Anda di halaman 1dari 123

OVERVIEW PROYEK

KSO JAYA KONSTRUKSI – ADHI KARYA


KSO JAYA KONSTRUKSI – ADHI KARYA
Erection Box Girder

DENGAN METODE SPAN BY SPAN


SOP
ERECTION BOX
SOP NO. URAIAN KONSULTAN PENGAWAS KONTRAKTOR VSL JBI
ERECTION BOX
Assembly + Launching LG
Assembly + Launching LG
LOAD TEST

Dengan beban 125%, segmen box


dengan tambahan pemberat
(Strand Coil) diangkat
menggunakan winch.

TES BEBAN
STATIS
Erection Box Girder Span by Span
Glueing/ Epoxy

Sebelum perekatan segment,


terpal harus terpasang pada
semua joint dibawah segment
Post Tensioning/ Stressing

1. Stresssing

a. Pemasangan Strand
b. Keamanan Umum dan Tindakkan Pencegahan Kecelakaan Untuk Pekerjaan Post-Tensioning)
c. Prosedur Stressing

d. Laporan Kabel Stressing


e. Kebutuhan Stressing
Permanent Stressing

Permanen Stressing dilakukan dengan awal 50 %


dari jacking force, kemudian dilanjutkan hingga
gaya jacking mencapai 100%.
Load Transfer

Transfer beban
span dari Gantry
ke Span Jack
dengan
mengaktifkan
Span Jack hingga
stroke habis dan
semua hanger bar
sepenuhnya
longgar.
Sequence Pekerjaan

TAHAPAN ERECTION BOX GIRDER MENGGUNAKAN 2 LG

TAHAPAN ERECTION DAY 1 DAY 2 DAY 3 DAY 4 DAY 5 DAY 6 DAY 7 DAY 8 DAY 9 DAY 10 DAY 11
P8.50 - P8.49 P8.49 - P8.48
Insert PC Insert PC
Day Load Transfer Launching Load Transfer Launching
Strand Strand
LG 1
Dismantle Dismantle
Night Erection Glueing Stressing Erection Glueing Stressing
Spreader Spreader

P8.50 - P8.49 P8.49 - P8.48


Insert PC Insert PC
Day Load Transfer Launching Load Transfer Launching
Strand Strand
LG 1
Dismantle Dismantle
Night Erection Glueing Stressing Erection Glueing Stressing
Spreader Spreader

NB :

CLOSE TRAFFIC

OPEN TRAFFIC
KSO JAYA KONSTRUKSI – ADHI KARYA
ONDISI UMUM PROYEK
Proyek Pembangunan Jalan Tol dewasa ini adalah proyek yang sangat vital dan prestisius karena selain sangat bermanfaat terhadap
pemangkasan jarak tempuh biaya logistik, mengurangi kemacetan lalu lintas dan percepatan pembangunan suatu kawasan, proyek jalan tol
juga memerlukan aspek teknis dan perencanaan yang matang. Hal ini tercermin dari nilai proyek pembangunan jalan tol yang cenderung lebih
besar daripada nilai proyek pembangunan jalan konvenisonal atau Non Tol. Apalagi dengan konsep pembangunan Jalan Tol secara Elevated
(Layang) di DKI Jakarta yang padat lalu lintas dan permukiman, tentu membutuhkan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang lebih
baik dan tepat dibandingkan pembangunan jalan tol pada umumnya. Pada proyek pembangunan jalan tol maupun fly over yang dibangun
dengan konsep Elevated (Layang), Implementasi Beton Pracetak sudah umum dilaksanakan untuk mempercepat waktu produksi dan
Konstruksi. Namun pelaksanaan Erection segmen beton pracetak itu senidiri membutuhkan tahapan perencanaan, pelaksanaan dan
resources yang tepat agar bisa terlaksanana dengan baik dan aman. Pelaksanaan pekerjaan Konstruksi dengan baik dan aman sejalan dengan
komitmen QHSE PT. Adhi Karya (Persero) Tbk yaitu Safety First dan Quality is My Priority. Proyek Pembangunan 6 (Enam) Ruas Tol Dalam
Kota Jakarta Tahap I Ruas Semanan – Sunter dan Sunter – Pulo Gebang Seksi A Kelapa Gading – Pulo Gebang (STA.21+881 – STA.31+168)
selaku bagian dari proyek yang dibawah koordinasi Departemen Infrastruktur 1 dan Divisi Konstruksi III ini juga mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan komitmen QHSE perusahaan dengan tetap memperhatikan aspek Biaya, dan Waktu.
EMBEBASAN LAHAN
Pembebasan Lahan pada proyek ini merupakan suatu hal yang rumit dan kompleks, karena pembebasan lahan dilakukan di area
padat pemukiman, utilitas dan perkotaan. Selain itu, pembebasan lahan pada proyek ini melibatkan PPK (Pejabat Pembuat
Komitmen) dari 2 instansi yaitu Kementrian PUPR dan Dinas Bina Marga DKI Jakarta sehingga alur koordinasi menjadi bertambah.
Belum lagi kendala banyaknya utilitas yang ada di lahan yang akan dibangun struktur jalan tol, menyebabkan pembebasan lahan
pada proyek ini terjadi secara setempat atau spot by spot saja dan belum bisa menyeluruh secara langsung. Hal ini menyebabkan
tambahan biaya yang dikeluarkan kontraktor karena untuk mengerjakan lahan yang sedikit / spot by spot, biaya resources alat yang
digunakan sama dan kapasitas produksi yang diperoleh menjadi lebih kecil. Berikut ini realisasi pembebasan lahan terupdate.

MAPPING REALISASI PEMBEBASAN LAHAN PER NOVEMBER 2019

DINAS BINA MARGA DKI JAKARTA


KEMENTERIAN PUPR

20%
BEBAS 31%
BEBAS
BELUM BEBAS 69% BELUM BEBAS
80%

REKAP PEMBEBASAN LAHAN BERDASARKAN JUMLAH PIER

Belum Bebas;
35,85%
Sudah Bebas;
64,195 %
SPEK BIAYA, MUTU, WAKTU & QHSE
WAKTU

QUALITY PROYEK HSE

BIAYA

Pelaksanaan Proyek diwajibkan memperhatikan Aspek Biaya, Mutu, Waktu dan Keselamatan Kerja, dimana penjelasan singkatnya sebagai berikut ;
1. Durasi atau Waktu merupakan hal yang tidak dapat dibeli dengan uang, sehingga menjadi item kritis dalam penyelesaian suatu proyek,
sehingga pemilihan suatu Metode pekerjaan untuk mendapatkan Durasi pekerjaan yang lebih cepat menjadi Prioritas utama untuk
menyelesaiakan proyek tepat waktu. Dengan menyelesaikan proyek tepat waktu, justru akan menghilangkan tambahan biaya akibat denda
keterlambatan dan tambahan biaya umum proyek.
2. Biaya pekerjaan yang disusun dalam RAP Awal merupakan suatu rencana biaya yang sangat berpotensi mengalami perubahan seiring dengan
berjalan nya proyek. Perubahan tersebut bisa menambah biaya atau mengurangi biaya. Perubahan tersebut setidaknya tergantung pada 5
Aspek utama yaitu penerapan Metode yang diterapkan, Kondisi Aktual Manajemen Lalu Lintas, Standar QHSE yang berlaku, Spesifikasi yang
dipersyaratkan dan Batas Waktu penyelesaian proyek. Atas dasar tersebut, Manajemen Proyek dituntut untuk dapat menganalisa dan memilih
Kebijakan terbaik untuk mencapai Sasaran Biaya, Mutu, Waktu dan QHSE Proyek.
3. Aspek Quality merupakan Aspek Vital yang menjadi Syarat dalam Penerimaan hasil pekerjaan. Tanpa adanya penerimaan / Approval Mutu dari
pemilik Proyek (Owner), maka pekerjaan tersebut tidak mendapatkan pembayaran sehingga menimbulkan tambahan biaya dan menyebabkan
Citra Buruk perusahaan di mata Owner dan Publik. Di sisi lain, penerapan Quality yang sesuai dengan sasaran Mutu menjadi Spek penentu
keselamatan dan keamanan Struktur bangunan yang dikerjakan sehinga juga berdampak terhadap keselamatan dan keamanan seluruh
personil yang terlibat dalam pelaksanaan suatu Proyek.
4. Aspek HSE (Health, Safety, Environment) dewasa ini merupakan Hal utama / Prioritas yang dituntut dalam pelaksanaan suatu proyek
Konstruksi, sehingga penerapan HSE yang baik dan sesuai prosedur akan mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan kecelakaan struktur ketika
hasil konstruksi tersebut selesai dibangun. Aspek HSE ini dapat dilakukan dengan penerapan Prosedur dan Metode yang tepat dan dapat
diterapkan dalam kondisi dan lingkungan aktual proyek sehingga mencegah kecelakaan kerja dan hal yang tidak diinginkan.
Pekerjaan Erection Box Girder dengan Launching Gantry (LG) pada proyek Pembangunan 6 (Enam) Ruas Tol Dalam Kota Jakarta
Tahap I Ruas Semanan – Sunter dan Sunter – Pulo Gebang Seksi A Kelapa Gading – Pulo Gebang (STA.21+881 – STA.31+168) ini
merupakan pekerjaan yang beresiko tinggi, karena dikerjakan di lingkungan dalam kota dengan lalu lintas padat sehingga
membutuhkan Manajemen QHSE, Traffic dan Lapangan yang tepat agar implementasi Erection Box Girder terlaksana dengan baik,
aman dan lancar. Selain itu, Masa Pelaksanaan proyek berdasarkan Kontrak Adendum 08 adalah 31 Maret 2020 sehingga
perencanaan, pelaksanaan dan pencapaian progress fisik harus dilakukan dengan tepat. Diantara kewajiban harus bekerja dengan
baik dan aman, tim proyek juga dituntut untuk dapat mempercepat progress fisik lapangan. Major item pada proyek adalah
pekerjaan Box Girder, dimana pekerjaan tersebut menyumbang bobot pekerjaan sebesar % untuk pengadaan Box Girder, % untuk
Erection Box Girder dan % untuk Stressing Box Girder. Selain itu, pekerjaan Erection Box Girder merupakan pekerjaan Kritis yang
mempengaruhi pekerjaan finishing di bagian atasnya, yaitu Struktur Beron Parapet, Pengaspalan, Pencahayaan dan perambuan
Jalan Tol.Sehingga untuk mempercepat Penyelesaian Kontrak Adendum 08, pekerjaan erection Box Girder selaku Critical Path
pada proyek harus dikerjakan dengan lebih cepat namun tetap aman dan terjaga mutunya. Resources Alat yang digunakan untuk
melaksanakan erection Box Girder pada proyek ini adalah Launching Gantry (LG). Jumlah Launching Gantry (LG) yang tadinya
brjumlah 4 set pada kontrak Adendum 03, terhitung di kontrak Adendum 07 bertambah menjadi 7 Launching Gantry (LG). Jumlah
tersebut masih berlaku untuk Kontrak Adendum 08 saat ini.
Erection Box Girder pada proyek ini mengunakan Launching Gantry (LG) sebagai alat angkat yang dapat bergerak maju dan
mundur dengan menumpu pada pierhead yang sudah dikerjakan. kemudian mengangkat Segmen Box Girder satu per satu sampai
lengkap kemudian disatukan dalam tahapan Glueing, Temporary Post Tension pada Blister dan Stressing tendon. Berikut ini
merupakan penjelasan umum Launching Gantry (LG) yang digunakan pada proyek ini.

Dimensi LG :
Panjang = 133,77 m
Lebar = 27,69 m
Tinggi = 14,61 m
Pekerjaan Erecton Box Girder yang dilakukan pada proyek ini direncanakan menggunakan 7 Launching Gantry (LG) dengan skema
sebagai berikut ;
LG 1 & 2
Start : oktober 2018
Finish : desember 2019
p8.50 – p8.11

LG 4
Start : februari 2018
Finish : februari 2020 P9.6
p8.50 – p9.6 LG 6
Rencana Start : september
2019 SWAKELOLA ERECTION
Finish : Maret 2020 BOX GIRDER DENGAN LG 6 & LG 7
OLEH TIM PROYEK
p9.6 – p9.33
P9.16
LG 7
Rencana Start : september LG 3 (Single Span)
LG 2 (pindah dr zona 1) 2019
Start : februari 2020 P9.33 Start : juli 2019
Finish : mei 2020 Finish : april 2020
Finish : april 2020 p10.5 – p10.28, ROB, POC
p9.33 –p 9.44 p10.abt – p10.40
P9.45
P9.40 P10.5 P10.28 P10.40
LG 5
Start : Juni 2019 LG 1 (pindah dr zona 1)
Finish : februari 2020 Start : februari 2020 P10.abt
p9.44 – p10.5 Finish : mei 2020
p10.28 –p10.41
Pekerjaan Erection Box Girder dengan Launching Gantry (LG) pada proyek Pembangunan 6 (Enam) Ruas Tol
Dalam Kota Jakarta Tahap I Ruas Semanan – Sunter dan Sunter – Pulo Gebang Seksi A Kelapa Gading – Pulo
Gebang (STA.21+881 – STA.31+168) ini ketika sudah memasuki tahapan Erection Box Girder dengan 1 Launching
Gantry (LG), maka sequence pekerjaan cenderung sama. Namun pada tahap persiapan (Metode Sliding Span atau
Perkuatan Shoring pada pierhead) akan menentukan durasi waktu, biaya konstruksi, Mutu / Quality dan HSE
yang diperoleh atas implementasi metode yang dipilih. Berikut ini penjelasan singkat tahapan erection Box Girder
setelah tahapan persiapan dilakukan :

1. Truk Pengangkut Segmen Box Girder ditempatkan pada posisi winch LG, kemudian Segmen pertama tersebut diangkat oleh
Launching Gantry (LG) dan digantung dengan stress bar.
2. Segmen Pertama kemudian diposisikan dan digantung pada posisi Span arah Pier (N) atau sisi Barat, dan dilanjutkan dengan
hal yang sama untuk segmen ke-17 pada posisi Span arah Pier (N+1) atau sisi Timur.
3. Kemudian dilanjutkan dengan mengangkat, memposisikan dan menggantung segmen 2,16,3,15 dan seterusnya mengikuti
urutan Span arah Pier (N) atau sisi Barat terlebih dahulu, dan dilanjutkan Span arah Pier (N+1) atau sisi Timur secara bergantian
setiap 1 segmen.
4. Setelah Semua Segmen (rata-rata 1 span sisi selatan dan utara masing-masing sejumlah 17 segmen) diangkat dan digantung ,
maka tahap selanjutnya adalah proses Glueing (perekatan segmen) dengan menyatukan Shear Key pada masing-masing segmen
dengan material perekat (Epoxy). Dan dilakukan temporary Post Tension dengan Stress Bar pada Beton Blister yang telah tersedia
dibagian slab Dalam setiap segmen Box Girder. Kemudian dilanjutkan tahapan Stressing Tendon Eksternal dan Internal, Load
Transfer ke Plat Shimming yang diletakkan diatas pierhead dan Launching Gantry (LG) akan bergerak ke lokasi berikutnya untuk
melakukan hal yang sama (Selesai untuk 1 Span).

Tahapan persiapan Erection Box Girder dengan Launching Gantry (LG) merupakan pekerjaan yang ditinjau pada
bab ini. Dimana pada tahapan persiapan inilah yang akan menentukan durasi waktu, biaya konstruksi, Mutu /
Quality dan HSE yang diperoleh. Tahapan persiapan dengan Alternatif Metode yang tersedia dan dapat
diterapkan menjadi point utama yang dibahas, karena ketika sudah memasuki tahapan Erection Box Girder
dengan 1 Launching Gantry (LG), sequence pekerjaan cenderung sama. Namun pada tahap persiapan akan
menentukan durasi waktu, biaya konstruksi, Mutu / Quality dan HSE yang diperoleh atas implementasi metode
yang dipilih.
Pelaksanaan erection Box Girder yang didetailkan pada inovasi ini adalah Erection Box Girder dengan menggunakan 1 Launching
Gantry (LG). Saat ini, terdapat 2 alternatif metode Erection Box Girder dengan 1 LG yaitu
1. Erection dengan perkuatan Shoring pada pierhead
2. Erection dengan Metode Sliding Span System
Kedua Metode tersebut merupakan tahapan persiapan sebelum dilaksanakan nya proses Erection Box Girder. Visualisasi Metode
tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini ;

Erection 1 LG dengan Sliding Span System

Erection dengan 1 LG dengan Perkuatan Roro Shoring


ENJELASAN METODE ERECTION BOX GIRDER DENGAN SLIDING SPAN SYSTEM

A. Pekerjaan Persiapan
• Sebelum ereksi segmen menggunakan gantry, pasang sliding frame dan sledge system.
• Platform akses dipasang di sepanjang pier head oleh Tim Kontraktor

Ilustrasi untuk
Pemasangan
Platform Akses dan
Sliding System

B. Rencana Manajemen Lalu Lintas


C. Ereksi Segmen dengan Gantry dan Transfer
Beban
• Pengangkatan segmen dengan gantry secara berurutan dan penggantungan segmen ke MT dengan hanger
bar
• PT yang sementara dan terlem dipasang pada setiap segmen dengan winch
• Ketika span sudah tersambung seluruhnya, pekerjaan dilanjutkan dengan stressing PT permanen dan span
jack 500T yg aktif terhubung dengan plat sledge hingga menyentuh bagian bawah dari pier segmen
• Pekerjaan stressing sisa tendon eksternal dilanjutkan hingga kebutuhan desain terpenuhi
• Transfer beban span dilakukan dengan span jack berkapasitas 500T yang aktif hingga hanger bar terlepas
dari MT dan kunci mur lalu melepaskan tekanan
• Menggerakkan gantry secara transversal pada sisi yang berlawanan dengan arah dari sliding span
menggunakan Chain Pulling Unit (CPU) yang terdapat pada roller gantry
• Lakukan penyesuaian pada segmen terhadap posisi static jack secara vertikal dari sumbu transversal
(tanpa superelevasi span)

Span berada pada


jack 500T di atas
sliding frame tanpa
superelevasi span.

• Sebelum memulai pekerjaan sliding span, izin resmi untuk memindahkan span harus ditandatangani oleh
Kontraktor Utama dan Perancang yang menyatakan bahwa span tersebut telah diinspeksi & diverifikasi
bahwa span itu dipasang sesuai dengan desain dan span dapat bertahan selama terjadi perpindahan.
D. Operasional Sliding Span
• Pasang push and pull jack berkapasitas 60T dengan pin yang tehubung pada lubang sliding frame yang
dituju.
• Aktifkan horizontal jack dengan menarik stoke bersamaan hingga stroke maksimum sebesar 300 mm
tercapai.
• Setelah stoke jack horizontal mencapai batas stroke maksimum (300 mm), pasang pin sementara pada
sambungan sliding pad untuk mengamankan dari arah perpindahan secara transversal selama menarik jack
dan mengatur ulang posisi pin untuk dihubungkan terhadap lubang dari sliding frame.

• Pada saat yang sama, cek kelurusan dari span antara penopang P(N) dan P(N+1) secara manual dengan
menggunakan pita ukur dari tengah pier ke tengah span.
• Pastilkan span selalu bergerak dengan lurus.
• Lanjutkan untuk menggeser sepanjang pekerjaan sliding span dengan urutan yang sama hingga mencapai
posisi yang diinginkan.
• Sebelum transfer beban dilakukan ke shim support sementara, periksa titik control aktual sumbu C, Y, dan Z
pada pier segmen yang telah disediakan sebelumnya dan hasilnya dilaporkan kepada perancang untuk
mendapat persetujuan agar pekerjaan bisa dilanjutkan.
• Transfer beban span dari span jack 500T ke static jack berkapasitas 500T tambahan.

Transfer beban dari


span jack ke static
jack 500T
• Setelah span berada di atas static jack 500T seperti pada gambar di atas, lepaskan push and pull jack 60T
yang menempel pada sledge frame dan sliding frame (type 4) di bawah segmen.

Lepas jack horizontal


push pull 60T

Lepas sliding frame


type 4

• Sesuaikan span secara vertikal untuk mencapai posisi yang diperlukan dengan static jack berkapasitas 500T
jika perlu.
• Lanjutkan pemasangan shim sementara (800x800 mm) di atas bantalan alas dengan shim block.
• Ketika shim sementara telah terpasang dengan benar dengan baja shim di atasnya, transfer beban span
dari static jack 500T ke shim sementara
• Lepaskan sliding frame type 1, 2, 3 dan 5 termasuk sledge frame dan span jack, serta lepaskan static jack
berkapasitas 500T.

Pasang shim
sementara serta
lepas static jack dan
sliding system

• Setelah tahapan-tahapan diatas selesai, maka langkah berikutnya adalah melakukan launching ke lokasi
berikutnya.
URASI PELAKSANAAN ERECTION BOX GIRDER DENGAN METODE SLIDING SPAN
Waktu Pelaksanaan (hari ke-)
No. Uraian Volume Satuan Day 1 Day 2 Day 3 Day 4 Day 5 Day 6 Day 7 Day 8 Day 9 Day 10 Day 11 Day 12 Day 13 Day 14 Day 15 Ket.
DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS
Erection Box Girder dengan Metode
1
Sliding Span System
9 Hari
- Instal platform akses 2 Unit
- Erection False Segmen 2 Unit
- Erection Sliding Beam dan Setting Elevasi 2 Unit
- Launching LG 1 Unit
- Dismantle False Segmen di Pier Sebelumnya 2 Unit
- Erection Box Girder Span Sisi Selatan 17 Unit
- Glueing 17 Unit
- Instal Strand External 8 Unit
- Stressing External & Load Transfer 8 Unit
- Instal Strand Internal 13 Unit
- Stressing Tendon Internal 13 Unit
- Potong Strand 21 Unit
- Persiapan Sliding Span 1 Unit
- Sliding Span System 1 Unit
- Dismantle Sliding Beam 2 Unit
- Sliding Gantry ke Posisi berikutnya 1 Unit
- Erection Box Girder Span Sisi Utara 17 Unit
- Glueing 17 Unit
- Instal Strand External 8 Unit
- Stressing External & Load Transfer 8 Unit
- Instal Strand Internal 13 Unit
- Stressing Tendon Internal 13 Unit
- Potong Strand 21 Unit
- Instal platform akses 2 Unit
- Erection False Segmen 2 Unit
- Erection Sliding Beam dan Setting Elevasi 2 Unit
- Launching LG 1 Unit
ENJELASAN METODE ERECTION BOX GIRDER DENGAN PERKUATAN PIERHEAD
A. Pekerjaan Persiapan
• Sebelum pemasangan perkuatan pada sisi selatan pierhead dilakukan, terlebih dahulu dilakukan penutupan jalur lalau lintas sisi
selatan untuk area kerja alat angkat dan personil serta penumpukan material.
• Sebelum ereksi segmen menggunakan gantry, dipasang perkuatan pada pierhead berupa pemasangan shoring , beam dan jack
250 Ton.
• Platform akses dipasang di sepanjang pier head oleh Tim Kontraktor
• Pemasangan Roro Shoring, Beam dan Jack untuk membentuk sistem perkuatan formwork pada sisi selatan pierhad
B. Pemasangan False Segmen dan Rail Beam
• Setelah perkuatan pada pierhead berupa pemasangan shoring , beam dan jack 250 Ton selesai dilaksanakan, maka langkah
selanjutnya adalah pemasangan False Segmen yang disatukan dengan insert tie down pada pierhead, sehingga angkur false
segmen betul-betul terikat dengan pierhead.
B. Pemasangan False Segmen dan Rail Beam
• Pemasangan False Segmen dilanutkan pemasangan Rail Beam diatas false segmen tersebut sebagai platform Lauchng Gantry
C. Peletakan LG ke posisi Span sisi
Selatan
• LG Kemudian diarahkan pada final posisi untuk persiapan erection box girder di sisi selatan. Posisi LG
disetting untuk siap mengangkat dan meletakkan segmen di lokasi final span sisi selatan tersebut.
• Erection Box Girder dengan 1 LG siap dilaksanakan.
URASI PELAKSANAAN ERECTION BOX GIRDER DENGAN METODE PERKUATAN PIERHEAD
Waktu Pelaksanaan (hari ke-)
No. Uraian Volume Satuan Day 1 Day 2 Day 3 Day 4 Day 5 Day 6 Day 7 Day 8 Day 9 Day 10 Day 11 Day 12 Day 13 Day 14 Day 15 Ket.
DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS
Erection Box Girder dengan Metode
2 14 Hari
Perkuatan pada Pier Head
- Persiapan roro shoring 6 Unit
- Instal platform akses 2 Unit
- Erection False Segmen 2 Unit
- Launching LG 1 Unit
- Dismantle False Segmen di Pier Sebelumnya 2 Unit
- Erection Box Girder Span Sisi Selatan 17 Unit
- Glueing 17 Unit
- Instal Strand External 8 Unit
- Stressing External & Load Transfer 8 Unit
- Instal Strand Internal 13 Unit
- Stressing Tendon Internal 13 Unit
- Potong Strand 21 Unit
- Persiapan roro shoring 6 Unit
- Sliding Gantry ke Posisi berikutnya 1 Unit
- Erection Box Girder Span Sisi Utara 17 Unit
- Glueing 17 Unit
- Instal Strand External 8 Unit
- Stressing External & Load Transfer 8 Unit
- Instal Strand Internal 13 Unit
- Stressing Tendon Internal 13 Unit
- Potong Strand 21 Unit
- Persiapan roro shoring 3 Unit
- Instal platform akses 2 Unit
- Erection False Segmen 2 Unit
- Launching LG 1 Unit
Rekap Perbandingan Umum Metode Erection Box Girder dengan 1 LG
1 LG dengan Sliding Span System 1 LG dengan Perkuatan Shoring Pier Head
KEUNGGULAN KEUNGGULAN
Dapat beroperasi shift pagi dan malam Dapat beroperasi shift pagi dan malam
Jumlah pekerja cenderung lebih sedikit Jumlah pekerja normal
Tidak Membutuhkan penutupan traffic secara penuh dalam 1 jalur
jalan eksisting
Cenderung lebih Seimbang Balance dalam pembebanannya
Biaya operasional cenderung lebih efisien
KEKURANGAN KEKURANGAN
Teflon mudah rusak terkena gesekan akibat beban Span Timbul tambahan biaya untuk pengadaan dan pasang Shoring
Potensi terjadi bending pada sliding beam, sehingga perlu terus Membutuhkan penutupan traffic secara penuh dalam 1 jalur jalan
dilakukan monitor khusus atas kondisi sling beam eksisting, dan area peralihan traffic lebih luas
Timbul tambahan waktu untuk Bongkar dan Pasang Shoring
Tingkat kecermatan penerapan sliding span lebih tinggi, sehingga Instal shoring dan H Beam perlu penyesuaian terhadap pierhead
membutuhkan tenaga Ahli
Dismantle sliding beam memerlukan Crane & Manlift Dismantle sliding beam memerlukan Crane & Manlift

Saat erection & setting elevasi perlu survey kelurusan span Harus terus melakukan monitor survey lendutan pierhead
Tidak Seimbang dalam pembebanan sehingga memerlukan shoring
DURASI PELAKSANAAN ERECTION 1 SPAN DURASI PELAKSANAAN ERECTION 1 SPAN

9 Hari ( bekerja shift pagi & malam setiap hari) 14 Hari ( bekerja shift pagi & malam setiap hari)

Berdasarkan Latar Belakang dan rekap perbandingan di atas, maka untuk 4 Launching Gantry (LG)yang dipoerasikan, ditetapkan
Metode Erection Box Girdernya adalahMetode Sliding Span System. Adapun 4 LG tersebut adalah LG 4, LG 5, LG 6 dan LG 7.
ERBANDINGAN DURASI PEKERJAAN
Waktu Pelaksanaan (hari ke-)
No. Uraian Volume Satuan Day 1 Day 2 Day 3 Day 4 Day 5 Day 6 Day 7 Day 8 Day 9 Day 10 Day 11 Day 12 Day 13 Day 14 Day 15 Ket.
DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS
Erection Box Girder dengan Metode
1
Sliding Span System
9 Hari
- Instal platform akses 2 Unit
- Erection False Segmen 2 Unit
- Erection Sliding Beam dan Setting Elevasi 2 Unit
- Launching LG 1 Unit
- Dismantle False Segmen di Pier
2 Unit
Sebelumnya
- Erection Box Girder Span Sisi Selatan 17 Unit
- Glueing 17 Unit
- Instal Strand External 8 Unit
- Stressing External & Load Transfer 8 Unit
- Instal Strand Internal 13 Unit
- Stressing Tendon Internal 13 Unit
- Potong Strand 21 Unit
- Persiapan Sliding Span 1 Unit
- Sliding Span System 1 Unit
- Dismantle Sliding Beam 2 Unit
- Sliding Gantry ke Posisi berikutnya 1 Unit
- Erection Box Girder Span Sisi Utara 17 Unit
- Glueing 17 Unit
- Instal Strand External 8 Unit
- Stressing External & Load Transfer 8 Unit
- Instal Strand Internal 13 Unit
- Stressing Tendon Internal 13 Unit
- Potong Strand 21 Unit
- Instal platform akses 2 Unit
- Erection False Segmen 2 Unit
- Erection Sliding Beam dan Setting Elevasi 2 Unit
- Launching LG 1 Unit

Erection Box Girder dengan Metode


2 14 Hari
Perkuatan pada Pier Head
- Persiapan roro shoring 6 Unit
- Instal platform akses 2 Unit
- Erection False Segmen 2 Unit
- Launching LG 1 Unit
- Dismantle False Segmen di Pier
2 Unit
Sebelumnya
- Erection Box Girder Span Sisi Selatan 17 Unit
- Glueing 17 Unit
- Instal Strand External 8 Unit
- Stressing External & Load Transfer 8 Unit
- Instal Strand Internal 13 Unit
- Stressing Tendon Internal 13 Unit
- Potong Strand 21 Unit
- Persiapan roro shoring 6 Unit
- Sliding Gantry ke Posisi berikutnya 1 Unit
- Erection Box Girder Span Sisi Utara 17 Unit
- Glueing 17 Unit
- Instal Strand External 8 Unit
- Stressing External & Load Transfer 8 Unit
- Instal Strand Internal 13 Unit
- Stressing Tendon Internal 13 Unit
- Potong Strand 21 Unit
- Persiapan roro shoring 3 Unit
- Instal platform akses 2 Unit
- Erection False Segmen 2 Unit
- Launching LG 1 Unit

Deviasi Durasi Pelaksanaan Sebesar 5 Hari


ERBANDINGAN DURASI PEKERJAAN
No Durasi Erection 1 Span
Deviasi
Erection Box Girder dengan Metode Erection Box Girder dengan Metode Perkuatan
1 Sliding Span System pada Pier Head
9 hari 14 hari 5 hari

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penerapan Erection Box Girder dengan Metode Sliding
Span System lebih cepat dalam pelaksanaannya dibandingkan Erection dengan Metode
perkuatan Shoring pada Pierhead. Deviasi waktu selama 5 hari per 1 Span ini menjadi Aspek
terpenting dari segi Durasi Pelaksanaan untuk menerapkan Metode Sliding Span System dalam
pelaksanaan Erection Box Girder dengan 1 LG ke depan nya.
ESIMPULAN
1. Dari Aspek Durasi Waktu pelaksanaan, metode Erection Box Girder dengan Sliding Span (Durasi 9 Hari per Span) lebih
Cepat dibandingkan dengan Erection Box Girder dengan metode Perkuatan pada pierhead (Durasi 14 Hari per Span) .
Deviasi durasi waktu pelaksanaan selama 5 hari per span ini menjadi suatu inovasi yang efektif untuk mempercepat
durasi konstruksi sehingga batas waktu penyelesaian proyek tidak terlampui dan tidak terjadi denda atas keterlambatan
proyek yang menimbulkan dampak beruntun mulai dari Biaya, Reputasi Perusahaan dan Kepercayaan Publik.
2. Dari Aspek biaya, metode Erection Box Girder dengan Sliding Span (Rp. 407.987.181,- untuk 1 LG dan 30 Span) lebih
Efisien dibandingkan dengan Erection Box Girder dengan metode Perkuatan pada pierhead (Rp. 1.503.253.531,37 untuk
1 LG dan 30 Span) . Deviasi Biaya sebesar Rp. Rp. 1.095.266.350,37 tersebut menjadi suatu terobosan yang efektif untuk
meminimalisir tambahan biaya yang terjadi. Dan dengan durasi waktu pelaksanaan Erection Box Girder dengan Sliding
Span yang lebih cepat 5 hari per Span, maka tambahan biaya umum dan denda keterlambatan tidak akan terjadi
sehingga target pencapaian laba dan asaet investasi dapat lebih mudah dikejar.
3. Secara Aspek Quality, penerapan metode Erection Box Girder dengan Sliding Span lebih efektif dalam meminimalisir
kerusakan yang terjadi pada pierhead, karena secara konsep pembebanan sudah seimbang terhadap beban yang
diteruskan kepada pierhead. Sedangkan dengan penerapan Erection Box Girder dengan metode Perkuatan pada
pierhead, berpotensi terjadi kerusakan sedang pada pierhead karena sistem perkuatan langsung bersentuhan dengan
bagian bawah pierhead dan beban Launching Gantry dan Span Box Girder secara bersamaan menumpu di salah satu
sisi pierhead sehingga tetap beresiko terjadi retakan ringan sampai sedang pada area tersebut.
4. Secara Aspek HSE,kecelakaan kerja yang berkaitan dengan Traffic / lalu lintas dapat dicegah dengan penerapan metode
erection box menggunakan Sliding Span, karena ketika pemindahan span sisi selatan, area bekerja masih berada di
dalam jangkauan MCB Proyek sehingga tidak dilalui kendaraan yang melintas pada jalan eksisting. Walaupun pada
tahap pemindahan span sisi utara ke lokasi final membutuhkan penutupan jalur lalu lintas eksisting karena sebagian
dimensi Box Girder melampui Area MCB Proyek, namun hal ini dapat dilakukan di malam hari dengan durasi waktu
maksimal 1 shift malam (Night Shift). Penerapan metode ini jauh lebih cepat dalam hal penutupan lalu lintas eksisting
sehingga mengurangi kemacetan yang terjadi saat proses konstruksi.
5. Pemilihan dan Penerapan Metode Erection Box Girder dengan Sliding Span merupakan suatu Inovasi yang sangat efektif
terhadap durasi waktu dan biaya pelaksanaan serta berdampak lebih baik terdapa aspek Quality dan HSE. Pemilihan
dan penerapan Metode Erection Box Girder dengan Sliding Span tersebut didapatkan dengan Analisa, Perencanaan,
Monitoring, Pengendalian dan Evaluasi yang mendetail sehingga untuk mendapatkan hasil Biaya, Mutu, Waktu dan HSE
yang lebih baik, kiranya 5 kegiatan tersebut harus terus dilakukan secara konsisten dan berkesinambungan.
LIDING SPAN SYSTEM

Hanging Box
Sliding Span
KSO JAYA KONSTRUKSI – ADHI KARYA
ONDISI UMUM PROYEK
Proyek Pembangunan Jalan Tol dewasa ini adalah proyek yang sangat vital dan prestisius karena selain sangat bermanfaat terhadap pemangkasan
jarak tempuh biaya logistik, mengurangi kemacetan lalu lintas dan percepatan pembangunan suatu kawasan, proyek jalan tol juga memerlukan aspek
teknis dan perencanaan yang matang. Hal ini tercermin dari nilai proyek pembangunan jalan tol yang cenderung lebih besar daripada nilai proyek
pembangunan jalan konvenisonal atau Non Tol. Apalagi dengan konsep pembangunan Jalan Tol secara Elevated (Layang) di DKI Jakarta yang padat
lalu lintas dan permukiman, tentu membutuhkan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang lebih baik dan tepat dibandingkan pembangunan
jalan tol pada umumnya. Pada proyek pembangunan jalan tol maupun fly over yang dibangun dengan konsep Elevated (Layang), Implementasi Beton
Pracetak sudah umum dilaksanakan untuk mempercepat waktu produksi dan Konstruksi. Namun pelaksanaan Erection segmen beton pracetak itu
sendiri membutuhkan tahapan perencanaan, pelaksanaan dan resources yang tepat agar bisa terlaksana dengan baik dan aman. Pelaksanaan
pekerjaan Konstruksi dengan baik dan aman sejalan dengan komitmen QHSE PT. Adhi Karya (Persero) Tbk yaitu Safety First dan Quality is My Priority.
Proyek Pembangunan 6 (Enam) Ruas Tol Dalam Kota Jakarta Tahap I Ruas Semanan – Sunter dan Sunter – Pulo Gebang Seksi A Kelapa Gading – Pulo
Gebang (STA.21+881 – STA.31+168) selaku bagian dari proyek yang dibawah koordinasi Departemen Infrastruktur 1 dan Divisi Konstruksi III ini juga
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan komitmen QHSE perusahaan dengan tetap memperhatikan aspek Biaya, dan Waktu.
EMBEBASAN LAHAN
Pembebasan Lahan pada proyek ini merupakan suatu hal yang rumit dan kompleks, karena pembebasan lahan dilakukan di area
padat pemukiman, utilitas dan perkotaan. Selain itu, pembebasan lahan pada proyek ini melibatkan PPK (Pejabat Pembuat
Komitmen) dari 2 instansi yaitu Kementrian PUPR dan Dinas Bina Marga DKI Jakarta sehingga alur koordinasi menjadi bertambah.
Belum lagi kendala banyaknya utilitas yang ada di lahan yang akan dibangun struktur jalan tol, menyebabkan pembebasan lahan
pada proyek ini terjadi secara setempat atau spot by spot saja dan belum bisa menyeluruh secara langsung. Hal ini menyebabkan
tambahan biaya yang dikeluarkan kontraktor karena untuk mengerjakan lahan yang sedikit / spot by spot, biaya resources alat yang
digunakan sama dan kapasitas produksi yang diperoleh menjadi lebih kecil. Berikut ini realisasi pembebasan lahan terupdate.

MAPPING REALISASI PEMBEBASAN LAHAN PER NOVEMBER 2019

DINAS BINA MARGA DKI JAKARTA


KEMENTERIAN PUPR

20%
BEBAS 31%
BEBAS
BELUM BEBAS 69% BELUM BEBAS
80%

REKAP PEMBEBASAN LAHAN BERDASARKAN JUMLAH PIER

Belum Bebas;
35,85%
Sudah Bebas;
64,195 %
SPEK BIAYA, MUTU, WAKTU & QHSE
WAKTU

QUALITY PROYEK HSE

BIAYA

Pelaksanaan Proyek diwajibkan memperhatikan Aspek Biaya, Mutu, Waktu dan Keselamatan Kerja, dimana penjelasan singkatnya sebagai berikut ;
1. Durasi atau Waktu merupakan hal yang tidak dapat dibeli dengan uang, sehingga menjadi item kritis dalam penyelesaian suatu proyek,
sehingga pemilihan suatu Metode pekerjaan untuk mendapatkan Durasi pekerjaan yang lebih cepat menjadi Prioritas utama untuk
menyelesaiakan proyek tepat waktu. Dengan menyelesaikan proyek tepat waktu, justru akan menghilangkan tambahan biaya akibat denda
keterlambatan dan tambahan biaya umum proyek.
2. Biaya pekerjaan yang disusun dalam RAP Awal merupakan suatu rencana biaya yang sangat berpotensi mengalami perubahan seiring dengan
berjalan nya proyek. Perubahan tersebut bisa menambah biaya atau mengurangi biaya. Perubahan tersebut setidaknya tergantung pada 5
Aspek utama yaitu penerapan Metode yang diterapkan, Kondisi Aktual Manajemen Lalu Lintas, Standar QHSE yang berlaku, Spesifikasi yang
dipersyaratkan dan Batas Waktu penyelesaian proyek. Atas dasar tersebut, Manajemen Proyek dituntut untuk dapat menganalisa dan memilih
Kebijakan terbaik untuk mencapai Sasaran Biaya, Mutu, Waktu dan QHSE Proyek.
3. Aspek Quality merupakan Aspek Vital yang menjadi Syarat dalam Penerimaan hasil pekerjaan. Tanpa adanya penerimaan / Approval Mutu dari
pemilik Proyek (Owner), maka pekerjaan tersebut tidak mendapatkan pembayaran sehingga menimbulkan tambahan biaya dan menyebabkan
Citra Buruk perusahaan di mata Owner dan Publik. Di sisi lain, penerapan Quality yang sesuai dengan sasaran Mutu menjadi Spek penentu
keselamatan dan keamanan Struktur bangunan yang dikerjakan sehinga juga berdampak terhadap keselamatan dan keamanan seluruh
personil yang terlibat dalam pelaksanaan suatu Proyek.
4. Aspek HSE (Health, Safety, Environment) dewasa ini merupakan Hal utama / Prioritas yang dituntut dalam pelaksanaan suatu proyek
Konstruksi, sehingga penerapan HSE yang baik dan sesuai prosedur akan mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan kecelakaan struktur ketika
hasil konstruksi tersebut selesai dibangun. Aspek HSE ini dapat dilakukan dengan penerapan Prosedur dan Metode yang tepat dan dapat
diterapkan dalam kondisi dan lingkungan aktual proyek sehingga mencegah kecelakaan kerja dan hal yang tidak diinginkan.
SPEK BIAYA, MUTU, WAKTU & QHSE
Cash Flow atau Arus Kas Proyek adalah merupakan daftar yang mencakup
prakiraan dari Penerimaan dan Pengeluaran proyek yang akan terjadi dalam kurun
waktu tertentu, agar dapat mengetahui kelebihan ataupun kekurangan dana dari
waktu ke waktu, termasuk mengatasi finansial saat defisit. Upaya untuk menjaga
Arus Kas dengan baik pun menjadi perhatian pada proyek Pembangunan 6 (Enam)
Ruas Jalan Tol Dalam Kota Jakarta Tahap I Seksi A. Hal ini dikarenakan adanya
hambatan dari pembayaran atas progress pekerjaan yang ditagihkan kepada owner
sebagai penerimaan proyek, sedangkan kewajiban kontraktor untuk mengeluarkan
dana operasional kepada rekanan atas material dan pekerjaan sebagai
pengeluaran proyek juga harus dijalankan.
Permasalahan pembayaran dari owner mulai menjadi salah satu permasalahan penting bagi proyek karena hanya dapat membayarkan
tagihan terakhir pada April 2019 dan baru akan dapat membayar kembali pada November 2019. Artinya proyek tidak memiliki arus kas
masuk / penerimaan atas pekerjaan selama 6 bulan. Dengan keadaan demikian, proyek berusaha untuk tetap menjaga komitmen waktu
untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai kontrak. Upaya pun dilakukan yaitu dengan meminta pinjaman / kasbon kepada induk perusahaan
melalui Departemen Infra I dan juga melakukan efisiensi serta optimalisasi pada biaya umum & operasional / pengeluaran.

Namun upaya-upaya yang dilakukan juga memiliki efek domino kepada mitra/subkon, salah satunya ke subkon pekerjaan erection box
girder yang merupakan salah satu item pekerjaan utama proyek. Yaitu proyek dihadapkan oleh keputusan subkon yang melakukan
pengurangan manpower & jam kerja akibat pembayaran dari kontraktor yang telat. Sedangkan disaat yang hampir bersamaan kontraktor
juga sedang bersiap untuk menaikkan 2 Launcher Gantry tambahan sebagai upaya percepatan progress lapangan untuk mengejar target
waktu penyelesaian proyek. Dengan kondisi tersebut, proyek perlu melakukan sebuah inovasi agar tetap dapat memenuhi schedule
namun dengan biaya optimal.
Pekerjaan Erection Box Girder dengan Launching Gantry (LG) pada proyek Pembangunan 6 (Enam) Ruas Tol Dalam Kota Jakarta Tahap I
Ruas Semanan – Sunter dan Sunter – Pulo Gebang Seksi A Kelapa Gading – Pulo Gebang (STA.21+881 – STA.31+168) ini merupakan salah
satu pekerjaan mata pembayaran utama dan memiliki resiko tinggi, karena dikerjakan di lingkungan dalam kota dengan lalu lintas padat
sehingga membutuhkan Manajemen QHSE, Traffic dan metode lapangan yang tepat agar implementasi Erection Box Girder terlaksana
dengan baik, aman dan lancar. Selain itu, Masa Pelaksanaan proyek berdasarkan Kontrak Adendum 08 adalah 31 Maret 2020 sehingga
perencanaan, pelaksanaan dan pencapaian progress fisik harus dilakukan dengan tepat. Diantara kewajiban harus bekerja dengan baik
dan aman, tim proyek juga dituntut untuk dapat mempercepat progress fisik lapangan. Major item pada proyek adalah pekerjaan Box
Girder, dimana pekerjaan tersebut menyumbang bobot pekerjaan sebesar % untuk pengadaan Box Girder, % untuk Erection Box Girder
dan % untuk Stressing Box Girder. Selain itu, pekerjaan Erection Box Girder merupakan pekerjaan Kritis yang mempengaruhi pekerjaan
finishing di bagian atasnya, yaitu Struktur Beron Parapet, Pengaspalan, Pencahayaan dan perambuan Jalan Tol. Sehingga untuk
mempercepat Penyelesaian Kontrak Adendum 08, pekerjaan erection Box Girder selaku Critical Path pada proyek harus dikerjakan
dengan lebih cepat namun tetap aman dan terjaga mutunya. Resources Alat yang digunakan untuk melaksanakan erection Box Girder
pada proyek ini adalah Launching Gantry (LG). Jumlah Launching Gantry (LG) yang tadinya berjumlah 4 set pada kontrak Adendum 03,
terhitung di kontrak Adendum 07 bertambah menjadi 7 Launching Gantry (LG). Jumlah tersebut masih berlaku untuk Kontrak Adendum 08
saat ini.
Proyek ini menggunakan Launching Gantry (LG) sebagai alat angkat yang dapat bergerak maju dan mundur dengan
menumpu pada pierhead yang sudah dikerjakan. Kemudian mengangkat Segmen Box Girder satu per satu sampai
lengkap kemudian disatukan melalui tahapan Temporary Post Tension (proses perekatan / gluing) lalu proses
Permanen Post Tension sesuai desain. Berikut adalah status 7 Launching Gantry yang digunakan dalam proyek ini per
Juli 2019

No. Launching Gantry Kepemilikan Status

1 Comtec Gantry (LG 1) Milik Proyek Bekerja, dioperasikan Subkon

2 Comtec Gantry (LG 2) Milik Proyek Bekerja, dioperasikan Subkon

3 VG Gantry (LG 3) Sewa Subkon Bekerja, dioperasikan Subkon

4 Comtec Gantry (LG 4) Milik Proyek Bekerja, dioperasikan Subkon

5 Comtec Gantry (LG 5) Milik Proyek Bekerja, dioperasikan Subkon

6 Comtec Gantry (LG 6) Milik Proyek Sedang Proses Perakitan

7 Comtec Gantry (LG 7) Milik Proyek Sedang Proses Perakitan

Dari tabel diatas terlihat ada 2 Launching Gantry yang belum dirakit dan harus segera dioperasikan untuk dapat
memenuhi schedule proyek. Namun dengan kondisi kas proyek yang minim dan Pengurangan jam kerja oleh
Subkontraktor Erection dan Stressing Box Girder (VSL) sehingga menyebabkan pencapaian major item proyek
berkurang, hal ini membuat keputusan menyerahkan perakitan dan pengoperasian ke pihak subkon menjadi berat.
Oleh karena itu, Manajemen proyek membuat keputusan untuk merakit dan mengoperasikan 2 Launching Gantry ini
oleh tim proyek sendiri (swakelola).
Berikut mapping area pekerjaan dan Rencana erection box girder dengan 7 Launching Gantry (LG) ;

LG 1 & 2
Start : oktober 2018
Finish : desember 2019
p8.50 – p8.11

LG 4
Start : februari 2018
Finish : februari 2020 P9.6
p8.50 – p9.6 LG 6
Rencana Start : september
2019 SWAKELOLA ERECTION
Finish : Maret 2020 BOX GIRDER DENGAN LG 6 & LG 7
OLEH TIM PROYEK
p9.6 – p9.33
P9.16
LG 7
Rencana Start : september LG 3 (Single Span)
LG 2 (pindah dr zona 1) 2019
Start : februari 2020 P9.33 Start : juli 2019
Finish : mei 2020 Finish : april 2020
Finish : april 2020 p10.5 – p10.28, ROB, POC
p9.33 –p 9.44 p10.abt – p10.40
P9.45
P9.40 P10.5 P10.28 P10.40
LG 5
Start : Juni 2019 LG 1 (pindah dr zona 1)
Finish : februari 2020 Start : februari 2020 P10.abt
p9.44 – p10.5 Finish : mei 2020
p10.28 –p10.41
Tahapan pekerjaan Erection Box Girder dengan menggunakan Launching Gantry ini dapat dibagi menjadi 3 tahapan
besar, yaitu :
1. Assembly Launching Gantry
2. Erection Box Girder dengan Launching Gantry
3. Post Tension Box Girder
Poin 2 dan 3 adalah item pekerjaan utama pada proyek ini, sedangkan poin 1 terkandung sebagai metode kerja pada
poin 2.

Dari 3 poin pekerjaan diatas, post tension box girder adalah yang paling kompleks. Dimana dari sisi desain harus
memenuhi target penarikan tendon yang disyaratkan, peralatan stressing yang dipergunakan, kemampuan &
pengetahuan tim mengenai pekerjaan stressing serta resiko dari pekerjaan stressing ini sendiri sehingga dapat
dikategorikan sebagai pekerjaan spesialis. Oleh karena itu, proyek hanya akan mengelola pekerjaan perakitan dan
erection box girder (hingga tahap perekatan / gluing) oleh tim proyek sendiri, sedangkan untuk pekerjaan stressing
akan tetap dilakukan oleh subkon.
Berikut adalah gambaran umum Launching Gantry (LG) yang akan dikelola oleh tim proyek ini.

Dimensi LG :
Panjang = 133,77 m
Lebar = 27,69 m
Tinggi = 14,61 m
1. Proses pengelompokan & perakitan partisi Launching Gantry menjadi beberapa modul sebelum siap diangkat & disambung
dengan bantuan alat berat / crane kapasitas angkat besar

Pekerjaan Assembly Launching Gantry adalah proses menyatukan komponen - komponen Launching Gantry yang
masih terpisah dalam partisi kecil (shipment tidak memungkinkan dalam partisi besar) sehingga menjadi satu
kesatuan melalui proses penyambungan dan perkuatan dengan bantuan alat angkat besar / crane ke atas
struktur pierhead. Berikut adalah gambaran mengenai proses Assembly Launching Gantry :
1. Proses pengelompokan & perakitan partisi Launching Gantry menjadi beberapa modul sebelum siap diangkat & disambung
dengan bantuan alat berat / crane kapasitas angkat besar
Selanjutnya adalah pemasangan False Segmen yang disatukan dengan insert tie down pada pierhead, sehingga angkur false segmen betul-betul terikat
dengan pierhead. Kemudian dilanjutkan pemasangan Rail Beam diatas false segmen tersebut sebagai platform Lauchng Gantry
2. Proses pengangkatan & penyambungan modul Launching Gantry di atas pierhead dengan bantuan crane berkapasitas angkat besar
2. Proses pengangkatan & penyambungan modul Launching Gantry di atas pierhead dengan bantuan crane berkapasitas angkat besar
2. Proses pengangkatan & penyambungan modul Launching Gantry di atas pierhead dengan bantuan crane berkapasitas angkat besar
• LG Kemudian diarahkan pada final posisi untuk persiapan erection box girder di sisi Kanan (Right) dari arah
STA Kecil. Posisi LG disetting untuk siap mengangkat dan meletakkan segmen di lokasi final span tersebut.
• Erection Box Girder dengan 1 LG Swakelola siap dilaksanakan.
Pekerjaan Erection Box Girder oleh tim proyek dengan Launching Gantry (LG) pada proyek Pembangunan 6
(Enam) Ruas Tol Dalam Kota Jakarta Tahap I Ruas Semanan – Sunter dan Sunter – Pulo Gebang Seksi A Kelapa
Gading – Pulo Gebang (STA.21+881 – STA.31+168) ini memiliki sequence pekerjaan yang sama dengan Launching
Gantry lainnya yang dioperasikan oleh subkon. Durasi waktu pekerjaan, Pengoperasian, Engineering, Mutu /
Quality dan HSE yang di implementasi kan mengikuti 4 Lauching Gantry yang sudah beroperasi terlebih dahulu.
Berikut ini penjelasan singkat tahapan erection Box Girder setelah tahapan persiapan dilakukan :

1. Truk Pengangkut Segmen Box Girder ditempatkan pada posisi winch LG, kemudian Segmen pertama tersebut diangkat oleh
Launching Gantry (LG) dan digantung dengan stress bar.
Persiapan Segmen Box Girder diangkat menggunakan Winch LG
2. Segmen Pertama kemudian diposisikan dan digantung pada posisi Span arah Pier (N) atau sisi Barat, dan dilanjutkan dengan
hal yang sama untuk segmen ke-17 pada posisi Span arah Pier (N+1) atau sisi Timur.
3. Kemudian dilanjutkan dengan mengangkat, memposisikan dan menggantung segmen 2,16,3,15 dan seterusnya mengikuti
urutan Span arah Pier (N) atau sisi Barat terlebih dahulu, dan dilanjutkan Span arah Pier (N+1) atau sisi Timur secara bergantian
setiap 1 segmen.
4. Setelah Semua Segmen (rata-rata 1 span sisi selatan dan utara masing-masing sejumlah 17 segmen) diangkat dan digantung ,
maka tahap selanjutnya adalah proses Glueing (perekatan segmen) dengan menyatukan Shear Key pada masing-masing segmen
dengan material perekat (Epoxy). Dan dilakukan temporary Post Tension dengan Stress Bar pada Beton Blister yang telah tersedia
dibagian slab Dalam setiap segmen Box Girder. Kemudian dilanjutkan tahapan Stressing Tendon Eksternal dan Internal, Load
Transfer ke Plat Shimming yang diletakkan diatas pierhead dan Launching Gantry (LG) akan bergerak ke lokasi berikutnya untuk
melakukan hal yang sama (Selesai untuk 1 Span).
VALUASI QHSE
Aspek Quality merupakan Aspek Vital yang menjadi Syarat dalam Penerimaan hasil pekerjaan. Tanpa adanya
penerimaan / Approval Mutu dari pemilik Proyek (Owner), maka pekerjaan tersebut tidak mendapatkan
pembayaran sehingga menimbulkan tambahan biaya dan menyebabkan Citra Buruk perusahaan di mata Owner dan
Publik. Di sisi lain, penerapan Quality yang sesuai dengan sasaran Mutu menjadi Spek penentu keselamatan dan
keamanan Struktur bangunan yang dikerjakan sehingga juga berdampak terhadap keselamatan dan keamanan
seluruh personil yang terlibat dalam pelaksanaan suatu Proyek. Dan Aspek HSE (Health, Safety, Environment)
dewasa ini merupakan Hal utama / Prioritas yang dituntut dalam pelaksanaan suatu proyek Konstruksi, sehingga
penerapan HSE yang baik dan sesuai prosedur akan mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan kecelakaan struktur
ketika hasil konstruksi tersebut selesai dibangun. Aspek HSE ini dilakukan dengan penerapan Prosedur dan Metode
yang tepat dan dapat diterapkan dalam kondisi dan lingkungan aktual proyek sehingga mencegah kecelakaan kerja
dan hal yang tidak diinginkan.

Untuk semua pekerjaan Swakelola ini adalah mengikuti pekerjaan yang sudah berjalan oleh Subkontraktor, baik dari
metode pekerjaan, checklist, hingga material yang digunakan sehingga hasil produk akhirnya adalah sama atau
mendekati. Dan juga untuk pekerjaan khusus/special seperti stressing permanen atau post tensioning tetap
dikerjakan oleh Subkontraktor spesialis. Sehingga bisa dikatakan bahwa tidak ada perbedaan antara Swakelola &
Subkon untuk mutu & K3L, targetnya adalah sama yaitu mutu yang baik dan tetap aman dalam bekerja.
VALUASI WAKTU

Dari segi waktu pekerjaan, Swakelola Launching Gantry oleh tim proyek dan Operating Launching Gantry oleh Subkontraktor tidak
berbeda hari, dikarenakan tahapan pekerjaan yang sama. Namun dari segi koordinasi pengelolaan waktu, Swakelola Launching Gantry
lebih cepat karena proses pekerjaan dapat langsung dilakukan dan didukung penuh oleh tim proyek baik dari segi dukungan resurces
alat, tenaga kerja, material dan komponen lainnya serta dapat menyesuaikan dengan jadwal rencana proyek. Jika pekerjaan Launching
Gantry dioperasikan oleh Subkontraktor, masih ada tahapan koordinasi dan persiapan sehingga berpotensi menambah durasi
pekerjaan. Secara pelaksanaan Swakelola Launching Gantry oleh tim proyek berpeluang lebih cepat dan akan semakin terlihat ketika
pelaksanaan pekerjaan mulai dilakukan. Durasi waktu Erection Box Girder dengan 1 LG dapat dilhat pada tabel berikut ini ;
8 Hari
1 2 3 4 5 6 7 8
No. Activity
DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS DS NS
1 Erection Box Girder (Right Side)
2 Setting Box EJ/LS
3 Gluing + TPT
4 Install HDPE + Strand
5 Stressing C1-C4 + Load Transfer + TSB
6 Dismantle Spreader Beam
7 Sliding Span
8 Dismantle Sliding Beam
9 Stressing C5, C6, TST
10 Sliding Gantry
11 Erection Box Girder (Left Side)
12 Setting Box EJ/LS
13 Gluing + TPT
14 Install HDPE + Strand
15 Stressing C1-C4 + Load Transfer + TSB
16 Dismantle Spreader Beam
17 Sliding Gantry
18 Launching
19 Stressing C5, C6, TST
VALUASI RESIKO
Pekerjaan pengoperasian Launching Gantry adalah pekerjaan dengan resiko tinggi. Karena keseluruhan
pekerjaan adalah bekerja di ketinggian, heavy lifting dengan alat berat, dan menggunakan alat bertekanan
tinggi seperti hydraulic jack serta lainnya. Sehingga perlu diadakan manajemen resiko yang baik pada tim
Swakelola.

Beberapa tindakan manajemen resiko yang dilakukan adalah :


1. Ketat dalam merekrut tim, yaitu dipilih yang sudah pernah bekerja di pekerjaan sejenis
2. Metode kerja, checklist, prosedur kerja mengikuti yang sudah ada sehingga tetap baik
3. Launching Gantry yang dioperasikan dipilih area kerja tipikal span lurus sehingga tidak ada metode khusus
pengoperasian seperti jika menemui span melengkung
4. Ketat dalam pengawasan pekerjaan oleh Safety Officer sesuai SOP
5. Pengecekan Dan Recheck atas Metode, Analisa Engineering dan Rencana yang dibuat, dan melibatkan
konsultan perencana serta pihak ketiga sebagai CES (Consultan Engineering Services).

Sedangkan dalam hal personil dan sistem tata kelola, pengoperasian LG secara Swakelola tetap berpedoman
pada struktur organisasi proyek. Khusus untuk pendetailan Rekayasan Engineering terkait dengan
pengoperasian LG secara Swakelola , Konsultan Perencana dan Subkontraktor VSL membackup Tim Engineering
KSO dan Engineering khusus Superstruktur berkolaborasi untuk menghasilkan produk engineering yang baik,
aman dan dapat diimlementasikan.
STRUKTUR ORGANISASI PROYEK TOL DALAM KOTA JAKARTA 1A – KSO JAKON - ADHI

Project Director

1. Andy Maruly

2. Johan Arifin

Konsultan
Perencana

PT. CGA
GENERAL
Checker
SUPERINTENDENT

YWL 1. Andy Maruly

CES (Consultant
Engineering Service)
2. Sesde Asrul Stani

Jodi Firmansjah
Safety
Manager
LIYANDI / EDY
ADANG

Construction Manager Preparation & traffic


Quality Control Manager Engineering & Commercial Construction Manager Administrasi dan Keuangan Procurement & Sub cont. Koordinator Peralatan
Superstructure Management
YOGA HUDAYA ALFA IKA PUTRA HARIYADI FANNY ADRIAN DICKY ANDRIYANTO TABRANI AKHIRUDIN FASIH HUDA W AGUS WARTONO
M. IRWANSYAH GINTING OSMAN F. DENI NURDIANA DESTI ANDRYANI
TRY WALUYO

Pengoperasian Launching Gantry (LG) secara Swakelola tetap berpedoman pada struktur organisasi proyek dimana pekerjaan Swakelola LG
dipimpin oleh General Superintendent, kemudian secara sistem direncanakan dan dilaksanakan oleh Tim Engineering dan Superstruktur
Proyek. Dalam perencanaan dan Gambar, Tim Engineering KSO dan Engineering khusus Superstruktur terus berkolaborasi untuk
mendetailkan rencana, metode dan hal pendukung lainnya untuk kelancaran dan keamanan pekerjaan. Dan secara Umum, Pendetailan
Engineering untuk Swakelola LG ini dibackup oleh Konsultan Perencana (CGA) dan disupport oleh Engineering dari Subkontraktor VSL.
Sedangkan Berikut ini adalah detail tim Swakelola LG :

Wahyu Engineer dengan pengalaman kerja di bidang konstruksi > 2 tahun


Site Engineer
Pengalaman : ex Proyek jalan & jembatan

Arby Engineer dengan pengalaman kerja di bidang konstruksi > 1 tahun


Site Engineer
Pengalaman : ex Proyek jalan & jembatan

Anggoro
Engineer dengan pengalaman kerja di bidang konstruksi > 4 tahun
Site Manager
Pengalaman : ex Proyek MRT 103, jalan & jembatan

Hariyadi Manager dengan pengalaman kerja di bidang konstruksi > 6 tahun


Construction Manager Pengalaman : ex Proyek MRT 103, ex Proyek Akses Tanjung Priuk

Osman Fernando Manager dengan pengalaman kerja di bidang konstruksi > 6 tahun
Deputy Construction Manager Pengalaman : ex Proyek EPC, jalan & jembatan, dept. pusat

Surya Kusuma, PT. CGA Specialist Engineer dengan pengalaman kerja di bidang konstruksi > 6 tahun
Construction Engineering Service Rekanan Subkon Specialist DSI / VSL / Tensindo etc

Wibisono Engineer dengan pengalaman kerja di bidang konstruksi > 4 tahun


Construction Engineer Pengalaman : ex Estimator, jalan & jembatan

Ivan Engineer dengan pengalaman kerja di bidang konstruksi < 1 tahun


Engineer Pengalaman : ex jalan & jembatan

Anita Drafter dengan pengalaman kerja di bidang konstruksi > 3 tahun


Drafter
Pengalaman : ex Proyek MRT 103

* Tim Engineering khusus Superstruktur dan Engineering KSO dalam


hal ini selalu berkolaborasi untuk pendetailan Engineering nya.
Davica Supervisor dengan pengalaman pekerjaan Launcher Gantry & Erection > 10 proyek
Senior Supervisor Pengalaman : ex VSL, Tol Semarang-Bawen, Casablanca, JLKB

Herman Supervisor dengan pengalaman pekerjaan Launcher Gantry & Erection > 10 proyek
Senior Supervisor Pengalaman : ex VSL, Casablanca, Wton

Alimahmudi Supervisor dengan pengalaman pekerjaan Launcher Gantry & Erection > 5 proyek
Supervisor Pengalaman : ex LRT Adhi Karya

Irwan Supervisor dengan pengalaman pekerjaan Launcher Gantry & Erection > 5 proyek
Supervisor Pengalaman : ex Tol Semarang-Bawen, JLKB

Mandara Gupta Supervisor dengan pengalaman kerja di Launcher Gantry & Erection > 2 proyek
Junior Supervisor Pengalaman : ex LRT Adhi Karya

David Purnomo Supervisor dengan pengalaman kerja di Launcher Gantry & Erection > 2 proyek
Junior Supervisor Pengalaman : ex LRT Adhi Karya

Khoirul Supervisor dengan pengalaman kerja di Launcher Gantry & Erection > 2 proyek
Junior Supervisor Pengalaman : ex Tensindo, ex LRT Wika

Mitra Supervisor dengan pengalaman kerja di Launcher Gantry & Erection > 2 proyek
Junior Supervisor Pengalaman : ex Tensindo, ex JLKB

Iwan Sopian Foreman dengan pengalaman kerja di Launcher Gantry & Erection > 5 proyek
Foreman Pengalaman : ex VSL

Didin Syamsudin Foreman dengan pengalaman kerja di Launcher Gantry & Erection > 5 proyek
Foreman Pengalaman : ex VSL

Sulaeman Foreman dengan pengalaman kerja di Launcher Gantry & Erection > 5 proyek
Foreman Pengalaman : ex VSL
Wahyudi Mustarojai Diding Iyang Haryanto Sumpena
Skill A Skill A Skill A Skill A Skill A Skill A
Welder Ex Pancang Ex VSL Ex VSL Ex LRT Adhi Ex VSL
Sakti Karya

Samsul Arifin Didin Roy Rahmadi Wahyono Ferry M Tasriful Solihin


Skill B Skill B Skill B Skill B Skill B Skill B Skill B Skill B
Ex Labour Ex Labour Ex Tensindo Ex Tensindo Mekanik Gantry Ex Labour Ex Pancang Ex VSL
Gantry Gantry Gantry Sakti

Saprudin Ahmad Y
Skill B Skill B
Ex VSL Ex VSL

Saprudin Emak Abdul Azis Wahyu Ahmad M Aep Saipul Lili A Bagas Tri
Labour Labour Labour Labour Labour Labour Labour Labour
Ex Labour Zona Ex Labour Ex Labour Ex Labour Ex Labour Lifting Ex Labour Zona Ex Labour Ex Labour
Gantry Gantry Gantry Gantry

Ikram Agus P Nano Rifai Hence Lay Yerycho Abdurahma Andi Lo M Rifai
Labour Labour Labour Labour Labour n Labour Labour
Ex Labour Ex Labour Ex Labour Ex Labour Ex Labour Labour Ex Labour Ex Labour
Gantry Gantry Ex Labour

Aris Tubagus Wawan M Nur


Labour Labour Labour Labour
Ex Labour Ex VSL Ex Waskita Ex LRT Adhi
Karya

Skill A
- Memiliki pengalaman di pekerjaan Launcher Gantry & Erection minimal 2 proyek
- Mampu & memahami peralatan kerja Launcher Gantry & Hydraulic System
- Mampu berkoordinasi, membuat laporan kerja, laporan peralatan, rencana kerja harian

Skill B
- Memiliki pengalaman di pekerjaan Launcher Gantry & Erection minimal 1 proyek

Labour
- Pengalaman < 1 tahun, baru bekerja
ESIMPULAN

1. Terjadinya Pengurangan jam bekerja oleh Subkontraktor Erection dan Stressing Box Girder menyebabkan
penurunan kapasitas produksi erection Box Girder yang merupakan major item pada proyek, sehingga pekerjaan
Swakelola 2 LG oleh tim proyek merupakan langkah yang tepat untuk tetap mempertahankan kapasitas produksi
untuk menyelesaikan proyek secara tepat waktu.
2. Proyek sedang mengalami kesulitan dalam menjaga arus kas karena tidak ada pembayaran dari Owner hingga
November 2019 sedangkan jadwal proyek tetap harus dijalankan. Sebagai jalan keluar, proyek memilih melakukan
Swakelola pada pengoperasian Launching Gantry.
3. Dari Aspek biaya, Swakelola pengoperasian Lauching Gantry untuk pekerjaan Erection Box Girder dengan asumsi
masa pekerjaan 12 bulan dan 88 span yang dikerjakan adalah lebih efisien. Deviasi Biaya sebesar 10 Miliar
tersebut menjadi suatu terobosan yang efektif untuk meminimalisir tambahan biaya yang terjadi.
4. Dari Aspek Waktu, Swakelola lebih cepat dalam memulai pekerjaan karena tidak melalui proses administrasi
kontrak, mob-demob fasilitas proyek dan lainnya sehingga tetap menjaga jadwal rencana proyek.
5. Secara Aspek Quality & K3L, Swakelola tetap menjaga mutu dan keamanan bekerja sama baiknya dengan
pekerjaan yang sudah dilakukan oleh Subkontraktor spesialis.
6. Pemilihan dan Penerapan Swakelola Launching Gantry untuk Erection Box Girder merupakan suatu Inovasi yang
sangat efektif terhadap durasi waktu dan biaya pelaksanaan serta berdampak baik terhadap aspek Quality dan
HSE karena dikerjakan & diawasi prosesnya oleh tim proyek sendiri.
G 6 (LG SWAKELOLA TIM PROYEK)

INSTALL DIAFRAGMA P815


RECTION BOX GIRDER MENGGUNAKAN LG 6 (LG SWAKELOLA)
RECTION BOX GIRDER MENGGUNAKAN LG 6 (LG SWAKELOLA)
RECTION BOX GIRDER MENGGUNAKAN LG 6 (LG SWAKELOLA)
KSO JAYA KONSTRUKSI – ADHI KARYA
Pemasangan LRB
Span ALignment

• Sesuaikan segmen ke posisi akhir,


amankan semua dongkrak secara
horizontal ke penampannya dan fail-
safe telah terpasang.

• Pastikan koordinat akhir telah tepat


dan telah disetujui oleh perencana.

• Ketika koordinat telah sesuai dalam


arah transversal dan longitudinal,
ganti tumpuan dari sledge jack ke
static jack
Pembuatan Pedestal

• Pedestal berfungsi untuk dudukan


LRB dan Lubang Angkur

• Permukaan Pedestal harus FLAT

• Proses perataan
dilakukan
menggunakan Material
MASTER FLOW 684
Pembuatan Lubang Angkur
Erection LRB

Menggunakan Portal dan Winch 3 ton


Handling Paraphet
Pemasangan LRB

• Grouting lubang angkur bawah


menggunakan material Master Flow
6870

• Selama Proses Grouting, Girder


menumpu Jack
Pemasangan LRB
Pemasangan LRB
KSO JAYA KONSTRUKSI – ADHI

PEMBANGUNAN 6 (ENAM) RUAS JALAN TOLL DALAM KOTA JAKARTA TAHAP 1 RUAS
SEMANAN – SUNTER DAN SUNTER – PULO GEBANG
SEKSI A KELAPA GADING – PULO GEBANG(STA. 21+881 – STA. 31+168)
Peningkatan
berkesinambungan

Kebijakan dan
Komitmen
Peninjauan scr
teratur & Pening
katan Penerapan
K3L

Pengukuran, Perencanaan
Pemantauan dan K3L
Pengevaluasian
Kinerja K3L Penerapan
Rencana K3L
Scr Efektif
IMPLEMENTASI K3L
oStruktur Organisasi dan Job Desc

Jobdec sudah mencangkup kewajiban karyawan di bidang K3L


IMPLEMENTASI K3L
STRUKTUR ORGANISASI K3L
Koordinator K3L

Ketua Tim Tanggap Darurat

Safety Officer

Safety Man Safety Man Safety Man

Rasio kebutuhan Safetyman : minimal 1 safetyman mengawasi 30 orang


pekerja.
2. STRUKTUR ORGANISASI
a. Struktur Organisasi Proyek , Peran dan tanggung Jawab Personil terhadap K3
STRUKTUR ORGANISASI P2K3

KETUA

SEKRETARIS

ENGINEERING PRODUCTION FINANCIAL

Jakarta, Desember 2016


KSO JAYA KONSTRUKSI - ADHI

( )
Project Manager
STRUKTUR TANGGAP
KETUA
DARURAT

WAKIL KETUA

TEAM FIRE FIGTHING TEAM EVAKUASI TEAM P3K

Jakarta, Desember 2016


KSO JAYA KONSTRUKSI - ADHI

( )
Project Manager
3. PERENCANAN K3
a. Sasaran dan Program K3L

SASARAN K3L

NO SASARAN KERJA TOLAK UKUR KEBERHASILAN BOBOT FREKUENSI PENILAIAN


1 Zero Fatality Accident Savety Rate (SR) ≤ 5,29 25% 1 tahun sekali / selama proyek
untuk proyek kurang dari 1
tahun
Frequency Rate (FR) ≤ 10,56 25% 1 tahun sekali / selama proyek
untuk proyek kurang dari 1
tahun
2 Penerapan Penerapan Konsep 5R ≥ 75% 20% 1 bulan sekali

Pencegahan Pencemaran
3 Lingkungan Klaim / komplain akibat pencemaran ≤ 1 kali 15% 1 tahun sekali / selama proyek
untuk proyek kurang dari 1
tahun
Pelaporan K3L tepat waktu ( maks. Tgl 25 tiap
4 Pelaporan K3L akhir bulan ) 15% 1 bulan sekali

100%
2. PERENCANAAN K3
b. PROGRAM DAN RENCANA KEGIATAN PENGELOLAAN K3L

PROGRAM DAN RENCANA KEGIATAN PENGELOLAAN K3L


FREKUENSI (TIME RENCANA
NO PROGRAM RENCANA KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
FRAME) ANGGARAN
1 Penilaian & pengendalian resiko Identifikasi bahaya dan pengujian resiko sesuai Awal Proyek dan PM, PEM, PPM, HSE
1.1 - HIRARC yang direview secara rutin
sesuai dengan lingkup pekerjaan dengan lingkup pekerjaan proyek Review bulanan OFFICER
dan persyaratan kontrak Membuat rencana pengendalian resiko/bahaya Sebelum pekerjaan - Job Safety Analysis yang menjadi bagian PM, PEM, HSE
1.2
untuk setiap jenis pekerjaan dimulai (SPD) dari ijin kerja (work permit/request) OFFICER
2 Dokumentasi prosedur, peraturan 2.1 Mengumpulkan, mendokumentasi, Mengupdate - Daftar induk dokumen
Awal Proyek dan
perundang undang dan dan mensosialisasikan prosedur internal ADHI, - Daftar prosedur
Update setiap ada DCC dan HSE Officer
persyaratan K3L yang relevan Peraturan perunang undangan, peraturan K3L dari - Daftar Peraturan K3L
peraturan baru
Owner dan persyaratan lain yang relevan
3 Organisasi K3L 3.1 Membuat struktur organisasi P3K3L dan struktur - Struktur organisasi P2K3L disahkan oleh
Awal Proyek dan
tanggap darurat Proyek Disnaker
Update setiap ada Project Manager
- Struktur Organisasi Tanggap Darurat
peraturan baru
3.2 Membuat Job Description K3L - Job Description K3L
4 Pelatihan K3L 4.1 Menyusun matriks dan jadwal pelatihan K3L Awal Proyek - Matrik dan jadwal pelatihan K3L HSE Officer
4.2 Melaksanakan Pelatihan K3L Sesuai jadwal yang - Pelaksanaan pelatihan K3L ( daftar hadir,
dibuat materi, sertifikat pelatihan foto dok ) HSE Officer
5 Komunikasi K3L 5.1 Membuat papan informasi K3L Awal Proyek - Papan informasi K3L HSE Officer
5.2 Orientasi / Induksi K3L Setiap Pekerja baru
- Absensi, Materi dan Foto Dokumentasi HSE Officer dan PPM
dan setiap Tamu
5.3 Safety Talk Mingguan - Jadwal, absensi, materi dan Foto Dok HSE Officer dan PPM
5.4 Toolbox meeting & safety briefing Harian - Materi dan foto Dokumentasi Supervisor
5.5 Rapat koordinasi K3L ( supervisor, mandor , Sub
Mingguan - Absensi, Notulen rapat dan foto Dok. PM dan HSE Officer
kont, Vendor )
6 Data dan Laporan K3L 6.1 Mengudate data statistik K3L pada papan Informasi - Data statistik K3L pada papan informasi
Mingguan HSE Officer
yang selalu update
6.2 Membuat Laporan K3L Bulanan Laporan kinerja K3L terkirim ke DIVISI HSE Officer
FREKUENSI (TIME RENCANA
NO PROGRAM RENCANA KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
FRAME) ANGGARAN

7 Pengendalian Pekerjaan 7.1 persiapan perlengkapan K3L - Semua perlengkapan K3L tersedia sesuai
- Kotak P3K dan obat obatan Awal Proyek dengan kebutuhan, dipakai dan terawat
- Mobil ambulan (Jika disyaratkan) Awal Proyek dengan baik
- Klinik kesehatan ( jika disyaratkan) Awal Proyek
- Tandu Awal Proyek
- APAR Awal Proyek
- Tempah sampah (sesui waste management) Awal Proyek
- Bendera K3 Awal Proyek
- Spanduk , poster, dan slogan K3L Awal Proyek
- Rambu " Assembly point"` Awal Proyek HSE Officer
-APD SPD
- Eye waste SPD
- Breathing apparatus (jika diperlukan) SPD
HSE inpektor
- Rambu rambu K3L SPD
- Railling pengaman SPD
- Horisontal line SPD
- Ceklist House keeping Mandor/sub kont,
7.2 House keeping ( Pelaksanaan 5R) Setiap Hari
- Kondisi area proyek memenuhi kriteria 5R PPM, PEM, PM ,
8 Pengelolaan sampah & limbah dan 8.1 Menyiapkan, mendokumentasi dan sosialisasi MSDS Setiap pemakian B3 - MSDS tersedia dan tersosialisasi
Pengelolaan B3 8.2 Pemantauan pemakaian B3 Setiap pemakian B3 - Record pemakian B3 yang terupdate
- Ada label B3
HSE Inspektor
- Tempat menyimpan B3 sesuai standart
- Secondary Containment untuk mencegah
tumpahan B3 tersedia
- Record pengelolaan limbah B3
8.3 Pemantauan sampah proyek - Tidak ada sampah yang berserakan atau
Harian menumpuk Supervisor
- Record pengelolaan sampah proyek HSE Officer
FREKUENSI (TIME RENCANA
NO PROGRAM RENCANA KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
FRAME) ANGGARAN

9 Perbaikan , pemeliharaan dan 9.1 Pemeriksaan administrasi alat berat Setiap kedatangan - SIO Operator yang sah dan valid
perubahan sarana produksi alat berat Surat ijin alat yang sah dan valid
- Kelengkapan dokumen alat ( manual
HSE Officer
operasi, manual perawatan, LHO, kartu
perawatan)
- Rekomendasi Ok / Tidak Ok
9.2 Pemeriksaan fisik alat
a. Saat kedatangan Setiap kedatangan - Ceklist pemeriksaan fisik alat berat saat
alat berat pertama kali datang HSE Officer
- Rekomendasi Ok / Tidak Ok
b. Rutin Bulanan, mingguan - Ceklist pemeriksaan bulanan/mingguan Suoervisor
c. Harian Harian - Ceklist harian Operator
10 Kesiapan Tanggap Darurat 10.1 Menyiapkan "ASSEMBLY POINT" dan petunjuk arah - Tersedianya ASSEMBLY POINT dan arah
Awal Proyek HSE Officer
evakuasi evakuasi
10.2 Menyiapkan prosedur penanganan keadaan darurat Awal Proyek - Prosedur penanganan tanggap darurat HSE Officer
10.3 Simulasi tanggap darurat 1x selama proyek - Pelaksanaan simulasi tanggap darurat
HSE officer
atau 1x setahun (absen, foto dok, evaluasi pelaksanaan)
10.4 Menyiapkan prosedur penyimpanan dokumen - Prosedur penyimpanan dokumen
untuk mengantisipasi kehilangan dokumen jika Awal Proyek Project Manager
terjadi kebakaran atau kondisi darurat
11 Inspeksi K3L 11.1 Inspeksi Alat pelindung Kerja/Alat bantu (bar - Record inspeksi alat pelindung kerja Supervisor
cutter, bar bending, mesin las, mesin bor SPD / Harian
kompresor, panel listrik, tabung gas, sling, shack, dll
11.2 Inspeksi peralatan perlengkapan K3L ( Kotak P3K, Sesuai standart tiap - Record inspeksi peralatan K3L
HSE Inspektor
Alat P3K, APAR, alat ukur K3L, dll ) peralatan
11.3 Inspeksi Scafolding SPD - Record Inspeksi HSE Inspektor
11.4 Inspeksi instalasi listrik dan penyalur petir SPD + Bulanan - Record Inspeksi HSE Inspektor
11.5 Inspeksi Kendaraan SPD + sesuai Jadwal - Record Inspeksi HSE Inspektor
11.6 Inspeksi ambang batas kebisingan, pencahayaan,
SPD + 6 bulanan - Record Inspeksi HSE officer
kelembapan , suhu
11.7 Inspeksi penanganan limbah SPD + 6 bulanan - Record Inspeksi HSE officer
11.8 Inspeksi harian K3L Harian - Record inspeksi harian K3L HSE officer
11.9 HSE Patrol - Foto dok, Laporan temuan & tindak lanjut PM, PEM, PPM, HSE
Mingguan
OFFICER
12 Penanganan Kecelakaan 12.1 Menyiapkan prosedur penanganan kecelakaan Awal Proyek - Prosedur penanganan kecelakaan HSE officer
12.2 Investigasi Kecelakaan Setiap ada kejadian - Lapaoran investigasi kecelakaan HSE officer
FREKUENSI (TIME RENCANA
NO PROGRAM RENCANA KEGIATAN OUTPUT KEGIATAN PENANGGUNG JAWAB
FRAME) ANGGARAN

13 Pengananan penyakit akibat kerja 13.1 Medical check Up Setiap pekerja baru - Record medical check Up
PFM
(PAK) + tahunan
13.2 Menyiapkan prosedur penanganan PAK Awal Proyek - Laporan penanganan PAK HSE officer
13.3 Investigasi PAK Setiap ada kejadian - Laporan investigasi PAK HSE officer
14 Hygiens Perusahaan 14.1 Pemeriksaan katering / kantin proyek Bulanan - Record Pemeriksaan HSE officer
14.2 Pemeriksaan mess / barak kerja Bulanan - Record Pemeriksaan HSE officer
14.3 Fogging 3 bulanan - Dokumentasi HSE Inspektor
15 Audit 15.1 Pelaksanaan audit K3L dari DIVISI / DEP/KP/External Sesuai jadwal audit - Pelaksanaan audit K3L PM, HSE Officer
15.2 Tindak lanjut / closing hasil audit Sesuai jadwal audit - Record closing hasil audit PM, HSE Officer
16 Tinjauan manajemen , evaluasi dan 16.1 Rapat tinjuan Manajemen Mingguan - Daftar hadir , Notulen Rapat PM, HSE Officer
penghargaan 16.2 Evaluasi Implementasi K3l dan rencana tindakan - Record evaluasi dan rencana tindakan
Bulanan PM, HSE Officer
perbaikan perbaikan
16.3 Safety award Bulanan - Foto dokumentasi PM, HSE Officer
PERENCANAAN K3L
oIdentifikasi Bahaya dan Aspek, Penilaian
dan Penetapan Pengendalian Resiko
(IBAP3R)

Dibuat sebelum proyek dan/atau aktivitas dilakukan dan selalu direview secara berkala
PERENCANAAN K3L
oSasaran K3L yang digunakan sebagai
target KPI SAFETY, HEALTH AND ENVIRONMENT OBJECTIVE
SASARAN MUTU, KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN
PROYEK GD. HEAD OFFICE PT. PERTAMINA (PERSERO) RU IV CILACAP
RENCANA TAHUN 2016

Target
No Nama Parameter Uraian Satuan Tahun
2016

Fatality Accident Jumlah kecelakaan fatal (meninggal) max, kasus 0


Σ Insiden
Incident Rate (IR) max, % 0.14 Ditetapkan di awal tahun dengan prinsip
Σ Pegawai (man-month)
Safety, Health, Environment

“S.M.A.R.T” dan dimonitor setiap bulannya


Σ Kecelakaan berakibat hari hilang x 1.000.000 oleh proyek
Frequency Rate (FR) max 3.18
Σ Jam Kerja orang (man-month)
Σ Hari Hilang Kerja x 1.000.000
1 Severity Rate max 1687
Σ Jam Kerja orang (man-month)
Rasio Laporan Pegawai Σ Kasus Penyakit Akibat Kerja
max, % 0
sakit akibat kerja Σ Potensi Penyakit Akibat Kerja
Σ Pelatihan K3L yang direalisasikan
Rasio Pelatihan K3 min, % 80
Σ Pelatihan K3L yang direncanakan
Kasus tumpahan B3/Limbah B3 ≥ 500 L atau terbukti
Kasus Insiden Lingkungan
secara hukum dan keilmuan melakukan pencemaran max, kasus 0
Major
lingkungan yang menimbulkan keresahan masyarakat

Jakarta, Januari 2016


Dibuat Oleh,

Kepala Proyek
5. PENGENDALIAN DAN PROGRAM K3
SAFETY PROGRAM

GOALS SAFETY SAFETY EQUIPMENT SAFETY FOGGING TRAINING MONTHLY


SAFETY
INDUCTION INSPECTION INDUCTION MORNING AND SAFETY REPORT
PATROL &
GENERAL
MEETING
CLEANING

All Staff & Daily by Bi - Weekly Weekly Monthly Bi - Weekly Basic Safety Recorded
Zero
Employee / Safety Morning by
Acciden Fire Fighting
Worker Officer Time
t Division
First Aid Office

Rigging
Welding
SAFETY INDUCTION,
Induksi dan Orientasi K3L dilaksanakan untuk memberi penjelasan dan pengarahan kepada para
pegawai dan pekerja baru serta tamu yang baru pertama kali datang ke lokasi proyek mengenai K3L.
Materi induksi antara lain :
a) Penjelas umum tentang Proyek
b) Lingkup pekerjaan
c) Identifikasi bahaya
d) Peraturan K3L di lokasi pekerjaan
e) APD yang diperlukan / di wajibkan
f) Penting keselamatan dan kesehatan kerja
Setiap pegawai dan pekerja yang telah menerima induksi dan orientasi K3L akan diberi stiker dan atau
badge proyek yang menandakan bahwa pegawai atau pekerja tersebut telah menerima induksi dan
orientasi K3L.
Khusus pekerja baru sebelum mendapatkan materi induksi harus menyerahkan foto kopi KTP dan
mengisi blanko Induksi. Dengan mengumpul foto kopi KTP dan mengisi blanko akan diketahui :
a) Umur Pekerja
b) Riwayat penyakit bawaan pekerja, dll
Safety Inspection
Melakukan inspeksi setiap harinya meliputi proteksi
lingkungan, unsafe condition, unsafe act dan kebersihan
lingkungan yang dilakukan oleh safety staff.
Equipment Inspection
Melakukan pemeriksaan terhadap setiap peralatan yang di gunakan di dalam
proyek mulai dari kelayakan operasi, safety equipment yang disyaratkan
dan ijin penggunaan yang dilakukan setiap satu minggu satu kali ( kondisi
sling hoist yang rantas dan box panel tidak standard )

Alat berat Excavator , mobil Crane operatornya harus mempunyai SIO , dan
alatnya mempunyai surat kelakan operasi. Alat tersebut sebelum operasi
harus diceklist terlebih dahulu untuk memastikan kondisi alat siap dan aman

CONTOH
SAFETY MORNING

 Pertemuan singkat (10 – 15 menit) antara pengawas, mandor,


pekerja dimana pembahasan meliputi program kerja hari ini,
pengecekan APD, penyampaian potensi bahaya dan kesiapan
peralatan kerja termasuk fisik.

 Bukti Safety Morning Talk Daftar Absensi & dokumentasi


TOOL BOX MEETING

 Tool Box Meeting hampir sama dengan Safety Morning Talk


yang membedakan adalah pesertanya khusus 1 kelompok
dimana ada hal penting yang harus dibahas sebelum
melaksanakan pekerjaan tersebut

 Bukti Tool Box Meeting Daftar Absensi & dokumentasi


FOGGING, GENERAL CLEANING
 Penyemprotan nyamuk di lapangan untuk mencegah penyakit yang
dapat ditimbulkan oleh serangga dan sejenisnya sebagai salah satu
kepedulian kami terhadap kesehatan pekerja , dilakukan secara
berkala minimal 1 bulan sekali

 Melakukan pembersihan secara masal yang melibatkan seluruh


pekerja dan seluruh subkontraktor di lapangan untuk menciptakan
lapangan kerja yang selalu bersih dan rapih setiap habis acara safety
morning.
Safety Meeting
Rapat koordinasi / meeting K3 dilaksanakan secara rutin mingguan dan
dihadiri oleh HSE inspector, supervisor, mandor dan penanggung jawab
lapangan subkontraktor.
Rapat dipimpin oleh PM atau PPM membahas mengenai aspek-aspek K3L
dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan .
SAFETY PATROL
 Safety patrol dilaksanakan seminggu sekali yang diikuti oleh
Project Manager, Project Production Manager, Project
Engineer Manager, Supervisor, HSE, Mandor, dan Sub
Kontraktor
 Untuk Memastikan penerapan program K3L dilapangan apakah
berjalan dengan baik, Mengevaluasi rencana program
mingguan K3 dan mengidentifikasi risiko pada pekerjaan dan
lingkungan
 Hasil dari safety patrol dibahas dalam rapat anggota P2K3
SAFETY TRAINING
Pelatihan tanggap darurat , P3K dan Pemadam Kebakaran
 Pelaksanaan Pelatihan Tanggap Darurat setidaknya dilakukan
minimal sekali selama pelaksanaan Proyek
 Pelatihan P3K dan Pemadaman Kebakaran dilaksanakan
terutama pada petugas yang sudah ditunjuk dalam organisasi
Tanggap Darurat
MONTHLY REPORT
Pelaporan K3 setiap tanggal 25 tiap bulanKantor Divisi dan Departemen
Infrastruktur I, Untuk kegiatan harian dilakukan melalui aplikasi Adhi QHSE
APD (ALAT PELINDUNG DIRI)
Seluruh karyawan yang bekerja di wajibkan memakai alat pelindung diri
(APD) Sesuai kondisi bahaya dari pekerjaan

BODY HARDNESS SAFETY GLASSES


SAFETY HELMET SAFETY SHOES

SAFETY GLOVES
SAFETY SIGN
(Rambu-rambu K3L)
SITE SAFETY INFORMATION
SAFETY BANNER
Banner on the ground in the form of drawings and
writings that have meaning prohibition, attention and
encouragement as a form of socialization of workplace
safety in the field that are passivef.
TABUNG APAR & KOTAK P3K
 Penempatan Tabung APAR.
Tabung apar di tempatkan di setiap lokasi yang beresiko
untuk timbulnya api/kebakaran agar penanggulangan
dapat segera tertangani.

 Penempatan Kotak P3K


Kotak P3K di sediakan di Site Klinik, di setiap pos jaga keamanan
agar setiap terjadi kecelakaan yang sifatnya kecil dapat segera di
beri pertolongan dan tercatat.
o Pemeriksaan/memonitor kegiatan K3L harian proyek dapat
dilihat di Aplikasi QHSE melalui HP

APLIKASI QHSE

Upload kegiatan harian Upload kegiatan harian Upload Perbaikan atas


HSE yang sesuai HSE Ketidaksesuaian Ketidaksesuaian
SEKIAN
&
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai