Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MANAJEMEN BISNIS

Disusun oleh :

Nama : Almi Bukhori

Npm : 10090318341

Jurusan : Manajemen

Kelas : I

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

2018

Pengertian Manajemen

 Arti dan Fungsi Manajemen


Defininisi tentang manajemen yang dikemukakan oleh para ahli seperti Fayol,
Terry, Taylor adalah berbeda-beda, tetapi pada intinya semua gagasan-gagasan
mereka mempunyai arti yang sama. Perbedaan yang ada hanyalah terletak pada latar
belakang keahlian masing-masing, sehingga tinjauan manajemennya berasal dari segi
yang berbeda pula.

Berikut ini definisi tentang manajemen yang dikemukakan oleh Professor Oei
Liang Lee.

“Manajemen adalah ilmu dan seni merencanakan, mengorganisasi,


mengarahkan, mengkoordinasikan serta mengawasi tenaga manusia dengan bantuan
alat-alat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”

Dari definisi tentang manajemen tersebut, dapatkah diambil kesimpulan


bahwa manajemen mempunyai lima fungsi, yaitu:

1. Perencanaan
2. Pengorganisasian
3. Pengarahan
4. Pengkoordinasian
5. Pengawasan

Kelima macam fungsi manajemen ini sangat penting di dalam


menjalankansemua kegiata. Semua ini dimaksudkan agar kegiatan apapun yang
dilakukan dapat berjalan dengan baik, sehingga tujuan yang telah ditetapkan bisa
tercapai.

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang atau sebuah lembaga tentu
mempunyai tujuan dan untuk mencapai tujuan tersebut perlulah dibuat perencanaan
terlebih dahulu. Secara garis besar, perencanaan ini menggambarkan tentang:

a. Apa
b. Bagaimana
c. Mengapa dan
d. Kapan akan dilakukan

Setelah perencanaan disusun, baru ditetapkan siapa yang akan melakukan


bagaimana pembagian kerjanya, bagaimana wewenang, serta pertanggung jawaban
masing-masing kegiatan.

Jadi untuk mencapai tujuan harus ada kegiatan, dalam mana kegiatan-kegiatan
yang sama disatukan di dalam suatu wadah yang disebut fungsi. Tentu saja fungsi
yang harus dilakukan banyak dan berbeda-beda.

 Jenjang Manajemen
a. Manajemen Puncuk
Jenjang tertinggi adalah manajemen puncak, sering disebut manajer senior
atau eksekutif kunci, biasanya mempunyai berbagai pengalaman bertahun-tahun.
Jenjang ini meliputi dewan direktur, direktur utama atau chief executive officer
(CEO), dan pimpina lain. Manajemen puncak ini bertugas menyusun rencana
umum perusahaan dan mengambil keputusan-keputusan penting tentang hal-hal
seperti penggabungan (merger), produk baru, dan pengeluaran saham.
b. Manajemen Madya

Jenjang berikutnya dalam piramida manajemen itu, sering disebut manajemen


madya atau manajemen administratif, meliputi pimpinan pabrik dan/atau manajer
divisi. Para manajer ini mempunyai tanggung jawab dalam penyusutan rencana
operasi yang melaksanakan rencana-rencana umum dari manajer puncak.

c. Manajemen Operasional

Manajemen operasional ini merupakan jenjang terendah dalam piramida.


Tugasnya menyangkut pelaksanaan rencana yang dibuat oleh para manajer madya.
Manajer operasional sering disebut “supervisor garis-pertama” (first-line
supervisor), karena meraka bertanggung jawab melakukan supervisi kepada para
karyawan yang mengerjakan kegiatan harian.

 PERENCANAAN
Perencanaan merupakan fungsi terpenting diantara semua fungsi-
fungsimanajemen yang ada. Ibarat suatu perjalanan deangan menggunakan kapal,
perencanaan ini merupakan pedoman yang harus dipakai untuk mengarahkan
tujuan kemana kapal tersebut akan dibawa berlayar.

 Bentuk-bentuk perencanaan

a. Tujuan (Objective)

Tujuan merupakan suatu sasaran dimana kegiatan itu diarahkan, dan


diusahakan untuk sedapat mungkin dicapai dalam jangka waktu tertentu. Semua
orang harus mengetahui tujuan dalam organisasi yang hendak dicapainya, agar
kegiatan-kegiatan yang dilakukannya tidak saling bertentangan.

b. Kebijakan (Policy)

Kebijakan adalah suatu pernyataan atau pengertian untuk menyalurkan pikiran


dalam mengambil keputusan terhadap tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan,
karena kebijakan ini biasanya tidak tertulis, maka seringkali sulit dipahami oleh
para bawahan.

c. Strategi

Strategi merupakan tindakan penyesuaian dari rencana yang telah dibuat,


Perlunya diadakan penyesuaian ini disebabkan oleh adanya berbagai macam
reaksi.

d. Prosedur

Prosedur merupakan rangakaian tindakan yang akan dilaksanakan untuk waktu


mendatang, Jadi prosedur ini lebih menitik-beratkan pada semua tindakan.

e. Aturan (Rule)

Aturan adalah suatu tindakan yang spesifik dan merupakan bagian dari
prosedur. Aturan-aturan yang saling berkaitan dapat dikelompokkan menjadi satu
golongan, disebut prosedur.

f. Program
Program merupakan campuran antara kebijakan prosedur, aturan dan
pemberian tugas yang disertai dengan suatu anggaran (budget); semuanya ini
akan menciptakan adanya tindakan dalam organisasi. Biasanya program dibuat
dua macam, yakni: program umum dan gram khusus.

 Kegunaan Perencanaan
a. Mengurangi ketidakpastian serta perubahan pada waktu mendatang
b. Mengarahkan perhatian pada tujuan
c. Memperingan biaya
d. Merupakan sarana untuk mengadakan pengawasan
 Langkah-Langakh Penyusunan Perencanaan
a. Menetapkan tujuan
b. Menyusun anggapan-anggapan (premising)
c. Menentukan berbagai alternatif tindakan
d. Mengadakan penilaian perhadap alternatif-alternatif tindakan yang sudah dipilih
e. Mengambil keputusan
f. Menyusun rencana pendukung
 Faktor-Faktor Yang Membatasi Perencanaan
a. Sulitnya mencari anggapan secara teliti
b. Perubahan yang sangat cepat
c. Kekakuan internal
- Kekakuan Psikologis
- Kekakuan karena adanya prosedur dan kebijakan
- Kekakuan sumber daya dan dana
d. Kekakuan eksternal
e. Waktu dan biaya

 Pengambilan keputusan
a. Syarat pengambilan keputusan
- Hatus berusaha untuk dapat mencapai suatu tujuan yang tidak terpenuhi tanpa
melalui tindakan yang positif
- Harus dapat mengetahui dengan jelas tentang tujuan-tujuan manakah yang
dapat dicapai beserta segala kekurangannya.
- Harus mempunyai kemampuan untuk mengadakan analisis dan pernilaian
berbagai alternatif sesuai dengan tuntutan-tuntutan untuk mencapai tujuan.
- Harus bersikap optimis dan mempunyai kemauan yang kuat untuk memilih
alternatif yang paling baik.
b. Alat pengambilan keputusan
c. Analisa risiko

 PENGORGANISASIAN
Setiap organisasi memiliki tiga komponen pokok, yaitu: personalia, fungsi dan
faktor-faktor fisik, yang kesemuanya ini merupakan sarana untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.

Ditinjau dari segi prosesnya, pengorganisasian merupakan usaha untuk


menyusun komponen-komponen pokok sedemikian rupa, sehingga dapat dipakai
sebagai sarana untuk mencapai tujuan. Dalam kegiatan tersebut diharapkan akan
tercipta hubungan-hunbungan diantara masing-masing komponen.

a. Hubungan Informal

Hubungan informal ini lebih banyaj menyangkut hubungan manusiawi,


termasuk hubungan informal ini antara lain; hubungan-hubungan yang timbuknya
tidak disengaja, hubungan-hubungan di luat tugas/pekerjaannya, dan hubungan-
hubungan lain yang bersifat tidak resmi.

b. Hubungan Formal

Hubungan formal merupakan bentuk hubungan yang dilakukan dengan


sengaja. Secara resmi, hubungan formal ini ditunjukkan di dalam badan organisasi,
pedoman organisasi, atau deskripsi jabatan yng ada. Tetapi untuk perusahaan-
perusahaan kecil, seprti usaha perseorangan, biasanya tidak memiliki pedoman
organisasi seperti perusahaan besar. Ini disebabkan oleh adanya volume usaha yang
kecil dan jumlahpersonalia sedikit. Namun demikian pimpinan tetap dapat
menentukan tugas serta hubungan-hubungan dengan para bawahan.

1) Tanggung Jawab
2) Wewenang
3) Pertanggung-jawaban
 Pola Hubungan antar Komponen Organisasi

Semua tugas-tugas yang dijalankan diorganisir untuk mencapai tujuan, dalam mana
tujuan tersebut merupakan titik tolak proses pengorganisasian. Jadi penentuan tugas-
tugas yang hendak diajalankan didasarkan pada satu tujuan jika tidak terdapat
pembagian tanggung jawab secara jelas, maka tugas-tugas/fungsi sulit untuk
dilaksanakan atau dapat pula terjadi adanya kesimpang-siuran dalam pelaksanaan.

POLA HUBUNGAN ANTAR KOMPONEN-KOMPONEN ORGANISASI

Tujuan > Fungsi > Tanggung Jawab > Wewenang > Pertanggung jawaban > Tujuan

 Rentangan Kekuasaan
Rentangan kekuasaan ini harus ditetapkan untuk mengetahui sampai seberapa jauh
seseorang dapat memimpin dan mengatur sejumlah bawahan denga efektif serta efisien.
Jadi , keefektifan dan efisiensi seorang pimpinan dalam mengatur bawahan banyak
dipengaruhi oleh jumlah bawahan itu sendiri.

Tentu saja masing-masing individu memiliki frekuensi hubungan yang berbeda beda
dengan individu yang lain, banyak sedikitnya frekuensi hubungan antara pimpinan
dengan bawahan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:

a. Latihan dari bawahan

Bawahan yang mendapatkan latihan yang sempurna akan mengurangi


frekuensi hubungan dengan pemimpinnya.

b. Pendelegasian Wewenang

Dalam melaksanakan berbagai kegiatan, sedapat mungkin menghindari


kesalahan-kesalahan yang tidak mereka inginkan, ini dapat terlaksana bilamana
pimpinan dapat mendelegasikan wewenangnya dengan jelas, tegas, dan pasti.

c. Perencanaan

Dalam hal ini penyusunan perencanaan, kerja perencanaan, wewenang dari


pelaksana dan sejauh mana para pelaksana dapat memahaminya, sangat
mempengaruhi hubungan mereka dengan pimpinan . Bilamana semuanya ini berada
dalam keadaan yang baik, maka tidak terjadi hubungan yang terlalu banyak antara
bawahan dengan pimpinan.

d. Teknik Komunikasi

Teknik komunkasi yang baik akan mempengaruhi pula rentangan kekuasaan


yang ada. Bilamana teknik komuniksi yang baik dalam hubungannya dengan
pemberian perintah dan pengarahan sudah dilakukan oleh pimpinan, maka beban
pimpinan tersebut akan berkurang. Selain mudah dimengerti, perintah-perintah dari
pimpinan juga akan mempererat hubungan dengan bawahannya.

 Dasar-dasar Penggolongan Bagian Di Dalam Organisasi

Terbatasnya kemampuan seseorang akan membatasi pula jumlah bawahan atau


bagain-bagian yang dipimpinnya. Hal ini akan berpengaruh pula pada ruang lingkup
organisasi. Namun demikian kesempatan untuk berkembang bagi suatu organisasi
tetap ada, yaitu dengan mengadakan pengelompokkan kegiatan atau aktivitas serta
tenaga kerja ke dalam bagian-bagain, jadi, pembagian kerja dan spesialisasi kegiatan
perlu dilakukan.
Pengelompokkan menjadi bagian-bagian di dalam sebuah organisasi dapat
didasarkan pada beberapa faktor berikut ini:

a. Didasarkan pada suatu angka


Dasar penggolongan dengan menggunakan angka ini biasanya terdapat
di bidang kemiliteran, Misalnya: divisi keempat (Kodam IV) Diponegoro,
Resimen ketujuhpuluh dua (Korem 072) Pamungkas, dan sebagainya.
b. Didasarkan pada waktu
Dasar waktu untuk mengadakan pengelompokan biasa dipakai dalam
pelaksanaan tugas-tugas di pabrik. Misalnya jam kerja karyawan pabrik
sehari adalah 8 jam (termasuk istirahat), maka kelompok kerja pertama
dapat bekerja dari jam 07.00 sampai dengan jam 15.00, kelompok kedua
dapat bekerja dari jam 15.00 sampai dengan jam 23.00 dan seterusnya.
Tentu saja pengelompokkan semacam ini tidak berlakubagi para karyawan
kantor (bukan pabrik)
c. Didasarkan pada perusahaan
Sebuh perusahaan yang memiliki daerah operasi sangat luas, dapat
mendirikan cabang-cabang di beberapa daerah. Penggolongan ini juga
dimasukkan untuk menampung jumlah aktivitsa yang terlalu besar, dengan
demikian cabang perusahaan dapat menampung semua transaksi yang
terjadi dan ada di daerahnya.
d. Didasarkan pada luas daerah operasi
Perusahaan-perusahaan seperti PT Astra yang membuat beberapa
macam barang (sepeda motor Honda, mobil Honda Civic dan mesin
fotocopy Xerox) dapat mengelompokkan aktivitas dan tenaga kerjanya
menurut macam barangnya, karena masing-masing jenis barang memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Selain itu, juga memerlukan kemampuan
teknis yang berbeda pula.
e. Didasarkan pada jenis barang yang dihasilakan
Tidak selalu setiap perusahaan memiliki jenis langganan konsumen
rumah tangga dan pedagang saja, sedangkan perusahaan lain memliki jenis
langganan yang lain pula. Dengan demikina dapatlah diadakan
penggolongan karyawan beserta aktivitasnya menurut jenis langganan
perusahaan
 Karakteristik Struktur Organisasi

a. Kesimbangan dalam organisasi


Sebuah oraganisasi dapat dikatakan seimbang bilamana kepada masing-
masing bagian/fungsi dialokasikan modal dan tenaga kerja yang sesuai dengan
sumbangannyaterhadap pencapaian tujuan.
b. Fleksibel
Fleksibilitas merupakan kemampuan dari struktur organisasi untuk menyesuaikan
diri terhadap semua perubahan-perubahan yang terjadi, Seperti; perubahan
kegiatan, perubahan jumlah karyawan perubahan formasi jabatan dan sebagainya.
 PENGARAHAN
 Prinsip-prinsip Pengarahan

Di dalam manajemen, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena di samping


menyangkut manusia, juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia itu
sendiri. Oleh karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus
berpegang pada prinsip, yaitu:

a. Perinsip Mengaruh Kepada Tujuan


Tujuan pokok dari pengarahan nanpak pada prinsip yang menyatakan
bahwa makin efektifnya proses pengarahan, akan semakin besar sumbangan
bawahan terhadap usaha mencapai tujuan. Pengarahan tidak dapat berdiri
sendiri, perlu adanya dukungan/bantuan dari faktor-faktor lain seperti:
perencanaan, struktur organisasi, dan lain-lain.
b. Prinsip Keharmonisasian Dengan tujuan
Orang-orang bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhannya yang
mungkin tidak persis sama dengan tujuan perusahaan, mereka menghendaki
demikian dengan harapan tidak terjadi penyimpangan yang terlalu besar dan
kebutuhan mereka dapat dijadikan sebagai pelengkap serta harmonis dengan
kepentingan perusahaan.
c. Prinsip Kesatuan Komando
Prinsip kesatuan komando ini sangat penting untuk menyatukan arah tujuan
dan tanggung jawab para bawahan. Bilamana bawahan hanya memiliki satu
jalur di dalam melaporkan segala kegiatannya, dan hanya ditujukan kepada
satu pimpinan saja, maka pertentangan di dalam pemberian instruksi dapat
dikurangi, serta makin besat rasa tanggung jawab mereka untuk memperoleh
hasil maksimal.
 Cara-cara Pengarahan
a. Orientasi
Orientasi merupakan cara pengarahan dengan memberikan informsai yang
perlu agar supaya kegiatan dapat dijalankan dengan baik. Informasi yang
diberikan di dalam orientasi dapat berupa antara lain:
1) Tugas itu sendiri
2) Tugas lain yang ada hubugannya
3) Ruang lingkup tugas
4) Tujuan dari tugas
5) Delegasi wewenang
6) Cara melaporkan dan cara mengukur prestasi kerja
7) Hubungan antara masing-masing tenanga kerja.
8) Dan sebagainya
b. Perintah
Perintah merupakan permintaan dari pimpinan kepada orang yang berada di
bawahnya untuk melakukan atau mengulang suatu kegiatan tertentu pada
keadaan tertentu. Adapun perintah yang diberikan kepada bawahan dapat
berupa:
- Perintah Umum dan Khusus
>Perintah umum mempunyai sifat yang luas sedangkan perintah
khusus bersifat lebih mendetail
- Perintah lisan dan tulisan
>Perintah lisan akan lebih cepat diberikan walaupun mengandung
risiko lebih besar, sedangakn perintah lisan ini hanya diberikan untuk
tugas-tugas yang relatif mudah.
- Perintah Formal dan Informal
>Perintah formal merupakan perintah yang diberikan kepada bawahan
sesuai dengan tugas/aktivitas yang telah ditetapkan di dalam
organisasi, sedangkan perintah informal lebih banyak mengandung
saran atau dapat berupa bujukan dan ajakan.
c. Delegasi Wewenang
Pendelegasian wewenang nersifat lebih umum jika dibandingkan dengan
pemberian perintah. Dalam pendelegasian wewenang ini pimpinan melimpahkan
sebagian dari wewenang dari wewenang yang dimilikinya kepada bawahan.
 Komunikasi
a. Di dalam komunikasi terdapat hubungan antara orang dengan orang-orang dengan
lembaga dan sebaliknya.
b. Hubungan yang timbul di dalam komunikasi itu digunakan untuk menyalurkan
gagasan, pendapat atau informasi.
c. Komunikasi berguna untuk menciptakan hubungan yang serasi dan menciptakan
saling mengertian.
d. Untuk mengadakan komunikasi dapat digunakan kata-kata, surat, kode atau
simbol.
Untuk mengadakan informasi komunikasi dapat digunakan sarana-sarana seperti
telepon, telegram, telex, radio, televisi, surat kabar, majalah, dan sejenisnya; atau
dapat pula dengan memakai merk, label, katalog, dan sebagainya. Dengan
menggunakan sarana-sarana seperti ini diharapkan komunikasi dapat lebih efektif dan
efisien. Untuk maksud-maksud tersebut perlu memperhatikan beberapa prinsip
berikut:
1) Komunikasi Harus Jelas
Komunikasi yang jelas dapat dilakukan bilamana dipakai bahasa yang baik,
sehingga mudah dimengerti serta disalah-tafsirkan oleh si penerima.
2) Prinsip Integritas
Komunikasi dapat digunakan untuk memupuk saling pengertian antara
masing-masing individu sehingga dapat mencapai serta adanya kerjasama yang
baik.
3) Prinsip Penggunaan Organisasi Informal
Komunikasi yang efektif dapat dicapai bilamana digunakan organisasi
informal sebagai pelengkap saluran organisasi formal yang ada.
 Motivasi
a. Motivasi Positif
Motivasi positif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan
memberikan penambahan tingkat kepuasan tertentu, misalnya : dengan
memberikan promosi, memberikan insentif atau tambahan penghasilan,
menciptakan kondisi tempat kerja yang baik agar mereka merasa nyaman, aman,
tentram, dan sebagainya.
b. Motivasi Negatif

Motivasi negatif merupakan proses untuk mempengaruhi orang lain dengan


cara menakut-nakuti atau mendorong seseorang melakukan sesuatu secara
terpaksa, misalnya: menakut-nakuti bawahan dengan memberikan gambaran
seolah-olah meraka akan kehilangan jabatan, diturunkan pangkatnya, dipotong
gajinya, dan sebagainya.

 PENGKOORDINASIAN
 Prinsip-prinsip Koordinasi
a. Prinsip Kontak Langsung
Prinsip ini menyatakan bahwa koordinasi harus dicapai melalui hubungan
antar manusia baik hubungan secara horizontal maupun vertikal.
b. Prinsip Penekanan pada Pentingnya Koordinasi
Koordinasi perlu dilakukan sejak membuat perencanaan sampai malaksanakan
kebijakan, Jika suatu pelaksanaan sudah dilaksanakan, sulit untuk manarik dan
mencabutnya kembali, bilamana pencabutan tersebut berhasil dilakukan, ada
kemungkinan bahwa tindakan itu dapat menimbulkan masalah
c. Hubungan Timbal balik diantara faktor-faktor yang ada
Masing-masing individu bekerja bersama-sama dalam kondisi pekerjaan tertentu,
akan saling memberikan pengaruh antara yang satu dengan lainnya.
 Pelaksanaan Fungsi Koordinasi
Untuk melaksanakan fungsi koordinasi, manajer dapat menempuh dua cara, yaitu:
a. Menjamin bahwa kondisi lingkungan dapat membantu untuk memberikan fasilitas
bagi terlaksananya koordinasi
b. Memastikan apakah masing-masing individu sudah mengetahui prinsip-prinsip
koordinasi.
 PENGAWASAN
 Pengertian
Pengawasan dapat mengukur seberapa jauh hasil yang dicapai sesuai dengan
apa yang telah direncanakan .
 Langkah-langkah Pengawasan
a. Menciptakan Standard
Standard merupakan suatu kriteria untuk mengukur hasil pekerjaan yang
sudah dilakukan.
Standar Kunatitatif merupakan suatu standard yang dinyatakan di dalam
satuan-satuan tertentu, misalnya: jam kerja mesin (machine hour), jam kerja
tenaga langsung (direct labor hour), satuan barang (unit pro duet), ongkos,
pendapatan, investasi, dan lain sebagainya.
b. Membandingkan Kegiatan yang Dilakukan dengan Standard
Langkah kedua ini dilakukan untuk mengetahui sampai seberapa jauh adanya
penyimpangan yang telah terjadi. Kecuali itu, langkah kedua ini dapat pula
dipakai untuk mengetahui adanya gejala-gejala tentang semakin besarnya
penyimpangan yang mungkin terjadi.
c. Melakukan Tindakan Koreksi
Langkah ketiga ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan segala kegiatan. Urutan-urutan kegiatan yang harus
dilaksanakan dalam pengambilan tindakan koreksi ini adalah:
- Menghayati masalah-masalah yang dihadapi.
- Mencari kemungkinan-kemungkinan untuk mengatasi atau
memperbaiki adanya kesalahan.
- Mengadakan penilaian terhadap berbagai kemungkinan tersebut.
- Menentukan cara-cara untuk mengadakan koreksi yang paling tepat.
 Syarat-syarat Pengawasan yang Baik
a. Pengawasan harus mendukung sifat dan kebutuhan kegiatan (aktivitas).
b. Pengawasan harus melaporkan setiap penyimpangan yang terjadi dengan segera.
c. Pengawasan harus mempunyai pandangan ke depan.
d. Pengawasan harus objektif, teliti dan sesuai dengan standard yang digunakan.
e. Pengawasan harus luwes/fleksibel.
f. Pengawasan harus serasi dengan pola organisasi.
g. Pengawasan harus ekonomis.
h. Pengawasan harus mudah dimengerti.
i. Pengawasan harus diikuti dengan perbaikan/koreksi.
Tingkatan-tingkatan Manajemen
 Manajemen Puncak (Top Managenement)
Para manajer ini melakukan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan
tujuan jangka panjang perusahaan (seperti misalnya tiga hingga lima tahun) misalnya
presiden, direktur utama, direktur keuangan, dan wakil presiden.
 Manajemen tingkat menengah (Middle Management)
Sering kali bertanggung jawab atas keputusan-keputusan jangka pendek
perusahaan, karena manajer-manajer ini lebih dekat dengan proses produksi.
Tingkatan ini meliputi posisi-posisi manajer regional dan manajer pabrik.
 Manajemen supervisor (Tingkat Pertama)
Biasanya sangat terlihat dengan para karyawan yang melakukan proses produksi
sehari-hari, para supervisor berhubungan dengan masalah-masalah seperti contohnhya
absensi kerja dan keluhan-keluhan pelanggan. Tingkatan ini meliputi posisi-posisi
seperti misalnya manajer akun dan manajer kantor.

Fungsi Manajer
 Perencanaan
Fungsi perencanaan (planning) mencerminkan persiapan yang dilakukan oleh
perusahaan yang menghadapi kondisi-kondisi bisnis di masa mendatang. Sebagai
langkah pertama dalam proses perencanaan , perusahaan akan membuat pernyataan
misi (mission Statement) yang akan menjabarkan tujuan utamanya.
 Pengorganisasian
Meliputi organisasi karyawan dan sumber daya yang lainnya melalui cara yang
konsisten dengan tujuan perusahan
 Kepemimpinan
Proses mempengaruhi kebiasaan orang lain demi mencapai tujuan bersama.
 Pengendalian
Melibatkan pengawasan dan evaluasi pekerjaan. Untuk mengevaluasi pekerjaan,
manajer sebaiknya mengukur kinerja sebagai perbandingan dengan standar dan
ekspektasi yang telah mereka tentukan. Jadi, fungsi pengendalian akan menilai apakah
rencana-rencana yang dibuat dalam fungsi perencanaan telah tercapai.

Anda mungkin juga menyukai