Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktoratjenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Direktoratjenderal Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit
DIREKTORATJENDERAL
Jalan H.R. Rasuna Said Siok X-5 Kavling 4-9 Jakarta 12950
Telepon (021) 4247608 (Hunting) Faksimile (021) 4207807 GERMAS
TENTANG
DIREKTUR JENDERAL .
MEMUTUSKAN:
Menetapkan KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT TENTANG PETUNJUK TEKNIS
PELAKSANAAN VAKSINASI DALAM RANGKA
PENANGGULANGAN PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019
(COVID-19).
KESATU Menetapkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Vaksinasi Dalam
Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) yang selanjutnya disebut Juknis Vaksinasi
COVID-19 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur
Jenderal ini.
KEDUA Petunjuk Teknis Vaksinasi COVID -19 sebagaimana dimaksud
dalam Diktum KESATU menjadi acuan bagi Pemerintah Pusat,
Pemerintah Daerah Provinsi, Pemerintah Daerah
Kabupaterr/Kota, Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Tenaga
Kesehatan, Pemangku Kepentingan, dan masyarakat dalam
pelaksanaan Vaksinasi COVID-19.
KETIGA Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota me1akukan pembinaan
dan pengawasan terhadap pelaksanaan Petunjuk Teknis
Vaksinasi COVID-19 sesuai dengan kewenangan masing
masing.
KEEMPAT Sejak ditetapkanya Keputusan ini, Keputusan DIrektur
Jendera Nomor HK.02.02/ 4 /1/2021 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID -19) dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.
KEEMPAT Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal /8 Februari 2021
BABI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pemerintah telah menetapkan pandemi Corona Virus Disease 2019
(COVID-19) sebagai bencana non-alamo Sejak diumumkannya kasus
konfirmasi pertama pada Maret 2020, dalam rentang waktu satu bulan,
seluruh provinsi telah melaporkan kasus konfirmasi. Penyebaran COVID-19
tidak hanya terjadi di Daerah Khusus Ibukota Jakarta dan kota padat
penduduk lainnya, namun telah menyebar hingga ke pedesaan di daerah
terpencil. Sampai dengan tanggal 27 Desember 2020, sebanyak 706.837
kasus konfinnasi COVID-19 telah dilaporkan di Indonesia dan tercatat
sejumlah 20.994 orang meninggal.
Pandemi COVID-19 memberi tantangan besar dalam upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat Indonesia dan berdampak terhadap sistem
kesehatan Indonesia yang terlihat dari penurunan kinerja pada beberapa
program kesehatan. Hal ini disebabkan prioritasi pada penanggulangan
pandemi COVID-19 serta adanya kekhawatiran masyarakat dan petugas
terhadap penularan COVID-19. Di beberapa wilayah, situasi pandemi
COVID-19 bahkan berdampak pada penutupan sementara dan Zatau
penundaan layanan kesehatan khususnya di posyandu dan puskesmas.
Pandemi COVID-19 juga memberi dampak besar bagi perekonomian
yaitu: (1) Membuat daya beli masyarakat, yang merupakan penopang
perekonomian sebesar 60 persen, jatuh cukup dalam. Hal ini dibuktikan
dengan data dari BPS yang mencatatkan bahwa konsumsi rumah tangga
turun dari 5 ,02 persen pada kuartal I tahun 2019 menjadi 2,84 persen pada
kuartal 1 tahun 2020 ini; (2) Menimbulkan adanya ketidakpastian yang
berkepanjangan pada dunia usaha sehingga investasi ikut melemah dan
berimplikasi pada terhentinya usaha; dan (3) Seluruh dunia mengalami
pelemahan ekonomi sehingga menyebabkan harga komoditas turun dan
ekspor Indonesia ke beberapa negara juga terhenti. Selain itu, pandemi
COVID-19 yang melanda dunia, juga memberikan dampak yang terlihat
nyata dalam berbagai sektor di antaranya sektor sosial, pariwisata, dan
pendiclikan.
Sementara itu, tingkat kerentanan masyarakat semakin meningkat yang
disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penerapan protokol
kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak
minimall - 2 meter. Tanpa intervensi kesehatan masyarakat yang cepat dan
tepat, diperkirakan sebanyak 2,5 juta kasus COVID-19 akan memerlukan
perawatan di rumah sakit di Indonesia dengan angka kematian yang
diperkirakan mencapai 250.000 kematian.
Oleh karena itu, perlu segera dilakukan intervensi tidak hanya dari sisi
penerapan protokol kesehatan namun juga diperlukan intervensi lain yang
efektif untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit, yaitu me1alui
upaya vaksinasi. Upaya telah dilakukan oleh berbagai negara, termasuk
Indonesia, untuk mengembangkan vaksin yang ideal untuk pencegahan infeksi
SARS -CoV-2 dengan berbagai platform yaitu vaksin inaktivasi [inactiuated
virus vaccines, vaksin virus yang dilemahkan (live attenuated), vaksin vektor
virus, vaksin asam nukleat, vaksin seperti virus (virus-like vaccine), dan vaksin
subunit protein.
Vaksinasi COVID-19 bertujuan untuk mengurangi transmisiypenularan
COVID-19, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat COVID-19,
mencapai kekebalan kelompok di masyarakat (herd immunity) dan melindungi
masyarakat dari COVID-19 agar tetap produktif secara sosial dan ekonomi.
Kekebalan kelompok hanya dapat terbentuk apabila cakupan vaksinasi tinggi
dan merata di seluruh wilayah. Upaya pencegahan melalui pemberian program
vaksinasi jika dinilai dari sisi ekonomi, akan jauh lebih hemat biaya, apabila
dibandingkan dengan upaya pengobatan.
Pelayanan vaksinasi COVID-19 dilaksanakan dengan tetap menerapkan
protokol kesehatan yaitu dengan menerapkan upaya Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi (PPI) dan menjaga jarak aman 1 - 2 meter, sesuai dengan
Petunjuk Teknis Pe1ayanan Vaksinasi Pada Masa Pandemi COVID-19. Dinas
Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota dan puskesmas harus
me1akukan advokasi kepada pemangku kebijakan setempat, serta
berkoordinasi dengan lintas program, dan lintas sektor terkait, termasuk
organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, organisasi keagamaan, tokoh
masyarakat dan seluruh komponen masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan
pelayanan vaksinasi COVID-19. Petugas kesehatan diharapkan dapat
me1akukan upaya komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat
serta memantau status vaksinasi setiap sasaran yang ada di wilayah kerjanya
untuk memastikan setiap sasaran mendapatkan vaksinasi COVID-19 lengkap
sesuai dengan yang dianjurkan.
B. RUANG LINGKUP
Petunjuk teknis ini memberikan acuan bagi pelaksanaan vaksinasi
COVID-19, yang meliputi perencanaan kebutuhan, sasaran, pendanaan,
distribusi serta manajemen vaksin dan logistik lainnya, pelaksanaan
pelayanan, kerja sama, pencatatan dan pelaporan, strategi komunikasi,
pemantauan dan penanggulangan Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi COVID-19,
serta monitoring dan evaluasi.
-2
c. SASARAN
Sasaran pengguna Petunjuk Teknis ini adalah para pengambil kebijakan,
pengelola program dan logistik vaksinasi serta tenaga kesehatan lainnya di
Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota dan Puskesmas,
serta tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, baik milik
pemerintah maupun swasta, yang memberikan layanan vaksinasi COVID-19.
-3
BAB II
-4
3. Tahap 3 dengan waktu pelaksanaan Mei - Juli 2021
Sasaran vaksinasi COVID-19 tahap 3 adalah masyarakat rentan dari
aspek geospasial, sosial, dan ekonomi, yang berusia 18 tahun ke atas.
4. Tahap 4 dengan waktu pelaksanaan Agustus - Desember 2021
Sasaran vaksinasi tahap 4 adalah masyarakat dan pelaku
perekonomian lainnya dengan pendekatan kluster sesuai dengan
ketersediaan vaksin, yang berusia 18 tahun ke atas.
Pentahapan dan penetapan kelompok prioritas penerima vaksin
dilakukan dengan memperhatikan Roadmap WHO Strategic Advisory Group of
Experts on Immunization (SAGE) serta kajian dari Komite Penasihat Ahli
Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization).
Menurut Roadmap yang disusun oleh WHO Strategic Advisory Group of
Experts on Immunization (SAGE) , karena pasokan vaksin tidak akan segera
tersedia dalam jumlah yang mencukupi untuk memvaksinasi semua sasaran,
maka ada tiga skenario penyediaan vaksin untuk dipertimbangkan oleh negara
yaitu sebagai berikut:
1. Tahap I saat ketersediaan vaksin sangat terbatas (berkisar antara 1-10%
dari total populasi setiap negara) untuk distribusi awal
2. Tahap II saat pasokan vaksin meningkat tetapi ketersediaan tetap
terbatas (berkisar antara 11-20% dari total populasi setiap negara);
3. Tahap III saat pasokan vaksin mencapai ketersediaan sedang (berkisar
antara 21-50% dari total populasi setiap negara) .
Prioritas yang akan divaksinasi menurut Roadmap WHO Strategic
Advisory Group ofExperts on Immunization (SAGE) adalah;
1. Petugas kesehatan yang berisiko tinggi hingga sangat tinggi untuk
terinfeksi dan menularkan SARS-CoV-2 dalam komunitas.
2. Kelompok dengan risiko kematian atau penyakit yang berat (komorbid).
Indikasi pemberian disesuaikan dengan profil keamanan masing
masing vaksin.
3. Kelompok sosial j pekerjaan yang berisiko tinggi tertular dan
menularkan infeksi karena mereka tidak dapat melakukan jaga jarak
secara efektif (petugas publik).
B. PENDATAAN SASARAN
Pendataan sasaran vaksinasi COVID-19 dikoordinasikan oleh Kementerian
Kesehatan dengan mekanisme sebagai berikut:
1) Mekanisme top -down
1. Dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang bersumber dari
KementerianjLembagajBadan Usahajlnstansi terkait atau sumber
lainnya meliputi Nomor Induk Kependudukan, nama, tanggal lahir,
nomor kontak (HP) dan alamat tempat tinggal sasaran (contoh: melalui
SISDMK untuk tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan dan tenaga
penunjang lain yang bekerja di fasilitas pelayanan kesehatan,
-5
2. Pendataan dapat dilakukan melalui pemadanan dengan data
Kependudukan dan Pencatatan SipiljDukcapil, Komisi Pemilihan Umum,
sumber data lain, atau mekanisme lainnya yang dapat menjadikan data
sasaran lebih valid.
3.Instansi penanggung jawab merupakan Kementerian/Lembaga/Badan
UsahajInstansi terkait.
4. Konfirmasi data sasaran dilakukan melalui PIC yang ditunjuk oleh
masing-masing Kementeriarr/ Lembage./Badan U saha/ Instansi.
5. Setiap PIC harus memastikan data yang disampaikan lengkap. Jika data
yang disampaikan belum lengkap maka data akan dikembalikan kepada
PIC untuk diperbaiki.
2) Mekanisme bottom-up
1. Mekanisme ini dilakukan sebagai upaya verifikasi atas data sasaran yang
diperoleh secara top-down atau untuk melengkapi mekanisme top-down.
2. Dilakukan secara kolektif oleh instansi/badan
usaha/Jembagayorganisasi maupun oleh perangkat daerah, puskesmas
atau fasilitas pelayanan kesehatan pelaksana vaksinasi CQVID-19, Dinas
Kesehatan Kabupaten /Kota maupun Dinas Kesehatan Provinsi.
3. Data yang telah dikumpulkan kemudian disampaikan kepada
Kementerian Kesehatan RI.
4. Konfirmasi data sasaran dilakukan melalui PIC yang ditunjuk oleh
masing-masing instansi/badan usaha/Jembaga./organisasi maupun
perangkat daerah, puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan
pelaksana vaksinasi COVID-19, Dinas Kesehatan KabupatenjKota
maupun Dinas Kesehatan Provinsi.
5. Prosedur tindak lanjut pendataan sasaran adalah sebagai berikut:
v' Data yang telah didapatkan dikumpulkan oleh Kemenkes untuk
dilakukan rekapitulasi.
v' Setelah direkapitulasi maka data akan dimasukkan ke Sistem
Informasi Satu Data Vaksinasi COVID-19 untuk dilakukan cleansing
dan dipadankan dengan data Dukcapil, Komisi Pemilihan Umum,
sumber data lain, atau mekanisme lainnya yang dapat
menyebabkan data sasaran tersebut menjadi lebih valid.
v' Selanjutnya, akan dibuat e-ticket oleh Sistem Informasi Satu Data
Vaksinasi COVID-19.
v' Nomor e-ticket akan disampaikan oleh Kemenkes ke Dinas
Kesehatan Provinsi dan/ atau Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota
serta masing-masing instansi/badan usaha/Iembaga/organisasi.
6. Dalam hal sasaran individu sesuai tahapan belum terdaftar oleh
instansi/badan usahe /Iembaga/ organisasi maupun oleh perangkat
daerah, puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan pelaksana
vaksinasi COVID-19, Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota maupun Dinas
Kesehatan Provinsi, maka dapat dilakukan pendataan melalui Aplikasi
PCare Vaksinasi, atau aplikasi lainnya yang ditetapkan kemudian
-6
dengan verifikasi data NIK dan bukti pendukung lainnya sesuai kriteria
sasaran per tahapan vaksinasi.
Dalam hal terdapat data sasaran yang belum mendapatkan tiket atau
terdapat perbedaan data dan jumlah sasaran yang dilaporkan dan
direkapitulasi, maka dilakukan rekonsiliasi dengan melibatkan
KementerianjLembaga terkait.
Penetapan jumlah sasaran per kelompok penerima vaksin untuk tingkat
provinsi dan kabupatenjkota akan menjadi dasar dalam penentuan alokasi
serta distribusi vaksin dan logistik vaksinasi dengan juga mempertimbangkan
cadangan sesuai kebutuhan.
-7
a) Pemetaan Tenaga Pelaksana
Tenaga pelaksana (satu tim) pelaksana kegiatan pemberian
Vaksinasi CQVID-19 untuk tiap sesi terdiri dari:
1. Petugas pendaftararr/verifikasi
2. Petugas untuk melakukan skrining (anamnesa), pemeriksaan
fisik sederhana dan pemberian edukasi;
3. Petugas pemberi vaksinasi CQVID-19 dibantu oleh petugas
yang menyiapkan vaksin
4. Petugas untuk melakukan observasi pasca vaksinasi CQVID
19 serta pemberian tanda selesai dan kartu vaksinasi
CQVID-19;
5. Petugas untuk melakukan pencatatan hasil vaksinasi
CQVID-19;
6. Petugas untuk melakukan pengelolaan limbah medis;
danj atau
7 . Petugas untuk mengatur alur kelancaran pelayanan
vaksinasi CQVID-19
Rangkaian pemeriksaan dan pelayanan Vaksinasi CQVID-19 untuk
satu orang diperkirakan sekitar 15 menit. Satu vaksinator
(perawat, bidan, dan dokter) diperkirakan mampu memberikan
pelayanan maksimal 70 sasaran per hari. Pemetaan ketersediaan
tenaga pelaksana dilakukan sebagai pertimbangan dalam
menyusun jadwal layanan.
b) Penyusunan Jadwal Layanan
Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota berkoordinasi dengan seluruh
puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan untuk menyusun
jadwal pelayanan vaksinasi CQVID-19 berdasarkan data sasaran
yang diperoleh dari Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi CQVID
19. Jadwal yang disusun meliputi hari pelayanan, jumlah sesi
layanan per hari, jam pelayanan dan kuota sasaran yang dilayani
per sesi pelayanan serta nama dan nomor kontak penanggung
jawab di masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam
satu hari dapat dilaksanakan beberapa sesi pelayanan dengan
jumlah sasaran per sesi pelayanan disesuaikan dengan kapasitas
masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan.
c) Inventarisasi Peralatan Rantai Dingin
Pengelola program imunisasi darr/ atau logistik Dinas Kesehatan
Provinsi maupun Kabupaten zKota harus melakukan inventarisasi
jumlah dan kondisi sarana cold chain (vaccine refrigerator, cool
pack, cold box, vaccine carrier, dsb) termasuk alat pemantau suhu
yang ada saat ini, serta kekurangannya di tingkat provinsi,
kabupaten Zkota, puskesmas maupun fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
Seluruh fasilitas pelayanan kesehatan mengisi format pada Tabel 1,
sesuai keterangan yang disediakan. Format Tabel 1 yang telah diisi dengan
-8
lengkap disarnpaikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota untuk
dikompilasi pada Tabel 2.
Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota kemudian melakukan penilaian
terhadap fasilitas pelayanan kesehatan dan melakukan penetapan serta
menginput data tersebut ke dalarn aplikasi Pcare Vaksinasi.
-9
Tabel 1. Format Pendataan Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang Akan Memberikan Layanan Vaksinasi COVID-19
.1 KEM£tfTERIAN
PENDATAANFASYANKES
••
KESEHATAN .. . ,,, ,
Nama Fasyankes
Kode Fasyankes
A1amal
No. Telp PJ Vakslnasl COVID-19
•
K£M EN-n::R:lAN
KOM PlLA Sl P ENOATAAN FASYA JolKES
t(5:HMATAN
-2
Bilamana dibutuhkan maka Dinas Kesehatan KabupatenjKota dan
puskesmas dapat membuka pos pelayanan vaksinasi COVID-19 dengan
mekanisme sebagai berikut:
1. Puskesmas mengusulkan pos pelayanan vaksinasi COVID-19 ke
Dinas Kesehatan KabupatenjKota. Pos pelayanan vaksinasi dapat
berupa pos layanan yang memanfaatkan areaj tempat di luar fasilitas
pelayanan kesehatan .
2. Dinas Kesehatan KabupatenjKota menetapkan dan langsung
menginput data tersebut ke dalam aplikasi Peare Vaksinasi.
3. Dinas Kesehatan KabupatenjKota dan puskesmas harus memastikan
ketersediaan tenaga pelaksana serta sarana rantai dingin yang
memadai untuk melaksanakan pelayanan vaksinasi COVID-19 yang
aman dan berkualitas.
4. Pelaksanaan pelayanan vaksinasi di pos pelayanan vaksinasi harus
memenuhi standar pelayanan vaksinasi COVID-19 sebagaimana
dijelaskan pada Bab III.
5. Masing-masing pos pelayanan vaksinasi juga melaksanakan
peneatatan dan pelaporan.
Dalam rangka pereepatan pelaksanaan vaksinasi COVID-19, pelayanan
vaksinasi dapat dilakukan dengan empat strategi sebagai berikut:
1. Berbasis fasilitas pelayanan kesehatan untuk pelayanan publik
2. KementerianjLembagajBadan Usahajlnstansi yang memiliki fasilitas
pelayanan kesehatan di institusinya, maka vaksinasi dilayani di
fasilitas pelayanan kesehatan masing-masing.
3. Vaksinasi massal terpusat di gedung-gedung
4. Vaksinasi mobile terpusat di tempat keramaian.
5. Mobilisasi sasaran dengan dikoordinasi oleh fasilitas pelayanan
kesehatan, Dinas Kesehatan atau KementerianjLembagajBadan
Usahajlnstansi.
Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi
dan pihak lain yang terkait dapat membuka pos pelayanan vaksinasi massal
dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Pos pelayanan vaksinasi massal dapat berupa pos layanan yang
memanfaatkan areajtempat di luar fasilitas pelayanan kesehatan
atau berupa pelayanan kesehatan bergerak (vaksinasi mobile)
2. Perlu disusun pereneanaan kegiatan dengan mekanisme sebagai
berikut:
a . Menentukan jumlah hari pelaksanaan.
b. Menentukan target jumlah sasaran yang akan dilayani per
hari.
e. Menentukan jumlah sasaran yang akan dilayani per sesi dan
jumlah sesi pelayanan yang dibutuhkan per hari.
Jumlah sesi pelayanan per hari:
i Jurnlah 5esl
Jumlah 1 Jumlah Pelayanan Woktu lumloh
I
I Pe r Hori (5esl Pelavanan lumloh Mejo 1 Mejo 2 Jumlah Mejo lumloh Mejo 4 i
ND Target
Suaran Per!
i Sasaran Per
Ses l P
ela anan
Y
PSI
er es
1 (Sosoron
dll I ISosoron 3 [Sasaran
I
(Sasara n , lumloh Jurnlah Nokes Jumlah lumloh Total
Hari !
:
Pelayanan dapat
dilokukon
IDolom
M I)
I ayan per
j
me 0 pe r
dlloyonl diloyonl per I :
dlloyoni per Vakslnotor yg Non Voksinotor Petugos loin u. Tenogo yg
. ,.
1' .'
en t se. I' 5 per mejo mejo per mejo per ses l: : Dibutuhkon yg Dibutuhkon Dibutuhkon Dibutuhkon
i paralel]
o rang
') I
per sesl : 2 sesl : 5 orong)
3 orong)
50rong)
i
-2
2. Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota rnengakses aplikasi Pc are
Vaksinasi rne1alui alamat https://pcare.bpjs-kesehatan.go.id
/vaksin/ rnenggunakan browser yang terdapat pada komputer/
Iaptopy haridphone yang terkoneksi internet, kernudian log in
rnenggunakan usemame dan password yang sudah didapatkan.
3. Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota rnengentrikan daftar fasilitas
pelayanan kesehatan dan pos pe1ayanan vaksinasi yang te1ah
ditetapkan pada aplikasi Pcare Vaksinasi. Data yang dientri me1iputi
nama fasilitas pelayanan kesehatan, jadwal layanan vaksinasi,
kapasitas layanan per-sesi, nama dan nornor handphone PIC layanan
vaksinasi di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
4. Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota rnernbuatkan atau rnenarnbahkan
hak akses (usemame dan password) Pcare user fasilitas kesehatan
bagi fasilitas pelayanan kesehatan baru atau fasilitas pe1ayanan
kesehatan yang belurn bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
5 . Detail penggunaan aplikasi Pcare Vaksinasi untuk pendataan
fasyankes dapat dilihat pada User Manual dengan mengunduh pada
tautan http://bit.ly/LampiranJuknisVC19 dengan password
$ppt12020.
D. REGISTRASI SASARAN
Registrasi sasaran adalah proses pernbentukan nomor tiket untuk
sasaran yang telah dilakukan pendataan sebagai calon penerirna vaksinasi
COVID-19. Sasaran yang sudah rnerniliki tiket dapat rnernperoleh vaksinasi di
fasilitas pelayanan kesehatan atau pos pelayanan vaksinasi yang telah
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota.
Registrasi sasaran dilakukan dengan rnekanisrne sebagai berikut:
1) Registrasi dilakukan secara kolektif rnaupun individual.
1. Registrasi secara kolektif dilakukan rnelalui Sistern Inforrnasi Satu
Data Vaksinasi COVID-19
2. Registrasi secara individual dilakukan pada waktu kedatangan di
ternpat pelayanan rnenggunakan aplikasi PCare Vaksinasi, atau
aplikasi lainnya yang ditetapkan kernudian dengan verifikasi data
NIK dan bukti pendukung lainnya sesuai kriteria sasaran per
tahapan vaksinasi.
2) Mekanisrne registrasi rnelalui aplikasi PCare Vaksinasi yaitu sebagai
berikut:
1. Dilakukan untuk sasaran yang sudah terdata sesuai tahapan
pelaksanaan, namun:
a. belurn rnendapatkan nomor tiket
b. data tidak diternukan pada sistern Peduli Lindungi
a. belurn pernah dilakukan proses pencatatan
registrasi/ skrining/vaksinasi di PC are Vaksinasi sebelumnya.
2. Registrasi rnelalui Aplikasi PCare Vaksinasi dilakukan di Meja IB
-3
atau Meja Verifikasi Data Sasaran dengan mekanisme sebagai
berikut:
a. Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan menunjuk petugas
Meja lB.
b. Petugas melakukan Verifikasi sasaran calon penerima vaksinasi
berdasarkan berkas pendukung (KTP, kartu keluarga, dan/ atau
surat keterangan bekerja) .
c. Petugas melakukan registrasi sasaran melalui aplikasi PCare
Vaksinasi yang dapat terhubung dengan data kependudukan
Dukcapil.
d. Data sasaran dapat bersumber dari data kependudukan
Dukcapil kecuali nomor kontak dan kategori kelompok
penerima sasaran.
e. Selanjutnya, akan dibuat e-ticket oleh Aplikasi PCare.
f. Petugas melakukan pencetakan Formulir Pernyataan Registrasi
Sasaran Vaksinasi CQVID-19 luaran aplikasi PCare Vaksinasi
yang kemudian ditandatangani oleh sasaran dan petugas.
Formulir disimpan di fasilitas pelayanan kesehatan dan dapat
ditunjukkan apabila diperlukan di kemudian hari.
g. Apabila tidak dilakukan pencetakan formulir sebagaimana
dimaksud pada huruf f di atas, maka sasaran tidak dapat
melanjutkan pelayanan vaksinasi CQVID-19.
3. Perubahan data sasaran juga dapat dilakukan melalui aplikasi Pcare
Vaksinasi melalui mekanisme sebagai berikut:
a. Dalam hal terdapat ketidaksesuaian data maka sasaran
diarahkan ke Meja lB.
b. Selanjutnya, dilakukan perubahan data pada aplikasi PC are
Vaksinasi oleh petugas Meja lB.
c . Petugas melakukan perubahan data sasaran melalui aplikasi
PCare Vaksinasi yang dapat terhubung dengan data
kependudukan Dukcapil.
d. Data sasaran dapat bersumber dari data kependudukan
Dukcapil kecuali nomor kontak dan kategori kelompok
penerima sasaran.
e. Petugas melakukan pencetakan Formulir Pernyataan
Perubahan Data Sasaran Vaksinasi CQVID -19 luaran aplikasi
PCare Vaksinasi yang kemudian ditandatangani oleh sasaran
dan petugas. Formulir disimpan di fasilitas pelayanan
kesehatan dan dapat ditunjukkan apabila diperlukan di
kemudian hari.
f. Apabila tidak dilakukan pencetakan formulir sebagaimana
dimaksud pada huruf f di atas, maka sasaran tidak dapat
melanjutkan pelayanan vaksinasi CQVID-19 .
-4
FORMULIR PERNYATAAN
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa data tersebut di
atas telah sesuai dengan data yang sebenarnya dan peserta sasaran bersedia
seluruh data tersebut dipergunakan untuk kepentingan pelaksanaan
pelayanan vaksinasi COVID-19.
-5
.V
•I. ~
~ IlA RfPUIUK
INOONfSlA
@i
BPJSKesehatan
f»d""Y~I~ j,ltl'lil~X><J~1
FORMULIR PERNYATAAN
PERUBAHAN DATA SASARAN VAKSINASI COVID-19
No Tiket : {{ No. Tiket Generated by peare }}
Perubahan Data Sasaran Vaksinasi Covid-19 tanggal {{ Tanggal dan Jam Entri }}
Nama Sasaran
Tanggal Lahir
Faskes
Alamat
No. HP
Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa perubahan data
tersebut di atas telah sesuai dengan data yang sebenarnya dan peserta sasaran
bersedia seluruh data tersebut dipergunakan untuk kepentingan pelaksanaan
pelayanan vaksinasi CQVID-19 .
-6
Data sasaran dapat diakses oleh petugas Fasilitas pelayanan kesehatan
melalui aplikasi Peare Vaksinasi dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Petugas pelaksana layanan vaksinasi COVID-19 mengakses aplikasi Pcare
Vaksinasi melalui alamat https:llpcare.bpjs-kesehatan.go.id/vaksin/
menggunakan browser yang terdapat pada komputer/laptop /handphone
yang terkoneksi internet, kemudian log in menggunakan username dan
password yang sudah didapatkan.
2. Detail penggunaan aplikasi Peare Vaksinasi dapat dilihat pada User
Manual Peare Faskes dengan mengunduh pada tautan
http://bit.ly/LampiranJuknisVC19 dengan password $ppt12020.
-8
F. PENYUSUNAN RENCANA ADVOKASI, SOSIALISASI DAN PELATIHAN
Agar kegiatan vaksinasi COVID-19 berjalan dengan baik dan berkualitas,
Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota dan Puskesmas
perlu menyusun rencana advokasi, sosialisasi dan koordinasi kepada seluruh
pihak baik lintas program maupun lintas sektor terkait.
Untuk meningkatkan kapasitas vaksinator dan tenaga kesehatan lainnya
yang terlibat dalam pelaksanaan pelayanan, serta pengelola program dan
supervisor, diperlukan pelatihan dengan melibatkan instansi pelatihan
kesehatan. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan
Kabupaten /Kota perlu menyusun rencana kegiatan pelatihan.
Rencana kegiatan advokasi, sosialisasi, dan koordinasi serta pelatihan
disusun menggunakan format pada Tabel 5.
H.PENDANAAN
Pendanaan pelaksanaan kegiatan Vaksinasi Program bersumber dari
APBN (Dekonsentrasi, DAK non fisik/BOK), APBD dan sumber lain yang sah
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kegiatan
pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yang dibiayai oleh APBN , APBD dan sumber
lain yang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan antara lain biaya
operasional, biaya distribusi vaksin dan logistik lainnya, biaya pengembangan
dan penyebarluasan materi KIE, biaya penyelenggaraan pertemuan advokasi,
koordinasi dan sosialisasi, bimbingan teknis dan monitoring, dan surveilans
KIPI.
Penggunaan anggaran operasional pelaksanaan vaksinasi merujuk pada
Keputusan Menteri yang menetapkan tentang Petunjuk Teknis Perencanaan
Penganggaran Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi
Covid-19 bersumber Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH)
Tahun Anggaran 2021 .
Pendanaan untuk pemantauan dan penanggulangan Kejadian Ikutan
Pasca Vaksinasi COVID-19 dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara, atau sumber pendanaan lain yang sah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan. Pendanaan untuk perawatan dan
-9
pengobatan Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi CQVID-19 bagi peserta Program
Jaminan Kesehatan Nasional yang aktif, ditanggung melalui mekanisme
J aminan Kesehatan Nasional, sedangkan bagi peserta Program J aminan
Kesehatan Nasional yang non aktif dan selain peserta Program Jaminan
Kesehatan Nasional didanai melalui mekanisme pendanaan lain yang
bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara yang dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
- 10
Tabel 4. Format Perhitungan Kebutuhan Logistik dan Pembiayaan Tingkat Fasyankes
_ tl!'a p KEAI\ENTER'AN
KESEHATAN PERHITUNGAN KEBUTUHAN LOGISTlK DAN PEMBIAYAAN
"llliIllIII tii."S . REPUBLIK
INDONESIA
__ ___________.-'-. , -1
-I I ----i ------- -+---------1.- - -
-- -+ - - . t--·_~ -1- - ; - - -
-t·
.....-.-.-...-.--....--..... - - -- -- .,-. .. I
S· =~IA
Nama Pusl<esmasiFIsyankes
KabupalenlKota
Provin.1
Taoggal
No Jenis Kegialan FrekuBIlsi
Pelaksanaan
Sasaran Pelaksana Jumlah O<lna yang dibutuhkan Sumber Pendanaan
3 i
5 !
6
7
,
8 :
9 ,
10
- - - "" - - - - - - - - i - - -- ,
11
12 ,
11 ' ,
" " " '"
-2
Tabel 6. Format Rencana Jadwal Supervisi
. 8. ~~~~NJ,.~~AN VAKSINASI CQVID-19 .
• • IJ ~~g~~~IA . . ~~rt~f3rli:l ~ClI;:f~ClI~lJP~~i!!I ..
Kab/Kota :
10
11
12
-3
I. PENYUSUNAN RENCANA OPERASIONAL UNTUK DAERAH SULIT
Kegiatan vaksinasi COVID-19 harus menjangkau semua sasaran
sehingga Dinas Kesehatan Kabupaten /Kcta dan Puskesmas perlu melakukan
pemetaan wilayah sulit dan menyusun reneana operasionalnya. TNI dan atau
Kementerian Perhubungan akan membantu pelaksanaan penjangkauan
wilayah sulit.
Pemetaan wilayah sulit dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota
menggunakan Tabel 7. Data disampaikan ke Dinas Kesehatan Provinsi, lalu
Dinas Kesehatan provinsi menyampaikannya ke Pemerintah Pusat.
TmK Pl'MIlfAANGKATAN
OAEIW<
JUMLA.H BIAYA TRANSPORTASI(RP)
RencanaSumber Ket8rMdlaan
-
NO PUSkESMAS
.,., lU llJAN
! ItAMPUNG!OUSUN
SUUTYG OILAYAN,
SASAMN
HEU AIR I DARAT
=PE~BAY=
.... ::~~N (o=.r::...
.. . bIaYa (BOK,APeD.
' APe N, JKN,LB~n yal
Pambiayaan
(YfT] y )
i ,
! I
-_.- . .... _. -_...._.,. -- _. -, -_._~-
--".-.-- _. .- _ ....
......... .............
_-- ~ -,-
I
I
II
.. .....
JUMLAH. .--._-.....
BAB III
-6
5. Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau menggunakan hand
sanitizer sebelum dan sesudah menangani vaksin dan logistik
vaksinasi lainnya; dan
6. Penyimpanan vaksin serta logistik vaksinasi lainnya mengacu pada
Standar Prosedur Operasional (SPO) yang berlaku.
Jangan
menyimpan
vakslndl
plnlu
-7
di Lemari Es Buka Atas dan Buka Depan
o
R
~HQ'unlfee<ll 605291
-8
• Pada lokasi yang menjadi pusat penyimpanan jarak jauh
dibutuhkan sarana yaitu:
o Freezer UTL -85 0 C kecil (rnasing-masing 70 liter).
o Alat transportasi vaksin khusus (Arktek) untuk penyimpanan
jangka pendek (hingga 5 hari) dengan suhu -70 °C.
• PCM terdiri dari beberapa jenis yaitu:
o PCM khusus freezer ULT (-80 0 C) untuk uec
lsi kemasan dengan cairan PCM dan bekukan sebelumnya pada
-20 0 C. Selesaikan pembekuan pada ULT pada -85 C 0
2) Pemantauan Suhu
a. Suhu dalam penyimpanan vaksin harus terjaga sesuai dengan yang
direkomendasikan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan
suhu menggunakan alat pemantau suhu.
b. Alat pemantau suhu terdiri dari alat pemantau suhu (termometer,
termometer muller, dll], alat pemantau dan perekam suhu terus
menerus, dan alat pemantau dan perekam suhu dengan teknologi
Internet of Thinqs (loT) terus menerus secarajarakjauh.
c. Mekanisme pemantauan suhu adalah sebagai berikut:
• Pemantauan suhu sebaiknya dilakukan lebih sering, lebih dari 2
kali dalam sehari, pastikan suhu tetap 2-8 DC.
• Catat hasil monitoring suhu pada grafik pemantauan suhu .
- 9
• Apabila menggunakan alat pemantau dan perekam suhu terus
menerus secara jarak jauh yang sudah terhubung dengan aplikasi
SMILE, maka petugas dapat memantau suhu dari jarak jauh melalui
aplikasi.
• Alat transportasi vaksin UCC harus dilengkapi dengan data logger.
3) Pengelolaan Vaksin Pada Saat Pelayanan
a. Pengelola program imunisasi atau koordinator imunisasi (korim)
menyiapkan vaksin untuk dibawa ke ruang vaksinasi atau tempat
pelayanan. Vaksin dibawa menggunakan kontainer pasif yaitu vaccine
carrier atau untuk vaksin dengan prosedur penyimpanan uec
menggunakan Arktek dan PCM atau thermoshipper dan dry ice.
b. Saat pelayanan, kontainer pasif jangan terpapar sinar matahari
langsung. Pastikan kontainer pasif dalam keadaan bersih sebelum
digunakan. Untuk penggunaan vaccine carrier, vaksin yang sudah
dipakai ditempatkan pada spons atau busa penutup vaccine carrier,
sedangkan vaksin yang belum dipakai tetap disimpan di dalam vaccine
carrier.
- 10
kurang dari 6 jam maka vaksin yang sudah dibuka harus dibuang,
tidak boleh disimpan kembali di vaccine refrigerator.
f. Vaksin yang belum dibuka sampai sesi pelayanan harian sudah
selesai, harus dikembalikan ke dalam vaccine refrigerator dengan
diberi penanda untuk digunakan lebih dulu pada pelayanan hari
berikutnya. Sedangkan vaksin yang masih tersisa dalam vial yang
sudah dibuka, tidak boleh digunakan lagi.
g. Vaccine carrier disimpan kembali di ruang penyimpanan di puskesmas
atau fasilitas pelayanan kesehatan, sedangkan coolpack dapat
dimasukkan ke dalam vaccine refrigerator untuk digunakan pada hari
berikutnya.
h. Safety Box yang telah terisi disimpan di ruanganjtempat khusus
untuk--menyimpan sementara limbah medis sebelum
dikelolaj dimusnahkan, jauh dari jangkauan pengunjung terutama
anak-anak. Jangan menyimpan kembali vaksin yang sudah
dibukaj dilarutkan dalam tempat penyimpanan vaksin.
4) Penyimpanan Logistik Lainnya
Selain vaksin, pelaksanaan vaksinasi COVID-19 juga membutuhkan
logistik lainnya yang meliputi ADS , safety box, dan alcohol swab dimana
juga memerlukan tata kelola yg baik. Selain manajemen yang baik juga
diperlukan gudang penyimpanan yang memadai.
Dalam penyimpanan logistik ini harus dipastikan kondisi fisik dan
keamanan barang dan kemasannya, di semua tingkat fasilitas
penyimpanan, hingga digunakan oleh masyarakat.
a. Penerimaan dan Inspeksi saat Menerima Produk
Kegiatan ini terjadi selama proses bongkar muat dari kendaraan,
termasuk inspeksi visual dari barang yang dikirimjditerima untuk
memastikan bahwa barang tidak rusak selama pengangkutan.
Sangatlah penting untuk memverifikasi jumlah barang yang diterima
dengan melihat slip atau faktur pengiriman barang. Laporkan jika ada
perbedaan.
b. Pemindahan
Proses ini termasuk memindahkan barang dari area
pembongkaranjpenerimaan, setelah pengambilan barang; untuk
kemudian ditaruh di area penyimpanan barang yang ditentukan (rak,
lantai, dll.) . Pastikan agar setiap barang dicatat dengan benar dan
pada hari yang sama saat barang diterima. Sistem kontrol inventaris
yang baik akan sangat membantu dalam pengelolaan.
c. Pengambilan dan Pengemasan
Untuk memenuhi permintaan pengiriman (atau daftar pengambilan),
barang harus ditarik dari stok yang ada, kemudian disiapkan untuk
pengiriman. Dalam beberapa kasus, barang perlu dikemas ke dalam
wadah pengiriman; dan , terkadang, dipaketkan dengan produk lain
sebelum dikirim. Setiap terjadi kegiatan pengepakan atau pengemasan
ulang, kemasan baru harus diberi label dengan benar.
- 11
d. Pengiriman
Untuk menjamin ketepatan pengiriman yang baik, daftar dan jumlah
barang harus diperiksa dan sesuai dengan alokasi, sebelum
mempersiapkan dokumen pengmman yang diperlukan. Untuk
menghindari kerusakan selama pengiriman, barang harus diatur dan
diamankan di dalam kendaraan mengikuti syarat dan ketentuan
pemuatan dan pengangkutan yang memadai.
Catatan penting:
Perhatikan kadaluwarsa setiap barang. Khusus untuk ADS,
pengiriman atau pemakaiannya harus mengikuti prinsip EEFO (Early
Expired First Out), dimana barang yang akan kadaluwarsa,
diutamakan untuk dikirimj dipakai terlebih dahulu. ADS yang sudah
kadaluwarsa tidak boleh didistribusikan atau digunakan.
- 12
e. Tersedia fasilitas mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau
hand sanitizer,
d. Atur meja pelayanan antar petugas agar menjaga jarak aman I - 2
meter.
e. Ruang tempat pelayanan vaksinasi hanya untuk melayani orang sehat,
apabila tidak memungkinkan ruangan terpisah maka harus dilakukan
dengan waktufjadwal yang terpisah;
f. Sediakan tempat duduk bagi sasaran untuk menunggu sebelum
vaksinasi dan 30 menit sesudah vaksinasi dengan jarak aman antar
tempat duduk I - 2 meter. Atur agar tempat /ruang tunggu sasaran
yang sudah dan sebelum Vaksinasi terpisah. Jika memungkinkan
tempat untuk menunggu 30 menit sesudah vaksinasi di tempat
terbuka.
2) Alur Pelayanan Vaksinasi COVID-19
Mekanisme Zalur pelayanan baik di puskesmas, fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya maupun pos pelayanan vaksinasi dapat dilihat pada
Gambar 5 di bawah ini.
- 13
Meja 2 (petugas 1) Petugas kesehatan melakukan anamnesa untuk
kesehatan) melihat kondisi kesehatan dan mengidentifikasi
kondisi penyerta (komorbid) serta melakukan
pemeriksaan fisik sederhana. Pemeriksaan meliputi
suhu tubuh dan tekanan darah.
2) Data skrining tiap sasaran langsung diinput ke
aplikasi Pcare Vaksinasi oleh petugas menggunakan
komputerjlaptopjHP. Bila tidak memungkinkan
untuk menginput data langsung ke dalam aplikasi
(misalnya akses internet tidak ada atau sarana tidak
tersedia) , maka hasil skrining dicatat di dalam
format skrining (Tabel 9) untuk kemudian diinput ke
dalam aplikasi Pcare.
3) Berdasarkan data yang dimasukkan oleh petugas,
aplikasi akan mengeluarkan rekomendasi hasil
skrining berupa: dapat diberikan vaksinasi, ditunda
atau tidak diberikan.
4) Dilanjutkan dengan pengisian keputusan hasil
skrining oleh Petugas di dalam aplikasi Pcare
Vaksinasi.
a. Jika diputuskan pelaksanaan vaksinasi harus
ditunda, maka sasaran dapat kembali ke fasilitas
pelayanan kesehatan sesuai rekomendasi jadwal
yang diberikan oleh petugas kesehatan.
Selanjutnya, akan dibuat e-ticket oleh Sistem
Informasi Satu Data Vaksinasi CQVID-19.
b. Ketika pada saat skrining dideteksi ada penyakit
tidak menular atau dicurigai adanya infeksi
CQVID-19 maka pasien dirujuk ke Poli Umum
untuk mendapat pemeriksaan lebih lanjut
c . Sasaran yang dinyatakan sehat diminta untuk
melanjutkan ke Meja 3.
d. Petugas memberikan penjelasan singkat tentang
vaksin yang akan diberikan, manfaat dan reaksi
simpang (KIPI) yang mungkin akan terjadi dan
upaya penanganannya.
5) Untuk mengurangi terjadinya penundaan vaksinasi,
skrining dapat dilakukan sebelum hari pelaksanaan
vaksinasi paling kurang tiga hari sebelumnya agar
dapat memberikan kesempatan bagi sasaran
terkontrol penyakitnya. Untuk pengukuran tekanan
darah dan gula darah dapat terintegrasi dengan
Posbindu PTM.
- 14
dan jam dibukanya vial vaksin dengan pulperr/ spidol
di label pada vial vaksin
3) Petugas memberikan vaksinasi secara intra
muskular sesuai prinsip penyuntikan aman
4) Petugas memasukkan hasil vaksinasi dengan
melakukan scan GS 1 2D Code yang terdapat di
kemasan terkecil (Vial atau di kemasan sekunder
tergantung jenis vaksin) yang diterima masing
masing sasaran ke dalam aplikasi Pc are Vaksinasi.
Apabila scan gagal maka akan muncul autocomplete
pengisian nomor serial vial vaksin.
5) Apabila scan tidak memungkinkan, petugas
menuliskan nama sasaran, NIK, nama vaksin, nomor
batch vaksin dan serialisasi (14 digit terakhir) yang
terdapat di kemasan terkecil (Vial atau di kemasan
sekunder tergantung jenis vaksin) pada sebuah
memo. Memo diberikan kepada sasaran untuk
diserahkan kepada petugas di Meja 4.
, , ' No Batch .
_ _ 14 Digit _ ,
Se rialis as i
- 16
koneksi internet atau kendala teratasi.
4) Petugas memberikan kartu vaksinasi, manual
(Gambar 8) danjatau elektronik, serta penanda
kepada sasaran yang telah mendapat vaksinasi.
Petugas dapat meneetak kartu vaksinasi elektronik
melalui aplikasi Peare Vaksinasi. Kartu tersebut
ditandatangi dan diberi stempel lalu diberikan
kepada sasaran sebagai bukti bahwa sasaran telah
diberikan vaksinasi.
5) Petugas mempersilakan penerima vaksinasi untuk
menunggu selama 30 menit di ruang observasi dan
diberikan penyuluhan dan media KIE tentang
peneegahan CQVID-19 melalui 3M dan vaksinasi
CQVID-19.
6) Hasil observasi diinput ke dalam peare Vaksinasi
dengan memilih status "Tanpa Keluhan" bagi
sasaran yang tidak mengalami reaksijkeluhan
selama observasi dan memilih status "Ada Keluhan"
bagi sasaran yang selama observasi mengalami
reaksij keluhan.
7) Bila status sasaran "Ada Keluhan" maka:
a. Lakukan input data pada Peare Vaksinasi
dengan memilih memilih reaksijkeluhanj gejala
sesuai dengan yang dialami oleh sasaran.
1. Tanda-tanda syok anafilaktik (sesak
nafas j berdebar j dada tidak nyaman j nyeri
ulu hatijpadangan kabur, mualjmuntah,
penurunan kesadaran)
2 . Demam
3. Peningkatan tekanan darah (~140j90)
4. Urtikaria (kemerahanjruamjgatal
tersebar)
5 . Lethargia (lemas, mengantuk)
6. Kemerahan, gatal di sekitar lokasi
suntikan
7. Bengkak, nyeri, pegal di lokasi suntikan
8. Batukjpilek, sakit kepala, pusing
9. Gangguan keeemasan, syncope
10. Lain-lain: (dapat diisi oleh petugas)
b. Lakukan input data tindak lanjut yaitu "Dapat
ditangani" atau "Dirujuk" sesuai dengan kondisi
yang terjadi pada sasaran.
8) Reaksijkeluhanj gejala (KIPI) yang dialami selama
observasi kemudian ditindaklanjuti dengan
- 17
pencatatan dan pelaporan KIPI rnelalui website
kearnanan vaksin.
Pelayanan Imunisasl
om
i
mejat meja4
I-i t 2m 0
3
_ l
. -
rneja z
! t -2m
meja 3
i
.,
1 2m
I t-2m
0 0
..i
t 2m I-t 0 0 I- I t 2m l
•
-
~~
l
-
2m
0 .. IKelB? 0
i I
meja z
0
..
t t -2m
I
I-.. 0 om 3
_
0
•I I -2m
•
~ I -2m
o mi' ~_,m
.-
I t -2m
I t -2m meja z i t 2m
+ 0 1"
0 0
ru a ng a n penyuntlkan
Area tunggu Area tunggu Area tunggu
pendaftaran dan imunisasl setelah lmunlsasl
skrin ing
- 18
Tabel 9. Format Skrining Sebelum Vaksinasi COVID-19*
Nama
Umur
NIK
Apakah Anda dalam pengobatan TBC lebih dari dua Jika Va: vaksinasi dapat
minggu? diberikan
8 . Apakah Anda menyandang dan sedang mendapat Jika Va: vaksinasi dapat
pengobatan penyakit kanker? diberikan jika ada surat
rekomendasi dari dokter yang
merawat
9. Apakah Anda sedang mendapat pengobatan untuk Jika Va: vaksinasi ditunda dan
- 20
gangguan pembekuan darah, defisiensi imun dan dirujuk
penerima produk darah/transfusi?
10 . Apakah Anda sedang mengidap penyakit autoimun Jika Ya: vaksinasi ditunda dan
sistemik? dikonsultasikan kepada dokter
yang merawat
11. Apakah Anda memiliki riwayat penyakit epilepsi? Jika Ya: vaksinasi dapat
diberikan jika dalam keadaan
terkontrol
12. Apakah Anda penyandang penyakit Diabetes Melitus Jika Ya: vaksinasi dapat
yang minum obat teratur? diberikan
13. Apakah Anda Orang dengan HIVyang minum obat Jika Ya: vaksinasi dapat
teratur? diberikan
14. Apakah Anda mendapatkan vaksinasi lain selain vaksin Jika Ya: vaksinasi ditunda
Covid-19 kurang dari satu bulan terakhir? sampai satu bulan setelah
vaksinasi sebelumnya
15. Pertanyaan tambahan bagi sasaran lansia (~60 tahun): Jika terdapat 3 atau lebih
1. Apakah Anda mengalami kesulitan untuk naik 10 jawaban Ya maka vaksin tidak
anak tangga? dapat diberikan
2. Apakah Anda sering merasa kelelahan?
3. Apakah Anda memiliki paling sedikit 5 dari 11
penyakit (Hipertensi, diabetes, kanker, penyakit paru
kronis, serangan jantung, gagal jantung kongestif,
nyeri dada, asma, nyeri sendi, stroke dan penyakit
ginjal)?
4. Apakah Anda mengalami kesulitan berjalan kira-kira
- 21
100 sampai 200 meter?
5. Apakah Anda mengalami penurunan berat badan
yang bermakna dalam setahun terakhir?
- 22
Gambar 8. Kartu Vaksinasi CQVID-19
Apab ila ada keluhan atau gejala yang timbul setelah vaksinasi, maka dapat
menghubungi faskes dengan nornor telepon _
3) Ketentuan Waktu Pelayanan Vaksinasi
a. Pelayanan di puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
tidak mengganggu jadwal pelayanan imunisasi rutin. Tentukan jadwal
hari atau jam pelayanan khusus vaksinasi CQVID-l9.
b. Jumlah sasaran dan jam layanan per hari diatur oleh masing-masing
fasilitas pelayanan kesehatan dengan memperhatikan jadwal layanan
kesehatan lainnya, pengaturan ruang dan alur pelayanan serta tetap
memperhatikan protokol kesehatan dengan ketat.
tar. Iernak - \
lsubkutanl
rarotet -
- 25
permukaan larutan vaksin sehingga tidak ada udara yang masuk ke
dalam spuit.
2. Tarik torak perlahan-lahan agar larutan vaksin masuk ke dalam spuit
dan keluarkan udara yang tersisa dengan cara mengetuk alat suntik
dan mendorong torak sampai pada skala 0.5 ml atau sesuai dosis yang
direkomendasikan, kemudian cabut jarum dari vial.
3. Bersihkan kulit tempat pemberian suntikan dengan alkohol swab,
tunggu hingga kering.
4. Untuk penyuntikan intramuskular tidak perlu dilakukan aspirasi
terlebih dahulu.
- 26
7. Untuk mengantisipasi terjadinya kasus KIPI yang serius maka sasaran
diminta untuk tetap tinggal di tempat pelayanan vaksinasi selama 30
menit sesudah vaksinasi dan petugas harus tetap berada di tempat
pelayanan minimal 30 menit setelah sasaran terakhir divaksinasi.
INGAT!!
• PEMBERIAN vaksin dosis pertama dan dosis kedua harus dengan jen is
VAKSIN YANG SAMA (Sasaran yang mendapat CoronaVac untuk dosis
ke-1 dapat diber ikan Cov2Bio karena kandungannya sama )
• Vaksinasi dosis pertama dan dosis kedua DAPAT DILAKUKAN di fasilitas
pelayanan kese hatan/pos pelayanan vaksi nasi yang berbeda
• PASTIKAN tidak salah dalam mengambil vaksin
• MASUKKAN alat suntik yang sudah di pakai dalam safety box
• JANGAN menyentuh dan menutup kembali jarum setelah penyuntika n
- 27
Tim Pelaksana setidaknya terdiri dari 5 bidang yaitu Bidang
Perencanaan; Bidang Vaksin, Logistik dan Sarana Prasarana; Bidang
Pelaksanaan; Bidang Komunikasi, Advokasi dan Pemberdayaan Masyarakat;
serta Bidang Monitoring dan Evaluasi.
Uraian tugas masing-masing bidang adalah sebagai berikut :
1) Bidang Perencanaan;
o melakukan analisis situasi;
o menyusun rencana anggaran pelaksanaan vaksinasi COVID-19;
dan
o melakukan asistensi dan koordinasi dengan Tim Pelaksana Bidang
Perencanaan tingkat administrasi di bawahnya.
F. MANAJEMEN LIMBAH
1) Pengertian
- 29
Hidup Kabupaterr/Kota, Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi, Kementerian Kesehatan (up Direktorat Kesehatan
Lingkungan) dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
(up Direktorat Penilaian Kinerja Pengelolaan Limbah B3 dan Limbah
Non B3).
4) Pembinaan Teknis
Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi dan
Kabupaten /Kota bertanggung jawab dalam pembinaan pengelolaan limbah
medis kegiatan vaksinasi COVID-19.
5) Dasar Hukum
Peraturan yang mendasari pelaksanaan pengelolaan limbah medis
kegiatan vaksinasi COVID-19 ini meliputi:
a. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
b. Undang-Undang No. 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
c. Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun.
d . Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 99 tahun 2020 tentang
Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
e. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.
P.56/MenLHK- Sekjen/2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis
Pengelolaan Limbah B3 dari Fasyankes.
f. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 68 tahun
2016 tentang Baku Mutu Limbah Cair Domestik.
g. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 84 tahun 2020 tentang
Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona
Virus Disease 2019 (COVID-19) .
h. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
HK.01.07 /Menkes/537 /2020 tentang Pedoman Pengelolaan Limbah
Medis Fasilitas Pelayanan Kesehatan dan Limbah dari Kegiatan lsolasi
Atau Karantina Mandiri di Masyarakat Dalam Penanganan Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19).
6) Langkah-Langkah
- 30
'; SUMBER LAYANAN ':
> VAKSINAsI :,"0,;,
- 31
• Mengolah limbah medis dapat juga menggunakan insinerator, atau
autoclave atau microwave yang dilengkapi pencacah. Abu
insinerator, atau residu autoclave atau microwave dapat dikelola
dengan enkapsulasi/Inertisasi (solidifikasi), kemudian disimpan di
lokasi yang telah disepakati dengan DLH/pihak berwenang
setempat.
• Untuk daerah yang tidak terjangkau perusahaan pengangkut dan
pengolah limbah B3, dapat dilakukan penguburan dengan
konstruksi pada PermenLHK P.56/2015 (ukuran minimall meter
kubik) dan berkoordinasi dengan DLH/ pihak berwenang setempat.
l
~~
~ ~i
i·L.:~ *. ~~:·•.f);, ~~~ ! "":..,~
- 32
BABIV
- 33
lainnya sesuai peraturan sinkronisasi, harmonisasi, dan akses data
vaksinasi COVID-19.
5) Infografik hasil pengolahan data yang diinput tersebut dapat diakses oleh
fasilitas pelayanan kesehatan, Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota, Dinas
Kesehatan Provinsi, dan Kementerian Kesehatan dengan mengakses
tautan https://pen-prod.udata.id./ serta dapat diunduh dan dicetak
sebagai laporan kegiatan vaksinasi di fasilitas pelayanan kesehatan.
6) Mekanisme pencatatan hasil pelayanan vaksinasi COVID-19 (Meja 4)
me1alui aplikasi PCare Vaksinasi adalah sebagai berikut:
a. Petugas di meja 4 mengakses aplikasi Pc are Vaksinasi melalui alamat
https:/ /pcare. bpjs-kesehatan.go.id/vaksin/ menggunakan browser
yang terdapat pada komputerylaptop Zhandphone yang terkoneksi
internet, kemudian log in menggunakan username dan password yang
sudah diberlkan.
b. Ada dua menu utama yang ditampilkan setelah log in yaitu Daftar
Penerima Vaksin dan Pencatatan Pelaksanaan Vaksin. Pilih menu
Pencatatan Pelaksanaan Vaksin.
c. Ubah jenis user pada kolom kanan atas dengan cara pilih jenis user
"Petugas Observasi" Kemudian klik ubah user. Tampilan akan berubah
menjadi halaman untuk pencatatan hasil pelayanan vaksinasi.
d. Untuk melakukan input hasil pelayanan vaksinasi, klik nomor tiket
pada sasaran yang berstatus skrining lanjut
e. lsi form pemberian vaksin meliputi tanggal (akan terisi otomatis sesuai
tanggal hari pelayanan dan tidak dapat diubah), jam pelayanan (akan
terisi otomatis sesuai dengan jam pada device yang digunakan),
nama/jenie /merek vaksin yang diberikan, nomor batch, dan nomor
serial vaksin (secara manual atau dengan scan QR code).
L Jika sudah selesai, klik simpan. Status sasaran akan berubah menjadi
Pemberian Vaksin Selesai.
g. Setelah sasaran menunggu 30 menit sete1ah vaksinasi, klik status
pulang sasaran, dengan memilih status "Tanpa Ke1uhan" bagi sasaran
yang tidak mengalami reaksij'keluhan selama observasi dan memilih
status "Ada Keluhan" bagi sasaran yang selama observasi mengalami
reaksi/keluhan.
h. Bila status sasaran "Ada Keluhan" maka:
• Lakukan input data pada Pcare Vaksinasi dengan memilih memilih
reaksi/keluhan/ gejala sesuai dengan yang dialami oleh sasaran.
• Lakukan input data tindak lanjut yaitu "Dapat ditangani" atau
"Dirujuk" sesuai dengan kondisi yang terjadi pada sasaran.
i. Reaksi Zkeluhanygejala (KIPI) yang dialami se1ama observasi kemudian
ditindaklanjuti dengan pencatatan dan pelaporan KIPI melalui website
keamanan vaksin.
J. Detail penggunaan aplikasi Pcare Vaksinasi untuk pendataan
fasyankes dapat dilihat pada User Manual Pcare Faskes dengan
mengunduh pada tautan http://bit.ly/LampiranJuknisVC 19 dengan
- 34
password $ppt12020.
k. Bagi Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) yang melaksanakan
pelayanan vaksinasi COVID-19, pencatatan dan pelaporan dilakukan
menggunakan aplikasi Pcare Vaksinasi untuk sasaran yang berada di
wilayah kerja KKP.
1. Bagi pelaku perjalanan yang memerlukan International Certificate for
Vaccination (ICV) untuk Vaksinasi COVID-19, maka KKP akan
menginput data berdasarkan Kartu Vaksinasi COVID-19 yang dibawa
oleh pelaku perjalanan ke dalam aplikasi electronic Heatlh Alert Card
atau eHAC.
7) Apabila tidak memungkinkan menginput data hasil layanan secara
daring (online) pada saat pelayanan berlangsung, pencatatan dilakukan
secara manual menggunakan format Tabel 11 yang kemudian
ditandatangani oleh pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan. Data
kemudian diinput ke dalarn sistem PCare di hari yang sarna apabila
sudah tersedia jaringan internet. Apabila dilakukan input kembali ke
sistem PCare di hari yang berbeda maka dilakukan pada fitur Pencatatan
Pelayanan Vaksin Manual pada aplikasi PCare Vaksinasi.
8) Sebagai langkah antisipasi, semua hasil pelayanan vaksinasi tetap
dilaporkan manual secara berjenjang menggunakan format Tabel 12, 13
dan 14. Pelaporan manual tersebut disarnpaikan kepada Kementerian
Kesehatan c.q Subdit Imunisasi secara berjenjang setiap hari paling
larnbat pukul 16.00 WIB.
- 35
Tabel 11 . Format Pencatatan Pelayanan Vaksinasi CQVID-19 di Tingkat Fasyankes
...IJ ~
"'I' =' FORtIAf ~lA'AN ft!LAItSANMN VA.KStNA5l COVI)."
t lHGJUIT PUSKfSMA&lFASYAHJ{£-&o'f'OS VAJ(SlNASi
---_....
~
-i
_......._. .__...
(,-_------
..
··
_.
?-i;"I
.
'<4fIT3{j'J
I ~ .' . ~
,
TINGKATPUSKESMAS/FASYANKESfPOS VAKSINASI
N.nt&P'vsIoKm.aiJf.~y .nII"IPOI.
Klbup.IlMllKuljl
"''''''''
. TMg9'~BuIMl fINn.... DM151
JUMI'1SI~"lIlr1n't'llGlnoKol
Do!!,:
JoI",Illt>Div;flu;in
, ,
.h.:n1.•hOiiu......
, ,
Jumllhy_gTidoolkOibe rihn
, ,
I(ttHIl\g:'ft
,
T~::"'" ,,:':.~~ ~ T~':''''''' ::,';:. ~
""". [lollS 2 DOti.' D~1s 2 OM~l Dotl12
,
l
I
5
,
.,,
"u ,
12
"
I-
"
Iii
>:
"
1~
;,:::
~1
"
"
"zs
TOT,AJ.
- 37
Tabel13. Format Rehapitulasi Harian Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 Tingkat Kabupaterr/Kota
I, ~
1l1!,,"
71 ~ONIS~
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
K.t:lb\.Ip.atcn,l(o ~
P""''''
Han.TiIrJ~ al
.0 PU~FISJilnIt.tSlPos
VlIuin.W
Oasis 1
------ ~ ----- - -_._ ._ ._ .._----- - _._._._-- OraLangdi
- _.-
o...i s 1
._----- __ _ • _ _ _ __ _ . R_
Jl.4m~h Dlr.IlIsin
__
~ _-_._.__._._
..
J....mlall DinlllO. Jumblh.,lIngrdllkDih;lrik.:m
3
-
,
,
,•
.............. ....
~ . .............. ............... . .. . . . . . . . . _ . . . .. ... .. . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. .... H • •••" • • · • . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . . . .. . . . . . _ _ _-
......._......... ..........."._ ...... .. - .~ .... ..- .-..-.- .- ........ .-..-. - ........ ...-. . ..... ....... . ........... .. . .. . . .. ... _.. ....... . ........... ... ...•... • • ••• ~ . . . . . . . . . . . . . . ... ... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . -.... .. . . . . . . oyo • ••• • ' • • • •
I"
11
12
13
,.
"
te
1i
"
"
,. ~
2'
i4!
..
Zl
...-.......-. ... .... . . . . .. .. . ................. . .... .. .............. ..... .................-... ........ ..... . ............... .. ,.
' ' .... ---...... -.•.......-......--.-.-........ ....
" . .. . . . . . ........... .. .. .... • ' .. ... .................... ... -.. ...... . ....... -•..........................•._.. - _
..... ................ ....- ....... ............... ......... -- .... ........ - ~ . ...•... -....- .- . .-..-- ......-. .. -....-..... ..-....-.- .
TOTAL.
- 38
Tabel 14. Format Rehapitulasi Harian Pelaksanaan Vaksinasi CQVID-19 Tingkat Provinsi
1(lNB<1l11AN
klSIHATAH
Il!'UQ
IHOOIl!I~
T1NGKAT PROVINSI
ProV1nsl
Hart, TarlggaJ
..
Jumlllh)'Brig Tidak Dibl!nkan
00
,
naDupaIefl1I\01Jl ,",u m wm baS.rafl V.KstnaSI
Oosis1 Datis 2 . Oosis t .. I
I
Dosia 2 . Dosis1 .. Dosis2 .. K'
7
i
a -
'0
" i
"
r
I
13
!
,". I
i
II
\6
H I
re i
"
20
I
,
21 I
22
• I
r !
23
i
24
------,..
i
!
25
, I ----,
TOTAL !
- 39
B. PENCATATAN DAN PELAPORAN VAKSIN DAN LOGISTIK LAINNYA
Selain pencatatan dan pelaporan hasil pelayanan, maka juga harus
dilakukan pencatatan dan pelaporan pemakaian vaksin dan logistik lainnya.
Pencatatan dan pelaporan vaksin dan logistik pelaksanaan vaksinasi CQVID-19
menggunakan sistem monitoring logistik elektronik yaitu Bio Tracking dan
SMILE (Sistem Monitoring Imunisasi dan Logistik secara Elektronik).
Pencatatan dan pelaporan logistik mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa dari vaksin dan logistik
vaksinasi yang diterima
2. Jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa dari vaksin dan logistik
vaksinasi yang dikeluarkan; dan
3. Jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa dari vaksin dan logistik
vaksinasi yang digunakan
4. Jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa dari vaksin yang rusak
atau Kadaluwarsa
Alur pencatatan dan pelaporan vaksin dan logistik vaksinasi dijelaskan
pada Gambar 14 dengan mekanisme sebagai berikut:
1. Pendistribusian vaksin tercatat dalam aplikasi distributor vaksin
yang sudah terhubung dengan Sistem Monitoring Imunisasi dan
Logistik secara Elektronik (SMILE). SMILE akan mencatat kesesuaian
jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluarsa vaksin yang diterima
dari distributor di setiap tingkatan.
2. Petugas Dinas Kesehatan Provinsi melakukan pencatatan jumlah,
nomor batch dan tanggal kadaluarsa vaksin maupun logistik
vaksinasi lainnya yang diterima, dikeluarkan maupun yang
rusak/kadaluwarsa dengan SMILE melalui telepon genggam.
Apabila data alokasi vaksin maupun logistik vaksinasi lainnya belum
tersedia di dalam SMILE, maka Dinas Kesehatan Provinsi dapat
menginput secara mandiri jumlah vaksin yang dialokasikan untuk
pelaksanaan vaksinasi selama periode tertentu melalui SMILE.
3. Petugas Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota dan/ atau Puskesmas
(mengacu pada mekanisme distribusi vaksin maupun logistik
vaksinasi lainnya yang tertuang dalam Petunjuk Teknis yang
dikeluarkan oleh Ditjen Farmalkes Kemenkes RI) melakukan
pencatatan jumlah, nomor batch dan tanggal kadaluarsa vaksin dan
logistik vaksinasi lainnya yang diterima, dikeluarkan maupun yang
rusak/kadaluwarsa dengan SMILE melalui telepon genggam.
4. Puskesmas dapat melakukan pendistribusian vaksin ke fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya atau pos pelayanan vaksinasi yang
tertera dalam SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Ketika
Puskesmas mengeluarkan vaksin dari vaccine refrigerator untuk
digunakan di dalam Puskesmas atau untuk didistribusikan ke
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, maka petugas pengelola
logistik harus mencatat pengeluaran tersebut dalam SMILE melalui
telepon genggam.
5. Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang memperoleh vaksin harus
memberikan laporan jumlah sasaran yang telah mendapatkan
vaksinasi kepada Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten atau Puskesmas .
Data tersebut dapat diperoleh dari hasil pencatatan yang dilakukan
melalui Pcare, atau pencatatan manual.
6. Pencatatan yang dilakukan melalui SMILE akan dilaporkan kembali
secara real-time ke Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi CQVID-19,
sehingga penting bagi petugas yang bertanggungjawab atas logistik
vaksin untuk melakukan update penerimaan, serta keluar dan
masuknya vaksin di fasilitasnya masing-masing, menggunakan
telepon genggam.
7. Apabila vaccine refrigerator sudah dilengkapi dengan alat pemantau
suhu berteknologi Intemet of Things yang terhubung dengan SMILE,
maka suhu vaccine refrigerator juga dapat terpantau melalui SMILE
secara jarak jauh dan terus menerus. Selain terpantau, SMILE juga
dapat merekam dan menyimpan data suhu vaccine refrigerator.
8. Perlu dilakukan penunjukan petugas yang akan bertanggung jawab
terhadap monitoring vaksin dan logistik vaksinasi lainnya
menggunakan aplikasi SMILE.
9. Selanjutnya, pengguna aplikasi SMILE yang telah ditunjuk mengisi
data melalui tautan biLlyl datapenggunasmilecovid 19. Pendaftaran
pengguna ini bertujuan untuk mendaftarkan nama petugas agar
dapat mengelola vaksin CQVID-19 dan logistik vaksinasi lainnya
melalui aplikasi SMILE. Petugas yang terdata akan mempunyai akses
ke dalam aplikasi untuk mengelola vaksin dan logistik vaksinasi
lainnya secara mudah dan real-time melalui smartphone android dan
10 Snya. Data yang dibutuhkan adalah nama dan no HP petugas.
Identitas tersebut akan dikonfirmasi oleh petugas SMILE CQVID-19
melalui SMS, termasuk disampaikan usemame dan password untuk
log-in. Petugas yang telah mendapatkan konfirmasi dapat segera
menginstal aplikasi SMILE, kemudian log-in ke dalam aplikasi. Cara
menginstal dan log-in ke dalam aplikasi dapat diunduh melalui
tautan http://bit.ly/LampiranJuknisVC 19.
10. Bila tidak memungkinkan dilakukan pencatatan secara elektronik
maka dapat digunakan secara manual menggunakan format standar
yang kemudian dicatat dan dilaporkan secara elektronik apabila telah
mendapatkan jaringan selular (GSM).
11 . Sebagai langkah antisipasi, semua hasil pelayanan vaksinasi tetap
dilaporkan manual secara berjenjang menggunakan format Tabel 15,
16 dan 17. Pelaporan manual tersebut disampaikan kepada
Kementerian Kesehatan c.q Subdit Imunisasi secara berjenjang setiap
hari paling lambat pukul 16.00 WIB .
- 41
•
SMItE
Komite PC-PEN
Alur Distribusi Vaksin
dan Logistik CQVID-19
KemenkesRI
.
~'. Perinta h distribusi
Berbagi data L':.' ?~I----------...,
. Biofarma
i~~~
~"""""~"""""~~tribUSi
t aporan dlst rib lJsl
Dinas
Konfirmosi terima vaksin Kesehatan
dan logistik di SMILE: Provlnsi
• jumlah • nomor botch
• tanggal kedaluwarsa Distribusi logistik
}. ~A...o.
~
"" " . Dinas Kesehata n
·
• SK IU' . . . .
.. Kabupaten/Kota
·: Konfirmasi terima vaksin
o Di SMILE: Mencatat
"- jumlah logistik dan dosis
. . ~ ..
. ..
'rlIIIlIII ~
KEMENTERlAN
KESEHATAN
REPUBlIK
~ vaksin yang dlgunakan,
. INDONESIA dlrelokasi, dan yang
kedaluwarsa atau rusak
- 42
Tabel15 . Format Rekapitulasi Logistik Vaksinasi CQVID-19 Tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
.1, KEMfNTERIAN
KfSEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
LAPORAN REKAPITULASI LOGISTIK VAKSINASI COVID·19
TINGKAT PUSKESMAS/FASYANKESIPOS
ptMlliW\IiIWAnlNalO'.ilSM
...,.,
Tanggoi BlIIan_.. ....
No NJ5 G.sllI
AllDIIl"''
-,
5N11T1Ol
"mk/NlruV.iI: _ ~ Ml!rflt.... Y.ill ;•. ~l i lbn)
_
I
:-IllocIo _ :pIlh .......~
1""""
Ke..... :_(lloclodosfiMoaklott:... Un lulbia~
....... 0_ noulIQ
...
I I
DlTUIMA
• I
II
.
IIl'AOI
........
I
!IIA
,
lll1IRNoI
t
Dll'W1
, ""...,
•
SSA
"0 .
OfTl....
u :
i
........
e
lISA
", "
lII'OOi
"
lISA
,.
0
~-
"
D!'WI
"
$Ill
,
i 0 0 , 0 ,
I ! 0 0
• 0 0
0 0 , 0 D
, 0
._........................
: D 0
..._........ ......... ................__ ._-_ _ . -
..-..
,
. .. ......
, 0 : D 0
_ . ~
, ~ -
,
.....__....
, --- - - - - _ ........... '
,..... .......
0 0
, 0 , 0 ,
i , 0
: , 0 ,
iI
, ,
,•
! 0 0
B LAH 0
I 0 0
• , • 0 0 0 , • • , 0 0 0 0
43
KEMENTERIAN
KESEHATAN
lC.ablJpsttn.'KotI
ProtinSi
HarilT'nQglI
I'I:MADIWlV.A6AltDQRll
N.
-
PI.r.nnIFasyuktIJPOi
...1Ili.... v-. : _ ~
....., ,......
r- ~ ~~~ : ... _tIaliRM)
..........
""
......
..., .......,
"-tJN-v... :_ ~
--. --
___ : _ (SIIiIIt ............ :. . _ ~
...
"'....
_...
...... --. ... ......... --.
"""'''''
....... .......
""""' ....
...
·• . .
...- """'" lOA
, I ,
•
, »
0
/. n
·• •
•
• 0
• • I
• 0
• • •
• 0
, • • •
• • • •
•
•
0
0
•
•
0
0
·I
···,
• 0
• 0
• 0
• •
.......,_ ... ···u_ ._
........ • , ,
,
•
• .. ....... .. .. .... • . .. ..
• • • I
0
0
...•. -r
'~
•
... . , , ·• .-..
i •
" ··~·u·,·· '··
•
•
•
..
• •
44
1 ,
KEMENTERIAN
KESEHATAN
LAPORAN REKAPITULASI LOGISTIK VAKSINASI COVID-19
TINGKAT PROVINSI
1.
I'
REPU8lIK
INDONESIA
Provinii
HMTlnggai
"MAKAWlV~llOGlml
It..... ~ _ ISJrcIt
- ---- - .---
.
- --- - ~''':pIIIh.''h6It.Ir'Il
v.....
._v
....... :. _ " " i
,._ J
:...... ~ _
,
ADS I,SRi wmJQll .,lXlIUSlIM
TmfCIISA
_OM .......
1lIlI<bli
llll OOEIUMA
....... i
lISA
""".... Dl'AUl
'flDArBlSa
llll OITERlMA
·'ii····
'"I 5I5A
'''1"..,.Hit ·,,·
0I1'fI1W.
····,,·'it'· ,. .
DlPAW
"'n"
ZA
- "'z'
I I
- - -1-- - -···· -..- ..·..- ..·..· ·-·..······- -..- ..·..-·..·..·..·..·..· - ---- - - -· ·..·..·..·\..----..·····-·1--
o
·..·..- '-···..·--- -.- ..- - - . - - ---- -
t ~
".- '-- '-
I
-----~
1 0
-----------
.
.
0
• ! 0
•
0
• I
I
0
•
0
• 0 ,
·---1- ·------_·_..·_ - _· · · ··.·_·_· " - -1 - - -1-"--' -.
0
• 0
•
0
• 0 ,
0
. ..,,,. • 0 ,
- ....···_..1·....· ..· ·· 1..· ~_ . _ .;
0
_~~o_ _.o_~~<~._
,
o I 0 • I ! 0 ,
- - -'-'1 .lJMUIt
• _ _1--..-1 ! ,
-·--·;-·-·-·--..-----;-T--~--,--r-····-·_~_···_-'- 0
..__
....- t -r-e
-_-~ .
I . !.---L--:-t-._
I I
o....._.r
G Q 0 0
.' 0
. ... ~. . . _._
I
45
BABV
STRATEGI KOMUNIKASI
A.TUJUAN
Secara umum tujuan membangun strategi komunikasi adalah untuk
menyediakan informasi mengenai vaksinasi COVID-19 yang akurat, dipercaya
dan konsisten melalui berbagai pilihan saluran komunikasi, sehingga
memudahkan para pelaku komunikasi edukasi, petugas lapangan dan
fasilitator masyarakat untuk melaksanakan tugas mereka dalam membantu
menyebarluaskan informasi penting tentang vaksinasi COVID-19, berdasarkan
informasi yang sesuai dengan standar dan protokol terkini
Strategi Komunikasi yang ada dalam petunjuk ini merupakan intisari dari
dokumen induk Strategi Komunikasi Vaksinasi COVID-19 yang juga
dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan. Dalam dokumen induk tersebut
akan memuat informasi yang lebih lengkap terkait bagaimana merencanakan
komunikasi perubahan perilaku termasuk: merancang pesan kunci, pesan
pendukung, media dan saluran yang dipakai, termasuk monitoring dan
evaluasi. Inforrnasi terbaru terkait data dan kebijakan pemerintah terkait
program Vaksinasi COVID-19 akan disesuaikan dalam dokumen induk
tersebut.
B. ANALISIS SITUASI
Analisis situasi dalam strategi ini didasarkan data dan fakta dari hasil
studi formatif yang dilakukan dengan metode desk review terhadap 10 literatur
terkait COVID-19 yang berasal dari dokumen penelitianjlaporan organisasi
(grey literature), artikel jurnal, dan laporan dalam forum diskusi ilmiah lainnya.
1) Persepsi dan Perilaku terhadap COVID-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru
(AKB)
Survei KAP (Knowledge, attitude, practice) COVID-19 yang dilakukan oleh
Johns Hopkins Center for Communication Program (JHCCP) bekerja sama
dengan Facebook, WHO, Massachusetts Institute of Technology (MIT), dan
Global Outbreak Alert and Response Network (GOARN) di 67 negara, termasuk
Indonesia, memberikan gambaran pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat
seputar COVID-19 (JHCCP, 2020) . Berdasarkan survei longitudinal yang
dilakukan pada bulan Juli (gelombang I) terhadap 5 ,852 pengguna Facebook di
Indonesia dengan usia di atas 18 tahun tersebut, lebih dari 80% responden
telah menerapkan cuci tangan pakai sabun dan menggunakan masker
sementara sebagian besar masyarakat (sekitar 70% responden) melakukan jaga
jarak.
Tabel 18. Perilaku Kunci Pencegahan COVID-19 di Indonesia (JHCCP, 2020)
Perilaku kunci Kelompok Gel.1 (Juli Gel.7 (Okt
2020) 2020)
Memakai masker Total 86% 86%
sabun
Wanita 88% 89%
Selanjutnya, hasil survei bulan Oktober 2020 terkait tiga perilaku kunci
menunjukkan 86% responden melaporkan penggunaan masker dan perilaku
mencuci tangan pakai sabun turun dari 83% ke 81 % dan menjaga jarak turun
dari 72% menjadi 70%.
Terkait informasi mengenai COVID-19, sebagian besar masyarakat
mengetahui apa saja gejalanya dan keadaan saat ini bahwa obat maupun
vaksin COVID-19 belum tersedia.
Tabel 19. Pengetahuan dan Keyakinan Terkait COVID-19 di Indonesia
Aspek Informasi Persentase
Pengetahuan Mampu mengidentifikasi individu yang 29%
berisiko tinggi terpapar
Mampu menyebutkan 3 atau lebih gejala 49%
COVID-19
Keyakinan Yakin bahwa COVID-19 berbahaya dan 65%
mengancam lingkungan sekitarnya
COVID-19
apabila tertular
I
Kemampuan menghadapi COVID-19 34%
- 47
_ _ _ __ _1 (efikasi diri) I I
Terkait akses informasi, Sebanyak 73% responden mengaksesnya melalu
televisi yang dianggap cukup kredibel atau dapat dipercaya (52%). Sayangnya,
hanya sedikit sekali (kurang dari 30%) masyarakat yang mengakses informasi
dari tenaga kesehatan secara langsung. Sebagian besar masyarakat (hampir
80% responden) justru mengakses sumber informasi daring (online) walaupun
mereka menganggap informasinya kurang kredibel (35%).
Tabel 20. Paparan dan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Medial
Sumber Informasi Terkait COVID-19 di Indonesia
Medial Sumber Informasi Tingkat Paparan
Kepercayaan
Televisi 52% 73%
(online)
Aplikasi mengirim pesan daring 31% 35%
100%
80%
..
O n line Sources.
Television
I
B
40 %
..
•
Local H e al th worke rs
•
Journeuets • Scie n tists
WHO •
20%
.
!lit N 9W1ip AP
Radi o
• Po1itida ns
0% 40% GO'?'« 10 0 %
T ru s t in rntorm a tron SOU(Cfl
- 48
COVID-19 (WHO, UNICEF, ITAGI & Kemenkes RI, 2020). Survey tersebut
menunjukkan lebih dari 70% masyarakat telah mengetahui adanya wacana
pemerintah untuk melaksanakan vaksinasi nasional dalam upaya menekan
laju kasus COVID-19. Mayoritas masyarakat (sekitar 65%) bersedia menerima
vaksin COVID-19 apabila disediakan oleh pemerintah, sementara sekitar 27%
merasa ragu-ragu dan sebagian kecil lainnya (8%) menolak. Aceh dan
Sumatera Barat menjadi provinsi dengan penerimaan terendah (di bawah 50%).
Sementara itu, wilayah dengan penerimaan tertinggi ialah Papua Barat dengan
74% dan Kepulauan Nusa Tenggara dengan 70%.
- 49
menyatakan tidak percaya vaksin (13%) , takut pada efek samping (12%) ,
alasan agama (8%), dan alasan lainnya (15%).
30 %
tertentu Zkunci;
vaksin; dan
- 51
Pandangan tersebut menjadi landasan dalam mengembangkan strategi
komunikasi ini dan memberikan arahan strategis pada pesan-pesan
pendukung yang perlu dikembangkan lebih lanjut.
• SK di$ltibu$j w koln
• AlokaSl t;Umber dana dan sumber daya
tTlIJIlU'lie
(J=-
Gambar 18. Empat Elemen Perubahan Perilaku Berkelanjutan
- 52
F. RUANG LINGKUP STRATEGI KOMUNIKASI VAKSINASI COVID-19
Ada tiga tujuan utama strategi komunikasi vaksinasi COVID-19 ini, dan
untuk mencapainya dilakukan dengan beberapa srategi. Fokus dari rancangan
komunikasi ini adalah pada kegiatan pemberdayaan masyarakat (PM) sebagai
ujung tombak dalam memastikan bahwa norma sosial dan penerimaan vaksin
di tingkat individu meningkat.
Pesan terbagi menjadi dua yaitu Vaksinasi dan tetap melakukan tiga
perilaku kunci. Pada tingkatan eksekusi, pihak pengelola program selalu
menyampaikan kedua pesan tersebut secara bersamaan, agar publik
menyadari bahwa vaksinasi bukan untuk menggantikan tiga perilaku kunci.
Str~tegi
Meningkatkan Komunlkaslpubllk
kepercayaan pubHk
terhadap vaksinasi
Komunikasl massa
Pembenlayaan masyarakat
PKB/Kader/relawan
- 53
Seluruh Indonesia Pekerjaan:
1. tenaga kesehatan, asisten tenaga
kesehatan, tenaga penunjang
yang bekerja pada Fasilitas
pelayanan kesehatan, TNI/Polri,
aparat hukum, dan petugas
pelayanan publik lainnya.
2. tokoh masyarakat Zagama, pelaku
perekonomian strategis,
perangkat daerah kecamatan,
desa, RT/ RW;
3. guru/tenaga pendidik dari
PAUD /TK, SD, SMP, SMA, dan
perguruan tinggi;
4 . aparatur pemerintah pusat,
daerah, dan legislatif; dan
5 . masyarakat dan pelaku
perekonomian lainnya.
2) Kelompok Sekunder
Kelompok sekunder ini merupakan kelompok yang akan menjadi panutan,
penggerak untuk mengedukasi serta sosialiasi mengenai vaksinasi COVID-19
di berbagai lapisan.
Umur: 18 - 59 tahun
- 54
3) Kelompok Tersier
Selain kelompok primer dan sekunder, kelompok tersier ini juga berperan
penting dalam komunikasi vaksinasi, sebagai pengawas serta pengamat
tersalurkannya vaksin COVID -19 secara menyeluruh sesuai dengan sasaran
target. Kelompok ini terdiri dari organisasi mitra (pramuka, PKK, organisasi
masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha UMKM, perguruan
tinggi dan organisasi profesi), Lintas sektor (pusat dan daerah), Pemda serta
rekan Media.
- 55
Garnbar 20. Pendekatan Komunikasi
I. PETA PESAN
Dalam komunikasi vaksinasi, masyarakat memerlukan waktu untuk
memaharni dan menimbang manfaat serta risiko atas vaksinasi yang akan
diberikan. Oleh sebab itu strategi komunikasi ini akan dibagi ke dalam tiga
tahap yaitu pra vaksinasi, masa vaksinasi dan pasca vaksinasi. Masing-masing
tahapan mempunyai tujuan dan fokus pesan yang berbeda seperti yang
dijelaskan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 24. Peta Pesan dan Tahapan Karnpanye
~
pta •
Vaksinasi "
- 56
Masa Meningkat • Info dasar vaksin terpilih • Pelayanan Zpos vaksinasi
Vaksinasi kan (aman, efektif, halal, • Prosedur layanan
cakupan double dose) vaksinasi
vaksin • Info wilayah Vaksinasi • Logistik vaksin
dan
• Kelompok prioritas • Pendataan kelompok
perubaha
(tahapan) prioritas
n perilaku
kunci • Info registrasi vaksinasi • Vaccine coverage
(mandiri atau program)
• Penguasaan KIE tentang
• Info persyaratan vaksin oleh Nakes,
penapisan relawan kesehatan dan
• Lokasi vaksinasi PKB
• CTPS, pakai masker, dan • Penguatan pesan CTPS,
jagajarak pakai masker dan jaga
• Dosis lengkap, jangan jarak
sampai drop-out • Kualitas pelayanan
• 3 T(Tes, Telusur, Terapi) kesehatan
J. REKOMENDASIMED~
- 57
Sedangkan media berbasis teknologi informasi diartikan sebagai semua
kegiatan komunikasi yang dimediasi oleh sambungan internet seperti media
online dan media sosial. Karakteristik dari media baru diantaranya adalah
informasi dapat diperbaharui dengan cepat, dapat diakses dari mana saja dan
kapan saja; dan para pengguna dapat saling berinteraksi satu sama lain.
Jangkauan media berbasis teknologi informasi relatif lebih tersegmentasi
dibandingkan dengan media konvensional dan tidak semua golongan
masyarakat dapat mengaksesnya. Tingkat penggunaan media baru cukup
tinggi di kalangan kelompok sasaran, namun dianggap kurang dapat dipercaya
sehubungan dengan informasi hoaks dan rumor yang sering disebarkan
melalui media ini.
Untuk kelompok primer, kampanye media menggunakan gabungan
antara media berbasis teknologi informasi dan media konvensional. Tujuannya
agar pesan bisa tersebar dalam waktu singkat, cepat dan massal ke seluruh
khalayak. Beberapa contoh format diantaranya adalah berupa iklan layanan
masyarakat TV/radio, infografis, video pendek, audio, dan media cetak edukasi
yang ditempatkan di lokasi strategis seperti fasilitas kesehatan. Juru bicara
Nasional dan daerah memainkan peranan penting untuk menyampaikan
informasi mengenai info dasar vaksin, distribusinya serta menanggapi sebaran
rumors dan hoaks di masyarakat.
Untuk kelompok sekunder dan tersier, penyebaran pesan dilakukan
melalui media social yang akan melibatkan tokoh berpengaruh di media
konvensional maupun media berbasis teknologi informasi (media sosial).
Keterlibatan penggunaan selebriti dan influencer melalui saluran media sosial
juga menjadi perhatian khusus dalam implementasi strategi komunikasi
vaksin.
- 58
Beberapa contoh kegiatan yang dilakukan melalui pendekatan
pemberdayaan masyarakat:
1. Merencanakan dan melakukan kunjungan dari rumah ke rumah secara
terstruktur
2. Memfasilitasi pertemuan kelompok masyarakat (seperti kelompok ibu,
kelompok agama)
3. Memanfaatkan tempat berkumpul komunitas seperti masjid, sekolah, dan
pasar untuk menyebarkan informasi, tanya jawab dan melawan informasi
yang salah tentang vaksin; dan untuk mengadopsi perilaku kunci
4. Mengembangkan peta sosial dan mengidentifikasi rumah-rumah penduduk
usia 18-59 tahun yang belum divaksinasi
5. Merekrut tokoh masyarakat, budaya, dan agama untuk mendampingi kader
se1ama kunjungan rumah tangga dan bertindak sebagai sumber
komunikasi yang kredibel untuk menghilangkan ketakutan, keraguan dan
rumor tentang vaksin.
- 59
vaksin
o Keragu-raguan
(tidak percaya)
vaksin
o Khawatir Efek
simpang
Sekunder o Nakes dan Tahu manfaat Advokasi o Buku saku
Kader vaksin dan mau (Dukungan KPP,
mengajak media sosial dan
masyarakat PR)
mendukung
vaksinasi
Tersier o Nakes dan Tahu kebijakan Advokasi o SK Menteri
Kader vaksinasi dan o Juknis
mampu (Dukungan KPP,
mendukung m.edia sosial dan
implementasi PR)
kebijakannya
1) Tahap Pra-Vaksinasi
- 60
a. Kampanye Publik Dit. Promkes
terkait keamanan dan dan PM,
kemanjuran vaksin; 3 Dinkes Prov,
perilaku kunci ......_._..._••. KabIKota
.H.__._._._.__
.M. ._. ....._._.M.•.....•...'_
Dinkes Prov,
KabIKota
- 61
2) Tahap Masa-Vaksinasi
Pada fase masa vaksinasi, fokus utama pesan komunikasi adalah untuk
meningkatkan akses vaksin kepada kelompok sasaran prioritas.
Tabel 27. Rencana Implementasi Tahap Masa-Vaksinasi
- 62
penguatan 3 perilaku Pelibatan tokoh Dinkes
kunci agama/tokoh KablKota
masyarakat
d. Advokasi terkait Pertemuan koordinasi Dit. Promkes Hari H + 120
pelaksanaan vaksinasi lintas sektor untuk dan PM, hari
secara massal dan mendukung pelaksanaan Rokomyanmas,
menyelesaikan vaksinasi Dinkes Prov,
kendala teknis KablKota
lapangan
3) Tahap Pasca-Vaksinasi
Di tahap pasca-vaksinasi, tujuan pesan komunikasi adalah untuk
mengelola umpan balik (KIPI/ Kejadian Ikutan Paska Imunisasi) .
Tabel 28. Rencana Implementasi Tahap Paska-Vaksinasi
",.,. ,. = --::;-- - = = = ---:
Media~i1ura .Penanggnll'
omu I • Jawab
a. Kampanye Publik Iklan layanan masyarakat Dit. Promkes
terkait penguatan 3 (video 30 detik) dan PM,
perilaku kunci + Dinkes Prov,
Vaksinasi KablKota
(menggunakan Talkshow (TV dan radio), Dit. Promkes
masker, mencuci dan PM,
tangan, menjaga Dinkes Prov,
jarak dan vaksin) KablKota
Koran/majalah (headline, Dit. Promkes
byline article, dan PM,
advertorial) Dinkes Prov,
KablKota
Poster, leaflet, baliho, Dit. Promkes
spanduk dan PM,
Dinkes Prov ,
._- KablKota
._. _-
Media berita online Dit. Promkes
dan PM
Media baru (infografis, Dit. Promkes
injluencers, short news) , dan PM
._ -- -- - - - ----=-== ==
media sosial
melalui
b. Public Relations Konferensi pers (press Rokomyanmas Selama 3 bulan
untuk meluruskan release, PR brief), setelah
hoaks dan rumor advokasi media kampanye
serta berita salah (kunjungan media , bulan vaksinasi
yang beredar diskusi), advertorial, hak berakhir
jawab/koreksi ke media,
penyiapan jubir dan tim
___ . . ~ .
komunikasi. . _ ~ __
_ _ ._ _.•__ .•
_ n _. ~ _ _••_ ._••_ ••_•.•.••
_ . ~ _ 4. _n nn.__ • .••.••_.__.__. •. . .'n .•.__ .._ _ • ·__ - - - - - --
- 64
detik)
- 64
BABVI
A. PENGERTIAN
- 66
Gambar 21 . Mekanisme Pelaporan dan Pelacakan KIPI
a. Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus menetapkan petugas
penanggung jawab surveilans KIPI yang dapat dihubungi
apabila ada laporan KIPI dari penerima vaksin, masyarakat,
kader atau pihak lain serta melakukan pencatatan dan
pelaporan KIPI.
b. Selanjutnya, setiap fasilitas pelayanan kesehatan akan
melaporkan KIPI melalui laman web Keamanan Vaksin
(www.keamananvaksin.kemkes.go.id). secara otomatis Dinas
Kesehatan Kabupaterr/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi akan
menerima laporan dari fasilitas pelayanan kesehatan pelapor.
Apabila kasus merupakan KIPI serius maka segera dilakukan
investigasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaterr/Kota dan/ atau
Dinas Kesehatan Provinsi. Hasil investigasi juga dilaporkan
melalui laman web Keamanan Vaksin, secara otomatis Pokja
maupun Komda PP KIPI akan menerima laporan tersebut.
c. Untuk dugaan KIPI serius, maka dilakukan kajian KIPI oleh
Pokja PP KIPI Kabupaterr/Kota atau Komda PP KIPI Provinsi
setelah investigasi selesai dilakukan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaterr/Kota atau Dinas Kesehatan Provinsi termasuk Balai
Besar POM Provinsi. Komnas PP KIPI akan melakukan
tanggapan ketika sudah dilakukan kajian oleh Pokja PP KIPI
Kabupaterr/Kota atau Komda PP KIPI Provinsi.
d. Pencatatan dan pelaporan KIPI dilakukan melalui website
keamanan vaksin secara manual. Apabila tidak memungkinkan,
maka dapat dilakukan secara manual menggunakan format
standar yang dapat diunduh pada tautan
bit.ly I LampiranJuknisVC 19. Laporan segera dikirim secara
berjenjang kepada Kementerian Kesehatan cq. Sub Direktorat
Imunisasi /Komnas PP-KIPI atau melalui WA grup Komda KIPI
Focal Point, email: komnasppkipi@gmail.com dan
data imunisasi@yahoo.com.
e. Pasien yang mengalami gangguan kesehatan diduga akibat KIPI
diberikan pengobatan dan perawatan selama proses investigasi
dan pengkajian kausalitas KIPI berlangsung.
- 67
Komnas PP-KIPI
tI
Komda PP- KIPI
"<l(.. .. ..j;l-
f
Dinkes Provln si
-(•• •• • • j;l-
I 24--72 jam I
"<l(...... j;l-
1 - 24 Jam I
BadanPOM RI
'"
'"
Bala i POM
..
.....
.... .
t M en g lri m k an la poran
- Rum ah Sa ki t
Koo rdinasi
Pelacakan Ma syarukat
E. PELACAKAN KIPI
Pelacakan kasus diduga KIPI mengikuti standar prinsip pelacakan yang
telah ditentukan, dengan memperhatikan kaidah pelacakan kasus, vaksin,
- 68
teknik dan prosedur vaksinasi serta melakukan perbaikan berdasarkan
temuan yang didapat dengan menggunakan format yang ditentukan.
Tabel 30. Langkah-langkah Dalarn Pelacakan KIPI
- 69
petugas pelaksana vaksinasi harus sudah kompeten dalam menangani reaksi
anafilaktik.
Gambaran atau gejala klinik suatu reaksi anafilaktik berbeda-beda sesuai
dengan berat-ringannya reaksi antigen-antibodi atau tingkat sensitivitas
seseorang, namun pada tingkat yang berat berupa syok anafilaktik gejala yang
menonjol adalah gangguan sirkulasi dan gangguan respirasi.
Reaksi anafilaktik biasanya melibatkan beberapa sistem tubuh, tetapi ada
juga gejala-gejala yang terbatas hanya pada satu sistem tubuh (contoh: gatal
pada kulit) juga dapat terjadi.
Tanda awal anafilaktik adalah kemerahan (eritema) menyeluruh dan gatal
(urtikaria) dengan obstruksi jalan nafas atas darr/ atau bawah. Pada kasus
berat dapat terjadi keadaan lemas, pucat, hilang kesadaran dan hipotensi.
Petugas sebaiknya dapat mengenali tanda dan gejala anafilaktik. Pada
dasarnya makin cepat reaksi timbul, makin berat keadaan penderita.
Penurunan kesadaran jarang sebagai manifestasi tunggal anafilaktik, ini
hanya terjadi sebagai suatu kejadian lambat pada kasus berat. Denyut nadi
sentral yang kuat (contoh: karotis) tetap ada pada keadaan pingsan, tetapi
tidak pada keadaan anafilaktik.
Gejala anafilaktik dapat terjadi segera setelah pemberian Vaksinasi (reaksi
ATAU
Kriteria 2. Dua atau lebih dari keadaan berikut yang muncul mendadak setelah
pajanan alergen atau pemicu lainnya
- 70
Gejala muneul Gejala pada Tekanan darah Gejala peneernaan
tiba-tiba dalam pernafasan menurun mendadak yang timbul
hitungan menit (mis: sesak atau timbulnya mendadak (mis: nyeri
sampai jam, napas , mengi, gejala disfungsi perut sampai
melibatkan kulit, batuk, stridor, organ seperti kram,muntah)
jaringan mukosa, hipoksemia) hipotonia (kolaps),
atau keduanya ( inkontinensia
mis: bereak merah
di seluruh tubuh,
terasa gatal dan
panas, bibir,
lidah , dan uvula,
bengkak)
~
Infants a nd e hildr.n : low syo1oli<: BP (ag
oror.at... than 30%d.er• .llJ.;o sydol ie Bp
~ cific lLra
..
am J
f'te
ATAU
l. f
1; Adlllt":systolicBPofl.""th"n90mmHgorgr.,,t.r
f---- -~ - than 30 % de crease from that person's baseline -
Bayi dan anak-anak: Tekanan darah Dewasa: tekanan darah sistolik kurang dari
sistolik rendah (spesifik usia) atau 90 mmhg atau lebih besar pengurangan
pengurangan tekanan darah sistolik tekanan darah sampai 30% dari batas
bereak merah gatal di seluruh tubuh dapat menjadi manifestasi awal satu-satunya
dari anafilaksis
*** Tekanan darah sistolik rendah pada anak diartikan sebagai tekanan darah yang
kurang dari 70 mmHg untuk usia 1 bulan-l tahun, kurang dari (70mmHg+(2xusia)
untuk 1-10 tahun; dan kurang dari 90 mmHg untuk usia 11-17 tahun . Frekuensi
denyut jantung normal bervariasi dari 80-140x/menit untuk usia 1-2 tahun;80
120x/menit untuk usia 3 tahun; dan 70-115x/menit setelah usia 3 tahun. Pada
bayi dan anak, kelainan pernafasan lebih umum terjadi daripada hipotensi dan
- 72
ALUR PENANGANAN SVOK ANAFILAKSIS
I Miliki protokolgawat darurat yang tertulisuntuk mengenal anafilaksis beserta tatalaksananyadan latih secararutin
Hilangkan paparan hingga faktor pemicu sedapat mungkin, se baga! contoh hentikan agen intravena yang
diperuntukan untuk diagnostik a ta u terapi yang kemungkinan [ad i pe micu gejala
5ebagaitambahan
Monitor tekanan darah paslen, denyut dan Iungsl Jant ung, status
pemafasan dan okslgenasipaslensesering mungkln dalam Interval
regular
- 73
••
.n
IU
•
uHa
!I
H I
U
I
I
1
It
II
I'
Tabel 32. Formulir Pelaporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Serius
lsi dengan Ballpoin (tembus karbon)
Data diisi dengan benar dan valid
FORMULIR PELAPORAN KEJADIAN IKUTAN PASCA
IMUNISASI
(KIPI) SERIUS Tgl. terima .... 1..../20 ....
Tanggal lahir
Identitas pasien ·····1 j .
J enis Kelamin
Alamat
RT/RW
Kel.y Desa
Kec.
j. .
Bagi Wanita Usia
Subur (WUS)
D RT/RW
Kel./Desa
Kec.
j. .
.
1. Hamil
2. Tidak Hamil
Kab/Kota Kab/Kota:
Prop. Prop.
KU sebelum
imunisasi
Telp. Telp .
. .
Kode
Pos [JIIJ Kode Pos ITIJ::IJ
Pemberi Imunisasi : Dokter / Bidan / Perawat / ........ ............
I
Vaksin-vaksin yang diberikan dalam 4 minggu terakhir
I
Pemberian
Jenis No. I
Tempat pemberian
imunisasi
D 1. RS; 2. Puskesmas; 3 . Dokter Praktek; 4. Pustu; 5. Klinik
Lama gejala
timbul
Keluhan & Gejala Klinis
Ha Tindakan
Tgl Jm Mnt Mnt Jm
ri darurat
Bengkak pada lokasi Rawatjalan
penyuntikan
f------
Perdarahan pada lokasi Rawat Inap
penyuntikan (tgl )
'---
Perdarahan Dirujuk
lain............... ............... ... ke .
................ ...
I--
(tgl. .
Kemerahan lokal ... )
I--
Kemerahan tersebar
I--
Kondisi saat ini
Gatal (t~l )
f------
Bengkak pada bibir /
kelopak mata / Sembuh (tgl
kemaluan ................... )
-
Meninggal (tgl
Bentol disertai gatal ................... )
-
Dalam
Muntah perawatan:
-
- Di rumah /
Diare mandiri
-
Pingsan (sinkop) - Fasilitas
-
- 76
r--
'---
Dkesehatan
Kejang
-
Sesak nafas
I
-
Demam tinggi (>39° C)
lebih dari satu hari
-
Pembesaran kelenjar
aksila
f----
Kelemahanj kelumpuhan
~ otot: lenganjtungkai
Kesadaran menurun
'--- I
Lain-lain 1.
..... ..... . ......... ...................
. . . . . . . . . . . . . . .. . .
-
2.
....... . .. .. ...........................
..................
-
3.
.... ...... ... . . ... ... ................ ..
............. ... ..
Apakah ada sasaran lain yang diimunisasi pada saat yang sama mengalami gejala serupa?
Ya
-
Tidak
Apakah ada sasaran lain yang tidak diimunisasi pada saat yang sama mengalami gejala
serupa?
-
Ya
-
Tidak
Informasi kesehatan lainnya (alergi, kelainan kongenital, dalam terapi obat-obatan
tertentu, komorbid lainnya)
- 77
Berita KIPI diperoleh dari : (pasien, kader, ..•••.....•••.......•...••....••.•...•••••.. ,
keluarga, masyarakat, ) tanggal / / .
Tanda tangan pelapor Tanda
Nama tangan pemberi imunisasi
Hubungan dengan pasien
Tanggal : / / .
( ). ( )
- 78
Tabel 33. Formulir Investigasi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Otopsi Verbal)
FORMULIR INVESTIGASI
(Otopsi Verbal)
IMUNISASI
Imunisasi terdahulu (lebih dari 30 hari, dari imunisasi terakhir)
Imunisa Tgi Ja No. ED W Cara Juml Lokasi Gejala/
si m Batch M Pemberian ah penyuntik Reaksi
(Vaksin) (Intra dosis an simpang
kutan, Sub (ml)
kutan, Intra
muskular)
I
- 79
f----B 1
: -+---
- - - - - - -1I 1 - - - - - 1- -f---t---
Diagnosis .
suhu)
DO
beku atau d iduga beku di dalam tempat
penyimpanan vaksin?
- 80
5. Apakah terdapat barang selain vaksin di
dalam tempat penyimpanan vaksin? DO
6 . Apakah vaksin disimpan bersama dengan
obat lain dengan pemisahan dan penandaan DO
yang jelas, sehingga menjamin tidak terjadi
kontaminasiy kontaminasi silang?
7. Apakah terdapat vaksin yang kadaluarsa atau
mengalami kerusakan fisik di dalam tempat
penyimpanan vaksin dan dipisahkan serta
o o
diberi penandaan yang jelas?
o o
serta diberi penandaan yang jelas?
o o
dan terkalibrasi? (Kalibrasi minimal satu kali /tahun)
- 81
Muntah
Sesak Napas
Komorbid lain:
- Diabetes
- Hipertensi
I
- Penyakit kardiovaskuler
- Penyakit ginjal
- Penyakit paru lainnya
(PPOK, TBe, asma, dB)
- Penyakit hati
- Keganasan
I
- Gangguan imunologi
I
- Hamil
- Lain-lain:
.. ....... .. ...... ...... ...... ... .... .... ... .... .
Kondisi kesehatan:
- Alergi terhadap : - telu r DAda D Tidak ada
- obat DAda D Tidak ada
- Alergi lainnya: DAda, sebutkan _ D TidakAda
Sebutkan
- 82
Ruam lokal, bengkak, merah &
gatal
- pada kulit
- pada bibir
- padamata
Ruam tersebar:
- padamuka
- seluruh tubuh
I
Nyeri kepala
I
Nyeri otot
I
Lesu
I
BatukZpilek
I
Diare
I
Muntah
I
Sesak napas
Kuning / ikterik
Perdarahan
I Kejang
Kelemahan Zkelumpuhan otot
lengan / tungkai
Pingsan (sinkop)
Penurunan kesadaran
Sakit kepala
Lain-lain:
.....................................
- ................................ ..
Identitas pelapor
Gejala awal KIPI diketahui pertama kali oleh :
Nama: _
- 83
Pada tanggal jam .
Nama institusi : _
Alamat : _
generik)
tanggal Jam
Hasil pengobatan:
o membaik
o tidak ada kemajuan
o memburuk
o sembuh pada tanggal f. f. .
o Merujuk
Waktu merujuk : tanggal jam .
Rujukan kepada :
Nama institusi : _
Alamat
Jabatan : _
- 84
Pemeriksaan fisik:
Pemeriksaan penunjang:
A. Laboratorium:
B. Rontgen
C. CT-Scan/MRI
- 85
D. SerologijSwab PCR
Diagnosis: _
Tindakan:
o RawatD.ap Dawat Jalan Memberi
pengobatan
o Tindakan lain: _
Hasil pengobatan:
o membaik
o tidak ada kemajuan
o memburuk
o sembuh pada tanggal [, [, .
Rujukan kedua KIPI
Waktu merujuk : tanggal jam Oleh:
Nama
- 86
Jabatan
Rujukan II tiba tanggal jam pada
Nama institusi : _
Alamat
Pemeriksaan fisik:
Pemeriksaan penunjang:
A. Laboratorium:
B. Rontgen
C. CT-Scan/MRI
- 87
D. SerologijSwab PCR
Diagnosis: _
Tindakan :
D Rawat Inap D Rawat Jalan D Memberi
pengobatan
generik)
tanggal jam
D Tindakan lain: _
Hasil pengobatan:
D membaik
D tidak ada kemajuan
D memburuk
D sembuh pada tanggal j f. .
Rujukan ketiga KIPI
Waktu merujuk : tanggal jam Oleh:
Nama
- 88
Jabatan
Nama
Jabatan : _
Pemeriksaan fisik:
Pemeriksaan penunjang:
A. Laboratorium:
B. Rontgen
C. CT-Scan/MRI
- 89
D. SerologiJSwab peR
Diagnosis: _
Tindakan :
D RawatDap Qawat J alan Memberi
pengobatan
D Tindakan lain: _
Hasil pengobatan:
D membaik
D tidak ada kemajuan
D memburuk
D sembuh pada tanggal [, [, .
.. .......... .... .. .......... .............. ................ ... ............ ... ............. ..... ................ ... ....
...... ..... .... ............ ...................... .... ...... ... ........................ ....................... .... ....
B. CT-ScanjMRI
C. SerologijSwab PCR
BASILAKHIR
- 91
o SEMBUH SEMPURNA
o SEMBUH DENGAN GEJALA SISA BERUPA :
o MENINGGAL, tanggal jam .
SEBAB KEMATIAN : _
*Jumlah Sampel:
Volume
- 92
-------)
Jabatan: Jabatan:
- 93
BAB VII
A. SEBELUM PELAKSANAAN
Monitoring persiapan di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten
digunakan instrumen COVID-19 Vaccine Introduction Readiness
Assessment Tools (VIRAT) pada Lampiran 2.Tool ini juga dapat diunduh
pada tautan http://bit.1y/LampiranJuknisVC19.
Monitoring persiapan pelaksanaan vaksinasi COVID -19 ini digunakan
dalam rangka menilai kesiapan pe1aksanaan Vaksinasi COVID-19.
Instrumen ini memiliki kriteria penilaian yang terdiri dari :
94
a. komunikasi, advokasi dan pelatihan,
b. sistem yang diperlukan dalam pencatatan dan pelaporan (data dan
monitoring) ,
c. koordinasi,
d . pedoman operasional pelaksanaan (kesiapan, penerimaan
masyarakat atas vaksinasi COVID-19, rencana distribusi
termasuk kesiapan sarana cold chain),
e. pelatihan, monitoring dan evaluasi (termasuk surveilans COVID
19),
f. vaksin, cold chain dan logistik,
g. surveilans keamanan vaksin.
Hasil penilaian kesiapan dikoordinasikan dengan stakeholder terkait,
pemerintah daerah setempat dan Kemenkes untuk dilakukan perbaikan
atau perencanaan lebih lanjut.
Penilaian persiapan dengan instrument VIRAT dilakukan setiap bulan
oleh Tim Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 Bidang Monitoring dan
Evaluasi di tingkat Pusat, Provinsi dan Kabupaten /Kota untuk
memastikan kegiatan-kegiatan yang direncanakan tercapai pada waktu
yang ditentukan.
B. SAAT PELAKSANAAN
Monitoring pelaksanaan bertujuan untuk memastikan kegiatan
vaksinasi dilaksanakan sesuai dengan SOP yang berlaku, cakupan tinggi
dan berkualitas, serta KIPI dicatat dan dilaporkan.
1) Monitoring Pencapaian Cakupan
Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan memantau laporan capaian
vaksinasi COVID-19 dengan memanfaatkan teknologi komunikasi cepat
dan Sistem Informasi Satu data Vaksinasi COVID-19 dan juga pelaporan
manual. Variabel-variabel yang dipantau antara lain cakupan vaksinasi
dosis 1, cakupan vaksinasi dosis 2, cakupan vaksinasi dosis lengkap, dan
angka drop-out. Data dikemas berdasarkan wilayah, jenis kelamin,
kelompok usia, profesi dan jenis vaksin. Monitoring juga dilakukan dengan
memperhatikan diskrepansi data yang bersumber dari dashboard dan
manual, atau kumulatif antara berbagai jenjang administratif level.
Analisa dilakukan harian dan bulanan diikuti dengan umpan balik
kepada pihak-pihak terkait untuk tindakan perbaikan (corrective actions)
segera.
95
Target kegiatan pemberian Vaksinasi COVID-19 adalah seluruh
sasaran mendapatkan vaksinasi COVID-19 lengkap. Target mengacu pada
jumlah sasaran yang sudah ditetapkan. Monitoring dilakukan per tahapan
kegiatan vaksinasi.
2) Monitoring Kualitas Pelayanan
Pemantauan terhadap pelaksanaan layanan vaksinasi bertujuan
untuk memonitor kualitas pelayanan yang dilakukan dan kendalanya
dengan menggunakan Daftar Tilik (Ceklist) Supervisi Pelaksanaan.
Supervisi dapat dilakukan langsung atau dengan metode daring oleh Dinas
Kesehatan KabupatenjKota, Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kemenkes
dengan melibatkan Tim Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19. Format ceklist
yang telah diisi (Tabel 27) dimasukkan ke dalam formulir digital ONA pada
tautan https:j jenketo.ona.iojxj#18Rq3kbb. Format ceklist dan cara
penggunaan ONA untuk input hasil supervisi dapat diunduh pada tautan
http://bit.1y/LampiranJuknisVC19. Adapun hasil pengisian ONA dapat
dilihat pada dashboard dengan mengakses tautan
https: II bit.1yl DashboardSupervisiKualitasPelayanan-0 NA.
Idealnya, seluruh Puskesmas dan fasyankes dilakukan supervisi, baik
secara langsung maupun daring. Pemilihan Puskesmas atau fasilitas
pelayanan kesehatan prioritas yang akan disupervisi berdasarkan kriteria
tingkat kesulitan jangkauan (wilayah sulit dan biasa) atau berdasarkan
daerah yang berisiko tinggi (tinggi transmisi COVID-19, daerah kumuh,
padat penduduk, daerah sulit secara sosial dan ekonomi, dan lain-lain).
Dalam supervisi semua aspek pelaksanaan dilihat sesuai dengan
daftar tilik. Hasil supervisi dianalisa dan didiskusikan bersama pelaksana
lain yang terkait. Kemudian dilakukan pemecahan masalah dan rencana
tindak lanjut bersama dengan kepala puskesmas dan petugas. Bila
ditemukan pelaksanaan kegiatan yang tidak sesuai prosedur, segera
dilakukan tindak lanjut perbaikan misalnya dengan melakukan "on the job
training" pada petugas.
Pada tingkat KabupatenjKota hasil supervisi dari beberapa
Puskesmas dan fasilitas pelayanan kesehatan lain direkapitulasi,
dianalisis, dan dibuat rencana tindak lanjut. Kemudian dilaporkan ke
atasan langsung serta diumpanbalikkan ke puskesmas melalui pertemuan
khusus (dapat dilakukan secara daring) maupun tertulis.
c. SESUDAH PELAKSANAAN
Monitoring sesudah pelaksanaan dilakukan untuk mengidentifikasi
area yang belum terpenuhi target capaian vaksinasi serta efektifitas
Vaksinasi terhadap penularan penyakit.
1) Penilaian Cepat Cakupan Vaksinasi Melalui Survei Daring
96
Melaksanakan survei seeara daring, misalnya dengan mengirimkan
SMS blast, notifikasi lewat aplikasi, website, WA kepada sasaran, paska
setiap tahapan. Hasilnya didiseminasikan dalam bentuk ringkasan data
melalui smsjWA, data rind juga dapat diakses pada dashboard oleh
semua tingkatan.
2) Monitoring Vaksin dan Logistik Lainnya
Melakukan penilaian Indeks Pemakaian Vaksin, dengan
membandingkan antara jumlah dosis vaksin yang dikeluarkan oleh
pengelola logistik dengan jumlah orang penerima vaksin dalam kurun
waktu tertentu memanfaatkan aplikasi SMILE dan Peare Vaksinasi. Data
IP vaksin dapat diakses (dengan memasukkan usemame dan password)
pada dashboard Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi COVID-19.
Monitoring logistik vaksinasi lainnya meliputi, ADS , safety box, alcohol
swab, dilakukan dengan memantau penerimaan dan pengeluaran stok
menggunakan Format Tabel 16 .
3) Evaluasi Dampak Melalui Surveilans COVID-19
Evaluasi dampak merupakan kegiatan pemantauan dampak vaksinasi
terhadap penularan COVID-19 melalui analisa angka kesakitan, kematian
dan indikator surveilans COVID-19 lainnya. Kegiatan ini dilakukan tim
surveilans merujuk kepada "Pedoman Peneegahan dan Pengendalian
COVID-19" di kelompok rentan yang menjadi target Vaksinasi COVID-19.
Evaluasi dilaksanakan pada 1, 3, 6 dan 12 bulan setelah pelaksanaan,
untuk setiap tahapan. Evaluasi dilakukan oleh setiap tingkatan
administrasi.
4) Pemantauan dan Evaluasi Strategi Komunikasi
Kegiatan pemantauan dan evaluasi tidak dapat dipisahkan dengan
kegiatan utama komunikasi. Dalam pendekatan "perbaikan berkelanjutan"
maka penyusunan skema tindakan, pelaksanaan perbaikan strategi, lalu
pemantauan dan evaluasi merupakan siklus yang perlu dilaksanakan
seeara menerus, berkelanjutan.
Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Strategi Komunikasi Vaksinasi
COVID-19 akan menitikberatkan pada:
a. Keluaran utama;
b. Faktor-faktor pendukung;
e. Dampak dan eapaian program komunikasi.
a. Survei
b. Observasij pengamatan
e. Cerita atau praktik terbaik
97
Detail kegiatan strategi komunikasi yang dimonitor dan dievaluasi
Vaksinasi CQVID-19
98
VAKSINASI COVID-19
TAHUN 2021
Berilah tanda "YA" (=Y), TIDAK" (=T), pada kolom tipe pos pelayanan
A PENGORGANISASIAN I I
1 Apakah terpasang tanda Pos Pelayanan (ada banner/poster)? I I
99
2 Apakah ada vaksinator terlatih dan menggunakan APD?
Apakah ada petugas yang melakukan skrining dan
3
-
menzgunakan APD?
4 Apakah peralatan skrining tersedia ?
5 Apakah antrian teratur?
6 Apakah sasaran yang datang menggunakan masker?
Apakah meja pelayanan antar petugas dan tempat duduk
7
antar penunggu memiliki jarak aman 1 - 2 meter?
Apakah tersedia sarana cuci tangan di pintu masuk pos
8
vaksinasi?
B PEMBERIAN VAKSINASI
Apabila vaksin multidose, apakah hanya 1 vial vaksin yang
1
dibuka pada saat pelavanan berlangsung?
Apabila vaksin multidose, apakah mencantumkan jam
2
pembukaan vial vaksin?
Apakah vaksinator memberikan vaksinasi dengan cara
3
intramuskular?
Apakah vaksinator menyentuh jarum dan tutup botol saat
4
mengambil vaksin dan memberikan vaksinasi?
Apakah vaksinator menunggu hingga usapan alkohol swab
5
mengering sebelum melakukan penyuntikan?
Apakah petugas memberikan kartu vaksinasijmengisi kartu
6 vaksinasi elektronik kepada pengunjung yang telah
divaksinasi?
Apakah vaksinator menyiapkan suntikan sebelum target
7
datang (prefilling)?
8 Apakah vaksinator melakukan recappina ?
Apabila vaksin multidose, apakah menggunakan vaksin yang
9 telah dibuka melebihi batas waktu?
100
PENGELOLAAN LIMBAH
C MEDIS
1 Apakah vaksinator mernbuang tutup jarum pada safetu box?
Apakah vaksinator membuang syringe yang telah digunakan
2 ke safetu box (tidak dilakukan recappiruii?
3 Apakah safetu box yang terisi diberi label dan diamankan?
Apakah limbah lain (plastik, kapas, sarung tangan , masker
4 medis) dimasukkan ke kantong limbah?
D PENGELOLAAN K1PI
1 Apakah format Pelaporan KIPI tersedia?
Apakah vaksinator mengetahui apa yang dilakukan bila terjadi
2 KIPI (rujukan, pelaporan]?
3 Apakah kit anafilaktik tersedia di pos pelayanan?
Apakah isi kit anafilaktik sesuai dengan standar?
lsi dari kit anafilaktik terdiri dari:
• Satu ampul epinefrin 1 : 1000
• aminofIlin ampul, difenhidramin vial, dexamethasone
ampul
• Beberapa spuit 1 mL
• Beberapa infus set
• beberapa kantong NaCI 0.9 % atau Dextrose 5%
4 • Tabung Oksigen
E SUPERVISI
Apakah supervisor dari Dinkes atau puskesmas atau internal
1 fasvankes menzuniungi pos vaksinasi hari ini?
F COLD CHAIN
1 Apakah vaksin disimpan dalam vaccine carrier dilengkapi
101
dengan ada 2 atau 4 kotak dingin (cool pack) sesuai dengan
standard vaccine carrier (vaccine carrier ukuran kecil = 2
buah; ukuran besar = 4 buah) atau alat pembawa vaksin
standar lainnya sesuai jenis vaksin?
Apakah vaccine carrier atau alat pembawa vaksin lainnya
2 (standar, sesuaiienis vaksin) dilengkapi alat pemantau suhu?
Apakah vaksin disimpan dalam rentang suhu yang
direkomendasikan (lihat alat pemantau suhu dlm vaccine
carrier)?
Ctt: Vaksin dengan platform inactivated disimpan pada suhu
3 2-8 "C, vaksin dengan platform lainnva menyesuaikan
Apakah pada saat pelayanan, vaccine carrier atau alat
pembawa vaksin lainnya (standar, sesuai jenis vaksin)
diletakkan di tempat yang terhindar dari sinar matahari
4 langsung?
Apakah vaksin multidose yang sudah dibuka, kemudian
5
disimpan diantara busa di dalam vaccine carrier?
G LOGISTIK
Apakah alokasi vaksin yang tersedia mencukupi dengan
1 jumlah sasaran?
2 Apakah jumlah ADS memadai?
3 Apakah jurnlah safety box memadai?
4 Apakah vaksin kadaluwarsa?
5 Apabila terdapat VVM, apakah vaksin dalam VVM A atau B?
6 Apakah ADS kadaluwarsa?
Apakah vaksinator mengetahui tempat penyimpanan
7 cadangan vaksin dan logistik?
102
103