Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS ARTIKEL

EFFECT OF AROMATHERAPY MASSAGE ON CHEMOTHERAPY-INDUCED


PERIPHERAL NEUROPATHIC PAIN AND FATIGUE IN PATIENTS RECEIVING
OXALIPLATIN (An Open Label Quasi-Randomized Controlled Pilot Study)

Disusun untuk memenuhi tugas stase Keperawatan Medikal Bedah

Dosen pembimbing:
Ns. Niken Safitri Dyan Kusumaningrum, M.Si.Med

Disusun oleh:
Chika Ayu Tyara
22020120220108
Kelompok 1

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS XXXVII


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG
2021
ANALISIS ARTIKEL

Tipe materi/ artikel


□ Artikel jurnal (peer reviewed) □ Buku (Bab)
Artikel jurnal (non-peer reviewed) □ Tesis
□ Artikel konfren/prosiding □ Lainnya:

Informasi sitasi
Pengarang:
Nur Izgu, Leyla Ozdemir, Fatma Bugdayci Basal

Judul:
Effect Of Aromatherapy Massage On Chemotherapy-Induced Peripheral Neuropathic Pain
And Fatigue In Patients Receiving Oxaliplatin (An Open Label Quasi-Randomized
Controlled Pilot Study)

Publikasi:
Cancer Nursing

Tahun: 2017 Volume: 00 No: 0 Halaman: 1-9

Tipe Studi
 Riset □ Opini atau komentar
□ Review literatur □ Deskripsi program, tanpa data
□ Review literatur secara sistematik □ Deskripsi program, evaluasi data
□ Meta-analisis □ Lainnya
Desain studi
 Desain Eksperimen
 Randomized Control Trial □ Pre-test – Post-test
 Post-test only
□ Delayed post-test(s)
□ Lainnya
□ Cross-over series

 Desain Kuasi-Eksperimen
□ Single group, no comparison
□ Pre-test – Post-test
□ Post-test only
□ Delayed post-test(s)
□ Time series design
□ Interrupted
□ Equivalent
 Repeated measures
□ Non-equivalent control group
□ Matched on key variables
□ External controls
□ Historical controls

□ Studi Observasi
□ Case study/ case series
□ Cross-sectional study □ Lainnya
 Longitudinal/cohort study
□ Correlation study

□ Studi Kualitatif
□ Grounded theory
□ Ethnography □ Lainnya
□ Narrative

□ Mixed Methods (Kualitatif dan Kuantitatif)

□ Review Literature

□ Studi Meta-analisis
Metode Pengumpulan Data □ Grup diskusi  Observasi
 Kuesioner  Hasil program □ Video
□ Interview □ Opini ahli  Langsung
□ Lainnya

Latar Belakang dan tujuan penelitian/ pertanyaan penelitian


- Latar belakang penelitian
Pengobatan kemoterapi dengan oxaliplatin pada pasien kanker seringkali menyebabkan beberapa
gejala efek samping seperti neuropati perifer dan memungkinkan juga terjadi beberapa gejala
seperti perubahan sensorik seperti mati rasa dan kesemutan, allodyna, paresthesia, dan nyeri
neuropatik (16%-95%).

Nyeri neuropatik pada pasien yang menjalani kemoterapi oxaliplatin seringkali bermanifestasi
seperti terbakar, tertembak (seperti tersengat listrik), kram, kesemutan, gatal, panas, dan dingin.
Nyeri neuropatik perifer pada pasien yang menerima oxaliplatin berkisar dari 30-51%. Nyeri
neuropatik perifer sendiri menjadi penyebab penundaan atau penghentian pengobatan dan dapat
membatasi kemanjuran pengobatan serta menimbulkan risiko kekambuhan kanker. Nyeri
neuropatik juga akan berdampak pada pembatasan status fungsional seperti kualitas tidur, kualitas
kehidupan, dan juga kelelahan.

Gejala kelelahan biasanya akan muncul bersamaan dengan nyeri. Kelelahan dan nyeri saling
berkaitan karena keduanya memiliki efek sinergis. Studi penelitian menyebutkan, kelelahan
menjadi gejala yang paling umum terjadi setelah neuropati perifer yang dialami pasien yang
menerima oxaliplatin. Meskipun keduanya muncul secara bersamaan, tidak ada metode tunggal
untuk meredakan gejala ini. Pasien dan profesional perawatan kesehatan umumnya akan memilih
metode nonfarmakologis dalam pengelolaan nyeri neuropatik perifer dan kelelahan akibat
kemoterapi selain diberikan intervensi farmakologis.

Penelitian sebelumnya telah mengungkapkan kandungan dari beberapa minyak esensial, seperti
chamomile, yang memiliki antiallodynic, antinociceptive, antispasmodic, dan efek
relaksasi otot. Minyak esensial peppermint, yang memiliki kesamaan sifat seperti
antiallodynic, antispasmodic, dan analgesik efek. Minyak esensial rosemary, yang
memiliki kandungan analgesik, antinosiseptif, dan efek untuk meningkatkan sirkulasi.
Penelitian lain juga mengungkapkan efektivitas minyak esensial chamomile, peppermint,
dan rosemary untuk pengelolaan nyeri neuropatik perifer. Minyak atsiri dimanfaatkan
untuk pengobatan kelelahan, termasuk juga chamomile, lavender, kelapa, dan jahe.

Penelitian berkaitan dengan pengaruh pijat aromaterapi utuk nyeri neuropatik perifer dan
kelelahan pada pasien yang menerima kemoterapi oxaliplatin masih terbatas. Oleh
karenanya, penelitian ini dilakukan.
- Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian sudah jelas tertuliskan, yakni untuk mengidentifikasi efektifitas dari
aromatherapy massage (pijat aromaterapi pada peripheral neuropathic pain (nyeri neuropatik
perifer) akibat tindakan kemoterapi dan kelelahan pada pasien yang menerima oxaliplatin.

Populasi
- Jumlah responden dan tipe, response rate
Populasi dalam penelitian adalah 108 pasien kanker yang kemudian, terdapat 62 pasien
tereksklusi. Responden dalam penelitian adalah 46 pasien dengan kanker usus besar yang
menerima kemoterapi oxaliplatin, 5-fluorouracil, dan asam folinat (FOLFOX6). Responden
dikelompokkan ke dalam kelompok intervensi (n=22) dan kelompok kontrol (n=24)

Kriteria inklusi untuk responden penelitian di antaranya:


 Usia ≥ 18 tahun
 Minimal merasakan gejala paresthesia yang menyakitkan di satu titik pada skala peringkat
numerik nyeri (NRS)
 Jumlah trombosit > 100000/2L
 Setuju untuk berpastisipasi dalam penelitian
 Mampu berkomunikasi dalam bahasa Turki

Kriteria eksklusi responden penelitian di antaranya:


 Pasien yang mengalami hipersensitivitas terhadap minyak esensial
 Pasien yang memiliki lesi di tangan atau di kaki
 Pasien yang mengalami metastasis otak
 Pasien dengan trombosis vena dalam
 Pasien sudah menjalani pijat aromaterapi dalam kurun waktu 1 bulan terakhir
 Sedang menjalani reduksi atau penghentian oxaliplatin
 Riwayat neuropati perifer karena berbagai sebab (DM, kemoterapi neurotoksik sebelumnya)
 Sedang menjalani pengobatan pencegahan atau pengobatan neuropati selama periode
penelitian

Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode stratified random sampling

Lokasi penelitian:
Penelitian ini dilakukan di Unit Kemoterapi Rawat Jalan dari Rumah Sakit Onkologi Universitas
Hacettepe dan Rumah Sakit Dr. Abdurrahman, serta Rumah Sakit Penelitian dan Pelatihan
Onkologi Yurtaslan Ankara di Ankara, Turki.
Profesi (Bidang yang diteliti)
Keperawatan (Keperawatan medikal bedah)

Metode atau intervensi yang digunakan


- Intervensi yang digunakan pada kedua kelompok
Aromatherapy massage atau pijat aromaterapi diberikan sebagai intervensi dalam penelitian.
Minyak esensial yang akan digunakan dipersiapkan terlebih dahulu. Berdasarkan penelitian yang
sudah dilakukan oleh para ahli, beberapa minyak esensial dipilih untuk melakukan massage di
antaranya peppermint, chamomile, dan rosemary yang diperoleh dari produsen minyak esensial
di Turki. Untuk memanfaatkan efek sinergisnya, minyak esensial dicampur ke dalam proporsi 1
: 1 : 1 pada 1,5% dalam 50ml minyak kelapa. Campuran minyak esensial ini disimpan dalam
wadah kedap udara dan disiapkan setiap 72 jam.

Intervensi yang dilakukan kepada kedua kelompok dalam penelitian tidaklah sama. Pada
kelompok intervensi, dilakukan aromatherapy massage di bagian tangan dan kaki sebanyak 3
kali dalam seminggu dari minggu ke-1 hingga mingu ke-6. Intervensi dimulai setelah hari pertama
kemoterapi dengan total 18 sesi. Sesi massage dilakukan pada saat kunjungan rumah dengan
durasi per sesi ±40 menit (10 menit untuk masing-masing tangan dan kaki). Teknik klasik
massage yang digunakan adalah termasuk teknik effleurage (menggosok), light friction
(menggerus), dan pettrissage (memijat). Untuk setiap wilayah massage, digunakan ± 2ml
campuran minyak esensial. Massage dilakukan bergantian dari tangan kanan, kanan kiri, kaki
kanan, dan kaki kiri. Ketika melakukan massage di bagian tangan, peneliti dan pasien duduk
berhadapan dan pasien meletakkan tangannya di atas handuk yang diletakkan di atas lutut peneliti.
Posisi peneliti pada saat melakukan massage di bagian kaki adalah menghadap ke kaki pasien
yang berada pada posisi telentang.

Untuk kelompok kontrol, tidak menerima pengobatan selama durasi penelitian berlangsung.
Pasien dalam kelompok kontrol hanya menerima pengobatan medis standar.

- Instrumen dan alat ukur hasil penelitian


Kuesioner demografi
Data demografi pasien didapatkan dari pengisian kuesioner demografis yang didalamnya terdapat
beberapa item seperti karakteristik demografi (usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, stastus
marital), penyakit dan perawatan yang sedang dilakukan (tipe kanker, riwayat, rejimen, dan siklus
kemoterapi), karakteristik terkait gejala neuropati (lokasi, faktor yang memberatkan).

Numerical Rating Scale (NRS)


Untuk menilai keparahan paresthesia, digunakan NRS (Numerical Rating Scale) pada skala
horizontal 0 – 10 (0=tidak ada rasa sakit, 10=kemungkinan nyeri yang paling buruk).

Douleur Neuropathique 4 Questions (DN4)


DN4 adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat nyeri neuropati pasien kanker. Di
dalam DN4 terdiri dari 10 item yang mencakup tanda dan gejala yang berhubungan dengan nyeri
neuropatik.
Piper Fatigue Scale (PFS)
PFS merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat kelelahan pada pasien kanker
yang terdiri atas 27 item.

Segala rangkaian pemeriksaan di atas di lakukan pengkajian secara berulang ketika pasien datang
ke rumah sakit untuk melaksanakan kemoterapi pada minggu ke-2, 4, 6, dan 8.

Simpulan
Kesimpulan daripada penelitian yang sudah dilakukan di antaranya:
- Tingkat nyeri neuropatik pada minggu ke-6 secara signifikan lebih tinggi pada kelompok kontrol
dibandingkan dengan kelompok intervensi
- Tingkat keparahan nyeri paresthesia pada kelompok intervensi secara signifikan lebih rendah
daripada kelompok kontrol pada minggu ke 2, 4, dan 6
- Skor PFS pada minggu ke-8 kelompok kontrol lebih tinggi dibandingkan dengan skor baseline,
namun tidak mengalami perubahan pada kelompok intervensi.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, perbedaan statistik tingkat nyeri neuropatik antara
kelompok kontrol dan kelompok intervensi tidak terbukti pada minggu ke dua setelah massage terakhir
(minggu ke-8). Hal ini menunjukkan bahwa aromatherapy massage ini mungkin memiliki efek jangka
pendek untuk penanganan nyeri neuropatik akibat kemoterapi. Oleh karenanya, uji klinis lebih lanjut
dengan tindak lanjut lebih lama setelah mengakhiri aromatherapy massage diperukan guna
memvalidasi kesimpulan yang didapatkan dalam penelitian ini.

Kesimpulan keseluruhan dari penelitian yang sudah dilakukan adalah, aromatherapy massage dapat
bemanfaat untuk manajemen nyeri neuropatik dan kelelahan pada pasien yang sedang menjalani
kemoterapi.

Berikan pendapatmu, apakah hasil penelitian ini dapat diaplikasikan di Indonesia? Mengapa?

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dihasilkan, menurut saya, intervensi aromatherapy massage
untuk mengurangi intensitas nyeri neuropatik perifer dan kelelahan pada pasien kanker yang menjalani
kemoterapi oxaliplatin dapat diterapkan di Indonesia. Ketersediaan minyak esensial untuk melakukan
massage dan teknik massage yang menerapkan 5 teknik dasar massage sangat bisa diterapkan di
Indonesia. Terapi nonfarmakologi selain berperan dalam mengurangi intensitas nyeri, namun juga
memberikan dampak yang positif bagi pasien, seperti relaksasi, kualitas tidur, suasana hati, dan
kualitas hidup. Walaupun hanya bersifat sementara, intervensi ini dapat membantu pasien dalam
manajemen nyeri akibat dari tindakan kemoterapi. Dalam pelayanan kesehatan, terapi nonfarmakologi
juga diperlukan dan dapat dipertimbangkan untuk menjadi salah satu intervensi mandiri keperawatan
dalam mengatasi nyeri pada pasien dengan kanker yang sedang menjalani kemoterapi.

Anda mungkin juga menyukai