Tugas Uas Geo Ekonomi
Tugas Uas Geo Ekonomi
SOAL
ekonomi muncul di tengah masyarakat. Tak dapat dipungkiri jika Covid-19 telah hampir
melumpuhkan kondisi sosial ekonomi masyarakat Indonesia, seperti yang dialami oleh desa
pendua selama pandemi covid-19. Tidak ada masyarakat desa pendua satupun yang
dinyatakan positif korona. Namun dampak yang di timbulkan akibat covid-19 kepada
masyarakat desa pendua berdampak pada sosial dan ekonomi. Meskipun tidak ada korban
yang dinyatakan positif covid-19, namun pemerintah desa mempunyai tantangan yang besar
dalam menangani wilayahnya yang dilanda wabah covid-19 yang melumpuhkan ekonomi
Uraian yang dipaparkan dibawah ini adalah hasil penelitian dilapangan berdasarkan
Jika mengamati berita yang beredar belakangan ini, ada fakta sosial menarik yang terjadi
di masyarakat desa pendua. Fakta menarik tersebut yaitu adanya prasangka dan diskriminasi
terhadap korban Covid-19. Prasangka dan diskriminasi ini disebabkan oleh ketakutan
masyarakat desa pendua terhadap situasi yang tidak menentu akibat penyebaran virus
Corona. Hal ini terlihat jelas dari sikap masyarakat desa pendua yang menjaga jarak saat
menghindari perkumpulan, dan lain-lain. Sikap masyarakat ini berawal dari adanya
Kasus Covid-19 juga menyebabkan disfungsi sosial masyarakata desa pendua. Disfungsi
sosial terjadi ketika seseorang tidak mampu menjalankan fungsi sosial yang sesuai dengan
status sosial akibat rasa takut terhadap Covid-19. Contoh nyata disfungsi sosial dapat terlihat
pada sikap masyarakat yang mulai membatasi jarak dengan orang lain serta tidak mau
menolong orang lain karena khawatir terkena Covid-19. Salah satu contohnya yaitu
masyarakat di daerah pasar santong, desa santong, kecamatan kayangan yang disaksikan oleh
satu orang masayrakat desa pendua, bahwa ada laki-laki renta seorang penjual ayam tiba-tiba
jatuh tersungkur dan tidak ada satu orang pun yang berani membantu orang tua yang terjatuh
tersebut karna diduga terkena covid-19. (Tempo, 9 Mei 2020). Masyarakat yang ada dipasar
santong sangat khawatir dan takut jika laki-laki tua itu ditolong yang harus besentuhan yang
”selama covid ini kami jarang berani keluar mikir-mikir buat keluar, jangankan keluar untuk
bekerja bertemu dengan tetanggapun kami menjaga jarak bahkan ketika berlawanan dijalan
tampa disengaja kami merasa takut, karna menurut informasi penyebaran virus dari
bersentuhan tangan dan bersin, jadi kami takut bersalaman dan mendekati orang, takut
mereka bersin menyebarkan virus, selama covid ini kami dengan tetangga merasa tidak
saling kenal dan merasa asing, terbesit dipikiran seperti tidak saling mempedulikan satu sama
lain rasanya kami hidup disebuah hutan karna kami terbiasa dengan budaya sosial kami tapi
akan menjadi seperti ini akibat virus”, Ujarnya amak ranusi RT 3.(5 Agustus 2020.10:13
WITA).
4
Kuliner rumah makan tani merupakan salah satu kuliner yang berkontribusi besar bagi
pendapatan bapak awaludin dan keluarganya. Namun sejak kasus Covid-19 meningkat,
kuliner yang berada di dusun sentul harus ditutup dalam waktu yang belum ditentukan demi
mencegah penyebaran Corona karena pengunjung jugak tidak ada yang datang. Dengan
ditutupnya kuliner, otomatis akan mempengaruhi pada pendapatan bapak awaludin. Bagi
harus waspada dengan penurunan pendapatan keluarga akibat dilarangnya para pengunjung
yang datang dari luar desa pendua oleh pemerintah desa bahkan dalam lingkup desapun
Tidak hanya itu, pekerja sektor informal yang ada di desa pendua juga sangat dirugikan
akibat kasus Corona ini. Para pekerja informal yang biasanya mendapatkan pendapatan
harian kini kesulitan untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka adalah pekerja warung, toko
“dengan adanya penyebaran virus yang dinamakan covid-19, kami selaku pemilik kuliner
rumah makan tani dusun sentul asli, desa pendua merasa rugi akibat ada batasan berinteraksi
oleh pemerintah. Sehingga usaha ini harus kami tutup sampai kembali normal demi
memutuskan rantai penyebaran covid -19, lihat jugak pedang kecil jugak seperti kios
dipinggir jalan, ibu-ibu ketinggalan aktivitas slama covid-19 . Meskipun ini adalah salah satu
jalan kami mencari makan tapi mau gimana lagi aturan pemerintah harus dijalani demi
keselamatan bersama”. Ujarnya bapak alwaludin.kuliner (05:27 WITA. 6 Agustus 2020)”.
Jika melihat dari sudut pandang demografi sosial tidak hanya dilingkup desa pendua saja
yang mengalami tantangan tetapi di tempat lain jugak hal serupa jugak bisa terjadi .tantangan
terbesar disetiap wilayah termasuk didesa pendua pada saat covid19 atas upaya pemutusan
mata rantai penyebaran virus COVID-19 ini adalah dengan melihat melalui fenomena
mobilitas penduduk. Seperti yang telah kita ketahui bersama banyak sekali orang-oarang
yang sering beraktivitas diluar rumah tampa adanya kepentingan yang mendesak. Hal serupa
terjadi di tempat saya yaitu didesa pendua . masyarakat banya sekali yang beraktivitas tampa
mengindahkan intruksi dari pemerintah pusat walaupun tujuan pemerintah itu baik.
Saya sebagai penulis hasil observasi lapangan di desa pendua yang termasuk menjadi
tempat tinggal saya mengakui bahwa masih banyak warga yang beraktivitas diluar rumah
lantaran harus bekerja demi menyokong finansial keluarga mereka di tengah pandemi covid-
6
19 ini, seperti yang dikatakan oleh seorang tukang bangunan bernama Maman kepada DEDI
HARIANTO. Ia mengatakan pada awalnya ia mengikuti aturan pemerintah tapi mau tadak
mau ia harus keluar bekerja guna memenuhi kebutuhan keluarga karena kondisi sudah
Dengan kasus yang saya temukan diatas masih ada masyarakat yang tingkat kesadaranya
masih kurang.tapi kalo saya pikir mereka bukanya tidak menyadari terhadaap intruksi
pemerintah dalam larangan beraktivitas tetapi karna memang kebutuhan kelurganya, mengan
hanya dengan cara itu saja mereka bisa memenuhi kebutuhan hidupnya.
” bukanya kami melanggar atau tidak mengindahkan hibauan ini, tetapi untuk saat ini
kebutuhan kami akan habis lalu kami makan apa kalo tidak bekerja. Haruskah kami diam
saja walaupun kebutuhan beras habis karna korona ini tetapi bagaimana dengan anak-anak
kami.semua orang takut dengan korona, dengan bertahan dirumah tidak keluar bekeja buat
cari beras apa kami tidak bisa mati” Ujarnya papuk sekiadip (6 Agustus 2020. 09:35 Wita).
Pemerintah telah memperbaiki sistem bantuan sosial selama pandemi covid-19 supaya
masyarakat tetap bisa menyambung hidupnya dan tetap bertahan dirumah. Kepada masyarkat
yang mengalami penurunan pendapatn dan mengalami pemutusan hubungan kerja. Perlu
didukung kebijakan untuk menjami pasokan dan pendistribusian barang khususnya pangan.
Bantuan yang saya tau dari pemerintah kepada masyarakat selama pandemi ini. 1. Program
JPS Gemilang merupakan program pemerintah Propensi NTB dalam menagani selama
pandemi covid-19, program ini menyasar kepada masyarakat yang belum mendapat bantuan
PKH dan jenis bantuan yang lain. 2.bantuan uang tunai Rp 600 ribu setiap bulan selama 3
7
bulan dari pemerintah , ada dari dana desa, dinas sosial, kabupaten. Ini menyasar kepada
masyarakat yang belum sama sekali mendapat bantuan termasuk program bantuan JPS
Gemilang. Syaratnya adalah kepada masyarakat yang terdampak corona yang mendapat gaji
19 semakin menurun.
Desa pendua yang pada mulanya begitu aman,tentram, dan dinamis,seolah hal itu tidak
akan bisa berakhir. Masyarakat desa pendua menjujung tinggi nilai hidup berkelompok,
menjujung tinggi nilai gontoroyong bebas beraktivitas dan berinteraksi dengan tetangga
bahkan dengan orang luar. Tidak hanya itu, masyarakat yang sudah terikat dengan budaya
dan tradisi yang biasanya menjadi kebiasaan diwilayah menjadi putus akibat covid-19.
Covid-19 telah mengekang masyarakat desa pendua, kehidupan yang banyak pertanyaan
pada dirinya sendiri. Hal itu tidak hanya dirasakan oleh kalangan orang-orang dewasa tetapi
masyarakat desa pendua. Tetapi juga berdampak pada sistem sosial budaya yang di dalamnya
mengandung unsur penting seperti gagasan, nilai, dan norma yang ada pada masyarakat
pendua.
Masyarakat desa pendua yang biasa melakukan ta’ziyah, tahlilan Pemerintah telah
melakukan berbagai upaya untuk mengurangi aktivitas sosial. Dimulai berkala dengan
meliburkan sekolah dan membuat aturan learn from home, lalu work from home, dan kini
8
membuat aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang membatasi aktivitas sosial
warga.
Masyarakat desa pendua susah mengadakan transaksi jual beli yang biasanya terjadi pada
masyarakat. Selain pasar ditutup interaksi dengan orang lain mengalami terkendala sehingga
mendapatkan barang yang dibutuhkan susah dan sementara dikalang orang tua yang
“pandemi ini membuat kami tidak bisa berbuat apa-apa, merasa terkurung, merasa langkah
kami terbatas karna susahnya menjalin hubungan dengan sesama. Kami merasa terasing dan
pincang mau melakukan sesuatu tidak bisa kaarna terbatasnya intraksi yang membuat kami
tidak bisa beraktivitas. Kami yang terbiasa hidup gontoroyong kami dan yang terikat dengan
aktivitas berkelompok jugak sudah terpus, bosen dirumah terus”, Ujarnya petani.(7
Agustus 2020:4:20 WITA).
Oleh karenanya perilaku hidup sehat akan menjadi berubah lebih baik, dengan
mengkonsumsi makanan sehat secara seimbang, berolah raga dan jam tidur yang teratur,
lebih rutin memeriksakan kondisi kesehatan, mencari asuransi kesehatan yang terpercaya,
menjaga kebersihan, dan menggunakan alat atau mengkonsumsi suplemen untuk terhindar
dari penyakit. Perilaku hidup sehat tidak terbatas pada kesehatan fisik tetapi juga kesehatan
mental.
Dari hasil temuan lapangan , peneleti menemukan perubahan perilaku masyarakat desa
pendua dimasa pandemi covid-19. Akibat covid-19 memberikan dampa baik kepada
kelompok masyarakat desa pendua yang sadar akan hidup bersih dan sehat. Pada mulanya
sebelum covid-19 masyarakat desa pendua belum terlalu sadar yang namanya hidup bersih
9
dan sehat bahkan tidak memikirkan cara menjaga kesehatan pisik. Tapi dimasa covid ini
sekelomok masyarakat desa pendua tau dan menjalani pola hidup sehar lantaran mendapat
nasehat dari doktor bahwa pirus corona tidak bisa tertular pada orang-orang yang hidup
sehat.
Selain perilaku hidup sehat, perilaku masyarakat juga berubah di era COVID-19 dalam
penggunaan teknologi tapi hanya terjadi kepada kelompok masyarakat yang paham tentang
“tampa saya sadari ternyata covid-19 jugak bisa merubah perilaku kami termasuk masyarakat
lain. Sebelum covid kami tidak memikirkan yang nama hidup sehat, olah raga, menjaga
waktu makan,dan menjaga kebersihan. Tapi dimasa covid saya dan anak isteri sangat hati-
hati dalam menjaga kebersihan agar tidak tertular penyakit, bahkan penyemprotan dilokasi
pemerintah perlu mengatasi hal tersebut untuk mengurangi beban masyarakat. Mengingat
masyarakat desa pendua dalam rangka menanggulangi wabah. Salah satu kebijakan yang
cukup baik yang dirasakan warga desa pendua jugak pelonggaran pajak untuk
meringankan beban masyarakat desa pendua dan kebijakan pembebasan biaya listrik
dengan daya 450 VA dan memberikan pulsa listrik gratis kepada masyarakat yang
Stimulus peningkatan bantuan kepada masyarakat kecil di desa pendua jugak akan
membantu masyarakat desa pendua untuk bertahan hidup normal selama masa wabah
seperti program bantuan JPS Gemilang dan jugak uang Rp 600 ribu/bulan selama 3
bulan tujuan untuk membantu masyarakat supaya bisa bertahan hidup selama dirumah.
” kami merasa beban kami agak ringan dimasa covid-19 meskipun lapangan pekerjaan
tidak ada dan usaha kami terputus tapi kami masih basa bertahan selama pandemi ini
karna pemerintah telah memberikan kami bantuan”, Ujar saipul bahri, 8 (Agustus 2020:
09:42).
Dari uraian diatas adalah model penanggulangan yang dilakukan pemerintah kepada