Anda di halaman 1dari 11

Nama : Senja Salzanabila P.

P
Kelas : XI Mipa 6
Absen : 33

Maraknya Perdagangan Manusia

Judul : Pelacur dan Sang Presiden


Penulis Naskah : Ratna Sarumpet
Sutradara : Nabil Adlani
Genre : Drama tragedi
Durasi : 01.05.59
Tanggal Tayang : 5-6 September 2019
Bahasa : Indonesia

Pendahuluan
Penulis naskah terdorong menulis cerita tersebut pada tahun 2005, setelah UNICEF
mendekatinya dan meminta agar dia membuat survey atas perdagangan anak di Asia Tenggara dan
menyadarkan masyarakat akan masalah tersebut. Saat menulis skenario Ratna mewawancarai PSK di
Surabaya, Surakarta, Garut dan Kalimantan dalam periode enam bulan. Hasil telaahan ini digunakan
untuk menulis naskah Pelacur dan Sang Presiden. Selain ditampilkan sebagai drama, naskah ini juga
pernah difilmkan pada tahun 2009 yang juga disutradarai oleh Ratna Sarumpet. Penampilan drama oleh
Teater Tesa Fakultas Ilmu Budaya UNS bertujuan untuk mempromosikan guna menarik anggota baru
bagi kelompok kerja Teater Tesa.

Isi Resensi
Jamila adalah seorang perempuan korban perdagangan manusia. Kisahnya dimulai saat ia
bertemu dengan menteri yang menjadi pelangganya di sebuah hotel dan kemudian dibunuhnya. Setelah
itu Jamila menyerahkan diri ke kantor polisi dan akhirnya dipenjara. Dia mendapatkan eksekusi mati.
Jamila tidak takut bahkan menolak grasi dari presiden yang menurutnya itu akan membuatnya semakin
menderita karena ejekan dari masyarakat. Sebelum dilakukan eksekusi mati Jamila meminta bertemu
dengan tokoh ulama dan sang presiden sebagai orang yang paling bertanggungjawab atas apa yang
menimpa dirinya. Jamila bersikeras memperjuangkan hak kaumnya yang tertindas karena kemiskinan dan
ketidakadilan gender.
Pementasan disini lebih mengedepankan perihal perbedaan kelas dan perbedaan perilaku yang
diterima oleh setiap kelas sosial. Hal ini menunjukkan adanya ketidakadilan negara dalam masalah
hukum. Adanya perdagangan manusia merupakan hal yang sangat buruk dampaknya bagi kehidupan
manusia terutama remaja. Penampilan para tokoh dalam drama yang menjiwai mampu meyampaikan
pesan yang terkadung dalam drama. Namun judul drama tersebut kurang pas karena dalam drama ini
tidak ada adegan dan dialog seorang presiden.
Nama : Haikal Mauladana Ichwani
Kelas : XI Mipa 6
Absen : 13

Moral

Judul : Pelacur dan Sang Presiden


Penulis Naskah : Ratna Sarumpaet
Sutradara : N. Adlani
Genre : Drama tragedi
Durasi : 01:05:09
Tanggal Tayang : 5 dan 6 September 2019

Pendahuluan
Ratna sarumpaet yang merupakan penulis drama ini mengatakan bahwa drama ini tidak
berhubungan dengan apapun atau tidak menyinggung pihak manapun. Drama ini murni untuk pementasan
dan bertujuan untuk menarik anggota baru bagi kelompok kerja Teater Tesa.

Isi resensi
Jamila adalah seorang perempuan penghibur yang mendapatkan pelanggan seorang menteri yang
sudah mereservasi hotel sebelumnya. Namun dia diperlakukan secara kasar dan pada akhirnya Jamila
membunuh pelanggannya yang merupakan pejabat tinggi negara. Jamila menyerahkan diri ke kantor
polisi, dia tampak tidak menyesali perbuatannya. Setelah menjalankan beberapa siding akhirnya Jamila
dijatuhi hukuman mati. Namun sebelum dia dijatuhi hukuman mati, dia memiliki satu permintaan yaitu
menemui presiden dan tokoh ulama untuk mempertanggungjawakan apa yang dia alami.
Drama ini syarat akan makna. Moral, agama ,dan politik adalah 3 sudut pandang yang berbeda.
Tentunya jika agama bisa dlihat dari sudut pandang moral namun politik tidak busa dilihat dari sudut
pandang agama. Penampilan para pemeran yang sangat menjiwai menambah nilai positif pementasan ini.
Namun peracakapan yang selalu emnggunakan nada tinggi sedikit mengganggu penonton.
Nama : Hanif Naufal Rafandi
Kelas : Xi Mipa 6
Absen : 14

Perbedaan Kasta dimata Hukum yang Berlaku

Judul Drama : Pelacur dan Sang Presiden


Penulis : Ratna Sarumpaet
Produser : Billah
Sutradara : N.Adlani
Pemeran : Alien Grenith, Enola Dee, Al Bana, Alaika Firdaus, Bobby Lime, Sigit Pratama,
dll
Durasi : 1:05:09
Ditayangkan : 5 dan 6 September 2019
Pendahuluan:
Kelompok Kerja Teater Tesa Fakultas Ilmu Budaya UNS mementaskan “Pelacur dan Sang
Presiden” karya Ratna Sarumpaet di Sanggar Teater Tesa, tujuan pementasan ini adalah untuk
promosi guna menarik anggota baru bagi Kelompok Kerja Teater Tesa dari mahasiswa angkatan
2019. Kegiatan ini rutin dilakukan oleh UKM TESA tiap tahun, selam dua hari dan dihadiri
kurang lebih 300 pengunjung FIB dan pecinta teater di Soloraya.
Isi Resensi :
Drama ini mengisahkan mengisahkan lika-liku kehidupan seorang pekerja seks komersial
(PSK) bernama Jamila seorang perempuan korban perdagangan manusia yang terlibat kasus
pembunuhan seorang menteri. Kisahnya dimulai saat Jamila bertemu dengan Menteri yang
menjadi pelanggannya di sebuah hotel dan kemudian membunuhnya. Setelah itu Jamila
menyerahkan diri ke kantor polisi dan akhirnya dipenjara. Dia medapatkan hukuman eksekusi
mati, sedangkan di luar penjara organisasi massa menuntut untuk segera mengeksekusi Jamila.
Jamila tidak takut dan gentar bahkan menolak grasi dari Presiden, karena menurutnya
grasi hanya akan membuat penderitaan dia semakin menjadi-jadi karena ejekan yang diberikan
oleh masyarakat. Jamila meminta untuk bertemu dengan Tokoh Agama dan Presiden sebagai
orang yang paling bertanggung jawab atas apa yang menimpa dirinya. Jamila memiliki watak
pemberontak dan keras yang ingin memperjuangkan hak kaumnya yang tertindas karena
kemiskinan dan ketidakadilan gender.
Kelebihan dari drama ini yaitu alur yang bagus, kisah menarik yang beda dari drama
bergenre sejenis, dan juga didukung akting para pemain yang penuh penghayatan. Kekurangan
dari drama ini yaitu adegan dan dialog para pemain khususnya Jamila masih terbawa gaya
panggung teater sehingga terkesan kurang realistis & berlebihan serta judul drama ini juga
kurang pas karena tidak ada adegan dan dialog seorang presiden dalam drama ini.
Kesimpulan:
Drama ini lebih mengedepankan perbedaan kelas dan perbedaan perilaku yang diterima
oleh setiap kelas social dengan adanya perbedaan kelas/kasta tidak menimbulkan rasa benci
diantara sesama manusia serta persamaan derajad antara kasta rendah maupun kasta tinggi dalam
hal hukum yang berlaku serta karena dunia yang banyak godaan menyebabkan sejumlah kaum
wanita yang rela memperjualbelikan dirinya untuk hal yang tidak seharusnya demi mendapat
sesuatu yang bersifat duniawi.
Nama : Cindy Shinta Dewi
Kelas : XI Mipa 6
Absen : 08

Mencari Sebuah Keadilan

Judul : Pelacur dan Sang Presiden


Penulis Naskah : Ratna Sarumpaet
Sutradara : Nabil Adlani
Genre : Drama tragedi
Durasi : 01.05.09
Tanggal Tayang : 5 dan 6 September 2019
Bahasa : Indonesia

Pendahuluan
Jamila dan sang presiden adalah sebuah film drama Indonesia yang ditayangkan pada
tahun 2009 dan disutradarai oleh Ratna Sarumpaet. Film ini menceritakan kisah hidup seorang
pekerja seks komersial yang dipenjara karena membunuh seorang menteri. Film ini diadaptasi
dari sebuah karya drama berjudul Pelacur dan Sang Presiden yang juga ditulis oleh Ratna
Sarumpaet setelah menerima sebuah hibah dari UNICEF untuk menelaah tentang perdagangan
anak di Indonesia untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan hal tersebut. Penampilan
drama tentang Pelacur dan Sang Presiden juga dipentaskan oleh Teater Tesa Fakultas Ilmu
Budaya UNS di sanggar Teater Tesa pada tanggal 5-6 September 2019. Tujuan pementasan ini
adalah untuk promosi guna menarik anggota baru bagi Kelompok Kerja Teater Tesa dari
mahasiswa angkatan 2019.

Isi Resensi
Drama ini mengisahkan tentang seorang perempuan yang bernama Jamila dan dia
menjadi korban perdagangan manusia yang berprofesi sebagai Pekerja Seks Komersial.
Kisahnya dimulai saat ia bertemu dengan menteri yang menjadi pelangganya di sebuah hotel dan
kemudian membunuhnya. Setelah membunuh menteri tersebut Jamila menyerahkan diri ke
kantor polisi dan akhirnya ia dipenjara. Dia mendapatkan hukuman eksekusi mati, sedangkan di
luar penjara organisasi massa menuntut untuk segera mengeksekusi mati Jamila. Jamila sama
sekali tidak takut dan bahkan dia menolak grasi yang telah diberikan oleh presiden. Jamila
memiliki watak pemberontak dan keras karena ingin memperjuangkan hak kaumnya yang
tertindas.
Didalam cerita drama ini terdapat beberapa pelanggaran HAM yang terjadi, diantaranya
adalah hak untuk memperoleh keadilan dan hak untuk hidup. Karena, seharusnya Jamila
mengajukan hak grasinya pada presiden tetapi ia enggan memperpanjang masa tahanannya sebab
itu hanya akan membuat penderitaan dia semakin menjadi-jadi karena ejekan yang diberikan
oleh masyarakat. Dan dengan penampilan dari para pemeran drama Pelacur dan Sang Presiden
yang sangat menjiwai membuat orang yang melihatnya mampu merasakan apa yang terjadi
dalam cerita drama tersebut sehingga para penonton dapat mengambil sisi positifnya dan dapat
menerapkan dalam kehidupan.
Nama : Nadya Putri M.
Kelas : 11 MIPA 6
Absen : 24

Kesenjangan Sosial dalam HAM

Judul teater : Pelacur dan Sang Presiden


Penulis naskah : Ratna Sarumpaet
Sutradara : N. Adlani
Genre : Drama Tragedi
Durasi : 1:05:09
Tanggal pementasan : 5 dan 6 September 2019
Pemain : Alien Grenth, Enola Dee, Al Bana,
Alaika Firdaus, Bobby Lime, Sigit
Pratama, Little Krisnaa, Lutfi Fauzi,
Mi. Naim, Jawahir Gustavo, dan Cimanya
Salam

Pendahuluan
Ratna Sarumpaet  adalah seniman berkebangsaan Indonesia yang banyak mengeluti dunia
panggung teater, selain sebagai aktivis organisasi sosial dengan mendirikan Ratna Sarumpaet Crisis Centre.
Ratna terkenal dengan pementasan monolog Marsinah Menggugat, yang banyak dicekal di sejumlah daerah
pada era administrasi Orde baru. Pelacur dan Sang Presiden merupakan naskah yang ditulis pada tahun 2004,
untuk mengkritik kegiatan perdagangan manusia (Human Trafficking) yang marak terjadi di Indonesia. Dijerat
setan ekonomi, perempuan-perempuan polos tersebut akhirnya diperjualbelikan, mereka diiming-imingi akan
mendapat uang yang banyak dengan cara cepat demi penghidupan yang layak. Judul tersebut pulalah yang
menjadikan dua tokoh itu sebagai simbol dari dua kelas sosial yang berbeda, antara kelas atas, yakni kaum
kelas bawah yang tertindas, termarginalkan, dan tdak mendapat sistem hukum yang adil.

Isi Resensi
Pelacur dan Sang Presiden ini mengisahkan tentang Jamila seorang perempuan korban perdagangan
manusia yang berprofesi sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK). Kisahnya dimulai saat Jamila bertemu dengan
Menteri yang menjadi pelanggannya di sebuah hotel dan kemudian membunuhnya. Setelah itu Jamila
menyerahkan diri ke kantor polisi dan akhirnya dipenjara. Dia medapatkan hukuman eksekusi mati, sedangkan
di luar penjara organisasi massa menuntut untuk segera mengeksekusi Jamila. Jamila tidak takut dan gentar
bahkan menolak grasi dari Presiden, karena menurutnya grasi hanya akan membuat penderitaan dia semakin
menjadi-jadi karena ejekan yang diberikan oleh masyarakat. Jamila meminta untuk bertemu dengan Tokoh
Agama dan Presiden sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas apa yang menimpa dirinya. Jamila
memiliki watak pemberontak dan keras yang ingin memperjuangkan hak kaumnya yang tertindas karena
kemiskinan dan ketidakadilan gender. Pementasan di sini lebih mengedepankan perihal perbedaan kelas dan
perbedaan perilaku yang diterima oleh setiap kelas sosial.
Nama : Lilis Karisma
Kelas : XI MIPA 6
No. Absen : 19

Harga Diri Wanita

Judul : Pelacur dan Sang Presiden


Penulis Naskah : Ratna Sarumpet
Sutradara : N. Adlani
Genre : Drama tragedi
Durasi : 01.05.59
Tanggal Tayang : 5-6 September 2019

Pendahuluan :
Kelompok Kerja Teater Tesa mementaskan drama
berjudul “Pelacur dan Sang Presiden” karya Ratna Sarumpaet setelah menerima sebuah hibah
dari UNICEF untuk menelaah perdagangan anak di Indonesia dan meningkatkan kesadaran
masyarakat akan masalah tersebut. Drama ini menceritakan kisah hidup seorang pekerja seks
komersial (PSK) yang dipenjara karena membunuh seorang menteri, yang bernama Jamila.
Pementasan drama Teater Tesa Fakultas Ilmu Budaya UNS ini bertujuan untuk mempromosikan
guna menarik anggota baru bagi Kelompok Kerja Teater Tesa.
Isi Resensi :
Jamila merupakan korban perdagangan manusia. Jamila telah menjadi pelanggan
seorang menteri di sebuah hotel, namun pada akhirnya Jamila membunuh menteri tersebut.
Kemudian ia menyerahkan diri ke polisi ia dipenjara dan mendapatkan eksekusi mati, namun
Jamila tidak menunjukkan penyesalan yang telah diperbuatnya. Jamila berani menolak grasi
dari Presiden, karena menurutnya itu akan membuatnya semakin menderita karena ejekan dari
masyarakat. Sebelum hukuman mati Jamila dilaksanakan, ia meminta untuk bertemu dengan
Presiden dan Ulama sebagai orang yang mempertanggungjawabkan apa yang telah ia alami.
Jamila memberontak dan memperjuangkan hak kaumnya yang tertindas karena kemiskinan dan
ketidakadilan.
Kesimpulan :
Drama ini menunjukkan perbedaan kelas dan perbedaan perilaku, sehingga dengan
adanya ketidakdilan tersebut banyak orang yang memiliki rasa tidak nyaman sehingga
membenci satu sama lain. Perdagangan manusia merupakan tindakan yang sangat buruk bagi
manusia, dan agama. Drama ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya, pemeran
dalam drama tersebut sangat menjiwai dan penuh penghayatan. Namun, kekurangannya
percakapan atau dialog tidak terlalu jelas meskipun menggunakan nada tinggi, dan di dalam
drama tersebut tidak ada percakapan atau adegan dengan Presiden.
Nama :Zulfa Luela Intan Priana
Kelas : XI Mipa 6
No : 36

Pelanggaran HAM Pada Wanita


Judul : Pelacur dan Sang Presiden
Penulis Naskah : Ratna Sarumpaet
Sutradara : Nabil Adlani
Genre : Drama Tragedi
Durasi :01.05.59
Tanggal Tayang: 5-6 September 2019
Bahasa : Indonesia

Pendahuluan
Film yang berjudul “Pelacur dan Sang Presiden “ini mendapat dukungan dari UNICEF
untuk menelaah perdagangan anak di Indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan
masalah perdagangan anak tersebut. Film ini didukung oleh data yang dikumpulkan Ratna dari
wawancaranya dengan para PSK dibeberapa kota yakni Kalimantan, Surabaya, Surakarta, Garut,
dan Kalimantan dalam jangka waktu enam bulan. Drama yang ditampilkan oleh mahasiswa
Fakultas Ilmu Budaya UNS ini bertujuan untuk mempromosikan guna menarik anggota baru
bagi kelompok kerja Teater Tesa. Film ini juga ditampilkan di beberapa film internasional dan
mendapat penghargaan di Prancis, Italia, dan Taiwan. Secara keseluruhan film ini berhasil dalam
menyampaikan pesan moral yang ingin disampaikan penulis yaitu Ratna Sarumpaet.
Isi Resensi
Jamila tumbuh dewasa sebagai seorang PSK. Sejak kecil dia dijual Ayahnya kepada
sindikat perdagangan anak, tentu hal ini merenggut masa hak jamila untuk tumbuh dan
berkembang serta memperoleh pendidikan. Setelah berhasil melarikan diri dia menemui Ibunya,
namun Jamila dikirim sang Ibu kesebuah keluarga terpandang di Jakarta. Namun, jamila sering
dilecehkan dan diperkosa oleh Ayah dan Kakak tirinya. Akhirnya Jamila kabur, saat usia 15
tahun malah terdampar di daerah prostitusi. Sejak saat itu hak-hak Jamila terenggut, dia tidak
memiliki ha katas dirinya sendiri. Jamila menjadi tersangka pembunuhan seorang menteri
bernama Nurdin, mulanya Nurdin menyewa jasa Jamila, Nurdin dan Jamila menjalin hubungan
selama beberapa waktu, hingga Nurdin menghianati Jamila dan menikah dengan wanita lain.
Jamila saat itu mengandung anak Nurdin menggugurkan kandunganya, tindakan Jamila ini
melanggar HAM. Jamila membalas dendam pada Nurdin dan mempermalukanya diacara
pelelangan lukisan. Mereka bertengkar dan tanpa sengaja Jamila menembakkan peluru kedada
Nurdin, akhirnya Jamila tersangka pembunuhan seorang menteri. Jamila menyerahkan diri pada
polisi dan dia terancam hukuman mati. Jamila yang memiliki hak untuk mengajukan grasi pada
presiden tidak menggunakan hak tersebut. Jamila hanya meminta bertemu dengan presiden,
namun permintaanya ditolak. Hingga akhirnya Jamila dieksekusi mati.
Nama : Adam Faldi Nugroho
Kelas : XI Mipa 6
No : 01

Kesenjangan Sosial Terhadap Wanita


Judul : Pelacur dan Sang Presiden
Penulis Naskah : Ratna Sarumpaet
Sutradara : Nabil Adlani
Genre : Drama Tragedi
Durasi : 01.05.59
Tanggal Tayang: 5-6 September 2019
Bahasa : Indonesia

Pendahuluan:
Kelompok Kerja Teater Tesa Fakultas Ilmu Budaya UNS mementaskan Pelacur dan Sang
Presiden karya Ratna Sarumpaet di Sanggar Teater Tesa, tujuan pementasan ini adalah untuk
promosi guna menarik anggota baru bagi Kelompok Kerja Teater Tesa dari mahasiswa angkatan
2019. Kegiatan ini rutin dilakukan oleh UKM TESA tiap tahun, selam dua hari dan dihadiri
kurang lebih 300 pengunjung FIB dan pecinta teater di Soloraya.
Isi Resensi:
Pelacur dan Sang Presiden ini mengisahkan tentang Jamila seorang perempuan korban
perdagangan manusia yang berprofesi sebagai Pekerja Seks Komersial (PSK). Kisahnya dimulai
saat Jamila bertemu dengan Menteri yang menjadi pelanggannya di sebuah hotel dan kemudian
membunuhnya. Setelah itu Jamila menyerahkan diri ke kantor polisi dan akhirnya dipenjara. Dia
medapatkan hukuman eksekusi mati, sedangkan di luar penjara organisasi massa menuntut untuk
segera mengeksekusi Jamila. Jamila tidak takut dan gentar bahkan menolak grasi dari Presiden,
karena menurutnya grasi hanya akan membuat penderitaan dia semakin menjadi-jadi karena
ejekan yang diberikan oleh masyarakat. Jamila meminta untuk bertemu dengan Tokoh Agama
dan Presiden sebagai orang yang paling bertanggung jawab atas apa yang menimpa dirinya.
Jamila memiliki watak pemberontak dan keras yang ingin memperjuangkan hak kaumnya yang
tertindas karena kemiskinan dan ketidakadilan gender. Pementasan di sini lebih mengedepankan
perihal perbedaan kelas dan perbedaan perilaku yang diterima oleh setiap kelas sosial.

Anda mungkin juga menyukai