Dalam pembuatan beton pasti tidak lepas kaitanya dengan ”Admixture” atau yang biasa
di sebut bahan tambah beton. Mungkin banyak orang belum cukup mengetahui apa itu
Admixture, tapi pasti ada juga yang sudah mengetahui mengenai admixture atau bahkan sudah
ada yang ahli dalam bidang ini. Dalam pengertian secara umum, bahan tambah atau
Admixture adalah bahan atau zat kimia yang ditambahkan sewaktu beton sedang diaduk atau
pada tahap permulaan untuk suatu tujuan tertentu. Adapun tujuan dari penambahan atau
penggunaan admixture ini adalah untuk memperbaiki sifat-sifat tertentu dari campuran beton
lunak dan keras, serta juga untuk membuat beton agar sesuai dengan yang diingnkan pada
suatu pekerjaan proyek kontruksi bangunan ataupun jalan.
Pada awalnya admixture dibuat di daerah yang memiliki kelembaban udara yang
berubah-ubah sehingga diciptakan admixture untuk mengatasi masalah dalam pengecoran
beton pada daerah tersebut.
Penggunaan admixture, dimulai kira-kira pada tahun 1885 di Amerika Utara pada saat itu
digunakan untuk pembetonan didaerah berudara dingin, kemudian juga pada tahun 1930-an
digunakan bahan pembentuk gelembung udara pada pembuatan jalan, Ternyata pemakain
produk admixture pada pekerkajaan tersebut dapat menghasilkan pekerjan yang maksimal.
penggunaan Admixture juga banyak digunakan setelah PD II dan sampai sekarang
penggunaannya semakin banyak, terutama dengan banyaknya pembuatan beton sehingga
diperlukannya juga bahan Admixture untuk mendukung pembuatan beton tersebut.
Pelu diketahiu bahwa ada beberapa aturan yang harus dimengerti dalam pecampuran
bahan admixture terhadap beton seperti persyaratan (spesifikasi ) dan tipenya, yang dijelaskan
pada SNI 03-2495-1991, BS 5070 dan ASTM C494-82. Meskipun sudah ada atuan
pemakaianya, admixture perlu dilakukan uji laboratorium dan uji lapangan. Serta untuk lebih
jelasnya akan dijelaskan lebih detail pada makalah ini.
1
2. PERMASALAHAN
a. Tidak semua jenis admixture dapat digunakan disetiap daerah yang memiliki
iklim yang berbeda-beda.
b. Bahan admixture tidak dapat mengoreksi komposisi spesi beton yang buruk
c. Penggunaan bahan admixture harus sangat teliti.
3. PEMBAHSAN
3.1 PROSES PEMBUATAN
Bahan ataupun kompisisi yang terkandung dalam setiap admixture berbeda beda
karena setiap tipe bahan tambahan (admixture) mempunyai kegunaan yang tidak sama.
1. Water Reducing Admixture - WRA (Type A, Plasticizer)
1.) Sulphitelye
3
5. Accelerating and Water Reducing Admixture (Type E)
4
3.2 KLASIFIKASI (penggolongan)
Secara umum admixture yang digunakan dalam pembuatan beton dapat dibedakan
menjadi 2 kelompok, yaitu :
5
Filosofi penggunaan water reducer dapat dilihat dalam Gambar 3.1
Workability = B
Kuat tekan 28 hari =A
Workability = B
+ Semen + WR
Kuat tekan 28 hari = A
- Air
- Air Workability = B
Kuat tekan 28 hari = A
- Semen
Workability = B + WR
Kuat tekan 28 hari =A
Workability> B
+ Semen + WR
+ Air
Workability > B
Keterrangan :
a. Apabila semua beton ditambahkan WR, dan f.a.s diturunkan (air dikurangi ),
maka harus dihasilkan beton dengan kekuatan “ lebih “ dan workability sama bila
dibandingkan dengan beton tanpa admixture.
6
b. Bila suatu beton dikurangi airnya (f.a.s turun ) dan jumlah semen juga turun, WR
ditambahkan, seharusnya akan menghasilkan beton dengan kekuatan dan
workability sama dengan beton aslinya.
c. Bila suatu beton, hanya ditambah WR saja, akan diperoleh kekuatan yang sama
dengan aslinya, tetapi memiliki workability lebih baik.
Kondisi di atas hanya berlaku unruk beton dengan kadar semen sampai 350 kg per m 3.
Apabila jumlah semen dalam betonnya meningkat, tidak semua jenis WR dapat
memenuhi keadaan tersebut, dan hanya dari kelompok asam hidrokarboksilat saja yang
dapat memenuhi permintaan ini tanpa menimbulkan efek samping.
7
tujuan agar supaya beton segar masih dapat dituang dan didapatkan (finishing),
sebagai contoh : karena jarak antara proses pengadukan samapai dengan
pengecoran dan pemadatan cukup jauh, kondisi cuaca panas dan beton dengan
ketebalan konstruksi lebih dari 2,5 m.
8
dan bahan ini bersifat hygroskopis. Untuk dipakai sebagai admixture
biasanya dijual dalam bentuk cair dengan kadar CaCL2 antara 33%
sampai dengan 35%.
(b) Kalsium format (formiat), biasanya dengan rumus kimia Ca(HCOO)2
merupakan hasil sampingan dari pembuatan pentaerytrial
(Ca(CH2OH4), yang terbuat dari acetaldehyd + formaldehid
direaksikan dengan kapur padam. Ca(HCOO)2 – kalsium formiat ini
berbentuk tepung putih, tetapi kelarutannya dalam air agak terbatas
(±15% dalam suhu normal ).
(c) Triehanolamine (N(C4H4OH)3), berupa seperti minyak tetapi dapat
larut dalam air, dan berbau amis. Bahan ini dibuat dari reaksi antara
amoniak dan ethylene oksid.
(d) Reaksi :
NH3 + 3 CH2 - CH2 N (C2H4OH)3
(a) Yang akan berekasi terlebih dahulu dengan air adalah C3A, dan
hidrasi C3A ini terbesar diantara senyawa-senyawa yang lain.
Dengan cepatnya hidrasi C3A, maka setelah itu terjadi hidrasi C3S dan
C2S sehingga dengan menyusulnya waktu itu menjadi lebih cepat
pula.
(b) Dengan dikluarkanya panas, pada hidrasi C3A maka suhu yang naik
itu akan mempercepat hidrasi C3S dan C2S.
9
(a) Pemakaiaan Accelarator hanya cocok untuk pengecoran, bila suhu udara
disekeliling rendah (kurang dari 10º C). Pada pengecoran beton, suhu
20ºC pemakaiaan accelarator jarang dilakukan, karena dapat
menimbulkan efek samping yang merugikan, yaitu : hidrasi terlalu cepat,
suhu naik, penguapan air dalam beton lebih mungkin terjadi, sehingga
lebih mudah terjadi retakan-retakan susut pada betonnya.
(b) Pemakaiaan CaCl2 biasanya dibatasi tidak lebih dari 2% berat semen,
bila lebih dari jumlah ini beton akan kaku dan kekuatan dapat turun.
(c) Pemakaiaan yang mengandung Cl- dapat mengakibatkan tulangan beton
lekas berkarat (korosi).
10
Dengan WR normal ditambah dengan sifat memperlambat pengerasan semen,
memungkinkan beton untuk diangkut jauh atau ada waktu yang lebih lama sejak
ditambahakan sampai waktu pengerasan tanpa member efek buruk lainya.
Selain jenis admixture diatas, secara umum di Indonesia juga terdapat jenis lain
seperti: AEA (Air Entraining Agent) yang befungsi untuk menambah
gelembung udara. Ada dua jenis, yaitu yang dapat menambah gelembung udara
1-2% dalam beton dimana jenis ini terutamauntuk menaikan jumlah luas
permukaan diantara butir agregat karena kurangnya jumlah agregat halus, agar
beton lebih lecak. Jenis yang kedua, yang dapat menambah gelembung udara 3-
6% terutama dipakai untuk beton yang mendapat gangguan beku dan cair (freez
and thaw) sehingga cocok untuk pembetonan didaerah yang memiliki salju.
Untuk Indonesia, yang cocok adalah yang dapat menambah gelembung udara
sampai 3% saja, sebab naiknya kadar udara sebanyak itu tidak banyak
pengaruhnya pada kekuatan beton.
11
Dan juga “superplasticiser” ,dengan bahan ini beton dengan f.a.s biasa, dapat
memliki derajat keairan yang extreme, sehingga adukan beton dapat datar
dengan sendirinya. Karena kemampuannya dapat membuat adukan beton yang
lebih cair, dengan sendirinya jika ditambahkan dengan superplasticiser, f.a.s.
dapat diturunkan (air dikurangi). Pemakaiaan bahan ini adalah untuk
pembetonan dengan tulangan rapat atau beton dengan kekuatan tinggi, dimana
kadar semen besar f.a.s. rendah.
Bentuknya dapat berupa tepung, suspesnsi dalam cairan/air. Bahan ini secara
umum terdapat 2 kelompok, yaitu : bahan pembuat kelecakan dan pigmen.
Campuran agregat, semen dan air tidak akan mengalir seperti biasa, karena terdiri
dari macam-macam ukuran butir. Antara butiran itu terjadi gesekan (friksi), sehingga
12
menimbulkan volume yang lebih besar dan akan menyebabkan campuran sukar
dipadatkan atau membatasi kepadatan beton. Biasanya untuk mengatsi hal ini,
dengan menambahkan air agar butiran diselubungi oleh air sebagai fungsi pelumas
untuk mengurangi adanya gesekan. Tetapi jumlah air akan berlebih dan dapat
menyebabakan terjadinya pemisahan butir (segregasi) dan keluarnya air (bleeding).
Bila air diganti dengan cairan yang lebih tinggi viskositasinya ( missal : gliserin,
cairan dammar, polyethylene oksida ), betonya akan memiliki sedikit kemapuan
menggeser dan mudah mengalir. Dengan menambah butiran halus ke dalam adukan,
sehingga segregasi dapat dicegah. Luas permukaan butir yang tinggi dari butiran
halus, dengan sendirinya akan memperluas permukaan yang harus dilumas oleh air,
oleh karena itu kemungkinan air berlebih menjadi kurang, sehingga segregasi dan
bleeding dapat dicegah.
13
padat, berfungsi seperti perekat (missal : latex mempertinggi kuat lentur, PVA
menambah kerapatan air, epoxy menaikan kuat tarik).
3.2.2.2 Pigmen
Pigmen adalah bahan tambah pada adukan beton untuk memperoleh sifat tertentu
(warna). Bahan ini umunya hanyalah bahan pengisi, oleh karena itu sifat sifat yang
penting baginya tidak hanya mempengaruhi sifat hidrasi semen.
Oleh karena itu sebagai pigmen dipakai bahan-bahan yang netral, warna tidak
berubah akibat pengaruh kondisi yang bersifat alkali atau basa. Pigmen yang
berpengaruh tidk seperti : Garam-garam zink dan timbale (Pb) berpengaruh buruk
pada hidrasi semen. Pigmen dari bahan organik biasanya tidak tahan terhadap
oksidasi udara dan sinar ultra violet yang dapat merubah warna. Bahan pigmen
harus halus daripada kehalusan semen, agar pemakaian tidak terlalu banyak (hanya
beberapa % dari berat semen).
14
pelumas yang menyelimuti permukaan butir lebih banyak, sehingga nilai f.a.s
menjadi naik yang dapat mengakibatkan kekuatan beton menurun.
b. Butiran halus dapat mengakibatkan gangguan proses hidrasi semen, dimana
butiran halus itu akan menyelimuti butiran semen, sehingga hidrasi semen
dapat terhambat atau butiran semen yang berfungsi sebagai perekat agregat
akan tersekat, sehingga fungsi rekatannya melemah, tidak rapat air, berpori,
dan susut keringnya membesar.
Oleh karena itu dapat berpengaruh menurunkan kekuatan beton, maka apabila
akan menggunakan admixture bentuk padat ini perlu pembuktian dahulu, bagaimana
pengaruhnya terhadap semen dan betonya.
3.2.3 Mengacu pada klasifikasi ASTM C494-82, dikenal beberapa jenis admixture
sebagai berikut :
15
Bahan kimia tambahn berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi air dan
memperlambat proses ikatan.
Menurut ASTM C494 dan British Standard 5075, Superplasticizer adalah bahan
kimia tambahanpengurang air yang sangat effektif. Dengan pemakaian bahan tamba
han ini diperoleh adukandengan faktor air semen lebih rendah pada nilai kekentala
n adukan yang sama atau diperoleh adukan dengan kekentalan lebih encer
dengan faktor air semen yang sama, sehingga kuat tekan beton lebih
tinggi.Superplasticizer juga mempunyai pengaruh yang besar dalam
meningkatkan
workabilitas bahanini merupakan sarana untuk menghasilkan beton mengalir
tanpa terjadi pemisahan (segregasi/bleeding) yang umumnya terjadi pada beton
dengan jumlah air yang besar, maka bahan
16
ini berguna untuk pencetakan beton ditempat-tempat yang sulit seperti tempa
t pada penulanganyang rapat. Superplasticizer dapat memperbaiki workabilita
s namun tidak berpengaruh besar dalam meningkatkan kuat tekan beton
untuk faktor air semen yang diberikan. Namun kegunaan superplasticizer
untuk beton mutu tinggi secara umum sangat berhubungan dengan pengurangan
jumlah air dalam campuran beton. Pengurangan ini tergantung dari kandungan air
yang digunakan, dosis dan tipe dari superplasticizer yang dipakai. (L. J.
Parrot,1998).
Untuk meningkatkan workability campuran beton, penggunaan dosis s
uperplasticizer secara normal berkisar antara 1-3 liter tiap 1 meter kubik beton.
Larutan
superplasticizerterdiridari40%material aktif. Ketika superplasticizer digunakan
untuk menguarangi jumlah air, dosis yang digunakan akan lebih besar, 5
sampai 20 liter tiap 1 meter kubik beton.(Neville, 1995)
17
3.4 SYARAT MUTU DAN PENGGUNAAN UNTUK KONTRUKSI
3.4.1 Syarat Mutu
3.4.1.1
SNI 0 3 - 2 4 9 5 - 1 9 9 1
SPESIFIKASI BAHAN TAMBAHAN UNTUK B E T O N
Ruang Lingkup :
Spesifikasi ini mencakup persyaratan fisis bahan tambahan campuran beton yang d a p a t
digunakan sebagai bahan dalam campuran beton sehingga didapatkan sifat-sifat khusus d a r i
beton yaitu kemudahan pengerjaan, waktu pengikatan, pengerasan, kekedapan d a n
k e a w e ta n .
Ringkasan :
Bahan tambahan adalah berupa bubukan atau cairan yang dibubuhkan ke dalam c a m p u r a n
beton selama pengadukan dalam jumlah tertentu untuk merubah beberapa s i f a t n y a .
Bahan tambahan terdiri dari tipe A sampai G yang digunakan untuk mengurangi jumlah a ir
campuran, memperlambat waktu pengikatan, mempercepat waktu pengikatan d a n
menambah kekuatan awal beton yang diuji dengan beton pembanding dengan proporsi y a n g
sama tanpa bahan t a m b a h a n .
Tipe
No Macam Pengujian
A B C D E F G
1 Kadar air, maks 95 95 95 88 88
terhadap
pembanding (%)
2 Waktu pengikatan
penyimpanan yang
diperbolehkan
terhadap
pembanding, menit
a.Waktu pengikatan
awal
- minimum - 60 mnt 60 mnt 60 mnt 60 mnt - 60 mnt
lebih lebih cepat lebih lebih cepat lebih
lambat lambat lambat
- maksimum 60 mnt 210 mnt 210 mnt 120 mnt 210 mnt 60 mnt 210 mnt
lebih cepat lebih lebih cepat lebih lebih cepat lebih cepat lebih
dan 90 mnt lambat lambat dan 90 mnt lambat
lebih lebih
lambat lambat
b. waktu pengikatan
akhir
- minimum - - - - - - -
-. maksimum 60 mnt 210 mnt 60 mnt 210 mnt 60 mnt 60 mnt 210 mnt
lebih cepat lebih lebih cepat lebih lebih cepat lebih cepat lebih
dan 90 mnt lambat lambat dan 90 mnt lambat
lebih lebih
lambat lambat
3 Kuat 3.4.1.2 Specification for various type of admixture according to
tekan,
minimum terhadap
1 hari
ASTM C494-82
pembanding (%) : 1 )
- - - - - 140 125
3 hari 110 90 125 110 125 125 125
7 hari 110 90 100 110 110 115 115
28 hari 110 90 100 110 110 110 110
6 bulan 100 90 90 100 100 100 100
1 tahun 100 90 90 100 100 100 100
5 Perubahan panjang
4 Kuat lentur,
maks. Penyusutan
minimum terhadap:
pembanding
2
) (%): 1 )
3 hari 100 90 110 100 110 110 110
7a.haripenambahan di 100 90 100 100 100 100 100
28 hari 0,35
100 900,35 90 0,35 1000,35 100 0,35 100 0,35 100 0,35
atas pembanding
18
1
1.) Angka-angka yang tercantum merupakan pembanding (%) antara beton
yang memakai bahan kimia tambahan dengan beton pemabanding.
2.) Apabila perubahan panjang dari pembanding pada umur 14 hari <0,030
digunakan 5a, apabila panjang dari pembanding pada umur 14 hari >0.030 %
digunakan 5b.
19
3.4.1.2 Specification for various type of admixture according to
ASTM C494-82
20
3.4.2 Penggunaan Untuk Konstruksi
Pemakaiaan admixture dalam kontruksi beton digunakan dengan tujuan
untuk memperbaiki dan menambah sifat beton tersebut menjadi lebih baik. Jadi
sifatnya hanya sebagai penolong saja. Jadi admixture sendiri bukan zat yang dapat
membuat beton yang buruk menjadi lebih baik.
a. Untuk mendapatkan sifat beton yang lebih baik, lebih ekonomis bila
dibandingkan dengan pembuatan beton tanpa admixture.
b. Apabila beton dibuat “tanpa asmixture”, sudah memenuhi
persyaratan yang diinginkan, disarankan untuk tidak menggunakan
admixture. Karena admixture merupakan bahan tambah dari zat
kimia yang dapat memberikan efek negatip pada beton.
c. Jangan menggunakan admixture dalam pembuatan beton, bila
kitatidak tahu, tidak yakin dan tidak mengetahui maksud dan tujuan
menggunakanya.
21
4. PENUTUP
KESIMPULAN
Dari hasil makalah yang kami susun dapat disimpulkan bahwa Admixture adalah bahan
yang ditambahkan sewaktu beton sedang diaduk atau pada tahap permulaan dengan tujuan
untuk memperoleh sifat tertentu pada beton. Berkaitan dengan sifat dan kegunaan admixture
itu sendiri, admixture diklasifikasikan dalam beberapa jenis baik menurut SNI 03-2495-1991
ataupun ASTM C494-82.
Meskipun penggunaan admixture sangat penting dalam campuran pada beton perlu
diingat bahwa admixture juga memiliki kekurangan dalam pemakaiaanya dan juga jika
pemakaian admixture tidak sesuai dengan procedure maka akan berpengaruh negatif terhadap
beton yang dihasilkan. Oleh karena itu dalam pemakaiaan admixture perlu ketelitian dalam
penggunaannya.
SARAN
Adapun saran yang ingin kami sampaikan kepada para pembaca atau audience dan orang-
orang yang berkecipung dalam bidang ini, bahwa Admixure merupakan bahan yang sangat
berpengaruh dalam pembuatan beton. Maka oleh karena itu dlam penggunaannya kita harus
sesuai dengan procedure, dan jika belum mengetahiu akan procedure pemakaiaan admixture
lebih baik tanyakan terlebih dahulu dengan orang lebih ahli dalam bidang ini.
22
DAFTAR PUSTAKA
23