BAB V
PROBLEM SOLVING AND DECISION MAKING
Management process in 3D
Diagram ini menunjukkan berbagai elemen, fungsi, dan kegiatan yang merupakan bagian dari
proses manajemen. Di pusat adalah orang, ide, dan hal-hal, karena ini adalah komponen dasar
dari setiap organisasi yang dengannya manajer harus bekerja. Gagasan menciptakan kebutuhan
akan pemikiran konseptual; hal-hal, untuk administrasi; orang, untuk kepemimpinan.
Tiga fungsi analisis masalah, pengambilan keputusan, dan komunikasi penting setiap saat
dan dalam semua aspek pekerjaan manajer; oleh karena itu, mereka ditampilkan untuk
menghentikan proses karyanya. Namun, fungsi lain cenderung terjadi dalam urutan yang dapat
diprediksi; dengan demikian, perencanaan, pengorganisasian, penempatan staf, pengarahan, dan
pengendalian diperlihatkan dalam urutan itu di salah satu jalur. Minat seorang manajer pada
salah satu dari mereka tergantung pada berbagai faktor, termasuk posisinya dan tahap
penyelesaian proyek yang paling ia perhatikan. Dia harus selalu merasakan denyut nadi
organisasinya. Kegiatan-kegiatan yang akan paling penting baginya ketika dia berkonsentrasi
sekarang pada satu fungsi, lalu pada yang lain diperlihatkan pada pita-pita luar diagram.
Perhatikan perbedaan antara pemimpin dan manajer. Persyaratan tidak boleh digunakan secara
bergantian. Sementara manajer yang baik sering kali akan menjadi pemimpin yang baik, dan
sebaliknya, ini belum tentu demikian. Sebagai contoh:
Dalam Perang Dunia II, Jenderal George Patton dikenal karena kemampuannya untuk
memimpin dan menginspirasi orang-orang di medan perang, tetapi tidak karena
kemampuan konseptualnya. Sebaliknya, Jenderal Omar Bradley dikenal karena
kemampuan konseptualnya, terutama perencanaan dan pengelolaan kampanye, bukan
karena kepemimpinannya.
Demikian pula dalam industri, pendidikan, dan pemerintahan, adalah mungkin untuk memiliki
manajer yang luar biasa yang tidak mampu memimpin orang, tetapi yang, jika ia mengakui
kekurangan ini, akan membuat staf organisasinya memberikan kompensasi untuk itu. Sebagai
alternatif, seorang wirausahawan mungkin memiliki kualitas karismatik sebagai pemimpin,
namun mungkin kurang memiliki kemampuan administratif yang diperlukan untuk manajemen
yang efektif secara keseluruhan; dan dia juga harus staf untuk menebus kekurangan.
Kami tidak berurusan dengan kepemimpinan di sini secara umum. Kami berhadapan dengan
kepemimpinan sebagai fungsi manajemen. Kita juga tidak berurusan dengan administrasi secara
umum tetapi, sekali lagi, sebagai fungsi manajemen.
Grafik 3 dimensi (dari kertas Klimesh), ditunjukkan di bawah ini, menggambarkan manajemen
itu
kegiatan diterapkan pada sumber daya dalam konteks. Kubus kecil di bawah ini merupakan salah
satu
kubus yang bisa berada di bagian dalam grafik - mengatur fasilitas untuk pusat distribusi baru.
Sumber daya
Jawaban atas pertanyaan, "Apa yang dikelola?" Adalah "Sumber daya dikelola."
nilai kualitatif dan kuantitatif. Sumber daya termasuk orang, uang atau modal, mesin,
fasilitas, bahan, energi, informasi, waktu, kedekatan, kekayaan intelektual, teknologi, dan a
jauh lebih banyak.
Aplikasi atau Konteks
Jumlah konteks aplikasi hampir tidak terbatas. Inilah beberapa: bisnis, pribadi,
domestik, sipil, rekreasi, teknis, manufaktur, pemasaran, penjualan, distribusi, medis, dan
promosi. Anda bisa sangat spesifik tentang konteksnya; misalnya, restoran Michael ,
bukannya bisnis, atau Departemen Kepolisian New York , bukan sipil.
Pengertian
Problem solving adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan masalah
dan memecahkan berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil
kesimpulan yang tepat dan cermat (Hamalik, 1994:151).
Problem solving yaitu suatu pendekatan dengan cara problem identifikation untuk
ketahap syntesis kemudian dianalisis yaitu pemilahan seluruh masalah sehingga mencapai tahap
application selajutnya komprehension untuk mendapatkan solution dalam penyelesaian masalah
tersebut. (Qruztyan. Blogs. Friendster.com).
Pendapat lain problem solving adalah suatu pendekatan dimana langkah-langkah
berikutnya sampai penyelesaian akhir lebih bersifat kuantitatif yang umum sedangkan langkah-
langkah berikutnya sampai dengan pengelesain akhir lebih bersifat kuantitatif dan spesifik
Menurut N.Sudirman (1987:146) metode problem solving adalah cara penyajian bahan
pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk dianalisis dan
disintesis dalam usaha untuk mencari pemecahan atau jawabannya oleh siswa. Sedangkan
menurut Gulo (2002:111) menyatakan bahwa problem solving adalah metode yang mengajarkan
penyelesaian masalah dengan memberikan penekanan pada terselesaikannya suatu masalah
secara menalar.
Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha – usaha
untuk menyelesaikannya sampai menemukan penyelesaiannya. menurut Syaiful Bahri Djamara
(2006 : 103).
1. tipe pemimpin
Orang bertipe pemimpin suka berangan-angan. Ia senang mencetuskan ide dan gagasan
baru, namun jarang mengambil tindakan untuk mewujudkannya. Ia tidak pernah berusaa mencari
tau bagaumana mengubah gagasan brilian menjadi tindakan nyata. Tentu saja ia juga tidak
pernah berusaha menyelesaikann maslahnya. Ia puas dengan hanya sekedar memikirkan mimpi-
mimpi hebatnaya. Tipe pemimpin berani punya mimpi-mimpi hebat, tetapi tidak pernah
menjadikan mereka kenyataan.
3. tipe pengeluh
Tipe pengeluh adalah tipe orang yang cepat menyerah setiap kali menghadap masalah. Ia
berkata, saya tidak mampu melakukannya tidak jarang tipe orang ini sebenarnya memiliki
gagasan hebat untuk menyelesaikan masalah.tipe pengeluh sulit mengendalikan kehidupannya
sendiri. Menyalahkan semua orang termasuk dirinya sendiri
4. tipe pengkritik
Tipe pengkritik berada pada tipe pengeluh. Tipe ini lebih berani angkat bicara. Ia seakan-
akan dilahirkan sebagai jawara penkritik. Adapun rencana penyelesaian masalah yang dibuat, ia
siap mengkritik, menunjukkan kelemahan dan menjatuhkan ide orang lain, ia selalu
menyalahkan orang lain setiap kali ada sesuatu yang salah. Ia senang membicarakan kesalahan
orang lain tetapi ia sendiri tidak pernah berbuat sesuatu. Tipe ini selalu takut memikul tanggung
jawab dan menghadapi kenyataan bahwa ia sendiri juga bisa melakukan kesalahan
5. tipe pemeca masalah
Tipe pemecah masalah berada pada sikap berfikir dan melihat dunia dengan cara yag
berbeda. Ketika sebagian orang melihat sesuatu masalah, mereka justru melihat pelung menuju
kesuksesan, mereka berfokus pada tujuan dalam menyelesaikan setiap tantangan dan masalah.
Mereka menaggapi suatu permasalahan denga tenang, mereka menganalisis sesuatu, mencari
tahu akar penyebab masalah, berani mengambil keputusan dan menyusun rencana yang baik,
mengamankan setiap perencana, serta mampu mengesekusi dan memantau kemajuan setiap
rencana mereka
Jenis-jenis Masalah :
Masalah yang Rumit
Suatu masalah yang tidak berdiri sendiri atau memiliki kaitan erat dengan masalah yang
lainnya sehingga dapat kita sebut masalah dengan skala yang besar. Contohnya seperti krisis
keuangan perusahaan yang berakibat akan timbulnya permasalahan yang lainnya, seperti
masalah pengurangan karyawan, penjualan asset perusahaan untuk menutupi krisis tersebut.
Masalah Yang Terstruktur
Suatu masalah yang bersifat rutin dan terjadi berulangkali dan sudah jelas faktor
penyebabnya. Contohnya seperti : masalah penggajian, mutasi, kepangkatan.
Masalah Yang Tidak Terstruktur
Suatu masalah yang bersifat tidak rutin, tidak jelas faktor penyebabnya, pemecahan
masalahnya pun lebih rumit dan lebih lama.[3]
Pemecahan Masalah
Mengidentifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang sangat jelas dan spesifik adalah langkah awal yang penting.
Keberhasilan identifikasi akan mendukung akurasi dan validasi data dalam proses pemecahan
masalah. Dalam mengidentifikasi masalah ada beberapa teknik yang digunakan, yaitu : dengan
teknik pengamatan langsung, teknik consensus seperti matrik prioritas dan Teknik Analisis data.
Mendefinisikan Masalah
Setelah masalah telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah mendefinisikan masalah
yang kemudian akan menjadi informasi lebih rinci. Selanjutnya dapat ditetapkan signifikansi
masalah dan prioritas masalah sehingga akan lebih efisien dalam pemecahan masalah. Ini juga
merupakan langkah awal menuju mendapatkan pendanaan dan rencana untuk mengalokasikan
sumber daya untuk proses pemecahan masalah.
Mengorganisir Informasi
Informasi yang tersedia akan lebih berkualitas, lebih maksimal dan akurat apabila
diorganisir atau diatur dengan baik sehingga lebih siap dengan solusi yang akurat kedepannya.
Membentuk suatu Strategi
Selanjutnya adalah mengembangkan strategi untuk memecahkan masalah. Banyak
strategi yang dapat digunakan tergantung pada jenis dan beratnya masalah yang dihadapi.
Mengalokasikan Sumber
Sebelum mulai untuk memecahkan masalah, Prioritas masalah yang telah ditetapkan pada
langkah sebelumnya sangat diperlukan dalam mengalokasikan sumber daya yang dimiliki, baik
itu SDM, anggaran atau sumber daya yang lain. Untuk masalah yang penting, mungkin
selayaknya mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk proses pemecahan masalah, karena
supaya lebih cepat tuntas atau tidak berlarut-larut masalah tersebut dan tidak menimbulkan
masalah lainnya yang berkaitan.
Membuat Keputusan
Setelah melaui beberapa tahapan dan menghasilkan berbagai macam opsi, langkah
selanjutnya adalah mengambil keputusan melalui sikap realistis dan berfikir yang logis atas
kelebihan dan kekurangan potensi masing-masing opsi untuk memilih beberapa opsi yang
diinginkan.
Pemantauan Kemajuan (Monitoring)
Setelah Solusi telah diputuskan atau ditetapkan dan dalam proses pelaksanaan untuk
pemecahan masalah, langkah berikutnya adalah melakukan pemantauan secara berulang dari
waktu ke waktu untuk mengukur apakah menunjukkan pergerakkan ke arah tujuan atau tidak
sama sekali.
Mengevaluasi
Dari hasil pemantauan yang telah dilakukan dapat diperoleh beberapa informasi yang
penting untuk dilakukan suatu evaluasi atau penilaian. Apakah solusi tersebut tetap dilanjutkan,
menyarankan perbaikan, dilakukan revisi atau dihentikan sama sekali jika tidak ada kemajuan
sedikitpun.
2. Membimbing Anda untuk memiliki kecerdasan prioritas dalam mengambil setiap keputusan,
sehingga hasilnya signifikan & dapat diterima pihak pihak terkait.
3. pemahaman tentang memahami setiap masalah serta merubah paradigma pemecahan masalah.
4. mengulas tahapan yang harus di lakukan dalam menangani masalah termasuk menghindari
kesalahan yang dapat terjadi selama proses penyelesaian masalah serta tahapan membuat
keputusan solusi terbaik
5. memberikan panduan dalam mengimplementasikan alternatif solusi terbaik, menetapkan
langkah efektif agar penyelesaian masalah dapat memberikan hasil terbaik dan mampu
menghindari potensi masalah di kemudian hari
6. panduan dalam upaya menjadikan kegiatan penyelesaian masalah menjadi sebuah
kegiatan/siklus permanen di area kerja.
Kemudian terdapat 6 faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan, yaitu:
Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau
kenikmatan. Ada kecendrungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang,
sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada situasi secara subjektif.
Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatan informasi, memahami situasi dan
berbagai konsekuensinya.
Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan
menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuannya dalam bertindak.
Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang ke orang
lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan
hasil yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.
Kasim, Azhar. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI. 1995
Syamsi, Ibnu. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara. 1989
Griffin. 2003. Pengantar Manajemen. Penerbit Erlangga – Jakarta
Priyono,”Pengantar Manajemen”,Zifatama Publisher,2014.