1. LATAR BELAKANG
Dimulai pada dekade 90-an perkembangan Internet semakin berkembang pesat, di Indonesia
sendiri bisnis Internet mulai dikenal sekitar tahun 95-an yang diawali dengan munculnya
Internet Service Provider yang menyediakan akses Internet dengan bandwidth berkisar antara
14.4 kbps hingga 28.8 kbps, Hingga akhir tahun 1999 daftar ISP di Indonesia baik yang sudah
beroperasi maupun belum beroperasi sekitar 55 ISP, 2 (dua) tahun kemudian yaitu Tahun
2001 jumlah ISP secara keseluruhan mengalami peningkatan yang tercatat di Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) sudah menginjak angka 155 ISP, hingga
Tahun 2021 saat ini tercatat +/- 400 Perusahaan ISP Resmi.
Menyelenggarakan layanan Internet bukan hal sulit pada skala pemula (entry level).
Pengusaha lokal sudah mampu berkreasi dan sudah banyak yang sanggup membangun
jaringan interet untuk distribusi domestik di wiayahnya untuk memenuhi kebutuhan
layanan akses Internet masyarakat setempat atau komunitasnya.
Berdasarakan kebutuhan masyarakat akhirnya bayak pihak masyarakat membangun
sendiri infrastruktur dan menyelenggarakan layanan akses internet untuk komunitas
yang sering disebut sebagai RTRWnet.
Kreatifitas ini umumnya didominasi oleh UKM atau personal bermotif semi profit yang
berevolusi dan komunitas TI lokal menguasai pengetahuan, solusi teknologi tepat guna
untuk menyelenggarakan infrastruktur mandiri sebagai upaya penetrasi membuka
daerah terisolasi internet.
Membangun RT/RWNet, layanan WiFi bersifat publik, berbagi pakai layanan akses
Internet mereduksi biaya dan meningkatkan efisiensi dan kapasitas akses internet yang
unlimited.
Kreatifitas ini tidak terakomodasi dalam tatanan industri dan regulasi Pemerintah. Pemain
skala entry level terutama di daerah, sulit memenuhi persyaratan perijinan. Misalnya
dalam hal bentuk badan hukum usaha, proposal bisnis, persyaratan teknis (ULO), cost
and effort yang tinggi ditambah isu pajak dan BHP serta proses yang tidak sederhana,
memakan waktu dan energi. Sangat sulit memfasilitasi dan mengakomodasi kreatifitas
tersebut bila masih menggunakan paradigma regulasi saat ini.
Regulasi menjadi barrier to entry, sejak 3 (tiga) tahun terakhir pemerintah sudah memberi
kesempatan kepada pemain skala UKM di daerah. Regulasi sudah terlihat mampu
mampu mendorong penetrasi di daerah serta jaminan kesetaraan perlakuan dan tingkat
layanan (equal level playing field) serta akuntabilitas penyelenggara sudah semakin
baik. Peluang regulasi yag semaki mudah dari pemerintah tidak seimbang dengan
pertumbuhan perusahaan ISP lokal di wilayah Sumatera.
Untuk mendirikan sebuah perusahaan ISP tentunya diawali dari pendirian perusahaan badan
hukum secara umum, selain izin usaha berbadan Hukum, lisensi yang harus didapatkan jika
mendirikan perusahaan ISP diterbitkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika
Republik Indonesia melalui Surat Keputusan Menteri KEMKOMINFO RI.
a. Dasar Hukum Surat Keputusan Menteri (Izin) KEMKOMINFO RI
Undang-Undang 36 tahun 1999 tentang Telekomunikasi
Peraturan Pemerintah 52 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Telekomunikasi.
Peraturan Pemerintah 53 tahun 2000 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi
Radio dan Orbit Satelit.
Peraturan Menteri yang mengatur teknis penyelenggaraan telekomunikasi
PM Kominfo 13/2019 (Penyelenggaraan Jasa Telekomunikasi)
b. Izin / Lisensi ISP KEMKOMINFO RI
Lisensi ISP yang diberikan Kementerian Kominfo adalah termasuk dalam Kategori Izin
sebagai Penyelenggaraan Jasa Multimedia dengan jenis layanan Akses Internet (Internet
Service Provider/ISP). Cara mengurus akan dijelaskan di bahasan dibawah ini dan akan
dikupas tuntas pada saat pemaparan materi.
Di era saat ini pengurusan izin berusaha relatif lebih mudah dan lebih cepat dibandingkan
dengan masa sebelum pemerintah saat ini. Adapu prosedur pengurusan untuk mendapatkan
izin ISP diuraikan dibawah ini.
a. Biaya Pengurusan di KEMKOMINFO RI adalah Gratis (Free)
b. Alur Proses Pengurusan Izin / Lisensi
1 Akte Pendirian Perusahaan dari Notaris di daerah lokasi Pendirian Perusahaan.
2 Pengesahan Akte Pendirian Perusahaan oleh Ditjen AHU Kementerian Hukum dan
HAM.
Berikut ini Alur detail step by step mendapatkan izin dari Kementerian Kominfo RI:
Setelah Izin Belum Efektif diberikan maka paling lama 9 (sembilan) bulan kita harus
melakukan perencanaan, pembangunan infrastruktur, sistem, untuk selanjutnya kita
megajukan pemenuhan komitmen.
Berikut ini adalah dokumen yang dipersyaratkan guna pemenihan komitmen:
1. Konfigurasi / topologi jaringan/sistem yang dibangun
2. Dokumen dan Daftar Alat dan Perangkat Telekomunikasi beserta Salinan Sertifikat Alat
dan Perangkat Telekomunikasi.
3. Komitmen selama 5 tahun.
a) pada tahun pertama (awal operasi) adalah : paling sedikit tersedia cakupan wilayah
layanan di 1 kota/kab dan paling sedikit tersedia total kapasitas layanan sesuai dengan
klasifikasi kota/kab yang dikomitmenkan pada huruf a
b) pada tahun kedua sampai dengan seterusnya dapat menambah kota/kab yang
menjadi penambahan cakupan wilayah dan atau penambahan pada kapasitas layanan
4. Dokumen bukti kepemilikan Alat dan Perangkat Telekomunikasi
5. PKS dengan penyelenggara lainnya : PKS Kolokasi (jika ada), PKS ke end user dengan
Penyelenggara Jartaplok PS/Penyelenggara Jartaplok CS/Penyelenggara Satelit
Asing/Penyelenggara Jarbersel, PKS dengan Penyelenggara Jartaptup untuk
penggunaan jaringan sebagai backbone/backhaul, PKS dengan Penyelenggara NAP
untuk sewa kapasitas BW international.
6. Salinan penetapan IP Address dan/atau AS Number
7. Salinan Landing Right (jika menggunakan Satelit Asing)