Anda di halaman 1dari 16

PT.

PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SOP

5. SOP = STANDING OPERATING PROCEDURE

5.1. PENGERTIAN SOP


Adalah suatu bentuk ketentuan tertulis berisi prosedur / langkah-langkah kerja
yang dipergunakan untuk melaksanakan suatu kegiatan.
Dalam bahasa Indonesia SOP disebut dengan Prosedur Tetap dan disingkat
Protap.
SOP Pengoperasian kubikel 20 KV berarti ketentuan tentang prosedur /
langkah – langkah kerja untuk mengoperasikan kubikel 20 kv pada
pengoperasian instalasi atau jaringan distribusi 20 KV .
SOP dalam pengoperasian Sistem Jaringan Distribusi dan peralatan berikut
petugasnya, terdiri dari :
 SOP Sistem Jaringan Distribusi,
 SOP Komunikasi dan
 SOP Lokal Jaringan Distribusi.

5.2. TUJUAN SOP


Pengoperasian Jaringan Tegangan Menengah berarti membuat peralatan yang
ada di jaringan bekerja atau tidak bekerja, dialiri arus listrik atau dipadamkan
dari aliran arus listrik. Dampak dari pengoperasian tersebut diharapkan
manfaat penggunaan energi listrik yang dialirkan dapat digunakan sesuai
keperluannya.
Tetapi bila pengoperasian dilakukan tidak benar, maka listrik dapat
menimbulkan bahaya baik pada peralatan, lingkungan sampai pada personil
yang mengoperasikan maupun orang lain.
Penerapan SOP bertujuan untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal, tetapi
menghindari adanya resiko yang negatif.

5.3. KOMPONEN DALAM SOP


Beberapa komponen penting yang tertulis pada SOP Pengoperasian Kubikel 20
KV antara lain :

5.3.1. Pihak Yang Terkait


Yaitu pihak-pihak yang berkepentingan dan terkena dampak akibat
pengoperasian kubikel 20 KV. Keterkaitan ini dilakukan dalam bentuk
komunikasi yang dilakukan dapat berupa tertulis / surat ataupun komunikasi

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 75


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SOP
langsung / lisan bertujuan agar semua pihak berkoordinasi dapat
mengantisipasi terjadinya kondisi kurang aman atau mencegah kerusakan
material akibat dioperasikannya kubikel. Dalam berkomunikasi baik lisan
maupun tertulis dibuat berupa format yang standar untuk mencegah
kesalahan presepsi dari pihak-pihak yang terkait . Waktu berkomiunikasi /
berkoordinasi yang digunakan selalu pada batas standar agar dalam
mengambil keputusan tidak berlarut-larut.
Di Operasional Distribusi pengaturan tentang berkomunikasi ini dibuat menjadi
SOP Komunikasi.
Pihak yang terkait pada pengoperasian Kubikel 20 KV antara lain :
 Untuk instalasi kubikel baru beberapa pihak yang terkait antara lain, team
Komisioning , Pengatur Distribusi / Piket Pengatur, Konsumen.
Berkoordinasi dengan team komisioning adalah untuk mengetahui dan
memastikan bahwa instalasi kubikel yang akan dioperasikan dalam
keadaan aman. Berkoordinasi dengan Pengatur Distribusi / Piket Pengatur
adalah agar keadaan jaringan dipastikan siap dibebani atau dipadamkan
maupun aman dari adanya kecelakaan kerja bagi personil di lokasi
pengoperasian kubikel dimaksud maupun di luar lokasi yang berhubungan
dengan jaringan yang akan dioperasikan. Sedangkan berkoordinasi
dengan Konsumen bertujuan agar konsumen tahu akan adanya listrik di
tempat konsuman dan segera memanfaatkannya. Selain itu agar
konsumen mengantisipasi hal-hal yang mungkin dapat menyebabkan
kecelakaan akibat listrik.
 Untuk instalasi lama beberapa pihak yang terkait antara lain, Pengatur
Distribusi / Piket Pengatur, Pihak Pemeliharaan, Pelayanan Pelanggan dan
Konsumen. Berkoordinasi dengan Pengatur Distribusi dan Konsumen
tujuannya adalah sama dengan pengoperasian Instalasi Kubikel baru.
Berkoordinasi dengan pihak pemeliharaan adalah untuk mengetahui
maksud / tujuan pengoperasian termasuk pemadaman kubikel, lama waktu
dipeliharanya dan kondisi kubikel paska pemeliharaan. Sedangkan
berkoordinasi dengan Pihak Pelayanan Pelanggan adalah berkaitan
dengan pemberitahuan formal kepada Pelanggan akan adanya
pemadaman / pengoperasian jaringan .

5.3.2. Perlengkapan Kerja

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 76


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SOP
Perlengkapan kerja untuk meleksanakan pengoperasian kubikel dengan baik
dan aman harus dipenuhi spesifikasi dan jumlahnya. Memaksakan bekerja
dengan peralatan seadanya berarti mengabaikan adanya resiko bahaya
kecelakaan dan kerusakan yang bakal terjadi. Pemeriksaan terhadap jumlah
dan kondisi perlengkapan kerja harus dilakukan secara rutin .
Yang dimaksud dengan perlengkapan kerja adalah sebagai berikut :
 Perkakas kerja
 Alat bantu kerja
 Alat Ukur
 Alat Pelindung Diri ( APD ) atau Alat K3
 Berkas Dokumen Instalasi Kubikel 20 KV yang akan dioperasikan
 Lembaran Format berupa Check-List Pelaksanaan dan Pelaporan.

5.3.3. Prosedur Komunikasi


Berisi tentang urutan berkomunikasi dengan pihak yang terkait dengan dari
mulai persiapan pengoperasian, saat pengoperasian sampai pelaporan
pekerjaan.
Peralatan yang digunakan untuk berkomunikasi dapat berupa telepon atau
handy-talky ( HT ) dengan menggunakan bahasa yang sudah distandarkan.
Penyimpangan terhadap ketentuan berkomunikasi dapat menyebabkan
terjadinya gangguan operasi bahkan kecelakaan kerja.

5.3.4. Prosedur Langkah-langkah Kerja


Berisi tentang urutan dalam melaksanakan pekerjaan di lokasi pengoperasian
kubikel, mulai dari persiapan pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan, pemeriksaan
pekerjaan sampai pelaporan pekerjaan.
Setiap langkah dilaksanakan secara berurutan sesuai tertulis di SOP.
Penyimpangan terhadap langkah-langkah tersebut dapat menyebabkan
kegagalan operasi bahkan dapat terjadi kecelakaan kerja.
Setiap langkah yang menyebabkan perubahan posisi kubikel harus
dimintakan persetujuan Pengatur Distribusi / Piket Pengatur dan melaporkan
setelah pelaksanaannya. Hal tersebut disampaikan langsung dengan
menggunakan peralatan komunikasi langsung dan melaporkannya dalam
bentuk tulisan dilengkapi dengan kronologis berdasarkan waktu.

5.4. PEMBUATAN SOP

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 77


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SOP
Untuk membuat SOP perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu :
 Keterlibatan pihak-pihak yang terkait dengan pengoperasian JTM
untuk membuat ketentuan berkoordinasi.
 Kondisi jaringan berupa data kemampuan Trafo GI, Kemampuan
Hantar Arus ( KHA ) hantaran penyulang, pemanfaatan energi listrik
pada konsumen.
 Struktur jaringan

5.5. SOP SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI


SOP Jaringan Distribusi adalah aturan atau pedoman bagi Operator/teknisi untuk
melaksanakan tugasnya dalam melakukan pengawasan dan pengoperasian
Instalasi Jaringan Distribusi pada kondisi normal, kondisi gangguan, kondisi
pemulihan dan kondisi darurat.
SOP Sistem Jaringan Distribusi dibuat dengan memperhatikan kemampuan
peralatan yang terpasang dan konfigurasi serta fungsi Jaringan Distribusi.
Adapun didalam SOP Sistem Jaringan Distribusi terdapat panduan pada
beberapa kondisi, yaitu :

5.5.1. SOP Kondisi Normal :


Operator/teknisi melakukan pengawasan / mensupervisi Jaringan Distribusi dan
melaksanakan perintah Dispatcher/APD untuk manuver perbaikan sistem
maupun pemeliharaan Jaringan Distribusi serta kebutuhan lainnya.

5.5.2. SOP Kondisi Gangguan :


Operator/teknisi melakukan tindakan seperti :
 Periksa dan pastikan bahwa penunjukan kV meter sudah menunjuk 0 ( nol )
kV untuk JTM
 Periksa dan yakinkan serta catat jika ada pmt yang trip di GI maupun Gardu
Hubung (GH) dan kelainan-kelainan yang terjadi.
 Periksa dan catat semua indikator yang muncul pada panel kontrol, di GI
atau GH kemudian direset.
 Periksa dan catat semua indikator rele yang muncul pada panel proteksi,
kemudian direset.
 Laporkan kepada Dispatcher APD.
 Laporkan kepada Piket APJ/Cabang.

5.5.3. SOP Kondisi Pemulihan :

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 78


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SOP
 Operator/teknisi melakukan tindakan manuver atas perintah Dispatcher
kemudian melaporkannya..

5.5.4. SOP Kondisi Darurat :


 Tindakan Operator/teknisi Jaringan Distribusi membebaskan peralatan dari
tegangan, sehubungan dengan kondisi setempat seperti ; banjir,
kebakaran, huru-hara, instalasi membara yang cukup besar dll atau kondisi
yang dianggap bahaya oleh Operator/teknisi Jaringan Distribusi (dapat
dipertanggung jawabkan), selanjutnya Operator/teknisi/ Jaringan Distribusi
harus melaporkan kejadian tersebut kepada Dispatcher APD dan Piket
APJ/Cabang.

5.5.5. SOP pengoperasian Instalasi baru:


Didalam mengoperasikan Jaringan Distribusi atau Instalasi baru ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
 Peralatan Jaringan Distribusi / instalasi baru yang sesuai dengan standar
yang telah ditentukan oleh PLN.
 Buku SOP Sistem Jaringan Distribusi yang berlaku dan telah disepakati.
 Penerapan setting sesuai dengan hasil perhitungan dari petugas yang diberi
wewenang oleh pejabat terkait.
 Telah terbit pernyataan laik bertegangan / Operasi dari pejabat yang
berwenang.
 Telah dinyatakan siap Operasi oleh Manager APJ/Cabang.
 Skenario / Panduan manuver yang telah dibuat.

5.6. KESELAMATAN KERJA DALAM PEKERJAAN PENGOPERASIAN


JARING DISTRIBUSI
5.6.1. Memasuki Ruang Kerja Listrik.
• Mempunyai kompetensi yang dibutuhkan.
• Mendapat ijin dari yang berwenang.
• Ditemani paling sedikit satu orang.
• Sehat jasmani dan rohani.
• Memakai pakaian kering.
• Waspada terhadap bahaya yang mungkin timbul.
• Memahami dengan pasti apa yang akan dilakukannya.
• Membawa atau memakai perlengkapan pengaman.
• Memperhatikan rambu – rambu.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 79


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SOP
• Menjaga jarak aman badan / anggota badan terhadap peralatan listrik
yang bertegangan.
• Sedapat mungkin kedua tangan dimasukkan kedalam saku jika tidak
melakukan pekerjaan.
• Ruang kerja harus mendapat penerangan yang cukup.

5.6.2. Bekerja pada keadaan tidak bertegangan.


• Pelaksanaan pekerjaan harus mempunyai kompetensi yang
dibutuhkan.
• Perlengkapan listrik yang dipekerjakan harus bebas dari tegangan.
• Sarana pemutusan sirkit dipasang rambu peringatan.
• Melaksanakan pemeriksaan tegangan untuk memastikan keadaan
bebas tegangan.
• Perlengkapan yang dikerjakan harus dibumikan secara baik.
• Petugas untuk pembebasan tegangan harus mempunyai surat tugas
dari atasan yang berwenang.
• Mengunci peralatan yang mungkin dapat dimasukkan / dikeluarkan.
• Bagian perlengkapan yang telah dibebaskan dari tegangan dan akan
dibuang sisa muatan listriknya, harus diperiksa secara teliti.
(lihat contoh, prosedur keselamatan kerja dan prosedur manuver
peralatan instalasi listrik TM).

5.6.3. Bekerja pada keadaan bertegangan.


• Petugas / pelaksana pekerjaan mempunyai kompetensi yang
dibutuhkan.
• Memiliki surat ijin kerja dari yang berwenang.
• Palam keadaan sehat, sadar, tidak mengantuk atau tidak dalam
keadaan mabuk.
• Saat bekerja harus berdiri pada tempat atau mempergunakan perkakas
yang berisolasi dan andal.
• Menggunakan perlengkapan badan yang sesuai dan diperiksa setiap
dipakai sesuai petunjuk yang berlaku.
• Keadaan cuaca tidak mendung / hujan.
• Dilarang bekerja di ruang dengan bahaya kebakaran / ledakan, lembab
dan sangat panas.
• Dilarang menyentuh perlengkapan listrik yang bertegangan dengan
tangan telanjang.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 80


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SOP
STANDING OPERATION PROCEDURE
MENGOPERASIKAN PENYULANG BARU DI GARDU INDUK

No. SOP : 001a / PYLNG-GI/SOP/XI/2002

TARGET
NO URAIAN UPJ DISPATCHER PELAKSANA OPERATOR GI KETERANGAN
WAKTU
1.a

• •
1. a 1. b
Laporan Pekerjaan Penyulang 1. b
1.
saiap dioperasikan 5’ 5’

• •
2. b 2. a 2. b
Perintah Penyiapan Cell
2.
Penyulang di GI 480’ 5’
3.


3
Laporan Kesiapan Cell untuk
3.
diberi Tegangan 5’
4. b

• •
4.b 4. a
4. Memasukan Tegangan
120’ 15’
4. a 5.a 5. b

• •
5. a 5.b
5. Test partial Discharage
5’ 60’
6. a 6. b 6. c 6. a 6. b 6. c

6. Laporan selesai
• • • 5’ 5’ 5’

DISKRIPSI SOP PENGOPERASIAN PENYULANG BARU

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 81


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SOP

No. SOP : 001B/ PYLNG-GI/SOP/XI/2002

URAIAN
NO KETERANGAN

1. a. Usulan pengoperasian penyulangan baru dilengkapi dengan Usulan jadwal minimal 2 hari sebelum pengoperasian
hasil test dan panjang kabel dilengkapi dengan 1 garis penyulang baru
b. DCC memerintahklan ke har GI untuk menyiapkan cell
penyulang baru

2. Regu har GI menyiapkan cell yang dimaksud dengan melakukan Peralatan yang digunakan :
pengujian
 Kecepatan buka tutup PMT Breaker analiser
 Tahanan kontak PMT Micro Ohm meter
 Tahanan isolasi PMT dan CT Megger
 Individual test reley Test relay sekunder
 Seting relay sesuai panjang kabel
 Test trip Test relay sekunder
 Test primair cell berikut rangkaiannya Test primair

3. Petugas har melaporkan hasil pengetesan dan kesiapan cell ke DCC

4 a. DCC memberi perintah ke UPJ untuk mengirim tegangan balik


b. DCC menginformasikan ke operator GI bahwa akan dikirim
tegangan balik
5. Petugas har melakukan uji partial discahrge

6. Laporan petugas ke DCC dan operator bahwa hasil partial Discharge


baik
DCC melaporkan ke UPJ bahwa pekerjaan sudah selesai

STANDING OPERATION PROCEDURE

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 82


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SOP
MENGOPERASIKAN SKTM BARU

No. SOP : 001a / SKTM.BR-JTM/SOP/XI/2002

TARGET
NO URAIAN PENGAWAS PELAKSANA POSKO TURJASI
UPD WAKTU
KETERANGAN

• • •
1a 1b 1c
Laporan pekerjaansiap 1a 1b 1c
1.
untuk dioperasikan 5’ 5’/5’ 5’
2

• •
2.
chek fisik dan kesiapan
2.
koleksi 30’
3a 3a 3b 3c

• •
3.b 3.c
Kesiapan terpenuhi ijin 5’ 5’ 5’
3
tegangan dimasukan
4 Tegangan dimasukan 4.a 4.b 4c 4a 4b 4.c

• •
1.a 1.a

5’ 5’ 5’

5 Pekerjaan selesai 5a 5b 5c

• • •
5.a 5.b 5c.
5’ 5’ 5’
1.a 1.a 1.a

DISKRIPSI SOP MENGOPERASIKAN SKTM BARU

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 83


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SOP

No. SOP : 001b / SKTM BR-JTM/SOP/XI/2002

URAIAN
NO KETERANGAN

1. a. Pengawas melaporkan ke turjasi untuk pengoperasian SKTM


baru
b. Turjasi memerintahkan pengatur posko dan pengatur posko
memerintahkan pelaksana untuk mengecek fisik di lokasi
c. Turjasi melaporkan ke UPD
2. Cek phasa
Pelaksana melakukan pengecekan fisik dan kesiapan Cek tahanan isolasi dan megger
3. Yakinkan phasa urutannya benar dan hasil megger baik
a. Melaporkan hasil pengecekan ke posko Short / grounding bebas
b. Posko melaporkan ke turjasi hasil pengecekan dan minta izin Kondisi aman/siap diberi tegangan
masuk tegangan
c. Turjasi melanjutkan permintaan ijin masuk tegangan ke UPD
4
a. Izin memasukan tegangan disampaikan pleh UPD ke turjasi
selanjutnya memerintahkan ke Posko untuk pelaksanaannya
b. Posko memerintahkan epada pelaksana untuk pelaksanaan
pemasukan tegangan
c. Pelaksana melakukan pemasukan tegangan

5
a. Laporan pelaksana ke posko pemasukan tegangan sudah selesai
b. Posko melanjutkan ke turjasi pelaksanaan pemasukan tegangan
sudah dilaksanakan
c. Turjasi melapor ke UPD pemasukan tegangan dan pengoperasian
SKTM baru telah selesai

STANDING OPERATION PROCEDURE

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 84


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SOP
MENGOPERASIKAN SUTM BARU

No. SOP : 003a / SUTM.BR-JTM/SOP/XI/2002


TARGET
NO URAIAN PENGAWAS PELAKSANA POSKO TURJASI
UPD WAKTU
KETERANGAN

• • •
1a 1b 1c
Laporan pekerjaan siap 1a 1b 1c
1.
untuk dioperasikan 5’ 5’/5’ 5’
2

• •
2.
chek fisik dan kesiapan
2.
koleksi 30’
3a 3a 3b 3c

• •
3.b 3.c
Laporan hasil pengecekan 5’ 5’ 5’
3
dan ijin pengoperasian
4 memasukan Tegangan 4.a 4.b 4c 4a 4b 4.c

• •
1.a 1.a

5’ 5’ 5’

5 Laporan pengoperasian 5a 5b 5c

• • •
5.a 5.b 5c.
selesai 5’ 5’ 5’
1.a 1.a 1.a

DISKRIPSI SOP MENGOPERASIKAN SUTM BARU

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 85


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SOP

No. SOP : 001b / SUTM BR-JTM/SOP/XI/2002

URAIAN
NO KETERANGAN
1. a. Pengawas melaporkan ke turjasi untuk pengoperasian
SUTM baru Yakinkan semua peralatan yang dibutuhkan telah
b. Turjasi memerintahkan pengatur posko dan pengatur disiapkan di mobil pelaksana
posko memerintahkan pelaksana untuk mengecek fisik di lokasi
c. Turjasi melaporkan ke UPD
2.
Pelaksana melakukan pengecekan fisik dan kesiapan
- cheak phase dan megger
3. - Short / grounding bebas
a. Melaporkan hasil pengecekan ke posko Kondisi aman siap diberikan tegangan
b. Posko melaporkan ke turjasi hasil pengecekan dan minta
izin masuk tegangan
c. Turjasi melanjutkan permintaan ijin masuk tegangan ke
4 UPD

a. Izin memasukan tegangan disampaikan pleh UPD ke turjasi selanjutnya


memerintahkan ke Posko untuk pelaksanaannya
b.Posko memerintahkan kepada pelaksana untuk pelaksanaan pemasukan
tegangan
5 c. Pelaksana melakukan pemasukan tegangan

a. Laporan pelaksana ke posko pemasukan tegangan sudah selesai


b. Posko melanjutkan ke turjasi pelaksanaan pemasukan tegangan
sudah dilaksanakan
c. Turjasi melapor ke UPD pemasukan tegangan dan pengoperasian
SUTM baru telah selesai

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 86


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SOP
STANDING OPERATION PROCEDURE
MENGENDALIKAN OPERASI SUTM TANPA SISTEM SCADA

No. SOP : 006c / SKTM -SCADA/SOP/XI/2002

TARGET
NO URAIAN DISPATCHER OPERATOR GI UPJ KETERANGAN
WAKTU


1 1
Informasi penyulang trip dan cek
1.
relay, Amper dan reset 5’

• •
Menginformasikan ke UPJ PMT 2.
2
2. penyulang Trip, dan siap di coba 1.a

masuk 1
3.

3
Pemasukan PMT 20 kV penyulang
dari GI
3
• 1’
4 Pemasukan PMT 20 kV penyulang


4
4.
dari GI 1.a

5’
5.b
5 Pemasukan PMT 20 kV penyulang

• •
1.a 5.a 5.b
5.b
dari GI a
1.a 1.a

1’

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 87


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SOP
DISKRIPSI SOP MENGENDALIKAN SUTM TANPA SCADA

No. SOP : 006d/ SUTM-SCADA/SOP/XI/2002

URAIAN
NO KETERANGAN

1. Penyulang Trip dari Gardu Induk


- Nama Penyulang trip
- Amper, penyulang trip

2. Informasi ke UPJ
Penyulang trip amper, relay dan telah direset
Menggunakan radio chanell 5 / JWOTS
PMT 20 kVpenyulang siap dimasukan
3.
Menginformasikan ke UPJ terkait
Secara manual
4. Pemasukan PMT 20 kV penyulan
PMT 20 kVpenyulang akan dimasukan secara manual

5. Laporan Dispetcher PMT 20 kV penyulang telah masuk


Petugas UPJ melakukan pengecekan ulang ke konsumen barangkali masih ada
laporan padam

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 88


PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SOP
STANDING OPERATION PROCEDURE
MENGENDALIKAN OPERASI PEMULIHAN GANGGUAN SISTEM TANPA SCADA

No. SOP : 003a/ GGN.SIST-SCADA/SOP/XI/2002

TARGET
NO URAIAN OPERATOR GI DISPATCHER UPJ KETERANGAN
WAKTU


1. 1
Diperoleh informasi gangguan sistem
1.
dari Region I atau operator GI 1’
2.a. 2.b.

• • •
2.b
2 a.
Menginformasikan ke UPJ dan
2.
Operator GI 1.

3.

• •
3.
Perintah menormalkan PMT
3
penyulang bila telah diijinkan region I 1’

• •
Melaporkan bahwa PMT penyulang 4.a 4. b 4.a 4.b
4. telah masuk kembali
5 1

• •
4.a
5. Melaporkan bahwa beban-beban ex
gangguan sistem telah normal 4. 5’
kembali

DISKRIPSI SOP PEMULIHAN GANGGUAN SYSTEM TANPA SCADA


Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 89
PT. PLN (Persero)
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SOP

No. SOP : 003b/ GGN.SIST-SCADA/SOP/XI/2002

URAIAN
NO KETERANGAN

1. a. Region jakarta & Banten menginformasikan bahwa beban beban


dinormalkan
b. Pengecekan tegangan diyakinni telah masuk Gardu Induk
 PMT 20 kV trafo telah masuk sampai dengan trafo PS
 PMT 20 kV trafo telah memasok sampai penyulang
penting
2.
Menginformasikan ke UPJ beban-bean yang di remote masuk
 Kondisi UPJ aman dan belum ada kegiatan
3.
Pemasukan PMT 20 kV penyulang
 PMT 20 kV penyulang akan dimasukkan dengan manual oleh
operator GI
4. Laporan operator Gardu Induk PMT 20 kV penyulang telah masuk semua
 PMT 20 kV penyulang telah masuk semua tanpa tertinggal
 Laporan jam keluar masuk PMT trafo 150 / 20 PMT penyulang
beban (A)
5.
Laporan dispatcher PMT 20 kV penyulang telah masuk semua

Selanjutnya memerintahkan ke UPJ untuk pengecekan ulang bila masih


ada laporan konsumen masih padam dengan pengecekan ke konsumen

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilai-nilai perusahaan 90

Anda mungkin juga menyukai