Anda di halaman 1dari 3

NOTA KEUANGAN

DAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
TAHUN ANGGARAN 2002
APBN merupakan penjabaran rancangan rencana kerja penyelenggaraan negara dalam satu tahun.

Pendapatan negara dan hibah mengakibatkan posisi aktiva bersih negara meningkat, sedangkan belanja
negara berakibat sebaliknya.

Selisih negatif atau positif pendapatan negara dan hibah setelah dikurangi belanja negara selama
setahun merupakan defisit atau surplus anggaran.

Penetapan APBN merupakan manifestasi pelaksanaan kewajiban konstitusional pemerintah sesuai


dengan pasal 23 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945.

Prinsip umum penyusunan APBN 2002 adalah menciptakan APBN yang semakin sehat,
berkesinambungan, dan bertumpu pada kemampuan pembiayaan dalam negeri.

APBN 2002 merupakan tahun ke-3 pelaksanaan GBHN 1999-2004.

APBN 2002 disusun dengan mempertimbangkan faktor internal dan eksternal, serta perkembangan
pelaksanaan APBN tahun anggaran 2001.

LAPORAN

APBN 2002 ditentukan oleh perkembangan ekonomi indonesia dan kebijakan strategis pemerintah
dibidang fiskal(merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu
negara melalui pendapatan dan pengeluaran pemerintah).

Perkembangan ekonomi dari tahun 2001 yang mengalami tekanan dan menunjukan pertumbuhan yang
melambat dikarekanakan laju inflasi yang relatif tinggi, naiknya suku bunga, serta tingginya risiko
ketidakpastian pasa kondisi politikdan keamanan dalam negeri. mempengaruhi perkembangan ekonomi
di tahun 2002.

Perkembangan ekonomi global pada tahun 2002 tidak lebih baik dari tahun 2001, yaitu sekitar 2,4
persen. Dikarenakan pertumbuhan ekonomi dunia yang relatif stagnan yang berasal dari melemahnya
perekonomian dinegara-negara maju, (Stagnan : Dalam keadaan terhenti yang berati perumbuhan
tingkat ekonomi yang berjalan ssangat lambat.)

Pemerintah berharap semoga Kondisi sosial, politik, dan keamanan diharapkan semakin baik pada tahun
2002. Dengan meningkatnya investasi negara. (Investasi : keuntungan di masa depan)

Pada Kebijakan ekonomi makro tahun 2002 diarahkan untuk mencapai pemulihan ekonomi yang
berkelanjutan.
Dalam tahun 2002, Kebijakan moneter diarahkan pada pengendalian inflasi dan stabilisasi nilai tukar
rupiah. (Inflasi : Meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus) (Stabilisasi : Usaha Upaya)

Target pertumbuhan uang primer tahun 2002 sekitar 12-14 persen.

Kebijakan keuangan negara akan dilaksanakan secara selaras dan konsisten dengan kebijakan ekonomi
makro lainnya.

Transparansi dan akuntabilitas BPPN (Badan Penyehatan Perbankan Nasional) harus tetap dijaga dalam
pelaksanaan tugas-tugasnya. (Transparansi : Keterbukaan dan Pertanggungjawaban).

Reformasi di berbagai bidang diperlukan untuk memperkuat fundamental ekonomi. (fundamental :


Mendasar) (Reformasi : Perubahan terhadap suatu sistem yang telah ada pada suatu masa.)

kinerja ekonomi Indonesia dalam tahun 2002 diperkirakan akan mengalami kemajuan Target
pertumbuhan uang primer tahun 2002 sekitar 12-14 persen.

Salah satu faktor penting dalam mencapai kinerja ekonomi tersebut adalah adanya koordinasi yang baik
antara kebijakan fiskal dan moneter.

Oleh karena itu, koordinasi tersebut akan semakin ditingkatkan dan dimantapkan dalam tahun 2002.
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2002

APBN 2002 disusun di tengah rasa optimisme masyarakat dan pelaku pasar terhadap prospek pemulihan
ekonomi seiring dengan terbentuknya pemerintahan baru.

Penyusunan APBN tahun 2002 didasarkan pada (i) asumsi dasar ekonomi makro, (ii)perkembangan
APBN tahun 2001, serta (iii) GBHN 1999- 2004, dan Propenas 2000-2004.

Kebijakan keuangan negara tahun 2002 diarahkan pada perwujudan fiscal sustainability, pemberian
stimulus fiskal, dan mensukseskan pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal.

Fiscal sustainability diupayakan melalui (i) penurunan rasio defisit anggaran terhadap PDB, dan (ii) rasio
stok utang pemerintah terhadap PDB menjadi 77 persen pada akhir 2002.

Kesepakatan dengan DPR RI : defisit 2-3 persen dari PDB, dan harga BBM naik 30 persen.

Pendapatan negara dan hibah direncanakan mencapai 17,9 persen dari PDB.

Rencana penerimaan perpajakan didasarkan pada perkiraan membaiknya berbagai variabel penerimaan
pajak dan kebijakan yang akan ditempuh dalam bidang perpajakan.

Penerimaan PPh diperkirakan 6,2 persen dari PDB.

Penerimaan PPh nonmigas diperkirakan meningkat 27,4 persen dari target tahun anggaran 2001.

Kebijakan yang ditempuh di bidang PPh nonmigas dengan melakukan perubahan UU yang menghambat
pelaksanaan intensifikasi dan ekstensifikasi.

Penerimaan PPh Migas diperkirakan menurun 32,0 persen dari target tahun anggaran 2001.

Penerimaan PPN dan PPnBM diperkirakan meningkat 25,5 persen dari sasaran tahun anggaran 2001.

Peningkatan penerimaan PPN dan PPnBM antara lain didukung oleh program canvassing.

Peningkatan sasaran BPHTB didukung oleh kebijakan ekstensifikasi.

Kebijakan penerimaan cukai antara lain disebabkan oleh kenaikan tarif HJE dan peningkatan kepatuhan
membayar cukai.

Pencapaian sasaran penerimaan pajak lainnya, antara lain didukung oleh kebijakan penyesuaian tarif
dan pemantauan penyaluran meterai.

Peningkatan penermaan bea masuk antara lain didukung oleh kebijakan pengurangan fasilitas bea
masuk dan pencegahan praktek underinvoicing.

Penerimaan pajak/pungutan ekspor diperkirakan menurun sejalan dengan kebijakan penurunan tarif
pajak ekspor

Anda mungkin juga menyukai