Anda di halaman 1dari 3

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR

GANGGUAN CAMPURAN ANXIETAS


Dinas Kesehatan DAN DEPRESI Public Safety
Kab. Tojo Una-Una Center
(PSC) 119
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :
00 1/3
Standar Tanggal Terbit : Ditetapkan Oleh :
Operasional Kepala Dinas Kesehatan
Prosedur 03 Januari 2019 Kab. Tojo Una-Una,

Dra. Jafanet Alfari, MAP., M.Kes


NIP. 19650115 199303 2 003
Pengertian Gangguan yang ditandai oleh adanya gejala-gejala anxietas
(kecemasan) dan depresi bersama-sama, dan masing-masing
gejala tidak menunjukkan rangkaian gejala yang cukup berat
untuk dapat ditegakkannya suatu diagnosis tersendiri.
Sebagai acuan petugas dalam melakukan penanganan pada
Tujuan
pasien yang mengalami keracunan makanan.
Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tojo Una-
Kebijakan
Una Nomor : 188.45/01.60/DINKES Tentang Pelayanan
Kesehatan Dan Jenis-Jenis Penyakit Yang Bisa Ditangani
Public Safety Center (PSC) 119 Sivia Patuju Dinas Kesehatan
Kabupaten Tojo Una-Una
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
Referensi
Tentang Kesehatan
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5
Tahun 2014 Tentang Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter
Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19
Tahun 2016 Tentang Sistem Penanggulangan Gawat Darurat
Terpadu (SPGDT)
1. Tensimeter
Alat dan Bahan
2. Stetoskop
3. Thermometer
4. Oksimetri
5. Sarung tangan
6. Obat-obatan emergency
7. Handscrub
Prosedur A. Fase Persiapan
1. Siapkan dan dekatkan alat
2. Perawat cuci tangan dan pakai sarung tangan bersih.

B. Fase Kerja
1. Petugas melakukan anamnesis
1) Keluhan yang ditemukan yaitu nafas pendek/cepat,
berkeringat, gelisah, gangguan tidur, mudah lelah,
jantung berdebar, gangguan lambung, diare, atau
bahkan sakit kepala yang disertai dengan rasa
cemas/khawatir berlebihan. Adanya gejala seperti
minat dalam melakukan aktivitas/semangat yang
menurun, merasa sedih/murung, nafsu makan
berkurang atau meningkat berlebihan, sulit
berkonsentrasi, kepercayaan diri yang menurun,
pesimistis. Keluhan biasanya sering terjadi, atau
berlangsung lama, dan terdapat stresor kehidupan.
Menyingkirkan riwayat penyakit fisik dan
penggunaan zat (alkohol, tembakau, stimulan, dan
lain-lain)
2) Perlu dikaji riwayat Adanya faktor biologis yang
mempengaruhi, antara lain hiperaktivitas sistem
noradrenergik, faktor genetik. Ciri kepribadian
tertentu yang imatur dan tidak fleksibel, seperti ciri
kepribadian dependen, skizoid, anankastik, cemas
menghindar. Serta adanya stresor kehidupan.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
1) Pemeriksaan awal dimulai dengan penilaian kondisi
jalan nafas, pernafasan dan sirkulasi darah
(ABCDE).
2) Pengukuran tanda-tanda vital yang meliputi tekanan
darah, frekuensi nadi, frekuensi pernapasan, dan
suhu tubuh.
3) Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda
Respirasi meningkat, tekanan darah dapat
meningkat, dan tanda lain sesuai keluhan fisiknya.
3. Petugas melakukan penegakan diagnose
Diagnosis sementara ditegakkan berdasarkan anamnesis
dan pemeriksaan fisik
4. Petugas melakukan penanganan awal prafasilitas
pelayanan kesehatan ( Rumah Sakit)
1) Untuk gejala kecemasan maupun depresinya,
diberikan antidepresan dosis rendah.
2) Konseling dan Edukasi
a. Karena gangguan campuran cemas depresi dapat
mengganggu produktivitas pasien, keluarga perlu
memahami bahwa hal ini bukan karena pasien
malas atau tidak mau mengerjakan tugasnya,
melainkan karena gejala-gejala penyakitnya itu
sendiri, antara lain mudah lelah serta hilang
energi. Oleh sebab itu, keluarga perlu
memberikan dukungan agar pasien mampu dan
dapat mengatasi gejala penyakitnya.
b. Gangguan campuran anxietas dan depresi
kadang-kadang memerlukan pengobatan yang
cukup lama, diperlukan dukungan keluarga
untuk memantau agar pasien melaksanakan
pengobatan dengan benar, termasuk minum obat
setiap hari.
5. Kriteria Rujukan
1) Pasien dapat dirujuk setelah didiagnosis mengalami
gangguan ini, terutama apabila gejala progresif dan
makin bertambah berat yang menunjukkan gejala
depresi seperti pasien menolak makan, tidak mau
merawat diri, ada ide/tindakan bunuh diri; atau jika
tidak ada perbaikan yang signifikan dalam 2-3
bulan terapi.

C. Fase Terminasi
1. Bila sudah selesai, buka sarung tangan
2. Rapikan pasien dan alat
3. Perawatan cuci tangan
4. Dokumentasi respon, prosedur dan kondisi pasien
Unit Pelaksana Dokter dan perawat PSC 119 Dinkes Tojo Una-Una

Rekaman Histori Perubahan

No Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai


. Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai