Anda di halaman 1dari 61

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 1

Penyusun:
Riri Fitri Sari
Ade Solihat
Antoinette Wiranadewi

Sabtu, 25 September 2021, Pukul: 15.30 WIB

Host:
Multamia RMT Lauder
Frieda Mangunsong

PJ Zoom:
Jauzak Hussaini Windiatmaja

Zoom ID: 898 9419 6940


Passcode: puisi
Live Youtube: youtube.com/c/RiriFitrisari1

2 Poetry Reading Society of Indonesia


Kata Pengantar
Siklus waktu membawa kita sampai saat ini, 25 Septem-
ber 2021. Zoom Poetry Reading ke-16 mengambil tema
“Prof. Saptawati Bardosono dalam Karya”, secara khusus
dipersembahkan untuk Prof. Saptawati Bardosono
dalam mensyukuri hari lahir Beliau. Semoga juga dapat
menghadirkan kembali rasa sukacita yang dialami oleh
ayah bundanya saat Beliau lahir pada 27 September
1953.
Sejak berdirinya Poetry Reading Society, Prof Saptawati
Bardosono, selama masa pandemi 2020-2021 adalah
salah seorang anggota yang paling aktif di Grup WA.
Acapkali Beliau membagikan buah karyanya yang
spontan, kapan saja Beliau ingin dan sempat membuat
puisi atau pantun. Di Sabtu sore yang cerah ini, sebagian
dari kita yang sudah familiar sebagai sejawat, maupun
yang belum pernah bertatap muka langsung dengan Prof.
Tati Bardo - demikian nama panggilan Beliau - akan
bersama-sama menikmati karya-karya Beliau.
Melalui tulisannya di Komunitas ini selama setahun
lebih, hampir semua dari kita mengenal Prof. Tati Bardo
sebagai pribadi yang penuh syukur, mencintai keluarga
dan berdedikasi dalam karyanya. Juga mahaguru yang
meniupkan semangat, memberi bekal ilmu kepada sekian
banyak murid. Inspirator bagi para para ibu di negeri ini
dalam menyiapkan generasi mendatang, melalui video
edukasi serta tulisan tentang bayi dan ASI, tentang anak
dan stunting, tentang probiotik dan nutrisi serta banyak
hal lain. Cintanya kepada para cucu terpancar melalui
goresan tinta emas puisinya.
Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 3
Puisi-puisi Prof. Tati Bardo penuh cinta dan optimisme,
juga syukur dan rasa berserah kepada penyelenggaraan
Illahi. Tak berlebihan rasanya jika kita di sini patut
merasa gembira karena kita - Poetry Reading Society of
Indonesia - dirasakan Beliau sebagai teman yang asyik.
Senang rasanya kehadiran kita memberi warna dan arti
tersendiri bagi Beliau. Kebahagiaan Beliau memiliki
teman tertuang di satu puisi berjudul “Temanku”.
Di ZPR ke-16, kita akan bersama menikmati pembacaan
puisi Prof. Tati Bardo: dendang penuh cinta dan catatan
perjalanan kehidupan serta pengabdian Beliau sebagai
Guru Besar dan peneliti yang produktif. Sebagian teman
akan membaca puisi karyanya sendiri tentang sosoknya,
menyampaikan doa, harapan dan dukungan semangat
bagi Prof. Tati Bardo di hari mendatang.
Selamat Ulang Tahun, Prof. Saptawati Bardosono.
Tetaplah bersemangat dan sehat. Salam penuh cinta dari
kami semua.

25 September 2021

Tim Penyusun
Riri Fitri Sari
Ade Solihat
Antoinette Wiranadewi

4 Poetry Reading Society of Indonesia


Daftar Isi

Kata Pengantar 3
Daftar Isi 5
Agenda Acara 7
Tata Tertib 7
1. Riri Fitri Sari, “Hari-hari Indah Berseri” 8
2. Niniek Karim, “Untuk Anak-anakku” 10
3. Sudarto Ronoatmodjo, “Ibuku Panutanku” 11
4. Harrina E Rahardjo, “Pahlawan” 13
5. Jenny Bashiruddin, “Kita Tak Sendiri” 14
6. Nani Dharmasetiawani, “Bila Rumah Bisa Cerita” 15
7. Swary Utami Dewi, “UntukMu Yang Terkasih” 17
8. Rosa Diniari, “Tangguh UI ku agar Bangkit Indonesiaku” 19
9. I Ketut Surajaya, “Berpikir Jernih” 21
10. Dumilah Ayuningtyas, “Temanku” 22
11. Leila Mona Ganiem, “New Year New Me Bisakah” 24
12. Multamia RMT Lauder,
“Wajahmu Mencerminkan Dirimu” 26
13. Antoinette Wiranadewi, “Sosokmu” 28
14. Pande K. Trimayuni, “Senyum Saptawati Bardosono” 30
15. Frieda Mangunsong, “Kethoprak” 31
16. Anna Erliyana, “Rumahku Ramah, Rumahku Marah” 33
17. Dharmayati Utoyo Lubis, “Doa dan Syukur” 35
18. Heru Suhartanto, “Doa untuk Saptawati Bardosono” 37

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 5


19. Julia Utami, “Bersamamu Guru” 39
20. Ade Solihat, “Corona Misi Azab Allah” 41
21. Fatah Sulaiman, “Terkenang Indah” 42
22. Finny Fitry Yani, “Setangkup Harap” 43
23. Rahayu Surtiarti, “Karena Aku Benar Maka
Jangan Percaya” 45
24. Wibowo Mangunwardoyo, “September Ceria” 46
25. N. Jenny Malik, “Soneta 4-4-3-3” 47
26. Sunu Wasono, “Syukur” 48
27. Karel Dourman HS, “Beri Aku Waktu” 50
28. Hari Untoro Dradjat, “Memori Kolektif ” 52
29. Diah Madubrangti, “Kesedihan dan Harapan” 53
30. Margaretha M. Siahaan, “Usia Terbungkus Pita” 55
31. Agus Purwadianto, “It’s Time to Say Assalamualaikum” 57
32. Liche Seniati, “Teras Mungilku” 58
33. Budi Susilo Supandji, “Badanku Lesu” 60
34. Saleh Husin, “Pantun” 61

6 Poetry Reading Society of Indonesia


Agenda Acara
Waktu Acara Pengisi Acara
15.30 Pembukaan Host:
Multamia RMT Lauder
Frieda Mangunsong
15.35 Sambutan Ketua PRSI: Riri Fitri Sari
15.40 Tata Tertib Host
15.45 Pembacaan Puisi Peserta Pembaca Puisi
17.30 Penutup Host

Tata Tertib
(1) Pembaca Puisi telah menetapkan satu judul puisi dengan
tema “Prof. Saptawati Bardosono dalam Karya”.
(2) Pembaca Puisi mengirimkan teks puisi yang akan dibaca
oleh Panitia dua pekan sebelum kegiatan ZPR berlangsung.
(3) Pembaca Puisi berada di tempat yang tenang dengan fasilitas
internet yang mendukung.
(4) Jika memungkinkan, Pembaca Puisi memasang HP pada
tripod atau menggunakan webcam pada laptop untuk
menampilkan sudut pandang performa yang baik bagi
audiens.
(5) Pembaca Puisi telah mencoba video dan audio pada
perangkat HP atau laptop sebelum acara dimulai.
(6) Pembaca Puisi membuka video, untuk menampakkan
gambar diri, minimal bagian wajah secara live, sepanjang
acara; terutama pada awal, pada saat membaca puisi, dan
foto bersama pada akhir acara.
(7) Seluruh peserta di ruang zoom menyenyapkan (mute)
mikrofon sepanjang acara, kecuali pada saat penampilan.
(8) Apabila oleh karena sesuatu hal, Pembaca Puisi berhalangan
hadir, mohon memberi informasi kepada Panitia atau
narahubung.-

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 7


Puisi 01 Riri Fitri Sari

Hari-Hari Indah Berseri


Oleh: Saptawati Bardosono

Rutin di setiap pagi
Menjelang waktu menghadap Ilahi
Tulisan selalu kumulai
Akan kemarin yang ku syukuri

Sesuai janji yang menyudahi


Setiap wajib ibadahku usai
Kutelusuri jalan yang menuai
Berkah dan hidayah amalan duniawi

Tiada satu hari pun yang terlewati


Dari indahnya perjalanan hari
Mulai membahagiakan keluarga inti
Sampai ke tugas rutin yang masih kujalani

Bagaimana aku tidak mensyukuri


Diberkahi hari indah berseri yang bukan sekedar ilusi
Kuingin selalu gagah bagai Srikandi
Dan terus produktif seperti Kartini

Kerikil kecewa kadang menghampiri


Kala menghadapi orang yang tak sehati
Tak mungkin memaksa hati nurani
Kala terbersit rasa membenci

8 Poetry Reading Society of Indonesia


Namun, semua harus kuikhlasi
Agar hari-hari indahku nan berseri tak ternodai
Oleh mereka yang menyimpan hati dengki
Biarlah mereka mengukir ciri sendiri

Hari-hariku harus tetap indah berseri


Mencerahkan dan mewarnai
Manfaat buat anak negeri
Di kala aku masih mampu menjalani.

Sentul, 21 Maret 2021

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 9


Puisi 02 Niniek L. Karim

Untuk Anak-anakku
Oleh: Saptawati Bardosono

Usia mama berjalan terus


Proses menua alamiah bergulir
Tak terasa akhirnya sampai juga

Kulit keriput dan otot tak lentur lagi


Tulang dan sendi mulai kaku dan ngilu
Jalan perlahan terus dinikmati

Lebih 30 tahun lamanya bertugas


Mengasuh, mengasih dan mengasuh
Tiga anak dan tiga cucu yang membanggakan

Hidup sendiri sekarang di depan mata


Tiada lagi celoceh dan tawa bersama
Tergerus kesibukan yang mendera

Semua diterima apa adanya


Tidak ada tuntutan atau ganti rugi
Akan air susu dan darah yang tertumpah

Hanya doa, doa dan doa


Yang selalu mama panjatkan
Agar anak cucu selalu bahagia dan sejahtera

Ma’afkan mama bila dirasa mengganggu


Saat menyapa setiap hari
Sebagai obat peredam rindu.

10 Poetry Reading Society of Indonesia


Puisi 03 Sudarto Ronoatmodjo

Ibuku Panutanku
Oleh: Saptawati Bardosono

Terngiang kembali kata-kata di akhir hidupmu


“Bilang pada Bapak, Ibu sudah tidak kuat lagi
Ijinkan Ibu pergi lebih dulu
Dan, tidak bisa menemani lagi”
Lanjutnya: “Bapak, tugasku sudah usai
Anak-anak kita sudah mapan semua
Mereka selalu berbakti
Dan, kerukunan sesamanya terjaga”.

Ibu selalu bangga pada anak-anaknya


Menurutnya, anak-anak adalah pilihan Allah yang
dititipkan
Walau watak dan sifat masing-masing anak tak sama
Namun bagi Ibu semua anak-anaknya selalu
membanggakan
Dia mengenal masing-masing anak secara istimewa
Yang mana yang harus khusus diberi bantuan
Yang mana yang bisa dilepas terbang sendiri ke
udara
Dan, yang mana yang selalu jadi kesayangan.

Ibu konsisten selalu hormat dan menghargai


suaminya
Selalu minta ijin dan restunya
Bahkan saat harus melepas nyawa
Tunggu ijin dan ridha dari suaminya

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 11


Aku ingin seperti Ibu
Menyayangi suami dan anak-anakku
Namun rasanya tak mampu
Susahnya melawan ego untuk bisa seperti Ibu.

Ditulis untuk Poetry Reading Society of Indonesia. #7 “Ibu


dan Refleksi di Penghujung Tahun”

12 Poetry Reading Society of Indonesia


Puisi 04 Harrina E Rahardjo

Pahlawan
Oleh: Saptawati Bardosono

Di jaman ini
Siapakah paling pantas
Jadi pahlawan?

Haruskah juang
Melawan para musuh
Siapakah musuh?

Yang tak sejalan?


Ataukah bikin gusar?
Jadi yang mana?

Jadi pendidik
Tingkatkan kemampuan
Bangsa berjaya

Sama berjuang
Tak butuh amunisi
Jadi pahlawan!

1 November 2020, pukul 11:35

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 13


Puisi 05 Jenny Bashiruddin

Kita Tak Sendiri


Oleh: Saptawati Bardosono

Di kala sepi melanda


Rasa sedih berduka
Menggerus rasa bahagia

Sudah menjadi agenda


Kala menjelajah dunia
Lakon sang sutradara

Tidak ada yang abadi


Adegan silih berganti
Hanya bisa menanti

Di kala suka diberi


Tak lupa ‘tuk mensyukuri
Agar tidak disesali

Di kala duka dibebankan


Tak pernah diberatkan
Tetap harus dijalankan

Selalu mawas diri


Tidak perlu menyendiri
Karena kita tidak sendiri
Banyak yang pernah di sini.

Ditulis untuk Zoom Poetry Reading 22 Mei 2021

14 Poetry Reading Society of Indonesia


Puisi 06 Nani Dharmasetiawani

Bila Rumah Bisa Cerita


Oleh: Saptawati Bardosono

Rumah nan mungil


Tahun delapan tiga
Saat dibeli

Ganti penghuni
Pemilik yang merantau
Belum kembali

Akhirnya datang
Mulai renovasi
Percantik diri

Terasa nyaman
Walau tetap mungilnya
Namun home sweet home

Suami datang
Lanjut renovasinya
Bertambah cantik

Saat pandemi
Banyak tinggal di rumah
Terasa hangat

Aneka rasa
Hidangan didatangkan
Penuh aroma

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 15


Aneka gerak
Aktivitas penghuni
Tiada henti

Setiap sudut
Ada kehidupannya
Agar manfaat

Bernapas lega
Rumah bersih dan apik
Tetap mungilnya

Terima kasih
Mau di rumah saja
Agar selamat.

Pinang Merah, 14 Juli 2021

16 Poetry Reading Society of Indonesia


Puisi 07 Swary Utami Dewi

UntukMu Yang Terkasih


Oleh: Swary Utami Dewi

Detak jantung serasa dekat


Degup itu kurasa merdu
Merdu... Syahdu

Helaan nafas adalah syukur


Hembusan nafas adalah dzikir
Aliran nadi adalah doa

PadaMu Yang Terkasih


PadaMu yang menguasai diri
PadaMu yang menguasai degup
PadaMu yang menguasai hembus
PadaMu aku berdoa

Kasihilah kami
Kasihilah diri
Kasihilah daun
Kasihilah sungai
Kasihilah laut
Kasihilah harimau
Kasihilah kelinci
Kasihilah... Kasihilah

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 17


Degup itu kurasa lagi
Dahsyat menggema
Hembus itu kudengar lagi
Senyap menenangkan
Ia bergema dahsyat
Pula menenangkan senyap

Kudengar bisik itu lagi


Syukur, bahagia, syahdu, bergema...

20 September 2021

18 Poetry Reading Society of Indonesia


Puisi 08 Rosa Diniari

Tangguh UI ku agar Bangkit Indonesiaku


Oleh: Saptawati Bardosono

Ketika genderang UI bertalu


Maka derita Indonesia akan berlalu
Derita Indonesia adalah derita UI
Kita punya satu visi dan misi
Tujuh puluh satu tahun sekarang usiamu
Ikuti perjalanan waktu sebagai pusat ilmu
Walau kadang engkau berduka
Kala terpuruk dan tidak bisa berbuat apa-apa

Engkau terkejut ketika dimasuki kelompok radikal


Bersamaan dengan masuknya politik ke kampus
Ironis karena terjadi di lingkungan yang berakal
Akibat terkoyak oleh nurani yang terpupus
Suasanamu terkadang jadi tak lagi nyaman dan ramah
Namun tidak menggoyahkan peranmu
sebagai pusat ilmu

Dengan tangguh kau menggeliat


agar bisa kembali bergairah
Merangkul dan meraup mereka
untuk kembali ke wujud aslimu

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 19


Engkau layak disebut sebagai Universitas Indonesia
Tempat seluruh pemuda harapan bangsa menimba ilmu
Mendapatkan bekal untuk membangun negara
Indonesia
Indonesia yang layak dijaga utuh selalu.

Ditulis untuk Poetry Reading Society of Indonesia #9 Edisi


Khusus Dies Natalis UI-71 “UI Tangguh untuk Indonesia
Bangkit”

20 Poetry Reading Society of Indonesia


Puisi 09 I Ketut Surajaya

Berpikir Jernih
Oleh: I Ketut Surajaya

Dalam penglihatanku, air jenih, memantulkan wajah


Bila ditatap, pantulkan pepohonan, langit biru, terang
Dalam jiwaku, pikiran jernih meyegarkan
Juga memancarkan keramahan, kasih sayang
Kegembiraan dan ketenangan bathin

Kekasihku adalah sosok yang ramah


Dia langgengkan aku peroleh kesenangan
Dia penuh kasih sayang
Sehingga pikiranku yang dalam penderitaan
Menemui kesenangan, lepas dari penderitaan

Dia sosok yang membangkitkan semangat


Aku senang karena dia berbuat baik
Selama disisiku, bathinku menjadi tenang
Aku dapat menoleransi orang yang berbuat buruk
Ini membangkitkan energi kesadaran dan wawasanku

Akhirnya aku dapat mencerap lebih baik


Energiku menemukan kesenangan sinambung
Dalam doa yang tak putus untuk dia, leluhur
Kepada Dewata, Betara dan Hyang Widhi Kekasih,
aku ambil anak panah dari sarungnya
Ku ambil busur dan kaitkan anak panah di talinya
Ku bidik, lepaskan anak panah mengenai sasarannya
Lurus, karena dikendalikan bulu-bulu anak panah.
Depok, 14 September 2021

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 21


Puisi 10 Dumilah Ayuningtyas

Temanku
Oleh: Saptawati Bardosono

Temanku banyak
Dari berbagai asal
Tetap berteman

Teman sekolah
Menjalinkan kenangan
Di masa anak

Teman tetangga
Masih saling terhubung
Bertukar kabar

Teman kuliah
Sejawat bersaudara
Berbagi ilmu

Teman kelana
Pengalaman abadi
Tetap dijaga

Temanku dosen
Di tempat kerja rutin
Saling mendukung

Teman profesor
Hubungan tingkat dewa
Depankan bijak

22 Poetry Reading Society of Indonesia


Teman kethoprak
Salurkan bakat seni
Penuh gairah

Teman berpuisi
Selalu asyik produktif
Salurkan rasa

Mahasiswaku
Teman pemicu ilmu
Tanpa berbatas

Teman di rumah
Anak, mantu dan cucu
Gairah hidup

Teman hidupku
Menua bersamanya
Nikmati masa

Teman sehati
Ada di saat duka
Penuh kasihnya

Untung berteman
Dukung rasa dan asa
Sepanjang masa.

Pinang Merah, 13 Juli 2021

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 23


Puisi 11 Leila Mona Ganiem

New Year, New Me, Bisakah


Oleh: Saptawati Bardosono

Menjadi pribadi yang lebih baik


Hanyalah kata-kata klise untuk suatu resolusi
Menyambut tahun yang baru ini
Bagi diriku pribadi

Selama menjalani tahun 2020 yang baru saja berlalu


Aku menapak kondisi dan pengalaman baru
Hidup terkurung dan terjajah selalu
Oleh sang covid 19 jasad renik yang mengharu biru

Akankah kita bisa segera terbebas


Dari pola hidup yang bikin kebas
Kapankah kita bisa lagi nafas dan bicara lepas
Juga bepergian ke dunia luas

Di tahun yang baru ini


Harapan selalu dipompa dalam hati
Melalui penantian dalam banyak hari
Menanti sang covid 19 akan pamitan pergi

Tak perlu gundah gulana


Aku tetap ingin berdaya guna
Selagi karya dan kinerja masih berdaya
Tak surut langkahku terus mendunia

24 Poetry Reading Society of Indonesia


Siap terus memakai masker
Membiasakan berjarak lebih satu meter
Vaksin bukan satu-satunya parameter
Untuk kita mulai lengah dan keblinger

New Year New Me, what would I be?


Let it be, whatever I have to be!
May Allah will always with me
Showing the best of me .

Ditulis untuk Poetry Reading Society of Indonesia #8 “Tahun


Baru, Harapan Baru”

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 25


Puisi 12 Multamia RMT Lauder

Wajahmu Mencerminkan Dirimu


Oleh: Saptawati Bardosono

Ada wajah lelah


Juga ada wajah penuh amarah
Pula wajah lara
Serta wajah derita

Ada pula wajah sumringah


Wajah yang cerah
Wajah penuh senyum
Wajah bahagia yang ranum

Semua bisa mencerminkan


Apa yang bergejolak di kalbu
Keinginan dalam pikiran
Serta emosi yang menggebu

Manusia punya berkah kontrol diri


Wajah dapat menyesuaikan diri
Membuat nyaman lingkungan
Namun butuh banyak pengalaman

Pikiran dan kata-kata


Mengalir keluar tertata
Disertai pesona wajah
Membuat suasana cerah

26 Poetry Reading Society of Indonesia


Wajahmu mencerminkan dirimu
Padukan dengan indah ucapanmu
Serta sumringahnya suasana hatimu
Membuat dunia bahagia selalu.

Pinang Merah, 02 Juli 2021, pukul 06:31

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 27


Puisi 13 Antoinette Wiranadewi

Sosokmu
Ditulis untuk Prof. Saptawati Bardosono
Oleh: Antoinette Wiranadewi

Kali pertama bertemu,


lewat dunia maya yang seru,
kesanku satu tentangmu,
wajahmu ayu, aku tak keliru.
Banyak kali kemudian di satu forum,
membaca puisi, bersama mendengar para narsum,
selalu tampil rapih dan tersenyum,
aku pun kagum.

Banyak kau tulis,


dengan bahasa sederhana tak hiperbolis,
catatan tugas harian dan manisnya bersama keluarga,
ada rasa haru dan bangga.
Harimu selalu indah berseri,
kau lakoni dan syukuri,
kala kecewa melanda di hati,
kau bungkus dengan rasa ikhlas kepada Illahi.

Hormat bakti pada orangtuamu adalah darahmu,


cinta dan sayang pada keluarga adalah degupmu,
karya bersama teman sejawat adalah nadimu,
menyiapkan anak negeri adalah panggilanmu.
Engkau anak, isteri, dan ibu,
nenek para cucumu,
teman berkesenian yang seru,
mahaguru penuh dedikasi seturut jiwamu.

28 Poetry Reading Society of Indonesia


Selamat Ulang Tahun, Ibu Tati Bardo.
Tetaplah bersemangat dan kembali sehat.

Elang Malindo, 20 September 2021

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 29


Puisi 14 Pande K. Trimayuni

Senyum Saptawati Bardosono


Oleh: Pande K. Trimayuni

Pertama darimu adalah tentang senyum


Hadiah terindah membuat dunia merekah
Seraut keajaiban di wajah hadir meski sedang lelah
Sepoi kemesraan menyentuh kisi-kisi kalbu yang
merindu gairah ramah
Melembutkan hati nan galau kasih sayang dan
kemudahan
Endapannya masih terasa meski hari terganti senja.

Senyummu mengundang berkali senyum


Pandemi bahagia bagi yang menangkap makna
melampaui kata
Kau ajarkan semua orang adalah setara
Cercahan senyum tercipta untuk dunia.

Suka duka bersahut-sahutan


bagai burung cerukcuk di pagi hari
Tetapi senyum adalah tanda penerimaan
Ketabahan tak bertepi melakoni cerita penuh misteri
Senyum tanpa syaratmu mengandung kekuatan seribu
nyali
Itulah senyum Saptawati Bardosono.

30 Poetry Reading Society of Indonesia


Puisi 15 Frieda Mangunsong

Kethoprak
Oleh: Saptawati Bardosono

Awal mencoba
Tidak percuma
Temu ‘swasana
Luar biasa
Akhirnya suka

Rutin bertemu
Kata beradu
Jadi terpadu
Adegan seru
Membuat rindu

Pak sutradara
Selalu ada
Arah cerita
Pengatur gaya
Bersuasana

Tiada pernah
Untuk menyerah
Di kala susah
Terus mengasah
Kapalang basah

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 31


Akhirnya pentas
Rasanya tuntas
Nurani bablas
Adegan bebas
Kethoprak lepas.

1 November 2020, pukul 11:17

32 Poetry Reading Society of Indonesia


Puisi 16 Anna Erliyana

Rumahku Ramah, Rumahku Marah


Oleh: Saptawati Bardosono

Dulu pagi buta sudah di jalan


Rumah ditinggal tanpa sesal
Walau sempat sarapan
Namun dinikmati secara asal

Cari rejeki tanpa henti


Bahkan sampai akhir minggu
Sayang kurang dinikmati
Akhirnya kerja buat pembantu

Rumah ramah dibuat nyaman


Lebih untuk istirahat saja
Setelah keluyuran seharian
Berharap rumah selalu ada untuk kita

Ternyata rumah juga bisa marah


Karena lama tidak dijamah
Padahal semua fasilitas tersedia
Namun sering jadi sia-sia

Dikirimlah virus corona


Yang membuat kita semua terpana
Menyebar rata di seluruh dunia
Entah kapan bisa tiada

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 33


Kita terkurung dalam rumah
Yang untung tidak mendendam marah
Tetap menerima kita dengan ramah
Untuk istirahat, kerja dan mengunyah.

34 Poetry Reading Society of Indonesia


Puisi 17 Dharmayati Utoyo Lubis

Doa dan Syukur


Oleh: Safwan Hadi

Sahabat,
Penyakitmu adalah pintu menuju Tuhan.
Secara perlahan Dia sedang menarikmu
lebih dekat lagi kepada-Nya.
Dia ingin kau mengingatnya dan terus menyebut
nama-Nya

Ada rahasia yang ingin dikatakan-Nya melalui


penyakitmu,
Di balik derita yang kau rasakan sekarang, terdapat
karunia tersembunyi dari Sang Pemilik Semesta.
Doa-doa tuk kesembuhanmu
kan ungkapkan karunia itu.

Saat kau lewati masa yang terasa sulit dan


saat kau pikir tidak mampu lagi tuk bertahan
jangan menyerah
Ini saatnya karunia akan terungkap melalui doa-doamu.
Karunia itu adalah kehadiran-Nya bersamamu.

Teruslah mengetuk pintu rumah-Nya dengan doa-


doamu,
sampai si empunya rumah membuka jendela melihat
kau datang tuk dapatkan cinta dan kesembuhan dari-
Nya.
Akankah pintu rumah yang dicinta tetap tertutup bila
kekasih datang tuk menemui Yang Tercinta?

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 35


Arahkan pandanganmu pada wajah sang Penyembuh
Teruslah mengetuk pintu rumah-Nya.
Saat Dia membuka pintu.
larilah kepangkuan-Nya,
Ia akan memeluk dan menciummu.

Dalam pelukan-Nya, biarkan kasih-Nya terungkap


dengan sempurna dalam bentuk dirimu yang sehat,
seperti dulu Dia telah mengungkapkan keindahan
wajah-Nya melalui kecantikan parasmu.

Sahabat,
Dia tak akan membiarkan kau menderita selamanya.
Saat kau bersyukur kepada-Nya dan yakin kesembuhan
dari-Nya
Dia kan menyimpan rasa syukurmu itu dalam hati-Nya
siang dan malam.
Dan kesembuhan adalah ganti dari rasa syukurmu.

Tersenyumlah kawan,
Dia selalu ada bersamamu
Selalu menjawab doa-doamu.
Saat air mata derita telah berhenti menetes,
senyum yang terindah muncul dari hati yang penuh rasa
syukur.

Juli 2021
Puisi untuk seorang teman yang sedang dalam proses
pemulihan kesehatan yang terganggu.
Semoga Allah segera memulihkan kesehatanmu, teman.
Aamiin.

36 Poetry Reading Society of Indonesia


Puisi 18 Heru Suhartanto

Doa untuk Saptawati Bardosono


Oleh: Heru Suhartanto
Pertama kali kubaca nama Sabar
Ketika rapat Dewan Guru Besar
Mencalonkanmu sebagai Calon Guru Besar
Di Lauh Mahfuz semua telah tertulis

Akupun bersyukur
Ketika aku dengar
SK Guru Besar mu telah keluar
Di Lauh Mahfuz semua telah tertulis

Pada acara baca puisi


Aku membaca puisi
Kaupun membaca puisi
Di Lauh Mahfuz semua telah tertulis

Kau berucap it’s time to say good bye


Di media social yang ramai
Karena ketetapan Sang Pencipta Semesta Alami
Di Lauh Mahfuz semua telah tertulis

Sahabat, kuatkan hati


Tatap potensi kebahagian hakiki,
Sakit akan menghapus dosa kita walapun sekecil makhluk illahi,
Tambah sabar dan tetap berdoa pada illahi

Ya Allahu , Yaa Tuhanku,


sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit
dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang
di antara semua penyayang

Berikanlah kesembuhan karena Engkau adalah penyembuh.


Tiada yang dapat menyembuhkan penyakit kecuali Engkau
dengan kesembuhan yang tidak menyisakan rasa nyeri.”

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 37


Yaa Allah, karuniakan kebaikan bagi hamba dalam beragama,
Yang merupakan kunci kehormatan bagi hamba.
Karuniakan kebaikan kepada hamba di dunia,
Yang merupakan tempat hamba menjalani hidup,
Karuniakan kebaikan akhirat bagi hamba,
Yang merupakan tempat hamba Kembali,
Jadikan kehidupan hamba senantiasa lebih baik,
Jadikan kematian sebagai kebebasan hamba dari segala keburu-
kan,

Yaa Allah, jangan Engkau pernah tinggalkan dosa,


Melainkan Engkau Ampuni,
Tidak ada kegalauan,
Kecuali Engkau berikan keluar jalan,

Tidak ada hutang,


Kecuali Engkau penuhi,
Dan tidak ada satu kebutuhan dunia dan akhirat,
Kecuali Engkau penuhi,

Wahai Tuhan Semesta Alam,

Yaa Allah Raa Rabbi


Engkau telah berjanji
Mengumpulkan sanak saudara beriman di surgaMu nanti
Kami berharap termasuk golongan itu nanti

Yaa Rabb kami,


Berikan kepada kami,
Kebajikan dunia dan akhirat,
Serta jagalah kami dari api neraka,

Semoga shalawat dan salam,


Senantiasa terlimpah kepada Nabi Muhammad SAW,
Keluarga, serta para sahabat terpilih.

Walhamdulillahi rabbil ‘aalamin.

Ulujami, 21 September 2021

38 Poetry Reading Society of Indonesia


Puisi 19 Julia Utami

Bersamamu Guru
Oleh: Julia Utami

Subuh belum sempat mengendap pergi


Saat embun meretas bayang malam semburat pagi
Jingga merah meraup serentak langkah guru
Bergegas menabur ilmu selagi hari masih lugu

Di ujung sepi setia merenda


Kau tertunduk dalam termenung
Berapa generasi kau antar ke gerbang kesuksesan
Mengambil napas semangatmu tanpa jeda
Sebelum purnabakti kau masih melangkah pasti
Kami semua mendekap baktimu, guru

Alangkah nyaman berselancar dengan orang pintar


Mereka berguru padamu karena tanpa ragu kau beri ilmu
Mengucap tanya menemu jawab
Mengerjap takjub pada keajaiban
Keindahan kau tawarkan di bangku kuliah
Panggilan mulia mengajar untuk pembelajar

Tuhan mengutus engkau menjadi pengayom


Tempat bersandar bagi yang terus belajar
Tak ada sekat saat bicara beda agama
Tak ada jarak walau waktu terus berderak

Mari hayati, menangkup bahagia setiap detiknya


Saat usia senantiasa setia pada kalamnya
Engkau tetap melangkah, melambai pasti
Semua akan ditambahkan penuh oleh-Nya

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 39


Percayalah semua akan bertambah melimpah
Ruang kosong akan terisi rongganya
Celah yang memanggil taburan kasih Tuhan
Sebab kasih setia yang kau taburkan pada mereka
Mereka bangga tercatat dalam sejarah almamater
Merasai curahan kasih dan ajaran hidup bekal mereka
Hidup mandiri di masa yang penuh tantangan ini.

Terima kasih Prof Saptawati Bardosono,


PF 27 September 2021. Sehat selalu. Amin.

Depok , 20 September 2021

40 Poetry Reading Society of Indonesia


Puisi 20 Ade Solihat

Corona Misi Azab Allah


Oleh: Saptawati Bardosono

Tatanan kehidupan manusia hancur seketika
Hanya karena ulah satu jasad renik semata
Setahun sudah hidup dalam pembatasan
Bila ingin tetap hidup dengan aman

Ada yang menamakannya sebagai pageblug


Wabah yang tak terbatas hanya untuk orang segubug
Tak hanya terbatas di satu tempat atau satu negara
Menyebar cepat tanpa kecuali di seluruh dunia

Jadi teringat akan berbagai azab Allah sebelumnya
Ketika kaum manusia mulai melupakan penciptanya
Ditenggelamkan mereka tanpa kecuali
Bahkan anak dan isteri nabi

Apakah lebih memilih didatangkannya angin yang
Dahsyat disertai dengan bunyi guruh yang menggelegar
Hingga akan tertimbun pasir dan akhirnya binasa
Atau ditimpakan batu batu besar
Kala rasa percaya akan Allah sudah sirna

Ataukah perlu menunggu sampai azab berupa gempa bumi
Disertai angin kencang dan hujan batu
Atau didatangkan lagi azab berupa hawa panas sekali
Dengan tiada tempat lindung yang dapat membantu?

Ditulis untuk Poetry Reading Society of Indonesia #10 “Puisi


untuk Asa, Solidaritas, dan Hikmah Pandemi Covid-19”

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 41


Puisi 21 Fatah Sulaiman

Terkenang Indah
Oleh: Fatah Sulaiman

hujan kenangan
Mengingat kawan
yang datang...
dan yang kembali pulang

deraskan doa doa kebajikan


Tersemai subur di bumi
Terpercik hingga ke arsyi

Doa khusus untuk kawan


Yang sedang berjuang jalani fana dunia
tak kenal putus asa tata diri ‘tuk masa depan keabadian

Tetap semangat dan yakinlah..


dalam akhir yang indah
dalam ikhlas dan tabah
dalam syukur dan berkah
dalam ridho dan berserah padaNya
semua akan terkenang indah.

Tanah Jawara, 25.9.2021

42 Poetry Reading Society of Indonesia


Puisi 22 Finny Fitri Yani

Setangkup Harap
Oleh: Finny Fitry Yani

Bu Tati..
Ku lebih suka memanggilmu begitu
Rautmu yang teduh keibuan
Kutemukan berjaya di selancar maya yang kutelusur
Tutur lembutmu
Mengalir pada video edukasi dan tulisan
Tentang bayi dan ASI...
Tentang anak dan stunting..
Tentang probiotik dan nutrisi, dan banyak lagi

Kujejakkan pandang
Menyusur tempat tugasmu
Sejak empat puluh tahun lalu
Telah tertanam baktimu di Timur jauh nun di sana
Sejak dari Kaimana, Fak Fak, Alor dan Dili
Sungguh tentu tidak mudah di masa itu

Dan transformasimu menjadi guru


Adalah kekagumanku berikutnya
Menanam ilmu pada banyak tulisan
Sembari menggerakkan pikir
Pada banyak beban tugasmu
Namun rasa seni dan sastramu
Tetap terpelihara
Memberi jiwa pada puisi- puisimu
Suntikkan semangat pada drama Ketoprak Profesor yang
digerakkan pentasnya olehmu
Luar biasa kiprahmu

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 43


Bu Tati Bardo
Guruku Profesor Saptawati Badarsono..
Walau belum pernah kita tatap muka langsung, namun
hari ini, kumengenal seorang ibu
yang pasrah dan patuh pada kehendak Allah...

Lalu..
Apa yang bisa kulakukan ..
Hanya setangkup harap kutitipkan padaMu ya Allah
Karuniakan keikhlasan dan kesabaran pada pada Ibu
kami yang sedang Kau uji.
Aamiin.

Selamat mengingat hari lahir, Prof Tati....

Padang 19 September 2021

44 Poetry Reading Society of Indonesia


Puisi 23 Rahayu Surtiarti

Karena Aku Benar Maka Jangan Percaya


Oleh: Saptawati Bardosono

Nasehat diberikan
Oleh orang yang lebih tahu
Karena dia sudah dapat menduga
Apa yang akan terjadi

Namun seringkali tak didengar


Apalagi dipercaya
Untuk dipahami
Dan dituruti nasehatnya

Anak muda jaman sekarang


Merasa paling tahu
Merasa paling benar
Tidak butuh nasehat

Nasehat hanya menghambat


Laju keinginan dan hasrat yang muda
Tunggu sampai kejadian
Penyesalan datang terlambat

Yang tua hanya bisa memendam


Hasrat ingin menasehati
Namun terkendala kenyataan
Karena aku benar maka jangan percaya.

Jakarta, 17 Mei 2021

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 45


Puisi 24 Wibowo Mangunwardoyo

September Ceria
Oleh: Ozy V. Alandika

September yang ceria


Burung-burung menari dengan berbagai rupa
Hujan segera berpamitan untuk menjemput senja
Mengabarkan kepada alam bahwa sekarang saatnya
Untuk berbahagia

September yang memesona


Kulihat senyummu tulus nan ceria
Aku pula sama keadaannya
Awal bulan adalah kesempatanku menggapai cita

Entah nanti tiga puluh atau bertambah satu hari


Banyaknya angka di kalender enggan untuk kupeduli
Ada saatnya hujan akan datang setajam mawar berduri
Sungguh cantik namun menyimpan secarik elegi

Berkeluh kesah di hari ini sungguh tiada guna


Hanya menambah beban kesal di akhir masa

Ceriamu adalah ceriaku juga


Duduklah denganku untuk memupuk rasa
Kita masih punya impian dan cita-cita
September akan jadi awal untuk berupaya.

Selamat Ulang Tahun Prof. Saptawati Bardosono. Semoga


selalu sehat walafiat.

46 Poetry Reading Society of Indonesia


Puisi 25 N. Jenny Malik

Soneta 4-4-3-3
Oleh: Saptawati Bardosono

Siapakah gerangan engkau tuan


Selalu perintah berpangku tangan
Kami bukan budak yang dipertuan
Tetap punya hak untuk melawan

Tipis beda benci dan cinta


Kala pendapat tidak setara
Sepakat saja bukan akhir kata
Harus ada solusi nyata

Perlu juga untuk mendengar


Jangan hanya ingin didengar
Bersamaan jadinya bingar

Mengapa harus gusar


Kedepankan hati sabar
Agar pikiran tetap jembar.

Pinang Merah, 19 Juli 2021, pukul 06:31

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 47


Puisi 26 Sunu Wasono

Syukur
Untuk Prof. Saptawati Bardosono
Oleh: Sunu Wasono

Bertambah atau berkurang


bergantung pada sudut pandang
Bila kini kaubilang bertambah usiamu, tentu tak salah
Nyatanya memang ada pertambahan
Tepat di tanggal dan bulan itu keberadaanmu
di dunia yang fana ini bertambah satu tahun
Bila kaubilang berkurang, benar juga adanya
sebab menurut keyakinan, setiap orang sudah ditentukan
berapa lama boleh menghirup udara
dan menapakkan kakinya di jagat raya ini
Kalau jatah usiamu di dunia ini katakanlah 120 tahun
maka hari ini usiamu berkurang satu tahun
Begitu cara hitung-menghitung usia

Tapi bicara soal usia, barangkali aku tak perlu tahu


berapa tahun sudah kaujalani hidup di dunia ini
Yang penting bagiku adalah turut bersyukur
sebagaimana kau bersyukur
ketika atau setiap tanggal dan bulan itu tiba
Yang manis dan pahit telah kaureguk dan sesap
Suka dan duka telah kaurasakan
Semua yang menapak di bumi ini sesungguhnya
berada dalam penantian

48 Poetry Reading Society of Indonesia


Yang membuat berarti tidaknya seseorang
adalah apa yang diperbuat selama menanti
Hanyut dalam kediaman, membunuh waktu
dengan foya-foya, atau kerja keras demi martabat
dan kemuliaan manusia

Kutahu tak sedikit prestasi yang kauukir


Banyak sudah yang kautorehkan selama ini
Jejaknya telah menetaskan inspirasi dan semangat
bagi sesama untuk berkarya
Terus, teruslah isi penantianmu dengan kerja nyata
dan karya mulia sesuai dengan bidang
dan jalan yang engkau pilih

Panjang usiamu, sehat jiwa-ragamu


Sukses dan bahagia selalu
Abadilah karya serta pengabdianmu.

Pondok Rajeg, 22 September 2021

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 49


Puisi 27 Karel DHS

Beri Aku Waktu


Oleh: Karel DHS

Temaram senja akhirnya tiba jua


Swastamita jingga berpendar pudar
Bayangan diri berangsur sirna
beranjak pergi sunyi
Rembulan cahya biaskan lara lentera kasih indah semesta
Hadapi seteru
Kuatkan tekad dan lajupun terhenti
Pada diagnosa hendaya menjelma
tenaga raga asa ikhtiar upaya
Teguhkan atma merdeka berjuang
pantang menyerah nawa
Apakah akan menang?
Ujian diberikan untuk orang yang siap kuat dan hebat
Berpacu waktu riang
Belenggu cemas bebas
bersih tuntas
Waktumu bukanlah waktuKU
Bila tugas abdi Gusti telah usai
purna AKU akan memanggilmu dengan cara dan wak-
tuKU

Dimensi ruang dan waktu milikKU


Tak seorangpun dapat mengambilnya kecuali AKU

50 Poetry Reading Society of Indonesia


Beri aku waktu
Pertanyaan itu
Kan berlalu seiring engkau tahu
maksud dan tujuanKU pada keberadaan fana
Kisah heroik penyintas
Emosi lepas bernas
Keyakinan dan doa tanpa batas
Segala sesuatu ada masanya
Seluruh makhluk kolong langit ada waktunya
Berserahlah
Tawakallah
Hidup anugerah terindah jalanilah
Bersyukurlah.

Bintaro, 20 September 2021

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 51


Puisi 28 Hari Untoro Dradjat

Memori Kolektif
Oleh: Hari Untoro Dradjat

ingatan kita bersama


ketika seniorita mahasiswi kedokteran
beriring dengan rekan pecinta alam
berjalan menelusuri tebing pendakian.

di lereng gunung Gede, dan Pangrango


air belerang mengucur dari bebatuan
saatnya perjalanan jeda sejenak
merendam kaki letih di air panas.

langkah pendakian berlanjut menanjak


perjalanan melewati Kandang Badak
rumah tua di tengah hutan lebat itu
sekarang tersisa lantai dan atap.

petualangan di alam raya


dengan ceria menjelajah belantara
jalan setapak berbatas tebing curam
menuju hamparan luas Mandalawangi
memetik bunga edelweiss harum mewangi

ingatan kita bersama muncul kembali


kesan membekas ketika kau baca puisi
lewat ruang ekspresi ini
kita dipertemukan kembali
memori kolektif 45 tahun yang lalu mendaki gunung Gede dan
Pangrango.

20 September 2021

52 Poetry Reading Society of Indonesia


Puisi 29 Diah Madubrangti

Kesedihan dan Harapan


Oleh: Diah Madubrangti

Ada pertemuan pasti ada perpisahan.


Setiap perpisahan itu menyedihkan.
Tak seorang pun bisa menghindar.
Tatkala di balik itu ada harapan besar.

Pertemuan menjadi pengingat perpisahan.


Perpisahan tidak memandang usia, waktu, paras, dan
jabatan.
Perpisahan tidak sama dengan kehilangan.
Kehilangan pun tidak sama dengan kematian.

Perpisahan sering kali dikaitkan dengan kematian.


Dikaitkan dekat dengan genggaman Tuhan.
Serasa sudah siap menghadap Sang Pencipta.
Liang kubur sudah di depan mata.

Seringkali orang lupa akan iman.


Iman yang kuat memberikan harapan.
Berihktiar berjuang melawan kesedihan.
Mewujudkan asa dalam kehidupan.

Mempersiapkan diri dengan amalan.


Berpikir positif bagian dari harapan.
Berikhtiar mengupayakan kesembuhan.
Mempertahankan kemuliaan dan kehormatan.

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 53


Membuahkan kasih sayang wujud kebajikan.
Berpikir positif wujud kecerdasan.
Menghapus kesedihan demi kesembuhan.
Mewujudkan Impian menggapai harapan.

Seperti kata bijak seorang begawan.


Hiduplah seakan kamu mati besok.
Belajarlah seakan kamu hidup selamanya.
Begitulah jalannya gelombang kehidupan.

Depok, 20 September 2021

54 Poetry Reading Society of Indonesia


Puisi 30 Margaretha M Siahaan

Usia Terbungkus Pita


Oleh: Margaretha M Siahaan
Persembahan untuk Ultah Prof Saptawati Bardosono

Perempuan itu kusebut “bunda.”


Hari lahirmu berdialog indah
Kreatif sukses bercerita tiada tara
Naik turun hidup penuh dinamika

Kala pagi berganti malam


Usiamu terbungkus pita
Terjalin waktu
jadi kurekatkan pita di jendela
Lalu kubuka jendela
Lihat! Kerlap kerlip bintang bintang bercanda

Aduhai.. Hari ini lahir


bunda Saptawati
Tapi, langit tak selalu biru
Hujan tak selalu terhempas badai
Tertawa tak selalu bahagia

Namun itulah hidup nyata


Fakta kisah setapak demi setapak
Usia terbungkus rapi diikat pita
Waktu berlalu tak terelak
Dalam, luas berbaur penuh karya bagi bangsa

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 55


Susuri jalan ikuti alur
Gelap terang kilasan nur
Bunda Saptawati kisah nyata
Usiamu terbungkus pita indah telah kubuka

Namun hidup sekilas cerita


Cuplikan sukses, kadang bergabung fatamorgana
Walau waktu terus melaju
Berpacu dengan usiamu

Selamat ulang tahun Bunda jelita


Cermin usiamu terbungkus.
Lihatlah!
Pita telah kubuka
Sesungguhnya wajahmu penuh cinta
Pancaran syukur pada Yang Maha Kuasa.

Kuucapkan:
Selamat Ulang Tahun Prof Tati, 27 September 2021 nanti.

Salam hormat
Si Pensil Kecil

56 Poetry Reading Society of Indonesia


Puisi 31 Agus Purwadianto

It’s Time to Say “Assalamualaikum”


Oleh: Agus Purwadianto

Di keheningan dan pekatnya malam


Di kedinginan kabut mencengkeram
Di senyapnya deru pedati dan sepeda
Terdengar lembut cengkerik berbaku suara
Meningkah birama katak memecah wahana

Di kelindan “time” dan “goodbye” judul sebuah puisi


Serentak bergema dan berdentum bak proklamasi
Gerbang gelora kemenangan simpulan pergulatan batin
Yang memberkas quantum menghentak-hentak nurani
Sepoi-sepoi mengorkestrasi segenap tekad empati

Sekejap paduan batin karib-karibmu menembus bertubi-


tubi
Menyenandungkan indahnya marka-marka cinta insani
Lapis demi lapis marka cinta senantiasa menghampiri
Seolah mengumandangkan sejuknya kebersamaan hati
Piagam peneguhan kami bahwa deritamu dapat diatasi.

Salemba, 22 September 2021

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 57


Puisi 32 Liche Seniati

Teras Mungilku
Oleh: Saptawati Bardosono

Teras mungilku
Tempat singgah pagiku
S’lalu menunggu

Bersenam pagi
Menyegarkan jasmani
Juga rohani

Disambut suara
Kokok ayam tetangga
Masuk telinga

Celoceh burung
Saling sambung menyambung
Terus menggaung

Suara kucing
Aum kering nan nyaring
Serak dan garing

Burung gereja
Hinggap lincah gembira
Beradu swara

Anjing menyalak
Sampai swaranya serak
Tanda tak galak

58 Poetry Reading Society of Indonesia


Masih terdengar
Swara lewatnya motor
Hanya sekedar

Semua ada
Saling bersahut sapa
Teras saksinya.

Pinang Merah, 7 Juli 2021, pukul 06:22

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 59


Puisi 33 Budi Susilo Supandji

Badanku Lesu
Oleh: Saptawati Bardosono

Badanku lesu
Tidak segesit dulu
Mudah melayu

Makan tak enak


Serba terbatas gerak
Ingin berontak

Rupanya sakit
Datang pelan menjangkit
Tetap penyakit

Barulah tahu
Dari hasil darahku
Tidak menentu

Cari ahlinya
Dengar penjelasannya
Ikhlaskan saja

Berulang kali
Jarum yang menyakiti
Menghujam diri

Sabar menanti
Kala sembuh hampiri
Tak lesu lagi.

Pinang Merah, 18 Agustus 2021, pukul 06:25

60 Poetry Reading Society of Indonesia


Puisi 34 Saleh Husin

Pantun
Oleh: Saptawati Bardosono

Bila dikenang menjadi santun


Bunga melati menyapa kura-kura
Saya senang belajar pantun
Buat hati gundah jadi gembira

Kelapa muda diminum siang


Jadi tuak mabuk rasanya
Masa muda indah dikenang
Masa tua nikmat rasanya

Ada buaya di batu karang


Dengan lengan tertusuk jerudji
Kenapa ya baru sekarang
Jumpa dengan Pak Fachrodji

Kucing kurus tidak terurus


Berseri taman indah tertata
Ayo harus berlatih terus
Mencari padanan kata-kata.

Pinang Merah, 18 Agustus 2021, pukul 06:25

Zoom Poetry Reading #16, 25 September 2021 61

Anda mungkin juga menyukai