Anda di halaman 1dari 3

EVALUASI DRUG RELATED PROBLEM

BULAN DESEMBER 2020

Drug Related Problem (DRP) merupakan peristiwa yang tidak diinginkan yang
dialami pasien yang memerlukan atau diduga memerlukan terapi obat dan berkaitan dengan
tercapainya tujuan terapi yang diinginkan.selain itu DRP juga merupakan suatu problem atau
masalah kesehatan yang dapat terjadi pada semua tingkat umur yang dapat mempengaruhi
kualitas hidup pasien. DRP merupakan kejadian yang tidak diharapkan dari pengalaman
pasien akibat atau diduga akibat terapi obat sehingga dapat menganggu keberhasilan
penyembuhan yang diharapkan. DRP ini selain merugikan pasien juga dapat menganggu
keberhasilan penyembuhan yang diharapkan.

Adapun yang termasuk kedalam kategori umum DRP diantaranya : membutuhkan


obat tambahan, menerima obat tanpa indikasi yang sesuai atau tidak perlu obat, menerima
obat yang salah, dosis terlalu besar, dosis terlalu kecil, adanya interaksi antara dua obat atau
lebih yang dapat menyebabkan terjadinya efek yang tidak dikehendaki pasien, mengalami
adverse drug reaction atau pasien yang mengalami efek yang tidak dikehendaki yang tidak
diprediksi dan pasien yang mengalami kondisi non compliance atau keadaan yang tidak
diinginkan akibat tidak meminum obat secara benar atau kepatuhan meminum obat.

Berdasarkan evaluasi DRP yang dilakukan, permasalahan DRP yang timbul yaitu
adanya interaksi antara dua obat atau lebih yang mana apabila terjadi interaksi obat maka
akan menyebabkan terjadinya efek yang tidak dikehendaki. Dari hasil evaluasi menunjukan
bahwa interaksi yang terjadi dari total keseluruhan resep DRP interaksi obat terjadi sekitar
9,2 % dari total resep. Adapun interaksi yang terjadi yaitu pada obat-obatan candesartan,
aspirin, carvedilol, simvastatin, mefenamic acid, dexamethasone, cefdroxil, bisoprolol,
atorvastatin, digoxin, amiodarone, amlodipine. Contoh antara lain : Candesartan jika
digunakan bersama dengan aspirin dapat meningkatkan serum potassium, meningkatkan
toksisitas, menurunkan efektifitas dari candesartan pada farmakidinamika antagonis.
Amlodipin jika digunakan bersama dengan simvastatin dapat meningkatkan kadar dari
simvastatin dan potensi peningkatan resiko myopati.

Dari hasil analisa kebanyakan obat apabila digunakan secara bersamaan dapat
meningkatkan salah satu efektivitas dari kedua obat tersebut sehingga untuk menghindari hal
tersebut perlu dilakukannya penjedaan waktu untuk meminum obat-obat tersebut untuk
mencegah terjadinya interaksi sehingga pengobatan atau terapi yang didapatkan pasien akan
maksimal dan memberikan efek yang diharapkan.
EVALUASI EPIDEMIOLOGI

BULAN DESEMBER 2020

Epidemiologi penyakit : Diambil dari resep dari tanggal 1 Desember 2020 sampai 31
Desember 2020.

Tujuan :
1. Mendeskripsikan suatu penyakit

2. Mengetahui 10 besar penyakit di Apotek Widuri periode 1 Desember 2020 sampai 31


Desember 2020 serta melakukan swamedikasi.

3. Memprediksi epidemologi penyakit pada bulan selanjutnya

4. Membantu melakukan perencanaan berdasarkan epidemiologi penyakit

5. Membantu dalam meningkatkan keefektifan, efisiensi, dan kualitas dalam ketersediaan


pelayanan untuk mengobati, mengendalikan atau mencegah penyakit.

Metode :
Menentukan penyakit terbanyak di Apotek Widuri dilakukan dengan menggunakan
kajian terhadap pelayanan resep pada bulan 1 Desember 2020 sampai 31 Desember 2020.
Serta dilakukan swamedikasi dengan berbagai macam keluhan dan jenis penyakit.

No Jenis Penyakit Jumlah Kasus


1 Eksim 38,83%
2 Alergi 24,27%
3 Jamur 14,56%
4 Sakit Gigi 9,7%
5 Komplikasi Jantung 4,8%
6 Hipertensi 2,9%
7 Jerawat 2,0%
8 Radang Konjungtiva 1,45%
9 Maag 0,97%
10 Scabies 0,4%

Berdasarkan data pada tabel tersebut menunjukkan epidemiologi penyakit di Apotek


Widuri pada bulan 1 Desember 2020 sampai 31 Desember 2020. Urutan yang pertama adalah
Eksim sebanyak 38.83% kasus. Urutan kedua Alergi sebanyak 24.27% kasus. Urutan ketiga
Jamur sebanyak 14.56% kasus. Diurutan keempat Sakit gigi sebanyak 9.7% kasus. Urutan
kelima Komplikasi jantung sebanyak 4.8% kasus. Urutan keenam Hipertensi sebanyak 2.92%
kasus. Urutan ketujuh yaitu jerawat sebanyak 2.0% kasus. Urutan kedelapan adalah Radang
Konjungtiva sebanyak 1.45% kasus. Urutan kesembilan yaitu Maag sebanyak 0.97% kasus
dan yang terakhir adalah Scabies sebanyak 0.4% kasus.

Anda mungkin juga menyukai