ANTARA JAKARTA DAN YOGYAKARTA : GERAKAN MAHASISWA ISLAM PADA MASA ORDE BARU…
ahmad mj arrozy
Peranan Kesat uan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kot a Semarang dalam Mengisi Reform…
Ant on Saput ra Kelana
Marhaenisme Soekarno sebagai Modal Sosial Perjuangan Polit ik Nasionalisme Kelas di Indonesia (192…
Zofrano Ibrahimsyah Magribi Sult ani
Jurnal Civic Hukum http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jurnalcivichukum
Volume 5, Nomor 2, November 2020 Hal. 191-204 DOI: https://doi.org/10.22219/jch.v5i2.13237
P-ISSN 2623-0216 E-ISSN 2623-0224
ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis peran Organisasi
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia di Universitas Muhammadiyah Malang dalam
mentransformasikan nilai-nilai Pancasila kepada para kadernya. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dengan temuan penelitian peran organisasi Dewan
Pimpinan Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Universitas Muhammadiyah
Malang dalam mentrasformasikan nilai-nilai Pancasila dilakukan dengan bentuk Program
Kerja disetiap periode kepengurusan organisasi yang dapat dilihat melalui lima indikator dalam
teori peran, yakni aksi, patokan, penilaian, paparan, dan sanksi.
ABSTRACT
The purpose of this research is to see and analyze the role of the Gerakan Mahasiswa
Nasional Indonesia at the University of Muhammadiyah Malang in transforming the values
of Pancasila to its cadres. This study applies descriptive-qualitative design. The results
of this study showed that the role of Board of Commissioners of the Indonesian National
Movement in Universitas Muhammadiyah Malang in transforming Pancasila moral values
to organizational work program in management period could be seen through five indicators,
namely action, benchmark, assessment, change, consideration, and punishment.
Arif Prasetyo Wibowo, Yusa Djuyandi, Leo Agustino, Peran Organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia dalam Mentransformasikan Nilai-Nilai Pancasila di Universitas Muhammadiyah Malang
194
bidang yang bertanggung jawab dalam membatasi apa perilaku yang mesti
melaksanakan program kerja organisasi dilakukan oleh seseorang, yang menduduki
dan merupakan pasangan laku peran dari suatu posisi. Matriks Orang-Perilaku:
Komisaris. Setiap program kerja yang matriks ini terdiri dari suatu “perangkat
diselenggarakan diikuti oleh anggota atau perilaku” (set of behavior) yang merupakan
terbuka untuk umum. perpotongan antara “perangkat subyek”
Lebih lanjut teori peran menurut (set of subjects) dan “perangkat kelas
Biddle dan Thomas (dalam Suhardono, perilaku” (set of behavioral classes) yang
1994) menjelaskan konsep peran dapat di gambarkan dengan tabel 1 berikut:
merupakan seperangkat patokan yang Peristilahan untuk pemilihan konsep
Tabel 1. Peristilahan Untuk Pemilihan Konsep Perilaku Baik Perorangan Ataupun Kumpulan Orang
Pembedaan Orang
Pemilihan Perorangan Kumpulan Orang
menurut
Tak Kasat Kasat Mata Tak Kasat Kasat Mata
Perilaku
Kinerja Kumpulan
Aksi Motif Perorang Kinerja Perorang Motif Kumpulan Orang
Orang
Tuntutan Kumpulan
Patokan Norma Perorang Tuntutan Perorang Norma Kumpulan Orang
Orang
Tafsiran Kumpulan
Penilaian Nilai Perorang Tafsiran Perorang Nilai Kumpulan Orang
Orang
Pernyataan Kumpulan
Paparan Konsepsi Perorang Pernyataan Perorang Konsepsi Kumpulan Orang
Orang
Sanksi Tak Kasat Mata Sanksi Kasat Mata Sanksi Tak Kasat Mata Sanksi Kasat Mata
Sanksi
Perorang Perorang Kumpulan Orang Kumpulan Orang
perilaku kumpulan orang menurut Biddle mata kumpulan orang dalam organisasi
dan Thomas (dalam Suhardono, 1994) ini merupakan program kerja yang telah
dapat di bagi menjadi lima pembeda dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan
pemilihan menurut perilakunya. Pertama, Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional
aksi adalah suatu perilaku yang dibedakan Indonesia Universitas Muhammadiyah
atas pernah tidaknya hal tersebut dipelajari Malang pada masa kepengurusan 2018-
sebelumnya, keterarahannya pada tujuan, 2019 diantaranya adalah Pekan Penerimaan
serta penampakan dari aspek kehendaknya Anggota Baru, Kaderisasi Tingkat Dasar,
(bersifat volutional). Istilah ini lebih diskusi rutin mingguan mengenai ideologi
umum dipakai untuk menunjuk suatu tentang Marhaenisme dan Pancasila 1 Juni
“perilaku kasat mata” (overt behavior), ajaran Bung Karno, keorganisasian, serta
yang dalam kaitannya dengan teori peran memperkenalkan biografi tokoh bangsa
lebih tepat dikatakan sebagai “penampilan/ yakni Bung Karno, kajian dan diskusi
unjuk peran” (role performance) atau di hari-hari besar dengan mengundang
“perwujudan peran” (role enactment), organisasi eksternal dan organisasi internal
“perilaku peran” (role behavior) atau “pola kampus, penyikapan terhadap isu-isu
perilaku” (behavior pattern). Istilah “unjuk kontemporer yang berkembang didalam
peran” pada umumnya menunjuk pada kampus maupun luar kampus, serta yang
penampilan dari kategori “person” tertentu, terakhir silaturahmi antar anggota dan
atau konteks institusi tertentu, misalnya: alumni Dewan Pimpinan Komisariat
“unjuk peran pemimpin” atau “unjuk kerja Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
pelajar”. Universitas Muhammadiyah Malang yang
Bila merujuk kepada teori peran diselenggarakan setahun sekali.
yang diungkapkan oleh Biddle dan Thomas Yinger (dalam Suhardono, 1994)
(dalam Suhardono, 1994) adapun aksi kasat paham yang digunakan untuk mengkaji
Arif Prasetyo Wibowo, Yusa Djuyandi, Leo Agustino, Peran Organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia dalam Mentransformasikan Nilai-Nilai Pancasila di Universitas Muhammadiyah Malang
196
teori peran ini adalah paham strukturalis Bidang Kaderisasi sebagai pasangan laku
dan paham interaksionis. Paham strukturalis peran (role partner) dalam kepengurusan
lebih mengaitkan antara peran-peran sebagai Dewan Pimpinan Komisariat Gerakan
unit kultural serta mengacu ke perangkat Mahasiswa Nasional Indonesia memiliki
hak dan kewajiban, yang secara normatif peranan lebih untuk merealisasikan setiap
telah dicanangkan oleh sistem budaya. misi yang dimiliki oleh organisasi sebagai
Sistem budaya tersebut menyediakan suatu aksi dari kinerja kumpulan orang, yang
sistem posisional, yang menunjuk pada dalam periode kepengurusan 2018-2019
suatu unit dari struktur sosial, yaitu “… dituangkan melalui kegiatan diskusi rutin
location in a system of social relationship”. mingguan mengenai ideologi tentang
Pada intinya, konsep struktur menonjolkan Marhaenisme, Pancasila 1 Juni ajaran Bung
suatu konotasi pasif-statis, baik pada aspek Karno, keorganisasian, serta memperkenalkan
permanensi, maupun aspek saling-kait biografi tokoh bangsa yakni Bung Karno.
antara posisi satu dengan yang lainnya. Dengan program wajib melaksanakan Pekan
Bila melihat Anggaran Dasar dan Penerimaan Anggota Baru (PPAB) dan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Mahasiswa Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD).
Nasional Indonesia yang di tetapkan dalam Menurut (Alfian, 1986b) kegiatan
Kongres Trisaksi GMNI Ke-XX (2017) setiap kajian dalam sebuah organisasi dapat di
Dewan Pimpinan Komisariat memiliki tugas katakan sebagai kegiatan pendidikan politik
wewenang menghimpun calon anggota, yang dapat dibagi menjadi dua bagian;
menarik uang pangkal, dan iuran serta pertama, pendidikan politik dalam arti
pengadaan tentang kebijakan nasional kata yang longgar adalah bagian langsung
organisasi kepada seluruh anggota ditingkat dari kehidupan masyarakat sehari-hari.
basis, melaksanakan Pekan Penerimaan disenangi atau tidak, diketahui atau
Anggota Baru (PPAB) dan Kaderisasi tidak, disadari atau tidak, hal itu dialami
Tingkat Dasar (KTD), dan melaksanakan oleh anggota-anggota masyarakat, baik
pertemuan-pertemuan antar Anggota Dewan penguasa ataupun orang awam. Kedua,
Pengurus Komisariat. pendidikan politik dalam arti yang lebih
Lebih lanjut motif tak kasat ketat dapat diartikan sebagai usaha yang
mata dari orgnanisasi Dewan Pengurus sadar untuk mengubah proses sosialisasi
Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional politik masyarakat sehingga mereka
Indonesia Universitas Muhammadiyah menghayati dan memahami betul nilai-
Malang sebagai kumpulan orang dalam nilai yang terkandung dalam suatu sistem
teori peran yang diutarakan oleh Biddle politik yang ideal yang hendak dibangun.
dan Thomas (dalam Suhardono, 1994)
diperiode 2018-2019 diketahui memiliki Patokan Yang Dilakukan Oleh Gerakan
Visi “memperjuangkan kembali GMNI Mahasiswa Nasional Indonesia Dalam
Komisariat Universitas Muhammadiyah Mentransformasikan Nilai-Nilai Pancasila
Malang sebagai lokomotif Gerakan Di Universitas Muhammadiyah Malang
Mahasiswa yang menjunjung tinggi Peristilahan yang kedua untuk
ideologi Marhaenisme”. Dengan Misi pemilihan konsep perilaku kumpulan
melaksanakan ideologisasi secara massif, orang menurut Biddle dan Thomas (dalam
terstruktur, dan sistematis, serta Doktrinasi Suhardono, 1994) adalah patokan. patokan
ideologis terbangun secara kontinyu dan (Prescription), istilah “peran” sudah dengan
berkesinambungan dalam setiap kegiatan sendirinya diperlakukan secara preskriptif
diskusi kader. (sebagai patokan), artinya menunjuk
Dengan visi dan misi tersebut maka kepada perilaku yang mengandung
Arif Prasetyo Wibowo, Yusa Djuyandi, Leo Agustino, Peran Organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia dalam Mentransformasikan Nilai-Nilai Pancasila di Universitas Muhammadiyah Malang
198
secara tertutup, sanksi tersebut disebut dan fungsi politik. Membangkitkan dan
“sanksi tak kasat mata” (convert sanction), mengembangkan hati nurani politik, rasa
sedang kalau terbuka disebut sebagai etika politik, dan tanggung jawab politik
“sanksi kasat mata” (overt sanction). agar orang menjadi insan politik yang
Sanksi juga mempunyai konotasi positif- terpuji. Agar orang memiliki wawasan
negatif, tergantung pada apakah hal itu kritis mengenai relasi-relasi politik yang
ditujukan pada perilaku yang diharapkan ada disekitarnya. Berpartisipasi politik
atau tidak diharapkan. dengan jalan memberikan pertimbangan
Dalam pelaksanaan setiap program yang konstruktif mengenai masyarakat dan
kaderisasi yang diselenggarakan oleh kejadian politik itu merupakan hak-hak
Dewan Pimpinan Komisariat Gerakan demokratis yang asasi. artisipasi aktif itu
Mahasiswa Nasional Indonesia Universitas memiliki pengaruh dan kekuatan, sebab
Muhammadiyah Malang memberlakukan biasanya ikut pula dalam pengawasan
sanksi apabila kader yang telah mengikuti aktivitas mengatur masyarakat dan negara.
Pekan Penerimaan Angota Baru (PPAB) Dari hasil temuan dilapangan
tidak mengikuti kajian rutin berupa meskipun Dewan Pimpinan Komisariat
Marhaenisme, Pancasila 1 Juni ajaran Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
Bung Karno, keorganisasian, serta biografi Univeristas Muhammadiyah Malang dengan
tokoh bangsa yakni Bung Karno maka jelas menyebutkan Marhaenisme sebagai
tidak diperbolehkan untuk mengikuti azas perjuangan organisasi, sebagai mana
program kaderisasi yang selanjutnya, yakni termaktub didalam Anggaran Dasar/Anggaran
Kaderisasi Tingkat Dasar. Hal tersebut Rumah Tangga Gerakan Mahasiswa
bertujuan agar para kader terangsang dan Nasional. Namun para pengurus menyadari,
termotivasi untuk turut aktif dalam setiap mengetahui, serta memaknai Marhaenisme
program kerja yang diselenggarakan oleh dengan istilah “Marhaenisme is Pancasila,
para pengurus Dewan Pimpinan Komisariat Pancasila is Marhaenisme”. Hal ini karena
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia dalam kajian dan proses kaderisasi yang
Universitas Muhammadiyah Malang, dan dilakukan oleh Dewan Pimpinan Komisariat
masuk kedalam “sanksi kasat mata” (overt Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
sanction) karena telah disosialisasikan Univeristas Muhammadiyah Malang secara
terlebih dahulu kepada para kader yang turun-temurun memaparkan Marhaenisme
bersifat terbuka. merupakan titik awal munculnya ideologi
Setiap proses kaderisasi yang negara yakni Pancasila.
dilakukan oleh Dewan Pimpinan Komisariat Dewan Pimpinan Komisariat Gerakan
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Mahasiswa Nasional Indonesia Univeristas
Univeristas Muhammadiyah Malang kepada Muhammadiyah Malang memahami
para anggotanya, menurut Kartono (2009) bahwasanya Marhaenisme selain sebuah
merupakan upaya edukatif yang intensional, ideologi perjuangan, juga sebagai bagian
disengaja, dan sistematis untuk membentuk dari sejarah yang tidak dapat dimaknai
individu sadar politik, dan mampu menjadi secara sepenggal-sepenggal. Para pengurus
pelaku politik yang bertanggung jawab mempelajari secara akademik dalam bentuk
secara etis/moril mencapai tujuan-tujuan bedah buku dan kajian rutinan mengenai
politik yang ingin dicapainya. Dengan hubungan Marhaenisme dan Pancasila
tujuan menurut Amril (dalam Sunatra, sebagai ideologi negara dengan sangat
2016) melatih orang muda dan orang rinci dan menggunakan litelatur-litelatur
dewasa menjadi warga negara yang yang relevan. Penguasaan materi sejarah
baik, khususnya dalam fungsi sosial mengenai Marhaenisme para pengurus
Arif Prasetyo Wibowo, Yusa Djuyandi, Leo Agustino, Peran Organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia dalam Mentransformasikan Nilai-Nilai Pancasila di Universitas Muhammadiyah Malang
200
lakukan dengan membaca buku Dibawah ideologi negara yakni Pancasila sebagai
Bendera Revolusi karangan Ir. Sukarno, pandangan hidup dalam kehidupan
selanjutnya para pengurus mempelajari bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
materi Pancasila 1 Juni melalui litelatur maka para pengurus dapat dikatakan sebagai
buku “Lahirnya Pancasila” yang merupakan pendukung pokok ideologi Pancasila.
pidato Ir. Sukarno dihadapan Badan Dimana para pengurus Dewan Pimpinan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia, selanjutnya Panitia Sembilan Indonesia Univeristas Muhammadiyah
dan 18 Agustus 1945 disahkannya Pancasila sebagai manusia yang berserikat didalam
sebagai Ideologi Negara merupakan materi organisasi merupakan subyek pendukung
wajib yang harus di kuasai oleh setiap dari sebuah ideologi yang berupaya
pengurus sebelum melakukan kaderisasi mentransformasikan nilai-nilai Pancasila
kepada para anggotanya. kedalam program kerja disetiap periode
Agus (2016) menjelaskan bahwa kepengurusan organisasi Gerakan Mahasiswa
Pancasila sebagai ideologi memiliki sifat Nasional Indonesia.
yang terbuka. Hal ini berarti Pancasila dapat Memalui program kerja yang
menerima dan mengembangkan pemikiran diselengarakannya dengan misi melakukan
baru dari luar dan dapat berinteraksi ideologisasi secara terstruktur, masif, dan
dengan perkembangan/ perubahan zaman sistematif serta membangun doktrinasi
dan lingkungannya, bersifat demokratis ideologis secara berkelanjutan dan
dalam arti membuka diri masuknya budaya berkesinambungan dalam setiap kegiatan
luar dan dapat menampung pengaruh nilai- diskusi kader sebagaimana visi dari
nilai dari luar yang akan di inkorporasi, Dewan Pimpinan Komisariat Gerakan
untuk memperkaya aneka bentuk dan Mahasiswa Nasional Indonesia Univeristas
ragam kehidupan bermasyarakat Indonesia Muhammadiyah periode kepengurusan
juga memuat dimensi-dimensi secara 2018-2019 yakni memperjuangkan kembali
menyeluruh. DPK GMNI UMM sebagai lokomotif
Dalam mentransformasikan nilai- Gerakan Mahasiswa yang menjunjung
nilai Pancasila Dewan Pimpinan Komisariat tinggi ideologi Marhaenisme.
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Maka program kerja yang di
Univeristas Muhammadiyah Malang selenggarakan oleh Dewan Pimpinan
berpandu kepada ideologi Organisasi, Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional
yang menurut Notonagoro (1975) dasar Indonesia Univeristas Muhammadiyah
ontologis dari ideologi pada hakekatnya Malang menurut Good (1959) organisasi
adalah manusia. Karena manusia lah yang mahasiswa dapat menjadi “...a branch
memiliki hakekat mutlak monopluralis, of study of the civics that emphasizes
hakekat dasar ini juga disebut sebagai the individual's relation to his social
dasar antropologis. Subjek pendukung enviroment which is conveived as a series
pokok-pokok Pancasila tersebut adalah of succesively enlarged communities,
manusia itu sendiri. Demikian juga jika local, states, and nations”. Lebih lanjut
kita pahami dari segi filsafat negara bahwa Winataputra (2012) menjelaskan organisasi
Pancasila sebagai dasar filsafat negara mahasiswa dapat menjadi “Community
memiliki pendukung pokok negara yang Civic Education” didalamnya terdapat
tak lain adalah rakyat dan unsur rakyat program dan/ atau proses pendidikan non-
adalah manusia itu sendiri. formal atau pendidikan in-formal yang
Ketika para pengurus telah memaknai dirancang dan/atau berlangsung dalam
ideologi organisasi merupakan bagian dari masing-masing jenis community dalam
masyarakat bangsa dan negara (nations- dimensi penting dalam dirinya, sehingga
state community). Pancasila sebagai ideologi dapat memelihara
Pemaknaan atas hubungan ideologi relevansinya yang tinggi/ kuat terhadap
organisasi dengan ideologi negara yang perkembangan aspirasi masyarakatnya dan
kemudian ditransformasikan melalui program tuntutan perubahan zaman. Ketiga dimensi
kaderisasi sebagai upaya pendidikan politik yang terkandung dalam ideologi tersebut
yang dilakukan oleh Dewan Pimpinan harus dapat saling berkaitan, saling
Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional mengisi, dan saling memperkuat sehingga
Indonesia Univeristas Muhammadiyah menjadikan ideologi tersebut kenyal dan
Malang adalah peranan nyata dalam tahan uji dari masa kemasa. Ketiga dimensi
dimensi fleksibilitas ideologi. Alfian (1991) itu adalah: 1) Dimensi Realita, 2) Dimensi
untuk melihat keberhasilan pendidikan Idealisme, 3) Dimensi Fleksibeitas.
politik dapat ditentukan dengan suatu Dimensi idealisme maksudnya adalah
perspektif dua dimensi, dimensi pertama suatu ideologi perlu mengandung cita-cita
ialah berupa gambaran yang jelas tentang yang ingin dicapai dalam berbagai bidang
sistem politik ideal yang diinginkan, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
dimensi kedua ialah berupa realitas atau bernegara. Melalui idealisme atau cita-
keadaan sebenarnya dari masyarakat itu cita yang terkandung dalam ideologi yang
sendiri yang langsung bisa dibandingkan dihayati suatu masyarakat atau bangsa
dengan tuntutan-tuntutan sistem politik mengetahui ke arah mana mereka ingin
yang diinginkan secara ideal tadi. membangun kehidupan bersama mereka.
Lebih lanjut dalam pemahaman dan Idealisme atau cita-cita tersebut seyogyanya
pemaknaan Dewan Pimpinan Komisariat berisi harapan-harapan yang masuk akal,
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia bukanlah lambungan angan-angan yang
Univeristas Muhammadiyah Malang terhadap sama sekali tidak mungkin direalisasikan.
hubungan ideologi organisasi dengan Oleh karena itu dalam suatu ideologi
Pancasila menyadari terdapatnya hubungan yang tangguh biasanya terjalin perkaitan
antara Marhaenisme sebagai Azas perjuangan yang saling mengisi dan saling memperkuat
organisasi dan Pancasila 1 Juni ajaran Bung antara dimensi realita dan dimensi idealisme
Karno sebagai ideologi organisasi dengan yang terkandung di dalamnya. Dengan begitu
Pancasila sebagai ideologi Negara Republik ideologi tersebut akan berhasil menjadikan
Indonesia. Isi Marhaenisme tidak jauh dirinya sebagai landasan atau dasar
berbeda dengan Pancasila 1 Juni kemudian di (melalui dimensi realita) dan sekaligus
tarik lagi ke Pancasila 18 Agustus, dasarnya tujuan (melalui dimensi idealisme) dalam
akan sama dan satu garis. Marhaenisme itu membangun berbagai bidang kehidupan
Sosio-nasionalisme dan Sosio-demokrasi bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
serta Ketuhanan yang berkebudayaan, Pemahaman dan penghayatan kita tentang
lalu Pancasila 1 Juni Bung Karno jelaskan Pancasila sebagai ideologi memang
dapat diperas menjadi menjadi trisila mengandung hal yang demikian itu,
yakni Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokrasi, yaitu sebagai ideologi yang melandasi
dan ketuhanan yang berkebudayaan yang dan sekaligus menjadi tujuan kehidupan
merupakan isi dari Marhaenisme. Jadi secara bersama kita. Logikanya, Pancasila bukan
keseluruhan, kesemuanya itu masih dalam saja memenuhi dimensi kedua dari suatu
satu kesatuan yang dapat ditarik garis yang ideologi, tetapi sekaligus juga memenuhi
sama. sifat berkaitan yang saling mengisi dan
Hal ini menurut (Alfian, 1986a) karena saling memperkuat antara dimensi pertama
Pancasila sebagai ideologi mengandung tiga (dimensi realita) dengan dimensi ketiga
Arif Prasetyo Wibowo, Yusa Djuyandi, Leo Agustino, Peran Organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia dalam Mentransformasikan Nilai-Nilai Pancasila di Universitas Muhammadiyah Malang
202
Arif Prasetyo Wibowo, Yusa Djuyandi, Leo Agustino, Peran Organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia dalam Mentransformasikan Nilai-Nilai Pancasila di Universitas Muhammadiyah Malang
204
Arif Prasetyo Wibowo, Yusa Djuyandi, Leo Agustino, Peran Organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia dalam Mentransformasikan Nilai-Nilai Pancasila di Universitas Muhammadiyah Malang