JURNAL ILMIAH,
SYSTEMATIC REVIEW DAN META ANALYSIS
2
PENDAHULUAN
• Telaah kritis adalah cara atau metode
untuk mengkritisi secara ilmiah suatu
penulisan ilmiah.
• Telaah kritis digunakan untuk menilai
validitas (kebenaran) dan kegunaan dari
suatu jurnal ilmiah.
• Untuk menentukan validitas diperlukan
“beberapa pertanyaan” dan dijawab oleh
pembaca jurnal ilmiah.
3
TELAAH KRITIS (CRITICAL APPRAISAL)
4
KOMPONEN YANG DINILAI
VALIDITY
IMPORTANCY
APPLICABILITY
5
5 STEP EVIDENCE- BASE PRACTICE
6
Telaah kritis meliputi semua komponen dari
suatu penelitian dimulai dari komponen
pendahuluan, metodologi, hasil dan diskusi.
7
TELAAH JURNAL TERAPI
Ada 3 hal pokok yang harus diketahui sebelum memilih terapi yang
terbaik yaitu
1. Menentukan tujuan terapi
2. Memilih terapi yang spesifik.
3. Menentukan target terapi.
Di Amerika serikat semua obat sebelum digunakan oleh seorang klinisi
harus dilakukan uji klinik tentang efeketifitas obat tersebut.
Contoh pemberian terapi captoril pada penderita hipertensi.
– Tujuan terapi : mencegah kerusakan target organ seperti otak,
jantung, mata, ginjal yang dapat menyebabkan kematian atau
kerusakan permanen.
– Pilihan terapi spesifik: berdasarkan uji klinik tersamar ganda.
– Target terapi : tekanan sistolik 130 mmHg dan diastolik 80 mmHg.
8
SYSTEMATIC REVIEW
Systematic review adalah suatu metode penelitian
terhadap semua hasil penelitian yang relevan terkait
pertanyaan penelitian tertentu, topik tertentu, atau
fenomena yang menjadi perhatian .
KUANTITATIF KUALITATTIF
10
TUJUAN
Menjawab pertanyaan secara spesifik, relevan
dan terfokus.
Mencari hasil riset, menurunkan bias dari
review.
Mensintesis hasil .
Mengidentifikasi gab dari riset.
Penentuan agenda riset.
Sebagai bagian dari desertasi atau tesis.
Bagian yang melengkapi pengajuan hibah riset.
META ANALISIS
Meta analisis merupakan suatu teknik statistika
untuk menggabungkan hasil 2 atau lebih
penelitian sejenis sehingga diperoleh paduan
data secara kuantitatif.
Dilihat dari prosesnya, meta analisis merupakan
suatu studi observasional retrospektif, dalam
arti peneliti membuat rekapitulasi fakta tanpa
melakukan manipulasi eksperimental.
12
LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN META-
ANALYSIS
Identifikasi pertanyaan penelitian (pertanyaan
penelitian meta-analysis)
Mengembangkan protokol penelitian meta-
analysis
Menetapkan lokasi data-basehasil penelitian
sebagai wilayah pencarian (misalnya
MEDLINE,PubMed)
Seleksi hasil-hasil penelitian yang relevan
Pilih hasil-hasil penelitian yang berkualitas
Ekstraksi data dari studi individual
Sintesis hasil-hasil penelitian dengan metode
meta-analysis (funnel plot dan forest plot)
Penyajian hasil penelitian dalam laporan
penelitian hasil meta-analysis.
14
KESIMPULAN
Cara yang terbaik untuk mengkritisi jurnal
ilmiah adalah kita harus belajar tentang
Evidence-based Medicine (EBM).
Telaah kritis merupakan suatu keharusan bagi
seorang klinisi untuk menerapkan pengetahuan
baru dalam praktek sehari-hari.
Telaah kritis merupakan metode untuk berpikir
kritis terhadap artikel atau journal penelitian.
Pengetahuan telaah kritis merupakan bagian atau
tahapan dari evidence-base medicine.
KEPUSTAKAAN
Greenberg, et al, 2001 . Medical Epidemiology.
Edisi 3 Lange Medical Books/ MCGraw-
Hill.Toronto
Hawkins R. 2005. The Evidence Based Medicine
Approach to Diagnostic Testing : Practicalities
and limitations. Clin Biochem Rev:Vol 25.
http://en.Wikipedia.org/wiki/Evidence-based
_medicine
Soeparto ,dkk. 1998. Epidemiologi Klinis
Gramik FK UNAIR.
16
17
18
• Ketahui judulnya
• Cari tahu apa tujuan dari penelitian itu
• Desain penelitian yang di gunakan
• Populasi & Sampel yang di gunakan
• Teknik pengambilan sampel
• Metode pengumpulan data
• Instrumen yang di gunakan
• Metode statistik yang di gunakan
19
• Aspek yang diperhatikan dalam penelitan adalah
“Bagaimana menentukan” :
– Normalitas / abnormalitas.
– Diagnosis.
– Kekerapan.
– Risiko.
– Prognosis.
– Terapi atau pengobatan.
– Pencegahan.
– Kausa.
– yang diterbitkan dalam tulisan ilmiah (Journal atau artikel).
• Cara yang terbaik untuk mengkritisi journal atau artikel
adalah kita harus belajar tentang Evidence-based
Medicine (EBM).
20
• Perbedaan standart diagnosis suatu penyakit
akan merubah prevalensi penyakit dan terapi
suatu penyakit.
• Perubahan kriteria diagnostik berhubungan
dengan peningkatan jumlah penyakit.
• Misal :
– Definisi AIDS yang dipakai sebagi dasar diagnosis
pada tahun 1987 selam 2 tahun hanya ditemukan
kasus sekitar 50 %.
– Tetapi sejak 1993 dengan dimasukannya kriteria
baru yaitu CD+ 4 maka penemuan penderita AIDS
meningkat secara nyata ( 85%).
21
5 step Evidence- base practice
• 1. Asking Focused Question ( Patien’s problem).
• Prevention,diagnosis,prognosis,therapi, causation,
et al
• 2. Finding the Evidence (Clinical article).
• Penemuan terbaru untuk menjawab pertanyaan
penelitian.
• 3. Critical Appraisal
• Validity dan usefulness
• 4. Making a Decision.
• Integrasi kejadian klinik dengan pasien.
• 5. Evaluating Performance
• Efektifitas dan efisiensi dari step 1 s/d step 4 dan
untuk memperbaiki waktu yang akan datang.
22
Pertanyaan Klink “Clinical
question”dalam EBM meliputi :
23
Topik Criticals Appraisal
• 1. Telaah kritis Uji Diagnosis.
• 2. Telaah kritis Jurnal Terapi.
24
1. Telaah kritis Uji Diagnosis
25
Pendahuluan.
27
Pedoman membaca artikel Uji Diagnosis.
31
Tabel 2x2 tentang perbandingan uji diagnosis baru
dengan uji diagnosis baku emas.
Baku emas
Pasien dengan Pasien tanpa
penyakit penyakit
32
• Positif palsu diakibatkan karena kesalahan
dalam menginterpretasi alat diagnostik yang
sebenarnya penderita tersebut sehat.
• Bila hasil test makin rendah prosentase positif
palsu dikatakan spesifitasnya makin tinggi.
• Negatif palsu diakibatkan karena kesahan
dalam menginterpretasikan alat diagnostik
yang sebenarnya pendeita tersebut sakit.
• Jika hasil tes makin rendah prosentase negatif
palsu dikatakan sensitifitasnya makin tinggi
33
Menentukan nilai
• Sensitifitas = a
a+c
• Adalah indek prosentase yang menunjukkan kemampuan
uji diagnosis baru dalam mendeteksi adanya penyakit
kalau memang ada penyakitnya berdasarkan uji diagnosis
baku emas.
• Spesifitas = d
b+d
• Adalah indek yang menunjukkan kemampuan uji
diagnosis yang sedang diteliti dalam mendeteksi tidak
adanya penyakit bila memang tidak ada penyakit
berdasarkan uji diagnosis baku emas.
34
Uji diagnosis pada Sensitifitas Spesifitas
penyakit demam tiphoid (%) (%)
Multi-Test Dip-S Ticks 89 50
for Seotype Typhi
TyphiDot 79 89
TUBEX 78 94
35
• Nilai prediksi positif = a
a+b
• Adalah seberapa besar kemampuan uji diagnosis yang
sedang diteliti dalam memprediksi benar-benar adanya
penyakit apabila hasil uji diagnosis tersebut positif.
36
• Akurasi = a+d
a+b+c+d
• Adalah kesesuaian secara keseluruhan antara
uji diagnosis baru yang sedang diteliti dengan
uji diagnosis baku emas
• Prevalensi = a+c
a+b+c+d
• Nilai prevalensi dipengaruhi oleh nilai prediksi
dan relatif stabik terhadap sensitifitas dan
spesifitas.
37
Disagreements in chest roentgen interpretation
41% potentially
Significant
errors 22 % :
5 resident false positives
Senior
radiology
56 percent
Indeterminate
disagreements
40
4.Apakah presisi uji diagnosis dan variasi
pengamat dijelaskan ?
41
5.Apakah istilah “ normal “ dijelaskan ?
42
6. Apakah uji diagnosis yang diteliti merupakan
bagian dari suatu kelompok uji diagnosis, apakah
kontribusinya pada kelompok uji diagnosis
tersebut dijelaskan ?
45
Lembar kerja Uji diagnostik
1.Apakah terdapat ketersamaan dengan baku emas ? Ya Tidak Tidak
diketahui
2. Apakah sampel subyek penelitian meliputi spektrum penyakit
dari yang ringan sampai berat, penyakit yang terobati dan tidak
Ya Tidak Tidak
dapat diobati ? diketahui
3. Apakah lokasi penelitian disebutkan dengan jelas ? Ya Tidak Tidak
diketahui
4.Apakah presisi uji diagnostik dan variasi pengamat Ya Tidak Tidak
dijelaskan ?
diketahui
5.Apakah istilah “normal” dijelaskan ? Ya Tidak Tidak
diketahui
6. Apabila uji diagnostik yang diteliti merupakan bagian dari Ya Tidak Tidak
suatu kelompok uji diagnostik, apakah kontribusinya pada
kelompok uji diagnostik tsb dijelaskan ? diketahui
7. Apakah cara dan tehnik melakukan uji diagnostik yang sedang Ya Tidak Tidak
diteliti dijelaskan, sehingga dapat direplikasi.
diketahui
8. Apakah kegunaan uji diagnostik yang sedang diteliti Ya Tidak Tidak
disebutkan ?
diketahui46
2. Telaah kritis Jurnal Terapi.
47
Pendahuluan
• Ada 3 hal pokok yang harus diketahui sebelum memilih terapi yang
terbaik yaitu
– 1. Menentukan tujuan terapi
– 2. Memilih terapi yang spesifik.
– 3. Menentukan target terapi.
• Di Amerika serikat semua obat sebelum digunakan oleh seorang klinisi
harus dilakukan uji klinik tentang efeketifitas obat tersebut.
• Contoh pemberian terapi captoril pada penderita hipertensi.
– Tujuan terapi : mencegah kerusakan target organ seperti otak,
jantung, mata, ginjal ayng dapat menyebabkan kematian atau
kerusakan permanen.
– Pilihan terapi spesifik: berdasarkan uji klinik tersamar ganda.
– Target terapi : tekanan sistolik 130 mmHg dan diastolik 80 mmHg.
48
• Ada 3 kemungkinan setelah memlilih terapi:
1. Berdasarkan pengalaman tanpa kontrol dari dokter
yang bersangkutan.
2. Berdasarkan rekomendasi dari guru /
senior/konsultan/ kolega dokter.
3. Berdasarkan berdasarkan suatu uji klinik tersamar
ganda yang formal.
50
Cara memilih terapi yang baik
• Klinisi harus membaca jurnal / artikel
kedokteran tentang terapi.
• Klinisi harus memilih jurnal yang baik dengan
cepat.
• Klinisi harus mengetahui pedoman telaah
kritis tentang terapi.
51
Pedoman telaah kritis tentang
terapi
1. Apakah alokasi subyek penelitian ke kelompok terapi
atau kontrol betul betul secara acak (random) atau
tidak ?
2. Apakah semua keluaran ( autcome) dilaporkan ?
3. Apakah studi menyerupai lokasi anda bekerja atau tidak ?
4. Apakah kemaknaan statistik maupun klinis
dipertimbangkan atau dilaporkan ?
5. Apakah tindakan terapi yang dilakukan dapat dilakukan
ditempat anda bekerja atau tidak ?
6. Apakah semua subyek penelitian diperhitungkan dalam
kesimpulan ?
52
1. Apakah alokasi subyek penelitian ke kelompok
terapi atau kontrol betul betul secara acak (random)
atau tidak ?
• Subyek penelitian harus mempunyai
probabilitas yang sama pada alokasi kelompok
terapi atau kontrol.
• Istilah ” randomized trial” atau “random
allocation” harus ada dalam abstrak pada jurnal
tersebut.
• Dengan “random allocation “(alokasi random)
bertujuan untuk menghilangkan bias pada hasil
penelitian.
53
Dua langkah dalam membaca artikel/ jurnal
tentang terapi yaitu
54
2. Apakah semua keluaran ( autcome)
dilaporkan ?
Hasil uji klinis secara random alokasi clofibrat pada penyakit
jantung koroner
plasebo clofibrat
Rerata perubahan pada kolesterol serum +1 -9
Infark miokard fatal dan non fatal per 1000 8,9 7,4
subyek
Total kematian per 1000 subyek 5.2 6.2
55
Interpretasi hasil penelitian diatas
• Pemberian clofibrat akan menurunkan
kolesterol sebesar 9%.
• Infark miokard baik fatal dan non fatal menurun
lebih sedikit dari pada placebo ( 5,8: 7,2 dan
7,4: 8,9)
• Keluaran secara keseluruhan pada kematian
total terapi clofibrat lebih tinggi dari pada
placebo ( 6,2:5,2) sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa terapi clofibrat lebih banyak
kerugiannya.
56
3. Apakah studi menyerupai lokasi anda
bekerja atau tidak ?
57
4. Apakah kemaknaan statistik maupun klinis
dipertimbangkan atau dilaporkan ?
58
Tabel 1 Hasil penelitian terapi captopril terhadap
komplikasi kematian, atau stroke
60
• Kemaknaan klinis dapat dilihat pada RRR atau ARR
• Tabel 2 dapat dilihat bahwa terapi captopril dapat
menurunkan komplikasi target organ sebesar 0,8
dibanding 2,2 dengan RRR sebesar 64.
• Sedangkan komplikasi tanpa kerusakan target organ 0,04
diabnding 1,0 dengan RRR sebesar 64%
• Bila RRR> 50% menunjukan bermakna secara klinis.
• Tabel 2 captopril dapat menurunkan komplikasi sebesar
0.14 dan 0.6.
61
5. Apakah tindakan terapi yang dilakukan dapat
dilakukan ditempat anda bekerja atau tidak ?
• Terdapat 4 pokok :
62
6. Apakah semua subyek penelitian
diperhitungkan dalam kesimpulan ?
Operasi jantung 43 36 79
medikamentosa 53 19 72
TIA,sroke atau
kematian
terapi ya tidak Total pasien
Operasi jantung 58 36 94
medikamentosa 54 19 73
66
NEW ENGLAND
The
JOURNAL of MEDICINE
ESTABLISHED IN 1812 JANUARI 30.2003 VOL.348 NO.5
68
Kepustakaan.