STAFFING
Management process in 3D
Diagram ini menunjukkan berbagai elemen, fungsi, dan kegiatan yang merupakan bagian dari
proses manajemen. Di pusat adalah orang, ide, dan hal-hal, karena ini adalah komponen dasar
dari setiap organisasi yang dengannya manajer harus bekerja. Gagasan menciptakan kebutuhan
akan pemikiran konseptual; hal-hal, untuk administrasi; orang, untuk kepemimpinan.
Tiga fungsi analisis masalah, pengambilan keputusan, dan komunikasi penting setiap saat
dan dalam semua aspek pekerjaan manajer; oleh karena itu, mereka ditampilkan untuk
menghentikan proses karyanya. Namun, fungsi lain cenderung terjadi dalam urutan yang dapat
diprediksi; dengan demikian, perencanaan, pengorganisasian, penempatan staf, pengarahan, dan
pengendalian diperlihatkan dalam urutan itu di salah satu jalur. Minat seorang manajer pada
salah satu dari mereka tergantung pada berbagai faktor, termasuk posisinya dan tahap
penyelesaian proyek yang paling ia perhatikan. Dia harus selalu merasakan denyut nadi
organisasinya. Kegiatan-kegiatan yang akan paling penting baginya ketika dia berkonsentrasi
sekarang pada satu fungsi, lalu pada yang lain diperlihatkan pada pita-pita luar diagram.
Perhatikan perbedaan antara pemimpin dan manajer. Persyaratan tidak boleh digunakan secara
bergantian. Sementara manajer yang baik sering kali akan menjadi pemimpin yang baik, dan
sebaliknya, ini belum tentu demikian. Sebagai contoh:
Dalam Perang Dunia II, Jenderal George Patton dikenal karena kemampuannya untuk
memimpin dan menginspirasi orang-orang di medan perang, tetapi tidak karena
kemampuan konseptualnya. Sebaliknya, Jenderal Omar Bradley dikenal karena
kemampuan konseptualnya, terutama perencanaan dan pengelolaan kampanye, bukan
karena kepemimpinannya.
Demikian pula dalam industri, pendidikan, dan pemerintahan, adalah mungkin untuk memiliki
manajer yang luar biasa yang tidak mampu memimpin orang, tetapi yang, jika ia mengakui
kekurangan ini, akan membuat staf organisasinya memberikan kompensasi untuk itu. Sebagai
alternatif, seorang wirausahawan mungkin memiliki kualitas karismatik sebagai pemimpin,
namun mungkin kurang memiliki kemampuan administratif yang diperlukan untuk manajemen
yang efektif secara keseluruhan; dan dia juga harus staf untuk menebus kekurangan.
Kami tidak berurusan dengan kepemimpinan di sini secara umum. Kami berhadapan dengan
kepemimpinan sebagai fungsi manajemen. Kita juga tidak berurusan dengan administrasi secara
umum tetapi, sekali lagi, sebagai fungsi manajemen.
Grafik 3 dimensi (dari kertas Klimesh), ditunjukkan di bawah ini, menggambarkan manajemen
itu
kegiatan diterapkan pada sumber daya dalam konteks. Kubus kecil di bawah ini merupakan salah
satu
kubus yang bisa berada di bagian dalam grafik - mengatur fasilitas untuk pusat distribusi baru.
Sumber daya
Jawaban atas pertanyaan, "Apa yang dikelola?" Adalah "Sumber daya dikelola."
nilai kualitatif dan kuantitatif. Sumber daya termasuk orang, uang atau modal, mesin,
fasilitas, bahan, energi, informasi, waktu, kedekatan, kekayaan intelektual, teknologi, dan a
jauh lebih banyak.
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada
suatu organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar
setiap tenaga petugas memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
Staffing dan organizing yang erat hubungannya. Organizing yaitu berupa penyusunan
wadah legal untuk menampung berbagai kegiatan yang harus dilaksanakan pada suatu organisasi,
sedangkan staffing berhubungan dengan penerapan orang-orang yang akan memangku masing-
masing jabatan yang ada dalam organisasi tersebut.
Staffing merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu
organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap
tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.Top of Form Organisasi-organisasi besar
adalah organisasi dengan nilai budaya yang tinggi, dengan perhatian yang besar pada nilai,
ekspektasi, dan perilaku. Biasanya didalam budaya tersebut pasti ada teamwork, fokus terhadap
konsumen, perlakuan yang adil pada karyawan, inisiatif, dan inovasi. Budaya-budaya ini juga
harus terus dikomunikasikan kepada karyawan, baik yang lama maupun yang baru. Karena itu,
keputusan staffing adalah keputusan yang penting bagi organisasi, yang juga harus disesuaikan
dengan strategi bisnis agar dapat menunjang budaya organisasinya.
C. Budaya organisasional
Budaya organisasi harus disampaikan kepada karyawan baru, bahkan pada proses penyeleksian
berlangsung. Agar staffing berjalan lancar, karyawan harus merasa cocok dengan budaya
ditempatnya bekerja. Untuk menyampaikan budaya organisasi, hal-hal berikut dapat dilakukan :
1. Pernyataan formal atas filosofi perusahaan dan materi yang digunakan untuk
perekrutan, penyeleksian, dan sosialisasi karyawan baru.
2. Kriteria promosi.organisasi.
3. Apa yang diperhatikan, diukur, dan dikendalikan oleh para pemimpin organisasi.
4. Kriteria implisit dan yang mungkin digunakan pemimpin untuk menentukan siapa
yang sesuai dengan posisi kunci di organisasi.
2. Apabila hal lain konstan, individu yang memilih pekerjaan dan organisasi yang
konsisten dengan nilai, kepercayaan, dan sikap mereka akan lebih produktif dan memuaskan.
a. Logika dari penyeleksian personel dalam proses penyeleksian, jumlah kandidat yang ada
harus melebihi jumlah lowongan yang tersedia. Jika tidak, perusahaan tidak akan memiliki
pilihan yang mencukupi untuk disaring dan dipilih yang terbaik.
b. Reliabilitas dari pengukuranUntuk menghindari resiko kesalahan dalam proses
penyeleksian, media pengukur yang digunakan haruslah valid dan dapat diandalkan. Sebuah
pengukuran dapat dianggap valid dan dapat diandalkan jika hasilnya konsisten dan stabil dari
waktu ke waktu, dari satu sampel ke sampel lain, dan penilaian dari penguji yang berbeda-beda.
3. Seleksi
Seleksi adalah suatu kegiatan pemilihan dan penentuan pelamar yang diterima atau yang ditolak
untuk menjadi karyawan perusahaan itu. Dasar seleksi adalah job spesification dari perusahaan
bersangkutan.
a. Metode seleksi, dikenal atas:
- Metode nonilmiah
Seleksi yang dilaksanakan tidak didasarkan kepada criteria/standar atau spesifikasi kebutuhan
nyata pekerjaan atau jabatan, tetapi hanya didasarkan kepada perkiraan dan pengalaman saja.
- Metode Ilmiah
Seleksi yang didasarkan kepada ilmu pengetahuan dan kebutuhan nyata jabatan yang akan diisi
serta berpedoman kepada criteria spesifikasi dan standar-standar tertentu.
b. Sistem seleksi, dikenal atas:
- Succesive Hurdles
Sistem seleksi yang dilaksanakan berdasarkan urutan testing yakni jika peserta tidak lulus pada
suatu testing maka ia tidak boleh mengikuti testing berikutnya dan pelamar tersebut dinyatakan
gugur.
c. Prosedur Seleksi
d. Tingkat-tingkat seleksi:
Tingkat – tingkat seleksi dikenal atas:
- Seleksi tingkat pertama adalah seleksi yang dilakukan menurut prosedur yang telah
ditetapkan perusahaan bersangkutan dan jika lulus maka pelamar dinyatakan diterima dengan
status karyawan percobaan atau calon pegawai (capeg).
- Seleksi tingkat kedua adalah seleksi yang dilakukan selama masa percobaan (capeg) dengan
cara mengamati dan menilai mental, perilaku, kedisiplinan, dan kemampuan nyata calon
karyawan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.
- Seleksi tingkat ketiga adalah seleksi dengan mengikuti prajabatan atau pelatihan, jika lulus
maka calon karyawan diangkat menjadi karyawan tetap.
e. Penyeleksi
Penyeleksi adalah orang – orang yang melaksanakan seleksi itu, baik dilakukan secara individu
maupun kolektif. Penyeleksi ini dapat dilakukan oleh :
- Bagian urusan sumber daya manusia
- Pihak ketiga yang professional
- Kombinasi USDM dan pihak ketiga.
4. Penempatan
Penempatan adalah kegiatan untuk menempatkan orang-orang yang telah lulus seleksi pada
jabatan-jabatan tertentu sesuai dengan uraian pekerjaan dan klasifikasi-klasifikasi pekerjaan.
Penempatan ini sangat penting karena aktivitas – aktivitas perusahan baru dapat dilakukan, jika
semua jabatan ada penjabatnya.
a. Dalam penempatan karyawan baru ini dilakukan orientasi dan induksi.
Orientasi artinya memberitahukan kepada karyawan baru tentang hak dan kewajibannya, tugas
dan tanggung jawabnya, peraturan-peraturan perusahaan, sejarah dan struktur organisasi
perusahaan serta memperkenalkannya kepada para karyawan lama. Orientasi ini bertujuan
supaya karyawan baru itu merasa dirinya telah diterima dalam lingkungan pekerjaannya,
sehingga ia tidak canggung lagi untuk mengerjakan tugas – tugasnya. Orientasi ini merupakan
tugas yang harus dilaksanakan oleh USDM atau bagian personalia perusahaan bersangkutan.
Induksi adalah kegiatan untuk mempengaruhi tingkah laku karyawan baru yang telah
ditempatkan, agar ia menaati peraturan perusahaan dan norma-norma social yang berlaku.
Dengan induksi ini diharapkan karyawan baru dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
pekerjaan, sehingga ia dapat mengerjakan tugas – tugasnya secara efektif dan efisien. Jika
induksi ini tidak berhasil maka karyawan percobaan ini kemunngkinan besar akan dikeluarkan.
Jadi induksi ini merupakan tolak ukur apakah seorang karyawan dapat diterima menjadi
karyawan suatu perusahaan.
a. Pelatihan
Pelatihan (training) karyawan perlu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
kerjanya. Pelatihan ini memerlukan biaya, tetapi biaya – biaya ini menjadi investasi jangka
panjang di bidang sumber daya manusia bagi perussahaan bersangkutan. Pelatihan adalah proses
peningkatan kemampuan teknis dan moral kerja karyawan operasional sesuai dengan kebutuhan
tugas – tugasnya.
Metode – metode pelatihan menurut Andrew F. Sikula:
1. On the job training
2. Vestibule school
3. Demonstration and example
4. Apparenticeship training
5. Classroom methodes
5. Pemberhentian
Pemberhentian (separation) adalah putusnya hubungan kerja seorang karyawan dengan suatu
perusahaan. Pemberhentian karyawan disebabkan oleh keinginan perusahaan, keinginan
karyawan, kontrak kerja habis, peraturan perburuhan, pensiun, dan atau meninggal dunia. Setiap
karyawan yang berhenti selalu membawa biaya – biaya, seperti biaya penarikan, seleksi, dan
pelatihan yang merugikan perusahaan.
E. TUJUAN STAFFING
PENEMPATAN PEGAWAI
Langkah awal dalam menghasilkan sumber daya manusia yang terampil dan handal, perlu
adanya suatu perencanaan dalam menentukan karyawan yang akan mengisi pekerjaan yang ada
dalam perusahaan yang bersangkutan. Keberhasilan dalam pengadaan tenaga kerja terletak pada
ketepatan dalam penempatan karyawan, baik penempatan karyawan baru maupun karyawan
lama pada possisi jabatan baru.
Proses penempatan merupakan suatu proses yang sangat menentukan dalam mendapatkan
karyawan yang kompeten yang di butuhkan perusahaan, karena penempatan yang tepat dalam
posisi jabatan yang tepat akan dapat membantu perusahaan dalam mencapai tujuan yang di
harapkan.
d. Pengalaman Kerja
Pengalaman bekerja pada pekerjaan sejenis perlu mendapatkan pertimbangan dalam penempatan
kerja karyawan. Kenyataan menunjukkan makin lama karyawan bekerja, makin banyak
pengalaman yang dimiliki karyawan yang bersangkutan, sebaliknya semakin singkat masa kerja,
semakin sedikit pengalaman yang diperoleh. Pengalaman bekerja benyak memberikan keahlian
dan keterampilan kerja.Pengalaman bekerja yang dimiliki seseorang kadang-kadang lebih
dihargai daripada tingkat pendidikan yang menjulang tinggi. Karyawan yang berpengalaman
dapat langsung menyelesaikan tugas dan pekerjaanya. Karyawan hanya memerlukan pelatihan
dan petunjuk yang relatif singkat. Sebaliknya karyawan yang hanya mengandalkan latar
belakang pendidikan dan gelar yang disandangnya, belum tentu mampu mengerjakan tugas dan
pekerjaan yang diberikan kepadanya dengan cepat.
f. Sikap
Sikap merupakan bagian hakiki dari kepribadian seseorang. Dalam penempatankaryawan faktor
sikap hendaknya menjadi pertimbangan bagimanajersumberdaya manusia, karena hal tersebut
akan berpengaruh secara langsung baik bagi individu dan perusahaan maupun bagi masyarakat
sebagai pengguna jasa dari perusahaan itu sendiri
g. Usia
Faktor usia tenaga kerja yang lulus seleksi perlu dipertimbangkan dalam penempatan tenaga
kerja. Penempatan tenaga kerja berdasarkan usia perlu dilakukan untuk menghindari rendahnya
produktivitas yang dihasilkan oleh karyawan yang bersangkutan
Menyesuaikan prinsip tersebut tidak mudah bagi seorang karyawan yang baru yang belum
dikenal, karena alasan itulah maka penempatan pertama biasanya berstatus “percobaan”.
Penempatan karyawan baru ini harus dilakukan orientasi dan induksi. Orientasi artinya
memberitahukan kepada karyawan baru tentang hak dan kewajibannya, tugas dan tanggung
jawabnya, peraturan-peraturan perusahaan, sejarah dan struktur organisasi perusahaan serta
memperkenalkannya kepada pada karyawan lama. Orientasi kurang tepat apabila dinyatakan
sebuah langkah, oleh karena itu merupakan sebuah aktivitas yang berlangsung terus. Orientasi
dimulai sebelum induksi dan setelah itu diikuti oleh apa yang dinamakan “follow-up” (Tindak
lanjut).
Menurut Winardi (2000:102) tujuan orientasi adalah membantu seorang karyawan baru (atau
seorang karyawan yang baru saja dipindahkan atau yang baru saja bergabung dengan sebuah
team kerja) dengan apa yang harus dirasakannya tentang unit baru dan hubungan-hubungan
pekerjaan tersebut dengan sasaransasaran bagi organisasi secara keseluruhan .Induksi adalah
kegiatan untuk mempengaruhi tingkah laku karyawan baru yang telah ditempatkan, agar ia
menaati peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Perusahaan mengharapkan dengan induksi ini karyawan baru dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungan pekerjaan, sehingga karyawan tersebut dapat mengerjakan tugas-tugasnya secara
efektif dan efisien. Kegiatan untuk menginduksi ini dilakukan oleh atasan langsung dan para
karyawan senior dalam unit kerjanya. Jika induksi ini tidak berhasil maka karyawan percobaan
ini kemungkinan besar akan dikeluarkan. Induksi merupakan tolok ukur apakah seorang
karyawan dapat diterima menjadi karyawan suatu perusahaan.
Perusahaan-perusahaan tertentu berusaha untuk mempertahankan seorang karyawan dengan jalan
menyediakan penempatan temporer atau penempatan sementara pada pekerjaan tertentu apabila
tidak terdapat lowongan pekerjaan yang cocok bagi karyawan tersebut. Karyawan akan segera
dipindahkan pada pekerjaan yang lebih seseuai bila ada lowongan pekerjaan yang lebih cocok
bagi karywan tersebut.
Penempatan karyawan merupakan usaha untuk menyalurkan kemampuan sumber daya manusia
sebaik-baiknya. Penempatan karyawan dilakukan dengan jalan menempatkan karyawan pada
suatu tempat atau jabatan yang paling sesuai, dengan penempatan kerja karyawan yang tepat
akan meningkatkan semangat kerja karyawan yang bersangkutan.
Banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya pemutusan hubungan kerja, antara lain:
Alasan pribadi pegawai tertentu ;
Ø Karena pegawai dikenakan sanksi disiplin yang sifatnya berat.
Ø Karena faktor ekonomi seperti resesi, depresi atau stagflasi.
Ø Karena adanya kebijaksanaan organisasi untuk mengurangi kegiatannya yang padagilirannya
menimbulkan keharusan untuk mengurangi jumlah pegawai yang dibutuhkanoleh organisasi.
Setiap perusahaaan dalam mencari dan memilih calon karyawan, tentunya akan berusaha sebaik
mungkian mendapatkan yang terbaik dan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan
tersebut. Usaha untuk mendapatkan calon karyawan yang baik tentunya perusahaan harus
melakukan rekrutmen dan seleksi secara efektif. Pelaksanaan rekrutmen dan seleksi merupakan
salah satu cara yang dilakukan untuk mencari dan mementukan calon karyawan yang akan
diterima atau ditolak perusahaan.
Jika pada tahap rekruitmen dan seleksi dilaksanakan dengan benar dan mengikuti prosedur yang
berlaku maka calon tenaga kerja yang akan ditempatkan pada posisi tertentu dalam perusahaan
juga akan sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan olah perusahaan. Proses rekruitmen dan
seleksi yang dilaksanakan dengan benar akan berpengaruh besar pada penempatan karyawan itu
sendiri. Dalam proses seleksi tersebut akan diketahui keahlian darimasing-masing calon tenaga
kerja yang diseleksi melalui test tertulis dan tesinterview, sehingga besar pengaruhnya pada
penempatan karyawan karena pihak perusahaan akan dengan mudah menempatkan calon
karyawan tersebut dengankeahlian-keahlian yang dimiliki.
Penempatan tenaga kerja yang tepat akan menghasilkan kualitas karyawan yang baik, dalam arti
bahwa karyawan tersebutakan memenuhi produktifitas serta kinerja yang tinggi yang tentunya
akanmemberikan keuntungan tersendiri bagi perusahaan karena tujuan-tujuanperusahaan akan
mudah tercapai Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa rekruitmen, seleksi dan
ketepatan penempatan merupakan salah satu proses penting yang salingbehubungan untuk
mendapatkan karyawan yang berkualitas seperti yangdiharapkan oleh perusahaan.
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN (Training And Development)
Pelatihan diterapkan guna mengajarkan sejumlah keterampilan, pengetahuan dan sikap
yang dibutuhkan karyawan untuk meningkatkan kemampuan dalam menjalankan pekerjaannya.
Adapun pengembangan lebih bertujuan pada penyiapan seseorang karyawan untuk menghadapi
tantangan- tantangan yang baru dan lebih besar serta lebih memfokuskan pada orientasi masa
depan. Mangkunegara (2000) memperjelas perbedaan kedua istilah diatas dengan meramu
pendapat Flippo (1976), Wexley dan Yuki (1977), serta Yoder (1981). Menurutnya, istilah
pelatihan ditujukan kepada pegawai pelaksanaan dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan teknis, sedangkan pengembangan diperuntukkan bagi pegawai tingkat manajerial
dalam rangka meningkatkan kemampuan konseptual, teknis pengambilan keputusan, dan
memperluas relasi personal.
1.Proses Pelatihan dan Pengembangan
Menurut Mengkunegara (2000) penyusunan pelatihan dan pengembangan umumnya melewati
sejumlah proses berikut.
a.Identifikasi kebutuhan pelatihan/pengembangan (job study).
b.Menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan/pengembangan.
c.Penetapan kriteria keberhasilan beserta alat ukurannya.
d.Penetapan metode pelatihan/pengembangan.
e.Penyelenggaraan uji coba (try out ) dan revisi.
f.Implementasi dan eveluasi.
2.Metode Pelatihan
Ada beberapa metode yang digunakan perusahaan untuk menyampaikan pelatihan. Yaitu:
a.On-the-Job Training
On-the-Job Training atau disingkat OJT (pelatihan langsung kerja) berarti meminta
seseorang untuk mempelajari suatu pekerjaan dengan langsung kerja lapangan. Ada beberapa
jenis pelatihan OJT, diantaranya:
1)Metode Coaching (membimbing) atau understudy (sambil belajar), Di sini, seorang pekerja
yang telah berpengalaman atau penyelia yang dilatih ditugaskan untuk melatih karyawan. Pada
level bawah, orang yang dilatih dapat mendapatkan keterampilan dengan mengamati
penyelianya. Metode ini juga digunakan secara luas pada level manajemen yang tinggi.
Misalnya, seorang calon CEO masa depan dapat bekerja selama setahun sebagai asisten dari
CEO yang sekarang.
2)Rotasi Pekerjaan, dimana seorang karyawan (calon karyawan manajemen) pindah dari satu
pekerjaan ke yang lainnya pada interval yang terencana.
3)Tugas khusus, dimaksudkan untuk memberikan penglaman langsung kepada para eksekutif
tingkat rendah dalam menyelesaikan permasalahan nyata.
OJT memiliki beberapa keunggulan. Metode ini relatif tidak mahal; orang yang dilatih belajar
sambil bekerja. Tidak memelukan fasilitas di luar kantor yang mahal seperti ruang kelas atau
peralatan belajar tertentu. Metode ini juga memberikan pembelajaran, karena orang yang dilatih
belajar sambil melakukannya dan mendapatkan timbal balik yang cepat atas prestasi mereka.
Tetapi, ada beberapa hal untuk diperhatikan saat menggunakan OJT. Yang paling penting,
jangan terlalu mengandalkan keberhasilan dari program OJT. Latihlah para pelatih dengan hati-
hati (seringnya adalah penyelia-penyelia dari karyawan), dan berikan bahan pelatihan yang
diperlukan. Misalnya, para pelatih harus mengetahui prinsip-prinsip belajar. Harapan yang
rendah dari pelatih dapat diterjemaahkan menjadi prestasi yang buruk dari orang yang dilatih
(fenomena yang
disebut oleh peneliti dengan “efek golem”). Jadi, orang yang melatih harus menekankan harapan
yang tinggi untuk keberhasilan orang-orang yang mereka latih.
Magang
Magang adalah suatu proses terstruktur dimana orang menjadi pekerja yang terampil
melalui kombinasi dari pelajaran di kelas dan pelatihan langsung dipekerjaan.
Pelatihan Dengan Simulasi
Pelatihan dengan simulasi adalah sebuah metode dimana orang-orang yang berlatih
belajar belajar dengan peralatan yang sebenarnya atau dengan simulasi yang akan digunakan
dalam pekerjaan, tetapi sebenarnya mereka dilatih di luar pekerjaan. Hal ini diperlukan karena
terlalu mahal ayau terlalu berbahaya melatih karyawan langsung pada pekerjaan yang
sebenarnya.
Pelatihan Berbasis Komputer
Dengan pelatihan berbasis komputer (computer-based training-CBT), orang yang dilatih
menggunakan sisrem berbasis komputer secara interaktif meningkatkan pengetahuan atau
keterampilannya. Sebagai contoh, seorang pengusaha menggunakan CBT untuk melakukan
wawancara yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan secara hukum. Ada empat kriteria
bekerhasilan pelatihan dan pengembangan yang lazim digunakan:
(1) kriteria pendapatan, yaitu kriteria yang didasarkan atas pendapat peserta pelatihan
(melalui kuesioner) mengenai program pelatihan yang telah dilakukan;
(2) kriteria belajar, yang diperoleh melalui tes pengetahuan dan keterampilan;
(3) kriteria perilaku, yang didapat dengan menggunakan tes keterampilan kerja untuk
melihat perubahan perilaku peserta sebelum dan sesudah pelatihan;
(4) kriteria hasil, yang dihubungkan dengan hasil yang diperoleh pascapelatihan, seperti
meningkatnya penjualan, kualitas kerta, serta produktivitas.
PENILAIAN KINERJA
Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual performance yang berati prestasi
kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang (Mangkunegara, 2000). Dari
pengertian tersebut, penilaian kinerja sebagai suatu penilaian formal secara sistematis, didesain
untuk mengukur prestasi kerja aktual dari seseorang karyawan. Penilaian ini memiliki sejumlah
tujuan, seperti:
(1) menjadi dasar bagi pemberianreward
(2) membangun dan meningkatkan hubungan antarkaryawan,
(3) memberikan pemahaman yang jelas dan kongkrit tentang prestasi riil dan harapan atasan, dan
(4) memberikan
feedback
DAFTAR PUSTAKA