Anda di halaman 1dari 15

PERKEMBANGAN PAHAM KEBERAGAMAAN PADA MASYARAKAT ARAB

JAHILIYAH

( Sari Dewi Surabina Br Tarigan )1

ABSTRAK
Ciri umum yang selalu disebut-sebut pada masyarakat Arab, suku Quraisy, ketika
Nabi Muhammad mulai diutus memperkenalkan ajaran Islam adalah jahiliyah. Kata jahiliyah
artinya adalah bodoh. Nabi Muhammad diutus di tengah masyarakat itu oleh karena
kebodohannya. Bukan disebut nakal, tetapi adalah bodoh. Bodoh lawan katanya adalah
pintar, cerdik, atau cerdas. Disebut bodoh oleh karena tidak mampu mengunakan akal atau
pikirannya. Diajari tidak nyambung, diberi sesuatu menolak, diberi nasehat tidak mau
mendengarkan, Sesuatu yang penting diangap tidak ada gunanya, dan sebaliknya, sesuatu
yang tidak ada gunanya dianggap penting.
Kata kunci : Arab, Keberagaman, Jahiliyah

ABSTRACK
A common feature that is always mentioned in the Arab community, the Quraysh
tribe, when the Prophet Muhammad was sent to introduce the teachings of Islam is jahiliyah.
The word jahiliyah means stupid. Prophet Muhammad was sent in the midst of the
community because of his stupidity. Not called naughty, but it is stupid. Stupid opponents
said he was smart, clever, or smart. Called stupid because it is not able to use reason or
thought. Being taught not to connect, given something to refuse, given advice not to listen,
something important is considered to be of no use, and conversely, something that is of no
use is considered important.
Keywords: Arabic, Diversity, Jahiliyah

A. Bangsa Arab

Nama Arab hingga sekarang masih kabur maknanya walaupun beberapa ahli
pisikologi telah berusaha membarikan arti. Ada yang mengatakan bahwa Arab berasal dari
bahasa semit yang berarti barat. Jadi nama Arab itu dikenakan kepada semua orang yang
berkediaman di sebelah Barat lembah Furat. Namun, penjelasan ini tidak beralasan.
Penjelasan yang lebih beralasan adalah yang diberikan oleh Muhammad Hasyim ‘Athiya
yang berpendapat bahwa kata Arab itu mempunyai arti sama dengan kata 'Arabha dari bahasa
1
Mahasiswa aktif Aqidah dan Filsafat Islam Semester V C Fakultas Ushuluddin dan Studi Islam
Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, Medan

1
Ibrani yang berarti tanah gelap atau steppe (padang rumpus). Dia berasal dari kata Abhar
yaitu pengembara, karna orang-orang Baduwi itu adalah salah satu bangsa pengembara
( nomad) yang selalu pindah tempat kediaman karnanya mereka dinamai Arab. Menurut
Theodore Noldeke, seorang oriantalis berkebangsaan jermal, bahwa kata Aarab itu brarti
gurun pasir karna tanah semenanjung sebagian besar terdiri dari gurun pasir. 2

Asal usul bangsa Arab berdasarkan penelitian yang dilakukan atas bahasa-bahasa
Assyria, Bebylondia, Aramaic, Ethiopia ( Habasyah) dan Arab dijumpai bahwa bahasa-bahas
ini mempunyai banyak persamaan dan oleh karnanya dapat disimpulkan bahwa bahasa-
bahasa itu dari satu rumpun bahasa yaitu semit. Semua bahasi ini mempunyai akar kata kerja
ysng terdiri dari tiga konsonon. Penunjukan waktu jugs terdiri atas due bentuk, yaitu masa
lalu dan masa kini dan plus masa akan datang. Konyugasi atas kata-kata kerja juga mengikuti
model yang sama. Elemen dari pemberdaharaan kata-katanya juga termasuk nama diri, nama
benda yang menunjukkan pada pertalian darah, Nomor, dan nama-nama tertentu dari anggota
tubuh adalah hampir serupa semua. Persaudaraan bahasa adalah manifestasi dari tenda
persatuan tipe Ditambah lagi dengan Penehtian-penelitian, yang terhadap lembaga-lembaga
masyarakat, kepercayaan, agama dan perbandingan atas bentuk tubuh dari bangsa-bangsa
yang berbicara dari bahasa-bahasa tersebut diatas memberi hasil bahwa kesemuanya hampir
sama. 3

Jazarah Arab di bentuk oleh empat persegi panjang yang amat luas, meliputi kurang
lebih seperempat mil persegi. Disebelah utara dibatasi oleh mata rantai daerah-daerah yang
yang terkenal dalam sejarah, disebut daerah ‘bulan sabit, yang subur (‘fertile crescent’). Yaitu
daerah Mesopotamia, Syria, dan palestina dengan tanah perbatasan yang berpadang pasir di
sebelah timur dan selatan di batasi oleh teluk persi dan samudra hindia : sebelah barat
dibatasi Laut merah. Daerah barat daya dari Yaman terdiri dari kota-kota pegunungan yang
banyak mengandung banyk air, yang sejak dulu kala memmungkinkan pertumbuhan
pertanian dan perkembangan kebudayaan yang relative semakin maju. Sisanya terdiri dari
stapa ( tanah datar yang luas dan kering ) tidak mengandung air dan merupakan padang pasir,
diselingu oleh oasis ( tanaman subur ditengah gurun pasir) yang secara kebuulan ada: dan
dari beberapa jalan kafilah dan jalan perniagaan penduduk pertama terdiri dari orang desa dan

2
Achiriah. Sejarah peradaban islam, (Medan: PERDANA PUBLISING, 2018). Hlm. 20
3
Ahmad Faud Basya, Sumbangan Keilmuan Islam Pada Dunia.( Jakarta: Pstaka AL- Kautsar, 2015),
hlm. 32

2
nomaden, yang hidup dari perternakan, perampokan ke darah oasis dan daerah tetangganya
yang sudah nenggarap tanah. 4

Padang pasir negri Arab ini berjenis-jenis, dan yang terpenting adalah yang Nufud,
yaitu lautan anekaragam bukit pasir yang selalu bergeser, sehingga merupakan pemandangan
yang lingkungan selalu berubah, tanahnya agak keras terlrtak didaerah yang semakin
mendekati Syria dan Irak: daerah setapa yang tanahnya pepat, menghasilkan tanaman
rempah-rempah dan tanaman keras. Bagian tengah dan utara Jazarah, secara tradisional oeleh
orang Arab dibagi menjadi tiga lingkungan ( zone). Yang pertama Tihama, berasal dari
bahasa semit yang berarti tanah rendah, yaitu tanah datar yang dirombak dan lereng-lereng
disepanjang pantai laut Merah. Yang kedua Hijaz, yaitu yang berarti rintanagan membujuk
ketimur. Istilah ini pertama kali asal mualanya diartikan bagi sederetan pegunungan yang
semata-mata memisahkan daerah pantai tanah datar dari dataran tinggi Najid, sebagian
terbesar dari padanya adalah padang pasir Nufud.5

Sejak zaman dahulu kala negri Arab telah tumbuh menjadi daerah transit antara
Negri-negri dilaut Merah dan Timur sejarahnya berkembang semakin luas bukan lalu lintas
Timur dan Barat. Komunikasi kedalam dan keluar Jazarah Arab didukung oleh bentuk
gegrafisnya melewati jalur-jalur tertentu yang terencana dengan baik. Yang pertama dari jalur
itu ialah jalur raya Hijaz jalur kedua melewati wadi’d Dawasir, mulai dari penghujung Timur
Laut laut Yaman kepusat Negri Aarab yang menghubungkan jdenagn jalur-jalur lain. Jalur
tersebut adalah jalur penghubung medium yang paling utama pada masa dulu antara Yama
dengan kebudayaan-kebudayaan Asyria dan Babilonia.6 Akhirnya Wadi’s Siriah mengkaitkan
Arab tengah dengan tenggara Syria via oasis Jawf. Budaya buruk masyarakat Arab jahiliyah
adalah akrab dengan mabuk dan perjudian. Dua kebiasaan buruk yang melahirkan keburukan
lainnya seperti meminum khamr bagi mereka, minuman memabukkan itu layaknya air putih
sebagai penghilang dahaga bagi kita.

Dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma, ia berkata,

‫ أَاَل َوإِ َّن ْال َخ ْم َر نَزَ َل تَحْ ِري ُمهَا‬،ُ‫ “أَ َّما بَ ْعد‬:‫ال‬
َ َ‫ ثُ َّم ق‬،‫ فَ َح ِم َد هللاَ َوأَ ْثنَى َعلَ ْي ِه‬،‫ب ُع َم ُر َعلَى ِم ْنبَ ِر َرسُو ِل هللاِ صلى هللا عليه وسلم‬
َ َ‫َخط‬
‫ َو ْال َع َس ِل‬،‫ب‬
ِ ‫ َوال َّزبِي‬،‫ َوالتَّ ْم ِر‬،‫ير‬ ِ ‫ َوال َّش ِع‬،‫يَوْ َم نَزَ َل َو ِه َي ِم ْن خَ ْم َس ِة أَ ْشيَا َء ِمنَ ْال ِح ْنطَ ِة‬

4
Bernard Lewis, Bangsa Arab dalam Lintas Sejarah. (Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya, 1988), hlm. 2
5
Harun Nasution, Filsafat Agama. (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1973). Hlm. 41
6
M Imdadun Rahmat,Arus Baru Islam Radikal. (Jakarta: PT. GELORA AKSARA PRATAMA, 2013),
hlm. 3

3
“Umar pernah berkhotbah di atas mimbar Rasulullah. Ia memanjatkan puja-puji kepada
Allah. Kemudian berkata, ‘Amma ba’du. Ketauhilah sesungguhnya ayat yang
mengharamkan khamr (minuman keras) telah diturunkan. Pada hari ayat itu turun, khamr
terbuat dari lima hal: terbuat dari gandum halus, gandum kasar, kurma, anggu.

Walaupun orang-orang Arab jahiliyah sangat terbiasa minum khamr, tapi mereka
tetap 7menganggap perbuatan ini tercela. Karena membuat kesadaran hilang dan meruntuhkan
wibawa. Ada beberapa poin menarik mengamati hubungan masyarakat Arab jahiliyah dengan
khamr. Ungkapan-ungkapan tentang khamr menunjukkan mereka pecandu berat khamr.
Kalau kita hidup karena minum air putih, maka mereka mengungkapkan, ‘mereka hidup
karena minum khamr’. Mereka sebut khamr sebagai minuman biasa. Seolah-olah dahaga
sahara akan lenyap jika ada khamr. Karena itu, Alquran membuat tahapan dalam
pengharamannya. Setelah itu, mereka tinggalkan candu yang luar biasa itu. Mereka komitmen
dengan dua kalimat syahadat. Persaksian yang menuntut menaati apa yang Allah dan Rasul-
Nya perintahkan dan menjauhi apa yang dilarang. Saat itulah tampak akhlak luhur (tepat janji
dan komitmen) yang mereka miliki berfungsi sebagaimana mestinya.8

B. Pergaulan Bebas Arab Jahiliyah9

Ada beberapa bentuk hubungan laki-laki dan perempuan di masa jahiliyah. Ada yang
sah dan dilanggengkan oleh syariat Islam. Seperti pernikahan yang sekarang kita kenal. Ada
juga pergaulan bebas antara laki-laki dan wanita yang diharamkan hingga seakrang. Imam al-
Bukhari meriwayatkan dari Ummul mukminin Aisyah radhiallahu ‘anha tentang pergaulan
laki-laki dan perempuan di masa jahiliyah. Ada 3 bentuk pergaulan bebas di masa jahiliyah:
(1) Nikah istibdha. Perzinahan yang bertujuan untuk memperbaiki keturunan. (2) Nikah ar-
Rahthu. Pergaulan bebas yang kita kenal dengan istilah “kumpul kebo”. (3) Nikah dzawatu
rayah. Yang hari ini kita sebut dengan pelacuran. Nikah di zaman jahiliyah ada 4 macam:10

7
Bustanuddin Agus,Agama dalam kehidupan manusia. (Jakarta :PT Raja Grafinda Persada, 2007),
hlm. 51
8
Al- Habib Alwi, Sejarah masuknya islam di Timur jauh. (Jakarta: Lrntera Basritama, 1997), hlm. 45
9
Dedi Supriadi, Sejarah peradaban islam. (Bandung: Pustaka Setia Yatim, 2008), hlm. 48-49
10
M Abdul Karim. Sejarah pemikiran dan peradaban islam. (Yongyakarta: Pustaka Book PUBLISING,
2014),hlm. 50

4
1. Nikah yang kita kenal pada hari ini (setelah Islam datang). Seorang laki-laki
meminang wanita atau anak perempuan kepada walinya, lalu membayar mahar,
kemudian menikahinya.
2. Bentuk pernikahan yang lain yaitu seorang laki-laki berkata kepada istrinya, ketika
istrinya itu telah suci dari haidl, “Pergilah kepada si Fulan, kemudian mintalah untuk
dikumpulinya”, dan suaminya sendiri menjauhinya, tidak menyentuhnya sehingga
jelas istrinya itu telah mengandung dari hasil hubungannya dengan laki-laki itu.
Kemudian apabila telah jelas kehamilannya, lalu suaminya itu melanjutkan
mengumpulinya apabila dia suka. Dan hal itu diperbuat karena keinginan untuk
mendapatkan anak yang cerdas (bibit unggul). Nikah semacam ini disebut nikah
istibdha’.
3. Kemudian bentuk yang lain, yaitu sejumlah laki-laki, kurang dari 10 orang
berkumpul, lalu mereka semua mencampuri seorang wanita. Apabila wanita tersebut
telah hamil dan melahirkan anaknya, selang beberapa hari perempuan itu memanggil
mereka dan tidak ada seorang pun diantara mereka yang dapat menolak panggilan
tersebut sehingga merekapun berkumpul di rumah perempuan itu. Kemudian wanita
itu berkata kepada mereka, “Sungguh kalian semua telah mengetahui urusan kalian,
sedang aku sekarang telah melahirkan, dan anak ini adalah anakmu hai fulan”. Dan
wanita itu menyebut nama laki-laki yang disukainya, sehingga dihubungkanlah anak
itu sebagai anaknya, dan laki-laki itupun tidak boleh menolaknya.11
4. Bentuk keempat yaitu, berhimpun laki-laki yang banyak. Lalu mereka mencampuri
12
seorang wanita yang memang tidak akan menolak setiap laki-laki yang
mendatanginya. Sebab mereka itu adalah pelacur-pelacur yang memasang bendera-
bendera di muka pintu sebagai tanda. Siapa saja yang menginginkannya boleh masuk.
Kemudian jika salah seorang di antara wanita itu ada yang hamil dan melahirkan
anaknya, maka para laki-laki tadi berkumpul di situ. Dan mereka pun memanggil
orang-orang ahli firasat, lalu dihubungkanlah anak itu kepada ayahnya oleh orang-
orang ahli firasat itu menurut anggapan mereka. Maka anak itu pun diakuinya, dan
dipanggil sebagai anaknya, dimana orang (yang dianggap sebagai ayahnya) itu tidak
boleh menolaknya.

11
Husnel Anwar Martondang,Islam kaffah. (Medan: PERDANA PUBLISING, 2017), hlm. 187
12
Abu Ghozzah, Musim semi Revolusi Dunia Arab. (Jakarta: Maktab Gaza, 2012), hlm. 142

5
Kemudian setelah Allah mengutus Muhammad sebagai Rasul dengan jalan kebenaran,
beliau menghapus pernikahan model jahiliyah tersebut keseluruhannya, kecuali pernikahan
sebagaimana yang berjalan sekarang ini. Perhatikan bentuk pernikahan yang ketiga (kumpul
kebo) dan yang keempat (pelacuran). Dalam hal ini, orang jahiliyah lebih mending dibanding
sebagian orang saat ini. Wanita-wanita yang melakukan kumpul kebo dan pelacuran di masa
jahiliyah lebih memiliki kehormatan dan kedudukan dibanding wanita yang melakukan
kumpul kebo dan pelacuran di zaman sekarang. Di zaman jahiliyah pelacur sekalipun masih
bisa meminta pertanggung-jawaban laki-laki yang telah berhubungan dengan mereka. Yang
hal itu tidak mampu dilakukan wanita serupa pada hari ini. Artinya wanita itu lebih dihargai.
Dan laki-laki di masa itu memiliki tanggung jawab dan harga diri. Mereka malu menolak
tugas pengasuhan anak walaupun pengasuhan itu membutuhkan biaya. Orang-orang di masa
jahiliyah juga menikahi wanita bersaudara, yang keduany masih hidup. Mereka menikahi ibu
tiri mereka ketika sudah dicerai atau sang ayah wafat.13

Abdullah bin al-Abbas radhiallahu ‘anhuma menafsirkan ayat:

ِ ‫ضلُوه َُّن لِت َْذهَبُوا بِبَع‬


‫ْض َما آتَ ْيتُ ُموه َُّن‬ ُ ‫يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا الَ يَ ِحلُّ لَ ُك ْم أَ ْن ت َِرثُوا النِّ َسا َء كَرْ هًا َوالَ تَ ْع‬

“Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan
paksa dan janganlah kamu menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali
sebagian dari apa yang telah kamu berikan kepadanya.” (QS:An-Nisaa | Ayat: 19).

Apabila seseorang wafat, maka keluarganya adalah orang yang paling berhak atas
14
istrinya. Jika salah seorang dari keluarganya mau, mereka bisa menikahinya. Jika semuanya
mau, mereka juga bisa menikahinya. Jika mereka tidak mau, mereka tidak menikahinya.
Pihak keluarga suami ini, lebih berhak terhadap si wanita dibanding keluarga wanita itu
sendiri. Kemudian Allah turunkan ayat ini.

Dalam riwayat Abu Dawud, Abdullah bin al-Abbas menafisrikan ayat ini:

ِ َ‫ْض َما آتَ ْيتُ ُموه َُّن إِالَّ أَ ْن يَأْتِينَ بِف‬


‫اح َش ٍة ُمبَيِّنَ ٍة‬ ِ ‫ضلُوه َُّن لِت َْذهَبُوا بِبَع‬
ُ ‫الَ يَ ِحلُّ لَ ُك ْم أَ ْن ت َِرثُوا النِّ َسا َء كَرْ هًا َوالَ تَ ْع‬

“Tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa dan janganlah kamu
menyusahkan mereka karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang telah kamu

13
Maryam Jameelah, Islam dan moderenisme. (Surabaya: Usaha Nasional, 1998), hlm. 221
14
Abu’L-hasan. Islam membangun peradaban dunia. (Jakarta: Pustaka Jaya, 1998), hlm. 86-87

6
berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata.” (QS:An-
Nisaa | Ayat: 19).

Kondisi kehidupan masyarakat Arab pra Islam secara umum dikenal dengan sebutan
zaman jahiliyah (zaman kebodohan). Hal ini dikarenakan dalam waktu yang lama,
15
masyarakat Arab tidak memiliki kitab suci, ideologi agama dan tokoh besar yang
membimbing mereka. Mereka tidak mempunyai sistem pemerintahan yang ideal dan tidak
mengindahkan nilai-nilai moral sehingga masyarakatnnya memiliki akhlak yang sangat
rendah (krisis moral). Dapat disimpulkan bahwa keaadaan sosial budaya masyarakat arab
Arab pra islam di antaranya:

a. Orang-orang Arab sebelum kedatangan Islam adalah orang-orang yang menyekutukan


Allah (musyrikin), yaitu mereka menyembah patung-patung (berhala) karena
dianggap suci.16
b. Mereka menguburkan anak-anak perempuan mereka hidup-hidup karena takut malu
dan celaan (mereka menganggap perempuan membawa kemiskinan dan
kesengsaraan)
c. Budak diperlakukan majikannya secara tidak manusiawi, memperlakukannya seperti
binatang dan barang dagangan, dijual atau dibunuh. Para budak tidak mendapatkan
kebebasan untuk hidup layaknya manusia merdeka.17
d. Mereka orang-orang yang suka berselisihan, yang suka bertengkar, lantaran sebab-
sebab kecil yakni suka meminum khamr, segolongan dari mereka memerangi akan
segolongannya.

C. Kondisi sosial politik Arab Jahiliyah18

Kondisi sosial politik sebelum kedatangan Islam di masyarakat arab diwarnai oleh
intrik politik perebutan pengaruh diantara tiga kekuatan dunia pada saat itu yaitu pertama,
Kristen Byzantium, berpengaruh kuat di sekitar laut merah bahkan sampai di Abisinia.
Kedua, Persia Zoroater, dengan ibukota di Ctesiphon di Mesopotamia, pengaruhnya

15
Muhammad uthb.Jahiliyah Abad Dua Puluh. Bandung: Mizan, 1993), hlm. 255
16
Hadari Nawawi, Pendidikan Agama Islam. (Surabaya: Al-ikhlas, 1993), hlm. 390
17
Abul Hasan, Islam dan dunia. (Bandung: Percetakan Angkasa, 1987), hlm. 18
18
Abdur Razak, Islam memadukan agama dan dunia. (Surabaya: PT. Bina Ilmu Offeset, 1985), hlm. 23

7
mencapai sebelah Timur Arabia dan sepanjang Panti Selatan Yaman. Ketiga, Kerajaan Arab
Selatan di bawah kekuasaan dinasti Himyar.19

a. Adanya persaingan dalam Konteks keagamaan antara kekaisaran Byantium dan


Persia. Agama bangsa Persia kuno adalah Zoroaster (kepercayaan yang menyembah
kepada ahura Mazda yaitu tuhan yang bijaksana), selama lima abad Persia dikalahkan
oleh kekaisaran Byzantium ternyata tetap bertahan. Dengan bertahannya agama itu,
mereka hampir-hampir tidak terpengatuh ajaran agama misteri Yunani dan Romawi
maupun Kristen.20
b. Lengsernya kerajaan arab selatan akibat beralihnya peta perekonomian ke Romawi.
Bangkitnya perekonomian romawi telah merubah peta perdagangan dalam konteks
dunia Arab yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian linear, akibatnya terjadi
kekeringan yang maha dahsyat telah menjadikan kerugian pertanian dan ekonomi
lokal.21

D. Kondisi Sosial Arab Jahiliyah

Dikalangan bangsa Arab terdapat beberapa Kelas masyarakat , yang kondisinya


berada asatu sama lain. Hubungan seseorang dengan keluarga dikalangna bangsawan sangant
diunggulakn dan diprioritaskan, dihormati dan dijaga, sekalipun harus dengan pedang yang
terhunus dan darah yang tumpah. Jika seseorang inggin dipuji maka dia harus banyak
dibicarakan kaum wanita. Jika seorang wanita menghendaki maka dia biasa mengupulkan
beberapa untuk satu kedamaian, dan jiak dia bias menyalakan api peperangan dan
pertempuran anatara mereka. Sekali pun begitu seorang laki-;laki tetap dianggap pemimpin
22
bagi mereka yang tidak boleh dibantah dansetiap perkataannya harus diikuti Sekalipun,
seorang laki-laki tetap dianggap sebagai pemimpin di tengah keluarga, yang tidak boleh
dibantah dan setiap perkataannya harus dituruti. Hubungan laki-laki dan wanita harus melalui
persetujuan wali wanita. Seseorang wanita tidak bisa menentukan pilihannya sendiri.
Begitulah gambaran secara ringkas kelas masyarakat bangsawan. Sedangkan kelas

19
Ali Mahdi Khan, Dasar-Dasar Filsafat Iislam. (Bandung: Penerbit Nuansa, 2004), hlm. 18
20
Syamsuddin. 1988. Studi kompreheensif tentang agama islam. (Surabaya: PT Bina Ilmu Offset, 1988),
hlm. 24
21
Hasan Asari, Menyingkap Zaman Keemasan Islam. (Bandung: Ciptaka Media, 2007), hlm. 4
22
Syaikh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, Sirah Nabawiyah. (Jakarta: Pustaka AL-kautsar, 1997), hlm
33

8
masyarakat lainnya beraneka ragam dan mempunyai kebebasan hubungan antara laki-laki dan
wanita. Kami tidak bisa menggambarkannya secara detil kecuali dengan ungkapan-ungkapan
yang keji, buruk, dan menjijikan. Abu Daud meriwayatkan dari Aisyah radhiallahu ‘anhu,
bahwa pernikahan pada masa jahiliyah ada empat macam:23

a) Pernikahan secara spontan. Seorang laki-laki mengajukan lamaran kepada laki-laki


lain yang menjadi wali wanita, lalu dia bisa menikahinya setelah menyerahkan mas
kawin seketika itu pula.
b) Seorang laki-laki bisa berkata kepada istrinya yang baru suci dari haid, “Temuilah
Fulan dan berkumpullah bersamanya!” Suaminya tidak mengumpulinya dan sama
sekali tidak menyentuhnya, hingga ada kejelasan bahwa istrinya hamil dari orang
yang disuruh mengumpulinya. Jika sudah jelas kehamilannya, maka suami bisa
mengambil kembali istrinya jika memang dia menghendaki hal itu. Yang demikian ini
dilakukan, karena dia menghendaki kelahiran seorang anak yang baik dan pintar.
Pernikahan semacam ini disebut nikah istibdha.
c) Pernikahan poliandri, yaitu pernikahan beberapa orang laki-laki yang jumlahnya tidak
mencapai sepuluh orang, semua laki-laki tersebut mengumpuli seorang wanita.
Setelah wanita itu hamil dan melahirkan bayinya, maka selang beberapa hari
kemudian dia mengundang semua laki-laki yang berkumpul dengannya dan mereka
tidak bisa menolaknya hingga berkumpul di hadapannya. Lalu dia berkata, “Kalian
sudah mengetahui apa yang sudah terjadi dan kini aku telah melahirkan. Bayi ini
adalah anakmu hai Fulan.” Dia menunjuk siapa pun yang dia sukai di antara mereka
seraya menyebutkan namanya, lalu laki-laki itu bisa mengambil bayi tersebut.
d) Sekian banyak laki-laki bisa mendatangi wanita yang dikehendakinya yang juga
disebut wanita pelacur. Biasanya mereka memasang bendera khusus di depan
pintunya, sebagai tanda bagi laki-laki yang ingin mengumpulinya. Jika wanita pelacur
ini hamil dan melahirkan anak, dia bisa mengundang semua laki-laki yang pernah
mengumpulinya, diselenggarakan undian. Siapa yang namanya keluar dalam undian,
maka dia berhak mengambil anak itu dan mengakui sebagai anaknya. Dia tidak bisa
menolak hal itu.

E. Kondisi religious Arab Jahiliyah

23
Yusnali Budiyanti. Pedidikan Agama Islam. Bandung: Cipta pustaka Mediaperintis, 2010), hlm. 66

9
Terdapat enam kategori kehidupan Religius masyarakat Arab Pra- Islam24

1. Fetishism (penyembahan pada batu)


2. Animism (kepercayaan terhadap roh)
3. Dinamism (kepercayaan terhadap nenek moyang)
4. Totemism (kepercayaan kekuatan dalam suatu berupa brung, ikan binatang atau
tumbuhan)
5. Astral Triadism (kepercayaan pada tiga serangkaian benda langit, matahari bulan dan
Venus)
6. Monoterism (Mempercayai bahwa Tuhan adalah satu atau tunggal dan berkuasa
penuh atas segala sesuatu.

F. Kepercayaan Bangsa Arab

Bangsa Arab Selatan dan bangsa Arab Utara memiliki kepercayaan yang tidak sama.
Arab selatan yang pad awalnya menyembah benda-benda langit, kemudian beragama Kristen
dan beragama yauhudi sedangkan bangsa Arab Utara beragama vaganisme (keberhalaan) dan
Animisme. Sebelum masuk dan berkembang agama Yahudi, Agama orang-orang Arab
selatan ada esensinya penyembahan benda-benda langit penyembahan yang terpenting adalah
bulan. Bagi orang hadramau, bulan disebut sinn bagi orang minayah bulan disebut wadd
( cinta, pencinta atau ayah), bagi orang sabaiyah bulan disebut alqomah ( dewa pemberi
kesehatan ) dan bagi orang kata bagiah bulan disebut Amm ( paman). Kuil untuk
oenyembahan bulan merupakan kuil pimpinan. Bulan diangggap sebagai dewa laki-laki dan
kedudukannya lebih tinggi dari matahari25

Kristen sekte monophysite masuk ke Arab selatan melalui Suriah. Pada masa sekte ini
dikejar-kejar, mereka menyelamatkan diri menyusup ke Yaman. Sejak kapan penyusupan itu
mulai terjadi tidak diketauhi secara pasti. Persitiwa yang tercatat adalah pengiriman
Theophillus Indus oleh Contantinus pada tahun 356 M untuk menjadi duta ke Yaman dengan
motif untuk menghadapi persaingan antara Baizatun (Kristen) dan Persia dalam merebut
pengaruh di Arab Selatan. Theophillus berhasil mendirikan gereja di And dan Himyari.
Sedangkan agama yahudi masuk dan tersiar di Arab Selatan pada masa kerajaan Himyari ke-

24
Badri Yatim, Sejarah peradaban Islam. (Jakarta: PT. RAJA GRAFINDO PERADA,2014), hlm. 3
25
Shaban. Sejarah islam. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1971), hlm. 13-14

10
2. Pada bagian awal abad ke-6 M, agama Yahudi telah mempunyai pijakan yang kuat di
Yaman raja Hayami yang bernama Dhu Nawas adalah orang Yahudi. 26

Persaingan antara Kristen dengan orang Yahudi meningkat dan menjadi perumusan
aktif di Arab Selatan. Dhu Nawas hingga melakukan pembunahan massal terhadap orang-
orang Kristen di Nazeyam pada bulan Oktober 534 M. Perbuatan ini ternyata menimbulkan
akibat fatal baginya. Pemimpin Kristen di daerah itu kemudia meminta bagian pada
Baizatium. Baizaitium kemudian meminta kerajaan Kristen Abbisenia yang lalu mengirimkan
7000 pasukan, hingga Dhu Nawas terkalahkan karenanya Kristen semakin kokoh di Arab
Selatan dibawah kekuasaan kerajaan Abbisinia, dengan gubernurnya yang bernama Abraham.
27

Kepercayaan Orang Arab Utara seperti kepercayaan orang-orang Arab Badui pada
umumnya, yang merupakan masih tingkatan pertama dari kepercayaan primitive dari orang-
orang Smith yang masih animis. Itu pun tidak dianutnya secara teguh praktek peribadatannya
selalu selaras dan didikte oleh tradisi dari nenek moyang yang mereka junjung tinggi.
Masyarakat yang hidup di gurun yang penuh ancaman dari ketakutan itu memuja hantu-hantu
dan sesuatu yang diperkirakan dapat membencanainya. Walaupun kemudian konsep
keberhalaan terbentuk, namun objek-objek berupa alam, seperti pohon, mata air, gua-gua,
batu-batu, tetapi menjadi tempat-tempat suci mereka tempat ruh yang dijadikan perantara
untuk menyampaikan sesembahan dan permintaan mereka kepada dewa-dewa, Ibnu Hisyam
dan At-Thabari menceritakan tentang pohon Palm yang dianggap suci di Najra. Sembahan
kepada pohon yang mereka sucikan itu dengan digantungkan di pohon itu. Al-Kalbi
menceritakan Al-Uzza yang disembah orang-orang Mekkah mempunyai tempat suci yang
berupa tiga pohon di Nakhlah. Kepada tiga pohon inilah setiap tahun menyampaikan
sesmbahan dan sesajiannya yang dioersembahkan kepada Al-Uzza. Yaqut dan Al-Qazwiru
menceritakan bahwa pengelana-pengelana badui selalu membawa pulang air sumur Urwah
sebagai oleh-oleh khususya bagi saudara dan kerabat. 28

Gua-gua menjadi tempat suci bagi dewa-dewa bawah tanah. Alat yang menjadi pujaan
orang-orang Tasqib bertempat di Thaif adalah batu yang berbentuk bujur sangkar. Demikian
pula Al-Manah yang tempat suci terletak di Qudadid, antara Mekkah dan Madinah juga
26
Sanihiyah. Pesan-pesan Rasulullah. (Bandung: citra Umbara Group, 1997), hlm. 15
27
H Abujamin Roham, Agama Wahyu dan kepercayaan Budaya. (Jakarta: MEDIA Da’wah, 1992), hlm.
18
28
Harun Nasution. Islam ditinjau dari berbagai aspek. (Jakarta: UI-Press, 1985), hlm.

11
terdiri dari batu hitam, Al-Manah menjadi sesembahan orang-orang Aus dan Khajraj. Semua
tempat-tempat suci itu masing-masing mempunyai huma atau ladang gembalaan.
Penyembahan terhadap tanda-tanda alam berpusat pada bulan. Orang-orang Badui
beranggapan bulannya yang mengatur kehiduapn mereka. Bulanlah yang mengondisikan uap
air dan menyulingkannya menjadi embun yang kemudian menutupi ladang-ladang ternak
mereka. Sehingga memungkinkan segarnya rerumputan. Disamping itu sinar bulan dikala
malam memberikan sedikit kelegaan kepada mereka selalu di cekam oleh ketakutan.
Sedangkan mereka anggap sebagai perusak baik terhadap baik terhadap kehidupan.

G. Menurut Watt sistem kepercayaan religius yang berkembang di Arab Jahiliyah


a. Fatalisme29
Kepercayaan bahwasanya peristiwa yang terjadi dalam hidup ini merupakan produk
dan ditentukan oleh waktu. Waktulah yang menentukan segalanya. Terdapat dua hal
yang wujudnya ditakdirkan; pertama, kematian (ajal) dan kedua, rezeki. Dua hal
inilah yang keberadaannya di luar kontrol manusia.
b. Paganisme30
Kepercayaan masyarakat Arab pra Islam yang paling ditentang oleh Islam adalah
kepercayaan model pagan. Di jazirah arab terdapat 10 Tuhan yang disembah. Tiga
diantarnya tuhan feminim dan tujuh lainnya berkarakter tuhan maskulin. Kepercayaan
tersebut dilatari oleh keyakinan bahwa tuhan-tuhan itu bisa memberikan kesuburan
bagi tanaman. Sehingga dalam ritual mereka mengadakan persembahan sebagian hasil
bumi mereka dan penyediaan rezeki untuk berhala-berhala.
c. Kepercayaan kepada Allah sebagai Super Tuhan
Konsep "Allah" dalam masyarakat Pra Islam mengandung beberapa pengertian
anatara lain; Sebagai Tuhan pencipta alam semesta, sebagai pemberi hujan dan
kehidupan, digunakan dalam sumpah yang sakral, sebagai objek penyembahan/
monoteisme sementara, sebagai tuhan ka'bah, sebagai tuhan yang disembah melalui
perantaraan dewa-dewa lain. 31
29
Syyid Qutup, 1987. Islam dan peradamaian Dunia. (Jakarta: PT. Temprint, 1987), hlm. 9
30
Dedi Supriyadi, Filsafat Agama . (Bandung: CV Pustaka Setia, 2018 ), hlm. 90

31
Ahmad Amin. Etika Ilmu Akhlak, (Jakarta : PT Bulan Bintang , 1991), hlm. 62

12
d. Monotheisme
Monoteisme masyarakat pra-Islam terdapat 3 teori yang dimunculkan; Pertama,
Monoteisme pengaruh dari agama Yahudi. Kedua, Monoteisme merupakan sesuatu
yang bersifat alamiah, atau merupakan evolusi pemikiran secara umum dari
masyarakat. Ketiga, Monoteisme berkaitan dengan istilah "hanif" (pegangan tauhid
yang dibawa nabi Ibrahim As), hal ini di jelaskan dalam Q.S Al-Imran : 67

Kesimpulan

Orang-orang Arab sebelum kedatangan Islam adalah orang-orang yang menyekutukan


Allah (musyrikin), yaitu mereka menyembah patung-patung (berhala) karena dianggap
suci.Mereka menguburkan anak-anak perempuan mereka hidup-hidup karena takut malu dan
celaan (mereka menganggap perempuan membawa kemiskinan dan kesengsaraan) Budak
diperlakukan majikannya secara tidak manusiawi, memperlakukannya seperti binatang dan
barang dagangan, dijual atau dibunuh. Para budak tidak mendapatkan kebebasan untuk hidup
layaknya manusia merdeka. Mereka orang-orang yang suka berselisihan, yang suka
bertengkar, lantaran sebab-sebab kecil yakni suka meminum khamr, segolongan dari mereka
memerangi akan segolongannya.

DAFTAR PUSTAKA

Achiriah. 2018. Sejarah peradaban islam. Medan: PERDANA PUBLISING

Agus, Bustanuddin. 2007. Agama dalam kehidupan manusia. Jakarta :PT Raja Grafinda
Persada

Amin, Ahmad. 1991. Etika Ilmu Akhlak, Jakarta : PT Bulan Bintang

Alwi, al- habib. 1997. Sejarah masuknya islam di Timur jauh. Jakarta: Lrntera Basritama

Ali, Abu’ihasan. 1988. Islam membangun peradaban dunia. Jakarta: Pustaka Jaya

Al- Mubarakfuri, Shafiyyurrahman. 1997. Sirah Nabawiyah. Jakarta: Pustaka AL-kautsar

Anwar, Martondang husne. 2017. Islam kaffah. Medan: PERDANA PUBLISING

Asari, Hasan. 2007. Menyingkap Zaman Keemasan Islam. Bandung: Ciptaka Media

13
Basya, Faud Ahmad. 2015. Sumbangan Keilmuan Islam Pada Dunia. Jakarta: Pstaka AL-
Kautsar

Budiyanti Yusnali. 2010. Pedidikan Agama Islam. Bandung: Cipta pustaka Mediaperintis

Ghozzah, Abu. 2012. Musim semi Revolusi Dunia Arab. Jakarta: Maktab Gaza

Jameelah, Maryam. 1998. Islam dan moderenisme. Surabaya: Usaha Nasional

Karim, Abdul H. 2014. Sejarah pemikiran dan peradaban islam. Yongyakarta: Pustaka Book
PUBLISING

Khan , Mahdi Ali. 2004. Dasar-Dasar Filsafat islam. Bandung: Penerbit Nuansa

Lews, Bernard. 1988. Bangsa Arab dalam Lintas Sejarah. Jakarta : Pedoman Ilmu Jaya

Manaf , Syamsuddin. 1988. Studi kompreheensif tentang agama islam. Surabaya: PT Bina
Ilmu Offset

Nadwi, ali Hasan. 1987. Islam dan dunia. Bandung: Percetakan Angkasa

Nasution, Harun. 1985. Islam ditinjau dari berbagai aspek. Jakarta: UI-Press

Nasution, Harun. 1973. Filsafat Agama. Jakarta: PT. Bulan Bintang

Naufal, Razzaq Abur. 1985. Islam memadukan agama dan dunia. Surabaya: PT. Bina Ilmu
Offeset

Nawawi, Hadari. 1993. Pendidikan Dalam Islam. Surabaya: AL_IKHLAS

Quthb, Muhammad. 1993. Jahiliyah Abad Dua Puluh. Bandung: Mizan

Qutub, Syyid. 1987. Islam dan peradamaian Dunia. Jakarta: PT. Temprint

Rahmat, Imdadun M. 2013. Arus Baru Islam Radikal. Jakarta: PT. GELORA AKSARA
PRATAMA

Roham, Abu Jamin. 1992. Agama Wahyu dan Kepercayaan Budaya. Jakarta:MEDIA
DA’WAH

Sanihiyah. 1997. Pesan-pesan Rasulullah. Bandung: citra Umbara Group

Shaban. 1971. Sejarah islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Supriyadi, Dedi 2008. Sejarah peradaban islam. Bandung: Pustaka Setia

14
Supriyadi, Dedi 2018. Filsafat Agam. Bandung: CV Pustaka Setia

Yatim, Badri. 2014. Sejarah peradaban Islam. Jakarta: PT. RAJA GRAFINDO PERADA

15

Anda mungkin juga menyukai