Anda di halaman 1dari 2

Kenangan Yang Terlupakan

Karya: Miftah Fariz

Pernah ada suatu momen yang sangat berharga namun harus terlupakan ketika semua teman
satu persatu hilang.Momen-momen itu hilang begitu saja tanpa ada yang teringat satupun.
Momen –momen itu dimulai ketika aku bermain bersama teman-teman disuatu tempat tanah
lapang yang sering kami sebut basecamp, namun sekarang sudah dibangun menjadi perumahan.
Kami bermain setelah pulang sekolah ketika aku masi duduk dibangku SD (Sekolah Dasar) dan
hamper setiap hari kami memainkan semua permainan. Permainan itu bermacam-macam
namanya,ada patok lele,pecah piring,alif berondok, bataliun, gambar, stick, dompu dan lain-lain.
Kami sering memainkannya bersama dengan rasa sangat bahagia serasa dunia milik kami
saja,sampai adzan maghrib menandakan berakhirnya permainan kami. Ketika kami sudah bosan
memainkan semua permainan itu, kami pergi kesebuah sungai yang berada di daerah tembung.
Di sana kami berenang sambil bermain air, sampai suatu tragedi pun terjadi dimana arus sungai
tiba tiba saja deras dan kami hampir saja tengelam dan hanyut dibawa arus sungai,andai saja
kami tidak memegang batang bambu mungkin kami sudah tenggelam dan terbawa arus, dan dari
kejadian itu kami mulai memutuskan untuk berhenti bermain kesungai itu lalu kami pulang
kerumah masing masing dengan rasa ketakutan.

Keesokan harinya kami pun berkumpul lagi ketempat biasa yaitu basecamp, dan kami
bercerita tentang kejadian semalam yang hampir merengut nyawa kami,sampai akhirnya kami
memutuskan utk bermain bola kaki, suatu ketika saat aku menendang bola, dan bola itu
melambung sangat kuat sehingga bola itu mengenai kaca jendela rumah pak haji. Saat itu aku
bergetar dan merasa takut sekali ketika seorang temanku bercerita bahwa pak haji itu orangnya
galak. Namun aku memberanikan diri untuk mengambil bola itu dan bermaksud meminta maaf
sekaligus mau mengganti rugi kaca yang pecah itu. Saat aku sudah sampai di depan rumah pak
Haji, pak Haji sudah keluar dari dalam rumah dengan raut wajah yang marah sambil melihat
siapa yang sudah memecahkan kaca jendelanya. Aku langsung menjumpai pak haji untuk
meminta maaf sekaligus mau mengganti rugi, namun yang aku lihat tidak seperti yang dikatakan
teman ku, malahan pak Haji tersenyum kepada ku sekaligus bangga karena aku berani
bertanggung jawab, lalu pak Haji berkata sudah tidak usah diganti bapak bangga dengan
kejujuran mu sekaligus kamu sudah berani bertanggung jawab, namun lain kali jangan diulangi
lagi, kalau bermain itu pelan-pelan saja tidak usah kuat-kuat menendang bolanya.

Aku pun merasa senang lalu mengucapkan terima kasih sama pak Haji sambil menyalamin
tangan pak haji sekaligus mengambil bola dan lanjut ketempat kami bermain bola,lalu aku
berkata sama temanku pak haji itu orang nya baik kok tidak seperti apa yang kamu bilang
memang orangnya menyeramkan tapi hatinya baik kok,tak terasa waktu sudah menunjukan
waktu pukul enam lewat kamipun menghentikan permainan itu dan pulang kerumah masing-
masing untuk mandi. Seusai mandi kamipun berkumpul lagi di masjid untuk menunaikan sholat
maghrib dan ngaji bersama yang diajari oleh ustad batu bara hingga siap, kami pun pulang
kerumah masing masing. Keesokan harinya kami berkumpul seperti biasa untuk memainkan
permainan,namun kami kekurangan orang sehingga kami membatalkan permainan tersebut,lalu
kami bertanya tanya kemana yang lain? Lalu ketika dijalan saat mau menjemput mereka tiba-tiba
saja seorang teman kami lari terburu-buru lalu kami semua mengikuti dia untuk mengetahuinnya.
Sesampainya ketempat itu ternyata teman –teman kami sudah mempersiapkan alat-alat pancing
sekaligus mencari umpan dan berencana memancing ikan dikolam pak Deni, lalu kami bilang
‘mau kemana kalian kok enggak ngasih tau kami? ”mereka pun menjawab mau memancing
dikolam pak Deni, apakah sudah meminta izin dulu? ”mereka pun menjawab jangan, kalok
meminta izin pun sama saja tidak dikasih,lalu mereka tetap ngotot untuk memancing disana
tanpa meminta izin.

Setelah sampai dikolam pak Deni,kamipun mulai memancing hingga lama kelamaan pak
deni pun mendengar sesuatu dikolamnya dan langsung keluar hingga kami terkejut dan kocar
kacir berhamburan sehingga sebagian teman kami ada yang tecebur ke kolam karena kaget dan
lansung naik keatas dan lanjut berlar, setelah itu kami berkumpul dilapangan dan untuk bermain
lagi sampai tiba saatnya kami pulang. Hari demi hari berganti dan tidak terasa waktu sudah
berjalan cepat hingga kami sudah memutuskan untuk lanjut ke SMP (Sekolah Menengah
Pertama) favorit atau smp yang mau kami tuju dan dari situ kami mulai sibuk dengan urusan
masing-masing sehinggakami jarang berkumpul,lalu lama kelamaan kami tidak pernah
berkumpul lagi dan karena zaman sudah berubah permainan lama itu pun sudah tergantikan oleh
tehknologi zaman sekarang sehingga jarang/tidak ada lagi yang memainkan permainan itu.

-TAMAT-

Anda mungkin juga menyukai