Anda di halaman 1dari 2

Contoh Cerita Rakyat Betawi

1. Legenda Cerita Si Pitung – Pendekar dari Betawi


Dahulu di Betawi, ada seorang pendekar bernama Pitung. Dia
adalah anak dari Bang Piun dan Mpok Pinah. Ia sering dipanggil
dengan sebutan Bang Pitung.

Bang Pitung adalah pendekar yang baik hati, patuh kepada agama,
dan selalu menolong sesama. Bang Pitung pun memiliki kesaktian
yang luar biasa. Ia tak mempan ditembus senjata. 

Tetangga-tetangga Bang Pitung hidup serba kekurangan. Bang


Pitung pun merasa iba.
Apalagi orang-orang yang kaya justru semakin kaya, tanpa
memedulikan rakyat yang miskin.

“Aku harus melakukan sesuatu untuk membantu masyarakat,” ucap


Bang Pitung.

Bang Pitung pun mengumpulkan pemuda-pemuda di kampungnya.


Mereka merampok harta milik orang-orang kaya. Harta itu
kemudian dibagikan kepada rakyat miskin. Meskipun Bang Pitung
suka merampok, tapi ia tidak suka dengan perampok yang
merampok untuk kepentingan pribadi. Ia justru selalu memberi
pelajaran kepada mereka.

Aksi Bang Pitung pun akhirnya terdengar oleh kompeni Belanda


yang menguasai daerah itu.

“Kita harus menghentikan Pitung, agar kompeni Belanda tidak resah


dengan keberadaannya,” ucap kepala polisi kompeni Belanda.
Berbagai upaya dilakukan. Namun, Bang Pitung selalu bisa lolos
dari pasukan kompeni Belanda. Berkali-kali kompeni Belanda
mencoba menembaknya, tapi Pitung tak terluka sama sekali.
Kepala kompeni Belanda hampir putus asa.

“Bagaimana cara menangkap Pitung? Apakah ia tidak memiliki


kelemahan?” tanya kepala kompeni Belanda, merasa kesal.

Akhirnya, ia menemui guru si Pitung, yaitu Haji Naipin. Karena


merasa nyawanya terancam, Haji Naipin pun membocorkan
kelemahan Si Pitung.

“Akhirnya aku tahu kelemahanmu Pitung!” ucap kepala kompeni


Belanda dengan geram.

Setelah beberapa lama, kompeni Belanda mengetahui


persembunyian si Pitung. Tanpa membuang waktu, mereka
Iangsung menyergap si Pitung. Kompeni Belanda yang sudah
mengetahui kelemahan Pitung pun dengan mudah melumpuhkan
Pitung, yaitu dengan cara mengambil jimatnya saat dia mandi di
sungai.

Akhirnya Pitung meninggal karena luka tembak peluru emas.


Sesudah Si Pitung meninggal, makamnya dijaga oleh tentara karena
percaya bahwa Si Pitung akan bangkit dari kubur.

Anda mungkin juga menyukai