Anda di halaman 1dari 10

EFEKTIVITAS PENGADAAN BARANG/JASA SECARA ELEKTRONIK (E-PROCUREMENT) DI KANTOR PEMERINTAH

DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Hevrin Lutfia Rahman1, Normajatun2,Sitna Hajar Malawat3


1
Ilmu Administrasi Publik, 63201, Fisip, Uniska, 17120045
2
Ilmu Administrasi Publik, 63201, Fisip, Uniska, 1116116301
3
Ilmu Administrasi Publik, 63201, Fisip, Uniska, 1113059101
Hevrinrahman@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektivitas pengadaan barang dan jasa secara
elektronik (E- Procurement) dan Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif kualitatif
dan didukung data sekunder. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori efektifitas menurut
Duncan yakni pencapaian tujuan, integrasi, dan adaptasi. Serta teknik pengumpulan data yang digunakan
adalah observasi, wawancara, kepustakaan, dan dokumentasi.

Hasil penelitian menggambarkan bahwa efektifitas E-Procurement pada pengadaan barang dan jasa di
Kantor Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan sudah cukup efektif ,

Kata Kunci: Efektivitas, E-Procurement

ABSTRACT

This study aims to determine how effective the procurement of goods and services electronically (E-
Procurement) is and the type of research used is descriptive qualitative research and supported by secondary
data. The theory used in this research is the theory of effectiveness according to Duncan is the achievement of
goals, integration, and adaptation. And the data collection techniques used are observation, interviews,
literature, and documentation.

The results of the study illustrate that the effective of E-Procurement in the procurement of goods and
services at the South Kalimantan Provincial Government Office has been quite effective.

Keywords: Efektivitas, E-Procurement


LATAR BELAKANG waktu yang bisa lebih cepat. Menurut Abdul
(2016: 130) efektivitas adalah ukuran berhasil
Upaya untuk menciptakan
atau tidaknya suatu organisasi mencapai
pemerintahan yang baik dan meningkatkan
tujannya. Apabila suatu organisasi berhasil
layanan publik yang efektif dan efisien
mencapai tujuan, maka organisasi tersebut
diperlukan adanya kebijakan dan strategi
telah berjalan dengan efektif. Efektivitas hanya
pengembangan e-government. Pemanfaatan
melihat apakah suatu program atau kegiatan
teknologi komunikasi dan informasi dalam
telah mencapai kegiatan yang telah ditetapkan.
proses pemerintahan (e-government) akan
Penyelenggaraan layanan e-
meningkatkan efisiensi, efektifitas,
Procurement di lingkungan Pemerintah
transparansi dan akuntabilitas
Provinsi Kalimantan Selatan secara fungsional
penyelenggaraan pemerintahan.
dilakukan oleh Layanan Pengadaan Secara
Berdasarkan Intruksi Presiden
Elektronik (LPSE) Provinsi Kalimantan
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003
Selatan sejak tahun 2011 yang ditetapkan
tentang kebijakan dan strategi nasional
melalui Peraturan Gubernur Kalimantan
pengembangan e-government kemudian
Selatan Nomor 011 Tahun 2011 Tentang
dilaksanakan dengan Keputusan Mentri
Pembentukan Unit Layanan Pengadaan Secara
Komunikasi dan Informasi Nomor 57 Tahun
Elektronik (LPSE) Provinsi Kalimantan
2003 tentang Panduan Penyusunan Rencana
Selatan. Pada awal pembentukannya Unit
Induk Pengembangan E-Government
LPSE Provinsi Kalimantan Selatan
Lembaga, menimbang bahwa kemajuan
mempunyai tugas melaksanakan layanan
teknologi komunikasi dan informasi yang
pengadaan secara elektronik, memfasilitasi
pesat serta potensi pemanfaatannya secara
dan advokasi pelaksanaan pengadaan secara
luas, membuka peluang bagi pengaksesan,
elektronik, dan menyediakan informasi dan
pengelolaan dan pendayagunaan informasi
konsultasi yang berkaitan dengan pengadaan
dalam volume yang besar secara cepat dan
secara elektronik. Berdasarkan tugas dan
akurat.Menurut Adrian (2016:253) Salah satu
fungsi tersebut, maka Unit LPSE Provinsi
bentuk penyelenggaraan e-government untuk
Kalimantan Selatan menetapkan visi
mencapai good governance adalah pengadaan
organisasi yaitu menjadi Pengelola Layanan
barang/jasa pemerintah secara elektronik (e-
Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik
procurement).
yang Profesional, Terpercaya dan Akuntabel.
Pengadaan barang dan jasa pemerintah
secara elektronik mengacu pada Peraturan
Dalam wawancara langsung yang
Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang
penulis lakukan kepada Kepala Bagian
pengadaan barang dan jasa (diubah dengan
Pengelolaan Layanan Pengadaan Barang/Jasa
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018
Secara Elektronik dapat diketahui, bahwa
tentang pengadaan barang dan jasa
dalam pelaksanannya proses pengadaan
pemerintah) dan Peraturan Kepala Lembaga
barang dan jasa pada kenyataannya masih
Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
megalami masalah. Permasalahan yang sering
Nomor 2 Tahun 2010 tentang Layanan
terjadi setiap tahunnya adalah masih banyak
Pengadaan Secara Elektronik serta Intruksi
keterlambatan Pengguna Anggaran (PA) /
Presiden Republik Indonesia No 1 Tahun
Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dan Pejabat
2015 Tentang Percepatan Pelaksanaan PBJP
Pembuat Komitmen (PPK) di setiap Satuan
(Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah).
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dalam
Hal ini dikarenakan sistem elektronik,
pengimputan dan mengumumkan Rencana
proses pengumuman pengadaan, penawaran,
Umum Pengadaan (RUP) pada Aplikasi
seleksi dan pengumuman pemenang dapat
Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan
dilakukan dengan lebih cepat. Disamping
(SIRUP) dan Aplikasi Sistem Pengadaan
Secara Elektronik (SPSE). Dalam server terkadang error sehingga proses tender
pelaksanaannya pengimputan dan penayangan maupun non tender mengalami kesulitan.
RUP diharuskan sudah selesai diakhir tahun Berdasarkan latar belakang di atas,
sehingga di awal tahun depan proses tender maka penulis ingin melakukan penelitian
dan non tender dapat dijalankan dan dengan judul penelitian yaitu “Efektivitas
diselesaikan sesuai dengan jadwal yang telah Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Secara
ditentukan.Hal ini ditegaskan dengan Instruksi Elektronik (E-Procurement) Di Pemerintah
Presiden Nomor 1 Tahun 2015 tentang Provinsi Kalimantan Selatan”
Percepatan Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang mengatakan Fokus Penelitian
bahwa Menyelesaikan Rencana Umum Agar penelitian ini dapat dilakukan
Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Tahun lebih fokus, sempurna, dan mendalam maka
Anggaran berikutnya sebelum penulis memandang permasalahan penelitian
berakhirnya Tahun Anggaran berjalan secara yang diangkat perlu dibatasi variabelnya. Oleh
transparan, cermat, dan akuntabel sesuai sebab itu, penulis memfokuskan hanya
peraturan perundang-undangan di bidang berkaitan dengan ,efektivitas pelaksanaan
pengadaan barang/jasa Pemerintah. pengadaan barang/jasa secara elektronik (e-
Dalam pelaksanaan pengadaan Procurement) Pemerintah Provinsi
barang/jasa Pemerintah di lingkup Pemerintah Kalimantan Selatan. Untuk mengukur sejauh
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan sampai mana efektivitas pelaksanaan program e-
dengan bulan Maret 2021 masih terdapat procurement Pemerintah Provinsi Kalimantan
beberapa Instansi atau Dinas yang terlambat Selatan, peneliti menggunakan indikator
dalam menginput serta mengumumkan efektivitas menurut Duncan dalam (Steers
Rencana Umum Pengadaan (RUP). Hal 2020:53), yaitu pencapaian tujuan, integrasi,
tersebut natinya bisa berdampak pada dan adaptasi.
terlambatnya proses pelaksanaan pengadaan
barang/jasa dan tidak dapat dilaksanakannya Rumusan Masalah
pemilihan penyedia dan pencatatan kontrak Berdasarkan uraian latar belakang di atas
secara elektronik, selanjutnya berpotensi maka peneliti mengajukan pokok
terjadinya kegagalan pemilihan penyedia permasalahan sebagai berikut :
akibat rendahnya partisipasi dan kesiapan 1. Bagaimanakah efektivitas pengadaan
pelaku usaha serta rendahnya kualitas barang dan jasa secara elektronik (e-
persiapan pengadaan, tidak dapat procurement) di Pemerintah Provinsi
dilakukannya monitoring dan evaluasi Kalimantan Selatan ?
pelaksanaan pengadaan barang/jasa untuk 2. Faktor–faktor apakah yang mendukung
antisipasi permasalahan pengadaan maupun menghambat dalam
Barang/jasa, dan juga tidak tercapainya prinsip pengadaan barang dan jasa secara
keterbukaan informasi Pengadaan, berpotensi elektronik (e-procurement) di
menimbulkan pengaduan masyarakat yang Pemerintah Provinsi Kalimatan
nantinya berakibat terkena sanksi admnistratif. Selatan?
Adapun Kendala pada apIikasi
pengadaan barang dan jasa ini dapat terlihat Tujuan Penelitian
pada website LPSE masih banyak laporan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui :
pengguna yang belum paham dan kesulitan 1. Efektivitas pengadaan barang dan jasa
dalam mengakses website e-procurement secara elektronik (e- procurement) di
Pemeritah Provinsi Kalimantan Pemerintah Provinsi Kalimantan
Selatan.Disamping itu yang sering terjadi Selatan.
adalah masih adanya pihak yang merasa 2. Faktor–faktor yang mendukung
bingung pada saat akan melakukan log in, maupun menghambat dalam
mereka kebingungan tidak dapat log in maupu pengadaan barang dan jasa secara
elektronik (e-procurement) di kata efektif yang diartikan sebagai sesuatu
Pemerintah Provinsi Kalimatan yang ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya)
Selatan. dapat membawa hasil, berhasil guna (tentang
3. usaha,tindakan) serta dapat pula berarti mulai
berlaku (tentang undang- undang/peraturan).
Kegunaan Penelitian Efektivitas berasal dari kata efektif yang
Berdasarkan tujuan, maka penelitian mengandung pengertian dicapainya
ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi keberhasilan dalam mencapai tujuan yang
semua pihak diantaranya : telah ditetapkan. Efektivitas selalu terkait
dengan hubungan antara hasil yang diharapkan
Secara Teoritis dengan hasil yang sesungguhnya dicapai.
1. Penelitian ini bagi peneliti untuk meraih Sementara itu, menurut Mutiarin, dkk
gelar sarjana Strata 1 (S.AP) dan dapat (2014: 96), efektivitas umum menunjukkan
menerapkan teori dalam pembuatan Karya pada tingkat hasil, sering atau selalu dikaitkan
Ilmiah. dengan gagasan efisiensi. Efektivitas
2. Penelitian ini diharapkan dapat menambah menekankan hasil yang dicapai. Sementara
pengetahuan bagi masyarakat tentang efisiensi lebih memperhatikan bagaimana
efektivitas pengadaan barang dan jasa mencapai hasil yang dicapai dengan
berbasis elektronik (e-procurement) di membandingkan input dan output.
Kantor Pemerintah Provinsi Kalimantan Hari Lubis dan Martani Huseini dalam
Selatan. Padang (2016:14) menyatakan efektivitas
3. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sebagai konsep yang sangat penting dalam
bahan masukan dan informasi Pemerintah organisasi karena merupakan ukuran
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dalam keberhasilan organisasi dalam mencapai
efektivitas pengadaan barang dan jasa tujuannya. Oleh karena itu, mengukur
berbasis elektronik (e-procurement). efektivitas bukanlah masalah sederhana
mengingat perbedaan tujuan masing-masing
Secara Praktis organisasi dan keragaman tujuan organisasi itu
1. Bagi Penulis sendiri.
Sebagai bukti empiris yang ada tentang
pelaksanaan pengadaan barang/jasa Pendekatan Efektivitas
pemerintah secara elektronik (e-
procurement) di Pemerintah Provinsi Terdapat dua jenis pendekatan efektivitas
Kalimantan Selatan. yakni ada pendekatan tujuan dan pendekatan
2. Bagi Pemerintah Daerah sistem, diantaranya Nawawi (2013: 192-194)
Hasil dari penelitian ini dapat yaitu:
menjadi bahan pertimbangan bagi 1. Pendekatan Tujuan Tentang
seluruh Satuan Kerja Perangkat Efektivitas
Daerah (SKPD) di lingkungan Menurut Michael Kelly dalam
Pemerintah Provinsi Kalimatan Nawawi (2013: 192-193), pendekatan
Selatan untuk dijadikan sebagai tujuan adalah pendekatan tertua dan
bahan evaluasi tentang pengadaan paling banyak digunakan.Menurut
barang dan jasa secara elektronik (e- Chaster I Barnard pendekatan ini,
procurement). keberadaan sebuah organisasi untuk
mencapai tujuan tertentu menunjukkan
TINJAUAN PUSTAKA bahwa organisasi diciptakan untuk
mencapai tujuan tertentu, di mana ini
Pengertian Efektivitas dapat dicapai dengan bekerja secara
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia rasional dan berusaha mencapai tujuan
(https://kbbi.web.id/), efektivitas berasal dari yang telah ditetapkan.
a. Semangat, kerjasama dan
2. Pendekatan Teori Sistem loyalitas kelompok kerja
Secara konseptual, sistem yang b. Saling percaya dan komunikasi
berpikir menurut Nawawi (2013: 194) antara karyawan dan pimpinan
berpikir tentang sistem berarti c. Desentralisasi dalam
memikirkan keterkaitan, keselarasan, pengambilan keputusan
dan keutuhan antar bagian sehingga d. Ada komunikasi vertikal dan
membentuk keseluruhan.Dalam hal horizontal yang halus dalam
sistem manajer organisasi, baik mereka organisasi
yang mengelola bisnis maupun non- e. Ada upaya dari masing-masing
bisnis harus dibangun secara individu dan seluruh organisasi
sistematis.Terkait teori sistem, untuk mencapai tujuan yang
organisasi ini dipandang sebagai direncanakan
elemen dari sejumlah elemen yang f. Adanya sistem reward yang
saling terkait dan saling terkait. merangsang kepemimpinan
untuk mengupayakan
Selanjutnya, Hari Lubis dan Martani terciptanya kelompok kerja
Huseini di Padang (2016:14-15) yang efektif serta kinerja dan
menyebutkan 3 (tiga) pendekatan utama pengembangan karyawan.
dalam mengukur efektivitas, yaitu: g. Organisasi dan departemen
1. Pendekatan sumber bekerja sama dengan baik dan
Pendekatan sumber adalah mengukur konflik yang terjadi selalu
efektivitas organisasi dari diselesaikan dengan mengacu
keberhasilannya dalam memanfaatkan pada kepentingan bersama.
lingkungannya untuk mendapatkan
sumber daya yang dibutuhkan oleh 3. Pendekatan sasaran
organisasi.Efektivitas organisasi dapat Pendekatan target ini mengukur
diukur berdasarkan jumlah atau efektivitas organisasi berdasarkan
kuantitas berbagai jenis sumber yang identifikasi tujuan organisasi dan
telah berhasil diperoleh dari keberhasilan mencapai tujuan
lingkungan. ini.Target yang coba diukur adalah
target aktual (operative goal) karena
2. Pendekatan Proses (Internal Process lebih realistis dibandingkan mengukur
Approach) efektivitas berdasarkan tujuan resmi
Pendekatan ini berfokus pada (official goals).Beberapa komponen
kegiatan yang dilakukan pada sumber yang biasa digunakan untuk mengukur
daya yang dimiliki organisasi sehingga efektivitas berdasarkan pendekatan ini
cenderung mempertimbangkan adalah kemampuan beradaptasi dan
efektivitas sebagai efisiensi dan fleksibilitas organisasi, produktivitas,
kondisi kesehatan kepuasan karyawan, tingkat
organisasi.Pendekatan ini umumnya keuntungan, kontrol atas organisasi,
digunakan oleh penganut hubungan dan lain-lain.
manusia dalam teori organisasi yang 4. Pendekatan Gabungan
terutama memeriksa hubungan antara Pendekatan ini digunakan
efektivitas dan sumber daya manusia untuk menutupi kelemahan yang ada di
yang dimiliki oleh organisasi.Beberapa setiap pendekatan utama.Pengukuran
komponen yang biasa digunakan dalam efektivitas organisasi melalui
pendekatan ini adalah hubungan pendekatan ini mencakup pengukuran
bawahan unggul, yaitu perhatian atasan dalam hal input, efisiensi proses
kepada karyawan, yaitu: transformasi, dan keberhasilan dalam
mencapai tujuan. Pendekatan ini
diharapkan dapat memberikan Menurut Menurut Indrajit
gambaran lengkap tentang semua (2016:159-160), e-procurement adalah
dimensi efektivitas organisasi. pembelian yang dilakukan menggunakan
Pengadaan Barang dan Jasa teknologi internet, keseimbangan adalah
keadaan keseimbangan di pasar antara
Pengadaan Barang dan Jasa Konvensional penawaran dan permintaan sehingga
menciptakan harga yang disepakati dan
Dalam Peraturan Presiden Republik
valid.
Indonesia No.16 tahun 2018 tentang
Dalam Peraturan Presiden No.54
pengadaan barang/jasa pemerintah dalam
Tahun 2010 tentang pengadaan barang/jasa
Pasal 1 ayat 1, pengadaan barang/jasa
pemerintah menjelaskan bahwa pengadaan
pemerintah, adalah kegiatan pengadaan
secara elektronik atau e-procurement
barang/jasa yang dilaksanakan oleh
adalah pengadaan barang/jasa yang
kementerian/lembaga/aparatur daerah dan
dilakukan dengan menggunakan teknologi
dibiayai oleh APBN/APBD yang prosesnya
informasi dan transaksi elektronik sesuai
dimulai dengan identifikasi kebutuhan sampai
dengan ketentuan perundang-
penyerahan pekerjaan.
undangan.Serta dalam peraturan baru
Menurut Padang (2016: 22) pengadaan
tersebut, yaitu Peraturan Presiden Nomor
merupakan kegiatan memperoleh barang atau
16 Tahun 2018 tentang pengadaan
jasa secara transparan, efektif dan efisien
barang/jasa pemerintah, e-procurement
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan
adalah pelaksanaan pengadaan barang/jasa
penggunanya. Arti barang di sini adalah
yang dilakukan secara elektronik dengan
peralatan dan bangunan untuk keperluan
menggunakan sistem informasi yang
umum dan pribadi. Dengan kata lain,
terdiri dari Sistem Pengadaan Secara
pengadaan barang dan jasa dalam sistem
Elektronik (SPSE) dan sistem pendukung.
konvensional adalah proses pengadaan barang
dan jasa dimana kedua belah pihak, yaitu
Efektivitas E-Procurement
pengguna, diwakili oleh Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dan penyedia barang dan
Dalam Nurchana,dkk (2014) Pada
jasa saling bertemu dan tetap melakukan
dasarnya efektivitas merupakan pengukuran
kontak fisik pada setiap pengadaan barang dan
tingkat keberhasilan dari organisasi ataupun
jasa.
program dalam mencapai tujuan yang telah
Selanjutnya, Padang (2016: 22)
ditetapkan. Efektivitas e-procurement yaitu
menjabarkan beberapa tahapan pengadaan
meningkatkan kontrol pada rantai nilai,
barang dan jasa konvensional, yaitu tahap
pengelolaan data penting yang baik, dan
perencanaan pengadaan, tahap pembentukan
meningkatkan kualitas pengambilan keputusan
panitia, tahap prakualifikasi peserta, tahap
dalam proses pembelian pada organisasi.
penyusunan dokumen tender, tahap
pengumuman tender, tahap pengumpulan
METODE PENELITIAN
dokumen tender, tahap penentuan Harga
Metode yang digunakan dalam penelitian
Perkiraan Sendiri (HPS).), tahap penjelasan
ini adalah metode kualitatif, menurut Sugiono
tender, tahap pengajuan penawaran dan
(2014: 292) Pendekatan kualitatif digunakan
pembukaan bid, tahap evaluasi penawaran,
untuk mengungkapkan daya deskriptif dan
tahap pengumuman calon pemenang, tahap
informasi tentang apa yang mereka lakukan
sanggahan peserta lelang, tahap penunjukan
dan mereka alami terhadap fokus penelitian.
pemenang, tahap penandatanganan kontrak
Penelitian kualitatif memiliki karakteristik
dan tahap serah terima barang dan jasa.
antara lain: ilmiah, manusia sebagai
instrument, menggunakan metode kualitatif,
Pengadaan Barang dan Jasa Berbasis
analisis data secara induktif, deskriptif, lebih
Elektronik (E-Procurement)
mementingkan proses dari pada hasil, adanya tujuan, adaptasi dan integrasi dikatakan
fokus, adanya kriteria untuk keabsahan data, belum efektif dikarenakan masih adanya
desain penelitian bersifat sementara, dan hasil kendala-kendala yang dihadapi yaitu masih
penelitian dirundingkan dan disepakati banyak pengusaha pariwisata yang belum
bersama memiliki Tanda Daftar Usaha Pariwisata
Kemudian dibandingkan dengan konsep (TDUP) atau para pelaku usaha belum
dan teori yang mendukung pembahasan mendaftarkan usahanya pada Dinas
permasalahan dalam penelitian ini dan Kebudayaan dan Pariwisata Kota
kemudian menarik kesimpulan yang umumnya Semarang.
dapat diterima. Selama tahap analisis data, data
disusun secara kategoris dan kronologis dan KESIMPULAN
ditinjau berulang kali.Dengan cara ini,
Dari hasil penelitian dan pembahasan
diharapkan penilaian masalah dapat
pada bab sebelumnya, maka peneliti dapat
berlangsung secara rinci dalam bentuk tulisan
menyimpulkan bahwa penerapaan pengadaan
atau tanpa menggunakan teknik perhitungan
barang dan jasa pemerintah berbasis elektronik
statistik.
di Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan
Selatan oleh Unit Layanan Pengadaan Secara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Elektronik (LPSE) sudah cukup efektif, diukur
berdasarkan indikator efektivitas menurut
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
Duncan yakni pencapaian tujuan, integrasi,
ditarik kesimpulan bahwa efektifitas
dan adaptasi.
pengadaan barang/jasa Secara elektronik (e-
procurement) di Pemerintah Provinsi Pencapaian Tujuan
Kalimantan Selatan dilihat dari pencapaian
tujuan,integritas dan adaptasi dapat dikatakan Untuk mencapai tujuan ini, yaitu
cukup efektif. Karena masih ada beberapa upaya keseluruhan untuk mencapai tujuan
kendala pada pelaksanaan e-procurement ini. yang harus dipandang sebagai proses, dalam
Antara lain adalah kendala secara umum pada hal ini adalah tujuan dari e-procurement itu
teknis, terkendala saat transmisi pengadaan sendiri.Tujuan dari e-procurement adalah
barang/jasa dari manual ke elektronik/sistem transparansi dan akuntabilitas, akses pasar dan
yakni pengenalan IT pada para pelaku persaingan usaha yang sehat, tingkat efisiensi
pengadaan. Dan ada keterlambatan input RUP proses pengadaan, proses pemantauan dan
(Rencana Umum Pengadaan) yang berakibat audit, dan perlunya akses informasi secara
pada banyak hal.Lalu kendala karena real-time.Dalam mencapai tujuan ini
minimnya partisipasi pelaku usaha e- semaksimal mungkin sudah dicapai oleh LPSE
procurement dalam berbagai undangan Provinsi Kalimantan Selatan, hanya saja masih
sosialisasi, adapun kendala untuk ketersediaan ada beberapa kendala. Di antaranya kendala
anggaran SKPD masing-masing untuk transparansi dan akuntabilitas, yaitu kendala
pemenuhan kebutuhan, keterlambatan SKPD / transmisi pengadaan barang/jasa dari manual
Penyedia dalam menginput RUP (Rencana ke elektronik/sistem, yaitu pengenalan IT
Umum Pengadaan). kepada pelaku pengadaan.Mengenai tingkat
efisiensi pengadaan juaga masih mengalami
Pada penelitian sebelumnya kendala, yaitu keterlambatan penginputan
Kharisma,dkk (2017) yang juga menggunakan RUP (Rencana Umum Pengadaan).
indikator efektivitas menurut Duncan,
mengatakan bahwa efektivitas organisasi Integrasi
dalam penyelenggaraan pelayanan Tanda Dalam hal integrasi, yakni
Daftar Usaha Pariwisata (TDUP) Dinas pengukuran terhadap tingkat kemampuan
Kebudayaan dan Pariwisata di Kota suatu organisasi. Dalam hal ini adalah
Seamarang dilihat dari fenomena pencapaian kewenangan LPSE Pemerintah Daerah
Provinsi Kalimantan Selatan dengan office dan menguasai teknologi dan
penyedia/dinas lain untuk mengadakan informasi.
sosialisasi, sosialisasi kepada penyedia dan
sosialisasi kepada dinas lain. Terkait Faktor–Faktor Penghambat E-
sosialisasi LPSE Pemerintah Daerah Provinsi Procurement LPSE Pemeritah Provinsi
Kalimantan Selatan telah mengadakan Kalimantan Selatan
berbagai macam sosialisasi sistem maupun
a. Transmisi pengadaan barang/jasa dari
perubahan regulasi. LPSE Provinsi
manual ke elektronik
Kalimantan Selatan telah melakukan
sosialisasi kepada penyedia sesuai dengan b. Transmisi regulasi
ketentuan dan berjalan dengan lancar.
c. Dokumen yang dipersyaratkan masih harus
Adaptasi dievaluasi

Untuk adaptasi, yakni kemampuan d. Banyak PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)


organisasi untuk menyesuaikan diri dengan mendelegasikan tugas ke staff yang lain
lingkungannya dengan memfokuskan kepada
seberapa jauh organisasi pelaksana dalam e. Keterlambatan input RUP (Rencana Umum
menyesuaikan diri dalam pelaksanaan sistem Pengadaan
ini, termasuk pengadaan perangkat kerja yaitu Saran
sarana prasarana dan tenaga kerja. Dalam hal
ini pihak LPSE Provinsi Kalimantan Selatan Adapun saran-saran yang dapat peneliti
mampu beradaptasi dengan SPSE yang terbaru sampaikan mengenai penerapan e-
yakni SPSE 4.3, untuk pengadaan perangkat procurement di Pemerintah Daerah Provinsi
kerja yaitu sarana prasarana sudah disesuaikan Kalimantan Selatan adalah:
dengan regulasi dan tenaga kerja sudah sesuai
pula dengan regulasi, hanya saja pada a. Optimalisasi sistem prosedur inputing
pengadaan tenaga kerja perlu diperhatikan data RUP (Rencana Umum
kembali karena masih ada pegawai LPSE yang Pengadaan) pada SKPD (Organisasi
merangkap jabatan sebagai pejabat pengadaan. Pemerintah Daerah)/penyedia barang
jasa.
Fator Pendukung E-Procurement di b. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen)
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan Pemerintah Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan perlu mengikuti
a. Infrastruktur LPSE Pemeritah Provinsi bimbingan teknis ataupun workshop
Kalimantan Selatan yakni gedung layanan, guna peningkatan kemampuan agar
ruang pelayanan, ruang nego, ruang tidak ada lagi pendelegasian tugas
verfikasi, ruang registrasi, ruang pelatihan, kepada staff lain.
dan ruang server. c. Untuk penyedia, sering mengikuti
b. Hardware LPSE Pemeritah Provinsi sosialisasi yang diadakan oleh pihak
Kalimantan Selatan, antara lain: komputer, LPSE Pemerintah Daerah Provinsi
leptop, scanner, printer, wifi/acces point, Kalimantan Selatan, baik sosialisasi
lemari, filing kabinet, meja, kursi, AC, terkait sistem maupun perubahan
lembar registrasi, dan lembar verifikasi. regulasi guna memperlancar proses
jalannya e-procurement.
c. Software LPSE Kabupaten Tegal yakni
operating system server dan jaringan
internet (SPSE 4.3).
d. Kemampuan pegawai dalam menjalankan
e-procurement, yakni menguasai microsoft
DAFTAR PUSTAKA Tentang Pengadaan Barang
Dan Jasa Pemerintah.
A. Buku
Abdul Halim & Muhammad Syam Kusufi. Peraturan Presiden Perpres 16 Tahun
2016. Teori, Konsep, dan 2018 Tentang Pengadaan
Aplikasi Sektor Publik. Barang/Jasa Pemerintah.
Jakarta . Salemba Empat
Instruksi Presiden Republik Indonesia
Andrian Sutedi. 2016. Aspek Hukum Nomor 3 Tahun 2003 Tentang
Pengadaan Barang & Jasa Kebijakan Dan Strategi
dan Berbagai Nasional Pengembangan E-
Permasalahannya. Jakarta. Government.
Sinar Grafika.
Instruksi Presiden Republik Indonesia
Indrajit, R. E. 2016. Electronic Nomor 1 Tahun 2015 Tentang
Government: Strategi Percepatan Pelaksanaan
Pembangunan dan Pengadaan Barang/Jasa
Pengembangan Sistem Pemerintah.
Pelayanan Publik Berbasis
Teknologi Digital. Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan
Yogyakarta: Andi. Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah (LKPP) Nomor 2
Mutiarin, dkk. 2014. Manajemen Tahun 2010 tentang
Birokrasi dan Kebijakan. Pelayanan Pengadaan Secara
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Elektronik.
Nawawi, Ismail. 2013. Budaya C. Jurnal
Organisasi Kepemimpinan Kharisma,dkk 2017. efektivitas
Dan Kinerja Organisasi. organisasi dalam
Jakarta: Prenadamedia Group. penyelenggaraan pelayanan
tanda daftar usaha pariwisata
Siswanto, dkk. 2008. Teori & Perilaku (tdup) dinas kebudayaan dan
Organisasi. Malang: UIN- pariwisata kota semarang
Malang Press Nurchana,dkk 2014. efektivitas e-
procurement dalam
Steers, Richard M. . Efektivitas
pengadaan barang/jasa di
Organisasi. Jakarta: Erlangga
Kabupaten Bojonegoro
Sukmadinata, Nana Syaodih, 2013. D. Thesis
Metode Penelitian Padang, V.S 2016. Efektivitas Pengadaan
Pendidikan. Bandung: Barang dan Jasa Berbasis
PT.Remaja Rosdakarya Elektronik (E-Procurement)
di Kabupaten Tegal. Thesis,
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian di publikasikan. Universitas
Kuantitatif Kualitatif dan Hasanudin.
R&D. Bandung: Alfabeta
E. Website
B. Peraturan Perundang-undangan https://eproc.lkpp.go.id/
Peraturan Presiden Peraturan Presiden
Nomor 54 Tahun 2010 https://sis.binus.ac.id/2017/04/28/sekilas-
tentang-e-procurement/

Anda mungkin juga menyukai