Rancangan - Anak Agresif Hal 18
Rancangan - Anak Agresif Hal 18
XXI/Mei 2014
Aini Mahabbati
Universitas Negeri Yogyakarta
aini@uny.ac.id; ainimahabbati33@gmail.com
Abstrak
Anak dengan gangguan perilaku (conduct disorder) sering bermasalah
perilaku seperti menentang, melanggar, agresif, berkelahi, dan sebagainya.
Asesmen perilaku bermasalah perlu dilakukan sebagai dasar intervensi. Penelitian
ini bertujuan untuk memaparkan prosedur Functional Behavior Assessment (FBA)
sebagai salah satu pendekatan asesmen perilaku, menemukan pola perilaku
bermasalah anak dengan gangguan perilaku hasil FBA, dan merumuskan
rancangan intervensi berdasarkan hasil FBA. Penelitian studi kasus ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisa data diskriptif analitik.
Prosedur FBA berdasarkan hasil penelitian adalah (1) mendeskripsikan profil dan
karakteristik gangguan perilaku anak, (2) observasi dan analisa ABC perilaku
bermasalah, dan (3) pengisian skala motivasi perilaku bermasalah yang
menunjukkan perilaku agresif subjek karena tangible dan escape. Perilaku menolak
pembelajaran subjek karena escape dan tangible. Pola perilaku bermasalah
menunjukkan seluruh subjek sering melakukan agresif fisik dan verbal; pemicunya
situasi tidak terstruktur, tidak diperhatikan, dan menginginkan sesuatu; dan
konsekuensinya adalah terhindar dari tugas, diperhatikan, dan mendapatkan
keinginan. Perilaku melanggar aturan pembelajaran/guru; pemicunya adalah situasi
tidak terstruktur dan tidak menarik, serta menginginkan sesuatu; dan
konsekuensinya adalah terhindar dari tugas, diperhatikan, dan mendapatkan
keinginan. Rancangan intervensi adalah keterampilan sosial, manajemen diri, dan
mengatasi masalah di sekolah sebagai target behaviors; strategi antecedents berupa
pengaturan perilaku, pengaturan dan konsistensi kegiatan dan aturan di sekolah dan
pemberian materi ajar yang kontekstual dan sesuai kemampuan anak; dan strategi
consequences berupa penerapan konsekuensi perilaku yang ditetapkan pada
strategu antecedents.
Kata kunci: asesmen perilaku bermasalah, anak tunalaras tipe gangguan perilaku,
functional behavior assessment
Abstract
Children with conduct disorders have problem behaviors such as opposing and
breaking instructional rules, and aggressive behaviors. Assessment of problem
behaviors needs as basic of intervention plann. This research aims to: (1) describe
the procedure of Functional Behavior Assessment (FBA), (2) find patterns of
problem behaviors of children with conduct disorders based on FBA results, and
(3) formulate the design of interventions based on the results of the FBA. This
research used a qualitative approach with descriptive analytic techniques of data
analysis. FBA procedures on this research were: (1) describe the profile and
characteristics of children behavior disorders, (2) observe and analyse children
problem behavior based on ABC intervention plan, and (3) charge behavior
motivation scale of problem behaviors that showed that the cause of aggressive and
instructional rules breaking behavior were tangible, escape, and to get attention.
1
Dinamika Pendidikan Nomor 01/Th.XXI/Mei 2014
ABC pattern of problem behavior showed that the antecedents of aggressive and
instructional rules breaking behavior of subject are unstructured situations, need to
attention, and want to get things or activities. The consequences of these problem
behavior was get attention, being free from school task, and get the activities or
things that they desire on. The intervention plann of these problem behaviors was
started from defining target/replacement behavior (social skills, self-management,
and problem solving skills at school setting); determning strategy antecedents that
consist of implementing behavior modification sistematically in school, organize
activities and school rules consistently, giving contextual teaching materials
according to children competence; and determining strategy consequences that
consist of applying contract and consequences behavior which has been arranged
before.
2
Dinamika Pendidikan Nomor 01/Th.XXI/Mei 2014
3
Dinamika Pendidikan Nomor 01/Th.XXI/Mei 2014
4
Dinamika Pendidikan Nomor 01/Th.XXI/Mei 2014
5
Dinamika Pendidikan Nomor 01/Th.XXI/Mei 2014
perilaku bermasalah pada anak tunalaras hendak memahami pola dan dinamika
tipe gangguan perilaku; untuk mene- perilaku bermasalah pada anak dengan
mukan pola dan dinamika perilaku gangguan perilaku.
bermasalah pada anak tunalaras tipe Pendekatan diskriptif naturalistik
gangguan perilaku, serta rancangan ditandai dari langkah penelitian yang
intervensi pengelolaan perilaku bagi anak berurutan dan alamiah, yakni mendalami
tunalaras tipe gangguan perilaku kasus yang ditemukan dari fakta di
berdasarkan analisa hasil FBA. Hasil lapangan yang akan diteliti; perlakuan
penelitian berupa penjelasan diskriptif penelitian berupa pencatatan fakta secara
analitis mengenai prosedur FBA, pola holistik dan alamiah; interpretasi dan
perilaku bermasalah pada anak dengan pemahaman fakta; mendeskripsikan
gangguan perilaku, dan rancangan amatan; dan perumusan preposisi teoritik
intervensi berdasarkan hasil FBA. (Burhan Bungin, 2003). Awal dari
penelitian ini adalah fakta anak dengan
Metode Penelitian
gangguan perilaku di sekolah yang
Penelitian ini menggunakan pende-
kemudian diteliti menurut prinsip
katan diskriptif naturalistik. Penelitian
asesmen perilaku FBA untuk kemudian
didasarkan pada sisi alamiah suatu kasus
dirumuskan rancangan intervensi
yang menghasilkan data deskriptif dari
berdasarkan paparan hasil asesmen
responden atau perilaku dan situasi yang
perilaku bermasalah anak.
diamati (Agus Salim, 2001). Pendekatan
Lebih jelasnya, proses penelitian
ini sesuai dengan tujuan penelitian yang
digambarkan dalam bagan berikut.
6
Dinamika Pendidikan Nomor 01/Th.XXI/Mei 2014
Gambar 1.
Bagan Alir Penelitian
7
Dinamika Pendidikan Nomor 01/Th.XXI/Mei 2014
(Joosten & Bundy, 2008). Masing- dasi guru di sekolah dan penegakan
empat (4) item, sehingga skor tertinggi DSM IV. Tahap berikutnya adalah
perilaku adalah 24 (6x4), dan skor secara singkat dalam bagan berikut ini.
8
Dinamika Pendidikan Nomor 01/Th.XXI/Mei 2014
Gambar 2.
Prosedur Functional Behavior Assessment (FBA)
9
Dinamika Pendidikan Nomor 01/Th.XXI/Mei 2014
10
Dinamika Pendidikan Nomor 01/Th.XXI/Mei 2014
11
Dinamika Pendidikan Nomor 01/Th.XXI/Mei 2014
12
Dinamika Pendidikan Nomor 01/Th.XXI/Mei 2014
Pola Perilaku Bermasalah dan hal yang terjadi atau respon ling-
Berdasarkan Hasil Functional
kungan terhadap perilaku bermasalah
Behavior Assessment
yang dilakukan (consequences). Pengisi-
Berdasarkan prosedur FBA, ditemu-
an skala motivasi yang menemukan latar
kan pola perilaku bermasalah pada ketiga
belakang perilaku dapat mempertegas
subjek. Pola perilaku disimpulkan dari
antecendent perilaku bermasalah yang
pengamatan berulang pada perilaku
sering dilakukan subjek. Berikut adalah
bermasalah (behavior), identifikasi pemi-
pola perilaku bermasalah pada subjek dari
cu perilaku bermasalah (antecendent),
hasil FBA.
13
Dinamika Pendidikan Nomor 01/Th.XXI/Mei 2014
14
Dinamika Pendidikan Nomor 01/Th.XXI/Mei 2014
Hasil Functional Behavior Assess- itu, keadaan anak yang mudah ter-
ment (FBA) menunjukkan bahwa ketiga singgung, rendah estimasi diri, marah
subjek memiliki ciri gangguan perilaku yang meledak-ledak juga memacu terja-
(conduct disorder). Semua kriteria gang- dinya perilaku agresif (Glicken, 2009).
guan perilaku ada pada ketiga subjek, Selain itu anak dengan gangguan perilaku
yakni agresif, merusak, curang, dan kesulitan berempati, sulit mengidentifika-
melanggar aturan. Subjek juga memiliki si perilaku yang benar dalam hubungan
karakter perilaku yang menunjukkan sosial dan situasi yang sesuai, dan
gangguan sikap menentang (oppositional seringkali mengatasi masalah dengan cara
deviant disorder) berupa bandel, keras berperilaku agresif (Shepherd, 2010).
kepala, tidak patuh, dan melanggar atur- Perilaku bermasalah berikutnya pada
an. Wenar dan Kerig (2005) menyebutkan tiga subjek adalah perilaku melanggar
bahwa pada kanak-kanak pertengahan atau menolak aktivitas pembelajaran
(sesuai usia subjek), gangguan perilaku dilakukan saat pembelajaran di kelas
biasanya komorbid dengan gangguan maupun pembelajaran dalam kelompok
sikap menentang. yang besar. Motif perilakunya adalah
Perilaku bermasalah yang paling tangible, attention, dan escape. Pelang-
sering terjadi adalah perilaku agresif garan terhadap aktivitas pembelajaran
verbal dan fisik. Perilaku tersebut terjadi yang sering dilakukan subjek sesuai
karena subjek terhalang keinginannya dengan pengertian anak dengan gangguan
untuk mendapatkan benda atau aktivitas perilaku menurut The Federal Definiton,
yang disukai (tangible), tidak mendapat Individual with Disabilities Education Act
perhatian (attention) dari guru atau (IDEA) yakni, ketidakmampuan untuk
teman, dan untuk menghindari tugas belajar yang tidak dapat dijelaskan
(escape). Perilaku agresif kerap muncul berdasarkan keadaan intelektual, sensori,
pada kegiatan yang tidak terstruktur atau dan faktor kesehatan; ketidakmampuan
kegiatan dalam kelompok yang besar. memulai atau menjaga kepuasan interaksi
Rusdi Maslim (2003) menyatakan bahwa sosial dengan teman dan guru; dan
perilaku agresif pada gangguan perilaku kecenderungan menghindari masalah
terjadi karena anak memiliki kecen- personal atau masalah akademik
derungan untuk mudah marah atau (Hallahan, dkk., 2011).
tempertantrum yang tidak biasa. Selain
15
Dinamika Pendidikan Nomor 01/Th.XXI/Mei 2014
Intervensi perilaku agresif dan me- dinilai tepat karena mereka memiliki
langgar aturan pembelajaran diarahkan karakteristik keterampilan sosial yang
untuk mengurangi dampak negatif dalam terbatas (Shepherd, 2010). Sorias
pembelajaran. Pada pendekatan FBA, menyebut keterampilan sosial penting
intervensi perilaku dirancang menurut karena berfungsi agar anak mampu
pendekatan ABC (antecedents, behaviors, mengekspresikan emosi yang sesuai
consequences). Respon intervensi meli- dengan konteks sosial, memperoleh hak
puti memilih perilaku pengganti (target dengan cara yang baik dan tidak
behavior), serta menetapkan strategi mengganggu hak orang lain, meminta
antecedents dan strategi consequences bantuan orang lain apabila membutuhkan,
(Loman & Borgmeier, 2010; Sparzo & dan menolak permintaan atau ajakan yang
Walker, 2004). Shepherd (2010) menye- tidak baik (Samanci, 2010). Walker dan
butkan perilaku target yang disebut juga Mc.Connell menyebutkan tiga kategori
sebagai future alternative/replacement perilaku yang menjadi indikator
behavior merupakan perilaku yang keterampilan sosial di sekolah, yaitu: (1)
memiliki fungsi sama dengan perilaku perilaku sosial dasar dalam interaksi
bermasalah yang ingin diperbaiki. Sesuai sosial dan perilaku mengatasi masalah;
temuan penelitian ini, perilaku yang akan (2) interaksi berteman di luar pembel-
diperbaiki adalah perilaku agresif fisik ajaran meliputi penerimaan teman,
dan verbal dengan perilaku keterampilan perilaku interaksi berteman, adaptasi,
sosial, mengelola kemarahan, manajemen perilaku membantu, inisiatif, dan bakat
diri, dan problem-solving. Sesuai dengan positif yang ditunjukkan; dan (3) atau
pandangan Curtiss, dkk., bahwa perilaku penyesuaian diri terhadap aktivitas
melanggar pembelajaran dapat diganti pembelajaran, meliputi kemampuan
dengan replacement behavior berupa ke- manajemen waktu, mengikuti arahan
terampilan sosial, perilaku manajemen pembelajaran, kemampuan berkarya, dan
diri dan problem-solving dalam mengha- respon terhadap pembelajaran (Merrell,
dapi tugas pembelajaran (Shepherd, 2001).
2010). Setelah menetapkan perilaku target,
Keterampilan sosial menurut yang ditetapkan berikutnya adalah stra-
Gresham, dkk., sebagai perilaku target tegi antecedents dan strategi consequen-
untuk anak dengan gangguan perilaku ces. Strategi antecedents merupakan cara
16
Dinamika Pendidikan Nomor 01/Th.XXI/Mei 2014
17
Dinamika Pendidikan Nomor 01/Th.XXI/Mei 2014
18
Dinamika Pendidikan Nomor 01/Th.XXI/Mei 2014
ment) merupakan pendekatan asesmen yakni tangible, escape, dan get attention.
dapat mendiskripsikan dengan jelas profil kan berdasarkan temuan FBA juga
dan karakteristik ketunalasaran (ganggu- bersifat sistematis dan sesuai dengan pola
an perilaku) subjek; pola perilaku berma- perilaku yang ditemukan. Perilaku berma-
salah subjek yang terdiri dari bentuk salah akan diganti dengan replacement
19
Dinamika Pendidikan Nomor 01/Th.XXI/Mei 2014
20
Dinamika Pendidikan Nomor 01/Th.XXI/Mei 2014
21