Anda di halaman 1dari 25

Perekonomian Indonesia

“Merangkum Bab-bab Pada Buku”

NAMA : Friscilla Natasya Meindra Gerung


NPM : 204022595
KELAS : Akuntansi B1
MATA KULIAH : Perekonomian Indonesia

Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi
Universitas Balikpapan
Tahun Ajaran 2022
BAB 4
STABILITAS EKONOMI
A.PENGERTIAN STABILITASI EKONOMI
Stabilisasi ekonomi dapat didefinisikan sebagai usaha-usaha untuk memperbaiki
keseimbangan antara penawaran dan permintaan agregat dalam perekonomian, dengan tujuan
untuk mengurangi inflasi dan memperkuat posisi neraca pembayaran internasional. Stabilitas
ekonomi merupakan prayarat dasar untuk tercapainya peningkatan kesejahteraan rakyat melalui
pertumbuhan yang tinggi dan peningkatan kualitas pertumbuhan.

B. INFLASI
1. PENGERTIAN INFLASI
Secara umum, inflasi adalah suatu keadaan Negara yang mengalami kenaikan harga
barang-barang pokok secara teru menerus.
Bank Indonesia (BI) mendefinisikan inflai dalam inflation targeting framework,inflasi
adalah kecenderungan harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus menerus.

2. PENYEBAB INFLASI
Inflasi disebabkan oleh kenaikan permintaan dan kenaikan biaya produksi.Inflasi dapat
terjadi karena 3 hal berikut ini.

a. Inflasi karena kenaikan permintaan ( Demand Pull Inflation)


Inflasi ini terjadi karena menigkatnya permintaan total yang berlebihan sehingga
memberi pengaruh pada harga barang atau jasa.

b. Inflasi karena biaya produksi (Cos Pull Inflation)


Inflasi ini terjadi karena adanya peningkatan biaya produksi yang digunakan untuk
menghasilkan barang yang dipasarkan.

c. Imported Inflation
Imported Inflation adalah inflasi yang terjadi karena adanya kenaikan harga barang di
luar negeri dan berpengaruh kepada Negara lain yang memiliki hubungan ekonomi
dengan Negara tersebut.

3. JENIS-JENIS INFLASI
Jenis-jenis inflasi atau macam-macam inflasi dapat dibedakan berdasarkan tingkat
keparahan,sumber dan penyebabnya.

a. Jenis-jenis Inflasi Berdasarkan Tingkat Keparahannya


Berdasarkan tingkat keparahannya, inflasi dapat dibedakan atas ringan,sedang,berat,dan
sangat berat.
b. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Sumbernya
Berdasarkan sumbernya, inflasi dibedakan atas inflasi yang bersumber dari dalam negeri.

c. Jenis-jenis Inflasi Berdasarkan Penyebabnya


Berdasarkan penyebabynya,inflasi dapat dibedakan atas inflasi karena kenaikan
permintaan dan inflasi karena biaya produksi.

4. DAMPAK INFLASI
Dampak Inflasi terhadap Pendapatan:inflasi dapat mengubah pendapatan
masyarakat.Perubahan dapat bersifat menguntungkan atau merugikan
Dampak inflasi terhadap ekspor: pada keadaan inflasi,daya saing untuk barang ekspor
berkurang.
Dampak inflasi terhadap minat orang untuk menabung : pada masa inflasi,pendapatan rill
para penabung berkurang karena jumlah bunga yang diterimapada kenyataannya berkurang
karena laju inflasi.
Dampaki inflasi terhadap kalkulasi harga pokok: Keadaan inflasi menyebabkan
perhitungan untuk menetapkan harga pokok dapat terlalu kecil atau bahkan terlalu besar.

5. CARA MENGENDALIKAN INFLASI


Tingkat inflasi yang terlalu tinggi dapat membahayakan perekonomian suatu Negara.

1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter artinya mempengaruhi jumlah uang beredar.
2. Kebijakan Fisikal
Kebijakan fisikal adalah langkah untuk mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran
pemerintah
3. Kebijakan lain di luar kebijakan moneter dan kebijakan fisikal
Untuk memperbaiki dampak yang diakibatkan inflasi,pemerintah menerapkan kebijakan
moneter dan kebijakan fiskal.

6. TEORI-TEORI PENYEBAB INFLASI


Ada tiga teori yang membahas mengapa inflasi itu terjadi,yaitu teori kuantitas,teori
Keynes dan teori structural.
BAB 5
APBN DAN PERAN PEMERINTAH
A.PENGERTIAN APBN
Menurut UU No.17 Tahun 2003 APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintah
yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

B. DASAR HKUM APBN


APBN memiliki dasar hokum dalam pelaksanaannya. Dasar hukum tersebut yaitu sebagai
berikut:
1. Undang-undang Dasar 1945 pasal 23
2. Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara
3. Undang-undang nomor 33 tahun2004 tentang perimbangan keuangan pemerintah pusat
dan pemerintah daerah

C. FUNGSI DAN TUJUAN APBN


Anggaran merupakan instrument untuk mengatur pengeluaran dan juga pendapatan
Negara untuk membiayai pelaksanaan pemerintahan dan pembangunan,mencapai pertumbuhan
ekonomi,meningkatkan pendapatan nasional,mencapai stabitas perekonomian,dan menentukan
arah dan prioritas pembangunan secara umum.
Berikut penjelasan dari fungsi APBN:
1. Fungsi otorisasi
2. Fungsi pengawasan
3. Fungsi alokasi
4. Fungsi distribusi
5. Fungsi stabilisasi
Secara umum tujuan dari penyusunan APBN sebagai berikut:
a. Memelihara stabilitas ekonomi dan mencegah terjadinya anggaran deficit
b. Sebagai pedoman dalam penerimaan dan pengeluaran Negara dalam rangka pelaksanaan
kegiatan kenegaraan dan peningkatan kesempatan kerja yang diarahkan pada peningkatan
pertumbuhan ekonomi dan kemakmuran masyarakat.

D. PRINSIP APBN
Sejak orde baru mulai membangun,APBN kita disusun atas dasar tiga prinsip: prinsip
anggaran berimbang ( balance budget) ,prinsip anggaran dinamis dan prinsip anggaran fungional
E. ASAS PENYUSUNAN APBN
Penyusunan APBN berdasarkan pada tiga asas
1. Kemandirian,artinya pembelanjaan oleh Negara bertumpu pada kemampuan
Negara,apabila penerimaan dalam negeri meningkat maka pinjaman luar negeri hanya
sebagai pelngkap
2. Penghematan atau peningkatan efisiensi dan produktivitas
3. Penajaman prioritas pembangunan,artinya pembelanjaan dalam APBN harus
mengutamakan pembangunan di sector-sektor yang lebih bermanfaat

F. ASUMSI DASAR MAKRO APBN 2017


Berdasarkan sumber dari kementerian keuangan republik Indonesia (2017), menyatakan
bahwa menghadapi tahun 2017 yang masih dihadapkan oleh potensi resiko global,pemerintah
meresponnya melalui penetapan kebijakan fiskal yang kredibel,efisien dan efektif,serta
kesinambungan.

G. SUMBER PENERIMAAN NEGARA


Adapun sumber-sumber penerimaan Negara dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Pendapatan Negara dan hibah
Pendapatan Negara dan hibah adalah semua penerimaan Negara yang beraal dari
penerimaan perpajakan,penerimaan Negara bukan pajak,serta penerimaan hibah dari
dalam negeri bukan pajak, serta penerimaan hibah dari dalam negeri dan luar negeri
2. Penerimaan perpajakan
Penerimaan perpajakan adalah semua penerimaan yang terdiri dari pajak dalam negeri
dan pajak perdagamgan internasional
3. Penerimaan Negara bukan pajak (pnbp)
Pnbp adalah emua penerimaan yang diterima oleh Negara dalam bentuk penerimaan dari
ssumber daya alam,bagian pemerintah atas laba badan usaha milik Negara,serta
penerimaan Negara bukan pajak lainnya.
4. Penerimaan hibah
Penerimaan hibah adalah emua penerimaan Negara yang berasal dari sumbangan swasta
dalam negeri serta sumbangan lembaga swasta dan pemerintah luar negeri

H. BELANJA NEGARA
Undang-undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan Negara menyatakan belanja
Negara adalah kewajiban pemerintah pusat yang diakui sebgai pengurang nilai kekayaan
bersih.Belanja Negara terdiri dari:
1. Belanja pemerintah pusat
Pasal 11 undan-undang nomor 17 tahun 2003 tantang keuangan Negara menetapkan
klasifikasi jenis belanja Negara terdiri dari belanja pegawai,belanja barang, belanja
modal,bunga, subsidi,hibah,bantuan social,belanja lain-lain dan belanja daerah
2. Belanja daerah( transfer ke daerah)
Bagian belanja pemerintah pusat berupa pembagian dana apbn kepada pemrintah daerah
dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah yang bearnya berdaarkan perhitungan-
perhitungan berdasarkan kriteria-kriteria yang ditetapkan dengan undang-undang dan
peraturan-peraturan
3. Pembiayaan
Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran
yang akan diterima kembali,baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun
anggaran berikutnyan yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan
untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran

I. SIKLUS APBN
Siklus adalah putaran waktu yang berisi rangkaian kegiatan secara berulang dengan tetap
dan teratur.
Siklus APBN meliputi: perencanaan dan penganggaran APBN,pembahasan
APBN,Penetapan APBN,Pelaksanaan APBN,Pelaporan dan Pencatatan APBN,serta pemeriksaan
dan pertanggungjawaban APBN
BAB 6
KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER

A. KEBIJAKAN FISKAL
1. PENGERTIAN KEBIJAKAN FISKAL
Kebijakan fiskal merujuk pada kebijakan yang dibuat pemerintah untuk mengarahkan
ekenomi suatu Negara melalui pengeluaran dan pendapatan (berupa pajak) pemerintah.
Parkin (2012) menyatkan bahwa kebijakan fiskal adalah penggunaan anggaran Negara
untuk mencapai beberapa tujuan ekonomi makro,seperti tingkat kesempatan kerja
penuh,pertumbuhan ekonomi jangka panjang yang berkelanjutan,dan stabilitas tingkat harga.

2.MACAM-MACAM KEBIJAKAN FISKAL


Berdasarkan sistem anggaran,kebijakan fiskal dibagi menjadi 4 macam:
1. Kebijakan anggaran surplus
2. Kebijakan anggaran defisit
3. Kebijakan anggaran berimbang
4. Kebijakan anggaran dinamis

3. TUJUAN KEBIJAKAN FISKAL


Kebijakan fiskal memiliki peran dan fungsi,serta tujuan dalam mengatur kestabilan
perekonomian.Adapun tujuan kebijakan fiskal adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan laju investasi
2. Untuk mendorong investasi social secara optimal
3. Meningkatkan kesempatan kerja/mencegah pangangguran
4. Meningkatkan stabilitas ekonomi ditengah ketidakstabilan internasional
5. Untuk meningkatkan dan mereditribusikan pendapatan nasional
6. Menanggulangi inflasi/kestabilan harga

4. FUNGSI KEBIJAKAN FISKAL


Kebijakan fiskal merupakan kebijakan dalam mengelola keuangan Negara yaitu yang
terdapat pada pos penerimaan dan pos pengeluaran Negara dalam APBN.
APBN mempunyai sejumlah fungsi,yakni:
a) Fungsi otorisasi
b) Fungsi perencanaan
c) Fungsi pengawasan
d) Fungsi alokasi
e) Fungsi distribusi
f) Fungsi stabilisasi
5. PERAN KEBIJAKAN FISKAL
Kebijakan fikskal adalah langkah-langkah pemerintah untuk membuat perubahan-
perubahan dalam sistem pajak atau dalam perbelanjaannya dengan makud untuk mengatasi
masalah-masalah ekonomi yang dihadapi.
Dapat disimpulkan peranan kebijakan fiskal antara lain sebagai berikut:
1) Menurunkan tingkat inflasi
2) Meningkatkan produk domestik bruto
3) Mengurangi tingkat pengangguran
4) Meningkatkan pendapatan masyarakat

6. HUBUNGAN KEBOIJAKAN FISKAL DAN APBN


Dalam pengertian umum disebutkanbahwa kebijakan fiskal adalah kebijakan yang
dilaksanakan lewat anggaran pendapatan dan belanja Negara. Pengaruh kebijaksanaan fiskal
terhadap perekonomian dapat dianalisis dalam dua tahap yang berurutan yaitu sebagaimana suatu
kebijaksanaan fiskal diterjemahkan ke dalam APBN serta bagaimana APBN tersebut dapat
mempengaruhi perekonomian.

B. KEBIJAKAN MONETER
1. PENGERTIAN KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan moneter adalah semua tindakan atau upaya bank sentral untuk mempengaruhi
perkembangan variabel moneter (uang beredar,suku bunga,suku bunga kredit, dan nilai tukar)
untuk mencapai sasaran yang diinginkan

2.TUJUAN KEBIJAKAN MONETER


Tujuan kebijakan moneter eperti yang sudah diinggung diatas adalah untuk mencapai
stabilitas yang bias dilihat/diukur dengan keseimbangan neraca pembayaran
internasional,kestabilan harga, kesempatan kerja,stabilitas ekonomi.
3.INSTRUMEN KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan moneter adalah bagian dari kebijakan ekonomi makro. Kebijakan ekonomi
makro bertujuan untuk mencapai kemakmuran masyarakat (Social welfare). Guna mencapai
tujuan tersebut, Bank Sentral mengeluarkan instrument atau alat untuk memperbaiki situasi
perekonomian seperti diantaranya:
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Policy)
Pengertian Operasi Pasar Terbuka (OPT) adalah cara mengendalikan uang beredar dengan cara
membeli atau menjual surat berharga pemerintah (government securities).
2. Kebijakan Diskonto 11
Kebijakan Diskonto (Discount Rate) adalah pengaturan uang yang beredar dengan pengaruh
tingkat suku bunga bank sentral pada bank umum.
3. Kebijakan Perubahan Cadangan Minimum (Minimum Reserve Requirement)
Kebijakan Perubahan Cadangan Minimum atau Giro Wajib Minimum (GWM) adalah mengatur
jumlah uang beredar dengan cara memaikan jumlah dana cadangan perbankan yang harus
disimpan pada Bank Indonesia.
4. Penerapan Batas Minimum Pemberian Kredit
Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)/Legal Leading Limit adalah batas maksimum
penyediaandana yang diperbolehkan untuk dilakukan oleh bank kepada kelompok peminjam
tertentu.
5. Dorongan Moral
Himbauan Moral adalah kebijakan mengatur jumlah uang beredar dengan memberi peringatan
(himbauan) kepada para pelaku ekonomi.

4. PERANAN KEBIJAKAN MONETER


Kebijakan moneter masih tetap besar peranannya dalam menciptakan kestabilan ekonomi.Ada
beberapa faktor menyebabkan hal ini. Pertama, tugas untuk menciptakan penawaran uang yang
pertambahannya dapat selalu selaras dengan jalannya pembangunan yang memerlukan disiplin
kuat di kalangan penguasa moneter dan juga di pihak pemerintah. Kedua, Bank sentral di negara
berkembang lebih teliti dan berhati-hati mengawasi perkembangan penerimaan valuta asing dan
mengawasi kegiatan dalam sektor luar negeri (ekspor dan impor).

5. HUBUNGAN KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER


Masing-masing variable kebijakan tersebut, kebijakan fiskal dipengaruhi oleh dua variable
utama, yaitu pajak (tax) dan pengeluran pemerintah (government expenditure). Sedangkan
variable utama dalam kebijakan moneter, yaitu GDP, inflasi, kurs, dan suku bunga.
BAB 8
KEPENDUDUKAN DAN TENAGA KERJA

A. TINGKAT PERTUMBUHAN PENDUDUK


Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun
penurunannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumuhan oenduduk yaitu kelahiran,
kematian, dan perpindahan penduduk.
Pertumbuhan penduduk terbagi menjadi 4 periode, yaitu :
• PERIODE I
Pada periode ini pertumbuhan penduduk berjalan dengan lambat yang ditandai dengan
adanya tingkat kelahiran dan kematian yang rendah.
• PERIODE II
Tahap ini kematian mulai turun karena adanya perbaikan gizi makanan dan kesehatan,
sehingga pertumbuhan penduduk menjadi cepat mengingat angka kelahiran yang masih
tinggi.
• PERIODE III
Periode ini ditandai dengan tingkat pertumbuhan penduduk yang mulai turun. Tingkat
kematian pada tingkat rendah dan angka kelahiran menurun.
• PERIODE IV
Periode ini tingkat kematian stabil, tetapi tingkat kelahiran menurun secara perlahan
sehingga pertumbuhan penduduk rendah.

B. PERANAN PENDUDUK DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI


Modal dasar pembangunan nasional adalah segala sumber kekuatan nasional, yang
dimiliki dan digunakan oleh bangsa Indonesia dalam pembangunan nasional. Penduduk
merupakan faktor yang penting dalam pencapaian tujuan pembangunan nasional, karena peranan
penduduk yang sangat dominan. Tujuan dari pembangunan ekonomi adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan penduduk suatu negara.
Pertambahan penduduk tidak sekedar sebagai pertambahan penduduk saja, tetapi juga
sebagai suatu kenaikan dalam daya beli. Perkembangan penduduk yang tertunda juga akan
mengakibatkan pasar akan menjadi semakin sempit karena kekurangan konsumen. Sebaliknya,
perkembangan penduduk yang tidak berkualitas justru akan menghambat perkembangan
ekonomi.
Ada beberapa aspek penduduk yang perlu di perhatikan di negara-negara yang sedang
berkembang, yaitu :
1. Tingkat perkembangan penduduk yang tinggi
2. Struktur umur yang tidak favorable
3. Distribusi penduduk yang tidak seimbang
4. Realistis tenaga kerja yang rendah

C. LEDAKAN PENDUDUK
Faktor utama yang menentukan perkembangan penduduk adalah tingkat kematian,
tingkat kelahiran dan tingkat perpindahan penduduk.
1. Tingkat Kamatian
Ada empat faktor yang menyebabkan penurunan angka kematian pada umumnya, yaitu :
- Kenaikan standar hidup sebagai akibat kemajuan teknologi dan meningkatnya
produktivitas tenaga kerja adanya serta perdamaian dunia.
- Perbaikan pemeliharaan kesehatan umum.
- Kemajuan dalam bidang ilmu kedokteran dan adanya lembaga kesehatan umum
modern.
- Meningkatnya penghasilan per kapita.
2. Tingkat Kelahiran
Di negara industri pertumbuhan penduduk berlangsung terus disamping adanya
penurunan tingkat kelahiran. Tingkat kelahiran disesuaikan dengan tingginya tingkat kematian
dengan maksud agar suatu keluarga memiliki jumlah anak yang sedikit dan dapat hidup sampai
hari tua.

D. KOMPOSISI DAN PENYEBARAN PENDUDUK


Komposisi penduduk adalah penggolongan penduduk berdasarkan kriteria tertentu.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin sangat penting dalam kerangka biologis,
ekonomi maupun social. Contohnya berkaitan dengan angka-angka kelahiran, kematian, rasio
beban tanggungan dan jumlah penduduk usia sekolah.
Umur penduduk dikelompokkan menjadi 3, yaitu :
1. Umur 0-14 tahun dinamakan usia muda/usia belum produktif
2. Umur 15-64 tahun dinamkan usia dewasa/usia kerja/usia produktif
3. Umur 65 tahun ketas dinamakan usia tua/usia tak produktif/ usia jompo
Struktur penduduk negara-negara di dunia dibagi 3 yaitu :
1. Struktur penduduk muda : bila suatu negara atau wilayah Sebagian besar penduduk usia
muda
2. Struktur penduduk dewasa : bila suatu negara Sebagian besar penduduk berusia dewasa
3. Struktur penduduk tua : bila suatu negara Sebagian besar terdiri dari penduduk berusia
tua
Persebaran penduduk atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran bentuk disuatu
wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Kepadatan penduduk
erat kaitannya dengan kemampuan wilayah dalam mendukung kehidupan penduduknya, perlu
diketahui bahwa daya dukungan lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia tidak sama.
Kemampuan suatu wilayah dalam mendukung kehidupan itu ada batasnya, apabila
kemampuan wilayah dalam mendukung lingkungan terlampaui dapat berakibat terjadinya
tekanan-tekanan penduduk.
Kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi tiga macam, berikut ini :
1. Kepadatan Penduduk Bedasarkan Lahan Pertanian
- Kepadatan Penduduk Agraris
Adalah perbandingan antara jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian dengan
luas lahan pertanian.
- Kepadatan Penduduk Fisiologis
Adalah perbandingan antara jumlah penduduk total (baik yang bermata pencaharian
sebagai petani ataupun tidak) dengan luas lahan pertanian.
2. Kepadatan Penduduk Umum (Aritmatik)
Kepadatan aritmatik merupakan perbandingan antara jumlah penduduk total (tanpa
memandang mata pencaharian) dengan luas wilayah (baik lahan pertanian ataupun tidak)
3. Kepadatan Penduduk Ekonomi
Kepadatan penduduk ekonomi adalah besarnya jumlah penduduk pada suatu wilayah
didasarkan atas kemampuan wilayah yang bersangkutan.

E. MIGRASI
Definisi migrasi menurut Lee (1991) adalah perubahan tempat tinggal secara permanen
atau semi permanen, tanpa mempermasalahkan dekat jauhnya perpindahan, mudah atau sulit,
terpaksa atau sukarela, maupun dalam negeri atau luar negeri.
Badan pusat statistic (BPS) menetapkan definisi migrasi berdasarkan dimensi waktu dan
wilayah, sebagai perpindahan penduduk yang melewati batas administrative dengan jangka
waktu tinggal di tempat tujuan minimal enam bulan secara berturut-turut.

F. JENIS-JENIS MIGRASI
Jenis migrasi berdasarkan daerah dan waktu pindah ;
1. Migrasi masuk, adalah perpindahan penduduk ke suatu daerah tempat tujuan.
2. Migrasi keluar, adalah perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal.
3. Migrasi neto, adalah selisih antara jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
4. Migrasi bruto, adalah jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar .
5. Migrasi risen, adalah migrasi yang melewati batas provinsi dalam kurun waktu tertentu
sebelum sensus atau survei.
6. Migrasi semasa hidup, adalah migrasi yang terjadi antara saat lahir dan saat sensus atau
survei.
7. Migrasi total, adalah migrasi antar provinsi tanpa memperlihatkan kapan
perpindahanya.
8. Migrasi pulang, merupakan pengurangan antara migrasi total dan migrasi seumur
hidup.
9. Migrasi internasional, merupakan perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara
lain.
10. Migrasi parsial, adalah jumlah migrasi ke suatu daerah tujuan dari suatu daerah asal
ke daerah tujuan .
11. Migrasi yang dilihat berdasarkan waktu yang daerah asal dan tujuan migrasinya sama
dalam suatu periode migrasi yang diberikan .

G. TEORI-TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN MIGRASI


Menurut Tjiptoherijanto (2000), terjadinya mobilitas dan perpindahan penduduk di
Indonesia didorong oleh kegiatan pembangunan ekonomi. Proses pembangunan ekonomi tidak
hanya terkait dengan sebaran sumber daya yang ada tetapi juga terkait dengan kebijakan
pemerintah dalam mengalokasikan sumber daya.
1. Teori Transisi Mobilitas (Hubungan Migrasi dan Pembangunan)
Zeinsky (1971) mengungkapkan bahwa ada lima tahap perkembangan masyarakat ;
masyrakat tradisional pra modern, masyarakat transisi awal, masyarakat transisi akhir,
masyarakat maju, dan masyarakat super maju masa depan. Hal ini ia ungkapkan berdasarkan
analisisnya terhadap sejarah mobilitas penduduk di berbagai negara maju dan perkiraan mobilitas
di masa depan.
Skeldon (1990) menyempurnakan pendapat Zeinsky dengan menganalisis pola migrasi
penduduk di negara berkembang. Skeldon mengembangkan tahap transisi mobilitas penduduk
menjadi tujuh tahap, yaitu masyarakat pra transisi, masyarakat transisi awal, masyarakat transisi
menengah, masyarakat transisi akhir, masyarakat mulai maju, masyarakat maju lanjut, dan
masyarakat maju super.
2. Teori Migrasi dan Pembangunan Ekonomi
• Teori Lewis-Fei-Ranis
• Teori Migrasi Todaro
• Teori Migrasi Harris-Todaro
H. HUBUNGAN MIGRASI, PASAR KERJA, DAN VARIABEL MAKRO EKONOMI
Proses migrasi terjadi sebagai suatu reaksi dari berbagai perbedaan antara daerah asal dan
daerah tujuan. Perbedaan ini disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, dan lingkungan. Beberapa
studi migrasi mengindikasikan bahwa penyebab utama terjadinya migrasi adalah faktor ekonomi,
yaitu untuk memperoleh pekerjaan dan pendapatan yang lebih tinggi atau meningkatkan kualitas
hidup.
Berdasarkan model migrasi Todaro (2006), para migran mempertimbangkan dan
membandingkan pasar tenaga kerja yang tersedia bagi mereka di daerah asal dan daerah tujuan.
Kemudian memilih salah satunya yang dianggap dapat memaksimumkan keuntungan yang
diharapkan.

I. PEMBANGUNAN EKONOMI
Menurut model perubahan strukturan yang dikemukakan oleh Chenery yang dikutip oleh
Todaro (2006), pembangunan ekonomi merupakan suatu proses pertumbuhan dan perubahan
ekonomi yang berkaitan dengan transisi dari pola perekonomian agraris ke perekonomian
industry, akumulasi modal fisik dan manusia, transformasi produksi, perubahan komposisi
permintaan konsumen, perdagangan internasional dan sumberdaya, serta faktor lainnya yang
dapat meningkatkan pendapatan. Selanjutnya, dengan pertumbuhan ekonomi hasil pembangunan
akan dinikmati melalui proses merambat ke bawah sehingga menciptakan lapangan pekerjaan
dari berbagai peluang ekonomi yang akan menumbuhkan serta menyebarkan hasil-hasil
pertumbuhan ekonomi secara merata.
Namun, sebagai akibat dari strategi pertumbuhan ini adalah meningkatnya ketimpangan
pendapatan. Pembangunan ekonomi bukan lagi menciptakan tingkat pertumbuhan ekonomi yang
tinggi, malainkan juga bagaimana menanggulangi ketimpangan pendapatan yang semakin
meluas. Proses pembangunan yang terjadi antar daerah kota dan desa ditandai dengan
transformasi tenaga kerja dan output sektor tradisional ke sektor modern.

J. PENGANGGURAN
Menurut Bagoes (2004), pengangguran adalah bagian dari angkatan kerja yang sekarang
ini tidak bekerja dan sedang aktif mencari pekerjaan atau sering diartikan sebagai konsep
pengangguran terbuka. Sedangkan menurut Dumairy, pengangguran adalah orang yang tidak
memiliki pekerjaan, baik orang yang tidak bekerja maupun orang yang sedang mencari
pekerjaan.

Jenis-Jenis Pengangguran
1. Jenis Pengangguran Menurut Faktor Penyebab Terjadinya
a. Pengangguran Konjungtur/siklis (cyclical unemployment)
Pengangguran konjungtur adalah pengangguran yang berkaitan dengan turunnya kegiatan
perekonomian suatu negara.
b. Pengangguran Struktural
Pengangguran yang terjadi karena perubahan struktur atau perubahan komposisi perekonomian.
c. Pengangguran Friksional
Pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam mempertemukan pemberi kerja dan
tenaga kerja.
d. Pengangguran Musiman
Pengangguran yang terjadi karena pergantian musim. Contohnya, di sektor pertanian, umumnya
setelah habis panen sampai musim tanam, petani tidak ada pekerjaan.

2. Jenis Pengangguran Menurut Lama Waktu Kerja


a. Pengangguran Terbuka (open unemployment)
Situasi dimana orang sama sekali tidak bekerja dan berusaha mencari pekerjaan.
b. Setengah Menganggur (underemployment)
Situasi di mana orang bekerja, tapi tenaganya kurang termanfaatkan diukur dari curahan jam
kerja, produktifitas kerja, dan penghasilan yang diperoleh.
c. Pengangguran Terselubung (disguised unemployment)
Terjadi karena tenaga kerja tidak bekerja secara optimal. Kondisi ini disebabkan adanya
ketidaksesuaian antara pekerjaan dengan bakat dan kemampuannya.

Dampak Pengangguran Terhadap Pembangunan Nasional


1. Pendapatan Nasional dan Pendapatan Per Kapita
Upah merupakan salah satu komponen dalam perhitungan pendapatan nasional. Apabila tingkat
pengangguran semakin tinggi, maka nilai komponen upah akan semakin kecil. Dengan demikian,
nilai pendapatan nasional pun akan semakin kecil.
2. Penerimaan Negara
Apabila tingkat pengangguran meningkat, maka jumlah orang yang membayar pajak penghasilan
berkurang. Akibatnya penerimaan negara pun berkurang.
3. Beban Psikologis
Semakin lama seseorang menganggur, semakin besar beban psikologis yang harus ditanggung.
Secara psikologis, orang yang menganggur mempunyai perasaan tertekan, sehingga berpengaruh
terhadap berbagai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Biaya
Dengan semakin besarnya jumlah penganggur semakin besar pula biaya sosial yang harus
dikeluarkan.

Cara Mengatasi Pengangguran


1. Cara Mengatasi Pengangguran Siklis
Untuk mengatasi pengangguran siklis diperlukan beberapa langkah-langkah antara lain
peningkatan daya bell masyarakat. Daya beli masyarakat dapat meningkat apabila mereka
mendapat tambahan penghasilan. Pemerintah harus membuka proyek yang bersifat umum,
seperti, membangun jalan, jembatan, irigasi, dan kegiatan lainnya.
2. Cara Mengatasi Pengangguran Struktural
Untuk mengatasi pengangguran struktural diperlukan berbagai langkah seperti pengadaan
pendidikan dan pelatihan sebagai persiapan untuk berkarier pada pekerjaan yang baru,
memindahkan tenaga kerja dari tempat yang tidak membutuhkan ke tempat yang membutuhkan,
meningkatkan mobilitas tenaga kerja dan modal yang ada, dan mendirikan industri yang bersifat
padat karya, sehingga mampu menampung tenaga kerja yang menganggur.
3. Cara Mengatasi Pengangguran Friksional
Pada dasarnya pengangguran friksional tidak dapat dihilangkan sama sekali dan hanya
dapat dikurangi. Cara mengatasi pengangguran ini adalah mengusahakan yang lengkap tentang
permintaan dan penawaran tenaga kerja, sehingga proses pelamaran, seleksi, dan pengambilan
keputusan menerima atau tidak berlangsung lebih cepat.
4. Cara Mengatasi Pengangguran Musiman
Pengangguran seperti ini dapat diatasi dengan pemberian informasi yang jelas tentang
adanya lowongan kerja pada bidang lain dan melatih seseorang agar memiliki keterampilan
untuk dapat bekerja pada "masa menunggu" musim tertentu.
K. USAHA PENINGKATAN MUTU TENAGA KERJA
Tidak bisa dipungkiri bahwa kecenderungan dunia usaha saat ini adalah menerima tenaga
kerja yang siap pakai. Sementara itu masih banyak tenaga kerja di pasaran yang berpendidikan
rendah. Untuk itu, perlu ada usaha meningkatkan mutu tenaga kerja dari pihak
pemerintah,swasta(perusahaan), dan individu.
1. Pemerintah
2. Pihak Swasta (perusahaan)
3. Individu
L. PEMBANGUNAN KETENAGAKERJAAN DI INDONESIA
Permasalahan pengangguran dan setengah pengangguran ini merupakan persoalan serius
karena dapat menyebabkan tingkat pendapatan Nasional dan tingkat kemakmuran masyarakat
tidak mencapai potensi maksimal.Untuk itu perlu adanya upaya untuk menanggulangi masalah
ketenagakerjaan yang berkaitan dengan banyaknya jumlah pengangguran .
Faktor produksi(tenaga kerja) mempengaruhi tinggi rendahnya pendapatan nasional dari
segi kualitas atau kuantitas. Tujuan utamanya adalah mau dipekerjakan guna mendapatkan belas
jasa yang disebut upah. Dengan kata lain penawaran tenaga kerja akan tergantung pada tinggi
rendahnya tingkat upah. Semakin tinggi tingkat upah dipasar tenaga kerja,akan semakin tinggi
pula jumlah penawaran tenaga kerja atau sebaliknya.
M. ANALISIS KEBIJAKAN KETENAGAKERJAAN DI INDONEISA (UU NO.13
TAHUN 2003)
• PHK dan pembayaran uang pesangon
• Waktu Kerja
• Upah Minimum
• Hubungan Kerja
BAB 9
DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN

A. PERTUMBUHAN EKONOMI
Diartikan sebagai proses perubahan kondisi perekonomian secara berkesinambungan
menuju keadaan yang lebih baik pada periode tertentu.
Perekonomian mengalami pertumbuhan apabila jumlah belas jasa real terhadap
penggunaan faktor-faktor produksi pada tahun tertentu lebih besar daripada tahun sebelumnya
-indikator untuk menghitung pertumbuhan ekonomi:
• Tingkat pertumbuhan PDB produk domestik bruto
• Tingkat pertumbuhan PNB produk nasional bruto

B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI


Para ahli ekonomi menganggap faktor produksi sebagai kekuatan utama yang
mempengaruh pertumbuhan. Laju pertumbuhan ekonomi jatuh atau bangunnya merupakan
konsekuensi dari perubahan yang terjadi di dalam faktor produksi tersebut.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi antara lain:
• Faktor Sumber Daya Alam
Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan suatu perekonomian adalah sumber
alam atau tanah. "Tanah" sebagaimana dipergunakan dalam ilmu ekonomi mencakup
sumber alam seperti kesuburan tanah, letak dan susunannya, kekayaan hutan, mineral,
iklim, sumber air, sumber lautan, dan sebagainya.
• Faktor Akumulasi Modal
Faktor ekonomi penting kedua dalam pertumbuhan jalah akumulasi modal. Modal berarti
persediaan faktor produksi yang secara fisik dapat direproduksi. Apabila stok modal naik
dalam batas waktu tertentu, hal ini di sebut akumulasi modal atau pembentukan modal.
• Organisasi
Organisasi merupakan bagian penting dari proses pertumbuhan, Organisasi berkaitan
dengan penggunaan faktor produksi di dalam kegiatan ekonomi. Organisasi bersifat
melengkapi (komplemen) modal, buruh dan membantu meningkatkan produktivitasnya.
• Kemajuan Teknologi
Kuznets (1995) mencatat lima pola penting pertumbuhan teknologi di dalam
pertumbuhan ekonomi modern. Kelima pola tersebut ialah penemuan ilmiah atau
penyempurnaan pengetahuan teknik; invensi; inovasi penyempurnaan, dan
penyebarluasan penemuan yang biasanya diikuti dengan penyempurnaan.
• Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh
SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan,
cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya
manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk
melaksanakan proses pembangunan.
• Faktor Budaya
Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang
dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses
pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan.
• Jumlah dan Mutu Penduduk/Tenaga Kerja
Pertambahan penduduk dari waktu ke waktu dapat menjadi pendorong maupun
penghambat pada perkembangan ekonomi. Pertambahan penduduk di satu sisi berarti
penambahan tenaga kerja, tetapi juga dapat menyebabkan kebutuhan masyarakat
bertambah yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi.
• Sistem Sosial dan Sikap Masyarakat
Sistem sosial dan sikap masyarakat memegang peranan yang penting dalam peningkatan
pertumbuhan ekonomi, maksudnya masyarakat yang berpikiran modern bersifat lebih
terbuka terhadap perubahan akibat pembangunan ekonomi.

C. CIRI-CIRI PERTUMBUHAN EKONOMI MODERN


Kuznets (1995) menunjukkan enam ciri pertumbuhan ekonomi modern yang muncul
dalam analisa yang didasarkan pada produk nasional dan komponennya, penduduk, tenaga kerja,
dan sebangsanya. Terdapat kuantitatif, pertumbuhan struktural, penyebaran internasional:
• Laju pertumbuhan penduduk dan produk perkapita
• Peningkatan produktivitas
• Laju perubahan struktural yang tinggi
• Urbanisasi
• Ekspansi negara maju
• Arus barang modal dan orang antar bangsa

D. DISTRIBUSI PENDAPATAN
Distribusi pendapatan nasional adalah mencerminkan merata atau timpangnya pembagian
hasil suatu negara di kalangan penduduknya (Dumairi, 1999)
Menurut adelma Irma dan Siti Nia 1973 ada 8 hal yang merupakan ketimpangan
distribusi di negara sedang berkembang:
1. Pertumbuhan penduduk yang tinggi
2. Inflasi di mana pendapatan uang bertambah
3. Ketidakmerataan pembangunOLNM P=an antar daerah
4. Investasi yang sangat banyak dalam proyek padat modal
5. rendahnya mobilitas sosial
6. Pelaksanaan kebijakan industri subtitusi impor
7.Memburuknya nilai tukar bagi nsb dalam perdagangan dengan negara maju
Hancurnya industri kerajinan rakyat seperti pertukangan

E. TEORI DAN PENGUKURAN DISTRIBUSI PENDAPATAN


Dua ukuran pokok distribusi pendapatan yang berguna untuk tujuan analisis dan
kuantitatif.
-distribusi pendapatan yakni besar atau kecilnya bagi pendapatan yang diterima masing-
masing orang menggunakan (biasanya metode kurva Lorenz dan koefisien gini)
-distribusi fungsional atau distribusi kepemilikan faktor-faktor produksi yang
indikatornya berfokus pada bagian dari pendapatan nasional yang diterima oleh masing-
masing faktor produksi (Todaro 2004)

F. KEMISKINAN
Kemiskinan menurut BPS dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk
memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan (diukur dari sisi pengeluaran)
Hidup dalam kemiskinan bukan hanya hidup dalam kekurangan uang dengan tingkat
pendapatan rendah tetapi juga banyak hal lain seperti tingkat kesehatan pendidikan rendah
perilaku tidak adil dalam hukum kerentanan terhadap ancaman tidak kriminal ketidakberdayaan
dalam menentukan jalan hidupnya sendiri
Kemiskinan dibagi menjadi 4 bentuk yaitu

➢ Kemiskinan absolut
➢ Kemiskinan relatif

G. PENGARUH KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN TERHADAP


KEMISKINAN
Masalah utama dalam distribusi pendapatan adalah terjadinya ketimpangan distribusi
pendapatan. Hal ini bisa jadi akibat perbedaan produktivitas yang dimiliki oleh setiap individu
dimana satu Individu kelompok mempunyai produktivitas yang lebih tinggi dibandingkan
didakelompok lain, sehingga ketimpangan distribusi pendapatan tidak hanya terjadi di Indonesia
saja tetapi juga terjadi di beberapa negara di dunia. Tidak meratanya distribusi pendapatan
memicu terjadinya ketimpangan pendapatan yang merupakan awal dari munculnya masalah
kemiskinan.
Ketimpangan distribusi pendapatan dan kemiskinan merupakan sebuah realita yang ada
di tengah-tengah masyarakat dunia ini baik di negara maju maupun negara berkembang.
Perbedaannya terletak pada proporsi tingkat ketimpangan dan angka kemiskinan yang terjadi,
serta tingkat kesulitan mengatasinya yang dipengaruhi oleh luas wilayah dan jumlah penduduk
suatu negara.

DAMPAK KETIMPANGAN PENDAPATAN


Adapun dampak rendahnya tingkat pendapatan duduk terhadap pembangunan adalah:
1. Rendahnya daya beli masyarakat menyebabkan pembangunan bidang ekonomi kurang
berkembang
2. Tingkat kesejahteraan masyarakat rendah menyebabkan hasil pembangunan hanya
banyak dinikmati kelompok masyarakat kelas sosial menengah ke atas.
Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat Jasejahteraan masyarakat), sehingga dapat
mendukung lancarnya pelaksanaan pembangunan pemerintah melakukan upaya dalam bentuk
• Menekan laju pertumbuhan penduduk,
• Merangsang kemauan berwiraswasta
• Menggiatkan usaha kerajinan rumah tangga/industrialisasi
• Memperluas kesempatan kerja
• Meningkatkan GNP dengan cara meningkatkan barang dan jasa.

H. STRATEGI MENGURANGI KEMISKINAN


Penanggulangan kemiskinan yang komprehensif memerlukan keterlibatan berbagai
pemangku kepentingan. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha (sektor swata) dan
masyarakat merupakan pihak-pihak yang memiliki tanggungjawab sama terhadap
penanggulangan kemiskinan.
Strategi-strategi penanggulangan kemiskinan menurut Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan/TNP2K (2015) diantaranya:
1. Memperbaiki program perlindungan sosial
2. Meningkatkan akses terhadap pelayanan dasar
3. Pemberdayaan kelompok masyarakat miskin
4. Menciptakan pembangunan yang inklusif.

• Strategi 1 : Memperbaiki Program Perlindungan Anak


Prinsip pertama adalah memperbaiki dan mengembangkan sistem perlindungan sosial
bag penduduk miskin dan rentan. Sistem perlindungan sosial dimaksudkan untuk membantu
individu dan masyarakat menghadapi goncangan-goncangan (shocks) dalam hidup, seperti jatuh
sakit, kematian anggota keluarga, kehilangan pekerjaan, ditimpa bencana atau bencana alam, dan
sebagainya. Sistem perlindungan sosial yang efektif akan mengantisipasi agar seseorang atau
masyarakat yang mengalami goncangan tidak sampai jatuh miskin.
• Strategi 2 : Meningkatkan Akses Terhadap Pelayanan Dasar
Prinsip kedua dalam penanggulangan kemiskinan adalah memperbaiki akses kelompok
masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar. Akses terhadap pelayanan pendidikan, kesehatan,
air bersih dan sanitasi, serta pangan dan gizi akan membantu mengurangi biaya yang arus
dikeluarkan oleh kelompok masyarakat miskin. Disisi lain peningkatan akses terhadap pelayanan
dasar mendorong peningkatan investasi modal manusia human capital).
• Strategi 3 : Pemberdayaan Kelompok Masyarakat Miskin
Prinsip ketiga adalah upaya memberdayakan penduduk miskin menjadi sangat penting
untuk meningkatkan efektivitas dan penanggulangan keberlanjutan kemiskinan. Dalam upaya
penanggulangan kemiskinan sangat penting untuk tidak memperlakukan penduduk miskin
semata-mata sebagai obyek pembangunan. Upaya untuk memberdayakan penduduk miskin perlu
dilakukan agar penduduk miskin dapat berupaya keluar dari kemiskinan dan tidak jatuh kembali
ke dalam kemiskinan.
• Strategi 4 : Pembangunan Inklusif
Prinsip keempat adalah Pembangunan yang inklusif diartikan sebagai pembangunan yang
yang mengikut sertakan dan sekaligus memberi manfaat kepada seluruh masyarakat. Partisipasi
menjadi kata kunci dari seluruh pelaksanaan pembangunan. Fakta di berbagai negara
menunjukkan bahwa kemiskinan hanya dapat berkurang dalam suatu perekonomian yang
tumbuh secara dinamis. Sebaliknya, pertumbuhan ekonomi yang stagnan hampir bisa dipastikan
berujung pada peningkatan angka kemiskinan. Pertumbuhan harus mampu menciptakan
lapangan kerja produktif dalam Jumlah besar. Selanjutnya, diharapkan terdapat multiplier effect
pada peningkatan pendapatan mayoritas penduduk, peningkatan taraf hidup, dan pengurangan
angka kemiskinan.
BAB 10
INDIKATOR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN

A. INDIKATOR EKONOMI
Secara sederhana, sebuah indikator ekonomi adalah sembarang statistik ekonomi, seperti
PDB, inflasi atau bahkan tingkat pengangguran.
Beberapa indikator ekonomi yang dapat digunakan antara lain:
A. Gross National Product (GNP) atau Prroduk Nasional Bruto
B. Kesejahteraan penduduk
C. Tenaga kerja dan pengangguran
Indikator ini merupakan indikator yang diabil dari beberapa hal pokok yang berkaitan
dengan kehidupan masyarakat.
Ahli Pembangunan Ekonomi, Backerman, membedakan berbagai penelitian tentang cara-
cara membandingkat tingkat kesejahteraan dalam 3 kelompok, yaitu :
1) Kelompok pertama, merupakan suatu usaha untuk membandingkan kesejahteraan yang terjadi
dalam masyarakat yang ada di dalam dua atau beberapa negaradengan cara memperbaiki
pendapatan nasional biasa.
2) Kelompok kedua, dengan usaha membuat penyesuaian dalam pendapatan masyarakat yang
dibandingkan dengan melihat pertimbangan perbedaan tingkat harga di setiap negara.
3) Kelompok ketiga, usaha untuk membuat perbandingan tingkat kesejahteraan dari setiap negara
berdasarkan pada data yang tidak bersifat moneter.
a. Physical Quality of Life Index (PQLI)
PQLI atau yang biasa disebut Indeks Mutu Hidup (IMH) merupakan salah satu indikator
komposit yang digunakan untuk mengukur tingkat kesjahteraan masyarakat.
IMH ini merupakan gabungan dari tiga indikator tunggal yaitu:
- Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate)
- Angka Harapan Hidup satu tahun
- Angka Melek Huruf (Literacy Rate)
b. Indeks Pembangunan Nasional (Human Development Index)
Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini adalah pentingnya memperhatikan kualitas
sumber daya manusia.
Indeks pembangunan manusia dapat dimanfaatkan untuk beberapa hal sebagai berikut :
1. Untuk mengalihkan fokus perhatian para pengambill keputusan, media, organisasi non
pemerintah.
2. Untuk mempertanyakan pilihan-pilihan kebijakan suatu negara.
3. Untuk memperlihakan perbedaan di antara negara-negara.

B. BEBERAPA INDIKATOR TINGKAT PEMBANGUNAN LAINNYA


A. Garis Kemiskinan
Garis Kemiskinan dalah tingkat minimum pendapatan yang dianggap perlu dipenuhi
untuk memperoleh standar hidup yang mencukupi di suatu negara.
B. Kebutuhan Dasar Minimum
Dalam upaya mengidentifikasi orang miskin terdapat dua hal yang harus lebih dahulu
ditentukan, yaitu suatu pengukuran kebutuhan hidup minimum dan penentuan garis kemiskinan.

Anda mungkin juga menyukai