Disusun Oleh:
1. A.Nurfadillah Firham
7. Asdirawati
2021-2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah banyak
memberikan petunjuk serta bakat Rahmat dan Hidayah-Nya yang dilimpahkan
kepada penulis, sehingga Makalah Farmasetika ini dapat terselesaikan. Makalah
ini dibuat sebagai memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Fermasetika
dengan judul “Istilah-Istilah Dalam Fermakope”
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fermasetika adalah adalah ilmu yang mempelajari tentang cara
penyediaan obat, yang meliputi pengumpulan, pengenalan, pengawetan dan
pembakuan bahan obat-obatan, seni peracikan obat, serta pembuatan sediaan
farmasi menjadi bentuk tertentu sehingga siap digunakan sebagai obat.
Farmakope Indonesia adalah buku resmi yang memuat monografi
sediaan obat dan senyawa kimia yang di lengkapi dengan uraian, rumus, sifat
fisikomia, uji identifikasi, analisis kuantitatif, aturan dosis, dan persyaratan
baku lainnya untuk menentukan mutu dan kemurniannya.
Buku Farmakope diakui dan didukung secara resmi dalam lingkungan
suatu negara atau regional (gabungan beberapa negara dalam satu
wilayah) atau lembaga / badan internasional serta berlaku dalam wilayah
tersebut.
Glenn Sonnedecker , seorang sarjana farmasi dari Amerika Serikat
mendefinisikan Farmakope sebagai berikut : “Farmakope adalah suatu
kompendium yang sengaja untuk melindungi keseragaman dalam hal
kualaitas, komposisi dan kekuatan terapi bahan-bahan melalui
spesifikasi pengarang, metode dan instruksi yang dibuat dengan suatu
batasan daerah oleh kekuasaan yang sah.”
Langkah perkembangan Farmakope seiring sejalan dengan sejarah
perkembangan kefarmasian. Beberapah peninggalan dokumen tentang
farmasi zaman purba ( farmasi kuno ) yang didapatkan melalui dokumen
penelitian oleh ahli purbakala maupun penemuan dokumen secara kebetulan
menunjukan secara praktis semua sejarah kebudayaan telah mengembangkan
dengan baik prosedur-prosedur pengobatan penyakit dan produksi bentuk
sediaan. Berikut ini akan ditunjukkan catatan-catatan purba yang sangat
berarti / bermakna yang berisi materi farmasi yang luas.
BAB II
URAIAN TEORI
4. Pemerian
Pemerian memuat paparan mengenai sifat zat secara umum terutama
meliputi wujud, rupa, warna, rasa, bau dan untuk beberapa hal dilengkapi
dengan sifat kimia atau sifat fisika, dimaksudkan untuk dijadikan petunjuk
dalam pengelolaan, peracikan, dan penggunaan. Pernyataan dalam pemerian
tidak cukup kuat dijadikan syarat baku, tetapi meskipun demikian secara
tidak langsung dapat membantu dalam penilaian pendahuluan terhadap
mutu zat yang bersangkutan.
5. Kelarutan
Kelarutan zat yang tercantum dalam farmakope dinyatakan dengan istilah
sebagai berikut :
Molalitas diberi simbol m, adalah jumlah gram molekul zat yang dilarutkan dalam
1 kg pelarut.
Molaritas diberi simbol M, adalah jumlah gram molekul zat yang dilarutkan dalam
pelarut hingga volume 1 L.
7. Timbangan obat
a. Timbangan kasar
Beban : 250-1000g
Kepekaan : 200 mg
b. Timbangan gram halus
Beban : 100-200g
Kepekaan : 50 mg
c. Timbangan miligram
Beban : 10-50 mg
Kepekaan : 5 mg
8. Wadah
Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan
didalamnya baik secara kimia maupun secara fisika, yang dapat
mengakibatkan pe trubahan kekuatan, mutu atau kemurniannya hingga tidak
memenuhi persyaratan resmi. Jika pengaruh itu tidak dapat dihindarkan,
maka perubahan yang terjadi tidak boleh sedemikian besar sehingga
menyebabkan bahan yang disimpan tidak memenuhi syarat baku. Kecuali
dinyatakan lain, persyaratan wadah yang tertera di Farmakope juga berlaku
untuk wadah yang digunakan dalam penyerahan obat oleh apoteker.
a. Wadah tidak tembus cahaya
Wadah tidak tembus cahaya harus dapat melindungi isi dari pengaruh
cahaya, dibuat dari bahan khusus yang mempunyai sifat menahan cahaya
atau dengan melapisi wadah tersebut .
Wadah yang bening dan tidak berwarna atau wadah yang tembus cahaya
dapat dibuat tidak tembus cahaya dengan cara memberi pembungkus
yang buram. Dalam hal ini pada etiket harus disebutkan bahwa
pembungkus buram diperlukan sampai isi dari wadah habis karena
diminum atau digunakan untuk keperluan lain.
Jika dalam monografi dinyatakan “Terlindung dari cahaya “
dimaksudkan agar penyimpanan dilakukan dalam wadah tidak tembus
cahaya.
b. Kemasan tahan rusak
Wadah suatu bahan steril yang dimaksudkan untuk pengobatan mata atau
telinga, kecuali yang disiapkan segera sebelum diserahkan atas resep
dokter, harus disegel sedemikian rupa hingga isinya tidak dapat
digunakan tanpa merusak segel.
c. Wadah tertutup baik
Wadah tertutup baik harus melindungi isi terhadap masuknya bahan
padat dan mencegah kehilangan bahan selama penanganan ,
pengangkutan, penyimpanan dan distribusi dalam keadaan biasa dan
dengan cara biasa.
d. Wadah tertutup rapat
Harus melindungi isi terhadap masuknya bahan cair , bahan padat atau
uap dan mencegah kehilangan, merekat, mencair atau menguapnya bahan
selama penanganan , pengangkutan dan distribusi dan harus dapat ditutup
rapat kembali. Wadah tertutup rapat dapat diganti dengan wadah tertutup
kedap untuk bahan dosis tunggal.
e. Wadah tertutup kedap
Harus dapat mencegah menembusnya udara atau gas selama penanganan,
pengangkutan, penyimpanan dan distribusi.
f. Wadah satuan tunggal
Wadah satuan tunggal digunakan untuk produk obat yang dimaksudkan
untuk digunakan sebagai dosis tunggal yang harus digunakan segera
setelah dibuka. Wadah atau pembungkusnya sebaiknya dirancang
sedemikian rupa, hingga dapat diketahui apabila wadah tersebut pernah
dibuka. Tiap wadah satuan tunggal harus diberi etiket yang menye-
butkan identitas, kadar atau kekuatan, nama produsen, nomor batch dan
tanggal kadaluarsa.
g. Wadah dosis tunggal
Wadah dosis tunggal adalah wadah satuan tunggal untuk bahan untuk
bahan yang hanya digunakan secara parenteral.
h. Wadah dosis satuan
Wadah dosis satuan adalah wadah satuan tunggal untuk bahan yang
digunakan bukan secara parenteral dalam doosis tunggal, langsung dari
wadah.
i. Wadah satuan ganda
Wadah satuan ganda adalah wadah yang memungkinkan dapat diambil
isinya beberapa kali tanpa mengakibatkan perubahan kekuatan, mutu atau
kemurnian sisa zat dalam wadah tersebut.
j. Wadah dosis ganda
Wadah dosis ganda adalah wadah satuan ganda untuk bahan yang
digunakan hanya secara parenteral
9. Penyimpanan obat
Suhu kamar adalah suhu pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali
adalah suhu yang diatur antar 15 o dan 30o
Dalam pengujian dan penetapan kadar -> air yang dimurnikan (demineral)
Bahan pembawa sediaan resmi -> memenuhi persyaratan air, air untuk injeksi,
atau salah satu bentuk steril air dalam monografi FI.
Produksi sediaan resmi -> air yang dapat diminum sesuai persyaratan
pemerintah
11. Suhu
semua suhu di dalam Farmakope dinyatakan dalam derajat celcius dan semua
pengukuran dilakukan pada suhu 25ᵒ . Jika dinyatakan suhu kamar terkendali,
yang dimaksud adalah suhu 15ᵒ dan 30ᵒ .
12. Tangas uap
Tangas uap, yang dimaksud adalah tangas dengan uap panas mengalir. Dapat
juga digunakan pamanas lain yang dapat diatur hingga suhunya sama dengan
uap panas mengalir.
13. Tangas air
Jika dinyatakan penggunaan tangas air, tanpa menyebutkan suhu tertentu, yang
dimaksud adalah tangas air yang mendidih kuat.
14. Daluarsa
Daluarsa Adalah waktu yang menunjukkan batas terakhir obat masih
memenuhi syarat baku. Daluarsa dinyatakan dalam bulan dan tahun, harus
dicantumkan dalam etiket.
15. Persen
a. Persen bobot per bobot ( b/b) , menyatakan jumlah gram zat dalam 100 gram
larutan atau campuran,.
b. Persen bobot per volume ( b/v) , menyatakan jumlah gram zat dalam 100 ml
larutan, sebagai pelarut dapat digunakan air atau pelarut lain.
c. Persen volume per volume (v/v), menyatakan jumlah ml zat dalam 100 ml
larutan
Pernyataan persen tanpa penjelasan lebih lanjut untuk campuran padat atau
setengah padat, yang dimaksud adalah b/b, untuk larutan dan suspensi suatu
zat padat dalam cairan yang dimaksud adalah b/v , untuk larutan cairan di
dalam cairan yang dimak-sud adalah v/v dan untuk larutan gas dalam cairan
yang dimaksud adalah b/v.
16. Sendok
Formularium Indonesia
a. Sendok kecil : 5 ml
b. Sendok besar : 15 ml
Praktek
a. Sendok teh : 3 ml
b. Sendok takar/plastik : 5 ml
c. Sendok bubur : 8 ml
d. Sendok makan : 15 ml