Anda di halaman 1dari 172

1 SE JA RA H B E NCA NA G E MPA D I SUMAT E RA 2

SEJARAH
B E N C A N A G E M PA
di

Sumatera

S E J A R A H B E N C A N A G E M PA di
Sumatera
3 SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 4
SEJARAH
BENCANA GEMPA
di

Sumatera
SEJARAH
BENCANA GEMPA
di

Sumatera

DITERBITKAN OLEH

DIREKTORAT SEJARAH
DIREKTORAT JENDERAL KEBUDAYAAN
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
REPUBLIK INDONESIA
4

© 2016 Kementerian Pendidikan pengarah tim pendukung

dan Kebudayaan Republik Triana Wulandari Dwiana Hercahyani


Indonesia
p e n a n g g u n g j awa b
Devi Kusumastuti P.
Agus Widiatmoko M. Hafiz Wahfiuddin,
Hak Cipta dilindungi Undang-
Restuwati
Undang. Dilarang memperbanyak penyunting
Euis Sulastri
atau mengutip sebagian atau Endjat Djaenuderadjat
seluruh isi buku tanpa izin tertulis Nurwahyudi
pemegang hak cipta. penulis
Slamet Sungkono
  Djoko Surjo
t i m s u rv e i
Diterbitkan oleh Direktorat Sejarah, Danny Hilman
Tim Penulis
Direktorat Jenderal Kebudayaan, Syamsidik
Tim Direktorat Sejarah
Kementerian Pendidikan dan Danang Wintorojati
Kebudayaan Zusneli Zubir tata l e ta k da n g r a f i s

Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Rully Jatmiko


tim penyusun
Jakarta 102070
Dicetak di Indonesia Agus Widiatmoko
Budi Karyawan S.
Edisi Pertama, 2016
Fider Tendiardi
ISBN 978-602-1289-46-4
Dede Sunarya
S E JA RA H BENCANA GEMPA DI SU MATER A 5

7 126

Daftar Isi Jejak Kearifan Lokal Dalam


Mitigasi Bencana Gempa di
Dalam Kehidupan Masyarakat
di Wilayah Sumatera

8 158

Kata Pengantar Revitalisasi Kearifan


Triana Wulandari Lokal dalam
Penanggulangan

10 168

Kearifan Lokal Dalam Daftar Pustaka


Mitigasi Bencana Gempa
Bumi di Sumatera

78

Sejarah Bencana Gempa


Bumi Di Sumatera
6

Kata Pengantar
TRIANA WULANDARI —Direktur Sejarah

Dalam dekade terakhir wilayah Indonesia gempa bumi, akan terus menjadi momok
mengalami peristiwa gempa bumi yang menakutkan pada masa sekarang
yang berdampak terhadap kehidupan dan mendatang. Semua tahu gempa bumi
penduduk. Peristiwa gempa bumi tidak sendiri merupakan bencana yang sulit
hanya berdampak pada kerusakan material untuk dicegah dan diperkirakan kapan
dan infrastruktur fisik yang dibangun untuk terjadinya, namun memiliki pola wilayah
menunjang aktivitas kehidupan masyarakat, yang sama. Wilayah yang sebelumnya
namun gempa bumi juga mengakibatkan mengalami bencana gempa bumi maka
jatuhnya korban jiwa, bahkan skala korban kemungkinan besar akan terjadi lagi tanpa
yang mencapai ratusan ribu jiwa telah diketahui kapan kejadiannya berulang.
menjadi bencana kemanusian terbesar di Oleh sebab itu mengingat kembali dan
muka dunia. upaya terus mengingatkan dari sebuah
Kepulauan Indonesia yang berada rentetan peristiwa gempa bumi setidaknya
diantara pertemuan 4 lempeng bumi dapat mengantisipasi dan mengurangi
besar, yaitu: Lempeng Hindia dan Australia, resiko dampak terjadinya gempa pada umat
Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pacific. manusia.
Gerakan dari tabrakan dan pergeseran Di masa lampau masyarakat yang tingga
lempeng-lempeng besar iinlah yang di daerah rawan gempa bumi sebenarnya
membuat banyak gempabumi. Salah satu sudah mempunyai cara-cara yang arif dalam
zona aktif tersebut ada Zona tumbukan dua mengingatkan resiko gempa. Munculnya
lempeng, yakni ada di sepanjang Palung dongeng, legenda, mitos, tutur, babad,
laut Sumatra. Tercatat dalam dekade terakhir hikayat yang terkait dengan sebuah
gempa bumi di Pulau Sumatera yang muncul gempa bumi dan hidup ditengah-tengah
dari tahun 2000 di Bengkulu dan diikuti oleh masyarakat sebenarnya adalah cara-cara
gempa tahun 2002 di Pulau Simelue. Dua bagaimana masyarakat lewat kearifan lokalnya
tahun kemudian kemudian, pada tanggal 26 memberikan informasi tentang bahaya
Desember 2004, terjadilah gempa di Aceh gempa bumi dan bagaimana memitigasnya.
yang berkekuatan M 9.2 disertai gelombang Sayangnya tidak semua informasi yang
tsunami yang sangat besar mengakibatkan terekam dalam memori kolektif masyarakat
korban lebih dari 200 ribu orang di seluruh terurai secara kronologis berdasarkan ruang
wilayah Laut Andaman. Banyaknya korban dan waktu. Sehingga ketika terulang kejadian
jiwa dan kerugian materiil akibat peristiwa gempa bumi masih banyak memakan korban
S E JA RA H BENCANA GEMPA DI SU MATER A 7

jiwa. Dalam hal ini sebuah mitigasi bencana


gempa bumi lewat pencatatan kembali
peristiwa-peristiwa yang telah berlalu dan
dalam bentuk sebuah tulisan sejarah menjadi
penting untuk dibuat dan diinformasikan ke
publik. Gambaran inilah yang sebenarnya
melatarbelakangi pentingnya Direktorat
Sejarah menyusun Buku Sejarah Bencana
Gempa di Sumatera.
Di dalam Buku Sejarah Bencana
Gempa di Sumatera sendiri di dalamnya
membicarakan 5 wilayah tempat terjadinya
gempa bumi yang berdampak dalam
kehidupan masyarakat, yakni Provinsi Aceh,
Provinsi Sumatera Utara, Provinsi Sumatera
Barat, Provinsi Jambi dan Provinsi Bengkulu.
Harapan kami hadirnya buku ini paling
tidak dapat menjadi rujukan dan bacaan
publik bagi masyarakat, khususnya yang
berada di wilayah Pulau Sumatera dalam
upaya mengingat kembali dan memitigasi
bencana gempa bumi pada masa sekarang
dan mendatang.
Penyajian buku sejarah bencana gempa
ini tentu saja banyak kekurangannya. Oleh
karena itu kami membuka ruang terbuka
untuk melakukan kajian-kajian yang lebih
konprehensif demi terwujudnya informasi
kesejarahan bagi kesejahteraan kehidupan
umat manusia. Demikian harapan kami,
selamat membaca semoga buku ini
bermanfaat.
8 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

Kearifan Lokal Dalam


Mitigasi Bencana Gempa
Bumi di Sumatera

L ATA R B E L A K A N G

Salah satu permasalahan besar yang


dihadapi oleh masyarakat Indonesia adalah
permasalahan penanggulangan bencana alam,
terutama yang berkaitan dengan gempa bumi,
tsunami, letusan gunung berapi, banjir, badai,
dan bencana alam lainnya. Bencana alam
tersebut banyak membawa korban manusia dan
kerusakan lingkungan di berbagai wilayah di
Indonesia. Bencana alam yang pernah melanda
Indonesia seperti yang terjadi daerah Aceh,
Nias, Yogyakarta, Jawa Tengah, dan lainnya telah
menjadi peristiwa bersejarah bagi masyarakat
lokal maupun bangsa Indonesia pada
umumnya. Peristiwa bencana alam tersebut
bepengaruh besar terhadap keberadaan dan
kelangsungan kehidupan masyarakat.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 9

Lebih jauh, dalam peristiwa alam yang tsunami yang dapat memperparah bencana
kemudian menjadi peristiwa bersejarah itu yang terjadi. Kedua, secara akademik gempa
pada hakekatnya terdapat dimensi tafsir bumi masih merupakan salah satu bencana
dan pemaknaan yang luas, baik dari dimensi alam yang dipandang masih penuh ‘misteri’.
sosial, ekonomi, politik, kemanusiaan, Dibandingkan dengan beberapa macam
religius, filosofis, maupun dinensi kultural bencana alam lainnya, hingga kini akademisi
dan akademik. Peristiwa bencana alam masih belum dapat menyusun teori untuk
yang telah menjadi peristiwa bersejarah memprediksi keterjadian gempa bumi. Aspek
tersebut memiliki esensi, makna dan hakekat lain yang hingga kini masih menarik untuk
yang diantaranya dapat dijadikan sebagai dikaji adalah terkait aspek penganggulangan
pengalaman hidup, sumber informasi dan bencana gempa bumi. Oleh karena itu,
pengetahuan yang berharga untuk masa kini perlu kajian yang lebih mendalam mengenai
dan masa depan. Pengetahuan mengenai bencana gempa bumi, khususnya kajian-kajian
bencana alam berdasar pengalaman masa yang berusaha menyusun model antisipasi
lampau tersebut diharapkan dapat berfungsi penanggulangan dampak bencana secara
sebagai bekal bagi masyarakat Indonesia tepat.
dalam menghadapi atau menanggulangi Pulau Sumatera merupakan wilayah
ancaman dan tantangan bencana alam yang di Kepulauan Indonesia yang unik dalam
sama di masa yang akan datang. perulangan kehadiran gempa bumi baik
Berpangkal dari latar pemikiran tersebut, dalam skala kecil maupun dalam skala
maka perlu pengkajian mengenai bagaimana yang besar. Secara akademik, pemilihan
peristiwa bencana alam yang sudah terjadi di Sumatera dapat dijadikan sebagai model
Indonesia dapat disusun dalam suatu kerangka pemahaman dan kajian yang diharapkan
pemikiran yang dapat dijadikan sebagai d a p at m e m b e r i ka n m a n f a at untuk
sumber pengetahuan, khususnya dalam memahami permasalahan gempa bumi
rangka mitigasi bencana. Secara spesifik, di Indonesia secara keseluruhan. Lebih
tulisan ini hendak mengkaji peran kearifan lokal jauh, penyusunan kajian sejarah bencana
di Indonesia dalam usaha mitigasi bencana gempa bumi tidak hanya menjadi penting
gempa bumi. Peran kearifan lokal dalam dari segi akademis-teoritis semata, namun
mitigasi bencana gempa bumi didasarkan juga dari segi praktis dan pragmatis. Kajian
atas beberapa pertimbangan praktis maupun sejarah bencana gempa bumi di Indonesia
akademik. Pertama, secara praktis, masyarakat diharapkan dapat memberikan bahan
telah menilai bencana alam gempa bumi pada informasi bagi pemerintah pusat dan
masa kini sebagai salah satu bencana alam daerah sebagai dasar penyusunan kebijakan
yang secara berulang terjadi dan dipandang terkait penanggulangan bencana gempa
membawa dampak kerusakan yang dahsyat bumi. Selain itu, kajian sejarah bencana
bagi kehidupan manusia dan lingkungan gempa bumi juga diharapkan bermanfaat
sekitarnya. Terlebih, ketika terjadi di dasar sebagai sumber informasi mengenai usaha
lautan, gempa bumi dapat menimbulkan penanggulangan bencana gempa bumi bagi
bencana tidak hanya dari gempa bumi itu kalangan pendidik di sekolah, perguruan
sendiri namun juga berpotensi memicu tinggi dan masyarakat pada umumnya.
10 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

Secara spesifik, tulisan ini ingin mengulas Pembahasan lebih rinci akan diberikan
mengenai peran kearifan lokal dalam mengenai rincian peristiwa-peristiwa gempa
upaya mitigasi bencana. Kearifan lokal bumi yang secara fenomenal tersebar
dipandang dapat berperan penting dalam di beberapa wilayah di Pulau Sumatera.
proses mitigasi bencana. Sesuai dengan Diantaranya yang terpenting ialah gempa
latar permasalahan tersebut di atas, maka bumi di daerah Aceh, Nias, Tapanuli-
maksud dan tujuan penyusunan kajian ini Sibolga, Sumatera Utara, Sumatera Barat,
pada dasarnya adalah ingin menjelaskan dan Sumatera Selatan. Berikutnya, dalam
beberapa segi persoalan pokok sebagai Bab III akan dibahas mengenai segi-segi
berikut. Pertama, mengapa gempa bumi yang berkaitan dengan jejak-jejak kearifan
dapat terjadi sehingga bisa membawa lokal yang memuat persoalan mitigasi
bencana. Kedua, bagaimakah peristiwa bencana gempa di lingkungan masyarakat
gempa bumi secara historis terjadi di wilayah Sumatera. Beberapa segi yang
wilayah Pulau Sumatera. Ketiga, kearifan disajikan antara lain berupa khasanah
lokal apa saja yang dimiliki masyarakat di cerita-cerita rakyat yang bersifat mitologis,
daerah Sumatera yang dapat berperan folkloris dan legendaris. Selain itu juga akan
dalam proses mitigasi bencana alam yang dipaparkan khasanah seni arsitektural dalam
dihadapi sepanjang sejarah kehidupannya. bentuk bangunan rumah maupun banguan
Terakhir, nilai-nilai kearifan budaya lokal apa tempat tinggal, penataan lingkungan,
saja yang dapat direvitalisasi secara strategis penataan kemasyarakatan, dan penataan
bagi kelangsungan kehidupan masyararakat dari segi nilai-nilai kultural serta religius.
pada masa kini dan mendatang. Termasuk didalamnya antara lain berbagai
Sesuai dengan latar permasalahan bentuk adat-istiadat dan sistem sosial dan
dan rumusan persoalan yang menjadi budaya pada umumnya. Terakhir, pada
fokus penyusunan buku ini, maka secara Bab IV akan disajikan mengenai segi-segi
bertutut-turut akan diuraikan sebagai pengembangan strategi revitalisasi nilai-
berikut. Dalam Bab I, akan dikemukakan nilai kearifan lokal sebagai modal sosial
Pendahuluan yang membahas segi-segi dan budaya dalam menghadapi tantangan
latar belakang permasalahan, rumusan bencana di masa yang akan datang.
persoalan yang menjadi fokus kajian, dan
gambaran umum mengenai gempa bumi GAMBARAN UMUM SEJARAH BENCANA
di Indonesia. Selanjutnya akan dibahas GEMPA DI INDONESIA
mengenai substansi pokok kajian yang Secara umum telah diakui bahwa gempa
berkaitan dengan geologi jalur gempa bumi bumi merupakan salah satu bencana alam
di Sumatera. Tercakup di dalamnya uraian yang paling berbahaya dalam membawa
mengenai segi-segi yang berkaian dengan kehancurkan kehidupan manusia dan
sebab, jenis dan tipologi gempa bumi yang lingkungan sekitarnya dalam waktu singkat.
terjadi di Sumatera secara komprehensif. Nenek moyang berbagai bangsa di dunia
Selanjutnya, dalam Bab II akan lebih dan juga bangsa Indonesia, pada masa
ditekankan mengenai penggambaran segi- awal umumnya tidak dapat mengetahui,
segi kesejarahan gempa bumi di Sumatera. memahami atau menyadari secara pasti
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 11

tentang apa itu gempa bumi dan mengapa adanya kemarahan roh-roh halus penjaga
gempa dan peristiwa alam lainnya dapat lingkungan alam sekitar terhadap penduduk
terjadi dan dapat membawa bencana bagi penghuni setempat yang mungkin kurang
manusia. Mereka hanya dapat mencoba peduli kepada mereka. Oleh karena
menafsirkan segala gejala alam semesta itu, solusinya, perlu dilakukan upacara
yang terjadi di lingkungan sekitarnya melalui penyerahan sesaji sesuai dengan yang apa
alam pikiran yang berbasis pada pandangan dikehendaki oleh para roh penjaga alam
mistis, magis, fokloris, supranatural dan tersebut (Tarling, 1992: 508-509).
irasional sesuai dengan pandangan dan Mirip dengan apa yang disebutkan
strategi budaya masyarakat dan zamannya diatas, Historiografi Jawa tradisional yang
(Van Peursen, 2000: 30-50). merupakan salah satu sumber lokal sejarah
Sebagai contoh, nenek moyang orang Jawa juga menyajikan fakta-fakta historis
Indian-penduduk asli Amerika, percaya mengenai bencana yang dibungkus dengan
bahwa yang menjadi penyebab gempa bumi cara pandang dunia mistis, religis-magis,
adalah binatang kura-kura, sementara nenek- dan kosmologis-kosmogonis. Salah satunya
moyang orang Mongolia mempercayai sebagaimana yang tercermin dalam Babad
binatang katak sebagai penyepabnya, karena Tanah Djawi (Ng. Kertapradja, 1987). Untuk
kedua binatang itu dipercayai sebagai memahami fakta dan data yang terkandung
penggendong bumi, maka ketika kedua di dalamnya diperlukan kemampuan untuk
binatang tersebut bergerak-gerak karena menafsirkan makna dibalik simbol atau tanda
sesuatu hal, maka akibatnya bumi menjadi dan pertanda serta lambang yang termuat
ikut bergoyang. Tidak berbeda dengan dalam teks secara tepat dan arif (Kertapradja,
orang Indian dan Mongolia, nenek-moyang 1987). Sebagai contoh, dikemukakan tentang
orang Afrika Selatan juga percaya bahwa adanya pralaya atau maha pralaya pada masa
binatang sapi merupakan binatang yang ketika kerajaan Mataram Kuna pindah ke
dipercaya menjadi penyebab gempa, karena Jawa Timur yaitu sekitar abad ke-10. Diduga
menurut keparcayaan mereka, bumi diyakini istilah atau perlambang tersebut memuat
terletak diujung tanduk sapi, sehingga rawan makna tentang terjadinya bencana alam yang
tergoyang apabila sapinya banyak berulah patut diduga menjadi penyebab peristiwa
bergerak kesana-kemari. Berbeda dengan perpindahan dan pergantian kekuasaan
ketiga bangsa tersebut, orang Yunani kuna kerajaan pada masa itu (IDAS I, 2012: 190).
percaya bahwa yang menjadi sebab gempa Sumber sejarah lokal juga mengemukakan
adalah Poseidon yang menjadi pemegang peristiwa lain misalnya pada tahun 1672
bumi sehingga tangan Poseidon lah yang ketika Gunung Merapi di Jawa Tengah
menentukan nasib bumi (Don dan Leet, disebutkan meletus yang diikuti dengan
1964: 31-33). terjadinya gempa dan turunnya hujan lebat
Sementara itu sebagian nenek moyang di luar musim. Peristiwa tersebut terjadi pada
bangsa Indonsia yang ada di sebagian saat Sunan Amangkurat I yang sudah berusia
daerah, memberi tafsiran terjadinya bencana lanjut sedang menderita sakit, sementara
gempa bumi, gunung meletus, epidemi, kerajaan Mataram tengah menghadapi
serta bencana alam lainnya sebagai pertanda krisis, diiringi dengan datangnya bencana
12 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

kelaparan serta epidemi. Tanda-tanda gempa Indonesia mempunyai sejarah yang cukup
dan gunung meletus tersebut dimaknai panjang dan rumit. Menurut kajian tersebut,
sebagai isyarat bagi terjadinya disintegrasi Indonesia memiliki unsur-unsur geologi
kerajaan Mataram pada masa itu (Ricklefs, atau unsur geodinamika yang rumit dan
2001; 96). tidak stabil. Disebutkan bahwa unsur-unsur
Baru pada masa kemudian yaitu pada geodinamika tersebut sangat berperan
abad ke-19 ketika manusia mulai memasuki dalam pembentukan kepulauan dan wilayah
zaman modern, mulai muncul pemahaman maritim Indonesia. Unsur geodinamika yang
secara rasional dan ilmiah bahwa gempabumi dimaksud terletak pada keberadaan kerak
dan bencana alam lainnya pada dasarnya benua dan kerak samudra yang bergerak
merupakan bagian dari gejala alam yang secara dinamis yang disebut sebagai
disebabkan oleh faktor-faktor alam yang kegiatan tektonis. Pergerakan tektonis
dapat diketahui dan dijelaskan melalui kajian tersebut melibatkan interaksi pergerakan
ilmiah. Perkembangan tersebut didorong oleh tiga lempeng yang disebut Lempeng Indo-
lahirnya ilmu yang mempelajari gempa bumi Australia di selatan, Lempeng Eurasia di
sebagai obyek kajian seismografi. Berdasar utara, dan Lempeng Pasifik di timur. Sebagai
hasil penyelidikan kajian ilmiah pada masa itu, akibat pergerakan interaktif atas lempeng-
mulai ditemukan penjelasan bahwa gempa lempeng tersebut, wilayah Indonesia
bumi merupakan suatu getaran bumi. Getaran menjadi sangat aktif dan sangat labil
bumi yang sangat kuat dan berlangsung lama secara tektonis. Kegiatan tektonis tersebut
dapat menyebabkan kehancuran kehidupan juga menyebabkan terjadinya cekungan-
manusia dan lingkungan sekitarnya (Don & cekungan sedimentasi laut maupun darat.
Leet, 1964: 36-47). Dijelaskan lebih lanjut dalam IDAS (2012)
bahwa pada masa Paleozoik, keadaan
ASAL-USUL TERBENTUKNYA KEPULAUAN geografi Indonesia belum terbentuk seperti
INDONESIA sekarang ini. Wilayah Indonesia pada masa
Kajian ilmu Paleogeografis dan Paleogeologis itu masih merupakan bagian dari Samudera
telah memberikan pemahaman mengenai yang disebut Tehtys. Samudera ini disebutkan
mengapa Pulau Sumatera dan pulau-pulau sangat luas, bahkan meliputi hampir seluruh
lain di kepulauan Indonesia menjadi salah bumi. Kemudian pada periode berikutnya,
satu wilayah yang banyak terjadi bencana pada masa Mesozoik sekitar 65 juta tahun
gempa bumi, tsunami dan letusan gunung yang lalu telah terjadi kegiatan tektonik
berapi serta bencana alam lainnya. Pulau berupa pergerakan lempeng-lempeng
Sumatera dan pulau-pulau di Indonesia Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik, yang
merupakan kepulauan yang berada di disebut sebagai “fase tektonis”. Aktivitas
wilayah tektonik dan vulkanik. Menurut tersebut telah menyebabkan terpecah-
IDAS (2012), wilayah Indonesia merupakan pecahnya Benua Eurasia menjadi pulau-
kepulauan besar yang terdiri dari 17,508 pulau yang terpisah satu dengan yang
pulau terletak di antara dua benua, yaitu Asia lainnya. Sebagian pecahan-pecahan tersebut
di utara dan Australia di selatan. Berdasar bergerak ke selatan dan membentuk pulau
kajian Paleogeografi, pembentukan pulau di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi,
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 13

serta pulau-pulau Nusa Tenggara Barat dan tahun yang lalu tidak jauh berbeda selama
Kepulauan Banda. Hal yang sama terjadi kurun masa itu. Akan tetapi seluruh Sumatera
juga pada benua yang disebut Gondwana dan Jawa hampir seluruhnya merupakan
(Australia), sebagian pecahannya bergerak wilayah sedimentasi laut. Sementara itu
ke utara membentuk pulau-pulau Papua, Kalimantan sebagian besar masih merupakan
Timor, Kepulauan Nusa Tenggara Timur, dan daerah cekungan sedimentasi daratan, dan
sebagian Maluku Tenggara. Sulawesi semakin mengarah pada bentuk
Lebih lanjut IDAS (2012) menjelaskan seperti sekarang. Pada sekitar 13 juta tahun
bahwa pada awal masa Kenozoik atau yang lalu atau masa Miosen Akhir, sebagian
masa Eosen sekitar 55 juta tahun yang lalu, Sumatera masih berupa laut, sementara
sebagian Kepulauan Indonesia seperti Kalimantan sudah hampir seluruhnya berupa
Sumatera, Jawa dan Kalimantan masih daratan, Adapun Jawa dan Sulawesi hampir
menyatu dengan Benua Eurasia di utara. seluruhnya berupa daratan. Sementara itu,
Sedangkan sebagian kepulauan lainnya daratan Papua semakin luas meski sebagian
seperti Papua, masih menyatu dengan masih berupa cekungan laut dangkal.
benua Australia di selatan. Sementara kondisi Tanda-tanda peningkatan perkembangan
paleografi awal Masa Miosen, digambarkan kemudian terjadi pada sekitar 5 juta tahun
mulainya laut dalam yang memisahkan yang lalu atau disebut masa Pliosen. Pada
kepulauan yang berasal Benua Eurasia masa tersebut telah terjadi kegiatan tektonis
di utara dan kepulauan yang berasal dari yang sangat kuat sehingga menyebabkan
benua Gondwana (Australia) di selatan terbentuknya rangkaian perbukitan strukural,
makin mendangkal. Pada sekitar periode 30 seperti dalam bentuk perbukitan sesar dan
juta tahun yang lalu, atau pertengahan masa perbukitan lipatan yang diiringi dengan
Oligosen, sebagian besar dari Kepulauan munculnya rangkaian gunung api aktif di
Indonesia masih berupa lautan dengan sepanjang perbukitan tersebut. Kegiatan
cekungan sedimentasi dan hanya sebagian tektonis dan vulkanis ini kemudian berlanjut
kecil berupa daratan yang membentuk di sepanjang Pulau Jawa dengan arah barat-
pulau-pulau. Akan tetapi pada awal Miosen, timur hingga sampai di Kepulauan Nusa
laut dalam yang memisahkan kepulauan Tenggara dan Kepulauan Banda. Pergerakan
yang berasal dari Benua Eurasia di utara kegiatan pembentukan gunung api ini
dan kepulauan yang berasal dari Gondwana juga terus berlanjut secara memanjang
(Australia) di selatan semakin mendangkal. ke Sulawesi Selatan dan Sulawesi Utara.
Pendangkalan tersebut diikuti oleh proses Pada akhirnya bersamaan dengan kegiatan
kenaikan muka laut atau transgresi. pergerakan kelahiran gunung berapi tersebut
Akibatnya sebagian besar daratan Sumatera, terjadi pula perkembangan pembentukan
Kalimantan, dan Jawa yang semula masih daratan yang semakin luas sejak masa
tenggelam menjadi laut dangkal. Sulawesi Pliosen hingga awal Pleistosen yang terjadi
pada saat itu sudah mulai terbentuk, pada sekitar 1,8 juta tahun yang lalu, atau
sementara Papua sudah mulai bergeser ke disebut juga sejak masa Pliosen hingga masa
utara. Kondisi perkembangan paleografis awal Pleistosen. Pada masa inilah puncak
sepanjang Masa Miosen atau sekitar 15 juta perkembangan pembentukan Kepulauan
14 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

Indonesia terjadi pada kedudukan sebagai banyak ditemukan dalam berbagai sumber
pulau-pulau yang kemudian terwujud seperti tertulis. Lebih-lebih sejak pertengahan abad
dalam bentuk yang sekarang ini. ke-20 sampai masa kini data-data sejarah
Dari gambaran sejarah dari perspektif gempa bumi makin mudah untuk diperoleh
kajian Paleografis dan Paleogeologis seiring dengan perkembangan era informasi.
tersebut di atas maka dapat dipahami
tentang adanya hubungan antara kondisi GEMPABUMI DI INDONESIA PADA MASA
geografis dan geologis tektonis dan vulkanis KOLONIAL
yang dimiliki Pulau Sumatra dan pulau- Menurut Encylopaedi van Nederlandsh-
pulau lain yang terbentang dari Indonesia Indie (1917:2), terdapat beberapa peristiwa
bagian barat sampai Indonesia bagian bencana gempa bumi yang terjadi di
timur. Perkembangan keberadaan wilayah Indonesia pada masa pemerintahan Hindia
Kepulauan Indonesia sebagai wilayah tektonis Belanda. Peristiwa bencana gempa bumi
dan vulkanis erat terkait dengan seringnya tersebut terjadi hampir di seluruh wilayah
terjadi bencana gempa bumi, tsunami, Hindia Belanda, baik itu di wilayah barat,
letusan gunung api dan juga bencana tengah, dan timur. Di wilayah Indonesia
alam lainnya. Perkembangan geografis bagian barat antara lain terjadi di Padang
tersebut diatas dengan demikian mampu (1826), Tapanuli (1892), Kerinci (1900),
menggambarkan fenomena kesejarahan Simeuleu (1907) dan Bengkulu (1914). Di
bencana gempa bumi di kepulauan wilayah Indonesia bagian tengah antara lain
Indonesia semenjak masa lampau. Gambaran terjadi di Maos (1823), Wonosobo (1824),
umum sejarah kegempabumian di Indonesia Cirebon (1847), Semarang (1856), Ambarawa
semenjak masa pra-sejarah dan masa sejarah (1865), Jawa Tengah dan Yogyakarta (1867),
juga menjadi lebih jelas kesinambungannya. Salatiga (1872), Cianjur (1879) dan Sukabumi
Demikian juga halnya sejarah gempa dari (1900). Di wilayah Indonesia bagian timur
masa kuna, masa kolonial, dan masa setelah antara lain terjadi di Ambon (1644, 1674,
kemerdekaan hingga masa kini. 1835, 1898), Maluku (1857), Seram (1890),
Sesuai dengan perkembangan kajian Kupang (1881) dan Sangir (1913).
seismografi, yang sudah berlangsung Dari data tersebut di atas, dapat disimak
sejak masa kolonial, pencatatan peristiwa betapa banyak bencana gempa bumi
kegempaan dan bencana yang ditimbulkan yang pernah melanda wilayah Indonesia.
pada masa kolonial dapat ditelusuri melalui Hal tersebut dapat menjelaskan mengapa
sumber dokumentasi yang ada pada masa bahwa gempa bumi telah menjadi salah
itu. Sejak awal abad ke-19 sampai awal abad satu bencana alam yang sering terjadi
ke-20, pencatatan gempabumi di Indonesia di Indonesia. Kajian terhadap dampak
dalam batas tertentu tersedia dalam bentuk gempa yang terjadi di Indonesia menjadi
dokumen arsip, laporan pemerintah, surat menarik untuk dilakukan. Khususnya kajian
kabar, majalah, dan tulisan monografis pada terkait dampaknya terhadap kehidupan
periode tersebut. Pada periode kemerdekaan masyarakat Indonesia sejak masa lampau.
sampai masa kini, catatan mengenai bencana Kajian gempa bumi dari perspektif sejarah
gempa bumi dan bencana alam lainnya lebih diharapkan dapat mengungkap bagaimana
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 15

masyarakat Indonesia lampau hingga kini Litosfer “mengapung” diatas mantel


dalam menanggapi, menanggulangi dan bumi yang dapat bersifat cair. Kemudian,
menyikapi peristiwa gempa bumi dan karena mantel ini terpanaskan dari dalam
bencana yang ditimbulkannya. Oleh karena oleh intibumi yang super panas maka
itu, uraian tentang Geologi Jalur Gempa terjadilah arus konveksi di mantel seperti
bumi di Sumatera berikut ini akan lebih halnya kalau air dipanaskan di atas tungku
dapat memberikan informasi fakta dan data api (Gambar 1). Arus konveksi mantel bumi
sejarah bencana gempa bumi di Sumatera menggerakan litosfer di atasnya, kemudian
secara seksama. Diharapkan sajian pada bab- melalui proses yang panjang litosfer ini
bab tersebut dapat mengantar upaya untuk terbelah-belah sehingga terbagi-bagi
menggali kearifan lokal sebagai sarana untuk menjadi banyak lempeng yang bergerak
mitigasi bencana di masa mendatang. terhadap satu sama lainnya akibat arus
konveksi dan juga gaya gravitasi karena
GEOLOGI JALUR GEMPABUMI DI perbedaan tinggi. Lempeng-lempeng bumi
SUMATERA dapat bergerak saling menjauh, berpapasan,
Kenapa di Sumatera Sering Gempabumi? dan bertumbukan. Pergerakan lempeng
Bumi kita ini berlapis-lapis. Keberadaan hanya beberapa milimeter – centimeter
lapisan-lapisan ini berkaitan erat dengan pertahun sehingga pancaindra kita tidak
perubahan temperature dan tekanan yang bisa melihat atau merasakan efeknya
semakin tinggi kearah pusat bumi. Lapisan karena terlalu perlahan. Namun pergerakan
bumi dapat dikelompokan menjadi tiga perlahan-lahan inilah yang menjadi mesin
bagian utama. Pertama, lapisan paling luar pembentuk rupa bumi dengan berbagai
disebut lapisan batuan (litosfer) atau kulit prosesnya, termasuk siklus gempabumi.
bumi yang padat, tebalnya sampai 100 Perihal pergerakan permukaan bumi
km-an. Kedua, disebelah dalamnya adalah yang perlahan-lahan ini sudah dikemukakan
mantel bumi yang tebalnya sampai ribuan pada tahun 1912 oleh seorang ahli geofisika
kilometer. Bagian luar dari mantel ini bisa bernama Alfred Wagener yang berpendapat
bersifat cair, sehingga Litosfer seperti bahwa pantai timur Benua Amerika dan barat
mengapung di atasnya. Ketiga, di sekitar Benua Afrika dulunya bersatu tapi kemudian
pusat bumi adalah intibumi yang luar terpisahkan akibat pergerakan di dasar laut.
biasa panasnya, terdiri dari lelehan mineral Pasalnya, ibarat bermain “puzzle” dia melihat
logam. Yang erat kaitannya dengan proses bahwa bentuk pantai Afrika Barat sangat
gempa bumi adalah Litosfer, terutama mirip dengan pantai Amerika timur, demikian
bagian atasnya yang disebut sebagai kerak juga jenis flora dan faunanya juga banyak
bumi atau “crust”yang tebalnya sekitar 15 kesamaan. dalam memperkuat hipotesanya,
km untuk kerak samudra dan 40 km untuk dia mengemukakan kemungkinan bahwa
kerak benua (Yeats et al., 1997). Di bagian dasar samudera itu bisa mekar. Namun
kerak suhu bumi umumnya tidak melebihi Hipotesa Wagener yang dikenal sebagai
300 - 400° C. Ini adalah persyaratan utama “Continental Drift” ini selama ~40 tahun tidak
untuk terjadi proses deformasi elastik yang diterima oleh masyarakat ilmiah bahkan
membangkitkan gelombang seismik. hipotesa beliau dianggap mustahil.
16 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

Diagram Struktur bumi mengilustrasikan cikal-bakal teori Tektonik Lempeng (“Plate


teori tektonik lempeng. Kerak bumi Tectonic Theory”) yang menjadi dasar bagi
baru terbentuk di jalur pemekaran lantai perkembangan ilmu gempabumi modern.
samudra. Kerak bumi lama di daur ulang
Ada lempeng baru yang muncul
di zona subduksi (penunjaman). Lempeng-
tentu harus diimbangi oleh proses untuk
lempeng yang bergerak berpapasan
satu dengan yang lain pada zona sesar mendaur ulang lempeng lama sehingga
transform. Gempa-gempa umumnya terjadi luas permukaan bumi tetap. Proses pendaur-
pada wilayah batas-batas lempeng tersebut ulang lempeng lama ini terjadi pada jalur
penunjaman lempeng atau zona subduksi
Sampai akhirnya pada awal tahun lempeng yang secara geografis dicirikan
1960-an, setelah orang dapat mmetakan oleh alur-alur palung laut dalam (Gambar
batimetri dasar lautan dengan lebih baik 2). Pada zona subduksi, lempeng-lempeng
dan teknologi seismik eksplorasi dipakai tua dimasukkan lagi kedalam bumi sehingga
untuk penelitian pemindaian struktur bawah meleleh habis. Salah satu palung laut
permukaan dasar laut, Dr. Dietz dan Dr. dalam yang menjadi tempat penunjaman
Hess menemukan bukti-bukti keberadaan lempeng adalah disepanjang tepian
jalur pegunungan tinggi ditengah Samudra benua di barat Sumatra yang menerus
Atlantik yang merupakan tempat kelahiran sampai ke selatan Jawa, Bali, dan Lombok.
atau terbentuknya lempeng samudra Tabrakan dan penunjaman lempeng
baru dari dalam bumi; Tempat kelahiran samudra menyebabkan lempeng benua
lempeng baru ini kemudian dikenal yang ditabrak, termasuk wilayah Sumatra,
sebagai jalur pemekaran lantai samudra tertekan secara terus menerus. Walaupun
(“oceanic spreading center”). Jadi terbukti gerakannya hanya beberapa sentimeter
bahwa apa yang dikatakan si ilmuwan gila per-tahun namun dalam jangka waktu
Wagener ternyata benar. Sejak itu lahirlah lama, misalnya dalam ribuan tahun, maka
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 17

lempeng yang tertekan akan termampatkan massa di tepian barat Sumatra ke arah
sebesar beberapa meter. Karena massa baratdaya searah dengan sumbu palung.
batuan mempunyai batas maksimal Sebagian besar pemampatan kerak bumi
untuk dapat menahan tekanan ini maka terjadi pada tepian Sumatra di bawah wilayah
akumulasi tekanan ini harus dilepaskan perairan barat, di mana di atasnya terdapat
secara periodik. Ibaratnya seperti per yang gugusan pulau-pulau busur luar, yaitu mulai
ditekan maka pada akhirnya akan bergerak dari Pulau Simelue, Nias, Siberut, Sipora,
melenting. Proses ini disebut sebagai Pagai, sampai ke Pulau Enggano. Kerak Lautan
proses deformasi elastik. Proses pergerakan Hindia menunjam mulai dari batas palung
lempeng ini juga membuat kerak bumi ke bawah. Bidang batas kontak lempeng
menjadi makin terbelah-belah. Jalur-jalur pada zona penunjaman ini disebut sebagai
belahannya disebut sebagai jalur rekahan zona subduksi. Tekanan akibat pemampatan
bumi (“fractures”); apabila jalur rekahan ini lempeng ini terkonsentrasi pada bagian
bergerak maka disebut sebagai jalur sesar atas dari zona subduksi ini karena bidang
atau patahan. Sebagian besar akumulasi kontaknya terkunci mulai dari palung sampai
tekanan atau energi elastik dilepaskan pada kedalaman sekitar 30-50 km, yaitu di bawah
pergerakan pada batas lempeng lautan yang gais pantai barat Sumatera. Kuncian ini yang
menunjam dan lempeng benua di atasnya; menyebabkan gerakan lempeng terakumulasi
sebagian lagi dilepaskan dalam pergerakan di zona kuncian menjadi akumulasi energi
sesar baik pada lempeng benua ataupun elastik. Dari waktu kewaktu akumulasi tekanan
pada lempeng lautan. Pergerakan bumi terus meningkat sampai akhirnya melewati
inilah yang membangkitkan gempabumi batas maksimal daya kuncian (“coefficient
atau gelombang seismik. Itulah sebabnya friction”) dari bidang kontak tersebut
kenapa di wilayah Sumatra sering terjadi sehingga massa batuan di atas bidang kontak
gempabumi. bergerak tiba-tiba melenting berlawanan
arah dengan arah tekanan, yaitu ke arah luar
Ada sumber gempa di bawah laut dan ada atau Lautan Hindia. Gerak lentingan inilah
yang di darat yang membangkitkan gelombang kejut atau
Kerak lautan Hindia menabrak tepian kerak dikenal sebagai gempabumi. Bidang kontak
benua Sumatera kemudian menunjam di bagian atas zona subduksi disebut sebagai
di bawahnya dengan kecepatan 5 - 6 cm megathrust, sehingga gempanya disebut
per-tahun Jawa (Bock, 2003; Chlieh et al., sebagai gempa megathrust.
2008; Tregoning et al., 1994). Arah gerakan Tekanan lateral yang mendorong
lempeng samudra ini tidak tegak lurus massa batuan di tepian barat Sumatera ke
terhadap palung Sumatera tapi miring ke arah baratdaya dalam proses yang sangat
arah utara sehingga disepanjang tepian panjang pada akhirnya menyebabkan
Sumatera tekanan lempeng ini terbagi terbentuknya jalur sesar besar di daratan
menjadi dua macam tekanan, yaitu tekanan yang membelah dua Pulau Sumatera di
yang memampatkan massa batuan dengan sepanjang zona pegunungan Bukit Barisan
arah kurang lebih tegak lurus palung, dan yang membentang mulai dari wilayah Aceh
tekanan yang mendorong secara lateral sampai Selat Sunda. Jalur sesar besar ini
18 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

dikenal sebagai Sesar Sumatera. Jadi Sesar gempabumi adalah sebuah bidang (sesar)
Sumatera terbentuk karena alam perlu bukan berupa titik (ledak) seperti bom.
mengakomodasi pergerakan lempeng yang Proses akumulasi tekanan regangan
lateral. pada jalur sesar ataupun pada zona
Sesar adalah bidang atau zona rekahan subduksi dan peristiwa pelepasan tiba-tiba
pada kerak bumi dimana bagian bumi di dari tekanannya ini disebut sebagai proses
kedua sisi rekahan tersebut bergerak relatif siklus gempa. Jadi masing-masing sesar
terhadap satu dengan yang lainnya. Pada mempunyai siklus gempa dengan perioda
Sesar Sumatra bagian bumi sebelah barat ulang gempa tertentu. Lamanya perioda
bergerak secara lateral ke arah baratdaya ulang gempa tergantung dari kecepatan
sekitar 1-2 cm pertahun relatif terhadap gerak relatif dua blok yang terpisahkan oleh
bagian bumi di timurnya. Seperti halnya jalur sesar tersebut dan besarnya karakteristik
yang terjadi pada megathrust, dua bagian besar gempa yang dikeluarkan. Makin cepat
bumi pada kedua sisi patahan tersebut gerakannya akan makin sering gempanya;
terekat satu sama lain oleh tekanan dan makin besar karakteristik gempanya
gaya friksi permukaannya sehingga ketika akan membuat semakin lama waktu yang
dua sisi itu terus bergerak secara perlahan- dibutuhkan untuk mengumpulkan energi
lahan bidang sesarnya tetap merekat kuat regangannya; Demikian pula sebaliknya.
sehingga tekanan pada bidang ini akan Orang dapat memperkirakan tingginya
terus meningkat sampai akhirnya akumulasi kemungkinan terjadi gempa lagi di masa
tekanan melampaui gaya rekat atau daya datang apabila mengetahui kapan gempa
kunciannya sehingga bidang rekahan besar terakhir dan berapa lama siklus atau
tersebut pecah dan bergerak secara tiba- kisaran waktu perioda ulangnya.
tiba melepaskan semua tekanan (Yeats et Sebagai informasi tambahan, akibat
al., 1997), dimana bagian bumi sebelah adanya gradient geothermal atau kenakan
barat akan melenting ke arah baratdaya suhu bumi dengan bertambahnya
sedangkan bagian bumi sebelah timur akan kedalaman, maka pada kedalaman sekitar
melenting ke tenggara. Peristiwa pecahnya 30 sampai 50 kilometeran, suhu disekitar
dan pergerakan tiba-tiba pada bidang bidang kontak zona subduksi mencapai 300-
patahan menimbulkan gelombang kejut 400°C sehingga di bawah kedalaman ini
(shock waves) yang kemudian menjalar sesuai dengan hukum termodinamika tidak
ke semua arah dan menggetarkan bumi lagi memungkinkan terjadinya akumulasi
di sekitarnya yang dirasakan sebagai energi elastik. Dengan kata lain di bawah
gempabumi. Proses pensesaran inilah yang kedalaman ini lempeng yang menunjam
menjadi sumber utama dari gempa-gempa bergeseran dengan lempeng di atasnya
di daratan Sumatera. Setelah gempa terjadi tanpa terkunci, sehingga umumnya tidak
bidang sesar kembali mengunci dan secara berpotensi untuk menghasilkan gempa-
perlahan tapi pasti kembali mengakumulasi gempa besar. Zona subduksi di bagian yang
tekanan regangan untuk satu saat nanti lebih dalam ini dikenal sebagai zona Benioff.
kembali dilepaskan sebagai gempabumi. Menerus ke bawah, pada kedalaman antara
Jadi perlu dipahami bahwa sumber 150-200 km, suhu bumi bertambah panas
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 19

Tektonik aktif Pulau Sumatra


memperlihatkan sumber-sumber
utama gempabumi pada zona
Subduksi dan zona Patahan Sumatra.
Banyak gempa besar yang terjadi
pada kedua zona utama gempa ini.
A—B adalah lintasan penampang
skematik pada Gambar 3.

sehingga lempeng batuan yang menunjam Pada akhirnya magma mendesak ke


dan massa batuan disekitarnya meleleh. atas permukaan membentuk gugusan
Kemudian lelehan batuan panas ini naik ke gunung-gunung api. Itulah sebabnya
atas dan dalam perjalanannya membentuk kenapa selain banyak gempabumi, Sumatra
kantung-kantung bubur batuan panas yang juga mempunyai jajaran gunung api di
dikenal sebagai kantung-kantung magma punggungan tengah pulaunya, dikenal
(Gambar 3). sebagai Pegunungan Bukit Barisan.
20 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

Gempabumi megathrust di laut pembangkit yang sangat besar. Gempa-tsunami ini


tsunami memakan korban lebih dari 200 ribu
Zona subduksi Sumatra adalah jalur orang di seluruh wilayah Laut Andaman.
gempabumi yang paling banyak menyerap Tinggi gelombang tsunami di wilayah Aceh
tekanan akibat pergerakan lempeng, oleh mencapai 10 - 30 meter, bahkan tinggi
karena itu, paling sering menghasilkan gelombang tsunami yang sampai di wilayah
gempa-gempa besar. Di masa lampau sudah India setelah menyebrangi lautan Hindia
banyak gempabumi yang terjadi dengan masih dapat mencapai 3 sampai 5 meter.
kekuatan di atas skala 8 magnitudo gempa Bencana tsunami Aceh adalah bencana
atau lebih dikenal sebagai skala Richter yang memakan korban terbesar di seluruh
(Gambar 4). Pada saat terjadi gempa, pulau- dunia untuk kurun waktu 100 tahun terakhir.
pulau bersama-sama permukaan dasar Sejak bencana gempa-tsunami Aceh,
laut di sekitarnya sontak terhentak ke atas zona megathrust seperti tidak henti-hentinya
sehingga massa air ikut terdorong ke atas menggoncang wilayah Sumatra dengan
menghasilkan bumbungan besar air di atas gempa besar. Hanya berselang 3 bulan
permukaan laut (Gambar 4B). Bumbungan setelah gempa Aceh, terjadilah gempa Nias-
air ini kemudian serentak menyebar ke Simelue pada tanggal 25 Maret 2005 dengan
segala arah sebagai gelombang tsunami kekuatan M8.6. Efek goncangan dari Gempa
(Gambar 4C). inilah sebabnya kenapa gempa Nias meluluhlantakan banyak rumah-rumah
megathrust dapat membangkitkan tsunami. di wilayah Gunung Sitoli. Karena terjadi pada
Gelombang tsunami sangat panjang pukul 11 malam hari keruntuhan bangunan
dan bergerak sangat cepat menerjang dan akibat gempa memakan korban lebih dari
membanjiri daratan. Gelombang tsunami dua ribu orang yang pada saat itu sebagian
bisa sangat berbahaya walaupun hanya sedang tertidur lelap. Dua tahun kemudian,
beberapa meter karena seluruh massa airnya tahun 2007, terjadi lagi gempa megathrust
bergerak sehingga mempunyai energi di perairan barat Bengkulu dan Mentawai
momentum yang tinggi. Ini berbeda dengan yang dilepaskan dalam tiga hentakan keras.
gelombang biasa yang disebabkan tiupan gempa pertama berkekuatan M8.4 terjadi
angin karena massa air yang bergerak hanya saat magrib tanggal 12 September. Kemudian
di bagian atasnya saja. dalam selang waktu 13 dan 16 jam setelah
Dalam dekade terakhir, zona megathrust gempa pertama, terjadi gempa kedua dan
Sumatra membangkitkan rentetan gempa- ketiga berkekuatan M7,9 dan M7,1. Gempa
gempa besar yang memakan banyak tahun 2007 ini cukup banyak menimbulkan
korban dan harta benda. Rentetan gempa kerusakan infrastruktur dan menyebabkan
dimulai dari tahun 2000 di Bengkulu dan cukup banyak korban jiwa. Terakhir, pada
diikuti oleh gempa tahun 2002 di Pulau bulan Oktober 2010, gempa megathrust
Simelue. Dua tahun kemudian kemudian, yang membangkitkan gelombang tsunami
pada tanggal 26 Desember 2004, terjadilah sampai setinggi 15 meter melanda wilayah
gempa megathrust Aceh-Andaman yang Pagai di Mentawai, menelan sekitar 500
berkekuatan M 9.2 (Skala magnitudo 9.2 jiwa penduduk Kepulauan Pagai, utamanya
atau 9.2 SR) disertai gelombang tsunami Pulau Pagai Selatan yang lokasinya paling
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 21

Diagram zona subduksi Sumatra (penampang A-B pada


Gambar 1.3) memperlihatkan struktur bumi di bawah
permukaan. Sumber gempa besar di Sumatra adalah pada
megathrust dan jalur Patahan Sumatra. Megathtrust adalah
pada bidang kontak zona subduksi sampai kedalaman ~
50km. Pada kedalaman 150-200km, lempeng meleleh menjadi
magma. Magma naik ke atas menjadi gunung api. (Sumber:
Poster dan Brosur LIPI-Caltech : “Sumatra Rawan Gempa”).

dekat dengan sumber gempa pembangkit Kedua gempa ini menghasilkan tsunami
tsunami tersebut. besar yang melanda wilayah perairan
Perlu digarisbawahi bahwa sebelum Sumatra barat dan Bengkulu, termasuk Kota
terjadi gempa-tsunami aceh tahun 2004, Padang. Di khatulistiwa, gempa besar terkhir
sebagian besar penduduk Sumatera dan terjadi tahun 1935 dengan kekuatan gempa
bahkan seluruh Indonesia tidak mengenal M 7.7. Gempa ini menyebabkan kerusakan
tsunami. Padahal bencana gempa-tsunami yang cukup parah di Telo, kota Kecamatan
ini sebenarnya sudah berkali-kali terjadi di Kep. Batu dan juga wilayah sekitarnya. Di
dimasa lalu. Namun kelihatannya sejarah beberapa tempat di Kep. Batu dilaporkan
bencana masa lalu ini, walaupun sebenarnya juga adanya kenaikan airlaut ketika gempa,
tercatat dalam laporan-laporan dahulu, tidak namun tidak dilaporkan adanya kerusakan
terpublikasikan dengan baik ke masyarakat serius dan korban jiwa akibat gelombang
luas sehingga masyarakat tidak dapat laut yang naik ini. Di utara khatulistiwa,
mengambil pelajaran dari pengalaman masa gempa dan tsunami besar pernah terjadi
lalunya. di wilayah Nias-Simelue pada tahun 1861
Di Selatan khatulistiwa, di wilayah pesisir dengan kekuatan diperkirakan lebih dari
pantai Sumatra barat dan Bengkulu gempa M8.5. dalam laporan tercatat bahwa tsunami
besar pernah terjadi tahun 1833 dan pada gempa 1861 ini cukup besar (Newcomb and
tahun 1797 dengan kekuatan M8.9 dan M8.7. McCann, 1987; Wichmann, 1918).
22 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

Proses siklus gempabumi


pada zona megathrust dan
pembangkitan tsunami.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 23

Kemudian pada tahun 1907 terjadi dari udara, artinya jalur sesar dapat dilihat
bencana tsunami besar di wilayah Simelue lebih jelas pada foto udara, peta citra satelit
dan Nias. Meskipun gempa megathrust 1907 atau peta topografi dengan resolusi cukup
tidak terlalu besar (M7.6) namun tsunami yang tinggi. Sesar Sumatra yang mempunyai
dibangkitkan mencapai tinggi gelombang mekanisme pergerakan sesar geser atau
lebih dari 10 meter di pantai barat dan Utara pergerakan mendatar mempunyai bidang
Simelue, yang untuk wilayah ini dua kali lebih yang tegak lurus permukaan sehingga
besar dari tinggi tsunami yang terjadi pada nampak dari atas berupa kelurusan jalur
waktu peristiwa tsunami Aceh tahun 2004 di rekahan yang membelah bumi, ditandai
wilayah ini yang hanya mencapai 5 meteran. oleh tebing-tebing bidang sesar, kelurusan
Konon, bencana tsunami tahun 1907 ini lembah dan punggungan bukit, dan juga
menelan korban lebih dari separuh penduduk pergeseran alur-alur sungai di sepanjang
Pulau Simelue. Bencana tsunami tahun 1907 jalurnya (Gambar 6 dan 7). Oleh karena itu,
inilah yang kemudian melahirkan istilah jalur sesar ini dapat dipetakan (McCalpin,
“SMONG”, bahasa lokal penduduk Simelue 1996; Sieh and Natawidjaja, 2000; Yeats et
untuk tsunami. Para orang tua yang selamat al., 1997).
dari tsunami tahun 1907 , bahkan ada yang Peta sesar aktif adalah peta dari lokasi
masih hidup pada tahun 2004, menceritakan jalur sesar di permukaan bumi yang
tragedi bencana alam ini pada anaknya. Inti merupakan proyeksi garis pertemuan
nasehatnya sederhana: “apabila nanti air laut antara bidang sesar dan permukaan
tiba-tiba surut sampai jauh ke tengah maka tanah. Namun pemetaan jalur sesar yang
itulah tandanya smong akan datang, larilah masih aktif tidak selalu mudah. Misalnya di
cepat ke bukit, selamatkan jiwa dan tinggalkan landskap yang semuanya dilandasi oleh
saja harta benda”. Terbukti, pesan para orang lapisan geologi tua, tidak ada lapisan muda,
tua ini telah menyelamatkan banyak jiwa waktu maka identifikasi keaktifan suatu jalur sesar
terjadi tsunami Aceh tahun 2004. menjadi tidak mudah karena tidak ada
referensi keaktifan pergerakan. Kemudian,
Gempabumi darat di Pegunungan Bukit bentukan-bentukan landskap yang
Barisan berhubungan dengan pergerakan sesar
Memetakan jalur sesar aktif juga tidak selalu ada karena tergantung dari
Seperti yang sudah diuraikan di atas, mana yang lebih dominan antara laju-gerak
Sesar Sumatra terbentuk karena adanya sesar dan kecepatan erosi dan sedimentasi.
pergerakan lateral akibat arah penunjaman oleh karena itu, untuk sesar-sesar dengan
lempeng yang miring (Katili and Hehuwat, laju gerak (“sliprate”) yang rendah maka
1967; Sieh and Natawidjaja, 2000). Jalur indikasi bentukan alamnya bisa tidak
Sesar Sumatra yang masih aktif bergerak terlihat dipermukaan karena sudah tererosi
ini sebenarnya kasat mata apabila orang atau tertimbun sedimentasi (Burbank and
memahami bentukan morfologi bentang Anderson, 2001). Sesar disebut aktif atau
alam yang berkaitan proses pergerakan sesar berpotensi menghasilkan gempa apabila
dan proses-proses alam di permukaan. Akan memperlihatkan indikasi pergerakan pada
lebih mudah kalau kita dapat melihatnya masa Holosen (Tabel 1). Apabila hanya
24 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

Gempabumi besar yang tercatat dalam sejarah dan


rentetan gempabumi besar yang terjadi dalam kurun
waktu 1-2 dekade terakhir pada zona megathrust
Sumatra. Gambar elipsoidal yang diwarnai menunjukan
bagian megathrust yang bergerak ketika gempa. Angka
menunjukan tahun kejadian dan angka dalam kurung
adalah kekuatan magnitudo gempa. Gambar dari
Meltzner dkk (2012)
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 25

Grafis: diambil dari Burbank and Anderson, 2001


Gambar 6. Model bentang alam yang berkaitan dengan
pergerakan sesar geser. Pada diagram bagian muka bergerak
mendatar ke arah kanan pada bidang patahannya yang dicirikan
oleh tebing sesar (”fault scarps”), bukit memanjang di depan
tebing (“shutter/linear ridge“) dan lembah sempit memanjang
(“linear valley“). Fenomena lainnya yang umum menandai jalur
patahan geser aktif adalah kenampakan dari pergeseran alur-
alur sungai dan alur sungai yang terpotong ( offset streams and
beheaded stream) danau-danau besar dan kecil (“sag ponds“)
dan juga kemunculan mata-mata air (“spring”).
26 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

Diagram Jalur Patahan Sumatra di Sumatra barat.


(Sumber data: (Sieh and Natawidjaja, 2000),
ilustrasi diambil dari brosur: Sumatra Rawan
Gempabumi, LIPI – Caltech).

diketahui ada indikasi pergerakan pada punggungan Sumatra atau Pegunungan Bukit
Zaman Kuarter maka disebut sebagai sesar Barisan. Keberadaannya menjadi ancaman
kapabel, atau berpotensi aktif. bencana gempa untuk wilayah yang dilaluinya,
Sieh and Natawidaja [2000] adalah yang terutama untuk wilayah dengan populasi dan
pertama memetakan Sesar Sumatra dengan infrastruktur yang padat (Natawidjaja and
cukup detil berdasarkan analisa geomorfologi Triyoso, 2007a).
dari peta topografi skala 1:50.000 dan foto
udara stereo skala 1:100.000; juga dibantu Sejarah gempa
oleh citra landsat sehingga sudah memadai Dalam kurun waktu sejarah 200 tahun
untuk diaplikasikan ke mitigasi bencana. terakhir, sudah banyak bencana gempa
Jalur sesar ini dipetakan dengan bantuan besar yang terjadi di sepanjang Sesar
GIS (Geographic Information System) Sumatra (Gambar 8). Dokumentasi dari
sehingga hasilnya menjadi lebih akurat dan sejarah gempabumi yang terjadi dari jalur
luwes penggunaannya. Jalur Sesar Sumatra patahan gempa bumi sangat penting untuk
sepanjang 1900 km melintas disepanjang mengevaluasi potensi bencananya. Catatan
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 27

Definisi sesar aktif dan sesar kapabel


dalam kurun waktu geologi (mengacu
ke : Spec. Pub. 42 of California Div.
Mines and Geology: ”Fault Rupture
Hazard Zones in California”)

sejarah gempa di sepanjang Sesar Sumatra di sepanjang Sesar Sumatra. Artinya sesar
relatif cukup baik untuk kurun 100 tahun berpotensi mengeluarkan 1-2 kali gempa
terakhir. Tidak mudah untuk mengumpulkan besar setiap dekade. Potensi ini termasuk
data catatan kejadian gempa ini karena sangat tinggi.
datanya tersebar di berbagai media. Ada Meskipun demikian, sejarah gempabumi
yang informasinya cukup banyak ada juga dan lokasi geografis jalur sesar ini tidak
yang sangat sedikit. Di beberapa wilayah banyak diketahui oleh masyarakat, sehingga
Sumatra sudah pernah dilakukan studi ancaman bencana yang serius ini belum
lapangan dengan menelusuri jejak-jejak dari mendapat perhatian yang cukup dan
bencana gempa masa lalu dari para saksi belum diperhitungkan dalam rencana
mata yang masih hidup tentang kerusakan pembangunan wilayah (RTRW) ataupun
dan fenomena dari gempa-gempa tersebut. dalam peraturan standar bangunan (building
Dari data ini kita dapat menganalisa di mana code). Gempa-gempa besar terakhir adalah
segmen sesar yang pecah dan bergerak gempa Liwa tahun 1994 (M6.9), gempa
ketika gempabumi terjadi kemudian dibuat di utara Danau Kerinci tahun 1995 (M7.0),
peta sejarah kegempaan dan lokasi dari gempa kembar di Singkarak-Solok pada
masing-masing kejadian gempanya seperti tanggal 6 Maret tahun 2007 (M6.3 dan M6.4),
terlihat pada Gambar 5 (Natawidjaja et gempa di selatan Danau Kerinci tahun 2009
al., 1995; Natawidjaja, 1994; Untung et (M6.6), dan gempa Takengon di dekat Danau
al., 1985). Sejak tahun 1890-an sudah Lot Tawar pada tahun 2012 (M6.4).
sebanyak 21 kali gempa besar yang terjadi
28 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

Sumber gempabumi besar di sepanjang Patahan


Sumatra yang tercatat dalam sejarah sejak tahun
1892. Tanda elipse kuning menunjukkan lokasi
segmen patahan yang bergerak waktu gempa.
Angka disampingnya menunjukkan tahun kejadian
dan besar skala magnitudo gempa (dalam kurung)
(data diambil dari Natawidjaja dan Triyoso, 2007)
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 29

Segmentasi sesar danau secara berlawanan arah, ke tenggara


Jalur Sesar Sumatra terbagi menjadi banyak dan ke baratdaya sehingga lokasi tersebut
segmen, tidak menerus sepanjang 1900 menjadi terbuka atau turun permukaan
km. Berdasarkan pemetaan detil yang tanahnya setiap kali terjadi gempabumi.
dilakukan oleh Sieh and Natawidjaja [2000] Proses ini dikenal sebagai “pull-apart basin”.
Sesar Sumatra terbagi menjadi 20 segmen Oleh karena itu, dari kacamata geologi,
utama yang panjang masing-masing antara keberadaan lembah-lembah depresi dan
35 sampai dengan 200 km (Gambar 9 ). danau-danau disepanjang Sesar Sumatra
Masing-masing segmen tersebut kemudian menjadi saksi bisu dari kejadian gempa
diberi nama sesuai dengan nama sungai yang berulangkali secara terus menerus
atau teluk yang dilalui oleh segmen sesar dalam waktu yang sangat lama.
tersebut untuk memudahkan mengingat
lokasi geografisnya. Pengetahuan tentang Laju gerak sesar
segmentasi sesar sangat penting dalam Selain potensi besar kekuatan gempabumi
mitigasi bencana karena kekuatan gempa yang dapat diperkirakan dari panjang
terkuat atau Mmax yang dapat dihasilkan segmen sesarnya, parameter utama lain
setiap segmen sesar dapat diperkirakan adalah besarnya laju gerak atau “sliprate”
dari berapa besar panjang segmen sesar dari sesar. Laju gerak menentukan seberapa
nya (Harris et al., 1991; Harris and Day, sering gempa terjadi. Sebuah segmen
1993; Natawidjaja and Triyoso, 2007b). sesar sepanjang 50 km harus bergerak
Apabila panjang segmen hanya 30 km maka sekitar 100 centimeter untuk menghasilkan
Mmax gempa hanya sekitar M6.8; apabila gempa berkekuatan M7.0. Maka apabila laju
panjangnya 60 km maka Mmax-nya sekitar gerak sesar diketahui sebesar 1centimeter
M7.2; apabila panjangnya 120km maka pertahun artinya segmen sesar tersebut
Mmax-nya mencapai M7.6, dan apabila berpotensi untuk menghasilkan gempa
panjangnya mencapai 200 km maka Mmax- berkekuatan M7.0 setiap 100 tahun sekali.
nya bisa M7.8. Catatan sejarah menunjukkan Namun apabila laju geraknya hanya 0.5
segmentasi Sesar Sumatra ini membatasi centimeter pertahun, maka sesar tersebut
besar kekuatan gempa merusak antara M6.5 butuh waktu sekitar 200 tahun dalam
sampai dengan M7.7 sesuai dengan panjang mengakumulasi energi regangan untuk
segmennya(Natawidjaja and Triyoso, 2007b). menghasilkan gempa M7.0. Jadi, makin
cepat laju geraknya akan semakin sering
Pemisahan segmen sesar ini di Sesar Sumatra gempanya.
umumnya ditandai oleh lembah-lembah
depresi seperti Lembah Alas, Lembah Laju gerak umumnya diukur dengan dua
Sumpur dan Lembah Suoh, atau berupa cara. Pertama, dengan metoda geologi,
danau-danau, seperti Danau Singkarak, yaitu dengan cara mengukur besar
Danau Dibawah, dan Danau Kerinci. Lembah pergeseran lembah sungai yang dapat
depresi atau danau ini terbentuk diantara diketahui umurnya, sehingga besr laju
segmen sesar karena pergerakan sesar gerak adalah besar pergeseran atau
yang menarik dua sisi dari lembah atau “offset” sungai dibagi dengan umur sungai
30 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 31

yang tergeserkan disepanjang jalur sesar


(Gambar 10). Kedua dengan cara metoda
geodesi atau dengan peralatan Global
Positioning System (GPS), yaitu dengan
cara memasang jaringan statsiun atau titik
pengukuraan geodesi (GPS); kemudian
mengukur langsung besar pergerakan
relatif sesar dari pembacaan jaringan GPS
yang dapat mengukur perubahan posisi
titik-titik pengukuran sampai ketelitian sub-
milimeter (Gambar 11).

Segmentasi jalur Sesar Sumatra,


terbagi menjadi 20 segmen utama.
Lake=danau, Volcanic crater=kawah
gunungapi, major valley = lembah
besar (Grafis diambil dari Sieh dan
Natawidjaja, 2000).
32 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

Contoh pengukuran besar laju gerak pada Sesar


Sumatra Segmen Renun di wilayah Danau Toba.
Alur-alur lembah Sungai Renun yang menoreh
endapan Tufa Toba Muda berumur 73.8±0.4 ribu
tahun lalu tergeserkan di sepanjang jalur sesar
sebesar 1022±23 meter, sehingga laju gerak
sesar di sini dapat dihitung sebesar 14±2 mm
per-tahun (Natawidjaja, in progres 2015).
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 33

Contoh pengukuran laju gerak sesar dengan


metoda GPS pada jalur Sesar Sumatra di
wilayah Aceh. Dari hasil pengukuran dan
analisa model elastik dislokasi laju gerak di
Segmen Tripa (Profiel B) dapat ditentukan
sebesar 16±6 mm per-tahun, sedangkan laju
gerak di segmen Aceh (Profile A) sebesar 20±6
mm per-tahun (Grafis dari Ito dkk (2012) ).
34 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

GEMPABUMI DI WILAYAH ACEH yang sedang berada di tengah lautan tidak


Berbeda dengan penduduk Pulau Simelue akan terlalu merasakannya. Namun ketika
yang sudah mengenal tsunami atau smong gelombang tsunami memasuki perairan
dalam bahasa lokal, sebelum terjadi tsunami yang dangkal maka kecepatannya berkurang
tahun 2004 penduduk Nanggroe Aceh drastis, panjang gelombang memendek
Darusalam yang tinggal di wilayah di daratan dan amplitudo atau tinggi gelombangnya
besar Sumatera umumnya tidak paham meninggi drastis, ibaratnya seperti orang
tentang bahaya tsunami. Ketidahtahuan dari tidur kemudian sontak berdiri atau bagai
inilah yang menjadi salah satu faktor utama ular kobra yang tiba-tiba menengadahkan
terjadi banyak korban. Gempa besar yang kepalanya ke atas siap untuk menyemburkan
membangkitkan tsunami maut terjadi tanggal bisanya; Kemudian dengan mengeluarkan
26 Desember 2004 pada Hari Minggu pagi suara gemuruh gelombang tsunami meliuk-
ketika banyak orang sedang berada di tepi liuk menuju pantai bagaikan ular kobra
pantai untuk bersantai. Goncangan sangat yang siap memangsa. Tinggi tsunami di
keras berlangsung selama 5-6 menit, orang wilayah Banda Aceh rata-rata sekitar 10-
terkejut, sebagian sampai terjatuh, rumah- 15 meter, artinya lebih tinggi dari pohon
rumah banyak yang ambruk. Kemudian, kelapa; bahkan di wilayah Lhok Nga di pantai
dua puluh menit berselang air laut dipantai barat, tinggi tsunami mencapai 30 meter.
mendadak surut dengan sontak sehingga air Gempa Aceh-Andaman Mw 9.2 ini sangat
menjauh sampai puluhan meter ke tengah laut mengagetkan karena selama 2 abad terakhir
memperlihatkan karang-karang di tepi pantai gempa megathrust di wilayah ini hanya
dan banyak ikan-ikan yang menggelepar berkekuatan Mw 7.9 (tahun 1881) dan Mw
gelepar diantaranya. Banyak orang terpana, 7.7 (1941) (Gambar 13). Gempa terdahulu
sebagian malah berlarian ke arah tepi pantai yang juga membangkitkan tsunami besar
dengan takjub melihat pemandangan yang adalah gempa di barat P. Simelue dengan
langka. Tidak ada orang yang menyangka kekuatan Mw7.6.
bahwa fenomena ini adalah sinyal alam bahwa
gelombang tsunami akan segera datang. Ada tanah baru yang muncul dan ada yang
Gempa megathrust ini membangkitkan tenggelam
tsunami yang besar karena mengangkat Ketika gempa terjadi, wilayah yang di atas
dasar lautan Andaman seluas 100 x 1200 sumber gempa megathrust akan terangkat,
km sampai 5 meter (Gambar 12) dalam satu sedangkan wilayah yang dibelakang-
hentakan keras berikut massa air lautan yang nya atau di sebelah timurnya akan turun.
sangat besar di atasnya sontak membumbung Pada gempa tahun 2004 ini bagian utara
tinggi ke atas dan serentak menyebar Pulau Simelue terangkat sampai 1.5 meter
ke segala arah dengan cepat sebagai sehingga karang-karang hidup yang berada
gelombang tsunami. Ketika di perairan yang di dalam zona pasang-surut terangkat ke
dalam gelombang bergerak sangat cepat atas dan mati dalam beberapa minggu
tapi amplitudo atau tinggi gelombangnya (Gambar 14). Ke bagian selatan besar
rendah dengan panjang gelombangnya pengangkatan bertambah kecil sampai nol
mencapai ratusan kilometer, sehinga nelayan di sekitar bagian tengah Pulau (Gambar 21).
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 35

Hanya tiga bulan setelah gempa antenna GPS, sehingga alat penerima
26 Desember 2004, terjadi lagi gempa data GPS (“receiver”) mencatat jarak
megathrust segmen Nias-Simelue, yaitu antara antenna dengan satelit-satelit yang
pada tgl 25 Maret 2005 dengan kekuatan tertangkap sinyalnya. Posisi dari satelit-satelit
Mw 8.7. Uniknya, gempa 2005 kembali tersebut setiap saat dapat diketahui dengan
mengangkat Pulau Simelue namun sekarang sangat akurat, sehingga posisi dari lokasi
bagian selatannya yang terangkat sampai GPS setiap saat dapat diketahui. Dengan
1.5 meter (Gambar 15). Jadi bagian selatan cara ini maka besarnya laju dan arah dari
Pulau Simelue tidak ikut terangkat ketika pemampatan kerak (tekanan tektonik) pada
gempa tahun 2004, tapi terangkat ketika saat sebelum gempabumi dapat dihitung.
gempa tahun 2005. Sehingga akhirnya Demikian juga apabila terjadi gempa maka
kombinasi dua gempa tahun 2004 dan 2005 besarnya pergerakan dari lokasi GPS dapat
mengangkat seluruh Pulau Simelue dari diketahui. Orang dapat juga mengukur
ujung utara sampai selatan secara merata pergerakan dengan cara mengukur titik-titik
sebesar 1.5 meter. monument geodesi yang telah dipasang di
Dokumentasi besarnya pengangkatan dan berbagai lokasi dengan peralatan mobile
penurunan tanah ini dibuat berdasarkan GPS. Dengan cara ini maka orang dapat
pengukuran teliti dari posisi koral-koral menghitung besarnya pergerakan pada
berjenis koral masif mikroatol sebelum dan waktu gempa, yaitu jarak dari titik monument
setelah gempa. Koral ini dapat dipakai untuk sebelum dan setelah gempabumi.
mengukur besar perubahan muka laut (akibat Di Pulau Nias, gempa 2005 mengangkat
gempa) karena bagian pertumbuhannya bagian pantai barat Nias sampai 3(tiga)
sangat sensitif terhadap perubahan muka meter (Gambar 18 Pelabuhan Sirombu
airlaut. Batas atas pertumbuhan koral jenis termasuk yang terangkatsampai 3 meter
ini tidak dapat melebihi tinggi air laut surut sehingga setelah gempa pelabuhan ini
paling rendah dalam setahunnya. setelah sudah tidak bisa berfungsi lagi (Gambar
permukaan koral mikroatol mencapai batas 19). Namun pantai timur Nias, termasuk
airlaut maka akan tumbuh ke samping. Jadi Kota Gunung Sitoli, tidak mengalami
pada prinsipnya kita besar pengangkatan pengangkatan, bahkan wilayah di lebih
atau penurunan diukur dari beda tinggi ke timurnya lagi sebaliknya mengalami
rekaman jejak muka laut pada koral sebelum penurunan atau penenggelaman seketika.
dan setelah gempa (Gambar 16). Kondisi ini menyebabkan wilayah Pulau
Selain dari koral mikroatol dan citra Nias seperti menjungkit searah jarum
satelit, pergerakan mukabumi ini juga jam dengan sumbu putar di pantai
terekam di statsiun-statsiun GPS (kontinyu) timur Nias terus ke utara melewati selat
(Gambar 17). Alat GPS ini dapat merekam antara Pulau Bangkaru dan P. Banyak
pergerakan bumi dari titil lokasi antenna (Gambar 20). Wilayah yang yang termasuk
GPS dengan sangat akurat (ketelitian sub- mengalami penurunan akibat gempa
mm pertahun). Prinsipnya, sejumlah satelit adalah Desa Haloban dan Pulau Bale
GPS yang mengitari bumi memancarkan yang turun mendadak masing-masing
gelombang yang dapat ditangkap oleh sebesar 70 centimeter dan 100 centimeter,
36 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

menyebabkan sebagian rumah-rumah tidak dipahami lagi di kalangan masyarakat


yang lebih dekat ke pantai setelah gempa luas. sebagian mungkin menyangka Ieu
menjadi terendam air laut sehingga beuna merujuk ke banjir bandang padahal
tidak lagi bisa dihuni (Gambar 21). Ketika ini adalah memori yang tersisa dari peristiwa
gempabumi 2005 tidak terjadi gelombang bencana tsunami sebelum tahun 2004.
tsunami besar karena yang mengalami Jawabannya ada terekam di alam, pada
pengangkatan hanya Pulau Nias dan fossil koral mikroatoll yang terangkat dan
wilayah perairan yang dangkal di sekitarnya mati ketika kejadian bencana gempa-
sehingga volume air yang terangkat tidak tsunmami tersebut dan pada lapisan
besar. Namun goncangan gempa yang endapan tsunami purba yang berada di
sangat keras karena sumbernya persis wilayah pantai Banda Aceh (Monecke, 2008;
berada di bawah pulau menyebabkan Sieh, 2014). Penelitian paleoseismologi dan
banyak rumah-rumah dan bangunan lain paleotsunami menguakmisteri bahwa benar
yang ambruk (Gambar 23). pernah terjadi bencana tsunami hampir 600
Pada masa sebelum gempa, pergerakan tahun lalu, yaitu sekitar 1450-an Masehi.
bumi yang terjadi adalah sebaliknya. Pulau- Pada kejadian gempa tsunami waktu itu
pulau di wilayah barat Sumatra seperti bagian utara Pulau Simelue terangkat
terputar berlawanan arah jarum jam dengan sampai 3 meter, dua kali lebih besar dari
sumbu di sekitar pantai timur gugusan yang terjadi tahun 2004 (Meltzner, 2010).
pulau-pulau. Hal ini menyebabkan bagian Sebelumnya, sekitar 950-an Masehi juga
barat pulau yang ketika gempa terangkat pernah terjadi bencana yang sama (Gambar
sebelumnya mengalami penurunan secara 20). Sejarah geologi ini memperlihatkan
perlahan-lahan dengan kecepatan sampai bahwa bencana tsunami di Aceh, seperti
1-2 centimeter pertahunnya selama halnya di berbagai tempat lainnya, adalah
berpuluh-puluh sampai beratus-ratus tahun sebuah siklus proses alam yang berulang
(Natawidjaja et al., 2007a; Natawidjaja et dengan perioda tertentu. Untuk wilayah
al., 2004). Di pantai barat Nias ada deretan Aceh, gempa-tsunami dengan kekuatan
pohon kelapa yang sudah terendam air M9 berulang sekitar 500 sampai 600 tahun
sehingga mati (Gambar 22A). Ketika gempa sekal pada segmen megathrust yang sama
lokasi ini terangkat lebih dari 2 meter (Natawidjaja, 2012; Natawidjaja, 2015).
sehingga sekarang deretan pohon kelapa Dari potongan-potongan cerita, terlihat
ini kembali berada di daratan (Gambar 22B). bahwa sejarah kerajaan di Aceh sudah mulai
Deretan pohon kelapa tersebut menjadi sejak sekitar 700 Masehi, yaitu berdasarkan
saksi bisu tentang proses siklus gempabumi reruntuhan Candi Indrapuri yang konon
yang terjadi. didiikan antara tahun 600 sampai 700
Masehi dan cerita-cerita tentang Kerajaan
Kaitan proses alam dan sejarah manusia Jeumpa, Perlak, dan Lamuri sebelum
Sebenarnya memori tentang bencana munculnya Kerajaan Samudra Pasai pada
tsunami tidak hanya smong di Pulau Simelue, sekitar 1250 Masehi (Gambar 24). Candi
di wilayah Banda aceh pun ada Ieu Beuna Indrapuri sekarang seperti tersembunyi
yang artinya banjir besar, hanya istilah ini menjadi seperti benteng di bawah Mesjid
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 37

Gambar 12 (a) Slip atau pergerakan


gempabumi Aceh-Andaman tahun 2004
dari data koral dan GPS, (b) Uplift atau
pengangkatan yang terjadi akibat gempabumi
(Chlieh et al., 2007; Chlieh et al., 2008)

Indrapuri yang mulai didirikan di masa Aceh Darussalam yang menurut penelitian
Kerajaan Samudra Pasai, dan kemudian sejarah adalah satu kerajaan yang benar-
direnovasi lagi ketika masa pemerintahan benar didirikan baru, bukan terusan dari
Aceh Darussalam pada Abad 17. Oleh Kerajaan Samudra Pasai. Demikian juga
karena itu, dalam masa sejarah wilayah Aceh bencana tsunami tahun 2004 mengakibatkan
sudah mengalami tiga kali bencana besar perubahan besar pada tatanan sosial
tsunami termasuk yang terakhir tahun 2004. dan politik di tanah rencong ini. Sejarah
Yang sangat menarik, siklus bencana juga mencatat tentang kedatangan para
tsunami terlihat berkaitan erat dengan penjelajah terkenal di Aceh sebelum tsunami
perubahan zaman. Bencana tsunami 1450, yaitu: Marcopolo dan Ibnu batutah.
tahun 1450-an Masehi berkaitan dengan Bahkan Syekh maulana Malik Ibrahim,
keruntuhan dan menghilangnya kerajaan penghulu Wali Sanga berdiam di Aceh,
Samudra Pasai digantikan oleh Kerajaan sebelum pergi ke tanah Jawa pada tahun
38 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

Gambar 13 Peta kegempaan di


wilayah Sumatra bagian utara
dan Laut Andaman. Elips dengan
warna adalah wilayah sesar
megathrust yang pecah ketika
gempa dengan keterangan tahun
kejadian dan kekuatan magnitude
gempa ( Meltzner et al., 2010).
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 39

ATAS
Kegiatan survey pengukuran pengangkatan tektonik oleh
Tim Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan California
Institute of Technology. Karang laut di zona pasang-surut di
utara Pulau Simelue yang terangkat 110 cm ketika gempa
Aceh tahun 2004.

BAWAH
Wilayah Pelabuhan Sinabang di selatan Pulau Simelue yang
terangkat sampai 1.5 meter ketika gempa tahun 2005 (Photo
diambil oleh D.H. Natawidjaja dan K.Sieh dari helicopter)
40 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

ATAS
Gambar 16A Mempergunakan
koral porites mikroatol untuk
mengukur naik dan turunnya
daratan/pantai. Prinsipnya: koral
mati kalau berada di atas muka
laut. A. Koral tidak terangkat
seluruhnya sehingga hanya
bagian atasnya saja yang mati.
Besar naiknya pantai diukur dari
bagian atas mikroatol sampai
bagian koral yang masih hidup.
B. Koral terangkat seluruhnya
sehingga mati total. Besarnya
pengangkatan diukur dari
bagian atas koral mati sampai
muka air-laut (surut). C. Pantai
turun sehingga koral mikroatol
tenggelam. Besarnya pantai turun
diukur dari permukaan koral
ke muka laut. (dimodifikasi dari
Briggs et all (2006).

BAWAH
Gambar 16B Contoh koral
mikroatoll yang terangkat ketika
gempa tahun 2004.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 41

Gambar 17 Statsiun GPS SuGAR (Sumatran GPS


Array) yang terdiri dari kubah berisi antena yang
didirikan di atas empat kaki besi yang sangat
kokoh dan tiang dengan kotak putih yang berisi
alat penerima data yang tersambung kepada sel
matahari sebagai sumber tenaganya. A. GPS di
Aceh Jaya. B, GPS di Bandara Lasikin, Sinabang,
C. GPS di Lewak, Simelue, D. GPS di Lahewa, Nias.
42 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

ATAS
Gambar 18 Photo pantai Nias yang terangkat 3
meter. Terumbu karang yang banyak tumbuh pada
paparan pasang-surut ini kebanyakan mati karena
terangkat ke atas air (foto diambil dari helicopter oleh
D.H.Natawidjaja dan K.Sieh tahun 2005)

BAWAH
Gambar 19 Pelabuhan Sirombu di pantai barat Nias
terangkat sampai 3 meter ketika gempabumi tahun
2005 sehingga tidak berfungsi lagi.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 43

Gambar 20 Perubahan muka bumi yang terjadi karena


gempa Nias, 28 Maret 2005. P. Simelue dan bagian
barat P. Banyak dan Nias naik sampai maximum 3m.
Kota Sinabang naik 1 – 1.5m. Desa Haloban turun 70
cm. Pulau Bale turun 1m. Kota Singkil turun 0.5 – 1.5m.
Perubahan muka bumi ini mencerminkan besarnya
pergerakan lempeng dan gempabumi yang terjadi
Dimodifikasi dari Briggs dkk (2006).
44 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

Gambar 21 Pulau Bale yang turun 1m. Air pasang


terlihat menggenangi hampir ke tengah pulau,
B. Desa Haloban turun 70cm. Setelah gempa,
sebagian rumah-rumah menjadi berada di bawah
air sehingga tidak dapat dihuni lagi.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 45

ATAS DAN TENGAH


Gambar 22 Foto yang diatas
diambil sebelum gempa Nias
tahun 2005, memperlihatkan
deretan pohon kelapa yang
sudah mulai tenggelam di bagian
barat wilayah Nias. Foto yang di
bawah adalah lokasi yang sama
setelah gempa, memperlihatkan
pengangkatan yang terjadi
sehingga deretan pohon kelapa
tersebut menjadi berada di
tengah pulau (Foto diambil oleh
J.Galetzka, K.Sieh, dan D.H.
Natawidjaja dari helicopter).

BAWAH
Rumah-rumah yang ambruk di
Gunung sitoli ketika Gempa Nias
tahun 2005 (Foto Eka T.Putranto -
Badan Geologi).
46 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

Gambar 24 Siklus Mega Gempa-


Tsunami dalam konteks sejarah
Aceh (data dan grafis diambil
dari D.H.Natawidjaja (2015)). 

1390-an Masehi. Yang menjadi masalah, yang menjadi sumber gempa di daratan. Ada
kenapa sejarah tsunami ini hilang sehingga segmen Sesar Tripa yang membelah bumi
masyarakat tidak tahu akan bencana tsunami. mulai dari wilayah Kutacane ke Blangkejeran
kemudian sampai ke wilayah Perlak. Segmen
Sumber gempa di daratan Aceh Tripa ini ke utara disambung oleh Segmen
Setelah bencana gempa-tsunami tahun Sesar Aceh ke arah Lhok Kuala dan terus ke
2004, semua orang menjadi paham tentang Tangse. Di Tangse jalur sesar bercabang dua,
bahaya siklus bencana tsunami; Namun yang satu menuju arah Kota Banda Aceh dan
belum banyak yang memahami bahwa yang lainnya melewati lereng barat Gunung
sebenarnya wilayah Aceh tidak hanya rawan Seulimeun terus menuju ke Kota Sabang.
oleh bencana gempa tsunami dari lepas Selain itu, ada Sesar Batee yang mengiris
pantai tapi juga oleh jalur-jalur Sesar Sumatra Bumi aceh mulai dari pantai barat kemudian
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 47

Gambar 25 Lokasi
jalur-jalur sesar aktif
di daratan Nanggroe
Aceh Darussalam
(dikembangkan dari
Sieh and Natawidjaja,
2000).

bersatu dengan Segmen Sesar Aceh wilayah kekuatan dari Mw 6.0 sampai M 7.2 (Gambar
pegunungan Bukit Barisan. Kemudian ada 26). Gempa darat terakhir terjadi tahun
Sesar Oreng yang menuju ke arah Kota Lhok 2013 (Mw6.1) di Takengon dekat Danau
Seumawe, dan Sesar-sesar di wilayah Danau Lot Tawar. Apabila jalur-jalur gempa bumi
Lot Tawar dan Kota Takengon. ini tidak diperhitungkan dalam mitigasi
Lokasi jalur-jalur gempa darat ini bencana, desain tata ruang serta penetapan
ditandai oleh tingkat seismisitas yang peraturan kode bangunan tahan gempa,
tinggi dari data rekaman berbagai jaringan maka di masa datang dapat terjadi lagi
alat seismograf (Gambar 25). Selain itu, bencana yang memakan banyak korban.
sebenarnya sudah banyak laporan atau
catatan tentang bencana gempa darat
merusak sejak awal abad 19 dengan kisaran
48 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

Gambar 26 Plot episenter


gempa-gempa dangkal
(kurang dari kedalaman 30 km)
di wilayah aceh dari berbagai
katalog, sejak tahun 1960-an.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 49

Lokasi jalur-jalur sesar aktif di


daratan Nanggroe Aceh Darussalam
(dikembangkan dari Sieh and
Natawidjaja, 2000).
50 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

GEMPABUMI DI WILAYAH 100m; jadi tinggi tsunami bisa mencapai 30


SUMATERA BARAT meteran. laporan juga menyebutkan bahwa
Dengan belajar dari pengalaman di wilayah bukit itulah yang memecah gelombang
Aceh, mengetahui dan memahami apa yang tsunami. Ada 3 sampai 4 kali gelombang
sudah terjadi di masa lampau adalah sangat besar tsunami yang datang. Dilaporkan juga
penting untuk memahami apa yang terjadi bahwa dasar Sungai Muaro sempat terlihat
pada masa sekarang dan yang akan datang. kering dan meninggalkan banyak ikan-
Informasi tercatat dalam naskah tua memuat ikan mati. Semua perahu di sungai menjadi
peristiwa gempa dan tsunami 10 Februari berada di atas tanah kering. Dibeberapa
1797 pukul 22 dan 24 November 1833 lokasi pantai air laut naik setinggi 50 kaki
pukul 20 di wilayah Mentawai. Dua gempa atau sekitar 15 meter.
ini kemungkinan banyak menghancurkan Yang cukup spektakuler dilaporkan ada
wilayah Sumatra Barat dan Bengkulu. Namun kapal besi dari Inggris seberat 150-200 ton
catatan kejadian sangat terbatas. Catatan yang ditambatkan ke sebuah pohon di dekat
tentang bencana gempa-tsunami tahun 1797 muara sungai terbawa tsunami sampai 1.1
dan 1833 ini dilaporkan oleh Arthur Wickmann km ke arah hulu, kemudian terdampar di
(1918) dan du Puy (1845), kemudian daerah Pasarburung. Kapal ini merusakkan
dirangkum kembali oleh Natawidjaja dkk beberapa rumah saat terhanyut. Dari fakta
(2006). bahwa tsunami bisa membawa kapal besi ini
Gempa-tsunami tahun 1797 artinya tinggi tsunami (flow depth) minimal
Laporan gempa dan tsunami tahun 1797 lima meteran, mengingat tinggi pinggiran
terfokus pada dampaknya di Kota Padang sungai sekitar 2 m dan draft bawah kapal
dari wilayah muara sungai sampai pelabuhan sekitar tiga meteran. Jadi dari beberapa
(Muaropadang). Lama guncangan yang terasa laporan dapat dapat disimpulkan bahwa
di Padang sekitar satu menit. Banyak rumah tinggi tsunami minimal 5 meter dan maksimal
yang ambruk ketika gempa. Terjadi banyak 30 meter (Natawidjaja et al., 2006).
rekahan di tanah dengan bukaan sampai 10 Namun, walaupun kerusakan akibat
cm. Laporan du Puy [1845] mengindikasikan gempa dan tsunami di Kota Padang diuraikan
bahwa gempa ini adalah yang terkuat dalam cukup parah, menurut laporan du Puy yang
ingatan penduduk Padang waktu itu. Seluruh meninggal hanya dua orang. Laporan du
kota terendam tsunami, beberapa rumah Puy ini berbeda dengan yang tercatat dalam
dilaporkan hanyut terbawa gelombang. buku Memoir of the Life and Public Services
Semua rumah-rumah di tepi pantai dan of Sir Thomas Stamford Raffles, London
sungai tenggelam. Di Airmanis, beberapa 1830, p. 295 bahwa korban yang meninggal
orang berusaha memanjat pohon untuk mencapai 300 orang. Terlepas dari laporan
menghindari tsunami , namun keesokan mana yang benar, populasi Kota Padang
harinya ditemukan sudah mati di atas pohon. tahun 1797 memang masih sedikit, tidak
Disebutkan gelombang tsunami naik sampai lebih dari 10 ribu orang, dan infrastrukturnya
sepertiga bukit Appenberg, sekarang pun hanya menempati wilayah di sepanjang
disebut sebagai Gunung Padang (Gambar Sungai Muaro saja (Gambar 28), jadi
28). Bukit ini mempunyai ketinggian sekitar masuk akal kalau korbannya tidak banyak.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 51

Mungkin jumlah korban yang sedikit inilah gempa dahulu dari data penelitian koral
yang membuat bencana tsunami ini tidak mikroatol (Natawidjaja et al., 2006).
diangap peristiwa yang terlalu penting oleh Tsunami besar yang dibangkitkan oleh
masyarakat setempat; tidak seperti halnya gempa merusak banyak lokasi di wilayah
bencana smong di Simelue pada tahun 1907. Bengkulu, Pulau Cinco, Indrapura, Padang,
dan Pariaman. Tsunami yang terjadi di Padang
Gempa-tsunami tahun 1833 menghanyutkan banyak kapal bersama
Tahun 1833 terjadi lagi gempa besar yang jangkarnya dan sebagian kapal hilang terbawa
guncangannya terasa sampai 5 menit di arus. Di pantai, hempasan tsunami mencapai
Bengkulu dan sekitar 3 menit di Padang. ketinggian 3-4 m. Dermaga dan bangunan
Goncangan sangat kuat di wilayah sepanjang pelabuhan di Bengkulu tersapu ludes oleh
pantai dari Bengkulu sampai Pariaman tsunami, dan beberapa kapal terhempas
dan juga di kepulauan Pagai. Di Pariaman ke darat. Di Pariaman, dilaporkan tsunami
goncangan demikian kuat sehingga tidak didahului surutnya air laut. Gelombang
ada orang yang bisa berdiri. Kerusakan menghempaskan kapal-kapal dari tempat
besar terjadi di Padang dan Bengkulu, tapi tambatnya. Di Pulau Cinco, tsunami menyapu
yang lebih parah di Bengkulu. Dilaporkan beberapa rumah dan orang. Di Indrapura, di
seluruh struktur bangunan rusak berat, utara Kota Bengkulu, tsunami yang dahsyat
termasuk benteng dan menara hancur total. menerjang daratan membanjari daratan
Di Padang, rumah-rumah kayu tetap berdiri, rendah, dan satu kampung luluh-lantak.
tapi banyak rumah tembok rusak parah. Di Seorang ibu beserta anaknya terbawa
Sumatra bagian timur, kerusakan bangunan tsunami dan hilang, tapi banyak orang yang
dilaporkan sampai ke Kota Palembang. bisa menyelamatkan diri dengan memanjat
Guncangan juga dilaporkan terasa sampai ke pohon, menunggu sampai pagi. Namun
Singapura dan Jawa. Terjadi banyak rekahan disebutkan tidak ada korban meninggal di
tanah selebar 2 kaki di Pariaman, dan juga Bengkulu dan hanya satu orang di Padang.
banyak retakan-retkan tanah di sepanjang Pusat Kota Bengkulu memang termasuk
pantai antara Pariaman dan Padang, dan cukup aman terhadap tsunami karena
di pinggiran sungai di Padang. Lama lokasinya cukup tinggi dari muka laut. Kota
goncangan gempa dan luasnya cakupan Padang seperti halnya yang dilaporkan ketika
serta hebatnya kerusakan yang ditimbulkan, gempa-tsunami tahun 1797 korbannya sedikit
mengindikasikan bahwa sumber gempanya karena ketika itu perumahan yang berada di
sangat besar. Fakta bahwa kerusakan lebih sepanjang pantai masih sedikit dan pusat kota
parah terjadi di Bengkulu dari pada di Padang masih berada di wilayah bagian utara sungai,
mengindikasikan bahwa sumber gempanya sampai sekitar 1 km ke arah darat. Tsunami
lebih dekat ke Bengkulu, atau berasal dari juga dilaporkan sampai di Pulau Seychelles
segmen megathrust yang berada di bawah yang berada sekitar 5000 km dari pantai
Kepulauan Pagai, tidak sampai ke Siberut barat Sumatra ke arah lautan Hindia, tinggi
(pulau yang berhadapan dengan Padang). tsunaminya sekitar 1-2 meter, seperti tsunami
Petunjuk sejarah ini dikonfirmasi dengan yang terjadi di sana ketika gempa-tsunami di
penelitian paleoseismologi atau kejadian Aceh-Andaman tahun 2004.
52 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

Gambar 28 Peta Kota Padang


tahun 1781–1828 digambar
kembali dari arsip peta kuno
(Natawidjaja et al., 2006).
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 53

Dapat disimpulkan bahwa kerusakan Gambar 29 Rekaman siklus gempa megathrust


akibat tsunami lebih parah di Bengkulu sampai di Mentawai selama 7 abad terakhir dari
data koral mikroatoll di tiga lokasi: Sikici,
Indrapura daripada di Padang. Memang
Simanganya dan Bulasat. Garis miring
dilaporkan bahwa kapal-kapal di Pariaman
adalah perioda antar gempa (“interseismic”)
terlepas dari tambatannya, tapi deskripsinya
yang ditandai oleh penurunan pulau-pulau
menunjukan bahwa gelombang airlaut tidak dengan angka menunjukan besar kecepatan
sampai melewati dam alam di pinggiran penurunan dalam milimeter. Garis vertikal
sungai, seperti halnya tsunami yang terjadi adalah pengangkatan yang berkaitan dengan

pada tahun 1797. Meskipun demikian catatan kejadian gempabumi. Angka menunjukan
besar pengangkatan dalam centimeter. Grafis
sejarah menunjukkan bahwa gelombang
diambil dari Sieh, Natawidjaja dkk (2008).
laut mencapai ketinggian 3-4 meter di Pantai
Padang, yang tentunya cukup untuk menyapu setelah gempa. Runtuhnya dam alam di puncak
wilayah pantai sampai beberapa ratus meter Gunung Kaba di Bengkulu menyebabkan
ke darat. Tapi kelihatannya tidak melanda banjir di lembah-lembah di lereng sebelah
banyak perumahan yang di daerah hulu tenggaranya. Banjir bandang ini menyebabkan
sungai seperti terlihat di peta tahun 1828 hilangnya 90 orang penduduk. Satu kampung
(Gambar 28). tenggelam oleh banjir yang dalamnya sampai
Dua gunung berapi, Marapi dan Kerinci, 20 kaki (~6 meter) dan meninggalkan timbunan
dilaporkan memperlihatkan kenaikan aktivitas lumpur sedalam 7 kaki (2 m lebih).
54 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

Gambar 31 Perkiraan sumber


gempa megathrust pada
segmen Mentawai yang
berpotensi menjadi bencana
gempa-tsunami berikutnya di
Gambar 30 Pengangkatan yang terjadi pada
wilayah Sumatra ini.
waktu gempa-gempa besar sejak abad
14 di Kepulauan Mentawai, dari penelitian
paleogeodesi-paleoseismologi koral mikroatol.
Grafis diambil dari Sieh, Natawidjaja dkk (2008).

Kerusakan akibat tsunami juga dilaporkan Walaupun gempa-tsunami besar yang


lebih parah yang terjadi di Bengkulu – tercatat dalam sejarah di wilayah Sumatera
Indrapura daripada di Padang. Memang Barat dan Bengkulu hanya dari tahun 1797,
dilaporkan bahwa kapal-kapal di Pariaman proses siklus gempa ini sudah berlangsung
terlepas dari tambatannya, tapi deskripsinya selama jutaan tahun. Dari data geologi,
menunjukan bahwa gelombang airlaut tidak khususnya dari penelitian paleogeodesi
sampai melewati dam alam di pinggiran dan paleotsunami dengan memanfaatkan
sungai, seperti halnya tsunami yang terjadi keberadaan koral jenis mikroatoll yang
pada tahun 1797. Meskipun demikian catatan tersebar di perairan barat Sumatra ini, kita
sejarah menunjukkan bahwa gelombang dapat mengetahui kejadian gempa-tsunami
laut mencapai ketinggian 3-4 meter di Pantai pada masa pra-sejarah. Dari hasil penelitian
Padang, yang tentunya cukup untuk menyapu lebih dari 15 tahun dapat direkonstruksi siklus
wilayah pantai sampai beberapa ratus meter gempabumi megathrust selama 700 tahun
ke darat. Tapi kelihatannya tidak melanda terakhir (Natawidjaja, 2005; Natawidjaja et al.,
banyak perumahan yang masih jarang seperti 2007a; Natawidjaja et al., 2006; Natawidjaja
terlihat di peta tahun 1828 (Gambar 28). et al., 2004; Sieh et al., 2008).

Data Paleogeodesi-paleoseismologi dari Ancaman Gempa-Tsunami di masa datang


Koral Mikroatoll: 700 tahun sejarah siklus Gempa megahtrust segmen Mentawai
gempa sekarang sudah memasuki masa pelepasan
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 55

ATAS
Gambar 32 Pengangkatan koral-koral di zona pasang
surut yang terjadi pada gempa tahun 2007 di pantai
barat Pulau Pagai selatan (foto diambil dari helicopter
oleh D.H.Natawidjaja dan K.Sieh tahun 2007).

BAWAH
Gambar 33 Contoh lokasi yang sangat rawan terhadap
tsunami di wilayah Pariaman karena lokasi perumahan
penduduk terperangkap ditengah aliran sungai dan
pantai (Foto D.H. Natawidjaja dan K.Sieh, 2007).
56 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

akumulasi energinya dan belum selesai akan sangat sukar untuk menyelamatkan
memuntahkan semuanya. Gempa tahun diri karena terperangkap diantara pantai
2007 yang kemudian diikuti oleh gempa dan sungai besar di belakangnya. Kondisi
tahun 2010 merupakan bagian pelepasan seperti ini sudah terjadi di desa, dekat
energi dari segmen Mentawai ini (Gambar Pelabuhan Sikakap di Pulau Pagai selatan,
32). Gempa 2010, walaupun skala dimana ketika dilanda tsunami tahun 2010,
magnitudonya hanya Mw 7.7 (=7.7 SR) sekitar 100 orang dari 200 orang penghuni
namun membangkitkan tsunami dengan desa sekaligus tewas.
ketinggian mencapai 15 meter. Hal ini
disebabkan karena gempa 2010 adalah Gempa darat: Sesar Sumatra di tanah minang
gempa khusus yang disebut sebagai gempa Sama seperti wilayah Aceh, selain ancaman
tsunami (“tsunami earthquake”) atau disebut gempa-tsunami dari perairan barat, wilayah
juga gempa perlahan atau “slow earthquake” Provinsi Sumatera Barat juga dilalui oleh
atau disebut juga “silent earthquake”. Tipe jalur Sesar Sumatra yang melewati wilayah
gempa ini biasa terjadi di dekat wilayah Bonjol, Bukittingg--Padang Panjang,
palung laut dalam dan goncangannya kemudian membelah lereng barat Gunung
tidak keras tapi gerakan gempanya jauh Merapi terus ke Danau Singkarak, Danau
lebih besar dari gempa normal sehingga Diatas dan Dibawah, dan menerus terus ke
mengangkat dasar laut dan sekaligus selatan (Gambar 34). Sesar Sumatra ini dapat
volume air yang lebih besar. Gempa 2010 dikenali dari kenampakan bentang alam di
memakan korban jiwa sampai 500 orang. sepanjang jalurnya. Jalur ini ditandai oleh
Dari memetakan luas sumber gempa kenampakan bentang alam khusus akibat
dan besarnya akumulasi energi regangan interaksi antara proses pergerakan tektonik
dapat diperkirakan bahwa setelah dikurangi dengan proses erosi dan sedimentasi.
besar akumulasi yang dilepaskan pada Bentang-alam jalur sesar di wilayah
kejadian gempabumi tahun 2007 dan 2010 Sumatra Barat ini berupa gawir-gawir sesar
masih tersisa kekuatan gempa sebesar di dataran dan kelurusan dan pembelokan
sekitar M 8.8 (8.8 SR) di bawah Pulau lembah-lembah sungai yang dalam di
Siberut, Sipora, dan Pagai Utara (Gambar wilayah Sungai Ngarai Sianok. Fenomena
32). Segmen Mentawai yang akan menjadi spektakuler dari pergerakan sesar adalah
sumber gempa-tsunami di masa datang Danau Singkarak yang terkenal sangat indah.
ini lokasinya persis berada di depan Kota Danau ini terbentuk karena pergerakan
Padang dan Pariaman. Inilah yang menjadi sesar dengan arah berlawanan pada dua
alasan utama kenapa Kota Padang menjadi jalur segmen sehingga setiap kali ada
fokus mitigasi tsunami dalam satu dekade gempa akan terjadi bukaan dan penurunan
terakhir ini sampai sekarang. Perhatian tanah di lokasi danau ini (Gambar 35). Setiap
lebih harus di berikan pada lokasi- lokasi gempa akan menambah besar dan panjang
yang mempunyai potensi rawan tsunami danau. Apabila dirataratakan kecepatan
yang sangat besar. Seperti contohnya pada pergerakan sesar yang membuka danau ini
foto di Gambar 33, apabila suatu saat nanti adalah sekitar 14 mm pertahun. Proses ini
dilanda gelombang tsunami penduduknya sudah terjadi sekitar 2 juta tahun lamanya
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 57

sehingga terbentuklah danau indah yang memecahkan segmen Sumani dan Sianok.
sekarang panjangnya mencapai sekitar 30 Jadi gempa 2007 adalah perulangan gempa
kilometeran (Sieh dan Natawidjaja, 2000). pada segmen yang sama dari gempa tahun
Dari Selatan Danau Singkarak sampai 1926.
Solok, jalur Sesar Sumatra dicirikan oleh Gempa Singkarak 6 Maret 2007
kenampakan bukit-bukit yang memanjang Pada pagi hari 6 Maret 2007, dua gempa
dengan tinggi beberapa meter sampai besar (Mw 6.4 dan 6.3) terjadi pada dua buah
puluhan meter. Terus selatan, jalur sesar segmen Sesar Sumatra di wilayah Danau
melewati lereng timur Gunung Talang Singkarak, Sumatra Barat (Gambar 37). Gempa
kemudian berakhir melengkung searah pertama terjadi ~pukul 10:50am, dan gempa
jarum jam di bagian timur Danau Diatas. kedua terjadi pukul ~12:50 siang. Durasi
Lokasi ini menandai ujung selatang dari goncangan dari gempa utama yang pertama
segmen Sumani. Jadi Danau singakarak sekitar 20 detik. Dilaporkan oleh banyak
terbentuk diantara segmen Sianok dan orang di Padang dan Padang Panjang bahwa
Sumani, sedangkan Danau Diatas dan gempa yang pertama didahului oleh gempa
Dibawah diantara segmen Sumani dan pendahuluan yang cukup kuat beberapa
Suliti (Gambar 34). Danau Diatas ini juga puluh menit sebelum gempa utama. Artinya
merupakan kaldera gunung api tua, jadi gempa utama yang pertama didahului oleh
proses pembentukannya tidak hanya gempa-gempa “pre-shock”.
berkaitan dengan proses tektonik tapi juga Dua gempa besar beruntun ini
kombinasi dengan proses vulkanik. menyebabkan korban jiwa lebih dari 70
Sudah banyak kejadian gempabumi orang dan merusakan banyak rumah dan
merusak yang terjadi di sepanjang jalur bangunan. Orang yang kebetulan berada di
Sesar Sumatera ini, seperti terlihat pada hotel bertingkat tinggi di Padang melaporkan
titik-titik episenter gempa darat data katalog bahwa gempa ini goncangannya terasa
gempa yang didokumentasikan sejak sangat menakutkan. Mereka merasakan
awal Abad 19 (Gambar 36). Tiga gempa bahwa bangunan hotel berguncang dan
terbesar tercatat dalam sejarah terjadi pada mengeluarkan suara berderit-derit, kemudian
tahun 1926, 1943, dan terakhir tahun 2007 ada terlihat beberapa retakan pada dinding.
(Gambar 37). Uniknya, tiga bencana gempa Goncangan juga terasa sampai di Singapore,
bumi ini merupakan gempa kembar karena terutama oleh orang-orang yang berada di
masing-masing terjadi dalam dua pukulan bangunan tingkat tinggi. Hal ini membuat
gempa utama secara beruntun, hanya orang lebih waspada tentang efek merusak
dipisahkan oleh jeda waktu sekitar 3 sampai dari gempa besar pada kota-kota metropolis
5 jam. Gempa yang pertama selalu dimulai meskipun jauh dari sumbernya.
dari selatan, baru kemudian menyusul Jalur rekahan sesar dari gempa yang
gempa kedua dari segmen di utaranya. pertama (Mw6.4) ditemukan di wilayah
Gempa tahun 1926 memecahkan segmen selatan dari Danau Singkarak sepanjang
Sumani dan Sianok, gempa tahun 1941 15 km. Pergerakan tanah pada patahan
memecahkan segmen Suliti dan Sumani, dan bervariasi dari beberapa cm sampai sekitar
yang terakhir gempa tahun 2007 kembali 24 cm dengan arah pergerakan horisontal –
58 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

menganan (blok sebelah barat bergerak ke


utara, blok sebelah timur ke selatan). Terjadi
juga pergerakan vertikal, blok sebelah barat
turun sampai 24 cm relatif terhadap yang
timur. Jalur rekahan sesar dari gempa yang
kedua ditemukan di wilayah sebelah utara
dari Danau Singkarak. Panjang dari jalur ini
sekitar 22 km, dan besarnya pergerakan
maksimum hanya 12 cm sampai 30 cm.
Masyarakat di selatan Danau singkarak
melaporkan bahwa gempa yang paling
keras dan merusak adalah gempa yang
pertama, sedangkan masyarakat di utara
Danau melaporkan bahwa yang paling keras
dan merusakan rumah-rumah mereka justru
yang kedua. Jadi kesaksian masyarakat ini
konsisten dengan waktu dan lokasi dari
gempa yang pertama dan yang kedua.
Demikian juga lokasi rekahan permukaan
dari sesar gempa yang pertama ditemukan
berada di selatan danau, yaitu pada segmen
Sesar Sumani, sedangkan bukti terjadi
pensesaran di permukaan pada gempa
yang kedua adalah di utara danau atau
pada segmen Sesar Sianok (Daryono, 2012;
Natawidjaja et al., 2007b).
Dari pengamatan visual di lapangan
terlihat bahwa rumah-rumah dan bangunan
yang rusak berat atau ambruk adalah yang
lokasinya persis berada di jalur rekahan sesar
ATAS
gempanya (contoh Gambar 38). Sebaliknya Gambar 34 Lokasi jalur Sesar
rumah-rumah yang berdiri hanya belasan Sumatera di Sumatra Barat (data
meter diluar jalur rekahan tidak mengalami dari Sieh dan Natawidjaja, 2000)
kerusakan serius. Jadi sebagian besar
BAWAH
rumah-rumah dan bangunan yang rusak
Gambar 35 Sketsa evolusi Danau
berat dan ambruk bukan hanya karena efek
Singkarak yang terbentuk karena
goncangannya saja tapi terutama karena
mekanisme “pull-apart” diantara
efek pergerakan pada tanah fondasi rumah dua segmen sesar, yaitu Segmen
karena persis berada pada jalur sesar. Hal Sumani dan Sianok (dari Sieh
menarik lainnya dari deformasi permukaan dan Natawidjaja, 2000).

tanah yang terjadi, adalah kerusakan yang


SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 59

ATAS
Gambar 36 Data episenter
gempabumi di wilayah Sumatera
Barat dari berbagai Katalog
Gempabumi.

BAWAH
Gambar 37 Lokasi episenter gempa
6 Maret 2007 dan lokasi patahan
gempa dari sejarah gempa yang
terjadi pada tahun 1926 dan 1943
di wilayah ini. Ke tiga kejadian
gempa ini sama-sama mempunyai
gempa yang kembar. Pada tahun
1926, gempa pertama terjadi
di segmen patahan Sumani di
selatan D.Singkarak, kemudian
3 jam kemudian gempa kedua
terjadi di segmen patahan Sianok
di utaranya D. Singkarak. Pada
tahun 1943, gempa pertama terjadi
pada segmen Suliti di Selatannya
D. Dibawah, disusul oleh gempa
kedua, 4 jam kemudian, yang terjadi
pada segmen Patahan Sumani di
utaranya D. Dibawah. Terlihat bahwa
sumber gempa-gempa ini dikontrol
oleh segmentasi sesar. Data dari
Natawidjaja dkk (1995) dan Untung
dkk (1985)
60 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

SEARAH JARUM JAM DARI KIRI ATAS


Gambar 38 Contoh rumah yang ambruk karena berada persis
di jalur sesar. Lokasi di Desa Sumani, selatan Danau Singkarak.

Gambar 39 Jalan kereta api yang berarah utara selatan


di sebelah timur dari Desa Sumani terdeformasi karena
digoyang gempa.

Gambar 40 (a) Zona rekahan di ujung utara Danau singkarak.


Bentuk jalur rekahannya melengkung dengan blok selatan
amblas ampai 30 cm dan bergerak ke arah pingiran danau.
(b). Rekahan yang melewati rumah dan mendeformasi
lantainya. (photo: Danny Hilman – survey Maret 2007)
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 61

Gambar 41 Longsoran/amblasan
yang terjadi di tepi timur dari danau
Singkarak. (photo: Danny Hilman –
survey Maret 2007)

terjadi pada badan jalan kereta api yang Di ujung utara Danau Singkarak
terletak di sebelah timur dari jalur utama ditemukan banyak rekahan berarah utama-
rekahan gempa. Badan jalan kereta api yang timurlaut. Kenampakan jalur rekahan nya yang
berarah utara-selatan terlihat mengalami melengkung dengan arah gerak vertikal dan
pemampatan (”buckling”) dan deformasi ke arah danau menunjukkan bahwa rekahan
menyamping (”shearing”) di beberapa ini dipengaruhi ketidak stabilan lereng
tempat, terutama di sepanjang 3.5 km sewaktu digoncang gempa. Keberadaan
di dekat Desa Sumani di Selatan danau rekahan ini kemungkinan berkaitan dengan
Singkarak (Gambar 39). Penduduk setempat mekanisme pensesaran normal yang
memberi kesaksian bahwa pada waktu membentuk Danau Singkarak dalam kurun
gempa badan jalan kereta api ini bergerak waktu 2 (dua) juta tahun lamanya. Rumah-
(bergoyang) ke kanan dan kiri berulang- rumah yang dilalui rekahan ini menjadi rusak
ulang dengan sangat kuat. berat (Gambar 40). Di bagian barat danau
62 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

Gambar 42 Foto satelit di wilayah Koto Gadang (Gambar 42).


resolusi 1 meter (Quickbird)
Fenomena alam dari jalur sesar Sumatra
memperlihatkan jalur sesar
yang melintasi desa ini dapat dengan jelas
(garis merah putus-putus)
diamati yaitu berupa tebing memanjang
yang melintas ke Koto
Gadang. yang secara alamiah membagi dua antara
wilayah perumahan di bagian timurnya dan
juga ditemukan longsoran/amblasan di persawahan di bagian barat-nya (Gambar
pingiran danau. Panjang blok yang longsor 42 dan 43). Di Koto Gadang banyak
masuk ke danau sampai lebih dari 100m dan rumah-rumah dan bangunan yang rusak,
lebarnya beberapa puluh meter (Gambar khususnya yang berada di lokasi jalur sesar,
41 ). Massa tanah yang masuk ke danau ini termasuk mesjid besarnya. Rusaknya mesjid
menurut penduduk setempat menimbulkan ini karena lokasinya persis berada pada jalur
gelombang air di danau (seperti mekanisme sesar, sehingga walaupun konstruksinya
tsunami). Gelombang air ini dapat diamati cukup baik tapi tetap tidak akan tahan
sampai tepian timur dari danau. kalau fondasi-nya bergeser keras ketika
Di utara, zona rekahan gempa berakhir gempa (Gambar 44, 45). Mesjid besar Koto
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 63

ATAS
Gambar 43 Kenampakan tebing Sesar Sumatra di Desa Koto
Gadang. Di depannya dibangun percontohan rumah tahan
gempa (photo: Danny Hilman ketika survey bulan Juni 2007)

BAWAH
Gambar 44 jalur rekahan gempa yang memotong jalan dan
kanal di samping mesjid Koto Gadang.
64 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

Gambar 45. Foto


mesjid besar
Kotogadang sebelum
dan setelah gempa
tahun 2007.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 65

ATAS
Gambar 46 Jalur rekahan gempa yang melewati mesjid dan sekolah dasar di
Koto Gadang. Garis putus-putus merah adalah jalur rekahan. (photo: Danny
Hilman)

BAWAH
Gambar 47 Kerusakan yang terjadi pada rumah di lokasi 100 mter dari jalur
rekahan gempa. Rumah hamper ambruk karena konstruksi tiangnya tidak
seimbang dibandingkan dengan beban lantai 2 dan atapnya. (photo: Danny
Hilman ketika survey bulan Juni 2007)
66 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

Gadang ini dulu pernah rusak berat juga Koto Gadang. Pada gempa tahun 2007 ini
ketika gempa tahun 1926. Namun karena juga tidak ada banyak kerusakan di utaranya
ketidaktahuan, mesjid didirikan lagi di Koto Gadang. Artinya, ada kemungkinan
lokasi sama. Sekarang mesjid besar Koto bahwa segmen sesar dari utara Koto
Gadang sudah dibangun kembali tapi Gadang sampai daerah Bonjol belum
lokasinya digeser sekitar 20 meter menjauhi pernah bergerak, atau masih menyimpan
jalur sesar. Lokasi dari Sekolah Dasar Koto energi gempa yang cukup besar, sehingga
Gadang yang berada di sebelah mesjid patut diwaspadai kemungkinannya terjadi
juga persis berada di jalur rekahan gempa lagi gempa besar pada segmen di uatara
sehingga mengalami rusak parah dan tidak Koto Gadang ini dikemudian hari.
bisa dipakai lagi (Gambar 46). Untungnya
ketika gempabumi kedua terjadi (pkl 12:50) PRINSIP MITIGASI BENCANA GEMPABUMI
anak sekolah sudah pulang sehingga Undang Undang Republik Indonesia Nomor
tidak ada korban jiwa. Sayangnya, sekolah 24 Tahun 2007 yang dikeluarkan pada bulan
ini setelah gempa masih dibangun lagi April 2007 merupakan awal dari era baru
ditempat yang sama. dalam mitigasi bencana alam di Indonesia.
Kerusakan lain yang banyak terjadi Di masa sebelumnya, usaha mitigasi bencana
adalah akibat gerakan tanah yang dipicu alam belum dilaksanakan sepenuhnya secara
oleh goncangan gempa. Gerakan tanah ini sistematis, terorganisasi, dan bertanggung
biasanya terjadi pada wilayah tanah yang jawab. Sekarang mitigasi bencana alam
kurang stabil, seperti pada lereng-lereng bukan lagi sekadar anjuran dan himbauan,
bukit dan pinggiran sungai atau danau. tapi sudah merupakan kewajiban untuk
Sisanya yang rusak adalah bangunan dan melaksanakannya. Namun karena pada
rumah-rumah yang konstruksinya kurang masa sebelumnya kegiatan pengkajian alam
baik atau tidak tahan digoncang meskipun Indonesia sebagian besar untuk eksplorasi
letaknya cukup jauh dari jalur sesar gempa sumber daya alam, sedikit sekali dilakukan
(Gambar 47). Sebuah hotel paling besar pengkajian potensi bencana alamnya, maka
di Bukit Tinggi (Novotel) dikabarkan tidak sekarang ini data potensi sumber bencana
bisa beroperasi setelah gempa. alam di Indonesia masih minim. Dengan mulai
Wilayah kerusakan gempa tahun 2007 ini maraknya usaha mitigasi bencana alam hal ini
sangat mirip dengan dokumentasi laporan menjadi kendala utama. Sayangnya banyak
kerusakan yang pernah terjadi pada gempa orang yang beranggapan bahwa data sumber
tahun 1926, yaitu dari Kota Solok sampai bencana sudah cukup sehingga hanya
dengan Koto Gadang. Baik gempa 1926 dan perlu untuk menuangkannya saja dalam
gempa 2007 sama-sama terjadi dalam dua pelaksanaan mitigasi bencana alam.
gempa besar yang terjadi beruntun pada Satu falsafah dasar dalam mitigasi
segmen sesar yang sama dan juga dimulai bencana alam adalah bahwa dengan lajunya
dari selatan, hanya kekuatan gempa 1926 pertumbuhan penduduk dan pembangunan
diperkirakan lebih besar. Baik pada gempa maka ancaman bencana alam menjadi
tahun 1926 dan gempa tahun 2007 tidak semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena
dilaporkan adanya kerusakan serius di utara akan semakin banyak populasi manusia
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 67

menempati wilayah-wilayah rawan bencana Gambar 48 Membuat zonasi bahaya (=

yang tadinya tidak atau sedkit dihuni. Jadi Fault Avoidance Zone) dari patahan aktif:
20 meter di kanan-kiri jalur patahan. Grafis
tujuan sangat penting dalam mengurangi
di adopsi dari ”Planning for Development
dampak bencana alam adalah dengan
of Land on or Close to Active Faults” di
memasukkan faktor bencana alam dalam New Zealand oleh Kerr dan Nathan (2003)
perencanaan pembangunan dan perluasan dan Becker dan Saunders (2005).
wilayah. Disamping itu juga membuat
usaha-usaha untuk mengurangi kerawanan tingkat bahayanya sangat tinggi tapi kalau
bencana bagi wilayah yang kadung ada di wilayah tersebut tidak dihuni manusia
wilayah rawan bencana. dan tidak ada infrastruktur maka risikonya
Mitigasi bencana alam adalah usaha menjadi nol. Sebaliknya, walaupun tingkat
untuk menghindari atau meminimalkan bahayanya sedang-sedang saja tapi kalau
efek bencana dari kejadian alam terhadap berada di wilayah yang populasinya padat
manusia dan lingkungan hidupnya. dan infrastruktur yang rawan maka risikonya
Dalam hal ini dua faktor utama yang harus dapat menjadi tinggi. Mitigasi bencana biasa
diperhitungkan adalah tingkat bahaya atau juga disebut sebagai usaha pengurangan
“hazards” dan tingkat risiko atau “risks”. risiko bencana (“disaster risk reduction”).
Bahaya adalah kuantifikasi kekuatan atau Jadi mitigasi bencana hanya dapat
tingkat ancaman dari suatu bencana; dilakukan dengan efisien dan efektif apabila
Sedangan risiko adalah seberapa besarnya berbagai faktor bahaya dan risikonya sudah
efek yang dapat ditimbulkan oleh adanya teridentifikasi dan terkuantifikasi dengan
bahaya. Jadi walaupun di satu wilayah baik.
68 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

Macam bahaya gempbumi untuk pembangunan rumah-rumah, gedung-


Ada tiga jenis bahaya yang terkait gempabumi. gedung, dan konstruksi lainnya. Apabila
Yang pertama adalah bahaya yang berkaitan memang sukar untuk dihindari karena
dengan deformasi permukaan tanah di sutu alasan penting maka besar dan arah
sepanjang jalur sesar ketika gempabumi. Yang pergerakannya harus diperhitungkan dalam
kedua adalah bahaya akibat efek goncangan konstruksi bangunan. Jadi keberadaan jalur-
yang ditimbulkan oleh gempabumi. Yang jalur sesar aktif harus diperhitungkan dalam
ketiga adalah bahaya ikutan yang dipicu atau rencana tata ruang. Di California dan New
dibangkitkan oleh gempa, yaitu terjadinya Zealand misalnya, zona 20 meter di kanan
longsor atau gerakan tanah, likuifaksi, dan kiri jalur sesar aktif disarankan untuk tidak
pembangkitan tsunami apabila sumber dibangun rumah-rumah apalagi bangunan
gempanya di dasar laut. publik yang vital seperti sekolah dan rumah
Pada prinsipnya ilmu dan teknologi sakit (Gambar 48 ).
gempabumi sekarang sudah dapat Peristiwa bencana gempa Sesar Sumatra
mengkuantifikasikan bahaya gempa yang sudah terjadi memberikan pelajaran
dengan baik, tergantung dari seberapa yang berharga bahwa pada umumnya
intensif dan komprehensif studi yang rumah-rumah yang rusak berat atau ambruk
dilakukan. Kuantifikasi bahaya gempa total adalah yang lokasinya berada persis
tersebut menyangkut : lokasi jalur-jalur di jalur-jalur gempa ini. Mitigasinya tidak
sesar gempa, perkiraan kekuatan gempa sulit, harus dihindari membuat rumah
yang dapat terjadi, seberapa besar terlalu dekat dengan, apalagi persis pada
pergerakan sesarnya, berapa dan berapa jalur sesar. Rumah-rumah yang sudah rusak
besar tingkat goncangannya. Efek pemicuan berat ketika gempa seharusnya tidak lagi
gerakan tanah dapat diketahui dengan dibangun di lokasi yang sama tapi sedapat
menganalisa kestabilan lereng apabila mungkin digeser menjauhi jalurnya, seperti
digoncang gempa. Zona-zona dimana contohnya kasus mesjid besar di Koto
terdapat lapisan-lapisan tanah yang dapat Gadang yang sudah dua kali hancur ketika
terjadi likuifaksi karena getaran gempa juga gempabumi tahun 1926 dan tahun 2007.
dapat dipetakan. Demikian juga besar dan
penyebaran tsunami juga dapat dianalisa Bahaya goncangan gempa (“seismic
dan diperkirakan apabila suatu saat nanti hazards”)
terjadi gempabumi. Bencana yang dapat terjadi karena
Bahaya deformasi pergerakan sesar aktif goncangan gempa dapat dihindari atau
Bencana akibat pergerakan sesar di paling tidak dikurangi dengan mentaati
permukaan dapat dihindari dengan mudah peraturan tentang keharusan membuat
apabila jalur-jalur sesarnya sudah terpetakan struktur bangunan tahan (goncangan)
dengan cukup detil. Untuk wilayah yang padat gempa. Peraturan dan standar teknis-
populasi atau infrastruktur maka seharusnya nya tentunya harus disesuaikan dengan
skala peta sesar aktif sudah 1:10.000 an zonasi tingkat goncangan gempanya. Dan
atau lebih detil. Pada prinsipnya jalur-jalur tentunya kode bangunan ini harus dibuat
gempa ini harus sedapat mungkin dihindari berdasarkan peta zonasi potensi goncangan
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 69

gempa (seismic hazard) yang dibuat dengan hazard analysis” - PSHA). Metoda DSHA
sebaik-baiknya. Peta seismic hazard yang adalah peta zonasi goncangan gempa
kualitasnya kurang baik akan membuat yang dibuat berdasarkan efek goncangan
peraturan kode bangunannya kurang tepat, maksimal dari satu sumber gempabumi
dan pada gilirannya akan membahayakan atau jalur sesar aktif yang paling yang
keselamatan publik apabila estimasi paling berpotensial untuk menimbulkan
hazardnya dibawah yang seharusnya. bencana di wilayah yang bersangkutan. Cara
Sebaliknya estimasi seismic hazard yang ini terutama baik dilakukan untuk wilayah
terlalu tinggi akan membuat biaya konstruksi yang kebetulan dilintasi atau berada dekat
membengkak tidak perlu. dengan jalur sesar aktif. Metoda PSHA
Pada intinya besar goncangan gempa adalah peta zonasi gempa yang dibuat
berbanding lurus dengan kekuatan berdasarkan gabungan efek dari semua
gempa di sumber (magnitudo gempa - sumber gempabumi yang ada di wilayah
SR) dan berbanding terbalik dengan jarak bersangkutan yang di jumlahkan dengan
dari lokasi ke sumber. Jadi makin besar memakai perhitungan probabilitas. Artinya,
kekuatan gempanya akan makin besar semua gempabumi yang dapat terjadi pada
goncangannya, sebaliknya makin jauh setiap sumber gempanya diperhitungkan
jarak dari lokasi ke sumber gempa akan dan dikuantifikasikan.
makin kecil goncangannya. Faktor lain
yang mempengaruhi besar goncangan Peta Probabilistic Seismic Hazards
adalah kondisi tanah/geologi di lokasi Indonesia pertama kali mempunyai peta
yang bersangkutan. Tanah gembur hazard gempa pada tahun 1983, yaitu
misalnya akan memberikan amplifikasi dalam Peraturan Perencanaan Tahan Gempa
pada gelombang seismik yang datang; Indonesia untuk Gedung (PPTI-UG 1983).
sebaliknya tanah keras dapat meredam Peta gempa ini kemudian diperbaharui
gelombang seismik yang datang. Besaran pada tahun 2002 dengan keluarnya Tata
seismic hazard biasanya dinyatakan dalam Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
besar percepatan gravitasi (g). Besar Bangunan Gedung SNI 03-1726-2002.
koefisien seismic hazard pada tanah Terakhir, pada tahun 2010, peta zonasi
fondasi batuan dasar umumnya dinyatakan gempa PSHA dari SNI 03-1726-2002 ini
dalam “Peak Ground Accelleration (PGA)”. direvisi kembali oleh tim nasional yang terdiri
Sedangkan besar koefisien seismic hazard dari para ahli lintas instansi dari berbagai
untuk bangunan (yang mempunyai keilmuan terkait bidang kegempaan di
frekuensi tertentu) biasanya dinyatakan bawah koordinasi Kementerian Pekerjaan
dalam “spectral acceleration (SA)” Umum. Tim ini sering disebut sebagai
Ada dua jenis metoda pembuatan Tim 9, beranggautakan sebagai berikut;
peta seismic hazard; Yang pertama adalah Ketua Prof.DR. Masyhur Irsyam, MSE., PhD.
yang dibuat dengan cara deterministik (Geoteknik Kegempaan-ITB), Wakil Ketua
(“deterministic seismic hazard analysis”- DR. Wayan Sengara, MSCE., PhD. (Geoteknik
DSHA), dan yang kedua adalah dengan Kegempaan-ITB), Sekretaris Fahmi Aldiamar,
cara probabilistik (“probabilistic seismic MT. (Geoteknik Kegempaan-PU), Anggota
70 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

DR. Danny Hilman Natawidjaja (Geologi- semakin tinggi nilai hazardnya tapi semakin
LIPI), Prof. DR. Sri Widiyantoro (Seismologi- kecil kemungkinan terjadinya dalam satu
ITB), DR. Wahyu Triyoso (Seismologi-ITB), Ir. perioda tertentu.
Engkon Kertapati (Geologi-Badan Geologi), Terlihat dalam peta PSHA bahwa untuk
DR. Irwan Meilano (Crustal Deformation- Pulau Sumatra wilayah yang mempunyai
ITB), Drs. Suhardjono (Seismologi- nilai seismic hazard tinggi adalah di
BMKG), Ir. M. Asrurifak, MT. (Geoteknik bagian sebelah barat, yaitu mulai dari
Kegempaan-ITB), dan Ir. M. Ridwan, Dipl. zona pegunungan bukit barisan. Terlihat
E. Eng. (Geologi-PU). Tim 9 merupakan Tim bahwa untuk daratan, indeks seismic hazard
Nasional yang pertama kalinya terbentuk tertinggi adalah di sepanjang jalur Sesar
untuk Revisi Peta Zonasi Gempa Indonesia. Sumatra (Gambar 49a-b, 50, 51). Indeks
Sebelumnya peta zonasi gempa indonesia seismic hazard untuk pulau-pulau di busur
dibuat oleh perseorangan atau kelompok- barat Sumatra juga tinggi karena letaknya
kelompok saja sehingga peta gempa yang berada di atas zona sesar megathrust.
dihasilkan menjadi banyak versi dan tanpa Di Aceh, (hampir) semua wilayah
standar kualitas yang jelas. Peta PSHA tahun mempunyai indeks seismic hazard lebih
2010 dari Tim 9 kemudian diadopsi dan besar atau sama dengan 0.2 g untuk PSHA
dituangkan kedalam SNI 03-1726-2012 dengan return period 500 tahun atau 0.3g
tentang Tatacara Perencanaan Ketahanan untuk PSHA dengan return period 2500
Gempa untuk Struktur Gedung dan Non tahun. Wilayah di sepanjang jalur Sesar
Gedung yang dikeluarkan oleh Badan Sumatra dan di pantai barat, termasuk Kota
Standarisasi Nasional (BSN). SNI-03-1726- Banda Aceh dan Sabang, bahkan mencapai
2012 ini menggantikan SNI 03-1726-2002. 0.4g untuk PSHA dengan return period
Peta PSHA biasa direpresentasikan 500 tahun atau 0.6g untuk PSHA dengan
dalam beberapa level probabilitas hazard. return period 2500 tahun. Pulau Simelue
Yang paling umum adalah level probabilitas yang berada di atas megathrust mempunyai
dengan perioda ulang (“return period”) indeks seismic hazard 0.6g untuk PSHA
500 tahun dan 2500 tahun (Gambar 49a,b). dengan return period 500 tahun atau 1.2g
Peta PSHA dengan perioda ulang 500 tahun untuk PSHA dengan return period 2500
berarti nilai hazardnya (yang dinyatakan tahun.
dalam percepatan gravitasi g) mempunyai Di Sumatera Barat, wilayah pesisir barat
kemungkinan terlampaui 10% dalam 50 termasuk Kota Padang dan Pariaman
tahun. Dengan kata lain berarti sekitar 90% mempunyai indeks seismic hazard 0.3
kemungkinannya nilai hazard tersebut tidak sampai 0.4g untuk PSHA dengan return
akan terlampaui dalam masa 50 tahun. Peta period 500 tahun atau 0.5 sampai 0.6g
PSHA dengan perioda ulang 2500 tahun untuk PSHA dengan return period 2500
artinya nilai hazardnya (yang dinyatakan tahun. Untuk wilayah di Pegunungan Bukit
dalam percepatan gravitasi g) mempunyai Barisan di zona Sesar Sumatera, termasuk
kemungkinan terlampaui 2% dalam 50 Kota Bukit Tinggi, Padang Panjang, dan
tahun. Jadi semakin besar level probabilitas Solok; indeks seismic hazard-nya mencapai
atau perioda ulang yang dipakai akan kisaran dari 0.7 sampai 1.0g untuk PSHA
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 71

ATAS
Gambar 49a Peta zonasi bahaya gempa
Indonesia dalam Probabilistic Seismic Hazard
Analysis (PSHA) dengan perioda ulang 500
dengan return period 500 tahun atau lebih tahun (probabilitas terlampaui 10% dalam
dari 1.0g untuk PSHA dengan return period 50 tahun) . Indeks seismic hazard dinyatakan
dalam satuan percepatan gravitasi (g). Peta
2500 tahun. Indeks hazard untuk wilayah
ini dipublikasikan pada pertengahan tahun
jalur Sesar Sumatera di Aceh lebih rendah
2010 dan kemudian menjadi bagian dari SNI
dibanding di Sumatera Barat ini karena laju 03-1726-2012 tentang Tatacara Perencanaan
gerak sesar-nya diasumsikan lebih rendah Ketahanan Gempa untuk Struktur Gedung
yang di wilayah Aceh sewaktu pembuatan dan Non Gedung.
peta PSHA pada tahun 2010. Namun
BAWAH
penelitian terakhir menunjukkan bahwa laju
Gambar 49b. Peta zonasi bahaya gempa
gerak Sesar Sumatera di wilayah Aceh sama
Indonesia dalam Probabilistic Seismic
besarnya dengan yang di Sumatera Barat, Hazard Analysis (PSHA) dengan perioda
bahkan bisa lebih besar (Bradley, accepted ulang 2500 tahun (probabilitas terlampaui
Nov.2016; Natawidjaja, in progres 2015). 2% dalam 50 tahun).
72 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

Gambar 50a. Detil zonasi gempa


PSHA dengan return period 500 tahun
untuk wilayah Provinsi Nanggroe Aceh
Darusalam dan sebagian Sumatra Utara
sesuai dengan Peta PSHA Indonesia
tahun 2010 (SNI 03-1726-2012).
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 73

Gambar 50b Detil zonasi gempa PSHA


dengan return period 2500 tahun
untuk wilayah Provinsi Nanggroe Aceh
Darusalam dan sebagian Sumatra Utara
sesuai dengan Peta PSHA Indonesia
tahun 2010 (SNI 03-1726-2012).
74 KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI DI SUMATERA

KIRI
Gambar 51a Detil zonasi gempa PSHA
dengan return period 500 tahun untuk
wilayah rovinsi Sumatera Barat sesuai
dengan Peta PSHA Indonesia tahun
2010 (SNI 03-1726-2012).

KANAN
Gambar 51b Detil zonasi gempa PSHA
dengan return period 2500 tahun
untuk wilayah rovinsi Sumatera Barat
sesuai dengan Peta PSHA Indonesia
tahun 2010 (SNI 03-1726-2012).
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 75

SKALA DESKRIPSI KERUSAKAN PGA (G) TINGKAT RISIKO

I Tidak terasa

II Terasa oleh orang dalam keadaan istirahat, terutama dibangu-


nan bertingkat atau tempat lebih tinggi.

III Terasan di dalam rumah, tetapi banyak yang tidak menyadari


terjadinya gempa. Seperti getaran truk lewat.

IV Terasa di dalam rumah seperti ada truk berat lewat, atau sep- RENDAH
erti ada barang berat yang membentur dinding. Benda yang (Kerusakan Ringan)
tergantung bergoyang, sendok dalam gelas menimbulkan 0.015-0.02
bunyi, pintu & jendela berayun, dinding dan rangka rumah
berbunyi.

V Dapat dirasakan di luar rumah. Orang tidur terbangun. Cairan


dalam wadah bergoyang dan tumpah, pintu berputar buka-tu- 0.03-0.04
tup, lonceng jam bandul terhenti, atau jalannya tidak cocok.

VI Terasa oleh orang banyak. Banyak orang terkejut dan berlar-


ian. Orang berjalan terganggu. Benda - benda dalam lemari
0.06-0.07
- rak berjatuhan. Lemari roboh, pohon terlihat goyang, plester
dinding retak.
SEDANG
VII Dapat dirasakan oleh sopir yang sedang mengemudikan
(Kerusakan Sedang
kendaraanya. Orang berjalan sempoyongan. Lemari tumbang,
barang-barang di dalamnya rusak/pecah. Plester dinding 0.10-0.15
rusak & pecah. Terjadi cekungan pada gundukan pasir atau
kerikil. Air menjadi keruh. Selokan irigasi rusak.

VIII Mengemudi mobil terganggu. Bangunan kuat mulai ada


kerusakan dengan adanya komponen yang jatuh. Menara dan
0.25-0.30
tangki air diatasnya berputar (mengalami torsi), dinding pas-
angan tumbang, lereng tanah yang basah dan curam terbelah. TINGGI
IX Banyak orang panik. Bangunan yang kurang kuat runtuh. Ban- (Kerusakan Berat)
gunan yang kuat mengalami kerusakan berat. Struktur rangka
0.50-0.55
dan fondasi mengalami kerusakan. Pipa dalam tanah putus,
tanah alluvium terbelah, lumpur dan pasir keluar dari tanah.

X Struktur pasangan (tembok) dan rangka rumah rusak. Struktur


kayu yang kuat dan jembatan rusak. Bendungan dan tanggul
>0.60
rusak berat. Tanah longsor terjadi. Air sungai atau danau
muncrat. Rel kereta api bengkok.
SANGAT TINGGI (Keru-
XI Rel kereta api banyak bengkok, pipa-pipa dalam tanah rusah
sakan Sangat Berat)
berat.

XII Terjadi bencana alam yang besar. Hampir seluruh bangunan


hancur, batu-batu dan barang-barang besar dan berat terges-
er atau berpindah posisinya. Benda-benda terlempar keatas.
76 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

Sejarah Bencana
Gempa Bumi Di
Sumatera

S E J A R A H G E M PA B U M I D I A C E H

Gempabumi merupakan salah satu ancaman dari


peristiwa alam yang sering terjadi di Aceh. Telah
banyak jumlah kerusakan yang ditimbulkan dan
korban jiwa yang jatuh akibat gempabumi yang
terjadi . Gempabumi di Aceh terutama karena dua
sebab, yaitu gempabumi karena aktifitas lempeng
bumi (gempabumi tektonik) dan gempabumi karena
aktivitas gunungapi (gempabumi vulkanik). Sejak
tahun 1976, setidaknya sudah 684 kali gempabumi
dengan magnitude lebih besar dari 5 Mw yang terjadi
di sekitar wilayah Aceh. Sebagian besar gempa
berada di sekitar wilayah subduksi, yang merupakan
pertemuan antara lempeng benua Eurasia dan
lempeng benua Indo-Australia, atau dikenal dengan
garis patahan sunda (Sunda Fault). Sedangkan
selebihnya berada di bagian daratan Pulau Sumatera,
yang merupakan bukti dari aktivitas sesar Sumatra
yang secara utuh membujur dari titik paling selatan
di Provinsi Lampung hingga ke titik paling Utara di
Pulau Weh di Provinsi Aceh.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 77

ATAS
Gambar 2.1 Peta Administrasi Provinsi
Aceh (Badan Informasi Geospasial)

BAWAH
Gambar 2.2 Peta Kejadian Gempa
Merusak di Provinsi Aceh (BMKG, 2015)
78 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

Dari sejumlah gempa yang tercatat tersebut,


Gambar 2.3. Sebaran Lokasi Sumber
91,5% merupakan gempabumi dangkal,
Gempabumi di Sekitar Provinsi Aceh
sedangkan 8,5% lainnya merupakan dari Tahun 1976-Juli 2016 (IRIS, 2016).
gempabumi yang sumbernya memiliki
kedalaman menengah ( antara 70 km hingga dan kemudian dipetakan dalam sebuah
300 km dari permukaan). Gempabumi database online oleh IRIS (Incorporated
dangkal yang terjadi di wilayah daratan Research Institute of Seismology). Peta
lebih menghancurkan mengingat kekuatan tersebut memperlihatkan bahwa serangkaian
goncangan gempabumi tersebut berpotensi gempabumi dangkal sering terjadi di antara
diperbesar (amplifikasi) oleh lapisan Garis Subduksi dengan daratan Pulau Sumatra.
sedimen/bebatuan yang ada di atasnya. Beberapa peristiwa gempabumi dangkal juga
Gempabumi dangkal yang terjadi di wilayah dipetakan terjadi di daratan Pulau Sumatera.
laut yang kekuatannya diatas 7,5 Mw akan Gempabumi dangkal yang terjadi di daratan
berpotensi menimbulkan tsunami. Meskipun memiliki efek yang cukup menghancurkan
demikian terdapat parameter-parameter mengingat bangunan dan kota-kota yang
mekanisme gempabumi lainnya yang perlu berada di atasnya dapat saja hancur seketika
diperhatikan untuk mengetahui apakah akan disebabkan oleh gempabumi dangkal
terjadi tsunami besar atau tidak. Parameter tersebut. Beberapa peristiwa gempabumi
tersebut berupa mekanisme sumber penting yang terjadi di sekitar Provinsi Aceh
gempabumi (fault mechanism). akan diuraikan di bagian selanjutnya.
Gambar 2 di atas memperlihatkan sebaran
gempabumi yang terjadi di sekitar Provinsi SEJARAH GEMPA DI ACEH
Aceh yang datanya dikumpulkan oleh USGS Beberapa gempabumi besar di Aceh yang
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 79

pernah tercatat menimbulkan kerusakan


dan korban jiwa. Diantara sejumlah peristiwa
tersebut yang cukup menonjol adalah:
1. Gempabumi yang menyebabkan tsunami
pada 4 Januari 1907 di sekitar Kepulauan
Simeulue, peristiwa gempabumi ini tidak
terdokumentasi secara lengkap. Getaran
gempabumi dirasakan hingga ke Kota
Meulaboh dan Wilayah Tapanuli di
Sumatera Utara. Tidak begitu jelas angka
korban yang ditimbulkan. Namun menurut
NOAA jumlah korban diperkirakan sekitar
400 jiwa. Kanamori dkk pada Tahun 2010
mempublikasikan catatan paling rinci
dari yang pernah ada untuk menjelaskan
gempabumi di sekitar Simeulue di Tahun
1907 tersebut dengan menggunakan
beberapa catatan seismogram yang ada
di Jepang dan Jerman. Berdasarkan data
tersebut beliau dan tim berkesimpulan
bahwa kekuatan Gempabumi di Simeulue
pada Tahun 1907 tersebut berkisar
antara Magnitude 7,5 hingga 8,0 dan
karena sifat goncangan yang dihasilkan
gempabumi tersebut dikelompokkan
ATAS sebagai tsunami earthquake. Salah
Gambar 2.4 Jejak Reruntuhan satu ciri tsunami earthquake adalah
rumah akibat bencana Gempa di goncangan yang dirasakan relatif kecil
Banda Aceh tahun 2004.
namun menghasilkan gelombang tsunami.
Diperkirakan goncangan gempabumi ini
BAWAH
Gambar 2.5 Bangunan SD Ketol
berlangsung hingga 40 detik (Kanamori
yang telah dibangun kembali dkk, 2010).
setelah terjadi peristiwa Gempa Gambar 2.5 (a) memperlihatkan grafik
tahun 2004. Pada waktu gempa seismogram yang tercatat di Osaka dan
bangunan runtuh dan menimpa
dikoleksi oleh Kanamori dkk. Newcomb dan
anak anak yang sedang belajar.
McCann (1987) menggambarkan intensitas
kejadian gempabumi di Tahun 1907 seperti
terlihat pada Gambar 2.5 (b). Gambar
2.5 (b) memperlihatkan bahwa intensitas
gempabumi pada Tahun 1907 tersebut
mencapai skala MMI di atas 8 di beberapa
80 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

Gambar 2.6. (a) Grafik Seismogram berada sekitar 82 km. Gempabumi ini
yang tercatat di Kota Osaka di terjadi di sekitar utara dari Pulau Aceh
Jepang (Kanamori dkk, 2010). (b)
di Kabupaten Aceh Besar (BWRA, 2016;
Peta intensitas gempa dalam skala
IRIS, 2016);
MMI yang dipetakan oleh Newcomb
dan McCann (1987).
5. 
Pa d a 2 N o v e m b e r 2 0 0 2 , t e r j a d i
gempabumi dengan kekuatan 7.4 Mw
dengan kedalaman sumber 31 km,
lokasi di dekat Kepulauan Nias di Provinsi dengan pusat gempa berada di sekitar
Sumatera Utara dan Pulau Simeulue di timur dari pantai Pulau Simeulue (Gambar
Provinsi Aceh. 4). Pada peristiwa gempabumi ini,
2. G empabumi pada 23 Agustus Tahun terdapat sekitar 1.875 rumah masyarakat
1936 yang terjadi di sekitar sebelah barat yang rusak, 2 orang meninggal dunia,
dari Pantai Aceh Besar dengan kekuatan dan 127 orang menderita luka-luka
7.3 Ms dengan kedalaman sumber (Tim Editor Atlas dan Geografi, 2007).
sekitar 40 km (www.earthquakes24.com). Gambar 2.7 Peta Gempabumi 2
Gempabumi tersebut dapat dirasakan November 2002 di Pulau Simeulue dan
hingga ke Binjai di Sumatera Utara. disertai dengan Peta sebaran intensitas
Sebuah tsunami kecil terjadi menyusul gempabumi dalam skala MMI. Tanda
peristiwa gempabumi tersebut. Akibat bintang melambangkan lokasi sumber
gempabumi tersebut diperkirakan terjadi gempabumi (Sumber: USGS, 2002).
tsunami kecil yang melanda di sekitar 6. 
Pa d a 2 6 D e s e m b e r 2 0 0 4 t e r j a d i
sumber gempabumi yang berdekatan gempabumi 9.1 Mw yang disertai
(Murty dan Rafiq, 1991). Jumlah korban tsunami dahsyat yang merusak sebagian
jiwa diperkirakan 9 jiwa (Soetardjo dkk, b e s a r ko t a - ko t a p a n t a i d i A c e h ,
1985). seperti Banda Aceh, Calang, Teunom,
3. Gempabumi pada Juni Tahun 1963 Meulaboh, Sinabang, dan beberapa
(BWRA, 2016); kota kecamatan lainnya di Aceh. Jumlah
4. Gempabumi pada 4 April 1983 dengan korban jiwa diperkirakan mencapai
6.5 Mb dengan sumber gempabumi 230.000 jiwa yang terdata di lebih dari
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 81

KIRI dengan garis polygon berwarna hitam.


Gambar 2.7 Peta Gempabumi 2 November 7. Pada 7 April 2010 terjadi gempabumi
2002 di Pulau Simeulue dan disertai dengan
dengan besaran 7,8 Mw di sebelah
Peta sebaran intensitas gempabumi dalam
tenggara dari Pulau Simeulue dengan
skala MMI. Tanda bintang melambangkan lokasi
kedalaman sumber gempa diperkirakan
sumber gempabumi (Sumber: USGS, 2002).
berada 33 km. Gempabumi ini
KANAN menyebabkan kerusakan di beberapa
Peta lokasi episenter gempabumi tanggal 26 tempat di Pulau Simeulue dan melukai
Desember 2004, sebaran intensitasnya, dan setidaknya 12 orang warga Pulau
estimasi wilayah keruntuhan dasar laut (garis
Simeulue.
poligon hitam) (Sumber: USGS, 2004).
8. Pada 9 Mei 2010 terjadi gempabumi
20 Negara yang berada di kawasan dengan besaran 7,2 Mw dengan sumber
Samudera Hindia. Lebih rinci tentang gempa berlokasi di 66 km arah Barat
akibat gempabumi ini dapat dilihat Daya Kota Meulaboh dan berada pada
pada bagian selanjutnya. Gempabumi kedalaman sekitar 42 km. Gempabumi
ini mengakibatkan keruntuhan dasar ini turut dirasakan warga Kota Padang di
laut di sekitar utara Pulau Simeulue Sumatera Barat dan beberapa wilayah
hingga ke sekitar Kepulauan Nicobar pantai di Laos, Malaysia, Myanmar,
di India. Gambar 5 memperlihatkan Thailand, dan Singapura.
intensitas gempabumi yang dirasakan 9. Pada 11 April 2012, terjadi gempabumi
pada 26 Desember 2004 tersebut ganda dengan besaran 8,6 Mw dan 8,2
beserta perkiraan wilayah keruntuhan Mw di lepas pantai sebelah Barat dari
dasar laut (rupture area) yang ditandai Pulau Simeulue dengan kedalaman
82 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

ATAS
Gambar 2.8 Masjid Baiturrahim di
Kecamatan Meuraxa-Banda Aceh,
Masjid yang bertahan pada
waktu terjadi gempa besar di Aceh
pada tahun 2004.

TENGAH
Gambar 2.9 Foto Longsoran Tanah
akibat Gempa di Aceh Tengah
tahun 2004.waktu terjadi gempa
besar di Aceh pada tahun 2004.

BAWAH
Gambar 2.11 Permukiman
Relokasi Korban Bencana gempa
tahun 2004 di Provinsi Nangroe
Aceh Darussalam

dangkal daripada 70 km), namun karena


mekanisme gempa yang geser dan jauh
dari daratan Pulau Simeulue dan Pulau
Sumatera, maka gempabumi tersebut
tidak menimbulkan kerusakan berarti dan
tidak ada korban jiwa akibat gempabumi
tersebut. Intensitas tertinggi yang
dirasakan oleh penduduk di sekitar Pulau
Simeulue dan daratan Pulau Sumatera
adalah sekitar tingkat VI pada skala MMI.
Gambar 6 memperlihatkan sebaran
sumber gempa diperkirakan berada pada intensitas gempabumi Tanggal 11 April
22,4 km dan 16 km. Kedua gempabumi 2012 yang dicatat oleh USGS. Namun,
tersebut memiliki mekanisme geser gempabumi tersebut sempat memicu
(Strike-Slip) dan berada di luar wilayah aktifnya alarm peringatan tsunami dan
sub-duksi. Dengan mekanisme geser menyebabkan ribuan warga di Pantai
seperti kedua gempabumi tersebut, tidak Barat-Selatan Aceh mengungsi untuk
terdapat gempabumi yang magnitudenya mengantisipasi jika terjadi tsunami.
lebih besar dari 8,6 selama dalam sistem Meskipun tsunami dapat dipantau terjadi
pencatatan gempabumi yang modern. di beberapa pantai terdekat, namun
Meskipun cukup besar dan merupakan magnitude tsunami yang terjadi sangat
gempabumi dangkal (episenter lebih kecil (Ishii dkk, 2013).
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 83

Gambar 2.12
Sebaran intensitas
gempabumi yang
terjadi pada 11
April 2012 yang
dicatat oleh USGS
(USGS, 2012).

10. Pada 2 Juli 2013, terjadi gempabumi report.com, 2013). Getaran gempabumi
di darat di sekitar Kota Takengon di tersebut turut dirasakan hingga ke Banda
Kabupaten Aceh Tengah dengan Aceh yang berjarak sekitar 320 km dari
kekuatan 6,1 Mw yang mengakibatkan sumber gempabumi.
kerusakan di dua Kabupaten,
yaitu Kabupaten Aceh Tengah dan Melihat uraian di atas, maka dapat dipastikan
Bener Meriah. Sumber gempabumi bahwa gempabumi memiliki catatan
diperkirakan berada pada kedalaman sejarah yang cukup panjang di Aceh dan
sekitar 10 km dan dikategorikan sebagai telah mengakibatkan ratusan ribu jiwa
g e m p a b u m i d a n g ka l . D i l a p o r ka n meninggal dunia akibatnya. Akibat dari
sejumlah kerusakan parah akibat gempabumi di Aceh terutama yang terjadi
gempabumi tersebut serta 39 warga pada 26 Desember 2004 dan 2 Juli 2013
dilaporkan tewas akibat gempabumi akan diuraikan lebih lanjut pada bagian
tersebut dan sekitar 4000 unit rumah selanjutnya. Catatan panjang gempabumi
lebih mengalami kerusakan dengan di Aceh tersebut tidak terlepas dari kondisi
berbagai tingkat kerusakan (Earthquake- tektonik yang senantiasa aktif dan dinamis.
84 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

2.13 Peta Dampak gempa di Aceh

SEJARAH GEMPABUMI DI NIAS Gempabumi 5 Januari 1843


Terdapat beberapa kali gempabumi dengan Gempabumi ini diperkirakan bersumber di
kekuatan di atas 7.0 Mw yang menimbulkan sekitar sebelah timur Pulau Nias. Menurut
korban jiwa dan kerugian harta benda catatan British Geological Survey, sumber
di Kepulauan Nias. Catatan paling awal gempabumi berada pada 1,2 Lintang
gempabumi yang berdampak di Kepulauan Utara dan 97,8 Bujur Timur. Gempabumi
Nias adalah Gempabumi 5 Januari 1843 tersebut memiliki kekuatan 7,2 Mw dan
yang disertai tsunami. Gempabumi Aceh terjadi pada Pukul 21.30. Menurut dokumen
pada 26 Desember 2004 juga menimbulkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
kerusakan parah di sebagian wilayah Nias. Kabupaten Nias 2011-2016, disebutkan
Berikut adalah uraian beberapa gempabumi bahwa gempabumi pada tanggal tersebut
penting di Kepulauan Nias yang berdampak turut disertai oleh peristiwa tsunami yang
pada hilangnya nyawa dan harta benda merusak beberapa kapal yang sandar.
masyarakat di Kepulauan Nias. Getaran juga dirasakan di Kota Gunungsitoli
dan Barus. Mengingat catatan gempabumi
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 85

2.14 Monumen memperingati


peristiwa Tsunami tahun 2004 dan Gambar 2.15 Jembatan rusak
Gempa tahun 2005 di Museum yang diakibatkan gempa di
Pustaka Nias-Gunungsitoli. Kecamatan Lahewa Nias

yang cukup lama, tidak diketahui persis


kerusakan yang ditimbulkan dan data korban
jiwa yang diakibatkan oleh gempabumi
tersebut. Intensitas gempabumi pada Tahun
1843 tersebut dapat dilihat pada Gambar 23.
Gempabumi Tapanuli-Sibolga 16 Pebruari
1861
Gempabumi yang terjadi di sekitar Nias
pada 16 Pebruari 1861 diperkirakan memiliki
kekuatan antara 8,3-8,5 Mw (Newcomm Gambar 2.16. Intensitas
dan McCann, 1987). Gempabumi tersebut gempabumi yang terjadi di
menimbulkan tsunami yang melanda sekitar Kepulauan Nias di

sebagian desa-desa pantai yang berada di Tahun 1843 dan Tahun 1852
(Newcomb dan McCann, 1987).
Pulau Nias dan Pulau Batu di Sumatera Utara.
Diperkirakan terdapat korban jiwa dalam
jumlah ribuan orang karena gempabumi 1861, dan 26 April 1861. Gambar 24 berikut
yang disertai tsunami tersebut. Bidang runtuh menggambarkan intensitas goncangan
akibat gempabumi tersebut diduga memiliki gempabumi tersebut yang sumbernya
kemiripan dengan gempabumi yang terjadi diperkirakan berada di sekitar Kepulauan
di Tahun 2005. Setelah peristiwa gempabumi Nias (Newcomb dan McCan, 1987). Semakin
16 Pebruari 1861, tercatat beberapa kali gelap arsiran pada gambar tersebut
gempabumi yang selisih waktunya tidak memperlihatkan semakin kuat intensitas
terlalu jauh namun juga dirasakan oleh gempabumi yang dirasakan pada wilayah
masyarakat di sekitar Kepulauan Nias, seperti yang diarsir.
gempabuimi pada 9 Maret 1861, 7 April
86 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

Gambar 2.17Peta Administratif Sumatera Utara

Gempabumi Nias 25 Maret 2005 di Aceh dan Pulau Batu di bagian selatan
Gempabumi berkekuatan 8,6 Mw terjadi dari Kepulauan Nias. Tercatat setidaknya 915
pada sekitar Pukul 23.00 WIB pada 25 jiwa meninggal dunia akibat gempabumi
Maret 2005 dengan episenter gempabumi ini dan ribuan rumah dan fasilitas publik
berada pada kedalaman sekitar 30 km rusak akibat gempabumi yang disertai
dan berada di sekitar Kepulauan Banyak oleh tsunami tersebut. Jumlah korban
di Provinsi Aceh (EERI, 2005). Gempabumi jiwa terbesar tercatat berada di Kota
tersebut menimbulkan kerusakan yang Gunungsitoli.
cukup parah pada sebagian kota-kota di Banyak warga pada saat terjadinya
Kabupaten Singkil di Provinsi Aceh dan di gempabumi tersebut sedang beristirahat
Kepulauan Nias. Meskipun epicenternya karena telah menjelang tengah malam.
berada di Kepulauan Banyak, namun bidang Gempabumi tersebut dirasakan oleh warga
runtuh yang diakibatkan oleh gempabumi berlangsung sekitar 2 menit.
tersebut meliputi wilayah yang cukup luas Gambar 25, memperlihatkan bidang
di Kepulauan Nias. Gempabumi ini juga keruntuhan (rupture area) yang terjadi
disertai oleh gelombang tsunami yang karena Gempabumi 28 Maret 2005
menjalar hingga mencapai Pulau Simeulue tersebut. Tanda bintang menandakan
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 87

menimbulkan korban jiwa dan kerusakanan


lanjutan pada wilayah terdampak (EERI,
2005). Namun akibat gempabumi 8,5 Mw
ini menimbulkan gelombang tsunami yang
melanda beberapa kawasan di Kepulauan
Banyak dan Kepulauan Nias. Di sekitar Pantai
Sorake di Kabupaten Nias Selatan, tinggi
gelombang tsunami dilaporkan mencapai
1,8 m. Sekalipun ketinggian gelombang
tsunami yang terjadi cukup besar, namun
karena kecepatan gelombang yang tidak
kencang, banyak struktur bangunan yang
dilanda gelombang tsunami ini yang tidak
mengalami kerusakan parah. Tsunami
juga melanda beberapa bagian di selatan
Pulau Simeulue seperti di Kecamatan
Labuhan Bajau dimana gelombang tsunami
merusakkan beberapa bangunan non
Gambar 2.18 Beberapa
permanen (seperti berdinding papan) di
gempabumi yang terjadi pada
1861 di sekitar Kepulauan Nias wilayah ini.
(Newcomb dan McCan, 1987). Akibat gempabumi ini, kerusakan
pada bangunan dapat dilihat pada
pusat gempa yang diestimasi oleh CMT bangunan permanen disebabkan karena
dan USGS. Terdapat sedikit perbedaan buruknya cara pelaksanaan konstruksi
pusat gempabumi diantara kedua data yang tidak mengindahkan peraturan
tersebut. Wilayah runtuhan yang terjadi pelaksanaan pendirian bangunan dengan
pada 2005 tersebut hampir menyerupai material permanen yang telah ditetapkan
dengan bidang runtuhan yang terjadi sebelumnya. Kualitas penulangan dan
akibat Gempabumi dengan kekuatan 8,5 kekuatan beton yang digunakan ditemukan
Mw di lokasi berdekatan di Tahun 1861. Ini tidak cukup berkualitas untuk menahan
menandakan bahwa karakter gempabumi di kerusakan akibat goncangan gempabumi
sekitar Kepulauan Nias memiliki perulangan dengan magnitude 8,5 Mw tersebut.
yang khas seperti yang terjadi pada 1861 Berberapa rumah adat Nias juga dilaporkan
dan Tahun 2005. rusak, namun lebih disebabkan karena
Gempabumi susulan juga tercatat minimnya proses perawatan yang dilakukan
beberapa kali dengan kekuatan 6,0 Mw pada rumah-rumah tradisional tersebut
terjadi di sekitar Kota Gunungsitoli dan seperti ditemukan di Desa Bawogosali di
gempabumi dengan kekuatan 5,5 Mw terjadi sekitar Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan
di sekitar Pulau Simeulue. Kedua gempabumi (EERI, 2005).
susulan tersebut memili karakteristik Akibat gempabumi ini, deformasi
gempabumi dangkal namun tidak kawasan pantai dapat dilihat di beberapa
88 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

Gambar 2.19 Interpretasi bidang


Gambar 2.20 Peta sebaran deformasi
keruntuhan yang disebabkan oleh
daratan berupa uplift (garis kontur
gempabumi 28 Maret 2005 di sekitar
berwarna kuning) dan land-subsidence
Kepulauan Nias (Walker dkk, 2005).
(garis berwarna biru) yang terjadi di sekitar
Kepulauan Simeulue, Kepulauan Banyak,
dan Kepulauan Nias pasca Gempabumi 28
Maret 2005 (Briggs dkk, 2006).

wilayah, seperti di selatan Pulau Simeuleu, memperlihatkan bahwa sebagian besar


Kepulauan Banyak, pantai Kota Singkil, daratan yang berada di Kepulauan Nias
Pantai di Nias Utara, dan di sekitar Pantai di mengalami kenaikan (uplift). Kenaikan
Kabupaten Nias Selatan. Deformasi tersebut maksimal daratan terjadi di sekitar
dapat ditemukan dalam dua bentuk, yaitu Kabupaten Nias Barat yang mengalami
naiknya daratan (up-lift) dan turunnya kenaikan sekitar 2 meter dari sebelum
daratan (land-subsidence). Bukti uplift terjadinya gempabumi. Penurunan daratan
dapat dilihat di Labuhan Bakti di Simeulue, justru terjadi di sebagian Pulau-Pulau di
Nias Utara, Nias Barat, dan Nias Selatan. Kepulauan Banyak, seperti Pulau Balai
Sedangkan turunnya daratan dapat dilihat dan Pulau Haloban dan sebagian pantai di
di beberapa pulau di Kepulauan Banyak Kota Singkil. Di sekitar Kepulauan Banyak,
(seperti Pulau Haloban dan Pulau Balai), dan penurunan daratan berkisar antara 50 cm
di Pantai Kota Singkil (Sarok). hingga 100 cm.
Gambar 26 memperlihatkan sebaran Kenaikan daratan tersebut masih
deformasi wilayah yang disebabkan oleh berlangsung hingga saat ini. Beberapa
aktifitas tektonik (gempabumi) yang lokasi yang mengalami uplift di Pulau Nias
terjadi pada 28 Maret 2005. Peta tersebut telah mengalami perubahan fungsi lahan
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 89

Gambar 2.21 Pelabuhan


Lahewa di Kecamatan
Lahewa, Nias Utara
yang mengalami
pengangkatan
ketinggian tanah akibat
terjadinya gempa.

seperti untuk kawasan wisata, lapangan Hal serupa juga ditemukan di Sirombu
bola, dan lahan pelabuhan. Gambar 27 di Kabupaten Nias Barat. Gambar 28
memperlihatkan perbandingan garis pantai memperlihatkan majunya garis pantai di
di sekitar Pantai Lahewa di Kabupaten Nias lokasi sekitar Pelabuhan Sirombu setelah
Utara sebelum dan sesudah terjadinya gempabumi 2005. Akibat kenaikan daratan
gempabumi tahun 2005 tersebut. tersebut, elevasi dermaga Pelabuhan
G a m b a r d i at a s m e m p e r l i h at ka n Sirombu yang lama tidak sesuai lagi untuk
bagaimana daratan utama Pulau Nias maju didarati oleh Kapal karena telah terlalu
disebabkan karena naiknya daratan akibat tinggi dan berada di daratan. Untuk
gempabumi. Bagian muara juga mengalami menanggulangi hal tersebut saat ini telah
kemajuan ke arah laut. Pada gambar bagian dibangun pelabuhan baru yang dermaganya
bawah dapat juga dilihat penambahan telah menyesuaikan dengan bentuk garis
jumlah rumah warga di tahun 2013. pantai yang baru.
90 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

Gambar 2.22
Perbandingan garis
pantai di Lahewa-
Kabupaten Nias Utara
sebelum terjadinya
gempa 2005 (atas) dan
2013 (gambar bawah).

Gambar 2.23
Perubahan garis pantai
di Pantai Sirombu
akibat peristiwa uplift
yang dipicu oleh
Gempabumi 8,6 Mw
pada 28 Maret 2005.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 91

ATAS
Gambar 2.24 Peta Kejadian gempa yang
merusak di Sumatera Utara

BAWAH
Gambar 2.25 Peta Dampak Peta di
Sumatera Utara
92 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

SEJARAH GEMPABUMI SUMATERA BARAT ketinggian > 3000 m di atas permukaan laut
DAN JAMBI (dpl). Luas areal yang mempunyai ketinggian
Data Kondisi Fisik Wilayah Provinsi Sumatera 0 sampai 100 m dpl meliputi 1.286.793 ha
Barat dan Provinsi Jambi (30.41%), daerah dengan ketinggian 100 –
500 m dpl mencapai 643.552 ha (15,21%),
Provinsi Sumatera Barat: antara 500 – 1.000 m dpl seluas 1.357.045
Secara geografis, Provinsi Sumatera Barat ha (32,07%), antara 1.000 – 1.500 m dpl
terletak antara 98o 36’-101o 53’ Bujur Timur terdapat 767.117 ha (18,13%), daerah
dan 0 54’ Lintang Utara sampai dengan 3
o o
dengan ketinggian 1.500 – 2.000 m dpl
30’ Lintang Selatan, dengan luas daratan tercatat 113.116,6 Ha (2,67%), dan sisanya
+ 42.297,30 Km dan luas perairan (laut) +
2
daerah dengan ketinggian di atas 2.500 m
52.882,42 Km2 dengan panjang garis pantai dpl.
wilayah daratan + 375 Km ditambah panjang Kondisi topografi tersebut di atas,
garis pantai Kepulauan Mentawai + 1.003 potensi sumberdaya alam yang terdapat di
sehingga total garis pantai keseluruhan Sumatera Barat memiliki berbagai variasi
+ 1.378 Km. Perairan laut ini memiliki intensitas dan penggunaannya. Di dataran
180 pulau-pulau besar dan kecil. Secara rendah intensitas penggunaan lahan lebih
administratif, Provinsi Sumatera Barat terdiri maksimal, sementara itu pada dataran tinggi
dari 19 Kabupaten/Kota (12 Kabupaten dan intensitas penggunaan lahan dihadapkan
7 Kota) yang mempunyai 179 Kecamatan pada faktor pembatas lahan. Untuk
dengan 259 Kelurahan dan 760 Nagari, pemanfaatan lahan secara optimal, harus
dengan batas-batas sebagai berikut: seksama memperhatikan kondisi lahan dan
sebelah Utara dengan Provinsi Sumatera lingkungan. Sehingga tidak terjadi kerusakan
Utara, sebelah Timur dengan Provinsi Riau berdampak negatif untuk masa kini dan
dan Jambi, sebelah Selatan dengan Provinsi yang akan datang. Dataran tinggi sebagian
Bengkulu, dan sebelah Barat berbatasan besar merupakan jajaran perbukitan dan
dengan Samudera Hindia. Peta administrasi pegunungan termasuk rantai Pegunungan
Provinsi Sumatera Barat seperti gambar. Bukit Barisan yang membentang dari Utara
Letak geografis Sumatara Barat tepat hingga Selatan Pulau Sumatera. Lahan
dilalui oleh garis khatulistiwa (garis lintang yang ada pada kawasan perbukitan dan
nol derajat) tepatnya di Kecamatan Bonjol pegunungan tersebut dengan kelerengan di
Kabupaten Pasaman. Karena itu Sumatera atas 40% tercatat 1.017.000 Ha.
Barat mempunyai iklim tropis dengan Provinsi Sumatera Barat adalah salah satu
rata-rata suhu udara 25,78˚C dan rata-rata gerbang masuk ke wilayah barat Indonesia
kelembaban yang tinggi yaitu 86,67% yang didukung oleh prasarana transportasi
dengan tekanan udara rata-rata berkisar darat, laut dan udara yang memadai, seperti
994,69 mb. Pengaruh letak ini, maka menurut jalan nasional Trans Sumatera, Bandara
ketinggiannya, wilayah di Provinsi Sumatera Internasional Minangkabau, dan pelabuhan
Barat sangat bervariasi mulai dari dataran laut internasional Teluk Bayur. Namun secara
rendah di pantai dengan ketinggian 0 m geologis Provinsi Sumatera Barat merupakan
hingga dataran tinggi (pegunungan) dengan daerah rawan gempa bumi, terutama di
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 93

Gambar 2.26 Peta


Administratif Sumatera Barat

jalur gunung berapi. Hal ini terkait dengan (tujuh) Kota yaitu Kota Padang, Kota Solok,
kondisi fisik Pulau Sumatera sebagai Great Kota Sawahlunto, Kota Payakumbuh, Kota
Sumatra Fault di sepanjang pesisir barat Bukittinggi, Kota Padang Panjang dan
Sumatera dan Mentawai Fault di kepulauan Kota Pariaman. Kabupaten Pasaman Barat,
Mentawai yang saling mendesak sehingga Kabupaten Solok Selatan dan Kabupaten
terjadi gerakan di lempeng besar dan micro Dharmasraya merupakan kabupaten baru.
plate. Kondisi ini menjadi rentan terhadap Pada akhir tahun 2003 terjadi pemekaran 3
bencana alam seperti tanah longsor, letusan (tiga) kabupaten yaitu Kabupaten Pasaman,
gunung berapi, dan gempa bumi yang Kabupaten Solok dan Kabupaten Sawahlunto
berpotensi munculnya gelombang tinggi Sijunjung masing-masing dipecah menjadi
dan/atau tsunami. dua kabupaten baru yaitu Kabupaten
Wilayah administrasi Provinsi Sumatera Pasaman dan Pasaman Barat, Kabupaten
Barat terdiri dari 19 (sembilan belas) Solok dan Solok Selatan, serta Kabupaten
Kabupaten dan Kota yaitu Kabupaten Sawahlunto Sijunjung dengan Kabupaten
Padang Pariaman, Kabupaten Agam, Dharmasraya.
Kabupaten Pa s a m a n , Kabupaten
Pasaman Barat, Kabupaten Lima Puluh 2.3.2 Potensi Bencana Gempabumi
Kota, Kabupaten Sawahlunto-Sijunjung, Sejak Gempabumi besar disertai tsunami
Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok, yang melanda di provinsi Aceh tanggal
Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten 26 Desember 2004, masyarakat mulai
Tanah Datar, Kabupaten Pesisir Selatan dan memahami dan menyadari akan potensi
Kabupaten Kepulauan Mentawai, serta 7 gempa dan tsunami yang dapat terjadi di
94 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

Solok, Kab. Tanah Datar, Kota Padang


Panjang, Kota Bukit Tinggi dan Kab. Pasaman.
Tentunya ancaman bencana gempabumi
yang bersumber dari sesar Sumatera ini
tidak dapat diabaikan begitu saja, sejarah
mencatat kejadian gempabumi tahun 2007
terjadi dalam kurun waktu 2 jam terjadi 2
kali gempabumi merusak dengan pusat
gempa di 0.55 LS , 100.47 BT (16 km barat
daya Batusangkar) dengan kekuatan 6.4 SR
dan di 0.47oLS , 100.49o BT (11 km barat
daya Batusangkar) dengan kekuatan 6.3 SR

Gambar 2.27 Monumen


yang telah menelan korban jiwa sebanyak
Korban Gempa Padang 67 orang dan 826 orang korban luka serta
terletak di Kota Padang 43.719 kerusakan bangunan di Bukittinggi,
Padang Panjang, Payakumbuh dan Solok
daerah-daerah lainnya, termasuk juga para
peneliti kegempaan mulai memetakan Provinsi Jambi
daerah-daerah mana saja yang perlu Letak geografis Provinsi Jambi berada pada
diwaspadai kemungkinan gempa dan 0o45’-2o45’ Lintang Selatan dan 101o10’-
tsunami bakal terjadi. Saat ini menjadi 104o55’ Bujur Timur di bagian tengah Pulau
perhatian baik oleh pemerintah pusat, Sumatera, sebelah Utara berbatasan dengan
pemerintah daerah dan juga para ahli Provinsi Riau, Sebelah Timur dengan Laut
kegempaan akan adanya potensi gempa Cina Selatan Provinsi Kepulauan Riau,
besar disertai tsunami adalah di Sumatera sebelah Selatan berbatasan dengan
Barat khususnya di Mentawai megathrust. Provinsi Sumatera Selatan dan sebelah
Ancaman gempabumi di Sumatera itu bukan Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera
hanya bersumber dari Mentawai megathrust Barat. Posisi Provinsi Jambi cukup strategis
saja, ada 3 (tiga) sumber ancaman karena langsung berhadapan dengan
gempabumi di Sumatera, yaitu ; Pertama di kawasan pertumbuhan ekonomi yaitu IMS-
daerah subduksi pertemuan antara lempeng GT (Indonesia, Malaysia, Singapura Growth
tektonik India-Australia dengan lempeng Triangle). Luas wilayah Provinsi Jambi sesuai
Eurasia (lokasi Megathrust Mentawai), kedua dengan Undang-undang Nomor 19 tahun
di Mentawai Fault System (MFS) , dan yang 1957, tentang Pembentukan Daerah-Daerah
ketiga di Sumatera Fault System (SFS) atau Swatantra Tingkat I Sumatera Barat, Jambi
lebih populer dengan istilah sesar Sumatera. dan Riau, yang kemudian ditetapkan menjadi
Sumber gempa dari sesar ini berada di darat Undang-Undang Nomor 61 tahun 1958
memanjang dari provinsi Lampung sampai (Lembaran Negara Tahun 1958 Nomor 112)
ke Banda Aceh sepanjang ±1900 km dan adalah seluas 53.435,72 km2 dengan luas
melewati beberapa kabupaten di Sumareta daratan 50.160,05 km2 dan luas perairan
Barat antara lain ; Kab. Solok Selatan, Kab. 3.274,95 Km2 yang terdiri atas :
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 95

Gambar 2.17
Peta Administratif
Sumatera Utara

1. Kabupaten Kerinci 3.355,27 Km2 (6,67%) Secara topografis, Provinsi Jambi terdiri atas
2. Kabupaten Bungo 4.659 Km2 (9,25%) 3 (tiga) kelompok variasi ketinggian :
3. Kabupaten Merangin 7.679 Km2 (15,25%) 1. 
D aerah dataran rendah 0-100 m
4. Kabupaten Sarolangun 6.184 Km2 (69,1%), berada di wilayah timur sampai
(12,28%) tengah. Daerah dataran rendah ini
5. Kabupaten Batanghari 5.804 Km2 (11,53%) terdapat di Kota Jambi, Kabupaten
6. Kabupaten Muaro Jambi 5.326 Km2 Tanjung Jabung Barat, Kabupaten
(10,58%) Tanjung Jabung Timur, sebagian
7. Kabupaten Tanjab Barat 4.649,85 Km2 Kabupaten Batanghari, Kabupaten
(9,24%) Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten
8. Kabupaten Tanjab Timur 5.445 Km2 Sarolangun dan Kabupaten Merangin
(10,82%) 2. D aerah dataran dengan ketinggian
9. Kabupaten Tebo 6.641 Km2 (13,19%) sedang 100-500 m (16,4%), pada wilayah
10. Kota Jambi 205,43 Km2 (0,41%) tengah. Daerah dengan ketinggian
11. Kota Sungai Penuh 391,5 Km2 (0,78%) sedang ini terdapat di Kabupaten Bungo,
Kabupaten Tebo, Kabupaten Sarolangun
Secara administratif, jumlah kecamatan dan dan Kabupaten Merangin serta sebagian
desa/kelurahan di Provinsi Jambi tahun 2010 Kabupaten Batanghari; dan
sebanyak 131 Kecamatan dan 1.372 Desa/ 3. Daerah dataran tinggi >500 m (14,5%),
Kelurahan, dimana jumlah Kecamatan dan pada wilayah barat. Daerah pegunungan
Desa/Kelurahan terbanyak di Kabupaten ini terdapat di Kabupaten Kerinci, Kota
Merangin yaitu 24 Kecamatan dan 212 Desa/ Sungai Penuh serta sebagian Kabupaten
Kelurahan. Bungo, Kabupaten Tebo, Kabupaten
Sarolangun dan Kabupaten Merangin.
96 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

Gambar 2.29 geologi


Sumatera Barat – Jambi

Provinsi Jambi memiliki topografi wilayah pengaruh sangat penting secara nasional
yang bervariasi mulai dari ketinggian 0 terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan
meter dpl di bagian timur sampai pada keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya,
ketingian di atas 1.000 meter dpl, ke arah dan/atau Iingkungan, termasuk wilayah yang
barat morfologi lahannya semakin tinggi ditetapkan sebagai warisan dunia. Kawasan
dimana di bagian barat merupakan kawasan strategis nasional yang berada di Provinsi
pegunungan Bukit Barisan yang berbatasan Jambi ditetapkan dengan pertimbangan dari
dengan Provinsi Bengkulu dan Sumatera sudut kepentingan fungsi dan daya dukung
Barat yang merupakan bagian dari kawasan lingkungan hidup.
Taman Nasional Kerinci Seblat.
POTENSI BENCANA GEMPABUMI
POTENSI WILAYAH Di Provinsi Jambi potensi bencana akibat
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) gempabumi tektonik relatif sangat kecil.
Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Provinsi Jambi tidak dilewati sistem patahan
Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Strategis besar Sumatra sehingga kecil kemungkinan
Nasional adalah wilayah yang penataan terdapat pusat gempa di wilayah Jambi,
ruangnya diprioritaskan karena mempunyai n a m u n m a s i h s a n g at m u n g k i n b i s a
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 97

merasakan gempa-gempa dari wilayah Peristiwa seperti ini pada suatu saat dapat
te rde kat seperti Sumatra Barat da n menimpa kawasan Provinsi Sumatera Barat.
Bengkulu. Jambi juga jauh dari Samudra Karena kawasan ini berada di atas bagian
Hindia yang merupakan zona subduksi lempeng yang dimaksud. yaitu pertemuan
curam yang seringkali menimbulkan Lempeng Australia di selatan, Lempeng
tsunami. Namun untuk gempabumi Euro-Asia di bagian barat dan Lempeng
vulkanik, masih sangat mungkin akan Samudra Pasifik di bagian timur.
terjadi, kita masih ingat pada semburan Tidak hanya bencana gempa, tsunami,
asap dan debu vulkanik dari gunung Kerinci angin ribut, banjir, kekeringan, semburan
pada April 2009 lalu. Guncangan gempa lumpur, tanah longsor yang akan menimpa
vulkanik bersumber dari Kerinci sebagai kawasan ini. Tetapi juga peristiwa lain seperti
salah satu pilar pegunungan Bukit Barisan letusan gunung berapi atau gempa bumi
aktif tidak bisa diremehkan. Lingkaran aktif yang setiap saat akan mengancam jiwa
gunung api Indonesia atau yang dikenal masyarakat. Oleh karena itu kesiapsiagaan
dengan cincin api sangat berpotensi semua pihak dalam mengantisipasi bencana
menimbulkan letusan dahsyat. alam sangat diperlukan. Terutama untuk
Indonesia terletak di wilayah pertemuan mengurangi dampak yang ditimbulkan.
tiga lempeng tektonik yang sangat besar, Gempa bumi merupakan gelombang
yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan yang dipancarkan dari suatu sumber
lempeng Pasific. Masing-masing lempeng elastik yang dilepaskan secara mendadak.
ini bergerak sesuai dengan arahnya masing- Energi elastik tersebut terakumulasi secara
masing selama jutaan tahun. Lempeng bertahap di lokasi sumber gempa dengan
Indo-Australia terhubung pada lempeng kecepatan yang tidak terlalu sama besarnya.
Eurasia di lepas pantai Sumatra, Jawa dan Hingga saat ini belum ada ahli yang bisa
Nusatenggara, dan dengan bagian Pasific menetapkan kapan terjadinya suatu gempa.
di utara Papua dan Maluku utara. Di sekitar Para ahli atau ilmuan mencoba untuk
titik pertemuan lempeng tersebut umumnya meramalkan gempa, umumnya dilakukan
terjadi akumulasi energi tabrakan yang melalui dua cara. Pertama mempelajari
dapat terkumpul sehingga pada suatu saat sejarah gempa besar di daerah tertentu dan
lapisan bumi yang di tabrak tidak sanggup kedua memantau laju penumpukan energi
lagi menahannya, patah atau terlepas di suatu lokasi. Namun, Lembaga Penelitian
yang berakibat terjadinya gempa bumi. Geologi AS (United States Geological Study/
Pelepasan energi sesaat ini menimbulkan USGS) menilai metode ini tidak selalu akurat,
berbagai dampak terhadap bangunan gempa yang multiplikator adalah salah satu
karena percepatan gelombang seismik, penghambatnya. Maka dengan mengacu
tsunami, longsor, dan liquefaction. Besarnya pada dasar bencana alam khususnya gempa
dampak gempa bumi terhadap bangunan bumi yang tidak dapat diketahui kapan dan
bergantung pada beberapa hal; diantaranya dimana terjadinya, diperlukan manejemen
adalah skala gempa, jarak episentrum, dan mitigasi bencana guna mempersiapkan
mekanisme sumber, jenis lapisan tanah dan mengurangi dampak yang ditimbulkan
dilokasi bangunan dan kualitas bangunan. dari bencana alam gempa tersebut.
98 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

Serangkaian bencana telah melanda gempabumi Padang yang terjadi sebenarnya


negeri ini, gempa yang muncul tidak dapat hanyalah bagian dari sejarah panjang
dihindari dan memberikan dampak berupa gempabumi yang sudah berlangsung sejak
kerusakan dimuka bumi ini. Kita masih masa lampau. Data sejarah gempabumi kuat
ingat bencana gempabumi Tasikmalaya dan merusak di Padang merupakan cerminan
Jawa Barat pada 2 September 2009 yang dari kondisi tektonik yang merupakan
menelan banyak korban jiwa dan kerugian kawasan seismik aktif dan kompleks.
harta benda, kejadian gempabumi dahsyat Sejarah kegempaan Sumatera Barat,
terjadi pula di Padang, Sumatera Barat mencatat sudah berapa kali mengalami
pada 30 September 2009. Gempabumi gempabumi merusak. Sejak abad 17
berkekuatan 7.6 Skala Richter yang berpusat hingga sekarang telah terjadi berpuluh kali
di Samudera Hindia pada jarak 57 kilometer kejadian gempabumi kuat dan merusak
arah Barat Daya Kota Pariaman telah di Sumatera Barat dan Jambi dimana
menimbulkan kerusakan sangat parah dan beberapa diantaranya menyebabkan
menewaskan ratusan orang di Kota Padang tsunami. Sejarah panjang gempabumi
dan sekitarnya. Berdasarkan parameternya merusak di Sumatera Barat dan Jambi
Gempabumi ini diklasifikasikan sebagai diantaranya adalah Gempabumi
gempabumi aktivitas subduksi menengah Kerinci, Padang (1822, 1835, 1981,
yang terjadi pada litosfer dekat dengan 1991, 2005), Gempabumi Singkarak
bidang kontak antar lempeng Indoaustralia (1943), Gempabumi Pasaman (1977) dan
dan Eurasia. Gambar 2.1. di atas Gempabumi Agam (2003). Sedangkan
menunjukan geologi Sumatera Barat dan gempabumi yang diikuti gelombang
Jambi yang memberikan informasi struktur tsunami terjadi di Mentawai (1861) dan Sori-
batuan, sesar, patahan, dan lipatan yang Sori (1904).
sangat mempengaruhi terjadinya gempa Catatan paling tua menunjukkan bahwa
bumi dan intensitas serta kemungkinan di Padang pada tahun 1822 telah terjadi
kerusakan yang ditimbulkannya. gempabumi kuat yang diikuti suara gemuruh
Sepanjang zona subduksi Pulau Sumatera yang berpusat di antara Gunung Talang dan
merupakan jalur gempa bumi yang paling Gunung Merapi. Meski tidak ada informasi
banyak menyerap dan mengeluarkan energi rinci , namun gempabumi ini dilaporkan
gempa bumi. Sejarah mencatat, banyak menimbulkan kerusakan parah dan korban
kejadian gempa bumi dengan magnitudo di jiwa cukup banyak.
atas 8.0 (skala Richter dll) (dalam Natawidjaja, Pada tanggal 28 Juni 1926, gempabumi
2005; Newcomb and McCann, 1987). Di dahsyat 7.8 Skala Richter juga dilaporkan
Selatan Sumatera, gempa besar pernah pernah mengguncang Padang Panjang.
terjadi tahun 1833 (M8.9) dan tahun 1797 Akibat gempabumi ini tercatat korban
(M8.3-8.7). Kedua gempa ini menghasilkan tewas lebih dari 354 orang. Kerusakan
tsunami besar yang menghantam perairan parah terjadi di sekitar Danau Singkarak
Sumatera Barat dan Bengkulu. Bukit Tinggi, Danau Maninjau, Padang
Catatan sejarah tentang kegempaan Panjang, Kabupaten Solok, Sawah Lunto
di zona gempabumi Sumatera Barat, dan Alahan Panjang. Gempabumi susulan
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 99

mengakibatkan kerusakan pada sebagian akibat aktivitas lempeng dizona subduksi


wilayah Danau Singkarak. Sebanyak 472 yang dicirikan dengan magnitudonya yang
rumah di Kabupaten Agam roboh, 57 orang relatif lebih besar.
tewas dan 16 orang luka berat. Di Padang Generator gempabumi kedua adalah
Panjang sebanyak 2.383 rumah roboh, 247 zona patahan Sumatera atau yang populer
orang tewas. Dampak gempabumi juga dikenal sebagai Semangko Fault. Semangko
menimbulkan banyak tanah terbelah, dan Fault merupakan patahan sangat aktif di
longsoran yang terjadi di Padang Panjang, daratan yang membelah Pulau Sumatera
Kubu Krambil dan Simabur. menjadi dua, membentang sepanjang
Gempabumi kuat dengan magnitudo Pegunungan Bukit Barisan, mulai dari Teluk
5.6 Skala Richter juga pernah terjadi pada Semangko di Selat Sunda sampai ke wilayah
16 Pebruari 2004. Getaran empabumi ini Aceh di utara. Gempabumi berkekuatan
dirasakan di sebagian besar daerah Sumatera 7,0 skala Richter pernah terjadi juga Sungai
Barat hingga pada VI MMI (Modified Mercalli Penuh yang episentrumnya sekitar 160
Intensity) yang menimbulkan korban tewas kilometer dari Kota Padang merupakan
sebanyak 6 orang dan meluluhlantakkan gempabumi akibat aktivitas Patahan
ratusan bangunan rumah di Kabupaten Semangko. Tampaknya pelepasan energi
Tanah Datar. Selang beberapa hari kemudian, gempabumi utama Padang berkekuatan 7.6
tepatnya pada 22 Pebruari 2004, gempabumi skala Richter yang dibangkitkan oleh aktivitas
yang lebih besar kembali mengguncang subduksi lempeng berdampak telah memicu
Sumatera Barat dengan magnitudo 6 Skala aktivitas sesar di daratan. Berdasarkan data
Richter. Gempabumi ini mengakibatkan satu sejarah gempabumi Sumatera, dalam 100
orang korban tewas dan beberapa orang tahun terakhir, sudah sekitar 20 gempa
luka parah serta ratusan rumah rusak berat di besar dan merusak terjadi zona patahan ini.
Kabupaten Pesisir Selatan. Berdasarkan penelitian, aktivitas gempabumi
di patahan Semangko rata-rata sekitar 5
TEKTONIK SUMATERA BARAT tahun sekali. Meskipun gempabumi di
Kondisi seismik yang aktif dan kompleks zona patahan ini magnitudonya relatif kecil,
zona gempabumi Sumatera Barat tersusun namun dampaknya bisa sangat berbahaya
atas dua generator gempabumi. Pertama, disebabkan sumbernya di daratan yang
pembangkit gempabumi berasal dari berdekatan dengan kawasan pemukiman.
kawasan barat Sumatera yaitu zone subduksi Gempa besar berkekuatan 7,6 SR di
lempeng yang berpotensi menimbulkan Sumatera Barat bukan kali ini saja terjadi.
gempa kuat yang besar kemungkinan diikuti Namun, wilayah yang berada di zona gempa
tsunami. Gempabumigempabumi yang ini sudah belasan kali dilanda gempa bumi
dipicu oleh aktivitas penyusupan lempeng dalam dua abad ini. Bahkan, menurut
sebagian besar hiposenternya berpusat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana,
di perairan sebelah barat Sumatera. Hal Departemen Energi, sejumlah gempa besar
ini berkaitan dengan adanya pertemuan dengan dampak kerusakan yang luas juga
lempeng benua di dasar laut. Untuk kawasan pernah terjadi sebelumnya di wilayah ini.
Sumatera Barat, potensi gempa besar justru Misalnya saja, gempa yang mengguncang
100 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

Padang Panjang pada puluhan tahun silam. • 1885  29 Juli, Air Bangis, Pasaman,
Akibat gempa ini, ratusan orang meninggal 6.8 SR 6 Februari, Siberut, Selat
dunia dan ribuan rumah roboh. Gempa Mentawai, 130 Km, 7.5 SR, 3 Juni
menimbulkan bencana di sekitar Danau Kambang, Pesisir Selatan, 40Km,
Singkarak, Bukit Tinggi, Danau Maninjau, 7.6 SR
Padang Panjang, Kabupaten Solok, Sawah • 1922 10 April, Padang-Pariaman
Lunto, dan Alahan Panjang. Gempa susulan • 1926 28 Juni, Padang Panjang, 6, 5. SR
mengakibatkan kerusakan pada sebagian • 1943 9 Juni, Singkarak, Solok, 50 Km,
Danau Singkarak. 7.6 SR
Menurut catatan ahli gempa wilayah • 1977 8 Maret , Pasaman, 22 Km, 6.0 SR
Sumatera Barat memiliki siklus 200 tahunan 1981 13 November, Padang, 5, 4
gempa besar yang pada awal abad ke-21 SR.
telah memasuki masa berulangnya siklus. • 2004 16 Februari, Padang Panjang, 56
Berdasarkan data sejarah Gempa Bumi Km, 5.1 SR
Sumatera, dalam 100 tahun terakhir, sudah • 2004 22 Februari , Pesisir Selatan, 42
sekitar 20 gempa besar dan merusak Km, 6, 0 SR, 9 April, Bayang,
terjadi di Zona patahan ini. Gempa pertama Pesisir Selatan, 66 Km, 5.4 SR, 10
tercatat pada masa Perang Paderi (1803- April, Siberut , Selat Mentawai,
1838). 19 Km, 6.7 SR
Gempa besar juga pernah terjadi pada • 2007 6 Maret, Solok, 19 Km, 6.4 SR
14 tahun lalu di Kerinci (Sungai Penuh) • 2007  1 2 September, Pagai Selatan-
dengan skala 7 SR. Akibatnya, 84 orang Enggano, 34Km, 8.4 SR 12
tewas, 558 orang luka berat dan 1.310 September, Lunang, Pesisir
orang luka ringan, serta 7 ribu rumah rusak. Selatan, 35 Km, 7.9 SR, 25
Berikut adalah sejarah gempa yang pernah Februari, Pagai Selatan, 25 Km,
terjadi di Sumatera Barat dan Jambi sejak 6.5 SR, 16 Agustus, Siberut
abad 17 yang dihimpun dari berbagai Selatan, Mentawai, 20 Km, 6.7 SR
sumber. • 2009  30 September, Padang Pariaman,
81 Km, 7.9 SR 1 Oktober, Kerinci,
Catatan Sejarah Gempa yang pernah terjadi 10 SR, 6.6 SR, 6 April 4, Barat
di Sumatera, dari tahun 416–201 Daya Siberut, Mentawai, 31 Km,
7.8 SR
SUMATERA BARAT • 2010 
25 Oktober, Pagai Selatan,
• 1797 10 Februari, Padang, Selat Mentawai, 21 Km, 7.7 SR
Mentawai, Tsunami
• 1833  2 4 November, Pagai Selatan- JAMBI
Muko-Muko, 75 KM, 8.3 SR • 1995 6 Oktober , Jambi, 33 KM,6.8 SR
• 1861   1 6 Fe b r u a r i , Ts u , S i b e r u t , • 2009 1 Oktober, Kerinci , 10 SR, 6.6 SR
Mentawai, 70 KM, 8.5 SR
• 1861 25 September, Pesisir Selatan,
6.5 SR
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 101

Berikut adalah rincian masing-masing gempa melaporkan ada 3-4 kali gelombang
di atas: ”pasang-surut” di pelabuhan. Satu laporan
menyatakan bahwa tsunami naik sampai
Gempa bumi Sumatera 1797 sepertiga bukit atau Semenanjung Apenberg
Merupakan gempa bumi pertama dari (Gunung Padang) (Gbr 2.3) yang tinggi
serangkaian gempa bumi besar yang terjadi totalnya 104 m. Artinya tinggi tsunami
pada bagian segmen Sumatera di sesar mencapai 30 meteran. Laporan itu juga
megathrust Sunda. Gempa ini memicu menyebutkan bahwa Bukit Appenberg
gelombang tsunami yang menyebabkan tersebut memecahkan gelombang tsunami.
kerusakan parah di Kota Padang. Kapal-kapal Laporan lain menyebutkan bahwa ketika
Inggris seberat 150-200 ton didorong hingga tsunami tinggi air laut mencapai sekitar 50
sejauh 1 km ke pedalaman Batang Arau. kaki di atas normal. Di Padang, gelombang
Semua laporan dari gempa dan tsunami ”pasang-surut” tsunami membuat dasar
tahun 1797 terfokus pada akibat tsunami sungai terlihat kering dan meninggalkan
di wilayah muara sungai sampai pelabuhan banyak ikan mati . Semua perahu di sungai
(Muaro Padang). Ini tidak berarti bahwa berpindah ke atas tanah kering. Ada kapal
limpasan tsunami hanya terlihat di wilayah ini. besi dari Inggris seberat 150 -200 ton yang
Walaupun dilaporkan kerusakan di Padang ditambatkan ke sebuah pohon di dekat
cukup parah tapi yang meninggal hanya dua muara sungai terbawa gelombang tsunami
orang. sampai 0.75 mil ke arah hulu dan kemudian
Guncangan: Lama guncangan yang terdampar ke daerah Pasar Burung.
terasa di Padang berlangsung satu menit. Kapal ini merusak beberapa rumah
Laporan du Puy [1845] mengindikasikan saat terhanyut. Semua rumah di tepi laut
bahwa gempa ini adalah yang terkuat dikabarkan tenggelam oleh air bah.
dalam ingatan penduduk Padang waktu Di Air Manis, di sebuah kampung kecil
itu. Namun laporan lain dari du Puy tahun di tepi pantai sebelah barat bukit Apenberg
1847 menyebutkan bahwa ada gempa yang (Gunung Padang), tinggi tsunami cukup
lebih kuat yang terjadi 40 tahun sebelumnya untuk menenggelamkan orang yang
(~1757). Banyak rumah yang ambruk. Di berusaha memanjat pohon-pohon untuk
permukaan tanah muncul banyak rekahan menghindar. Pohon-pohon ini kemungkinan
dengan bukaan 3 – 4 inci. sekitar 4-5 meter untuk dapat menahan
Tsunami: Cerita tutur yang masih beban rata-rata orang dewasa. Fakta bahwa
tersimpan dalam ingatakan masyarakat glombang tsunami bisa membawa kapal
mengatakan, beberapa orang yang berusaha besi Inggris seberat 150-200 ton artinya
memanjat pohon untuk menghindari tsunami bahwa tinggi tsunami (=”flow depth”)
di Air Manis keesokan harinya ditemukan paling tidak 5 meteran mengingat tinggi
sudah menjadi mayat di atas pohon. Seluruh pinggiran sungai sekitar 2 meter dan ”draft”
kota terendam air dan beberapa rumah bawah kapal mungkin sekitar 3 meteran.
dilaporkan hanyut terbawa gelombang. Jadi dari dua catatan kejadian ini dapat
Di Padang dilaporkan tsunaminya juga disimpulkan bahwa tinggi gelombang
menggenangi ”seluruh” kota. Orang tsunami diperkirakan sekitar 5 meteran.
102 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

Laporan lain ada yang menyebutkan bahwa menyebabkan kerusakan parah di Maladewa,
tinggi gelombang sekitar 30 meter di tepi Sri Lanka, dan Seychelles. Selain itu, tsunami
bukit Apenberg dan sekitar 50 kaki (15 juga dilaporkan mencapai Australia bagian
m) di tempat lainnya di sepanjang pantai. utara, Teluk Benggala, dan Thailand meskipun
Jika cerita ini benar maka seharusnya dalam intensitas kecil. Besarnya gempa
tsunami sebesar ini menghancurkan ini telah diestimasi dengan menggunakan
seluruh perumahan penduduk di Padang catatan pengangkatan microatoll karang.
dan menyebabkan kematian yang lebih Namun bencana ini tidak terdokumentasi
banyak lagi. Perkiraan yang dapat dipercaya dengan lengkap sehingga tidak diketahui
adalah bahwa tinggi maksimum gelombang dengan pasti dampak dan korbannya.
tsunami, kurang lebih setinggi 5 sampai Sebelumnya pada tahun 1797, juga terjadi
10 meter. Getaran gempa di Padang gempa bumi berkekuatan 8,5 sampai 8,7
berlangsung selama satu menit, laporan Skala Richter yang juga menimbulkan
pada tahun 1845 dan 1847 menyebutkan tsunami di pesisir Sumatera Barat.
bahwa gempa ini adalah gempa terkuat
yang tercatat dalam memori penduduk B e r i ku t a d a l a h p e n u t u ra n d a r i J . C .
Padang, atau gempa terkuat selama empat Boelhauwer seorang komandan militer
puluh tahun. Belanda di Pariaman (J.C. Boelhouwer,
Gempa pada 1 Oktober 1822 Herinneringen van mijn verblijf op Sumatra
Gempa di Sumatera Barat,di Padang terasa Westkust gedurende jaren 1831-1834
3 kali goncangan keras, terdengar suara (Kenangan-kenangan di Sumatra Barat
gemuruh di bawah tanah antara Gunung dalam tahun-tahun 1831-1834)) (1841)
Talang dan Gunung Merapi. Meski tidak ada …di akhir November 1833, terjadi gempa
laporan secara rinci ,namun gempabumi ini besar yang menggoncang daerah Pariaman
dilaporkan menimbulkan kerusakan parah dan Padang. “Pada malam harinya kami
dan korban jiwa cukup banyak. mengalami ketakutan hebat yang membuat
kami khawatir akan hidup kami. Bahkan orang
Gempa bumi Sumatera 1833 pribumi yang paling tua pun tidak pernah
Gempa bumi Sumatera 1833 adalah gempa mengingat hal seperti itu pernah terjadi”,
bumi yang terjadi pada 25 November 1833 demikian tulis J.C.
di lepas pantai barat Sumatera sekitar pukul Boelhauwer , “Saya dan orang lain tidak
22.00 WIB dengan perkiraan kekuatan dapat tinggal lebih lama di dalam rumah dan
8,8 sampai 9,2 Mw. Gempa ini disebabkan bahkan kami tidak dapat berdiri di halaman.
pecahnya segmen palung Sumatera Seluruh alam terasa dalam huruhara,
sepanjang 1.000 km di tenggara area ini segala sesuatunya terguncang dan jatuh
mengalami hal yang sama pada Gempa berpecahan. Tidak ada satupun di atas meja
bumi Samudra Hindia 2004. Gempa ini atau kursi yang tetap tinggal pada tempatnya.
kemudian memicu terjadinya tsunami yang Di beberapa tempat tanah terbelah selebar
menerjang pesisir barat Sumatera dengan dua kaki atau lebih. Laut bergolak dan terus
wilayah terdekat dari pusat gempa adalah bergolak makin dahsyat. Tidak ada perahu di
Pariaman hingga Bengkulu. Tsunami juga pelabuhan Pariaman yang tetap tertambat di
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 103

dermaga. Semuanya terhanyut jauh dan esok merusakkan wilayah Bengkulu, Pulau Cinco,
paginya kami menemukan perahu-perahu Indrapura, Padang, dan Pariaman. Laporan
itu terpencar dimana-mana. Beberapa hari menyebutkan tidak ada korban meninggal
kemudian, masih terasa beberapa gempa di Bengkulu dan hanya satu orang yang
lagi, walau dengan goncangan yang lebih meninggal di Padang.
kecil. Di Padang sejumlah rumah batu, Guncangan: Guncangan sangat kuat
termasuk gereja, rusak parah. Gereja malah tersasa di wilayah sepanjang pantai dari
tak bisa dipakai lagi. Dalam perjalanan saya Bengkulu sampai Pariaman dan juga di
ke Padang, saya menemukan beberapa parit Pulau-pulau Pagai. Di Pariaman goncangan
perlindungan yang rusak berat di pantai”.. sangat kuat sehingga tidak ada orang yang
“Di Bengkulu, sebagaimana kami dengar bisa berdiri. Kerusakan besar terjadi di
kemudian, seluruh dermaga hancur, kecuali Padang dan Bengkulu, tapi yang lebih parah
kantor bea cukai.” adalah di Bengkulu, dimana seluruh struktur
Tampaknya gempa yang terjadi pada bangunan rusak berat. Benteng dan menara
waktu itu, yang juga menimbulkan tsunami, mengalami kerusakan berat sehingga harus
tidak kurang dahsyatnya dari yang terjadi di hancurkan total. Di Padang, rumah-rumah
minggu lalu. Sebelum itu, waktu Boelhauwer kayu tidak rusak tapi banyak rumah tembok
belum lama berada di Sumatra Barat, telah rusak berat. Di bagian Sumatra bagian timur
terjadi pula gempa. kerusakan bangunan dilaporkan sampai ke
“Pada suatu malam ketika saya bertamu Kota Palembang. Rekahan tanah selebar
di rumah seorang pejabat Belanda di Padang 2 kaki dijumpai di Pariaman, dan juga
terasalah gempa yang menyebabkan seorang banyak retakan-retakan tanah di sepanjang
nona yang duduk di atas bangku-bangku akan pantai antara Pariaman dan Padang dan di
meluncur ke bahagian lain seandainya tidak pinggiran sungai di Padang.
lekas dipegang oleh beberapa pemuda. Ada Ts u n a m i : Ts u n a m i di Pa d a n g
yang cepat memegang lampu dan ada yang mengakibatkan banyak kapal yang terbawa
memegang gelas-gelas di atas meja. Gempa hanyut bersama jangkar yang ditambatkan,
itu berulang beberapa kali. Itulah gempa dan sebagian hilang. Di pantai hempasan
yang pertama kali saya alami, seolah-olah kita tsunami mencapai ketinggian 3-4 meter.
dibuaikan. Kata orang yang telah mengalami Peta kuno Kota Padang pada tahun 1828
gempa, gempa kali ini adalah musuh yang kuat memperlihatkan perumahan yang masih
selama saya berada di Sumatra”, demikian tulis sedikit di sepanjang pantai, dan pusat
Boelhouwer (ibid.). kota masih berada di wilayah bagian utara
Gempa pada 26 Agustus 1835 sungai, sampai sekitar 1 kilometer ke arah
Gempa terjadi di Padang. Dampaknya darat. Dermaga dan bangunan pelabuhan
berupa kerusakan ringan dan retakan pada di Bengkulu tersapu tsunami, dan beberapa
bangunan di Padang. Guncangan gempa kapal terhempas ke darat. Di Pariaman,
terasa berlangsung sampai 5 menit di dilaporkan tsunami didahului oleh surutnya
Bengkulu dan sekitar 3 menit di Padang. air laut. Gelombang menghempaskan kapal-
Guncangan terasa sampai sejauh Singapura kapal dari tempat tambatannya ke samping
dan Jawa. Terjadi tsunami besar yang kiri dan kanan. Di Pulau Cinco, gelombang
104 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

Gambar. 2.30. Peta Kota


Padang dari tahun 1781 –
2005 digambar kembali dari
arsip peta kuno [diambil dari
Natawidjaja et al., 2006].
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 105

tsunami menyapu ke darat menyapu melewati dam alam di pinggiran sungai


beberapa rumah dan orang. Di Indrapura, di seperti halnya tsunami yang terjadi pada
utara Kota Bengkulu, tsunami yang dahsyat tahun 1797. Meskipun demikian catatan
menerjang daratan membanjari daratan sejarah menunjukkan bahwa gelombang
rendah. Ada satu kampung yang tersapu laut mencapai ketinggian 3-4 meter di
bersih oleh tsunami. Satu orang ibu beserta pantai Padang, yang tentunya cukup untuk
anaknya terbawa tsunami dan hilang, tapi menyapu wilayah pantai sampai beberapa
banyak orang yang bisa menyelamatkan diri ratus meter ke darat. Tapi kelihatannya tidak
dengan memanjat pohon dan kemudian melanda banyak perumahan yang masih
menunggu sampai pagi. Tsunami yang sampai jarang seperti terlihat di peta tahun 1828
ke Pulau Seychelles yang berada sekitar 5000
km dari pantai barat Sumatra di lautan Hindia Berikut adalah catatan dari seorang pejabat
tingginya sama seperti yang terjadi pada Belanda terkait gempa 1847:
waktu tsunami Aceh-Andaman tahun 2004.
Dua gunung api, Marapi dan Kerinci, Dari [du Puy, 1847], hlm 156-158.Diterjemahkan
memperlihatkan kenaikan aktifitas setelah oleh Maarten Schmitt, Caltech Untuk para
gempa. Runtuhnya dam alam di puncak editor Journal of Dutch (East) Hindia.
Gunung Kaba menyebabkan banjir di lembah- Seorang teman dan kekasih dari ilmu-
lembah di lereng sebelah tenggaranya. Banjir ilmu telah memungkinkan saya untuk
bandang ini menyebabkan hilangnya 90 berkomunikasi berikut: pengamatan gempa
orang penduduk. Satu kampung tenggelam bumi besar, jatuh dalam interval waktu antara
karena banjir dengan kedalamannya pengamatan Mr. du Puij.
mencapai 20 kaki (~6 meter) dan kemudian
meninggalkan timbunan Lumpur sedalam 7 Dr. A.F.W. Stumpff
kaki (2 meter lebih). Pada tanggal 24 November 1833, sekitar
Lamanya goncangan dari gempa dan 20:00 guncangan gempa berosilasi terasa
luas cakupan serta hebatnya kerusakan yang di Padang, di pantai barat Sumatera, yang
ditimbulkan mengindikasikan bahwa sumber pada awalnya tidak dianggap serius; segera,
gempa sangat besar. Fakta bahwa kerusakan guncangan terjadi dengan begitu keras
lebih parah terjadi di Bengkulu daripada di bahwa semua orang pergi ke luar, mereka
Padang adalah indikasi yang kuat bahwa takut menjadi korban runtuhnya bangunan.
sumber gempa lebih dekat ke Bengkulu, Di luar, bumi bergetar, orangorang melihat
artinya berbeda di bawah Kep.Pagai dalam terang bulan pohon-pohon bergerak,
tapi tidak sampai ke Siberut (pulau yang tanah membelah dan air menggelegak
berhadapan dengan Padang). Kerusakan dengan kekuatan besar, sementara air
akibat tsunami juga dilaporkan lebih besar/ sungai seakan mau meluap. Gelombang
parah yang terjadi di Bengkulu – Indrapura laut terjadi sangat aktif, orang-orang merasa
daripada di Padang. Memang dilaporkan takut dan kawatir bahwa gelombang pasang
bahwa kapal-kapal di Pariaman terlepas dari akan menghempas daratan seperti pernah
tambatannya, tapi deskripsinya menunjukan terjadi dalam peristiwa alam serupa di akhir
bahwa gelombang airlaut tidak sampai abad terakhir. Situasi ini berlangsung agak
106 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

lebih tiga menit. Seluruh penduduk Padang namun air laut menerjang daratan dan
berlari menjauhi tempat tinggal mereka yang membawa hanytu rumah dan penduduknya.
berada di sepanjang sungai dan mencoba Di Indrapoera ada juga beberapa
untuk mencapai daerah dataran yang lebih kerusakan yang disebabkan oleh laut dan
tinggi di dalam kota. beberapa orang meninggal. Pada Benkoelen
Selama bulan Agustus, September dan [Bengkulu], semua bangunan mengalami
Oktober beberapa orang telah mengamati banyak kerusakan, begitu banyak sehingga
terjadinya panas dan kelembaban yang menara dan benteng harus dirobohkan;
ekstrim; pada tanggal 24 November situasi dermaga dengan bangunan penyimpanan
alam ditandai oleh keheningan yang dan kantor pabean dihanyutkan gelombang
mendalam, tidak ada yang memperhatikan, laut, dua kapal milik pemerintah dan
namun tiba-tiba terjadi gerakan mengerikan beberapa kapal swasta lainnya dihempaskan
yang diikuti dengan akibat yang luar biasa. di pantai, namun tidak ada orang meninggal
Segala sesuatu yang berada di dalam rumah di sana. Guncangan terasa jauh ke laut.
digulingkan, terutama rumah dari batu Kapten ‘Mercury’ mengatakan bahwa di
yang mengalami kehancuran besar dengan dekat pulaupulau Pagai, ratusan mil lepas
robohnya dinding dan runtuhnya pilar batu. pantai, ia mengalami guncangan seakan
Di laut ada juga banyak keributan. Kapal- kapalnya menghantam tebing.
kapal di pelabuhan Padang terlempar dari Para ahli mengasumsikan bahwa gempa
jangkanya, beberapa di antaranya hilang. ini pindah dari tenggara ke timur laut.
Terjadi gemuruh di dalam tanah Gelombang pertama yang merupakan
m e n d a h u l u i g e ra ka n t a n a h , d i m a n a gelombang terkuat terjadi besamaan
lumpur dan asap belerang muncul dari dengan naiknya air pasang purnama, tiga
rekahan tanah. Beberapa jam sebelum hari sebelum bulan purnama. Atmosfer dan
kejutan pertama, salah satu yang terlihat cuaca tampaknya tidak banyak terpengaruh
di sepanjang pantai adalah terdamparnya dan stasiun cuaca melihat tidak adanya
ikan dalam jumlah sangat besar dan pada perubahan. Pada malam dan hari berikutnya
hari berikutnya banyak ikan mati yang terjadi guncangan dengan kekuatan
diamati di lokasi yang sama. yang bervariasi dan terjadi hingga akhir
Ada catatan bahwa gunung Merapi di November.
Kabupaten Agam yang biasanya aktiv terlihat Berikut adalah penuturan lain dari saksi
diam selama gempabumi berlangsung mata:
dimana sebelumnya gunung itu banyak Padang. Severe quakes, lasting 3 minutes,
mengeluarkan debu volkanik dan erupsi which reocurred over the following days.
volkanik. Setelah gerakan gempabumi Direction SSW-NNE. Apart from the damage
y a n g p e rt a m a b e b e ra p a p e n g a m at to buildings, cracks also appeared in the
mendengarkan suara letusan besar yang earth, from which water and “sulfurous
terdengar hingga ke kota Padang yang steam” arose. Each quake was accompanied
berjarak 90 km. by a subterranean crashing noise. A tidal
Di beberapa lokasi dan tempat lain, wave that broke here did considerable
kerusakan tidak terjadi demikian parah, damage.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 107

Indrapura and Pulu Tjingko [Cinco tiba surut dan kemudian kembali dalam
island]. Severe shaking. The damage caused bentuk gelombang pasang yang kuat, yang
here by the tidal wave was significant, and merobek banyak kapal dari jangkarnya.
people also lost their lives. From the Gunung Getaran gempa terjadi terus selama
Singalang (volcano) people heard a loud beberapa hari.
boom, which, as at the Merapi volcano (which Di Provinsi Rau, Divisi Lubuk Sikaping,
was initially blamed for the explosion), was pada saat gempa terjadi, penduduk yang
followed by an eruption. diartikan sebagai pemberontak oleh
Priaman. The most intense quakes. Cracks penjajah Belanda menyerang Benteng
of two or more feet in breadth appeared Amerongen secara mendadak karena
in the earth. The sea drew back and then mereka menafsirkan getaran gempa tersebut
returned in the form of a powerful tidal sebagai pertanda baik untuk saatnya
wave, which tore numerous ships from their menyerang penjajah.
anchors. The shaking continued for many Cat at a n s e o ra n g p e d a g a n g a s a l
days. Pariaman,Sumatera Barat
Province of Rau, Division of Lubuk Muhammad Saleh Datuak Urang Kayo Basa,
Sikaping. The Amerongen Fort was forcibly Riwajat hidoep dan perasaian saja (huruf
attacked by rebellious natives during the time Jawi) (1914).
of the earthquake itself; they interpreted the Pedagang terkaya Pariaman pada abad
shaking as a good sign. ke-19 yang kapal-kapal dagangnya berlayar
sampai ke Susoh, dalam momoirnya, menulis
Gempa hebat terjadi di Padang yang bahwa di bulan Februari 1861 terjadi lagi
berlangsung selama 3 menit, dan terulang gempa hebat, dengan episentrum di sekitar
terus selama hari-hari berikutnya. Arah pulau Nias, yang juga menimbulkan tsunami:
guncangan dari tenggara menuju timur “…pasar Singkil tenggelam, terbenam karena
laut. Selain kerusakan bangunan, retakan gelora naik yang disertai dengan gempa
juga muncul di tanah, dimana air dan “uap bumi. Di laut dekat Tarumun [Trumon, Aceh
belerang” muncul. Setiap gempa disertai Barat—Suryadi] Gosong Djawi-djawi…[yang]
dengan suara gemuruh dari dalam tanah. penuh ditanami orang nyiur kini hilang
Gelombang pasang tsunami yang terjadi lindang dengan tidak meninggalkan kesan”,
menimbulkan kerusakan besar. demikian ditulis oleh . Salleh menceritakan
Di Indrapura dan Pulu Tjingko terjadi bahwa banyak orang di Singkil dan daerah
gempa besar. Kerusakan yang disebabkan sekitarnya mengungsi ke Ujung Bawang.
oleh gelombang pasang sangat hebat, Makam Syekh Daud Sunur, pengarang
dengan korban jiwa yang juga besar. Dari SyairSunuryang terkenal, di dekat pasar
gunung berapi Singalang orang mendengar Singkil juga habis disapu tsunami.
ledakan keras, demikian juga terjadi di Gempa pada 5 Juli 1904
Gunung Merapi yang awalnya berupa suara Lokasi gempa di Siri Sori, Sumatera Barat.
ledakan, yang kemudian diikuti oleh erupsi. Akibat gempa ini terjadi tsunami di Pantai
Di Pariaman gempa yang terjadi sangat Siri Sori. Tidak ada laporan korban.
kuat. Terjadi rekahan lebar. Air laut tiba-
108 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

SEARAH JARUM JAM DARI KIRI ATAS


Gambar 2.31 Hotel Ambacang Pasca Gempa
September 2009

Gambar 2.32 The Axana Hotel (sebelumnya


Hotel Ambacang) terletak di Jl. Bundo
Kandung, dibangun di atas reruntuhan Hotel
Ambacang yang hancur karena gempa bumi
30 September 2009

Gambar 2.33 Salah satu gedung pemerintahan


yang ambruk di Padang

2.34 Masjid di Komplek Gubernur Sumbar di


Jl. Jenderal Sudirman, tidak diperbaiki sebagai
bukti dampak gempa bumi 30 September 2006
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 109

KANAN
Gambar 2.35 Gedung Joang terletak di Jl. Samodera, Kota Padang yang terdiri dari 2
lantai, konstruksi lantai dasar hancur akibat gempa bumi, hingga kini tidak diperbaiki

TENGAH
Gambar 2.36 Gedung pertokoan di Simpang Haru Padang ambruk

KANAN
Gambar 2.37 Salah satu bangunan di Jl K. Sulaiman Padang
Kerugian terbesar dialami akibat kerusakan bangunan dan perumahan milik
masyarakat yang mencapai 74 persen dari total Rp21,58 triliun. Boleh dikatakan
hampir semua bangunan teknik sipil terletak diatas muka tanah, seperti bangunan
gedung, menara, bendungan, prasarana transportasi dan bangunan kuno warisan
budaya luluh lantak dari akibat goncangan gempa yang disebutkan di atas.

Gempa pada 28 Juni 1926 Gempa pada 9 Juni 1943


Lokasi gempa berpusat di Padang Panjang. Lokasi gempa di Singkarak dengan kekuatan:
Kekuatan 7,6 SR. Dampaknya, lebih dari 7,2 SR tujuh jam kemudian 7,5 SR. Skala 7.5
354 orang meninggal dunia. Gempa adalah gempa bumi terbesar yang terjadi
menimbulkan bencana di sekitar Danau di patahan Sumatera sejak akhir abad 19.
Singkarak, Bukit Tinggi, Danau Maninjau, Terjadi pensesaran sepanjang 60 km antara
Padang Panjang, Kabupaten Solok, Sawah Danau Singkarak – Danau Diatas. Sesar
Lunto, dan Alahan Panjang. Gempa susulan normal mencapai 2 meter. Jalan bergeser
mengakibatkan kerusakan pada sebagian dekat Salayo sepanjang 2 – 3 meter.
Danau Singkarak. Di Kab. Agam (Bukit
Tinggi-Bonjol) 472 rumah roboh di 25 Gempa pada 8 Maret 1977
lokasi, 57 orang tewas, 16 orang luka berat. Lokasi gempa di Pasaman. Dampaknya,
Di Padang Panjang sebanyak 2.383 rumah menimbulkan kerusakan 737 rumah, 1 pasar,
roboh, 247 orang tewas. Terjadi rekahan 7 sekolah, 8 mesjid dan 3 kantor di Sinurat.
tanah di Padang Panjang, Kubu Krambil dan Di Talu, 245 rumah, 3 rumah dan 8 mesjid
Simabur. rusak. Retakan tanah antara 5 – 75 meter.
110 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

ATAS
Gambar 2.38 Peta Kejadian Gempa
yang merusak di Sumatera bara

BAWAH
Gambar 2.39 Peta Dampak gempa di
Sumatera Barat
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 111

ATAS
Gambar 2.40 Peta Kejadian gempa
merusak di Provinsi Jambi

BAWAH
Gambar 2.41 Peta Dampak gempa di
Provinsi Jambi
112 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

Gempa pada 13 November 1981 Rajo, Nagari Pitala, Paninggahan, Kec.


Lokasi gempa di Padang dengan skala 5,4 Batipuh, Kab. Tanah Datar. Terjadi longsoran
SR. Akibatnya, timbul retakan dinding, lemari di Gunung Rajo, Paninjauan. Terjadi retakan
bergeser dan kaca jendela pecah di Padang jalan antara Gunung Rajo – Padang. Getaran
dan Painan. gempa terasa kuat di Padang, Pariaman,
Padang Panjang, Bukittinggi, Solok, Sawah
Gempa pada 2 Juli 1991 Lunto, Sijunjung, Agam, dan Batusangkar.
Lokasi gempa di Padang dengan skala 6,1
SR. Terjadi kerusakan ringan bangunan di Gempa pada Februari 2004
Padang. Getaran terasa di Padang Panjang Lokasi: Pessel. Terjadi pada kedalaman
hingga Singapura. 43 KM. Sebanyak 1 orang meninggal, 1
orang luka berat, 5 orang luka ringan, 151
Gempa pada 7 Oktober 1995 bangunan & rumah rusak di Kab. Pesisir
Lokasi gempa di Kerinci (Sungai Penuh) Selatan. 3 rumah roboh di Kec. Sutra.
dengan skala 7 SR. Dampaknya, 84 orang Getaran terasa kuat di kota Padang hingga
tewas, 558 orang luka berat dan 1.310 orang Painan. Wilayah yang mengalami kerusakan:
luka ringan. 7.137 rumah, transportasi, irigasi, Kampung Gunung Pauh, Kampung Taratak
tempat ibadah, pasar dan pertokoan rusak. Paneh, Kenagarian Amping Parak, Kec.
Liquefaction di desa Penawar, Kec. Sitinjau Sutra; Nagari Surantih, Nagari Tuik, Kec.
Laut. Retakan tanah di desa Sebukar, Koto Batang Kapas; Kampung Kapeh Panji, Kec.
Iman, Tanjung Tanah dan Kayu Aro. Longsoran Bayang; Kampung Ampang Pulai, Kec. Koto
di Kampung Benik selatan Danau kerinci. XI Tarusan, Kec. IV Jurai, Kec.Lengayang, Kec.
Ranah Pesisir & Kec. Linggo Sari Baganti
Gempa pada 25 Januari 2003
Lokasi gempa di Nagari Malalak. Terjadi Gempa pada 9 April 2004
pada kedalaman 12 KM. Kerusakan ringan Lokasi gempa di Pesisir Selatan dengan
sejumlah 80 bangunan di Lubuk Durian, skala 5,5 SR. Beberapa rumah penduduk
Damar, Simik Air, Jorong Paladangan retak-retak di perbatasan Kota Padang dan
Kanagarian Malalak, Kec. IV Koto, Kab. Agam, Kabupaten Pesisir Selatan.
berupa : lepasnya plesteran dinding, retakan
dinding & kolom. Gempa ini bersifat lokal. Gempa pada Maret 2007
Gempa tektonik lokal ini diawali tgl 20 s/d Lokasi: Padangpanjang. Kedalaman 10
25-01-2003. Getaran terasa di Kota Padang KM. Sebanyak 66 sekolah rusak. Selain
Panjang dan Malalak. itu sampai saat ini masih 55 orang yang
dirawat di RSU Padang Panjang dengan 4
Gempa pada Februari 2004 orang meninggal dunia
Lokasi: Tanahdatar. Terjadi pada kedalaman
33 KM. Sebanyak 6 orang meninggal, 10 Gempa pada 12 September 2007
orang luka-luka, 70 rumah rusak, listrik Kedalaman10 KM. Lokasi: Kepulaian
mati sekitar 30 menit di Kab. Tanah Datar. E n g g a n o. G e l o m b a n g p a s a n g y a n g
Kerusakan melanda desa Pitalak, Gunung kemudian membanjiri sedikitnya 300 rumah
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 113

penduduk dan bangunan di Pulau Pagai, orang. Sedangkan 135.448 rumah rusak
Kepulauan Mentawai sampai setinggi 1 berat, 65.380 rumah rusak sedang, & 78.604
meter, 21 tewas. rumah rusak ringan.
Provinsi Sumatera Barat berada di
Gempa pada 16 Agustus 2009 antara pertemuan dua lempeng benua
Gempabumi dengan skala 6,9 SR pada besar (lempeng Eurasia dan lempeng Indo-
kedalaman 32 km, berada di darat, di Pulau Australia) dan patahan (sesar) Semangko.
Siberut bagian selatan, Provinsi Sumatra Di dekat pertemuan lempeng terdapat
Barat. Gempa ini menyebabkan setidaknya patahan Mentawai. Ketiganya merupakan
7 orang luka-luka. Getaran sangat keras daerah seismik aktif. Menurut catatan ahli
dirasakan di Padang. gempa wilayah Sumatera Barat memiliki
siklus 200 tahunan gempa besar yang pada
Gempa pada 30 September 2009 awal abad ke-21 telah memasuki masa
Lokasi gempa dekat dengan Padang berulangnya siklus.
Pariaman dengan skala 7,6 SR. Sejauh ini,
informasi menyebutkan dampak gempa Bencana terjadi sebagai akibat dua gempa
telah menelan korban 75 orang tewas, yang terjadi kurang dari 24 jam pada lokasi
ribuan rumah rusak. Gedung perkantoran, yang relatif berdekatan. Pada hari Rabu 30
mal dan hotel juga banyak yang rusak. September 2009 terjadi gempa berkekuatan
Getaran gempa terasa hingga ke Malaysia 7,6 pada Skala Richter dengan pusat gempa
dan Singapura. (episentrum) 57 km di barat daya Kota
Pariaman (00,84 LS 99,65 BT) pada kedalaman
Gempa Bumi Sumatera Barat 2009 (hiposentrum) 71 km. Pada hari Kamis 1
Gempa Bumi Sumatera Barat 2009 terjadi Oktober 2009 terjadi lagi gempa kedua
dengan kekuatan 7,6 Skala Richter di lepas dengan kekuatan 6,8 Skala Richter, kali ini
pantai Sumatera Barat pada pukul 17:16:10 berpusat di 46 km tenggara Kota Sungaipenuh
WIB tanggal 30 pada pukul 08.52 WIB dengan kedalaman
September 2009. Gempa ini terjadi di 24 km. Setelah kedua gempa ini terjadi
lepas pantai Sumatera, sekitar 50 km barat rangkaian gempa susulan yang lebih lemah.
lautKota Padang. Gempa menyebabkan Gempa pertama terjadi pada daerah patahan
kerusakan parah di beberapa wilayah di Mentawai (di bawah laut) sementara gempa
Sumatera Barat seperti Kabupaten Padang kedua terjadi pada patahan Semangko di
Pariaman, Kota Padang, Kabupaten Pesisir daratan. Getaran gempa pertama dilaporkan
Selatan, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, terasa kuat di seluruh wilayah Sumatera
Kota Padangpanjang, Kabupaten Agam, Barat, terutama di pesisir. Keguncangan juga
Kota Solok, dan Kabupaten Pasaman Barat. dilaporkan dari Pematang Siantar, Medan,
Menurut data Satkorlak PB, sebanyak 1.117 Kuala Lumpur, Bandar Seri Begawan, Lembah
orang tewas akibat gempa ini yang tersebar Klang, Jabodetabek, Jakarta, Singapura,
di 3 kota & 4 kabupaten di Sumatera Barat, Pekanbaru, Jambi, Pulau Batam , Palembang
korban luka berat mencapai 1.214 orang, dan Bengkulu. Dilaporkan bahwa pengelolaan
luka ringan 1.688 orang, korban hilang 1 sejumlah gedung bertingkat di Singapura
114 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

Gambar 2.42 Pusat gempa Bengkulu tahun


2007 (Sumber : Repro dari BMKG)

mengevakuasi stafnya. Kerusakan parah terjadi meningkat menjadi 6.234 jiwa. Pertolongan
di kabupaten-kabupaten pesisir Sumatera yang sangat dibutuhkan oleh korban gempa
Barat, bagian selatan Sumatera Utara serta terutama adalah kekurangan obat-obatan,
Kabupaten Kerinci (Jambi). Sementara Bandar air bersih, listrik, dan telekomunikasi, serta
Udara Internasional Minangkabau mengalami mengevakuasi korban lainnya.
kerusakan pada sebagian atap bandara Khususnya di kota Padang, kerusakan
(sepanjang 100 meter) yang terlihat hancur yang terjadi tidak hanya pada bangunan
dan sebagian jaringan listrik di bandara juga baru, tetapi juga terhadap bangunan kuno
terputus. Sempat ditutup dengan alasan yang memiliki nilai-nilai warisan budaya
keamanan, bandara dibuka kembali pada lama. Sebanyak 52 unit dari 74 unit Benda
tanggal 1 Oktober 2009. Cagar Budaya (BCB) di kawasan lama
Kerusakan rumah maupun kebakaran. Pondok Kota Padang rusak. Jika dinilai
Sejumlah hotel di Padang rusak, dan upaya dengan rupiah, maka kerusakan aset
untuk mencapai Padang cukup susah bersejarah itu mencapai miliaran rupiah.
akibat terputusnya komunikasi. Korban Untuk itu perlu suatu pengamatan di
tewas akibat gempa terus bertambah, lapangan untuk meneliti tingkat karakteristik
dikhawatirkan mencapai ribuan orang. bangunan kuno yang mengalami kerusakan
Namun, hingga tanggal 4 Oktober 2009, dan kehancuran itu. Umumnya bangunan
angka resmi yang dikeluarkan Badan kuno itu memiliki konstrusi bangunan dari
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahan kayu dan atau estetika pada pavilion.
adalah 603 orang korban tewas dan 343
orang dilaporkan hilang. Pada tanggal
13 Oktober 2009, angka korban tewas
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 115

SEJARAH GEMPA BUMI DI BENGKULU sebuah trauma yang terus menghantui


Kedudukan Bengkulu dan Jalur Gempa di alam lingkungan hidupnya. Tercatat dalam
Pulau Sumatera peristiwa gempa paling akhir yaitu tahun
Bengkulu yang terletak di bagian pantai 2000, 2003 dan 2007.
barat Pulau Sumatera, berada pada Gempa yang hebat pernah terjadi pada
garis lintang 2 16’- 5 31’ LS dan 101
0 0 0
tanggal 4 Juni 2000 adalah sebuah gempa
01’ - 103 046’ BT. Wilayah Bengkulu yang tektonik berkekuatan 7,3 skala richter
membujur dari Utara ke Selatan, di sebelah merupakan gempa terbesar selama 20 tahun
timur merupakan jajaran bukit Barisan dan terakhir. 2 Gempa besar itu mengingatkan
sebelah Barat menghadap Samudera Hindia. o ra n g , b a h w a d a e ra h i n i m e m i l i k i
Daerah Bengkulu termasuk jalur rawan pengalaman panjang berhubungan dengan
gempa, karena posisinya tepat berada pada bencana gempa. Mulai semenjak dicatatnya
lempeng Euresia, dan lempeng Australia peristiwa gempa oleh Belanda pada tanggal
yang selalu bergerak. 1 Gerakan kedua 3 November 1759 dengan kerusakan yang
lempeng tersebut menimbulkan dorongan relatif cukup besar terhadap rumah-rumah
terus menerus yang menyebabkan terjadinya penduduk dan gedung-gedung yang
akumulasi energi yang pada titik tertentu dibangun oleh Belanda. Tahun 1770 gempa
mengeluarkan kekuatannya dalam bentuk yang sama terulang kembali dengan kondisi
getaran yang disebut dengan gempa. yang tidak jauh berbeda dengan peristiwa
Gerakan kedua lempeng tersebut menjadi tahun 1756. Empat puluh tahun kemudian,
sumber gempa bumi di lepas Pantai Barat tepatnya tahun 1818 terjadi kembali gempa
Pulau Sumatera, termasuk disemua wilayah besar yang diikuti dengan tsunami. Setelah
Provinsi Bengkulu. gempa tahun 1818, gempa besar kembali
Mengingat posisi daerah ini berada mengguncang daerah itu dengan kekuatan
pada jalur lempeng yang selalu bergerak, 8,8 skala richter. Gempa besar itu terjadi
maka daerah ini menjadi salah satu kawasan tahun 1833 yang menelan korban cukup
episentrum (pusat) gempa bumi yang sering besar terutama terhadap bangunan yang
memicu gelombang tsunami. Diantara banyak mengalami kerusakan, mulai dari
daerah Bengkulu yang masuk pada jalur kerusakan ringan sampai kerusakan berat.
utama gempa adalah kota Bengkulu dan Gempa tahun 1833 ini merupakan 10
daerah Mukomuko. Peristiwa gempa yang peristiwa gempar besar yang terjadi pada
terjadi berturut-turut beberapa waktu yang abad 19.
lalu di Bengkulu kondisi yang paling parah Bengkulu sampai sekarang masih tetap
dialami yakni Mukomuko dibandingkan diguncang oleh gempa yang menelan
daerah lain di Bengkulu. Masyarakat yang korban tidak sedikit, mulai dari yang ringan
tinggal di wilayah Mukomuko karena sering sampai yang paling berat, baik korban luka-
mengalami kejadian gempa menjadikan luka, jiwa maupun harta benda. Peristiwa
gempa pada tanggal 15 Desember tahun
1Zusneli Zubir, Ancaman Gempa Menjadi Bagian
Hidup Orang Minangkabau: Tinjauan Perspektif 2 Yuni Ikawati, Bencana Alam: Pantau Tsunami
Sejarah, dalam Jurnal Suluah Volume 10 No. 12 Mentawai, dalam, Kompas, Jumat, 12 Septem-
Juni 2010, hal 1 ber 2007, hal. 14.
116 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

ATAS
Gambar 2.43. Peta pusat gempa yang terjadi
pada tanggal 10 April 2016 (Sumber: Repro
dari BMKG Bengkulu)

BAWAH
Gambar 2.44 Peta tumbukan dua lempeng
yang menjadi sumber gempa dan tsunami
di Sumatera, terutama di daerah Bengkulu
(Sumber: Repro dari BMKG Bengkulu)
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 117

1979 contohnya, 3 menelan korban sekitar instalasi air bersih, jalan dan jembatan,
106 orang meninggal, luka berat dan ringan saluran drainase, perkantoran pemerintahan,
serta banyak rumah penduduk, sarana sekolah, pasar dan rumah sakit mengalami
dan prasarana umum, seperti rumah sakit, kerusakan yang tidak sedikit.
jalan raya, sekolah, dan sarana vital lainnya Gempa besar berikutnya yang melanda
mengalami kerusakan, baik berat maupun Bengkulu dan daerah-daerah sekitarnya
ringan. Hal itu menimbulkan persoalan pada tanggal 30 September 2009. Gempa
bagi pemerintah dan masyarakat Bengkulu. ini berpusat di Samudera Hindia pada
Dampak yang ditimbulkan oleh gempa jarak 57 kilometer arah Barat Daya Kota
dahsyat itu, telah menimbulkan trauma dan Pariaman dengan kekuatan 7,6 Skala
kecemasan tersendiri dalam diri hampir Richter.4 Melihat dari ciri-ciri dari gempanya,
sebagian besar korban,  misalnya setelah maka disimpulkan bahwa gempa tersebut
beberapa bulan peristiwa tersebut, masih diklasifikasikan sebagai gempa bumi
banyaknya warga masyarakat yang takut aktivitas subduksi menengah yang terjadi
tinggal di dalam rumah dan memilih tinggal pada litosfer dekat dengan bidang kontak
dalam tenda-tenda darurat. Di samping itu, antar lempeng Indoaustralia dan Euresia.
trauma yang cukup membekas justru dialami Peristiwa Gempa Bengkulu
oleh anak-anak. Ini bisa dilihat saat terjadi Pada 4 Juni 2000, gempa tektonik
gempa susulan, banyak anak-anak berlarian berkekuatan 7,3 skala richter telah
keluar rumah sambil menangis histeris. mengguncang Bengkulu. Gempa itu
Peristiwa gempa seperti yang pernah merupakan gempa terbesar selama 20
terjadi di daerah Mukomuko memporak- tahun terakhir, yaitu sejak gempa tahun
porandakan bangunan, aktivitas kehidupan 1979. Apalagi gempa ini diikuti beberapa
masyarakat. Tercatat Mukomuko setelah gempa susulan. Pusat gempa terletak 4.7 LS
gempa tahun 2000, pada tahun 2003 dan 102 BT, sekitar 100 km barat daya kota
kembali diguncang gempa. Gempa berulang Bengkulu dan 33 km di bawah permukaan
pada tanggal 12 September 2007. Gempa laut. Gempa tersebut telah mengakibatkan
tahun 2007 dapat dikatakan merupakan 88 orang meninggal dunia, 959 terluka,
gempa terbesar ke-3 dalam beberapa 2.207 luka ringan. Kerusakan sarana dan
dekade terakhir yang pernah melanda prasarana seperti instalasi air bersih, jalan
Bengkulu. Gempa pada tahun 2007 berpusat dan jembatan, saluran drainase, gedung
4.7 LS dan 102 BT, sekitar 100 km barat perkantoran pemerintah, sekolah, pasar dan
daya kota Bengkulu dan 33 km di bawah rumah sakit di Kabupaten Bengkulu Selatan,
permukaan laut. Akibat gempa itu menelan Kodya Bengkulu, Kabupaten Bengkulu
korban sebanyak 88 orang meninggal Utara dan Kabupaten Rejang Lebong,
dunia, 959 terluka, 2.207 luka ringan. Begitu mengalami kerusakan mulai dari yang
pula dengan sarana dan prasarana seperti ringan sampai berat. Kemudian gempa besar
berikutnya terjadi pada tahun 2003, dengan
3 G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin (Editor),
4 Drs. Danang Wintoro Jati, Dipl. UM, MUP, Sejar-
Jejak Langkah Pak Harto 29 Maret 1978 – 11
ah Bencana Gempa di Sumatera Barat, (Padang :
Maret 1983, (Jakarta: PT. Citra Kharisma Bunda).
Laporan. 2016). hal. 13.
hal. 236.
118 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

kekuatan 5,2 Skala Richter. Gempa ini meskipun kemudian dibatalkan. 5 Pusat
tidak menimbulkan korban atau kerusakan gempa tersebut dapat dilihat pada peta
terhadap berbagai fasilitas yang ada di gempa berikut:
Bengkulu. Dalam tahun 2003, daerah ini Gempa berikutnya terjadi tahun 2009,
sudah diguncang gempa sebanyak 819 kali. disusul tahun 2010, dan tahun 2015.
Ini semakin membuktikan, bahwa daerah Gempa bumi yang terjadi pada hari Sabtu,
ini memang merupakan Bengkulu sebagai tanggal 15 Agustus  2015 jam 15:19:32 WIB.
wilayah gempa. Menurut informasi dari Badan Metereologi,
Pada Maret 2006 juga terjadi gempa Klematologi dan Geofisika (BMKG), pusat
dengan kekuatan 5,1 Skala Richter. Gempa gempa bumi yang terjadi pada tanggal 15
ini hanya menimbulkan kepanikan, dan Agustus tersebut berada pada koordinat
tidak ada korban jiwa maupun kerusakan 3,77° LS dan 101,75°BT, dengan magnituda
prasarana umum. Peristiwa gempa bumi besar 5,2 SR pada kedalaman 18 km, berjarak 62
yang terjadi secara berturut-turut di wilayah km Barat daya Bengkulu Utara. Sedangkan
Bengkulu mulai dari tahun 2000, kemudian menurut GFZ, Jerman, pusat gempa bumi
gempa yang lebih besar pada tahun 2007 berada pada koordinat 3,73° LS dan
dengan kekuatan getaran 8,4 skala richter 101,80° BT, dengan magnituda 5,3 Mw pada
berpusat (epicentrum) di daerah Mentawai. kedalaman 63 km.6
Gempa terjadi pada tanggal 12 September Gempa bumi yang terkini di Bengkulu
2007 pukul 18.10 WIB. Pusat gempa terletak terjadi pada hari minggu, tanggal 10 April
kira-kira 10 km di bawah tanah, sekitar 105 2016. Berdasarkan informasi dari BMKG
km lepas pantai Sumatra, atau sekitar 600 km kejadian gempa bumi tersebut terjadi pada
dari ibukota Jakarta. Gempa ini diikuti oleh pukul 09:14:34 WIB, pusat gempa bumi
serangkaian gempa susulan, yang berkekuatan berada di Samudera Hindia pada koordinat
sekitar 5 through 6 Mw pada patahan yang 4,37° LS dan 102,07° BT dengan magnitudo
sama. Gempa utama tersebut juga disusul 5,8 SR (Skala Richter) pada kedalaman 61
dengan gelombang pasang yang kemudian km, berjarak sekitar 67 km barat daya Kota
membanjiri sedikitnya 300 rumah penduduk Bengkulu. Menurut USGS, pusat gempa bumi
dan bangunan publik di Pulau Pagai. berada di Samudera Hindia pada koordinat
Rata-rata air di Kepulauan Mentawai naik 4,144° LS dan 102,269° BT dengan magnitudo
sampai setinggi 1 meter. Kemudian gempa 5,7 Mw (moment magnitude) pada kedalaman
besar kedua terjadi dengan kekuatan 7.8 Mw, 55,3 km, berjarak sekitar 39 km selatan Kota
esok harinya pada tanggal 13 September Bengkulu.7 Kemudian pada tanggal 2 Juni
2007 di daerah Kepulauan Mentawai, 2.526° 2016, kembali lagi terjadi gempa yang relatif
LS 100.963° BT sekitar 188 km dari Padang,
5 http://news.okezone.com/
Sumatra Barat, di kedalaman 10 km. Gempa
amp/2007/09/12/1/46564/tahun-2000-
ini menimbulkan gelombang pasang di
bengkulu-pernah-digoyang-gempa-besar-yang-
Thailand dan menurut pengamatan ilmiah
menewaskan-85-orang.
lainnya di Samudra Hindia setelah gempa
kedua ini memicu peringatan tsunami, 6 Data BMKG Bengkulu 2015

7 Data BMKG Bengkulu 2016.


SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 119

lumayan besar. Sementara menurut informasi kejadian gempa yang menyebabkan


dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan kerusakan pada daerah-daerah yang sama
Geofisika (BMKG), gempa bumi berkekuatan seperti kejadian pada tahun 1756.
6,5 SR itu yang terjadi tanggal 2 Juni 2016 Kemudian tahun 1797 kembali tercatat
pukul 05.56 WIB dengan lokasi 2.29 LS,100.46 gempa besar yang terjadi di pantai Barat
BT pada 79 Km barat daya Pesisir Selatan, Pulau Sumatera dengan kekuatan 8,3 skala
Sumatera Barat. 8
richter. Gempa ini menimbulkan tsunami
Gempa yang terjadi secara berturut- di beberapa tempat, seperti Padang dan
turut di Bengkulu dalam rentang waktu yang Bengkulu, terutama daerah Mukomuko.
tidak terlalu lama, membuka kesadaran Sementara pusat gempa (Epicenter) berada
masyarakat Bengkulu, bahwa mereka berada di daerah sebelah Utara Pulau Siberut.
dalam ancaman gempa setiap saat. Pada Setelah 50 tahun kemudian sekitar tanggal
masa pemerintahan Hindia Belanda juga 24 November 1833,10 terjadi gempa yang
mencatat gempa Sumatera tahun 1756, lebih besar. Daerah-daerah yang berada
diduga berpusat di laut Samudera Hindia, sepanjang Pantai Barat Pulau Sumatera di
namun posisi pusat gempa tidak tersebut porak Porandakan, karena gempa tersebut
dengan jelas. Dugaan terhadap pusat diikuti oleh Tsunami. Beberapa daerah
gempa yang berada di Samudera Hindia mengalami kerusakan berat seperti Padang
itu, karena memang daerah ini berada pada dan Bengkulu, termasuk daerah Mukomuko.
lempeng Australia dan Euresia yang selalu Bahkan menurut laporan yang dibuat oleh
bergerak. Pemerintahan Hindia Belanda, getaran
Getaran yang ditimbulkan oleh gempa gempa itu juga menimbulkan kerusakan
pada masa itu menimbulkan kerusakan terhadap paling kurang delapan negara
relatif cukup berat, terutama rumah- yang berada di Samudra Hindia. Begitu
rumah penduduk yang terbuat dari beton, dahsyatnya getarannya, sehingga negara-
termasuk dinding-dinding bangunan milik negara yang ada di Samudera Hindia
pemerintah Hindia Belanda juga banyak tersebut merasakan bagaimana hebatnya
yang mengalami kerusakan. Sedangkan goncangan gempa tersebut.
besar getaran gempa tidak diketahui Gempa tahun 1833 ini berpusat
skalanya karena keterbatasan alat pada (Epicentrum) di Utara Pulau Pagai Utara,
zaman itu, meskipun akibat goncangan dengan kekuatan getarannya antara 8,8 –
yang ditimbulkan membuat banyak rumah 9,2 skala richter. Kekuatan getar sebesar
penduduk mengalami kerusakan, baik itu, pada saat itu diperkirakan daerah yang
rusak ringan maupun rusak berat. Tidak 9
berada di pusat gempa seperti Bengkulu
beberapa lama kemudian, terjadi lagi mengalami tingkat kerusakan yang lebih
gempa, tepatnya pada tahun 1770. Dalam besar, menurut laporan pemerintahan Hindia
catatan Pemerintahan Hindia Belanda Belanda, terjadi banyak kerusakan terhadap
struktur bangunan dengan kerusakan yang
8 Ibid, BMKG

9 http://www.republika.co.id/berita/
shortlink/91392 10 Ibid
120 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

Gambar 2.45 Pusat gempa yang


terjadi tahun 1833 berpusat di
Samudera Hindia. (Sumber: Repro
dari BMKG Bengkulu)

sangat berat. 11 Apalagi gempa itu diikuti terbesar di dunia setelah gempa tahun 1797
oleh tsunami dahsyat yang menghantam yang terjadi pada kisaran abad ke 19, yang
daerah sepanjang pantai Provinsi Bengkulu. pusatnya diperkirakan berada di bagian Utara
Menurut Danny Hilman Natawijaya dari hasil Pulau Siberut. Menurut laporan republika.
penelitiannya terhadap gempa yang terjadi co.id gempa yang terjadi itu merupakan
di Bengkulu mengatakan, ada satu kampung Magnetudo terbesar yang pernah terjadi di
yang tersapu bersih oleh tsunami. Bahkan Pantai bagian Barat Pulau Sumatera. Gempa ini
dikatakannya seorang ibu bersama anaknya diikuti dengan tsunami yang menelan korban
hilang terbawa tsunami. Tidak hanya itu, relatif besar, bahkan gempa ini goncangannya
lanjut Danny, tsunami itu sampai di pulau terasa sampai Singapura dan Malaysia. Tidak
Seychelles yang berada sekitar 5000 km hanya daerah-daerah tersebut, gempa dan
dari pantai Barat Sumatera yang berada tsunami juga menyebabkan kerusakan parah
di lautan Samudera Hindia. Tsunami yang di Maladewa, dan Sri Lanka. Gelombang
terjadi di pulau Seychelles sama tingginya raksasa juga dilaporkan mencapai Australia
dengan tsunami yang terjadi di Aceh pada bagian utara, Teluk Benggala, dan Thailand
saat gempa dan tsunami pada tahun 2004.12 meskipun dalam intensitas kecil.13
Gempa yang terjadi tahun 1833 tersebut, Sumber-sumber gempa yang potensial di
dikategorikan ke dalam 10 peristiwa gempa wilayah Sumatera di masa masa mendatang
tetap menghantui masyarakat, para ahli
11 http://news.okezone.com/
sampai saat ini belum bisa menentukan
read/2007/09/12/1/46564/tahun - 2000-
seberapa besar gempanya dan kapan itu
bengkulu - pernah-digoyang-gempa-be-
sar-yang-menewaskan-85-orang terjadi. Beberapa titik potensi gempa di
wilayah Bengkulu yang muncul, terutama
12 Danny Hilman Natawidjaya, Gempa dan Tsu-
nami di Sumatera dan Upaya Untuk Mengem-
bangkan Lingkungan Hidup yang Aman Dari 13 http://global.liputan6.com/
Bencana Alam, laporan penelitian (tidak read/2138765/25-11-1833-alam-heningla-
diterbitkan), Desember 2007. lu-gempa-dahsyat-guncang-sumatera
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 121

yang terjadi pada tanggal 12 September


2007 pukul 18.10 WIB, seperti dituturkan
masyarakat Mukomuko dan Bengkulu pada
saat gempa kepanikan terjadi di tengah
masyarakat yang berusaha menyelamatkan
diri dan selalu muncul isu tsunami yang akan
menghantam daerah sepanjang pantai Barat
Bengkulu. Di kota Bengkulu, ribuan warga
berhamburan keluar rumah dan berebut ke
tempat-tempat terbuka dan di jalan-jalan
atau ke lokasi yang lebih tinggi.
Akibat yang ditimbulkan dari gempa
bumi pada tanggal 4 Juni 2000 yang terjadi
di wilayah propinsi Bengkulu khususnya
di kabupaten Mukomuko telah menelan
banyak korban jiwa dan merusakkan
sebagian besar bangunan gedung dan

ATAS
rumah penduduk. Berdasarkan data pada
Gambar 2.46 Masjid Palik yang terletak di tanggal 10 Juni 2000 jumlah korban
Kecamatan Palik, Kabupaten Argo Makmur, menurut wilayah, tercatat di Kabupaten
Bengkulu. Masjid ini sebelum dibangun Bengkulu Selatan meninggal 59 orang, luka
kembali sempat mengalami kehancuran berat 340 orang dan perumahan penduduk
pada waktu bencana gempa bengkulu pada
yang rusak 4193 rumah. Di Kabupaten
tahun 2007
Bengkulu Utara meninggal 3 orang, luka
BAWAH berat tidak ada, dan perumahan penduduk
Foto 2.47 Bangunan rumah yang terletak yang rusak 504 rumah. Sementara di Kodya
di Desa Bintunan, Kecamatan Batik Enau, Bengkulu meninggal 38 orang dan luka
Kab. Bengkulu Utara. Rumah penduduk ini berat 121 orang, dan perumahan dan
hancur akibat Bencana Bempa Bengkulu
gedung yang rusak 1569 bangunan.
Tahun 2007 dan sampai tahun 2016 belum
Menurut catatan Stasiun Klimatologi
diperbaiki dan ditinggalkan penghuninya
Pulau Baai, sampai dengan Sabtu, 17 Juni
sejak tahun 1900-an, yaitu mulai dari Kaur, 2000, tercatat gempa susulan sebanyak 1927
Manna, Kota Bengkulu, Ketahun hingga getaran dengan kekuatan yang cenderung
Mukomuko. Semenjak munculnya perkiraan melemah. Gempa pada tanggal 4 juni 2000
beberapa titik potensi gempa, tidak berapa itu telah merusak dan memutuskan sarana
lama, tepatnya pada tahun 1912 daerah dan prasarana umum, seperti rumah sakit,
Bengkulu kembali diguncang gempa jalan raya, sekolah, dan sarana vital lainnya.
sebesar 8,9 SR yang diikuti oleh terjangan Hal itu menimbulkan persoalan baru bagi
tsunami hingga 30 km lebih. pemerintah dan masyarakat Bengkulu.
Peristiwa gempa dimata masyarakat Sebagai gambaran peristiwa gempa
Bengkulu tergambar dalam peristiwa gempa 12 September 2007 telah menimbulkan
122 SE JARAH BE N CAN A GE MPA BUMI DI S UMATE RA

Melihat tingkat kerusakan yang terjadi di


Bengkulu, khususnya di Mukomuko, hampir
merata dialami oleh semua fasilitas dengan
kondisi yang sangat parah, wajar saja
masyarakat menjadi ketakutan dan merasa
dihantui oleh gempa-gempa susulan. Apalagi
pasca gempa bumi itu, banyak isu-isu yang
beredar tentang akan terjadinya tsunami.
Menurut analisis kerusakan akibat gempa
berdasarkan Modified Mercalli Intensity (MMI)
di Bengkulu dalam kurun waktu 10 tahun
terakhir terlihat tingkat kerusakan dengan
skala yang sangat besar. Tingkat kerusakan
itu dinilai sangat masif, artinya merusak
secara keseluruhan struktur bangunan dan
bahkan sanpai menghancurkan. Tingkat
kerusakan yang tertinggi terjadi pada saat
gempa tahun 2007, kemudian disusul
dengan gempa tahun 2009. Artinya dari
gempa yang terjadi selama 10 tahun terakhir,
Gambar 2.48 Salah satu gedung sekolah
dua gempa tersebut adalah peristiwa gempa
yang rusak berat di Kabupaten Mukomuko
(Sumber: Koleksi Zusneli Zubir) yang berdampak paling buruk terhadap
masyarakat, karena menimbulkan tingkat
Gambar 2.49 Salah satu rumah penduduk kerugian yang cukup besar pula. Sebagai
yang hancur akibat gempa di Kabupaten perbandingan tentang hasil analisis MMI
Mukomuko (Sumber: Koleksi Zusneli Zubir)
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
Dari tabel terlihat, bahwa sepuluh tahun
kerusakan permukiman penduduk dan terakhir ada beberapa gempa dahsyat yang
fasilitas umum. Di daerah Provinsi Bengkulu berpusat di Laut Samudra Hindia yang tepat
diperkirakan tidak kurang dari 3 ribu Kepala berada dihadapan pantai Barat Bengkulu.
Keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal, Gempa itu menyadarkan orang Bengkulu,
karena ada lebih kurang 17.882 rumah bahwa daerah mereka merupakan daerah
rusak berat dan 35 ribu rumah rusak ringan, rawan gempa. Kesadaran yang muncul
ditambah dengan kerusakan fasilitas sosial ditengah masyarakat Bengkulu itu, juga
seperti; mesdjid, rumah sekolah, gedung mengingatkan mereka kembali tentang
perkantoran, diperkirakan ada sekitar 80 kebiasaan orang tua mereka akan tanda-tanda
bangunan yang rusak.14 Pada saat itu juga alam yang berhubungan dengan bencana.
terjadi beberapa kali gempa susulan. Memori kolektif tentang genpa sedikitnya
banyak membantu masyarakat dalam mitigasi
bencana gempa seperti rumah tinggal yang
14 http://posko-jenggala.org/site/aktivitas-
View?id=10. berkontruksi kayu adalah rumah tahan gempa.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 123

ATAS
Gambar 2.50 Peta
Administratif
Provinsi Bengkulu

TENGAH
Gambar 2.51 Peta
kejadian gempa yang
merusak

BAWAH
Gambar 2.52. Peta
Dampak gempa di
Provinsi Bengkulu
124 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Jejak Kearifan Lokal Dalam Mitigasi


Bencana Gempa Di Dalam Kehidupan
Masyarakat Di Wilayah Sumatera

K E A R I FA N L O K A L G E M PA B U M I D I A C E H

Mengingat begitu panjangnya sejarah


gempabumi di Aceh, maka hingga saat ini
dapat dilihat bahwa masyarakat di Aceh
memiliki kearifan lokal yang berkaitan
dengan gempabumi, baik langsung
maupun tidak langsung. Kearifan lokal
tersebut hadir sejak beratus tahun lalu
sebagai bagian dari antisipasi masyarakat
Aceh dan cara masyarakat Aceh
memahami gempabumi. Kearifan lokal
yang terkait dengan gempabumi di Aceh
dapat ditemukan dalam beberapa bentuk,
yaitu cerita, senandung, arsitektur
rumah adat, dan cara masyarakat Aceh
membina pemukimannya.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 125

Cerita Atu Belah senandung (nandong). Senandung Smong


Cerita Atu Belah merupakan cerita rakyat merupakan sebuah senandung yang lazim
yang dikenal di masyarakat Gayo di sekitar dinyanyikan oleh para Ibu di Pulau Simeulue
Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, dan ketika menina-bobokan anaknya di ayunan.
Gayo Lues di Provinsi Aceh. Atu merupakan Dalam berbagai literatur yang ada dijelaskan
Bahasa Gayo yang berarti batu. Cerita ini bahwa Smong merupakan senandung yang
dikenal sejak ratusan tahun lalu tentang dilahirkan berdasarkan gempabumi yang
seorang anak yang melanggar perintah Ibu disertai tsunami yang pernah terjadi di Pulau
nya sehingga Ibu nya marah dan pergi ke batu Simeulue pada Tahun 1907. Lirik senandung
besar. Sang Ibu meminta agar batu tersebut (dalam Bahasa Simeulue dikenal nandong)
terbelah agar ia bisa masuk ke dalam batu. dapat dilihat pada bagian berikut ini.
Seketika, alam menyahut permintaan tersebut
dan sang batu membelah. Lalu sang ibu masuk Enggel mon sao surito (dengarlah suatu
ke dalam batu dan batu kembali merapat kisah)
lagi menelan sang Ibu. Pada saat peristiwa Inang maso semonan (pada zaman dahulu
membelah dan menutupnya batu tersebut, kala)
bumi diceritakan bergetar dengan kuat. Manoknop sao fano (tenggelam suatu desa)
Batu yang terbelah tersebut saat ini Uwilah da sesewan (begitulah dituturkan)
berada di Desa Penurun di Kabupaten Aceh
Tengah, berjarak sekitar 35 km dari Kota Unen ne alek linon (Gempabumi yang
Takengon. Mekanisme batu yang terbelah mengawali)
dengan cepat dan kembali tertutup mungkin Fesang bakat ne mali (disusul ombak raksasa)
saja berkaitan dengan gerakan tanah yang Manoknop sao hampong (tenggelam seluruh
disebabkan oleh gempabumi. Kebenaran negeri)
cerita tersebut memang sulit dibuktikan Tibo-tibo maawi (secara tiba-tiba)
sehingga sampai saat ini cerita tersebut tetap
dianggap dongeng dan masih diceritakan Anga linon ne mali (jika gempabuminya kuat)
oleh orang tua kala mengantar anak-anaknya Oek suruk sauli (disusul air yang surut)
tidur. Tujuan cerita tersebut adalah agar para Maheya mihawali (segeralah cari tempat)
anak selalu patuh dan taat pada perkataan Fano me senga tenggi (dataran tinggi agar
orang tua mereka. selamat)

Senandung Smong Ede smong kahanne (itulah smong namanya)


Smong merupakan kosakata dalam bahasa Turiang da nenekta (sejarah nenek moyang
Devayan (salah satu bahasa daerah yang kita)
ada di Pulau Simeulue) yang berasal dari Miredem teher ere (ingatlah ini semua)
kata “Kemong” atau “seumongan” yang Pesan navi-navi da (pesan dan nasihatnya)
berarti tempias air (Syafwina, 2014). Dalam
pengerritan yang lebih luas smong ini identik Smong dumek-dumek mo (tsunami air
dengan peristiwa tsunami dan dipraktikkan mandimu)
oleh warga di Pulau Simeulue dalam bentuk Linon uwak-uwakmo (gempa ayunanmu)
126 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Elaik keudang-keudangmo (petir kendang-


kendangmu)
Kilek suluh-suluhmo (halilintar lampu-
lampumu)

Gempabumi dikenal dalam bahasa daerah


Simeulue sebagai linon. Sedangkan
kata Smong diistilahkan untuk peristiwa
tsunami yang menyertai setelah terjadinya
gempabumi. Nandong ini dibangun
ceritanya berdasarkan mekanisme terjadinya
tsunami di Tahun 1907 yang dimulai dengan
gempabumi dan sesaat sesudahnya diikuti
dengan surutnya air laut sebagai tanda akan
terjadinya tsunami. Meskipun tidak seluruh
gempabumi akan menyebabkan tsunami dan
tidak seluruh tsunami dimulai dengan tanda
air laut yang surut, namun dalam peristiwa
tsunami tahun 1907 dan tsunami 2004,
mekanisme gempabumi dan proses yang
mengikutinya relatif sama. Dibandingkan
dengan kosakata dalam Bahasa Aceh,
kata gempabumi dalam Bahasa Simeulue
berbeda dari segi huruf dan bunyi (linon).
Hal ini menandakan kekhasan masyarakat
Pulau Simeulue dalam membangun kearifan Gambar 3.1 Tampak samping Masjid
lokal mereka terhadap bencana gempabumi Indrapuri, Aceh Besar.

dan tsunami.
Gambar 3.2 Arsitektur bagian dalam
Masjid Indrapuri yang strukturnya
Ie Beuna didominasi oleh tiang-tiang dan balok-
Ie Beuna merupakan salah satu kosakata dari balok kayu Kelas I.
Bahasa Aceh yang bermakna tsunami. Kata
ie berarti air, sedangkan beuna berarti benar. disenandungkan (nandong) oleh para ibu
Dalam penyampaian informasi ie beuna ketika meninabobokan anaknya, ie beuna
ini, lazimnya para orang tua akan bercerita tidak memiliki pola atau cara penyampaian
tentang dinding air yang berwarna hitam yang baku. Ini menyebabkan pengetahuan
yang menerjang pantai setelah peristiwa gempabumi dan tsunami pada masyarakat
gempabumi. Kata Ie Beuna ini kurang populer Aceh di daratan Pulau Sumatera sebelum
di kalangan masyarakat Aceh sebelum peristiwa tsunami Tahun 2004 kurang
peristiwa gempabumi dan tsunami di Tahun populer. Kurangnya diseminasi pengetahuan
2004 lalu. Tidak seperti Smong yang sering gempabumi dan tsunami melalui ie beuna
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 127

berakibat tidak tepatnya reaksi masyarakat Arsitektur Rumoh Aceh Rumah Adat Aceh
Aceh di daratan dalam melihat fenomena Rumoh Aceh atau Rumah adat Aceh memiliki
tsunami yang berakibat pada tingginya nilai resistansi terhadap gaya gempabumi yang
jumlah korban jiwa yang ditimbulkan akibat cukup tinggi. Rumah adat Aceh ini dibangun
tsunami (Takahashi dkk, 2007). dengan struktur rumah panggung, pondasi
umpak, dan berbahan kayu. Bagian struktur
Arsitektur Masjid Indrapuri utama rumah adat Aceh terdiri dari tiang-tiang
Masjid Indrapuri berada di Kecamatan yang biasanya berjumlah ganjil dan balok yang
Indrapuri Kabupaten Aceh Besar, yang menahan bagian lantai, dinding, dan rangka
berjarak sekitar 25 km dari Kota Banda Aceh atap. Jenis kayu yang digunakan untuk struktur
ke arah Selatan. Masjid ini memiliki nilai utama rumah adat Aceh ini biasanya dari jenis
ketahanan terhadap bencana gempabumi kayu Kelas I seperti Seumantok dan Kruing.
jika dilihat dari struktur utama penyokong Kedua jenis kayu ini adalah yang paling lazim
bangunan masjid dan disain kubahnya yang ditemukan di Aceh. Sambungan antar bagian
berundak-undak. Masjid ini didirikan di bekas struktural bangunan tidak dipaku melainkan
bangunan dari masa Hindu/Budha sebelum dengan menggunakan pasak kayu. Jenis
Abad ke-10 Masehi. Pada zaman Kesultanan sambungan yang digunakan dan bahan kayu
Iskandar Muda, masjid ini direstorasi kembali. membuat struktur bangunan rumah adat Aceh
Struktur utama penyokong atap masjid relatif lentur (fleksibel) menahan gaya gempa.
berupa tiang-tiang. Balok-balok yang melintang Kerusakan akibat gempabumi yang
di atas tiang-tiang juga terbuat dari kayu biasa ditemukan adalah bergesernya tiang
jenis Seumantok yang merupakan jenis kayu penyangga rumah dari posisi pondasi umpak
kelas I yang khas ditemukan di Aceh. Ikatan nya. Untuk menggeser posisi pondasi ke posisi
antar struktur menggunakan mekanisme semula, biasanya masyarakat sekitar akan
pasak dan sambungan ikat yang lebih lentur melakukan gotong royong mengangkat secara
menahan gaya horizontal akibat gempabumi. bersama-sama rumah tersebut sehingga
Gambar 18 memperlihatkan tampak depan berada pada posisi semula. Pondasi umpak
dari Masjid Indrapuri. Dapat dicermati bentuk menggunakan batu besar yang berbentuk
pondasi yang berundak-undak masjid ini datar sehingga terjadi perataan penyaluran
merupakan ciri kuat dari nilai-nilai Hindu/ beban dari tiang ke tanah.
Budha pada bagian pondasinya. Gambar 18 Ruang-ruang utama pada Rumoh Aceh terdiri
dan 19 memperlihatkan bentuk arsitektur dalam pada tiga bagian, yaitu bagian paling depan
(interior) Masjid Indrapuri yang didominasi oleh adalah ruang tamu sekaligus ruang dimana
struktur kayu (tiang dan balok). para lelaki biasanya tidur, kama inong (kamar
Pada peristiwa gempabumi Tahun 2004 para perempuan), dan dapue (dapur). Bahan
lalu, masjid ini hanya mengalami kerusakan atap rumoh aceh terbuat dari atap rumbia
minor akibat bergesernya beberapa bagian yang dijalin dengan rapi dan diikatkan ke
dari masjid namun tidak meruntuhkan rangka atap. Mengingat seringkali kebakaran
struktur utama masjid. Ini membuktikan terjadi pada rumoh Aceh ini dan mahal atau
ketahanan masjid ini dalam menahan gaya- sulitnya mendapatkan kayu kelas I, maka sejak
gaya yang diakibatkan oleh gempabumi. dahulu atap Rumoh Aceh diikatkan dengan
128 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

masih mempertahankan arsitektur tradisional


Aceh. Pada peristiwa gempabumi Tanggal
26 Desember 2004, rumah-rumah adat
tersebut mengalami kerusakan ringan berupa
miringnya struktur dan rusaknya beberapa
bagian rumah. Namun demikian, kerusakan
tersebut relatif mudah diperbaiki dan cepat
dibandingkan rumah yang terbuat dari bahan
yang permanen. Angka korban jiwa akibat
gempabumi pada saat tersebut yang terdata
di desa ini tidak ada.
Umah Edet Pitu Ruang (Rumah Adat Gayo)
Di dataran tinggi Gayo, masyakarat juga
memiliki rumah adat suku Gayo yang diberi
nama Umah Edet Pitu Ruang, artinya Rumah
Adat Tujuh Ruang. Pada prinsipnya, Umah
Edet Pitu Ruang ini memiliki kemiripan
dengan Rumoh Aceh, yang terbuat dari
kayu, berbentuk rumah panggung, dan
berpondasi umpak. Yang membedakannya
ATAS adalah jumlah ruangan yang biasanya antara
Gambar 3.3 Rumoh Aceh, Rumah 6-8 ruang dan ukiran yang digunakan. Umah
Tradisional Aceh yang memiliki Edet Pitu Ruang ini masih dapat ditemukan di
kemampuan menahan gempa sehingga
Kecamatan Toweren dan Kecamatan Linge di
tidak rusak pada saat gempa.
Kabupaten Aceh Tengah.

BAWA H
Gambar 3.4. Struktur tiang penyokong KEARIFAN LOKAL GEMPABUMI DI NIAS
rumah adat Aceh yang terbuat dari Kayu Nias merupakan salah satu daerah dalam
Seumantok (Kayu Kelas I yang ditemukan Provinsi Sumatera Utara yang berada pada
di Aceh).
deretan pulau-pulau pada sabuk busur
Sumatera. Kepulauan Nias ini memiliki
tali ke balok-balok penyangga atap. Tali-tali sejumlah pulau-pulau kecil yang terdiri dari
tersebut akan diretas dengan parang jika 131 buah pulau. Jumlah penduduk yang
terjadi kebakaran sehingga bagian struktural bertempat tinggal di Kepulauan Nias ini
utama bangunan akan selamat dari kebakaran. diperkirakan berjumlah 788.132 jiwa. Secara
Gambar 20 memperlihatkan salah satu administratif, Kepulauan Nias terdiri dari lima
bentuk Rumah Adat Aceh yang dilestarikan di wilayah administratif, yaitu Kota Gunungsitoli,
Gampong Budaya Lubok Sukon yang berada Kabupaten Nias Utara yang beribukota
di Kabupaten Aceh Besar. di Lotu, Nias, Nias Barat di Lahomi, dan
Di Gampong Lubok Sukon masih dapat Nias Selatan dengan Ibukota Teluk dalam.
ditemui puluhan unit rumah penduduk yang Gempabumi dalam bahasa asli Nias disebut
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 129

Gambar 3.5 Sebaran lokasi gempabumi


dengan magnitude di atas 5 Mw di
sekitar Kepulauan Nias dan sebagian
daratan Sumatera Utara (IRIS, 2016).

dengan kata Ndruru Dano (dalam istilah dan sebagian daratan di Provinsi Sumatera
lain disebut Duru Dano). Nduru Dano erat Utara dari Tahun 1976 hingga Juli 2016.
kaitannya dengan cara masyarakat Nias
di zaman dahulu menjelaskan mekanisme Sang Latura Dano
gempabumi sebelum adanya alat-alat Latura Dano atau Lature Dano dalam versi
modern seperti sekarang ini. Sejak 1976, lain merupakan salah satu keturunan dari
berdasarkan data USGS, di sekitar Kepulauan Dewa masyarakat Nias bernama Sirao.
Nias (termasuk wilayah daratan di Sumatera Dewa Sirao memiliki delapan anak yang
Utara), terdapat setidaknya 650 kali diturunkan ke bumi. Dari kedelapan anak
gempabumi dengan kekuatan di atas 5 Mw. Dewa Sirao tersebut, empat diantaranya
Empat diantaranya (sekitar 0,6%) merupakan menjelma menjadi manusia yang menjadi
gempabumi dengan magnitude di atas leluhur manusia di Tano Niha (Tanah
7,0 Mw, 34 kali (5,2%) gempabumi dengan Nias dalam Bahasa Asli Nias). Sedangkan
magnitude antara 6-7 Mw, dan 612 kali empat lainnya tidak selamat termasuk
(94,2%) gempabumi kecil dengan magnitude anaknya yang bernama Latura Dano yang
lebih kecil dari 6,0 Mw. Ditilik dari kedalaman jatuh ke menembus permukaan bumi dan
sumber gempabumi, 553 kali gempabumi berubah menjadi seekor ular besar yang
tersebut merupakan gempabumi dangkal menyokong Pulau Nias. Jika keturunan
(kedalaman kurang dari 70 km), dan 97 kali saudara-saudara Latura Dano yang menjadi
merupakan gempabumi dengan ke dalam manusia berbuat tidak baik, maka Latura
sumber gempa menengah (intermediate). Dano akan menggoncang-goncangkan
Gambar 22 memperlihatkan sebaran lokasi badannya sehingga terjadilah gempabumi
sumber gempabumi di sekitar Kepulauan Nias di daratan Pulau Nias. Warga Nias akan
130 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

masih dapat di dengar di beberapa tempat


di Nias Utara dan Nias Barat. Demikianlah
cara masyarakat di Kepulauan Nias
menerjemahkan mekanisme gempabumi
jauh sebelum adanya alat-alat modern
untuk mengetahui mekanisme gempabumi
tersebut. Namun saat ini, generasi muda
di Kepulauan Nias sedikit sekali yang
mengetahui cerita ini.

Cerita Laomaru
Legenda Laomaru menceritakan tentang
seorang sakti yang hidup di Pulau Nias
bersama seorang anak lelakinya. Mereka
tinggal di sebuah gua yang diyakini berada
tidak jauh dari Kota Gunung Sitoli dan berada
di pinggir lautan. Suatu hari, Laomaru berniat
menarik Pulau Nias agar tergabung dengan
daratan besar Pulau Sumatera. Saat itu, ia
meminta anaknya membantu menghela
pulau dengan mewanti-wanti agar tidak
ATAS sekali-kali melihat ke belakang. Laomaru dan
Gambar 3.6 Rambu – rambu
anaknya kemudian menarik Pulau Nias seraya
kesiapsiagaan Bencana di Kec.
berjalan kearah lautan lepas. Sang Laomaru
Teluk Dalam, Kab Nias Selatan.
diceritakan mampu menyibak air laut saat
BAWAH menghela Pulau Nias. Namun, sang anak
Gambar 3.7 Lereng dinding di kemudian tidak mematuhi dan penasaran
Pantai Hinisataro, kec Komair kab untuk melihat ke belakang. Saat sang anak
Nias Selatan yang memiliki gua gua
melihat ke belakang, lautan yang tadi telah
kecil dipercayai pintu ular besar
tersibak kembali tertutup dan Pulau Nias
Laomaru, sebuah mitos tentang
gagal dipersatukan dengan Pulau Sumatera.
awal mula Nias dan Penduduknya
Aktifitas kebumian seperti yang diceritakan
pada Legenda Laomaru kemungkinan
berteriak “Biha Tuha!Biha Tuha,” yang juga bermakna proses kegempaan dan
berarti “Sudah Nenek!Sudah Nenek,”. Kata tsunami yang terjadi di Pulau Nias meskipun
Biha Tuha tersebut disuarakan dengan keras kebenaran cerita tentang Laomaru ini sulit
seolah-olah memohon kepada Latura Dano dibuktikan. Sampai saat ini, Gua Laomaru
agar memberi maaf atas kesalahan yang tersebut masih dapat dilihat berada di
telah dilakukan manusia di Tano Niha dan Tepi Jalan dan lubangnya nyaris tertutup
berhenti menggoncangkan badannya yang oleh rerumputan dan reruntuhan bebatuan
menyebabkan gempabumi. Cerita seperti ini sehingga sulit dikenali.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 131

ATAS
Gambar 3.8. Kompleks Desa Adat
Bawomataluo di Nias Selatan.

TENGAH
Gambar 3.9 Rumah Adat di
Bawomataluo, Kabupaten Nias Selatan

BAWAH
Gambar 3.10 Rumah Adat Nias di
Kabupaten Nias Utara.

Rumah Adat Nias


Hal yang tidak kalah penting yang
merupakan kearifan lokal masyarakat di Pulau
Nias yang berkaitan dengan gempabumi
adalah Rumah Adat. Secara umum, tipe
rumah adat di Kepulauan Nias dapat dibagi
atas dua tipe, yaitu tipe Rumah adat yang
berbentuk oval yang ditemukan di Nias Utara,
Nias Barat, Gunung Sitoli dan Kabupaten
Nias. Sedangkan di Nias Selatan, Rumah
Adat cenderung berbentuk persegi. Yang
memiliki kemiripan adalah pola tiang yang
menyangga rumah adat yang berbentuk
rumah panggung. Tiang-tiang yang saling
menyilang satu sama lain menyiratkan upaya
untuk menahan gaya yang bersifat horizontal
yang mampu menggeser atau merusak
rumah tersebut. Ada dua kemungkinan gaya
yang bersifat horizontal karena peristiwa
alam, yaitu gempabumi dan angin. Pada
Gambar 29 dapat dilihat bagaimana tiang-
tiang yang bersisian dan dipasangkan miring
menyokong struktur atas bangunan utama
dari rumah adat nias.
Salah satu lokasi rumah adat Nias yang
sangat terkenal berada di Desa Bawomataluo
di Kabupaten Nias Selatan. Di desa ini
terdapat 252 unit rumah penduduk dimana
124 dari rumah tersebut menggunakan
132 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

arsitektur tradisional Rumah Adat Nias baik yang tertanam dan diikuti oleh anggota
Selatan (Nitto dkk, 2016). Desa adat ini masyarakatnya. Selain itu menurut rumusan
telah didaftarkan sementara sebagai salah yang dikeluarkan oleh Departemen Sosial
satu warisan dunia dan dalam proses (sekarang Kementerian Sosial) kearifan
pengesahannya. Gambar 29 memperlihatkan lokal diartikan sebagai pandangan hidup
gambar udara Desa Bawomataluo di Nias dan pengetahuan serta berbagai strategi
Selatan. Desa Adat Bawomataluo didirikan kehidupan yang berwujud aktivitas yang
sekitar Tahun 1863 yang merupakan dilakukan oleh masyarakat lokal dalam
perpindahan penduduk dari Desa Orahili menjawab berbagai masalah dalam
yang dibakar oleh Belanda pada saat itu pemenuhan kebutuhan mereka. (Departemen
(Feldman, 1977). Sosial RI, 2006).
Masyarakat Nias terkenal dengan budaya Hampir semua suku bangsa di Indonesia
megalitik nya yang ditandai dengan memiliki kearifan lokal tersendiri dalam
banyaknya patung-patung atau ornamen- melestarikan lingkungan hidup. Namun,
ornamen yang terbuat dari batu. Di depan kearifan lokal itu secara perlahan seperti
rumah adat nias biasanya terdapat batu yang dilupakan tercermin dari fakta mulai
khusus ditempatkan untuk menandai status ditinggalkan yang berakibat pada kondisi
sosial pemilik rumah. Patung-patung yang lingkungan hidup makin mengkhawatirkan.
menyerupai ujud manusia biasanya dibuat Kekhawatiran akan hancurnya lingkungan
untuk menandai hubungan antara pemilik hidup di Indonesia tidak akan terjadi bila
rumah yang masih hidup dengan yang telah kearifan lingkungan atau kearifan lokal
meninggal dunia. Rumah adat terbesar yang masyarakat (local wisdom) yang sudah
merupakan Rumah Kepala Adat di Desa tertanam dalam kehidupan masyarakat sejak
Bawomataluo dikenal dengan Omo Sebua. zaman dahulu tetap terpelihara dengan baik.
Rumah Omo Sebua ini disokong oleh Sejak zaman pra-sejarah kearifan lingkungan
66 tiang pendek dan 43 kayu menyilang. sudah ada dalam kehidupan manusia yang
Tiang-tiang tersebu memiliki variasi diameter terwujud dari perilaku positif manusia purba
antara 35 cm hingga 68 cm. Pada peristiwa Indonesia dalam berhubungan dengan alam
gempabumi Tanggal 28 Maret 2005, tidak dan lingkungan sekitarnya.
ada rumah adat di Bawomataluo yang rubuh. Kearifan lokal ini secara umum menjadi
Hanya terdapat beberapa kerusakan minor budaya lokal atau budaya daerah memiliki
seperti tiang yang miring pada rumah Omo makna luhur karena memiliki unsur-unsur
Sebua. yang digali dari budi luhur masyarakatnya.
Diskursus kearifan lokal (local wisdom) Namun, budaya lokal yang memiliki makna
dalam dekade belakangan ini mulai banyak luhur itu tergusur oleh kemajuan teknologi
diperbincangkan. Perbincangan tentang yang tidak berbasis pada budi luhur,
kearifan lokal sering dikaitkan dengan akibatnya masyarakat lupa pada jati dirinya
masyarakat lokal dan dengan pengertian yang hidup dari alam dan untuk alam. Ada
yang bervariasi. Kearifan lokal merupakan anggapan bahwa tradisi masyarakat dalam
gagasan-gagasan setempat (lokal) yang mengelola lingkungan dengan berpijak
bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai pada budaya lokal tidak sesuai lagi dengan
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 133

kemajuan teknologi. Anggapan ini tidak sangat dipengaruhi oleh pengetahuan


tepat ,apa yang terjadi sekarang ini dalam masyarakat, inovasi teknologi, permintaan
pengelolaan lingkungan hidup di Indonesia, pasar, pemanfaatan dan pelestarian
melupakan kearifan lokal. Berbagai pihak keanekaragaman hayati di lingkungannya
yang peduli akan lingkungan, pemerhati serta berbagai kebijakan pemerintah yang
lingkungan, praktisi lingkungan, para berkaitan langsung dengan pengelolaan
rimbawan, lembaga swadaya masyarakat sumberdaya alam dan lingkungan serta peran
terus berjuang mengembalikan jiwa kearifan masyarakat. Kearifan lokal adalah, nilai-nilai
lokal untuk menata lingkungan hidup di yang sudah dimiliki masyarakat lokal secara
Indonesia. turun temurun, yang mempunyai fungsi,
Lingkungan hidup sebagai wadah dari mengatur interaksi kegiatan masyarakat
kehidupan sebenarnya dapat menetralisir atau komunitasnya, memperlakukan dan
keadaan semula. Suatu keseimbangan memanfaatkan sumberdaya alam sekitarnya.
lingkungan itu dapat terjadi karena adanya Nilai-nilai kearifan lokal bangsa Indonesia
aturan yang dapat diterima oleh masyarakat. telah dianut lama oleh nenek moyang
Memang secara formal peraturan yang kita, karena mereka sadar, bahwa hidup
terkait dengan nilai-nilai kearifan lokal belum ini saling kebergantungan antara satu
etrakomodasi, namun masyarakat yang patuh dan lainnya, termasuk pada alam sekitar.
pada norma tingkah laku yang berhubungan Intinya, bagaimana alam bisa memberikan
dengan lingkungan dan masyarakat tetap yang terbaik bagi manusia, jika manusia
hidup serta tetap dipegang teguh nilai-nilai hidupnya bergantung pada alam, seharusnya
tersebut. Dengan cara itulah, kearifan lokal berlaku baik kepada alam sekitarnya. Oleh
dapat disebut sebagai jiwa dari budaya lokal. karenanya, agar alam tidak murka, pola
Hal itu dapat dilihat dari ekspresi kearifan interaksi yang guyub antar sesama manusia,
lokal dalam kehidupan sehari hari karena antar manusia dengan alam, harus terus
telah terinternalisasi dengan sangat baik. dijaga berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal
Berbagai dimensi dari kehidupan masyarakat bangsa sendiri. Oleh karenanya, nenek
lokal diarahkan secara arif berdasarkan moyang kita dengan sadar memelihara
sistem pengetahuan mereka, dimana tidak alam dengan baik , termasuk yang hidup di
hanya bermanfaat dalam aktifitas keseharian sekitarnya, seperti; binatang, dan tumbuh-
dan interaksi dengan sesama , tetapi juga tumbuhan yang merupakan bagian dari alam
dalam situasi-situasi yang tidak terduga itu sendiri,
seperti bencana yang datang tiba-tiba. Beberapa pengertian kearifan lokal yang
Kearifan lokal ikut berperan dalam lain adalah pengertian berupa prinsip-prinsip
p e n g e l o l a a n s u m b e rd a y a a l a m d a n dan cara-cara tertentu yang dianut, dipahami,
lingkungannya. Namun demikian kearifan dan diaplikasikan oleh masyarakat lokal
lokal juga tidak lepas dari berbagai tantangan dalam berinteraksi dan berinterelasi dengan
seperti: bertambahnya jumlah penduduk, lingkungannya dan ditransformasikan dalam
teknologi modern dan budaya, modal besar bentuk sistem nilai dan norma. Sementara
serta kemiskinan dan kesenjangan. Adapun ahli ada yang berpendapat bahwa kearifan
prospek kearifan lokal di masa depan lokal mengacu pada pengetahuan yang
134 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Beberapa Kearifan Lokal Masyarakat Indonesia


untuk Mitigasi Bencana

Suku Bangsa Jenis Bencana Kearifan Lokal Sumber

Minangkabau Tsunami Mamangan: Kaba, pantun, peribahasa,


jikok takuik dilamun pepatah, petitih dll
ombak, jan barumah di tapi
pantai
Arsitektur:
Gempa Rumah Gadang

Aceh Tsunami Nyanyian smong Kesenian didong dan kebudayaan


Aristektur: material
Banjir Rumon Aceh

Nias Gempa Aristektur; Omo Hada Kebudayaan material

Baduy Banjir Pikukuh (aturan Norma/ hukum adat


adat) tentang Hutan
dudungusan
(hutan lindung)
ladang cepak (berladang
Tanah longsor di
lahan datar)

Sunda Tanah longsor Gunung kaian tanami Kebudayaan non-material


(gunung awian tanami
pohon)
Gawir
(tebing
bambu)

Jawa/ Gunung api Filosofi gawe Cerita rakyat/ folklore


Yogyakarta besar

Bugis Badai/ topan Pa’torani (musim badai) Local knowledge


SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 135

datang dari pengalaman suatu komunitas kesadaran tentang kebencanaan dibanding


dan merupakan akumulasi dari pengetahuan sekedar imbauan formal dari aparat.
lokal. Kearifan lokal itu ada dalam masyarakat, Pada tabel terdapat beberapa contoh
komunitas, dan individu. Dengan demikian kearifan lokal tentang mitigasi bencana
kearifan lokal merupakan pandangan dan dalam masyarakat Indonesia yang merupakan
pengetahuan tradisional yang menjadi acuan potensi budaya yang perlu terus digali dan
dalam berperilaku dan telah dipraktikkan dikembangkan.
secara turun-temurun untuk memenuhi Pengalaman empiris tentang kearifan
kebutuhan dan tantangan dalam kehidupan lokal terbukti telah mengurangi dampak
suatu masyarakat. Kearifan lokal berfungsi bencana alam, misalnya di tiga pulau di
dan bermakna bagi masyarakat baik dalam Sumatera, yakni Simeulue, Nias, dan Siberut.
pelestarian sumber daya alam dan manusia, Dengan kebudayaan yang berbeda di ketiga
kebertahanan adat dan budaya, serta pulau itu, yang dalam kurun waktu sepuluh
bermanfaat untuk kehidupan. tahun terakhir mengalami bencana gempa
S e m e n t a ra i t u , m i t i g a s i b e n c a n a bumi dan tsunami, telah mengangkat ke
didefinisikan sebagai upaya yang dilakukan permukaan pelbagai praktik kearifan lokal
untuk mencegah bencana atau mengurangi yang sebelumnya luput dari perhatian
dampak bencana. Mitigasi bencana masyarakat internasional yang peduli pada
sesungguhnya berkaitan dengan siklus upaya pengurangan risiko bencana. Praktik
penanggulangan bencana berupa upaya yang mencakup antara lain seperti sarana
penanganan sebelum terjadinya bencana. komunikasi tradisional, metode pembangunan
Adapun menurut Keputusan Menteri Dalam dan perencanaan hunian, serta upacara ritual
Negeri RI No. 131 tahun 2003, mitigasi yang terkait. Buku ini menjelaskan tentang
(diartikan juga sebagai penjinakan) diartikan kearifan lokal untuk mitigasi bencana yang
sebagai upaya dan kegiatan yang dilakukan dianut dalam masyarakat Indonesia .
untuk mengurangi dan memperkecil impak
yang ditimbulkan oleh bencana yang K E A R I FA N LO K A L G E M PA B U M I D I
meliputi kesiapsiagaan dan kewaspadaan. SUMATERA BARAT & JAMBI
Di masing-masing daerah memiliki Dewasa ini muncul kembali kecenderungan
pengetahuan dan kearifan lokal yang beragam baru di dunia, yaitu tumbuhnya kembali
dan ungkapan yang berbeda. Walaupun istilah kesadaran akan nilai (value). Bahkan bidang
yang digunakan berbeda dan ekpresinya yang selama ini dianggap bebas nilai seperti
tidak sama, itu semua merupakan potensi sains, sekarang para pakarnya hampir
bagi pijakan membangun mitigasi bencana sepakat untuk menyatakan tidak ada yang
yang berbasis pada kearifan lokal. Kearifan disebut sains bebas nilai. Artinya bahwa
lokal dapat ditempatkan sebagai model kehidupan manusia dan kebudayaannya
antisipasi awal merespon bencana yang tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai karena
akan terjadi. Meskipun tanpa menggunakan pentingnya fungsi nilai dalam kebermaknaan
rumus, ataupun teori dari akademis, alam hidup manusia.
telah mengajarkan manusia banyak hal. Nilai didefinisikan sebagai gambaran
Kearifan lokal lebih efektif dalam membentuk mengenai apa yang diinginkan, yang pantas,
136 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Kerangka Cylde Kluckhohn mengenai lima hakekat


dasar dalam hidup yang menentukan orientasi
nilai-nilai budaya
(Sumber: Koentjaraningrat, 2002: 194)

No Masalah Dasar dalam Hidup Orientasi Nilai budaya

1 Hakekat Hidup (HH) Hidup itu buruk Hidup itu baik Hidup itu buruk,
tetapi manusia
wajib berikhtiar
supaya hidup itu
menjadi baik

2 Hakekat Karya (HK) Karya itu untuk Karya itu untuk Karya itu untuk
nafkah hidup kedudukan, menambah
kehormatan, dan karya
sebagainya

3 Persepsi manusia tentang Orientasi ke masa Orientasi ke masa Orientasi ke masa


waktu (MW) kini lalu depan

4 Pandangan manusia terhadap Manusia tunduk Manusia Manusia berusaha


alam (MA) kepada alam yang berhasrat menjaga
dahsyat menguasai alam keselarasan
dengan alam

5 Hakekat Orientasi kolateral Orientasi Individualisme


hubungan manusia dengan (horizontal), rasa vertikal rasa menilai tinggi
sesamanya ketergantungan ketergantungan usaha atas
(MM) kepada sesamanya pada tokoh- kekuatan sendiri
(berjiwa tokoh atasan dan
gotongroyong) berpangkat
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 137

yang berharga, yang mempengaruhi perilaku menjadi nilai bersama . Nilai-nilai yang
sosial dari yang memiliki nilai itu. Nilai itu demikian itu adalah nilai-nilai budaya.
erat hubungannya dengan kebudayaan dan Jadi, nilai-nilai budaya diturunkan dari
masyarakat. Setiap masyarakat atau setiap isu-isu dalam pandangan yang luas dan
kebudayaan memiliki nilai-nilai tertentu merupakan bagian dari sebuah lingkungan
mengenai sesuatu. Nilai dianggap sebagai budaya, nilai budaya mengarahkan bagi
konsep-konsep umum tentang eksistensi anggota masyarakat apa yang baik dan apa
sesuatu yang dianggap baik, patut, layak, yang buruk, apa yang benar, dan apa yang
pantas, dicita-citakan, diinginkan, dihayati, tidak patut.
dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-
hari dan menjadi tujuan kehidupan bersama di Beberapa Pengertian Kearifan Lokal yang lain
dalam kelompok komunitasnya mulai dari unit Kearifan lokal berasal dari dua kata yang
kesatuan sosial terkecil hingga suku bangsa. berbeda yakni kearifan dan lokal. Kearifan
Nilai budaya tiap-tiap kebudayaan tidak (wisdom) bermakna pengetahuan yang
terlepas dari lima hakekat dasar dalam berkenaan dengan penyelesaian suatu
kehidupan manusia. Atas dasar konsepsi itu masalah untuk mewujudkan keseimbangan
dikembangkan suatu kerangka yang dapat lingkungan dan keserasian sosial.
dipakai oleh para peneliti untuk menganalisis Sedangkan istilah lokal berarti setempat
nilai budaya dalam setiap kebudayaan. (kawasan provinsi, kabupaten, atau desa).
Kelima aspek itu merupakan masalah Kearifan lokal merupakan pandangan
dasar dalam kehidupan manusia, yaitu (1) hidup, ilmu pengetahuan dan berbagai
Tentang hakekat hidup manusia, (2) Tentang strategi kehidupan yang berwujud aktivitas
hakekat karya manusia, (3) Tentang hakekat yang dilakukan oleh masyarakat setempat
kedudukan manusia dalam ruang waktu, dalam menjawab berbagai masalah
(4) Tentang hakekat manusia dengan alam dalam pemenuhan kebutuhan mereka.
sekitarnya, (5) Tentang hakekat hubungan Sebagaimana dipahami, dalam beradaptasi
manusia dengan sesamanya. dengan lingkungan, masyarakat memperoleh
Rangkuman orientasi nilai-nilai budaya dan mengembangkan suatu kearifan yang
dicantumkan dalam tabel di halaman berikut berwujud pengetahuan atau ide, norma adat,
Dari beberapa pendapat di atas ternyata nilai budaya, aktivitas, dan peralatan sebagai
nilai-nilai budaya tersusun dari yang hasil abstraksi mengelola lingkungan.
utama sampai yang relatif penting. Nilai- Seringkali pengetahuan mereka tentang
nilai tersusun dengan skala yang paling lingkungan setempat dijadikan pedoman
tinggi sampai pada yang lebih rendah dan yang akurat dalam mengembangkan
tergantung pada budaya suatu masyarakat. kehidupan di lingkungan pemukimannya.
Nilai-nilai yang menonjol dalam kehidupan Keanekaragaman pola-pola adaptasi
suatu masyarakat atau organisasi dapat terhadap lingkungan hidup yang ada dalam
menjadi identitas budayanya , sehingga masyarakat Indonesia yang diwariskan secara
setiap individu atau organisasi mempunyai turun temurun menjadi pedoman dalam
seperangkat nilai-nilai individu yang unik memanfaatkan sumberdaya alam. Kesadaran
dan dari kesamaan yang unik itu cenderung masyarakat untuk melestarikan lingkungan
138 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

dapat ditumbuhkan secara efektif melalui kelokalannya. Itu adalah pengetahuan


pendekatan budaya. Jika kesadaran tersebut budaya masyarakat lokal yang dipraktekkan
dapat ditingkatkan, maka hal itu akan dari generasi ke generasi.
menjadi kekuatan yang sangat besar dalam Sistem pengetahuan lokal berakar dari
pengelolaan lingkungan. Dalam pendekatan pengalaman hidup ketika berinteraksi
kebudayaan ini, penguatan modal sosial, dengan lingkungannya yang kemudian
seperti pranata sosial-budaya, kearifan menjadi pengetahuan tradisi. Kearifan
lokal, dan normanorma yang terkait dengan lingkungan, merupakan pengetahuan
pelestarian lingkungan hidup penting lokal yang diperoleh dari pengalaman
menjadi basis yang utama. Seperti kita ketahui beradaptasi secara aktif dengan
adanya krisis ekonomi dewasa ini, masyarakat lingkungannya yang diwariskan secara turun
yang hidup dengan menggantungkan alam temurun terbukti efektif dalam melestarikan
dan mampu menjaga keseimbangan dengan fungsi lingkungan dan mencipatakan
lingkungannya dengan kearifan lokal yang keserasian sosial. Kearifan lokal masyarakat
dimiliki dan dilakukan tidak begitu merasakan pada umumnya dilakukan untuk menjaga
adanya krisis ekonomi, atau pun tidak ke l e s t a r i a n l i n g ku n g a n b e rd a s a r ka n
merasa terpukul seperti halnya masyarakat pengetahuan masyarakat lokal.
yang hidupnya sangat dipengaruhi oleh Sebagaimana dipahami, dalam
kehidupan modern. Maka kearifan lokal beradaptasi dengan lingkungan, masyarakat
penting untuk dilestarikan guna menjaga memperoleh dan mengembangkan suatu
keseimbangan lingkungan dan sekaligus kearifan yang berwujud pengetahuan atau
dapat melestarikannya. Berkembangnya ide, norma adat, nilai budaya, aktivitas, dan
kearifan lokal tidak terlepas dari pengaruh peralatan sebagai hasil abstraksi mengelola
berbagai faktor yang akan mempengaruhi lingkungan. Seringkali pengetahuan
perilaku manusia terhadap lingkungannya. mereka tentang lingkungan setempat
Kearifan lokal dipahami sebagai dijadikan pedoman yang akurat dalam
pengetahuan budaya yang mencakup mengembangkan kehidupan di lingkungan
nilainilai, norma-norma dan kepercayaan- pemukimannya. Keanekaragaman pola-
kepercayaan yang melandasi perilaku pola adaptasi terhadap lingkungan hidup
budaya masyarakat dalam pengelolaan yang ada dalam masyarakat Indonesia
lingkungan secara berkelanjutan. yang diwariskan secara turun temurun
Berdasarkan kedua konsep tersebut, kearifan menjadi pedoman dalam memanfaatkan
lokal adalah pengetahuan budaya yang sumberdaya alam. Kesadaran masyarakat
mencakup nilai-nlai, norma, dan kepercayaan untuk melestarikan lingkungan dapat
yang melandasi perilaku masyarakat dan ditumbuhkan secara efektif melalui
dijadikan sebagai pandagan hidup dalam pendekatan kebudayaan. Jika kesadaran
pengambilan keputusan untuk menjaga tersebut terdesiminasikan secara luas, maka
kelestarian sumber daya alam dalam hal itu akan menjadi kekuatan yang sangat
memenuhi kebutuhan hidup. Kearifan lokal besar dalam pengelolaan lingkungan. Dalam
berbeda antara daerah yang satu dengan pendekatan kebudayaan ini, penguatan
daerah yang lainnya sesuai dengan karakter modal sosial, seperti pranata sosial-budaya,
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 139

kearifan lokal, dan norma-norma yang 3) mampu mengintegrasikan unsur budaya


terkait dengan pelestarian lingkungan luar ke dalam budaya asli.
hidup penting menjadi basis yang utama. 4) mempunyai kemampuan mengendalikan,
Seperti kita ketahui adanya krisis ekonomi 5) mampu memberi arah perkembangan
dewasa ini, masyarakat yang hidup dengan budaya.
menggantungkan alam dan mampu menjaga Kearifan lokal adalah kebenaran yang
keseimbangan dengan lingkungannya telah mentradisi dalam suatu daerah. Kearifan
dengan kearifan lokal yang dimilikinya relatif lokal merupakan perpaduan antara nilai-
tidak merasakan adanya krisis ekonomi, atau nilai suci firman Tuhan dan berbagai nilai
tidak merasa terpukul seperti masyarakat yang ada. Kearifan lokal terbentuk sebagai
yang hidupnya sangat dipengaruhi oleh keunggulan budaya masyarakat setempat
kehidupan modern. Artinya kearifan lokal maupun kondisi geografis dalam arti luas.
penting untuk dilestarikan guna menjaga Kearifan lokal merupakan produk budaya
keseimbangan dengan lingkungan dan masa lalu yang patut secara terus-menerus
sekaligus dapat melestarikan lingkungannya. dijadikan pegangan hidup. Meski pun berasal
Berkembangnya kearifan lokal tersebut tidak dari daerah lokal tetapi nilai yang terkandung
terlepas dari pengaruh berbagai faktor yang di dalamnya dapat bersifat universal.
akan mempengaruhi perilaku manusia dalam Jadi, kearifan lokal merupakan kearifan
berinteraksi dengan lingkungannya. pengetahuan tradisi lokal dalam berinteraksi
Dalam kearifan lokal, terkandung dengan lingkungannya. Kearifan lokal
kearifan budaya. Kearifan budaya itu adalah tidaklah sama pada setiap suku bangsa.
pengetahuan lokal yang sudah sedemikian Perbedaan ini disebabkan oleh tantangan
menyatu dengan sistem kepercayaan, alam dan kebutuhan hidup yang berbeda,
nilai, norma, hukum adat dan budaya serta sehingga pengalamannya dalam memenuhi
diekspresikan dalam tradisi dan mitos yang kebutuhan hidup memunculkan berbagai
dianut dalam jangka waktu yang lama. sistem pengetahuan baik yang berhubungan
Dalam disiplin Antropologi dikenal dengan lingkungan maupun sosial.
istilah local genius. Kearifan lokal adalah Hal terpenting dari kearifan lokal adalah
sumber pengetahuan yang diselenggarakan proses sebelum implementasi tradisi
dinamis, berkembang dan diteruskan oleh pada artefak fisik, yaitu nilai-nilai dari alam
populasi tertentu yang terintegrasi dengan untuk mengajak dan mengajarkan tentang
pemahaman mereka terhadap alam dan bagaimana ‘membaca’ potensi alam dan
budaya sekitarnya. Kearifan lokal adalah menuliskannya kembali sebagai tradisi yang
dasar untuk pengambilan kebijakkan pada diterima secara universal oleh masyarakat,
level lokal di bidang kesehatan, pertanian, khususnya dalam berarsitektur. Nilai tradisi
pendidikan, pengelolaan sumberdaya alam untuk menselaraskan kehidupan manusia
dan kegiatan masyarakat pedesaan Ciri- dengan cara menghargai, memelihara dan
cirinya adalah: melestarikan alam lingkungan. Kearifan lokal
1) mampu bertahan terhadap budaya luar. adalah kebenaran yang telah mentradisi
2) memiliki kemampuan mengakomodasi dalam suatu daerah. Kearifan lokal
unsur-unsur budaya luar, merupakan perpaduan antara nilai-nilai suci
140 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

keilahian dan berbagai pengalaman empiris. secara spesifik dengan budaya tertentu
Kearifan lokal terbentuk sebagai keunggulan (budaya lokal) dan mencerminkan cara hidup
budaya masyarakat setempat maupun suatu masyarakatnya.
kondisi geografis dalam arti luas. Budaya lokal merupakan istilah yang
Kearifan lokal merupakan produk budaya biasanya digunakan untuk membedakan
masa lalu yang telah teruji. Kearifan lokal dan dengan budaya nasional (Indonesia)
keunggulan lokal merupakan kebijaksanaan dan budaya global. Budaya lokal adalah
manusia yang bersandar pada filosofi nilai- budaya yang dimiliki oleh masyarakat
nilai, etika, cara-cara dan perilaku yang yang menempati lokalitas tertentu yang
melembaga secara tradisional. Kearifan berbeda dari budaya yang dimiliki oleh
lokal adalah nilai yang dianggap baik dan masyarakat yang berada di tempat yang
benar sehingga dapat bertahan dalam lain. Permendagri Nomor 39 Tahun 2007
waktu yang lama dan bahkan melembaga. pasal 1 mendefinisikan budaya daerah
Kearifan adat dipahami sebagai segala sebagai “suatu sistem nilai yang dianut
sesuatu yang didasari pengetahuan dan oleh komunitas atau kelompok masyarakat
diakui akal serta dianggap baik . Adat tertentu di daerah, yang diyakini akan
kebiasaan pada dasarnya teruji secara dapat memenuhi harapan-harapan warga
alamiah dan niscaya bernilai baik, karena masyarakatnya dan di dalamnya terdapat
kebiasaan tersebut merupakan tindakan nilai-nilai, sikap tatacara masyarakat yang
sosial yang berulang-ulang dan mengalami diyakini dapat memenuhi kebutuhan warga
penguatan. Apabila suatu tindakan tidak masyaraknya.
dianggap baik oleh masyarakat maka ia Di Indonesia istilah budaya lokal juga
tidak akan mengalami penguatan secara sering disepadankan dengan budaya etnik/
terus-menerus. Keberlangsungan secara subetnik. Setiap bangsa, etnik, dan sub etnik
alamiah terjadi secara sukarela karena memiliki kebudayaan yang mencakup tujuh
dianggap baik atau mengandung kebaikan. unsur, yaitu: bahasa, sistem pengetahuan,
Kebiasaan yang tidak baik akan hanya terjadi organisasi sosial, sistem peralatan hidup
apabila ada pemaksaan dari penguasa. dan teknologi, sistem mata pencaharian,
Bila demikian maka ia tidak tumbuh secara sistem religi, dan kesenian. Secara umum,
alamiah. Secara filosofis, kearifan lokal kearifan lokal (dalam situs Departemen
dapat diartikan sebagai sistem pengetahuan Sosial RI) dianggap pandangan hidup dan
masyarakat lokal/pribumi yang bersifat ilmu pengetahuan serta berbagai strategi
empirik dan pragmatis. Bersifat empirik kehidupan yang berwujud aktivitas yang
karena hasil olahan masyarakat secara lokal dilakukan oleh masyarakat lokal dalam
berangkat dari fakta-fakta yang terjadi di menjawab berbagai masalah dalam
sekeliling kehidupan mereka. Bertujuan pemenuhan kebutuhannya.
pragmatis karena seluruh konsep yang Berangkat dari pengertian tersebut
terbangun sebagai hasil olah pikir dalam di atas, kearifan lokal bukan sekedar nilai
sistem pengetahuan itu bertujuan untuk tradisi atau ciri lokalitas semata melainkan
pemecahan masalah sehari-hari. Kearifan nilai tradisi yang mempunyai daya-guna
lokal merupakan sesuatu yang berkaitan untuk mewujudkan harapan atau nilai-nilai
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 141

kemapanan yang juga dapat diterima secara


universal . Memperhatikan definisi itu, kita
dapat memahami bahwa kearifan lokal
adalah pengetahuan yang dikembangkan
oleh para leluhur dalam mensiasati
lingkungan hidup sekitarnya, menjadikan
pengetahuan itu sebagai bagian dari budaya
dan memperkenalkan serta meneruskan
itu dari generasi ke generasi. Beberapa
bentuk pengetahuan tradisional itu muncul
lewat cerita-cerita, legenda-legenda,
nyanyian-nyanyian, ritual-ritual, dan juga Gambar 3.12. Rumah
aturan atau hukum setempat. Kearifan lokal Gadang sebagai tempat
tinggal keluarga besar di
menjadi penting dan bermanfaat hanya
Minangkabau terutama
ketika masyarakat lokal yang mewarisi
kaum perempuan.
sistem pengetahuan itu mau menerima
dan mengklaim hal itu sebagai bagian dari yang bergerak, terdengar suara burung
kehidupan mereka. Dengan cara itulah, merak serta tidak terlihat satupun burung
kearifan lokal dapat disebut sebagai jiwa dari berkeliaran, kalau hal ini terjadi maka dapat
budaya lokal. dipastikan akan terjadi bencana gempabumi.
Jenis-jenis kearifan lokal, antara lain; Menurut cerita rakyat atau pemahaman
a. Tata kelola yang berkaitan dengan masyarakat bahwa bumi yang kita pijak ini
kemasyarakatan yang mengatur di bawahnya hidup seekor kerbau besar
kelompok sosial . yang apabila ia terganggu maka kerbau itu
b. 
Nilai-nilai adat, tata nilai yang akan bergoyang dan bergerak sehingga
dikembangkan masyarakat tradisional akibatnya terjadi gempa di atas permukaan
yang mengatur etika. bumi. Dalam penyelamatan diri pada saat
c. 
Tata cara dan prosedur, bercocok terjadi gempa masyarakat lari ke luar rumah
tanam sesuai dengan waktunya untuk dan mengambil sehelai papan sebagai alas
melestarikan alam. tempat berdiri, dikhawatirkan nanti tanah
d. Pemilihan tempat dan ruangan akan merekah akibat goncangan gempa
e. Pemilihan bahan dan teknologi bumi,orang akan amblas ke dalam tanah
serta perlu menjauh dari bangunan yang
Kearifan Lokal dan Pemberian Tanda bebannya lebih berat seperti bangunan
Bencana secara lisan besar seta pepohonan.
Gempabumi
Secara lisan turun temurun, nenek moyang Tsunami
kita memberikan informasi bahwa ciri-ciri Adapun tanda-tanda akan terjadinya Tsunami
akan terjadinya suatu bencana gempa bumi yaitu: terjadi bunyi letusan (suara) dari
adalah ketika keadaan sunyi tidak ada angin laut, air laut surut, bau belerang, binatang
dan tidak terlihat dedaunan pepohonan berpindah seperti tawon dan burung
142 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Rumah adat minangkabau pembangunannya


dimulai dari perencanaan yang matang yaitu
sejak pemilihan lokasi, bahan, arsitektur
dan aksesorisnya. Kemampuan untuk
memilih tapak atau lahan, yang kemudian
dapat berubah menjadi strategi tapak,
seperti bagaimana menempatkan rumah
di antara pepohonan yang rimbun supaya
panas matahari dan udara dapat dikurangi,
dan rumpun bambu berjejer mampu
mengurangi terpaan angin yang kencang.
Dialog dengan alam juga terjadi, ketika
pemilihan material bangunan yang tersedia
di sekelilingnya dimanfaatkan secara cerdas
dan berkesinambungan. Rumah gadang
(atau rumah tradisional) adalah bentuk dialog
Gambar 3.13. Ragam
ukir khas Minangkabau manusia dengan alam lingkungannya. Kayu-
pada dinding bagian kayu besar sebagai stuktur utama diambil
luar dari rumah gadang dengan tingkat tebang-pilih yang cermat,
serta pemanfaatan bahan yang efektif
beterbangan, semut memanjat tumbuhan sehingga tidak ada yang tersisa.
(kelapa dan pohon yang ada di pantai), Pemilihan sistem struktur merupakan
binatang peliharaan seperti kucing dan solusi dari usaha melawan gaya gravitasi
ayam berkumpul sekitar rumah. Upaya yang secara rasional. Atau dengan kata lain
dilakukan masyarakat untuk penyelamatan rasionalitas struktur tetap terjaga dengan
diri dari bencana Tsunami adalah mengungsi baik, sehingga bangunan sepertinya menyatu
ke tempat yang tinggi (bukit dan gunung). dengan alam. Goncangan gempa dapat
Di antara tanda-tanda tsunami adalah jika diimbangi dengan sistem struktur yang
pecahan bumi mengeluarkan air tanah tidak kaku dan elastis, hujan dan panas terik
hitam, semut bergerak menuju dataran matahari disiasati oleh pemakaian material
tinggi, untuk mengatasi tsunami masyarakat yang tahan air, dan seterusnya. Demikian
telah mempercayai pohon cemara dan pula dengan keindahan, simbol dan bentuk
kelapa. Masyarakat juga mengadakan tolak bangunan, adalah konsekuensi logis dari
bala (tulak bala) pada hari Rabu abis, dimana olahan material bangunan, susunan dan
mereka mengadakan kenduri di tepi pantai komposisi sistem struktur.
membuat rakit pisang lalu diletakkan sesajian Bagaimana dampak gempa besar September
lain kemudian dibuang ke laut (buang sial) tahun 2009 lalu terhadap bangunan di Kota
tradisi ini diadakan tiap tahun. Padang dan sekitarnya. Dari karakteristik
kerusakan dapat kita pelajari bahwa
a. Arsitektur dan Struktur Rumah Adat Minang banyaknya bangunan enjinering yang rusak
Sebagai kearifan lokal secara fisik depannya dan bahkan roboh. Penyebab utama adalah
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 143

berlindung dari gejala alam, berubah


menjadi simbol dan status ekonomi dan
pangkat si penghuni. Oleh karena itu, tidak
heran kalau banyak rumah atau bangunan
dibangun dalam bentuk yang tidak rasional
dan lebih mencerminkan status si Pemilik.
Rumah Gadang atau Rumah Godang
adalah nama untuk rumah adat Minangkabau
yang merupakan rumah tradisional dan
banyak di jumpai di provinsi Sumatera Barat.
Rumah ini juga disebut dengan nama lain
oleh masyarakat setempat dengan nama
Rumah Bagonjong atau ada juga yang
menyebut dengan nama Rumah Baanjuang.
Gambar 3.14 The House of Five Rumah dengan model ini juga banyak
Sense di Negeri belanda yang dijumpai di Negeri Sembilan, Malaysia.
mengadopso desain Rumah Namun tidak semua kawasan di Minangkabau
gadang Minangkabau (darek) boleh didirikan rumah adat , hanya
pada kawasan yang sudah memiliki status
tidak disiasatinya dengan cerdas rasional sebagai nagari saja Rumah Gadang boleh
struktur akibat gravitasi, atau dengan kata lain didirikan. Begitu juga pada kawasan yang
persyaratan dan ketentuan teknis bangunan disebut dengan rantau, rumah adat ini juga
belum diikuti secara cermat. dahulunya tidak ada yang didirikan oleh para
Asesioris atau elemen bentuk bangunan perantau Minangkabau.
tidak lagi merupakan konsekuensi logis dari Rumah Gadang sebagai tempat tinggal
kebutuhan komposisi struktur, tapi lebih bersama, mempunyai ketentuan-ketentuan
banyak untuk mencapai bentuk-bentuk tersendiri. Jumlah kamar bergantung kepada
tertentu yang kadang-kala berlebihan dan jumlah perempuan yang tinggal di dalamnya.
bahkan berakibat merusak bangunan. Setiap perempuan dalam kaum tersebut yang
Pemilihan material bangunan tidak jarang telah bersuami memperoleh sebuah kamar.
merupakan kebutuhan sekadar kosmetika Sementara perempuan tua dan anak-anak
bangunan tanpa mempertimbangkan daya memperoleh tempat di kamar dekat dapur.
tahan, kebutuhan fungsional dan kehandalan Gadis remaja memperoleh kamar bersama di
bangunan. ujung yang lain. Seluruh bagian dalam Rumah
Demikian pula bentuk dan simbol Gadang merupakan ruangan lepas kecuali
bangunan yang sering tidak berdialog kamar tidur. Bagian dalam terbagi atas lanjar
dengan lingkungan dan masyarakat dan ruang yang ditandai oleh tiang. Tiang itu
sekitarnya, karena bentuk dan simbol berbanjar dari muka ke belakang dan dari kiri
tersebut entah datang dari mana. Pergeseran ke kanan. Tiang yang berbanjar dari depan ke
pemahaman tentang kebutuhan rumah juga belakang menandai lanjar, sedangkan tiang
terjadi, dari semula hanya sebagai tempat dari kiri ke kanan menandai ruang. Jumlah
144 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

lanjar bergantung pada besar rumah, bisa dan dibagi atas dua bahagian, muka dan
dua, tiga dan empat. Ruangnya terdiri dari belakang. Bagian depan dari Rumah Gadang
jumlah yang ganjil antara tiga dan sebelas. biasanya penuh dengan ukiran ornamen
Rumah Gadang biasanya dibangun dan umumnya bermotif akar, bunga, daun
diatas sebidang tanah milik keluarga induk serta bidang persegi empat dan genjang.
dalam suku/kaum tersebut secara turun Sedangkan bagian luar belakang dilapisi
temurun dan hanya dimiliki dan diwarisi dengan belahan bambu. Rumah tradisional
dari dan kepada perempuan pada kaum ini dibina dari tiang-tiang panjang, bangunan
tersebut. Dihalaman depan Rumah Gadang rumah dibuat besar ke atas, namun tidak
biasanya selalu terdapat dua buah bangunan mudah rebah oleh goncangan, dan setiap
Rangkiang, digunakan untuk menyimpan elemen dari Rumah Gadang mempunyai
padi. Rumah Gadang pada sayap bangunan makna tersendiri yang dilatari oleh tambo
sebelah kanan dan kirinya terdapat ruang yang ada dalam adat dan budaya masyarakat
anjung (Bahasa Minang: anjuang) sebagai setempat. Pada umumnya Rumah Gadang
t e m p at p e n g a n t i n b e r s a n d i n g at a u mempunyai satu tangga yang terletak pada
tempat penobatan kepala adat, karena itu bagian depan. Sementara dapur dibangun
rumah Gadang dinamakan pula sebagai terpisah pada bagian belakang rumah yang
rumah Baanjuang. Anjung pada kelarasan didempet pada dinding.
KotoPiliang memakai tongkat penyangga, Wilayah Minangkabau terbilang rawan
sedangkan pada kelarasan BodiChaniago gempa karena berada di lintasan Bukit
tidak memakai tongkat penyangga di Barisan, maka arsitektur Rumah Gadang
bawahnya. Hal ini sesuai filosofi yang dianut juga memperhitungkan desain yang tahan
kedua golongan ini yang berbeda, golongan gempa. Seluruh tiang Rumah Gadang tidak
pertama menganut prinsip pemerintahan ditanamkan ke dalam tanah, tapi bertumpu
yang hirarki menggunakan anjung yang ke atas batu datar yang kuat dan lebar.
memakai tongkat penyangga, pada golongan Seluruh sambungan setiap pertemuan
kedua anjuang seolah-olah mengapung tiang dan kasau (kaso) besar tidak memakai
di udara. Tidak jauh dari komplek Rumah paku, tapi memakai pasak yang juga terbuat
Gadang tersebut biasanya juga dibangun dari kayu. Ketika gempa terjadi Rumah
sebuah surau kaum yang berfungsi sebagai Gadang akan bergeser secara fleksibel
tempat ibadah, tempat pendidikan dan seperti menari di atas batu datar tempat
juga sekaligus menjadi tempat tinggal lelaki tonggak atau tiang berdiri. Begitu pula
dewasa kaum tersebut yang belum menikah. setiap sambungan yang dihubungkan oleh
Rumah adat ini memiliki keunikan bentuk pasak kayu juga bergerak secara fleksibel,
arsitektur dengan bentuk puncak atapnya sehingga Rumah Gadang yang dibangun
runcing yang menyerupai tanduk kerbau secara benar akan tahan terhadap gempa.
dan dahulunya dibuat dari bahan ijuk yang Hal ini membuktikan bahwa secara fisik
dapat tahan sampai puluhan tahun, namun arsitektur, masyarakat Minangkabau telah
belakangan atap rumah ini banyak berganti mengenal cara menghindarkan diri atau
dengan atap seng. Rumah Gadang ini meminimalisasi akibat buruk dari suatu
dibuat berbentuk empat persegi panjang gempa yang mungkin terjadi.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 145

Belakang dari bahan bambu. Papan disebut juga sebagai mambangkik batang
dinding dipasang vertikal, sementara semua tarandam (membangkitkan pohon yang
papan yang menjadi dinding dan menjadi direndam), lalu proses pembangunan Rumah
bingkai diberi ukiran, sehingga seluruh Gadang berlanjut ke prosesi berikutnya,
dinding menjadi penuh ukiran. Penempatan mendirikantonggak tuo atau tiang utama
motif ukiran tergantung pada susunan dan sebanyak empat buah, yang dipandang
letak papan pada dinding Rumah Gadang. menjadi sangat keras dan tak bisa dimakan
Pada dasarnya ukiran pada Rumah Gadang rayap, sehingga bisa bertahan sebagai
merupakan ragam hias pengisi bidang tonggak tuo atau tiang utama selama
dalam bentuk garis melingkar atau persegi. ratusan tahun. Perendaman batang kayu
Motifnya umumnya tumbuhan merambat, yang akan dijadikan tonggak tuo tersebut
akar yang berdaun, berbunga dan berbuah. merupakan salah satu kunci yang membuat
Pola akar biasanya berbentuk lingkaran, akar Rumah Gadang tradisional mampu bertahan
berjajaran, berhimpitan, berjalinan dan juga hingga ratusan tahun melintasi zaman.
sambung menyambung. Cabang atau ranting Proses pemilihan dan penguatan tonggak
akar berkeluk ke luar, ke dalam, ke atas dan rumah gadang sehingg mampu bertahan
ke bawah. Disamping motif akar, motif lain ratusan tahun dan tahan menghadapi
yang dijumpai adalah motif geometri bersegi goncangan tanpa patah juga merupakan
tiga, empat dan genjang. bukti bahwa kearifan lokal Minangkabau
Motif daun, bunga atau buah dapat juga berhasil mengatasi permasalahan daerah
diukir tersendiri atau secara berjajaran. rawan bencana gempa bumi yang merusak
struktur bangunan.
PROSES PEMBUATAN
Menurut tradisi, tiang utama Rumah Gadang ADOPSI
yang disebut tonggak tuo yang berjumlah Keunikan bentuk atap Rumah Gadang yang
empat buah/batang diambil dari hutan secara melengkung dan lancip, telah menginspirasi
gotong royong oleh anak nagari, terutama beberapa arsitek di belahan negeri lain,
kaum kerabat, dan melibatkan puluhan seperti Ton van de Ven di Negeri Belanda
orang. Batang pohon yang ditebang biasanya yang mengadopsi desain Rumah Gadang
adalah pohon juha yang sudah tua dan lurus pada bangunan The House of the Five
dengan diameter antara 40cm hingga 60cm. Senses. Bangunan yang dioperasikan
Pohon juha terkenal keras dan kuat. Setelah di sejak tahun 1996 itu digunakan sebagai
bawa ke dalam nagari pohon tersebut tidak gerbang utama dari Taman Hiburan Efteling.
langsung di pakai, namun direndam dulu di Bangunan setinggi 52 meter dan luas
kolam milik kaum atau keluarga besar.Makin atap 4500 meter persegi itu merupakan
lama proses perendaman akan menghasilkan bangunan berkonstruksi kayu dengan atap
kualitas kayu yang tahan lama. jerami yang terbesar di dunia menurut
Setelah cukup waktu batang pohon Guinness Book of Records.
tersebut diangkat atau dibangkit untuk Desain Rumah Gadang yang banyak
dipakai sebagai tonggak tuo. Prosesi terdapat di Negeri Sembilan juga diadopsi
mengangkat/membangkit pohon tersebut pada bangunan paviliun Malaysia di World
146 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Shanghai Expo 2010 yang diselenggarakan


di Shanghai, China pada tahun 2010.

SIMBOL
Gonjong (bagian atap yang melengkung
dan lancip) Rumah Gadang menjadi simbol
atau ikon bagi masyarakat Minangkabau
disamping ikon yang lain, seperti warna
hitam-merah-kuning emas, rendang, dan
lainnya. Hampir seluruh kantor pemerintahan
di Sumatera Barat memakai desain Rumah Gambar 3.15 Rumah

Gadang dengan atap gonjong, walaupun Khas Minangkabau

dibangun dalam kontruksi pasangan semen-


bata (tembok). Ikon gonjong juga dipakai di meski diguncang gempa berkekuatan 7,3
bagian facade rumah makan Padang yang skala Richter yang berpusat di Tasikmalaya
tersebar di berbagai tempat di Indonesia. itu. Padahal, sekitar 8.800 rumah lain yang
Logo-logo lembaga atau perkumpulan umumnya terbuat dari tembok rusak berat
masyarakat Minang juga banyak yang dan sekitar 9.300 rumah lainnya rusak ringan.
memakai ikon gonjong dengan segala Di antara rumah yang rusak berat,
variasinya. Bentuk gonjong yang melancip termasuk di antaranya bangunan-bangunan
seperti itu sebenarnya melambangkan atau megah dan bertingkat yang terbuat dari
meniru bentuk kapal yang tahan terombang- beton. Ironisnya, kandang kambing di
ambing ombak besar. Dalam artian daya sekitarnya yang umumnya terbuat dari
tahan terhadap bencana gempa bumi, bambu dan kayu tetap utuh. Sama sekali
maka bentuk rumah seperti kapal juga tidak rusak.
dimaksudkan sebagai bentuk kearifan lokal Saat terjadi gempa bumi yang
yang ternyata terbukti ampuh pada daerah mengguncang Padang Pariaman, Sumatera
rawan gempa seperti di Sumatera Barat. Barat, akhir September 2009, kondisinya
hampir sama. Bangunan-bangunan beton
Kearifan Lokal yang Ditinggalkan bertingkat, termasuk hotel dan rumah, hancur
Saat terjadi gempa bumi di Tasikmalaya, Jawa diguncang gempa dahsyat berkekuatan 7,6
Barat, 2 September 2009, tak ada satu pun skala Richter. Namun, bangunan tradisional
rumah di Kampung Naga yang rusak, apalagi rumah gadang yang sebagian besar terbuat
hancur. Padahal, seluruh rumah di kampung dari kayu tetap utuh tak mempan diguncang
tradisional masyarakat asli Sunda itu terbuat gempa.
dari bambu. Umur rumah pun rata-rata sudah Inilah salah satu bentuk kearifan
puluhan tahun. lokal masyarakat yang sebagian masih
Bukan hanya itu. Ratusan rumah buruh terpelihara dengan baik. Masyarakat zaman
perkebunan teh di Kabupaten Bandung dahulu sudah menyadari daerahnya rawan
yang sebagian besar terbuat dari bambu gempa. Karena itu, saat membangun rumah
dan berdinding gedek juga tetap utuh pun, dengan alam pikiran yang sederhana,
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 147

mereka merancang bangunan yang tahan pangan untuk kondisi darurat. Sejauh ini,
gempa. Bangunan tradisional yang terbuat banyak di antara kita menganggap tabungan
dari bambu atau kayu umumnya tidak rusak terbaik adalah dollar atau emas. Sejarah
diguncang gempa karena bahan bangunan memberikan pelajaran. Di Minangkabau,
itu mempunyai sifat lentur terhadap nenek moyang yang eksis di Bukit Barisan
guncangan. Selain itu fondasi bangunan, sejak jaman dahulu sudah meletakkan
ikatan tiang, dan pasak pada kayu diatur fondasi mitigasi bencana. Selain rumah
sedemikian rupa sehingga bisa lentur saat gadang sebagai tempat tinggal yang akrab
terjadi guncangan. dengan bencana, bagian dari kompleknya,
Kearifan lokal kini secara tidak sadar rangkiang, mengandung filosofi mitigasi.
mulai ditinggalkan masyarakat. Karena ingin Rangkiang yang melambangkan
mengikuti mode zaman, bangunan rumah kemakmuran terdiri atas bermacam jenis.
pun dibuat dari bata atau beton. Mereka Apapun jenisbangunan ini terkait erat
hanya memperhitungkan segi estetis dengan ketahanan pangan, kesinambungan
tanpa memerhatikan aspek keamanannya. kehidupan pertanian dan penghormatan
Dampak dari diabaikannya kearifan lokal terhadap pihak-pihak yang dimuliakan.
ini boleh dibilang cukup fatal. Saat terjadi Tidak hanya untuk kepentingan ekonomi,
gempa bumi di Sumatera Barat, September rangkiang dibangun tidak hanya untuk
2009, misalnya, ribuan orang tewas dan kepentingan ekonomi, melainkan termuat
ratusan bangunan hancur. Korban tewas pula nilai-nilai politik-sosial-budaya.
umumnya karena tertimpa bangunan bata Setiap rumah gadang memiliki rangkiang
atau bangunan beton yang runtuh. yang berderet di halaman depan. Nama
Secara turun temurun, masyarakat di Rangkiang berasal dari kata ruang hyang
wilayah Minangkabau sebenarnya telah yaitu ruang untuk Dewi Sri, dewi padi. Ada
memahami konsep mitigasi dan tanggap tujuh macam rangkiang sesuai dengan fungsi
bencana. Khususnya untuk tiga kebutuhan padi yang tersimpan di dalamnya.
pokok, sandang, pangan dan papan. Pertama, si miskin pergi menunggu,
Mengerucut untuk kebutuhan perut alias lumbung untuk berhemat.
pangan, konsep tersebut terlihat dari Kemudian, si majo kayo, lumbung
keberadaan rangkiang sebagai Doomsday untuk persiapan pesta. Berikutnya, mandah
Vault atau kubah kiamat. Sebuah bangunan pahlawan (rangkiang kaciak), fungsinya untuk
sangat kuat yang dibangun di kutub utara menyimpan padi abuan (benih). Kemudian,
untuk menyimpan biji-bijian dari seluruh dunia. fungsi ini juga menjamin kesinambungan
Ketika bencana terjadi, sadar atau tidak, persediaan untuk pengerjaan sawah musim
kita merasakan ketidaksiapan sebagai berikutnya. Rangkiang ini rendah, tidak
wujud ikhtiar. Bagaimana tidak, belum bergonjong, dan ada kalanya berbentuk
setengah hari bencana terjadi, semua aspek bundar.
kehidupan lumpuh. Anak-anak, orang tua Ada juga rangkiang sitinjau lauik.
cepat merasakan dampak langsung dari Fungsinya, sebagai persiapan jika menjamu
ketidaksiapan tersebut. Kenapa hal ini bisa tamu dan membeli barang kebutuhan yang
terjadi, karena kita tidak memiliki cadangan tidak dapat diproduksi sendiri. Terdiri dari
148 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

ATAS
Gambar 3.16 Gambar Penduduk padang tempo
duluBundo Kanduang

TENGAH
Gambar 3.17 Foto Penghulu di Padang tempo dulu

BAWAH
Gambar 3.18 Foto Keluarga di padang

empat kolom dan sebuah ruang penyimpan


padi. Selanjutnya, rangkiang si bayaubayau
atau lumbung tuo atau lumbung pusako.
Fungsinya untuk makan sehari-hari.
Berdiri di atas enam kolom, rangkiang ini
memiliki dua buah ruangan.
Jenis berikutnya adalah si tanggung
lapa. Lumbung ini merupakan persiapan
ketika masa paceklik. Baik paceklik panen
ataupun ketika bencana datang dan tidak
bisa melakukan aktivitas keseharian.
Rangkiang jenis ini tentunya dekat dengan
konsep mitigasi. Sedia payung sebelum
hujan. Jadi tidak perlu menunggu bantuan
datang. Kalaupun persediaan di lumbung
tidak cukup, tentunya. Konsep ini, sebenarnya
telah dipakai di sejumlah negara yang
dekat dengan bencana. Sebut saja Jepang.
Dimana, masyarakat di negara tersebut selalu
menyimpan stok makanan dan kebutuhan
lainnya untuk tiga hari. Jadi, dengan adanya
persiapan tersebut, masyarakat tidak akan
kelaparan tanpa bantuan segera dari
pemerintah.
Kemudian ada juga rangkiang harimau
paunyi koto, lumbung raja. Kabarnya,
rangkiang ini menyimpan padi untuk upeti.
Kalau dibawakan ke konsep kekinian,
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 149

Foto 3.19 Bangunan rumah tradisional Bengkulu


berbentuk panggung yang ditopang tiang-tiang
kayu (sekarang bagian bawah dijadikan ruangan
dan diberi dinding bata). Bangunan panggung
dari kayu banyak yang selamat sewaktu terjadi
Gempa Bengkulu 2017 dan tidak mengalami
kerusakan yang berarti.

prinsip rangkiang ini sama halnya dengan Spesifikasi fungsi rangkiang menunjukkan
tabungan untuk membayar pajak atau zakat. kekayaan masyarakat agraris Minang. Tak
Sempurna, dan sejalan dengan konsep hanya melimpah-ruahnya hasil pertanian
mitigasi. Lalu, kenapa rangkiang tidak sehingga dapat dibagi-bagi pada banyak
dikembalikan lagi pada peruntukan asal rangkiang, tetapi juga kekayaan hati mereka
pembentukanyanya,kalau pun bukan wujud untuk berbagi pada sesama.
bangunannya, paling tidak konsepnya dapat Berikut ini cerita tentang salah satu rumah
diadopsi. tua. Seperti kapal laut yang terkena ombak,
Bentuk rangkiang hampir sama dengan rumah kayu coklat tua itu berederak-derak,
rumah gadang, atapnya bergonjong dengan berayun mengikuti irama gempa berkekuatan
kolong lebih rendah dari bangunan rumah 7,9 skala Richeter pada 30 September lalu
gadang. Seluruh rangkiang tidak berjendela selama lebih dari satu menit. Jarimis, 55
dan tidak berpintu. Hanya ada bukaan tahun, sang pemilik rumah yang terduduk di
kecil di bagian atas dari salah satu segitiga halaman belakang karena gempa menatap
lotengnya. Dindingnya mengembang ke rumah tuanya dan sedikitpun tidak khawatir
atas. Terdapat tangga (mabu) untuk menaiki rumah tuanya akan ambruk. Namun, tak jauh
rangkiang yang dapat dipindah-pindahkan di sebelahnya, dinding bata rumah baru yang
untuk keperluan lain. sedang dibangunnya runtuh, tak mampu
150 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

menahan getaran gempa. Padahal rumah tidak dihuni akan berdebu dan cepat lapuk.
itu hampir rampung, dindingnya tinggal Lihat rumah ini, sudah 74 tahun masih bediri,
diplester. sudah dipakai tiga generasi,” katanya.
Setelah gempa berlalu, ia bergegas naik Rumah Gadang Padang seluruh material
ke rumah tua yang telah ditempatinya selama utamanya terbuat dari kayu, kecuali atap yang
55 tahun. Di atas rumah tidak terlihat barang- menggunakan seng. Ke-16 tiang rumah tidak
barang bergeser, emari, televisi dan barang- langsung ditanam di tanah, tetapi berada di
barang rumah tangganya tetap berada di atas pondasi batu yang datar dengan posisi
tempat. Hanya beberapa gelas dalam lemari tiang vertikal.
yang posisinya rebah. “Sebenarnya lebih Selain untuk menghindari kelapukan,
aman di rumah kayu seperti ini, kalaupun tiang di atas umpak batu ini juga fleksibel
kita ada di dalam saat datang gempa tetap terhadap guncangan gempa. Setelah
aman. Beberapa kali gempa besar saya alami gempa, tidak terlihat ada tiang yang
berada di atas rumah dan rasanya seperti bergeser dari umpak batu. Rumah Gadang
naik kapal laut yang terkena ombak, tidak ada ini menggunakan sistem, sambungan sendi-
dinding yang retak atau jatuh, karena semua sendi pasak kayu yang diselipkan di bagian
dari kayu,” kata Jarimis, warga Kelurahan pertemuan struktur kerangka utama. Tidak
Pisang, Padang memuji rumah tuanya. Rumah menggunakan paku atau baut, sehingga
tua berwarna coklat tua tanpa cat itu warisan lentur terhadap guncangan gempa.
keluarganya yang dibangun kakeknya pada Ditambah lagi dengan dinding kayu yang
1935. Disebut Rumah Gadang Padang, ringan, atap seng yang ringan, dan ditopang
dengan atap yang tanpa bagonjong. banyak tiang yang kokoh sehingga tahan
Rumah gadang berukuran 9 x 8 meter terhadap guncangan gempa.
itu dibuat seperti rumah panggung, Tidak hanya rumah tua Jarimis yang
tingginya dua meter dari tanah dengan 16 tak takluk oleh gempa, setelah gempa 30
tiang. Empat tiang berjejer masing-masing September lalu, di beberapa tempat yang
menopang bagian beranda hingga bagian masih memiliki rumah gadang di Kota
belakang rumah. Tonggak rumah ini terbuat Padang seperti di Seberang Padang, Kuranji
dari sebatang pohon kayu keras dan bulat dan Pauh hampir tidak ada rumah gadang
dengan diameter 20 cm. Uniknya 4 tiang yang rusak. Yang mengalami kerusakan
bagian dalam mirip pohon yang meliuk dan hanya bangunan tambahan yang dibuat
tidak lurus, bahkan ada dua tiang utama belakangan seperti tambahan dapur dari
yang paling tinggi langsung menopang atap bangunan tembok bata atau tangga dari
rumah, menjulang seperti sebatang pohon. semen. Kebanyakan bangunan tambahan ini
Menurut Jarimis, jenis kayu yang digunakan retak dan roboh karena gempa.
adalah kayu Banio dan Surian yang tua dan Tinggal di salah satu jalur ring of
keras, mulai dari dinding hingga tiangnya fire dunia, di atas patahan yang selalu
sehingga dinding rumah hingga tiang bergerak, mungkin nenek moyang kita
berwarna coklat tua. Untuk pemeliharaan telah menyadarinya, dengan membangun
agar tidak lapuk, rumah cukup ditinggali rumah kayu yang bisa bergerak seirama
dan disapu setiap hari. “Kalau rumah tua gempa. Mereka telah mewariskan bangunan
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 151

tradisional yang aman gempa dan tidak Mamutiah Durian, Parak, Menanam Tanaman
gampang roboh. Seperti kata Jajang Keras sebelum Nikah, Goro Basamo dan
Pamuncak di iklan-iklan televisi, bukan masih banyak lagi yang lainnya.
gempanya, tapi bangunannya.
Rimbo Larangan (Hutan Larangan )
Kearifan Lokal dan Konsep Bangunan Aman Yaitu hutan yang menurut aturan adat tidak
Gempa boleh ditebang karena fungsinya yang
Rentetan gempa besar yang melanda wilayah sangat vital sekali sebagai persediaan
Sumatera Barat belakangan ini telah merubah air sepanjang waktu untuk keperluan
kesadaran kita tentang hidup di wilayah ini. masyarakat, selain itu kayu yang tumbuh
Di balik kekayaan dan keindahannya ternyata dihutan juga dipandang sebagai perisai
menyimpan potensi bencana atau gejala untuk melindungi segenap masyarakat yang
alam yang besar, baik banjir, longsor, gempa bermukim disekitar hutan dari bahaya tanah
sampai dengan ancaman tsunami. longsor. Apabila ada terdapat diantara
Potensi bencana sungguh tidak akan warga yang akan membuat rumah yang
pernah menyurutkan semangat penduduknya membutuhkan kayu, maka harus minta izin
untuk terus bertahan hidup dan membangun lebih dulu kepada aparat Nagari melalui
ranah ini. Bagaimana dengan nenekmoyang para pemangku adat untuk menebang kayu
kita yang telah menjalaninya sejak beratus- yang dibutuhkan dengan peralatan Kapak
ratus tahun yang lalu. Tentu kita perlu kembali dan Gergaji tangan.
menafsir ulang kearifan lokal yang mereka
bangun dan wariskan, sehingga kita mampu Banda Larangan (Sungai, Anak Sungai / Kali
bertahan sampai sekarang. Bangunan, Larangan)
rumah atau apapun bentuk lingkungan Merupakan suatu aliran sungai yang tetap
binaan adalah hasil proses adaptasi manusia dijaga agar tidak tercemar dari bahan atau
dengan alam sepanjang masa kehidupannya. benda yang bersifat dapat memusnahkan
Sepanjang itu pula dilahirkan kemampuan, segenap binatang dan biota lainnya yang
kecerdasan dan strategi untuk bersahabat ada di aliran sungai sehingga tidak menjadi
dengan alam, yang kemudian dikenal sebagai punah, seperti halnya warga masyarakat
kearifan lokal. tidak boleh menangkap ikan dengan cara
Pengeboman, memakai racun, memakai
Kearifan lokal lainnya di Sumatera Barat aliran listrik dan lain sebagainya. Untuk
Di Propinsi Sumatera Barat, disamping panen Ikan dari Banda Larangan tersebut,
kearifan local menghadapi bencana pihak Pemangku Adat dan Aparat Nagari
gempabumi juga terdapat beberapa jenis melaksanakan dengan cara membuka
Kearifan Lokal lain yang berkaitan dengan larangan secara bersama-sama masyarakat
bencana lingkungan seperti bagaimana untuk kepentingan bersama dan hasilnya
masyarakat adat ternyata bisa menjaga selain untu masyarakat juga sebahagian
lingkungan tetap lestari seperti pengelolaan untuk KAS Nagari. Biasanya Banda Larangan
Hutan Tanah dan Air diantaranya Rimbo ini dibuka sekali setahun atau sekali dua tahun
Larangan, Banda Larangan, Tabek Larangan, tergantung kesepakatan Para Pemangku Adat.
152 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Tabek Larangan (tebat larangan) yeng terbuat dari kayu. Peristiwa Bencana
Yaitu Kolam air yang dibuat secara bersama G e m p a d i W i l a y a h B e n g ku l u t e l a h
oleh masyarakat pada zaman dulu dengan menimbulkan kerusakan di permukiman
tujuan untuk persediaan air bagi kepentingan penduduk terutama bangunan-bangunan
masyarakat dan didalam Tabek tersebut juga yang terbuat dari konstruksi beton.
dipelihara berbagai jenis ikan, saat untuk Sementara rumah yang terbuat dari kayu,
membuka Tabek Larangan tersebut sama seperti rumah tradisional yang banyak
dengan seperti di Banda Larangan. tersebar di daerah pedesaan di Kabupaten-
kabupaten di Bengkulu, tidak mengalami
Mamutiah durian ( memutih durian ) kerusakan yang begitu parah, bahkan
Yaitu kegiatan menguliti pohon durian sebagian besar tetap berdiri kokoh.
apabila kedapatan salah seorang warga Masyarakat Bengkulu di pedesaan umumnya
masyarakat pemilik pohon durian yang membangun rumah yang terbuat dari kayu.
memanjat dan memetik buah durian Bangunan rumah rakyat yang terbuat dari
sebelum durian itu matang, hal itu dilakukan bahan kayu yang sering disebut dengan
sebagai sanksi moral bagi masyarakat yang bangunan vernakuler adalah rumah yang
melakukannya karena dipandang tidak dibangunan berdasarkan pengetahuan
mempunyai rasa sosial antar sesama. Setelah yang diwariskan secara turun temurun
pohon Durian dikuliti maka secara berangsur (ancient tradition), baik dari sisi pengetahuan
pohon itu akan mati. Biasanya pemilik pohon maupun metodenya.1 Pembangunan rumah
durian akan mendapatkan hasil semenjak tradisional atau bangunan vernakuler ini
matahari terbit sampai terbenam, sedangkan merupakan rumah yang dibangun atas
disaat malam hari buah durian yang jatuh pertimbangan keselarasan dengan alam.
telah menjadi milik bersama. Bangunan Vernakuler berpegang pada
Pa r a k y a i t u s u a t u l a h a n t e m p a t prisnip-prinsip dan cara-cara tertentu yang
masyarakat berusaha tani dimana terdapat dianut, dipahami, dan diaplikasikan oleh
keberagaman jenis tanaman yang dapat masyarakat lokal dalam berinteraksi dan
dipanen sepanjang waktu secara bergiliran, berinterelasi dengan lingkungannya dan
sehingga pada lahan parak ini terdapat nilai ditransformasikan dalam bentuk sistem nilai
ekonomi berkelanjutan. Apabila dilihat dan norma adat. Oleh karena itulah Rumah
dari jauh, parak di pandang seolah-olah tradisional sering juga disebut rumah adat.
seperti hutan dan juga berfungsi sebagai Rumah adat masyarakat Bengkulu yang
penyangga untuk wilayah dibawahnya. dibangun dengan bahan kayu merupakan
bentuk ekspresi kehidupan yang harmoni
KEARIFAN LOKAL DALAM MENGHADAPI dengan bahaya bencana seperti gempa
GEMPA DI BENGKULU (living harmony with risk). Dalam hal ini
Ada beberapa kearifan lokal (Local wisdom) masyarakat Bengkulu sudah lama mengenal
yang dimiliki oleh masyarakat Bengkulu
1 Gutierrez, Jorge, “Note on the Seismic Adequacy
dalam mitigasi bencana gempa bumi.
of Vernacular Buildings”, 13th World Conference
Salah satunya adalah bentuk permukiman
on Earthquake Enginering. Vancouver. B.C. Can-
penduduk yang umumnya rumah panggung ada August 1-6 2004, Paper No. 5011.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 153

sifat-sifat alam dimana mereka tinggal di masyarakat Bengkulu mulai membangun


daerah rawan gempa. rumah dengan dinding berupa anyaman
Rumah Tradisional Bengkulu yang bambu yang dilapisi semen dan ditaburi
berbentuk panjang danterbentuk dari kayu kapur, dan beratap seng. Rumahnya tetap
merupakan warisan yang diterima secara memperlihatkan ciri tradisional dengan
turun menurun dari generasi ke generasi, teknologi dasar tetap seperti rumah
sehingga rumah ini bentuknya dari dahulu, tradisional, tetapi sudah kena sentuhan
semenjak dibangun pertama kali sampai desain rumah Belanda dengan model
diwariskan ke generasi berikutnya bentuknya Eropa. Rumahnya terlihat lebih cantik, kalau
tetap sama (ancient tradition). Pembangunan digoncang gempa tak terlalu berbahaya
rumah itu terwujud juga karena adanya bagi penghuninya.
pengalaman yang dilalui selama berinteraksi Setelah Indonesia merdeka, perubahan
dengan alam lingkungan dimana dia yang terjadi sudah semakin cepat. Perubahan
bertempat tinggal, termasuk sering terjadi itu cukup besar, terutama pada rumah-
gempa. rumah masyarakat di Bengkulu, hal itu
Hanya saja, pada saat penjajahan Belanda, seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang
mulai ada perubahan terhadap masyarakat. semakin baik. Rumah-rumah tradisional
Mereka membangun rumah mulai mengikuti mulai ditinggalkan, beralih pada rumah-
model bangunan Belanda. Bangunan dengan rumah yang dianggap lebih modern dengan
menggunakan semen, meskipun bangunan itu menampilkan berbagai macam model.
tidak sepenuhnya menggunakan bahan semen Tentu saja bahan utama rumahnya terdiri
(Semi permanen). Awalnya hanya tangga, dari semen dengan kontruksi beton sebagai
kemudian meningkat pada dindingnya. dasarnya. Ternyata pada saat terjadi gempa
Perubahan lain yang terjadi pada rumah besar berturut-turut di Bengkulu, justru yang
tradisional Bengkulu adalah, rumah yang banyak hancur itu adalah rumah dengan
selama ini terbuat dari kayu, mulai dicampur konstruksi beton, apabila dibandingkan
dengan menggunakan semen. Terutama rumah-rumah tradisional yang bahannya
untuk dinding rumah, menggunakan hanya dari kayu.
bambu yang dilapisi semen. Artinya Jadi rumah-rumah tradisional ini
masyarakat masih mempertimbangkan dibangun atas dasar pengalaman yang
untuk mengganti kayu dengan semen dilalui oleh masyarakatnya. Pengalaman itu
sepenuhnya, karena mereka menyadari merupakan warisan yang diterima secara
daerahnya adalah daerah yang selalu berada turun menurun dari generasi ke generasi,
dalam ancaman gempa. Kalaupun kemudian sehingga rumah ini bentuknya dari dahulu,
masyarakat mulai mengikuti perkembangan semenjak dibangun pertama kali sampai
yang diperkenalkan oleh Belanda, tetapi diwariskan ke generasi berikutnya bentuknya
mereka tetap membangun rumah dengan tetap sama (ancient tradition). Pembangunan
mempergunakan dominan kayu. rumah itu terwujud juga karena adanya
Jadi rumah tradisional Bengkulu  yang pengalaman yang dilalui selama berinteraksi
selama ini terbuat dari  kayu, setelah kena dengan alam lingkungan dimana dia
pengaruh arsitektur kolonial Belanda, bertempat tinggal.
154 JEJAK KEARIFAN LOKAL DALAM MITIGASI BENCANA GEMPA DI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Masyarakat Bengkulu, secara


tradisional pada umumnya telah lama
hidup berdampingan dengan alam secara
harmonis, sehingga mengenal berbagai
cara untuk menjaga keberlangsungan hidup
dengan menyesuaikan diri dengan alam
itu sendiri. Salah satu contohnya adalah
bangunan rumah yang berfungsi bagi
masyarakat untuk tempat tinggal, sekaligus
tempat berlangsungnya kehidupan rumah
tangga. Oleh sebab itu pada saat terjadinya
gempa besar di Bengkulu, yang bertahan itu
adalah rumah-rumah tradisional tersebut.
Bahkan menurut Agus Setyanto bangunan
rumah tua – rumah panggung – rumah
tradisional yang bercorak indis tersebar di
Bengkulu merupakan wujud dari sebuah
kearifan lokal (local wisdom), ternyata juga
memiliki daya tahan terhadap bencana
alam, seperti banjir dan gempa. Sama
seperti, Rumah Gadang model Bagonjong di
Sumatera Barat, yang tetap berdiri tegak dan
selamat dari serbuan gempa hingga ratusan
kali.2 

2 Agus Setyanto, Rumah Tua Bengkulu: Quo


Vadis, dalam Bengkoelen-Bengkoelen blogspot.
1 Desember 2008.

Gambar 3.20 Benteng Marlboroug


Bengkulu dibangun di atas bukit dan
menghadap ke pantai baratBengkulu.
Bisa jadi benteng ini juga menjadi
area penyelamatan jika terjadi tsunami
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 155
156 REVITALISASI KEARIFAN LOKAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA GEMPA

Revitalisasi Kearifan Lokal Dalam


Penanggulangan Bencana Gempa:
“Mengenang Bencana
Merencanakan Harapan”

M E N G E N A N G B E N C A N A G E M PA

Bab-bab terdahulu, telah memaparkan


bahwa Pulau Sumatera secara geologis
dan geografis sejak awal telah menjadi
salah satu wilayah tempat berlangsungnya
kegiatan tektonik dan vulkanik yang
kuat di Indonesia, Sebagai akibatnya,
bencana gempa bumi dan bencana alam
lainnya secara berkelanjutan selalu hadir
melanda wilayah Sumatera semenjak
masa lampau hingga masa kini. Bencana
gempa dan tsunami tersebut juga telah
hadir sebagai fenomena sejarah, tempat
masyarakat menyimpan pengetahuan dan
pengalaman gempa dalam memori atau
ingatan kolektifnya dalam berbagai bentuk
kekayaan kearifan lokal yang dimilikinya.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 157

Peristiwa bencana gempa bumi dan tsunami sempat saya lihat cucu saya dalam air,
menjadi sangat penting dalam kehidupan saya coba raih tapi tidak dapat, yang ada
manusia karenanya perlu disimpan dalam tangan saya kesangkut di pagar, ini hampir
ingatan kolektif dan tidak bisa atau tidak putus,” cerita Umi. Umi Kalsum pun hilang
boleh dilupakan. Karena itu pada setiap kesadarannya Karena terombang-ambing
waktu perlu diingat dan dikenang. Tidak gelombang pekat tsunami. Tapi tiba-tiba
mengherankan apabila peristiwa gempa dan ada ular yang mendekat dan melilitnya.
tsunami Aceh tahun 2004, selalu diperingati “Saya sadar pertama sudah di jembatan
setiap masa. Masyarakat merasa perlu untuk ini (Jembatan Kajhu), ya subhanallah mulut
selalu mengingat dan mengenang peristiwa ular itu di depan mata saya, tubuh saya itu
yang berharga tersebut agar dapat dipetik dililitnya,” ujar Umi Kalsum dalam bahasa
pelajaran, hakekat, dan maknanya. Menarik Aceh. Si ular terus membawanya mendekat
untuk disimak salah satu contoh penggalan ke relawan. Tiga pemuda dari PMI
kisah refleksi ingatan kolektif tentang gempa kemudian menjemputnya dan melepaskan
dan tsunami di Aceh pada tahun 2004 lilitan ular dari tubuhnya. “Sempat saya
tersebut dalam suatu peringatan ulang tahun bilang sama anak itu, pas ditarik saya,
ke-10 dan ke-9 menurut sajian media pers nak ada ular, tidak apa-apa katanya dia
sebagai berikut. nggak ganggu kita, cerita nenek yang
juga kehilangan 30 sanak saudaranya
“Gempa dahsyat pada Minggu, 26 saat tsunami menghantam desanya.”
Desember 2004, pagi yang disusul (Hamzirwan, 2015; Rizki Gunawan. 2014).
tsunami meluluhlantakkan sebagian besar
wilayah pesisir Provinsi Aceh. Sebanyak Penggalan catatan kisah bencana
126.741 warga Aceh tewas dan 93.285 gempa dan tsunami yang melanda Aceh
orang hilang dalam bencana tsunami puluhan tahun yang lalu tersebut di atas,
yang tergolong terbesar sepanjang cukup dapat menggugah kembali memori
sejarah. Guncangan gempa berkekuatan kolektif masayakat Aceh maupun masyarakat
8,9 skala Richter yang berpusat di Indonesia pada umumnya. Setiap pembaca
kedalaman 20 kilometer di Samudra secara bebas bisa mengembangkan
Hindia sejauh 149 kilometer selatan imajinasinya masing-masing, mengenai
Meulaboh, Aceh Barat, terjadi pukul 07.58. kedahsyatan bencana pada tahun 2004
Gempa kedua berkekuatan 5,9 skala dalam meluluhlantakkan sebagian dari
Richter di kedalaman 10 km di sebelah daerah Aceh. Namun pada sisi lain,
barat Pulau We, Sabang, terjadi pukul pembaca juga sekaligus dapat memberikan
08.48. Umi langsung bergegas lari. Sang tanggapan, interpretasi dan simpulan hakekat
anak sempat memintanya untuk tidak lari, dan makna dibalik peristiwa tersebut secara
tapi wanita yang saat itu berumur 48 tahun luas dan lebih jauh. Pada sisi lainnya lagi,
memilih berlari mengajak cucunya. Baru pembaca juga dapat melakukan komparasi
beberapa meter berlari, tubuh Umi dan dan evaluasi terhadap gempa-gempa yang
cucunya terhempas ombak tsunami. “Kami terjadi di tempat lain, di Indonesia dan
sudah teraduk-aduk dalam air, sesaat bahkan di negara lain. Lebih jauh, penggalian
158 REVITALISASI KEARIFAN LOKAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA GEMPA

kenangan ingatan kolektif ini juga dapat menyebabkan terjadinya tsunami di Danau
membawa respons positif dalam melahiran Singkarak (Visser dan Akkersdijk, 1927).
empati dan simpati tiap individu. Empati dan Gambaran di atas pada dasarnya telah
simpati tersebut pada gilirannya akan dapat menegaskan bahwa peristiwa gempabumi
melahirkan efek positif dalam pembangunan dan tsunami di Sumatera beserta bencana
semangat dan jiwa kemanusiaan secara ideal. yang ditimbulkannya secara sosial pada
dasarnya telah akrab dengan masyarakatnya,
GEMPA DAN TSUNAMI DALAM PUISI sehingga gempa dan tsunami telah menjadi
KARYA SEORANG PENYAIR TAUFIQ pengetahuan sosial dan sekaligus menjadi
ISMAIL: MEMBACA TANDA-TANDA bagian dari dimensi sejarah masyarakatnya.
Peristiwa gempa dan tsunami Aceh, secara Pegetahuan sosial tersebut secara historis
monumental telah digubah dalam bentuk kemudian disimpan dalam memori atau
puisi oleh seorang Peyair terkemuka ingatan kolektif masyarakat pendukungnya
Indonesia, yaitu Taufik Ismail. Puisinya diberi yang kemudian biasa disebut sebagai memori
Judul “Membaca Tanda-Tanda”. Puisi ini sosial (Fentress dan Wickham, 1992:16-17).
digubah sebagai Persembahan 70 tahun Prof. Hampir pada setiap tahun peristiwa
Dr. Taufik Abdullah, pada tahun 2006 (LIPPI gempa besar di Aceh pada tahun 2004,
Press, 2006:3-5), yang kebetulan disajikan misalnya, selalu dilakukan peringatan, untuk
pada Bagian Satu Kenang-kenangan. Puisi mengenang kedahsyatan peristiwa bencana
inimenarik untuk disimak dan direnungkan gempa bumi dan tsunami yang menelan
makna dan hakekatnya. Berikut adalah puisi tidak sedikit korban dan menghancurkan
indah yang mampu menggambarkan secara wilayah sekitarnya. Pada saat itu pula memori
utuh peristiwa gempa dan tsunami Aceh pada atau ingatan kolektif masyarakat digugah
tahun 2004 tersebut. kembali, untuk dihidupkan kembali agar
dapat dipakai sebagai bahan renungan masa
GEMPABUMI DAN TSUNAMI DALAM kini. Pada saat itu pula orang mencari hakekat
INGATAN KOLEKTIF MASYARAKAT dan makna dibalik peristiwa bencana gempa
Selain gempa tahun 2004 seperti yang dan tsunami dengan pengharapan dapat
sudah disinggung diatas, masyarakat Aceh memperoleh manfaat dan hikmahnya bagi
juga memiliki tambahan ingatan kolektif kehidupan masa sekarang dan masa yang
dari peristiwa gempa yang terulang kembali akan datang. Penghidupan kembali ingatan
terjadi di wilayah Aceh, yaitu Pidie pada 7 kolektif tentang gempa dan tsunami Aceh
Desember 2016 yang baru lalu. Gempa Pidie tersebut dapat disimak dari apa yang telah
ini juga membawa musibah yang menelan disajikan di atas, baik dalam bentuk kisah
korban tidak sedikit bagi masyarakat di Pidie. nyata dalam berita media maupun dalam
Selain di Aceh, gempa bumi sebelumya bentuk karya puisi, misalnya dari penyair
sesungguhnya telah banyak terjadi selama Taufik Ismail tersebut di atas.
abad ke-19 dan awal abad ke-20, seperti
yang telah dikemukakan pada Bab terdahulu. MERENCANAKAN HARAPAN
Peristiwa gempa di Padang pada 28 Juni Merencanakan harapan dapat dirumuskan
1926, misalnya, disebutkan juga bahwa telah sebagai suatu upaya untuk membuat
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 159

keputuan dengan sadar mengenai sesuatu tradisi lisan tersebut bisa dikenali berbagai
yang diyakini akan terjadi atau dapat dicapai jenis bentuk mitos, folklor, legenda, dan
dengan baik. Merencanakan sesuatu, dalam pepatah-petitih. Dalam tradisi tulis, bisa
hubungan ini, apa yang dianggap berharga dikenali berbagai jenis karya sastra lama
bagi masa depan perlu diikuti dengan misalnya seperti Hikayat, Tambo, Kronik dan
langkah-langkah yang tepat agar dapat sejenisnya dan juga sastra-religius maupun
mencapai prospek yang lebih besar. sastra Melayu modern. Muatan pengetahuan,
Perspektif sejarah melihat bahwa masa pengalaman dan pemahaman gempa bumi,
kini merupakan perpajangan dari masa tersebut di atas pada hakekatnya banyak
lampau dan masa depan merupakan tersimpan dalam ingatan kolektif para nenek
keberlanjutan dari masa kini (Munslow, 2003: moyang masyarakat di Pulau Sumatera dan
1-25) Hidup pada masa sekarang berarti Indonesia pada umumnya.
hidup dengan kesadaran bahwa masa depan Pengetahuan dan pengalaman nenek
diharapkan akan lebih makmur, sejahtera, moyang masyarakat di PUlauSumatera dan
dan maju dengan kekayaan informasi yang Indonesia tersebut tersebut diperoleh sesuai
membuat manusia mampu memperoleh dengan proses perkembangan strategi
manfaat yang lebih besar dari pada yang pemikiran kebudayaan yang dimiliki oleh
diperoleh dari masa lampau. Oleh sebab masyarakat tersebut. Proses perkembangan
itu hidup pada masa kini perlu diisi dengan pemikiran kebudayaan tersebut berlangsung
rencana untuk masa depan, agar dapat dari masa lampau (tradisional) hingga masa
menjawab tantangan masa depan lebih baik kini (modern). Meminjam konsep tiga fase
dari pada masa kini (Toynbee, I, 1934) perkembangan mitis-ontologis-fungsional
Nilai-nilai kearifan lokal sebagai bagian dari Van Peursen (2000), maka perkembangan
dari potensi sosio-kultural dari Kebudayaan pemikiran dan pemahaman akan gempa
Melayu yang telah dimiliki oleh masayakat bumi pun dapat dianggap memiliki tahapan
di wilayah ini sangat strategis untuk perkembangan pemikiran yang mirip dengan
dikembangkan sebagai kebijakan ketiga tahapan tersebut. Secara prosesual
Kebudayaan di masa depan. Van Peursen perkembangan pemikiran terhadap gempa
(2000) menyatakan bahwa kebudayaan berlangsung dari bentuk tahapan pemikiran
diartikan sebagai suatu siasat manusia dalam yang bersifat mitis (masyakat nenek moyang
menghadapi masa depannya. Oleh karena kita pada masa kuna), ke tahapan bentuk
itu, pengembangan potensi sosio-kultural pemikiran yang bersifat ontologis (masyarakat
Kebudayaan Melayu dapat diartikan sebagai pada masa tradisional), sampai ke dalam
pengembangan potensi kearifan lokal tataran pandangan pemikiran yang bersifat
sebagai modal sosio-kultural masyarakat fungsional (masyarakat modern masa kini).
Melayu dalam siasat untuk menghadapi masa Hal tersebut juga mirip dengan konsep
depan sesuai dengan yang diharapkan. trilogi perkembangan pemikiran tentang
Khasanah nilai-nilai kearifan lokal pengetahuan dalam filsafat sejarah Auguste
dapat ditemukan dalam bentuk tradisi Comte, yang meliputi tahapan teologis,
lisan maupun tradisi tulis yang sangat kaya tahapan metafisis, dan tahapan positif-saintfik
dalam kebudayaan Melayu. Dalam muatan ( Gardiner, 1959: 73-82).
160 REVITALISASI KEARIFAN LOKAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA GEMPA

Membaca Tanda-Tanda
TAUFIQ ISMAIL

Dapatkah kita bayangkan dalam masa lima menit Setinggi tiang listrik , semua dia terjang, semua dia
Seluruh harta benda kita lenyap dihanyutkan air habisi?
pasang Tsunami?
Dapatkah kita bayangkan tangisan yang keluar dari
Dapatkah kita bayangkan dalam waktu setengah tenggorokan,
jam Ratapan naik ke awan, jeritan menjalar ke seluruh
Seluruh permukiman kita digoyang gempa dan kepulauan,
hancur Mencekam sebuah bangsa keseluruhan? Ada sesuatu
berantakan? yang rasanya mulai lepas dari tangan
Dan meluncur lewat sela-sela jari kita
Dapatkah kita bayangkan dalam tiga jam masanya
Anggota keluarga berpisah untuk selamanya ? Ada sesuatu yang sejak dulu tak begitu jelas
Dan sebagai pertanyaan, kini bersuara demikian
Dapatkah kita bayangkan dalam waktu setengah
keras
hari
Di sungai, di jalan raya, lumpur –potongan kayu- Kita saksikan udara Aceh penuh mendung abu-abu
kayu bangkai kendaraan bertumpuk tinggi? warananya
Kita saksikan burung-burung kecil tak lagi berkicau
Dapatkah kita bayangkan dalam tiga perempat hari
pagi hari
masanya
Kita saksikan puluhan mayat, ratusan, ayat, ribuan
Rumah-rumah sakit dipadati pasien berpuluh,
mayat
beratus jumlahnya?
Kita saksikan puing, lumpur, potongan kayu, besi,
Dapatkah kita bayangkan dua puluh jam waktunya bangkai kendaraan
Berpuluh, beratus, beribu mayat bergelimpangan di
Kita saksikan gempa lautan membawa tsunami
tepi dan di tengah jalan raya
Tsunami membawa banjir air
bertimbunan di bawah puing-puing
Air mata
bergelantungan di pohon-pohon
ditutupi koran, spanduk, bendera, plastik dan Air mata mengantarkan sedu-sedan
dedaunan? Sedu-sedan mengantarkan tangisan
Tangisan mengantarkan jeritan
Dapatkah kita bayangkan air lautan berpacu luar
biasa kencang Jeritan anak yang kehilangan ayah
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 161

Jeritan ayah yang kehilangan anak “Jangan sedih begitu, ayah dan ibu, susul amakmu
Jeritan isteri yang kehilangan suami Di pintu besar Taman Firsaus anakmu menunggu”.
Jeritan suami yang kehilangan isteri Benarkah begitu?
Jeritan keluarga yang kehilangan semuanya
Allah
Jeritan bangsa yang kehabisan segalanya
Telah kami rasakan gempa di daraan
Maadza arada Llaahu bi haadxza mathala? Telah kami deritakan gempa di lautan
Apa gerangan yang Dikau kehendaki dari ini Telah kami alami letusan gunung api
umpama? Telah kami alami banjir tsunami besar-besaran
Bilakah gerangan kami mampu membaca tanda-
Telah kami rasa dadakan ribuan kematian
tanda?
Beri kami kemampuan membaca tanda-tanda
Tetapi di mata kami yang ditabiri hijah
Allah
jenazah bergelimpangan
Luar biasa banyak dosa kami
Dengan panorama kiamat luar biasa pedihnya
Kurniai kami kemampuan
pemandangan
Benarkah demikian? Luar biasa banyak kelemahan kami
Beri kami kekuatan
Di mata kami yang diselaputi lapisan bayi-bayi mati
Untuk bangkit kembali
penuh penderitaan
Untuk membantu
Para ibu tenggelam dalam cuka melumuri luka
Saudara-saudara sebangsa
kesedihan
Dalam musibah
Benarkah demikian?
Terbesar dalam sejarah
Bilakah tersingkap hijab sehingga yang tampak
Amin.
adalah barisan ribuan yuhada
Yang gembira diantar malaikat berbondong-bondong
ke Jannatu Na’im

Dan bayi-bayi Aceh itu berlari-lari lincah ke


gerbangnya
Di sana mereka tunggu orangtua mereka yang sedih
di dunia
162 REVITALISASI KEARIFAN LOKAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA GEMPA

POTENSI KEARIFAN BUDAYA LOKAL pernah memegang peran penting sebagai


Ke a r i f a n l o k a l a d a l a h k a r a k t e r i s t i k pusat Kebudayaan Melayu pada abad ke-
pengetahuan lokal yang potensial 16 sampai abad ke-19. Periode tersebut
berbasis pada budaya lokal yang telah mencakup dari masa awal Kerajaan Samudra
menjadi tradisi dalam kehidupan suatu Pasai Darussalam (1250-1524 M) sampai
komunitas masyarakat. Bentuk kearifan berdiri dan berkembangnya Kerajaan Aceh
lokal bervariasi secara luas, mulai dari Darussalam (1524-1900). Selama itu muncul
bentuk sistem nilai budaya, sistem sosial, tokoh raja- raja terkemuka, seperti salah satu
sampai manifestasi fisik kebudayaan dalam di antaranya Sultan Iskandar Muda (1687-
bentuk pengetahuan lokal, teknologi lokal, 1636). Alfian (2006: 247-248) juga menjelaskan
serta juga bentuk fisik dari lingkungan bahwa pada periode tersebut muncul pula
buatan. Kajian tentang kearifan lokal pusat Sastra Islam-Melayu, dengan tokoh-
tersebut merupakan upaya untuk dapat tokoh pemikir dan pujangga terkemukanya
merealisaskan keharmonisan lingkungan seperti Hamzah Fansuri, Syamsuddin
kehidupan baik dalam komunitas pedesaan as-Sumatrani, Nuru’d-din ar-Raniri, dan
maupun perkotaan yang berkelanjutan Abduurrauf as-Singkili. Salah satu karya tulis
melalui penggunaan dan pengembangan terkemuka juga lahir yaiu Kitab Tajussalatin atau
pengetahuan lokal, secara kontekstual dan Mahkota Segala Raja dari Bukhari al-Jauhari.
partisipatif. Nilai-nilai ajaran moral dan spiritual dari karya-
Kemampuan atau potensi Budaya karya sastra–religius tersebut menarik untuk
Lokal (seperti nilai-nilai, norma-norma, digali. Contohnya antara lain seperti 25 pasal
struktur dan relasi sosial, termasuk juga dari ajaran Tajussalatin dan 21 pasal dari Pohon
juga bentuk-bentuk lingkungan buatan) Kerajaan yang dirumuskan oleh Paduka Sri
sebagai sumber pengetahuan akan sangat Sultan ‘Alaiddin Johan ‘Ali Ibrahim Mughayat
beragam atau berbeda-beda tergantung Syah. Butir-butir ajaran moral-spiritual dari
kearifan masyarakat lokal tersebut dalam karya budaya lokal tersebut dapat diseleksi
memanfaatkan budaya lokal tersebut sebagai dan dipakai untuk dikembangkan sebagai
sumber ilmu pengetahuan. Potensi kearifan materi perencanaan pengembangan strategi
budaya lokal di wilayah yang dibicarakan Kebudayaan Pemerintah Daerah Aceh pada
dalam buku ini dapat diidentifkasikan di khususnya dan daerah di wilayah Sumatera
beberapa wilayah seperti Aceh, Sumatera lainnya pada umumnya.
Utara, Sumatera Barat, dan Sumatera Selatan. Selain Kerajaan Islam Aceh, di sekitarnya
Masing-masing secara historis pernah juga lahir kerajaan-kerajaan Islam baik
menjadi pusat budaya politik kerajaan yang besar maupun kecil, yaitu Biar dan
(pusat politik, sosial, ekonomi dan budaya), Lambiri, Pedir, Pirada, Pase, Aru, Arcat,
yang sekaligus menjadi bagian dari pusat Rupat, Siak Kampar, Tongkal, Indragiri,
Kebudayaan Melayu. Jambi, Palembang, Andalas, Pariaman,
Sebagai contoh potensi nilai-nilai kearifan lokal Minangkabau, Tiku, Panchur, dan Barus.
dari Kebudayaan Melayu yang berkembang Semua kerajaan-kerajaan tersebut wilayahya
di wilayah Aceh dapat disimak di sini sebagai tersebar hingga Riau, Jambi, Sumatera
berikut. Menurut Alfian (2006: 237-259), Aceh Selatan dan Sumatera Barat (IDAS, 3,
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 163

2015: 21-33). Selain tersebut diatas, di kini telah banyak tradisi kecil di sementara
Sumatera Selatan sendiri pada sekitar daerah atau komunitas di daerah terpencil
abad ke-7 hingga abad ke-11 pernah sudah banyak yang hilang akibat pengaruh
terdapat Kerajaan Buddha Sriwijaya. perubahan zaman. Misalnya, ada pertanda
Sejarah menunjukkan bahwa beragamnya bahwa banyak bahasa lokal yang jumlah
latar belakang kerajaan dan bahkan latar penuturnya sangat kecil, mudah terancam
belakang agama di Sumatera tersebut kepunahan. Hal sama juga berlaku pada
semakin memperkaya khasanah budaya berbagai tradisi kecil, seperti adat-istiadat
dan kearifan lokal di Sumatera. Semenjak dan nilai kearifan lokal lainnya di wilayah
awal abad abad ke-16 sampai awal abad Kepulauan Indonesia.
ke-20 di daerah Minangkabau terdapat Oleh karena itu menarik untuk dilakukan
suasana kedamaian hubungan saling upaya revitalisasi nilai-nilai kearifan budaya
harga-menghargai antara kaum adat dan lokal secara terencana dan teroraganisasi
kaum agama atau antara hukum adat dan secara mantap. Keterlibatan pemerintah baik
hukum syari’at Islam sebagaimana tercermin pusat maupun daerah dalam hal ini sangat
dalam pepatah Adat basandi syarak, syarak penting. Namun lebih penting lagi adalah
basandi Kitaabullah. Ungkapan pepatah keterlibatan anggota masyarakat sipil (civil
ini merupakan salah satu nilai kearifan society) atau masyarakat madani, dalam
lokal Minangkabau yang potensial untuk membangun gerakan revitalisasi secara luas.
dikembangkan dalam strategi revitalisasi Revitalisasi kebudayaan sebagaimana
kearifan budaya lokal baik pada masa kini yang tersebut dengan namanya menganjurkan
maupun pada masa depan. perlu dikembalikannya cara berkehidupan
Apabila disimak dari uraian di atas, suatu kelompok pendukung budaya atau
terdapat keunikan sejarah, yaitu justru di komunitas kehidupan yang dipandang
wilayah yang menjadi tempat terjadinya telah hilang atu terancam hilang. Program
gempa atau tsunami, yang sejak kuna di revitalisasi budaya lokal ini perlu dilakukan
daerah tersebut telah menjadi wilayah secara terintegrasi dengan progam mitigasi
pusat perkembangan sosial budaya yang gempa atau bencana alam lainnya, khususnya
terkemuka di daerah Sumatera. Keunikan dalam pelaksanaan pembangunan masyarakat
sejarah tersebut menarik untuk direnungkan di wilayah bencana gempa seperti di daerah
dan dikaji selanjutnya. Sumatera dan di daerah lain di Indonesia.

REVITALISASI KEARIFAN BUDAYA LOKAL MEMBANGUN KEMBALI TRADISI


Revitalisasi budaya merupakan kunci bagi INTELEKTUAL NUSANTARA-MELAYU
penyimpanan nilai-nilai budaya lokal dan Salah satu upaya untuk merevitalisasi
sekaligus penegasan untuk pengembangan kearifan budaya lokal dalam kaitan sejarah
dan peningkatan kebangkitan identitas bencana gempa di Sumatera ini adalah
budaya bagi generasi penerus masyarakat upaya membangun kembali semangat nilai-
dan bangsa. Tanpa upaya revitalisasi, banyak nilai tradisi intelektual Nusantara-Melayu
unsur nilai-nilai budaya lokal akan terancam yang pernah mengemuka di wilayah ini pada
punah. Diperkirakan bahwa pada masa abad ke-17-18.
164 REVITALISASI KEARIFAN LOKAL DALAM PENANGGULANGAN BENCANA GEMPA

Pa d a abad ke-17 -18, wilayah MENCARI HIKMAH DI BALIK GEMPA


Sumatera pernah menjadi salah satu pusat Merencanakan harapan ke masa depan
berkembangan tradisi dan wacana intelektual dengan strategi revitalisasi kearifan lokal
Islam di Nusantara. (IDAS, 3, 2012: 145). tersebut di atas perlu diperkuat dengan
Disebutkan pula bahwa tradisi dan wacana visi optimis dan visioner. Andrew Robinson,
Islam Nusantara pada masa masa awal proses seorang sejarawan gempa asal Amerika
Islamisasi pada masa itu adalah sufisme. menyatakan dalam bukunya Earth-Shattering
Tradisi sufisme dalam dunia Melayu telah Events. Earthquakes, Nations and Civilization
banyak tercermin dalam teks-teks klasik, (2016), bahwa pengkajian bencana gempa
seperti Hikayat Pasai dan Sejarah Melayu. tidak harus hanya melihat sisi negatifnya atau
Doktrin-doktrin Tasawuf di Nusantara pada akibat buruknya saja, melainkan juga perlu
masa itu banyak bersemi antara lain di Aceh, melihat sisi positifnya. Menurutnya, dalam
Palembang dan Makassar. Di Aceh muncul mengkaji akibat bencana gempa patut dikaji
antara lain tokoh pemikir Hamzah al-Fansuri, juga faktor positif yang disebutnya sebagai
Syamsudin as-Sumatrani, Nuruddin ar-Raniri ‘blessing in disguise’.
(1658), dan Abdur Rauf as-Singkili atau Robinson (2016:58-358) menyajikan
Abdur Rauf Singkel. Di Palembang muncul berbagai contoh adanya peristiwa bencana
tokoh Syekh Abdus Samad al-Palembangi, gempa di dunia, yang ternyata pada
sedangkan di Makassar tampil tokoh masa kemudian tidak hanya membawa
Muhammad Yusuf al-Makasari (1699). Hamzah kerusakan, tetapi sebaliknya pada akhirnya
al-Fansuri antara lain menulis karyanya Jauhar justru membawa akibat kelahiran kemajuan
al-Haqa’iq (Esensi Hakikat); Syamsuddin as- kehidupan di daerah tempat peristiwa itu
Sumatrani menulis Asrar al-‘Arifin (rahasia terjadi. Sebagai contoh ia menunjukan,
kaum Gnostik); Abdur Rauf as-Singkili meulis misalnya, pengalaman kota San Francisco,
amasalh fikih, tafsir dan tasawuf; Nuruddin yang pada tahun 1906 mengalami kerusakan
ar-Raniri: Sirat al-Mustaqim; Syekh Abdus al- besar akibat gempa dan kebakaran, dalam
Palembangi antara lain : Ratib Samman. (IDAS, perkembangan berikutnya jusru telah
3, 2012: ibid) melahirkan respons untuk melakukan
Doktrin-doktrin Sufisme Islam Melayu- pembangunan wilayah industri dengan
Nusantara yang dirumuskan mereka melalui teknologi canggih. Pembangunan wilayah
berbagai karya intelektual mereka tersebut industri tersebut secara khusus ditempatkan
sangat berpengaruh dalam proses Islamisasi pada suatu tempat yaitu di San Andreas yang
di Nusantara dan mewarnai jiwa zamannya. terletak tenggara San Francisco sekarang,
Semangat intelekrualitas yang cerdas dari yang pada masa kemudian terkenal sebagai
tokoh-tokoh pemikir yang kebetulan lahir Silicon Valley. Perkembangan ini terutama
di wilayah gempa inilah yang menarik berlangsung sejak 1950an.
untuk direvitalisikan sebagai salah satu Lebih lanjut, Robinson (2016) menjelaskan
kunci pengembangan strategi kebijakan bahwa sejak masa prasejarah manusia
kebudayaan di Indonesia pada masa kini dan sesungguhnya telah hidup bersama dengan
masa depan. gempa yang membawa kerusakan fatal.
Disebutkan bahwa lebih dari separuh kota-
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 165

kota di dunia pada umumnya terletak di merevitalisai nilai-nilai kearifan lokal dalam
daerah perbatasan lempengan tektonik bumi. rangka untuk menangulangi bencana gempa
Sebagai contoh Ankara, Athena, Beijing, bumi diperlukan perencanaan strategi
Kairo, Caracas, Delhi, Hong Kong, Istambul, kebijakan kebudayaan mendasar, terutama
Jakarta, Karaci, Lisbon, Lima, Los Angeles, dengan visi yang optimistis dan visioner.
Manila, Mexico City, Naples, Osaka, Roma, Bahwa, setiap bencana gempabumi yang
San Francisco, Santiago, Shanghai, Singapore, melanda memberi dampak pada lingkungan
Taipei, Teheran dan Tokyo. Beberapa di dan masyarakat, sesungguhnya memuat
antaranya yang telah menderita kerusakan pelajaran masing-masing yang patut untuk
besar antara lain Caracas, Lisbon, Lima, Los dijadikan pedoman. Demikian pula konsep
Angeles, Manila, Mexico City, Naples, San simbolis kultural ‘blessing in disguise’
Frascisco, Teheran dan Tokyo. Pada masa perlu direnungkan dan digali makna dan
kuna, kota Pompei diluluhlantakkan gempa hakekatnya untuk dapat dipergunakan
pada sekitar tahun 62 atau 63 SM; wilayah sebagai sumber pendorong bagi upaya
Turki pada tahun 115, 458, 526 dan 528 SM; untuk memperoleh harapan dalam mencapai
dan wilayah Teheran seluruhnya dihancurkan keberhasilan dan menemukan model mitigasi
gempa pada tahun 855, 958, 1177, dan bencana gempa yang tepat di masa depan.
1830. Sementara pada zaman modern, Secara yuridis penanggulangn
Lisbon dibangun kembali setelah menderita bencana di Indonesia telah memiliki
malapetaka gempa pada tahun 1755, Tokyo pegangan hukumnya seperti yang termuat
dan Yokohama juga dibangun kembali dalam UU RI No. 24 Tahun 2007 tentang
setelah menderita gempa 1923. Tangshan, Penanggulangan Bencana. Dalam UU
China juga dibangun kembali menjadi kota tersebut termuat Landasan, Asas, dan Tujuan
industri setelah menderita kerusakan gempa penanggulangan bencana yang secara jelas
pada tahun 1976. telah dirumuskan. Antara lain disebutkan
Robinson (2016) juga menyatakan bahwa pada Pasal 2, bahwa penanggulangan
dalam hal tertentu dampak besar kecilnya bencana berasaskan kemanusiaan; keadilan;
gempa adalah tergantung pada segi pusat kesamaan kedudukan dalam hukum dan
gempanya, besar dan lamanya, dan juga pemerintahan; keseimbangan; keselarasan;
pada faktor manusianya: yaitu sumber dan keserasian; ketertiban dan kepastian
daya politik, ekonomi, sosial, intelektual, hukum; kebersamaan; kelestarian lingkungan
keagamaan dan kebudayaan yang secara hidup; dan ilmu pengetahuan dan teknologi.
spesifik dimiliki oleh suatu wilayah yang Berpangkal dari segi yuridis tersebut di
bersejarah. Lebih lanjut pendapatnya yang atas maka upaya revitalisasi nilai-nilai kearifan
menarik untuk dicatat di sini, ialah yang budaya lokal dalam rangka penanggulangan
menyatakan bahwa setiap gempabumi bencana yang dibahas dalam buku Sejarah
yang melanda masyarakat, memberikan Bencana Gempa Bumi di Sumatera ini,
pelajarannya tersendiri terhadap masyarakat memiliki pijakan yang strategis dan kuat.
dan lingkungan masing-masing.
Uraian di atas diharapkan dapat
memberikan penegasan bahwa untuk
166 DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka

Abdurahman. 2011. Nilai-nilai Budaya dalam Burbank, D. W., and Anderson, R. S., 2001,
Kaba Minangkabau Suatu Interpretasi Tectonic Geomorphology, Blackwell
Simbolik. Padang: UNP Press. Science, Inc., 273 p.:
Agung Mulyo (1992). Proses Terjadinya Chlieh, M., Avouac, J.-P., Hjorleifsdottir, V.,
Gempa Bumi dan Pengaruhnya Terhadap Song, T.-R. A., Ji, C., Sieh, K., Sladen, A.,
Bangunan Bertingkat. Karya Ilmiah. Hebert, H., Prawirodirdjo, L., Bock, Y., and
Bandung: Jurusan Geologi Fakultas MIPA Galetzka, J., 2007, Coseismic slip and
Unpad. afterslip of the great Mw 9.15 Sumatran-
Becker, J., and W. Saunders, R. V. D., 2005, Andaman earthquake of 2004: BSSA, v.
Planning for The Development of Land 97, no. No.1A, p. 8152-8173.
on or close to Active Faults: A study of Chlieh, M., Avouac, J. P., K.Sieh, Natawidjaja,
the adoption and use of the Active Fault D. H., and Galetzka, J., 2008,
Guidelines: GNS New Zealand. Heterogenous coupling of the Sumatran
Bock, Y., et al, 2003, Crustal motion in megathrust constrained by geodetic and
Indonesia from Global Positioning System paleogeodetic measurements: Journal of
measurements: Journal of Geophysical Geophysical Research, v. 113.
Research, v. 24, no. No.1-4, p. 169-183. Danang Wintoro Jati (2016), Dipl. UM, MUP,
Bradley, K., F.Lujia, E.M.Hill, D.H.Natawidjaja, Sejarah Bencana Gempa di Sumatera
and K.Sieh, accepted Nov.2016, Barat, Padang : Laporan.
Linking slip partitioning of oblique Departemen Sosial RI. (2006).
plate convergence in Sumatra with Memberdayakan Kearifan Lokal bagi
diffuse deformation of the Indian Ocean Komunitas Adat Terpencil.
lithosphere: Journal of Geophysical Daryono, M. R., D.H. Natawidjaja, K.Sieh,
Research. 2012, Twin-surface ruptures of the
Briggs, R. W., Sieh, K., A.J. Meltzner, March 2007>6 earthquake doublet
Natawidjaja, D. H., and al., e., 2006, on the Sumatran fault: Bulletin of The
Deformation and slip along the Sunda Seismological Society of America, v. 102,
megathrust in the great 2005 Nias- no. 6, p. 2356-2367.
Simeulue earthquake: Science, v. 311, no. Geertz, C. (1992) Kebudayaan dan Agama,
5769, p. 1897-1901. Kanisius Press, Yogyakarta, 1992b.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 167

Gobyah, I. Ketut (2003) ‘Berpijak Pada Istanti, K. Z. (2007) ‘Wujud Kearifan Lokal
Kearifan lokal’, www.balipos.co.id. Teks Amir Hamzah Nusantara’, IBDA,
G. Dwipayana & Nazarudin Sjamsuddin Vol. 5, No. 1, Jan-Juni 2007, hal 5-26,
(Editor), Jejak Langkah Pak Harto 29 Maret P3M STAIN, Purwokerto. ‘Kampung
1978 – 11 Maret 1983, Jakarta: PT. Citra Naga’. Pada: http://www.anindita89.
Kharisma Bunda. wordpress.com/2010/01/ 02/sejuta-
pesonakota-  tasikmalaya/. [6 April 2010]
Harris, R., Archuleta, R., and Day, S., 1991,
Fault steps and the dynamic rupture Ito, T., E.Gunawan, F.Kimata, T.Tabei,
process: 2-D numerical simulations M.Simmons, I.Meilano, Agustan, Y.Ohta,
of a spontaneously propagating shear I.Nurdin, D.Sugiyanto, 2012, Isolating
fracture: Geophysical Research Letters, v. along-strike variations in the depth extent
18, p. 893-896. of shallow creep and fault locking on the
northern Great Sumatran Fault: Journal of
Harris, R., and Day, S., 1993, Dynamics of
Geophysical Research, v. 117, no. B06409.
fault interaction: Parallel strike-slip faults:
J.Geophys.Res., v. 98, no. B3, p. 4461- Katili, J. A., and Hehuwat, F., 1967, On
4472. the occurence of large transcurrent
faults in Sumatra, Indonesia: Journal of
Hawasi (2007) ‘Kearifan Lokal Yang
Geoscience, Osaka City University, v. 10,
Terkandung Dalam Sastra Mistik Jawa’,
p. 5-17.
Fakultas Sastra Universitas Gunadarma,
Jakarta. Kerr, J., and S. Nathan, R. V. D., P. Webb, D.
Brunsdon, Andrew KIng, 2003, Planning
Indradi, Y. (2006) ‘Kearifan Lokal: Potret
for Development of Land on or Close
Pengelolaan Hutan Adat di Sungai Utik,
to Active Faults: A guideline to assist
Kapuas Hulu’, DTE Indonesia. 21
resource management planners in New
Irsan, Bartoven V. N. (2009) ‘Kearifan Lokal
Zealand, in Science, G. N., ed., Ministry for
untuk Kesejahteraan Rakyat’, Lembaga
The Environment, p. 67.
Penelitian Unila.
McCalpin, J., 1996, Paleoseismology,
Isdijanto Ar-Riza, Fauziati, N., Noor, H. D.,
International Geophysics Series, Volume
‘Kearifan Lokal Sumber Inovasi Dalam
62, Academic Press, p. 588.
Mewarnai Teknologi Budidaya Padi
Di Lahan Rawa Lebak’, Balai Penelitian
Pertanian Lahan Rawa.
168 DAFTAR PUSTAKA

Meltzner, A. J., K.Sieh, H-W Chiang, C-C Natawidjaja, D. H., The Past, recent, and
Shen, B.W.Suwargadi, D.H.Natawidjaja, future giant earthquakes of the Sumatran
E.Philibosian, R.W.Briggs, J.Galetzka, megathrust, in Proceedings JASS05 Great
2010, Coral evidence for earthquake Earthquakes in the Plate Subduction,
reccurence and an A.D. 1390-1455 Nagoya,Japan, September 27 - October
culster at the south end of the 2004 4 2005, Nagoya University and the JSPS.
Aceh-Andaman rupture: Journal of Natawidjaja, D. H., 2012, Dekade teror
Geophysical Research, v. 115, no. B10402. gempa di Sumatra: GEOMAGZ Badan
Meltzner, A. J., KSieh, H-W Chiang, C-C Geologi, v. 1, no. No.4.
Shen, B.W.Suwargadi, D.H.Natawidjaja, Natawidjaja, D. H., 2015, Siklus megatsunami
B.Phillibosian, R.W.Briggs, 2012, di wilayah Aceh-Andaman dalam
Persistent termini of 2004 and 2005 kontek Sejarah: RISET Geologi dan
like ruptures of the Sunda megathrust: Pertambangan, v. 25, no. 1, p. 49-62.
Journal of Geophysical Research, v. 117,
Natawidjaja, D. H., K. Sieh, Galetzka, J., B.W.
no. B04405.
Suwargadi, H. Cheng, and Edwards, R.,
Monecke, K., W.Finger, D.Klarer, W.Kongko, et 2007a, Interseismic deformation above
al, 2008, A 1,000-year sediment record of the Sunda megathrust recorded in coral
tsunami reccurence in northern Sumatra: microatolls of the Mentawai Islands,
Nature v. 455, p. 1232-1234. West Sumatra: Journal of Geophysical
Natawidjaja, D., Kumoro, Y., and Suprijanto, Research, v. 112, p. 10,1029.
J., Gempa bumi tektonik di daerah Natawidjaja, D. H., K.Bradley, M.R.Daryono,
Bukit tinggi - Muaralabuh: hubungan in progres 2015, Review on geological
segmentasi sesar aktif dengan gempa sliprates along the Sumatran fault zone
bumi tahun 1926 & 1943, in Proceedings and kinematics of its southern-end in the
Annual convention of Geoteknologi- Sunda Strait, Indonesia.
LIPI1995, LIPI.
Natawidjaja, D. H., K.Sieh, M.Chlieh,
Natawidjaja, D. H., 1994, Quantitative J.Galetzka, B.W.Suwargadi, H.Cheng, R.L.
geological assessments of Liwa Edwards, J-P Avouac, and S.Ward, 2006,
earthquake 1994: Proceeding of Annual Source Parameters of the great Sumatran
Convention of Indonesian Association of megathrust earthquakes of 1797 and
Geophysicists (HAGI) 1994.
SEJARAH BENCANA GEMPA DI SUMATERA 169

1833 inferred from coral microatolls: Reportase Eksklusif Harian Singgalang:


J.Geophys. Res., v. 111. Gempa Dahsyat Sumatera Barat. Padang:
Natawidjaja, D. H., K.Sieh, S.Ward, H.Cheng, Genta Singgalang Press. 2010.
Edwards, R. L., J.Galetzka, and Suwargadi, Sieh, K., and Natawidjaja, D., 2000,
B. W., 2004, Paleogeodetic records of Neotectonics of the Sumatran fault,
seismic and aseismic subduction from Indonesia: Journal of Geophysical
central Sumatran microatolls, Indonesia: Research, v. 105, no. B12, p. 28,295-
J.Geophys. Res., v. 109(B4), no. 4306, p. 228,326.
1-34. Sieh, K., Natawidjaja, D. H., Meltzner, A.
Natawidjaja, D. H., Tohari, A., Subowo, E., J., Shen, C. C., Cheng, H., Li, K. S.,
and Daryono, M., 2007b, West Sumatra Suwargadi, B. W., Galetzka, J., Philibosian,
earthquake of March 6. 2007: EERI B., and Edwards, R. L., 2008, Earthquake
Special Report. supercycles inferred from sea-level
Natawidjaja, D. H., and Triyoso, W., 2007a, changes recorded in the corals of West
The Sumatran fault zone: from source to Sumatra: Science, v. 322, no. 5908, p.
hazard, v. 1, no. No.1, p. 21-47. 1674-1678.

Natawidjaja, D. H., and Triyoso, W., 2007b, Sartini. (2004). Menggali Kearifan Lokal
The Sumatran Fault Zone: From source Nusantara: Sebuah Kajian Filsafat. Jurnal
to hazards: Journal of Earthquake and Filsafat, 37, 111-120.
Tsunami, v. 1, no. no.1. Sieh, K., P.Daly, E.M.Edward, J.E. Pillarszyk,
Newcomb, K. R., and McCann, W. R., 1987, 2014, Penultimate predecessors of the
Seismic history and seismotectonics of 2004 Indian Ocean tsunami in Aceh,
the Sunda Arc: Journal of Geophysical Sumatra: Stratigraphic archeological,
Research, v. 92, p. 421-439. and historical evidence: Journal of
Geophysical Research, v. 120.
Nusyirwan Efendi, et.,al (2007). Antropologi
dan Pembangunan di Masyarakat Lokal ; Suhartini. 2009. Kajian Kearifan Lokal
Persembahan Untuk Prof. Imran Manan. Masyarakat dalam Pengelolaan
MA. MA. Phd. Padang : Laboratorium Sumberdaya Alam dan Lingkungan.
Antropologi Jurusan Antropologi FISIP [Online]. Tersedia: http://staff.uny.ac.id[09
Universitas Andalas. September 2015]
170 DAFTAR PUSTAKA

Subandono Disposaptono, Budiman (2006)., Yeats, R. S., Sieh, K. E., and Allen, C. R., 1997,
Tsunami. Jakarta: Buku ilmiah Populer. The geology of earthquakes, New York,
Tregoning, P., Brunner, F., Bock, Y., Oxford University Press, vi, 568 p.:
Puntodewo, S. S. O., McCaffrey, R., Yuni Ikawati, Bencana Alam: Pantau Tsunami
Genrich, J., Calais, E., Rais, J., and Mentawai, dalam, Kompas, Jumat, 12
Subarya, C., 1994, First geodetic September 2007
measurement of convergence across Zulkarnain, A.Ag., & Febriamansyah, R. (2008).
the Java Trench: Geophysical Research Kearifan Lokal dan Pemanfaatan dan
Letters, v. 21, no. 19, p. 2135-2138. Pelestarian Sumberdaya Pesisir. Jurnal
Untung, M., Buyung, N., Kertapati, E., Undang, Agribisnis Kerakyatan,1, 69-8
and Allen, C. R., 1985, Rupture Along the Zusneli Zubir, Ancaman Gempa Menjadi
Great Sumatran Fault, Indonesia, During Bagian Hidup Orang Minangkabau:
the Earthquakes of 1926 and 1943: Bull. Tinjauan Perspektif Sejarah, dalam Jurnal
Seismol. Soc. Am., v. 75, no. 1, p. 313-317. Suluah Volume 10 No. 12 Juni 2010
Wichmann, A., 1918, Die Edbeben des
Indischen Archipels bis zum Jahre 1857:
Verhandlingen der Koninklijke Akademie
van Wetenschappen te Amsterdam
(Tweede Sectie), Deel XX. No. 4.

Anda mungkin juga menyukai