Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH KELOMPOK SOSIAL DAN

HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

1. SAIDI MAULANA IQBAL

2. FERA NIATI

3. ROSA LINDA

4. PUTRI RAHMA MAULA

5. RIZKI INDAH MELATI

DOSEN PENGAJAR : MASRIZAL S.SOS.I.MA


UNIVERSITAS SYIAH KUALA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

BANDA ACEH TAHUN 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

BAB. 1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunianya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul KELOMPOK
SOSIAL DAN HUBUGAN ANTAR KELOMPOK .

Terimakasih saya ucapkan kepada bapak Masrizal S.SOS.I.MA yang telah membantu kami. Saya
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna baik itu dari segi penyususan, bahasa yang di
gunakan , maupun dari penulisannya. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari
semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa yang akan datang.

Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk
perkembangan dan penngkatan ilmu pengetahuan.

Banda Aceh, 18 Septeember 2021


KELOMPOK SOSIAL
Kelompok sosial merupakan suatu gejala yang sangat penting dalam kehidupan manusia, wrna sebagian
besar kegiatan manusia berlangsung di dalamnya. Mungkin Anda tidak meaadarinya, namun suatu
kenyataan yang dihadapi lalah bahwa sejak lahir hingga kini Anda telah menjadi anggota bermacam-
macam kelompok. Dapatkah Anda menelusuri dalam kelompok apa apakah anda pernah atau bahkan
sekarang masih menjadi anggota? Anda dlahirkan dan dibesarkan akan suatu kelompok yang dinamakan
keluarga Kelahiran Anda pun menandai keanggotaan ada dalam berbagai kelompok lain. Di samping
menjadi anggota keluarga, sebagai seorang bayi "ng lenir di suatu desa atau kota Anda menjadi warga
salah satu umat agama, warga suatu Suku Irgsa atau kelompok etnik, warga rukun tetangga, warga
rukun kampung dan warga desa atau ka: warga negara RI. Kalau pada awal hidup pergaulan Anda
cenderung terbatas pada Interaksi Ingan anggota keluarga, maka dalam tahap berikut Anda mulai
menjadi anggota kelompok laintdompok teman bermain (peer group). Setelah mencapai usia sekolah
Anda menjadi anggota tutu organisasi formal-sekolah-dan mulai bergaul dengan teman sekolah,
karyawan sekolah, guru, dan dalam sekolah Anda pun menjadi anggota berbagai kelompok seperti
Organisasi 1 intra Sekolah, Palang Merah Remaja, Pramuka dan sebagainya. Setelah meninggalkan
Angku sekolah (atau bangku kuliah) Anda akan bergabung dalam berbagai kelompok lain di 'etagai
bidang kehidupan—di bidang ekonomi (misalnya menjadi karyawan suatu perusahaan), Ritik (misalnya
menjadi anggota partai politik), keagamaan (misalnya menjadi anggota suatu pengajian atau
persekutuan doa), kesenian (misalnya menjadi anggota sekolah musik). Di sampng berbagai
pengelompokan yang telah disebutkan, oleh berbagai Instansi Anda juga Ian digolongkan dalam
berbagai kategori tertentu—ke dalam jenis kelamin, golongan darah, ampo usia dan sebagainya.

Dari hal tersebut jelasiah bahwa tanpa kita sadari sejak lahir hingga ajal kita sebenarnya anggota
berbagai jenis kelompok. Oleh sebab Itu tidaklah mengherankan mengapa para “ sosiologi senantiasa
mempunyai perhatian besar terhadap gejala pengelompokan manusia.Kelompok sosial merupakan
kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan anggota masyarakat dan saling
berinteraksi.Kelompok di produksi anggota masyarakat.kelompok mempengaruhi perilaku para
anggotanya.

 konsep kelompok

KLASIFIKASI BIERSTEDT
 Di kalangan ahli sosiologi jumpai berbagai usaha untuk mengklasifikasikan jenis kelompok,,
satu diantaranya ialah klasifikasi dari Robert bierstedt ( 1948 ).birstedt Menggunakan tiga
kriteria untuk membedakan jenis kelompok, yaitu ada tidaknya ;
1. Organisasi
2.  hubungan sial di antara anggota kelompok,
3.  kesadaran jenis 
Berdasarkan ketiga kritera  tersebut birstedtKemudian membedakan empat jenis kelompok:
    Kelompok statistik
     Kelompok kemasyarakatan
Kelompok sosial
Kelompok asosiasi

KELOMPOK STATISTIK
Kelompok statistik merupakan kelompok yang tidak memenuhi ketiga kriteria tersebut
Kelompok yang tidak merupakan organisasi pemuda tidak ada hubungan sosial antara anggota,
dan tidak ada kesadaran jenis oleh  oleh-oleh birstet Dikemukakan bahwa kelompok statistik ini
hanya ada dalam arti analisis dan merupakan hasil ciptaan para ilmuwan sosial.Apa yang dapat
kita sajikan mengenai kelompok statistik ialah, antara lain pengelompokan sejumlah penduduk
berdasarkan usia dan interval 5 tahun antara lain dilakukan oleh Biro Pusat Statistik .Ada anak-
anak yang dikelompokkan dalam kategori terendah tersebut yang kadangkala dinamakan
kelompok balita atau  kelompok usia dibawah 5 tahunMaupun dalam kelompok umur berikutnya
tidak dijumpai organisasi, kesadaran mengenai keanggotaan dalam kelompok, ataupun hubungan
sosial. 

BierstedtMengingatkan bahwa wa Dewa klasifikasi ini masih ada kelompok lain yang tidak
tercakup. contoh yang disajikan ialah kelompok yang memenuhi persyaratan hubungan sosial
tetapi tidak mempunyai kesadaran jenis,Kelompok yang anggotanya bukan perseorangan
melainkan kelompok. dikemukakannya pula pada suatu jenis kelompok dapat beralih menjadi
jenis kelompok lain. ini dapat kita cari dengan mudah 2 dalam suatu kelompok masyarakat
misalnya perempuan dapat berkembang kelompok sosial misalnya kelompok arisan ibu-ibu
kelompok asosiasi misalnya organisasi perempuan atau Dharma Wanita.Kita dapat menyajikan
data mengenai jumlah pasangan orang kembar di Indonesia, tetapi di sini pun ada organisasi
formal yang anggotanya terdiri atas orang gambar. dikalangan para lanjut usia kita suatu
kelompok statistik ada yang bergabung dalam kelompok asosiasi seperti Baterai atau
warakawuri.

KLASIFIKASI MERTON
Robert K. Merton merupakan salah seorang ahli sosiologi yang banyak menulis mengenai konsep
kelompok. Dalam salah satu tulisannya Merton mendefinisikan konsep kelompoksecara sosiologi
sebagai "3 number of people who interact with one another in accord with established

satte ms”.(1965:285)--sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan.
Merton (1965:285-286) menyebutkan tiga kriteria objektif bagi suatu kelompok. Pertama, kelompok
ditandai oleh sering terjadinya interaksi. Kedua, pihak yang berinteraksi mendefinisikan diri mereka
sebagai anggota. Ketiga, pihak yang sberinteraksi didefinisikan oleh orang lain sebagai anggota
kelompok.

Menurut Merton--dengan mengikuti pandangan tokoh sosiologi seperti Znaniecki atau Parsans--konsep
kelompok harus dibedakan dengan konsep kolektiva (collectivities), yang didefinisikannya sebagai
"people who have a sense ok solidarity by virtue of sharing commonvalues and who have acguired an
attendant sense of mioral obligation to fulfill role-expectations" (1965:299). Dalam definisi ini tidak
dijumpai unsur Interaksi) kriteria yang ditonjolkan ialah adanya sejumlah orang yang mempunyai
solidaritas atas dasar nilai bersama yang dimiliki serta adanya rasa kewajiban moral untuk menjalankan
peran Yang diharapkan.

Merton ialah konsep kategori sosial (social categories). yang mempunyai ciri sama seperti jenis kelamin
antar usiatidak terdapat interaksi. Konsep lain yang diajukan pula oleh Kategori sosial adalah suatu
himpunan Usia. Antara para pendukung peran tersebut

Robert K. Merton membagi kelompok sosial menjadi dua, yaitu:Membership group. Suatu kelompok di
mana seorang individu secara fisik menjadi bagian dari kelompok tersebut. Contoh; Ghea bersekolah di
SMA 1 di kotanya, maka ia merupakan bagian dari SMA 1.

Reference group. Kelompok sosial yang menjadi acuan seseorang dalam berperilaku dan dapat
membentuk kepribadian. Dina siswa Sekolah Menengah Atas, namun ia berperilaku dan berpenampilan
seperti mahasiwa, sehingga kelompok yang menjadi acuannya adalah kelompok mahasiswa.

KLASIFIKASI KELOMPOK

DURKHEIM : SILODARITAS MEKANIK DAN SOLIDARITAS ORGANIK


Salah seorang ahli sosiologi awal yang secara rinci membahas perbedaan dalam p lompokan ini ialah
Durkheim. Dalam bukunya The Division of Labor in Society (1968) Ia m bedakan antara kelompok yang
didasarkan pada solidaritas mekanik, dan kelompok ya didasarkan pada solidaritas organik.
Solidaritas mekanik merupakan ciri yang menandai masyarakat yang masih sederhana, yang oleh
Durkheim dinamakan segmental. Dalam masyarakat demikia, kelompok manusia tinggal secara tersebar
dan hidup terpisah satu dengan yang lain.

Masing-masing kelompok dapat memenuhi keperluan mereka masing-masing tanpa memerlukan


bantuan atau kerja sama dengan kelompok di luarnya. Masing-masing anggota pada umumnya dapat
menjalankan peran yang diperankan oleh anggota lain: pembagian kerja belum berkembang. Peran
semua anggota sama sehingga ketidakhadiran seorang anggota kelompok tidak mempengaruk
kelangsungan hidup kelompok karena peran anggota tersebut dapat dijalankan orang lain. Seorang
anak, misalnya, dengan cepat dapat melakukan apa yang dilakukan ayahnya seperti berbun, berladang
atau bertani, di luar fungsi yang murni bersifat biologis seorang laki-laki atau perempuan dapat dengan
mudah melakukan apa yang biasanya dilakukan anggota dari jenis kelamin lain, Setiap kelompok pun
dapat mandiri sehingga kelangsungan. hidupnya tidak tergantung pada kelompok lain. Produksi dan
distribusi bahan makanan dan pakaian, misalnya, dilaksanakan oleh kelompok sendiri.

Dalam masyarakat yang menganut solidaritas mekanik, yang diutamakan ialah persamaan perilaku dan
sikap. Perbedaan tidak dibenarkan. Menurut Durkheim seluruh warga masyarakat diikat oleh apa yang
dinamakannya kesadaran kolektif, hati nurani kolektif (col/lective conscience: -suatu kesadaran bersama
yang mencakup keseluruhan kepercayaan dan perasaan kelompok, dan bersifat ekstern serta memaksa,
Sanksi terhadap pelanggaran hukum di 'sini bersifat represif, barang siapa melanggar solidaritas sosial
akan dikenai hukuman pidana. Kesadaran bersama tersebut mempersatukan para warga masyarakat,
dan hukuman terhadap pelanggar aturan bertujuan agar ketidakseimbangan yang diakibatkan oleh
kejahatan tersebut dapat dipulihkan kembali.

Solidaritas organik merupakan bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks: masyarakat
yang telah mengenal pembagian kerja yang rinci dan dipersatukan oleh kesaling tergantungan
antarbagian. Tiap anggota menjalankan peran berbeda, dan di antara berbagai peran yang ada terdapat
kesalingtergantungan laksana kesalingtergantungan antara bagian suat organisme biologis. Karena
adanya kesalingtergantungan ini maka ketidakhadiran pemegang pera" tertentu akan mengakibatkan
gangguan pada kelangsungan hidup masyarakat. Tidak berperannya tentara, misalnya, berarti bahwa
masyarakat rentan terhadap serangan dari masyarakat lain: tidak berperannya petani akan
mengakibatkan masalah dalam produksi dan penyediaan bahan panga! yang dapat mengancam
kelangsungan hidup masyarakat.
Pada masyarakat dengan solidaritas organik Ini, ikatan utama yang mempersatukan masyarakat bukan
lagi kesadaran kolektif atau hati nurani kolektif (collective conscjence) melainkan kesepakatan yang
terjalin di antara berbagai kelompok profesi. Di sini pun hukum yang menonjd bukan lagi hukum pidana,
melainkan Ikatan hukum perdata. Dalam hal terjadi pelanggaran terhadap kesepakatan bersama maka
yang berlaku ialah sanksi restitutif: sipelanggar harus membayar ganti rugi kepada pihak yang menderita
kerugian untuk mengembalikan keseimbangan.

TONNIES : GEMEINSCHAFT DAN GESELLSCHAFT.


All Intimate, private, and exclusive Ii ving together. . . is understood as Ife in Gemeinschaft (community).
Gesellschaft (society) is public life--it Is the world itself. In Gemelnschaft with one's family, one lives from
birth on, bound to it in weal and woe. One goes Into Gesellschaft as on goes Into a Strange country
(Tonnies, 1963:33-34), Di sini Gemelnschaft digambarkannya sebagai kehidupan bersama yang intim,
pribadi dan eksklusif, suatu keterikatan yang dibawa sejak lahir, Tonnies, misalnya, menggambarkan
ikatan pernikahan sebagai suatu "GemeinschaRt of life." Ia pun berbicara mengenai suatu Gemeinschaft
di bidang rumah tangga, agama, bahasa, adat, yang dipertentangkannya dengan Gesellschaft di bidang
Ilmu atau perdagangan.

Tonnies membedakan antara tiga jenis Gemeinschaft. Jenis pertama, Gemeinschaft by blood, Mengacu
pada ikatan-ikatan kekerabatan. Gemeinschaft of place pada dasarnya merupakan Ikatan yang
berlandaskan kedekatan letak tempat tinggal serta tempat bekerja yang mendorong brang untuk
berhubungan secara Intim satu dengan yang lain, dan mengacu pada kehidupan bersama di daerah
pedesaan. Jenis ketiga, Gemeinschaft of mind, mengacu pada hubungan persahabatan, yang disebabkan
oleh persamaan keahlian atau pekerjaan serta pandangan yang mendorong orang untuk saling
berhubungan secara teratur.

Menurut Tonnies, Gesel/schaft merupakan suatu nama dan gejala baru. Gesel/schaft d'luk skinnya
sebagai kehidupan publik, sebagai orang yang kebetulan hadir bersama tetapi masing-Masing tetap
mandiri. Geselischaft bersifat sementara dan semu. Menurut Tinnies perbeda Yang dijumpal antara
kedua macam kelompok ini ialah bahwa dalam Gemeinschaft individu tet ap Be rsatu meskipun terdapat
berbagai faktor yang memisahkan mereka, sedangkan da Keselischaft Individu pada dasarnya terpisah
kendatipun terdapat banyak faktor pemersatu.

Tonnles mengemukakan bahwa Gemeinschaft ditandai oleh kehidupan organik, sedangkan Keselischaft
ditandal oleh struktur mekanik. Pendapat Ini menarik, mengingat bahwa, sebagaimana telah kita lihat di
atas, Durkheim menggunakan konsep yang sama untuk menggambarkan dri kelompok yang berlawanan,
menurut Durkheim kelompok segmental justru bersifat mekanik sedangkan solidaritas pada kelompok
terdiferensiasi justru bersifat organik.

Primary Group Masalah perubahan dalam kualitas pengelompokan pun menarik perhatian ahli sosiologi
dan Amerika. Pada tahun 1909 Charles Horton Cooley memperkenalkan konsep.prnimary group, yang d
definisikannya sebagai kelompok yang "characterized by intimate face-to-face association and
cooperation"--kelompok yang ditandai oleh pergaulan dan kerja sama tatap muka yang intim.
Menurutnya ruang lingkup terpenting dari kelompok primer ini adalah keluarga, teman bermain A pada
anak kecil, dan rukun warga serta komunitas pada orang dewasa.pergaulan intim ini menghasilkan
terpadunya individu dalam satu kesatuan sehingga dalam banyak hal diri seseorang menjadi hidup dan
tujuan bersama kelompok. Menurut Cooley keterpaduan simpati dan identifikasi bersama ini
diwujudkan dalam kata "kita" (lihat Cooley, 1909).

Masihkah Anda ingat pembahasan kita mengenai agen sosialisasi? Menurut Coser dan Rosenberg
(1968:310-311) kelompok primer merupakan agen sosialisasi yang menjalankan peran penting dalam
pengalihan kebudayaan. Meskipun Coser dan Rosenberg mengakui bahwa tidak semua kebudayaan
dialihkan melalui kelompok primer, namun mereka mengemukakan bahwa kelompok primer penting
bagi pengalihan kebudayaan khusus (subculture). Sebagaimana diketahui, kebudayaan terbagi atas
sejumlah besar kebudayaan khusus. Ada kebudayaan khusus berdasarkan perbedaan kelompok etnik,
agama, pekerjaan, usia, daerah dan sebagainya. Kebudayaan khusus yang demikianlah yang menurut
Coser dan Rosenberg dialihkan melalui kelompok primer. Melalui kelompok primer, misalnya, bahasa
daerah di kalangan suatu suku bangsa atau bahasa "prokem" atau kebiasaan lain di kalangan remaja
kota besar dipelajari.

Menurut Ellsworth Faris (1937) kelompok primer dapat dipertentangkan dengan kelompok formal, tidak
pribadi, dan berciri kelembagaan. Nama apa yang harus kita berikan bagi kelompok yang tidak
merupakan kelompok primer itu? Faris mengemukakan bahwa sejumlah ahli sosiologi telah
menciptakan konsep secondary group--suatu konsep yang tidak kita jumpai dalam karya Cooley.

Faris melihat bahwa konsep kelompok primer yang diperkenalkan Cooley, yang mengandung unsur
tatap muka, pengutamaan pengalaman terdahulu, serta perasaan kebersamaan yang terwujud dalam
ungkapan "kita" mengandung berbagai persoalan. Sebagai contoh antara lain dikemukakannya bahwa
beberapa orang kerabat yang mempunyai rasa kebersamaan dan keterpaduan namun tinggal di tempat
yang berjauhan sehingga hanya dapat berhubungan dengan surat merupakan kelompok primer
meskipun mereka tidak dapat berhubungan secara tatap muka. Faris pun mempertanyakan apakah
suatu keluarga yang di dalamnya orang tua menindas anak-anak mereka dapat dinamakan kelompok
primer meskipun syarat tatap muka dipenuhi! karena perasaan "kita" yang menandai kebersamaan dan
keterpaduan mungkin tidak dijumpai .

COOLEY : PRIMARY GRUP


Masalah perubahan dalam kualitas pengelompokan pun menarik perhtian ahli sosiologi dari amerika,
pada tahun 1909 charles horton cooley memperkenalkan konsep primary group, yang didefinisikannya
sebagai kelompok yang “ characterized by intimate face-to-face association and cooperation” kelompok
yang ditandai oleh pergaulan dan kerja sama tatap muka yang intim. menurutnya ruang lingkup
terpenting dari kelompok primer ini adalah keluarga, teman bermain pada anak kecil, dan rukun warga
serta komunitas pada orng dewasa. dalam pandangannya pergaulan intim menghasilkan terpadunya
individu dalam satu kesatuan sehingga dalam banyak hal diriseorang menjadi hidup dan tujuan brsama
kelompok. menurut cooley , keterpaduan impati dan identifikasi bersama ini wujudkan dalam kata
“kita”.

SUMNER : IN GROUP DAN OUT GROUP


Dalam hal ini sikap sikap in group pada umumnya didasarkan pada faktor simpati dan selalu memiliki
perasaan dekat dengan anggota kelompok . adapun sikap out grup yang ditandai dengan organisme
antipati.

yang dalam anggota in group ditandai dengan kerjasama, persahabatan, keteraturan , dan
perdamaian.sedangkan dalam out grup ditandai dengan sikap ketidak pedulian, kebncian,
permusuhan,dan sikap saling membenci. kelompok sosial terbentuk atas dasar perasaan individu
terhadap kelompok itu. dalam hal ini menurut W.G. sumner kelompok sosial dibedakan menjadi dua
yaitu : in group dan out group.

MERTON : MEMBERSHIP GROUP DAN REFERENCE GROUP


Merton memusatkan perhatianna pada kenyataan bahwa keanggotaan dalam suatu kelompok tidak
berarti bahwa seseorng akan menjdikan kelompoknya menjadi acuan bagi cara bersikap, menilai
maupun bertindak. kadang kadang perilaku seseorang tidak mengacu pada kelompok yang ada
didalamnya ia menjadi anggota, melainkan pada kelompok lain.

dari pernyataan merton ini nampak bahwa kelompok acuan berjumlah sangat banyak, dan mencakup
bukan hanya kelompok yang didalamnya orang menjadi anggota melinkan juga ejumlah besar kelompok
yang didalamnya seseorang tidaak menjadi anggota.
menurut merton proses sosialisasi antisipatoris ini mempunyai dua fungsi: membantu diterimanya
seseorang dalam kelompok baru, dan membantu penyesuaian anggota baru dalam kelompok yang baru
itu.

PARSONS : VARIABEL POLA


Tokoh sosiologi modern, talcott persons memperkenalkan prangkat variabel pola (pattern variables )
yang oleh banyak ahli sosiologi sering dianggap sebagai salah satu sumbangan teoritisnya yang
terpenting , menurut persoms variabel pola merupakan seperangkat dilema universal yang dihadapi dan
harus dipecahkan seorang pelaku dalam setiap situasi sosial. persen mengidentifikasikan 5 perangkat
dilema:

GEERTZ : PRIAYI , SANTRI , DAN ABANGAN


Suatu klarifikasi yang digali geerz dai masyarakat jawa (khususnya masyarakat suatu kota di jawa timur
serta di daerah pedesaan di sekitarnya ) ialah pembedaan antara kaum abangan, santri dan priayi.
meskipunklarifikasi ini banyak di kritik dan gejala yang diamati geerz pun terjadi pada tahun 50-an dan
60-an sehingga kini telah berubah, namun pemikiran geerz ii cukup penting untuk kita ketahui untuk
sering digunakan para ilmuwan untuk menjelaskan berbagai peristiwa dikala itu, terutama kehidupan
politik kita ditahun tahun menjelang terjadinya tragedi pada tahun 1965 brupa kudeta gerakan tiga
puluh september serta epilognya.

menurut geerz pembagian masyarakat yang ditelitinya kedalam tiga tipe budaya ini didasarkan atas
perbedaan pandangan hidup diantara mereka. subtradisi abangan yang menurut geerz diwarnai
berbagai upacara selamatan, praktik pengobatan tradisional serta kepercayaan padamakhlik halus dan
kekuatan gaib itu terkait padakehidupan dipedesaan.

harsja bactiar antara lain mengemukakan bahwa geerz tidak secara tegas mengemukakan apakah
klarifikasinya merupakan klarifikasi budaya ataukah klarifikasi elompok. sebagai klarifikasi kelompok,
pembagian geerz ini menurut hrsja bactiar tidak memadai karena besarnya kemungkinan tumpang
tindih dari segi ketaatan pada ajaran agama islam, misalnya seorang priayi dapat diklarifikasikan sebagai
santri atau abangan.
ORGANISASI FORMAL
salah seorang tokoh sosiologi yang mencurahkan bnyak perhatian pada organisasi formal ialah max
weber. weber memusatkan perhatiaannya pada organisasi formal dalam masyarakat modern,
menurutnya dalam masyarakat modern kita menjumpai suatu hubungan kekuasaan rasional-legal-suatu
sistem jabatan modern (modern officialdom) yang dijumpai baik dibidang pemerintahan maupun
dibidang swasta.

KELOMPOK FORMAL DAN INFORMAL


Hubungan antara kelompok formal dan kelompok informal dapat pula kita jumpai dalam bidang
pekerjaan. disatu pihak kita dapat menjumpai studi yang mengungkapkan bahwa hubungan dalam
pesahabatan antar teman kerja dapat memperlancar urusan kedinasan, namun ada pula study informal
yaitu dikalangan kaum buruh dapat terjalin kesepakatn untuk menetapkan sasaran produksi yang lebih
rendah daripada sasaran yang ditetapkan oleh perusahaan.dapat bertentangan dengan nilai dan aturan
yang berlaku dalam organisasi formal.

KONSEP KELOMPOK
Hubungan Antarkelompok adalah hubungan antara dua kelompok atau lebih yang memiliki ciri
khusus. Pettigrew (1968: 277) mendefinisikan intergrouprelation
sebagai“thesocialinteractionsbetweenanytwoormoregroups”. Dalam pembahasan ini kita
melihat tipologi kelompok menurut Robert Bierstedt, yaitu pembagian dalam empat tipe
kelompok yaitu statisticalgroup, societalgroup, socialgroup, dan associationalgroup. Dalam
pembahasan kita mengenai hubungan Antarkelompok, yang dimaksudkan kelompok mencakup
keempat tipe kelompok yang disebutkan oleh Bierstedt tersebut. Dengan demikian kita
menggunakan konsep kelompok dalam arti luas. Dalam hubungan antar kelompok disini
mengacu pada pendalaman tentang kelompok etnik. Kelompok etnik sendiri adalah kelompok
yang diakui masyarakat sebagai kelompok sendiri yang dapat dicirikan dengan bahasa, agama,
budaya dan ciri biologis. Keturunan dan bahasa memegang peranan besar dalam
keberlangsungan kelompok etnik karena banyak kebiasaan adat yang diturunkan secara turun
temurun.Sedangkan penggolongan berdasarkan pribumi dan nonpribumi dapat dilihat dari
tempat lahir seseorang. Seseorang dikatakan pribumi jika ialahir di wilayah negara dan menetap
disana serta mendapat status sebagai warganegara negara tersebut. Pribumi bersifat autochon
(melekat pada suatu tempat), hal ini dapat terjadi karena faktor keturunan. Sebaliknya,
seseorang dikatakan non-pribumi jika ia bukan warganegara negara tersebut. Contoh dari non-
pribumi adalah warga negara Inggris yang sedang berlibur di Indonesia. Agama yang diakui di
Indonesia antara lain Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghuchu. Masyarakat pemeluk
agama-agama tersebut dapat dibedakan dengan mudah dari keyakinannya. Sekarang ini
seseorang lebih mudah diidentifikasi agamanya karena banyak yang sudah menggunakan
simbol-simbol agamanya. Contohnya adalah perempuan yang berhijab, dapat diidentifikasi jika
ia seorang pemeluk agama Islam. Ada 2 jenis gender yang diakui secara umum, yaitu laki-laki
dan perempuan.Perbedaan gender disini dilihat berdasarkan ciri-ciri fisik seseorang yang
dibawa sejak lahir. Masyarakat juga dibedakan menurut kelas sosial. Kelas sosial disini dapat
dipengaruhi oleh pekerjaan, jabatan seseorang, pendidikan, maupun faktor keturunan. Faktor
pekerjaan disini dilihat dari jenis profesinya. Sebagai contoh, seorang dosen kelas sosialnya
tentu lebih tinggi daripada seorang pedagang kecil.

KLASIFIKASIKELOMPOK YANG TERLIBAT DALAM HBUNGAN ANTAR


KELOMOK

Klasifikasi kelompok dalam hubungan antar kelompok memiliki kriteria, yaitu:


Fisiologis (fisik), yaitu ras.

Kebudayaan, yaitu kelompok etnik (persamaan wilayah, adat kebiasan, bahasa, sejarah, sikap,
serta sistem politik).

Ekonomi, yaitu etnosentrisme, persaingan serta adanya perbedaan kekuasaan.

 Perilaku, yaitu ageisme, seksisme, dan  rasialisme.

DIMENSI HUBUNGAN ANTAR KELOMPOK :


Hubungan antar kelompok tentunya tidak secara tiba-tiba terbentuk, melainkan melalui akumulasi dan
beberapa hubungan sosial yang sebelumnya sudah terbentuk. Seperti sikap, perilaku, dan gerakan sosial
yang muncul diantara dua kelompok yang saling berhubungan. Dalam hal ini, akan dimengerti jika kita
berada dalam suatu kelompok.Kelompok Minoritas dan Mayoritas Pembahasan mengenai hubungan
antarkelompok merupakan pembahasan mengenai stratifikasi sosial, bilamana kita berbicara mengenai
dua kelompok yang berada dalam strata berbeda atas dasar adanya ketidaksamaan dalam berbagai
bidang, kekuasaan, prestasi. Suatu bentuk hubungan yang banyak disoroti dalam kajian terhadap
hubungan antar kelompok ialah hubungan mayoritas-minoritas. Kinloch mendefinisikan mayoritas
sebagai suatu kelompok kekuasaan; kelompok tersebut menganggap dirinya normal, sedangkan
kelompok lain (yang oleh kinloch dinamakan kelompok minoritas) dianggap tidak normal serta lebih
rendah karena dinilai mempunyai ciri tertentu; atas dasar anggapan tersebut kelompok lain tersebut
mengalami exploitasi dan diskriminasi. Ciri tertentu yang dimaksudkan disini ialah ciri fisik, ekonomi,
budaya, dan perilaku. Dalam definisi kinloch ini kelompok mayoritas di tandai oleh adanya kelebihan
kekuasaan, konsep mayoritas tidak dikaitkan dengan jumlah anggota kelompok.Menurut kinloch
mayoritas dapat saja terdiri atas sejumlah kecil orang yang berkuasa atas sejumlah besar orang lain.
Kalau kita berpegangan pada definisi ini, maka dimasa ini masih berlakunya sistem Aparteid kelompok
kulit putih direpublik africa selatan merupakan kelompok mayoritas karena menguasai kaum kulit hitam

KELOMPOK MAYORITAS DAN MINORITAS


Dalam definisi kinloch ini kelompok mayoritas di tandai oleh adanya kelebihan kekuasaan,
konsep mayoritas tidak dikaitkan dengan jumlah anggota kelompok. Menurut kinloch
mayoritas dapat saja terdiri atas sejumlah kecil orang yang berkuasa atas sejumlah besar orang
lain. Kalau kita berpegangan pada definisi ini, maka dimasa ini masih berlakunya sistem
Aparteid kelompok kulit putih direpublik africa selatan merupakan kelompok mayoritas karena
menguasai kaum kulit hitam.meskipun jumlah orang klit putih jauh lebih kecil daripada jumlah
orang kulit hitam. Dari segi ini penting diperhatikan karena ada ilmuan sosial yang berpendapat
bahwa konsep mayoritas didasarkan pada keunggulan jumlah anggota. Kinloch juga mengaitkan
hubungan sosial antara kelompok mayoritas dan kelompok Minoritas. Apabila kita ingin
mengkaji hubungan sosial antara kelompok maka kita harus melihat dari beberapa dimensi :

1. Dimensi sikap

Hubungan antarkelompok akan menimbulkan perwujudan sikap berupa prasangka

(prejudice). Sikap ini merupakan istilah yang mengacu kepada sikap bermusuhan karena
kelompok lain memiliki suatu ciri yang tidak menyenangkan, namun dugaan ini tidak didasarkan
pada pengetahuan, pengalaman, atau bukti yang cukup konkret. Konsep yang erat kaitannya
dengan konsep prejudice adalah stereotip. Stereotip merupakan citra yang kaku terhadap suatu
kelompok ras atau budaya yang dianut tanpa memperhatikan kebenaran dari citra tersebut.
Dengan kata lain, stereotip tidak mengindahkan fakta-fakta yang bersifat objektif. Sebagai
contoh adalah kalangan pribumi di Sukabumi berpandangan bahwa orang Tionghoa terlalu lihai
dan curang dalam berdagang dan semata-mata tertarik pada uang (Tan, 1963 : 274),pandangan
orang Tionghoa di Semarang bahwa mereka lebih cerdas dan lebih mampu daripada orang
Indonesia (Willmott, 1970), orang Sunda berpandangan bahwa orang Batak kasar dan agresi
(Bruner, 1974).

2. Dimensi sejarah

Dimensi ini mengarahkan kajian kepada masalah tumbuh dan berkembangnya hubungan
antarkelompok. Kapan dan bagaimana terjadinya kontak pertama antara kelompok satu dengan
kelompok yang lain yang kemudian berkembang menjadi hubungan dominasi kelompok
tersebut terhadap kelompok lainnya. Menurut Noel (1968), stratifikasi etnik dapat terjadi
dengan tiga prasyarat: etnosentrisme, persaingan, dan perbedaan kekuasaan. Tiga prasyarat ini
tidak bisa dipisahkan karena apabila satu prasyarat saja tidak terpenuhi, stratifikasi tidak akan
terjadi. Kemudian stratifikasi jenis kelamin juga memilik sejarahnya. Stratifikasi ini pada
awalnya terjadi karena perbedaan kekuatan fisik yang akhirnya memunculkan dominasi dan
eksploitasi kaum laki-laki terhadap perempuan (Kamanto Sunarto, 2004: 147-148). Contoh dari
dimensi

sejarah ini yaitu bergabungnya Indonesia kedalam organisasi-organisasi dunia seperti PBB.

DOMINISI INSTITSI
Institusi yang ada di masyarakat dapat berperan dalam memperkuat pola hubungan
antarkelompok yang ada. Institusi berfungsi sebagai pengendalian sosial, sikap dan hubungan
antarkelompok. Namun begitu, institusi juga bisa menghilangkan pola hubungan tersebut.
Contohnya adalah pada masa penjajahan, penduduk dibagi dalam tiga kelompok yaitu orang
Eropa, orang Timur Asing, dan orang Pribumi yang memiliki sistem hukum berbeda.

DOMENSI GERAKAN SOSIAL


Kajian dalam sudut pandang ini memperhatikan berbagai gerakan sosial yang sering terjadi
karena dilakukan oleh suatu kelompok tertentu karena pengaruh dominasi dan kekuasaan.
Kelompok-kelompok tertentu yang didominasi oleh kelompok lain akan berusaha melakukan
gerakan pembebasan. Sebagai contoh adalah gerakan mahasiswa Indonesia pada tahun 1998
yang dilancarkan hampir setiap hari dengan tujuan lengsernya presiden kala itu.
Dimensi perilaku
Salah satu bentuk perilaku yang sering ditampilkan dalam hubungan antar kelompok adalah
diskriminasi. Contoh, dikalangan kaum laki-laki,misalnya, di kaum perempuan sering mengalami
banyak kesukaran dalam memperoleh pendidikan, pekerjaan, atau jabatan

tertentu karena dinilai berfisik lemah atau berwatak emosional .


Dimensi perilaku kolektif
Umumnya warga masyarakat cenderung berperilaku dengan berpedoman pada institusi yang
ada dalam masyarakat. Perilaku di pasar dituntun oleh institusi dibidang ekonomi; perilaku
ditempat ibadah dituntun oleh institusi dibidang agama; perilaku diruang kuliah mengacu pada
institusi dibidang pendidikan. Perilaku koletif merupakan tidakan bersama oleh sejumlah besar
orang; bukan tindakan individu semata-mata. Hubungan antar kelompok sering berwujud
perilaku kolektif. Banyak diantara perilaku kolektif terbatas pada gerakan protes dan
demonstrasi belaka. Namun tidak jarang pula suatu gerakan antar-kelompok berkembang
menjadi huru hara yang dapat mengakibatkan pengrusakan

harta benda atau bahkan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa. Contoh dari perilaku kolektif ini
yaitu adanya tawuran antara penduduk Berlan dan Matraman. Konsep dasar yang erat
kaitannya dalam hubungan antarkelompok adalah kekuasaan. Kekuasaan akan berkombinasi
dengan berbagai variabel lain sehingga akan menentukan bentuk dan pola hubungan
antarkelompok. Kekuasaan dimaksudkan sebagai hasil pengaruh yang diinginkan sekelompok
atau seseorang (Russel, 1988). Berikut adalah beberapa pola yang terbentuk dari hubungan
antarkelompok :

1. Akulturasi

Akulturasi terjadi manakala kebudayaan dua kelompok ras/etnis yang bertemu mulai berbaur
dan berpadu. Akulturasi dapat terjadi di antara kelompok yang derajatnya sama maupun
berbeda. Misalnya, kebudayaan orang Belanda di Indonesia menyerap berbagai unsur
kebudayaan Jawa/Indonesia, misalnya pemakaian bahan batik untuk celana laki-laki, cara
makan dan lauk-pauknya, dan juga gaya berbahasa. Akulturasi juga dapat dilihat ketika
masuknya agama Hindhu-Budha Terkadang, proses akulturasi juga diikuti dekulturasi, misalnya
hilangnya kebudayaan asli dan hancurnya kehidupan orang-orang Afrika yang secara paksa
diculik untuk dijadikan budak di Amerika Utara, juga dibunuhnya unsur-unsur pimpinan orang
Aztec di Mexico oleh orang Spanyol yang diikuti dengan pemindahan secara paksa,
penakhlukan, dan penciptaan sistem feudal baru (van den Berghe, 1967).

Domina
Pola ini akan terjadi bila suatu kelompok ras menguasai kelompok lain.Dalam kaitannya dengan
dominasi, Kornblum menyatakan bahwa terdapat empat macam kemungkinan proses yang
dapat terjadi dalam suatu hubungan antar kelompok, yaitu :

a.Genosida : pembunuhan secara sengaja dan sistematis terhadap anggota kelompok tertentu.
Contohnya: pembantaian anggota PKI (1965-1966)

b.Pengusiran

Contohnya: pengusiran warga Palestina oleh pemerintah Israel dari tepi Barat Sungai Jordan.

c.Perbudakan

Contoh: sistem kerja rodi yang dilakukan pada penjajahan Jepang di Indonesia.

d.Segregasi : Suatu pemisahan antara kulit putih dan kulit hitam di Afrika Selatan pada masa
politik apartheid.

Paternalisme
Paternalisme merupakan bentuk dominasi oleh ras pendatang terhadap ras/kelompok pribumi,
hal ini terjadi ketika pendatang secara politik lebih kuat dan mendirikan koloni di daerah
jajahan. Hubungan paternalistic ini kadang rumit, karena dapat terjadi dalam bentuk dikuasinya
penduduk oleh penguasa pribumi, tetapi penguasa pribumi ini tunduk kepada penguasa yang
merupakan bangsa/kelompok pendatang. Banton membedakan tiga macam masyarakat
sebagai yaitu masyarakat metropolitan (di daerah asal pendatang), masyarakat klonial yang
teridiri atas para pendatang dan sebagian masyarakat pribumi, masyarakat pribumi yang
dijajah.Di Indonesia paternalisasi dapat dilihat dari lebih banyaknya jumlah penduduk China
yang mendominasi perekonomian di Indonesia.
Integrasi
Suatu pola hubungan yang mengakui adanya perbedaan ras dalam masyarakat, tetapi tidak
memberikan perhatian khusus pada perbedaan ras tersebut karena dianggap tidak penti. Hak
dan kewajiban yang terkait dengan ras seseorang hanya terbatas pada bidang tertentu saja dan
tidak ada sangkut pautnya dengan bidang pekerjaan atau status yang diraih dengan usaha.
Contohnya adalah integrasi selama masa kekuasaan Orde Baru, hakhak politik warga negara
Indonesia sering diabaikan dan tidak diakui. Atas nama stabilitas nasional, pemerintah
membatasi kebebasan pers. Pemerintah Orde Baru juga membatasi kebebasan berbicara,
kebebasan berkumpul dan berserikat, bahkan melarang aksi protes mahasiswa dikampus-
kampus.

Pluralisme
Pluralisme yaitu suatu pola hubungan antar-kelompok yang mengakui dan menghargai adanya
perbedaan-perbedaan di antara kelompok-kelompok. Furnival memberikan gambaran bahwa
dalam pluralisme (kemajemukan), orang-orang yang berasal dari kelompok ras/etnis yang
bermacam-macam itu bercampur tetapi tidak berbaur. Misalnya yang terjadi di Indonesia pada
masa penjajahan, yang terdiri paling tidak tiga kelompok ras yang hidup berdampingan dalam
satuan politik tetapi terpisah satu dari lainnya, yaitu orang-orang kulit putih, keturunan Timur
Asing, dan pribumi. Ahli lain, yakni Lieberson, mengklasifikasikan pola hubungan antar
kelompok menjadi dua pola, berikut:

A .Pola dominasi kelompok pendatang atas pribumi (migrantsuperordination). Contohnya


adalah kedatangan bangsa Eropa ke Asia, Afrika, dan Amerikan

B .Pola dominasi kelompok pribumi atas kelompok pendatang (indigenous superordination).


Contohnya adalah dominasi kelompok kulit putih Prancis atas kelompok pendatang dari
Aljazair, Cina ataupun Turki.
Ras
Banton (1967:55-76) mengemukakan bahwa kelompok ras dapat didefinisikan secara fisik
maupun secara sosial. Bagi Banton ras merupakan suatu tanda peran (role sign); perbedaan fisik
dijadikan dasar untuk menetapkan peran yang berbeda. Dalam masyarakat ras majemuk yang
menghubungkan ras dengan harapan peran, kedudukan seseorang dalm dimensi kekuasaan,
prestise dan privilise tergantung pada cirri fisik yang dibawanya sejak lahir.

Redfield (1943) pun melihat bahwa konsep ras merupakan suatu gejala sosial yang berlainan
dengan konsep ras sebagai suatu gejala biologis. Adanya keterkaitan antara pengelompokan
sosial dengan ciri fisik Nampak dalam definiisi v.d. Berghe (1967:9) ras berarti kelompok yang
didefinisikan secara sosial atas dasar criteria fisik (a group that is socially but on the basis of
physical criteria).

Menurut v.d Berghe sejumlah ilmuwan sosial enggan menggunakan istilah ras dan lebih
cenderung menggunakan istilah kasta (caste), dengan pertimbangan bahwa sebenarnya kelompok
ras mempunyai dua cirri yang sama dengan kasta di India yaitu adanya endogamy dan status
yang tidak dapat berubah. Ia sendiri tidak keberatan atas penggunaan istilah kasta untuk mengacu
pada kelompok ras namun berusaha membedakan istilah kasta di India dengan istilah kata dalam
pengertian kelompok ras dengan jalan menggunakan istilah kasta ras (racial caste) atau kasta
warna kulit

Kelompok etnik
Konsep kelompok etnik didasarkan pada persamaan kebudayaan. Francis (1947)
mengklarifikasikan kelompok etnik (ethnic group) sebagai suatu bentuk Gemeinschaft yang
ditandai persamaan warisan kebudayaan dan ikatan batin (we-feeling) di antara anggotanya.
Menurut Francis kelompok etnik merupakan sejenis komunitas yang menampilkan persamaan
bahasa, adat kebiasaan, wilayah, sejarah, sikap, dan sistem politik.

Mengingat bahwa di Indonesia di kenal konsep suku bangsa, pertanyaan yang akan timbul ialah:
apa beda konsep suku bangsa dengan kelompok etnik? Koentjaraningrat (1983) berpendapat
bahwa kedua konsep bermakna sama namun mengusulkan agar istilah kelompok etnik diganti
dengan istilah glongan etnik atau suku-bangsa dengan alasan bahwa suku-bangsa bukan
kelompok melainkan golongan. Yang dimaksudkannya dengan golongan ialah kategori sosial.

Rasisme
Menurut Komblum (1989:292): rasisme didefiniskan sebagai suatu ideologi. Ideologi ini
didasarkan pada keyakinan bahwa ciri tertentu yang dibwa sejak lahir menandakan bahwa
pemilik ciri tersebut lebih rendah sehingga mereka dapat didiskriminasi.

v. d. Berghe menjelaskan bahwa ciri yang diperoleh melalui kelahiran itu dikaitkan dengan ada-
tidaknya ciri dan kemampuan sosial tertentu sehingga perlakuan berbasis terhadap suatu
kelompok ras tertentu dibenarkan.

Sekisme
Di samping rasisme kita menjumpai pula ideologi lain yang juga berusaha membenarkan
diskriminasi terhadap kelompok lain atas dasra anggapan bahwa perbedaan yang dibawa sejak
lahir terkait dengan status lebih rendah. Salah satu di antaranya ialah sexism. Para penganut
ideology ini misalnya percaya bahwa dalam hal kecerdasan dan kekuatan fisik laki-laki melebihi
perempuan, atau bahwa perempuan lebihh emosional daripada laki-laki. Atas dasar ideology ini
dilakukanlah diskriminasi terhadap perempuan; dalam hal pendidikan dan pekerjaan, misalnya,
perempuan sering ditempatkan pada posisi yang kurang memerlukan kecerdasan dan kekuatan
fisik dan lebih menghendaki kecermatan dan emosi. Kita pun mendengar bahwa para karyawati
muda-terutama yang berkeluarga-sering mengalami godaan dan gangguan pihak atasan atau
rekan laki-laki sekantor yang mengarah ke hubungan seks (pelecehan seks atau seksual
harassment). Dalam masyarakat kita masih menjumpai orang tua yang lebih mengutamakan
pendidikan formal bagi anak laki-laki daripada bagi anak perempuan mereka dengan
mengumakakan bahwa pendidikan terlalu tinggi bagi anak perempuan tidak perlu karena
akhirnya mereka akan menjadi ibu rumah tangga. Andaikata pun anak perempuan dibiayai
pendidikan tingginya, orang tua pun masih sering merasa berha menentukan jurusan yang dipilih
putrinya. Tidak jarang anak perempuan yang ingin melanjutkan studi di bidag yang cenderung
ditekuni laki-laki –seperti misalnya matematika, ilmu pengetahuan alam atau teknologi—
terpaksa mengurungkan niatnya karena orang tua mereka mengarahkan mereka ke bidang yang
menurut penilaian mereka lebih cocok dengan “kodrat perempuan” seperti bidang pendidikan
dan keguruan, kesejaheraan keluarga, kesektariatan dan keperawatan. Dalam berbagai
masyarakat perempuan tidak mempunyai hak pilih.

AGEISM
Ideologi lain yang di kaitkan dengan ciri yng di bawa sejak lahir ialah ideologi bahwa orang pada usia
tertentu layak didiskriminasasikan karena mereka kurang mampuapabila di bandingkan dengan orang
dalam kelompok usia lain ( ageism ). Dalam hal pendapatan ,misalnya,orang di bawah di bawah umur
dan orang berusia lanjut cenderung menerima lebih sedikit dari pada orang dewasa yang berada di usia
kerja lebih produktif dari pada anak – anak atau orang berusia lanjut.

Stratifikasi berdaaarkan kesehatan mentalpun melibatkan perbedaan kekuasaan , prestise dan privilese.
Orang yang d nilai cacat mental oleh masyarakat ,hrus tunduk pada kekusaan yang di nilai bermental
sehat .beruntungkali kita memperoleh informasi dari media massa bahwa di berbagai daerah kita orang
yang di anggap sakit jiwa di pasung oleh keluarganya.

Rasialisme
Apabila kita berbicara tentang  rasialisme ,di pihak lain , Jika tidak berbicara mengenai ideologi
melainkan mengenai praktik diskriminasi terhadap kelompok ras lain. berupa penolakan menjual
atau menyewakan rumah atau kamar kepada anggota kelompok atau ras etnis tertentu atau
penolakan lamaran kerja atau lamaran masuk sekolah yang dilanjutkan oleh anggota kelompok
ras atau etnis tertentu,  apabila didasarkan pertimbangan rasisme,Merupakan praktik rasialisme.
akhir-akhir ini Berkembang gejala rasialisme di beberapa negara Eropa, yang Kain berbentuk
serangan fisik kelompok Pemuda kulit putih terhadap orang asing Seperti Para migran dan fungsi
dari Timur Tengah Yang telah membawa korban jiwa dan harta benda. 
Hubungan antar kelompok :  dimensi sejarah
 sebagai bagaimana stratifikasi stratifikasi etnik timbul ? menurut Noel 1968 stratifikasi etnik
klasifikasi ras, agama, dan kebangsaan. hanya dapat terjadi apabila tiga persyaratan terpenuhi
yaitu; Etnosentrisme, persaingan,dan perbedaan kekuasaan.Oleh sumner 1945 didefinisikan
sebagai’’ pandang yang menempatkan kelompok diatas segala-galanya dan menilai kelompok
lain dengan memakai kelompok sendiri sebagai acuan.  stratifikasi etnik tidak terjadi apabila
yang terpenuhi hanya satu atau dua persyaratan. etnosentris misalnya  tidak Mengakibatkan
stratifikasi bila antar kedua kelompok interaksi terjalin. kerja saling tergantung. Etnosentrisme
dan persaingan tanpa disertai perbedaan kekuasaan, menurut Noel menghasil persamaan
berkepanjang tanpa  penyelesaian . untuk untuk membuktikan  tesisnya Mengemukakan bahwa
berkembangnya kontak antar kelompok kulit putih dan kelompok kulit hitam menjadi hubungan
perbudakan dimungkinkan karena adanya etnosentrisme di pihak kelompok kulit putih, adanya
Persaingan di bidang ekonomi, dan adanya kekuasaan lebih besar di pihak kelompok kulit putih.

Klasifikasi jenis kelamin merupakan suatu gejala yang diusahakan untuk oleh berbagai ilmu
sosial. dalam kaitan ini. ransford  1980 menyajikan beberapa pandangan. antar dari randall collis 
dan talcott parsons.collis Berpandangan bahwa satu-satunya faktor yang mengawali dan
mendasari dominasi dan eksploitasi laki-laki atas perempuan ialah kekuatan fisik. namun Melihat
bahwa eksploitasi ini dapat dihentikan bila perempuan dilindungi oleh negara, dan dan bila dan
bilamana Perempuan bisa meraih posisi di bidang ekonomi. 

Proses mengaitkan stratifikasi jenis kelamin dengan industrialisasi. menurut pra pra industri
Belum ada pembagian kerja yang jelas dan tegas antara laki-laki dan perempuan; anne-marie
laki-laki maupun perempuan terlibat dalam beberapa produksi, distribusi Distribusi dan
konsumsi. bahan keperluan pokok. Banyak masyarakat pedesaan perempuan bahu-membahu
dengan para laki-laki dalam kegiatan produksi di bidang pertanian maupun peternakan. namun 
dengan munculnya industrialisasi maka terjadi pula pembagian kerja yang semakin rinci, dan
fungsi yang semula dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan lambat laun dipisahkan.
perempuan semakin berperan dalam keluarga, lebih Peran di luar   keluarga Fungsi tertentu anak
lebih ditekankan pada perempuan, dan fungsi Lain seperti mencari nafkah lebih banyak
dilakukan oleh laki-laki. 

 stratifikasi  usia  merupakan suatu Pokok pembahasan yang luas secara inti oleh ransford 1980.
menurutnya Kekuasaan stratifikasi usia terletak pada kenyataan bahwa status dalam bidang
kekuasaan,prestse dan privilese berbentuk kurvilinier .Pada usia muda dan usia Status seorang
rendah sedangkan status tinggi dimiliki seseorang berusia dewasa. Dikala berusia muda seorang
anak berada dibawah kekuasaan orang tuanya wajib menghormati mereka dan secara ekonomis
pun tergantung pada mereka. kekuasaan privilese dan prestise.Mulai dimiliki semenjak seseorang
mulai meningkat dewasa dan meninggal sampai menjelang usia pensiun. setelah itu kekuasaan
berkurang dan seseorang cenderung semakin tergantung pada orang yang lebih muda.
Pola hubungan antar kelompok
Banton   (  1967;   68-76 )  Mengemukakan bahwa konflik antar dua kelompok ras dapat diikuti
proses akulturasi dominasi,  paternalisme, pulaisme atau integrasi. Alkuturasi kebudayaan kedua
kelompok yang bertemu mulai Berbaur dan terpadu. Meskipun menurut banton alkulturasi sering
terjadi antara Kebudayaan dua masyarakat yang posisinya relatif sama, namun tidak menutup
kemungkinan terhadap bentuk akulturasi antara dua masyarakat yang posisinya tidak sama.

v.d. berghe  1967 Dalam sejumlah kasus alkulturasi disertai pula oleh proses akulturasi. sebagai
sebagai suatu contoh  dikemukakannya Kasus hilangnya kebudayaan asli dan bukan keluarga
orang Afrika yang secara paksa diculik untuk dijadikan budak di Amerika Utara, dan dibunuhnya
Unsur pimpinan orang aztec di mexicoOleh orang Spanyol yang diikuti dengan pemindahan
penduduk secara paksa, bukan, pencipta feodal baru. 

Dominasi terjadi Bilamana suatu kelompok ras kelompok lain. kedatangan kulit putih benua
Asia, Afrika, Amerika dan Australia  ikuti dengan dominasi atas penduduk setempat. samping
Dalam hubungan antar ras  sebagai Sebagaimana yang disebutkan Banton, Pola dominasi ini
tentu kita jumpai pula dalam pengelompokan lain.  kita Menjumpai antara lain, bahwa etnik 
mendominasi  kelompok etnis lain. laki-laki mendominasi perempuan, orang Kaya mendominasi
orang miskin, orang Dewasa mendominasi orang yang belum cukup umur dan sebagainya.

Empat macam kemungkinan proses yang ditimbulkan menurut kornblum 1988 terjadi dalam
suatu hubungan antar kelompok, yaitu secara sengaja dan sistematis terhadap anggota suatu
kelompok tertentu, mengusir, perbudakan, Legacy, regasi dan asimilasi. contoh dalam dominasi
adalah yang sering dilakukan bersamaan dengan pembunuhan terhadap penduduk.

 selama perang dunia 2 6 juta orang Yahudi dibunuh secara massal Oleh kaum Nazi Jerman.
contoh dalam sejarah mengenai geno cide Adalah pembunuhan yang  di Warga  Meksiko di
tangan orang Spanyol, Suku Indian di tangan orang Amerika. pembunuhan yang dilakukan orang
Serbia terhadap sejumlah besar warga muslim Sejak tahun 1992. terhadap orang keturunan 
Albani dikosovo, Pada tahun 1999 proses yang yang oleh pres diberi nama etnik  Cleasing 
‘’Pembersihan etnis yang saling membunuh  melibatkan pula pengusiran jutaan warga muslim
Bosnia dan Kosovo. 

Menurut Baton paternalisme adalah suatu bentuk dominasi kelompok ras pendatang atas
kelompok ras pribumi. beton mengamuk bahwa Pola ini muncul manakala kelompok pendatang
yang secara politik lebih kuat mendirikan koloni di daerah jajahan. dalam  pola hubungan Batan
membedakan tiga macam masyarakat Metropolitan, kolonial, dan pribumi.

 menurun pluralisme merupakan suatu pola hubungan yang didalamnya mengenal pengakuan
persamaan hak politik dan hak perdata semua warga masyarakat namun memberikan arti penting
lebih besar pada kemajemukan kelompok ras  daripada dalam pola integrasi.  pola ini Solidaritas
dalam masing-masing kelompok ras lebih besar.

Furnivall berpendapat bahwa  pulalisme Adalah masyarakat majemuk yang merupakan suatu
masyarakat yang didalamnya kelompok berbeda tercampur tetapi tidak berbaur. contoh yang
dikemukakan ialah masyarakat Indonesia di masa penjajahan, yang didalamnya mempunyai tiga
kelompok ras yang hidup berdampingan dalam suatu politik yang sama namun demikian
menurutnya terpisah; kelompok Eropa, kelompok Timur asing, dan dan kelompok pribumi.

Contoh lain dari masyarakat majemuk dalam arti ini menrut broom danselznik  Masyarakat
Kanada yang terdiri atas 2 kelompok utama; kelompok keturunan Prancis dan kelompok
keturunan Inggris, Masyarakat  swiss yangterdiri daari  2 kelompok agama Yaitu fase stand dan
Katolik. dan mengenal 3 bahasa  Jerman, Itali Dan Perancis. Masyarakat Afrika Selatan yang
terdiri atas kelompok kulit putih dan kelompok kulit berwarna kelompok Kulit hitam dan
keturunan kelompok asia .Banton berpendapat bahwa suatu pola mempunyai untuk lebih
berkembang ke arah tertentu daripada ke arah lain. Antara lain, bahwa pola dominasi Burung
mengarah ke pola pluralisme Sedangkan pola alkulturasi dan pola paternalisme pola integrasi. 

Menurut stanley liberson Kita dapat membedakan antara dua pola utama; pada Dominasi
kelompok pendatang atas kelompok pribumi, pola dominasi kelompok pribumi atas kelompok
pendatang. pola dominasi pendatang terutama kita jumpai dalam kasus kedatangan orang Eropa
ke berbagai daerah di Asia, Afrika dan Amerika. Pola dominasi kelompok pribumi atas
pendatang kita jumpai dalam kasus negara Eropa dan Amerika yang menariknya imigran dari
negara lain; misalnya dominasi  kelompok kulit putih Di Inggris, Prancis, Amerika Serikat atas
para imigran.

Menurut lieberson perbedaan pola hubungan superordanisasi Subordinasi antara migrasi


penduduk asli menentukan Pula hubungan Antara kedua kelompok. dikemukakannya antara lain,
bahwa pengendalian politik dan ekonomi oleh migran menghasilkan perubahan besar pada
industri politik dan ekonomi serta demografi penduduk setempat dan suatu waktu mendorong
memancing reaksi keras dari mereka. 

Dalam bidang kontrak dengan kelompok etnik lain  liberson melihat bahwa Dalam rangka
memantapkan kepentingan mereka kelompok digerai dominan kadang mengubah komposisi
mendatangkan migran dari masyarakat lain. Orang Inggris, Amerika Dan Portugis datangkan
Afika ke Amerika untuk dipekerjakan sebagai budak perkebunan. untuk memenuhi keperluan
akan tenaga pengusaha orang Belanda mendatangkan orang Tionghoa ke Indonesia Dan orang
Inggris mendatangkan orang India ke fiji; orang Jawa dikirim Belanda ke surname Untuk bekerja
di perkebunan, kelompok dominanann, pihak lain, terus mempertahan Dominasi mereka dengan
jalan mengendalikan kan Jumlah dan jenis migran yang masuk dalam masyarakat mereka. 

Perbedaan lain yang dilihat di liberson  terletak di bidang konflik dan asimilasi. Dia melihat
bahwa dalam situasi dominasi sering terjadi perang antara migran dan penduduk setempat, dan
bahwa dikalangan penduduk setempat berkembang nasionalisme yang kuat. dalam dalam situasi
dominasi penduduk setempat, di pihak di pihak lain, kelompok Drone cenderung
mengasimilasikan Dengan penduduk setempat.
Dimensi sikap

 prasangka
Prasangka merupakan suatu istilah yang mempunyai berbagai makna. dalam kaitannya dengan
Hubungan antarkelompok istilah ini mengacu pada sikap bermusuhan yang ditunjukkan terhadap
suatu kelompok tertentu atas dasar dugaan bahwa kelompok tersebut mempunyai ciri yang tidak
menyenangkan. jika sikap ini di sikap ini dinamakan prasangka sebab Diduga  yang dianut orang
yang berprasangka tidak didasarkan pada pengetahuan, pengalaman ataupun bukti yang cukup
memadai. pada Pandangan laki-laki bahwa perempuan lebih banyak emosi kurang rasio,
pandangan orang kulit putih di daerah selatan Amerika Serikat bahwa orang kulit hitam adalah
orang yang tidak tahu diri dan yang bersikap untuk  menyanyi Karyawan kulit putih.

Pandangan di kalangan  orang pribumi Jawa orang Tionghoa Terlalu Lihai Dan curang dalam
berdagang dan semata-mata tertarik ada uang. pandangan di kalangan orang Tionghoa di
Semarang Bahwa mereka lebih cerdas dan lebih mampu daripada orang Indonesia. pandangan di
kalangan orang Sunda bahwa orang Batak kasar dan agresif. itu Merupakan contoh mengenai
prasangka antar kelompok. 

sterotip 
sterotipMerupakan suatu konsep yang Erat kaitannya dengan konsep prasangka; orang yang
menganut strotip mengenai kelompok lain Prasangka terhadap kelompok tersebut.menurut
kornblum 1988 merupakan Citra yang  kaku mengenai suatu kelompok Ras atau budaya yang
dianu tanpaMemperhatikan kebenaran kita tersebut. menurut baton  1967 Merupakan pengacu
pada kecenderungan bahwa suatu yang dipercaya Orang bersifat terlalu menyederhanakan dan
tidak peka terhadap fakta objektif. Ini ada benarnya, tapi tapi tidak Seluruhnya benar. Terapi ini
bersifat negatif,yang bersifat positif misalnya, perempuan antara Kain bersifat
menyenangkan,Halus, hangat, berhati lembut,  memahami,  Sopan.

Dimensi institusi
 Menurut kinloch kajian mengenai dimensi institusi meliputi institusi dalam masyarakat , institusi sosial,
politik, ekonomiYang mengatur hubungan antar kelompok. pengaturan Tersebut menurut kinloch Dapat
memperkuat pengendalian sosial,, sikap dan hubungan antar kelompok. Hal ini dapat memperkuat
pengndalian sosial, sikap, dan hubungan antarkelompok. Institusi juga dapat pula berfungsi untuk
menghilangkan pola hubungan antar kelompok yang ada.

Di Indonesia pun di kenal diberbagai kebijaksanaan yang mengatur hubungan antar kelompok. Seperti di
massa penjajahan contohnya. Indonesia di bagi menjadi tiga kelompok : orang eropa , orang timur
asing ,dan orang pribumi. Bagi masing – masing kelompok di terapkan sistem hukum yang berbeda .
pada hikum perdata misalnya bagi kelompok eropa misalnya ,bagi kelompok eropa berlaku hukum
perdata barat sedangkan bagi kelompok pribumi berlaku hukum perdata adat. Sistem peradilan yang
mengadili perkara pidana dan perdata pun di bedakan.
Kadaang – kadang suatu masyarakat merasa perlu menerapkan suatu bentuk diskriminasi untuk
mengimbangi ketidak adilan yang pernah di alami suatu kelompok di massa lalu. Di Amerika Serikat
misalnya , di kenal sebagai kebijaksanaan untuk memberikan jatah tertentu bagi anggota kelompok
minorita dalam proses penerimaan karyawan atau mahasiswa baru atau angkatan kerja.

Diskriminasi institusi di jumpai pula terhadap anggota kelompok tertentu seperti kaum perempuan
,kaum penyandang cacat fisik atau mental, kaum muda ( Dalam masyarakat yang mengutamakan
senoritas ), kaum tua ( dalam masyarakat yang mengagungkan usia muda ),dan kaum ‘’penyimpang’’
seperti para nara pidana , tunawisma , pekerja seks , waria dan homoseks.

DIMENSI GERAKAN SOSIAL


Hubungan antar kelompok baik itu yang berbetuk hubungan antarras , etnik , agama , generasi , jenis
kelamin atau rohani , ataupun antar para konformis dengan para penyimpang sering melibatkan gerakan
sosial , baik yang di prakarsai oleh pihak yang menginginkan perubahan maupun oleh mereka yang ingin
mempertahankan keadaan yang ada. Usaha untuk mengubah hubungan antar kelompok yang di nilai
kurang adil kita jumpai .antara lain, di kalangan para homoseks ,yang kini bergerak untuk dapat
melakukan mlakukan perkerjaan tertentu yang semula tidak dapat mereka lakukan karena adanya
tentangan kuat dari kalangan masyarakat. Di Amerika serikat msalnya , kaum homoseks
memperjuangkan haknyan untuk menjadi rohaniwan agama katolik dan berbagai sekte agama
prostestan.

Pihak lain ,kita sering menjumpai pula gerakan yang bertujuan mempertahankan tatanan yang ada. Para
feminis . misalnya, kadang kala harus berhadapan dengan gerakan sosial yang di lancarkan kaum
perempuan berhaluan konservatif , yang bertujuan mempertahankan peran perempuan sesuai dengan
nilai tradisi yang berlaku.

DIMENSI PRILAKU DAN PRILAKU KOLEKTIF

DIMENSI PERILAKU
Salah satu bentuk prilaku yang banyak di tampilkan dalam hubungan antar kelompok ialah diskriminasi
suantu konsep yang oleh banton di definisikan sebagai ‘’perlakuan berbeda terhadap orang – orang yang
di anggap berasal dari kategori tertentu I ‘’dalam kehidupan sehari – hari kita dapat menyaksikan
berbagai bentuk diskriminasi yang di tunjukkan pada anggota berbagai kelompok.

Jarak sosial menurut Banton,diskriminasi yang di definisikannya sebagai perlakuan yang berbeda
terhadap orang yang termasuk dalam kategori tertentu mewujudkan jarak sosial . para ilmuan sosial
daapat mengukur jarak jarak sosial suatu kelompok dengan kelompok lain.

Keengganan untuk bertetangga engan anggota kelompok lain pun merupakan suatu indikasi mengenai
jarak sosial. Keenggana orang kulit putih di banyak komunitas di amerika serikat untuk bertetangga
dengan orang kulit hitam tercermin dalam prilaku menolak menjual atau menyewakan rumah atau
kamar kepada oaring kulit hitam. Dan perilaku melakukan teror berupa ancaman dan perusakan harta
benda terhadap orang kulit hitam yang bermukim di kawasan hunian orang kulit putih atau bahkan
hanya melewatinya.Perilaku menghindari pergaulan dengan anggota kelompok lain merupakan indikasi
lain mengenai jarak sosial.

DIMENSI PERILAKU KOLEKTIF


Banyak di antara perilaku kolektif terbatas pada gerakan protes dan demonstrasi belaka. Namun tidak
jarang pula suatu gerakan antarkelompok berkembang menjadi hura – hura yang dapat mengakibatkan
pengerusakan harta benda atau bahkan mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

Dengan sendirinya perilaku kolektif tidak hanya di jumpai dalam hubungan antar ras ,tetapi jugan
hubungan antar kelompok lainnya. Di massa kini misalnya , di india kita masih menjumpai bahwa
seseorang perempuan kasta atas yang kawin lari dengan laki – laki tanpa kasta maka oleh masyarakat
setempat di jatuhi hukuman mati berupa penganiayaan dan penggantungan yang diikuti dengan
pembakaran.

  

Anda mungkin juga menyukai