Anda di halaman 1dari 26

IMPLEMENTASI E-PROCUREMENT DALAM RANGKA PENINGKATAN

KUALITAS PENGADAAN BARANG DAN JASA DI DISFASLANAL

IMPLEMENTATION OF E-PROCUREMENT IN THE FRAMEWORK OF QUALITY


IMPROVEMENT OF PROCUREMENT OF GOODS AND SERVICES
IN DISFASLANAL

M. Faisal1, Febri Yakob Paruntu T2, I Wayan warka3


Prodi Strategi Pertahanan Laut, Fakultas Strategi Pertahanan, Universitas Pertahanan
(paruntu.f@gmail.com)

Abstrak -- Layanan Pengadaan Barang Elektronik (LPSE) TNI-AL adalah unit usaha yang mengelola
pengadaan barang dan jasa secara elektronik di TNI-AL, yang berada di bawah Infolahta. Tujuan
dari penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui bagaimana implementasi e-procurement di
Disfaslanal. (2) Menentukan faktor-faktor yang menjadi kendala pelaksanaan e-procurement di
Disfaslanal. (3) Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan e-procurement dapat meningkatkan
kualitas pengadaan barang dan jasa di Disfaslanal. Dalam penelitian ini metode penelitian yang
digunakan adalah kualitatif dengan analisis deskriptif. Sumber daya yang terdiri dari kepala LPSE,
kepala dan staf yang bertanggung jawab untuk analisis sistem informasi, kepala dan staf pelatihan
dan sosialisasi, kepala dan staf registrasi dan verifikasi, kepala dan staf pengguna layanan
lapangan, kepala dan staf unit kerja di Angkatan Laut, serta pemilik dan staf perusahaan pemasok
inti. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam. Proses analisis data mengikuti
metode Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Implementasi e-
procurement di Disfaslanal telah berjalan dengan baik sesuai Keputusan Presiden No. 54 tahun
2010. (2) Halangan yang dikeluhkan oleh unit kerja pengguna SPSE lebih pada ketersediaan
personil yang bertanggung jawab atas Memantau tahapan e-procurement yang masih kurang. (3)
Pelaksanaan e-procurement di Disfaslanal telah membawa peningkatan kualitas penyediaan
layanan barang dan jasa baik ke unit kerja di dalam Angkatan Laut maupun pada pemasok barang
dan jasa.
Kata kunci: implementasi e-procurement, LPSE, kualitas pengadaan layanan

Abstract -- Electronic Procurement Service (LPSE) TNI-AL is a business unit managing procurement of
goods and services electronically in the TNI-AL, which is located under Infolahta. The purpose of this
research is (1) To know how is the implementation of e-procurement in Disfaslanal. (2) To determine
the factors that become an obstacle to implementation of e-procurement in Disfaslanal. (3) To know
how the implementation of e-procurement can improve the quality of procurement of goods and
services in Disfaslanal. In this study, the research method used is qualitative with descriptive analysis.
Resource composed of the head of LPSE, head and staff responsible for analysis of information
systems, head and staff of training and socialization, head and staff of registration and verification,
head and staff of field service users, head and staff of work units in the Navy, as well as owners and
core supplier company staff. The data collection is done by in-depth interviews. The process of data
analysis followed the method of Miles and Huberman. The results showed that (1) Implementation of

Implementasi E-Procurement Dalam Rangka Peningkatan Kualitas … | Febri Yakob Paruntu | 1


e-procurement in Disfaslanal has been going well according the Presidential Decree No. 54 of 2010. (2)
Obstacle complained of by the work unit SPSE users is more on the availability of personnel in charge
of monitoring the stages of e-procurement that it is still less. (3) The implementation of e-
procurement in Disfaslanal has brought increased quality of service procurement of goods and
services both to the working units within the Navy as well as to suppliers of goods and services.
Keywords: implementation of e-procurement, LPSE, quality of service procurement

Pendahuluan

D
alam rangka mengurangi menyediakan beberapa keuntungan
biaya total yang dikeluarkan dibandingkan cara pengadaan yang
dalam proses pembelian, konvensional.
teknologi internet digunakan dan Sistem e-Procurement
pengadaan secara elektronik (e- memungkinkan pihak manajemen
Procurement) akhir-akhir ini menjadi mendapatkan konfirmasi harga dan
terkenal dan diterapkan oleh badan- perjanjian untuk memperoleh informasi
badan Pemerintah maupun Perusahaan terakhir mengenai perubahan harga yang
komersial. Meskipun kemungkinan kompetitif. E-Procurement membantu
terjadinya peningkatan nampaknya masih proses pembuatan keputusan karena
harus dibuktikan lebih jauh, baik sektor menyimpan informasi yang relevan yang
swasta maupun sektor publik tetap yakin dibutuhkan secara rapi terorganisasi dan
untuk mengadopsi teknologi elektronik kekinian (up to date).
tersebut. (Zheng, et al. 2004) Layanan Pengadaan Barang dan
Teknologi elektronik termasuk e- Jasa Secara Elektronik (LPSE) menurut
Procurement sudah menjadi revolusi Perpres 54 tahun 2010 pasal 1 ayat 38
bisnis. Pertumbuhan keinginan untuk adalah unit kerja yang dibentuk di seluruh
mengadopsi e-Procurement oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja
perusahaan swasta maupun sektor publik Perangkat Daerah/lnstitusi Lainnya
telah meningkat pada dasawarsa terakhir. (K/L/D/I) untuk menyelenggarakan sistem
Meskipun peningkatan pertumbuhan pelayanan pengadaan barang atau jasa
keinginan ini disertai dengan kehati- secara elektronik serta memfasilitasi ULP
hatian karena e-Procurement merupakan (Unit Layanan Pengadaan) dalam
fenomena baru, (Koorn, et al. 2001) tidak melaksanakan pengadaan barang atau
diragukan lagi bahwa pemanfaatan jasa secara elektronik.
internet dalam e-Procurement Penerapan LPSE diharapkan dapat
2 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Laut | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3
mengurangi praktik tindak korupsi yang meningkatkan kualitas pengadaan
ditemukan dalam patologi pengadaan barang dan jasa di Disfaslanal.
barang dan jasa; atau dengan perkataan b. Untuk mengetahui faktor-faktor apa
lain penerapan LPSE diharapkan dapat saja yang menjadi kendala dalam
meningkatkan kualitas pengadaan barang implementasi e-procurement di
dan jasa. Oleh sebab itu pada kesempatan Disfaslanal.
ini penulis mengajukan topik bahasan
penelitian dengan judul IMPLEMENTASI E- Manfaat Hasil Penelitian
PROCUREMENT DALAM RANGKA Manfaat hasil penelitian berkenaan
PENINGKATAN KUALITAS PENGADAAN dengan manfaat secara teoritis
BARANG DAN JASA DI DISFASLANAL. (keilmuan) dan manfaat secara praktis
dari hasil penelitian, sebagai berikut :
Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di Aspek Teoritis
Disfaslanal, dapat dirumuskan rumusan Penelitian ini diharapkan dapat
masalah penelitian sebagai berikut. memberikan manfaat antara lain sebagai
a. Bagaimana implementasi e- berikut:
procurement dapat meningkatkan a. Secara teoritis hasil penelitian ini
kualitas layanan pengadaan barang diharapkan dapat memberikan
dan jasa di Disfaslanal? kontribusi dalam pengembangan
b. Faktor-faktor apa saja yang menjadi pemahaman, sehingga dapat
kendala dalam implementasi e- memberikan manfaat pada kesatuan
procurement di Disfaslanal? pemahaman dalam meningkatkan
kualitas pengadaan barang dan jasa di
Tujuan dan Signifikansi Penelitian Disfaslanal.
Berdasarkan latar belakang serta b. Secara praktis hasil penelitian ini
perumusan masalah yang diangkat dalam diharapkan dapat memberikan
penelitian ini, maka tujuan penelitian masukan kepada pimpinan TNI AL yang
sebagai berikut: berkompeten dalam membuat
a. Untuk mengetahui bagaimana keputusan proses pengadaan barang
implementasi e-procurement dapat dan jasa secara elektronik.

Implementasi E-Procurement Dalam Rangka Peningkatan Kualitas … | Febri Yakob Paruntu | 3


Kajian Pustaka perencanaan kebutuhan sampai
Pengadaan Barang dan Jasa diselesaikannya seluruh kegiatan untuk
Menurut Yahya dkk, (2012), pengadaan memperoleh barang dan jasa antara dua
barang dan jasa berarti tawaran untuk pihak sesuai dengan perjanjian atau
mengajukan harga dan memborong kontrak.
pekerjaan atas penyediaan barang/jasa.
Menurut Peraturan Presiden Republik E-Procurement
Indonesia Nomor 54 Tahun 2010, Beberapa ahli memiliki pemahaman yang
pengadaan barang dan jasa merupakan 4ias4m sama mengenai e-procurement.
kegiatan untuk memperoleh barang atau Croom dan Jones (2007) menjelaskan
jasa oleh Kementerian / Lembaga / Satuan bahwa e-procurement merujuk pada
Kerja Perangkat Daerah / Institusi lainnya penggunaan penggabungan 4ias4m
yang prosesnya dimulai dari perencanaan teknologi informasi untuk fungsi
kebutuhan sampai diselesaikannya pengadaan, meliputi pencarian sumber
seluruh kegiatan untuk memperoleh daya, negosiasi, pemesanan, dan
barang/jasa. pembelian. Selain itu Tatsis et al., (2006)
Dari pengertian yang ada, muncul juga mendefinisikan e-procurement
pengertian bahwa terdapat dua pihak sebagai penggabungan manajemen,
yang berkepentingan. Pihak pertama otomatisasi, dan optimisasi dari suatu
adalah instansi pemerintah, BUMN, atau proses pengadaan organisasi dengan
sektor swasta yang mengadakan menggunakan 4ias4m elektronik berbasis
penawaran pengadaan barang dan jasa. web.
Pihak kedua adalah personal maupun Menurut Peraturan Presiden
perusahaan kontraktor yang menawarkan Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2012,
diri untuk memenuhi permintaan akan pada pasal 37: Pengadaan barang dan jasa
barang dan jasa tersebut. (Yahya dkk, secara elektronik atau E-Procurement
2012) Sehingga dapat disimpulkan bahwa adalah Pengadaan barang /jasa yang
pengadaan barang dan jasa merupakan dilaksanakan dengan menggunakan
salah satu tahapan siklus operasional teknologi informasi dan transaksi
organisasi yang diperlukan oleh instansi elektronik sesuai dengan ketentuan
pemerintah yang prosesnya dimulai dari perundang-undangan.

4 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Laut | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3


E-Procurement adalah suatu aplikasi untuk mengefektifkan penggunaan
untuk mengelola data pengadaan sumber daya manusia dalam proses
barang/jasa yang meliputi data pengadaan.
pengadaan berbasis internet yang Menurut Peraturan Presiden Nomor
didesain untuk mencapai suatu proses 54 Tahun 2010 pengadaan barang dan
pengadaan yang efektif, efisien dan jasa pemerintah secara elektronik
terintegrasi (Purwanto, 2008). bertujuan untuk:
E-Procurement merupakan a. Perwujudan Good Governance yang
pengadaan barang dan jasa yang menjadi tugas pemerintahan
dilaksanakan dengan menggunakan b. Meningkatkan transparansi dan
teknologi informasi dan transaksi akuntabilitas
elektronik sesuai dengan ketentuan c. Meningkatkan akses pasar dan
perundang-undangan. (Abidin, 2011). persaingan usaha yang sehat
Pengertian tersebut diatas menyiratkan d. Memperbaiki tingkat efisiensi proses
bahwa E-Procurement adalah pengadaan pengadaan
barang dan jasa secara elektronik yang e. Mendukung proses monitoring dan
seluruh kegiatannya dilakukan secara audit
online melalui website. f. Memenuhi kebutuhan akses informasi
Secara umum tujuan dari yang real time
diterapkannya e-procurement yaitu untuk Manfaat adanya E-Procurement
menciptakan transparansi, efisiensi dan bukan hanya untuk instansi maupun
efektifitas serta akuntabilitas dalam pengembang 5ias5m itu sendiri melainkan
pengadaan barang dan jasa melalui media juga bagi para penyedia barang dan jasa
elektronik antara pengguna jasa dan serta masyarakat umum yang hendak
penyedia jasa. Demin (2002) mengetahui proses pengadaan barang
menambahkan mengenai tujuan e- dan jasa pada pemerintah yang dapat
procurement yaitu untuk memperbaiki diakses secara terbuka. Dengan E-
tingkat layanan kepada para users, dan Procurement, instansi penyelenggara
mengembangkan sebuah pendekatan pengadaan mendapatkan harga
pengadaan yang lebih terintegrasi melalui penawaran yang lebih banyak dan proses
rantai suplai perusahaan tersebut, serta administrasi lebih sederhana, sedangkan

Implementasi E-Procurement Dalam Rangka Peningkatan Kualitas … | Febri Yakob Paruntu | 5


bagi para penyedia barang dan jasa dapat muka
memperluas peluang usaha, menciptakan 2 Pengumuman
Pengumuman
persaingan usaha yang sehat, membuka dilakukan di
hanya dilakukan
kesempatan pelaku usaha secara terbuka internet melalui
di media cetak
bagi siapapun dan mengurangi biaya website yang ada
administrasi. (Nightisaba dkk, 2009) 3 Daerah cakupan
Daerah cakupan
Teo et al., (2009) membagi pemberitahuan
pemberitahuan
keuntungan dari e-procurement menjadi 2 sangat luas
terbatas
yaitu keuntungan langsung (seluruh dunia)
(meningkatkan akurasi data, 4 Terbukanya
Kesempatan
meningkatkan efisiensi dalam operasi, kesempatan
untuk berkolusi
proses aplikasi yang lebih cepat, untuk berkolusi
antara panitia dan
mengurangi biaya administrasi dan antara panitia
penyedia jasa
mengurangi biaya operasi) dan pengadaan dan
dikatakan kecil
keuntungan tidak langsung (e- penyedia jasa
procurement membuat pengadaan lebih 5 Kurang
Lebih transparan
kompetitif, meningkatkan customer transparan
services, dan meningkatkan hubungan
dengan mitra kerja). LPSE Disfaslanal
Secara umum perbedaan Layanan pengadaan barang/jasa secara
pengadaan barang dan jasa dengan cara elektronik (LPSE) TNI AL berdasarkan
konvensional dan E-Procurement dapat PERKASAL Nomor 1 Tahun 2013
ditabelkan sebagai berikut: mengemban tugas untuk:
Perbedaan Sistem Pengadaan a. Memfasilitasi pengguna anggaran (PA)
No Barang Dan Jasa / kuasa pengguna anggaran (KPA)
Konvensional E-Procurement mengumumkan rencana umum
1 Pemasukan dan Pemasukan dan pengadaan barang/jasa di lingkungan
pengambilan pengambilan TNI Angkatan Laut;
dokumen dokumen dapat b. Memfasilitasi Unit Layanan Pengadaan
dilakukan dilakukan melalui (ULP) / Pejabat Pengadaan
dengan tatap internet
6 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Laut | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3
melaksanakan pengumuman c. Pelaksanaan registrasi dan verifikasi
pelaksanaan pengadaan barang/jasa; pengguna SPSE; dan
c. Memfasilitasi ULP/Pejabat Pengadaan d. Pelaksanaan pelayanan pelatihan dan
melaksanakan pemilihan penyedia dukungan teknis pengoperasian SPSE.
barang/jasa secara elektronik;
d. Memfasilitasi Penyedia barang/jasa dan Kualitas Layanan Jasa
pihak pihak yang berkepentingan Menurut Tjiptono (2008:56) total
menjadi pengguna SPSE; quality dapat didefinisikan sebagai sistem
e. Melaksanakan koordinasi dengan manajemen strategik dan integratif yang
instansi, satuan kerja, di dalam maupun melibatkan semua manajer dan karyawan
di luar Disinfolahta untuk kepentingan serta menggunakan metode-metode
pelaksanaan tugas sesuai tingkat dan kualitatif dan kuantitatif untuk
lingkup kewenangannya; memperbaiki secara berkesinambungan
f. Mengajukan pertimbangan dan saran proses-proses organisasi, agar dapat
kepada KaDisinfolahtal, khususnya memenuhi dan melebihi kebutuhan, dan
mengenai hal-hal yang berhubungan harapan pelanggan. Strategi ini dapat
dengan tugas dan kewajibannya; dan digambarkan sebagai berikut:
g. Melaksanakan kebijakan pimpinan TNI
Angkatan Laut yang berkaitan dengan
penyelenggaraan SPSE.
Layanan pengadaan barang/jasa secara
elektronik (LPSE) berdasarkan PERKASAL
Nomor 1 Tahun 2013 berfungsi dalam:
a. Penyusunan program kegiatan,
ketatausahaan, evaluasi dan pelaporan
pengelolaan pengadaan barang/jasa
Gambar 1. Sistem Total Quality Service
secara elektronik di lingkungan TNI
Keterangan:
Angkatan Laut;
Strategi; Pernyataan yang jelas dan
b. Pengelolaan sistem informasi
dikomunikasikan dengan baik mengenai
pengadaan barang dan jasa secara
elektronik (SPSE) dan infrastrukturnya;

Implementasi E-Procurement Dalam Rangka Peningkatan Kualitas … | Febri Yakob Paruntu | 7


posisi dan sasaran organisasi dalam hal b. Keterlibatan total. Keterlibatan total
layanan pelanggan. mengandung arti komitmen total.
Sistem; Program, prosedur dan sumber Manajemen harus memberikan
daya organisasi yang dirancang untuk peluang perbaikan kualitas bagi semua
mendorong, menyampaikan dan menilai karyawan dan menunjukkan kualitas
jasa atau layanan yang nyaman dan kepemimpinan yang bisa memberikan
berkualitas bagi pelanggan. inspirasi positif (lewat partisipasi aktif
Sumber Daya Manusia; Karyawan di dan tindakan nyata) bagi organisasi
semua posisi yang memilki kapasitas dan yang dipimpinnya. Manajemen juga
hasrat untuk responsive terhadap secara aktual harus melaksanakan
kebutuhan pelanggan. pekerjaan yang bersangkutan.
Tujuan Keseluruhan; Mewujudkan Mendeglasikan tanggung jawab dan
kepuasan pelanggan, memberikan wewenang penyempurnaan proses
tanggung jawab kepada setiap orang, dan kerja, kepada manajemen juga dituntut
melakukan perbaikan berkesinambungan. untuk memberdayakan para
Total Quality Service berfokus pada karyawannya. Untuk itu perlu
lima bidang berikut: diciptakan iklim yang kondusif dan
a. Fokus pada pelanggan. Identifikasi mendukung tim kerja multidisipliner
pelanggan (internal, eksternal dan atau dan lintas fungsional agar dapat
perantara) merupakan proritas utama. berperan aktif dalam merancang dan
Apabila ini sudah dilakukan maka memperbaiki produk, jasa, proses,
langkah selanjutnya adalah sistem, dan lingkungan perusahaan.
mengidentifikasikan kebutuhan, c. Pengukuran. Dalam hal ini kebutuhan
keinginan, dan harapan mereka. pokoknya adalah menyusun ukuran-
Kemudian perlu dirancang sistem yang ukuran dasar, baik internal maupun
bisa memberikan jasa tertentu yang eksternal bagi organisasi dan
memenuhi tuntutan tersebut. Selain pelanggan
itu, organisasi juga wajib menjalin d. Dukungan sistematis
hubungan kemitraan dengan para Manajemen bertanggung jawab dalam
pemasok kunci atas dasar win-win mengelola kualitas dengan cara:
solution.

8 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Laut | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3


1. Membangun infra struktur dimana warga dan kelompok-kelompok
kualitas yang dikaitkan dengan masyarakat mengutarakan kepentingan
struktur manajemen internal. mereka, menggunakan hak hukum,
2. Menghubungkan kualitas memenuhi kewajiban dan menjembatani
dengan sistem manajemen perbedaan-perbedaan diantara mereka.
yang ada seperti: (a) Definisi lain menyebutkan
Perencanaan strategi; (b) governance adalah mekanisme
Manajemen kinerja; (c) pengelolaan sumber daya ekonomi dan
Pengakuan, penghargaan, dan sosial yang melibatkan pengaruh sektor
promosi karyawan; (d) negara dan sektor non-pemerintah dalam
Komunikasi. suatu usaha kolektif. Definisi ini
e. Perbaikan berkesinambungan. Setiap mengasumsikan banyak aktor yang
orang bertanggung jawab untuk: (1) terlibat dimana tidak ada yang sangat
Memandang semua pekerjaan sebagai dominan yang menentukan gerak aktor
suatu proses; (2) Mengantisipasi lain. Pesan pertama dari terminologi
perubahan kebutuhan, keinginan, dan governance membantah pemahaman
harapan pelanggan; (3) Melakukan formal tentang bekerjanya institusi-
perbaikan incremental; (4) Mengurangi institusi negara. Governance mengakui
waktu siklus; (5) Mendorong dan bahwa didalam masyarakat terdapat
dengan senang hati menerima umpan banyak pusat pengambilan keputusan
balik, tanpa rasa takut dan kuatir. yang bekerja pada tingkat yang berbeda.

Good Governance Metode Penelitian


Menurut Krina (2003), Governance, yang Metode Penelitian
diterjemahkan menjadi tata Menurut Sugiyono (2009:15) penelitian
pemerintahan, adalah penggunaan kualitatif adalah penelitian yang
wewenang ekonomi, politik dan berlandaskan pada filsafat
administrasi guna mengelola urusan- postpositivisme, digunakan untuk
urusan negara pada semua tingkat. Tata meneliti pada kondisi obyek yang
pemerintahan mencakup seluruh alamiah, dimana peneliti adalah sebagai
mekanisme, proses dan lembaga-lembaga instrumen kunci, pengambilan sampel

Implementasi E-Procurement Dalam Rangka Peningkatan Kualitas … | Febri Yakob Paruntu | 9


data dilakukan secara purposive atau Sumber Informasi
snowball, teknik pengumpulan dengan Sumber informasi atau narasumber
triangulasi, analisis data bersifat adalah seluruh stakeholder LPSE di
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian Disfaslanal. Pada penelitian ini
kualitatif lebih menekankan makna narasumber yang dipilih adalah yang
daripada generalisasi. Disebut sebagai terkait dengan implementasi e-
metode kualitatif, karena data yang procurement di Disfaslanal, terdiri dari:
terkumpul dan analisisnya lebih bersifat a. Kepala LPSE (Layanan Pengadaan
kualitatif. Barang dan Jasa Secara Elektronik)
Secara umum metode penelitian b. Kepala dan staf Bidang Analisa Sistem
diartikan sebagai suatu cara yang ilmiah Informasi
untuk mendapatkan data dengan tujuan c. Kepala dan staf Bidang Pelatihan dan
dan kegunaan tertentu. Dalam penelitian Sosialisasi
ini metode penelitian yang digunakan d. Kepala dan staf Bidang Registrasi dan
adalah metode deskriptif, yaitu Verifikasi
memperoleh data empiris pada saat e. Kepala dan staf Bidang Layanan
melakukan penelitian. Penelitian Pengguna
deskriptif menyajikan suatu gambaran f. Kepala dan staf Unit Kerja di
yang terperinci tentang satu situasi lingkungan pangkalan AL.
khusus, setting sosial, atau hubungan. g. Pemilik dan staf perusahaan supplier
Dengan metode deskriptif ini diharapkan inti sebagai klien Disfaslanal.
hasil penelitian dapat mengungkapkan
rasa ingin tahu yang dirasakan dan dapat Instrumen Penelitian
dengan mudah dipahami pembaca, Menurut Sigiyono (2009:305) dalam
karena dalam penelitian ini bukan berisi penelitian kualitatif yang menjadi
angka-angka belaka, melainkan berisi instrumen penelitian adalah peneliti itu
informasi deskriptif berupa kata-kata dan sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human
gambar-gambar yang membantu untuk instrument berfungsi menetapkan fokus
memperjelas isi penelitian, sehingga penelitian, memilih informan sebagai
penelitian ini dapat bermanfaat bagi siapa sumber data, melakukan pengumpulan
saja yang membacanya. data, menilai kualitas data, analisis data

10 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Laut | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3


dan menafsirkan data, serta membuat a. Observasi. Pada penelitian ini penulis
kesimpulan atas temuannya. Selanjutnya menggunakan observasi secara terus
Sugiyono menjelaskan bahwa peneliti terang; yaitu peneliti secara terus
sebagai human instrument harus divalidasi terang menyatakan kepada
terlebih dahulu. Validasi meliputi narasumber atau sumber data bahwa
pemahaman peneliti terhadap metode peneliti sedang melakukan penelitian,
penelitian kualitatif, penguasaan sehingga narasumber mengetahui
wawasan terhadap bidang yang diteliti, setiap kegiatan yang peneliti lakukan
kesiapan peneliti untuk memasuki obyek selama berada di lapangan. Observasi
penelitian baik secara akademik maupun dilakukan agar peneliti mendapatkan
logistik. informasi yang benar-benar akurat
Validasi terhadap peneliti sebagai mengenai semua hal tentang obyek
instrumen penelitian dilakukan oleh penelitian.
peneliti sendiri. Sugiyono (2009:306) b. Wawancara. Pada penelitian ini
menjelaskan bahwa peneliti melakukan wawancara digunakan dengan
validasi dirinya sendiri melalui evaluasi diri wawancara mendalam, di mana
seberapa jauh pemahaman terhadap peneliti telah merancang berbagai
metode kualitatif, penguasaan teori dan macam pedoman pertanyaan yang
wawasan terhadap bidang yang diteliti, akan diajukan ketika proses
serta kesiapan dan bekal memasuki wawancara berlangsung.
lapangan penelitian c. Studi dokumentasi. Pada penelitian ini,
studi dokumentasi dilakukan dengan
Teknik Pengumpulan Data meminta data dari Disfaslanal terkait
Sugiyono (2009:309) menjelaskan bahwa implementasi e-Procurement seperti
dalam penelitian kualitatif, pengumpulan dasar hukum, struktur organisasi,
data dilakukan pada natural setting perangkat yang digunakan, proses
(kondisi alamiah), sumber data primer, pelaksanaannya, dan lain-lainnya. Hal
dan teknik pengumpulan data lebih ini dilakukan agar informasi yang
banyak pada observasi berperan-serta diperoleh benar-benar bersumber dari
(participant observation), wawancara obyek penelitian.
mendalam, dan dokumentasi.

Implementasi E-Procurement Dalam Rangka Peningkatan Kualitas … | Febri Yakob Paruntu | 11


Pengujian Keabsahan dan Kehandalan bentuk uraian, dan gambaran-
Data gambaran proses maupun hasil
Pada penelitian ini, teknik triangulasi penelitian.
dilakukan dengan menggabungkan teknik c. Kesimpulan atau verifikasi (Conclusion /
observasi, wawancara dan dokumentasi, Verification). Pada penelitian ini
dengan tujuan semakin memperkuat kesimpulan dan verifikasi penelitian
kredibilitas data penelitian yang dilakukan setelah semua proses
diperoleh. penelitian selesai dilakukan dengan
menarik kesimpulan dari semua
Teknik Analisis Data permasalahan di lapangan penelitian.
Selain itu, yang perlu diperhatikan adalah
proses analisis data dalam penelitian Analisis Data Dan Pembahasan
kualitatif dilakukan pada saat Disfaslanal
pengumpulan data berlangsung dan Dinas Fasilitas Pangkalan Angkatan Laut
setelah selesai pengumpulan data dalam disingkat Disfaslanal merupakan badan
periode tertentu. Miles dan Huberman pelaksana tingkat pusat berkedudukan
membagi proses analisis data menjadi dibawah asisten KASAL bidang logistik.
tiga bagian, (Sugiyono, 2009:337-345) Adapun tugas pokok Disfaslanal adalah
yaitu: menyelenggarakan fungsi pembinaan
a. Reduksi data (Data reduction). Rediuksi fasilitas pangkalan yang meliputi fasilitas
data dalam penelitian ini dilakukan labuh, fasilitas pemeliharaan dan
dengan melakukan diskusi dengan perbaikan, fasilitas pembekalan, fasilitas
orang-orang yang peneliti anggap perawatan personel, fasilitas pembinaan
mampu memberikan masukan pada pangkalan serta sarana dan prasarana
penelitian. lainnya dalam rangka pembinaan
b. Penyajian data (Data display). Pada kekuatan dan kemampuan TNI Angkatan
penelitian ini, penyajian data dilakukan Laut.
dengan cara mendeskripsikan semua
kegiatan selama proses SPSE Disfaslanal
berlangsungnya penelitian dan Hubungan antara unit kerja di Disfaslanal
mendeskripsikan hasil penelitian dalam dengan para penyedia barang/jasa (PBJ)

12 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Laut | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3


melalui system pengadaan barang/jasa PPK POKJA ULP Penyedia

secara elektronik (SPSE) di layanan Buat rencana


pengadaan (offline)
Login pada Website
LPSE TNI AL
Login pada Website
LPSE TNI AL

pengadaan secara elektronik (LPSE) TNI Membuat Paket Mengisi data penyedia

Angkatan Laut dapat digambarkan Membuat &


Mengumumkan Lelang
Mendaftar lelang

sebagai berikut: Mengirimkan


Mengunduh dokumen
lelang
penjelasan (aanwizing)

Mengirimkan
Mengungguh (upload) pertanyaan
dokumen adendum (aanwizing)

Membuka dokumen Mengirimkan dokumen


lelang penawaran

Mengevaluasi lelang
Gambar 2. Keterhubungan antar pihak terkait
PBJ Mengungguh berita
acara hasil pelelangan

E-Tendering Menetapkan
pemenang lelang

Tampilan depan aplikasi SPSE TNI Mengumumkan Menerima hasil


pemenang lelang pemenang lelang
Angkatan Laut adalah sebagai berikut:
Menjawab sanggahan Ya
Sanggahan

Tidak
Mengisi form
Menerima SPPBJ
SPPBJ

Mengisi form kontrak Tanda tangan kontrak


(Offline)
SELESAI

Gambar 4. Diagram Alur Proses E-Tendering


Katalog Elektronik (E-Katalog) dalam E-
Purchasing
E-purchasing dilaksanakan terhadap jenis
barang/jasa yang telah tercantum dalam
katolog elektronik. TNI Angkatan Laut
Gambar 3. Tampilan LPSE TNI Angkatan Laut yang membutuhkan barang/jasa lainnya
Bagan alur proses pengadaan untuk dapat dimasukkan ke dalam
secara elektronik terkait e-tendering katalog elektronik sehingga dapat
adalah sebagai berikut dilaksanakan melalui e-purchasing dapat
mengirimkan daftar kebutuhan
barang/jasa kepada LKPP agar diproses.
Pengiriman daftar ini tidak hanya dapat
dilakukan oleh TNI Angkatan Laut, namun
juga dapat dilakukan oleh pabrikan atau
Implementasi E-Procurement Dalam Rangka Peningkatan Kualitas … | Febri Yakob Paruntu | 13
distributor serta penyedia yang memilih barang/jasa pada pilihan
menginginkan barang/jasa yang mereka terbaik.
produksi dapat tercantum dalam katalog b. Efisiensi biaya dan waktu proses
elektronik. LKPP selanjutnya akan pemilihan barang/jasa dari sisi
melaksanakan proses klarifikasi dan penyedia barang/jasa dan pengguna
negosiasi teknis maupun harga untuk barang/jasa.
memastikan agar penyedia mampu untuk Bagan alur proses pengadaan
menyediakan barang/jasa yang mereka secara elektronik terkait e-purchasing
tawarkan dengan jumlah yang cukup adalah sebagai berikut:
untuk memenuhi kebutuhan barang/jasa
PPK POKJA ULP Penyedia
di seluruh Indonesia. Apabila proses
Lihat katalog elektronik Login pada Website
klarifikasi dan negosiasi selesai, maka barang yang akan di LPSE TNI AL
adakan

LKPP akan melaksanakan kontrak payung


Klik menu aplikasi
e-procurement lainnya
kepada penyedia dan menampilkan daftar Buat rencana
pengadaan
pilih aplikasi e-purchasing

(offline)
barang/jasa yang diproduksi dan portal
Membuat paket
pengadaan
katalog elektronik.
Tahap selanjutnya setelah Memilih penyedia dari
katalog elektronik

memastikan barang/jasa yang dibutuhkan Menerima undangan /


e-mail negosiasi
Kirim undangan
pada katalog elektronik adalah dengan negosiasi
(offline/on line)

melakukan identifikasi terhadap Negosiasi


(on line)

spesifikasi barang/jasa yang tercantum Setuju


Tidak
pada portal pengadaan. Identifikasi ini
Ya

amat diperlukan untuk membandingkan Download template


kontrak
antara spesifikasi yang ada pada katalog Tanda tangan kontrak Tanda Tangan kontrak
(offline) (offline)
elektronik telah sesuai dengan
Gambar 5. Diagram Alur Proses E-Purchasing
kebutuhan. Adapun tujuan dari
Implementasi E-Procurement Disfaslanal
penyelenggaran e-purchasing adalah:
Merujuk pada Peraturan Presiden Nomor
a. Terciptanya proses pemilihan
54 Tahun 2010 tentang pengadaan barang
barang/jasa secara langsung melalui
dan jasa pemerintah secara elektronik,
sistem katalog elektronik sehingga
dapat dikatakan implementasi pengadaan
memungkinkan semua ULP dapat

14 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Laut | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3


barang dan jasa secara elektronik di akuntabilitas, karena hampir semua
Disfaslanal telah berjalan dengan baik dan proses pengadaan barang/jasa di TNI
mencapai tujuannya, ditinjau dari aspek- Angkatan Laut sudah dilakukan secara
aspek berikut: online dimana monitoring prosesnya
a. Aspek good governance. Mewujudkan dapat dilakukan dengan mudah
good governance merupakan tanggung sehingga aspek akuntabilitas akan
jawab bersama antara Pemerintah terjaga.
dalam hal ini TNI Angkatan Laut dan c. Aspek akses pasar dan persaingan
segenap jajarannya serta pihak-pihak usaha. Dengan LPSE, maka semua
swasta yang menjadi mitra kerjanya. pemasok mempunyai kesempatan
Dalam kaitan pengadaan barang dan yang sama untuk mengakses
jasa keperluan TNI Angkatan Laut, barang/jasa apa saja yang dibutuhkan
Disfaslanal dan Unit-unit kerja di TNI Angkatan Laut, Melalui LPSE juga
lingkungannya serta para pemasok para pemasok dapat menawarkan
(swasta) telah bekerjasama sejak barang/jasa sesuai spesifikasi yang
tahun 2014 hingga saat ini mewujudkan dibutuhkan dengan harga yang
good governance melalui penerapan bersaing, karena informasi tentang
LPSE. spesifikasi dan harga yang ditawarkan
b. Aspek transparansi dan akuntabilitas. pemasok semua ada di LPSE. Hal ini
Melalui LPSE, pengadaan barang dan akan memicu munculnya kesempatan
jasa TNI Angkatan Laut, diumumkan akses pasar yang sama dan persaingan
spesifikasi dan jumlahnya, para usaha yang sehat.
pemasok dijaring, penentuan d. Aspek efisiensi proses pengadaan.
pemenang, dan pelaksanaan Penerapan e-proc akan mendorong
pengiriman barang/jasanya semua terjadinya efisiensi pengadaan barang
dilakukan melalui internet yang dapat dari segi waktu dan penghematan
diakses oleh siapa saja yang biaya pencetakan serta transportasi.
menggunakan internet. Dengan e. Aspek dukungan terhadap proses
demikian, maka aspek transparansi monitoring dan audit. Pelaksanaan
pengadaan barang/jasa TNI Angkatan pengadaan barang secara online
Laut sudah terpenuhi. Dalam hal memungkinkan Disfaslanal sebagai

Implementasi E-Procurement Dalam Rangka Peningkatan Kualitas … | Febri Yakob Paruntu | 15


pihak yang membutuhkan barang/jasa berjalan dengan baik sesuai Peraturan
dan pemasok sebagai pihak yang Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
menyediakan barang/jasa untuk sama- pengadaan barang dan jasa pemerintah
sama memantau tahapan dan status secara elektronik.
proses pengadaan barang/jasa secara
langsung dan uptodate. Sehingga akan Kendala Implementasi E-Procurement di
memudahkan proses pemantauan dan Disfaslanal
proses audit jika diperlukan. Berdasarkan hasil wawancara dengan
f. Aspek pemenuhan kebutuhan akses Kepala dan staf Bidang-bidang Analisa
informasi yang real time. Informasi Sistem Informasi, Pelatihan dan
tentang kebutuhan, proses pengadaan Sosialisasi, Registrasi dan Verifikasi,
dan pemenuhan barang dan jasa Layanan Pengguna, Unit Kerja di
melalui LPSE dapat diakses oleh lingkungan pangkalan AL, serta Pemilik
siapapun pengguna internet, dan staf perusahaan supplier inti sebagai
dimanapun mereka berada dan klien Disfaslanal, dapat diidentifikasi
kapanpun mereka menginginkan adanya kendala layanan e-proc yang
mengaksesnya. Hal ini membuktikan terkait teknologi informasi, dan sumber
bahwa pengadaan barang/jasa TNI daya manusia antara lain sebagai berikut:
Angkatan Laut secara online melalui a. Bidang analisa sistem informasi.
LPSE dapat memnuhi kebutuhan akses Kendala yang dihadapi bidang analisa
informasi yang real time. sistem informasi tentu saja terkait
Uraian tersebut diatas menyiratkan dengan terbitnya versi baru dari SPSE
bahwa ditinjau dari aspek good yang memang biasanya di-update
governance; transparansi dan secara berkala oleh LKPP. Biasanya
akuntabilitas; akses pasar dan persaingan penyempurnaan versi baru SPSE doleh
usaha; efisiensi proses pengadaan; LKPP disertai dengan program
dukungan terhadap proses monitoring pelatihan dan sosialisasi. Kendala ini
dan audit; serta pemenuhan kebutuhan sebenarnya hanyalah berupa
akses informasi yang real time maka penyesuaian dengan versi yang lebih
dapat disimpulkan bahwa penerapan e- baru, sehingga tidak terlalu sulit untuk
procurement (LPSE) di Disfaslanal telah diatasi. Hanya dalam waktu paling

16 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Laut | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3


lama satu minggu, penyempurnaan bergantian. Kendala ini memang tidak
SPSE dengan versi baru sudah dapat signifikan, tetapi demi kelancaran
dilakukan. Sampai saat ini tercatat baru pelatihan dan sosialisasi memang perlu
tiga kali LKPP menerbitkan dikemukakan.
penyempurnaan versi SPSE c. Bidang registrasi dan verifikasi.
b. Bidang pelatihan dan sosialisasi. Sesuai Kendala pemanfaatan SPSE terkait
dengan bidangnya, bidang pelatihan bidang registrasi dan verifikasi para
dan sosialisasi bertanggung jawab atas pemasok boleh dikatakan tidak ada
pelatihan dan sosialisasi SPSE bagi kendala, karena pemasok sudah
bersonel LPSE dan unit-unit kerja terdaftar dan terverifikasi oleh LKPP
pengguna di lingkungan TNI Angkatan sehingga dapat mengikuti lelang
Laut. Unit-unit kerja pengguna LPSE dimana saja. Sehingga yang perlu
tidak hanya yang berada di Jakarta dilakukan oleh bidang registrasi dan
saja, tetapi mencakup juga seluruh verifikasi adalah bekerjasama dengan
kota yang terkait dengan pengadaan unit pengguna lainnya yang mengerti
barang dan jasa. Dalam pelatihan dan tentang barang dan jasa yang akan
sosialisasi, umumnya kendala yang diadakan untuk kembali meregistrasi
dihadapi adalah bagi peserta pelatihan dan memverifikasi.
yang berada di luar Jakarta, karena d. Bidang layanan pengguna. Kendala
tempatnya yang jauh maka yang paling sering dihadapi oleh
pemaanggilan harus di persiapkan bidang yang bertugas melayani
jauh-jauh hari. Disamping itu pada saat pengguna ini adalah staf Disfaslanal
pelatihan dan sosialisasi dengan maupun pemasok lupa dengan
peserta yang banyak, fasilitas password untuk masuk pada aplikasi
komputer untuk pelatihan dirasa masih SPSE. Kendala lain yang juga terjadi
kurang mencukupi, karena pelatihan adalah jika para unit kerja pengguna
SPSE memerlukan keterlibatan dan pemasok melakukan download
langsung dengan komputer secara ataupun upload dalam waktu yang
online, tidak bisa offline, akibatnya bersamaan sehingga terasa respon
seringkali memerlukan pengaturan SPSE menjadi lambat.
jadwal penggunaan komputer secara

Implementasi E-Procurement Dalam Rangka Peningkatan Kualitas … | Febri Yakob Paruntu | 17


e. Unit kerja di lingkungan pangkalan AL. f. Pemilik dan staf perusahaan supplier
Kendala yang dihadapi oleh Disfaslanal inti sebagai klien Disfaslanal. Karena
lebih pada payung hukum yang khusus kemampuan teknik dan kondisi para
terinci mengenai e-procurement pemasok berbeda-beda, maka kendala
setingkat Presiden belum ada. Hal ini pemanfaatan SPSE yang dikemukakan
diperlukan karena dalam pertahanan juga bervariasi, mulai dari lupa
negara banyak informasi yang tidak password, download atau upload
dapat dipublikasi secara terbuka. Oleh dokumen yang gagal, sampai belum
sebab itu kerahasiaan sebagaimana tersedianya buku pedoman atau
tercantum pada Permenhan nomor 17 petunjuk pelaksanaan e-proc.
tahun 2014 mengakibatkan Disfaslanal Uraian tersebut di atas menyiratkan
lebih selektif memilih pengadaan bahwa secara sebuah system informasi
barang/jasa mana yang melalui SPSE dan teknologi, kendala teknis SPSE
dan mana yang tidak. Disamping itu, seperti system down belum pernah
pelaksanaan e-proc memerlukan terjadi, yang ada adalah program error
tenggat waktu yang terbatas karena itupun jarang terjadi. Kendala yang
merupakan system, sehingga kendala dikeluhkan oleh unit kerja pengguna SPSE
dapat terjadi ketika staf membutuhkan lebih pada ketersediaan personel yang
tanda tangan pimpinan yang kebetulan menangani monitoring tahapan e-
tidak berada di tempat. Ketatnya procurement yang dirasa masih kurang,
tenggat waktu SPSE ini juga dirasakan oleh sebab adanya tugas-tugas lain yang
pada saat melakukan monitoring harus dikerjakan di luar monitoring e-
status pengadaan, karena staf yang procurement, serta proses mutasi yang
bertugas untuk itu juga mempunyai dirasa terlalu cepat sehingga personel
tugas-tugas lain, di samping itu mutasi yang baru memerlukan waktu jeda
pegawai dirasa terlalu cepat, menyesuaikan diri. Sedangkan keluhan
sedangkan pegawai baru perlu yang senada dari unit kerja pengguna
menyesuaikan diri dengan ketepatan SPSE di lingkungan TNI AL serta para
waktu ini; sehingga peranan sekretaris pemasok adalah kelambatan waktu
tim monitor sangat diperlukan download maupun upload dokumen
disebabkan oleh program error atau

18 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Laut | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3


disebabkan lalulintas data yang terlalu b. Kehandalan perangkat keras SPSE;
padat. Unit kerja di lingkungan TNI AL dan
para pemasok juga sepakat bahwa
Implementasi E-Procurement dan system down belum pernah dialami,
Peningkatan kualitas layanan pengadaan yang ada sekali-sekali adalah program
barang dan jasa di Disfaslanal error, yang dapat secara cepat
Peningkatan kualitas layanan pengadaan diselesaikan.
barang melalui penerapan LPSE c. Kehandalan informasi; Unit kerja di
Disfaslanal meliputi aspek-aspek: fasilitas lingkungan TNI AL dan para pemasok
perangkat lunak SPSE; kehandalan berpendapat sama bahwa informasi
perangkat keras SPSE; kehandalan yang terdapat di SPSE sudah lengkap,
informasi; daya tanggap pengelola SPSE; akurat dan kekinian atau real time.
jaminan kenyamanan dan keamanan d. Daya tanggap pengelola SPSE; Unit
bertransaksi dengan LPSE; kendala yang kerja di lingkungan TNI AL dan para
dihadapi selama menggunakan SPSE; dan pemasok menyatakan hal yang serupa
saran perbaikan yang diusulkan agar bahwa pengelola SPSE memberikan
pelayanan SPSE dapat lebih meningkat respon yang cepat dan baik dalam hal
lagi. Persepsi peningkatan kualitas terjadi gangguan pelaksanaan e-
layanan ini ditanyakan pada unit-unit kerja procurement.
pengguna SPSE di lingkungan TNI AL e. Jaminan kenyamanan dan keamanan
maupun pada para pemasok barang dan bertransaksi dengan LPSE; Unit kerja di
jasa yang sudah terdaftar dan terverifikasi lingkungan TNI AL dan para pemasok
dengan rangkuman hasil wawancara sepakat bahwa dengan tersedianya
sebagai berikut: password maka rasa kekhawatiran
a. Fasilitas perangkat lunak SPSE; Unit mengenai kenyamanan dan keamanan
kerja di lingkungan TNI AL dan para selama bertransaksi melalui SPSE mulai
pemasok umumnya senada dari proses penawaran, persetujuan
mengatakan bahwa fasilitas perangkat pembelian, pengiriman barang sesuai
lunak SPSE sudah lengkap, mudah spesifikasi dan tengat waktu,
diakses, dan penampilan yang sudah penagihan (invoice), dan kelancaran
memenuhi harapan mereka. pembayaran dapat dihilangkan.

Implementasi E-Procurement Dalam Rangka Peningkatan Kualitas … | Febri Yakob Paruntu | 19


f. Kendala yang dihadapi selama lagi. Unit kerja di lingkungan TNI AL
menggunakan SPSE; Unit kerja di umumnya menyarankan agar
lingkungan TNI AL umumnya komputer di jaringan unit kerja dan
menyatakan perlunya menambah server diupgrade untuk mengatasi
personel karena personel di Disfaslanal kelambatan download dan upload
dirasa masih kurang dibandingkan dokumen; menambah personel untuk
dengan jumlah pengadaan barang dan memonitor tahapan e-procurement;
jasa yang ada. Komputer yang gunakan melaksanakan pelatihan personel yang
ada beberapa yang masih baru dan menyegarkan kembali
menggunakan OS bukan yang terbaru personel yang lama dengan SPSE versi
sehingga terkesan agak lambat dalam baru. Sedangkan pemasok
upload dan download data. Banyak staf menyarankan agar Disfaslanal dapat
yang baru saat ini yang belum menerima file dalam bentuk lain
mengerti tentang SPSE. Sedangkan seperti MS Office atau PDF, atau pun
para pemasok berpendapat bahwa apabila persyaratan nya harus di scan,
saat download atau upload data terasa akan di scan dengan resolusi rendah,
lambat; memang pihak LPSE sudah kalaupun pihak Disfaslanal
menyarankan untuk menggunakan membutuhkan dokumen itu, bisa
fasilitas komputer yang ada di bidding dibawa pada saat sudah ada Surat
room, tetapi pada kenyataannya Penunjukkan Pemenang Penyedia
karena penggunanya banyak, Barang dan Jasa, apabila diperlukan.
dikhawatirkan komputer tercemar Uraian tersebut di atas menyiratkan
virus yang dapat mempengaruhi bahwa penerapan e-procurement di
proses download dan upload dokumen. Disfaslanal telah membawa peningkatan
Disamping itu dengan menggunakan kualitas layanan pengadaan barang dan
komputer di bidding room para jasa baik terhadap unit kerja di lingkungan
pemasok khawatir tawaran mereka TNI AL maupun terhadap para pemasok.
dapat di browsing oleh pemasok
lainnya.
g. Saran perbaikan yang diusulkan agar
pelayanan SPSE dapat lebih meningkat

20 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Laut | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3


Pembhasan Implementasi E-Procurement Pembahsan Kendala Implementasi E-
di Disfaslanal Procurement di Disfaslanal
Ditinjau dari aspek good governance; Secara sebuah system informasi dan
transparansi dan akuntabilitas; akses teknologi, kendala teknis SPSE seperti
pasar dan persaingan usaha; efisiensi system down belum pernah terjadi, yang
proses pengadaan; dukungan terhadap ada adalah program error itupun jarang
proses monitoring dan audit; serta terjadi dan kelambatan waktu download
pemenuhan kebutuhan akses informasi maupun upload dokumen, yang masih
yang real time maka dapat disimpulkan perlu diverifikasi lebih lanjut apakah
bahwa penerapan e-procurement (LPSE) terjadinya kelambatan tersebut pada saat
di Disfaslanal telah berjalan dengan baik tertentu saja yaitu pada saat sibuk (peak
sesuai Peraturan Presiden Nomor 54 hour) atau karena perangkat keras dan
Tahun 2010 tentang pengadaan barang perangkat lunak komputer serta jaringan
dan jasa pemerintah secara elektronik. yang memerlukan peningkatan. Meskipun
Hal ini menunjukkan bahwa TNI AL telah demikian, sebagai sebuah system
berkomitmen dan telah menunjukkan pelayanan yang baik, menurut
dukungannya terhadap pelaksanaan e- Parasuraman et al dalam Lupiyoadi dan
procurement secara nasional sesuai Hamdani (2008) memerlukan reliabilitas
dengan ketentuan perundangan yang (kehandalan) dan daya tanggap yang
berlaku. Perlu dimaklumi bahwa TNI AL baik, sehingga sebagai implikasinya maka
adalah salah satu pelaksana tugas saran dari para pengguna baik dari dalam
pertahanan negara yang yang tidak lepas lingkungan TNI AL maupun dari para
dari batas kerahasiaan, sehingga dalam pemasok untuk meningkatkan (upgrade)
pelaksanaan barang dan jasa yang system, teknologi dan jaringan yang
diperlukan ada yang dapat dilakukan melayani aplikasi SPSE sebaiknya
secara terbuka melalui e-procurement, diperhatikan dan dilaksanakan. Kendala
tetapi juga ada yang harus dilakukan yang dikeluhkan oleh unit kerja pengguna
secara tertutup. Untuk itu payung hukum SPSE lebih pada ketersediaan personel
yang mengatur pelaksanaan secara rinci yang menangani monitoring tahapan e-
pengadaan barang dan jasa setingkat proc yang dirasa masih kurang, oleh
peraturan presiden perlu diadakan. sebab adanya tugas-tugas lain yang harus

Implementasi E-Procurement Dalam Rangka Peningkatan Kualitas … | Febri Yakob Paruntu | 21


dikerjakan di luar monitoring e- teknis, harga, delivery time dan jumlah
procurement, serta proses mutasi yang yang ditawarkan oleh pemasok juga
dirasa terlalu cepat sehingga personel dapat diakses oleh semua pihak. Kondisi
yang baru memerlukan waktu jeda dan situasi keterbukaan ini mendorong
menyesuaikan diri. Hasil penelitian ini pemasok untuk memberikan harga dan
sejalan dengan penelitian Hidayat (2015), spesifikasi teknis, serta delivery time yang
yang menyimpulkan bahwa terdapat kompetitif, sehingga Disfaslanal dan unit
beberapa kendala dalam penerapan e- kerja yang membutuhkan barang/jasa
proc, yakni kelembagaan ULP, dimaksud dapat memilih yang terbaik dari
Infrastruktur, dan sumberdaya manusia sekian banyak alternatif yang ditawarkan.
(SDM). Hal itu berarti kualitas barang/jasa yang
Implementasi E-Procurement dan dibeli Disfaslanal dan unit kerja TNI AL
Peningkatan kualitas layanan pengadaan adalah yang terbaik dari segi kualitas,
barang dan jasa di Disfaslanal harga dan delivery time. Dengan demikian
Ditinjau dari aspek fasilitas kelengkapan maka penerapan e-procurement dapat
perangkat lunak SPSE; kehandalan meningkatkan kualitas pengadaan barang
perangkat keras SPSE; kehandalan dan jasa.
informasi; daya tanggap pengelola SPSE; Meskipun demikian, karena
jaminan kenyamanan dan keamanan penelitian penilaian peningkatan kualitas
bertransaksi dengan LPSE penerapan e- layanan pengadaan barang di Disfaslanal
procurement di Disfaslanal telah ini baru dilakukan secara kualitatif dan
membawa peningkatan kualitas layanan terbatas lebih banyak pada aspek kualitas
pengadaan barang dan jasa baik terhadap teknis dari sebuah aplikasi system
unit kerja di lingkungan TNI AL maupun informasi dan teknologi saja, maka
terhadap para pemasok. Penerapan e- sebaiknya penelitian ini dilanjutkan
procurement membuat proses pengadaan dengan penelitian tingkat kepuasan
barang dan jasa terbuka bagi semua pihak pelanggan LPSE baik dari pengguna
yang terkait. Spesifikasi teknis, harga, dalam lingkungan TNI AL dan para
delivery time dan jumlah yang dibutuhkan pemasok barang dan jasa dengan
oleh Disfaslanal dapat diakses oleh semua pendekatan kuantitatif untuk lebih
pihak. Demikian pula dengan spesifikasi

22 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Laut | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3


mengetahui persepsi dan harapan b. Dari sudut pandang pemasok barang
pelanggan. dan jasa, kendala yang dihadapi adalah
waktu download maupun upload
Kesimpulan Dan Saran dokumen yang terasa lambat
Kesimpulan disebabkan oleh spesifikasi system dan
a. Penerapan e-procurement membuat jaringan yang perlu di-upgrade, atau
proses pengadaan barang dan jasa disebabkan terjadinya download dan
terbuka bagi semua pihak yang terkait. upload dokumen dalam waktu
Spesifikasi teknis, harga, delivery time bersamaan sehingga terjadi kepadatan
dan jumlah yang dibutuhkan oleh laulintas data.
Disfaslanal dapat diakses oleh semua Kendala yang dikeluhkan oleh unit
pihak. Demikian pula dengan kerja pengguna SPSE lebih pada
spesifikasi teknis, harga, delivery time ketersediaan personel yang menangani
dan jumlah yang ditawarkan oleh monitoring tahapan e-procurement yang
pemasok juga dapat diakses oleh dirasa masih kurang, oleh sebab adanya
semua pihak. Kondisi dan situasi tugas-tugas lain yang harus dikerjakan di
keterbukaan ini mendorong pemasok luar monitoring e-procurement, serta
untuk memberikan harga dan proses mutasi yang dirasa terlalu cepat
spesifikasi teknis, serta delivery time sehingga personel yang baru memerlukan
yang kompetitif, sehingga Disfaslanal waktu jeda menyesuaikan diri.
dan unit kerja yang membutuhkan Kendala yang dikeluhkan
barang/jasa dimaksud dapat memilih manajemen pengadaan barang /jasa TNI
yang terbaik dari sekian banyak AL adalah belum adanya payung hukum
alternatif yang ditawarkan. Hal itu yang khusus terinci mengenai e-
berarti kualitas barang/jasa yang dibeli procurement setingkat peraturan
Disfaslanal dan unit kerja TNI AL adalah Presiden. Hal ini diperlukan karena dalam
yang terbaik dari segi kualitas, harga pertahanan negara banyak informasi yang
dan delivery time. Dengan demikian tidak dapat dipublikasi secara terbuka.
maka penerapan e-procurement dapat Oleh sebab itu kerahasiaan sebagaimana
meningkatkan kualitas pengadaan tercantum pada Permenhan nomor 17
barang dan jasa. tahun 2014 mengakibatkan Disfaslanal

Implementasi E-Procurement Dalam Rangka Peningkatan Kualitas … | Febri Yakob Paruntu | 23


lebih selektif memilih pengadaan baru memerlukan waktu jeda
barang/jasa mana yang melalui SPSE dan menyesuaikan diri.
mana yang tidak d. Karena penelitian penilaian
peningkatan kualitas layanan
Saran pengadaan barang di Disfaslanal ini
a. Pengadaan barang dan jasa di baru dilakukan secara kualitatif dan
lingkungan TNI AL masih terbatas lebih banyak pada aspek
membutuhkan dukungan payung kualitas teknis dari sebuah aplikasi
hukum yang mengatur pelaksanaan system informasi dan teknologi saja,
secara rinci pengadaan barang dan jasa maka sebaiknya penelitian ini
setingkat peraturan presiden, agar dilanjutkan dengan penelitian tingkat
Disfaslanal dapat lebih terarah dalam kepuasan pelanggan LPSE baik dari
menentukan mana pengadaan barang pengguna dalam lingkungan TNI AL
yang dapat dilakukan secara terbuka dan para pemasok barang dan jasa
(melalui LPSE) dan mana yang harus dengan pendekatan kuantitatif untuk
dilakukan secara tertutup. lebih mengetahui persepsi dan
b. System, teknologi dan jaringan yang harapan pelanggan.
melayani aplikasi SPSE sebaiknya
ditingkatkan agar dapat melayani Daftar Pustaka
Abidin, Nanan, (2011). Optimalisasi
upload dan download dokumen pada
Pengembangan E-Procurement
waktu sibuk secara lebih cepat. pada Sistem Pelelangan Umum
Pascakualifikasi dengan Satu
c. Manajemen TNI AL sebaiknya
Sampul dan Sistem Gugur (Konsep
memperhatikan kendala yang dan Desain Pengembangan sebagai
Fungsi Kontrol). Studi Kasus di
dikeluhkan oleh unit kerja pengguna
Kementerian Pekerjaan Umum
SPSE terkait ketersediaan personel Ardisasmita, Syamsa, (2006). Definisi
Korupsi Menurut Perspektif Hukum
yang menangani monitoring tahapan e-
dan EAnnouncement untuk Tata
proc yang dirasa masih kurang, oleh Kelola Pemerintahan yang Lebih
Terbuka, Transparan dan Akuntabel
sebab adanya tugas-tugas lain yang
disampaikan dalam Seminar Nasional
harus dikerjakan di luar monitoring e- Upaya Perbaikan Sistem
Penyelenggaraan Pengadaan
proc, serta proses mutasi yang dirasa
Barang/Jasa Pemerintah di Jakarta,
terlalu cepat sehingga personel yang 23 Agustus 2006.

24 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Laut | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3


Croom, S.R., Brandon-Jones, A. (2007), Sekretariat Good Public Governance
Impact of E-procurement: Badan Perencanaan Pembangunan
experiences from implementation in Nasional Jakarta - Agustus 2003
the UK public sector, Journal of Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang
Purchasing & Supply Management, dan Jasa Pemerintah, (2016)
Vol. 13, Hal. 294–303.
Demin, J.E (2002), Insight Matters: Global Lupiyoadi, Rambat dan Hamdani, A.
Network Considerations for E- (2008). Manajemen Pemasaran Jasa.
Procurement and Extranets, Jakarta: Salemba Empat
Singapore: Infonet Services Matunga, Denish Ateto., Nyanamba,
Corporation, Vol.1 Steve Ondieki., dan Okibo, Walter.
Emir. (2011). Metodologi Penelitian (2013). The Effect of E-Procurement
Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers. Practices on Effective Procurement
EPIQ, (2010). E-Procurement. Epiq in Public Hospitals: A Case of KISII
Technologies, Inc. Level 5 Hospital. American
Hidayat, Rahmat. (2015). Penerapan e- International Journal of
Procurement Dalam Proses Contemporary Research. Vol. 3 No. 8;
Pengadaan Barang dan Jasa August 2013
Pemerintah Guna Mendukung Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi
Ketahanan Tata Pemerintahan Penelitian Kualitatif. Bandung:
Daerah. Jurnal Ketahanan Nasional, Remaja Rosdakarya
Vol. 21, No. 2, Agustus 2015: 118-127 Nelson, R., Moody, E., and Stegner, J.
Hurriyati, Ratih. (2010). Bauran Pemasaran (2001), The Purchasing Machine: How
dan Loyalitas Konsumen. Jakarta: the Top Ten Companies Use Best
Alfabeta CV Practices to Manage their Supply
Kalakota dan Marcia Robinson. 2005. Chain, New York: The Free Press
Ebusiness Model 2.0 : Roadmap For Nightisabha Akyuna Ita dkk, (2009).
Success.(terjemahan) Addison- Persepsi Pengguna Layanan
Wesley. Pengadaan Barang dan Jasa Pada
Koorn, R., Smith, D. dan Mueller, C. Pemerintah Kota Yogyakarta
(2001). e-Procurement and Online Terhadap Implementasi Sistem
Marketplaces. Amsterdam, The EProcurement. Universitas Sebelas
Netherlands: Compact. Maret, Surakarta : Jurnal yang
Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. (2001). dipublikasikan.
Prinsip-prinsip Pemasaran (Principles Nugroho, Rahmawan Satriyo., Wanto, Alfi
of Marketing), Edisi Bahasa Haris., dan Trisnawati. (2016).
Indonesia, Jilid I. Jakarta: Penerbit Pengaruh Implementasi Sistem
Erlangga Pengadaan Secara Elektronik (e-
Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. Procurement) Terhadap Fraud
(2009). Manajemen Pemasaran, Jilid Pengadaan Barang/jasa Pemerintah
1, edisi Ketiga Belas, Terjemahan (Studi Pada Satuan Kerja Perangkat
Bob Sabran, MM. Jakarta: Penerbit Daerah Kabupaten Magetan). Jurnal
Erlangga administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No.1
Krina P. Loina Lalolo, (2003) Indikator & 1, Hal. 1905-1911
Alat Ukur Prinsip Akuntabilitas,
Transparansi & Partisipasi.

Implementasi E-Procurement Dalam Rangka Peningkatan Kualitas … | Febri Yakob Paruntu | 25


OGC. (2002) A Guide to e-Procurement for Sugiyono (2011). Metode Penelitian
the Public Sector. Office of Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Government Commerce, UK. Bandung: Alfabeta
Peraturan Presiden Republik Indonesia Tatsis, V., Mena, C., Van Wassenhove,
Nomor 54 Tahun 2010 tentang L.N., Whicker, L. (2006),
Pengadan Barang dan Jasa Procurement in the Greek Food and
Pemerintah. Drink Industry, Journal of Purchasing
Peraturan Presiden Republik Indonesia & Supply Management, Vol. 12, hal.
Nomor 70 Tahun 2012 tentang 63–74.
Perubahan Kedua atas Peraturan Teo, H, T.S., Hung, K. (2009), Usage and
Presiden Nomor 54 tahun 2010 Performance Impact of Electronic
tentang Pengadan Barang dan Jasa Procurement, Journal of Business
Pemerintah. Logistics.
Peraturan Menteri Pertahanan Nomor 30 Tjiptono, Fandy, (2008), Strategi
Tahun 2012 tentang Layanan Pemasaran, Edisi 3, Yogyakarta:
Pengadaan Barang/Jasa Secara .ANDI
Elektronik di Lingkungan Wagner, Stephan M., dan Essig, Michael.
Kementerian Pertahanan dan (2006). Electronic procurement
Tentara Nasional Indonesia applications and their impact on
Peraturan Kepala Staf Angkatan Laut supplier relationship management.
Nomor 1 Tahun 2013 tentang Int. J. Services Technology and
Perubahan nama Pranata Utama Management, Vol. 7, Nos. 5/6, 2006
Piranti Lunak Aplikasi menjadi Wijaya, Santo F dan Darudiato, Suparto.
Kepala Layanan Pengadaan Secara (2009). ERP (Enterprise Resource
Elektronik. Planning) Solusi Bisnis. Yogyakarta:
Purwanto, Erwan Agus, (2008), e- Graha Ilmu.
Procurement di Indonesia, Jakarta: Wijaya, Wahyu Hari dkk; Studi Penerapan
Kemitraan E-procurement pada Proses
Robbins, Stephen P dan Coulter, Mary, Pengadaan di Pemerintah Kota
(2005), Manajemen, Edisi Ketujuh, Surabaya; 2010
Jilid 2, Terjemahan Sarwiji dan Yahya, Marzuqi, dan Endah Fitri Susanti,
Hermaya, Jakarta: Penerbit PT (2012). Buku Pintar Pengadaan
Indeks Kelompok Gramedia Barang & Jasa Pemerintah, Jakarta:
Seprini dan Syaer, Ayang Afrizal. (2016). Laskar Aksara
Menganalisis Penerapan Sistem e- Zeithaml, Valarie A. and Bitner, Mary Jo.
Procurement Dalam Upaya (2003). Service Marketing. McGraw
Meningkatkan Minat Penyedia Hill Inc, Int’l Edition, New York
Barang/jasa Pemerintah Pada Unit
Layanan Pengadaan Kabupaten Zeithaml, V.A,. Bitner, M. J,. dan Gemler,
Rokan Hulu. Seminar Nasional D.D, (2009). Services Marketing, 5th
Teknologi Informasi dan Komunikasi Edition, Mc Graw Hill, Singapore.
2016 (SENTIKA 2016). Yogyakarta, 18- Zheng et al., (2004). Small firms and e-
19 Maret 2016 business: cautiousness, contingency
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis and cost-benefits. Journal of
(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Purchasing & Supply Management,
dan R&D). Bandung: Alfabeta 10(1), 27-39

26 | Jurnal Prodi Strategi Pertahanan Laut | Desember 2017 | Volume 3 Nomor 3

Anda mungkin juga menyukai