Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

ANALISIS DISSOLVED OXYGEN DAN SALINITY


DI LABORATORIUM UNIT HIDROLOGI DANKUALITAS AIR
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CIDANAU-CIUJUNG-CIDURIAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUN DAN PERUMAHAN RAKYAT

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan di SMK Kimia PGRI Kota Serang
Program Keahlian Teknik Kimia
Kompetensi Keahlian Kimia Analisis

Disususn Oleh :
Nama : MUHAMAD DAMARSYAH PUTRA
NIS : 18191106
Nama : AHMAD AFIFI
NIS : 18191009
YAYASAN BHAHANA BHAKTI (YBB) PGRI SERANG
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) KIMIA PGRI KOTA
SERANG
Jalan Letnan Jidun, kompleks perkantoran Kav. PGRI Serang 42115
Telp. (0254) 203328, Email smkkimiapgriserang@yahoo.co.id
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN
DI LABORATORIUM UNIT HIDROLOGI DAN KUALITAS AIR
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CIDANAU-CIUJUNG-CIDURIAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
(Analisis Dissolved Oxygen dan Salinity)

Yang bertanda tangan di bawah ini menetapkan bahwa :

Nama Siswa : Muhamad Damarsyah Putra


NIS : 18191106
Kejuruan : Analis Kimia
Asal Sekolah : SMK Kimia PGRI Serang

Telah menyelesaikan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di Balai


Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian (BBWS C3) laboratorium
Unit Hidrologi dan Kualitas Air Provinsi Banten pada tanggal 19 April
2021 s.d 09 Juni 2021.Setelah memeriksa kami menyetujui seluruh isi
laporan ini dengan judul “Analisis Dissolved Oxygen dan Salinity”.Yang
dibuat oleh siswa tersebut diatas.

Serang, 20 Oktober 2021

Disetujui dan disahkan oleh:

Supervisor Laboratorium Pembimbing,


BBWS C3

Deni Faturrohman, A.Md,Si Herman Felani, S.T

i
LEMBAR PENGESAHAN
DI LABORATORIUM UNIT HIDROLOGI DAN KUALITAS AIR
BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI CIDANAU-CIUJUNG-CIDURIAN
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAB PERUMAHAN RAKYAT
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
(Analisis Salinity dan Turbidity)

Yang bertanda tangan di bawah ini menetapkan bahwa :

Nama Siswa : Ahmad Afifi


NIS : 18191009
Kejuruan : Analis Kimia
Asal Sekolah : SMK Kimia PGRI Serang

Telah menyelesaikan Praktik Kerja Industri (Prakerin) di Balai


Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian (BBWS C3)
Laboratorium Unit Hidrologi dan Kualitas Air Provinsi Banten pada tanggal
19 April 2021 s.d 09 Juni 2021.Setelah memeriksa kami menyetujui seluruh
isi laporan ini dengan judul “Analisis Conductivity dan Turbidity”.Yang
dibuat oleh siswa tersebut diatas.

Serang, 20 Oktober 2021

Disetujui dan disahkan oleh:

Supervisor Laboratorium Pembimbing,


BBWS C3

ii
Deni Faturrohman, A.Md,Si Herman Felani, S.T

LEMBAR PENGESAHAN
SMK KIMIA PGRI KOTA SERANG
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
(Analisis Dissolved Oxygen dan Salinity)

Nama : Muhamad Damarsyah Putra


NIS : 18191106
Waktu : 19 April 2021 s.d 09 Juni 2021
Tempat : Laboratorium Unit Hidrologi dan Kualitas Air Balai Besar
Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian (BBWS C3)

Serang, 20 Oktober 2021

Disetujui dan disahkan oleh :

Kepala Sekolah Pembimbing,

Wien Aryandini K, M.Pd Herman Felani, S.T

iii
LEMBAR PENGESAHAN
SMK KIMIA PGRI KOTA SERANG
LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
(Analisis Salinity dan Turbidity)

Nama : Ahmad Afifi


NIS : 18191009
Waktu : 19 April 2021 s.d 09 Juni 2021
Tempat : Laboratorium Unit Hidrologi dan Kualitas Balai Besar Wilayah
Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian (BBWS C3)

Serang, 20 Oktober 2021

Disetujui dan disahkan oleh :

Kepala Sekolah Pembimbing,

Wien Aryandini K, M.Pd Herman Felani, S.T

iv
IDENTITAS SISWA

Nama : Muhamad Damarsyah Putra


NIS : 18191106
Tempat Tanggal Lahir: Serang, 08 Juni 2003
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No. Telp : 085648024869
E-mail : damarsyahputra123@gmail.com
Alamat : Griya Reang Indah, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan
Cipocok jaya, Serang - Banten
Nama Sekolah : SMK Kimia PGRI Kota Serang
Program Keahlian : Analisis Kimia
No. Telp : (0254) 203328
E-mail : smkkimiapgriserang@yahoo.co.id
Alamat Sekolah : Jalan Letnan Jidun no 25, kompleks perkantoran Kav.
PGRI Serang 42115

v
IDENTITAS SISWA

Nama : Ahmad Afifi


NIS : 18191009
Tempat Tanggal Lahir: Serang, 17 Desember 2002
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
No. Telp : 089638654462
E-mail : afifiahmad436@gmail.com
Alamat : Kp. Lemah Abang, Desa Lebakwan, Kecamatan
Kramatwatu, kabupaten Serang - Banten
Nama Sekolah : SMK Kimia PGRI Kota Serang
Program Keahlian : Analisis Kimia
No. Telp : (0254) 203328
E-mail : smkkimiapgriserang@yahoo.co.id
Alamat Sekolah : Jalan Letnan Jidun no 25, kompleks perkantoran Kav.
PGRI Serang 42115

vi
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim,

Kami panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT. Yang telah


melimpahkan hidayahnya dan memberi kami kesempatan dalam
menyelesaikan laporan PRAKERIN di Laboratorium Kualitas Air Dinas
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten dengan sebaik-
baiknya.
Laporan ini sebagai bukti dalam pelaksanaan PRAKERIN dan
disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
PRAKERIN bagi para siswa dari SMK Kimia PGRI Kota Serang.Laporan
ini disusun berdasarkan PRAKERIN yang dilaksakan pada tanggal 19 April
2021 s.d 9 Juni 2021.Yang sebagaimana disusun sebagai salah satu syarat
untuk memenuhi persyaratan kelulusan di SMK Kimia PGRI Kota Serang.
Salah satu tujuan penulis dalam menulis laporan PRAKERIN ini
adalah sebagai dokumentasi dan juga bentuk evaluasi kegiatan
PRAKERIN.Laporan yang penulis buat ini berdasarkan data-data yang valid
yang telah dikumpulkan dalam berbagai metode.
Dalam Menyusun laporan PRAKERIN ini tentu tak lepas dari
pengarahan dan bimbingan dari berbagai pihak.Maka penulis ucapkan rasa
hormat dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
akhir penyelesaian laporan hasil PRAKERIN ini. Ucapan terima kasih
penulis sampaikan kepada :
1. Kedua orang tua yang banyak memberikan doa, dorongan, dukungan, serta
motivasi setiap harinya.
2. Kepada yang terhormat Bapak Deni Faturrohman A.Md,Si selaku kepala
Pengolahan Data dan Kualitas Air
3. Kepada yang terhormat Ibu Wien Aryandini K.,M.Pd selaku kepala sekolah
SMK Kimia PGRI Serang

vii
4. Kepada yang terhormat Bapak Herman Felani, S.T selaku guru pembimbing
sekaligus ketua kegiatan PRAKERIN SMK Kimia PGRI Serang
5. Kepada Bapak dan Ibu guru SMK Kimia PGRI Serang yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.
6. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam menyelesaikan laporan ini.

Semoga segala bantuan dan dukungan yang telah diberikan


mendapat limpahan rahmat dari Allah SWT.Penulis berharap kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan laporan penulis dikemudian
hari.Semoga laporan PRAKERIN ini dapat memberikan manfaat khususnya
bagi penulis dan umumnya untuk semua pihak yang berkepentingan.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Serang, 20 Oktober 2021

Penulis

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN..........................................................i

LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH................................................................iii

IDENTITAS SISWA...............................................................................................v

KATA PENGANTAR...........................................................................................vii

DAFTAR ISI...........................................................................................................ix

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................xii

DAFTAR TABEL................................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Industri.......................................................1

1.2 Tujuan Praktik Kerja Industri....................................................................1

1.3 Manfaat Praktik Kerja Industri..................................................................1

1.4 Tujuan Penulisan Laporan.........................................................................1

1.5 Pembatasan Masalah.................................................................................1

1.6 Tempat dan Waktu PRAKERIN...............................................................3

BAB II LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan....................................................................................4

2.2 Unit Hidrologi dan Kualitas Air BBWS C3..............................................5

2.3 Jenis Pelayanan..........................................................................................6

2.4 Tugas dan Fungsi.......................................................................................6

2.5 Sumber Daya Manusia..............................................................................6

2.6 Visi dan Misi.............................................................................................6

2.7 Tata Letak..................................................................................................7

Parameter-parameter Kualitas Air Yang Diuji.........................................................7

ix
Struktur Organisasi................................................................................................10
Peta Lokasi Pemantauan........................................................................................11
BAB III PELAYANAN DAN PRODUK

3.1 Pelayanan.................................................................................................12

3.2 Jasa Pengujian.........................................................................................14

3.3 Peralatan Laboratorium...........................................................................14

3.3.1 Chemical Oxygen Demand..............................................................15

3.3.2 Spektrofotometer..............................................................................15

3.3.3 Inkubator..........................................................................................16

3.3.4 Alat Ayak Sedimen..........................................................................16

3.3.5 HI 98195 Multi Parameter...............................................................17

3.3.6 Turbidimeter.....................................................................................17

BAB IV TINJAUAN PUSTAKA

4.1 Definisi Air..............................................................................................19

4.2 Kualitas Air.............................................................................................19

4.2.1 Air Sanitasi.......................................................................................19

4.2.2 Air Pendingin...................................................................................20

4.2.2 Air Pengisi Katel Uap.....................................................................20

4.3 Limbah.....................................................................................................20

4.4.1 Limbah Organik...............................................................................21

4.4.2 Limbah Anorganik...........................................................................21

4.4.2 Limbah B3........................................................................................21

4.4 Pencemaran Air.......................................................................................21

4.5 Indikator Pencemaran Air.......................................................................22

4.5.1 Salinity.............................................................................................22

x
4.5.2 Dissolved Oxygen.............................................................................22

BAB V METODE ANALISA

5.1 Metode Analisa Dissolved Oxygen .........................................................25

5.1.1 Prinsip Dasar....................................................................................25

5.1.2 Tujuan Analisa.................................................................................25

5.1.3 Alat dan Bahan.................................................................................25

5.1.4 Larutan Pereaksi...............................................................................27

5.1.5 Cara Kerja........................................................................................28

5.2 Metode Analisa Salinity..........................................................................29

5.2.1 Prinsip Dasar....................................................................................29

5.2.2 Tujuan Analisa.................................................................................29

5.2.3 Alat dan Bahan.................................................................................29

5.2.4 Cara Kerja........................................................................................29

BAB VI DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

6.1 Hasil Data Pengamatan...........................................................................30

6.2 Pembahasan.............................................................................................31

6.2.1 Dissolved Oxygen.............................................................................31

6.2.2 Salinity.............................................................................................32

BAB VII PENUTUP

7.1 Kesimpulan..............................................................................................34

7.2 Saran........................................................................................................34

7.2.1 Untuk Pihak Sekolah........................................................................34

7.2.1 Untuk Pihak Perusahaan..................................................................34

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2 Peta Lokasi Pos Pemantauan Kualitas Air Sungai.......................................11


YGambar 3.3.1 Peta Lokasi Pos Pemantauan Kualitas Air Sungai..................................15
YGambar 3.3.2 Peta Lokasi Pos Pemantauan Kualitas Air Sungai..................................15
YGambar 3.3.3 Peta Lokasi Pos Pemantauan Kualitas Air Sungai..................................16
YGambar 3.3.4 Peta Lokasi Pos Pemantauan Kualitas Air Sungai..................................16
YGambar 3.3.5 Peta Lokasi Pos Pemantauan Kualitas Air Sungai..................................17
YGambar 3.3.6 Peta Lokasi Pos Pemantauan Kualitas Air Sungai..................................17

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Parameter Yang Diuji Di Laboratorium BBWS C3 ............................................7


Tabel 3.2 Parameter Yang Diuji Di Laboratorium BBWS C3 ..........................................12
28

xiii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Industri


Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan
berkembang, begitu pula teknologi yang semakin pesat sehingga dibutuhkan
sumber daya manusia yang berkualitas, maka seluruh Sekolah Menengah
Kejuruan selalu mengadakan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) setiap
tahunnya. Yang mana Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) harus diikuti oleh
setiap siswa sebagai salah satu syarat kelulusan yang harus dipenuhi.
SMK KIMIA PGRI Serang sebagai salah satu Lembaga Pendidikan
Kejuruan yang sesuai dengan Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan
tahun 1994, yang mewajibkan siswa – siswi untuk melaksanakan Praktek
Kerja Industri (PRAKERIN) di Instansi atau Perusahaan – perusahaan kimia
yang sesuai dengan program studinya.
Dalam hal ini penulis melakukan PRAKERIN di Laboratorium Balai
Pengelola Sumber Daya Air (BPSDA) Kab. Serang dengan melakukan
analisis terhadap air, baik air limbah, air sungai maupun air laut. Adapun
batas pembahasan pada penulisan laporan PRAKERIN ini adalah tentang
Dissolved Oxygen (DO) dan Salinitas pada sampel air .

1.2 Tujuan Praktik Kerja Industri


Praktek kerja lapangan dimaksudkan untuk memenuhi kurikulum
sekolah sebagai salah satu syarat untuk menempuh kerlulusan di SMK Kimia
Serang. Tujuan dilaksanakannya PKL adalah :
1. Mendidik dan membiasakan diri untuk bekerja dalam suasana kerja
yang sebenarnya, terutama yang berkenaan dengan disiplin kerja.
2. Mendidik siswa agar mempunya rasa tanggung jawab pada diri sendiri,
sekolah dan dunia kerja
3. Memperoleh pengalaman nyata yang berguna untuk meningkatkan
keterampilan yang sesuai dengan jurusan.

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


1
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

4. Meningkatkan, memperluas dan memantapkan keterampilan yang


membentuk kemampuan siswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan
kerja yang sesuai dengan program yang dipilihnya

1.3 Manfaat Praktik Kerja Industri


Manfaat praktek kerja industri di antaranya:
1. Mampu mengetahui arti penting kedisiplinan dan tanggung jawab
dalam melaksanakan tugas pekerjaan
2. Memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai metode analisis dan
alat-alat instrument yang digunakan
3. Menjalin hubungan kerjasama antara pihak sekolah dengan pihak
perusahaan.
4. Mengetahui kebutuhan dari dunia industri sehingga dapat
mempersiapkan diri sebelum memasuki dunia kerja.

1.4 Tujuan Penulisan Laporan


Pembuatan laporan merupakan pertanggung jawaban penulis kepada
pihak perusahaan atau instansi terkait dan sekolah atas praktik yang telah
dilaksanakan. Adapun tujuan pembuatan laporan Ini adalah:
1. Agar siswa mampu Meningkatkan kualitas dan pemahaman serta
penerapan ilmu kimia yang diperoleh di sekolah
2. Siswa mampu mempertanggungjawabkan kepada pihak sekolah dan
pihak perusahaan atas PRAKERIN yang telah dilaksanakan dalam
bentuk tulisan (laporan)
3. Sebagai salah satu syarat kelulusan di SMK Kimia PGRI Serang

1.5 Pembatasan Masalah


Melihat dari permasalahan diatas, penulis akan membatasi masalah
dalam pembahasan laporan yang akan diuraikan, ini sudah merupakan
lingkup tugas secara garis besar selama PRAKERIN dalam laboratorium

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


2
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

terkait, yaitu pembatasan tentang penetapan Dissolved Oxygen (Oksigen


terlarut) dan Salinity.

1.6 Tempat dan Waktu PRAKERIN


Praktik kerja industry di Laboratorium Kualitas Air Dinas Pekerjaan
Umum dan Penataan Ruang Provinsi Banten. Dilaksanakan pada tanggal 19
April 2021 s.d 9 Juni 2021

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


3
BAB II
LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perusahaan


Balai Besar Wilayah Sungai Cidau-Ciujung-Cidurian merupakan salah
satu Balai yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor : 12/PRT/M/2006 tanggal 17 Juli 2006 tentang Susunan Organisasi
dan Tata Kerja Balai Besar Wilayah Sungai yang kemudian dirubah dengan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 26/PRT/M/2006 tanggal 9
November 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor : 12/PRT/M/2006 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Balai
Besar Wilayah Sungai. Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-
Cidurian terbentuk pada Tahun Anggaran 2007 merupakan gabungan dari
Satuan Kerja dibawah naungan Induk Pelaksana Kegiatan Wilayah Sungai
Ciujung-Ciliman dan Satuan Kerja Irigasi Banten dengan wilayah kerja
meliputi wilayah Sungai Cidanau, Ciujung, dan Cidurian.
Pada Tahun Anggaran 2008, struktur Satuan Kerja pada Balai Besar
berubah menjadi Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-
Cidurian dan Satuan Kerja Non Vertikal tertentu (SNVT) Pelaksana
Pengelolaan Sumber Daya Air (PPSDA). Selanjutnya pada Tahun Anggaran
2014 hingga saat ini, struktur Satuan Kerja pada Balai Besar berubah menjadi
Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian, Satuan
Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT) Pelaksaan Jaringan Sumber Air
Cidanau-Ciujung-Cidurian (PJSA), Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu
(SNVT) Pelaksanaan Jaringan Pemanfaatan Air Cidanau-Ciujung-Cidurian
(PJPA), Satuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan Sumber Daya Air Cidanau-
Ciujung-Cidurian (OPSDA , dan Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SNVT)
Pembangunan Bendungan. Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-
Cidurian bertujuan melanjutkan Pengeloaan Sumber Daya Air yang meliputi
perencaan,pelaksanaan kontruksi, operasi dan pemeliharaan dalam rangka
Konservasi Sumber Daya Air, Pengembangan Sumber Daya Air,

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


4
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

Pendayagunaan Sumber Daya Air, dan Pengendalian Rusak Air pada Wilayah
Sungai dan Pengembangan Daerah Irigasi di Wilayah Sungai Cidanau-
Ciujung-Cidurian.

2.2 Unit Hidrologi dan Kualitas Air BBWS C3


Pelaksanaan Pengelolaan Hidrologi dan Kualitas Air di BBWS C3
dimulai pada tahun 2007, diawali dengan kerjasama/MOU dengan Provinsi
Banten. Unit Hidrologi dan Kualitas Air berdiri tahun 2010, berdasarkan
Surat Keputusan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-
Cidurian Nomor : 51/KPTS/BBWSC-3/2010, tanggal 19 Agustus 2010
tentang Pembentukan Unit Hidrologi dan Kualitas Air Balai Besar Wilayah
Sungai Cidanau-Ciujung- Cidurian.
Unit Hidrologi dan Kualitas Air BBWS C3 mendapatkan sertifikat
Sistem Manajemen Mutu ISO 9001: 2008 tahun 2010 untuk kegiatan
Pengelolaan Hidrologi dan Kualitas Air.
Pengelolaan Hidrologi dan Kualitas Air diantaranya:
Tahun 2007 : Pengumpulan data hidrologi dan kualitas air,
dan kerjasama dengan PSDA Provinsi
Banten.
Tahun 2008 : Pengumpulan data dan perbaikan beberapa
pos curah hujan dan pos duga air.
Tahun 2009 : Mulai pengelolaan Hidrologi dan Kualitas
Air di Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-
Ciujung- Cidurian.
Tahun 2010 : Pengelolaan Hidrologi dan Kualitas Air
mendapatkan sertifikat ISO 9001 2008
bulan Oktober 2010 dari TUV NORD.
Tahun 2011 – : Pengelolaan Hidrologi dan Kualitas Air
2015 menjalankan ISO 9001 2008.
Tahun 2016 – Sekarang : Pengelolaan Hidrologi dan Kualitas Air
menjalankan ISO 9001 2015.
2.3 Jenis Pelayanan
1. Pengeloaan debit aliran sungai.

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


5
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

2. Data hidrologi dan kualitas air.


3. Analisis laboratorium kualitas air

2.4 Tugas dan Fungsi


1. Perencaan program kegiatan hidrologi dan kualitas air.
2. Pelaksaan monitoring kondisi hidrologi dan kualitas air.
3. Pengeloaan pos hidrologi.
4. Pengelolaan dan pelaksanaan pengumpulan data hidrologi
5. Pengeloaan dan pelakasaan laboratorium kualitas air.
6. Pengeloaan dan pelaksaan pengumpulan data kualitas air.
7. Pembuatan publikasi data hidrologi dan kualitas air.
8. Penerapan sistem Manajemen Mutu ISO 9001 2015.

2.5 Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia yang ada di Unit Hidrologi dan Kualitas Air
Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian terdiri dari berbagai
backround Pendidikan diantaranya Sarjana Teknik Sipil, Sarjana Teknik
Kimia, Sarjana Teknik Lingkungan, Sarjana Komputer dan SMK. Seluruh
SDM telah mendapatkan berbagai pelatihan di bidang ilmu Hidroogi dan
Kualitas Air.

2.6 Visi dan Misi


2.6.1 Visi Unit Hidrologi dan Kualitas Air
Menjadikan Unit Hidrologi dan Kualitas Air Balai Besar Wilayah
Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian (BBWS C3) sebagai unit rujukan
(Center Of Excellence) di wilyah Provinsi Banten.
2.6.2 Misi Unit Hidrologi dan Kualitas Air
a. Turut berperan serta dalam pembangunan di Provinsi Banten.
b. Selalu meningkatan kinerja dan professional dari Unit Hidrologi
dan Kualitas Air

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


6
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

c. Menumbuhkan dan Mengembangkan Unit Hidrologi dan Kualitas


Air BBWS C3 menjadi unit rujukan (Center Of Excellence)
pengelola hidrologi dan kualitas air Wilayah Sungai Cidanau-
Ciujung-Cidurian.
d. Konsistensi untuk meningkatkan mutu pengelolaan hidrologi dan
kualitas air yang berbasis teknologi dan Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001 : 2015.

2.7 Tata Letak


Unit Hidrologi dan Kualitas Air Balai Besar Wilayah Sungai
Cidanau-Ciujung-Cidurian terletak di Jalan Ustadz Uzair Yahya No. 1
Serang-Banten.

2.8 Parameter-parameter Kualitas Air Yang Diuji


Tabel 2.1 Parameter yang Diuji Di Laboratorium BBWS
C3
BAKU
NO PARAMETER SATUAN MUTU METODE KETERANGAN

KELAS II Limit Deteksi


Fisika
SNI.06-
1 Temperature °C Dev 3 6989.23-2005 -
Daya Hantar SNI.06-6989.1-
2 Listrik Umhos - 2004 -
Total Dissolved SNI.06-
3 Solid mg/L Max. 1000 6989.26-2005 -
SK SNI M-03-
4 Salinity % - 1989-F -

5 Kekeruhan NTU - Turbidity Unit -


Total Suspended SNI.06-6989.3-
6 Solid mg/L Max. 50 2004 Max. 200

SNI.03-3961-
7 Sedimen Layang mg/L - 1995 -

Kimia

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


7
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

SNI.06-
8 pH - 6–9 6989.11-2004 -
Oksigen SNI.06-
9 Terlarut/DO mg/L Min. 4 6989.14-2004 -
SNI.06-
10 COD (KOK) mg/L Max. 25 6989.15-2004 50 – 900
SNI.06-2503-
11 BOD mg/L Max. 3 1991 -
SNI.06-
12 Klorida (Cl) mg/L Max. 300 6989.19-2004 -

SNI.06-
13 Nitrit (NO2-N) mg/L Max. 0.06 6989.9-2004 0.01 – 1.0

SNI.06-
14 2- mg/L -
Sulfat (SO4 ) Max. 300 6989.20-2004
SNI.06-
15 3- mg/L 6989.31-2005 0.01 – 1.0
Fosfat (PO4 ) Max. 0.2
SNI-6989-68-
16 Kobalt (Co) mg/L 0.2 2009 -

SNI-6989-16-
17 Cadmium (Cd) mg/L 0.01 2009 -

SNI-6989-07-
18 Krom Total (Cr) mg/L Max. 0.05 2009 -

SNI-6989-6-
19 Tembaga (Cu) mg/L 0.02 2009 -
SNI-6989-8-
20 Timbal (Pb) mg/L 0.03 2009 -
SNI-6989-17-
21 Seng (Zn) mg/L 0.05 2009 -
APHA 5520-
22 Minyak dan mg/L 1 B-2005 -
Lemak
SNI-06-
23 Fenol mg/L 0.005 6989.21-2004 -
Nephelometri
24 Barium ( Ba ) mg/L - -
APHA 4500-
25 Boron mg/L 1.0 B-B-2012 -

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


8
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

SNI-6989-4-
26 Besi ( Fe ) mg/L - 2009 -
SNI-6989-5-
27 Mangan ( Mn ) mg/L - 2009 -
SNI-06-
28 Fluorida ( F ) mg/L 1.5 6989.29.2005 -

Mikrobiologi
MPN/100 APHA 9221-
29 Total Coliform mL 5000 B-2005 -
MPN/100 SNI-19-3957-
30 Fecal Coliform mL 1000 1995 -

Sumber: Unit Hidrologi dan Kualitas Air BBWS Cidanau-Ciujung-Cidurian

Struktur Organisasi

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


9
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

PENGARAH

Ir. Saroni Soegiarto, ME.

PENANGGUNG JAWAB

Syauqiyatul Afnani Rangkuti, ST.,


MT

KETUA UNIT

Mahar Himawan, ST., M.Sc

WAKIL KETUA UNIT

SEKRETARIS
Teguh Mulia Aribawa, ST.

Sandi Febriandi, ST. URUSAN MONEV

Nadia Ulfah, ST.

URUSAN URUSAN URUSAN LOGISTIK /


PENGOLAHAN DATA PENGOLAHAN DATA GUDANG DAN
URUSAN URUSAN DATA
HIDROLOGI KUALITAS AIR PENGEMUDI
ADMINISTRASI LAPANGAN

Ucu Khoerunnisa,
ST. Eko Santoso, ST. Deni Faturohman Wildy Putra, ST. Jahuri

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


10
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

Peta Lokasi Pemantauan


Gambar 2.2 Peta Lokasi Pos Pemantauan Kualitas Air Sungai

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


11
BAB III
PELAYANAN DAN JASA

3.1 Pelayanan
Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian merupakan
instansi pemerintah yang bergerak di bidang sumber daya air dan pemukiman
serta jasa lain nya yang terkait. Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-
Ciujung-Cidurian sangat kompeten dalam sektor Analisa kualitas air dengan
berbagai parameter yang berkaitan.
Adapun beberapa parameter yang tercantum dalam Balai Besar Wilayah
Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian sebagai berikut:
Tabel 3.2 Parameter yang Diuji Di Laboratorium BBWS C3
BAKU
NO PARAMETER SATUAN METODE KETERANGA
MUTU N
KELAS II Limit Deteksi
Fisika
SNI.06-
1 Temperature °C Dev 3 -
6989.23-2005
Daya Hantar SNI.06-6989.1-
2 Umhos - -
Listrik 2004
Total Dissolved SNI.06-
3 mg/L Max. 1000 -
Solid 6989.26-2005
SK SNI M-03-
4 Salinity % - -
1989-F
5 Kekeruhan NTU - Turbidity Unit -
Total Suspended SNI.06-6989.3-
6 mg/L Max. 50 Max. 200
Solid 2004
SNI.03-3961-
7 Sedimen Layang mg/L - -
1995
Kimia
SNI.06-
8 pH - 6–9 -
6989.11-2004
Oksigen SNI.06-
9 mg/L Min. 4 -
Terlarut/DO 6989.14-2004

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


12
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

SNI.06-
10 COD (KOK) mg/L Max. 25 50 – 900
6989.15-2004
SNI.06-2503-
11 BOD mg/L Max. 3 -
1991
SNI.06-
12 Klorida (Cl) mg/L Max. 300 6989.19-2004 -

SNI.06-
13 Nitrit (NO2-N) mg/L Max. 0.06 6989.9-2004 0.01 – 1.0

SNI.06-
14 Sulfat (SO42-) mg/L Max. 300 6989.20-2004 -

SNI.06-
15 Fosfat (PO43-) mg/L 6989.31-2005 0.01 – 1.0
Max. 0.2
SNI-6989-68-
16 Kobalt (Co) mg/L 0.2 -
2009
SNI-6989-16-
17 Cadmium (Cd) mg/L 0.01 -
2009
SNI-6989-07-
18 Krom Total (Cr) mg/L Max. 0.05 -
2009
SNI-6989-6-
19 Tembaga (Cu) mg/L 0.02 -
2009
SNI-6989-8-
20 Timbal (Pb) mg/L 0.03 -
2009
SNI-6989-17-
21 Seng (Zn) mg/L 0.05 -
2009
APHA 5520-
22 Minyak dan mg/L 1 B-2005 -
Lemak
SNI-06-
23 Fenol mg/L 0.005 6989.21-2004 -
Nephelometri
24 Barium ( Ba ) mg/L - -
APHA 4500-
25 Boron mg/L 1.0 B-B-2012 -
SNI-6989-4-
26 Besi ( Fe ) mg/L - 2009 -
SNI-6989-5-
27 Mangan ( Mn ) mg/L - 2009 -

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


13
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

SNI-06-
28 Fluorida ( F ) mg/L 1.5 6989.29.2005 -

Mikrobiologi
MPN/100 APHA 9221-
29 Total Coliform 5000 B-2005 -
mL
MPN/100 SNI-19-3957-
30 Fecal Coliform 1000 1995 -
mL

3.2 Jasa Pengujian


Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian memberikan
pelayanan dan jasa dibidang sumber daya air. Adapun jasa pengujian yang
tersedia di Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian antara
lain.
1. Pengukuran debit aliran sungai.
2. Data hidrologi dan kualitas air.
3. Analisis laboratorium kualitas air

3.3 Peralatan Laboratorium


Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian memiliki
peralatan Laboratorium Peralatan tersebut diantaranya :
1. Chemical Oxygen Demand Refluks
2. Spektrofotometer
3. Inkubator
4. Alat ayak sedimen
5. Multi parameter
6. Turbidimeter

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


14
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

3.3.1 Chemical Oxygen Demand Refluks

Gambar 3.3 Chemical Oxygen Demand Refluks


Chemical Ovygen Demand Refluks mempunyai peran mengatur energi
dalam reaksi kimia. Ini berfungsi untuk mengakselerasi reaksi secara termal
dengan melakukannya pada temperatur tinggi (yaitu titik didih pelarut).
Berbagai industry telah menggunakannya dengan ragam bentuk dan jenis,
misalnya pada Analisis Chemical Oxygen Demand (COD)

3.3.2 Spektrofotometer

Gambar 3.4 Spektrofotometer


Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan Panjang gelombang pada
suatu objek atau kaca atau kuarsa yang di sebut kuvet. Sebagian besar dari
cahaya akan diserap dan sisanya dilewatkan, nilai absorban dari cahaya yang
diserap sebanding dengan konsentrasi larutan dalam kuvet.

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


15
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

3.3.3 Inkubator

Gambar 3.5 Inkubator


Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menginkubasi atau
mengerami suatu biakan. Inkubator menyediakan kondisi temperatur yang
optimum untuk mikroorganisme bisa melakukan pertumbuhan. Inkubator
memiliki alat pengatur suhu, sehingga temperatur dapat diatur sesuai biakan
yang akan diinkubasi. Berbagai industry telah memanfaatkan berbagai jenis
dan bentuk incubator, misalnya dalam analisis Biological Oxygen Demand
(BOD)

3.3.4 Alat Ayak Sedimen

Gambar 3.3.4.6 Alat ayak sedimen


Alat yang digunakan dalam analisa ayakan/Sedimentasi (sieve analysis) untuk
mengetahui distribusi ukuran partikel atau gradasi agregat suatu bahan
Metode ini biasanya dilakukan untuk partikel yang memiliki ukuran lebih
kecil dari 44 mikron. Alat ini sering digunakan di berbagai industri maupun

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


16
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

laboratorium instansi pemerintah dengan ragam jenis dan bentuk, misalnya


dalam analisis Sedimen Layang.

3.3.5 Multi Parameter

Gambar 3.6 Alat ayak sedimen


Contech, Multiparameter Meter adalah kombinasi sempurna canggih
kimia Electro teknologi sensor dengan keadaan elektronik seni dan desain
perangkat lunak. Alat ini dapat mengukur beberapa parameter, seperti pH,
mV, Konduktivitas TDS, salinitas, Tahanan, oksigen terlarut, konsentrasi Ion
dan suhu menggunakan elektroda yang berbeda.

3.3.6 Turbidimeter

Gambar 3.7 Turbidimeter


Turbidimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kekeruhan
air atau suatu larutan. Pengukuran kekeruhan dilakukan berdasarkan sifat
optik akibat disperse sinar dan dapat dinyatakan sebagai perbandingan sinar
yang dipantulkan terhadap sinar yang datang. Intensitas sinar atau cahaya

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


17
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

yang dipantulkan oleh suatu suspensi padata merupakan fungsi dari


konsentrasi pada kondisi yang konstan.
Dengan menggunakan alat turbidimeter saat praktikum, kami mampu
mendeteksi tingkat kekeruhan dalam sampel cair secara cepat. Berbagai
Laboratorium instansi pemerintah dan Industry sering memanfaatkannya pada
Analisis Turbidimetri.

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


18
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA

4.1 Definisi Air


Air merupakan salah satu senyawa yang mempunyai peranan penting
bagi aktifitas kehidupan manusia, baik secara biologis maupun non biologis.
Secara biologis air diperlukan untuk membentuk senyawa karbohidrat,
pembawa zat gizi dan sebagainya, sedangkan untuk kegiatan non biologis, air
berperan antara lain pada kegiatan industri, diantaranya untuk proses, air
boiler dan air pendingin
Secara kimia molekul air tersusun atas dua atom hydrogen dan satu
atom oxygen (H2O). Dalam keadaan cair, molekul-molekul air saling
berikatan membentuk polimer melalui ikatan hydrogen. Karena ikatan inilah
air mempunyai titik didih yang besar serta daya pelarutan yang tinggi.
Air yang kita gunakan untuk kehidupan sehari-hari bersifat tawar
sehingga dikenal dengan istilah air tawar. Akan tetapi, hanya 3% air di bumi
ini berupa air tawar dan dua per tiganya membeku di kutub dan puncak yang
tinggi. Sisanya merupakan air tanah dan 0,3% adalah air permukaan (sungai,
danau, dan rawa)

4.2 Kualitas Air


Kualitas air secara umum dapat ditentukan oleh zat-zat kotoran
(impurities) yang terdapat dalam air. Air yang digunakan untuk bermacam-
macam keperluan harus memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan. Berikut
adalah standar mutu dan penggunaan air menurut kebutuhannya:

4.2.1 Air Sanitasi


Air sanitasi di dalam suatu pabrik biasanya dipakai untuk
keperluan minum, masak dan lain-lain. Pada dasarnya, untuk air
sanitasi harus memenuhi kualitas yang terdiri dari sifat fisika, sifat
kimia serta bakteriologis/mikrobiologi.

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


19
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

Sifat fisika yang harus diperhatikan yaitu suhu, warna, bau, rasa
dan kekeruhan, yang syarat-syaratnya telah ditetapkan. Sedangkan
sifat kimia meliputi zat-zat yang terlarut yang biasa berupa zat organic
dan anorganik serta zat-zat yang bersifat agresif. Dan untuk
mikrobiologi terdiri dari angka kuman dan bakteri coli.

4.2.2 Air Pendingin


Air yang digunakan sebagai pendingin harus diperhatikan
terhadap beberapa faktor antara lain suhu, derajat kekeruhan, derajat
kesadahan, besi, mangan, sifat korosif dan lain-lain.

4.2.3 Air Pengisi Katel Uap (Boiler Feed)


Panas atau Boiler adalah bejana tertutup dimana panas
pembakaran dialirkan ke air sampai terbentuk air panas atau steam.
Air steam pada tekanan tertentu kemudian digunakan untuk
mengalirkan panas ke suatu proses. Air adalah media yang berguna
dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Jika air di
didihkan sampai menjadi steam, volumenya akan meningkat sekitar
1.600 kali, menghasilkan tenaga yang menyerupai bubuk mesiu yang
mudah meledak, sehingga boiler merupakan peralatan yang harus di
kelola dan dijaga dengan sangat baik.

4.3 Limbah
Berdasarkan keputusan Menperindag RI No. 231/MPP/Kep/7/1997
Pasal I tentang prosedur impor limbah, menyatakan bahawa limbah adalah
bahan/barang sisa atau bekas dari suatu kegiatan atau proses produksi yang
fungsinya sudah berubah dari aslinya, kecuali yang dapat dimakan oleh
manusia dan hewan. Pengertian limbah menurut WHO yaitu sesuatu yang
tidak berguna, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang
berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Secara
umum, jenis limbah dapat dikelompokan menjadi 3 yaitu limbah organik,
limbah anorganik, dan limbah B3 ( bahan beracun dan berbahaya )

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


20
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

4.3.1 Limbah Organik


Limbah Organik merupakan limbah yang berasal dari jaringan
organisme dan umumnya mudah untuk diuraikan. Contoh dari limbah
Organik ini adalah serah atau bagian tumbuhan yang sudah rontok,
bangkai sisa sayuran, kotoran ternak maupun kertas.

4.3.2 Limbah Anorganik


Limbah anorganik merupakan limbah yang berasal dari bahan-
bahan non hayati dan umumnya akan sulit untuk diuraikan. Adapun,
contoh dari limbah anorganik ini antara lain : besi, aluminium, timah,
kaca, dan bahan sintesis seperti plastik dan lain sebagainya

4.3.3 Limbah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya)


Limbah B3 atau Bahan Beracun dan Berbahaya merupakan
limbah yang berasal dari berbagai macam bahan kimia beracun dan
berbahaya. Contoh dari limbah B3 ini antara lain : pestisida, sisa batu
baterai, oli bekas, tumpahan minyak, maupun lain sebagainya

4.4 Pencemaran Air


Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas
manusia.Danau, sungai, lautan, dan air tanah adalah bagian penting dalam
siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus
hidrologi.Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan
berbagai macam fungsinya sedimen dan polutan.Berbagai macam fungsinya
sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai,
lautan dan air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum,
sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya
berpotensi sebagai objek wisata.

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


21
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

4.5 Indikator Pencemaran Air


Suatu tanda pengukuran tinggi rendahnya sebuah air yang telah
tercemar. Berikut ini adalah Indikator pencemaran air parameter Fisika dan
Kimia

4.5.1 Salinity
Salinity ( Salinitas ) adalah konsentrasi dari total ion yang
terdapat di dalam perairan. Pengertian salinitas yang paling mudah
dipahami adalah jumlah kadar garam yang terdapat pada suatu
perairan. Hal ini di karenakan salinitas ini merupakan gambaran
tentang padatan total di dalam air setelah semua karbonat di konversi
menjadi oksida, semua bromida dan iodida di gantikan oleh chlorida
dan semua bahan organik telah dioksidasi.
Naik turunnya salinitas disebabkan oleh banyak hal diantaranya
adalah up welling dan pengaruh hujan yang turun secara terus menerus
dalam jangka waktu beberapa hari. Upwelling adalah fenomena
oseanografi yang melibatkan gerak yang dibangkitkan angin dari air
yang lebih berat, lebih dingin dan biasanya kaya- nutrient ke arah
permukaan laut, menggantikan air permukaan yang lebih hangat dan
kurang nutrient.
Salinitas perairan menggambarkan kandungan garam dalam
suatu perairan. Garam yang dimaksud adalah berbagai ion yang
terlarut dalam air termasuk garam dapur (NaCl). Pada umumnya
salinitas disebabkan oleh 7 ion utama yaitu Natrium (Na), Kalium (K),
Kalsium (Ca), Magenisum (Mg), Klorin (Cl), Sulfat (SO4) dan
bikarbonat (HCO3-). Salinitas dinyatakan dalam satuan gram/kg atau
promil (0/00) (Effendi, 2003)
4.5.2 Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut)
Oksigen terlarut adalah gas oksigen yang terlarut dalam air.
Oksigen terlarut dalam perairan merupakan factor penting sebagai
pengatur metabolime tubuh organisme untuk tumbuh dan berkembang

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


22
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

biak. Sumber oksigen terlarut dalam air berasal dari difusi oksigen
yang terdapat di atmosfer, arus atau aliran air melalui air hujan serta
aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton (Novonty and
Olem, 1994). Difusi oksigen atmosfer ke air bias terjadi secara
langsung pada kondisi air stagnant (diam) atau terjadi karena agitasi
atau pergolakan massa air akibat adanya gelombang atau angina.
Difusi oksigen atau atmosfer ke perairan pada hakekatnya
berlangsung relative lambat, meskipun terjadi pergolakan massa air
atau gelombang. Sebagian besar oksigen pada perairan sungai dan
waduk merupakan hasil sampingan aktivitas fotosintesis. Pada proses
fotosintesis, karbondioksida direduksi menjadi karbohidrat dan air
mngalami dehidrogenasi menjadi oksigen
6 CO2 + 6 H2O C6H12O6 + 6 O2
Keberadaan oksigen terlarut di perairan sangat dipengaruhi oleh
suhu, salinitas, turbulensi air, dan tekanan atmosfer.Kadar oksigen
berkurang dengan semakin meningkatnya suhu, ketinggian, dan
berkurangnya tekanan atmosfer (Jeffries and Mills, 1996). Penyebab
utama berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam air disebabkan
karena adanya zat pencemar yang dapat mengkonsumsi oksigen. Zat
pencemar tersebut terutama terdiri dari bahan-bahan organik dan
anorganik yang berasal dari berbagai sumber, seperti kotoran (hewan
dan manusia), sampah organik, bahan-bahan buangan dari industri dan
rumah tangga.
Menurut Connel amd Miller (1995), sebagian besar dari zat
pencemar yang menyebabkan oksigen terlarut berkurang adalah
limbah organik. Menurut Lee et al. (1997), kandungan oksigen terlarut
pada suatu perairan dapat digunakan sebagai indikator kualitas
perairan.
Oksigen terlarut dapat dianalisis dengan 2 macam cara, yaitu :
A. Metoda Titrasi Dengan Cara WINKLER

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


23
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

Prinsipnya dengan menggunakan titrasi iodometri. Sampel


yang akan dianalisis terlebih dahulu ditambahkan larutan MnCl2
dan Na0H - KI, sehingga akan terjadi endapan Mn02. Dengan
menambahkan H2SO4 atan HCl maka endapan yang terjadi akan
larut kembali dan juga akan membebaskan molekul iodium (I2)
yang ekivalen dengan oksigen terlarut. Iodium yang dibebaskan
ini selanjutnya dititrasi dengan larutan standar natrium tiosulfat
(Na2S203) dan menggunakan indikator larutan amilum (kanji).
Reaksi kimia yang terjadi dapat dirumuskan :
Penambahan MnSO4 dan Penambahan Alkali Iodida Azida
MnSO4 + 2KOH ==> Mn(OH)2↓coklat + K2SO4
Mn(OH)2 + O2 + 2KI + ==> Mn(OH)2 + I2 + KOH (ion O
teroksidasi)
Penambahan H2SO4
Mn(OH)2 + 2H2SO4 ==> Mn(SO4)2 + 3H2O
Titik akhir Tritrasi
I2 +2S2O32-+ e- ==> 2I-+ S4O62-
(Titik Akhir, Terjadi perubahan warna dari warna biru
menjadi tak berwarna )

B. Titrasi Dengan Cara WINKLER


Cara penentuan oksigen terlarut dengan metoda
elektrokimia adalah cara langsung untuk menentukan oksigen
terlarut dengan alat DO meter. Prinsip kerjanya adalah
menggunakan probe oksigen yang terdiri dari katoda dan anoda
yang direndam dalam larutan elektrolit. Pada alat DO meter,
probe ini biasanya menggunakan katoda perak (Ag) dan anoda
timbal (Pb). Secara keseluruhan, elektroda ini dilapisi dengan
membran plastik yang bersifat semi permeable terhadap oksigen.
Reaksi kimia yang akan terjadi adalah:
Katoda : O2 + 2 H2O + 4e ==> 4 HO-

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


24
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

Anoda : Pb + 2 HO- ==> PbO + H20 + 2e


Aliran reaksi yang terjadi tersebut tergantung dari aliran
oksigen pada katoda.Difusi oksigen dari sampel ke elektroda
berbanding lurus terhadap konsentrasi oksigen terlarut.Penentuan
oksigen terlarut (DO) dengan cara titrasi berdasarkan metoda
WINKLER lebih analitis apabila dibandingkan dengan cara alat
DO meter. Hal yang perlu diperhatikan dalam titrasi iodometri
ialah penentuan titik akhir titrasinya, standarisasi larutan tiosulfat
dan pembuatan larutan standar kaliumbikromat yang tepat.
Dengan mengikuti prosedur penimbangan kaliumbikromat dan
standarisasi tiosulfat secara analitis, akan diperoleh hasil
penentuan oksigen terlarut yang lebih akurat. Sedangkan
penentuan oksigen terlarut dengan H+ 24 cara DO meter, harus
diperhatikan suhu dan salinitas sampel yang akan diperiksa.
Peranan suhu dan salinitas ini sangat vital terhadap akurasi
penentuan oksigen terlarut dengan cara DO meter. Disamping itu,
sebagaimana lazimnya alat yang digital, peranan kalibrasi alat
sangat menentukan akurasinya hasil penentuan. Berdasarkan
pengalaman di lapangan, penentuan oksigen terlarut dengan cara
titrasi lebih dianjurkan untuk mendapatkan hasil yang lebih
akurat. Alat DO meter masih dianjurkan jika sifat penentuannya
hanya bersifat kisaran.

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


25
BAB V
METODE ANALISA

5.1 Analisa Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut)


5.1.1 Prinsip Dasar Analisa
Berdasarkan oksigen yang terdapat dalam sampel yang akan
mengoksidasi MnSO4 yang ditambahkan ke dalam larutan pada
suasana basa sehingga terbentuk endapan MnO2 dengan penambahan
H2SO4 maka akan dibebaskan tersebut kemudian dititrasi secara
iodometri oleh Na2S2O3 dengan menggunakan indikator kanji sampai
terjadi perubahan warna dari biru menjadi tepat tak berwarna.

5.1.2 Tujuan Analisa


Menetapkan kadar sampel Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut)
dan dapat memahami analisa Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut)
pada sampel air Serta dapat mengetahui dan membandingkan hasil
analisa kadar Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut) menurut Standar
Nasional Indonesia

5.1.3 Alat dan Bahan


Alat :
1. Botol KOB ( Kebutuhan Oksigen Biologi ) 300 Ml
2. Pipet ukur 10 ml
3. Labu erlenmeyer 150 ml
4. Pipet tetes
5. Buret 50 ml
6. Tiang statif
7. Botol semprot
8. Ball pipet
9. Gelas ukur 100 ml
10. Gelas kimia 100 ml

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


26
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

Bahan :
1. Sampel air
2. Larutan MnSO₄
3. Larutan Alkali Iodida Azida
4. Larutan H₂SO₄ pekat
5. Indikator kanji ( Amylum )
6. Larutan Na₂S₂O₃ 0,025 N
7 Larutan KOH
8. Larutan KI
9 Larutan NaN3

5.1.4 Larutan Pereaksi


5.1.4.1 Larutan MnSO4
BM MnSO4 = 169,02 g/mol
massa MnSO4 1000
M MnSO4 = ×
BM MnSO4 V MnSO4

2,5 1000
M= ×
169,02 gr/mol 150 mL
M = 0,0986
Jadi konsentrasi MnSO4 adalah 0,0986 mengalami
pembulatan menjadi 0,1 M
Larutkan 2,5 gr MnSO4.H2O tambahkan aquades
dalam labu ukur 150 ml dan encerkan

5.1.4.2 Larutan Alkali Iodida Azida


Timbang KOH sebanyak 35 gr dan KI sebanyak 7,5
gr. Dimasukkan kedua bahan ke dalam beaker glass dan
ditambahkan aquades sampai volumenya 50 mL dan
diaduk. Ditimbang NaN3 sebanyak 0,5 gr dengan neraca
kasar. Tambahkan aquades sampai volumenya 2 mL, lalu
dicampur dalam beaker glass yang telah berisi KOH dan
KI.

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


27
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

5.1.4.3 Larutan Kanji


1
% b/v = ×150
100
= 1,5 gram
Massa amilum 1% x 150 gr = 1,5 gram
Ditimbang Amilum sebanyak 1,5 gram, kemudian
dilarutkan dengan aquades sedikit demi sedikit dan
diaduk. Tambahkan aquades 150 ml. Diaduk larutan
hingga homogen sambil dipanaskan.

5.1.4.4 Larutan Na₂S₂O₃ 0,025 N


BM Na2S2O3 = 248,18 g/mol
massa Na2 S 2 O3 1000
N Na2 S2 O3 = ×
BM Na2 S 2 O3 V Na2 S2 O3 ×

massa Na2 S2 O3 1000


0,025 N = ×
248,18 gr/mol 150 mL ×
Massa Na2S2O3 = 0,9307 gram ≈ 0,9 gram
Timbang 0,9 gr Na₂S₂O₃ dan larutkan dengan air
suling yang telah didihkan (bebas oksigen ), dan encerkan
hingga tanda batas dengan volume labu ukur 150 ml.

5.1.5 Cara Kerja


Berikut cara kerja prosedur Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut)
1. Masukkan sampel air kedalam botol KOB sampai batas leher
botol
2. Tambahkan 1 ml larutan MnSO4 dan tambahkan 1 ml larutam
Alkali Iodida Azida
3. Tutup botol KOB dan homogenkan sampai terbentuk gumpalan
sempurna
4. Biarkan gumpalan mengendap selama 5-10 menit

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


28
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

5. Tambahkan 1 ml H₂SO₄ pekat


6. Masukkan 50 ml sampel ke dalam Erlenmeyer 100 ml
7. Tambahkan 3 tetes indikator kanji
8. Titrasi dengan Na₂S₂O₃ 0,0025 N sampai terjadi perubahan
warna biru tepat hilang

5.2 Analisa Salinity (Salinitas)


5.2.1 Prinsip Dasar Analisa
Pada analisis Salinitas ini digunakan alat Multi Parameter untuk
pengukurannya dengan berdasarkan padatan total di dalam air yaitu dengan
cara mencelupkan probe ke air, kemudian alat ini akan membacakan semua
hasil pengukurannya dalam waktu bersamaan. Dan untuk memudahkan
dalam pembacaan hasilnya, alat ukur ini telah dibekali dengan layar LCD
digital yang lebar

5.2.2 Tujuan Analisa


Untuk memahami dan mengetahui kadar salinitas yang
terkandung dalam sampel air Serta dapat mengetahui dan
membandingkan hasil analisa kadar Salinity (Salinitas) menurut
Standar Nasional Indonesia.

5.2.3 Alat dan Bahan


Alat :
1. Gelas kimia 500 ml
2. HI 98195 Multi Parameter
3. Botol semprot
4. Kertas tissue
Bahan :
1. Sampel air sungai

5.2.4 Cara Kerja


Berikut prosedur kerja analisa salinity :

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


29
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

1. Masukan 300 ml sampel air kedalam gelas kimia 500 ml


2. Bilas elektroda dengan air suling lalu keringkan menggunakan
tissue
3. Bilas elektroda dengan sampel uji
4. Celupkan elektroda kedalam contoh uji sampel sampai multi
parameter menunjukan pembacaan yang tetap
5. Catat hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan dari multi
parameter

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


30
BAB VI
DATA PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

6.1 Hasil Data Pengamatan


Tabel 6.3 Hasil Analisis Kualitas Air pada Sungai Cidanau-Ciujung-Cidurian
Dissolved
Oxygen ≥ 4 mg/L Salinity
No Sampel
Volume (0,05-3) PSU
Kadar DO
Titrasi
1. Cidangiang 1,9 7,6 0,07
2. Cikalumpang 2,1 8,4 0,06
3. Kp. Peusar 2,2 8,8 0,07
4. Bojong Manik 1,8 8 0,09
5. Leuwi Damar 1,9 7,2 0,05
6. Cilaki Jahe 2,4 9,6 0,04
7. Sabagi 2,3 9,2 0,04
8. Jembatan Keong 2 8 0,05
9. Jembatan II 1,9 7,2 0,09
10. Pamarayan 2,2 8,8 0,05
11. Undar Andir 2,4 9,6 0,05
12. Teosal Maja 2,5 10 0,05
13. Jonjing 2,6 10,4 0,09
14. Jasinga 2,2 8,8 0,05
15. Tanjung Sari 2,3 9,2 0,05
16. Ranca Sumur 2,6 10,4 0,05
17. Neglasari 2,4 9,6 0,03
18. Cikande 2,7 10,8 0,10
19. Koper 2,2 8,8 0,10
20. Tanara 2,3 9,2 0,09
Rata-rata 8,98 0,0635

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


29
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

6.2 Pembahasan
6.2.1 Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut)
Sampel di pindahkan kedalam botol KOB dan tambahkan
larutan MnSO4 untuk mengikat oksigen yang terdapat dalam
sampel. Penambahan MnSO4 membentuk gumpalan-gumpalan
putih. Lalu kemudian ditambahkan Alkali Iodida Azida yang
berasal dari campuran KOH atau NaOH dengan KI untuk memberi
suasana basa dan mengendapkan oksigen yang terikat oleh MnSO 4
menjadi Mn(OH)2 dan mengikat I2 dengan terbentuk gumpalan-
gumpalan endapan yang berwarna coklat
Penambahan MnSO4 dan Penambahan Alkali Iodida Azida
MnSO4 + 2KOH ==> Mn(OH)2↓coklat + K2SO4
Mn(OH)2 + O2 + 2KI + ==> Mn(OH)2 + I2 + KOH (ion O
teroksidasi)
Tambahkan H2SO4 agar pH menjadi asam dan supaya
endapan dapat dilarutkan. Serta larutan KI
Penambahan H2SO4
Mn(OH)2 + 2H2SO4 ==> Mn(SO4)2 + 3H2O
Kemudian Sampel dipipet sebanyak 50 mL ke dalam
Erlenmeyer 150 ml untuk dititrasi oleh Na 2S2O3 standar. Dengan
bantuam indikator kanji menjelang titik akhir sampai terjadi
perubahan warna dari biru menjadi tak berwarna. Penambahan
indikator menjelang titik akhir dilakukan agar tidak terbentuk
ikatan iod-amylum yang dapat menyebabkan volume Thiosulfat
keluar lebih banyak dari yang seharusnya. Indikator kanji ini
berfungsi sebagai indikator yang mengikat ion-ion yang ada pada
larutan alkali-iodida-azida karena warna biru tua kompleks
berperan sebagai uji kepekaan terhadap iod. Kepekaan itu lebih
besar dalam larutan sedikit asam daripada dalam larutan netral dan
lebih besar dengan adanya ion iodida.

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


30
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

Titik akhir Tritrasi


I2 +2S2O32-+ e- ==> 2I-+ S4O62-
(Titik Akhir, Terjadi perubahan warna dari warna biru
menjadi tak berwarna)
Kadar Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut) pada air akan
bertambah jika suhu air rendah dan akan berkurang jika tingkat
Salinity (Salinitas) tinggi dan juga karena adanya zat pencemar
yang dapat mengkonsumsi oksigen. Zat pencemar tersebut terutama
terdiri dari bahan-bahan organik dan anorganik yang berasal dari
berbagai sumber, seperti kotoran (hewan dan manusia), sampah
organik, bahan-bahan buangan dari industri dan rumah tangga.
Analisis Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut) penting karena
oksigen terlarut digunakan sebagai tanda derajat pengotoran limbah
yang ada, semakin besar oksigen terlarut maka menunjukan derajat
pengotoran yang relatif kecil. Berdasarkan SNI.06- 6989.14-2004
Tentang Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
menegaskan bahwa kadar Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut)
minimum yang harus ada pada air adalah ≥ 4 mg/L.
Dalam pembahasan kali ini hasil pengukuran Dissolved
Oxygen (Oksigen Terlarut) yang dianalisis di laboratorium
BBWSC3 menunjukan rata-rata sebesar 8,98 mg/l yang artinya
masih berada dalam kisaran yang ditentukan yaitu ≥ 4 mg/l atau
sesuai dengan ambang batas yang ditentukan, dan kami harap tidak
ada zat tambahan pada hasil analisa yang kami kerjakan.

6.2.2 Salinity (Salinitas)


Salinitas perairan menggambarkan kandungan garam dalam suatu
perairan. Garam yang dimaksud adalah berbagai ion yang terlarut dalam
air termasuk garam dapur (NaCl). Keasinan atau salinitas adalah tingkat
keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Dalam penetapan kali ini
hasil pengukuran Salinity menggunakan metode SK SNI M-03- 1989-

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


31
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

yang dianalisis di laboratorium BBWSC3 menunjukan rata-rata sebesar


0,0635 PSU yang artinya masih berada dalam kisaran yaitu 0,05-3 PSU
atau sesuai dengan ambang batas yang ditentukan dan kami harap tidak
ada zat tambahan pada hasil analisa yang kami kerjakan.
Dapat dilihat pada tabel bahwa nilai salinitas mengalami
peningakatan dan penurunan pada tabel 6.3 hal ini dapat disebabkan
karena beberapa faktor. Berikut ini faktor-faktor yang mempengaruhi
besar kecilnya salinitas air laut, yaitu:
1) Penguapan
Penguapan pada air laut akan mempengaruhinya karena
kadar air pada air laut akan berkurang selama penguapan
berlangsung dan menyisakan garam dengan perbandingan
komposisi ini antara air dan garam dapat disimpulkan Apabila
Penguapan semakin besar maka salinitas semakin tinggi,
sebaliknya jika semakin kecil penguapan maka salinitasnya
makin rendah.
2) Curah hujan
Curah hujan pada air laut akan mempengaruhi kadar air
yang terkandung pada air laut sehingga komposisi jumlah air
melebihi jumlah garam. Hal ini menyebabkan banyaknya curah
hujan maka salinitas makin rendah, kebalikannya makin rendah
curah hujan maka salinitasnya makin tinggi.
3) Air sungai
Air sungai merupakan Air permukaan yang umumnya
berasal dari limbah rumah tangga, hujan, dan limpasan air tanah.
Yang mana kandungan pada air sungai ini dapat mempengaruhi
jumlah kadar garam yang terdapat pada air laut. Semakin
banyak air sungai yang bermuara kelaut maka salinitas air laut
tersebut rendah dan sebaliknya.

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


32
BAB VII
PENUTUP

7.1 Kesimpulan
Hasil rata-rata Dissolved Oxygen yang diperoleh sebesar 4,175 mg/L
dan Salinity 0,0635 PSU, yang artinya tidak melewati batas maksimal dari
setiap parameter yang diuji, adapun batas maksimal untuk Dissolved
Oxygen (Oksigen Terlarut) adalah ≥ 4 mg/L dan Salinity adalah 0,05-3
PSU.
Berdasarkan hasil analisis selama melakukan prakerin di
Laboratorium Unit Hidrologi dan Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang, dimana pengujian parameter yang dilakukan adalah uji
Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut) dan Salinity. Setelah diamati
masing-masing sampel air sungai dan bendungan, menunjukan bahwa
kadar Dissolved Oxygen (Oksigen Terlarut) dan Salinity.yang terkandung
masih dalam keadaan normal atau sudah memenuhi standar yang telah
ditetapkan.

7.2 Saran
Adapun Saran untuk pihak Sekolah dan pihak Perusahaan Sebagai
berikut :
7.2.1 Untuk Pihak Sekolah
1) Pihak sekolah sebaiknya melakukan pemantauan kepada siswa
di tempat PRAKERIN agar terjalin hubungan yang baik
dengan pihak perusahaan.
2) Pihak sekolah seharusnya memberikan arahan lebih banyak
kepada siswa demi tercapainya kinerja maksimal pada siswa.

7.2.1 Untuk Pihak Perusahaan


1) Kedisiplinan waktu bekerja lebih ditingkatkan untuk
mencapai sikap kerja profesional.

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


34
Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA

2) Perlu peningkatan sarana dan prasarana di laboratorium


Kualitas Air Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


35
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :
Basset.J,dkk. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif An-Organik edisi
IV.Buku kedokteran EGC. Jakarta.
Bidang PU.1991. “Kumpulan SNI mengenai Kualitas Air.”Yayasan Badan
Penerbit PU Jakarta.
Day.R.A.JR dan A.I.Underwood.1998 Analis Kimia Kuantitatif. Jakarta.
Erlangga.
F.Albert Cotton, Geoffrey Wilkinson. 1989 “Kimia ANORGANIK DASAR”
Universitas Indonesia. Jakarta.
Syafei, Iis, Moh. 1999 “Kimia Air”. Bandung

Sumber website:
http://gandaparulian.blogspot.com/2014/02/ Diakses pada hari Kamis tanggal 23
September 2021. Pukul 20:30 WIB
http://haiyulfadhli.blogspot.com/2015/10/titrasi-iodometri-iodimetri.html Diakses
pada hari Sabtu tanggal 25 September 2021. Pukul 21:30 WIB
https://www.yumpu.com/id/document/read/40989939/beberapa-catatan-tentang-
penentuan-kadar-oksigen-dalam-air-laut- Diakses pada hari Sabtu tanggal 18
September 2021. Pukul 21:00 WIB
https://www.academia.edu/26237217/UJI_OKSIGEN_TERLARUT_DO_ Diakses pada
hari Sabtu tanggal 18 September 2021. Pukul 13:00 WIB

Laporan Prakerin Laboratorium BPSDA


35
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai