Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH MOTIVASI KERJA, MANAJEMEN

WAKTU, DAN STRES KERJA TERHADAP KINERJA


PEKERJA PARUH WAKTU YANG BERSTATUS
MAHASISWA DI KOTA MALANG

JURNAL ILMIAH

Disusun oleh :

Danty Amira
145020101111043

JURUSAN ILMU EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
LEMBAR PENGESAHAN PENULISAN ARTIKEL JURNAL

Artikel Jurnal dengan judul :

PENGARUH MOTIVASI KERJA, MANAJEMEN WAKTU, DAN STRES


KERJA TERHADAP KINERJA PEKERJA PARUH WAKTU YANG
BERSTATUS MAHASISWA DI KOTA MALANG

Yang disusun oleh :


Nama : Danty Amira
NIM : 145020101111043
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : S1 Ilmu Ekonomi

Bahwa artikel Jurnal tersebut dibuat sebagai persyaratan ujian skripsi yang
dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 11 Desember 2018.

Malang,11 Desember 2018


Dosen Pembimbing,

Dr. Rachmad Kresna Sakti, SE., M.Si.


NIP. 196311161990021001
PENGARUH MOTIVASI KERJA, MANAJEMEN WAKTU, DAN STRES KERJA
TERHADAP KINERJA PEKERJA PARUH WAKTU YANG BERSTATUS MAHASISWA DI
KOTA MALANG
Danty Amira*, Rachmad Kresna Sakti**
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya
*Email: amiradanty.da@gmail.com **Email: kresnayangsakti@gmail.com

ABSTRAK

Fenomena mahasiswa pekerja paruh waktu sudah banyak ditemukan di berbagai negara di dunia
termasuk di Indonesia. Namun kinerja mahasiswa pekerja paruh waktu masih banyak diragukan oleh
para usahawan di Indoneisa. Terutama pekerja paruh waktu yang memiliki kewajiban lainnya di luar
pekerjaan, seperti mahasiswa pekerja paruh waktu. Padahal dengan mempekerjakan paruh waktu
dapat membantu dalam pertumbuhan ekonomi. Faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan mereka
seperti motivasi, kemampuan mengatur waktu, dan tingkat stres yang dimiliki diduga akan
mempengaruhi kinerja mereka di tempat kerja. Meningkatkan kualitas kerja ialah hal yang penting
untuk dilakukan mahasiswa pekerja paruh waktu guna membuktikan bahwa kinerja mereka dapat
dipercaya. Mahasiswa perlu memperhatikan faktor-faktor yang ada dalam diri merka seperti motivasi
kerja, manajemen waktu dan stres kerja guna membantu dalam upaya meningkatkan kinerja mereka.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh motivasi kerja, manajemen waktu,
dan stress kerja terhadap kinerja pekerja paruh waktu yang berstatus mahasiswa di Kota Malang.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan menggunakan data primer yang didapat
melalui penyebaran kuesioner terhadap mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang. Teknik
analisis yang dipergunakan adalah metode analisis linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, manajemen waktu
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja, dan stress kerja berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kinerja.

Kata kunci: Motivasi Kerja, Manajemen Waktu, Stres Kerja, Kinerja, Pekerja Paruh Waktu,
Mahasiswa, Metode Analisis Regresi Berganda.

A. PENDAHULUAN

Pada saat ini di berbagai negara bagian barat, bekerja paruh waktu merupakan fenomena yang
marak terjadi di kalangan mahasiswa, terutama di kota-kota besar banyak ditemukan mahasiswa yang
memiliki kesibukan lain selain menjalani perkuliahannya dengan menjadi pekerja paruh waktu. Hal ini
sesuai dengan pernyataan yang dinyatakan oleh Marsh dan Kleitman (2005) (dalam Andari, 2016)
bahwa bekerja paruh waktu di kalangan mahasiswa merupakan fenomena yang menyebar di berbagai
bagian di negara barat dan mulai berkembang di bagian negara lainnya yang menyebabkan tingkat
tenaga kerja meningkat secara drastis dari tahun ke tahun. Fenomena bekerja paruh waktu di kalangan
mahasiswa juga sudah menyebar dan berkembang di berbagai daerah di negara-negara bagian timur,
termasuk di Kota Malang, Indonesia. Kota Malang merupakan kota di Provinsi Jawa Timur yang
memperoleh predikat sebagai Kota Pendidikan. Predikat tersebut didapatkan karena banyaknya jumlah
perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, yang berada di Kota Malang. Berdasarkan data
pelaporan tahun 2016 – 2018 yang terdapat pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDIKTI)
Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, kurang lebih terdapat 42 perguruan tinggi yang
tersebar di seluruh penjuru Kota Malang. Jumlah ini merupakan jumlah yang cukup besar dan tentu
saja dengan banyaknya jumlah perguruan tinggi yang ada membuat jumlah mahasiswa yang berada di
Kota Malang juga sangat besar. Berdasarkan data jumlah mahasiswa pada masing-masing perguruan
tinggi di Kota Malang yang terdapat dalam pelaporan PDDIKTI tahun 2017 - 2018, jika digabungkan,
total jumlah mahasiswa yang berada di Kota Malang ialah sebanyak 121.016 orang.

Banyaknya jumlah mahasiswa di Kota Malang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
adanya fenomena bekerja paruh waktu di kalangan mahasiswa yang terus berkembang di kota tersebut.
Selain itu, banyaknya jumlah mahasiswa yang terdapat di Kota Malang dapat membuka peluang bagi
para usahawan untuk menggunakan jasa para mahasiswa tersebut dalam membantu keberlangsungan
usaha mereka di sektor informal yang tidak menuntut adanya syarat-syarat tertentu. Pengusaha sektor
informal biasanya tidak menuntut adanya keahlian khusus yang harus dimiliki karyawannya, karena
keterampilan khusus dapat diperoleh dari luar pendidikan formal atau melalui pengalaman sambil
bekerja. Hal ini menjadi salah satu daya tarik bagi mahasiswa untuk bekerja paruh waktu selain dari
motivasi internal, dengan tidak adanya syarat-syarat tertentu akan sangat memudahkan para mahasiswa
untuk mendapatkan pekerjaan bahkan sebelum mereka memiliki gelar sarjana.

Meskipun sudah banyak ditemukan pekerja paruh waktu di Indonesia, tetapi pada kenyataannya
usahawan di Indonesia masih beranggapan bahwa pekerja paruh waktu kurang baik untuk dipekerjakan
dibandingkan dengan pekerja purna waktu, serta masih banyak perusahaan yang ragu untuk
mempekerjakan pekerja paruh waktu. Sedangkan di negara-negara Eropa, kontribusi dari pekerja paruh
waktu setara dengan pekerja purna waktu dalam membantu perkembangan bisnis. Padahal, dengan
memperkerjakan pekerja paruh waktu dapat mendukung pertumbuhan ekonomi untuk usaha kecil dan
menengah, di mana usaha kecil dan menengah memiliki kontribusi yang signifikan dalam meninggikan
pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan pekerjaan baru (Hendratawan et al, 2015). Salah satu
cara untuk membantu keberlangsungan dan perkembangan UMKM di Indonesia ialah dengan merubah
sistemnya dengan mempekerjakan pekerja paruh waktu. Memang dengan mempekerjakan pekerja
paruh waktu akan memberikan banyak manfaat. Pekerja paruh waktu dapat bekerja dalam jam-jam
yang spesifik dan jadwal kerja mereka yang fleksibel sangat baik untuk disesuaikan terhadap variasi
jumlah pekerjaan pada waktu yang berbeda-beda (Rosendaal dalam Hendratawan et al, 2015).
Mahasiswa dianggap sebagai pekerja paruh waktu yang lebih berpotensi dibandingkan dengan yang
sedang tidak atau belum menempuh pendidikan tinggi. Hal ini disebabkan mereka lebih terdidik dan
cenderung memiliki sikap yang terlatih. Berdasarkan Badan Pusat Statistik Indonesia tahun 2010,
warga Indonesia berjumlah 237 juta orang dengan pertumbuhan populasi sebesar 1,49%. Maka
penelitian sebelumnya mengatakan bahwa sejak tahun 2015 Indonesia akan memiliki sumber daya
yang dapat bekerja di usia mudanya (Hendratawan et al, 2015). Selain memiliki beberapa keuntungan
dalam mempekerjakan pekerja paruh waktu, terdapat juga beberapa kekhawatiran yang dihadapi oleh
para usahawan dalam mempekerjakan pekerja paruh waktu, yaitu adanya ketakutan jika para usahawan
akan kehilangan para pekerja paruh waktu setelah mereka mendapatkan pelatihan. Para usahawan
cenderung stereotip terhadap pekerja paruh waktu bahwa mereka tidak terlalu stabil dan tidak terlalu
berkomitmen pada pekerjaan (Hunter et al, dalam Hendratawan et al, 2015). Hal-hal tersebut yang
menyebabkan para usahawan beranggapan bahwa pekerja paruh waktu tidak lebih baik dari pekerja
purna waktu dan cenderung lebih memilih untuk mempekerjakan pekerja purna waktu.

Pada kenyataannya, memang dengan memiliki banyak kewajiban yang harus dijalani seperti kuliah
sambil bekerja bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Tanggung jawab yang diemban oleh
mahasiswa yang bekerja ialah dua kali lebih berat daripada mahasiswa yang tidak bekerja. Beban
kewajiban yang dimiliki oleh para mahasiswa tersebut kemungkinan akan memberikan efek buruk
kepada kesehatan fisik maupun mental mereka. Menjalani perkuliahan sembari bekerja paruh waktu
bukanlah suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan Purwanto
(2013) (dalam Mardelina, 2017), bahwa mahasiswa yang bekerja cenderung memiliki tingkat lelah
yang lebih tinggi dikarenakan padatnya jadwal aktivitas kuliah dan bekerja dibandingkan dengan
mahasiswa yang tidak bekerja. Di sisi lain adanya konflik peran antara kuliah dan bekerja dapat
menjadi sumber stres, absensi dan penurunan produktivitas (Lenaghan & Sengupta, 2007 dalam
Mardelina, E. 2017).
Dundes dan Marx (2006) (dalam Andari, 2016) berpendapat bahwa terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi kehidupan mahasiswa ketika kuliah sambil bekerja, yakni efektifitas dalam mengatur
waktu kegiatan, motivasi, keinginan mahasiswa untuk melakukan pembuktian, kehidupan sosial baik
dalam lingkungan universitas maupun luar universitas, serta beban stres yang dimiliki mahasiswa
akibat menjalani dua peran. Faktor-faktor tersebut diduga mempengerahui apakah kinerja mahasiswa
tersebut di tempat kerja, di mana kinerja seorang pekerja dimanapun harus baik dan stabil. Mengacu
kepada pendapat tersebut serta dengan melihat fenomena mahasiswa pekerja paruh waktu yang telah
dijabarkan sebelumnya, hal yang menarik untuk diteliti ialah bagaimana faktor-faktor yang
mempengaruhi kehidupan mahasiswa yang kuliah sambil bekerja, seperti motivasi kerja, efektifitas
dalam mengatur waktu (manajemen waktu), dan tingkat stres kerja yang dimiliki mahasiswa pekerja
paruh waktu tersebut dapat berpengaruh terhadap kinerja mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota
Malang. Dengan mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam upaya meningkatkan
kinerja mereka, para mahasiswa pekerja paruh waktu akan fokus untuk memperbaiki faktor-faktor
tersebut dalam diri mereka. Melihat bahwa mempertahankan dan meningkatkan tingkat kinerja adalah
hal yang sangat penting bagi mahasiswa pekerja paruh waktu, karena masih banyak perusahaan yang
meragukan akan hal itu. Hal-hal yang ingin dianalisa dalam penelitian ini ialah pengaruh motivasi
kerja terhadap kinerja mahasiswa pekerja paruh waktu, pengaruh manajemen waktu terhadap kinerja
mahasiswa pekerja paruh waktu, dan pengaruh stres kerja terhadap kinerja mahasiswa pekerja paruh
waktu.

B. TINJAUAN PUSTAKA

Motivasi Kerja

Daft (2010) (dalam Rimpulaeng, 2014) menyatakan bahwa motivasi merupakan kekuatan yang
muncul dari dalam ataupun dari luar diri seseorang dan membangkitkan semangat serta ketekunan
guna mencapai sesuatu yang diinginkan. Menurut Hamzah B. Uno (2012), motivasi kerja merupakan
salah satu faktor yang turut menentukan kinerja seseorang, besar kecilnya pengaruh motivasi kerja
pada kinerja seseorang tergantung pada seberapa banyak intensitas motivasi yang diberikan.
Sedangkan menurut Malayu S.P Hasibuan (2001) menyatakan bahwa motivasi adalah pemberian daya
penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja
efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencari kepuasan.

Motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu “movere”, yang artinya menggerakkan. Motivasi
merupakan suatu dorongan yang berasal dari dalam diri manusia, dan mendasari sebuah tindakan yang
dilakukan oleh seorang individu untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan masyarakat pada
umumnya mengartikan motivasi sebagai semangat. Maka, perlu dipahami bahwa terdapat perbedaan
dalam penafsiran istilah motivasi di dalam masyarakat, contoh lainnya adalah istilah motivasi diartikan
sebagai kebutuhan, keinginan ataupun impuls.

Manajemen Waktu

Jones dan Barett (2004) (dalam Aprilia, 2016) menyatakan bahwa manajemen waktu merupakan
sebuah kemampuan untuk memprioritaskan, menjadwalkan, melaksanakan tanggung jawab individu
demi kepuasan individu itu sendiri. Hal senada juga disampaikan oleh Sanusi (dalam Aprilia, 2016),
bahwa manajemen waktu merupakan sebuah kemampuan dalam menentukan dan melaksanakan
seluruh pekerjaan dengan adanya tujuan dan batasan waktu yang jelas, baik dalam kehidupan pribadi
maupun profesional.

Berdasarkan pemaparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen waktu ialah sebuah
aktivitas dalam mengatur waktu dimana seorang individu diharuskan mementingkan aktivitas yang
dianggap lebih penting untuk dilakukan terlebih dahulu, selain itu individu yang memiliki manajemen
waktu yang baik cenderung tidak akan membuang-buang waktu untuk melakukan hal yang tidak
bermanfaat. Hal ini dikarenakan individu akan membuat langkah untuk mengatur dan mengelola waktu
dengan baik, sehingga individu tersebut akan lebih produktif dan dapat mencapai tujuan hidup yang
mereka tetapkan.

Stres Kerja

Menurut Ronald (dalam Royhul, 2016), stres ialah sebagai fisiologis, emosi, dan psikologis
terhadap keadaan di sekitar atau lingkungan yang sifatnya sebagai ancaman. Menurut bahasa, stres
artinya ialah tekanan yaitu dalam istilah kedokteran sebagai gangguan mental dan emosional yang
disebabkan oleh faktor-faktor dari luar, atau tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi kejadian
dan reaksi terhadap kejadian tersebut (Manahan, dalam Royhul, 2016). Sedangkan Mangkunegara
(dalam Budi, 2006) mengemukakan bahwa stres kerja ialah perasaan tertekan yang dialami pegawai
dalam menghadapi pekerjaannya.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat dipahami bahwa stres ialah suatu kondisi yang
menegangkan secara emosional dan mental yang dapat dialami oleh seseorang ketika menghadapi
situasi tertentu yang bersifat ancaman dalam lingkungannya dan tidak memiliki kemampuan untuk
menghadapinya. Dalam penelitian ini, stres kerja yang dimaksud adalah suatu respon atau reaksi dari
individu terhadap lingkungan, situasi, dan kejadian yang akan berpengaruh terhadap kondisi fisik.
Emosional dan mental individu tersebut.

Kinerja

Kinerja (job performance) merupakan bentuk prestasi kerja yang dicapai oleh individu.
Mangkunegara (dalam Nuzululilmi, 2014) menjelaskan bahwa kinerja atau prestasi kerja merupakan
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh pegawai dalam melakukan pekerjaannya
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Mathis (dalam Nuzululilmi, 2014),
pada dasarnya kinerja merupakan sesuatu yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh pegawai. Kinerja
pegawai pada umumnya dalam kebanyakan pekerjaan meliputi beberapa elemen yaitu kuantitas dari
hasil, kualitas dari hasil, ketepatan waktu dari hasil, tingkat kehadiran, dan kemampuan bekerja sama.

Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan kinerja ialah sebuah bentuk hasil kerja atau prestasi kerja yang dicapai oleh individu dalam
pekerjaannya yang dapat diukur dari kuantitas, kualitas, ketepatan waktu dari hasil kerjanya serta
tingkat kehadiran dan kemampuan bekerja sama yang dilakukan dengan penuh tanggungjawab.

Pekerja Paruh Waktu (Part Time Workers)

Dalam Undang-undang No. 13 Tahun 2013 pasal 77 dan 85 disebutkan bahwa ketentuan jam kerja
adalah selama 40 jam dalam satu minggu. Sedangkan menurut Barling dan Gallagher (dalam
Hendratawan dkk, 2015), bekerja paruh waktu adalah ketika seorang pekerja tidak dipekerjakan oleh
perusahaan untuk bekerja purna waktu, tetapi hanya beberapa jam dalam sehari. Jika dalam sehari
pekerja paruh waktu bekerja 8 jam per hari atau kurang lebih 40 jam per minggu, maka pekerja paruh
waktu bekerja kurang dari 30 atau 35 jam per minggu. Dalam penelitian ini, mahasiswa pekerja paruh
waktu masuk dalam angkatan kerja setengah menganggur.

Penawaran Tenaga Kerja

Penawaran tenaga kerja ialah jumlah tenaga kerja yang disediakan oleh pemilik tenaga kerja pada
setiap kemungkinan upah dalam jangka waktu tertentu. Dalam teori klasik, sumberdaya manusia
merupakan individu yang memiliki pilihan untuk bekerja atau tidak (Sholeh, 2007).
G.S Becker (1976) (dalam Sholeh, 2007) berpendapat bahwa kepuasan individu dapat diperoleh
melalui konsumsi atau menikmati waktu luang (leisure time) yang dimiliki. Kendala yang didapat ialah
tingkat pendapatan dan waktu. Sehingga jalan keluarnya ialah jumlah jam kerja ditawarkan pada
tingkat upah dan harga yang diinginkan. Dalam fenomena mahasiswa pekerja paruh waktu, mereka
memiliki fleksibilitas yang cukup tinggi hal ini yang membuat mereka banyak dicari oleh pengusaha
terutama dalam sektor informal. Dengan fleksibiltas yang tinggi pengusaha dapat mengisi jam-jam
sibuk dalam jam operasionalnya dengan mahasiswa pekerja paruh waktu yang memiliki waktu luang
pada waktu yang bersamaan. Tentunya jumlah jam kerja yang ditawarkan akan mempengaruhi upah
yang didapat untuk pekerja paruh waktu. Dikarenakan jumlah jam pekerja paruh waktu dibawah
jumlah jam kerja pekerja purna waktu, maka upah yang didapat pekerja paruh waktu akan lebih rendah
dibandingkan upah yang didapat pekerja purna waktu.

Analisis Sektor Informal

Konsep sektor informal menurut Hart (1973) (dalam Amalia, 2015) bahwa yang terlibat dalam
sektor informal umumnya miskin, mayoritas berada pada usia produktif utama, berpendidikan rendah,
upah yang diterima dibawah upah minimum, dan modal usahanya rendah serta memungkinkan untuk
mobilitas vertikal.

Ciri-ciri sektor informal menurut Sethuraman (dalam Manning dan Effendi, 1985 dalam Amalia,
2015) ialah sebagai berikut:

1. Kegiatan usaha tidak terorganisir dengan baik

2. Unit usaha tidak memiliki izin usaha dan pola kegiatan usaha tidak teratur, baik dalam lokasi
maupun jam kerja

3. Kebijaksanaan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah dan tidak masuk dalam
sektor ini

4. Teknologi yang digunakan bersifat tradisional

5. Modal dan perputaran usaha relatif kecil

6. Tidak diperlukan pendidikan formal

7. Usahanya biasanya dilakukan sendiri

8. Sumber dana modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri

9. Hasil produksi atau jasa kebanyakan dikonsumsi oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah dan
menengah.

Dalam penelitian ini, mayoritas mahasiswa pekerja paruh waktu bekerja pada sektor informal
karena tidak diperlukannya pendidikan formal. Mengingat para mahasiswa masih memiliki pendidikan
terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat. Sehingga jenis pekerjaan dalam sektor informal
adalah jenis pekerjaan yang tepat untuk dilakukan oleh mahasiswa pekerja paruh waktu.

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan objek penelitiannya adalah mahasiswa
pekerja paruh waktu di Kota Malang. Sugiyono (2016:8) menyatakan bahwa “metode penelitian
kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan
instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistic, dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan”. Sumber data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
jawaban responden melalui kuesioner yang telah disebarkan terkait dengan variabel motivasi kerja,
manajemen waktu, stress kerja, dan kinerja. Jawaban dari responden diukur menggunakan Skala
Likert. Dengan Skala Likert, variabel yang diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel, setelah
itu indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item pertanyaan atau
pernyataan. Sebelumnya, instrumen penelitian diuji validitas dan reliabilitasnya untuk mengetahui
apakah instrumen penelitian ini valid (sah) atau tidak, dan sejauh mana instrumen penelitian ini
reliable (dapat dipercaya).

Sampel yang digunakan ialah berjumlah 100 responden. Dikarenakan jumlah populasi tidak
diketahui secara pasti, maka untuk menentukan jumlah sampel menggunakan rumus Lemeshow,
sebagai berikut:
𝑍2 𝑥 𝑃 ( 1−𝑃)
𝑛= (1)
𝑑2

Keterangan :

n = jumlah sampel

Z = skor Z pada kepercayaan 95 % = 1,96

P = maksimal estimasi = 0,5

d = alpha (0,10) atau sampling error = 10 %

Sehingga jika berdasarkan rumus tersebut maka n yang didapatkan adalah 96,04. Jika dibulatkan
akan menjadi 100 responden.

Untuk melihat pengaruh dari motivasi kerja, manajemen waktu, dan stres kerja terhadap kinerja,
penelitian ini menggunakan model analisis regresi linier berganda dengan menggunakan perangkat
lunak IBM SPSS Statistics version 24.

Metode Analisis Data

Dalam menganalisis data, penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda untuk
menganalisis hubungan antara variabel dependen dan independennya. Metode analisis regresi linier
berganda digunakan untuk mengetahui variabel bebas yang dominan untuk mengetahui pengaruh
antara dua variabel atau lebih, yaitu variabel independen dan dependen, dengan rumus (Dajan dalam
Pradana, 2011):

𝑌 = 𝑎 + 𝑏1𝑋1 + 𝑏2𝑋2 + 𝑏3𝑋3 + 𝑒

Keterangan:

𝑌 : Kinerja Pekerja Paruh Waktu

𝑎 : Konstanta

𝐵1 – 𝐵2 : Koefisien regresi parsial

𝑋1 : Motivasi Kerja
𝑋2 : Manajemen Waktu

𝑋3 : Stres Kerja

𝑒 : Standar error / variabel pengganggu.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Regresi Linier Berganda

Pada penelitian ini menggunakan regresi linier berganda sebagai model yang tepat dalam
mengetahui pengaruh variabel dependen terhadap variabel indepennya. Berikut ini merupakan hasil
regresi data penelitian menggunakan regresi linier berganda.

Tabel 1. Hasil Regresi Berganda dan Uji t

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 16.855 5.477 3.077 0.003
MOTIVASI_KERJA 0.377 0.083 0.370 4.532 0.000
MANAJEMEN_WAKTU 0.302 0.099 0.264 3.041 0.003
STRES_KERJA -0.157 0.054 -0.250 - 0.005
2.908
a. Dependent Variable: KINERJA

Sumber: SPSS 24, 2018.

Dari hasil regresi data observasi yang dilakukan, maka persamaan regresi yang dapat dirumuskan
ialah sebagai berikut:

Y = 16.855 + 0.377X1 + 0. 302X2 – 0.157X3 + 𝒆

Persamaan diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Koefisien regresi Motivasi Kerja (X1) memiliki arah positif. Hal ini berarti apabila motivasi kerja
meningkat maka kinerja akan meningkat. Sebaliknya, jika motivasi kerja menurun maka kinerja aka n
menurun.

2. Koefisien regresi Manajemen Waktu (X2) memiliki arah positif. Hal ini berarti apabila kemampuan
manajemen waktu meningkat maka kinerja akan meningkat. Sebaliknya, jika kemampuan manajemen
waktu menurun maka kinerja akan menurun.

3. Koefisien regresi Stres Kerja (X3) sebesar memiliki arah negatif. Hal ini berarti apabila stress kerja
meningkat maka kinerja akan menurun. Sebaliknya, jika stress kerja menurun maka kinerja akan
meningkat.
Selanjutnya, dapat dilihat berdasarkan hasil regresi di atas hasil uji signifikansi secara parsial
(terpisah) variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hal ini dikarenakan
nilai signifikansinya < 0,05. Artinya, variabel motivasi kerja, manajemen waktu, dan stres kerja secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap kinerja pekerja paruh waktu yang berstatus mahasiswa di Kota
Malang.

Tabel 2. Hasil Uji F


ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 797.257 3 265.752 24.614 .000b
Residual 1036.503 96 10.797
Total 1833.760 99
a. Dependent Variable: KINERJA
b. Predictors: (Constant), STRES_KERJA, MOTIVASI_KERJA,
MANAJEMEN_WAKTU

Sumber: SPPS 24, 2018.

Berdasarkan tabel di atas, hasil uji signifikansinya menunjukkan bahwa secara simultan (bersama-
sama), variabel motivasi kerja, manajemen waktu, dan stres kerja berpengaruh signifikan terhadap
variabel kinerja. Hal ini dikarenakan nilai signifikansinya < 0,05.

Tabel 3. Koefisien Determinasi


Model Summary
Std.
Adjusted Error of
R R the
Model R Square Square Estimate
1 .659a 0.435 0.417 3.28586
a. Predictors: (Constant), STRES_KERJA,
MOTIVASI_KERJA, MANAJEMEN_WAKTU

Sumber: SPSS 24, 2018.

Berdasarkan tabel di atas, hasil koefisien determinasi dalam penelitian ini menunjukkan nilai
sebesar 0,417 yang dapat dilihat melalui Adjusted R-Square. Artinya, variabel motivasi kerja,
manajemen waktu, dan stres kerja secara simultan mampu menjelaskan variabel kinerja sebesar 41,7%.
Dengan demikian, sebesar 58,3% adalah pengaruh dari factor-faktor lain di luar persamaan regresi ini.

Pembahasan

Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel motivasi kerja berpengaruh positif
dan signifikan terhadap variabel kinerja mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang. Nilai
signifikansi yang didapat untuk variabel motivasi kerja terhadap variabel kinerja pada hasil uji t ialah
sebesar 0,000, dimana angka tersebut lebih kecil dari 0,05 (sig. < 0,05). Berdasarkan hasil tersebut
maka penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis pertama yang menyatakan bahwa “ada pengaruh
positif dan signifikan antara motivasi kerja terhadap kinerja”. Selain itu, koefisien regresi mempunyai
nilai positif, artinya semakin besar motivasi kerja yang dimiliki mahasiswa pekerja paruh waktu di
Kota Malang, maka akan meningkatkan kinerjanya.
Menurut Hamzah B. Uno (2012), motivasi kerja merupakan salah satu faktor yang turut
menentukan kinerja seseorang. Besar kecilnya pengaruh motivasi kerja pada kinerja seseorang
tergantung pada seberapa banyak intensitas motivasi yang diberikan. Dalam penelitian ini, motivasi
kerja yang dimiliki masuk dalam kategori tinggi, artinya faktor-faktor yang mendorong para
mahasiswa ini untuk bekerja paruh waktu sangat mendukung. Dengan memiliki motivasi dan tujuan
yang ingin dicapai, para mahasiswa pekerja paruh waktu akan tergerak untuk bekerja dengan maksimal
sehingga kinerja mereka akan baik. Hal ini dapat dilihat pada distribusi frekuensi jawaban responden
dimana tingkat kinerja mereka berada pada kategori tinggi.

Pengaruh Manajemen Waktu Terhadap Kinerja

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel manajemen waktu berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang. Nilai
signifikansi yang didapat untuk variabel manajemen waktu terhadap variabel kinerja pada hasil uji t
ialah sebesar 0,003, dimana angka tersebut lebih kecil dari 0,05 (sig. < 0,05). Berdasarkan hasil
tersebut maka penelitian ini berhasil membuktikan hipotesis kedua yang menyatakan bahwa “ada
pengaruh positif dan signifikan antara manajemen waktu terhadap kinerja”. Selain itu, koefisien regresi
mempunyai nilai positif, artinya semakin besar kemampuan manajemen waktu yang dimiliki
mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang, maka akan meningkatkan kinerjanya.

Seseorang yang dapat mengelola waktu dengan baik dapat memberikan dampak yang baik dalam
kehidupan sehari-hari, seperti memiliki prioritas dalam bekerja, mengurangi keterlambatan dan
kesalahan dalam bekerja serta adanya konsentrasi yang baik terhadap pekerjaan sehingga dapat
meningkatkan produktivitas seseorang (Forsyth, 2009). Dalam penelitian ini, tingkat kemampuan
manajemen waktu yang dimiliki masuk dalam kategori tinggi, artinya walaupun memiliki waktu yang
padat para mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang dapat mengatur waktu mereka dengan
baik, sehingga tidak mengganggu kinerja mereka. Hal ini dapat dilihat pada distribusi frekuensi
jawaban responden dimana tingkat kinerja mereka berada pada kategori tinggi.

Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial stres kerja berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap kinerja mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang. Nilai signifikansi yang
didapat untuk variabel stres kerja terhadap variabel kinerja pada hasil uji t ialah sebesar 0,005, dimana
angka tersebut lebih kecil dari 0,05 (sig. < 0,05). Berdasarkan hasil tersebut maka penelitian ini
berhasil membuktikan hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa “ada pengaruh negatif dan signifikan
antara stres kerja terhadap kinerja”. Selain itu, koefisien regresi mempunyai nilai negatif, artinya
semakin besar tingkat stres kerja yang dimiliki mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang, maka
akan menurunkan kinerjanya.

Jamal (1985) (dalam Muhdar, 2012) berpendapat bahwa stres di tingkat manapun akan
mengurangi kinerja dengan mengeringkan energi, konsentrasi, dan waktu seseorang. Memiliki dua
profesi sekaligus sebagai mahasiswa dan pekerja paruh waktu seringkali menimbulkan stres kerja bagi
mereka karena kewajiban dan beban kerja yang dimiliki lebih banyak dengan waktu mereka yang
terbatas. Dalam penelitian ini, dilihat dari distribusi frekuensi jawaban responden nya, tingkat stres
kerja yang dialami mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang berada pada tingkat netral, artinya
stres kerja yang dimiliki tidak terlalu tinggi sehingga kinerja mereka tidak terlalu terganggu dan berada
pada tingkat tinggi.
E. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dari penelitian mengenai pengaruh motivasi kerja,
manajemen waktu, dan stres kerja terhadap kinerja pekerja paruh waktu yang berstatus mahasiswa di
Kota Malang, maka kesimpulan yang dapat diambil ialah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja, manajemen waktu, dan stres kerja secara
simultan (bersama-sama) berpengaruh signifikan terhadap kinerja pekerja paruh waktu yang berstatus
mahasiswa di Kota Malang.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kinerja pekerja paruh waktu yang berstatus mahasiswa di Kota Malang. Semakin tinggi
motivasi kerja yang dimiliki, maka kinerja pekerja akan semakin meningkat.

3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa manajemen waktu memiliki pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap kinerja pekerja paruh waktu yang berstatus mahasiswa di Kota Malang. Semakin
tinggi kemampuan manajemen waktu yang dimiliki, maka kinerja pekerja paruh waktu akan semakin
meningkat.

4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan
terhadap kinerja pekerja paruh waktu yang berstatus mahasiswa di Kota Malang. Semakin tinggi
tingkat stres kerja yang dimiliki, maka kinerja pekerja paruh waktu akan semakin menurun.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan yang didapat, maka saran yang dapat
diberikan ialah sebagai berikut:

1. Bagi mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang

a. Mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang disarankan agar sebisa mungkin menyusun atau
membuat jadwal kegiatan dikemudian hari. Hal ini agar aktivitas dapat dilakukan dengan lancar dan
terorganisasi tanpa ada yang tertinggal.

b. Mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang disarankan agar dapat lebih mengontrol emosi dan
lebih tenang dalam menghadapi tekanan saat bekerja agar tingkat stres yang dimiliki tidak
mengganggu proses kerja mereka.

2. Bagi perusahaan atau organisasi yang mempekerjakan mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota
Malang

Perusahaan atau organisasi yang mempekerjakan mahasiswa pekerja paruh waktu di Kota Malang
disarankan untuk lebih menyesuaikan upah para pekerja sesuai dengan waktu dan tenaga yang mereka
sudah kerahkan demi membantu meningkatkan motivasi pekerja dalam bekerja dan meningkatkan
kinerja mereka. Kinerja pekerja yang baik tentunya juga akan membantu keberlangsungan perusahaan
atau organisasi tersebut.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu sehingga jurnal ini
dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih khusus kami sampaikan kepada Dosen Ilmu Ekonomi
Universitas Brawijaya dan Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya
yang memungkinkan jurnal ini bisa diterbitkan.

DAFTAR PUSTAKA

Andari, N.D. 2016. Analisis Pengaruh Manajemen Waktu, Motivasi Kuliah, dan Aktualisasi Diri
terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa yang Bekerja. Semarang: Program Sarjana Universitas
Diponegoro.

Aprilia, A.D.T. 2016. Hubungan Antara Manajemen Waktu dengan Performansi Kerja Pada
Mahasiswa yang Bekerja di PT. X Yogyakarta. Yogyakarta: Program Sarjana Universitas Sanata
Dharma.

Budi, C. 2006. Analisis Pengaruh Stres Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bank Indonesia Malang.
Malang: Universitas Brawijaya

Hendratawan, et al. 2015. Hiring Students for Part-Time Workers in Indonesia to Enhance Small
Medium Enterprises in Food Industry. International Business Management. Vol. 9, (No.1) 128-133.

HM, Muhdar. 2012. Stres Kerja dan Kinerja dalam Perspektif Teori dan Bukti Empirik. Ekonomika-
Bisnis. Vol. 03, (No. 2) 111-120.

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. 2018. Pangkalan data Pendidikan Tinggi.
https://forlap.ristekdikti.go.id/perguruantinggi/search diakses pada 6 Juni 2018

Mardelina, E. 2017. Pengaruh Kerja Part-Time terhadap Aktivitas Belajar dan Prestasi Akademik
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.

Nuzululilmi, I.R. 2014. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Stress Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan di PT. Victory International Futures Cabang Malang. Malang: Program Sarjana
Universitas Brawijaya.

Pradana, T. F. 2011. Pengaruh Stress Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada PT. Kusuma Satria
Dinasasri Wisatajaya di Kota Batu. Malang: Universitas Brawijaya.

Royhul, A. 2016. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Stres Kerja terhadap Kinerja
Pegawai dengan di Mediasi oleh Kepuasan Kerja (Studi Pada KPPN Makassar 1 dan KPPN Makassar
2). Malang: Universitas Brawijaya

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai