ORGANISASI
Abstrak: Divisi Human Resources Development (HRD) memiliki peran yang sangat
penting dalam suatu organisasi, terutama dalam merancang jenjang karir dan
meningkatkan kualitas seluruh Sumber Daya Manusia dalam Organisasi, dengan kata lain
HRD harus menciptakan proses manajemen karir kepada seluruh karyawan. Artikel ini
akan membahas tentang model karir manajemen yang sesuai dengan perubahan global
dan bagaimana karyawan dapat mengembangkan jalur karir mereka untuk mendapatkan
masa depan yang lebih baik.
Karir merupakan hal yang sangat penting baik bagi seorang pegawai maupun bagi suatu
organisasi. Manajemen karir kini bukan lagi hanya sebagai kewajiban, melainkan sudah
menjadi kebutuhan sangat penting. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Walker (1980) bahwa
pergantian pegawai atau yang biasa dikenal dengan istilah turn over pada perusahaan-
perusahaan yang peduli terhadap pengembangan karir pegawainya biasanya cenderung lebih
kecil daripada perusahaan yang tidak peduli. Selain itu, jika penanganan karir dilakukan dengan
baik oleh perusahaan maka akan meningkatkan motivasi kerja serta mengurangi tingkat frustasi
pada pegawai yang sehingga tingkat produktivitas akan meningkat dengan sendirinya. Dalam
menangani karir pegawai, perusahaan memerlukan suatu hal penting yang disebut dengan
manajemen karir. Manajemen karir adalah proses pengelolaan karir pegawai yang meliputi
tahapan kegiatan perencanaan karir, pengembangan dan konseling karir, serta pengambilan
keputusan karir. Manajemen karir melibatkan semua pihak termasuk pegawai yang
bersangkutan dengan unit tempat si pegawai bekerja, dan organisasi secara keseluruhan (Rahmi
Widyanti, 2018). Seiring dengan perubahan praktik bisnis, perkembangan model manajemen
karir juga mengalami perubahan.
BAHASAN
Ruang Lingkup
Manajemen karir memiliki ruang lingkup yang cukup luas, yang dimana meliputi semua
kegiatan yang berkaitan dengan pekerjaan pegawai. Mulai dari proses perekrutan (menarik
pelamar kerja, menentukan persyaratan penerimaan pegawai, penyeleksian pegawai, orientasi
dan pelatihan pra jabatan), penempatan (menentukan persyaratan kerja dan jalur karir, sistem
penempatan, pekerjaan yang membutuhkan pegawai baru, prosedur seleksi, mendesain
manajemen/program seleksi, dan menentukan seleksi dan relokasi), pengembangan
(menentukan mekanisme pengembangan, perencanaan karir, merancang dan mengembangkan
program, riset dan evaluasi), hingga pemberhentian pegawai (pemberhentian, pensiun, dan
demosi).
Proporsi Pekerja
Pada struktur organisasi tradisional, para pekerja dipandang oleh pemilik perusahaan
sebagai bagian tetap dari arsitek organisasional serta berasumsi bahwa seiring bertumbuhnya
bisnis maka mereka harus menambah pekerja dengan proposional. Di masa yang akan datang,
tekanan biaya dan kebutuhan akan terus berlanjut sehingga memaksa perusahaan untuk
membangun pekerja profesional fleksibel, efektif dan efisien. Struktur organisasi baru
membedakan pekerja menjadi tiga kelompok yaitu pekerja inti, pekerja suplemen, dan pekerja
outsourced.
1. Pekerja Inti (Core Employee)
Pekerja inti adalah pekerja yang relatif kecil, sifatnya tetap, serta memiliki
kemampuan yang beragam (Multiple Skill). Pekerja inti adalah yang akan menopang
fungsi-fungsi critical job.
2. Pekerja Suplemen
Pekerja suplemen merupakan pekerja kontrak yang dipekerjakan secara temporer.
Pekerja ini dapat ditambahkan maupun dikurangi sesuai kebutuhan dengan cepat.
3. Pekerja Outsourced
Pekerja outsourced adalah pekerja yang berasal dari pihak ketiga. Pekerja outsourced
biasanya harus bisa melakukan berbagai macam pekerjaan dengan tujuan agar perusahaan
dapat memangkas biaya operasional.
SIMPULAN
Pada masa sekarang ini perusahaan sudah tidak lagi menggunakan model manajemen
karir tradisional, karena dianggap sudah tidak efektif lagi untuk digunakan oleh perusahaan
yang memasuki persaingan global. Maka dari itu, diperlukan model manajemen karir yang baru
yang lebih global untuk melakukan improvement dalam berkarir. Dalam model manajemen
karir yang baru diharapkan pekerja (manajer dan pegawai) memiliki mindset global, untuk
mencapai hal tersebut pekerja harus diikutsertakan dalam sistem pelatihan dan pengembangan
yang berkelanjutan. Dan sistem pelatihan dan pengembangan tersebut harus menggunakan
pendekatan-pendekatan baru yang mampu mengarahkan pekerja sebagai career stategist.
DAFTAR PUSTAKA
Widyanti, Rahmi. 2018. Manajemen Karir (Teori, Konsep dan Praktik). Dari
http://eprints.uniska-bjm.ac.id/3264/
Putra, Yanuar surya. 2009. Perubahan Model Manajemen Karier: A Theoritical Review. Dari
https://jurnal.stieama.ac.id/index.php/ama/article/view/7
Miswanto. 2005. Model Manajemen Karir Manajer dan Karyawan Masa Depan. Jurnal Siasat
Bisnis, 4(1), 87–102. Dari https://journal.uii.ac.id/JSB/article/view/971/880
Kusumawati, Ratna. 2009. Manajemen Karir dan Pengembangan Karir Pada Organisasi Tanpa
Batas. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 4(7), 22–35. Dari
https://www.neliti.com/publications/56739/manajemen-karir-dan-pengembangan-karir-
pada-organisasi-tanpa-batas