Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KEWARGANEGARAAN

Kelompok 4
Anggota:
ADAM DAISA MALIK (A1B220071)
INDAH QURRATA A'YUNI (A1B220072)
ZAHRA SYIFAUN NISA (A1B220074)
HANIYAH SALWA (A1B220075)
TIARA DWI ANINDA (A1B220076)
Kelas: R002
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris
1. Paguyuban di Garut Ubah Lambang Garuda, Kepala Hadap Depan
CNN Indonesia | Selasa, 08/09/2020 18:56 WIB
Sebuah paguyuban di Kabupaten Garut, Jawa Barat mengubah bentuk burung Garuda
Pancasila, dan mengganti kalimat Bhineka Tunggal Ika. Paguyuban yang bernama Tunggal
Rahayu itu berpusat di Kecamatan Caringin. Paguyuban tersebut menggunakan simbol
burung Garuda namun kepalanya dibuat menghadap ke bagian bawah dan dalam tulisan
Bhinneka Tunggal Ika yang ada di bagian bawah juga telah ditambah dengan kalimat
lain.Paguyuban tersebut tidak hanya tersebar di wilayah Kabupaten Garut, namun terdapat
salah satunya di Kabupaten Majalengka. Sebagai warga negara Indonesia yang baik
seharusnya kita menghormati Pancasila dan Identitas Nasional lainnya sebagai landasan
hukum. Beberaa masyarakat masih memegang teguh nilai-nilai pancasila tetapi ada juga
beberapa masyarakat yang justu melakukan penyimpangan pada lima sila yang tercantun
dalam pancasila tersebut dan tidak menghargai nilai-nilai pancasila. Paguyuban tersebut
dapat dikenakan Pasal 36A dan Pasal 68 UU No. 24/2009 tentang Bendera, Bahasa dan
Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

2. Identitas Nasional, Pemahaman Pancasila dan Relasi Interpersonal Anggota DPRD Sumatera
Selatan.
Penelitian yang dilakukan oleh Alfaruqy (2016) menemukan bentuk hubungan atau relasi
interpersonal yang terjalin antar anggota dewan adalah hubungan kooperatif, kompetitif
dan pasif. Relasi yang dapat menunjang produktivitas berdasarkan penelitian Suhanda
(2002) adalah dalam bentuk kerjasama atau kooperatif. Penelitian dilakukan dengan jumlah
58 orang sebagai subjek. Peneliti tidak bisa mengambil seluruh populasi dikarenakan ada
beberapa responden yang menolak untuk berkontribusi. Berdasarkan jenis kelamin subjek
dalam penelitian ini didominasi oleh laki-laki yakni sebanyak 48 orang dan perempuan
sebanyak 10 orang. Berdasarkan usia mayoritas subjek berusia antara 41-50 tahun yakni
sebanyak 27 orang. Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan subjek penelitian mayoritas
telah menempuh jenjang pendidikan S2 yakni sebanyak 28 orang. Gambaran subjek
berdasarkan komisi di DPRD Sumsel yakni subjek mayoritas berasal dari komisi V. Gambaran
berdasarkan fraksi dimana anggota DPRD berasal yakni mayoritas anggota DPRD yang
menjadi subjek penelitian ini berasal dari fraksi Golkar yakni sebanyak 11 orang.
Identitas nasional anggota DPRD Sumsel berada pada kategori tinggi ini berarti identifikasi
anggota DPRD tinggi kepada negaranya yakni sebagai bangsa Indonesia, adanya evaluasi
atau penilaian yang positif kepada negaranya, rasa kepemilikan atau keterikatan emosional
yang kuat serta menampilkan perilaku sesuai dengan norma-norma di Indonesia.
Pemahaman Pancasila anggota DPRD berada pada kategori sedang ini berarti anggota DPRD
cukup memahami pengertian, fungsi, kedudukan, dan implementasi Pancasila dalam
kehidupan bernegara. Relasi interpersonal anggota DPRD Sumsel berada pada kategori
sedang yang berarti anggota DPRD Sumsel berorientasi pada tujuan bersama dan cukup baik
dalam kepercayaan. Walaupun masih ada rasa curiga dan kurang percaya di antara anggota
DPRD Sumsel.
3. Judul: Korelasi Pendidikan Kewarganegaraan Membangun Karakter Bangsa
Penulis: Deddy Yusuf Yudhyarta
Jika dilihat dari judulnya, jurnal ini sepertinya akan berfokus pada hal-hal yang berhubungan
dengan pendidikan kewarganegaraan dan karakter bangsa. Khususnya pada bagian korelasi
atau hubungan. Pada bagian awal, jurnal ini menjelaskan mengenai apa itu identitas
nasional. Apa-apa saja yang terkandung didalamnya, apa-apa saja bentuk dari identitas
nasional, dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Seperti yang kita tahu, tahun ke tahun
negara ini mulai kehilangan identitasnya. Penyebabnya macam-macam, mulai dari dampak
negatif globalisasi dan rendahnya kesadaran oleh generasi itu sendiri.
Pada jurnal ini, si penulis mengajak audien untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya
identitas nasional. Penulis juga menjelaskan betapa eratnya keterkaitan antara pendidikan
kewarganegaraan dengan pembentukan identitas bangsa. Menurut pendapat pribadi saya,
langkah penulis sangatlah tepat dalam melakukan penulisan jurnal ini pada masa globalisasi
seperti saat ini. Saat ini, identitas bangsa telah digerus oleh derasnya globalisasi. Perlunya
meningkatkan kebanggaan atas identitas sendiri merupakan langkah awal dan mendasar
yang harus kita lakukan saat ini.

Anda mungkin juga menyukai