Anda di halaman 1dari 16

Accelerat ing t he world's research.

PERAN ORGANISASI GERAKAN


MAHASISWA NASIONAL
INDONESIA DALAM
MENTRANSFORMASIKAN NILAI-
NILAI PANCASILA DI UNIVERSI...
Leo Agustino
Jurnal Civic Hukum

Cite this paper Downloaded from Academia.edu 

Get the citation in MLA, APA, or Chicago styles

Related papers Download a PDF Pack of t he best relat ed papers 

ANTARA JAKARTA DAN YOGYAKARTA : GERAKAN MAHASISWA ISLAM PADA MASA ORDE BARU…
ahmad mj arrozy

Peranan Kesat uan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Kot a Semarang dalam Mengisi Reform…
Ant on Saput ra Kelana

Marhaenisme Soekarno sebagai Modal Sosial Perjuangan Polit ik Nasionalisme Kelas di Indonesia (192…
Zofrano Ibrahimsyah Magribi Sult ani
Jurnal Civic Hukum http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jurnalcivichukum
Volume 5, Nomor 2, November 2020 Hal. 191-204 DOI: https://doi.org/10.22219/jch.v5i2.13237
P-ISSN 2623-0216 E-ISSN 2623-0224

PERAN ORGANISASI GERAKAN MAHASISWA NASIONAL


INDONESIA DALAM MENTRANSFORMASIKAN NILAI-NILAI
PANCASILA DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Arif Prasetyo Wibowo1*, Yusa Djuyandi2, Leo Agustino3


1
FKIP Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia
2
FISIP, Universitas Padjadjaran, Indonesia
3
FISIP, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, Indonesia
1
Email: arifpwibowo@umm.ac.id
2
Email: f_yusa@yahoo.com
3
Email: leoagustino@gmail.com
*Coressponden Author

ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis peran Organisasi
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia di Universitas Muhammadiyah Malang dalam
mentransformasikan nilai-nilai Pancasila kepada para kadernya. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Dengan temuan penelitian peran organisasi Dewan
Pimpinan Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Universitas Muhammadiyah
Malang dalam mentrasformasikan nilai-nilai Pancasila dilakukan dengan bentuk Program
Kerja disetiap periode kepengurusan organisasi yang dapat dilihat melalui lima indikator dalam
teori peran, yakni aksi, patokan, penilaian, paparan, dan sanksi.

Kata Kunci: Organisasi Mahasiswa; Transformasi Nilai-Nilai Pancasila.

ABSTRACT
The purpose of this research is to see and analyze the role of the Gerakan Mahasiswa
Nasional Indonesia at the University of Muhammadiyah Malang in transforming the values
of Pancasila to its cadres. This study applies descriptive-qualitative design. The results
of this study showed that the role of Board of Commissioners of the Indonesian National
Movement in Universitas Muhammadiyah Malang in transforming Pancasila moral values
to organizational work program in management period could be seen through five indicators,
namely action, benchmark, assessment, change, consideration, and punishment.

Keywords: Students’ Organization; Transformation of Pancasila Values


PENDAHULUAN yang pro-NKRI bersyariah islam mengalami
Pancasila sebagai ideologi, pandangan kenaikan sebanyak 9% (Hidayat, 2018).
hidup, dan dasar negara Republik Indonesia Lebih lanjut dalam survei terbaru
dewasa ini mendapatkan tantangan. Hasil yang dilakukan oleh Cyrus Network pada
survei yang dilakukan oleh Lingkaran 22 sampai 28 Juli 2019 dengan melibatkan
Survei Indonesia Denny J.A. menyebutkan 1.230 responden di 34 provinsi di
telah terjadi penurunan kepercayaan publik Indonesia menunjukan hanya 70,3 persen
terhadap ideologi negara, hal ini dapat responden yang beragama Islam setuju
di lihat pada tahun 2005 publik yang pro- dan menerima Pancasila sebagai dasar
Pancasila angkanya mencapai 85,2%, tahun negara. Sisanya 4,7 persen responden yang
2010 angkanya menjadi 79,4%, tahun 2015 terang-terangan mendukung terbentuknya
angkanya menjadi 79,4% dan di tahun 2018 khilafah, kemudian 13 persen responden
menjadi 75,3%. Dalam waktu 13 tahun, menyatakan Indonesia harus berlandaskan
publik yang pro-Pancasila mengalami syariat Islam karena merasa Islam adalah
penurunan sebanyak 10%. Sedangkan publik agama mayoritas. Managing Director
191
192

Cyrus Network Eko Dafid Afianto Ditambah lagi pendidikan politik


mengemukakan, hasil survei tersebut yang seharusnya dilakukan oleh partai
perlu mendapatkan perhatian serius dan politik kepada masyarakat sebagai usaha
menjadi pekerjaan rumah bersama dalam sosialisasi politik terhadap ideologi
menanggapi jumlah yang cukup besar Pancasila sendiri nyatanya tenggelam
terkait masih adanya sikap menolak dalam hiruk pikuk perebutan kekuasaan
ideologi negara tersebut (CNN Indonesia, (Saputro, 2015). Padahal sudah diatur
2019). dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun
Sejak rezim Orde Baru tumbang muncul 2011 tentang Perubahan Atas Undang-
phobia terhadap Pancasila, Dasar Negara Undang Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai
itu untuk sesaat dilupakan, dipinggirkan Politik dimana Partai Politik menerima
bahkan ditinggalkan karena Pancasila selalu bantuan keuangan dari APBN/APBD untuk
diidentikan dengan rezim orde baru-sebuah melakukan kegiatan pendidikan politik.
rezim yang tumbang akibat reformasi. Akan tetapi karena pemahaman mengenai
Tampaknya ada semacam trauma mendalam pendidikan politik sangat lentur dan tidak
terhadap perlakuan eksesif terhadap ada pertanggungjawaban untuk substansinya
Pancasila. Dasar Negara itu berubah maka efektivitas program tersebut belum
menjadi ideologi tunggal dan satu-satunya dapat teruji (Wibowo, 2020).
sumber nilai serta kebenaran. Negara Kehidupan berpolitik bangsa Indonesia
menjadi maha tahu mana yang benar dan yang diwakili oleh tata kelola partai politik
mana yang salah. Nilai-nilai itu ditanam masih jauh dari keadaan yang ideal.
di benak masyarakat melalui indoktrinasi Pertama, partai politik yang menjadi salah
(Ali, 2009). satu pilar utama kehidupan berdemokrasi
Phobia terhadap Pancasila tersebut dan berpolitik masih harus terus berproses
membuat masyarakat melakukan pencarian dalam menjalankan amanat sebagai penyalur
jalan keluar untuk menyeleseikan masalah aspirasi masyarakat. Kedua, partai politik
dalam menghadapi persoalan kehidupan belum menjadikan pendidikan politik sebagai
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. sorotan utama (Wibowo & Wahono, 2017).
Namun pencarian tersebut mengarah kepada Sebagai das sollen, usaha-usaha
melupakan Pancasila sebagai pandangan menemukan stelsel dan mekanisme
hidup serta ideologi negara dan memilih demokrasi yang cocok bagi masyarakat
melihat ideologi alternatif lain dalam Indonesia sangat dihargai. Namun, pada
menyeleseikan berbagai permasalahan yang tataran das sein bukan sesuatu yang mudah
di hadapi. Hal tersebut menurut Prof. B. dijelmakan. Hal itu disebabkan perpaduan-
J. Habibie (dalam Siregar, 2012) dalam perpaduan konseptual ternyata tidak
peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 2011 disertai dengan penjabaran mengenai rule
menyatakan Pancasila seolah tenggelam of the game yang juga menggambarkan
dalam pusaran sejarah masa lalu yang perpaduan tersebut. Selain itu, tingkah laku
tidak lagi relevan untuk disertakan dalam politik turut memberikan kontribusi yang
dialektika refomasi sekarang ini. Pancasila serius. Akibatnya, para pelaku demokrasi
seolah hilang dari memori kolektif bangsa. bebas menciptakan rule of the game
Pancasila semakin jarang diucapkan, dikutip, menurut paham dan pengetahuan yang
dibahas, dan apalagi diterapkan, baik dalam memengaruhi diri mereka serta keinginan-
konteks ketatanegaraan, kebangsaan maupun keinginan politik yang hendak dicapai
kemasyarakatan. Pancasila seperti tersandar (Manan & Harijanti, 2014).
di sebuah lorong sunyi, justru di tengah Mahasiswa sebagai pemuda kelompok
denyut kehidupan berpolitik. kelas menengah berpendidikan sejatinya

Jurnal Civic Hukum,Volume 5, Nomor 2, November 2020, hal 191-204


193

merupakan pemegang tongkat estafeta kebangsaan dan kenegaraan kita. Akibatnya


kepemimpinan bangsa dan negara di proses “colonialization of the mind” di
masa yang akan datang dalam merespon dalam kampus secara tidak disadari menjadi
tantangan tersebut. Sejarah mencatat semakin marak dan pendidikan tinggi dalam
momentum Sumpah Pemuda yang terjadi mentransformasikan ilmu pengetahuannya
pada 28 Oktober 1928, Penculikan tokoh menjadi “Salah Asuhan”. Hal tersebut
nasional pada 16 Agustus 1945 ke Rengas berlangsung secara terus menerus tanpa
Dengklok, demonstrasi yang dilakukan oleh hambatan, sehingga menghasilkan para
mahasiswa pada masa orde lama yang di lulusan yang lebih menghayati paradigma
gawangi oleh mahasiswa sebagai kelompok ilmu pengetahuan milik budaya bangsa lain
pemuda kelas menengah berpendidikan daripada ilmu pengetahuan yang berakar
dengan membentuk Kesatuan Aksi dari budaya bangsa sendiri.
Mahasiswa Indonesia (KAMI), dan gerakan Dari hasil penelitian yang
reformasi 21 Mei 1998 yang di pelopori dilakukan oleh Zamroni (1990) melihat
oleh mahasiswa sebagai pemuda kelompok fenomena tersebut maka tantangan utama
kelas menengah berpendidikan untuk organisasi mahasiswa di bidang politik
menumbangkan rezim orde baru yang tiran dan pembangunan masyarakat adalah
merupakan berbagaimacam contoh nyata bagaimana kemampuan mahasiswa dalam
peran pemuda dalam melalukan perubahan melakukan pendidikan politik terhadap
sosial menuju ke arah yang lebih baik pada anggotanya. Pendidikan politik yang
kehidupan berbangsa dan bernegara. dimaksud adalah suatu proses dimana
Akbar (2016) dalam penelitiannya anggota masyarakat menghayati nilai-nilai
melihat berbagai gerakan yang dilakukan dan norma-norma suatu sistem politik yang
oleh pemuda dengan status sosial sebagai bersumber dari falsafah dan dasar negara
mahasiswa tersebut dapat di kelompokan masyarakat yang bersangkutan. Proses
sebagai komponen masyarakat kelas pendidikan politik tersebut berlangsung
menengah. Mahasiswa sebagai pemuda tidak hanya melalui pendidikan formal,
kelompok kelas menengah tersebut melainkan juga di keluarga dan masyarakat.
menjadi berbeda dengan masyarakat Hal ini dapat dikatakan agen pendidikan
awam pada umumnya karena mereka politik tidak hanya sekolah, melainkan
kelompok masyarakat berpendidikan yang keluarga, dan organisasi-organisasi
sehari-harinya bergelut dengan pencarian kemasyarakatan, terutama pemuda.
kebenaran di dalam kampus. Sehingga Berdasarkan data penelitian terdahulu
ketika mereka melihat kenyataan yang yang dilakukan oleh Wibowo, Sumantri, dan
berbeda dalam kehidupan nasionalnya Syaifullah(2016)dijelaskanprogramkerjayang
akan menimbulkan kegelisahan tersendiri diselenggarakan oleh organisasi mahasiswa
di kalangan mahasiswa yang kemudian intra kampus di Fakultas Pendidikan Ilmu
teraktualisasi dalam aksi-aksi protes atau Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan
gerakan sosial yang kemudian mendorong Indonesia merupakan proses transformasi
perubahan reformatif dalam sistem politik nilai, dimana dalam setiap kegiatan yang
di Indonesia. diselenggarakannya terdapat inti nilai dari
Namun sejak gerakan reformasi Pancasila yang ditransformasikan menjadi
digulirkan dari kampus-kampus di tanah program kerja. Organisasi mahasiswa intra
air, (Taniredja, 2014) dalam menelitiannya kampus merupakan mesin transformasi
menilai mahasiswa nampak berkembang nilai yang baik, karena didalam organisasi
dengan kecenderungan untuk menafikan mahasiswa insta kampus terdapat bermacam-
Pancasila sebagai ideology dalam kehidupan macam pola yang dilakukan dalam

Arif Prasetyo Wibowo, Yusa Djuyandi, Leo Agustino, Peran Organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia dalam Mentransformasikan Nilai-Nilai Pancasila di Universitas Muhammadiyah Malang
194

penyelenggaraan setiap progran kerja menyajikan secara langsung hakikat


yang akan diselenggarakan dan dari setiap hubungan antara peneliti dengan responden
pola tersebut merupakan proses yang sehingga dapat disimpulkan pendekatan
dilakukan oleh organisasi mahasiswa intra kualitatif memiliki sifat fleksibilitas yang
kampus dalam mentransformasi nilai-nilai tinggi, artinya memudahkan peneliti untuk
Pancasila. menyesuaikan situasi yang berubah-ubah
Penelitian ini menjadikan Dewan dalam penelitian ini. Data dikumpulkan
Pengurus Komisariat Gerakan Mahasiswa melalui observasi, wawancara, dan
Nasional Indonesia Universitas dokumentasi. Teknik analisis data
Muhammadiyah Malang sebagai subjek, menggunakan analisis interaktif yang
hal tersebut lantaran dalam penelitian dikemukakan oleh Miles dan Huberman.
yang di lakukan oleh Pratama (2018)
menjelaskan peran Organisasi Mahasiswa HASIL DAN PEMBAHASAN
seperti Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Aksi Yang Dilakukan Oleh Gerakan
Mahasiswa Nasional Indonesia Bandar Mahasiswa Nasional Indonesia Dalam
Lampung (DPC GMNI Bandar Lampung) Mentransformasikan Nilai-Nilai Pancasila
dalam pembentukan karakter berbasis Di Universitas Muhammadiyah Malang
pada nilai-nilai ideologi Pancasila adalah Secara kajian teoritis teori peran
baik, yakni 57,8%. Selanjutnya peran dijelaskan oleh Biddle dan Thomas (dalam
organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional Suhardono, 1994) dapat menggambarkan
Indonesia (GMNI) dalam meningkatkan peran seorang aktor sesungguhnya berada
sikap nasionalisme menunjukan angka dalam suatu batasan yang dirancang
yang baik, yakni 60%. Lebih lanjut peran oleh aktor lain, yang kebetulan sama-
organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional sama berada dalam “penampilan/ unjuk
Indonesia (GMNI) terhadap pelaksanaan peran” (role performance). Hubungan
sikap nasionalisme di dalam organisasi antara pelaku (actor) dan pasangan laku
adalah baik, yakni 64,4%. perannya (role partner) bersifat saling
Adapun kebaharuan yang dilakukan terkait dan saling mengisi; karena dalam
dalam penelitian ini diantaranya adalah konteks sosial, tak satu peran pun dapat
untuk mendeskripsikan serta menganalisis berdiri sendiri tanpa yang lain. Dengan
secara mendalam bagaimana peran ungkapan lain, suatu peran akan memenuhi
Organisasi Mahasiswa Dewan Pengurus keberadaanya, jika berada dalam kaitan
Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional posisional yang menyertakan dua pelaku
Indonesia Universitas Muhammadiyah peran yang komplementer.
Malang dalam mentrasformasikan nilai- Dari hasil temuan dilapangan
nilai Pancasila kepada para kadernya. diketahui peran organisasi Dewan Pimpinan
Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional
METODE Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang
Kajian ini menggunakan pendekatan dalam mentrasformasikan nilai-nilai Pancasila
kualitatif dengan jenis studi kasus. Pemilihan dilakukan dengan bentuk Program Kerja disetiap
pendekatan ini dikarenakan permasalahan periode kepengurusan organisasi. DPK
yang dikaji pada Dewan Pengurus GMNI UMM dipimpin oleh Komisaris
Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional sebagai aktor utama yang bertanggung
Indonesia Universitas Muhammadiyah jawab atas semua program kerja yang
Malang membutuhkan sejumlah data dilaksanakannya dalam satu periode
lapangan yang sifatnya kontekstual dan kepengurusan. Dalam kepengurusan
aktual. Selain itu pendekatan kualitatif tersebut terdapat berbagai macam

Jurnal Civic Hukum,Volume 5, Nomor 2, November 2020, hal 191-204


195

bidang yang bertanggung jawab dalam membatasi apa perilaku yang mesti
melaksanakan program kerja organisasi dilakukan oleh seseorang, yang menduduki
dan merupakan pasangan laku peran dari suatu posisi. Matriks Orang-Perilaku:
Komisaris. Setiap program kerja yang matriks ini terdiri dari suatu “perangkat
diselenggarakan diikuti oleh anggota atau perilaku” (set of behavior) yang merupakan
terbuka untuk umum. perpotongan antara “perangkat subyek”
Lebih lanjut teori peran menurut (set of subjects) dan “perangkat kelas
Biddle dan Thomas (dalam Suhardono, perilaku” (set of behavioral classes) yang
1994) menjelaskan konsep peran dapat di gambarkan dengan tabel 1 berikut:
merupakan seperangkat patokan yang Peristilahan untuk pemilihan konsep
Tabel 1. Peristilahan Untuk Pemilihan Konsep Perilaku Baik Perorangan Ataupun Kumpulan Orang
Pembedaan Orang
Pemilihan Perorangan Kumpulan Orang
menurut
Tak Kasat Kasat Mata Tak Kasat Kasat Mata
Perilaku
Kinerja Kumpulan
Aksi Motif Perorang Kinerja Perorang Motif Kumpulan Orang
Orang
Tuntutan Kumpulan
Patokan Norma Perorang Tuntutan Perorang Norma Kumpulan Orang
Orang
Tafsiran Kumpulan
Penilaian Nilai Perorang Tafsiran Perorang Nilai Kumpulan Orang
Orang
Pernyataan Kumpulan
Paparan Konsepsi Perorang Pernyataan Perorang Konsepsi Kumpulan Orang
Orang
Sanksi Tak Kasat Mata Sanksi Kasat Mata Sanksi Tak Kasat Mata Sanksi Kasat Mata
Sanksi
Perorang Perorang Kumpulan Orang Kumpulan Orang

(Sumber: Biddle dan Thomas (dalam Suhardono, 1994)

perilaku kumpulan orang menurut Biddle mata kumpulan orang dalam organisasi
dan Thomas (dalam Suhardono, 1994) ini merupakan program kerja yang telah
dapat di bagi menjadi lima pembeda dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan
pemilihan menurut perilakunya. Pertama, Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional
aksi adalah suatu perilaku yang dibedakan Indonesia Universitas Muhammadiyah
atas pernah tidaknya hal tersebut dipelajari Malang pada masa kepengurusan 2018-
sebelumnya, keterarahannya pada tujuan, 2019 diantaranya adalah Pekan Penerimaan
serta penampakan dari aspek kehendaknya Anggota Baru, Kaderisasi Tingkat Dasar,
(bersifat volutional). Istilah ini lebih diskusi rutin mingguan mengenai ideologi
umum dipakai untuk menunjuk suatu tentang Marhaenisme dan Pancasila 1 Juni
“perilaku kasat mata” (overt behavior), ajaran Bung Karno, keorganisasian, serta
yang dalam kaitannya dengan teori peran memperkenalkan biografi tokoh bangsa
lebih tepat dikatakan sebagai “penampilan/ yakni Bung Karno, kajian dan diskusi
unjuk peran” (role performance) atau di hari-hari besar dengan mengundang
“perwujudan peran” (role enactment), organisasi eksternal dan organisasi internal
“perilaku peran” (role behavior) atau “pola kampus, penyikapan terhadap isu-isu
perilaku” (behavior pattern). Istilah “unjuk kontemporer yang berkembang didalam
peran” pada umumnya menunjuk pada kampus maupun luar kampus, serta yang
penampilan dari kategori “person” tertentu, terakhir silaturahmi antar anggota dan
atau konteks institusi tertentu, misalnya: alumni Dewan Pimpinan Komisariat
“unjuk peran pemimpin” atau “unjuk kerja Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
pelajar”. Universitas Muhammadiyah Malang yang
Bila merujuk kepada teori peran diselenggarakan setahun sekali.
yang diungkapkan oleh Biddle dan Thomas Yinger (dalam Suhardono, 1994)
(dalam Suhardono, 1994) adapun aksi kasat paham yang digunakan untuk mengkaji

Arif Prasetyo Wibowo, Yusa Djuyandi, Leo Agustino, Peran Organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia dalam Mentransformasikan Nilai-Nilai Pancasila di Universitas Muhammadiyah Malang
196

teori peran ini adalah paham strukturalis Bidang Kaderisasi sebagai pasangan laku
dan paham interaksionis. Paham strukturalis peran (role partner) dalam kepengurusan
lebih mengaitkan antara peran-peran sebagai Dewan Pimpinan Komisariat Gerakan
unit kultural serta mengacu ke perangkat Mahasiswa Nasional Indonesia memiliki
hak dan kewajiban, yang secara normatif peranan lebih untuk merealisasikan setiap
telah dicanangkan oleh sistem budaya. misi yang dimiliki oleh organisasi sebagai
Sistem budaya tersebut menyediakan suatu aksi dari kinerja kumpulan orang, yang
sistem posisional, yang menunjuk pada dalam periode kepengurusan 2018-2019
suatu unit dari struktur sosial, yaitu “… dituangkan melalui kegiatan diskusi rutin
location in a system of social relationship”. mingguan mengenai ideologi tentang
Pada intinya, konsep struktur menonjolkan Marhaenisme, Pancasila 1 Juni ajaran Bung
suatu konotasi pasif-statis, baik pada aspek Karno, keorganisasian, serta memperkenalkan
permanensi, maupun aspek saling-kait biografi tokoh bangsa yakni Bung Karno.
antara posisi satu dengan yang lainnya. Dengan program wajib melaksanakan Pekan
Bila melihat Anggaran Dasar dan Penerimaan Anggota Baru (PPAB) dan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Mahasiswa Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD).
Nasional Indonesia yang di tetapkan dalam Menurut (Alfian, 1986b) kegiatan
Kongres Trisaksi GMNI Ke-XX (2017) setiap kajian dalam sebuah organisasi dapat di
Dewan Pimpinan Komisariat memiliki tugas katakan sebagai kegiatan pendidikan politik
wewenang menghimpun calon anggota, yang dapat dibagi menjadi dua bagian;
menarik uang pangkal, dan iuran serta pertama, pendidikan politik dalam arti
pengadaan tentang kebijakan nasional kata yang longgar adalah bagian langsung
organisasi kepada seluruh anggota ditingkat dari kehidupan masyarakat sehari-hari.
basis, melaksanakan Pekan Penerimaan disenangi atau tidak, diketahui atau
Anggota Baru (PPAB) dan Kaderisasi tidak, disadari atau tidak, hal itu dialami
Tingkat Dasar (KTD), dan melaksanakan oleh anggota-anggota masyarakat, baik
pertemuan-pertemuan antar Anggota Dewan penguasa ataupun orang awam. Kedua,
Pengurus Komisariat. pendidikan politik dalam arti yang lebih
Lebih lanjut motif tak kasat ketat dapat diartikan sebagai usaha yang
mata dari orgnanisasi Dewan Pengurus sadar untuk mengubah proses sosialisasi
Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional politik masyarakat sehingga mereka
Indonesia Universitas Muhammadiyah menghayati dan memahami betul nilai-
Malang sebagai kumpulan orang dalam nilai yang terkandung dalam suatu sistem
teori peran yang diutarakan oleh Biddle politik yang ideal yang hendak dibangun.
dan Thomas (dalam Suhardono, 1994)
diperiode 2018-2019 diketahui memiliki Patokan Yang Dilakukan Oleh Gerakan
Visi “memperjuangkan kembali GMNI Mahasiswa Nasional Indonesia Dalam
Komisariat Universitas Muhammadiyah Mentransformasikan Nilai-Nilai Pancasila
Malang sebagai lokomotif Gerakan Di Universitas Muhammadiyah Malang
Mahasiswa yang menjunjung tinggi Peristilahan yang kedua untuk
ideologi Marhaenisme”. Dengan Misi pemilihan konsep perilaku kumpulan
melaksanakan ideologisasi secara massif, orang menurut Biddle dan Thomas (dalam
terstruktur, dan sistematis, serta Doktrinasi Suhardono, 1994) adalah patokan. patokan
ideologis terbangun secara kontinyu dan (Prescription), istilah “peran” sudah dengan
berkesinambungan dalam setiap kegiatan sendirinya diperlakukan secara preskriptif
diskusi kader. (sebagai patokan), artinya menunjuk
Dengan visi dan misi tersebut maka kepada perilaku yang mengandung

Jurnal Civic Hukum,Volume 5, Nomor 2, November 2020, hal 191-204


197

“keharusan” (oughtness, shouldness) untuk (dalam Suhardono, 1994) adalah penilaian


dibawakan. Sejajar dengan istilah patokan (evaluation), istilah yang dikaitkan
ini terdapat pula istilah “pengharapan” dengan “penilaian” adalah “pilihan”
(expectation), “pengharapan peran” (role (preference), “nilai”, kecondongan (affect),
expectation), “bakuan” (standart), “norma” dan penghargaan (esteem). Perilaku tak
(norm), dan “kaidah” (rules). Patokan kasat mata yang menyertakan penilaian,
yang dianut secara tak kasat mata (covert) dinamakan nilai; sedang pada perilaku kasat
disebut sebagai norma, sedang yang mata, dinamakan “taksiran” (assessment).
dianut secara kasat mata adalah “tuntutan” Dalam Kongres Trisaksi GMNI Ke-
(demand). Tuntutan lebih lazim diterapkan XX (2017) disebutkan sebagai organisasi
pada lingkungan politis, pekerjaan, gerakan perjuangan, Gerakan Mahasiswa
pendidikan dan situasi kelompok kecil. Nasional Indonesia memiliki Azas dan
Pada hakikatnya, setiap kehidupan sosial Doktrin Perjuangan, yang menjadi
tak dapat bebas dari patokan ini. landasan serta penuntun arah perjuangan
Visi dan Misi, serta program kerja Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia.
yang diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Azas dan Doktrin Perjuangan Gerakan
Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional Mahasiswa Nasional Indonesia ini adalah
Indonesia Universitas Muhammadiyah Pancasila yang didalamnya setiap anggota
Malang merupakan patokan yang menjadi Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
tuntutan kumpulan orang yang dilakukan diwajibkan membaca dan melakukan kajian
oleh organisasi tersebut. Hal tersebut karena mengenai Pidato Bung Karno 1 Juni 1945,
mengacu pada Dewan Pimpinan Komisariat Undang-Undang Dasar Negara Republik
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Indonesia Tahun 1945, Marhaenisme ajaran
Universitas Muhammadiyah yang secara Bung Karno yakni Sosio-Nasionalisme,
terstruktur, massif, dan sistematis telah Sosio-Demokrasi, dan Ketuhanan Yang
melakukan usaha sosialisasi politik terhadap Berkebudayaan, serta PANCALOGI GMNI.
para anggotanya agar mampu menghayati Merujuk terhadap teori peran yang
dan memahami nilai-nilai yang terkandung diutarakan oleh Biddle dan Thomas (dalam
didalam ideologi organisasinya, yakni Suhardono, 1994) tersebut maka Azas dan
Marhaenisme. Sehingga diharapkan para Doktrin Perjuangan Gerakan Mahasiswa
anggota dapat memahami sistem politik Nasional Indonesia dengan mewajibkan
ideal yang hendak di bangunnya. Upaya seluruh anggota membaca diwajibkan
terstruktur, massif, dan sistematis dalam membaca dan melakukan kajian mengenai
melakukan sosialisasi politik terhadap para Pidato Bung Karno 1 Juni 1945, Undang-
kader merupakan norma dari patokan yang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
dilakukan oleh kumpulan orang menurut Tahun 1945, Marhaenisme ajaran Bung Karno
teori peran Biddle dan Thomas (dalam yakni Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokrasi,
Suhardono, 1994). dan Ketuhanan Yang Berkebudayaan, serta
PANCALOGI GMNI merupakan tafsiran
Penilaian Yang Dilakukan Oleh Gerakan Dewan Pimpinan Komisariat Gerakan
Mahasiswa Nasional Indonesia Dalam Mahasiswa Nasional Indonesia terhadap
Mentransformasikan Nilai-Nilai Pancasila ideologi organisasinya yang di transformasikan
Di Universitas Muhammadiyah Malang melalui program kerja dalam setiap periode
Peristilahan yang ketiga untuk kepengurusannya.
pemilihan konsep perilaku kumpulan
orang menurut Biddle dan Thomas

Arif Prasetyo Wibowo, Yusa Djuyandi, Leo Agustino, Peran Organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia dalam Mentransformasikan Nilai-Nilai Pancasila di Universitas Muhammadiyah Malang
198

Paparan Yang Dilakukan Oleh Gerakan Nasionalisme Indonesia, Sosiologi


Mahasiswa Nasional Indonesia Dalam dan Analisa Sosial, Keorganisasian,
Mentransformasikan Nilai-Nilai Pancasila Konstalasi Politik Nasional, dan Ke-
Di Universitas Muhammadiyah Malang GMNI-an. Disamping materi pokok,
Selanjutnya peristilahan yang dalam Kaderisasi Tingkat Dasar juga
keempat untuk pemilihan konsep perilaku akan diberi materi pendukung yakni
kumpulan orang menurut teori peran materi-materi lokal yang disesuaikan
Biddle dan Thomas (dalam Suhardono, dengan geografis dan geopolitik
1994) adalah paparan (Description), suatu di tiap-tiap daerah. Materi lainnya
perilaku dikatakan bersifat deskriptif, adalah materi tentang dinamika
kalau orang yang menghadirkan kejadian kelompok dan dinamika pergerakan.
perilaku tersebut, baik berwujud proses atau
fenomenannya tidak mengandung aspek Sedangkan program kerja tambahan
evaluatif atau afektif. Paparan tak kasat diluar program kerja wajib Bidang Kaderisasi
mata diistilahkan dengan “pernyataan” Dewan Pimpinan Komisariat Gerakan
(statement). Mahasiswa Nasional Indonesia Universistas
Berdasarkan hasil temuan dilapangan, Muhammadiyah Malang mengacu kepada
pelaksanaan setiap program kerja yang visi dan misi periode kepengurusan 2018-
dilakukan oleh Dewan Pimpinan Komisariat 2019 yang ditransformasikan dengan cara
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia melaksanakan diskusi rutin mingguan
Universitas Muhammadiyah mengacu kepada mengenai ideologi tentang Marhaenisme
Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Pancasila 1 Juni ajaran Bung Karno,
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia. keorganisasian, serta memperkenalkan
Dimana setiap Dewan Pimpinan Komisariat biografi tokoh bangsa yakni Bung Karno
memiliki tugas wewenang melaksanakan dengan pemateri dari dalam maupun luar
Pekan Penerimaan Anggota Baru (PPAB) serta alumni Gerakan Mahasiswa Nasional
dan Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD). Indonesia.
Adapun materi yang disampaikan dalam
kegiatan tersebut adalah sebagai berikut: Sanksi Yang Dilakukan Oleh Gerakan
1. Pekan Penerimaan Anggota Baru Mahasiswa Nasional Indonesia Dalam
(PPAB) yang berisikan materi ke- Mentransformasikan Nilai-Nilai Pancasila
GMNI-an, materi Nasionalisme dan Di Universitas Muhammadiyah Malang
Patriotisme Indonesia, serta materi Peristilahan yang terakhir untuk
Peran Pemuda dan Mahasiswa dalam pemilihan konsep perilaku kumpulan
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, orang dalam teori peran menurut Biddle
dan bernegara. Diselenggarakan dan Thomas (dalam Suhardono, 1994)
selama paling lama dua hari, dengan adalah sanksi. Sanksi adalah suatu perilaku
tujuan membangun intuisi kesadaran dipertimbangkan sebagai “sanksi”, kalau
para calon anggota dan menjadikan melalui perilaku tersebut tersirat niat
Gerakan Mahasiswa Nasional untuk menimbulkan perubahan pada
Indonesia sebagai wadah dalam upaya perilaku lainnya. Arah dari perubahan
mengimplementasikan tugas dan yang diinginkan, pada umumnya, tertuju
tanggung jawabnya dalam membangun pada naiknya konformitas terhadap suatu
kehidupan bermasyarakat, berbangsa patokan yang di canangkan. Dalam konteks
dan bernegara. yang sama, sering disertakan istilah-
2. Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD) istilah, seperti “hukuman”, “rangsangan”
berisikan Metode Berpikir Marhaenisme, (incentive) dan “motivasi”, kalau dihadirkan

Jurnal Civic Hukum,Volume 5, Nomor 2, November 2020, hal 191-204


199

secara tertutup, sanksi tersebut disebut dan fungsi politik. Membangkitkan dan
“sanksi tak kasat mata” (convert sanction), mengembangkan hati nurani politik, rasa
sedang kalau terbuka disebut sebagai etika politik, dan tanggung jawab politik
“sanksi kasat mata” (overt sanction). agar orang menjadi insan politik yang
Sanksi juga mempunyai konotasi positif- terpuji. Agar orang memiliki wawasan
negatif, tergantung pada apakah hal itu kritis mengenai relasi-relasi politik yang
ditujukan pada perilaku yang diharapkan ada disekitarnya. Berpartisipasi politik
atau tidak diharapkan. dengan jalan memberikan pertimbangan
Dalam pelaksanaan setiap program yang konstruktif mengenai masyarakat dan
kaderisasi yang diselenggarakan oleh kejadian politik itu merupakan hak-hak
Dewan Pimpinan Komisariat Gerakan demokratis yang asasi. artisipasi aktif itu
Mahasiswa Nasional Indonesia Universitas memiliki pengaruh dan kekuatan, sebab
Muhammadiyah Malang memberlakukan biasanya ikut pula dalam pengawasan
sanksi apabila kader yang telah mengikuti aktivitas mengatur masyarakat dan negara.
Pekan Penerimaan Angota Baru (PPAB) Dari hasil temuan dilapangan
tidak mengikuti kajian rutin berupa meskipun Dewan Pimpinan Komisariat
Marhaenisme, Pancasila 1 Juni ajaran Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
Bung Karno, keorganisasian, serta biografi Univeristas Muhammadiyah Malang dengan
tokoh bangsa yakni Bung Karno maka jelas menyebutkan Marhaenisme sebagai
tidak diperbolehkan untuk mengikuti azas perjuangan organisasi, sebagai mana
program kaderisasi yang selanjutnya, yakni termaktub didalam Anggaran Dasar/Anggaran
Kaderisasi Tingkat Dasar. Hal tersebut Rumah Tangga Gerakan Mahasiswa
bertujuan agar para kader terangsang dan Nasional. Namun para pengurus menyadari,
termotivasi untuk turut aktif dalam setiap mengetahui, serta memaknai Marhaenisme
program kerja yang diselenggarakan oleh dengan istilah “Marhaenisme is Pancasila,
para pengurus Dewan Pimpinan Komisariat Pancasila is Marhaenisme”. Hal ini karena
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia dalam kajian dan proses kaderisasi yang
Universitas Muhammadiyah Malang, dan dilakukan oleh Dewan Pimpinan Komisariat
masuk kedalam “sanksi kasat mata” (overt Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
sanction) karena telah disosialisasikan Univeristas Muhammadiyah Malang secara
terlebih dahulu kepada para kader yang turun-temurun memaparkan Marhaenisme
bersifat terbuka. merupakan titik awal munculnya ideologi
Setiap proses kaderisasi yang negara yakni Pancasila.
dilakukan oleh Dewan Pimpinan Komisariat Dewan Pimpinan Komisariat Gerakan
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Mahasiswa Nasional Indonesia Univeristas
Univeristas Muhammadiyah Malang kepada Muhammadiyah Malang memahami
para anggotanya, menurut Kartono (2009) bahwasanya Marhaenisme selain sebuah
merupakan upaya edukatif yang intensional, ideologi perjuangan, juga sebagai bagian
disengaja, dan sistematis untuk membentuk dari sejarah yang tidak dapat dimaknai
individu sadar politik, dan mampu menjadi secara sepenggal-sepenggal. Para pengurus
pelaku politik yang bertanggung jawab mempelajari secara akademik dalam bentuk
secara etis/moril mencapai tujuan-tujuan bedah buku dan kajian rutinan mengenai
politik yang ingin dicapainya. Dengan hubungan Marhaenisme dan Pancasila
tujuan menurut Amril (dalam Sunatra, sebagai ideologi negara dengan sangat
2016) melatih orang muda dan orang rinci dan menggunakan litelatur-litelatur
dewasa menjadi warga negara yang yang relevan. Penguasaan materi sejarah
baik, khususnya dalam fungsi sosial mengenai Marhaenisme para pengurus

Arif Prasetyo Wibowo, Yusa Djuyandi, Leo Agustino, Peran Organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia dalam Mentransformasikan Nilai-Nilai Pancasila di Universitas Muhammadiyah Malang
200

lakukan dengan membaca buku Dibawah ideologi negara yakni Pancasila sebagai
Bendera Revolusi karangan Ir. Sukarno, pandangan hidup dalam kehidupan
selanjutnya para pengurus mempelajari bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
materi Pancasila 1 Juni melalui litelatur maka para pengurus dapat dikatakan sebagai
buku “Lahirnya Pancasila” yang merupakan pendukung pokok ideologi Pancasila.
pidato Ir. Sukarno dihadapan Badan Dimana para pengurus Dewan Pimpinan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia, selanjutnya Panitia Sembilan Indonesia Univeristas Muhammadiyah
dan 18 Agustus 1945 disahkannya Pancasila sebagai manusia yang berserikat didalam
sebagai Ideologi Negara merupakan materi organisasi merupakan subyek pendukung
wajib yang harus di kuasai oleh setiap dari sebuah ideologi yang berupaya
pengurus sebelum melakukan kaderisasi mentransformasikan nilai-nilai Pancasila
kepada para anggotanya. kedalam program kerja disetiap periode
Agus (2016) menjelaskan bahwa kepengurusan organisasi Gerakan Mahasiswa
Pancasila sebagai ideologi memiliki sifat Nasional Indonesia.
yang terbuka. Hal ini berarti Pancasila dapat Memalui program kerja yang
menerima dan mengembangkan pemikiran diselengarakannya dengan misi melakukan
baru dari luar dan dapat berinteraksi ideologisasi secara terstruktur, masif, dan
dengan perkembangan/ perubahan zaman sistematif serta membangun doktrinasi
dan lingkungannya, bersifat demokratis ideologis secara berkelanjutan dan
dalam arti membuka diri masuknya budaya berkesinambungan dalam setiap kegiatan
luar dan dapat menampung pengaruh nilai- diskusi kader sebagaimana visi dari
nilai dari luar yang akan di inkorporasi, Dewan Pimpinan Komisariat Gerakan
untuk memperkaya aneka bentuk dan Mahasiswa Nasional Indonesia Univeristas
ragam kehidupan bermasyarakat Indonesia Muhammadiyah periode kepengurusan
juga memuat dimensi-dimensi secara 2018-2019 yakni memperjuangkan kembali
menyeluruh. DPK GMNI UMM sebagai lokomotif
Dalam mentransformasikan nilai- Gerakan Mahasiswa yang menjunjung
nilai Pancasila Dewan Pimpinan Komisariat tinggi ideologi Marhaenisme.
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Maka program kerja yang di
Univeristas Muhammadiyah Malang selenggarakan oleh Dewan Pimpinan
berpandu kepada ideologi Organisasi, Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional
yang menurut Notonagoro (1975) dasar Indonesia Univeristas Muhammadiyah
ontologis dari ideologi pada hakekatnya Malang menurut Good (1959) organisasi
adalah manusia. Karena manusia lah yang mahasiswa dapat menjadi “...a branch
memiliki hakekat mutlak monopluralis, of study of the civics that emphasizes
hakekat dasar ini juga disebut sebagai the individual's relation to his social
dasar antropologis. Subjek pendukung enviroment which is conveived as a series
pokok-pokok Pancasila tersebut adalah of succesively enlarged communities,
manusia itu sendiri. Demikian juga jika local, states, and nations”. Lebih lanjut
kita pahami dari segi filsafat negara bahwa Winataputra (2012) menjelaskan organisasi
Pancasila sebagai dasar filsafat negara mahasiswa dapat menjadi “Community
memiliki pendukung pokok negara yang Civic Education” didalamnya terdapat
tak lain adalah rakyat dan unsur rakyat program dan/ atau proses pendidikan non-
adalah manusia itu sendiri. formal atau pendidikan in-formal yang
Ketika para pengurus telah memaknai dirancang dan/atau berlangsung dalam
ideologi organisasi merupakan bagian dari masing-masing jenis community dalam

Jurnal Civic Hukum,Volume 5, Nomor 2, November 2020, hal 191-204


201

masyarakat bangsa dan negara (nations- dimensi penting dalam dirinya, sehingga
state community). Pancasila sebagai ideologi dapat memelihara
Pemaknaan atas hubungan ideologi relevansinya yang tinggi/ kuat terhadap
organisasi dengan ideologi negara yang perkembangan aspirasi masyarakatnya dan
kemudian ditransformasikan melalui program tuntutan perubahan zaman. Ketiga dimensi
kaderisasi sebagai upaya pendidikan politik yang terkandung dalam ideologi tersebut
yang dilakukan oleh Dewan Pimpinan harus dapat saling berkaitan, saling
Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional mengisi, dan saling memperkuat sehingga
Indonesia Univeristas Muhammadiyah menjadikan ideologi tersebut kenyal dan
Malang adalah peranan nyata dalam tahan uji dari masa kemasa. Ketiga dimensi
dimensi fleksibilitas ideologi. Alfian (1991) itu adalah: 1) Dimensi Realita, 2) Dimensi
untuk melihat keberhasilan pendidikan Idealisme, 3) Dimensi Fleksibeitas.
politik dapat ditentukan dengan suatu Dimensi idealisme maksudnya adalah
perspektif dua dimensi, dimensi pertama suatu ideologi perlu mengandung cita-cita
ialah berupa gambaran yang jelas tentang yang ingin dicapai dalam berbagai bidang
sistem politik ideal yang diinginkan, kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
dimensi kedua ialah berupa realitas atau bernegara. Melalui idealisme atau cita-
keadaan sebenarnya dari masyarakat itu cita yang terkandung dalam ideologi yang
sendiri yang langsung bisa dibandingkan dihayati suatu masyarakat atau bangsa
dengan tuntutan-tuntutan sistem politik mengetahui ke arah mana mereka ingin
yang diinginkan secara ideal tadi. membangun kehidupan bersama mereka.
Lebih lanjut dalam pemahaman dan Idealisme atau cita-cita tersebut seyogyanya
pemaknaan Dewan Pimpinan Komisariat berisi harapan-harapan yang masuk akal,
Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia bukanlah lambungan angan-angan yang
Univeristas Muhammadiyah Malang terhadap sama sekali tidak mungkin direalisasikan.
hubungan ideologi organisasi dengan Oleh karena itu dalam suatu ideologi
Pancasila menyadari terdapatnya hubungan yang tangguh biasanya terjalin perkaitan
antara Marhaenisme sebagai Azas perjuangan yang saling mengisi dan saling memperkuat
organisasi dan Pancasila 1 Juni ajaran Bung antara dimensi realita dan dimensi idealisme
Karno sebagai ideologi organisasi dengan yang terkandung di dalamnya. Dengan begitu
Pancasila sebagai ideologi Negara Republik ideologi tersebut akan berhasil menjadikan
Indonesia. Isi Marhaenisme tidak jauh dirinya sebagai landasan atau dasar
berbeda dengan Pancasila 1 Juni kemudian di (melalui dimensi realita) dan sekaligus
tarik lagi ke Pancasila 18 Agustus, dasarnya tujuan (melalui dimensi idealisme) dalam
akan sama dan satu garis. Marhaenisme itu membangun berbagai bidang kehidupan
Sosio-nasionalisme dan Sosio-demokrasi bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
serta Ketuhanan yang berkebudayaan, Pemahaman dan penghayatan kita tentang
lalu Pancasila 1 Juni Bung Karno jelaskan Pancasila sebagai ideologi memang
dapat diperas menjadi menjadi trisila mengandung hal yang demikian itu,
yakni Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokrasi, yaitu sebagai ideologi yang melandasi
dan ketuhanan yang berkebudayaan yang dan sekaligus menjadi tujuan kehidupan
merupakan isi dari Marhaenisme. Jadi secara bersama kita. Logikanya, Pancasila bukan
keseluruhan, kesemuanya itu masih dalam saja memenuhi dimensi kedua dari suatu
satu kesatuan yang dapat ditarik garis yang ideologi, tetapi sekaligus juga memenuhi
sama. sifat berkaitan yang saling mengisi dan
Hal ini menurut (Alfian, 1986a) karena saling memperkuat antara dimensi pertama
Pancasila sebagai ideologi mengandung tiga (dimensi realita) dengan dimensi ketiga

Arif Prasetyo Wibowo, Yusa Djuyandi, Leo Agustino, Peran Organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia dalam Mentransformasikan Nilai-Nilai Pancasila di Universitas Muhammadiyah Malang
202

(dimensi idealisme). lebih penting adalah upaya apa yang


Dimensi realita maksudnya ideologi dilakukan agar kuliatitas manusia itu
itu mengandung makna bahwa nilai-nilai menjadi meningkat, sehingga partisipasi
dasar yang terkandung di dalam dirinya secara nyata dalam berbagai aktifitas
bersumber dari nilai-nilai yang riil hidup di kehidupan mendorong terciptanya kegiatan
dalam masyarakatnya, terutama pada waktu yang produktif dan bernilai tinggi untuk
ideologi tersebut lahir, sehingga mereka masyarakat itu sendiri (Witianti, 2016).
betul-betul merasakan dan menghayati
bahwa nilai-nilai dasar itu adalah milik SIMPULAN
mereka bersama. Dengan begitu nilai-nilai Peran organisasi Dewan Pimpinan
dasar ideologi itu tertanam dan berakar di Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional
dalam masyarakatnya. Menurut pandangan Indonesia Universitas Muhammadiyah
Alfian Pancasila mengandung dimensi Malang dalam mentrasformasikan nilai-nilai
realita ini di dalam dirinya. Pancasila dilakukan dengan bentuk Program
Dimensi fleksibilitas atau dimensi Kerja disetiap periode kepengurusan
pengembangan hanya mungkin dimiliki organisasi. DPK GMNI UMM dipimpin
secara wajar dan sehat oleh suatu ideologi oleh Komisaris yang bertanggung jawab atas
yang terbuka atau ideologi yang demokratis. semua program kerja yang dilaksanakannya
Hal tersebut karena ideologi yang terbuka atau dalam satu periode kepengurusan. Dalam
demokratis justru menemukan, meletakkan kepengurusan tersebut terdapat berbagai
atau bahkan mempertaruhkan relevansi macam bidang yang bertanggung jawab
atau kekuatannya pada keberhasilannya terhadap Komisaris dalam melaksanakan
merangsang masyarakatnya untuk program kerja organisasi. Setiap program
mengembangkan pemikiran-pemikiran baru kerja yang diselenggarakan diikuti oleh
tentang nilai-nilai dasar yang terkandung anggota atau terbuka untuk umum.
di dalamnya. Melalui pemikiran-pemikiran Adapun program kerja yang telah
baru tentang ideologi itu mempersegar dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan
dirinya, memelihara dan memperkuat Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional
relevansinya dari waktu ke waktu. Dari situ Indonesia Universitas Muhammadiyah
kita barang kali dapat menyimpulkan bahwa Malang pada masa kepengurusan 2018-
suatu ideologi terbuka, karena bersifat 2019 diantaranya adalah Pekan Penerimaan
demokratis, memiliki apa yang mungkin Anggota Baru, Kaderisasi Tingkat Dasar,
dapat kita sebut sebagai dinamika internal diskusi rutin mingguan mengenai ideologi
yang mengundang dan merangsang mereka tentang Marhaenisme dan Pancasila 1 Juni
yang meyakininya untk mengembangkan ajaran Bung Karno, keorganisasian, serta
pemikiran-pemikiran baru tentang dirinya memperkenalkan biografi tokoh bangsa
tanpa khawatir atau menaruh curiga akan yakni Bung Karno, kajian dan diskusi
kehilangan hakekat dirinya. di hari-hari besar dengan mengundang
Oleh karena itu demokrasi menjadi organisasi eksternal dan organisasi internal
pilihan dibanyak negara, didalam konsep kampus, penyikapan terhadap isu-isu
demokrasi terdapat banyak aspek partisipasi kontemporer yang berkembang didalam
yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan. kampus maupun luar kampus, serta yang
Pembangunan dewasa ini lebih dipusatkan terakhir silaturahmi antar anggota dan
kepada manusia (people centered), model alumni Dewan Pimpinan Komisariat
pembangunan yang berpusat kepada Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
manusia ini bertujuan agar terpenuhinya Universitas Muhammadiyah Malang yang
kebutuhan dasar masyarakat. Tetapi yang diselenggarakan setahun sekali.

Jurnal Civic Hukum,Volume 5, Nomor 2, November 2020, hal 191-204


203

Dewan Pimpinan Komisariat 229–238. https://doi.org/https://doi.


Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia org/10.26858/jo.v2i2.2958
Univeristas Muhammadiyah Malang dengan Akbar, I. (2016). Demokrasi Dan Gerakan
jelas menyebutkan Marhaenisme sebagai azas Sosial (Bagaimana Gerakan Mahasiswa
perjuangan organisasi, sebagai mana termaktub Terhadap Dinamika Perubahan Sosial).
didalam Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Jurnal Wacana Politik. https://doi.
Tangga Gerakan Mahasiswa Nasional. Namun org/10.24198/jwp.v1i2.11052
para pengurus menyadari, mengetahui, serta Alfian. (1986a). Masalah dan Prospek
memaknai Marhaenisme dengan istilah Pembangunan Politik Indonesia
“Marhaenisme is Pancasila, Pancasila is Kumpulan Karangan. Gramedia
Marhaenisme”. Hal ini karena dalam kajian Pustaka Utama.
dan proses kaderisasi yang dilakukan oleh Alfian. (1986b). Pemikiran Dan Perubahan
Dewan Pimpinan Komisariat Gerakan Politik Indonesia Kumpulan Karangan.
Mahasiswa Nasional Indonesia Univeristas Gramedia Pustaka Utama.
Muhammadiyah Malang secara turun- Alfian. (1991). Pancasila Sebagai Ideologi
temurun memaparkan Marhaenisme Dalam Kehidupan Politik. In Pancasila
merupakan titik awal munculnya ideologi sebagai Ideologi Dalam Berbagai
negara yakni Pancasila. Bidang Kehidupan Bermasyarakat,
Pemahaman dan pemaknaan Dewan Berbangsa Dan Bernegara. BP-7
Pimpinan Komisariat Gerakan Mahasiswa Pusat.
Nasional Indonesia Univeristas Muhammadiyah Ali, A. S. (2009). Negara Pancasila: jalan
Malang terhadap hubungan ideologi organisasi kemaslahatan berbangsa. Pustaka
dengan Pancasila menyadari terdapatnya LP3ES.
hubungan antara Marhaenisme sebagai CNN Indonesia. (2019). Cyrus: Hanya 70 persen
Azas perjuangan organisasi dan Pancasila Responden Muslim Setuju Pancasila.
1 Juni ajaran Bung Karno sebagai ideologi https://www.cnnindonesia.com/nasional/
organisasi dengan Pancasila sebagai 20190809164210-20-419916/cyrus-
ideologi Negara Republik Indonesia. Isi hanya-70-persen-responden-muslim-
Marhaenisme tidak jauh berbeda dengan setuju-pancasila
Pancasila 1 Juni kemudian di tarik lagi Good, C. V. (1959). Dictionary of Education.
ke Pancasila 18 Agustus, dasarnya akan M. Graw Hiil Book Conpanny.
sama dan satu garis. Marhaenisme itu Hidayat, F. (2018). Survei LSI: Pro-Pancasila
Sosio-nasionalisme dan Sosio-demokrasi Turun 10%, Pro-NKRI Bersyariah
serta Ketuhanan yang berkebudayaan, Naik 9%. Www.Detik.Com. https://
lalu Pancasila 1 Juni Bung Karno jelaskan news.detik.com/berita/d-4119173/
dapat diperas menjadi menjadi trisila yakni survei-lsi-pro-pancasila-turun-10-
Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokrasi, pro-nkri-bersyariah-naik-9
dan ketuhanan yang berkebudayaan yang Kartono, K. (2009). Pendidikan Politik
merupakan isi dari Marhaenisme. Jadi Sebagai Bagian Dari Pendidikan
secara keseluruhan, kesemuanya itu masih Orang Dewasa. Mandar Maju.
dalam satu kesatuan yang dapat ditarik Kongres Trisaksi GMNI Ke-XX. (2017).
garis yang sama. Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Mahasiswa
DAFTAR PUSTAKA Nasional Indonesia Periode 2017-
Agus, A, A. (2016). Relevansi Pancasila 2019. Dewan Pimpinan Pusat
Sebagai Ideologi Terbuka Di Era Gerakan Mahasiswa Nasional
Reformasi. Jurnal Office, 2(2), Indonesia.

Arif Prasetyo Wibowo, Yusa Djuyandi, Leo Agustino, Peran Organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia dalam Mentransformasikan Nilai-Nilai Pancasila di Universitas Muhammadiyah Malang
204

Manan, B., & Harijanti, S. D. (2014). Artikel Pancasila Dan Kewarganegaraan,


Kehormatan: Saat Rakyat Bicara: 5(1), 33-41. http://journal2.
Demokrasi dan Kesejahteraan. um.ac.id/index.php/jppk/article/
Pandjadjaran Jurnal Ilmu Hukum, view/12673/6096
1(1), 1–18. https://doi.org/https:// Wibowo, A. P., Sumantri, E., &
doi.org/10.22304/pjih.v1n1.a1 Syaifullah. (2016). Transformasi
Notonagoro. (1975). Pancasila Secara Nilai-Nilai Pancasila Melalui
Ilmiah Populer. Pantjuran Tudjuh. Organisasi Mahasiswa Guna
Pratama, Y., Suntoro, I., & Yunisca, N. Meningkat Kesadaran Berbangsa
(2018). Peranan Organisasi Gerakan Dan Bernegara (Studi Deskriptif
Mahasiswa Nasional Indonesia Terhadap Organisasi Mahasiswa
(GMNI) Dalam Meningkatkan Jurusan Di Fakultas Pendidikan Ilmu
Sikap Nasionalisme. Jurnal Kultur Pengetahuan Sosial, Universitas
Demokrasi, 5(13), 1–14. Pendidikan Indonesia). Proceeding
Saputro, Y. D. (2015). Peran Partai Politik Internasional Seminar Pendidikan
Dalam Pendidikan Politik Generasi Kewarganegaraan Sebagai Bidang
Muda Dan Implikasinya Terhadap Keilmuan Dan Program Pendidikan
Ketahanan Politik Wilayah (Studi Di Dalam Konteks Penguatan Daya
DPD II Partai Golongan Karya Kota Saing Lulusan, 400-411.
Malang Jawa Timur Tahun 2009 - Wibowo, A. P., & Wahono, M. (2017).
2014). Jurnal Ketahanan Nasional, Pendidikan Kewarganegaraan:
XXI(1), 34-42. https://doi.org/ usaha konkret memperkuat
https://doi.org/10.22146/jkn.6892 multikulturalisme di Indonesia.
Siregar, E. (2012). Toleransi di Bumi Jurnal Civics: Media Kajian
Pancasila. In Editorial Majelis Edisi Kewarganegaraan, 14(2), 196–205.
No. 06/ Th. VI/ Juni 2012. MPR-RI. https://doi.org/10.21831/civics.
Suhardono, E. (1994). Teori Peran Konsep, v14i2.16043
Derivasi dan Implikasinya. Gramedia Winataputra, U. S. (2012). Pendidikan
Pustaka Utama. kewarganegaraan dalam perspektif
Sunatra. (2016). Pendidikan Politik pendidikan untuk mencerdaskan
Kewarganegaraan. LEKKAS. kehidupan bangsa: gagasan,
Taniredja, T. (2014). Prosiding Kongres instrumentasi, dan praksis. Widya
Pancasila VI: Penguatan, sinkronisasi, Aksara Press.
harmonisassi, integrasi pelembagaan Witianti, S. (2016). Demokrasi Dan
dan pembudayaan Pancasila dalam Pembangunan. Jurnal Wacana Politik,
rangka memperkokoh kedaulatan 1(1), 71–76. https://doi.org/https://
bangsa. In Pusat Studi Pancasila doi.org/10.24198/jwp.v1i1.10547
UGM (Ed.), Konsensus Kebangsaan Zamroni. (1990). Peran organisasi
(Pancasila Dan Undang-Undang Mahasiswa Dalam Pembangunan.
Dasar Negara Republik Indonesia Jurnal Bestari, 5(1), 66–71. http://
Tahun 1945) (pp. 438–453). Pusat ejournal.umm.ac.id/index.php/
Studi Pancasila UGM. bestari/article/view/3045/3699
Wibowo, A. P. (2020). The Efforts Of
Demokrasi Indonesia Perjuangan
Party Regional Board Struggle In
Transformation Pancasila Values
On Cadre. Jurnal Ilmiah Pendidikan

Jurnal Civic Hukum,Volume 5, Nomor 2, November 2020, hal 191-204


205

Arif Prasetyo Wibowo, Yusa Djuyandi, Leo Agustino, Peran Organisasi Gerakan Mahasiswa Nasional
Indonesia dalam Mentransformasikan Nilai-Nilai Pancasila di Universitas Muhammadiyah Malang

Anda mungkin juga menyukai