LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI Afifi Damar
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI Afifi Damar
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan di SMK Kimia PGRI Kota Serang
Program Keahlian Teknik Kimia
Kompetensi Keahlian Kimia Analisis
Disususn Oleh :
Nama : MUHAMAD DAMARSYAH PUTRA
NIS : 18191106
Nama : AHMAD AFIFI
NIS : 18191009
YAYASAN BHAHANA BHAKTI (YBB) PGRI SERANG
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) KIMIA PGRI KOTA
SERANG
Jalan Letnan Jidun, kompleks perkantoran Kav. PGRI Serang 42115
Telp. (0254) 203328, Email smkkimiapgriserang@yahoo.co.id
2021
i
LEMBAR PENGESAHAN
DI LABORATORIUM UNIT HIDROLOGI DAN KUALITAS AIR
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CIDANAU-CIUJUNG-CIDURIAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
(Analisis Dissolved Oxygen dan Salinity)
i
LEMBAR PENGESAHAN
DI LABORATORIUM UNIT HIDROLOGI DAN KUALITAS AIR
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CIDANAU-CIUJUNG-CIDURIAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAB PERUMAHAN RAKYAT
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
(Analisis Salinity dan Turbidity)
ii
Deni Faturrohman, A.Md,Si Herman Felani, S.T
LEMBAR PENGESAHAN
SMK KIMIA PGRI KOTA SERANG
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
(Analisis Dissolved Oxygen dan Salinity)
iii
LEMBAR PENGESAHAN
SMK KIMIA PGRI KOTA SERANG
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
(Analisis Salinity dan Turbidity)
iv
IDENTITAS SISWA
v
IDENTITAS SISWA
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim,
vii
4. Kepada yang terhormat Bapak Herman Felani, S.T selaku guru pembimbing
sekaligus ketua kegiatan PRAKERIN SMK Kimia PGRI Serang
5. Kepada Bapak dan Ibu guru SMK Kimia PGRI Serang yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
6. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
IDENTITAS SISWA...............................................................................................v
KATA PENGANTAR...........................................................................................vii
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii
DAFTAR TABEL................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN
ix
Struktur Organisasi................................................................................................10
Peta Lokasi Pemantauan........................................................................................11
BAB III PELAYANAN DAN PRODUK
3.1 Pelayanan.................................................................................................12
3.3.2 Spektrofotometer..............................................................................15
3.3.3 Inkubator..........................................................................................16
3.3.6 Turbidimeter.....................................................................................17
4.3 Limbah.....................................................................................................20
4.5.1 Salinity.............................................................................................22
x
4.5.2 Dissolved Oxygen.............................................................................22
6.2 Pembahasan.............................................................................................31
6.2.2 Salinity.............................................................................................32
7.1 Kesimpulan..............................................................................................34
7.2 Saran........................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR TABEL
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Pendayagunaan Sumber Daya Air, dan Pengendalian Rusak Air pada Wilayah
Sungai dan Pengembangan Daerah Irigasi di Wilayah Sungai Cidanau-
Ciujung-Cidurian.
SNI.03-3961-
7 Sedimen Layang mg/L - 1995 -
Kimia
SNI.06-
8 pH - 6–9 6989.11-2004 -
Oksigen SNI.06-
9 Terlarut/DO mg/L Min. 4 6989.14-2004 -
SNI.06-
10 COD (KOK) mg/L Max. 25 6989.15-2004 50 – 900
SNI.06-2503-
11 BOD mg/L Max. 3 1991 -
SNI.06-
12 Klorida (Cl) mg/L Max. 300 6989.19-2004 -
SNI.06-
13 Nitrit (NO2-N) mg/L Max. 0.06 6989.9-2004 0.01 – 1.0
SNI.06-
14 2- mg/L -
Sulfat (SO4 ) Max. 300 6989.20-2004
SNI.06-
15 3- mg/L 6989.31-2005 0.01 – 1.0
Fosfat (PO4 ) Max. 0.2
SNI-6989-68-
16 Kobalt (Co) mg/L 0.2 2009 -
SNI-6989-16-
17 Cadmium (Cd) mg/L 0.01 2009 -
SNI-6989-07-
18 Krom Total (Cr) mg/L Max. 0.05 2009 -
SNI-6989-6-
19 Tembaga (Cu) mg/L 0.02 2009 -
SNI-6989-8-
20 Timbal (Pb) mg/L 0.03 2009 -
SNI-6989-17-
21 Seng (Zn) mg/L 0.05 2009 -
APHA 5520-
22 Minyak dan mg/L 1 B-2005 -
Lemak
SNI-06-
23 Fenol mg/L 0.005 6989.21-2004 -
Nephelometri
24 Barium ( Ba ) mg/L - -
APHA 4500-
25 Boron mg/L 1.0 B-B-2012 -
SNI-6989-4-
26 Besi ( Fe ) mg/L - 2009 -
SNI-6989-5-
27 Mangan ( Mn ) mg/L - 2009 -
SNI-06-
28 Fluorida ( F ) mg/L 1.5 6989.29.2005 -
Mikrobiologi
MPN/100 APHA 9221-
29 Total Coliform mL 5000 B-2005 -
MPN/100 SNI-19-3957-
30 Fecal Coliform mL 1000 1995 -
Struktur Organisasi
PENGARAH
PENANGGUNG JAWAB
KETUA UNIT
SEKRETARIS
Teguh Mulia Aribawa, ST.
Ucu Khoerunnisa,
ST. Eko Santoso, ST. Deni Faturohman Wildy Putra, ST. Jahuri
3.1 Pelayanan
Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian merupakan
instansi pemerintah yang bergerak di bidang sumber daya air dan pemukiman
serta jasa lain nya yang terkait. Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-
Ciujung-Cidurian sangat kompeten dalam sektor Analisa kualitas air dengan
berbagai parameter yang berkaitan.
Adapun beberapa parameter yang tercantum dalam Balai Besar Wilayah
Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian sebagai berikut:
Tabel 3.2 Parameter yang Diuji Di Laboratorium BBWS C3
BAKU
NO PARAMETER SATUAN METODE KETERANGA
MUTU N
KELAS II Limit Deteksi
Fisika
SNI.06-
1 Temperature °C Dev 3 -
6989.23-2005
Daya Hantar SNI.06-6989.1-
2 Umhos - -
Listrik 2004
Total Dissolved SNI.06-
3 mg/L Max. 1000 -
Solid 6989.26-2005
SK SNI M-03-
4 Salinity % - -
1989-F
5 Kekeruhan NTU - Turbidity Unit -
Total Suspended SNI.06-6989.3-
6 mg/L Max. 50 Max. 200
Solid 2004
SNI.03-3961-
7 Sedimen Layang mg/L - -
1995
Kimia
SNI.06-
8 pH - 6–9 -
6989.11-2004
Oksigen SNI.06-
9 mg/L Min. 4 -
Terlarut/DO 6989.14-2004
SNI.06-
10 COD (KOK) mg/L Max. 25 50 – 900
6989.15-2004
SNI.06-2503-
11 BOD mg/L Max. 3 -
1991
SNI.06-
12 Klorida (Cl) mg/L Max. 300 6989.19-2004 -
SNI.06-
13 Nitrit (NO2-N) mg/L Max. 0.06 6989.9-2004 0.01 – 1.0
SNI.06-
14 Sulfat (SO42-) mg/L Max. 300 6989.20-2004 -
SNI.06-
15 Fosfat (PO43-) mg/L 6989.31-2005 0.01 – 1.0
Max. 0.2
SNI-6989-68-
16 Kobalt (Co) mg/L 0.2 -
2009
SNI-6989-16-
17 Cadmium (Cd) mg/L 0.01 -
2009
SNI-6989-07-
18 Krom Total (Cr) mg/L Max. 0.05 -
2009
SNI-6989-6-
19 Tembaga (Cu) mg/L 0.02 -
2009
SNI-6989-8-
20 Timbal (Pb) mg/L 0.03 -
2009
SNI-6989-17-
21 Seng (Zn) mg/L 0.05 -
2009
APHA 5520-
22 Minyak dan mg/L 1 B-2005 -
Lemak
SNI-06-
23 Fenol mg/L 0.005 6989.21-2004 -
Nephelometri
24 Barium ( Ba ) mg/L - -
APHA 4500-
25 Boron mg/L 1.0 B-B-2012 -
SNI-6989-4-
26 Besi ( Fe ) mg/L - 2009 -
SNI-6989-5-
27 Mangan ( Mn ) mg/L - 2009 -
SNI-06-
28 Fluorida ( F ) mg/L 1.5 6989.29.2005 -
Mikrobiologi
MPN/100 APHA 9221-
29 Total Coliform 5000 B-2005 -
mL
MPN/100 SNI-19-3957-
30 Fecal Coliform 1000 1995 -
mL
3.3.2 Spektrofotometer
3.3.3 Inkubator
3.3.6 Turbidimeter
Sifat fisika yang harus diperhatikan yaitu suhu, warna, bau, rasa
dan kekeruhan, yang syarat-syaratnya telah ditetapkan. Sedangkan
sifat kimia meliputi zat-zat yang terlarut yang biasa berupa zat organic
dan anorganik serta zat-zat yang bersifat agresif. Dan untuk
mikrobiologi terdiri dari angka kuman dan bakteri coli.
4.3 Limbah
Berdasarkan keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997
Pasal I tentang prosedur impor limbah, menyatakan bahawa limbah adalah
bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang
fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang dapat dimakan oleh
manusia dan hewan. Pengertian limbah menurut WHO yaitu sesuatu yang
tidak berguna, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Secara
umum, jenis limbah dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu limbah organik,
limbah anorganik, dan limbah B3 ( bahan beracun dan berbahaya )
4.5.1 Salinity
Salinity ( Salinitas ) adalah konsentrasi dari total ion yang
terdapat di dalam perairan. Pengertian salinitas yang paling mudah
dipahami adalah jumlah kadar garam yang terdapat pada suatu
perairan. Hal ini di karenakan salinitas ini merupakan gambaran
tentang padatan total di dalam air setelah semua karbonat di konversi
menjadi oksida, semua bromida dan iodida di gantikan oleh chlorida
dan semua bahan organik telah dioksidasi.
Naik turunnya salinitas disebabkan oleh banyak hal diantaranya
adalah up welling dan pengaruh hujan yang turun secara terus menerus
dalam jangka waktu beberapa hari. Upwelling adalah fenomena
oseanografi yang melibatkan gerak yang dibangkitkan angin dari air
yang lebih berat, lebih dingin dan biasanya kaya- nutrient ke arah
permukaan laut, menggantikan air permukaan yang lebih hangat dan
kurang nutrient.
Salinitas perairan menggambarkan kandungan garam dalam
suatu perairan. Garam yang dimaksud adalah berbagai ion yang
terlarut dalam air termasuk garam dapur (NaCl). Pada umumnya
salinitas disebabkan oleh 7 ion utama yaitu Natrium (Na), Kalium (K),
Kalsium (Ca), Magenisum (Mg), Klorin (Cl), Sulfat (SO4) dan
bikarbonat (HCO3-). Salinitas dinyatakan dalam satuan gram/kg atau
promil (0/00) (Effendi, 2003)
4.5.2 Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut)
Oksigen terlarut adalah gas oksigen yang terlarut dalam air.
Oksigen terlarut dalam perairan merupakan factor penting sebagai
pengatur metabolime tubuh organisme untuk tumbuh dan berkembang
biak. Sumber oksigen terlarut dalam air berasal dari difusi oksigen
yang terdapat di atmosfer, arus atau aliran air melalui air hujan serta
aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton (Novonty and
Olem, 1994). Difusi oksigen atmosfer ke air bias terjadi secara
langsung pada kondisi air stagnant (diam) atau terjadi karena agitasi
atau pergolakan massa air akibat adanya gelombang atau angina.
Difusi oksigen atau atmosfer ke perairan pada hakekatnya
berlangsung relative lambat, meskipun terjadi pergolakan massa air
atau gelombang. Sebagian besar oksigen pada perairan sungai dan
waduk merupakan hasil sampingan aktivitas fotosintesis. Pada proses
fotosintesis, karbondioksida direduksi menjadi karbohidrat dan air
mngalami dehidrogenasi menjadi oksigen
6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2
Keberadaan oksigen terlarut di perairan sangat dipengaruhi oleh
suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfer.Kadar oksigen
berkurang dengan semakin meningkatnya suhu, ketinggian, dan
berkurangnya tekanan atmosfer (Jeffries and Mills, 1996). Penyebab
utama berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam air disebabkan
karena adanya zat pencemar yang dapat mengkonsumsi oksigen. Zat
pencemar tersebut terutama terdiri dari bahan-bahan organik dan
anorganik yang berasal dari berbagai sumber, seperti kotoran (hewan
dan manusia), sampah organik, bahan-bahan buangan dari industri dan
rumah tangga.
Menurut Connel amd Miller (1995), sebagian besar dari zat
pencemar yang menyebabkan oksigen terlarut berkurang adalah
limbah organik. Menurut Lee et al. (1997), kandungan oksigen terlarut
pada suatu perairan dapat digunakan sebagai indikator kualitas
perairan.
Oksigen terlarut dapat dianalisis dengan 2 macam cara, yaitu :
A. Metoda Titrasi Dengan Cara WINKLER
Bahan :
1. Sampel air
2. Larutan MnSO₄
3. Larutan Alkali Iodida Azida
4. Larutan H₂SO₄ pekat
5. Indikator kanji ( Amylum )
6. Larutan Na₂S₂O₃ 0,025 N
7 Larutan KOH
8. Larutan KI
9 Larutan NaN3
2,5 1000
M= ×
169,02 gr/mol 150 mL
M = 0,0986
Jadi konsentrasi MnSO4 adalah 0,0986 mengalami
pembulatan menjadi 0,1 M
Larutkan 2,5 gr MnSO4.H2O tambahkan aquades
dalam labu ukur 150 ml dan encerkan
6.2 Pembahasan
6.2.1 Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut)
Sampel di pindahkan kedalam botol KOB dan tambahkan
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen yang terdapat dalam
sampel. Penambahan MnSO4 membentuk gumpalan-gumpalan
putih. Lalu kemudian ditambahkan Alkali Iodida Azida yang
berasal dari campuran KOH atau NaOH dengan KI untuk memberi
suasana basa dan mengendapkan oksigen yang terikat oleh MnSO 4
menjadi Mn(OH)2 dan mengikat I2 dengan terbentuk gumpalan-
gumpalan endapan yang berwarna coklat
Penambahan MnSO4 dan Penambahan Alkali Iodida Azida
MnSO4 + 2KOH ==> Mn(OH)2↓coklat + K2SO4
Mn(OH)2 + O2 + 2KI + ==> Mn(OH)2 + I2 + KOH (ion O
teroksidasi)
Tambahkan H2SO4 agar pH menjadi asam dan supaya
endapan dapat dilarutkan. Serta larutan KI
Penambahan H2SO4
Mn(OH)2 + 2H2SO4 ==> Mn(SO4)2 + 3H2O
Kemudian Sampel dipipet sebanyak 50 mL ke dalam
Erlenmeyer 150 ml untuk dititrasi oleh Na 2S2O3 standar. Dengan
bantuam indikator kanji menjelang titik akhir sampai terjadi
perubahan warna dari biru menjadi tak berwarna. Penambahan
indikator menjelang titik akhir dilakukan agar tidak terbentuk
ikatan iod-amylum yang dapat menyebabkan volume Thiosulfat
keluar lebih banyak dari yang seharusnya. Indikator kanji ini
berfungsi sebagai indikator yang mengikat ion-ion yang ada pada
larutan alkali-iodida-azida karena warna biru tua kompleks
berperan sebagai uji kepekaan terhadap iod. Kepekaan itu lebih
besar dalam larutan sedikit asam daripada dalam larutan netral dan
lebih besar dengan adanya ion iodida.
7.1 Kesimpulan
Hasil rata-rata Dissolved Oxygen yang diperoleh sebesar 4,175 mg/L
dan Salinity 0,0635 PSU, yang artinya tidak melewati batas maksimal dari
setiap parameter yang diuji, adapun batas maksimal untuk Dissolved
Oxygen (Oksigen Terlarut) adalah ≥ 4 mg/L dan Salinity adalah 0,05-3
PSU.
Berdasarkan hasil analisis selama melakukan prakerin di
Laboratorium Unit Hidrologi dan Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang, dimana pengujian parameter yang dilakukan adalah uji
Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut) dan Salinity. Setelah diamati
masing-masing sampel air sungai dan bendungan, menunjukan bahwa
kadar Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut) dan Salinity.yang terkandung
masih dalam keadaan normal atau sudah memenuhi standar yang telah
ditetapkan.
7.2 Saran
Adapun Saran untuk pihak Sekolah dan pihak Perusahaan Sebagai
berikut :
7.2.1 Untuk Pihak Sekolah
1) Pihak sekolah sebaiknya melakukan pemantauan kepada siswa
di tempat PRAKERIN agar terjalin hubungan yang baik
dengan pihak perusahaan.
2) Pihak sekolah seharusnya memberikan arahan lebih banyak
kepada siswa demi tercapainya kinerja maksimal pada siswa.
Sumber Buku :
Basset.J,dkk. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif An-Organik edisi
IV.Buku kedokteran EGC. Jakarta.
Bidang PU.1991. “Kumpulan SNI mengenai Kualitas Air.”Yayasan Badan
Penerbit PU Jakarta.
Day.R.A.JR dan A.I.Underwood.1998 Analis Kimia Kuantitatif. Jakarta.
Erlangga.
F.Albert Cotton, Geoffrey Wilkinson. 1989 “Kimia ANORGANIK DASAR”
Universitas Indonesia. Jakarta.
Syafei, Iis, Moh. 1999 “Kimia Air”. Bandung
Sumber website:
http://gandaparulian.blogspot.com/2014/02/ Diakses pada hari Kamis tanggal 23
September 2021. Pukul 20:30 WIB
http://haiyulfadhli.blogspot.com/2015/10/titrasi-iodometri-iodimetri.html Diakses
pada hari Sabtu tanggal 25 September 2021. Pukul 21:30 WIB
https://www.yumpu.com/id/document/read/40989939/beberapa-catatan-tentang-
penentuan-kadar-oksigen-dalam-air-laut- Diakses pada hari Sabtu tanggal 18
September 2021. Pukul 21:00 WIB
https://www.academia.edu/26237217/UJI_OKSIGEN_TERLARUT_DO_ Diakses pada
hari Sabtu tanggal 18 September 2021. Pukul 13:00 WIB