Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

Analisis isi lirik lagu ibu (Karya Iwan Fals) dan Analisis isi cerita pendek berjudul
ibuku pengingatku (Karya Reza Aditama)

Analisis Lirik Lagu


“IBU” Karya Iwan Fals

Musik merupakan sarana budaya yang hadir dalam masyarakat sebagai konstruksi dari
realitas sosial yang dituangkan dalam bentuk lirik lagu. Pada  awalnya kebutuhan lagu
digunakan untuk kepentingan upacara adat dan upacara ritual. Tetapi, seiring perkembangan
masyarakat musik telah tertransformasi bergeser menjadi sebuah komoditi yang
dikomersialisasikan dan menjadi barang ekonomi yang diperjualbelikan.

Perkembangan musik dewasa ini lebih menyesuaikan dengan selera pasar, sehingga
industri musik lebih banyak melahirkan lagu-lagu yang laku keras dipasaran, misalnya lagu-
lagu pop yang bertemankan percintaan. Hal ini berbeda sekali dengan misi-misi dari musisi
yang peduli pada kondisi sosial, misalkan Iwan Fals, Franky Sahilatua, Sawung Jabo,
Setiawan Djody, atau pun Grup Musik Kantata, Slank, Edane dan lain-lain. Walaupun
demikian perkembangan lagu-lagu yang bertemakan kritik sosial ternyata juga dimanfaatkan
oleh industri musik untuk mendapatkan akumulasi modal yang semakin besar.

Iwan Fals merupakan sosok yang cukup konsisten dalam perjuangan menggugat Orde
Baru. Kritik-kritik pedas dan lugas selalu dilontarkan dalam setiap karyanya. Wacana kritik
dalam karya Iwan Fals ternyata didukung oleh sebagian besar masyarakat terutama lapisan
bawah, karena lagu tersebut mewakili dan menyuarakan hati nurani rakyat. Selain itu Iwan
fals juga membuat lagu bertemakan sosial mengenai seorang ibu.

Menarik untuk kita analisis sebagai suatu pembicaraan ringkas, karangan dibawah ini
hanya mencoba memperlihatkan aspek-aspek yang terdapat dalam lagu “IBU” karya Iwan
fals. Aspek –aspek tersbut adalah tokoh,penokohan, gaya bahasa.

Banyak lagu-lagu yang dipopulerkan oleh para penyanyi terkenal berisi sanjungan untuk
ibu berdasarkan berbagai pengalaman dan kenyataan hidup. Sebuah lagu terkenal yang begitu
membekas dalam hati, yaitu lagu Ibu dari Iwan Fals.

IBU

Ribuan kilo jalan yang kau tempuh


Lewati rintang untuk aku anakmu

Ibuku sayang masih terus berjalan

Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah

Seperti udara... kasih yang engkau berikan

Tak mampu ku membalas...ibu...ibu…

Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu

Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu

Lalu doa-doa baluri sekujur tubuhku

Dengan apa membalas...ibu...ibu....

Seperti udara... kasih yang engkau berikan

Tak mampu ku membalas...ibu...ibu…

Lagu tersebut mengandung kejujuran hati nurani manusia yang terkenang perjuangan,
penderitaan dan pengorbanan ibu. Dalam lirik lagu itu pemilihan kata yang
digunakan Iwan Fals sangat menggugah pembaca, seperti ”Ribuan kilo jalan yang kautempuh
lewati rintang untuk aku anakmu, ibuku sayang masih terus berjalan walau tapak kaki penuh
darah penuh nanah”.

Iwan Fals melanjutkan liriknya dengan, ”Seperti udara kasih yang engkau berikan, tak
mampu ku membalas ibu”, penggunakan perumpamaan kata untuk mengibaratkan bahwa
kasih ibu seperti udara yang memberikan pasokan berlimpah untuk kelangsungan kehidupan
umat manusia. Udara adalah segalanya dalam kehidupan, sehingga kita mengakui tak
mungkin mampu memberi balasan pada ibu secara maksimal, baik dalam materi atau non
materi.

Pilihan kata dalam lirik lagu berjudul “Ibu” ada yang susah untuk dijelaskan  tetapi hal ini
membuat lebih kreatif dan juga berupa citraan kesakitan yang menunjukkan koherensi yang
kuat seperti Ribuan kilo jalan yang kau tempuh, Walau tapak kaki, penuh darah... penuh
nanah. Semua itu menunjukkan bahwa orang yang sadar akan perjuangan seorang ibu yang
merelakan dirinya tersakiti demi kebahagiaan anaknya.
Hal ini menunjukkan bahwa Iwan fals cukup banyak memiliki perbendaharaan kata yang
bersifat operasional, sehingga dengan menggunakan kata-kata yang puitis dalam lirik lagunya
itu membuat imaji pembaca akan lebih mudah terpancing.

Setidaknya terdapat dua tokoh penting dalam lirik lagu tersebut. Aku dan ibu merupakan
tokoh yang terdapat dalam lirik lagu ini. Aku merupakan tokoh yang meceritakan bagaimana
perjuangan seorang ibu untuk membahagiakan anaknuya. Setelah melihat kegigihan
perjuangan ibu, tokoh aku menjadi tersadar dan ingin membalas budi kepada ibunya. Tokoh
ibu disini merupakan sosok wanita yang kuat dan tegar dalam menghadapi cobaan demi
membahagiakan anaknya. Rela mengorbankan raganya demi melihat anaknya bahagia.
Tokoh aku ini masih menimbulkan kebingungan bagi pembaca dalam menafsirkan. Karena
pembaca bias mengartikan bahwa tokoh aku ini adalah pengarang lagu atau tokoh aku ini
orang lain. Sehingga diperlukan kajian dan pemahaman mendalam untuk mengerti siapa
tokoh aku yang sebenarnya dalam lagu Iwan Fals yang bejudul “IBU”.

Tokoh “IBU” dan “Aku” dalam lagu ini menunjukkan bahwa Ibu sebagai pelaku yang
secara langsung terlibat didalam cerita yang terdapat dalam lirik lagu tersebut yang
diceritakan oleh tokoh Aku. Dalam lirik lagu ini kita lihat bahwa tokoh “aku” sebagai
pencerita apa yang telah dialami oleh tokoh Ibu.

“Ibuku sayang masih terus berjalan, Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu, Sampai
aku tertidur, bagai masa kecil dulu”. Dari kutipan lirik lagu itu, tokoh aku disini ingin
menceritakan bahwa Ibu merupakan sosok penuh pengorbanan untuk mencurahkan kasih dan
menciptakan kehidupan bahagia, meski harus menghadapi ribuan cobaan hidup.

Selain sebagai pencerita, tokoh aku disini juga menjadi pelaku utama dalam lirik lagu
ini. Pada dasarnya lagu “IBU” menceritakan seorang anak yang disebutkan sebagai tokoh aku
yang tersadar akan pengorbanan yang telah dilakukan oleh ibunya untuk mebahagiakannya.

Tokoh ibu dalam lirik lagu ini merupakan orang ke tiga sebagai pelaku utama. Hal ini
ditunjukkan pada “Dengan apa membalas...ibu...ibu...”. Sebagai orang ke tiga ini
ditunjukkan pada kata “Ibu…ibu”. Tokoh ibu yang dimaksukan dalam lagu ini kurang
spesifik, karena dalam penafsiran atau pemahamannya, pembaca akan menganggap bahwa
tokoh ibu merupakan ibu dari sang pengarang lagu atau sosok ibu yang sedang dilihat
pengarang dalam berjuang membahgiakan anakanya.

Dipergunakanya hiperbola ditunjukan pada baris yang berbunyi ribuan kilo jalan yang
kau tempuh. Pada kata “ribuan kilo” inilah yang yang terkesan membesar-besarkan,
walaupun dalam kenyataannya bisa dilakukan tetapi dalam hal yang wajar terkesan
membesar-besarkan.

Gaya bahasa tersebut juga terdapat pada baris berikutnya, “walau tapak kaki, penuh
darah…penuh nanah”. Dalam kata-kata ini terlalu membesar-besarkan, tidak sewajarnya
bahwa tapak kaki itu penuh darah dan penuh nanah ketika harus berjalan, selayaknya orang
berjalan itu menggubakan alas kaki. Kemudian juga  terdapat dalam lirik, “lalu doa – doa
baluri sekujur tubuhku” disini yang terkesan membesar-besarkan adalah pada
kata “baluri” karena doa tidak dapat membaluri tubuh.

“Seperti udara... kasih yang engkau berikan, Tak mampu ku membalas...ibu...ibu…” baris


ini mengandung unsur bahasa retorik retisense karena menggunakan titik-titik banyak yang
mungkin untuk mengganti perasaan yang tak terungkapkan.

Keanekaragaman gaya bahasa akan berpengaruh terhadap penggambaran suasana


penuturnya. Gambaran makna yang ditampilkan mungkin hanya menggambarkan suasana
keseharian yang rutin dan sering dialami oleh pembacanya. Setiap orang pasti mempunyai
perebedaan penggunaan gaya bahasa dalam penyampaian karya sastranya.

Bahkan meskipun mereka berangkat dari gagasan yang sama, bentuk penyampaiannya
dalam gaya bahasa senantiasa berbeda. Dalam karya sastra hal demikian disebut individuasi,
yakni keunikan dan kekhasan seseorang dalam penciptaan sebuah karya yang tidak pernah
sama antara satu dengan yang lainnya. Dalam lagu Iwan fals ini memiliki pengungkapan gaya
bahasa yang berbeda-beda.

Analisis isi cerita pendek berjudul ibuku pengingatku (Karya Reza Aditama)

Cerpen ibuku pengingatku karya Reza Aditama menceritakan tentang seorang ibu yang
menjadi pengingat dan inspirasi bagi anak-anaknya. Dan seseorang yang hebat, seseorang
guru yang selalu membimbing di setiap saat. Seperti pada kutipan "Begitulah cara mamaku
mendewasakan aku, ya ibuku inspirasiku seorang guru yang tidak pernah aku akui kalau dia
seorang guru."

Cerpen ini juga menceritakan seorang anak yang bercerita mengenai ibunya yang selalu
mengingatkan dan membimbing anaknya dari kecil sampai saat ini. Walaupun seiring
bertambahnya usia (beranjak dewasa) si anak mulai mengabaikannya, mulai tidak
mendengarkannya, dan bisa dibilang nakal. Namun tidak henti-hentinya ibu selalu
mengingatkan, bahkan sampai akhir hayatnya. Seperti terlihat pada kutipan "Ibu adalah
orang pertama yang aku temui di tangisan awalku ketika aku ada didunia, orang yang selalu
ada disampingku, aku adalah anak ibu, karena tali pusarku itu dulunya tersambung langsung
dengan ibu, ibu yang memberiku kehidupan sampai aku menjadi seperti sekarang ini, mulai
dari kecil sampai aku besar, mulai dari merangkak sampai berjalan, ibu ada, bahkan selalu
ada." dan "“Nak, nanti jangan lupa cuci baju sendiri karena besar sudah kuliah,”,“Sudah bisa
atur diri sendiri jadi tidak perlu mama ingatkan lagi,”,“Belajar yang benar harus jadi contoh
yang baik buat adik – adikmu,”,“Jangan nakal, harus dengar apa yang orang tua katakan
terutama papamu, dia yang cari uang untuk kalian,”.

Pilihan kata pada cerpen "Ibuku Pengingatku" menggunakan kata-kata yang mudah
dipahami, dan kata-kata yang digunakan sangat mirip dengan penggunaan kata dalam sehari-
hari seperti “Assalamualaikum,” Kata ibu. “Walaikumsalam,” Jawabku dengan suara serak
yang baru tebangun dari tidur. “Kabarmu gimana nak ?” “Baik ma”.

Didalam cerpen ini terdapat tokoh Aku, Mama dan Papa. Aku merupakan tokoh yang
menceritakan seorang anak yang sangat sayang dan terinspirasi kepada sosok ibunya,
"Begitulah cara mamaku mendewasakan aku, ya ibuku inspirasiku ...". Mamah merupakan
tokoh yang menceritakan seorang ibu yang menjadi pengingat, inspirasi, hebat, dan seorang
guru yang selalu membimbing di setiap saat. Papa merupakan sosok yang sangat sabar,baik
dan penyayang, “Ayo nak, naik,” saut ayahku...." , "“Ayo nak, naik,” kita pulang liat
mamamu. Dengan raut wajah yang sangat sedih dia berkata seperti itu sambil melihat
kearahku."

Gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen ini yaitu hiperbola hal ini dapat dilihat dari
kutipan, "sontak aku menjadi seperti seorang yang lagi sakit, lemas, sperti darahku sudah
tidak mengalir lagi ke seluruh tubuh. aku lemas, shock, mendengar orang yang tadi
menelponku dengan nada biasa – biasa saja ternyata menyembunyikan sesuatu." Dan "
Sontak dunia seperti terlihat gelap di mataku, dengan airmata yang sudah tidak bisa
terbendung lagi aku menangis seperti orang gila yang lupa akan dunia, dunia seperti sudah
tidak ada lagi untukku tanpa....".
Persamaan antara lirik lagu ibu (Karya Iwan Fals) dan cerita pendek berjudul
ibuku pengingatku (Karya Reza Aditama)

lirik lagu ibu (Karya Iwan Fals)

Dilihat dari diksi yang digunakan dalam lirik lagu berjudul “Ibu” berupa citraan kesakitan
yang menunjukkan koherensi yang membuat lebih kreatif seperti Ribuan kilo jalan yang kau
tempuh, Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah. Semua itu menunjukkan bahwa
orang yang sadar akan perjuangan seorang ibu yang merelakan dirinya tersakiti demi
kebahagiaan anaknya. Lirik lagu Iwan fals juga cukup banyak memiliki perbendaharaan kata
yang bersifat operasional, sehingga dalam lirik lagunya itu lebih puitis dan membuat imaji
pembaca akan lebih mudah terpancing.

Dari segi tokoh terdapat dua tokoh penting dalam lirik lagu tersebut. Aku dan ibu merupakan
tokoh yang terdapat dalam lirik lagu ini. Aku merupakan tokoh yang meceritakan bagaimana
perjuangan seorang ibu untuk membahagiakan anaknuya. Tokoh ibu disini merupakan sosok
wanita yang kuat dan tegar dalam menghadapi cobaan demi membahagiakan anaknya. Tokoh
“IBU” dan “Aku” dalam lirik lagu ini menunjukkan bahwa Ibu sebagai pelaku yang secara
langsung terlibat didalam cerita lirik lagu yang diceritakan oleh tokoh Aku. Dalam lirik lagu
ini kita lihat bahwa tokoh “aku” sebagai pencerita apa yang telah dialami oleh tokoh Ibu.
Selain sebagai pencerita, tokoh aku disini juga menjadi pelaku utama dalam lirik lagu ini. 

Pada dasarnya lagu “IBU” menceritakan seorang anak yang disebutkan sebagai tokoh aku
yang tersadar akan pengorbanan yang telah dilakukan oleh ibunya untuk mebahagiakannya.
Sedangkan tokoh ibu dalam lirik lagu ini merupakan orang ke tiga sebagai pelaku utama. Hal
ini ditunjukkan pada “Dengan apa membalas...ibu...ibu...”. Sebagai orang ke tiga ini
ditunjukkan pada kata “Ibu…ibu”. Tokoh ibu yang dimaksukan dalam lagu ini kurang
spesifik, karena dalam penafsiran atau pemahamannya, pembaca akan menganggap bahwa
tokoh ibu merupakan ibu dari sang pengarang lagu atau sosok ibu yang sedang dilihat
pengarang dalam berjuang membahgiakan anakanya. Seperti pada lirik “Ibuku sayang masih
terus berjalan, Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu, Sampai aku tertidur, bagai
masa kecil dulu”. Dari kutipan lirik lagu itu, tokoh aku disini ingin menceritakan bahwa Ibu
merupakan sosok penuh pengorbanan untuk mencurahkan kasih dan menciptakan kehidupan
bahagia, meski harus menghadapi ribuan cobaan hidup.

Anda mungkin juga menyukai