Anda di halaman 1dari 22

Nama: Sinta Nurizkillah

Kelas/Semester: A/4
Kompetensi Dasar:
3.6 Menggeneralisasi pola bilangan dan jumlah pada barisan Aritmetika dan Geometri.

4.6 Menggunakan pola barisan aritmetika atau geometri untuk menyajikan dan
menyelesaikan masalah kontekstual (termasuk pertumbuhan, peluruhan, bunga
majemuk, dan anuitas)

Indikator Pencapaian Kompetensi:


3.6.1 Mendefinisikan barisan.

3.6.2 Menemukan konsep barisan aritmatika.

3.6.3 Menemukan konsep deret aritmatika.

3.6.4 Menyatakan pola barisan.

3.6.5 Menemukan konsep barisan geometri.

3.6.6 Menemukan konsep deret geometri.

4.6.1 Menyajikan model matematika dari suatu masalah nyata yang berkaitan dengan
barisan.

4.6.2 Menerapkan konsep barisan dalam menyelesaikan masalah kontektual yang


berkaitan dengan pertumbuhan.

4.6.3 Menerapkan konsep barisan dalam menyelesaikan masalah konstekstual yang


berkaitan dengan peluruhan.

4.6.4 Menerapkan konsep barisan dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang


berkaitan dengan bunga majemuk.

4.6.5 Menerapkan konsep barisan dalam menyelesaikan masalah kontekstual yang


berkaitan dengan anuitas.
Materi:
Barisan
Submateri:
1. Konsep Barisan dan Barisan Aritmetika
1) Barisan
2) Barisan Aritmetika
2. Konsep Deret dan Deret Aritmetika
1) Deret
2) Deret Aritmetika
3. Konsep Barisan dan Deret Geometri
1) Barisan Geometri
2) Deret Geometri
3) Deret Geometri Tak Hingga
4) Hubungan Baris dan Deret Geometri
Peta Konsep
Barisan dan Deret

Barisan dan Barisan Barisan dan Deret


Aritmatika
Geometri

Deret dan Deret


Aritmatika

Barisan Geometri
Deret

Deret Geometri
Deret Aritmatika

Deret Geometri Tak


Hingga

Hubungan Barisan dan deret


Geometri
Definisi:
1. Konsep Barisan dan Barisan Aritmetika

1) Barisan

Barisan bilangan atau barisan, seperti telah dikemukakan di atas adalah suatu
urutan bilangan dengan aturan tertentu. Setiap bilangan dalam suatu barisan disebut
dengan suku yang disimbolkan dengan U dan setiap suku digabungkan dengan tanda
koma ( , ).

Barisan merupakan urutan dari suatu anggota-anggota himpunan berdasarkan


suatu aturan tertentu. Setiap anggota himpunan diurutkan pada urutan/suku pertama,
kedua, dan seterusnya. Untuk menyatakan urutan/suku ke-n dari suatu barisan
dinotasikan . Barisan juga dapat didefinisikan sebagai fungsi dari bilangan asli atau
fungsi yang domainnya himpunan bilangan asli. Sehingga, .

Bentuk umum sebuah barisan dapat ditulis :

U1, U2, U3, U4, ..., Un = suku ke-n

Contoh persoalan:

Misalnya: Un = (2n + 1), maka suku ke-4 dari baris tersebut adalah

U4 = (2(4) + 1) = 9.
2) Barisan Aritmetika

Baris aritmatika merupakan baris yang nilai setiap sukunya didapatkan dari suku
sebelumnya melalui penjumlahan atau pengurangan dengan suatu bilangan b. Selisih
antara nilai suku-suku yang berdekatan selalu sama yaitu b. Sehingga:

Un – U(n-1) = b

Sebagai contoh baris 1, 3, 5, 7, 9, merupakan baris aritmatika dengan nilai:

b = (9 – 7) = (7 – 5) = (5 – 3) = (3 – 1) = 2

Untuk mengetahui nilai suku ke-n dari suatu barisan aritmatika dapat diketahui
dengan mengetahui nilai suku ke-k dan selisih antar suku yang berdekatan (b).
rumusannya berikut ini:

Un = Uk + (n - k)b

Jika yang diketahui adalah nilai suku pertama Uk = a dan selisih antar sukunya
(b), maka nilai k = 1 dan nilai Un adalah:

Un = a + (n - 1)b

 Mencari Suku Tengah Barisan Aritmatika

Apabila terdapat barisan aritmatika yang memiliki banyak suku (n) ganjil,
suku pertama a, dan juga suku terakhir Un maka suku tengah Ut dari barisan
tersebut ialah sebagai berikut.

Ut = 1/2(a + Un)

dengan t = 1/2(n+1)

Rumus Suku ke-n Barisan Aritmatika

Un = a + (n – 1)b
Keterangan:

Un = suku ke-n

a = suku pertama

b = beda

n = banyak suku

 Sisipan pada Barisan Aritmatika

Apabila diantara dua suku barisan aritmatika disisipkan k buah suku


sehingga akan terbentuk barisan aritmatika baru. Maka perbedaab barisan
aritmatika sesudah disisipkan k buah suku akan berubah.

Beda dari barisan aritmatika ini sesudah disisipkan k buah suku ialah
sebagai berikut.

b’ = b/(k + 1)

Keterangan:

b’ = beda barisan aritmatika sesudah disisipkan k buah suku

k = banyak suku yang disisipkan

Banyak suku dari barisan aritmatika yang disisipkan k buah suku


juga akan mengalami perubahan, menjadi seperti berikut.

n’ = n + (n – 1)k

Keterangan:

n’ = merupakan banyak suku barisan aritmatika baru.

n = merupakan banyak suku barisan aritmatika lama.


2. Konsep Deret dan Deret Aritmetika

1) Deret

Perhatikan kembali barisan U1, U2, U3, U4, ..., Un. Jika suku-suku tersebut
dijumlahkan dalam bentuk U1 + U2 + U3 + U4 + ... + Un maka penjumlahan
barisan tersebut dinamakan dengan Deret. Jumlah suku-suku pada barisan hingga n
suku pertama dinyatakan dengan Sn. Misalnya jumlah 5 suku pertama ditulis S5 = U1
+ U2+U3 + U4 + U5.

Deret merupakan suatu penjumlahan dari anggota-anggota sebuah barisan.

Contoh deret:

1+2+3+4+5+6+7+8+9

2 + 5 + 8 + 11 + 14 + 17

13 + 11 + 9 + 7 + 5 + 3

2) Deret Aritmetika

Deret aritmatika adalah penjumlahan suku-suku dari suatu barisan aritmatika.


Deret aritmatika untuk n suku pertama dinotasikan dengan huruf Sn. Penjumlahan
dari suku-suku petama sampai suku ke-n barisan aritmatika dapat dihitung sebagai:

atau sebagai:

Jika hanya diketahui nilai a dalalah suku pertama dan nilai adalah suku ke-n, maka
nilai deret aritmatikanya adalah:
Persamaan tersebut bisa dibalik untuk mencari nilai suku ke-n menjadi:

Sehingga diperoleh

3. Konsep Barisan dan Deret Geometri

1) Barisan Geometri

Barisan geometri merupakan barisan yang memenuhi sifat hasil bagi sebuah suku
dengan suku sebelumnya yang berurutan. Barisan geometri tersebut bernilai konstan.
Selain itu, barisan geometri juga sering di istilahkan sebagai “barisan ukur”. barisan
deret geometri ini masih berhubungan dengan barisan dan deret aritmatika.

Misalnya barisan geometri tersebut adalah a,b, dan c, maka c/b = b/a = konstan.
Kemudian dari situ kita akan mendapatkan hasil bagi suku yang berdekatan dan itu
disebut rasio barisan geometri, bisa dilambangkan dengan “r”.

Contoh lebih mudahnya begini, misal kamu punya barisan dan deret seperti ini,

1, 3, 9, 27, …….dst

Dari barisan dan deret tersebut, kita bisa lihat antara suku pertama dengan suku
kedua, antara suku kedua dan suku ketiga dan seterusnya selalu punya pengali yang
sama. Nah, supaya lebih mudah, kamu harus mengetahui terlebih dahulu (a) nya atau
suku pertama. Selain suku pertama, kamu juga harus tahu rasionya (r).
 Rumus Mencari Rasio

Jika sudah mengetahui a dan r nya, sekarang kita pelajari rumus suku ke –
n (Un) dan juga rumus jumlah n suku yang pertama (Sn)

 Rumus Mencari Un

Keterangan:

Un = suku ke n dengan n = 1,2,3, …

a = suku pertama → U1 = a

r = rasio

 Suku Tengah Barisan Geometri

Apabila suatu barisan geometri memiliki banyak suku (n) ganjil, suku
pertama a, serta suku terakhir Un maka suku tengah Ut dari barisan tersebut
ialah sebagai berikut.

Rumus suku tengah barisan geometri:

 Sisipan pada Barisan Geometri

Apabila diantara dua suku barisan geometri disisipkan k buah suku


sehingga akan terbentuk barisan geometri baru sehingga rasio barisan
geometri sesudah disisipkan k buah suku akan mengalami perubahan.

Rasio dari barisan geometri sesudah disisipkan k buah suku ialah seperti
berikut ini:

Keterangan:

r’ merupakan rasio barisan geometri setelah disisipkan k buah suku.

k merupakan banyak suku yang disisipkan.

Banyak suku dari barisan geometri yang disisipkan k buah suku juga akan
mengalami perubahan, menjadi seperti yang ada di bawah ini:

n’ = n + (n – 1)k

Keterangan:

n’ merupakan banyak suku barisan geometri baru.

n merupakan banyak suku barisan geometri lama.

2) Deret Geometri

Deret geometri merupakan jumlah dari suku-suku barisan geometri. Deret


geometri bagi n suku pertama dinotasikan dengan penggunaan huruf Sn serta
mempuyai rumus seperti berikut ini:
Keterangan:

Sn merupakan jumlah n suku pertama.

a merupakan suku pertama.

r merupakan rasio.

n merupakan banyak suku.

3) Deret Geometri Tak Berhingga

Barisan geometri dengan rasio antara -1 serta 1 disebut sebagai barisan geometri
yang konvergen. Deret geometri dari barisan geometri yang konvergen serta banyak
suku tak berhingga bisa kita hitung dengan menggunakan rumus yang ada di bawah
ini:

Keterangan:

a merupakan suku pertama.

r merupakan rasio dengan syarat -1< r <1.

4) Hubungan Barisan dan Deret

 Un = Sn – Sn – 1

 Beda barisan aritmatika bisa kita dapatkan dari turunan kedua deret
aritmatika.
Soal:
1. Suku ke-40 dari barisan 7, 5, 3, 1, … adalah …

2. Suku ke-15 dari barisan: 2, 5, 8, 11, 14, … ialah…

3. Dari suatu deret aritmetika, diketahui suku pertama adalah 20 dan suku ke enam adalah
40. Jumlah sepuluh suku pertama dari deret tersebut adalah….

4. Di antara rumus barisan berikut ini, yang merupakan barisan geometri adalah…

5. Pada sebuah deret geometri diketahui bahwa suku pertamanya adalah 3 dan suku ke-9
adalah 768. Suku ke-7 deret tersebut adalah…

Jawaban Soal:
1. Diketahui: a = 7
b = –2
Ditanyakan : U40

Jawab:

Un = a + (n – 1) b

U40 = 7 + (40 -1 ) (-2)


= 7 + 39 . (-2)
= 7 + (-78)
= – 71
Jadi, suku ke-40 barisan aritmatika tersebut adalah –71.

2. Barisan di atas adalah sebuah barisan aritmatika sebab juga mempunyai beda yang sangat
konstan.

Suku pertama adalah = a= U1= 2


Beda adalah = b =U2 – U1= 5–2 adalah 3

Suku ke-15 = U15

Un = a + (n – 1) b

U15 = 2 + (15 – 1) 3

= 2 + 14 . 3

= 2 + 42

= 44

Jadi, Suku ke 15 adalah 44

3. Diketahui a = 20 dan U6 = 40.

 Langkah pertama adalah mencari nilai b (beda) terlebih dahulu.

U6 = 40

a + 5b = 40

20 + 5b = 40

5b = 20

b=4

 Dengan demikian, akan dicari hasil dari S10 sebagai berikut.

Sn = (2a+(n−1)b)

S10= (2⋅20+(10−1)⋅4)

= 5 (40+36)

= 5(76)
= 380

Jadi, jumlah sepuluh suku pertama deret tersebut adalah 380

4. Barisan geometri memiliki rumus umum Un=ar n−1. Perhatikan bahwa rumus barisan
geometri hanya terdiri dari 1 suku (tidak ada penjumlahan dan pengurangan).
Opsi A: Un = 4n − 5
Rumus barisan tersebut memiliki 2 suku (ada pengurangan) sehingga jelas bukan barisan
geometri.
Opsi B: Un =2n⋅ n−2
Rumus barisan tersebut bukan termasuk barisan geometri karena variabel n muncul
dengan posisi yang berbeda, yaitu sebagai pangkat dan basis.
Opsi C: Un =2n3−1
Rumus barisan tersebut memiliki 2 suku (ada pengurangan) sehingga jelas bukan barisan
geometri.
Opsi D: Un =n3 ⋅2−n
Rumus barisan tersebut bukan termasuk barisan geometri karena variabel nn muncul
dengan posisi yang berbeda, yaitu sebagai pangkat dan basis.
Opsi E: Un = 2 n+1 ⋅3−n
Perhatikan bahwa rumus barisan di atas dapat ditulis menjadi
Un = 2 n⋅21 ⋅

=2

Bentuk rumus terakhir menunjukkan bahwa ini adalah barisan geometri dengan suku
pertama a = 2dan rasio r =

5. Diketahui: a = 3

Ditanya:

Jawab:
Sebelum kita mencari nilai dari , kita akan mencari nilai r terlebih dahulu.

Ingat kembali bahwa sehingga dapat ditulis menjadi

𝑆ehingga,

Jadi, suku ke-7 deret tersebut adalah 192.


Rubrik penilaian
No Aspek Peni aian Rubrik Penilaian Skor Skor Maksimal

1 Menyelesaikan masalah Langkah dan 20 20


yang berkaitan dengan jawaban benar
Barisan
Langkah salah, 15
jawaban benar

Langkah benar, 10
jawaban salah

Langkah dan 0
jawaban salah

2 Menyelesaikan masalah Langkah dan 20 20


yang berkaitan dengan jawaban benar
barisan aritmatika
Langkah salah, 15
jawaban benar

Langkah benar, 10
jawaban salah

Langkah dan 0
jawaban salah

3 Menyelesaikan masalah Langkah dan 20 20


yang berkaitan dengan jawaban benar
deret aritmatika
Langkah salah, 15
jawaban benar

Langkah benar, 10
jawaban salah

Langkah dan 0
jawaban salah

4 Menyelesaikan masalah Langkah dan 20 20


yang berkaitan dengan jawaban benar
baris geometri
Langkah salah, 15
jawaban benar

Langkah benar, 10
jawaban salah

Langkah dan 0
jawaban salah

5 Menyelesaikan masalah Langkah dan 20 20


yang berkaitan dengan jawaban benar
deret geometri
Langkah salah, 15
jawaban benar

Langkah benar, 10
jawaban salah

Langkah dan 0
jawaban salah

Skor Maksimal 100 100

Skor minimal 0 0
LAMPIRAN

1. Fauziah (1908105020)

Sebutkan sifat-sifat translasi dan refleksi

Jawab:

 Sifat translasi yaitu

1) Seluruh titik pada benda yang ditranslasikan ikut bergerak dengan arah
dan jarak yang sama

2) Luas benda asli sama dengan luas benda bayangan

3) Bayangan sama dan sebangun dengan benda asli (tidak berubah)

4) Dapat dinyatakan dalam pasangan bilangan, yang mana bilangan tersebut


menunjukkan jauhnya perpindahan.

 Sifat refleksi yaitu

1) Jarak dari titik asal ke cermin sama dengan jarak cermin ke titik bayangan

2) Garis yang menghubungkan titik asal dengan titik bayangan tegak


lurus terhadap cermin

3) Garis-garis yang terbentuk anyara titik-titik asal dengan titik-titik bayangan


akan saling sejajar.

2. Alanisa, Robiatul, dan Lusi R

Contoh pengaplikasian transformasi dalam kehidupan sehari-hari?

Jawab:

Translasi atau pergeseran, jika kita kaitkan dengan kehidupan kita berarti
pergeseran posisi atau keadaan kehidupan. Seperti pergeseran mental menuju
kedewasaan. Seiring waktu yang selalu berjalan maka bertambahlah usia kita dan
bertambahlah daya pikir dan mental kita menuju kepada kedewasaan. Seiring
bertambahnya kecerdasan seseorang dan semakin majunya lingkungan tempat kita
hidup, maka kita pun berkeinginan untuk mengalami perubahan dari serba
kekurangan baik dalam hal ilmu, keuangan, sosial dan budaya, menjadi serba yang
berkecukupan. Jadi paling tidak terjadi pergeseran karena keinginan atau pun keadaan
yang memaksa.

Refleksi atau pencerminan. Setiap tindakan yang kita lakukan tidak akan pernah
jauh dari resiko. Dan kita harus siap akan resiko tersebut. Kegagalan adalah salah satu
resiko dalam mencapai sesuatu hal. Kita ketahui bahwa kegagalan adalah suatu jalan
untuk mencapai kesuksesan. Tidak ada orang yang sukses tidak gagal. Saat kita
mengalami kegagalan kita tidak sebaiknya berhenti untuk bertindak, namun kita harus
mampu bercermin dari kegagalan tersebut. Mencari penyebabnya, mengoreksi diri
kita dan merencanakan cara yang jitu agar kegagalan tidak terulang lagi.

Selain itu refleksi juga terjadi perubahan bentuk, seperti seorang wanita cantik
yang berpenampilan biasa yang jarang bersolek. Setelah dia melihat penampilannya
dengan bercermin, penampilannya pun berubah menjadi luar biasa
cantiknya. Sehingga dalam hal ini terjadi perubahan bentuk yang biasa menjadi luar
biasa.

Rotasi atau perputaran. Hidup bak roda yang berputar, kadang berada di atas dan
saat lain berada di bawah. Namun hal tersebut bukanlah suatu ketetapan, karena kita
hidup adalah sebuah pilihan. Kita memilih hidup lebih baik atau kita memilih hidup
untuk tidak baik sesuai dengan aturan-aturan yang mengatur kehidupan. Selain itu,
rotasi juga didasarkan pada jarak yang tetap /konsisten . Berarti dalam kehidupan kita,
walau pun kita mengalami perubahan posisi, perubahan keadaan atau pun lainnya,
namun kita harus konsisten dalam suatu sikap, prinsip atau hal lainnya.

Dilatasi atau perkalian. Perubahan dalam bentuk yaitu memperbesar atau


memperkecil suatu keadaan secara tepat. Seperti memperkecil atau mengurangi
segala kekurangan dan kesalahan, memperbesar atau meningkatkan kebaikan dalam
kehidupan. Atau seseorang mengalami pertumbuhan fisik. Seseorang mengalami
penambahan usia berarti mengurangi usia untuk hidup di dunia.

3. Kristina Pina Amelia (1908105031) izin bertanya bagaimana mencari Perubahan


Luas Bangun Karena Transformasi karena saya masih belum memahaminya ?

Jawab:

Perubahan luas bangun karena transformasi berarti berkenaan dengan dilatasi.


Hasil transformasi bangun geometri memiliki luas yang berbeda dengan bangun
awalnya. Untuk mendapatkan luas dari sebuah bangun geometri yang telah
ditransformasi dapat dicari dengan determinan matriks transformasi.

Adapun langkah-langkah menentukan perubahan luas bangun yaitu :

1) Jika yang ditanya luas bayangan, cukup kerjakan yang ada dilatasinya. Jika
pada soal tidak ada dilatasinya, maka luas bayangan sama dengan luas awal

2) Jika pada soal diketahui matriks transformasi (dilatasi), maka hitung luas
bayangan menggunakan matriks tersebut digabungkan dengan dilatasi yang
ada

3) Jika yang ditanyakan bayangan dari titik sudutnya, maka semua jenis
transformasi yang ada pada soal kita kerjakan

Luas bayangan = |MT| x Luas awal

|MT| = det. Matriks

Jadi, dapat disimpulkan bahwa luas bangun bayangan sama dengan determinan
matriks transformasi dikalikan dengan luas bangun semula.

4. Syifa Us Shudur

Apakah ada metode pembelajaran paling efektif untuk membahas materi transformasi
ini agar mudah dipahami ?

Jawab:
Menurut saya Model pembelajaran discovery learning ini merupakan
pembelajaran yang cukup efektif untuk mempelajari materi transformasi ini, karena
didalamnya terdapat Langkah-langkah penerapan metode Discovery Learning pada
mata pelajaran matematika materi transformasi sekolah menengah pertama sebagai
berikut: pertama, orientation, siswa akan dituntut untuk bisa memperhatikan
informasi dari mulai latar belakang, pengenalan masalah dan kejadian, mengaitkan
kejadian dengan pengetahuan lama. Pada sesi ini guru memberi materi tentang
pengertian transformasi, jenis–jenis dan contoh-contoh . Kegiatan pembelajaran yang
dipresentasikan membuat siswa bisa mudah untuk dinilai. Kedua, Siswa akan
membuat hipotesis yang berhubungan dengan masalah. Dan Dalam praktiknya
manfaat metode ini sangat berarti yakni dalam aktivitas belajar siswa akan aktif, ini
dikarenakan mereka akan menyelesaikan permasalahan atau menemukan
pengetahuan secara mandiri. Dengan model discovery learning siswa akan menguasai
pelajaran secara mendalam. Ini dikarenakan siswa mencerna dan menemukan sendiri
ilmu pengetahuan itu sehingga bisa lebih bertahan lama dalam ingatannya. Dengan
memahami dan menemukan secara mandiri akan memicu rasa puas. Rasa puas
tersebut akan memotivasi siswa untuk memahami dan menemukan lagi. ini
menjadikan minat belajar akan berkembang.

5. Hani Tarkasih (1908105003) untuk dapat memahami materi tranformasi lebih luas
keterampilan atau pengetahuan dasar apa saja yang harus kita punyai?

Jawab:

Sebelum kita mempelajari materi transformasi geometri, kita harus menguasai


materi fungsi, trigonometri, dan matriks. Dalam mempelajari transformasi tidak bisa
lepas dari konsep matriks, karena dalam menyelesaikan persoalan transformasi
menggunakan operasi pada matriks. Sebagai contoh lain, ketika kita ingin
menyelesaikan persoalan rotasi maka tidak lepas dari konsep trigonometri.

Dengan demikian, keterampilan dan pengetahuan materi mengenai fungsi,


trigonometri, dan matriks tersebut akan mempermudah kita dalam menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan trasnformasi.
Materi prasyarat lain untuk mempelajari transformasi geometri adalah materi
yang berkaitan dengan objek-objek geometri seperti persamaan garis dan bangun
datar.

Anda mungkin juga menyukai