Provinsi Bengkulu
TENGAH
Gambar 2.51 Peta
kejadian gempa yang
merusak
BAWAH
Gambar 2.52. Peta
Dampak gempa di
Provinsi Bengkulu
124 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
K E A R I FA N L O K A L G E M PA B U M I D I A C E H
dan tsunami.
Gambar 3.2 Arsitektur bagian dalam
Masjid Indrapuri yang strukturnya
Ie Beuna didominasi oleh tiang-tiang dan balok-
Ie Beuna merupakan salah satu kosakata dari balok kayu Kelas I.
Bahasa Aceh yang bermakna tsunami. Kata
ie berarti air, sedangkan beuna berarti benar. disenandungkan (nandong) oleh para ibu
Dalam penyampaian informasi ie beuna ketika meninabobokan anaknya, ie beuna
ini, lazimnya para orang tua akan bercerita tidak memiliki pola atau cara penyampaian
tentang dinding air yang berwarna hitam yang baku. Ini menyebabkan pengetahuan
yang menerjang pantai setelah peristiwa gempabumi dan tsunami pada masyarakat
gempabumi. Kata Ie Beuna ini kurang populer Aceh di daratan Pulau Sumatera sebelum
di kalangan masyarakat Aceh sebelum peristiwa tsunami Tahun 2004 kurang
peristiwa gempabumi dan tsunami di Tahun populer. Kurangnya diseminasi pengetahuan
2004 lalu. Tidak seperti Smong yang sering gempabumi dan tsunami melalui ie beuna
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 127
berakibat tidak tepatnya reaksi masyarakat Arsitektur Rumoh Aceh Rumah Adat Aceh
Aceh di daratan dalam melihat fenomena Rumoh Aceh atau Rumah adat Aceh memiliki
tsunami yang berakibat pada tingginya nilai resistansi terhadap gaya gempabumi yang
jumlah korban jiwa yang ditimbulkan akibat cukup tinggi. Rumah adat Aceh ini dibangun
tsunami (Takahashi dkk, 2007). dengan struktur rumah panggung, pondasi
umpak, dan berbahan kayu. Bagian struktur
Arsitektur Masjid Indrapuri utama rumah adat Aceh terdiri dari tiang-tiang
Masjid Indrapuri berada di Kecamatan yang biasanya berjumlah ganjil dan balok yang
Indrapuri Kabupaten Aceh Besar, yang menahan bagian lantai, dinding, dan rangka
berjarak sekitar 25 km dari Kota Banda Aceh atap. Jenis kayu yang digunakan untuk struktur
ke arah Selatan. Masjid ini memiliki nilai utama rumah adat Aceh ini biasanya dari jenis
ketahanan terhadap bencana gempabumi kayu Kelas I seperti Seumantok dan Kruing.
jika dilihat dari struktur utama penyokong Kedua jenis kayu ini adalah yang paling lazim
bangunan masjid dan disain kubahnya yang ditemukan di Aceh. Sambungan antar bagian
berundak-undak. Masjid ini didirikan di bekas struktural bangunan tidak dipaku melainkan
bangunan dari masa Hindu/Budha sebelum dengan menggunakan pasak kayu. Jenis
Abad ke-10 Masehi. Pada zaman Kesultanan sambungan yang digunakan dan bahan kayu
Iskandar Muda, masjid ini direstorasi kembali. membuat struktur bangunan rumah adat Aceh
Struktur utama penyokong atap masjid relatif lentur (fleksibel) menahan gaya gempa.
berupa tiang-tiang. Balok-balok yang melintang Kerusakan akibat gempabumi yang
di atas tiang-tiang juga terbuat dari kayu biasa ditemukan adalah bergesernya tiang
jenis Seumantok yang merupakan jenis kayu penyangga rumah dari posisi pondasi umpak
kelas I yang khas ditemukan di Aceh. Ikatan nya. Untuk menggeser posisi pondasi ke posisi
antar struktur menggunakan mekanisme semula, biasanya masyarakat sekitar akan
pasak dan sambungan ikat yang lebih lentur melakukan gotong royong mengangkat secara
menahan gaya horizontal akibat gempabumi. bersama-sama rumah tersebut sehingga
Gambar 18 memperlihatkan tampak depan berada pada posisi semula. Pondasi umpak
dari Masjid Indrapuri. Dapat dicermati bentuk menggunakan batu besar yang berbentuk
pondasi yang berundak-undak masjid ini datar sehingga terjadi perataan penyaluran
merupakan ciri kuat dari nilai-nilai Hindu/ beban dari tiang ke tanah.
Budha pada bagian pondasinya. Gambar 18 Ruang-ruang utama pada Rumoh Aceh terdiri
dan 19 memperlihatkan bentuk arsitektur dalam pada tiga bagian, yaitu bagian paling depan
(interior) Masjid Indrapuri yang didominasi oleh adalah ruang tamu sekaligus ruang dimana
struktur kayu (tiang dan balok). para lelaki biasanya tidur, kama inong (kamar
Pada peristiwa gempabumi Tahun 2004 para perempuan), dan dapue (dapur). Bahan
lalu, masjid ini hanya mengalami kerusakan atap rumoh aceh terbuat dari atap rumbia
minor akibat bergesernya beberapa bagian yang dijalin dengan rapi dan diikatkan ke
dari masjid namun tidak meruntuhkan rangka atap. Mengingat seringkali kebakaran
struktur utama masjid. Ini membuktikan terjadi pada rumoh Aceh ini dan mahal atau
ketahanan masjid ini dalam menahan gaya- sulitnya mendapatkan kayu kelas I, maka sejak
gaya yang diakibatkan oleh gempabumi. dahulu atap Rumoh Aceh diikatkan dengan
128 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
BAWA H
Gambar 3.4. Struktur tiang penyokong KEARIFAN LOKAL GEMPABUMI DI NIAS
rumah adat Aceh yang terbuat dari Kayu Nias merupakan salah satu daerah dalam
Seumantok (Kayu Kelas I yang ditemukan Provinsi Sumatera Utara yang berada pada
di Aceh).
deretan pulau-pulau pada sabuk busur
Sumatera. Kepulauan Nias ini memiliki
tali ke balok-balok penyangga atap. Tali-tali sejumlah pulau-pulau kecil yang terdiri dari
tersebut akan diretas dengan parang jika 131 buah pulau. Jumlah penduduk yang
terjadi kebakaran sehingga bagian struktural bertempat tinggal di Kepulauan Nias ini
utama bangunan akan selamat dari kebakaran. diperkirakan berjumlah 788.132 jiwa. Secara
Gambar 20 memperlihatkan salah satu administratif, Kepulauan Nias terdiri dari lima
bentuk Rumah Adat Aceh yang dilestarikan di wilayah administratif, yaitu Kota Gunungsitoli,
Gampong Budaya Lubok Sukon yang berada Kabupaten Nias Utara yang beribukota
di Kabupaten Aceh Besar. di Lotu, Nias, Nias Barat di Lahomi, dan
Di Gampong Lubok Sukon masih dapat Nias Selatan dengan Ibukota Teluk dalam.
ditemui puluhan unit rumah penduduk yang Gempabumi dalam bahasa asli Nias disebut
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 129
dengan kata Ndruru Dano (dalam istilah dan sebagian daratan di Provinsi Sumatera
lain disebut Duru Dano). Nduru Dano erat Utara dari Tahun 1976 hingga Juli 2016.
kaitannya dengan cara masyarakat Nias
di zaman dahulu menjelaskan mekanisme Sang Latura Dano
gempabumi sebelum adanya alat-alat Latura Dano atau Lature Dano dalam versi
modern seperti sekarang ini. Sejak 1976, lain merupakan salah satu keturunan dari
berdasarkan data USGS, di sekitar Kepulauan Dewa masyarakat Nias bernama Sirao.
Nias (termasuk wilayah daratan di Sumatera Dewa Sirao memiliki delapan anak yang
Utara), terdapat setidaknya 650 kali diturunkan ke bumi. Dari kedelapan anak
gempabumi dengan kekuatan di atas 5 Mw. Dewa Sirao tersebut, empat diantaranya
Empat diantaranya (sekitar 0,6%) merupakan menjelma menjadi manusia yang menjadi
gempabumi dengan magnitude di atas leluhur manusia di Tano Niha (Tanah
7,0 Mw, 34 kali (5,2%) gempabumi dengan Nias dalam Bahasa Asli Nias). Sedangkan
magnitude antara 6-7 Mw, dan 612 kali empat lainnya tidak selamat termasuk
(94,2%) gempabumi kecil dengan magnitude anaknya yang bernama Latura Dano yang
lebih kecil dari 6,0 Mw. Ditilik dari kedalaman jatuh ke menembus permukaan bumi dan
sumber gempabumi, 553 kali gempabumi berubah menjadi seekor ular besar yang
tersebut merupakan gempabumi dangkal menyokong Pulau Nias. Jika keturunan
(kedalaman kurang dari 70 km), dan 97 kali saudara-saudara Latura Dano yang menjadi
merupakan gempabumi dengan ke dalam manusia berbuat tidak baik, maka Latura
sumber gempa menengah (intermediate). Dano akan menggoncang-goncangkan
Gambar 22 memperlihatkan sebaran lokasi badannya sehingga terjadilah gempabumi
sumber gempabumi di sekitar Kepulauan Nias di daratan Pulau Nias. Warga Nias akan
130 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Cerita Laomaru
Legenda Laomaru menceritakan tentang
seorang sakti yang hidup di Pulau Nias
bersama seorang anak lelakinya. Mereka
tinggal di sebuah gua yang diyakini berada
tidak jauh dari Kota Gunung Sitoli dan berada
di pinggir lautan. Suatu hari, Laomaru berniat
menarik Pulau Nias agar tergabung dengan
daratan besar Pulau Sumatera. Saat itu, ia
meminta anaknya membantu menghela
pulau dengan mewanti-wanti agar tidak
ATAS sekali-kali melihat ke belakang. Laomaru dan
Gambar 3.6 Rambu – rambu
anaknya kemudian menarik Pulau Nias seraya
kesiapsiagaan Bencana di Kec.
berjalan kearah lautan lepas. Sang Laomaru
Teluk Dalam, Kab Nias Selatan.
diceritakan mampu menyibak air laut saat
BAWAH menghela Pulau Nias. Namun, sang anak
Gambar 3.7 Lereng dinding di kemudian tidak mematuhi dan penasaran
Pantai Hinisataro, kec Komair kab untuk melihat ke belakang. Saat sang anak
Nias Selatan yang memiliki gua gua
melihat ke belakang, lautan yang tadi telah
kecil dipercayai pintu ular besar
tersibak kembali tertutup dan Pulau Nias
Laomaru, sebuah mitos tentang
gagal dipersatukan dengan Pulau Sumatera.
awal mula Nias dan Penduduknya
Aktifitas kebumian seperti yang diceritakan
pada Legenda Laomaru kemungkinan
berteriak “Biha Tuha!Biha Tuha,” yang juga bermakna proses kegempaan dan
berarti “Sudah Nenek!Sudah Nenek,”. Kata tsunami yang terjadi di Pulau Nias meskipun
Biha Tuha tersebut disuarakan dengan keras kebenaran cerita tentang Laomaru ini sulit
seolah-olah memohon kepada Latura Dano dibuktikan. Sampai saat ini, Gua Laomaru
agar memberi maaf atas kesalahan yang tersebut masih dapat dilihat berada di
telah dilakukan manusia di Tano Niha dan Tepi Jalan dan lubangnya nyaris tertutup
berhenti menggoncangkan badannya yang oleh rerumputan dan reruntuhan bebatuan
menyebabkan gempabumi. Cerita seperti ini sehingga sulit dikenali.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 131
ATAS
Gambar 3.8. Kompleks Desa Adat
Bawomataluo di Nias Selatan.
TENGAH
Gambar 3.9 Rumah Adat di
Bawomataluo, Kabupaten Nias Selatan
BAWAH
Gambar 3.10 Rumah Adat Nias di
Kabupaten Nias Utara.
arsitektur tradisional Rumah Adat Nias baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota
Selatan (Nitto dkk, 2016). Desa adat ini masyarakatnya. Selain itu menurut rumusan
telah didaftarkan sementara sebagai salah yang dikeluarkan oleh Departemen Sosial
satu warisan dunia dan dalam proses (sekarang Kementerian Sosial) kearifan
pengesahannya. Gambar 29 memperlihatkan lokal diartikan sebagai pandangan hidup
gambar udara Desa Bawomataluo di Nias dan pengetahuan serta berbagai strategi
Selatan. Desa Adat Bawomataluo didirikan kehidupan yang berwujud aktivitas yang
sekitar Tahun 1863 yang merupakan dilakukan oleh masyarakat lokal dalam
perpindahan penduduk dari Desa Orahili menjawab berbagai masalah dalam
yang dibakar oleh Belanda pada saat itu pemenuhan kebutuhan mereka. (Departemen
(Feldman, 1977). Sosial RI, 2006).
Masyarakat Nias terkenal dengan budaya Hampir semua suku bangsa di Indonesia
megalitik nya yang ditandai dengan memiliki kearifan lokal tersendiri dalam
banyaknya patung-patung atau ornamen- melestarikan lingkungan hidup. Namun,
ornamen yang terbuat dari batu. Di depan kearifan lokal itu secara perlahan seperti
rumah adat nias biasanya terdapat batu yang dilupakan tercermin dari fakta mulai
khusus ditempatkan untuk menandai status ditinggalkan yang berakibat pada kondisi
sosial pemilik rumah. Patung-patung yang lingkungan hidup makin mengkhawatirkan.
menyerupai ujud manusia biasanya dibuat Kekhawatiran akan hancurnya lingkungan
untuk menandai hubungan antara pemilik hidup di Indonesia tidak akan terjadi bila
rumah yang masih hidup dengan yang telah kearifan lingkungan atau kearifan lokal
meninggal dunia. Rumah adat terbesar yang masyarakat (local wisdom) yang sudah
merupakan Rumah Kepala Adat di Desa tertanam dalam kehidupan masyarakat sejak
Bawomataluo dikenal dengan Omo Sebua. zaman dahulu tetap terpelihara dengan baik.
Rumah Omo Sebua ini disokong oleh Sejak zaman pra-sejarah kearifan lingkungan
66 tiang pendek dan 43 kayu menyilang. sudah ada dalam kehidupan manusia yang
Tiang-tiang tersebu memiliki variasi diameter terwujud dari perilaku positif manusia purba
antara 35 cm hingga 68 cm. Pada peristiwa Indonesia dalam berhubungan dengan alam
gempabumi Tanggal 28 Maret 2005, tidak dan lingkungan sekitarnya.
ada rumah adat di Bawomataluo yang rubuh. Kearifan lokal ini secara umum menjadi
Hanya terdapat beberapa kerusakan minor budaya lokal atau budaya daerah memiliki
seperti tiang yang miring pada rumah Omo makna luhur karena memiliki unsur-unsur
Sebua. yang digali dari budi luhur masyarakatnya.
Diskursus kearifan lokal (local wisdom) Namun, budaya lokal yang memiliki makna
dalam dekade belakangan ini mulai banyak luhur itu tergusur oleh kemajuan teknologi
diperbincangkan. Perbincangan tentang yang tidak berbasis pada budi luhur,
kearifan lokal sering dikaitkan dengan akibatnya masyarakat lupa pada jati dirinya
masyarakat lokal dan dengan pengertian yang hidup dari alam dan untuk alam. Ada
yang bervariasi. Kearifan lokal merupakan anggapan bahwa tradisi masyarakat dalam
gagasan-gagasan setempat (lokal) yang mengelola lingkungan dengan berpijak
bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai pada budaya lokal tidak sesuai lagi dengan
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 133
1 Hakekat Hidup (HH) Hidup itu buruk Hidup itu baik Hidup itu buruk,
tetapi manusia
wajib berikhtiar
supaya hidup itu
menjadi baik
2 Hakekat Karya (HK) Karya itu untuk Karya itu untuk Karya itu untuk
nafkah hidup kedudukan, menambah
kehormatan, dan karya
sebagainya
yang berharga, yang mempengaruhi perilaku menjadi nilai bersama . Nilai-nilai yang
sosial dari yang memiliki nilai itu. Nilai itu demikian itu adalah nilai-nilai budaya.
erat hubungannya dengan kebudayaan dan Jadi, nilai-nilai budaya diturunkan dari
masyarakat. Setiap masyarakat atau setiap isu-isu dalam pandangan yang luas dan
kebudayaan memiliki nilai-nilai tertentu merupakan bagian dari sebuah lingkungan
mengenai sesuatu. Nilai dianggap sebagai budaya, nilai budaya mengarahkan bagi
konsep-konsep umum tentang eksistensi anggota masyarakat apa yang baik dan apa
sesuatu yang dianggap baik, patut, layak, yang buruk, apa yang benar, dan apa yang
pantas, dicita-citakan, diinginkan, dihayati, tidak patut.
dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-
hari dan menjadi tujuan kehidupan bersama di Beberapa Pengertian Kearifan Lokal yang lain
dalam kelompok komunitasnya mulai dari unit Kearifan lokal berasal dari dua kata yang
kesatuan sosial terkecil hingga suku bangsa. berbeda yakni kearifan dan lokal. Kearifan
Nilai budaya tiap-tiap kebudayaan tidak (wisdom) bermakna pengetahuan yang
terlepas dari lima hakekat dasar dalam berkenaan dengan penyelesaian suatu
kehidupan manusia. Atas dasar konsepsi itu masalah untuk mewujudkan keseimbangan
dikembangkan suatu kerangka yang dapat lingkungan dan keserasian sosial.
dipakai oleh para peneliti untuk menganalisis Sedangkan istilah lokal berarti setempat
nilai budaya dalam setiap kebudayaan. (kawasan provinsi, kabupaten, atau desa).
Kelima aspek itu merupakan masalah Kearifan lokal merupakan pandangan
dasar dalam kehidupan manusia, yaitu (1) hidup, ilmu pengetahuan dan berbagai
Tentang hakekat hidup manusia, (2) Tentang strategi kehidupan yang berwujud aktivitas
hakekat karya manusia, (3) Tentang hakekat yang dilakukan oleh masyarakat setempat
kedudukan manusia dalam ruang waktu, dalam menjawab berbagai masalah
(4) Tentang hakekat manusia dengan alam dalam pemenuhan kebutuhan mereka.
sekitarnya, (5) Tentang hakekat hubungan Sebagaimana dipahami, dalam beradaptasi
manusia dengan sesamanya. dengan lingkungan, masyarakat memperoleh
Rangkuman orientasi nilai-nilai budaya dan mengembangkan suatu kearifan yang
dicantumkan dalam tabel di halaman berikut berwujud pengetahuan atau ide, norma adat,
Dari beberapa pendapat di atas ternyata nilai budaya, aktivitas, dan peralatan sebagai
nilai-nilai budaya tersusun dari yang hasil abstraksi mengelola lingkungan.
utama sampai yang relatif penting. Nilai- Seringkali pengetahuan mereka tentang
nilai tersusun dengan skala yang paling lingkungan setempat dijadikan pedoman
tinggi sampai pada yang lebih rendah dan yang akurat dalam mengembangkan
tergantung pada budaya suatu masyarakat. kehidupan di lingkungan pemukimannya.
Nilai-nilai yang menonjol dalam kehidupan Keanekaragaman pola-pola adaptasi
suatu masyarakat atau organisasi dapat terhadap lingkungan hidup yang ada dalam
menjadi identitas budayanya , sehingga masyarakat Indonesia yang diwariskan secara
setiap individu atau organisasi mempunyai turun temurun menjadi pedoman dalam
seperangkat nilai-nilai individu yang unik memanfaatkan sumberdaya alam. Kesadaran
dan dari kesamaan yang unik itu cenderung masyarakat untuk melestarikan lingkungan
138 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
keilahian dan berbagai pengalaman empiris. secara spesifik dengan budaya tertentu
Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan (budaya lokal) dan mencerminkan cara hidup
budaya masyarakat setempat maupun suatu masyarakatnya.
kondisi geografis dalam arti luas. Budaya lokal merupakan istilah yang
Kearifan lokal merupakan produk budaya biasanya digunakan untuk membedakan
masa lalu yang telah teruji. Kearifan lokal dan dengan budaya nasional (Indonesia)
keunggulan lokal merupakan kebijaksanaan dan budaya global. Budaya lokal adalah
manusia yang bersandar pada filosofi nilai- budaya yang dimiliki oleh masyarakat
nilai, etika, cara-cara dan perilaku yang yang menempati lokalitas tertentu yang
melembaga secara tradisional. Kearifan berbeda dari budaya yang dimiliki oleh
lokal adalah nilai yang dianggap baik dan masyarakat yang berada di tempat yang
benar sehingga dapat bertahan dalam lain. Permendagri Nomor 39 Tahun 2007
waktu yang lama dan bahkan melembaga. pasal 1 mendefinisikan budaya daerah
Kearifan adat dipahami sebagai segala sebagai “suatu sistem nilai yang dianut
sesuatu yang didasari pengetahuan dan oleh komunitas atau kelompok masyarakat
diakui akal serta dianggap baik . Adat tertentu di daerah, yang diyakini akan
kebiasaan pada dasarnya teruji secara dapat memenuhi harapan-harapan warga
alamiah dan niscaya bernilai baik, karena masyarakatnya dan di dalamnya terdapat
kebiasaan tersebut merupakan tindakan nilai-nilai, sikap tatacara masyarakat yang
sosial yang berulang-ulang dan mengalami diyakini dapat memenuhi kebutuhan warga
penguatan. Apabila suatu tindakan tidak masyaraknya.
dianggap baik oleh masyarakat maka ia Di Indonesia istilah budaya lokal juga
tidak akan mengalami penguatan secara sering disepadankan dengan budaya etnik/
terus-menerus. Keberlangsungan secara subetnik. Setiap bangsa, etnik, dan sub etnik
alamiah terjadi secara sukarela karena memiliki kebudayaan yang mencakup tujuh
dianggap baik atau mengandung kebaikan. unsur, yaitu: bahasa, sistem pengetahuan,
Kebiasaan yang tidak baik akan hanya terjadi organisasi sosial, sistem peralatan hidup
apabila ada pemaksaan dari penguasa. dan teknologi, sistem mata pencaharian,
Bila demikian maka ia tidak tumbuh secara sistem religi, dan kesenian. Secara umum,
alamiah. Secara filosofis, kearifan lokal kearifan lokal (dalam situs Departemen
dapat diartikan sebagai sistem pengetahuan Sosial RI) dianggap pandangan hidup dan
masyarakat lokal/pribumi yang bersifat ilmu pengetahuan serta berbagai strategi
empirik dan pragmatis. Bersifat empirik kehidupan yang berwujud aktivitas yang
karena hasil olahan masyarakat secara lokal dilakukan oleh masyarakat lokal dalam
berangkat dari fakta-fakta yang terjadi di menjawab berbagai masalah dalam
sekeliling kehidupan mereka. Bertujuan pemenuhan kebutuhannya.
pragmatis karena seluruh konsep yang Berangkat dari pengertian tersebut
terbangun sebagai hasil olah pikir dalam di atas, kearifan lokal bukan sekedar nilai
sistem pengetahuan itu bertujuan untuk tradisi atau ciri lokalitas semata melainkan
pemecahan masalah sehari-hari. Kearifan nilai tradisi yang mempunyai daya-guna
lokal merupakan sesuatu yang berkaitan untuk mewujudkan harapan atau nilai-nilai
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 141
lanjar bergantung pada besar rumah, bisa dan dibagi atas dua bahagian, muka dan
dua, tiga dan empat. Ruangnya terdiri dari belakang. Bagian depan dari Rumah Gadang
jumlah yang ganjil antara tiga dan sebelas. biasanya penuh dengan ukiran ornamen
Rumah Gadang biasanya dibangun dan umumnya bermotif akar, bunga, daun
diatas sebidang tanah milik keluarga induk serta bidang persegi empat dan genjang.
dalam suku/kaum tersebut secara turun Sedangkan bagian luar belakang dilapisi
temurun dan hanya dimiliki dan diwarisi dengan belahan bambu. Rumah tradisional
dari dan kepada perempuan pada kaum ini dibina dari tiang-tiang panjang, bangunan
tersebut. Dihalaman depan Rumah Gadang rumah dibuat besar ke atas, namun tidak
biasanya selalu terdapat dua buah bangunan mudah rebah oleh goncangan, dan setiap
Rangkiang, digunakan untuk menyimpan elemen dari Rumah Gadang mempunyai
padi. Rumah Gadang pada sayap bangunan makna tersendiri yang dilatari oleh tambo
sebelah kanan dan kirinya terdapat ruang yang ada dalam adat dan budaya masyarakat
anjung (Bahasa Minang: anjuang) sebagai setempat. Pada umumnya Rumah Gadang
t e m p at p e n g a n t i n b e r s a n d i n g at a u mempunyai satu tangga yang terletak pada
tempat penobatan kepala adat, karena itu bagian depan. Sementara dapur dibangun
rumah Gadang dinamakan pula sebagai terpisah pada bagian belakang rumah yang
rumah Baanjuang. Anjung pada kelarasan didempet pada dinding.
KotoPiliang memakai tongkat penyangga, Wilayah Minangkabau terbilang rawan
sedangkan pada kelarasan BodiChaniago gempa karena berada di lintasan Bukit
tidak memakai tongkat penyangga di Barisan, maka arsitektur Rumah Gadang
bawahnya. Hal ini sesuai filosofi yang dianut juga memperhitungkan desain yang tahan
kedua golongan ini yang berbeda, golongan gempa. Seluruh tiang Rumah Gadang tidak
pertama menganut prinsip pemerintahan ditanamkan ke dalam tanah, tapi bertumpu
yang hirarki menggunakan anjung yang ke atas batu datar yang kuat dan lebar.
memakai tongkat penyangga, pada golongan Seluruh sambungan setiap pertemuan
kedua anjuang seolah-olah mengapung tiang dan kasau (kaso) besar tidak memakai
di udara. Tidak jauh dari komplek Rumah paku, tapi memakai pasak yang juga terbuat
Gadang tersebut biasanya juga dibangun dari kayu. Ketika gempa terjadi Rumah
sebuah surau kaum yang berfungsi sebagai Gadang akan bergeser secara fleksibel
tempat ibadah, tempat pendidikan dan seperti menari di atas batu datar tempat
juga sekaligus menjadi tempat tinggal lelaki tonggak atau tiang berdiri. Begitu pula
dewasa kaum tersebut yang belum menikah. setiap sambungan yang dihubungkan oleh
Rumah adat ini memiliki keunikan bentuk pasak kayu juga bergerak secara fleksibel,
arsitektur dengan bentuk puncak atapnya sehingga Rumah Gadang yang dibangun
runcing yang menyerupai tanduk kerbau secara benar akan tahan terhadap gempa.
dan dahulunya dibuat dari bahan ijuk yang Hal ini membuktikan bahwa secara fisik
dapat tahan sampai puluhan tahun, namun arsitektur, masyarakat Minangkabau telah
belakangan atap rumah ini banyak berganti mengenal cara menghindarkan diri atau
dengan atap seng. Rumah Gadang ini meminimalisasi akibat buruk dari suatu
dibuat berbentuk empat persegi panjang gempa yang mungkin terjadi.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 145
Belakang dari bahan bambu. Papan disebut juga sebagai mambangkik batang
dinding dipasang vertikal, sementara semua tarandam (membangkitkan pohon yang
papan yang menjadi dinding dan menjadi direndam), lalu proses pembangunan Rumah
bingkai diberi ukiran, sehingga seluruh Gadang berlanjut ke prosesi berikutnya,
dinding menjadi penuh ukiran. Penempatan mendirikantonggak tuo atau tiang utama
motif ukiran tergantung pada susunan dan sebanyak empat buah, yang dipandang
letak papan pada dinding Rumah Gadang. menjadi sangat keras dan tak bisa dimakan
Pada dasarnya ukiran pada Rumah Gadang rayap, sehingga bisa bertahan sebagai
merupakan ragam hias pengisi bidang tonggak tuo atau tiang utama selama
dalam bentuk garis melingkar atau persegi. ratusan tahun. Perendaman batang kayu
Motifnya umumnya tumbuhan merambat, yang akan dijadikan tonggak tuo tersebut
akar yang berdaun, berbunga dan berbuah. merupakan salah satu kunci yang membuat
Pola akar biasanya berbentuk lingkaran, akar Rumah Gadang tradisional mampu bertahan
berjajaran, berhimpitan, berjalinan dan juga hingga ratusan tahun melintasi zaman.
sambung menyambung. Cabang atau ranting Proses pemilihan dan penguatan tonggak
akar berkeluk ke luar, ke dalam, ke atas dan rumah gadang sehingg mampu bertahan
ke bawah. Disamping motif akar, motif lain ratusan tahun dan tahan menghadapi
yang dijumpai adalah motif geometri bersegi goncangan tanpa patah juga merupakan
tiga, empat dan genjang. bukti bahwa kearifan lokal Minangkabau
Motif daun, bunga atau buah dapat juga berhasil mengatasi permasalahan daerah
diukir tersendiri atau secara berjajaran. rawan bencana gempa bumi yang merusak
struktur bangunan.
PROSES PEMBUATAN
Menurut tradisi, tiang utama Rumah Gadang ADOPSI
yang disebut tonggak tuo yang berjumlah Keunikan bentuk atap Rumah Gadang yang
empat buah/batang diambil dari hutan secara melengkung dan lancip, telah menginspirasi
gotong royong oleh anak nagari, terutama beberapa arsitek di belahan negeri lain,
kaum kerabat, dan melibatkan puluhan seperti Ton van de Ven di Negeri Belanda
orang. Batang pohon yang ditebang biasanya yang mengadopsi desain Rumah Gadang
adalah pohon juha yang sudah tua dan lurus pada bangunan The House of the Five
dengan diameter antara 40cm hingga 60cm. Senses. Bangunan yang dioperasikan
Pohon juha terkenal keras dan kuat. Setelah di sejak tahun 1996 itu digunakan sebagai
bawa ke dalam nagari pohon tersebut tidak gerbang utama dari Taman Hiburan Efteling.
langsung di pakai, namun direndam dulu di Bangunan setinggi 52 meter dan luas
kolam milik kaum atau keluarga besar.Makin atap 4500 meter persegi itu merupakan
lama proses perendaman akan menghasilkan bangunan berkonstruksi kayu dengan atap
kualitas kayu yang tahan lama. jerami yang terbesar di dunia menurut
Setelah cukup waktu batang pohon Guinness Book of Records.
tersebut diangkat atau dibangkit untuk Desain Rumah Gadang yang banyak
dipakai sebagai tonggak tuo. Prosesi terdapat di Negeri Sembilan juga diadopsi
mengangkat/membangkit pohon tersebut pada bangunan paviliun Malaysia di World
146 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
SIMBOL
Gonjong (bagian atap yang melengkung
dan lancip) Rumah Gadang menjadi simbol
atau ikon bagi masyarakat Minangkabau
disamping ikon yang lain, seperti warna
hitam-merah-kuning emas, rendang, dan
lainnya. Hampir seluruh kantor pemerintahan
di Sumatera Barat memakai desain Rumah Gambar 3.15 Rumah
mereka merancang bangunan yang tahan pangan untuk kondisi darurat. Sejauh ini,
gempa. Bangunan tradisional yang terbuat banyak di antara kita menganggap tabungan
dari bambu atau kayu umumnya tidak rusak terbaik adalah dollar atau emas. Sejarah
diguncang gempa karena bahan bangunan memberikan pelajaran. Di Minangkabau,
itu mempunyai sifat lentur terhadap nenek moyang yang eksis di Bukit Barisan
guncangan. Selain itu fondasi bangunan, sejak jaman dahulu sudah meletakkan
ikatan tiang, dan pasak pada kayu diatur fondasi mitigasi bencana. Selain rumah
sedemikian rupa sehingga bisa lentur saat gadang sebagai tempat tinggal yang akrab
terjadi guncangan. dengan bencana, bagian dari kompleknya,
Kearifan lokal kini secara tidak sadar rangkiang, mengandung filosofi mitigasi.
mulai ditinggalkan masyarakat. Karena ingin Rangkiang yang melambangkan
mengikuti mode zaman, bangunan rumah kemakmuran terdiri atas bermacam jenis.
pun dibuat dari bata atau beton. Mereka Apapun jenisbangunan ini terkait erat
hanya memperhitungkan segi estetis dengan ketahanan pangan, kesinambungan
tanpa memerhatikan aspek keamanannya. kehidupan pertanian dan penghormatan
Dampak dari diabaikannya kearifan lokal terhadap pihak-pihak yang dimuliakan.
ini boleh dibilang cukup fatal. Saat terjadi Tidak hanya untuk kepentingan ekonomi,
gempa bumi di Sumatera Barat, September rangkiang dibangun tidak hanya untuk
2009, misalnya, ribuan orang tewas dan kepentingan ekonomi, melainkan termuat
ratusan bangunan hancur. Korban tewas pula nilai-nilai politik-sosial-budaya.
umumnya karena tertimpa bangunan bata Setiap rumah gadang memiliki rangkiang
atau bangunan beton yang runtuh. yang berderet di halaman depan. Nama
Secara turun temurun, masyarakat di Rangkiang berasal dari kata ruang hyang
wilayah Minangkabau sebenarnya telah yaitu ruang untuk Dewi Sri, dewi padi. Ada
memahami konsep mitigasi dan tanggap tujuh macam rangkiang sesuai dengan fungsi
bencana. Khususnya untuk tiga kebutuhan padi yang tersimpan di dalamnya.
pokok, sandang, pangan dan papan. Pertama, si miskin pergi menunggu,
Mengerucut untuk kebutuhan perut alias lumbung untuk berhemat.
pangan, konsep tersebut terlihat dari Kemudian, si majo kayo, lumbung
keberadaan rangkiang sebagai Doomsday untuk persiapan pesta. Berikutnya, mandah
Vault atau kubah kiamat. Sebuah bangunan pahlawan (rangkiang kaciak), fungsinya untuk
sangat kuat yang dibangun di kutub utara menyimpan padi abuan (benih). Kemudian,
untuk menyimpan biji-bijian dari seluruh dunia. fungsi ini juga menjamin kesinambungan
Ketika bencana terjadi, sadar atau tidak, persediaan untuk pengerjaan sawah musim
kita merasakan ketidaksiapan sebagai berikutnya. Rangkiang ini rendah, tidak
wujud ikhtiar. Bagaimana tidak, belum bergonjong, dan ada kalanya berbentuk
setengah hari bencana terjadi, semua aspek bundar.
kehidupan lumpuh. Anak-anak, orang tua Ada juga rangkiang sitinjau lauik.
cepat merasakan dampak langsung dari Fungsinya, sebagai persiapan jika menjamu
ketidaksiapan tersebut. Kenapa hal ini bisa tamu dan membeli barang kebutuhan yang
terjadi, karena kita tidak memiliki cadangan tidak dapat diproduksi sendiri. Terdiri dari
148 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
ATAS
Gambar 3.16 Gambar Penduduk padang tempo
duluBundo Kanduang
TENGAH
Gambar 3.17 Foto Penghulu di Padang tempo dulu
BAWAH
Gambar 3.18 Foto Keluarga di padang
prinsip rangkiang ini sama halnya dengan Spesifikasi fungsi rangkiang menunjukkan
tabungan untuk membayar pajak atau zakat. kekayaan masyarakat agraris Minang. Tak
Sempurna, dan sejalan dengan konsep hanya melimpah-ruahnya hasil pertanian
mitigasi. Lalu, kenapa rangkiang tidak sehingga dapat dibagi-bagi pada banyak
dikembalikan lagi pada peruntukan asal rangkiang, tetapi juga kekayaan hati mereka
pembentukanyanya,kalau pun bukan wujud untuk berbagi pada sesama.
bangunannya, paling tidak konsepnya dapat Berikut ini cerita tentang salah satu rumah
diadopsi. tua. Seperti kapal laut yang terkena ombak,
Bentuk rangkiang hampir sama dengan rumah kayu coklat tua itu berederak-derak,
rumah gadang, atapnya bergonjong dengan berayun mengikuti irama gempa berkekuatan
kolong lebih rendah dari bangunan rumah 7,9 skala Richeter pada 30 September lalu
gadang. Seluruh rangkiang tidak berjendela selama lebih dari satu menit. Jarimis, 55
dan tidak berpintu. Hanya ada bukaan tahun, sang pemilik rumah yang terduduk di
kecil di bagian atas dari salah satu segitiga halaman belakang karena gempa menatap
lotengnya. Dindingnya mengembang ke rumah tuanya dan sedikitpun tidak khawatir
atas. Terdapat tangga (mabu) untuk menaiki rumah tuanya akan ambruk. Namun, tak jauh
rangkiang yang dapat dipindah-pindahkan di sebelahnya, dinding bata rumah baru yang
untuk keperluan lain. sedang dibangunnya runtuh, tak mampu
150 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
menahan getaran gempa. Padahal rumah tidak dihuni akan berdebu dan cepat lapuk.
itu hampir rampung, dindingnya tinggal Lihat rumah ini, sudah 74 tahun masih bediri,
diplester. sudah dipakai tiga generasi,” katanya.
Setelah gempa berlalu, ia bergegas naik Rumah Gadang Padang seluruh material
ke rumah tua yang telah ditempatinya selama utamanya terbuat dari kayu, kecuali atap yang
55 tahun. Di atas rumah tidak terlihat barang- menggunakan seng. Ke-16 tiang rumah tidak
barang bergeser, emari, televisi dan barang- langsung ditanam di tanah, tetapi berada di
barang rumah tangganya tetap berada di atas pondasi batu yang datar dengan posisi
tempat. Hanya beberapa gelas dalam lemari tiang vertikal.
yang posisinya rebah. “Sebenarnya lebih Selain untuk menghindari kelapukan,
aman di rumah kayu seperti ini, kalaupun tiang di atas umpak batu ini juga fleksibel
kita ada di dalam saat datang gempa tetap terhadap guncangan gempa. Setelah
aman. Beberapa kali gempa besar saya alami gempa, tidak terlihat ada tiang yang
berada di atas rumah dan rasanya seperti bergeser dari umpak batu. Rumah Gadang
naik kapal laut yang terkena ombak, tidak ada ini menggunakan sistem, sambungan sendi-
dinding yang retak atau jatuh, karena semua sendi pasak kayu yang diselipkan di bagian
dari kayu,” kata Jarimis, warga Kelurahan pertemuan struktur kerangka utama. Tidak
Pisang, Padang memuji rumah tuanya. Rumah menggunakan paku atau baut, sehingga
tua berwarna coklat tua tanpa cat itu warisan lentur terhadap guncangan gempa.
keluarganya yang dibangun kakeknya pada Ditambah lagi dengan dinding kayu yang
1935. Disebut Rumah Gadang Padang, ringan, atap seng yang ringan, dan ditopang
dengan atap yang tanpa bagonjong. banyak tiang yang kokoh sehingga tahan
Rumah gadang berukuran 9 x 8 meter terhadap guncangan gempa.
itu dibuat seperti rumah panggung, Tidak hanya rumah tua Jarimis yang
tingginya dua meter dari tanah dengan 16 tak takluk oleh gempa, setelah gempa 30
tiang. Empat tiang berjejer masing-masing September lalu, di beberapa tempat yang
menopang bagian beranda hingga bagian masih memiliki rumah gadang di Kota
belakang rumah. Tonggak rumah ini terbuat Padang seperti di Seberang Padang, Kuranji
dari sebatang pohon kayu keras dan bulat dan Pauh hampir tidak ada rumah gadang
dengan diameter 20 cm. Uniknya 4 tiang yang rusak. Yang mengalami kerusakan
bagian dalam mirip pohon yang meliuk dan hanya bangunan tambahan yang dibuat
tidak lurus, bahkan ada dua tiang utama belakangan seperti tambahan dapur dari
yang paling tinggi langsung menopang atap bangunan tembok bata atau tangga dari
rumah, menjulang seperti sebatang pohon. semen. Kebanyakan bangunan tambahan ini
Menurut Jarimis, jenis kayu yang digunakan retak dan roboh karena gempa.
adalah kayu Banio dan Surian yang tua dan Tinggal di salah satu jalur ring of
keras, mulai dari dinding hingga tiangnya fire dunia, di atas patahan yang selalu
sehingga dinding rumah hingga tiang bergerak, mungkin nenek moyang kita
berwarna coklat tua. Untuk pemeliharaan telah menyadarinya, dengan membangun
agar tidak lapuk, rumah cukup ditinggali rumah kayu yang bisa bergerak seirama
dan disapu setiap hari. “Kalau rumah tua gempa. Mereka telah mewariskan bangunan
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 151
tradisional yang aman gempa dan tidak Mamutiah Durian, Parak, Menanam Tanaman
gampang roboh. Seperti kata Jajang Keras sebelum Nikah, Goro Basamo dan
Pamuncak di iklan-iklan televisi, bukan masih banyak lagi yang lainnya.
gempanya, tapi bangunannya.
Rimbo Larangan (Hutan Larangan )
Kearifan Lokal dan Konsep Bangunan Aman Yaitu hutan yang menurut aturan adat tidak
Gempa boleh ditebang karena fungsinya yang
Rentetan gempa besar yang melanda wilayah sangat vital sekali sebagai persediaan
Sumatera Barat belakangan ini telah merubah air sepanjang waktu untuk keperluan
kesadaran kita tentang hidup di wilayah ini. masyarakat, selain itu kayu yang tumbuh
Di balik kekayaan dan keindahannya ternyata dihutan juga dipandang sebagai perisai
menyimpan potensi bencana atau gejala untuk melindungi segenap masyarakat yang
alam yang besar, baik banjir, longsor, gempa bermukim disekitar hutan dari bahaya tanah
sampai dengan ancaman tsunami. longsor. Apabila ada terdapat diantara
Potensi bencana sungguh tidak akan warga yang akan membuat rumah yang
pernah menyurutkan semangat penduduknya membutuhkan kayu, maka harus minta izin
untuk terus bertahan hidup dan membangun lebih dulu kepada aparat Nagari melalui
ranah ini. Bagaimana dengan nenekmoyang para pemangku adat untuk menebang kayu
kita yang telah menjalaninya sejak beratus- yang dibutuhkan dengan peralatan Kapak
ratus tahun yang lalu. Tentu kita perlu kembali dan Gergaji tangan.
menafsir ulang kearifan lokal yang mereka
bangun dan wariskan, sehingga kita mampu Banda Larangan (Sungai, Anak Sungai / Kali
bertahan sampai sekarang. Bangunan, Larangan)
rumah atau apapun bentuk lingkungan Merupakan suatu aliran sungai yang tetap
binaan adalah hasil proses adaptasi manusia dijaga agar tidak tercemar dari bahan atau
dengan alam sepanjang masa kehidupannya. benda yang bersifat dapat memusnahkan
Sepanjang itu pula dilahirkan kemampuan, segenap binatang dan biota lainnya yang
kecerdasan dan strategi untuk bersahabat ada di aliran sungai sehingga tidak menjadi
dengan alam, yang kemudian dikenal sebagai punah, seperti halnya warga masyarakat
kearifan lokal. tidak boleh menangkap ikan dengan cara
Pengeboman, memakai racun, memakai
Kearifan lokal lainnya di Sumatera Barat aliran listrik dan lain sebagainya. Untuk
Di Propinsi Sumatera Barat, disamping panen Ikan dari Banda Larangan tersebut,
kearifan local menghadapi bencana pihak Pemangku Adat dan Aparat Nagari
gempabumi juga terdapat beberapa jenis melaksanakan dengan cara membuka
Kearifan Lokal lain yang berkaitan dengan larangan secara bersama-sama masyarakat
bencana lingkungan seperti bagaimana untuk kepentingan bersama dan hasilnya
masyarakat adat ternyata bisa menjaga selain untu masyarakat juga sebahagian
lingkungan tetap lestari seperti pengelolaan untuk KAS Nagari. Biasanya Banda Larangan
Hutan Tanah dan Air diantaranya Rimbo ini dibuka sekali setahun atau sekali dua tahun
Larangan, Banda Larangan, Tabek Larangan, tergantung kesepakatan Para Pemangku Adat.
152 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Tabek Larangan (tebat larangan) yeng terbuat dari kayu. Peristiwa Bencana
Yaitu Kolam air yang dibuat secara bersama G e m p a d i W i l a y a h B e n g ku l u t e l a h
oleh masyarakat pada zaman dulu dengan menimbulkan kerusakan di permukiman
tujuan untuk persediaan air bagi kepentingan penduduk terutama bangunan-bangunan
masyarakat dan didalam Tabek tersebut juga yang terbuat dari konstruksi beton.
dipelihara berbagai jenis ikan, saat untuk Sementara rumah yang terbuat dari kayu,
membuka Tabek Larangan tersebut sama seperti rumah tradisional yang banyak
dengan seperti di Banda Larangan. tersebar di daerah pedesaan di Kabupaten-
kabupaten di Bengkulu, tidak mengalami
Mamutiah durian ( memutih durian ) kerusakan yang begitu parah, bahkan
Yaitu kegiatan menguliti pohon durian sebagian besar tetap berdiri kokoh.
apabila kedapatan salah seorang warga Masyarakat Bengkulu di pedesaan umumnya
masyarakat pemilik pohon durian yang membangun rumah yang terbuat dari kayu.
memanjat dan memetik buah durian Bangunan rumah rakyat yang terbuat dari
sebelum durian itu matang, hal itu dilakukan bahan kayu yang sering disebut dengan
sebagai sanksi moral bagi masyarakat yang bangunan vernakuler adalah rumah yang
melakukannya karena dipandang tidak dibangunan berdasarkan pengetahuan
mempunyai rasa sosial antar sesama. Setelah yang diwariskan secara turun temurun
pohon Durian dikuliti maka secara berangsur (ancient tradition), baik dari sisi pengetahuan
pohon itu akan mati. Biasanya pemilik pohon maupun metodenya.1 Pembangunan rumah
durian akan mendapatkan hasil semenjak tradisional atau bangunan vernakuler ini
matahari terbit sampai terbenam, sedangkan merupakan rumah yang dibangun atas
disaat malam hari buah durian yang jatuh pertimbangan keselarasan dengan alam.
telah menjadi milik bersama. Bangunan Vernakuler berpegang pada
Pa r a k y a i t u s u a t u l a h a n t e m p a t prisnip-prinsip dan cara-cara tertentu yang
masyarakat berusaha tani dimana terdapat dianut, dipahami, dan diaplikasikan oleh
keberagaman jenis tanaman yang dapat masyarakat lokal dalam berinteraksi dan
dipanen sepanjang waktu secara bergiliran, berinterelasi dengan lingkungannya dan
sehingga pada lahan parak ini terdapat nilai ditransformasikan dalam bentuk sistem nilai
ekonomi berkelanjutan. Apabila dilihat dan norma adat. Oleh karena itulah Rumah
dari jauh, parak di pandang seolah-olah tradisional sering juga disebut rumah adat.
seperti hutan dan juga berfungsi sebagai Rumah adat masyarakat Bengkulu yang
penyangga untuk wilayah dibawahnya. dibangun dengan bahan kayu merupakan
bentuk ekspresi kehidupan yang harmoni
KEARIFAN LOKAL DALAM MENGHADAPI dengan bahaya bencana seperti gempa
GEMPA DI BENGKULU (living harmony with risk). Dalam hal ini
Ada beberapa kearifan lokal (Local wisdom) masyarakat Bengkulu sudah lama mengenal
yang dimiliki oleh masyarakat Bengkulu
1 Gutierrez, Jorge, “Note on the Seismic Adequacy
dalam mitigasi bencana gempa bumi.
of Vernacular Buildings”, 13th World Conference
Salah satunya adalah bentuk permukiman
on Earthquake Enginering. Vancouver. B.C. Can-
penduduk yang umumnya rumah panggung ada August 1-6 2004, Paper No. 5011.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 153
M E N G E N A N G B E N C A N A G E M PA
Peristiwa bencana gempa bumi dan tsunami sempat saya lihat cucu saya dalam air,
menjadi sangat penting dalam kehidupan saya coba raih tapi tidak dapat, yang ada
manusia karenanya perlu disimpan dalam tangan saya kesangkut di pagar, ini hampir
ingatan kolektif dan tidak bisa atau tidak putus,” cerita Umi. Umi Kalsum pun hilang
boleh dilupakan. Karena itu pada setiap kesadarannya Karena terombang-ambing
waktu perlu diingat dan dikenang. Tidak gelombang pekat tsunami. Tapi tiba-tiba
mengherankan apabila peristiwa gempa dan ada ular yang mendekat dan melilitnya.
tsunami Aceh tahun 2004, selalu diperingati “Saya sadar pertama sudah di jembatan
setiap masa. Masyarakat merasa perlu untuk ini (Jembatan Kajhu), ya subhanallah mulut
selalu mengingat dan mengenang peristiwa ular itu di depan mata saya, tubuh saya itu
yang berharga tersebut agar dapat dipetik dililitnya,” ujar Umi Kalsum dalam bahasa
pelajaran, hakekat, dan maknanya. Menarik Aceh. Si ular terus membawanya mendekat
untuk disimak salah satu contoh penggalan ke relawan. Tiga pemuda dari PMI
kisah refleksi ingatan kolektif tentang gempa kemudian menjemputnya dan melepaskan
dan tsunami di Aceh pada tahun 2004 lilitan ular dari tubuhnya. “Sempat saya
tersebut dalam suatu peringatan ulang tahun bilang sama anak itu, pas ditarik saya,
ke-10 dan ke-9 menurut sajian media pers nak ada ular, tidak apa-apa katanya dia
sebagai berikut. nggak ganggu kita, cerita nenek yang
juga kehilangan 30 sanak saudaranya
“Gempa dahsyat pada Minggu, 26 saat tsunami menghantam desanya.”
Desember 2004, pagi yang disusul (Hamzirwan, 2015; Rizki Gunawan. 2014).
tsunami meluluhlantakkan sebagian besar
wilayah pesisir Provinsi Aceh. Sebanyak Penggalan catatan kisah bencana
126.741 warga Aceh tewas dan 93.285 gempa dan tsunami yang melanda Aceh
orang hilang dalam bencana tsunami puluhan tahun yang lalu tersebut di atas,
yang tergolong terbesar sepanjang cukup dapat menggugah kembali memori
sejarah. Guncangan gempa berkekuatan kolektif masayakat Aceh maupun masyarakat
8,9 skala Richter yang berpusat di Indonesia pada umumnya. Setiap pembaca
kedalaman 20 kilometer di Samudra secara bebas bisa mengembangkan
Hindia sejauh 149 kilometer selatan imajinasinya masing-masing, mengenai
Meulaboh, Aceh Barat, terjadi pukul 07.58. kedahsyatan bencana pada tahun 2004
Gempa kedua berkekuatan 5,9 skala dalam meluluhlantakkan sebagian dari
Richter di kedalaman 10 km di sebelah daerah Aceh. Namun pada sisi lain,
barat Pulau We, Sabang, terjadi pukul pembaca juga sekaligus dapat memberikan
08.48. Umi langsung bergegas lari. Sang tanggapan, interpretasi dan simpulan hakekat
anak sempat memintanya untuk tidak lari, dan makna dibalik peristiwa tersebut secara
tapi wanita yang saat itu berumur 48 tahun luas dan lebih jauh. Pada sisi lainnya lagi,
memilih berlari mengajak cucunya. Baru pembaca juga dapat melakukan komparasi
beberapa meter berlari, tubuh Umi dan dan evaluasi terhadap gempa-gempa yang
cucunya terhempas ombak tsunami. “Kami terjadi di tempat lain, di Indonesia dan
sudah teraduk-aduk dalam air, sesaat bahkan di negara lain. Lebih jauh, penggalian
158 REVITALISASI KEARIFAN LOKAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA GEMPA
kenangan ingatan kolektif ini juga dapat menyebabkan terjadinya tsunami di Danau
membawa respons positif dalam melahiran Singkarak (Visser dan Akkersdijk, 1927).
empati dan simpati tiap individu. Empati dan Gambaran di atas pada dasarnya telah
simpati tersebut pada gilirannya akan dapat menegaskan bahwa peristiwa gempabumi
melahirkan efek positif dalam pembangunan dan tsunami di Sumatera beserta bencana
semangat dan jiwa kemanusiaan secara ideal. yang ditimbulkannya secara sosial pada
dasarnya telah akrab dengan masyarakatnya,
GEMPA DAN TSUNAMI DALAM PUISI sehingga gempa dan tsunami telah menjadi
KARYA SEORANG PENYAIR TAUFIQ pengetahuan sosial dan sekaligus menjadi
ISMAIL: MEMBACA TANDA-TANDA bagian dari dimensi sejarah masyarakatnya.
Peristiwa gempa dan tsunami Aceh, secara Pegetahuan sosial tersebut secara historis
monumental telah digubah dalam bentuk kemudian disimpan dalam memori atau
puisi oleh seorang Peyair terkemuka ingatan kolektif masyarakat pendukungnya
Indonesia, yaitu Taufik Ismail. Puisinya diberi yang kemudian biasa disebut sebagai memori
Judul “Membaca Tanda-Tanda”. Puisi ini sosial (Fentress dan Wickham, 1992:16-17).
digubah sebagai Persembahan 70 tahun Prof. Hampir pada setiap tahun peristiwa
Dr. Taufik Abdullah, pada tahun 2006 (LIPPI gempa besar di Aceh pada tahun 2004,
Press, 2006:3-5), yang kebetulan disajikan misalnya, selalu dilakukan peringatan, untuk
pada Bagian Satu Kenang-kenangan. Puisi mengenang kedahsyatan peristiwa bencana
inimenarik untuk disimak dan direnungkan gempa bumi dan tsunami yang menelan
makna dan hakekatnya. Berikut adalah puisi tidak sedikit korban dan menghancurkan
indah yang mampu menggambarkan secara wilayah sekitarnya. Pada saat itu pula memori
utuh peristiwa gempa dan tsunami Aceh pada atau ingatan kolektif masyarakat digugah
tahun 2004 tersebut. kembali, untuk dihidupkan kembali agar
dapat dipakai sebagai bahan renungan masa
GEMPABUMI DAN TSUNAMI DALAM kini. Pada saat itu pula orang mencari hakekat
INGATAN KOLEKTIF MASYARAKAT dan makna dibalik peristiwa bencana gempa
Selain gempa tahun 2004 seperti yang dan tsunami dengan pengharapan dapat
sudah disinggung diatas, masyarakat Aceh memperoleh manfaat dan hikmahnya bagi
juga memiliki tambahan ingatan kolektif kehidupan masa sekarang dan masa yang
dari peristiwa gempa yang terulang kembali akan datang. Penghidupan kembali ingatan
terjadi di wilayah Aceh, yaitu Pidie pada 7 kolektif tentang gempa dan tsunami Aceh
Desember 2016 yang baru lalu. Gempa Pidie tersebut dapat disimak dari apa yang telah
ini juga membawa musibah yang menelan disajikan di atas, baik dalam bentuk kisah
korban tidak sedikit bagi masyarakat di Pidie. nyata dalam berita media maupun dalam
Selain di Aceh, gempa bumi sebelumya bentuk karya puisi, misalnya dari penyair
sesungguhnya telah banyak terjadi selama Taufik Ismail tersebut di atas.
abad ke-19 dan awal abad ke-20, seperti
yang telah dikemukakan pada Bab terdahulu. MERENCANAKAN HARAPAN
Peristiwa gempa di Padang pada 28 Juni Merencanakan harapan dapat dirumuskan
1926, misalnya, disebutkan juga bahwa telah sebagai suatu upaya untuk membuat
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 159
keputuan dengan sadar mengenai sesuatu tradisi lisan tersebut bisa dikenali berbagai
yang diyakini akan terjadi atau dapat dicapai jenis bentuk mitos, folklor, legenda, dan
dengan baik. Merencanakan sesuatu, dalam pepatah-petitih. Dalam tradisi tulis, bisa
hubungan ini, apa yang dianggap berharga dikenali berbagai jenis karya sastra lama
bagi masa depan perlu diikuti dengan misalnya seperti Hikayat, Tambo, Kronik dan
langkah-langkah yang tepat agar dapat sejenisnya dan juga sastra-religius maupun
mencapai prospek yang lebih besar. sastra Melayu modern. Muatan pengetahuan,
Perspektif sejarah melihat bahwa masa pengalaman dan pemahaman gempa bumi,
kini merupakan perpajangan dari masa tersebut di atas pada hakekatnya banyak
lampau dan masa depan merupakan tersimpan dalam ingatan kolektif para nenek
keberlanjutan dari masa kini (Munslow, 2003: moyang masyarakat di Pulau Sumatera dan
1-25) Hidup pada masa sekarang berarti Indonesia pada umumnya.
hidup dengan kesadaran bahwa masa depan Pengetahuan dan pengalaman nenek
diharapkan akan lebih makmur, sejahtera, moyang masyarakat di PUlauSumatera dan
dan maju dengan kekayaan informasi yang Indonesia tersebut tersebut diperoleh sesuai
membuat manusia mampu memperoleh dengan proses perkembangan strategi
manfaat yang lebih besar dari pada yang pemikiran kebudayaan yang dimiliki oleh
diperoleh dari masa lampau. Oleh sebab masyarakat tersebut. Proses perkembangan
itu hidup pada masa kini perlu diisi dengan pemikiran kebudayaan tersebut berlangsung
rencana untuk masa depan, agar dapat dari masa lampau (tradisional) hingga masa
menjawab tantangan masa depan lebih baik kini (modern). Meminjam konsep tiga fase
dari pada masa kini (Toynbee, I, 1934) perkembangan mitis-ontologis-fungsional
Nilai-nilai kearifan lokal sebagai bagian dari Van Peursen (2000), maka perkembangan
dari potensi sosio-kultural dari Kebudayaan pemikiran dan pemahaman akan gempa
Melayu yang telah dimiliki oleh masayakat bumi pun dapat dianggap memiliki tahapan
di wilayah ini sangat strategis untuk perkembangan pemikiran yang mirip dengan
dikembangkan sebagai kebijakan ketiga tahapan tersebut. Secara prosesual
Kebudayaan di masa depan. Van Peursen perkembangan pemikiran terhadap gempa
(2000) menyatakan bahwa kebudayaan berlangsung dari bentuk tahapan pemikiran
diartikan sebagai suatu siasat manusia dalam yang bersifat mitis (masyakat nenek moyang
menghadapi masa depannya. Oleh karena kita pada masa kuna), ke tahapan bentuk
itu, pengembangan potensi sosio-kultural pemikiran yang bersifat ontologis (masyarakat
Kebudayaan Melayu dapat diartikan sebagai pada masa tradisional), sampai ke dalam
pengembangan potensi kearifan lokal tataran pandangan pemikiran yang bersifat
sebagai modal sosio-kultural masyarakat fungsional (masyarakat modern masa kini).
Melayu dalam siasat untuk menghadapi masa Hal tersebut juga mirip dengan konsep
depan sesuai dengan yang diharapkan. trilogi perkembangan pemikiran tentang
Khasanah nilai-nilai kearifan lokal pengetahuan dalam filsafat sejarah Auguste
dapat ditemukan dalam bentuk tradisi Comte, yang meliputi tahapan teologis,
lisan maupun tradisi tulis yang sangat kaya tahapan metafisis, dan tahapan positif-saintfik
dalam kebudayaan Melayu. Dalam muatan ( Gardiner, 1959: 73-82).
160 REVITALISASI KEARIFAN LOKAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA GEMPA
Membaca Tanda-Tanda
TAUFIQ ISMAIL
Dapatkah kita bayangkan dalam masa lima menit Setinggi tiang listrik , semua dia terjang, semua dia
Seluruh harta benda kita lenyap dihanyutkan air habisi?
pasang Tsunami?
Dapatkah kita bayangkan tangisan yang keluar dari
Dapatkah kita bayangkan dalam waktu setengah tenggorokan,
jam Ratapan naik ke awan, jeritan menjalar ke seluruh
Seluruh permukiman kita digoyang gempa dan kepulauan,
hancur Mencekam sebuah bangsa keseluruhan? Ada sesuatu
berantakan? yang rasanya mulai lepas dari tangan
Dan meluncur lewat sela-sela jari kita
Dapatkah kita bayangkan dalam tiga jam masanya
Anggota keluarga berpisah untuk selamanya ? Ada sesuatu yang sejak dulu tak begitu jelas
Dan sebagai pertanyaan, kini bersuara demikian
Dapatkah kita bayangkan dalam waktu setengah
keras
hari
Di sungai, di jalan raya, lumpur –potongan kayu- Kita saksikan udara Aceh penuh mendung abu-abu
kayu bangkai kendaraan bertumpuk tinggi? warananya
Kita saksikan burung-burung kecil tak lagi berkicau
Dapatkah kita bayangkan dalam tiga perempat hari
pagi hari
masanya
Kita saksikan puluhan mayat, ratusan, ayat, ribuan
Rumah-rumah sakit dipadati pasien berpuluh,
mayat
beratus jumlahnya?
Kita saksikan puing, lumpur, potongan kayu, besi,
Dapatkah kita bayangkan dua puluh jam waktunya bangkai kendaraan
Berpuluh, beratus, beribu mayat bergelimpangan di
Kita saksikan gempa lautan membawa tsunami
tepi dan di tengah jalan raya
Tsunami membawa banjir air
bertimbunan di bawah puing-puing
Air mata
bergelantungan di pohon-pohon
ditutupi koran, spanduk, bendera, plastik dan Air mata mengantarkan sedu-sedan
dedaunan? Sedu-sedan mengantarkan tangisan
Tangisan mengantarkan jeritan
Dapatkah kita bayangkan air lautan berpacu luar
biasa kencang Jeritan anak yang kehilangan ayah
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 161
Jeritan ayah yang kehilangan anak “Jangan sedih begitu, ayah dan ibu, susul amakmu
Jeritan isteri yang kehilangan suami Di pintu besar Taman Firsaus anakmu menunggu”.
Jeritan suami yang kehilangan isteri Benarkah begitu?
Jeritan keluarga yang kehilangan semuanya
Allah
Jeritan bangsa yang kehabisan segalanya
Telah kami rasakan gempa di daraan
Maadza arada Llaahu bi haadxza mathala? Telah kami deritakan gempa di lautan
Apa gerangan yang Dikau kehendaki dari ini Telah kami alami letusan gunung api
umpama? Telah kami alami banjir tsunami besar-besaran
Bilakah gerangan kami mampu membaca tanda-
Telah kami rasa dadakan ribuan kematian
tanda?
Beri kami kemampuan membaca tanda-tanda
Tetapi di mata kami yang ditabiri hijah
Allah
jenazah bergelimpangan
Luar biasa banyak dosa kami
Dengan panorama kiamat luar biasa pedihnya
Kurniai kami kemampuan
pemandangan
Benarkah demikian? Luar biasa banyak kelemahan kami
Beri kami kekuatan
Di mata kami yang diselaputi lapisan bayi-bayi mati
Untuk bangkit kembali
penuh penderitaan
Untuk membantu
Para ibu tenggelam dalam cuka melumuri luka
Saudara-saudara sebangsa
kesedihan
Dalam musibah
Benarkah demikian?
Terbesar dalam sejarah
Bilakah tersingkap hijab sehingga yang tampak
Amin.
adalah barisan ribuan yuhada
Yang gembira diantar malaikat berbondong-bondong
ke Jannatu Na’im
2015: 21-33). Selain tersebut diatas, di kini telah banyak tradisi kecil di sementara
Sumatera Selatan sendiri pada sekitar daerah atau komunitas di daerah terpencil
abad ke-7 hingga abad ke-11 pernah sudah banyak yang hilang akibat pengaruh
terdapat Kerajaan Buddha Sriwijaya. perubahan zaman. Misalnya, ada pertanda
Sejarah menunjukkan bahwa beragamnya bahwa banyak bahasa lokal yang jumlah
latar belakang kerajaan dan bahkan latar penuturnya sangat kecil, mudah terancam
belakang agama di Sumatera tersebut kepunahan. Hal sama juga berlaku pada
semakin memperkaya khasanah budaya berbagai tradisi kecil, seperti adat-istiadat
dan kearifan lokal di Sumatera. Semenjak dan nilai kearifan lokal lainnya di wilayah
awal abad abad ke-16 sampai awal abad Kepulauan Indonesia.
ke-20 di daerah Minangkabau terdapat Oleh karena itu menarik untuk dilakukan
suasana kedamaian hubungan saling upaya revitalisasi nilai-nilai kearifan budaya
harga-menghargai antara kaum adat dan lokal secara terencana dan teroraganisasi
kaum agama atau antara hukum adat dan secara mantap. Keterlibatan pemerintah baik
hukum syari’at Islam sebagaimana tercermin pusat maupun daerah dalam hal ini sangat
dalam pepatah Adat basandi syarak, syarak penting. Namun lebih penting lagi adalah
basandi Kitaabullah. Ungkapan pepatah keterlibatan anggota masyarakat sipil (civil
ini merupakan salah satu nilai kearifan society) atau masyarakat madani, dalam
lokal Minangkabau yang potensial untuk membangun gerakan revitalisasi secara luas.
dikembangkan dalam strategi revitalisasi Revitalisasi kebudayaan sebagaimana
kearifan budaya lokal baik pada masa kini yang tersebut dengan namanya menganjurkan
maupun pada masa depan. perlu dikembalikannya cara berkehidupan
Apabila disimak dari uraian di atas, suatu kelompok pendukung budaya atau
terdapat keunikan sejarah, yaitu justru di komunitas kehidupan yang dipandang
wilayah yang menjadi tempat terjadinya telah hilang atu terancam hilang. Program
gempa atau tsunami, yang sejak kuna di revitalisasi budaya lokal ini perlu dilakukan
daerah tersebut telah menjadi wilayah secara terintegrasi dengan progam mitigasi
pusat perkembangan sosial budaya yang gempa atau bencana alam lainnya, khususnya
terkemuka di daerah Sumatera. Keunikan dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat
sejarah tersebut menarik untuk direnungkan di wilayah bencana gempa seperti di daerah
dan dikaji selanjutnya. Sumatera dan di daerah lain di Indonesia.
kota di dunia pada umumnya terletak di merevitalisai nilai-nilai kearifan lokal dalam
daerah perbatasan lempengan tektonik bumi. rangka untuk menangulangi bencana gempa
Sebagai contoh Ankara, Athena, Beijing, bumi diperlukan perencanaan strategi
Kairo, Caracas, Delhi, Hong Kong, Istambul, kebijakan kebudayaan mendasar, terutama
Jakarta, Karaci, Lisbon, Lima, Los Angeles, dengan visi yang optimistis dan visioner.
Manila, Mexico City, Naples, Osaka, Roma, Bahwa, setiap bencana gempabumi yang
San Francisco, Santiago, Shanghai, Singapore, melanda memberi dampak pada lingkungan
Taipei, Teheran dan Tokyo. Beberapa di dan masyarakat, sesungguhnya memuat
antaranya yang telah menderita kerusakan pelajaran masing-masing yang patut untuk
besar antara lain Caracas, Lisbon, Lima, Los dijadikan pedoman. Demikian pula konsep
Angeles, Manila, Mexico City, Naples, San simbolis kultural ‘blessing in disguise’
Frascisco, Teheran dan Tokyo. Pada masa perlu direnungkan dan digali makna dan
kuna, kota Pompei diluluhlantakkan gempa hakekatnya untuk dapat dipergunakan
pada sekitar tahun 62 atau 63 SM; wilayah sebagai sumber pendorong bagi upaya
Turki pada tahun 115, 458, 526 dan 528 SM; untuk memperoleh harapan dalam mencapai
dan wilayah Teheran seluruhnya dihancurkan keberhasilan dan menemukan model mitigasi
gempa pada tahun 855, 958, 1177, dan bencana gempa yang tepat di masa depan.
1830. Sementara pada zaman modern, Secara yuridis penanggulangn
Lisbon dibangun kembali setelah menderita bencana di Indonesia telah memiliki
malapetaka gempa pada tahun 1755, Tokyo pegangan hukumnya seperti yang termuat
dan Yokohama juga dibangun kembali dalam UU RI No. 24 Tahun 2007 tentang
setelah menderita gempa 1923. Tangshan, Penanggulangan Bencana. Dalam UU
China juga dibangun kembali menjadi kota tersebut termuat Landasan, Asas, dan Tujuan
industri setelah menderita kerusakan gempa penanggulangan bencana yang secara jelas
pada tahun 1976. telah dirumuskan. Antara lain disebutkan
Robinson (2016) juga menyatakan bahwa pada Pasal 2, bahwa penanggulangan
dalam hal tertentu dampak besar kecilnya bencana berasaskan kemanusiaan; keadilan;
gempa adalah tergantung pada segi pusat kesamaan kedudukan dalam hukum dan
gempanya, besar dan lamanya, dan juga pemerintahan; keseimbangan; keselarasan;
pada faktor manusianya: yaitu sumber dan keserasian; ketertiban dan kepastian
daya politik, ekonomi, sosial, intelektual, hukum; kebersamaan; kelestarian lingkungan
keagamaan dan kebudayaan yang secara hidup; dan ilmu pengetahuan dan teknologi.
spesifik dimiliki oleh suatu wilayah yang Berpangkal dari segi yuridis tersebut di
bersejarah. Lebih lanjut pendapatnya yang atas maka upaya revitalisasi nilai-nilai kearifan
menarik untuk dicatat di sini, ialah yang budaya lokal dalam rangka penanggulangan
menyatakan bahwa setiap gempabumi bencana yang dibahas dalam buku Sejarah
yang melanda masyarakat, memberikan Bencana Gempa Bumi di Sumatera ini,
pelajarannya tersendiri terhadap masyarakat memiliki pijakan yang strategis dan kuat.
dan lingkungan masing-masing.
Uraian di atas diharapkan dapat
memberikan penegasan bahwa untuk
166 DAFTAR PUSTAKA
Daftar Pustaka
Abdurahman. 2011. Nilai-nilai Budaya dalam Burbank, D. W., and Anderson, R. S., 2001,
Kaba Minangkabau Suatu Interpretasi Tectonic Geomorphology, Blackwell
Simbolik. Padang: UNP Press. Science, Inc., 273 p.:
Agung Mulyo (1992). Proses Terjadinya Chlieh, M., Avouac, J.-P., Hjorleifsdottir, V.,
Gempa Bumi dan Pengaruhnya Terhadap Song, T.-R. A., Ji, C., Sieh, K., Sladen, A.,
Bangunan Bertingkat. Karya Ilmiah. Hebert, H., Prawirodirdjo, L., Bock, Y., and
Bandung: Jurusan Geologi Fakultas MIPA Galetzka, J., 2007, Coseismic slip and
Unpad. afterslip of the great Mw 9.15 Sumatran-
Becker, J., and W. Saunders, R. V. D., 2005, Andaman earthquake of 2004: BSSA, v.
Planning for The Development of Land 97, no. No.1A, p. 8152-8173.
on or close to Active Faults: A study of Chlieh, M., Avouac, J. P., K.Sieh, Natawidjaja,
the adoption and use of the Active Fault D. H., and Galetzka, J., 2008,
Guidelines: GNS New Zealand. Heterogenous coupling of the Sumatran
Bock, Y., et al, 2003, Crustal motion in megathrust constrained by geodetic and
Indonesia from Global Positioning System paleogeodetic measurements: Journal of
measurements: Journal of Geophysical Geophysical Research, v. 113.
Research, v. 24, no. No.1-4, p. 169-183. Danang Wintoro Jati (2016), Dipl. UM, MUP,
Bradley, K., F.Lujia, E.M.Hill, D.H.Natawidjaja, Sejarah Bencana Gempa di Sumatera
and K.Sieh, accepted Nov.2016, Barat, Padang : Laporan.
Linking slip partitioning of oblique Departemen Sosial RI. (2006).
plate convergence in Sumatra with Memberdayakan Kearifan Lokal bagi
diffuse deformation of the Indian Ocean Komunitas Adat Terpencil.
lithosphere: Journal of Geophysical Daryono, M. R., D.H. Natawidjaja, K.Sieh,
Research. 2012, Twin-surface ruptures of the
Briggs, R. W., Sieh, K., A.J. Meltzner, March 2007>6 earthquake doublet
Natawidjaja, D. H., and al., e., 2006, on the Sumatran fault: Bulletin of The
Deformation and slip along the Sunda Seismological Society of America, v. 102,
megathrust in the great 2005 Nias- no. 6, p. 2356-2367.
Simeulue earthquake: Science, v. 311, no. Geertz, C. (1992) Kebudayaan dan Agama,
5769, p. 1897-1901. Kanisius Press, Yogyakarta, 1992b.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 167
Gobyah, I. Ketut (2003) ‘Berpijak Pada Istanti, K. Z. (2007) ‘Wujud Kearifan Lokal
Kearifan lokal’, www.balipos.co.id. Teks Amir Hamzah Nusantara’, IBDA,
G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin Vol. 5, No. 1, Jan-Juni 2007, hal 5-26,
(Editor), Jejak Langkah Pak Harto 29 Maret P3M STAIN, Purwokerto. ‘Kampung
1978 – 11 Maret 1983, Jakarta: PT. Citra Naga’. Pada: http://www.anindita89.
Kharisma Bunda. wordpress.com/2010/01/ 02/sejuta-
pesonakota- tasikmalaya/. [6 April 2010]
Harris, R., Archuleta, R., and Day, S., 1991,
Fault steps and the dynamic rupture Ito, T., E.Gunawan, F.Kimata, T.Tabei,
process: 2-D numerical simulations M.Simmons, I.Meilano, Agustan, Y.Ohta,
of a spontaneously propagating shear I.Nurdin, D.Sugiyanto, 2012, Isolating
fracture: Geophysical Research Letters, v. along-strike variations in the depth extent
18, p. 893-896. of shallow creep and fault locking on the
northern Great Sumatran Fault: Journal of
Harris, R., and Day, S., 1993, Dynamics of
Geophysical Research, v. 117, no. B06409.
fault interaction: Parallel strike-slip faults:
J.Geophys.Res., v. 98, no. B3, p. 4461- Katili, J. A., and Hehuwat, F., 1967, On
4472. the occurence of large transcurrent
faults in Sumatra, Indonesia: Journal of
Hawasi (2007) ‘Kearifan Lokal Yang
Geoscience, Osaka City University, v. 10,
Terkandung Dalam Sastra Mistik Jawa’,
p. 5-17.
Fakultas Sastra Universitas Gunadarma,
Jakarta. Kerr, J., and S. Nathan, R. V. D., P. Webb, D.
Brunsdon, Andrew KIng, 2003, Planning
Indradi, Y. (2006) ‘Kearifan Lokal: Potret
for Development of Land on or Close
Pengelolaan Hutan Adat di Sungai Utik,
to Active Faults: A guideline to assist
Kapuas Hulu’, DTE Indonesia. 21
resource management planners in New
Irsan, Bartoven V. N. (2009) ‘Kearifan Lokal
Zealand, in Science, G. N., ed., Ministry for
untuk Kesejahteraan Rakyat’, Lembaga
The Environment, p. 67.
Penelitian Unila.
McCalpin, J., 1996, Paleoseismology,
Isdijanto Ar-Riza, Fauziati, N., Noor, H. D.,
International Geophysics Series, Volume
‘Kearifan Lokal Sumber Inovasi Dalam
62, Academic Press, p. 588.
Mewarnai Teknologi Budidaya Padi
Di Lahan Rawa Lebak’, Balai Penelitian
Pertanian Lahan Rawa.
168 DAFTAR PUSTAKA
Meltzner, A. J., K.Sieh, H-W Chiang, C-C Natawidjaja, D. H., The Past, recent, and
Shen, B.W.Suwargadi, D.H.Natawidjaja, future giant earthquakes of the Sumatran
E.Philibosian, R.W.Briggs, J.Galetzka, megathrust, in Proceedings JASS05 Great
2010, Coral evidence for earthquake Earthquakes in the Plate Subduction,
reccurence and an A.D. 1390-1455 Nagoya,Japan, September 27 - October
culster at the south end of the 2004 4 2005, Nagoya University and the JSPS.
Aceh-Andaman rupture: Journal of Natawidjaja, D. H., 2012, Dekade teror
Geophysical Research, v. 115, no. B10402. gempa di Sumatra: GEOMAGZ Badan
Meltzner, A. J., KSieh, H-W Chiang, C-C Geologi, v. 1, no. No.4.
Shen, B.W.Suwargadi, D.H.Natawidjaja, Natawidjaja, D. H., 2015, Siklus megatsunami
B.Phillibosian, R.W.Briggs, 2012, di wilayah Aceh-Andaman dalam
Persistent termini of 2004 and 2005 kontek Sejarah: RISET Geologi dan
like ruptures of the Sunda megathrust: Pertambangan, v. 25, no. 1, p. 49-62.
Journal of Geophysical Research, v. 117,
Natawidjaja, D. H., K. Sieh, Galetzka, J., B.W.
no. B04405.
Suwargadi, H. Cheng, and Edwards, R.,
Monecke, K., W.Finger, D.Klarer, W.Kongko, et 2007a, Interseismic deformation above
al, 2008, A 1,000-year sediment record of the Sunda megathrust recorded in coral
tsunami reccurence in northern Sumatra: microatolls of the Mentawai Islands,
Nature v. 455, p. 1232-1234. West Sumatra: Journal of Geophysical
Natawidjaja, D., Kumoro, Y., and Suprijanto, Research, v. 112, p. 10,1029.
J., Gempa bumi tektonik di daerah Natawidjaja, D. H., K.Bradley, M.R.Daryono,
Bukit tinggi - Muaralabuh: hubungan in progres 2015, Review on geological
segmentasi sesar aktif dengan gempa sliprates along the Sumatran fault zone
bumi tahun 1926 & 1943, in Proceedings and kinematics of its southern-end in the
Annual convention of Geoteknologi- Sunda Strait, Indonesia.
LIPI1995, LIPI.
Natawidjaja, D. H., K.Sieh, M.Chlieh,
Natawidjaja, D. H., 1994, Quantitative J.Galetzka, B.W.Suwargadi, H.Cheng, R.L.
geological assessments of Liwa Edwards, J-P Avouac, and S.Ward, 2006,
earthquake 1994: Proceeding of Annual Source Parameters of the great Sumatran
Convention of Indonesian Association of megathrust earthquakes of 1797 and
Geophysicists (HAGI) 1994.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 169
Natawidjaja, D. H., and Triyoso, W., 2007b, Sartini. (2004). Menggali Kearifan Lokal
The Sumatran Fault Zone: From source Nusantara: Sebuah Kajian Filsafat. Jurnal
to hazards: Journal of Earthquake and Filsafat, 37, 111-120.
Tsunami, v. 1, no. no.1. Sieh, K., P.Daly, E.M.Edward, J.E. Pillarszyk,
Newcomb, K. R., and McCann, W. R., 1987, 2014, Penultimate predecessors of the
Seismic history and seismotectonics of 2004 Indian Ocean tsunami in Aceh,
the Sunda Arc: Journal of Geophysical Sumatra: Stratigraphic archeological,
Research, v. 92, p. 421-439. and historical evidence: Journal of
Geophysical Research, v. 120.
Nusyirwan Efendi, et.,al (2007). Antropologi
dan Pembangunan di Masyarakat Lokal ; Suhartini. 2009. Kajian Kearifan Lokal
Persembahan Untuk Prof. Imran Manan. Masyarakat dalam Pengelolaan
MA. MA. Phd. Padang : Laboratorium Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
Antropologi Jurusan Antropologi FISIP [Online]. Tersedia: http://staff.uny.ac.id[09
Universitas Andalas. September 2015]
170 DAFTAR PUSTAKA
Subandono Disposaptono, Budiman (2006)., Yeats, R. S., Sieh, K. E., and Allen, C. R., 1997,
Tsunami. Jakarta: Buku ilmiah Populer. The geology of earthquakes, New York,
Tregoning, P., Brunner, F., Bock, Y., Oxford University Press, vi, 568 p.:
Puntodewo, S. S. O., McCaffrey, R., Yuni Ikawati, Bencana Alam: Pantau Tsunami
Genrich, J., Calais, E., Rais, J., and Mentawai, dalam, Kompas, Jumat, 12
Subarya, C., 1994, First geodetic September 2007
measurement of convergence across Zulkarnain, A.Ag., & Febriamansyah, R. (2008).
the Java Trench: Geophysical Research Kearifan Lokal dan Pemanfaatan dan
Letters, v. 21, no. 19, p. 2135-2138. Pelestarian Sumberdaya Pesisir. Jurnal
Untung, M., Buyung, N., Kertapati, E., Undang, Agribisnis Kerakyatan,1, 69-8
and Allen, C. R., 1985, Rupture Along the Zusneli Zubir, Ancaman Gempa Menjadi
Great Sumatran Fault, Indonesia, During Bagian Hidup Orang Minangkabau:
the Earthquakes of 1926 and 1943: Bull. Tinjauan Perspektif Sejarah, dalam Jurnal
Seismol. Soc. Am., v. 75, no. 1, p. 313-317. Suluah Volume 10 No. 12 Juni 2010
Wichmann, A., 1918, Die Edbeben des
Indischen Archipels bis zum Jahre 1857:
Verhandlingen der Koninklijke Akademie
van Wetenschappen te Amsterdam
(Tweede Sectie), Deel XX. No. 4.