Anda di halaman 1dari 38

1

CONCRETE AND
CONCRETE TECHNOLOGY

ADVANCED
MATERIALS
TECHNOLOGY
BY: WAHYUNIARSIH SUTRISNO I m a g e b y : A r c h D a i l y
2

COURSE SUBJECT
1. Concrete as Construction Materials
2. Cement
3. Aggregate
4. Admixture
5. Concrete Mix Design with SNI Method
CONCRETE TECHNOLOGY

6. Concrete Mix Design Based on ACI Method


7. Production and Curing of Concrete
8. Evaluation Quality of Fresh Concrete
9. Test of Hardened Concrete
10.Durability of Concrete Structure
11.Assessment, Repair and Rehabilitation of Concrete
12.Advanced Material Technology
13.Green Concrete Technology
3
CONCRETE TECHNOLOGY

ADMIXTURE
4

ADMIXTURES
Any material other than water, aggregates, cement and additives such as
pozzolana or slag and fibre reinforcement used as an ingredient of concrete
or mortar and added to batch immediately before or during its mixing to
modify one or more properties of concrete in the plastic or hardened state
CONCRETE TECHNOLOGY

CODES:
▪ ASTM C 494
▪ EN 934 – 2
▪ IS 9103:2003 (Amendment -2007)
5

Workabilitas A
+ Admixture
- Air
Strength > B

Workabilitas A + Admixture Workabilitas = A


- Air
Strength B - Semen Strength =B
CONCRETE TECHNOLOGY

Ekonomis dalam mix design

Workabilitas > A
+ Admixture
Strength =B

Meningkatkan workabilitas

Gambar 1 a. Pengaruh Penambahan Admixture pada Beton


6

KLASIFIKASI ADMIXTURE
A. Air Entraining Agent (ASTM C260)
Yaitu bahan tambahan untuk meningkatkan kadar udara agar
beton tahan terhadap freeze and thaw terutama untuk daerah
salju.
CONCRETE TECHNOLOGY

B. Admixture Kimia (Bahan Tambahan Kimia), ASTM C49 dan BS


5075
Yaitu bahan tambahan cairan kimia yang ditambahakan untuk
mengendalikan waktu pengerasan (mempercepat atau
memperlambat), mereduksi kebutuhan air, memudahkan
pengerjaan beton (meningkatkan slump) dan sebagainya
7

KLASIFIKASI ADMIXTURE
C. Mineral Admixture (Bahan Tambahan Mineral)
Bahan tambahan mineral ini merupakan bahan padat yang
dihaluskan yang ditambahakan untuk memperbaiki sifat beton
agar beton mudah dikerjakan dan kekuatan serta keawetannya
meningkat.
CONCRETE TECHNOLOGY

D. Bahan Tambahan Lainnya (Miscellanous Admixture)


Yang termasuk kategori bahan tambahan ini ialah semua bahan
tambahan yang tidak termasuk kategori diatas, misalnya, bahan
tambahan jenis polimer, fiber mash, bahan pencegah karatan,
bahan tambahan yang dapat mengembang, bahan tambahan
untuk perekat (bonding admixture)
8

HAL-HALYANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM


PEMAKAIAN ADMIXTURE (AEA)

A. Penambahan jumlah pasir dari 35% sampai 40% akan menambah


kadar udara 4.5% sampai 5%. Penambahan semen 90 kg/m3 akan
mengurangi 1% udara.
B. Pengukuran kadar udara sebaiknya teratur (regular), menurut
standard yang ada, ASTM atau BS 1881 Part 2.
C. Kenaikan temperatur beton akan mengurangi kandungan udara (air
CONCRETE TECHNOLOGY

content).
D. Waktu pencampuran (Mixing) akan mempengaruhi kadar udara
(air content).
D. Pengikatan beton dapat mengurangi kadar udara sampai 0.5%.
9

PENGARUH AIR ENTRAINING ADMIXTURE


TERHADAP SIFAT-SIFAT BETON

a. Kekuatan Tekan Beton


b. Workabilitas Beton (kemudahan pekerjaan)
c. Pengikatan Waktu
CONCRETE TECHNOLOGY

d. Bleeding (keluarnya air ke permukaan beton)


e. Perubahan Volume (volume deformation)
f. Kohesif
g. Density (berat jenis)
h. Keawatan Beton (durability)
10

Chemical Admixtures as per ASTM C 494


Type Description

A Water Reducing admixture (WRA)


B Retarding Admixture
C Accelerating Admixture
CONCRETE TECHNOLOGY

D Water Reducing & Retarding Admixture


E Water Reducing & Accelerating Admixture
F High Range Water Reducing Admixture
G High Range Water Reducing & Retarding Admix
11

Chemical Admixtures as per ASTM C 494

Type A : Water Reducing Admixture, adalah bahan tambahan


yang bersifat mengurangi jumlah air pencampuran beton untuk
menghasilkan beton yang konsistensinya tertentu.

Type B : Retarding Admixture, adalah bahan tambahan yang


berfungsi menghambat pengikatan beton. Digunakan untuk
CONCRETE TECHNOLOGY

memperpanjang waktu untuk pemadatan, pengangkutan dan


pengecoran.

Type C : Accelerating Admixture, adalah bahan tambahan


berfungsi mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan
awal beton.
12

Chemical Admixtures as per ASTM C 494

Type D : Water Reducing and Retarding Admixture adalah bahan


tambahan berfungsi ganda untuk mengurangi jumlah air pencampuran
yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi
tertentu dan menghambat pengikatan beton.

Type E : Water Reducing and Accelerating Admixture adalah bahan


CONCRETE TECHNOLOGY

tambahan berfungsi ganda untuk mengurangi jumlah air pencampuran


yang diperlukanuntuk menghasilkan beton dengan konsistensi
tertentu dan mempercepat pengikatanbeton.
13

Chemical Admixtures as per ASTM C 494

Type F : Water Reducing, High Range Admixture adalah bahan


tambahan yang berfungsi mengurangi jumlah air
pencampuran yang diperlukan untuk menghasilkan beton
dengan konsistensi tertentu sebanyak 12%.

Type G : Water Reducing High Range and Retarding Admixture


CONCRETE TECHNOLOGY

Adalah bahan tambahan yang berfungsi mengurangi jumlah air


pencampuran yang diperlukan untuk menghasilkan beton
dengan konsistensi tertentu sebanyak 12% atau lebih dan
juga menghambat pengikatan beton.
14

WATER REDUCING ADMIXTURE


(TYPE A, PLASTICIZER)
PENGARUHNYA PADA BETON
a. Kekuatan Tekan : Tegangan tekan "Kuat tekan beton tanpa admixture

beton bertambah karena adanya "Kuat tekan beton dengan admixture"

pengurangan air, hal ini dikarenakan


faktor air-semen (w/c) berkurang.
Penambahan kekuatan diperkirakan
CONCRETE TECHNOLOGY

± 10%.
b. Setting Time : Dengan adanya water
reducing admixture, setting time
dari campuran beton tidak berubah
1 7 28
umur
15

WATER REDUCING ADMIXTURE


(TYPE A, PLASTICIZER)
(LANJUTAN)
c. Workability
Bila tidak ada perubahan faktor air semen (w/c), water
reducing menambah workability beton. Untuk slump
awal 25-75 mm dapat ditambah dengan 50-60 mm.
d. Loss Slump
CONCRETE TECHNOLOGY

Tingkat kecepatan penurunan slump beton yang berisi


water reducing admixture umumnya sama atau lebih
besar dari beton biasa. Dimana bila digunakan water
reducing admixture (WRA) akan menambah workability
dan waktu pencampuran.
16

WATER REDUCING ADMIXTURE


(TYPE A, PLASTICIZER)
(LANJUTAN)
e. Air Entrainment :
Dengan bahan dasar Lignosulphonate cenderung meningkatkan
jumlah kadar udara tapi tidak melampaui 2%. Bahan dasar Salt
hydroxycarboxylic dan Polysacharides tidak menambah kadar
udara dan bahkan sering mengurangi kadar udara.
CONCRETE TECHNOLOGY

f. Panas Hidrasi
Panas hidrasi tidak terpengaruh dengan adanya penggunaan WRA.
17

WATER REDUCING
ADMIXTURE (TYPE A,
PLASTICIZER) (LANJUTAN)

g. Perubahan Bentuk
Perubahan bentuk (volume change) tidak terpengaruh dengan adanya
WRA.
h. Durability
CONCRETE TECHNOLOGY

Durabilitas tidak terpengaruh dengan adanya WRA kecuali airnya


dikurangi yang menyebabkan beton lebih padat dan impermeabel.
18

TYPICAL PERFORMANCE OF
WATER REDUCING ADMIXTURES

• Modified ligninsulphonates up to 10 %
• Melamine sulphonates up to 25 %
• Naphtalene Sulphonates up to 25 %
CONCRETE TECHNOLOGY

• Polyacrylics up to 30 %
• Polycarboxylic ethers up to 40 %

18
19

ACCELERATING ADMIXTURE (TYPE C)

BEBERAPA MACAM ACCELERATOR


a. Calsium chlorida (CaCl2 )
b. Alumunium Chlorida
c. Natrium Sulfat
CONCRETE TECHNOLOGY

d. Alumunium Sulfat
TYPE D :WATER REDUCING
20

AND RETARDING
ADMIXTURE (TYPE D)
PENGARUHNYA PADA "Kuat tekan beton tanpa admixture

BETON "Kuat tekan beton dengan admixture"

a. Kekuatan Tekan
b. Setting Time
CONCRETE TECHNOLOGY

Retarder menghambat setting time


beton

1 7 28
umur
21

WATER REDUCING AND


ACCELERATING ADMIXTURE (TYPE E)
PENGARUHNYA PADA BETON
a. Kekuatan
"Kuat tekan beton tanpa admixture
Pada saat accelerator mencapai "Kuat tekan beton dengan admixture"

peningkatan kekuatan awal beton,


pengaruh kekuatan beton dapat
diabaikan.
CONCRETE TECHNOLOGY

Jika bahan water reducing dicampur


accelerator, keuntungan kekuatan beton
jangka panjang akan didapat
berhubungan langsung dengan
penurunan rasio air-semen (a/s).
1 7 28
umur
WATER REDUCING AND
22

ACCELERATING ADMIXTURE (TYPE E)


LANJUTAN
b. Setting Time
Setting time beton yang mengandung accelerator lebih pendek daripada beton
biasa yang tidak mengandung accelerator. Pengaruh kalsium klorida pada setting
time lebih besar dari pada kalsium format.
c. Workability
CONCRETE TECHNOLOGY

Baik kalsium klorida dan kalsium format memberikan sedikit peningkatan dalam
workabilitas. Peningkatan yang lebih besar dalam workabilitas dapat diperoleh
dengan kombinasi accelerator dengan bahan water reducing.
WATER REDUCING AND
23

ACCELERATING ADMIXTURE (TYPE


E) LANJUTAN
d. Air Entrainment
Hampir semua accelerator tidak mengandung derajat air entrainment.
e. Bleeding
Admixture accelerator tidak mempengaruhi bleeding
CONCRETE TECHNOLOGY

f. Panas Hidrasi
Accelerator meningkatkan tingkatan panas yang dihasilkan dan memberikan
kenaikan temperature yang lebih besar dari pada campuran bahan biasa. Total
panas hidrasi tidak mempengaruhi.
WATER REDUCING AND
24

ACCELERATING ADMIXTURE (TYPE


E) LANJUTAN
g. Perubahan Volume
Kalsium klorida meningkatkan creep maupun drying shrinkage. Kalsium format
meningkatkan drying shrinkage tetapi data yang ada menunjukkan ada sedikit
pengaruh pada creep.
h. Durability
CONCRETE TECHNOLOGY

Kalsium klorida mempunyai kemampuan memecahkan pasivity alamiah yang


diberikan beton dengan menggunakan semen portland, dengan demikian akan
memperbesar korosi pada baja atau logam tertanam.
25
CONCRETE TECHNOLOGY

CONTOH ADMIXTURE
26

SUPERPLASTICIZER
Superplasticizer merupakan bahan kimia, biasanya long chain molecules,
yang pada saat ditambahkan pada beton normal mengurangi air yang
diperlukan untuk mencapai workablility yang ditentukan, atau memberi
perbedaan workability yang besar dibawah workability yang ingin dicapai
dengan menambahkan admixture water reducing normal.
CONCRETE TECHNOLOGY
27

SUPERPLASTICIZER
PENGARUHNYA PADA
BETON "Kuat tekan beton tanpa admixture
"Kuat tekan beton dengan admixture"

a. Kekuatan Beton
Kuat tekan beton bertambah dengan
menggunakan superplasticizer untuk
CONCRETE TECHNOLOGY

mengurangi kadar air pada saat


pemeliharaan workability

1 7 28
umur
28

SUPERPLASTICIZER
(LANJUTAN)
b. Setting Time
Superplasticizer dapat menimbulkan sedikit pengurangan pada saat digunakan pada dosis
tinggi
c. Workability
Dimana tidak ada perubahan pada rasio air semen, superplasticizer dapat mencapai
peningkatan workability dominan. Khususnya pada slump 75 mm akan meningkatkan
CONCRETE TECHNOLOGY

kegagalan slump.
Beton dengan superplasticizer dengan workability tinggi umumnya disebut sebagai
beton flowable (flowing concrete).
29

SUPERPLASTICIZER
(LANJUTAN)
d. Kehilangan Slump
Tingkat kehilangan slump untuk beton dengan superplasticizer sama dengan
campuran beton biasa. Dimana superplasticizer yang digunakan untuk mengurangi
air, tingkatan slump akan naik.
e. Kadar Udara
CONCRETE TECHNOLOGY

Sulphonate melamine formaldehyde superplasticizer cenderung mengurangi kadar


udara pada saat digunakan untuk memproduksi flowing concrete
30

ADMIXTURE SEQUENCING
CONCRETE TECHNOLOGY

30
31
CONCRETE TECHNOLOGY
32

BAHAN TAMBAHAN MINERAL


A. POZZOLAN
Pozzolan adalah bahan yang mengandung senyawa silika atau silika
alumina dan alumina, yang tidak mempunyai sifat mengikat seperti
semen.
Akan tetapi dalam bentuknya yang halus dan dengan adanya air, maka
senyawa-senyawa tersebut akan bereaksi dengan kalsium hidroksida
CONCRETE TECHNOLOGY

pada suhu normal akan membentuk senyawa kalsium silikat hidrat dan
kalsium hidrat yang bersifat hidraulis dan mempunyai angka kelarutan
yang cukup rendah.
33

POZZOLAN
KELAS POZZOLAN
1) Kelas N : Pozzolan alam atau hasil pembakaran, pozzolan alam yang dapat
digolongkan didalam jenis ini seperti tanah diatomic, opaline cherts dan shales, tuff
dan abu vulkanik atau pumicite, dimana biasa diproses melalui pembakaran
maupun tidak.
2) Kelas C : Fly ash yang mengandung CaO diatas 10% yang dihasilkan dari
pembakaran lignite atau sub-bitumen batu bara
CONCRETE TECHNOLOGY

3) Kelas F : Fly ash yang mengandung CaO kurang dari 10% yang dihasilkan
dari pembakaran antrhacite atau bitumen batu bara.
34

POZZOLAN
JENIS-JENIS POZZOLAN
A. Pozzolan Alam
Pozzolan alam adalah bahan alam yang merupakan sedimentasi dari abu atau lava
gunung berapi yang mengandung silika aktif, yang bila dicampur dengan kapur
padam akan mengadakan proses sedimentasi.
B. Pozzolan Buatan
Pozzolan buatan sebenarnya banyak macamnya, baik merupakan sisa pembakaran
CONCRETE TECHNOLOGY

dari tungku, maupun hasil pemanfaatan limbah yang diolah menjadi abu yang
mengandung silika reaktif dengan melalui proses pembakaran, seperti abu terbang
(fly ash), abu sekam (rice husk ash), silika fume dan lain-lain.
35

POZZOLAN
SIFAT-SIFAT SEMEN YANG MENGGUNAKAN POZZOLAN

a. Panas hidrasi akan turun karena adanya tambahan pozzolan kandungan


C3A dalam semen berkurang.
b. Campuran pasta semen pada keadaan konsistensi normal maka faktor air
semen akan meningkat dengan adanya pozzolan.
c. Workability dari beton yang memakai semen pozzolan akan lebih baik.
CONCRETE TECHNOLOGY

d. Merubah waktu setting.


e. Merubah kekuatan beton.
36

BAHAN TAMBAHAN KHUSUS


a. Bahan pencegah korosi (corrosion inhibitor)
b. Bahan tambahan jenis polimer
c. Bahan tambahan yang dapat mengembang (expander)
d. Bahan pengganti semen portland
e. Bahan-bahan tambahan pembuat beton menjadi kedap air
CONCRETE TECHNOLOGY

f. Bonding Admixture
g. Pigmen
h. Damp-proofing admixture dan Integral waterproff
37

BAHAN TAMBAHAN KHUSUS


CONCRETE TECHNOLOGY

CORROSION
INHIBITOR Shrinkage-reducing Permeability-
admixture reducing admixture

37
38

WAHYUNIARSIH SUTRISNO

+62 81- 338-01-4488

wahyuniarsih.its@its.ac.id
CONCRETE TECHNOLOGY

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai