Anda di halaman 1dari 7

PERAN BANK UMUM SYARIAH (BUS) DAN UNIT USAHA SYARIAH (UUS)

TERHADAP PEMBIAYAAN MODAL KERJA UMKM

Khairul Katsirin
khairul.katsirin.kps20@polban.ac.id
Magister Terapan Keuangan dan Perbankan Syariah
Politeknik Negeri Bandung

A. Latar Belakang
Perkembangan perbankan syariah di Indonesia berawal dari berdirinya Bank
Muamalat Indonesia (BMI) pada tahun 1991 yang mulai beroperasi pada tahun 1992 dan
selanjutnya pada tahun 2000-an mulai berdiri berbagai bank syariah di Indonesia. Hingga
sekarang data terakhir yang ditunjukkan oleh statistik perbankan syariah bulan April 2021
tercatat 15 lembaga Bank Umum Syariah, 34 lembaga Unit Usaha Syariah, dan 177
lembaga Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (OJK, 2021).
Keberhasilan perkembangan perbankan syariah pada saat sekarang bisa dikatakan
sangat mengagumkan dan tentunya disambut baik oleh masyarakat umum terutama
masyarakat yang beragama Islam. selain itu perbankan syariah juga diharapkan mampu
menjalankan fungsinya menghimpun maupun menyalurkan dana masyarakat sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan operasional hingga menawarkan berbagai macam
produk dan jasa .
Produk-produk yang ditawarkan sangat bervariatif dan salah satu produk yang
cukup dimanati oleh masyarakat adalah pembiayaan karena dianggap dapat menjawab
berbagai kebutuhan nasabah. Salah satu kebutuhan nasabah saat ini adalah perlunya
tambahan dalam permodalan khususnya pada sektor Unit Usaha, Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) karena keterbatasan modal akan berdapak pada pengembangan usaha
akan terhambat.
Sehingga salah satu kunci keberhasilan UMKM terletak pada kemudahan dalam
akses penambahan modal kerja dan dalam hal ini sangat diperlukannya peranan dari pihak
perbankan syariah dalam pemenuhan kebutuhan tersebut. Dengan demikian penulis tertarik
untuk melakukan riset mini terkait peran Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha
Syariah (UUS) terhadap pembiayaan modal kerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
(UMKM).
B. Tujuan Penelitian
Makalah ini bertujuan untuk memunculkan dan mendeskripsikan beberapa fakta
terkait peran perbankan syariah terhadap pembiayaan modal kerja Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM) dengan berfokus membahas Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit
Usaha Syariah (UUS).

C. Penelitian Terdahulu
Singgih Muheramtohadi (2017), melakukan penelitian tentang peran Lembaga
Keuangan Syariah dalam Pemberdayaan UMKM di Indonesia yang mendapatkan hasil
bahwa lembaga keuangan syariah baik dalam wujud Bank, Koperasi Simpan Pinjam
maupun BMT dari waktu ke waktu mengalami peningkatan dari segi omzet maupun sampai
tingkat pembiayaan yang disalurkan.
Nur Kholidah (2018), penelitian tentang peran pembiayaan Bank Syariah terhadap
pengembangan keunggulan kompetitif sektor UMKM yang menunjukkan hasil bahwa
Bank Syariah telah mempunyai peran terhadap UMKM karena terlihat dari besaran dana
yang dialokasikan pada sektor produktif. Akan tetapi pembiayaan yang masih mendominasi
di Bank Syariah adalah pembiayaan akad murabahah (konsuntif) dibandiing akad
murabahah dan musyarakah (produktif).
Devi Anggraeni dan Erna Herlinawati (2019), telah melakukan analisis model
pembiayaan UMKM melalui peran Lembaga Keuangan Mikro (LKM) dan mendapatkan
hasil bahwa LKM terlalu fokus terhadap menghimpun dan menyalurkan dana dari UMKM
sehingga kurang memperhatikan fungsi yang lainnya seperti meningkatkan kualitas
produk, kemampuan pemasaran, produksi dan pengelolaan keuangan. Selain itu kontribusi
LKM terhadap UMKM sangat masih kecil selain cukup sulit dalam pemenuhan prosedur
terdapat juga bunga yang masih tergolong cukup tinggi.
Sujian Suretno dan Bustam (2020), penelitian tentang peran Bank Syariah dalam
meningkatkan perekonomian melalui pembiayaan modal kerja pada UMKM dengan hasil
bahwa pembiayaan modal kerja yang diberikan oleh pihak Bank Syariah berperan sangat
penting terhadap pelaku UMKM karena dengan pembiayaan tersebut para pelaku usaha
dapat mengembangkan usahanya dan mereka mampu dalam membiayai hidupnya secara
konsisten. Sehingga dengan demikian akan dapat menciptakan kesejahteraan dan
peningkatan pertumbuhan ekonomi yang positif.
D. Metode Penelitian
Makalah ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif
deskriptif. Metode ini digunakan untuk menjelaskan, menggambarkan, atau meringkas
berbagai fenomena, situasi kondisi, dan berbagai variabel penelitian (Burhan Bugin, 2005).

E. Tinjauan Pustaka
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan selanjutnya disingkat menjadi UMKM
telah diatur berdasarkan UU Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah. Pada Undang-Undang tersebut menyebutkan beberapa pengertian terkait
UMKM yaitu:
1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha
perorangan dengan kriteria:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).
2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdirisendiri, yang dilakukan oleh
orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar dengan kriteria:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah).
3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan kriteria:
a. memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau
b. memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah).

F. Kerangka Konseptual
Peran

Bank Umum Syariah (BUS) Unit Usaha Syariah (UUS)

Pembiayaan Modal Kerja

UMKM

G. Pembahasan
1. Peran Bank Umum Syariah (BUS) Terhadap Pembiayaan Modal Kerja UMKM
Berdasarkan hasil penelitian dketahui bahwa pada bulan Januari sampai dengan
bulan Desember tahun 2020 besaran jumlah pembiayaan modal kerja untuk UMKM itu
tidak selalu mengalami peningkatan seperti yang terjadi pada bulan Juni, Juli, Agustus
dan Oktober. Selain itu besaran persentase kontribusi dari keseluruan pembiayaan Bank
Umum Syariah (BUS) untuk pembiayaan modal kerja UMKM pada tahun 2020
berkisar 14,18% - 17,37%. Data dapat dilihat pada tebel berikut ini:
Pembiayaan Modal Kerja Bank Umum Syariah (BUS)
Januari – Desember 2020

Pembiayaan Modal Keseluruhan Kontribusi


Bulan
Kerja UMKM Pembiayaan (%)
Januari 31.647 223.183 14,18
Februari 37.404 224.169 16,69
Maret 37.475 228.394 16,41
April 38.743 227.438 17,03
Mei 39.949 230.044 17,37
Juni 35.566 232.859 15,27
Juli 35.522 234.713 15,13
Agustus 34.829 235.456 14,79
September 35.339 240.508 14,69
Oktober 35.131 242.516 14,49
November 35.420 245.597 14,42
Desember 35.579 246.532 14,43
Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK Desember 2020

Selanjutnya pada tahun 2021 (Januari-April) diketahui juga mengalami


penurunan seperti yang terjadi pada bulan Februari dan Maret. Kemudian besaran
persentase kontribusi dari keseluruhan pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) untuk
pembiayaan modal kerja UMKM pada tahun 2021 berkisar 14,58% - 14,83% seperti
yang ditunjukkan pada tabel berikut:
Pembiayaan Modal Kerja Bank Umum Syariah (BUS)
Januari – April 2021

Pembiayaan Modal Keseluruhan Kontribusi


Bulan
Kerja UMKM Pembiayaan (%)
Januari 36.496 246.087 14,83
Februari 36.365 245.926 14,79
Maret 36.196 248.181 14,58
April 36.754 250.454 14,67
Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK April 2021

Jika dilihat data dari tahun 2016 ke tahun 2021 diketahui bahwa juga tidak selalu
mengalami peningkatan seperti pada tahun 2018 yang terjadi penurunan mulai dari
28.973 ke 27.392. kemudian besaran persentase kontribusi dari keseluruhan
pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) untuk pembiayaan modal kerja UMKM pada
tahun 2016 – 2021 berkisar sebesar 13,54% – 16,03%. Data dapat dilihat pada tebel
berikut ini:
Pembiayaan Modal Kerja Bank Umum Syariah (BUS)
Tahun 2016 - 2021

Pembiayaan Modal Keseluruhan Kontribusi


Tahun
Kerja UMKM Pembiayaan (%)
2016 28.459 177.482 16,03
2017 28.973 189.789 15,27
2018 27.392 202.298 13,54
2019 32.326 225.146 14,36
2020 35.579 246.532 14,43
2021 36.754 250.454 14,67
Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK (Desember 2020 dan April 2021)

2. Peran Unit Usaha Syariah (UUS) Terhadap Pembiayaan Modal UMKM


Dari hasil penelitian yang dilakukan dketahui bahwa pada bulan Januari sampai
dengan bulan Desember tahun 2020 besaran jumlah pembiayaan modal kerja untuk
UMKM itu tidak selalu mengalami peningkatan seperti penurunan yang terjadi pada
bulan April sampai ke Juli, dan Okotober sampai Desember. Selain itu besaran
persentase kontribusi dari keseluruan pembiayaan Unit Usaha Syariah (UUS) untuk
pembiayaan modal kerja UMKM pada tahun 2020 berkisar 5,31% - 6,70%. Data dapat
dilihat pada tebel berikut ini:
Pembiayaan Modal Kerja Unit Usaha Syariah (UUS)
Januari – Desember 2020

Pembiayaan Modal Keseluruhan Kontribusi


Bulan
Kerja UMKM Pembiayaan (%)
Januari 8.728 130.192 6,70
Februari 8.740 131.129 6,67
Maret 8.741 133.258 6,56
April 8.315 132.588 6,27
Mei 7.862 133.402 5,89
Juni 7.604 134.162 5,67
Juli 7.563 134.174 5,64
Agustus 7.622 133.004 5,73
September 7.645 133.543 5,72
Oktober 7.620 133.818 5,69
November 7.368 135.833 5,42
Desember 7.300 137.412 5,31
Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK Desember 2020

Selanjutnya pada tahun 2021 (Januari-April) diketahui juga mengalami


penurunan seperti yang terjadi pada bulan Februari dan April. Kemudian besaran
persentase kontribusi dari keseluruhan pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) untuk
pembiayaan modal kerja UMKM pada tahun 2021 berkisar 4,97% - 5,32% seperti yang
ditunjukkan pada tabel berikut:
Pembiayaan Modal Kerja Unit Usaha Syariah (UUS)
Januari – April 2021

Pembiayaan Modal Keseluruhan Kontribusi


Bulan
Kerja UMKM Pembiayaan (%)
Januari 7.274 136.673 5,32
Februari 6.828 136.186 5,01
Maret 6.948 137.500 5,05
April 6.871 138.244 4,97
Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK April 2021

Jika dilihat data dari tahun 2016 sampai 2021 diketahui bahwa juga tidak selalu
mengalami peningkatan seperti pada tahun 2019, 2020, dan 2021 yang terjadi
penurunan dari 10.191 ke 6.871. kemudian besaran persentase kontribusi dari
keseluruhan pembiayaan Bank Umum Syariah (BUS) untuk pembiayaan modal kerja
UMKM pada tahun 2016 – 2021 berkisar sebesar 4,97% – 10,45%. Data dapat dilihat
pada tebel berikut ini:
Pembiayaan Modal Kerja Unit Usaha Syariah (UUS)
Tahun 2016 - 2021

Pembiayaan Modal Keseluruhan Kontribusi


Tahun
Kerja UMKM Pembiayaan (%)
2016 7.369 70.525 10,45
2017 8.895 95.006 9,36
2018 10.191 117.895 8,64
2019 9.301 130.036 7,15
2020 7.300 137.412 5,31
2021 6.871 138.244 4,97
Sumber: Statistik Perbankan Syariah OJK (Desember 2020 dan April 2021)

H. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan beberapa item terkait peran Bank
Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) sudah berperan dalam menjawab
permasalahan UMKM terutama dalam permodalan dengan menyalurkan produk
pembiayaan modal kerja. dalam hal ini Bank Umum Syariah (BUS) pada tahun 2020 –
2021 telah memberikan kontribusi sebesar 13,54% - 17,37% kemudian Unit Usaha Syariah
(UUS) pada tahun 2020-2021 juga telah memberikan kontribusi sebesar 4,97% - 6,70%
untuk pembiayaan modal kerja UMKM dari total keseluruhan pembiayaan yang disalurkan.

I. Daftar Pustaka
Anggraeni, Devi dan Erna Herlinawati. (2019). Analisis Model Pembiayaan UMKM
melalui peran Lembaga Keuangan Mikro. Journal IMAGE Vol 8, No 1. Sumber:
https://ejournal.upi.edu/index.php/image/article/view/23117/pdf
Bugin, Burhan. (2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif: Komunikasi, Ekonomi, dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana
Kholidah, Nur. (2018), Peran Pembiayaan Bank Syariah Terhadap Pengembangan
Keunggulan Kompetitif Sektor UMKM. NERACA Vol 14 No 2. Sumber:
http://jurnal.stiemuhpekalongan.ac.id/index.php/nrc/article/view/73
Muheramtohad, Singgih. (2017). Peran Lembaga Keuangan Syariah dalam Pemberdayaan
UMKM di Indonesia. MUQTASID: Jurnal Ekonomi dan Perbankan Syariah Vol 8,
No 1. DOI: https://doi.org/10.18326/muqtasid.v8i1.65-77
Otoritas Jasa Keuangan. (2020). Statistik Perbankan Syariah Desember 2020. Jakarta:
Otoritas Jasa Keuangan
Otoritas Jasa Keuangan. (2021). Statistik Perbankan Syariah April 2021. Jakarta: Otoritas
Jasa Keuangan
Suretno, Sujian dan Bustam. (2020). Peran Bank Syariah dalam Meningkatkan
Perekonomian Melalui Pembiayaan Modal Kerja pada UMKM. AD-DEENAR Vol
4, No 1. DOI: http://dx.doi.org/10.30868/ad.v4i01.752
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Anda mungkin juga menyukai