Bab Ii
Bab Ii
KAJIAN TEORITIS
1. Definisi
sudah tidak dapat diperbaiki. Ketika fungsi GFR (glomerular filtration rate)
< 15 ml/min/1.73m2, maka pasien akan masuk pada Chronic Kidney Disease
stadium akhir atau end stage renal disease (ESRD) yang ditandai dengan
ginjal yang progresive dan irreversible dimana fungsi ginjal sudah tidak
bahwa chronic kidney disease adalah kerusakan jaringan ginjal yang tidak
kerusakan organ ginjal yang bersifat progresif dan irreversible yang ditandai
2. Etiologi
Berdasarkan data yang dihimpun oleh USRDS (United Stated Renal Data
9
10
polikistik sebesar 2%, nefropati asam urat dan nefropati obstruksi masing-
masing 1% dan 12%, ginjal polikistik sebesar 2%, serta 5% diperoleh dari
Klasifikasi tahapan Chronic Kidney Disease dibuat atas dasar nilai GFR
Tabel 2.1
Stadium Chronic Kidney Disease
GFR
Stadium Deskripsi
(ml/min/1,73m2)
4. Patofisiologi
dalam tubuh yang berakibat pada penurunan kesehatan tubuh secara umum.
peningkatan pada kadar ureum dan kreatinin. Apabila ginjal tidak mampu
akan menumpuk dalam serum dan bekerja sebagai toksin. Gejala yang
Suwitra dalam Sudoyo (2006), menyatakan bahwa pada stadium paling dini
fungsi yang progresif pada ginjal dijelaskan dalam tabel 2.2 berikut ini :
Tabel 2.2
Tanda Perubahan Progresif pada Ginjal
< 30% Terlihat gejala dan tanda uremia seperti anemia, peningkatan
tekanan darah, gangguan metabolisme fosfor dan kalsium, pruritus,
mual dan muntah
< 15% Terjadi gejala dan komplikasi yang lebih serius hingga harus di
lakukan dialisis.
system tubuh. Semakin banyak timbunan produk sampah seperti ureum dan
kreatinin maka gejala akan semakin berat (Smeltzer & Bare, 2008).
penyakit ginjal ini. Dampak negative kegagalan ginjal pada otot rangka
fisik (Adam et all, 2006). Kelemahan otot pada pasien penyakit ginjal tahap
pada pasien.
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis penyakit gagal ginjal kronik dapat dilihat dari berbagai
Tabel 2.3
Manifestasi Klinis Chronic Kidney Disease
Gastrointestinal Tidak nafsu makan, mual dan muntah, fetor uremik, perdarahan
saluran cerna
6. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Diagnostik
1) Foto polos abdomen : bisa tampak radio opak, menilai bentuk dan
(hiperkalemia).
b. Pemeriksaan Laboratorium
diantaranya :
Gault
7. Komplikasi CKD
gangguan fungsi dan struktur otot jantung dan atau gangguan perfusi.
b. Anemia
Penurunan kadar Hb pada pasien gagal ginjal kronik terjadi akibat proses
mampu menyerap zat besi dan kehilangan darah karena sebab lain. Pada
hemodialisis. Sebagian sel darah merah tertinggal pada dialiser atau blood
hemodialisis.
d. Malnutrisi
e. Gangguan Kulit
8. Penatalaksanaan
urinarius.
fosfat.
keseimbangan elektrolit.
Tabel 2.4
Rencana Tatalaksana Penyakit Chronic Kidney Disease Sesuai Stadium
GFR
Stadium Rencana Tatalksana
(ml/min/1,73m2)
B. Hemodialisis
1. Definisi
metabolisme berupa larutan (ureum, kreatinin) dan air yang berada dalam
difusi partikel terlarut (solut) dan air secara pasif melalui satu kompartemen
cair yaitu darah menuju kompartemen cair lainnya yaitu cairan dialisat
2. Indikasi
minggu) atau pasien dengan penyakit ginjal tahap akhir yang membutuhkan
20
terapi jangka panjang atau permanen (Himmelfarb & Sayegh, 2010). Secara
b. Hiperkalemia
c. Asidosis
3. Prinsip Hemodialisis
kreatinin, asam urat dan fosfat dapat berdifusi dengan mudah dari darah ke
Walaupun konsentrasi eritrosit dan protein dalam darah tinggi, materi ini
mempunyai molekul yang besar. Natrium asetat atau bicarbonat yang lebih
Air yang berlebihan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses osmosis.
bergerak dari daerah dengan tekanan yang lebih tinggi (tubuh pasien) ke
tekanan yang lebih rendah (dialisat). Pada saat dialisis, prinsip osmosis dan
4. Komplikasi
ginjal kronik.
a. Definisi
nyaman tersebut dengan adanya gejala berupa rasa sakit dan nyeri,
rasa gatal dan geli serta adanya kram pada otot kaki. RLS biasanya
tiduran/ duduk yang terlalu lama), atau pada saat pasien mencoba
tidur dimalam hari. RLS akan terjadi pada pasien CKD, in-
duduk.
c. Etiologi RLS
Menurut Boulus (2014) telah dijabarkan beberapa factor resiko yang dapat
sebagian orang normal pada umumnya. Selain itu otot pasien akan
2. CKD
analysis dengan severity scale antara 24±9 (Pasien dengan RLS dan
health dan sleep disorder. Kondisi muscle atrophy pada pasien RLS
dialami pasien.
a. Definisi
dengan cara memperoleh tidur yang cukup (Potter & Perry, 2006). Dari
istirahat untuk tubuh dan pikiran yang selama masa ini kemauan dan
25
Santo, dkk, 2008). Gangguan tidur apabila tidak diatasi dengan intervensi
tidur sehingga seseorang tersebut tidak merasa lelah, gelisah, lesu, serta
b. Etiologi
seperti faktor biologis (De Santo, dkk, 2008), fakor psikologis (Unruh,
dkk, 2006) dan faktor dialisis (Merlino, dkk, 2006; Unruh, dkk, 2006).
2012), penurunan kinerja (Tsay, Rong dan Lin, 2003), disfungsi kognitif
dengan score PSQI sehingga didapatkan hasil bahwa dari 90 pasien yang
diteliti mengalami kualitas tidur yang buruk sebesar 86,6% dan terbagi
atas 2 dimensi yaitu sleep latency dan sleep efficiency (P < 0,05),
kualitas tidur yang buruk merupakan dampak yang paling sering terjadi
berjalan, mimpi buruk dan insomnia. (Musci, et all, 2004; Merlino, et all,
2006; Perl, J, et all, 2006; Kosmadakis and Medcalf, 2008; Sabry, et all,
3) Hipotensi
yang sering terjadi. Hipotensi intradialisis terjadi pada pasien yang mengalami
27
4) Sakit Kepala
Kecepatan UFR yang tinggi, penarikan cairan dan elektrolit yang besar,
lamanya dialisis, tidak efektifnya dialisis dan tingginya ultrafiltrasi juga dapat
Selama prosedur dialisis perubahan suhu dialisat juga dapat meningkatkan atau
menurunkan suhu tubuh. Suhu dialisat yang tinggi >37,5 0C bisa menyebabkan
demam. Sedangkan suhu dialisat yang terlalu dingin <34 –35,50C dapat
6) Emboli Udara
Udara dapat memasuki sirkulasi melalui selang darah yang rusak, kesalahan
darah atau cairan normal salin yang kosong atau perubahan letak jarum arteri.
Gejala yang berhubungan dengan terjadinya emboli udara adalah adanya sesak
7) Hemolisis
Hemolisis adalah kerusakan atau pecahnya sel darah merah akibat pelepasan
kalium intraseluler. Hemolisis dapat terjadi akibat sumbatan akses selang darah
dan sumbatan pada pompa darah, peningkatan tekanan negatif yang berlebihan
karena pemakaian jarum yang kecil pada kondisi aliran darah yang tinggi atau
posisi jarum yang tidak tepat. Penyebab lain hemolisis adalah penggunaan
1. Definisi
Stretching exercise atau latihan peregangan otot adalah bentuk latihan yang
Stretching exercise merupakan salah satu tehnik relaksasi otot dimana lebih
menekankan otot pada beberapa bagian tubuh sehingga nyeri atau kram
stretching exercise salah satu bentuk latihan peregangan atau relaksasi otot
29
dengan melibatkan beberapa otot pada bagian tubuh untuk mengatasi nyeri
menjaga mobilitas normal dari otot dan untuk meningkatkan ROM pada otot.
Ketika otot diberikan stretching, maka stretch reflex bekerja secara otomatis
Reflex yang terjadi pada golgi tendon dan muscle spindle akan teraktivasi
dihasilakn oleh otak dan susunan saraf pada vertebra. Hormone endorphin
endorphin dalam tubuh untuk mengurangi rasa nyeri atau kram otot pada
terjadi adalah sinapsis antara neuron nyeri perifer dan neuron yang menuju
atau kram oto pada pasien yang menjalani hemodialisis dapat didukung
stretching exercise pada kaki pasien di jam pertama dialisis sebanyak 3x/
exercise sebanyak 3x/ seminggu selama 8 minggu dengan P value < 0,001
Berdasarkan penelitian lain yang dilakukan oleh Zahra (2013), dengan judul
atau kram pada otot, rasa terbakar) yang dirasakan pada malam hari. Selain
antara lain : pada pasien yang menjalani hemodialisis dengan tekanan darah
yang tidak stabil, pergerakan pada otot bagian tubuh dimana pada area
1. Definisi
punggung dengan usapan yang perlahan selama 3-10 menit (Potter &
a. Sistem Nervous
b. Sistem Hormonal
(Steven A, 1982).
34
Tabel 2.5
Prosedur Intradialytic Stretching Exercise
Peregangan kaki :
a. Angkat kaki sejajar dengan lutut, kemudian
putar dan bergantian antara yang kanan
dengan yang kiri
Latihan pendinginan :
a. Tarik nafas melalui hidung dan keluarkan
melalui mulut, sambil angkat kedua tangan
setinggi kepala
b. Lakukan 8 kali hitungan
3. TAHAP EVALUASI :
a. Observasi keadaan umum responden
b. Observasi TTV responden
Tabel 2.6
Prosedur Back Massage
3. TAHAP EVALUASI :
c. Observasi keadaan umum responden
d. Observasi TTV responden
Kerangka Teori
39
Modifikasi dari teori Black & Hawk (2009), dan Himmelfarb, J., (2010)
Hemodialisis
Exercise dikeluhkan