Anda di halaman 1dari 7

MANUAL

Superposisi Getaran
Harmonik pada Osiloskop

Jl. Pudak No. 4, Bandung 40113, Jawa Barat - Indonesia


Telp: +6222 723 1046 (Hunting); Faks: +6222 720 7252
E-mail: contact@pudak.com; Website: www.pudak.com
Superposisi Getaran Harmonik pada Osiloskop

A. Tujuan Percobaan
1. Menganalisa sinyal tegangan listrik dengan menggunakan fungsi
operasi matematika yang tersedia pada osiloskop.
2. Memahami karakteristik gelombang dan prinsip superposisi.

B. Alat dan Bahan


Kode Alat Jml Kode Alat Jml
GME 236 Osiloskop 30 MHz, 1 KAL 99/20- Kabel penghubung 2
Eduscope 3000 050 50 cm, merah
FAL 25 Generator Frekuensi 1 KAL 99/10- Kabel penghubung 2
Audio 050 50 cm, hitam

C. Pendahuluan
Osiloskop adalah alat untuk mengamati bentuk sinyal tegangan listrik
yang tetap atau berubah terhadap waktu. Terdapat dua jenis osiloskop,
yaitu osiloskop analog dan osiloskop digital.
Osiloskop analog menggunakan tabung katoda (catode ray tube atau
CRT) yang sepenuhnya bekerja berdasarkan prinsip-prinsip listrik analog.
Bagian inti dari sistem tersebut adalah senapan elektron yang terdiri atas
filamen panas, katoda yang dipanasi, kisi, dan anoda. Pada suhu yang
cukup tinggi elektron-elektron keluar dari katoda, melalui lubang pada
anoda menuju ke layar CRT.
Osiloskop digital adalah jenis osiloskop yang bekerja berdasarkan prinsip
digital. Pada osiloskop tidak lagi digunakan CRT sebagai penampil sinyal,
tetapi yang digunakan adalah monitor LCS. Sinyal masukan analog mula-
mula dikonversi menjadi sinyal digital melalui sebuah pengkonversi
analog/digital (A/D converter). Osiloskop digital inilah yang akan
digunakan dalam percobaan ini.
Getaran harmonik sederhana merupakan gerak bolak-balik yang selalu
melewati titik keseimbangan. Sedangkan superposisi getaran harmonik
adalah penjumlahan dua getaran harmonik atau lebih. Faktor-faktor yang
mempengaruhi superposisi getaran harmonik sederhana adalah amplitudo
masing-masing gelombang dan beda fasa antara gelombang yang
disuperposisikan.
Terdapat beberapa jenis superposisi getaran harmonik:
1. Superposisi getaran harmonik sejajar, merupakan superposisi dua
gelombang atau lebih yang terjadi pada satu sumbu. Dari superposisi
itu terbentuk gelombang pelayangan atau gelombang kompleks.
Gelombang pelayangan: muncul akibat superposisi dari dua
gelombang yang memiliki selisih frekuensi yang kecil (masih dalam
satu orde).
Gelombang kompleks: muncul akibat superposisi dari dua gelombang
dengan selisih frekuensi yang besar (berbeda orde)
2. Superposisi getaran harmonik tegak lurus, merupakan superposisi
dua gelombang atau lebih yang terjadi pada dua sumbu. Dari
superposisi itu terbentuklah gambar Lissajous.

D. Persiapan Percobaan
1. Hubungkan osiloskop ke sumber listrik PLN.
2. Nyalakan osiloskop, tunggu hingga muncul logo Eduscope kemudian
muncul tampilan grid.
3. Pastikan sinyal dari CH1 dan CH2 muncul pada layar dengan
menekan tombol CH1 dan CH2 hingga muncul garis merah dan
kuning.
4. Pasang probe merah pada CH1 dan probe kuning pada CH2.
5. Pasang probe positif CH1 di PROBE COMP bagian atas, dan jepitkan
probe negatif pada ground kemudian tekan tombol Autoset.
Gelombang pada layar akan menunjukkan tegangan maksimum 5 V
per div dan 1 KHz.
6. Ulangi langkah yang sama untuk probe CH2.
7. Lepaskan probe dari PROBE COMP.
8. Lihat pada layar apakah garis berada tepat di sumbu 0, jika tidak
sesuaikanlah dengan menggunakan kenop Vertical Position.
9. Osiloskop siap digunakan.

E. Prosedur Percobaan

I. Melakukan Operasi Matematika pada Osiloskop dan Simulasi


Super Posisi Gelombang
1. Siapkan dua buah generator frekuensi audio dan hubungkan
keduanya dengan sumber listrik PLN.
2. Pasang kabel penghubung pada masing-masing terminal keluaran
generator frekuensi audio.
3. Hubungkan satu generator frekuensi audio dengan CH1 dan
generator lainnya dengan CH2.
4. Tekan tombol Math pada osiloskop.
5. Lakukan operasi penjumlahan dan pengurangan untuk sinyal dari dua
generator frekuensi, dengan memilih menu CH1+CH2 atau CH1-CH2.
6. Amati hasil yang diperoleh untuk beda frekuensi sebesar 0 Hz, 1 Hz,
10 Hz, dan 100 Hz.
7. Catat hasil penjumlahan dan pengurangan kedua sinyal di bagian
Hasil Pengamatan dan Pengolahab Data.

II. Membuat Pola Lissajous


1. Siapkan dua buah generator frekuensi audio dan hubungkan
keduanya dengan sumber listrik PLN.
2. Pasang kabel penghubung pada masing-masing terminal keluaran
generator frekuensi audio.
3. Hubungkan satu generator frekuensi audio dengan CH1 dan
generator lainnya dengan CH2.
4. Atur sinyal sehingga diperoleh sinyal sinusoidal dengan frekuensi 10
KHz dan amplitudo 1 V.
5. Putar kenop VOLTS/DIV, samakan amplitudo kedua sinyal.
6. Tekan tombol Display untuk menampilkan menu pengatur tampilan.
7. Tekan tombol H3 kemudian pilih ON pada XY Mode.
8. Osiloskop akan menampilkan tampilan sinyal dari dua generator
frekuensi.
9. Atur frekuensi pada generator frekuensi CH1 dan CH2 sehingga
diperoleh perbandingan: (1:1), (1:2), (3:1), (3:2), dan perbandingan
lain.
10. Gambarkan pola Lissajous yang dihasilkan di bagian Hasil
Pengamatan dan Pengolahan Data.
11. Ukur beda fasa dari kedua sinyal yang dihasilkan.

F. Hasil Pengamatan dan Pengolahan Data

I. Melakukan Operasi Matematika pada Osiloskop dan Simulasi


Super Posisi Gelombang
Tabel Data

Beda Frekuensi CH1 + CH2 CH1 - CH2


0 Hz
1 Hz
10 Hz
100 Hz
...
...
...
II. Membuat Pola Lissajous
Tabel Data

Frekuensi Frekuensi Perbandingan Pola Lissajous Beda Fasa


CH1 CH2 Frekuensi

1:1

1:2

3:1

3:2

...

...

...
G. Pembahasan
1. Manakah operasi matematika yang sesuai dengan prinsip superposisi
gelombang? Jelaskan!
2. Bagaimana pengaruh perbandingan frekuensi terhadap pola Lissajous
yang dihasilkan?
3. Di antara CH1 dan CH2, saluran manakah yang merepresentasikan
sumbu x pada pola Lissajous dan saluran mana yang
merepresentasikan sumbu y?

Anda mungkin juga menyukai