Anda di halaman 1dari 7

TRI WIDYA YULANDARI Ekonomi dan Keuangan Islam II

SEMESTER 4

ANALISIS PERMINTAAN (Iso Mashlahah)


Hukum islam telah menjelaskan secara gamblang bahwa setiap orang dalam hal mengkonsumsi
barang yang telah dimilikinya tidak lain untuk mencapai maslahah. Maslahah dapat diperoleh apabila
konsumen mengkonsumsi barang atau jasa yang bermanfaat dan mengandung berkah sehingga semakin
besar maslahah akan semakin besar tingkat konsumsi.

A. Pilihan Konsumen : Pendekatan Iso- Maslahah

Fungsi permintaan dalam konsumsi islami diturunkan dengan pendekatan maslahah,


dimana maslahah dapat diukur dalam satuan nominal. Dalam hal ini terdapat dua pendekatan
untuk mengetahui perilaku konsumen yaitu pendekatan maslahah marginal yang didasarkan pada
pandanagan bahwa manfaat atau berkah atas suatu kegiatan konsumsi bisa dirasakan dan diukur
oleh konsumen, dan pendekatan maslahah iso maslahah dapat dirasakan dengan berkahnya,
namun tidak dapat diukur seberapa besarnya maslahah.

1. Karakteristik Iso Maslahah

Kurva Iso Maslahah menunjukkan kombinasi dua barang atau jasa yang memberikan
maslahah yang sama dan setiap konsumen memiliki alternatif kombinasi berbagai barang atau jasa
yang diperkirakan memiliki maslahah yang sama.

Gambar disamping menjelaskan bahwa setiap titik


mempunyai tingkat maslahah yang sama meskipun kombinasi barang
yang terkandung berbeda pada masing-masing titik tentunya masing-
masing barang tersebut halal dan memiliki hubungan subtitusi yang
dekat.

a. Bentuk Kurva iso Maslahah

Bentuk kurva iso maslahah berbentuk cembung dan memiliki slope negatif yang berarti
menunjukkan adanya mekanisme subtitusi antara kedua barang dengan subtitusi dekat tidak
sempurna. Tingkat substitusi yang sama ini menunjukkan pergerakan dari kiri atas ke kanan bawah
untuk mendekati subtitusi barang lain.

b. Posisi kurva dan tingkat maslahah

Ketika konsumen melakukan kegiatan yang halal dan thoyyib, maka semakin tinggi
frekuensi kegiatan akan semakin tinggi pula mas0plahah yang diperoleh yang berarti semakin kurva
maslahah lebih tinggi menunjukkan tingkat maslahah yang lebih tinggi pula.
Gambar disamping menunjukkan bahwa setiap titik yang ada
pada IM2 mempunyai tingkat maslhahah yang lebih tinggi dari setiap
titik yang ada pada kurva IM1. Hal ini disebabkan karena setiap titik
yang ada pada IM2 memiliki maslahah yang sama dengan maslahah
yang terkandung dalam titik E. Sementara setiap titik yang ada pada
kurva IM1 mempunyai kandungan maslahah yang sama dengan yang
dikanding pada titik A.

c. Tingkat subtistusi semakin menurun

Slope kurva maslahah pada masing-masing titik yang ada menunjukkan tingkat kemampuan
untuk melakukan subtitusi, yang berarti untuk mempertahankan maslahah yang diperoleh,
konsumen dapat berpindah dari kiri atas ke kanan bawah, pergerakan ini menunjukkan konsumen
mau mengorbankan barang yang dikonsumsi untuk mendapatkan barang lain dan begitu pula
sebaliknya. (gambar point b)

2. Bentuk Kurva Iso Maslahah

Kandungan berkah dalam masing-masing barang sangat menentukan pilihan konsumen.


Konsumen yang rasional akan memiliki kecenderungan pilihan pada penggunaan barang dengan
kandungan berkah yang tinggi dibanding dengan barang yang kandungan berkahnya rendah
sepanjang ada kemampuan financial yang mendukungnya.

a. Kurva iso maslahah dengan kandungan berkah yang setingkat

Adakalanya konsumen dihadapkan pada pilihan konsumsi yang setingkat diantara dua
barang yang berbeda. Setiap barang atau jasa yang halal dan memberikan kemanfaatan yang sama
diharapkan memberikan keberkahan yang sama pula.

Gambar disamping antara barang X dan Y memiliki tingkat


kemiringan yang sama yaitu simetris sehingga barangX dan Y memiliki
kandungan berkah yang setingkat. Secara spesifik dapat dilihat dari
posisi titik A ke titik B dan titik A ke titik C yang masing-masing memiliki
jarak yang sama dengan yang lain.

b. Kurva iso maslahah dengan kandungan berkah yang tidak setingkat

Adakalanya konsumen dihadapkan pada pilihan konsumsi yang tidak setingkat diantara dua
barang yang berbeda. Setiap barang atau jasa yang halal dan memberikan kemanfaatan yang
berbeda tersebut diharapkan memberikan keberkahan sesuai harapan konsumen.
- Kandungan berkah barang Y lebih tinggi daripada X

Jika konsumen ingin menambah konsumsi barang Y menjadi


Y2 maka maslahah yang diperoleh akan meningkat sebsar IM2,
namun jika dicegah untuk mendapat barang Y sejumlah Y2 – Y1 maka
secara langsung akan menambah barang X sebesar X2 – X1 dan
tambahan barang X ini akan lebih besar daripada barang Y, artinya
konsumen lebih menghargai Y lebih tinggi daripada barang X untuk
mendapat maslahah yang optimal, hal ini barang Y memiliki kandungan berkah yang lebih tinggi.

- Konsumsi X lebih tinggi daripada konsumsi Y

Jika konsumen ingin menambah konsumsi barang X menjadi


X2 maka maslahah yang diperoleh akan meningkat sebesar IM2,
namun jika dicegah untuk mendapat barang X sejumlah X2 – X1 maka
secara langsung akan menambah barang Y sebesar Y2 – Y1 dan
tambahan barang Y ini akan lebih besar daripada barang X, artinya
konsumen lebih menghargai X lebih tinggi daripada barang Y untuk
mendapat maslahah yang optimal, hal ini barang X memiliki
kandungan berkah yang lebih tinggi.

3. Kemampuan subtistusi antar barang

Kemampuan untuk saling menggantikan antara barang yang satu dengan barang yang lain
dapat dilihat dari nilai absolut dari slope kurva iso maslahah yang di ekspresikan

M = m(X, Y, Bx, By)

Tingkat kemampuan barang X menggantikan fungsi barang Y dapat dirumuskan sebagai


perbandingan antara perubahan barang Y dan perubahan barang X untuk mendapatkan maslahah
yang sama, kemampuan substitusi Y terhadap X adalah ΔY/ΔX. Dari persamaan maka dapat
ditentukan kemampuan besarnya dari barang X untuk mensubtitusi barang Y tergantung pada
besarnya kandungan manfaat dan berkah dari kedua barang tersebut

a. Kemampuan subtitusi yang menurun

Jika berkah marginnal bersifat increasing dengan tingkat pertumbuhan yang lebih rendah
dari tingkat penurunan marginal manfaat duniawi, maka maslahah
marginal akan mengalami decreasing. Bentuk kurva iso maslahah yang
mempresentasikan seperti gambar disamping.

b. Kemampuan substitusi yang konstan


Jika berkah marginal bersifat increasing dengan tingkat
pertumbuhan yang sama dengan tingkat penurunan marginal
manfaat duniawi, maka maslahah marginal akan konstan.

c. Kemampuan Subtitusi yang meningkat

Jika marginal berkah bersifat increasing dengan tingkat pertumbuhan yang lebih baik dari
tingkat penurunan marginal manfaat fisik, maka maslahah marginal akan increasing

4. Batasan individu dan Etika dalam Konsumsi

Konsumen akan menghadapi berbagai kendala atau berbagai


batasan dalam mengkonsumsi barang diantaranya :

a. Kendala anggaran (budget)

Kendala penting yang dihadapi oleh konsumen muslim dalam menentukan pilihannya
dalam mengkonsumsi barang dan jasa adalah anggaran dalam arti tidak sebataspendapatan yang
diperoleh, namun sejumlah uang tertentu yang sengaja disishkan guna membiayai kegiatan
konsumsi

1) Penurunan kurva anggaran

Konsumsi dalam ekonomi islam dapat dituliskan sebagai berikut :

I = IC + IS + IA

Dimana

I = Pendapatan konsumen

IC = Pendapatan yang di Konsumsikan

IS = Pendapatan yang di tabung

IA = Amal Sholeh/ah

Jika seluruh anggaran digunakan untuk mengkonsumsi barang X, maka akan


mendapatakan AB/Px dan sebaliknya. Jika konsumen mengkombinasikan untuk
memperoleh barang X dan barang Y, maka anggaran dapat di tuliskan sebagai berikut :

AB = PXX + PYY
Hubungan tersebut menunjukkan jumlah barang Y yang dibeli dalam kaitannya
barang X yang dibeli, semakin banyak membeli barang Y maka akan semakin sedikit
untuk membeli barang X.

2) Efek perubahan pendapatan pada kurva anggaran

Pendapatan memiliki dampak langsung pada kemampuan untuk mengkonsumsi


barang. Jika pendapatan naik, maka besarnya anggaran yang dialokasikan untuk
konsumsi akan naik sehingga akan mempengaruhi pergeseran kurva iso maslahah dari
kiri ke kanan yang menggambarkan pengaruh kenaikan pendapatan

3) Efek perubahan harga pada kurva alokasi anggaran

Selain pendapatan, harga juga mempunyai


pengaruh langsung pada kurva anggaran diantara
penyebabnya adalah :

a) Penurunan harga pada salah satu barang

Diasumsikan harga barang X mengalami penurunan dan barang Y tidak


mengalami penurunan, maka mengalami perubahan slope kurva budget menjadi
dY/dX = - (P’X / PY) dimana tidak ada perubahan pendapatan sehingga tidak
mempengaruhi intercept dari kurva budget dengan perubahan berlawanan arah
jarum Jam.

Hal yang sama terjadi jika kenaikan harga Y dengan anggaran yang tetap
sama dan harga X tetap sama, maka akan terjadi perubahan harga Y sesuai
dengan arah jarum jam dX/dY = P’Y + PX.

b) Penurunan harga pada kedua barang

Kemungkinan lain dari perubahan harga yang


terjadi adalah adanya perubahan harga pada kedua
barang. Perubahan ini bisa terjadi dalam beberapa
skema. Asumsi penurunan harga kedua barang AB = (1-
α)PXX + (1-α)PYY yang dapat disederhanakan :

Y = AB / (1-α)PY – (PX/PY)X

dY/dX = slope AB = - (PX/PY)


interxept = AB (1-α)PX

Dengan demikian efek yang ditimbulkan oleh penurunan harga pada


kedua barang dengan jumlah penurunan yang sama adalah kenaikan intercept
dari AB/PY menjadi AB / (1-α)PY.

Gambar disamping efek dari penurunan harga pada kedua barang dengan
jumlah penurunan yang sama adalah bergesernya kurva anggaran ke sebalah
kanan.

4) Kurva perubahan harga dan pendapatan secara simultan pada kurva anggaran

Untuk mengetahui efek adanya kenaikan dan penurunan pendapatan dan harga
semua barang diasumsikan sama. Jika yang terjadi adalah penurunan secara serentak
dengan tingkat yang sama yang terajadi pada semua variabel akan bersifat netral. Hal ini
disebabkan karena penurunan harga barang dikompensasi dengan budget anggaran dalam
jumlah atau tingkat yang sama. Sekaligus menunjukkan bahwa
jika terjadi penurunan harga serentak disatu pihak tidak akan
ada keinginan untuk mengkonsumsi dalam jumlah besar dari
sebelumnya, maka akan terjadi penghematan yaitu sebesar
aloocated budget dikurangi dengan allocated budget yang baru,
begitupula sebaliknya.

b. Kendala Israf

Secara umum kriteria israf berbeda sesuai dengan kekayaan yang dimiliki konsumen.
Semakin kaya seorang konsumen maka batasan israf akan semakin meningkat, meskipun ada
batasan maksimal pada tingkat tertentu.

Prinsip yang harus dipegang dalam israf dalam mengkonsumsi sejumlah barang untuk
mendapat maslahah

- Untuk barang tahan lana (non durable) maka konsumsinya tidak sampai menimbulkan hal
yang sia sia.

- Untuk barang yang habis pakai (durable) maka tingkat utilitas tinggi.

- Jika dihitung kelayakannya, maka mencapai tingkat kelayakan yang standar atau yang lebih
besar.

- Menimbulkan Opportunity cost yang tinggi jika tidak dikonsumsi.


- Adanya maslahah yang tidak bisa dikategorikan pada keempat point diatas. Misalnya
mengkonsumsi sesuatu barang dalam rangka memenuhi hobby yang halal atau mubah yang
sifatnya sangat spesifik.

- kelima point diatas tidak boleh dilandasi hal hal yang bathil.

c. Mempertimbangkan kebutuhan orang lain

Tingkat kepedulian akan berpengaruh terhadap konsumsi sehingga akan mempengaruhi


seberapa barang yang akan dibeli. Secara spesifik ke[pedulian ini dimaknai sebagai bentuk amal
shaleh, yaitu kemauan konsumen dalam membelanjakan barang/jasa untuk memenuhikebutuhan
orang lain. Kepedulian ini juga dimaknai sebagai upaya memberikan kesempatan kesempatan lain
untuk membeli barang yang dibutuhkan.

5. Keseimbangan Konsumen

Keseimbangan konsumen diperoleh dari penggabungan keinginan konsumsi yang akan


dikonsumsi oleh konsumen yang terbatas oleh allocated budget serta kendala israf yang
dilaksanakan guna mencapai maslahah dan falah.

Titik yang berada A B dan C berada pada iso Maslahah yang


berarti mereka semua mampu dalam memenuhi tingkat maslahah yang
diinginkan. Sedangkan titik B merupakan satu satunya yang memiliki
tingkat pengeluaran terendah karena titik B terdapat pada titik
anggaran terendah.

Persamaan ini menunjukkan fungsi permintaan dimana jumlah barang yang diminta
memiliki korelasi negatif dengan harga barang. Jika harga suatu barang naik, maka permintaan
barang tersebut akan turun.

Anda mungkin juga menyukai