Anda di halaman 1dari 57

A.

Besaran Fisika dan Satuan

1. Pengertian Besaran fisika, Besaran


Pokok dan Turunan

Seringkah Kamu mengamati benda-benda atau kejadian


yang ada di sekitarmu?
Hangatnya sinar matahari; kenapa air bisa membeku
menjadi es; berapa ukuran baju kamu. Tanpa Kamu sadari
dalam pengamatan dan melakukan kegiatan sehari-hari kita
sedang belajar fisika. Dalam belajar Fisika berarti kita
mempelajari benda, kejadian, energi serta gejala alam di
sekitar kehidupan kita. Contoh lain kejadian yang ada di
sekitar kita adalah; Seorang dokter memeriksa suhu badan
pasiennya, pedagang di pasar menimbang gula yang
bermassa 1 kg, seorang pegawai PLN memeriksa kuat arus
listrik di sebuah rumah, sedih, gembira, lelah,. Dari contoh-
contoh kejadian tersebut ada yang dapat kita ukur, akan
tetapi ada juga yang tidak terukur.
Sesuatu yang dapat diukur dan hasilnya dapat
dinyatakan dengan nilai dan satuan disebut Besaran Fisika.
Jadi suhu, massa, kuat arus merupakan besaran fisika,
karena dapat diukur. Suhu dapat diukur dengan termometer,
massa diukur dengan neraca timbangan, kuat arus listrik
dapat diukur dengan ampermeter, Sedangkan sedih,
gembira, lelah bukan besaran fisika karena tidak dapat
diukur.
Menurut Bueche besaran menurut arahnya dibedakan
menjadi dua, yaitu besaran skalar yang hanya memiliki
besar, dan besaran vektor yang selain memiliki besar

1
memiliki arah pula. Besaran vektor akan dibahas lebih
mendalam pada bab 2 buku ini. Sedangkan besaran Fisika
menurut cara penurunannya dikelompokkan menjadi
Besaran Pokok dan Besaran Turunan. Besaran pokok adalah
besaran yang sudah ditetapkan terlebih dahulu dan
merupakan besaran dasar. Besaran pokok meliputi tujuh
macam besaran seperti pada tabel 1.

Tabel 1 Tujuh Besaran Pokok


Besaran Pokok Keterangan Satuan Lambang
Satuan
1 Panjang Panjang dari suatu benda meter m
2 Massa Jumlah materi dalam benda kilogram kg
3 Waktu Lama atau selang waktu sekon s
4 Suhu Derajat panas dingin suatu benda kelvin K
5 Kuat Arus Jumlah muatan listrik yang mengalir amper A
6 Intensitas Daya pancaran cahaya per luas candela Cd
7 Cahaya Jumlah partikel dalam benda mol Mol
Jumlah Zat

Besaran lain di luar besaran pokok dinamakan besaran


turunan. Besaran turunan diartikan sebagai besaran yang
dijabarkan atau diturunkan dari besaran-besaran pokok
ataupun besaran turunan lainnya. Seringkali besaran turunan
diistilahkan sebagai besaran terjabar.
Seorang petani ingin mengukur luas ladangnya. Ia
tidak dapat langsung mengukur luasnya menggunakan alat
bantu apa pun, melainkan ia harus mengukur panjang dan
lebarnya, dimana keduanya merupakan besaran pokok.
Kemudian petani tersebut harus menghitung luas ladangnya
dengan cara : Luas = panjang x lebar. Luas temasuk salah
satu contoh besaran turunan.
Menurut Alonso dan Finn menyatakan suatu besaran
turunan harus operasional dalam arti harus mengisyaratkan
secara eksplisit atau implisit bagaimana besaran yang
didefinisikan itu dapat diukur. Sebagai contoh, mengatakan
bahwa kecepatan adalah kelajuan yang menyebabkan benda
bergerak, bukan definisi operasional bagi kecepatan. Tetapi
mengatakan bahwa kecepatan adalah jarak yang ditempuh
dibagi dengan waktu, adalah definisi operasional dari
kecepatan.

Besaran turunan ada banyak sekali yang bisa disebutkan.


Contoh-contoh besaran turunan yang umum dipakai dalam
kehidupan sehari-hari antara lain terdapat dalam tabel 2
berikut ini.

Tabel 2 Besaran Turunan


Besaran Definisi operasional Berasal dari besaran Berasal dari besaran
pokok turunan
Luas Panjang dikali lebar 2 besaran panjang _
Volume Luas alas dikali tinggi 1 besaran panjang Luas
Massa Jenis Massa dibagi volume Massa volume
Kecepatan Perpindahan dibagi waktu Panjang dan waktu _
Kelajuan Jarak dibagi waktu Panjang dan waktu _
Percepatan Kecepatan dibagi waktu Waktu Kecepatan
Gaya Massa dikali percepatan Massa Percepatan
Usaha/Kerja Gaya dikali perpindahan Panjang (perpindahan) Gaya
Tekanan Gaya dibagi luas _ Gaya dan luas

Kerjakan dilink google form berikut ini


Problem 1

Setiap benda yang bermassa bergerak dengan kecepatan


tertentu memiliki energi kinetik. Dengan energinya benda
dapat melakukan usaha untuk berpindah tempat. Usaha
yang dilakukan benda dalam selang waktu tertentu dikenal
dengan daya.
Dari pernyataan di atas yang bercetak miring, Sebutkan
besaran-besaran yang termasuk dalam besaran Pokok dan
besaran Turunan ? Tuliskan jawaban kalian melalui link
dibawah ini https://forms.gle/GTqv3yCSpFqhW1sw5

Tugas
Kerjakan dilink dibawah ini
https://forms.gle/bKi1UgSMAVVV99658

Bukalah tajuk utama suatu harian/koran yang kau temukan.


Catat edisi (hari, tanggal dan judul, tajuknya). Selidikilah
kata-kata yang termasuk besaran, lalu tulislah nama
besarannya (besaran fisika atau bukan) serta jenis kelompok
besaran pokok atau turunan?

2. Menerapkan Satuan Besaran Pokok


dalam Sistem Internasional

a. Pengertian Satuan dan Satuan


Internasional

Kebanyakan masyarakat kita tidak terbiasa


menggunakan besaran secara lengkap dalam komunikasi
lesan atau tulisan. Sebagai contoh, orang menyebut jarak
suatu tempat hanya dengan jauh atau dekat. Semestinya
besaran jarak yang dikomunikasikan itu diikuti dengan nilai
besaran beserta satuannya. Satuan adalah sesuatu yang
menyatakan hasil pengukuran. Umpamanya dikatakan
bahwa, sekolah saya berjarak 850 meter dari rumah, bukan
sekedar sekolah saya jaraknya jauh. 850 merupakan nilai
jarak dan meter satuan dari besaran jarak. Komunikasi
menggunakan besaran secara kuantitatif itu sangat penting
dibiasakan sejak dini dari pada sekedar komunikasi
kualitatif. Bukankah lebih enak rasanya mengatakan bahwa,
tadi pagi saya mandi dengan air bersuhu 33 ºC daripada
mengatakan tadi pagi mandi dengan air panas.
Disamping itu sering kita jumpai masyarakat banyak yang
menyatakan hasil pengukuran dengan menggunakan satuan
sehari-hari yang berlaku lokal di daerahnya masing-masing.
Misalnya untuk satuan panjang masih menggunakan : bahu,
jengkal, depa, bata dan sebagainya, untuk satuan massa
masih digunakan : pikul, gayung, tumbu dan lain-lain.
Sistem satuan pada dasarnya memiliki satuan standar atau
baku. Satuan baku tersebut harus memenuhi syarat-syarat
antara lain bersifat tetap, berlaku universal, mudah
digunakan setiap saat dengan tepat. Bila syarat-syarat itu
dipenuhi boleh dikatakan satuan yang bersangkutan sudah
baik dan baku
Sistem satuan yang dipakai standar sejak tahun 1960
melalui pertemuan para ilmuwan di Sevres, Paris
menyepakati, terutama digunakan dalam dunia pendidikan
dan pengetahuan dinamakan sistem metriks yang
dikelompokkan menjadi sistem metriks besar atau MKS
(Meter Kilogram Second) yang disebut sistem internasional
atau disingkat SI d. Satuan beberapa besaran pokok dapat
dilihat dalam tabel berikut ini.

Tabel 3. Satuan besaran pokokdalam sistem metrik

No Besaran Pokok Satuan Sistem Internasional/MKS Satuan Sistem CGS


1 panjang meter centimeter
2 massa kilogram gram
3 waktu detik detik
4 suhu Kelvin Kelvin
5 kuat arus listrik ampere stat ampere
6 intensitas cahaya candela candela
kilo mol
7. Jumlah Zat mol
Sistem Internasional biasa
disingkat SI sudah mencakup
luas penggunaannya di negara-
negara seluruh dunia. Satuan
Sistem Internasional berguna

Gambar 1. Obat Mengandung


untuk perkembangan ilmu
mol tertentu pengetahuan serta hubungan
perdagangan antara negara.
Dapatkah kamu bayangkan apa
yang akan terjadi bila di pasar
tradisional tidak memiliki satu
kilogram standart.

1) Satuan Internasional untuk Panjang

Hasil pengukuran besaran panjang biasanya dinyatakan


dalam satuan meter, centimeter, millimeter atau kilometer.
Satuan besaran panjang dalam SI adalah meter. Pada
mulanya satu meter ditetapkan sama dengan panjang
sepersepuluh juta dari jarak kutub utara ke katulistiwa
melalui Paris). Kemudian dibuat batang meter standart dari
campuran Platina – Iridium. Satu meter didefinisikan
sebagai jarak dua goresan pada batang ketika bersuhu 0 C.
Meter standart ini disimpan di Internasional Bureau of
Weights an Measure di Sevres dekat Paris.
Batang meter standart dapat berubah dan rusak
karena dipengaruhi suhu, serta kesulitan dalam menentukan
ketelitian pengukuran, maka tahun 1960 batang meter
standart dirubah. Satu meter didefinisikan sebagai jarak
1650763,72 kali panjang gelombang sinar jingga yang
dipancarkan oleh atom gas krypton 86 dalam ruang hampa
pada suatu lucutan listrik.
Pada tahun 1983 Konferensi Internasional tentang
timbangan dan ukuran memutuskan satu meter merupakan
jarak yang ditempuh cahaya pada selang waktu
1/299792458 sekon. Penggunaan kecepatan cahaya ini,
karena nilainya dianggap selalu konstan.

2) Satuan Internasional untuk Massa

Pernakah kamu pergi ke pasar tradisional?. Dalam


pembicaraan sehari-hari pedagang di pasar sering
menggunakan satuan massa untuk besaran berat, misalnya
berat beras itu 50 Kg, berat gula pasir tersebut 80 ons. Hal
ini dapat membingungkan. Dalam SI satuan berat adalah
Newton, nilainya dapat berubah–rubah karena dipengaruhi
gaya gravitasi bumi, sedangkan massa mempunyai satuan
Kg, ons, gr atau ton. Dan nilainya tetap.
Dalam hubungan perdagangan tradisional dan
internasional sangatlah diperlukan suatu besaran massa
yang standart. Besaran massa dalam SI dinyatakan dengan
satuan kilogram (Kg). Para ahli mendefinisikan satu
kilogram sebagai massa sebuah silinder yang terbuat dari
bahan campuran Platina dan Iridium yang disimpan di
Sevres dekat Paris. Massa standart 1 Kg dapat juga
disamakan dengan massa satu liter air murni pada suhu 4 C.

3) Satuan Internasioanl untuk Waktu

Pada awalnya satuan waktu dinyatakan atas dasar


waktu rotasi bumi pada porosnya yaitu 1 hari. Karena waktu
berputar bumi tidak tetap maka waktu 1 hari berubah-rubah.
Dalam SI, satuan waktu dinyatakan dalam satuan detik atau
sekon. Para ahli mendefinisikan satu detik sama dengan
selang waktu yang diperlukan oleh atom cesium-133 untuk
melakukan getaran sebanyak 9192631770 kali.

b. Mengkonversi berbagai satuan besaran Pokok


maupun besaran Turunan.

Hasil suatu pengukuran besaran pokok belum tentu


dinyatakan dalam satuan yang sesuai dengan keinginan kita
atau yang kita perlukan. Contohnya panjang meja 150 cm,
sedangkan kita memerlukan dalam satuan meter, contoh
lainnya dari satuan gram dinyatakan dalam kilogram, dari
satuan jam menjadi sekon. Untuk mengkonversi atau
merubah dari suatu satuan ke satuan yang lainnya
diperlukan tangga konversi. Penggunaan tangga konversi
sudah kalian pelajari di kelas VII.
Untuk satuan Besaran turunan dapat dijabarkan dari satuan
besaran-besaran pokok yang mendifinisikan besaran turunan
tersebut. Contoh satuan besaran-besaran turunan dapat
diperlihatkan pada tabel 4 berikut ini.

Tabel 4. Beberapa besaran turunan beserta satuannya

No Besaran Turunan Penjabaran dari Besaran Pokok Satuan Sistem MKS


1 Luas panjang x lebar m2
2 volume panjang x lebar x m3
3 massa jenis tinggi massa : volume kg/m3
4 kecepatan jarak : waktu m/s
5 percepatan kecepatan : waktu m/s2
6 gaya massa x percepatan newton = kg.m/s2
7 usaha gaya x jarak joule = kg.m2/s2
8 daya usaha : waktu watt = kg.m2/s3
9 tekanan gaya : luas pascal = N/m2
10 momentum massa x kecepatan kg.m/s

Satuan dari setiap besaran turunan diperoleh dari penjabaran


satuan besaran-besaran pokok yang menyertai penurunan
definisi dari besaran turunan yang bersangkutan. Oleh
karena itu seringkali dijumpai satuan turunan dapat
berkembang lebih dari satu macam karena penjabaran
besaran turunan dari definisi yang berbeda. Sebagai contoh,
satuan percepatan dapat ditulis dengan m/s2 dapat juga
ditulis dengan N/kg. Kelak akan diketahui kesamaan satuan-
satuan yang sepintas berbeda itu dengan ditinjau dari
dimensinya. Satuan besaran turunan dapat juga dikonversi.
Perhatikan beberapa contoh di bawah ini.
 1 dyne = 10-5 newton
 1 erg = 10-7 joule
 1 kalori = 0,24 joule
 1 kWh = 3,6 x 106 joule
 1 liter = 10-3 m3 = 1 dm3
 1 ml = 1 cm3 = 1 cc
 1 atm = 1,013 x 105 pascal
 1 gauss = 10-4 tesla
Berikut ini adalah contoh pengkonversian dari satuan
besaran turunan yang dapat dikonversikan berdasarkan
penjabaran dari konversi satuan besaran pokok yang
diturunkan.

Contoh 1:
Nyatakan satuan kecepatan 36 Km/jam kedalam satuan m/s
?
Jawab :
Kecepatan = jarak
waktu

Kecepatan 36 Km/jam = 36 Km(jarak) 36000 m


= = 10
1 jam(waktu) 3600 sekon
m
= 10 m/s
s

Contoh 2 :
Konversikan satuan massa jenis air 1 gr/cm3 kedalam satuan
Kg/m3
Jawab:
Massa Jenis = massa
volume
3
3 1 gr (massa) 1/10 .Kg
Massa Jenis 1 gr/cm =
3
1cm ( ) v 1/10 6
m
3

volume
=

1 10 6
Kg
= 10 3 X
3
1 m
= 103
3
Kg/m

Analisa
Kerjakan di buku latihanmu!
1. Kakak sedang mengendarai motornya dengan kelajuan 72
km/jam. Konversikan satuan kelajuan kendaraan Kakak
dalam satuan m/s ?
2. Sebongkah Es dapat terapung dipermukaan air karena massa
jenis es lebih kecil dari air. Es bermassa jenis 0,8 gr/cm 3 dan
air 1 gr / cm3. Konversikan satuan massa jenis es dan air
dalam satuan kg/m3 ?
3. Adik sedang sakit batuk. Ibu memberinya obat sehari 3X1
sendok makan. 1 Sendok makan sama dengan 5 ml.
Nyatakan satuannya dalam cc, liter, dm3 dan m3 ?.

Tugas
Buatlah kliping (boleh fotokopi) tentang sistem konversi
besaran apapun yang Anda jumpai. Carilah sumber-sumber
informasi di perpustakaan, media cetak atau browsing
internet. Susun dan kelompokkanlah ke dalam besaran
pokok dan besaran turunan dalam tabel yang terpisah.

c. Awalan satuan dan Sistem satuan di luar Sistem


Metriks

Disamping satuan sistem metriks


juga dikenal satuan lainnya yang
sering dipakai dalam kehidupan
sehari-hari misalnya liter, inchi,
yard, feet, mil, ton, ons dan lain-
lain. Namun demikian satuan-
satuan tersebut dapat dikonversi
atau diubah ke dalam satuan sistem metriks dengan patokan
yang ditentukan. Misalkan patokan untuk besaran panjang
berlaku sistem konversi sebagai berikut.
Gambar 2. Satuan ml
sebagai satuan volume

 1 mil = 1760 yard (1 yard adalah jarak pundak sampai ujung


jari tangan orang dewasa).
 1 yard = 3 feet (1 feet adalah jarak tumit sampai ujung jari kaki
orang dewasa).
 1 feet = 12 inci (1 inci adalah lebar maksimal ibu jari tangan
orang dewasa).
 1 inci = 2,54 cm
 1 cm = 0,01 m.
Satuan mil, yard, feet, inci tersebut dinamakan satuan sistem
Inggris, sehingga bayangkanlah patokan ukuran yang
dipakai adalah ukuran orang Inggris yang dewasa.

Untuk besaran massa berlaku juga sistem konversi satuan


sehari-hari maupun sistem Inggris ke dalam sistem SI.
Contohnya sebagai berikut.

 1 ton = 907,2 kg
 1 kuintal = 100 kg
 1 ons (oz) = 0,02835 kg
 1 pon (lb) = 0,4536 kg
 1 slug = 14,59 kg
Untuk satuan waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat
dikonversi ke dalam sistem SI yaitu detik atau sekon.
Contohnya sebagai berikut.

 1 tahun = 3,156 x 107 detik


 1 hari = 8,640 x 104 detik
 1 jam = 3600 detik
 1 menit = 60 detik.
Di dalam sistem metriks juga dikenal sistem awalan naik
sampai ke sistem makro sistem mikro, dari acuan sistem
MKS. Perhatikan tabel 5 berikut ini.

Tabel 5. Awalan satuan sistem metrik besaran panjang


SISTEM AWALAN SATUAN DISINGKAT KONVERSI
Eksa E 1018
Peta P 1015
Tera T 1012
Konversi Makro Giga G 109
Mega M 106
Kilo k 103
Hekto h 102
Deka da 101

MKS Meter 1
Centi c 10-2
Mili m 10-3
Mikro  10-6
Konversi Mikro nano n 10-9
piko p 10-12
femto f 10-15
atto a 10-18

Dalam bidang
teknologi dewasa ini
banyak berkembang
penelitian jagad mikro
dengan konversi
sistem mikro contohnya teknologi nano yang menyelidiki
jagad renik
Gambar 3. Untaian DNA dan Sel embrio
seperti sel, virus, bakteriofage, DNA dan lain-lain. Selain
itu penelitian jagad makro menggunakan konversi sistem
makro karena obyek penelitiannya mencakup wilayah lain
dari jagad raya, yaitu obyek alam semesta di luar bumi.

Tugas

Kerjakan di buku tugasmu!

Konversikan satuan – satuan berikut ini ? Kerjakan di buku


tugasmu!
a. 1 cm = …….m e. 10 gr = ….. Mg =
…..g = …..Kg
b. 3 km = …….Mm f. 3 ons = ……gr
= ………Kg
c. 254 cm = …….inci g. 30 ms = …….menit
=….........jam
d. 3 feet = …….cm h. 0,5 hm =.................µm
=.............pm

B. Pengukuran

Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang didasarkan pada


eksperimen. Dalam eksperimen tersebut dilakukan
pengamatan, pengukuran, menganalisis dan membuat
laporan hasil eksperimen. Untuk memperoleh data yang
akurat dalam eksperimen diperlukan pengukuran dan
penulisan hasil pengukuran dalam satuan yang benar serta
seuai dengan aturan penulisan amgka penting.
Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran dengan
suatu satuan. Misalnya kamu mengukur panjang meja guru
dengan mistar, didapat panjang meja 121,2 cm. Panjang
meja merupakan besaran, 121,2 adalah nilai dari
pengukuran dan cm satuan dengan menggunakan mistar.
Untuk mendapatkan pengukuran yang akurat, maka kamu
perlu memperhatikan beberapa aspek pengukuran dan
disamping itu pentingnya untuk memilih instrument yang
sesuai. Beberapa aspek pengukuran adalah sebagai berikut :
Ketepatan , Kalibrasi Alat, Ketelitian , Kepekaan.
Pada bagian ini Kamu akan memperdalam pengukuran
besaran, terutama besaran pokok.

1. Mengukur Panjang dengan Alat Ukur


Mistar, Jangka Sorong, dan Mikrometer
Sekrup

Pernahkah kamu mengukur tinggi badanmu ?


Barangkali kamu pernah melakukannya sendiri. Dengan
menggunakan penggaris panjang atau meteran kita dapat
mengukur tinggi badan kita. Mengukur adalah
membandingkan suatu besaran dengan satuan yang sudah
baku.
Dalam melakukan pengukuran orang selalu berhadapan
dengan benda atau objek yang diukur, alat ukur, dan satuan
yang digunakan baik yang baku maupun yang tidak baku.
Satuan yang tak baku merupakan satuan yang nilainya tidak
tetap dan tidak standart. Seorang petani tradisional mungkin
melakukan pengukuran panjang dan lebar sawahnya
menggunakan satuan bata, dan tentunya alat ukur yang
digunakan adalah sebuah batu bata. Tetapi seorang insinyur
sipil mengukur lebar jalan menggunakan alat meteran kelos
untuk mendapatkan satuan meter.
Alat ukur adalah alat yang digunakan dalam
pengukuran dan mempunyai satuan yang baku. Banyak
sekali alat ukur yang sudah diciptakan manusia baik yang
tradisional maupun yang sudah menjadi produk teknologi
modern. Untuk melengkapkan hasil pengukuran agar lebih
bermakna harus disertai satuan.
Satuan Panjang dalam SI adalah meter. Untuk mengukur
panjang suatu benda haruslah dipilih alat ukur yang sesuai
dengan panjang benda yang diukur. Perhatikan tabel
beberapa alat ukur panjang di bawah ini.

Batas ukur alat Nama alat ukur yang Batas Ketelitian


digunakan
Beberapa meter Meteran pita 0,1 cm
Beberapa cm sampai Mistar 0,1 cm
1m Jangka Sorong 0,01 cm
Diantara 1 cm Mikrometer sekrup 0,001 cm
sampai 10 cm
Kurang dari 2 cm
a. Mistar

Mistar mempunyai
ketelitian 1 mm atau 0,1 cm.
Bagian skala terkecil mistar
adalah 1mm. Untuk
menghindari kesalahan
pembacaan hasil
pengukuran akibat
paralaks (beda kemiringan
dalam melihat ), maka
ketika membaca mata
harus melihat tegak lurus
terhadap skala.
Gambar 4. Mistar/penggaris

Contoh mengukur panjang dengan mistar.

Tentukan panjang karet penghapus A dan B ?


Karet penghapus B

Jawab ;

* Panjang karet penghapus A


Ujung depan dititik 0 dan ujung belakang di 2
cm lebih 3mm. Jadi panjangnya 2,3 cm.
* Panjang karet penghapus B
Ujung depan di titik 3 cm dan ujung belakang
di 4 cm lebih 7 mm. Jadi panjang karet
penghapus B 4,7 cm – 3 cm = 1,7 cm.

Meteran pita tidak berbeda jauh


penggunaannya seperti mistar.
Perbedaannya hanya terletak pada
skalanya yang lebih banyak, dan
terbuat dari bahan yang mudah
digulung, misalnya plat logam atau
plastik.
Alat ukur ini banyak digunakan
oleh mekanik ahli bangunan yang
memerlukan pengukuran obyek-
obyek berukuran panjang.

Gambar 5. Meteran pita

b. Jangka Sorong
Jangka sorong merupakan alat ukur panjang yang
mempunyai ketelitian 0,1 mm atau 0.01 cm. Jangka sorong
dapat digunakan untuk mengukur diameter kelereng dan
diameter bagian dalam pipa. Jangka sorong mempunyai 2
bagian penting.
 Bagian tetap (rahang tetap), skala tetap terkecil 1mm
atau 0,1 cm.
 Bagian yang dapat digeser (rahang geser). Pada
rahang geser ini dilengkapi skala nonius. Skala tetap
dan nonius mempunyai selisih 0,1mm.
Contoh Pengukuran dengan jangka sorong.

Tentukan diameter kelereng ?

c. Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang


yang paling teliti disbanding dengan jangka sorong dan
mistar, dengan ketelitian 0,01 mm atau 0,001 cm.
Mikrometer sekrup dapat digunakan untuk mengukur
ketebalan plat alumunium, diameter kawat yang kecil dan
benda yang mempunyai ukuran kecil dan tipis.
Bagian-bagian skala mikrometer sekrup :
 Skala utama
 Skala terkecil dari skala utama adalah 0,1 mm.
 Skala putar
Skala terkecil dari skala putar 0,01 mm, dengan batas ukur
dari 0,01 mm – 0,50 mm

Contoh Pengukuran panjang dengan mikrometer


sekrup.

Tentukan diameter kawat ?

2. Mengukur Massa Benda

Untuk mengukur masssa benda dapat digunakan alat


ukur timbangan dacin, timbangan pasar, neraca Ohauss dua
lengan dan tiga lengan, timbangan berat badan serta neraca
digital.
a. Pengukuran Massa benda dengan neraca dua lengan
Gambar 6. Neraca untuk menimbang emas
Gambar 7. Neraca dua lengan

Untuk menentukan hasil pengukuran massa benda dengan


neraca dua lengan baik itu timbangan dacin, Ohauss,
timbangan pasar, cukup dengan cara meletakkan beban pada
salah satu lengan, dan meletakkan massa kalibrasi standar
pada lengan satunya. Amati sampai punggung lengan pada
posisi sama mendatar.

b. Pengukuran Massa benda dengan neraca Ohauss tiga


lengan

Bagian – bagian Neraca


Ohauss tiga lengan
 Lengan depan memiliki
anting logam yang dapat
digeser dengan skala 0,
1, 2, 3, 4,…..10gr,
terdiri 10 skala tiap
skala 1 gr.
 Lengan tengah, dengan
anting lengan dapat
digeser, tiap skala 100 gr, dengan skala dari 0, 100, 200,
………500 gr.
 Lengan belakang, anting lengan dapat digeser dengan
tiap skala 10 gram, dari skala 0, 10, 20 , 100 gr.
Gambar 8. Neraca Ohauss

Untuk menentukan hasil pengukuran massa benda dengan


cara menjumlahkan skala yang ditunjukan pada skala lengan
depan, tengah dan belakang
Contoh Mengukur massa dengan neraca Ohauss tiga
lengan

Sebuah buku fisika kelas X ditimbang, setelah keadaan


setimbang didapat keadaan lengan depan, tengah dan
belakang seperti pada gambar disamping.
Tentukan massa buku tersebut ?

Jawab:
1. Posisi anting depan 5,8 gram
2. Posisi anting tengah 300,0 gram
3. Posisi anting belakang 40,0 gram +
Massa buku fisika 345,8 gram

3. Mengukur Luas dan Volume benda


Bagaimanakah kita mengukur luas meja Belajar kita
? Volume minyak tanah dalam drum, volume patung ?.
Untuk benda–benda berbentuk teratur kita dapat
mengukurnya secara tidak langsung. Pertama kali kita
hitung dulu ukuran benda yang misalnya panjang, lebar,
tinggi, diameter benda. Selanjutnya kita hitung luas atau
volume benda dengan rumus yang sesuai dengan bentuk
benda. Misalnya luas meja dengan rumus panjang x lebar;
Volume drum merupakan hasil kali luas alas dengan tinggi
drum.
Untuk benda yang berbentuk tidak teratur kita dapat
menggunakan gelas ukur dan gelas pancuran. Volume
benda yang diukur sama dengan volume air digelas
pancuran.

Gambar 9. Gelas berpancuran untuk mengukur volume


batu

4. Mengukur Massa Jenis Zat

Untuk mengukur massa jenis zat dapat diukur secara


langsung dan tak langsung. Secara tak langsung, terlebih
dahulu kita mengukur massa dan volume benda. Kemudian
menentukan massa jenis benda dengan rumus massa dibagi

dengan volume benda, atau  = m


. Untuk massa jenis zat
V
cair dapat dihitung secara langsung dengan alat yang
dinamakan Hidrometer.

4. Mengukur Kuat Arus listrik atau Medan


Magnet.
Alat ukur besaran arus listrik
dapat berupa ampermeter,
galvanometer, multitester/ AVO
meter, sedangkan untuk mengukur
medan magnet dapat dipakai alat
teslameter. AVO meter bahkan
Gambar 10. AVOmeter Gambar 11. Teslameter
dapat dipakai untuk mengukur
besaran listrik lainnya seperti hambatan listrik atau beda
potensial listrik.

Dengan kemajuan teknologi


banyak alat ukur yang dapat
menunjukkan datum-datum atau
data pengukuran secara tepat dan
Gambar 12. Datum akurat, karena sudah
digital

menggunakan teknologi digital. Menggunakan amperemeter


digital mungkin lebih disukai daripada menggunakan alat
ukur sejenis yang manual.

Menggunakan teslameter digital lebih menguntungkan dari


pada teslameter jarum yang manual. Produsen alat-alat ukur
digital telah membuat sistem kalibrasi khusus pada alat-alat
Gambar 13. Teslameter
tersebut. digital

Orang yang hendak menggunakan alat ukur dalam


pengukuran hendaknya memahami cara menggunakannya
dan cara membaca skala yang ditunjuk selama pengukuran.
Salah satu contoh adalah, untuk membaca pengukuran arus
listrik biasanya digunakan cara sebagai berikut.
Arus listrik skala yang ditunjuk
= X batas ukur
skala maksimum

Gambar 14. Mengukur kuat arus listrik menggunakan ampermeter yang


disusun seri

Hal yang perlu diingat dalam pembacaan arus listrik


menggunakan amperemeter adalah bahwa amperemeter
harus dirangkai seri dengan komponennya.
Pengukuran besaran-besaran lain memerlukan cara
pembacaan yang berbeda-beda sesuai dengan alat ukur yang
digunakan.

Latihan
Kerjakan di buku latihanmu!
Tentukan hasil pengukuran panjang, massa, volume dari alat
ukur berikut ini ?
1. Jangka Sorong

A.

B.

C.
2. Mikrometer sekrup
A. B.

3. Neraca tiga lengan

Lengan Tengah 0 100200300400500

Lengan Belakang
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Lengan Depan
6 7

4. Gelas ukur kimia

150 ml
100 ml
Batu

5. Mengukur Waktu
Di masa lalu kala penghuni kota masih sedikit orang
tidak memerlukan alat penunjuk waktu secara individual.
Mereka cukup disediakan satu jam kota, berupa jam
matahari karena di saat itu teknologi yang masih sederhana.
Gambar 15. Jam matahari sebagai jam kota peninggalan masa
lalu yang tidak pernah rusak
Kini jaman sudah modern, dalam kegiatan sehari-hari kita
menggunakan jam tangan untuk menunjukkan kondisi jam,
menit dan detik setiap saat. Namun tidak menutup
kemungkinan Kamu mampu membuat sebuah jam matahari
di dinding tembok rumahmu untuk keperluanmu sendiri,
paling tidak Kamu sudah berhemat terhadap pemakaian
baterei. Hal ini juga memunculkan peluang untuk membuat
jam matahari secara massal. Bukankah Indonesia negara
tropis yang setiap hari ada matahari? Dengan alat dan bahan
sederhana seperti lembaran papan/triplek, cat, kuas, kawat,
dan lain-lain, kamu dapat membuat banyak jam matahari
dan memasarkannya. Nah, Kamu sudah potensial
mempunyai pendapatan sendiri, dan membuka peluang
sebagai seorang wirausaha.
Sedangkan contoh alat ukur waktu yang lainnya adalah
jam dinding, jam ayun, stop watch, jam digital, jam analog
dan jam matahari.

26
Gambar 16. Berbagai contoh jam

a. Stop Watch

Stop watch digunakan untuk


mengukur interval waktu
yang pendek. Ada dua jenis
stop watch yaitu, digital dan
manual atau analog. Stop
watch digital memiliki
pengukuran yang lebih teliti
dibandingkan dengan jenis analog. Batas ketelitian stop
watch  0,1 sekon – 0,01 sekon.

Gambar 17. Stop watch digital

Ticker timer biasanya


dilengkapi dengan pita
kertas, digunakan untuk
menentukan catatan
waktu dan jarak yang
ditempuh pita kertas.
Pita kertas dihubungkan
dengan benda yang
bergerak. Dengan
mengetahui jarak dan
waktu gerak pita, maka
kita dapat menentukan
kecepatan pita atau
benda. Waktu yang
diperlukan untuk
menempuh jarak dua
titik pada pita kertas
kira-kira 1/50 detik

27
Gambar 18. Ticker timer atau 0,02 s. Berikut ini
gambar waktu antara
dua titik pada pita.

Gambar 19. Pola waktu pada pita yang ditandai


oleh ticker timer

C. Batas Ketelitian Alat Ukur

Ketika mengukur lebar meja dengan menggunakan


mistar penggaris, misalnya didapat hasil pengukuran 100
cm. Hasil pengukuran tersebut dapat ditulis dalam bentuk (
100  0,1) cm, dimana 0,1 cm adalah batas ketelitian alat
ukur mistar penggaris. Dengan demikian lebar meja tersebut
berkisar 99,9 cm dan 100,1 cm.
Sedangkan ketidakpastian dalam pengukuran adalah
perbandingan batas ketelitian dengan nilai yang benda yang
diukur. Dari contoh di atas dapat dirumuskan;

batas ketelitian 0.1


% Ketidakpastian = x 100 % =
hasil pengukuran 100

x 100 % = 0,1 %
Tugas
Kerjakan di buku tugasmu!
1. Diameter kawat dari hasil pengukuran dengan
mikrometer sekrup adalah 8,9 mm. Tentukan kisaran
nilai pengukuran dan tentukan prosentase
ketidakpastiannya.
2. Tulislah hasil pengukuran disertai batas ketelitian alat
dan hitunglah prosentase ketidakpastian dari
pengukuran diameter kelereng dengan menggunakan
jangka sorong, jika nilai pengukurannya sebesar 3,14
cm.

1. Kesalahan Sistematis dan Acak

Dalam melakukan pengukuran kemungkinan


terjadinya kesalahan tidak dapat dihindari. Hal ini
disebabkan tidak kesempurnaan dalam pengukuran.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesalahan dalam
pengukuran adalah kesalahan pada alat ukur, cara
menggunakan dan kondisi lingkungan tempat pengukuran.
Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi
kesalahan Sistematis dan Acak.
Kesalahan sistematis meliputi kesalahan yang disebabkan
pada keadaan atau kondisi alat ukur. Misalnya kesalahan
kalibrasi, kesalahan titik nol alat, batas daya tahan
penggunaan alat ukur.
Sedangkan kesalahan acak merupakan kesalahan
pengukuran yang disebabkan oleh gangguan yang bersifat
tidak pasti atau bersifat acak. Misalnya kesalahan
pengukuran kuat arus listrik disebabkan gangguan tegangan
listrik yang tidak stabil, gangguan kondisi cuaca yang
mempengaruhi pembacaan alat ukur.
2. Pengukuran Tunggal dan Pengukuran
Berulang

Biasanya pengukuran hanya dilakukan satu kali dan disebut


dengan penukuran tunggal sudah dapat memperoleh hasil
pengukuran. Setiap hasil pengukuran pasti mengandung
kesalahan, baik kesalahan acak maupun sistematis.
Kesalahan acak dapat dikurangi dengan mengulang-ulang
pengukuran. Jadi pengukuran terhadap satu obyek
dilakukan beberapa kali pengambilan datanya. Jika
kesalahan acaknya kecil maka dapat dikatakan
pengukurannya teliti. Kesalahan sistematis dapat terjadi
terus menerus sepanjang alat ukur dan atau orang yang
mengukur sama
Sumber kesalahan sistematis adalah kesalahan alat dan
kesalahan perorangan. Kesalahan alat misalnya kesalahan
titik nol, kesalahan komponen. Kesalahan perorangan
misalnya cacat alat indera, kebiasaan salah.
Penulisan hasil pengukuran
 

x= x ∆x atau x = x 


x 
.100 % 

 x 

Pengukuran tunggal dilakukan satu kali pengambilan data


dengan ketidakpastian sebesar ∆ x = ½ . skala terkecil

Sedangkan pengukuran berulang dilakukan beberapa kali


pengambilan data (N kali) dengan ketidakpastian sebesar

∆x= ii  x
1 N
 (N- x
N ) 21
Analisa
Jawablah di buku tugasmu!
Ukurlah hambatan suatu resistor dengan menggunakan dua
alat ukur ohmmeter yang berbeda. Ohmmeter pertama
dengan menggunakan batu baterai yang baru, sedangkan
yang lainnya batu baterai yang lama. Bandingkan hasil
pengukurannya, jika berbeda, berikan alasannya.

Latihan
Kerjakan di buku latihanmu!
Sebuah gelang perunggu diukur massanya berulang lima
kali dengan hasil sebagai berikut 30 gr ; 30,2 gr ; 29,5 gr;
19,8 gr; 30, 3 gr. Carilah hasil pengukuran gelang tersebut,
nyatakan dengan ketidakpastiannya!

D. Pengolahan Data Hasil Pengukuran

Berdasarkan data-data besaran fisika dari hasil


pengukuran dapat ditentukan hubungan antara besaran-
besaran tersebut. Misalnya dari besaran massa dan volume
dapat ditentukan besaran massa jenis benda. Besaran kuat
arus dan beda potensial berhubungan dengan besarnya
hambatan. Hubungan antara gaya pegas, konstanta pegas
dan pertambahan panjang pegas serta hubungan besaran-
besaran fisika yang lainnya.
Hubungan besaran fisika tersebut dapat dinyatakan
dalam bentuk grafik. Berdasarkan grafik akan ditentukan
gradien hubungan antar besaran – besaran yang ada.
Perhatikan contoh berikut ini.
Tabel ini hasil pengukuran massa dan volume air laut.
Berdasarkan tabel pengukuran didapat grafik seperti pada
gambar. Tentukan massa jenis air laut?

Tabel hasil pengukuran

Jumlah air laut Satu gelas Dua gelas Tiga gelas


Massa 300 gr 600 gr 900 gr
3 3
Volume 250 cm 500 cm 750 cm3

Grafik hubungan massa dengan volume air laut

Massa air laut ( gram)

900

 m = m 3 – m1
600 = 900 - 300
= 600

300

volume ( cm3)

250 500 750

 v = v3 – v1 = 750 – 250 = 500

Jawab : Dari grafik hubungan massa dan volume di dapat


hubungan kemiringan grafik atau gradien grafik
yang merupakan besaran massa jenis 

Δm
 = = 600 gr
Δv
= 1,2 gr/cm3
3
500 cm

Jadi massa jenis air laut berdasarkan data-data


pengukuran adalah 1,2 gr/cm3

Analisa
Jawablah di buku latihanmu!
1. Berikut ini adalah tabel hasil catatan waktu dan jarak yang
ditempuh seorang pembalap sepeda. Berdasarkan tabel
buatlah grafik hubungan jarak dan waktu, dengan besaran
jarak pada sumbu y dan waktu pada sumbu x. Tentukan
pula kelajuan pembalap sepeda tersebut.

Jarak 0 km 10 km 20 km 30 km 40 km
Waktu 0 jam 0,25 jam 0,5 jam 0,75 jam 1 jam

2. Tabel berikut ini menyatakan hasil pengukuran besaran T2


terhadap m dari percobaan getaran pegas. T = periode
getaran; m = massa benda. Hubungan besaran-besaran
m
tersebut dinyatakan dengan persamaan T = 2  ,
k

dimana k = konstanta pegas. Buatlah grafik dengan T 2 pada


koordinat sumbu y dan m pada koordinat sumbu x dan
Tentukan besarnya konstanta pegas ?

T2 (s2) 1 2 3
m (kg) 1 2 3

E. Angka Penting

Ketika kamu mengukur panjang suatu benda dengan


alat ukur yang berbeda tentu hasil pengukurannya berbeda
pula. Misalnya mengukur tebal buku dengan mistar
penggaris didapat hasilnya 1,7 cm sedangkan dengan jangka
sorong sebesar 1,76 cm. Tentu saja pengukuran dengan
jangka sorong lebih teliti dibandingkan dengan mistar
penggaris.
Pada hasil pengukuran dengan mistar nilainya 1,7.
Angka 7 dibelakang koma merupakan angka taksiran (angka
ragu), karena angka ini diperoleh dari menaksir angka 7 dan
8. Angka 1 merupakan angka pasti (eksak). Jika
menggunakan jangka sorong kita peroleh hasil pengukuran
1,76. Angka 6 merupakan angka taksiran sedangkan angka
1 dan 7 adalah angka pasti. Angka taksiran (angka ragu) dan
Angka pasti merupakan angka penting dalam pengukuran.
Angka penting (angka berarti atau angka benar) adalah
semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran, yang
terdiri atas satu atau lebih angka pasti (eksak) dan satu
angka terakhir yang ditaksir atau diragukan.

1. Aturan Penulisan Angka Penting.


a. Semua angka bukan nol adalah angka penting
Contoh: 141,5 m memiliki 4 angka
penting
27,3 gr memiliki 3 angka
penting
b. Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka
bukan nol termasuk angka penting.
Contoh: 340,41 kg memiliki 5 angka
penting
5,007 m memiliki 4 angka
penting
c. Semua angka nol di sebelah kanan angka bukan nol
tanpa desimal tidak termasuk angka penting, kecuali
diberi tanda khusus garis mendatar atas atau bawah
termasuk angka penting
Contoh: 53000 kg memiliki 2 angka
penting
530000 kg memiliki 5 angka
penting
d. Semua angka nol di sebelah kiri angka bukan nol tidak
termasuk angka penting.
Contoh: 0,00053 kg memiliki 2 angka
penting
0,000703 kg memiliki 3 angka
penting
e. Semua angka nol di belakang angka bukan nol yang
terakhir tetapi dibelakang tanda desimal adalah
angka penting.
Contoh: 7,0500 m memiliki 5 angka
penting
70,5000 memiliki 5 angka
penting
f. Untuk penulisan notasi ilmiah. Misalnya 2,5 x 103 ,
dimana 103 disebut orde. Sedangkan 2,5 merupakan
mantis. Jumlah angka penting dilihat dari mantisnya
dalam hal ini memiliki 2 angka penting.
Contoh lain 2,34 x 102 memiliki 3 angka
penting

2. Pembulatan Bilangan Penting.


Bilangan dibulatkan sampai mengandung sejumlah angka
penting yang diinginkan dengan menghilangkan satu atau
lebih angka di sebelah kanan tanda koma desimal.
a Bila angka itu lebih besar daripada 5, maka angka
terakhir yang dipertahankan harus dinaikkan 1.
Contoh: 34,46 dibulatkan menjadi 34,5
b. Bila angka itu lebih kecil daripada 5, maka angka
terakhir yang dipertahankan tidak berubah.
Contoh: 34,64 dibulatkan menjadi 34,6
c. Bila angka itu tepat 5, maka angka terakhir yang
dipertahankan harus dinaikkan 1 jika angka itu tadinya
angka ganjil, dan tidak berubah jika angka terakhir yang
dipertahankan itu tadinya angka genap.
Contoh: 34,75 dibulatkan menjadi 34,8
34,65 dibulatkan menjadi 34,6

3. Operasi Angka Penting


a. Penjumlahan dan pengurangan dua angka penting atau
lebih akan menghasilkan angka penting yang hanya
memiliki satu angka taksiran atau ragu.
Contoh: 3,2514 3,2515
0,215 + 0,215 _

3,4664  3,466 3,0365  3,036


b. Hasil perkalian atau pembagian mempunyai angka
penting yang sama dengan banyaknya angka penting
dari faktor angka pentingnya paling sedikit.
Contoh: 3,14 (3 angka penting) 28,68
(4 angka penting)
2 x (1 angka penting) 1,3 :
(2 angka penting)
6,28  6 ( 1 angka penting ) 22,0615
 22 (2 angka penting )
c. Bilangan eksak adalah bilangan yang pasti (tidak
diragukan nilainya), diperoleh dengan membilang.
Contoh: Banyaknya siswa dalam kelas 40 orang
40 orang adalah bilangan eksak
Perkalian bilangan eksak dengan angka hasil
pengukuran menghasilkan angka yang jumlah angka
pentingnya sama dengan jumlah angka penting dari
angka hasil pengukuran.
Contoh: 2,34 (3 angka penting) x 4 (eksak) = 9,36 
9,36 (3 angka penting)
d. Hasil pengukuran yang dipangkatkan maka hasilnya
adalah bilangan yang mempunyai angka periting
sebanyak angka penting bilangan yang dipangkatkan.
Contoh: (9,2)2 (2 angka penting) = 84,64  85 (2
angka penting)
e. Akar dari angka hasil pengukuran memiliki angka yang
sama banyak dengan angka penting bilangan yang
ditarik akarnya.
Contoh: 7 (2 angka penting) = 8,660254 
5
8,7 ( 2 angka penting )

Latihan
Kerjakan di buku latihanmu!
1. Berikut ini hasil pengukuran panjang dua batang
kayu. Tentukan jumlah panjang kedua batang dan
selisih kedua panjang batang kayu tersebut sesuai
dengan aturan angka penting. Dimana semua
pengukuran dalam satuan meter.
5,678 0,6343 5,678 7,998
1,1108 + 1,887 + 3,23 - 2,0434 –
……… ……… …….. ………
3,1 6,978 3,3333 6,28
0,11 x 0,23 x 0,33 : 0,314 :

…… ……… …….. ………

2. Eko akan membuat sebuah bingkai berbentuk bujur


sangkar. Kebetulan mempunyai sepotong kayu. Setelah
diukur panjangnya 2,43 m. Dengan menggunakan aturan
angka penting bisakah Kamu membantu Eko
menentukan panjang masing-masing sisi bingkai.
3. Suatu taman bunga kecil berbentuk bujur sangkar
dihitung luasnya 81 m2 . Hitunglah panjang sisi-sisi
taman tersebut. Jika sisi-sisi taman diperkecil menjadi
2,5 m Tentukan luas taman tersebut sekarang.

Kegiatan Percobaan
(Salinlah data dan tabel laporan berikut ini
di kertas laporan percobaaanmu) Tanggal/Jam :
Kelas/ Smt : X/1
Kelompok :
1. ................... 5. ..........................
2. ................... 6. ..........................
3. ................... 7. ..........................
4. …………… 8 …………………

A. Judul Percobaan : Pengukuran Besaran


B. Petunjuk Percobaan :
1. Baca literatur yang berkaitan dengan besaran dan
satuan (jangka sorong, mikrometer sekrup, Neraca
Tiga lengan)
2. Baca dengan cermat petunjuk percobaan
3. Lakukan percobaan menurut langkah-langkah yang
disajikan
4. Buatlah laporan hasil percobaan (individu) di
kertas laporanmu
C. Alat-alat dan Bahan :
1. jangka sorong
6. potongan kertas karton
2. mikrometer sekrup
7. potongan triplek
3. neraca tiga lengan atau tiimbangan
8 kertas HVS
4. kubus terbuat dari kayu,besi , baja,tembaga,
kuningan
5. tabung reaksi
D. Langkah-langkah Kerja
1. Ukurlah panjang lebar dan ketebalan kertas karton,
triplek, dan balok dengan mnggunakan jangka
sorong dan micrometer sekrup.
2. Ukurlah diameter dalam, diameter luar dan
kedalaman tabung reaksi dengan jangka sorong
dan micrometer sekrup
3. Timbanglah massa kertas karton, triplek, balok,
dan tabung reaksi dengan menggunakan neraca
tiga lengan atau timbangan
4. Masukkan data hasil pengamatan pada tabel
berikut ini:

E. Data Pengamatan:

Jangka Sorong

No. Benda panjang lebar tebal massa volume


1. kertas karton ............... ............. ............ .......... ............
2. triplek ............... ............. ............ .......... ............
3. tabung reaksi ............... ............. ............ .......... ............
4. kubus kayu .............. ............. ............ .......... ............
5. kubus besi ............... ............. ........... .......... ............
6. kubus baja .............. ............. ............ .......... ............
7. k. tembaga ............. ............ ........... .......... ............
8. k. kuningan ............... ............. ............ .......... ............
Mikrometer Sekrup

No. Benda panjang lebar tebal massa volume


1. kertas karton ............... ............. ............ .......... ............
2. triplek ............... ............. ............ .......... ............
3. tabung reaksi ............... ............. ............ .......... ............
4. kubus kayu .............. ............. ............ .......... ............
5. kubus besi ............... ............. ........... .......... ............
6. kubus baja .............. ............. ............ .......... ............
7. k. tembaga ............. ............ ........... .......... ............
8. k. kuningan ............... ............. ............ .......... ............

F. Bagaiman kesimpulan yang Anda peroleh dari


percobaan tersebut?
…………………………………………………………
…………………………
…………………………………………………………
…………………………

F. Dimensi

Semua besaran fisika dapat diturunkan dari besaran-besaran


pokok. Misalnya kecepatan, Kecepatan diturunkan dari
besaran perpindahan dibagi dengan besaran waktu. Jadi
tersusun dari besaran panjang dan waktu.
Dimensi suatu besaran turunan adalah cara besaran itu
tersusun oleh besaran-besaran pokok.
Dari analisis dimensional dapat kita gunakan untuk
mengetahui besaran-besaran turunan yang mempunyai
besaran sama, serta dapat untuk menganalisis benar atau
tidak suatu persamaan atau rumus.
1. Dimensi Besaran Pokok dan Turunan

Dimensi besaran pokok ditulis dalam bentuk huruf


kapital tertentu dengan tiap huruf diberi kurung persegi.
Tiap besaran pokok mempunyai satu lambang dimensi.
Besaran lebar, tinggi, jarak, perpindahan dan jari-jari
merupakan besaran panjang. Tabel berikut ini adalah
lambang dimensi besaran pokok dan dua besaran tambahan
yang tidak mempunyai lambang dimensi.
Besaran Pokok Satuan dan Lambang Lambang
Dimensi
1 Panjang meter (m) L
2 Massa kilogram (kg) M
3 Waktu sekon (s) T
4 Suhu ampere (A) θ
5 Kuat Arus candela (Cd) I
6 Intensitas Cahaya kelvin (K) J
7 Jumlah Zat mol (Mol) N

Besaran tambahan Satuan Lambang Lambang


satuan Dimensi
1 Sudut radian rad -
2 Sudut ruang steradian sr
Dimensi besaran turunan berasal dari dimensi besaran
pokok, seperti pada contoh tabel berikut ini.
Besaran Definisi Berasal dari Lambang Lambang Dimensi
Besaran Satuan
Pokok-
Turunan
Luas Panjang dikali Panjang x m2 L2
lebar panjang
Volume Luas alas Luas x m3 L3
dikali tinggi panjang
Massa Jenis Massa dibagi Massa : Kg/m3 M
 M L- 3
volume volume 3
L
Kecepatan Perpindahan Panjang : m/s L
 L T -1

dibagi waktu waktu T


Kelajuan Jarak dibagi Panjang : m/s L
 L T -1

waktu waktu T
Percepatan Kecepatan Kecepatan : m/s L
 L T - 2

dibagi waktu waktu


s T
2

Gaya Massa dikali Massa x m M L T-2


kg x
percepatan percepatan 2
s
Usaha/Kerja Gaya dikali Gaya x
kg
m
x M L2 T-2
perpindahan panjang 2
s
m
Muatan Kuat arus Kuat arus A.s = C I.T
listrik listrik dikali listrik x
waktu waktu
Beda Energi listrik Energi : J/s = volt
M L2 T-3 I-1
Potensial dibagi muatan muatan
Listrik listrik listrik
Hambatan Beda potensial Beda V/A =
M L2 T-3 I-2
listrik listrik dibagi potensial : ohm
kuat arus kuat arus
listrik listrik
Kalor jenis Energi kalor Energi: J/kgºC
L2 T-2 -1
dibagi dengan (massa x
massa dikali suhu)
suhu

Latihan
Kerjakan di buku latihanmu!

Tentukan Dimensi besaran berikut ini ?


a. Dimensi Tekanan P = F(gaya)
A(luas)

b. Dimensi Daya P W(usaha)


= t(waktu)
2
v
c. Dimensi gaya sentripetal FS =m = massa x
r
(kecepatan)2 / jari-jari.

2. Analisis Dimensi Suatu Besaran

Berdasarkan analisis dari suatu besaran dapat digunakan


antara lain sebagai berikut :
a. Mengungkapkan kesetaraan dan kesamaan dua
besaran yang sepintas lalu seakan berbeda.

Misalnya energi dan usaha.


Dimensi energi kinetik = ½ m v2
= massa x (kecepatan)2
2
m
= kg x
2
s

= M L2 T-2
Dimensi Usaha =Fxs
= Gaya x perpindahan

= kg x m
xm
2
s

= M L2 T-2
Dari analisis dimensi energi dan usaha mempunyai dimensi
yang sama atau dapat kita katakan bahwa besaran energi
sama dengan besaran usaha.
b. Meneliti Benar atau Salah suatu rumus atau persamaan
yang menyatakan suatu hubungan besaran fisika.

Misalnya pada rumus s = vo . t + ½ a t 2


Di ruas kiri, Dimensi pada : s = besaran
panjang = L
Di ruas kanan, Dimensi : vo . t = besaran (
kecepatan x waktu)
= m/s x s =
m = L
½ a t2 = besaran
(percepatan x waktu2 )
= m/s2 x s2 =
m=L
Dua besaran atau lebih yang mempunyai dimensi sama
dapat dijumlahkan atau dikurangkan dengan menghasilkan
dimensi yang sama pula.
Dari analisis dimensi dapat diketahui bahwa dimensi
besaran di ruas kiri dan kanan sama, yaitu L. Jadi rumus
tersebut sudah benar.

c. Menentukan satuan dari besaran turunan berdasarkan


analisis dimensional.

Misalnya satuan dari besaran Tekanan


gaya -2
ML T
Tekanan = = dimensi besaran =
lua L
2

= M L-1T-2
satuan dari M L-1 T-2 = kg m-1 s-2
Jadi satuan dari tekanan adalah kg m-1 s-2
d. Untuk Penurunan rumus suatu besaran fisika.

Misalnya pada besaran gaya.


Dimensi gaya F adalah M L T-2
Berdasarkan dimensi tersebut dapat diubah ke dalam rumus
besaran Fisika sebagai berikut :
F = M LT-2
= besaran massa x besaran panjang x besaran
waktu2
= besaran massa x besaran panjang/waktu2
= besaran massa x besaran percepatan
=mxa
Jadi Rumus F = m x a

Info Tambahan

Kamu mengenal Ampere sebagai satuan kuat


arus listrik. Nama itu mengabadikan Andre
Marie Ampere (1775-18360 yang terlahir
sebagai anak ajaib karena di masa kecil
sudah menguasai perhitungan aritmatika.
Awalnya Ia belajar Latin namun lebih
tertarik mempelajari matematika dan
akhirnya menjadi profesor matematika di
lycee, Lion, Perancis pada tahun 1809. Pada
11 September 1820 Ia mendengar Hans
Christian Oersted menemukan medan magnet
pada kawat berarus. Satu minggu kemudian
pada 18 September 1820 Ampere
mempresentasikan fenomena itu dengan
lebih mendalam disertai perhitungan
45 matematis. Ampere meninggal pada tahun
1836 di Marseille, Perancis.
Rangkuman

1. Besaran menurut cara penurunannya


dibedakan menjadi dua, yaitu besaran pokok
dan besaran turunan.
2. Ada tujuh macam besaran pokok berdimensi :

Besaran S a tu a n ( S I D im e n s
) i
1 . P a n ja n g m L
2. Massa kg M
3 . W a k tu d e tik T
4 . S u h u M u tla k K 
5 . I n te n s ita s C a h a y Cd J
a
6. Kuat Arus Ampere I
7 . J u m la h Z a t mol N

3. Dua macam besaran tambahan tak berdimensi :


a. Sudut datar  satuan :
radian

46
b. Sudut ruang  satuan :
steradian
4. Pengukuran suatu besaran memakai alat ukur yang
tepat dan hasil pengukurannya diikuti dengan
satuan yang benar.
Contoh :
 Suhu diukur dengan termometer
dengan satuan C
 Kuat medan magnet diukur
dengan teslameter dengan satuan
tesla
 Diameter pipa kecil diukur dengan
jangka sorong dengan satuan cm
 Kuat arus listrik diukur dengan
amperemeter dengan satuan ampere.
5. Sistem Satuan dipakai sistem Satuan Metrik yang
terdiri dari sistem MKS (SI) dan sistem cgs
6. Angka Penting adalah semua angka yang diperoleh
dari hasil pengukuran dengan alat ukur, terdiri dari :
 Angka pasti
 Angka taksiran
7. Aturan angka penting dalam hal :
a. Penjumlahan / Pengurangan
Ditulis berdasarkan desimal paling sedikit
Contoh :
2,7481
8,41 +
11,1581  11,16

b. Perkalian / Pembagian
Ditulis berdasarkan angka penting paling sedikit
Contoh :
4,756
110 x
523,160  520
8. Dimensi adalah suatu inisial atau simbol untuk
membedakan besaran yang satu dengan lainnya.
Dimensi dicari melalui rumus atau Satuan Metrik.
Contoh:

kg m
 Gaya :  m a dt 2 N 
F 2
MLT
 Usaha :  F s
W

kg m
2 Joule 
2 2
2

ML T
t
d

W
P
 Daya :
t
3  Watt
kg m 2 3

2

ML T
t
d

F
P  atm 
 Tekanan : A dt 2
gm
k

1 2
ML T

Soal Latihan Akhir Bab 1

Soal Pilihan Ganda


Pilihlah salah satu jawaban yang benar! Tuliskan
pilihan jawabanmu di buku latihanmu!

1. Yang termasuk besaran pokok yaitu…


a. kuat arus, waktu, luas
b. panjang, massa, suhu
c. massa,Kelvin,gaya
d. jumlah zat, volume, berat
e. panjang, jumlah zat, berat
2. Massa jenis diturunkan dari besaran pokok …
a. massa dan volume
b. massa dan panjanhg
c. panjang dan waktu
d. massa dan waktu
e. berat dan volume
3.. Berikut ini yang termasuk besaran – besaran turunan adalah

a. panjang, gaya, waktu
b. gaya, usaha, massa
c. massa jenis, gaya, volume
d. kecepatan, panjang, waktu
e. berat, waktu, kecepatan
4. Massa 1 kilogram setara dengan
a. massa 1 liter air murni dapa suhu 1oC
b. massa 1 liter air murni pada suhu 4o C
c. massa 4 liter air murni pada suhu 1o C
d. massa 4 liter air murni pada suhu 4o C
e. massa 4 liter air murni pada suhu 0 0 C
5. Perhatikan pernyataan berikut :
1. Bersifat tetap
2. Tidak mudah diproduksi kembali
3. Berlaku secara internasional
4. Bahan bakunya mudah didapat
Dua syarat yang harus dipenuhi sebuah satuan yang benar
ditunjukkan nomor …
a. 1 dan 2 c. 2 dan 3
b. 1 dan 3 d. 3 dan 4 e. 2 saja
6. Alat ukur yang mempunyai ketelitian 0,01mm yaitu…
a. neraca c. mikrometer
b. jangka sorong d. mistar
e.meteran pita
7. Massa Jenis benda 4 gr/cm3 setara dengan ….kg/m3
a. 4000 b. 400 c. 40 d. 0,4
e. 0,004
8. Untuk mengukur diameter dalam sebuah pipa digunakan …
a. mikrometer c. mistar
b. neraca d. jangka sorong e. meteran kain
9. Hasil pengukuran yang ditunjukan pada mikrometer berikut
ini adalah …
a. 13,23 cm
b. 13,73 cm
c. 13,23 mm
d. 13,73 mm
e 10,53 mm.

10. Hasil pengukuran dari jangka sorong berikut adalah …


a. 5,4 cm b. 5,1 cm c. 4,35 cm d. 4,33 cm e.4,30
cm
.

11. Hasil pengukuran panjang dan lebar suatu kelas 7,51 m dan
8,2 m.
Maka luas kelas tersebut sesuai aturan angka penting adalah
…m2
a. 61 b. 62 c .61,5 d. 61,6
e.61.58
12.Tiga besaran di bawah ini yang merupakan besaran skalar
adalah : …
a. Perpindahan, kecepatan, percepatan
b. Jarak, waktu, kelajuan
c. Kelajuan, percepatan, perpindahan
d. Gaya, waktu, percepatan
e. Panjang, masa, kecepatan
13. Dari hasil pengukuiran di bawah ini yang memiliki 3 Angka
Penting adalah:
a. 5,0603
b. 0,5063
c. 0,0506
d. 0,0056
e. 0,0005
14. Hasil operasi penjumlahan :
23,756 m + 5,2 m dinyatakan dengan Angka Penting
adalah : …
a. 28,956 m
b. 28,96 m
c. 28,9 m
d. 29,0 m
e. 29 m
15. Di bawah ini merupakan dimensi usaha adalah : …
a. MLT-2
b. ML2T-3
c. ML2T-1
d. MLT-1
e. ML2T-2

Soal Uraian
Jawablah dengan singkat dan jelas ? Kerjakan di buku
tugasmu!

1. Pada alat speedometer seorang sopir dapat membaca


besaran yang diinginkan. Besaran apakah yang
dimaksud, besaran skalar atau vektor, berikan alasanmu ?
2. Lengkapilah sistem konversi berikut ini.
a. 2,5 mil =.................m
b. 6 ons =................gram
c. 36 km/jam =................m/s
d. 2 ampere =................stat A
e. 40 liter =................m3
3. Seorang Bapak sedang merenungkan tentang tegangan
listrik, arus listrik, dan hambatan listrik, apakah diantaranya
ada yang besaran pokok atau besaran turunan, Bantulah
Bapak tersebut menjawabnya.
4. Misalkan layar pesawat TV yang sedang Anda tonton
meradiasikan medan magnet 10-12 oersted, konversikan ke
dalam satuan tesla !
5. Tentukan perhitungan dari hasil pengukuran berikut ini
sesuai aturan angka penting!

a. 7,33 2 5,21
1,5 : 2,543 + 3,123 -

b. 3,14 2,1 3,432 : 5,21 =


4,025 X 1,5 x

c. 8=

(8,20)2 =
6. Sebuah bola kasti bermassa m, mula-mula diam kemudian
dipukul dengan sebuah stik (tongkat) dengan gaya sebesar F
dan lama kontak sentuh bola dengan stik sebesar  t. Akibat
pemukulan tersebut bola kasti bergerak dengan kecepatan v
dan momentum yang dimilikinya sebesar p, dimana p =
m.v. Sedangkan Impuls yang dialami bola kasti sebesar I,
dengan I = F .  t. Berdasarkan analisis dimensi buktikan
bahwa momentum dan impuls merupakan besaran yang
sama.
7. Dengan menggunakan dimensi, Tentukan rumus-rumus di
bawah ini mana yang benar dan yang salah.
a. vt = vo + a t2
b. v 2 = v 2 + 2 a s
t o

v  v
c. s = 0 t
.t
2

dimana vo = kecepatan awal t = waktu


vt = kecepatan akhir s = Jarak
a = percepatan
8. Tahukah kamu mengapa semua benda disekitar bumi kalau
jatuh menuju ke tanah. Tentu kamu tahu bukan ?. Karena
ada gaya gravitasi bumi, yaitu gaya tarik-menarik antara dua
benda yang bermassa, yaitu benda yang jatuh dengan bumi.
Besarnya gaya tersebut sebanding dengan massa kedua
benda (m1, m2) dan konstanta gravitasi G, berbanding
terbalik dengan kuadrat jarak pisah kedua benda (r2).
Dengan rumus

F=G m 1 .m 2

2
r

Berdasarkan rumus di atas didapat konstanta


gravitasi G
F . r2
G=
m 1 .m 2

Berdasarkan analisis dimensional tentukan satuan konstanta


gravitasi G.
9. Tentukan rumus dari besaran-besaran dibawah ini dengan
cara menurunkan kembali besaran-besaran fisika dari
dimensinya.
a. Massa jenis ρ jika dimensinya M L-3
b. Kecepatan v yang ber dimensi M L-1
Petunjuk : Besaran turunan volume disusun dari tiga
besaran panjang.
10. Persamaan gas ideal dinyatakan dengan p V = n R T,
dimana p adalah tekanan, V adalah volume, n merupakan
jumlah zat, R adalah konstanta gas umum, dan T adalah
suhu mutlak Kelvin. Carilah dimensi dari R !

Glosarium

 Angka Penting = semua angka yang diperoleh


dari hasil pengukuran, yang terdiri atas angka
pasti dan angka taksiran.
 Besaran Pokok = besaran yang sudah ditetapkan
terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran
manapun.
 Besaran Skalar = besaran yang memiliki nilai
saja, tidak memiliki arah.
 Besaran Turunan = besaran yang diturunkan dari
besaran-besaran pokok ataupun besaran turunan
lainnya.
 Besaran Vektor = besaran yang memiliki nilai
dan memiliki arah.
 Dimensi = suatu simbol yang membedakan tiap
besaran dan menunjukkan sara-cara besaran itu
tersusun.
 Konversi = pengubahan suatu sistem satuan ke
bentuk siatem satuan lainnya sesuai dengan
patokan yang telah ditetapkan.
 Mengukur = membandingkan suatu besaran
dengan satuan yang sudah baku.
 Pengukuran = membandingkan suatu besaran
dengan suatu satuan.
 Satuan = sesuatu yang menyatakan nilai hasil
pengukuran sehingga menjadi lebih bermakna.
 Sistem Metriks = sistem satuan yang dipakai
standar sejak tahun 1960 terutama digunakan
dalam dunia pendidikan dan pengetahuan
dinamakan sistem metriks.
 Sistem MKS = sistem metrik besar (Meter.
Kilogram, Second)
 Sistem cgs = sistem metrik kecil (cm. Gram,
second)
 Sistem Internasional = sistem MKS.

Indeks Subjeks Halaman

 Alat Ukur
17
 Analisis Dimensi
39
 Angka Pasti
32
 Angka Penting
31
 Angka Taksiran
32
 Besaran Fisika
7
 Besaran Pokok
7
 Besaran Turunan
7
 cgs
9
 Dimensi
36
 Jangka Sorong
19
 Kesalahan Acak
28
 Kesalahan Sistematis
28
 Mantis
32
 Mikrometer Sekrup
19
 MKS
9
 Neraca Ohauss
20
 Orde
32
 Pengukuran
16
 Satuan Internasional (SI)
10
 Sistem Kalibrasi
23
 Sistem Metriks
9
 Sistem Metriks Besar
9
 Sistem Metrik Kecil
9

Indeks Author
Halaman

 Alonso & Finn


8
 Bueche
7

Daftar Pustaka

Alonso, Marcelo & Edward J. Finn (1992), Dasar-


dasar Fisika Universitas, Edisi Kedua,
Jakarta, Penerbit Erlangga.

Bueche, Frederick J. (1999), Fisika, Edisi


Kedelapan, Jakarta, Penerbit Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai