Askep BPH & LP BPH KDP
Askep BPH & LP BPH KDP
JSN
DENGAN BPH POST TURP PROSTAT
TANGGAL 27-28 MARET 2021
DI RUANG HIGH CARE UNIT
OLEH:
NI KADEK HANDAYANI RASMANA, S.KEP
NIM. C2221025
Diajukan Oleh :
Ni Kadek Handayani Rasmana, S.Kep
NIM. C2221025
Ns. Ika Tona Sulistyorini, S.Kep. Ns. I Putu Artha Wijaya, S.Kep., M.Kep.
NIP : 2002.10.0234 NIDN : 0821058603
Mengetahui
STIKES Bina Usada Bali
Profesi Ners
Ketua
OLEH:
NI KADEK HANDAYANI RASMANA, S.KEP
NIM. C2221025
1. Pengertian
dengan menekan kelenjar normal yang tersisa (Guyton & Hall, 2016)
umum pada pria lansia dan penyebab kedua yang paling sering
untuk intervensi medis pada pria di atas usia 60 tahun (Brunner &
Suddarth, 2017)
mengelilingi saluran kemih pada pria dengan usia diatas 50 tahun yang
a. Anatomi Prostat
ini menepmpel ada diafragma urogenital yang sering disebut sebagai otot
dasar panggul.
b. Fisiologi prostat
peka terhadap androgen. Oleh karena itu pada orang tua bagian
3. Etiologi
terjadi pada pria usia 30-40 tahun. Bila perubahan mikrokopik ini
pria usia 50 tahun angka kejadiannya sekitar 50%, dan pada usia 80 tahun
80%. Sekitar 50% dari angka tersebut menyebabkan gejala dan tanda
klinis.
prostat adalah:
4. Pathofisiologi
Menurut Sjamsuhidajat (2012), menyebutkan bahwa pada
kanndung kemih. Pada beberapa kasus jika obstruksi keluar terlalu hebat,
terdapat sisa urin, maka terdapat peningkatan infeksi dan batu kandung
Retensi progresif bagi air, natrium, dan urea dapat menimbulkan edema
hebat.
akibatnya serat destrusor akan menjadi lebih tebal dan penonjolan serat
buli harus berkontraksi lebih kuat guna melawan tekanan itu. Kontraksi
oleh pasien dirasakan sebagai keluhan pada saluran kemih sebelah bawah
atau lower urinary tract symptom (LUTS) yang dahulu dikenal dengan
5. Manifestasi Klinik
berbagai macam tanda dan gejala. Gejala BPH berganti-ganti dari waktu-
kewaktu dan mungkin dapat semakin parah, menjadi stabil, atau semaki
buruk secara spontan. Berbagai tanda dan gejala dapat dibagi dalam dua
untuk mengeluarkan urine. Pada suatu saat, otot buli- buli mengalami
diwujudkan dalam bentuk retensi urine akut. Adapun gejala dan tanda
a. Retensi urine
i. Kolik renal
menjadi 4 tingkat seperti terlihat dalam tabel 2.1 yang dinilai berdasakan
urin/atau residu urin yang ada di kandung kemih setelah pasien berkemih
resection / tur).
7. Pemeriksaan Penunjang
b. Laboratorium
ginjal.
(normal sisa urin kosong dan batas intervensi urin lebih dari 100
cc).
d. Pemeriksaan lain
bladder
bladder.
kalau dibuat foto stelah miksi, dapat dilihat sisa urin. Pembesaran
prostat dapat dilihat sebagai lesi defek isian kontras pada dasar
yaitu :
a. Stadium I
b. Stadium II
(trans uretra).
c. Stadium III
d. Stadium IV
LH.
dilakukan dengan:
a. Observasi
b. Medikamentosa
4) Fisioterapi
c. Terapi Bedah
yaitu :
5) Stent Prostat
1) Ukuran kelenjar
2) Keparahan obstruksi
9. Komplikasi
c. Hernia/hemoroid
d. Hematuria.
iritasi dan hematuria. Selain itu, stasis urin dalam vesika urinaria
dalam usaha untuk memperbaiki dan melihat pasien sampai ketaraf optimum
a) Sirkulasi
b) Integritas Ego
c) Eliminasi
merah terang dengan bekuan darah, perdarahan dengan tidak ada bekuan,
yang perlu dikaji adalah awasi masukan dan pengeluaran baik cairan
maupun nutrisinya.
punggung bawah.
f) Keselamatan/ keamanan
inspeksi balutan dan juga adanya tanda-tanda infeksi baik pada luka
Resiko Infeksi
volume cairan
Gangguan
Pembedahan Mobilitas Fisik
Resiko Kerusakan
Resiko Nyeri Akut
Kekurangan
penurunan Hb
ketidakefektifan Perfusi
Jaringan perifer
a. Pre operasi
b. Pasca operasi
terlalu cepat.
neurovakuler (nyeri).
imobilisasi fisik.
(NIC & NOC), yaitu pada tabel 2.3 tentang intervensi pre operasi dan
Keterangan :
1. Ekstrim 4. Ringan
2. Berat 5. Tidak ada
3. Sedang
VI Setelah dilakukan tindakan NIC 1 : Infection Control
keperawatan diharapkan resiko infeksi a) pertahankan teknik isolasi dan
tidak terjadi. batasi pengunjung
NOC : Immune status, knowledge : b) Gunakan baju, sarung tangan
infection control, risk control sebagai pelindung.
Kriteria hasil : c) Pertahankan lingkungan
aseptik.
d) Lakukan perawatan luka
dengan
mempertahankan teknik
aseptik
e) Beri terapi antibiotik. NIC 2 :
Infection Protector
Keterangan : a) Monitor tanda dan gejala
1. Ekstrim 4. Ringan infeksi
2. Berat 5. Tidak ada b) Monitor granulosit,
3. Sedang WBC
Tabel 2.4 Intervesi Keperawatan Post Operasi
No. Dx NOC NIC
I Setelah dilkukan tindakan perawatan NIC : Fluid Management
proses keperawatan diharapkan a) Pertahankan catatan intake dan
kebutuhan cairan dan elektrolit output yang akurat
terpenuhi. b) Monitor vital sign
NOC : Fluid balance c) Monitor status hidrasi
Kriteria hasil : (kelembaban membran mukosa,
nadi adekuat0
Indikator Awal Akhir
d) Kolaborasikan pemberian
Vital sign dalam cairan intravena (IV)
batas normal e) Masukan oral
Tidak ada dehidrasi f) Hitung balance cairan
Elastis turgor kulit
baik
Tidak ada rasa haus
yang berlebihan
Perubahan vital
sign
Keterangan :
1. Ekstrim 4. Ringan
2. Berat 5. Tidak ada
3. Sedang
Keterangan :
1. = Tidak menunjukan
2. = Ringan
3. = Sedang
4. = Berat
5. = Ekstrim
V Setelah dilakukan tindakan NIC : Teaching disease
Indikator diharapkan
keperawatan Awal infeksi
Akhir tidak proses
terjadi.tanda
Mengukur a) Deskripsikan proses penyakit
NOC yang
dan gejala : Deteksi infeksi dengan tepat
Kriteria hasil :
mengindikasikan b) Sediakan informasi tentang
infeksi kondisi pasien
Berpartisipasi c) Diskusikan perawatan yang
dalam perawatan akan dilakukan
kesehatan d) Gambaran tanda dan gejala
Mampu penyakit
mengindentifikasi e) Instruksikan pasien untuk
potensial resiko melaporkan kepada perawat
untuk melaporkan tentang
tanda dan gejala yang
dirasakan
Keterangan :
1. = Selalu menunjukan
2. = Sering menunjukan
3. = Kadang menunjukan
4. = Jarang menunjukan
5. = Tidak pernah menunjukan
Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth. (2017). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah (Edisi 12).
EGC.
Guyton, H. J., & Hall. (2016). Textbook of Medical Physiology (Edisi 13).
Elsevier Health Sciences.
Kardiyudiani, N. K., & Susanti, B. A. . (2019). Keperawatan Medikal Bedah I.
PT.Pustaka Baru.
LeMone, Burke, & Bauldoff. (2016). Keperawatan Medikal Bedah, Alih bahasa.
In Keperawatan medikal bedah (p. 411). EGC.
Nursalam. (2016a). Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis
Edisi 4. salemba medika.
Nursalam, S. (2016b). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan
Praktis. Salemba Medika.
Purwanto, H. (2016). Keperawatan Medikal Bedah (11th ed., Vol. 66). EGC.
Putri, R. S., & Ayu, A. (2018). ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN POST
OP BPH DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS
FISIK DI RUANG BEDAH TOPAZ RSU dr. SLAMET GARUT.
Sjamsuhidajat. (2012). Buku Ajar Ilmu Bedah Samsuhidajat-De Jong (Edisi Keti).
EGC.
Smeltzer, S. C., & Barre, B. G. (2017). Buku ajar keperawatan medikal-bedah
Brunner & Suddarth. Journal of Chemical Information and Modeling.
Toisutta, M. (2018). HUBUNGAN ANTARA PEMBESARAN VOLUME PROSTAT
TERHADAP PENINGKATAN NILAI KADAR PSA PADA PASIEN BPH DI
MAKASSAR. Universitas Hasanuddin.
Wilkinson, J., & Ahern, R. (2013). Buku Saku Diagnosis keperawatan Diagnosis
NANDA, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC (edisi 9). EGC.
Lampiran 1
5. Riwayat Kesehatan
KeluargaPasien mengatakan di keluarga dahulu ada yang sakit seperti pasien
tetapi karena terbatasnya fasilitas kesehatan tidak diperiksakan ke dokter hanya
diberikan ramuan tradisional dari tanaman obat berupa jamu.
6. Genogram
5. Eliminasi
Sebelum sakit :
Pasien mengatakan ada rasa tidak lampias saat berkemih dan anyang-
anyangan sekitar 1 bulan.Pola BAB rutin tiap setiap pagi sebelum
beraktifitas.
Saat sakit:
Pasien mengatakan selesai operasi, kencing yang keluar tidak
terasa.Pada saat dirawat di ruang High Care Unit ( HCU ),pasien
belum BAB post tindakan operasi dan diberikan terapi laksatif
( laxadine sirup ) untuk memudahkan proses pengeluaran BAB.
c. Mata
Penglihatan : Normal Kaca Mata/ Lensa
Lain-Lain :pasien tampak menggunakan alat bantu kacamata untuk melihat
jauh dan dekat
i. Abdomen
Peristaltik usus : Ada: 6-8 x/menit ☐ Tidak ada
☐ Hiperperistaltik ☐ Lain-lain:
……………
Kembung : ☐ Ya Tidak
Nyeri tekan : ☐ Tidak Ya,dikuadran kanan/bagian
bawah siksikan
Ascites : ☐ Ada ☐ Tidak ada
I : Lesi (-)
A : Bising usus 6-8 x / mnt
P : Terdengar suara timpani
P : Nyeri tekan (-),pembesaran hati (-)
j. Genetalia
Pimosis : ☐ Ya Tidak
Alat bantu : Ya ☐ Tidak
Kelainan : Tidak ☐ Ya, berupa Terpasang traksi
kateter three way mengalir jernih diirigasi cairan nacl 0,9 % 1000 ml
dan kateter urine no.16 terpasang pada alat kelamin,urine keluar
bercampur dengan cairan irigasi berwarna merah muda tertampung
dalam urine bag selama perawatan di ruang HCU frekuensi
berkemih tidak terkaji
Kulit
Turgor : Elastis ☐ Kering Lain-
lain………………
Laserasi : ☐ Luka ☐ Memar ☐ Lain-lain di
daerah…….
Warna kulit : Normal(putih/sawo matang/hitam) ☐
Pucat
☐ Sianosis ☐ Ikterik ☐ Lain-lain
k. Ekstrimitas
Kekuatan otot :
m. Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium (Tgl 26 Maret 2021)
Hasil pemeriksaan Darah lengkap,faktor pembekuan darah (BT,CT) terlampir.
Hasil rapid antigen : non reaktif.
Rontgen
Hasil thorax foto : dalam batas normal Tgl 26 Maret 2021 ( cor dan pulmo
dalam batas normal )
Hb : 13,19/dl
Ht : 40 %
Leukont : 8,640/ul
Trombosit : 306.000/ul
LED : 90 mm/jam
Masa pendarahan : 2’
Masa pembekuan : 10’
Golda : B/Rh+
GDS : 121 mg/dl
SGOT : 24 U/l
Ureum : 43 mg/dl
Kreatinin : 1,0 mg/dl
Asam Urat : 3,9 mg/dl
HbsAg : Non reaktif
n. Terapi Medik
Tanggal : 27 Maret 2021
No Terapi Dosis Fungsi Terapi Cara Pemakaian
Ferzobat 3x1 grm Terapi antibiotika IV
Esomax 1x40 mg Obat anti PPI IV
Laxadine 3xC1 Laksatif PO
Dexketoprofen 3x1amp (25Analgetika OAINS IV
ml)
Urief 2x1 tab Obat untuk obstruksi BPHPO
Cernevit 1x 750 mg Multivitamin IV
DO : prostat,kadar testosteron
-Terfiksasi kateteririgasi menurun mengakibatkan
three way di paha sebelah kiri proliferasi sel
post TURP Prostat selama 1 prostat=>BPH=>pembed
hari post operasi ahan=>terputusnya
- Terpasang traksi kateter kontinuitas jaringan==>
three way mengalir jernih nyeri akut dan
diirigasi cairan nacl 0,9 % pemasangan traksi
1000 ml dan kateter urine kateter untuk
no.16 terpasang pada alat mempertahankan
kelamin,urine keluar drainage irigasi patent
bercampur dengan cairan mencegah obstruksi
irigasi berwarna merah muda pasca tindakan
tertampung dalam urine bag pembedahan
selama perawatan di ruang ==>HAMBATAN
HCU frekuensi berkemih MOBILITAS FISIK
tidak terkaji
Reb 1,2 Pkl -Menerima operan jaga kondisi Operan jaga dari tim hy
o 28 07.30- pasien dari tim dinas malam ke dinas malam ke pagi
mare 13.30 dinas pagi berjalan lancar dan tidak
t wita ada kendala selama 1 x
2021 24 jam pasien pasca
operasi dirawat di HCU
-Mengukur TTV,komunikasi
terbuka dalam pengkajian TTV ,TD : 125/65
skala nyeri pasca operasi MMHG,nadi 88
,memandikan pasien dan x/mnt,suhu 36,2 C,RR :
memberikan diet oral serta 20x/mnt,skala nyeri VAS
deleatif pemberian obat 3(0-10),obatinjeksi dan
analgetika lewat injeksi dan obat oral sudah masuk
obat oral. tanpa ada reaksi
-Mengukur balance alergi,makan habis 1
cairan,mengevaluasi irigasi porsi dan pasien sudah
kateter pasca tindakan operasi tampak rapi . Cairan
sudah dihitung per shift
jaga,urine jernih tanpa
adanya bekuan atau cloth
ataupun perdarahan.
-Menyiapkan perawatan luka
pasca operasi dan persiapan Menemani dokter visite
pasien latih mobilisasi secara di ruangan HCU,luka
bertahap di atas tempat tidur operasi terawat (ganti
verban dan balutan
dibawah penis) buka
traksi kateter (kendorkan)
,pertahankan selama 1-2
hari hingga urine jernih
pascatraksi kateter
dikendorkan,pasien
sudah belajar mobilisasi
duduk bertahap di atas
-Menyiapkan perpindahan tempat tidur dan
pasien ke ruang rawat inap beraktifitas ringan.
pasca kondisi operasi dan
dirawat di ruang HCU dengan
kondisi stabil. Pasien BPD ke kamar
rawat inap biasa dengan
menggunakan kateter dan
irigasi jernih tanpa
adanya obstruksi,operan
pada tim jaga di ruangan
monitor irigasi kateter
sampai dengan
jernih,latih mobilisasi
bertahap,hindari untuk
mengedan saat BAB di
kamar mandi dan kaji
ulang skala nyeri pasien
VAS 3 (0-3) dan
persiapan kontrol
kembali di klinik urologi
pasca rawat inap
VI. EVALUASI
No Hari/ No. Jam Evaluasi Paraf
Tanggal Dx
1 27 1,2 Pkl S : Pasien mengatakan nyeri di perut bagian Hy
Maret 13.30 bawah,nyeri pada luka post operasi ,skala nyeri
2021 wita VAS 6 (0-10).Pasien mengatakan kencing tidak
terasa, mengatakan paha kiri terasa kencang
setelah dipasang irigasi kateter,dan susah
bergerak bebas.
O : Pasien tampak meringis kesakitan,VAS 6 (0-
10),TTV ,TD : 130/80 mmhg,nadi 98x/mnt,RR
28x /mnt,Suhu 36,7 C.Pasien terpasang irigasi
kateter dan kateter pada alat kelamin dengan
irigasi terfiksasi pada paha sebelah kiri.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi keperawatan.